PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO I
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar
Disusun oleh:
LESTARI 091134166
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO I
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar
Disusun oleh:
LESTARI 091134166
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
♣ Tuhan tidak akan mengubah nasib kaumnya, tanpa dia mau berusaha dan bersunggun-sungguh.
♣ Dalam sebuah kegagalan akan ada hikmah yang membahagiakan dan tak terduga.
♣ Doa ibu adalah kekuatan hidup yang tak akan pernah ada tandingannya.
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibuku tercinta 2. Kakak-kakakku tesayang 3. Semua teman-teman terbaikku
I Love you all.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 21 Juli 2011 Yang menyatakan
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lestari
Nomor Mahasiswa : 091134166
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO I
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Juli 2011 Yang menyatakan
Lestari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehinnga penulisan Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan Tugas Akhir Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi PGSD di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi ini tidak terlepas dari dorongan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis memberikan ucapan terima kasih kepada :
1. Rektor USD Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi pada Prodi PGSD di FKIP USD
2. Dekan FKIP USD Drs. T Sarkim, M.Ed., Ph.D. yang telah memberikan kesempatan melakukan penelitian.
3. Ketua Program Studi PGSD S1 Drs Puji Purnomo, M.Pd yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan Tugas Akhir Skripsi.
4. Bapak Drs. B. Musidi, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam penulisan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk skripsi.
ix
6. Bapak dan ibu tercinta, yang telah memberikan motivasi, dorongan material dan doa restunya.
7. Kakak-kakakku tersayang, terutama kakakku yang ada di Kalimantan, kalian adalah saudara-saudara terbaikkku.
8. Teman-teman, Atik, Make, Budi, Tince, dan Pak Muh yang selalu membantu aku, terima kasih teman-teman.
Demikian pula ucapan terimakasih di ucapkan kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu atas bantuan dan motivasinya. Mudah-mudahan Allah Swt memberi imbalan yang berlipat ganda sesuai amal dan budi baiknya.
Akhirnya mudah-mudahan penulisan ini ada manfaatnya khususnya di bidang pendidikan.
Yogyakarta, 20 Juli 2011 Penulis
LESTARI NIM 091134166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO... iv
HALAMANPERSEMBAHAN... v
HALAMAN PERNYATAAN……….. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……….. vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
ABSTRAK... xiv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1
B.Pembatasan Masalah... 2
C.Perumusan Masalah... 2
D.Batasan Pengertian... 3
E.Pemecahan Masalah... 4
F. Tujuan Penelitian... 4
G.Manfaat Penelitian... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar... 6
B. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan... 11
xi
D. Kompetensi Dasar... 18
E. Kerangka Berpikir... 19
F. Hipotesisi Tindakan... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian... 21
B. Rencana Kegiatan... 21
C. Pengumpulan Data dan Instrumen... 24
D. Analisis Data... 24
E. Validitas Instrumen... 26
F. Kisi-kisi instrumen... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Analisa Data... 24
Tabel 3. 2 Kisi-kisi siklus I... 27
Tabel 3. 3 Kisi-kisi siklus II... 28
Tabel 4. 1 Indikator Keberhasilan... 33
Tabel I Data nilai awal...42
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data perolehan nilai siswa ( pra siklus)... 42
Lampiran 2 : Data perolehan nilai siswa siklus I da II……….. 43
Lampiran 3 : Silabus IPS... 45
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Siklus I... 48
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa Siklus I... 51
Lampiran 6 : Soal Evaluasi dan kunci jawaban siklus I... 54
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Siklus II... 57
Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa Siklus II... 61
Lampiran 9 : Soal Evaluasi dan kunci jawaban siklus II... 64
Lampiran 10 : Foto-foto penelitian...68 Lampiran 11 : Surat ijin penelitian
Lampiran 12 : Surat keterangan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI
PASANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO I
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lestari NIM 091134166
Universitas Sanata Dharma 2011
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada KD mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang siswa kelas V SD Negeri Bangunrejo I Yogyakarta semester II tahun pelajaran 2010-2011.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan. Yang merupakan salah satu bentuk teknik dari model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada aktivitas siswa dan melakukan kegiatan memasangkan kartu soal dengan kartu jawaban.
xv
ABSTRACT
Lestari 091134166
Sanata Dharma University
Increase in learning achievement Social Science by using a Model of Cooperative Learning with Make a Match technique of Five Graduate Student
of Bangunrejo I Elementary School Yogyakarta in semester II From the academic year of 2010-2011
The purpose of this research was to know whether Model of Cooperative Technique Learning to Find Partner can increase the learning achievement of Social Science (IPS) in KD to describe the struggle of patriotic figures from the colonialism era of Dutch and Japan of Five Grade Students of Bangunrejo I Elementary School Yogyakarta in Semester II from the academic year of 2010-2011.
The method applied in this research was Class Action Research (PTK) applying Model of Cooperative Technique Learning to Find Partner. Which is known as one of the technique from cooperative learning model centered on the students activity and do the activity to set up the question card with the answer card.
It showed that, Model of Cooperative Technique Learning to Find Partner succeed to increase the learning achievement from Social Science (IPS) Basic Competence Students to describe the struggle of the patriotic figures from the colonialism era of Dutch and Japan of five grade students of Bangunrejo I Elementary School Yogyakarta in Semester II from the academic year of 2010-2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang masalah
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sering kali dianggap sebagai sebuah mata pelajaran yang membutuhkan ingatan tinggi untuk menghafalkan materi-materi di dalamnya. Pelajaran ini diidentikkan dengan menghafalkan teks yang panjang. Karena hal tersebut kadang siswa sudah merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Demikian juga dengan siswa Sekolah Dasar (SD) Negri Bangunrejo I, mungkin karena anggapan tersebut mereka juga mengalami kesulitan saat mempelajari IPS terutama pada Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang KD tersebut memang banyak materinya, sehingga kadang membingungkan siswa bagaimana mempelajarinya. Hal ini berdampak pada nilai/prestasi belajar mata pelajaran IPS SD Bangunrejo I yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.Sedangkan nilai rata-rata pada KD tersebut adalah 58,9
2
menggunakan paradigma lama. Guru masih mendominasi kelas dan siswa hanya sebagai subyek yang tugasnya hanya menerima dan menerima terus pengetahuan dari guru tanpa mengembangkan pengetahuannya dari wawasannya sendiri. Padahal seharusnya hal tersebut sudah tidak boleh dilakukan lagi.
Berdasarkan masalah di atas maka situasi ini diatasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan. Hal ini dipilih karena dalam model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat saling membantu satu sama lain dalam kelompok dan diharapkan dapat memungkinkan siswa aktif bekerjasama dalam pembelajaran IPS KD mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Dari gambaran di atas penulis ingin memperbaiki nilai/prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS pada KD mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sehingga prestasi belajar IPS KD mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang akan meningkat.
B.Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu dan berbagai pertimbangan peneliti hanya meneliti masalah belum tercapainya KKM, pada mata pelajaran IPS yaitu pada KD mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
C.Perumusan masalah
“Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KD mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang siswa kelas V SD Negeri I Bangunrejo Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?”.
D.Batasan Pengertian
1. Prestasi Belajar
Dedy Wijaya (2009:153) mengatakan, “bahwa prestasi belajar dari kata “pretasi” dan “belajar”, prestasi berarti hasil yang dicapai (Depdikbud, 1995 : 787), sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud, 1995 : 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran IPS dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya”.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
4
3. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan
Menurut Sugiyanto (2010:49) Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan “merupakan salah satu teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada aktifitas siswa dan melakukan kegiatan memasangkan kartu soal dan kartu jawaban. Siswa mendiskusikan permasalahan/jawaban dalam kelompok kemudian mencoba mencari pasangan jawaban yang sudah didiskusikan. Kelompok soal mencari jawaban yang tepat kemudian minta pendapat kepada kelompok penilai apakah jawaban yang dicari sudah sesuai atau belum”.
4. IPS
Trianto (2010:171) mengatakan bahwa “IPS merupakan suatu ilmu yang mempelajari, menelaah, mengkaji, gejala dan masalah yang menjadi bagian dari hidup sesuai dengan tingkat pendidikan. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya”.
E.Pemecahan masalah
Pemecahan masalah yang muncul dalan PTK ini diatasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan. Diharapkan terjadi peningkatan prestasi belajar, karena dengan menggunakan metode ini pembelajaran akan berlangsung dengan menyenangkan.
F.Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelajaran IPS tentang KD mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang SD Negeri Bangunrejo I Yogyakarta semester II tahun pelajaran 2010/2011.
G.Manfaat penelitian
Manfaat penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan tentang manfaat penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada mata pelajaran IPS KD mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang kelas V SD Negeri Bangunrejo I Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2010/2011. 2. Bagi Guru
Memberi gambaran dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada mata pelajaran IPS KD mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang kelas V SD Negeri I Bangunrejo Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2010/2011.
3. Bagi siswa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Dikatakan oleh Djamarah (1994:21) bahwa “prestasi adalah hasil dari sebuah kegiatan yang dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu”.
2. Pengertian Belajar
Belajar menurut Masidjo (2006:1) “merupakan suatu proses perubahan aktivitas mental yang sadar tujuan, yang terjadi dalam interaksi aktif dengan lingkungan jangka waktu tertentu, sehingga diperoleh tingkah laku baru atau penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap atau membekas”.
Hilgard dalam Tanlain (2007:6) merumuskan “belajar (learning) sebagai suatu proses yang di dalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan”.
Tanlain (2007:6) mengatakan bahwa “belajar adalah latihan-latihan yang dilakukan sendiri oleh tiap orang dengan tujuan memperoleh pengetahuan, pemahaman, pemecahan masalah, keterampilan, sikap dan pola tingkah laku”. Menurut Corpley dalam Tanlain (2007:7) “belajar adalah suatu proses dan melalui proses itu terjadi pendidikan dan proses tersebut terjadi dalam diri anak sejak lahir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanlain (2007:7) “belajar adalah suatu proses dan melalui proses itu terjadi pendidikan dan proses tersebut terjadi dalam diri anak sejak lahir”.
Menurut Ngalim (1990:84), “belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang jelek”.
Jadi belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan dalam perubahan itu ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan dan daya pikir.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya”.
Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar adalah “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor”.
8
Muhibbin Syah (1997:132) mengatakan bahwa, “untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya”.
a. Faktor Intern
1). Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Ada kalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar
Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa ”semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses”. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
2). Bakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa ”bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu”.
Sedangkan Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan bahwa “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan hal ini, bakat ini dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
3). Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996: 24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu”.
4). Motivasi
10
untuk mencapai sangat dirasakan atau dihayati. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar”.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. 1). Keluarga
Patterson dan Loeber dalam Muhibbin Syah (1997:138) mengatakan “bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang dicapai. Contoh : kebiasaan yang diterapkan oleh orang tua siswa dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga cenderung berperilaku menyimpang yang berat seperti antisosial”.
2). Keadaan Sekolah
Muhibbin (1997 : 137) menjelaskan bahwa, “lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa sehingga dapat memaksimalkan hasil yang akan dicapai”.
3). Lingkungan Masyarakat
Menurut Muhibbin (1997 : 137) “selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar kampung siswa tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan yang kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau diskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya”.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar seperti temannya.
B.Model pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
12
Cooper (1999) dan Heinich dalam Nur Asma (2006:11) menjelaskan bahwa “pembelajaran kooperatif sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan –tujuan dan tugas-tugas akademik bersama sambil bekerjasama, serta belajar keterampilan-keterampilan kolaboratif dan sosial”.
Anita Lie (2008:28) mengatakan bahwa, “sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong-royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator”.
Slavin (1995) dalam Isjoni dan Arif Ismail (2008:150) mengatakan bahwa, “pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana kelompok belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar”.
Sunal dan Hans dalam Isjoni dan Arif Ismail (2008:152 mengatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif adalah suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khas dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama dalam proses pembelajaran”.
Agus Suprijono ( 2009:54) mengatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. 2. Karakteristik model pembelajaran kooperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Asma Nur (2006: 34) mengatakan “bahwa ada beberapa karakteristik model kooperatif, yaitu :
a). “Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan memberikan motivasi sehingga terjadi interaksi yang baik”.
b). “Adanya akuntabilitas individu dapat mengukur penguasaan materi pelajaran setiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik hasil belajarnya sehingga anggota kelompok mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dari anggota lainnya”.
c). “Kelompok belajar bersifat heterogen, dalam kemampuan akademiknya, ras, jenis kelamin, dan sebagainya”.
d). “Ketua kelompok dipilih secara demokratis atau bisa juga secara bergiliran sehingga memberi kesempatan bagi setiap anggota kelompok untuk memimpin kelompoknya”.
e). “Mampu mengembangkan keterampilan sosial anggota kelompoknya, seperti kemampuan berinteraksi dengan baik, rasa saling percaya kepada orang lain, dan mengelola konflik secara bersama-sama”.
f). “Guru melakukan pemantauan dan intervensi jika terjadi permasalahan dalam kerjasama antar anggota kelompok pada saat pembelajaran berlangsung”.
g). “Guru juga memperhatikan proses kelompok yang sedang berlangsung”.
h). “Penekanan pada hubungan pribadi antar anggota kelompok yang saling menguntungkan, tidak hanya dalam penyelesaian saja.”
14
Made Wena (2009:188) mengatakan bahwa “ada beberapa unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif, antara lain yaitu :
a) “Saling ketergantungan yang bersifat positif antar anggota kelompok”.
b) “Interaksi antar siswa yang semakin meningkat, karena siswa akan saling membantu satu sama lain dalam satu kelompok”.
c) “Tanggung jawab individual”.
d) “Keterampilan interpersonal dalam kelompok kecil”.
e) “Proses kelompok. Hal ini terjadi jika anggota kelompok saling mendiskusikan bagaimana mereka mencapai tujuan dan menjalin kerjasama yang baik”. 4. Pengertian Model pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan a. Menurut Larana Curran dalam Sugiyanto (2009:49)
Teknik belajar mengajar mencari pasangan adalah “siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan”.
b. Agus Suprijono (2009:94)
“Make a match adalah kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi
pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut”. c. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan, merupakan salah
satu bentuk teknik dari model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada aktifitas siswa dan melakukan kegiatan memasangkan kartu soal dan kartu jawaban.
5. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sugianto (2009:26) mengatakan, “langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan adalah sebagai berikut :
a. “Guru menyiapkan beberapa kartu yang telah diisi dengan topik atau informasi tertentu”.
b. “Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan pembawa kartu- kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua pembawa kartu-kartu berisi jawaban. kelompok ketiga adalah kelompok penilai”.
c. “Siswa masuk dalam kelompok yang sudah ditentukan”.
d. “Guru memberikan peraturan yang harus dilakukan oleh siswa dalam permainan”.
e. “Membagikan soal kepada masing-masing siswa dalam kelompok”.
f. “Setiap kelompok mendiskusikan soal yang didapatkan masing-masing anak diiringi musik instrumen”.
g. “Guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan pertanyaan –jawaban yang cocok”.
h. “Siswa yang sudah mendapat pasangan menunjukkan pertanyaan dan jawaban kepada kelompok penilai”.
i. “Penilai membacakan pertanyaan dan jawaban serta memberi penilaian apakah pasangan pertanyaan dan jawaban ini benar atau salah. Siswa dan guru menyimpulkan bersama”.
16
Menurut Anita Lie (2008:45) “ada beberapa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan, yaitu :
1) “Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan”.
2) “Teknik mencari pasangan dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik”.
3) “Dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka”.
b. Kekurangan
Di samping kelebihan yang dirasakan oleh siswa, pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan berdasarkan temuan di lapangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu:
1) “Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran”.
2) “Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai”. 3) ”Adanya anggota kelompok yang tidak aktif”.
4) ”Membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran di kelas”.
5) ”Apabila pengelolaan kelas kurang terkontrol, membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai”.
6) Apabila siswa tidak bisa memahami tujuan pembelajaran menggunakan Cooperative Learning siswa akan ribut sendiri di dalam kelompok”.
C.IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial) 1. Pengertian IPS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Trianto ( 2010 : 171 ), “IPS merupakan integrasi dari berbagai bidang cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Imu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar relitas dan fenomena sosial yang diwujudkan dalam salah satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial ( sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya)”.
Menurut Sapriya ( 2009: 7 ), “IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya”.
Menurut Sumaatmadja ( 1980: 7), “mengatakan bahwa ilmu sosial yaitu bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat”.
Jadi IPS merupakan sebuah mata pelajaran di sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi yang terdiri dari sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS
18
a. “Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama”.
b. “Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan goegrafi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu”.
c. “Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner”.
d. “Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi, dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan,
kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan”. D. Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada
masa penjajahan Belanda dan Jepang
1. “Perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan bangsa penjajah ada yang bersifat kedaerahan dan nasional”.
2. “Penjajahan Belanda di Indonesia ditandai dengan adanya sistem monopoli VOC dan sistem tanam paksa yang sangat merugikan rakyat Indonesia”.
3. “Beberapa perlawanan daerah terhadap penjajahan Belanda di Indonesia dipimpin oleh tokoh perjuangan rakyat Indonesia, yaitu Pattimura di Maluku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Iman Bonjol di Sumatera Barat, Pangeran Diponegoro di Jawa, Pangeran Antasari di Kalimantan, raja-raja Bali, dan rakyat Aceh”.
4. “Pendudukan Jepang di Indonesia ditandai dengan adanya sistem kerja paksa (romusha) yang sangat menyiksa rakyat”.
E. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran di kelas siswa melakukan proses kegiatan belajar dalam suatu mata pelajaran. Penguasaan mata pelajaran tertentu ditunjukkan siswa melalui tes. Tes merupakan salah satu alat ukur yang dipakai guru dalam mengukur prestasi belajar siswa. Jika nilai-nilai yang dihasilkan siswa telah memenuhi kriteria, maka dikatakan bahwa siswa telah mencapai prestasi belajar yang positif. Namun jika nilai yang dihasilkannya belum memenuhi kriteria maka dikatakan prestasinya rendah. Salah satunya dalam mata pelajaran IPS, yang sering mengalami ketidaktercapaian nilai maksimal. Hal tersebut merupakan dampak dari ketidakterampilan guru dalam menyajikan pelajaran di kelas.
20
dengan diselingi permainan. Hal ini penting karena siswa sekolah dasar adalah dalam masa tahap bermain. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk lebih banyak berperan aktif dalam kegiatan belajar. Siswa bekerjasama dalam kelompok untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan terhadap materi yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, diduga penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
F. Hipotesis Tindakan
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Bangunrejo I Yogyakarta semester genap Tahun Pelajaran 2010 / 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bangunrejo I Yogyakarta 2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bangunrejo I YogyakartaSemester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 19 anak.
3. Obyek Penelitian :
Peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada KD mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan.
4. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan April Tahun Pelajaran 2010/2011. B. Rencana Kegiatan
1. Persiapan
a. Permintaan izin di SD Percobaan/ Kepala Sekolah b. Observasi dan wawancara
22
a. Siklus I
1) Rencana tindakan
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang telah diisi dengan topik atau informasi tertentu
b. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan pembawa kartu- kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua pembawa kartu-kartu berisi jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai.
c. Siswa masuk dalam kelompok yang sudah ditentukan.
d. Guru memberikan peraturan yang harus dilakukan oleh siswa dalam permainan.
e. Membagikan soal kepada masing-masing siswa dalam kelompok.
f. Setiap kelompok mendiskusikan soal yang didapatkan masing-masing anak diiringi musik instrumen.
g. Guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kelompok kedua saling bergerak mencari pasangan pertanyaan –jawaban yang cocok. h. Siswa yang sudah mendapat pasangan menunjukkan pertanyaan dan jawaban
kepada kelompok penilai
i. Penilai membacakan pertanyaan dan jawaban serta memberi penilaian apakah pasangan pertanyaan dan jawaban ini benar atau salah. Siswa dan guru menyimpulkan bersama
2) Pelaksanaan Tindakan : Melakukan pembelajaran seperti pada rencana tindakan dan di akhir siklus dilaksanakan ulangan I untuk mengukur keberhasilan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3). Observasi: Pengumpulan data pada siklus I ini dilakukan dengan melakukan tes I untuk mengukur keberhasilan siswa. Di sini siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang berjumlah 20 soal berupa pilihan ganda.
4). Refleksi : membandingan hasil yang dicapai sebelum dan sesudah
menggunakan metode, kendala yang dihadapi, kesulitan yang dialami, tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi kendala
b. Siklus II
1). Rencana tindakan
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang telah diisi dengan topik atau informasi tertentu
b. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan pembawa kartu- kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua pembawa kartu-kartu berisi jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai.
c. Siswa masuk dalam kelompok yang sudah ditentukan.
d. Guru memberikan peraturan yang harus dilakukan oleh siswa dalam permainan.
e. Membagikan soal kepada masing-masing siswa dalam kelompok.
f. Setiap kelompok mendiskusikan soal yang didapatkan masing-masing anak diiringi musik instrumen.
g. Guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kelompok kedua saling bergerak mencari pasangan pertanyaan –jawaban yang cocok. h. Siswa yang sudah mendapat pasangan menunjukkan pertanyaan dan jawaban
24
i. Penilai membacakan pertanyaan dan jawaban serta memberi penilaian apakah pasangan pertanyaan dan jawaban ini benar atau salah. Siswa dan guru menyimpulkan bersama
2). Pelaksanaan Tindakan : Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
3). Observasi : Melakukan tes II untuk mengukur keberhasilan siswa
4). Refleksi : membandingkan hasil yang dicapai dengan hasil akhir, kendala yang dihadapi, tindakan dalam mengatasi kendala.
C. Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Peubah
Prestasi belajar siswa 2. Indikator
Nilai rata-rata prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VI SD Bangunrejo I Yogyakarta semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011.
3. Jenis Data Skor ulangan
4. Cara pengumpulan data
Ulangan/evaluasi pada akhir siklus. 5. Instrument
Soal (soal terdiri dari 20 soal pilihan ganda) D. Analisis Data
Tabel 3.2 Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peubah Indikator Kondisi awal
Kondisi pada akhir siklus
I II Prestasi
Belajar Siswa
Nilai rata-rata prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri
Bangunrejo I semester 2 Tahun Pelajaran
2010/2011
58,9 61 65
Langkah-langkah analisis data 1. Pemberian skor dan penilaian
Soal terdiri dari 20 nomor yang berbentuk pilihan ganda Benar : 1, Salah : 0
Penilaian ( mengubah skor menjadi nilai) dengan menggunakan rumus Skor yang diperoleh x 100%
Nilai =---
20
2. Penghitungan jumlah siswa yang lulus KKM (dalam bentuk %)
Penghitungan ini dihitung dengan rumus jumlah siswa yang mencapai KKM dibagi jumlah seluruh siswa di kelas dikali 100%.
26
Jumlah siswa yang lulus x 100% = ---
N
N = jumlah seluruh siswa di kelas
3. Penelitian ini akan berakhir, jika nilai ulangan siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Bangunrejo I semester genap th 2010/2011 telah meningkat dan jumlah siswa yang lulus KKM sudah mencapai 75 % dari jumlah siswa. Diharapkan pada siklus ke dua hal tersebut telah tercapai.
E.Validitas Instrumen
Menurut Maman Rahman (1993:94),menjelaskan bahwa “ validitas suatu instrumen adalah suatu derajat yang menunjukkan di mana suatu tes, mengukur apa yang hendak diukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Dalam melakukan suatu kegiatan pengukuran, alat yang digunakan untuk mengukur, haruslahn sesuai dengan apa yang mau diukur dan dinyatakan valid. Pada dasarnya validitas merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V semester II SD N Bangunrejo I. Tes tertulis dinyatakan valid untuk mengukur hasil belajar karena dengan tes tertulis tersebut dapat diketahui tingkat hasil belajar siswa dan sebelumnya telah melalui proses konsultasi dengan yang lebih ahli yaitu “ expert judgment” di mana telah ditempuh lewat konsultasi dengan dosen pembimbing.
F. Kisi-kisi Instrumen (kisi-kisi soal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kisi – Kisi Soal Akhir Siklus I
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal siklus I
Indikator Bentuk
soal
Aspek dan Nomor soal
Pengetahuan Pemahaman Penerapan
Siswa mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang di abad 17
PG 1,3 19, 20 10,13
Siswa mampu menceritakan secara singkat perjuangan tokoh daerah
(Pattimura, Pangeran Dipponegoro, Tuanku Iman Bonjol,Pangeran Antasari dll) dalam upaya mengusir Belanda.
PG 5,6,12,17, 7,9,11,12,18,
8
Siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh pejuang pada abad 18
28
Kisi – Kisi Soal Akhir Siklus II
Tabel 3.4 Kisi-kisi soal siklus II
Indikator Bentuk
soal
Aspek dan Nomor soal
Pengetahuan Pemahaman Penerapan
Siswa mampu menyebutkan tokoh pejuang daerah pada abad 20. Kartini, Ki Hajar Dewantara, M H Tamrin, Dewi Sartika, Otto Iskandardinata dll) dalam upaya mengusir Belanda.
pendudukan Jepang di Indonesia
PG 17,18 5,13,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
Siklus I
1. Perencanaan
Pada siklus I sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator yang akan dicapai, dilanjutkan menyusun Silabus, RPP, LKS, Kisi-kisi soal dan lembar evaluasi siklus I.
2. Pelaksanaan
30
telah ditentukan. Kelompok pembawa soal lalu mencari pasangannya yaitu kelompok pembawa jawaban. Siswa yang sudah menemukan pasangannya lalu menunjukkan pertanyaan dan jawabannya terhadap kelompok penilai. Penilai lalu membacakan pertanyaan dan jawaban serta memberi penilaian apakah pasangan pertanyaan dan jawaban ini benar atau salah. Siswa dan guru menyimpulkan bersama-sama. Penelitian ini berlangsung pada hari Selasa tanggal 19 April 2011. Selanjutnya pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi silkus I.
3. Observasi
Setelah peneliti mempraktekan RPP dan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Nilai rata-rata sebelum siklus I adalah 59,8 sedangkan pada siklus I ini menjadi 60,6. Dari 15 siswa diperoleh 6 siswa (40%) yang telah lulus KKM, sedangkan 9 siswa (60%) belum lulus KKM. Tetapi walaupun hasil dari observasi pertama belum mencapai persentase lulus KKM yaitu 75% dari jumlah siswa keseluruhan(15 siswa) namun dapat dilihat bahwa anak-anak cukup antusias mengikuti pembelajaran, tidak canggung lagi saat berkelompok, siswa lebih aktif di dalam kelas dan siswa merasa tidak terlalu bosan dengan pembelajaran IPS karena pembelajaran diselingi dengan bermain sambil belajar.
4. Refleksi
Dari perencanaan, pelaksanaan, dan observasi pada siklus I masih banyak kekurangan yang dapat dikaji, di antaranya dalam perencanaan masih ada hambatan yaitu dalam menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban. Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran masih ada 8 siswa (53,33%) yang ramai sendiri saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disuruh mencari pasangan mereka. Ada 2 siswa (13,33%) yang hanya bermain-main saja tanpa memperhatikan petunjuk guru. Tetapi secara umum pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan walaupun hanya ada 5 siswa (33,33%) yang benar-benar mengikuti pembelajaran dengan tertib. Dan hasil refleksi ini akan digunakan sebagai perbaikan dan peningkatan pada siklus II
Siklus II
1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan siklus II peneliti terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator yang akan dicapai, dilanjutkan menyusun Silabus, RPP, LKS, Kisi-kisi Soal, dan penentuan skor. Pada siklus II ini juga akan dilakukan evaluasi sebagai penanda keberhasilan indikator.
2. Pelaksanaan
32
apersepsi sebagai pembukaan. Lalu dilanjutkan dengan pembentukan kelompok untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sama dengan pembelajaran siklus I, yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan. Selanjutnya pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi silkus II.
3. Observasi
Setelah peneliti mempraktekan RPP dan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Pada siklus I dari 15 siswa diperoleh 6 siswa (40%) yang telah lulus KKM, sedangkan 9 siswa (60%) belum lulus KKM. Sedangkan pada siklus II dari 16 siswa diperoleh 12 siswa (75%) yang telah lulus KKM, sedangkan 4 siswa (25%) belum lulus KKM. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase kelulusan KKM telah mencapai 75% dari jumlah seluruh siswa di kelas V. Di sini anak juga terlihat lebih aktif lagi, lebih percaya diri, dan menunjukkan peningkatan dalam prestasi belajar. Bisa dikatakan bahwa 13 siswa (81,25%) telah mengikuti pembelajaran dengan baik jika dilihat dari keaktifannya saat pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Dari perencanaan, pelaksanaan, dan observasi masih banyak kekurangan yang perlu disikapi agar apabila akan melakukan penelitian lagi tidak terjadi hal yang sama. Dari tahap perencanaan yakni dalam persiapan kartu soal dan kartu jawaban sudah lebih terencana. Siswa-siswa pun sudah lebih terbiasa menggunakan cara pembelajaran ini sehingga suasana kelas pun sudah lebih terkondisi dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada siklus II penilaian akhir diperoleh dari evaluasi siklus II yaitu dengan rumus N= skor perolehan dikali seratus lalu di bagi 20. Lalu untuk penghitungan jumlah siswa lulus KKM yaitu jumlah siswa yang lulus KKM dikali seratus lalu dibagi seluruh jumlah siswa. Dari hasil penilaian pada akhir siklus II nilai rata-rata kelas V semester 2 SD Negri Bangunrejo I tahun pelajaran 2011/2012 meningkat dari kondisi awal nilai rata-rata 58,9 dengan KKM 65, dengan penelitian siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 60,6 dan siklus II nilai rata-rat siswa lebih meningkat hasil yang diperoleh adalah 71,2 maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas V semester 2 SD Negri Bangunrejo I tahun pelajaran 2011/2012 meningkat. Dan persentase dari kelulusan KKM adalah 87,5%. Berikut indikator keberhasilan setiap siklus :
Tabel 4.1 Indikator Keberhasilan Peubah Indikator Kondisi
Awal
34
B.Pembahasan
Pada siklus I guru membahas mengenai tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan pada abad ke-17 dan abad ke-18 serta menceritakan secara singkat bagaimana perjuangan dan seluk beluknya dalam rangka upaya merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Hasil observasi menunjukkan hanya 5 siswa (33,33%) yang antusias mengikuti pelajaran, lebih aktif dan merasa sedikit tidak bosan lagi saat pembelajaran IPS. Walaupun hasil observasi menunjukkan angka yang masih rendah namun hasil itu telah menunjukkan perubahan pada kelas. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran tidak lagi dilaksanakan dengan cara guru berceramah panjang lebar di kelas tanpa melibatkan siswa sehingga hanya membuat sebagian siswa merasa mengantuk mendengarkan penjelasan guru. Siswa merasa ikut terlibat dalam proses pembelajaran sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan juga lebih beragam dan tidak hanya berasal dari guru saja. Mereka bisa mendapatkan pengetahuan dari teman sekelompoknya, dari buku bahkan dari teman seluruh anggota kelas. Mereka juga sudah lebih berani bertanya bila mengalami kesulitan saat pelajaran berlangsung. Saat pelaksanaan evaluasi siklus I memang hasil belum mencapai nilai target, yaitu 61 tetapi sudah ada peningkatan nilai dibanding dengan kondisi awal sebelum yaitu 58,9 dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan yaitu 60,6 pada siklus I. Pada saat refleksi setelah mengamati keadaan kelas siswa mengaku senang dengan apa yang telah dipelajarinya karena pelajaran diselingi dengan permainan sehingga pembelajaran tidak monoton lagi. Kesulitan atau hambatan yang dialami adalah ada 2 anak (13,33%) yang hanya bermain-main saja tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperhatikan penjelasan guru dan 8 siswa (53,33%) kurang paham dengan prosedur permainan sehingga mereka hanya ribut sendiri.
Pada siklus II membahas mengenai tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda abad ke-20 dan masa penjajahan Jepang serta menceritakan secara singkat perjuangan para tokoh tersebut dan hal-hal yang dilakukan untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Pada siklus ke II ini siswa sudah lebih paham dengan tata cara permainan dalam pembelajaran sehingga suasana kelas sudah lebih kondusif dan terkontrol. 2 anak (13,33%) yang dulunya hanya asyik bermain-main kini telah ikut berpartisipasi dan telah paham dengan materi yang diajarkan. Dikatakan bahwa 13 anak (81,25%) lebih antusias, lebih aktif dan lebih banyak mendominasi kelas dibandingkan dengan guru. Guru hanya memberikan sedikit penjelasan dan petunjuk.
Pada akhir pertemuan siklus II dilakukan evaluasi atau tes tertulis dari materi yang telah disampaikan. Pada siklus ini nilai rata-rata kelas yang diperoleh telah mencapai target yang diharapkan yaitu 71,2 bahkan bisa dikatakan telah melebihi target. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar yang baik, yaitu 58,9 sebelum penggunaan pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan, 60,6 pada siklus I dan 71,2 pada siklus II.
36
bosan dan proses belajar tidak monoton serta siswa lebih kreatif dalam berfikir apabila dalam mengerjakan IPS menggunakan metode-metode yang tepat.
Dari penelitian yang telah dilakukan, peningkatan yang dapat dilihat dari siklus I ke II yakni keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran, kerja sama dalam kelompok,dari 5 siswa (33,33%) menjadi 13 siswa ( 81,25%) dan peningkatan nilai yang pada saat sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dengan sesudah menggunakan model pembelajaran ini, dari 58,9 menjadi 60,6 dan 71,2. Bahkan setelah penggunaan model ini nilai-nilai siswa telah mencapai KKM (65) yang sebelumnya hanya berpersentase 40% menjadi 87,5% dan telah melebihi target yang diharapkan. Dari uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa dengan adanya masalah yang ada di SD Negeri Bangurejo I yakni rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang kelas V semester 2 tahun ajaran 2011/2012, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada mata pelajaran IPS materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang meningkat, karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan siswa dapat saling membantu satu sama lain dalam kelompok dan dapat memungkinkan siswa aktif bekerjasama dan lebih antusias saat pembelajaran berlangsung. Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS khususnya pada materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38 BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan prestasi belajar IPS kelas V SD Negeri Bangunrejo I semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 meningkat.
2. Nilai rata-rata pada siklus I meningkat dari nilai rata-rata awal 59,8 menjadi 60,6.
3. Nilai rata-rata pada siklus II meningkat dari nilai rata-rata siklus I 60,6 menjadi 71,2.
4. Persentase kelulusan KKM meningkat dari 40% pada siklus I menjadi 87,5 pada siklus II.
5. Model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa saat pembelajaran berlangsung, model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membantu satu sama lain dalam kelompok dan dapat memungkinkan siswa aktif bekerjasama. B.Saran
Dari uraian yang telah dijelaskan pada Bab I sampai Bab IV, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut
1. Bagi Guru
a. Menerapkan penggunaan alat peraga yang sesuai saat menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Memilih dan menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran, seperti Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan.
2. Bagi Siswa
a. Lebih aktif bertanya dan berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan.
b. Tidak malu bertanya bila mengalami kesulitan saat belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif teknik Mencari Pasangan. 3. Bagi Sekolah
a. Senantiasa menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan.
b. Mendorong dan membantu guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Suprijono. 2009. Cooperative Learning : Teori dan aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Jakarta.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. COOPERATIVE LEARNING Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.
Isjoni, H. dan Ismail, Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir : Perpaduan Indonesia-malaysia. Pustaka pelajar. Jakarta.
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning - Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Grasindo. Jakarta.
Masidjo, Ign. 2006. Psikologi belajar dan pembelajaran SD. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Muhibbin Syah.1999. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rodaskarya offset.
Ngalim Purwanto. 1986. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. ... 1990. Psikologi Pendidikan. Banbung : Rosdakarya.
Nur, Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Departemen Pendidikan nasional dirjen Dikti.
Nursid Sumaatmadja. 1980. Metodologi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Penerbit Alumni.
Reny Yuliati. 2008. Trampil dan Cerdas Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SD/MI. Depdiknas. Jakarta
Slamanto.1998. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina Aksara.
Sugianto. 2009. Model-model Pembelajaran inovatif. Surakarta : Yuma Mas. Tanlain,Wens. 2007. Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Tim Bina IPS. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI Sekolah Dasar. Yudistira. Bogor..
Triatno. 2010. Model Pembelajaran Terpadu KTSP. Jakarta : Bumi Aksara
Winkel, WS. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-make-a-match/
L
A
M
P
I
R
A
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TABEL I
DATA PEROLEHAN NILAI SISWA PRA SIKLUS (DATA AWAL) NO NILAI
43
TABEL II
DATA PEROLEHAN NILAI SISWA KELAS V SEMESTER II SD N BANGUNREJO I TAHUN PELAJARAN 2010/2011
No Nama Nilai
Siklus I Siklus II
1 Linda Asturi - 9 85
2 Reno Yulianto 9 80 9 70
3 Aldi Apri Maheswa 55 -
4 Lintar Buana K 9 70 9 85
5 M Sidiq Pamungkas 50 55
6 Devinka andriana 60 9 70
7 Aprilia Cresdian 55 9 65
8 Istanur Daini Habibah - 9 80
9 Rudi Hartono 60 9 85
10 Riski Eka Purnama 40 60
11 Irfansyah Galuh SH - 55
12 Bagus Ardan P 9 65 9 85
13 Fiko Juanda 9 65 9 85
14 Pofma Luan Saputra - -
15 Emilia Dian M 55 55
16 Frandimas Cakep S 60 9 70
17 Wahyu Pradana Putra 9 70 9 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 Lave Ninda Putriama 9 65 -
19 Anita Dwi setyowati 60 9 65
NILAI RATA-RATA 60,6 71,2
Nilai rata-rata pra siklus : 58,9
Nilai rata-rata siklus I : 60,6 nilai rata-rata siklus II : 71,2 Keterangan :
9 : siswa yang lulus KKM Persentase lulus KKM ( %) Pra siklus
Jumlah siswa yang lulus x 100% = ---
Jumlah siswa yang lulus x 100% = ---
45
Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Mendiskripsikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Terpadu (siklus I)
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Sumber Belajar
1 2 3 4 5 6 7 8
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bergerak mencari pasangan pertanyaan –jawaban yang cocok.
h. Siswa yang sudah mendapat pasangan menunjukkan pertanyaan dan jawaban kepada kelompok penilai i. Penilai membacakan
pertanyaan dan jawaban serta memberi penilaian apakah pasangan
pertanyaan dan jawaban ini benar atau salah. Siswa dan guru menyimpulkan bersama
3.Kegiatan Akhir Evaluasi siklus I Refleksi Salam penutup
Yogyakarta, ...
Mengetahui Guru kelas
Kepala Sekolah
51
LEMBAR KERJA SISWA siklus I
Satuan pendidikan : SD Negeri Bangunrejo I Yogyakarta
Hari / Tanggal / Pertemuan ke : Selasa / 19 April 2011 / I Kelas / Semester : V / 2
Cabang IPS Terkait : Sejarah, Goegrafi
Materi Pokok : Perjuangan para pejuang Alokasi Waktu : 2 X 35 menit ( 2 jp )
I. Indikator
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan danmempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II. Petunjuk
1. Carilah pasangan atas soal pertanyaan dengan soal jawaban! 2. Lingkarilah jawaban yang benar pada huruf a, b, c, atau d! III. Kegiatan Belajar
• Kegiatan Belajar I
Siswa membaca buku IPS mengenai Perjuangan tokoh-tokoh pejuang di masa penjajahan Belanda
• Kegiatan Belajar II
Carilah pasangan kartu soal dengan kartu jawaban sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kegiatan Belajar II
Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka ( mencocokan hasil kerja menjodohkan kartu
Kegiatan Belajar III
Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi IV. Refleksi
1. Bagaimana perasaan kalian setelah mempelajari meteri ini? 2. Kesulitan apa yang masih kalian alami?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SOAL EVALUASI SIKLUS I
1. Pedagang Eropa yang datang pertama kali memasuki wilayahNusantara adalah .
a. Portugis dan Italia c. Portugis dan Belanda
b. Portugis dan Spanyol d. Portugis dan Inggris
2. Kedatangan bangsa Belanda ke Nusantara dimulai pada tahun . . .
a. 1586 c. 1596
b. 1590 d. 1598
3. VOC didirikan pada tahun 1602 dan dipimpin oleh . . . .
a. Pieter Both c. Dr. Snouck Hurgronje
b. Jenderal de Kock d. Jenderal Daendels
4. Alasan didirikannya VOC adalah . . . .
a. mencegah adanya persaingan dagang antara pedagang Belanda dan
pedagang asing lainnya
b. menutup jalan dagang negara lain, selain Belanda
c. mengeruk keuntungan sebesar-besarnya bagi pedagangPortugis
d. menjalin kerja sama dagang dengan pedagang pribumi
5. Perlawanan rakyat Maluku terhadap penjajahan Belanda dipimpin oleh . . . .
a. Pangeran Antasari c. Pangeran Diponegoro
b. Tuanku Imam Bonjol d. Kapitan Pattimura
6. Penyebab terjadinya Perang Padri tahun 1821-1837 adalah . . . .
a. Belanda menyerang kaum adat
b. adanya pertentangan antara kaum Islam dan kaum adat
c. adanya kerja sama antara kaum Padri dan kaum adat
d. Belanda mengingkari perjanjian dengan kaum Padri
7. Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang membantu perlawanan
Pangeran Diponegoro, kecuali . . . .
a. Patih Danureja IV c. Kiai Maja
b. Pangeran Mangkubumi d. Sentot Alibasya
8. Setelah Pangeran Hidayat ditangkap, perlawanan terhadap Belanda di Banjar
55
a. Pangeran Tamjidillah c. Pangeran Diponegoro
b. Pangeran Antasari d. Pangeran Mangkubumi
9. Berikut ini adalah kerajaan-kerajaan yang ada di Bali, kecuali . . . .
a. Karang Asem c. Gianjar
b. Buleleng d. Banjar
10. Pemimpin perlawanan rakyat Aceh di daerah Pidie adalah . . . .
a. Cut Nyak Din c. Teuku Umar
b. Teungku Cik Di Tiro d. Panglima Polim
11. Seorang misionaris ahli agama Islam yang dikirim Belanda untuk mempelajari
adat istiadat rakyat Aceh adalah . . . .
a. Dr. Snouck Hurgronje c. Raffles
b. Jenderal Kohler d. Jan Pieterszoon Coen
12. Reaksi penolakan bangsa Indonesia terhadap Belanda adalah sejak
diterapkannya sistem...
a. monopoli c. kolonial
b. tanam paksa d. Perdagangan
13. Pengikut kaum Wahabi disebut...
a. Kaum putih c. Kaum Padri
b. Para ulama d. Para sultan
14. Isi perjanjian..., yaitu berbunyi “Kedua belah pihak sepakat
mengadakan gencatan senjata”.
a. Padang c. Sumatra
b. Manado d. Belanda
15. Pangeran Diponegoro waktu kecil bernama...
a. Pawiro c. Ontowijoyo
b. Ontopawiro d. Ontowiryo
16. Campur tangan Belanda mengakibatkan Kerajaan Mataram
menjadi...kerajaan kecil
a. 4 c. 2
b. 3 d. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Daendles memasang tonggak-tonggak di atas tanah milik Pangeran
Diponegoro, tepatnya di daerah...
a. Selarong c. Tegal
b. Tegalrejo d. Pekalongan
18. Pangeran Antasari tidak berdiam diri di istana kerajaan tetapi memilih tinggal
di...
a. Daerah pedesaan c. Daerah perkotaan
b. Wilayah hutan-hutan d. Dalam Kerajaan
19. Hak raja Bali merampas perahu yang terdampar di wilayahnya disebut...
a. Hak Peto c. Hak Tawan Karang
b. Hak Pribadi d. Hak Kepemilikan
20. Perang sampai titik darah penghabisan di Bali di sebut...
a. Perang Tanding c. Perang Puputan
b. Perang Jagaraga d. Perang Saudara
57
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Terpadu (siklus II)
Satuan Pendidikan : SD N Bangunrejo I
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Hari/ tanggal / Pertemuan : Kamis / 22 April 2011 / II
Kelas / Semester : V / 2
Cabang IPS Terkait : Sejarah dan Geografi
Unit / Tema : Perjuangan para pejuang
Alokasi Waktu : 2 x 35menit ( 2 JP) Cabang
IPS
Stándar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Sub Materi
Pokok
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Sumber Belajar
1 2 3 4 5 6 7 8
Sejarah Menghargai
peranan tokoh
1. Kegiatan awal (5menit)
a. Salam dan doa
b.Apersepsi : tanya jawab
pengalaman siswa
2.Kegiatan inti
*Siswa mampu
menyebutkan
tokoh pejuang
daerah pada abad
20.
d. Peta Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Geografi
a.Guru menyiapkan beberapa
kartu yang telah diisi dengan
topik atau informasi tertentu
b.Siswa dibagi menjadi 3
kelompok. Kelompok
pertama merupakan
pembawa kartu- kartu berisi
pertanyaan. Kelompok kedua
pembawa kartu-kartu berisi
jawaban. Kelompok ketiga
adalah kelompok penilai.
c.Siswa masuk dalam
kelompok yang sudah
ditentukan.
d.Guru memberikan peraturan
yang harus dilakukan oleh
siswa dalam permainan.
e.Membagikan soal kepada
masing-masing siswa dalam
kelompok.
Kartini, Ki Hajar
59
f.Setiap kelompok
mendiskusikan soal yang
didapatkan masing-masing
anak diiringi musik
instrumen.
g.Guru membunyikan peluit
sebagai tanda agar kelompok
pertama maupun kelompok
kedua saling bergerak
mencari pasangan
pertanyaan –jawaban yang
cocok.
h.Siswa yang sudah mendapat
pasangan menunjukkan
pertanyaan dan jawaban
kepada kelompok penilai
i.Penilai membacakan
pertanyaan dan jawaban
serta memberi penilaian
apakah pasangan pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan jawaban ini benar atau
salah. Siswa dan guru
menyimpulkan bersama
3.Kegiatan Akhir
Evaluasi siklus II Refleksi
Salam penutup
Yogyakarta, ...
Mengetahui Guru kelas
Kepala Sekolah
Drs Wartana Lestari