Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA
Pertemuan ke-2
TAHAP I PENALARAN : KONSEP
Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa Tahap I dalam tindakan akal budi manusia masih merupakan pengertian-pengertian secara sederhana terhadap segala benda atau obyek yang berada disekitarnya. manusia melalui akal budi atau intelektualitasnya secara langsung menangkap, mempersepsi, melihat atau mengerti obyek secara langsung dan dengan apa adanya. Manusia dapat mengerti mengenai sesuatu sebagaimana adanya karena ia memiliki pengertian tentang hakekat dari sesuatu. Dengan akal budia, manusia dapat mengerti hakekat sesuatu yang ia tangkap melalui indra. Misalnya ide tentang sebuah kursi adalah gagasan mental kita dalam membayangkan apa yang disebut sebagai sebuah kursi yakni tempat duduk yang terbuat dari kayu dan seterusnya. Gagasan mental itu baru menjadi nyata ketika kita
melihat langsung apa yang disebut dengan sebuah kursi. Jika sebuah kursi itu enak
diduduki, maka indra-indra kita yang lain membantu mengolah indra penglihatan sehingga ketika kita benar-benar menduduki sebuah kursi dan ternyata enak, maka persepsi tentang sebuah kursi itu menjadi kongkret, partikular dan individual.
Gagasan tersebut dirumuskan dengan Konsep dan diwujudkan dengan Kata. Konsep (kb. conceptus, kk. concipere) secara harafiah berarti tangkapan. Maksudnya adalah apa yang ditangkap oleh indra manusia. Konsep dikenal dengan bentuk kualitasnya yakni kualitas primer dan kualitas sekunder. Kualitas primer adalah apa yang melekat secara fisik terhadap obyek yang ditangkap oleh indra manusia tersebut. Misalnya panjang, lebar, tinggi, volume. Kualitas sekunder adalah apa yang menempel secara non fisik terhadap obyek itu. Misalnya warna, sifat dan rasa. Ambillah contoh kursi di ruang kuliah anda. Semisalnya kualitas primer yang dapat ditangkap adalah tinggi sekitar setengah meter, berbentuk persegi dengan logam silindris serta ada bahan tertentu dari kayu. Kualitas sekunder yang didapat misalnya warnanya ada hitam, perak atau coklat. Misalnya juga teman di sebelah anda, tingginya 170cm, berambut ikal. Apa yang sekunder? Warna kulitnya sawo matang, rambutnya hitam dan orangnya pemberani. Maka dapat dikatakan bahwa lebih mudah untuk bisa sepakat terhadap kualitas primer di dalam konsep karena hal tersebut secara kasat mata dapat dilihat sementara kualitas primer membutuhkan kesepakatan lebih jauh karena kesan atau
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA
impresi yang ditimbulkan dan ditangkap setiap orang lebih beragam. Bayangkan jika ada orang yang buta warna dan harus berdebat untuk menyatakan apakah kursi yang anda duduki warnanya hitam atau biru, atau mungkin anda dengan rekan disebelah anda berdebat tentang apakah mereka yang duduk di depan anda adalah orang-orang yang pemberani.
Konsep juga dipahami tidak saja dengan kualitas yang dibawanya tetapi juga dengan luasnya. Konsep memiliki aspek komprehensif dan aspek ektensif. Komprehensif artinya yang mencakup berdasarkan ciri sedangkan ekstensif adalah yang memperluas berdasarkan jenis.
Contohnya adalah konsep tentang Mobil, dimana aspek komprehensifnya kendaraan dengan kekuatan mesin 500cc keatas, memliki kapasitas penumpang dua atau lebih, beroda mminimal 4 buah. Aspek ekstensifnya adalah SUV, APV, MPV, Sedan, Jeep dan seterusnya. Demikian halnya dengan konsep tentang Manusia. Aspek komprehensif yang didapat adalah mamalia, bertulang belakang, berdiri tegak, berpikir dan berhati nurani. Aspek ekstensifnya adalah mahasiswa, dosen, guru, pengacara, pengusaha dan seterusnya.
Aspek Komprehensif dikatakan juga sebagai aspek Denotatif dan aspek Ekstensif adalah aspek Konotatif. Denotatif dan Konotatif dikenal juga dalam bahasa, misalnya kata ‘mengamankan’. Dalam aspek denotatif kata ‘mengamankan’ berarti membuat menjadi aman, namun aspek konotatifnyalah yang seringkali lebih dipahami orang yakni menangkap hidup-hidup.
KOMPREHENSIF
EKSTENSIF KONSEP
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA
Kembali lagi kepada konsep. Dalam upaya memperjelas aspek komprehensif yang dimilikinya maka upaya yang dilakukan adalah dengan membuat definisi sedangkan aspek ekstensif diperjelas dengan melakukan klasifikasi.
Definisi dan Klasifikasi
Definisi (definitio=pembatasan) adalah upaya untuk memberi arti dengan memperjelas ciri yang dimaksud. Misalnya X adalah abc. X disini diberi definisi (abc) untuk memperjelas konsep tentang X itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang berakal budi dan berhati nurani. Konsep tentang manusia disini memiliki definisi berdasarkan ciri yang dimiliki yakni sebagai (1) mahluk, (2) mempunyai akal budi dan (3) berhati nurani.
Definisi juga ada beberapa macam. Pertama adalah Definisi Nominal, yang artinya penjelasan tentang konsep dalam definisi tersebut merujuk pada arti kata (etimologi) yang biasa terdapat di dalam kamus. Misalnya Ekonomi adalah berasal dari bahasa Yunani oikos dan nomos yang berarti aturan rumah tangga. Sosiologi berasal dari bahasa Latin yakni socius dan logos yang artinya teman dan ilmu. Meski demikian, belajar ekonomi bukanlah belajar aturan rumah tangga dan belajar sosiologi bukan berarti belajar ilmu mencari teman. Definisi Nominal untuk selanjutnya menjadi terbatas dan belum cukup menjelaskan konsep terutama pada bidang ilmiah atau ilmu pengetahuan karena hanya bisa menjelaskan pada arti kata saja.
Definisi Nominal Real Hakiki Gambaran Sebab Akibat Tujuan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA
Kedua adalah Definisi Real yang memberi penjelasan dengan cara menyebutkan unsur pokok atau ciri utama dari konsep. Definisi real juga dibagi-bagi lagi yakni pertama adalah Definisi Hakiki (substansi) dengan menyebutkan (a) kelas terdekat dan (b) pembeda spesifik sebagaimana definisi ini biasa digunakan dalam ilmu biologi.
Gajah adalah mamalia yang memiliki gading
Kelas terdekat pembeda spesifik
Jerapah adalah mamalia yang memiliki leher panjang
Kelas terdekat pembeda spesifik
Manusia adalah mamalia yang berakal budi
Kelas terdekat pembeda spesifik
Es adalah air yang membeku
Kelas terdekat pembeda spesifik
Putra adalah anak laki-laki
Kelas terdekat pembeda spesifik
Suami adalah pria yang sudah menikah
Kelas terdekat pembeda spesifik
Jadi dalam definisi real – hakiki yang disebut adalah ciri yang membedakan. Definisi Real yang kedua adalah Definisi real – gambaran, dimana dalam definisi ini adalah dengan menyebut semua gambaran atau ilustrasi tentang konsep yang dimaksud. Misalnya gajah adalah mamalia besar yang hidup di darat memiliki gading, bertelinga lebar, berwarna abu-abu. Mobil adalah kendaraan beroda empat, bermesin minimal 1000cc, dapat mengangkut penumpang dan seterusnya
Definisi Real yang ketiga adalah definisi real – sebab akibat. Dalam definisi ini antara konsep dengan rumusan harus memperlihatkan hubungan sebab akibat.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi DSAR-DASAR LOGIKA
KONSEP RUMUSAN
Banjir adalah bencana alam yang disebabkan oleh meluapnya air sungai
sehingga menyebabkan jebolnya bendungan
Konsep tentang ‘banjir’ diperlihatkan dengan rumusan ‘bencana alam yang disebabkan oleh meluapnya air sungai sehingga menyebabkan jebolnya bendungan’. Sehingga kalau kita melihat rumusannya maka dengan sendirinya kita tahu bahwa rumusan tersebut mau mendefinisikan konsep tentang ‘banjir’.
Definisi Real yang keempat adalah definisi real – tujuan. Dalam definisi ini dijelaskan tentang manfaat, tujuan atau kegunaan dari sebuah konsep. Misalnya, jam tangan adalah alat untuk menunjukkan yang dilekatkan di pergelangan, Komputer adalah alat eletronika yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data dan seterusnya
Dari penjelasan di atas timbul pertanyaan apakah kita bisa membuat sendiri? Tentu saja kita bisa membuat definisi dengan memperhatikan aturan-aturan yang ada. Pertama, definisi harus bisa dibolak-balik antara konsep dengan rumusannya. Contohnya adalah konsep tentang banjir seperti yang diterangkan di atas. Jika ‘banjir’ adalah ‘bencana meluapnya air’ tentu saja rumusannya masih belum cukup untuk dibolak balik karena ‘bencana meluapnya air’ bisa saja air di dalam tangki meluap atau apapun. Definisi juga harus memberi batasan yang jelas sehingga menutup penafsiran yanglebih terbuka. Misalnya saja, segitiga adalah suatu bentuk yang terdiri dari tiga garis lurus dimana semua sudutnya sama 180 derajat. Definisi ini masih kurang tepat karena bisa ditafsirkan apakah setiap sudutnya secara terpisah sama dengan 180 derajat ataukah ketiga sudutnya berjumlah sama 180 derajat? Demikian halnya dengan definisi Lingkaran adalah kumpulan titik-titik. Kumpulan titik-titik yang bagaimanakah?
Kedua, definisi tidak menggunakan bentuk negatif seperti kata tidak atau bukan. Misalnya kapal terbang adalah alat transportasi yang tidak digunakan di darat. Rumusan ‘alat transportasi yang tidak digunakan di darat’ selain menggunakan bentuk negatif juga tidak menjelaskan konsep yang dimaksud karena masih bisa diartikan banyak seperti kapal laut, kapal selam dan seterusnya. Contoh lainnya adalah, kebebasan berarti tidak adanya halangan bagi seseorang untuk menentukan sesuatu. Catatan : Terdapat juga beberapa kata yang secara intrinsik sudah bernilai negatif dan tept jika dirumuskan