• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELUARAN DAN KONSUMSI"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

RUMAH TANGGA

KABUPATEN MUKOMUKO

2013

(2)
(3)

RUMAH TANGGA

KABUPATEN MUKOMUKO

2013

(4)

2013

Nomor ISBN : 978-602-70796-5-6 Nomor Publikasi : 1706.1437

Katalog BPS : 3201013.1706 Ukuran Buku : 25,7 cm x 18,2 cm Jumlah Halaman : vi + 66 halaman

Naskah:

Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten Mukomuko

Gambar kulit:

Seksi Integrasi dan Pengolahan Statistik BPS Kabupaten Mukomuko

Diterbitkan Oleh:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko

Dicetak Oleh:

Percetakan Fazzy

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya.

(5)

Pada tahun 2014 ini, Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko menerbitkan publikasi Pengeluaran dan Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten Mukomuko Tahun 2013. Publikasi ini bertujuan untukmemenuhi kebutuhan para pengguna data terhadap informasi tentang konsumsi dan pengeluaran baik makanan dan bukan makanan di wilayah Kabupaten Mukomuko.

Data yang disajikan dalam publikasi ini menggambarkan konsumsi dan pengeluaran rumah tangga Kabupaten Mukomuko tahun 2013 berikut perbandingannya dengan tahun sebelumnya. Publikasi ini menyajikan tabel dan pembahasan yang sederhana dan mudah dipahami sehingga para pengguna data baik sebagai perencana, peneliti, serta penentu kebijakan dapat menggunakan dan menganalisis data Kabupaten Mukomuko.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu sehingga proses penyusunan publikasi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Kami menyadari bahwa penyajian publikasi ini masih belum optimal. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pengguna data akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan dan penyempurnaan publikasi berikutnya. Akhirnya, semoga publikasi ini dapat bermanfaat dan memenuhi harapan para pengguna data

Mukomuko, November 2014 Kepala BPS Kabupaten Mukomuko,

Amperianto, S.ST

http://mukomukokab.bps.go.id

(6)

Halaman

Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Mukomuko ………..……….…… iii

Daftar Isi ………. iv

Daftar Tabel ………. v

Daftar Tabel Lampiran ………. vi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Gambaran Umum ……… 3

1.2 Tujuan ………. 4

1.3 Cakupan 4 1.4 Penjelasan Teknis ……….……….. 4

1.5 Metode Pengumpulan Data ……….……….. 6

1.6 Pengolahan Data ………. 7

BAB II KONSEP DAN DEFINISI ………….………..……….. 9

2.1 Wilayah Pencacahan ……….……… 11

2.2 Bangunan, Rumah Tangga, dan Anggota Rumah Tangga ……… 13

2.3 Pengeluaran dan Konsumsi Rumah Tangga ………..……….. 18

2.4 Referensi Waktu ……….………. 21

BAB III PENGELUARAN DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA ……….…….…….... 25

3.1 Pengeluaran Rumah Tangga ………..………. 27

3.2 Pengeluaran Per Kapita Beberapa Komoditi Pokok ……… 31

3.3 Konsumsi Kalori dan Protein ……….………. 35

TABEL-TABEL LAMPIRAN ……….……….. 41

http://mukomukokab.bps.go.id

(7)

No. Nama Halaman Tabel 3.1 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan (Rupiah) Menurut Jenis

Pengeluaran dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten Mukomuko, 2013 ………... 28 Tabel 3.2 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan (Rupiah) Menurut

KelompokBarang di KabupatenMukomuko, 2012 dan 2013 ………….. 30 Tabel 3.3 Konsumsi Rata-rata per Kapita Seminggu Beberapa Komoditi Pokok

Di Kabupaten Mukomuko, 2012 dan 2013 ……….……… 32 Tabel 3.4 Rata-rata Kalori (Kkal) dan Protein (Gram) per Kapita Sehari

Menurut Kelompok Makanan dan Daerah Tempat Tinggal di

Kabupaten Mukomuko, 2012 dan 2013 ……….. 37 Tabel 5.5 Rata-rata Kalori (Kkal) dan Protein (Gram) per Kapita Sehari

Menurut Kelompok Makanan di Kabupaten Mukomuko, 2012 dan 2013 ……….. 39

(8)

Nomor Nama Halaman Tabel 1 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan (Rupiah) Menurut

KelompokBarang dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten

Mukomuko, 2013 ……….….. 42 Tabel 2 Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata per Kapita Selama Seminggu

Terakhir Menurut Jenis Makanan di Kabupaten Mukomuko, 2013…… 43 Tabel 3 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan (Rupiah) Menurut Jenis

Barang Bukan Makanan dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten

Mukomuko, 2013 ... 51 Tabel 4 Pengeluaran Rata-rata per kapita Sebulan (Rupiah) Makanan

dan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita

Sebulan di Kabupaten Mukomuko, 2012 dan 2013 ……….…….. 56 Tabel 5 Daftar Konversi Zat Gizi (Kalori dan Protein) di Kabupaten Mukomuko

2013 ………. 59

(9)

PENDAHULUAN

1

(10)
(11)

Umum

survei yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik(BPS) setiap tahun yang bertujuan untuk menghasilkan sosial ekonomi penduduk baik data kor (pokok) maupun data modul (rinci). Data tersebut sangat dibutuhkan oleh pemerintah sebagai alat monitoring program pembangunan khususnya bidang sosial. Sejak tahun 2005 Susenas diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret dan Juli. Pelaksanaan Susenas pada bulan Maret yang disebut Susenas Panel difokuskan pada pengumpulan data konsumsi/ pengeluaran rumah tangga untuk penyediaan data dasar dalam penghitungan angka kemiskinan. Sedangkan Susenas pada bulan Juli mengumpulkan data kor dan modul dengan modul yang berulang setiap tiga tahun.

Pada awalnya, Susenas Panel hanya dirancang untuk estimasi pada tingkat nasional dengan jumlah sampel sebanyak 10.000 rumah tangga. Dengan adanya permintaan dari pemerintah agar data kemiskinan dapat disajikan sampai tingkat provinsi, maka mulai tahun 2007 jumlah sampel Susenas Panel diperbesar menjadi 68.800 rumah tangga. Mulai tahun 2011, Susenas dilaksanakan setiap tiga bulan (triwulan). Data Susenas triwulanan selain digunakan untuk penghitungan angka kemiskinan juga diperlukan untuk penghitungan PDB/PDRB pendekatan pengeluaran rumah tangga triwulanan. Jumlah sampel setiap triwulan sebanyak 75.000 rumah tangga. Jumlah sampel Susenas 2013 disajikan menurut perkotaan dan perdesaan.

Jumlah Sampel Susenas tahun 2013 di Kabupaten Mukomuko sebanyak 494 rumah tangga yang terdiri dari 73 rumah tangga perkotaan dan 421 rumah tangga perdesaan.

http://mukomukokab.bps.go.id

(12)

Tujuan penyusunan buku ini adalah menyajikan data hasil Susenas 2013 dalam bentuk ulasan tabel yang lebih ringkas untuk memudahkan pengguna data dalam memahami data-data pokok yang dihasilkan. Tabel yang lebih rinci juga disajikan pada lampiran.

1.3 Cakupan

Pembahasan hasil Susenas 2013 dalam publikasi ini dibagi menjadi beberapa pokok bahasan yaitu pengeluaran rumah tangga, konsumsi per kapita beberapa komoditas pokok, serta konsumsi kalori dan protein. Pembahasan juga dilengkapi dengan data tahun sebelumnya sebagai pembanding untuk melihat perkembangannya.

1.4 Penjelasan Teknis

Konsumsi rumah tangga yang dicakup dalam Susenas 2013 dibedakan atas konsumsi makanan dan bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang baik berasal dari pembelian, produksi sendiri maupun pemberian. Sedangkan untuk pengeluaran rumah tangga terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain.

Data konsumsi/pengeluaran yang dikumpulkan pada Susenas untuk konsumsi makanan dirinci menjadi 215 komoditi, masing-masing dikumpulkan data kuantitas dan nilainya. Untuk konsumsi bukan makanan pada

(13)

umumnya yang dikumpulkan hanya data nilainya, kecuali untuk beberapa jenis pengeluaran tertentu, seperti penggunaan listrik, air, gas, dan bahan bakar minyak (BBM), yang juga dikumpulkan kuantitasnya.

Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu terakhir, sedangkan konsumsi bukan makanan dihitung selama sebulan terakhir, 2 bulan terakhir dan 3 bulan terakhir. Pengeluaran konsumsi makanan maupun bukan makanan (pengeluaran tiga bulan) selanjutnya dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan. Angka-angka konsumsi/pengeluaran rata-rata per kapita yang disajikan dalam publikasi ini diperoleh dari hasil bagi jumlah konsumsi seluruh rumah tangga (baik konsumsi makanan maupun bukan makanan) terhadap jumlah penduduk.

Data konsumsi kalori dan protein yang disajikan merupakan hasil konversi zat gizi yang berpedoman pada beberapa sumber, yaitu:

1. Daftar Komposisi Bahan Makanan, Direktorat Gizi - Departemen Kesehatan, 1981;

2. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Departemen Kesehatan, 1995;

3. Daftar Kandungan Gizi Bahan Makanan (berdasarkan hasil print-out), Puslitbang Gizi-Bogor, 1996.

(14)

Faktor konversi untuk nama makanan jadi yang digunakan tidak semuanya tersedia. Oleh karena itu dibuat perkiraan dari makanan sejenis yang tersedia konversinya (Lampiran Tabel 5).

1.5 Metode Pengumpulan Data

Setiap rumah tangga yang terpilih dalam survei ini dikunjungi oleh petugas pencacah yang diberikan tanggung jawab untuk mewawancarai responden. Wawancara dilakukan langsung terhadap kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga (selain kepala rumah tangga) yang paling mengetahui keadaan di rumah tangga yang bersangkutan.

Referensi waktu survei yang digunakan adalah selama seminggu yang lalu untuk konsumsi makanan serta sebulan atau setahun yang lalu untuk konsumsi bukan makanan. Petugas yang melakukan pengumpulan data adalah Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)/Staf/Mitra, dengan dibekali instrumen untuk keperluan pengumpulan data, seperti kuesioner dan buku pedoman. Sebelum mengumpulkan data, terlebih dahulu para petugas ini dilatih oleh instruktur (pelatih) tentang tata cara pengisian kuesioner dan pemakaian konsep/definisi yang digunakan dalam kegiatan survei. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi bias yang diakibatkan oleh salah satu faktornon sampling error.

(15)

1.6 Pengolahan Data

Pengolahan data sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan media komputer dengan terlebih dahulu melakukan cek awal terhadap kelengkapan seluruh isian kuesioner. Selanjutnya dilakukan editing terhadap seluruh isian, termasuk konsistensinya. Setelah tahap tersebut selesai, dilakukan sortasi data per rumah tangga berdasarkan besarnya konsumsi kalori per kapita per hari. Berdasarkan anjuran pakar gizi, rumah tangga dengan konsumsi per kapita setiap hari di bawah 1000 kalori, dan di atas 4500 kalori dikeluakan dari proses tabulasi. .

(16)
(17)

DEFINISI

2

(18)
(19)

Berikut adalah konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data Susenas 2013.

2.1 Wilayah Pencacahan

Tipe Daerah

Untuk menetukan apakah suatu desa tertentu termasuk daerah perkotaan atau pedesaan digunakan suatu indikator komposit (indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel : kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan akses ke fasilitas umum

Blok Sensus

Blok sensus adalah bagian dari suatu wilayah desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja dari seorang Pencacah.

Kriteria blok sensus adalah sebagai berikut:

 Setiap wilayah desa/kelurahan dibagi habis menjadi beberapa blok sensus.

 Blok sensus harus mempunyai batas-batas yang jelas/mudah dikenali, baik batas alam maupun buatan. Batas satuan lingkungan setempat/SLS, seperti: RT, RW, dusun, lingkungan, dan sebagainya diutamakan sebagai batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas (batas alam atau buatan).

 Satu blok sensus harus terletak dalam satu hamparan.

(20)

Blok sensus biasa (B) adalah blok sensus yang muatannya antara 80 sampai 120 rumah tangga atau bangunan sensus tempat tinggal atau bangunan sensus bukan tempat tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh.

Blok sensus khusus (K) adalah blok sensus yang mempunyai muatan sekurang-kurangnya 100 orang, kecuali untuk lembaga pemasyarakatan tidak ada batas muatan. Tempat-tempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus antara lain: asrama militer (tangsi) dan daerah perumahan militer dengan pintu keluar masuk yang dijaga.

Blok sensus persiapan (P) adalah blok sensus yang kosong. Contoh Sawah, kebun, tegalan, rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas permukiman yang terbakar.

.

Yang menjadi cakupan dalam Susenas adalah blok sensus biasa.

Segmen adalah bagian dari (sub) blok sensus yang mempunyai batas jelas. Biasanya segmen tidak dibatasi oleh jumlah rumah tangga atau bangunan fisik.

Satuan lingkungan setempat (SLS) adalah satuan lingkungan di bawah desa/kelurahan. Istilah SLS bisa berbeda antar daerah, seperti rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), dusun atau lingkungan. Batas SLS bisa

Yang menjadi

cakupan

Susenas 2013

adalah blok

sensus biasa

http://mukomukokab.bps.go.id

(21)

Batas SLS bisa berupa batas alam/buatan, tetapi ada juga yang hanya berupa dinding rumah atau tanah kosong.

2.2 Bangunan, Rumah Tangga, dan Anggota Rumah Tangga

Bangunan fisik adalah tempat berlindung yang mempunyai dinding, lantai, dan atap, baik tetap maupun sementara, baik digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Bangunan dapur, kamar mandi, garasi, dan lainnya yang terpisah dari bangunan induk dianggap bagian dari bangunan induk tersebut (satu bangunan) jika terletak dalam satu pekarangan.

Bangunan yang luas lantainya kurang dari 10 m2 dan tidak digunakan untuk tempat tinggal dianggap bukan bangunan fisik.

Contoh bangunan fisik bukan tempat tinggal:

Hotel, toko, pabrik, sekolah, masjid, kuil, gereja, gedung kantor, balai pertemuan, dan sebagainya.

Susenas tidak mencakup rumah tangga yang tinggal bukan di bangunan fisik seperti bangunan liar di bawah jembatan, di pinggir rel kereta api, di gerbong kereta, di bantaran sungai, dan sebagainya.

Bangunan sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar masuk sendiri dan dalam satu kesatuan penggunaan.

(22)

Rumah Tangga

Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, dan anak.

Juga dianggap sebagai rumah tangga biasa antara lain: a. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian

bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri. b. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan

sensus tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam (sub) blok sensus yang sama dianggap sebagai satu rumah tangga.

c. Pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang dari 10 orang. Pemondok dianggap sebagai art induk semangnya.

d. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa.

e. Anggota TNI yang tinggal di asrama bersama keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari-harinya. Yang menjadi cakupan Susenas

2013

adalah

rumah

tangga

biasa.

http://mukomukokab.bps.go.id

(23)

Penjelasan:

 Rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) kurang dari 10 orang dianggap sebagai satu rumah tangga biasa dengan yang indekos.

 Jika yang mondok dengan makan 10 orang atau lebih, maka rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan merupakan rumah tangga biasa, sedang yang mondok dengan makan dianggap sebagai rumah tangga khusus.

 Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak istri serta art lainnya dianggap rumah tangga biasa.

Rumah tangga khusus adalah

 Orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat tinggal yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya diatur oleh suatu yayasan atau badan, misalnya asrama perawat, asrama mahasiswa, asrama TNI (tangsi).

 Orang-orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan dan sejenisnya.

 Sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) yang berjumlah lebih besar atau sama dengan 10 orang.

Rumah tangga khusus tidak dicakup dalam kegiatan Susenas.

Rumah

tangga khusus

tidak dicakup

dalam Susenas

2013.

http://mukomukokab.bps.go.id

(24)

Kepala Rumah Tangga

Kepala rumah tangga (krt) adalah seseorang dari sekelompok art yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai krt (misalnya beberapa mahasiswa yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri, maka salah seorang dari mahasiswa tersebut dianggap/ditunjuk sebagai krt). Krt yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama. Khusus untuk krt yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan) tetapi kurang dari 6 bulan, tetap dicatat sebagai krt di rumah istri dan anak-anaknya.

Anggota Rumah Tangga

Anggota rumah tangga (art) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (krt, suami/istri, anak menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga, art lainnya) baik yang berada di rumah tangga responden maupun sementara tidak ada pada waktu pencacahan. Orang yang telah tinggal di rumah tangga responden 6 bulan atau lebih atau yang telah tingal kurang dari 6 bulan tetapi berniat pindah/bertempat tinggal di rumah tangga tersebut 6 bulan atau lebih dianggap sebagai art. Pembantu rumah tangga atau sopir yang hanya makan atau tinggal saja di rumah majikannya dianggap bukan art majikannya. Art diantaranya adalah:

(25)

Istri/suami adalah istri/suami dari krt.

Anak mencakup anak kandung/tiri/angkat.

Menantu adalah suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat.

Mantan menantu yang ada hubungan famili dicatat sebagaimana status hubungan dengan krt sebelum menikah.

Cucu adalah anak dari anak kandung/tiri/angkat.

Orang tua/mertua adalah bapak/ibu krt atau bapak/ibu dari istri/suami krt.

Famili lain adalah mereka yang ada hubungan famili dengan krt atau dengan istri/suami krt misalnya adik, kakak, bibi, paman, kakek atau nenek.

Pembantu rumah tangga adalah orang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap/ tinggal dan makan di rumah tangga responden tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang/barang, misalnya famili yang dipekerjakan sebagai pembantu (diberi upah/gaji), anak pembantu rumah tangga yang ikut tinggal dalam rumah tangga responden dan diperlakukan sebagai pembantu rumah tangga.

Art lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan krt atau istri/suami krt yang berada/berniat tinggal di rumah tangga responden tersebut lebih dari 6 bulan, misalnya tamu, teman dan orang yang mondok dengan makan (indekos), mantan menantu yang tidak ada hubungan famili dengan krt, anak pembantu rumah tangga yang ikut tinggal dalam rumah tangga responden tetapi tidak diperlakukan

(26)

Sebagai pembantu rumah tangga, sopir yang makan dan menginap di rumah majikannya.

Bukan art adalah art yang telah bepergian 6 bulan/lebih dan art yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan/lebih.

2.3 Pengeluaran dan Konsumsi Rumah Tangga

Rumah tangga merupakan konsumen atau pemakai barang dan jasa sekaligus juga pemilik faktor-faktor produksi tenaga kerja, lahan, modal dan kewirausahaan. Rumah tangga menjual atau mengelola faktor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh balas jasa. Balas jasa atau imbalan tersebut adalah upah, sewa, bunga dividen, dan laba yang merupakan komponen penerimaan atau pendapatan rumah tangga. Penerimaan lain yang mungkin diperoleh rumah tangga adalah transfer (pemberian cuma-cuma), perkiraan pendapatan (imputasi) dari rumah milik rumah tangga tersebut yang ditempati sendiri atau ditempati pihak lain dengan bebas sewa, dan hasil produksi barang/jasa dari kegiatan yang tidak digolongkan sebagai kegiatan usaha rumah tangga. Transfer yang diterima berasal dari pemerintah, badan usaha, lembaga nirlaba, rumah tangga lain, maupun dari luar negeri. Ada dua cara penggunaan pendapatan. Pertama, membelanjakannya untuk barang-barang konsumsi. Kedua, tidak membelanjakannya seperti ditabung. Pengeluaran konsumsi dilakukan untuk mempertahankan taraf hidup. Pada tingkat pendapatan yang rendah, pengeluaran konsumsi umumnya

(27)

dibelanjakan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok guna memenuhi kebutuhan jasmani. Konsumsi makanan merupakan faktor terpenting karena makanan merupakan jenis barang utama untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Akan tetapi terdapat berbagai macam barang konsumsi (termasuk sandang, perumahan, bahan bakar, dan sebagainya) yang dapat dianggap sebagai kebutuhan untuk menyelenggarakan rumah tangga. Keanekaragamannya tergantung pada tingkat pendapatan rumah tangga. Tingkat pendapatan yang berbeda-beda mengakibatkan perbedaan taraf konsumsi.

Apabila penerimaan rumah tangga dikurangi dengan pengeluaran untuk konsumsi dan untuk transfer, maka diperoleh nilai tabungan rumah tangga. Kalau perilaku konsumsi memperlihatkan dasar pendapatan yang dibelanjakan, maka tabungan adalah merupakan unsur penting dalam proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Tabungan memungkinkan terciptanya modal yang dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian. Untuk dapat melihat apa yang dilakukan rumah tangga responden atas tabungannya dibutuhkan data tabungan seperti yang disimpan di bank atau koperasi, jumlah investasi, serta transaksi keuangan lainnya. Kenyataannya, selisih penerimaan dengan pengeluaran rumah tangga responden ada yang negatif (defisit), sehingga dalam membiayai pengeluaran dan investasinya diperlukan pinjaman (hutang), maka rumah tangga pun ada yang berhutang, dan ada yang meminjamkan uang (piutang).

(28)

Jadi selain dari tabungan, sumber dana investasi dapat berasal dari pinjaman. Disamping itu, ada pula rumah tangga responden yang melakukan kegiatan di pasar uang atau di pasar modal sehingga terjadi transaksi finansial (keuangan) antar rumah tangga maupun dengan sektor ekonomi lain. Investasi finansial dapat berupa uang tunai, simpanan di bank, dan pemilikan surat berharga.

Rumah tangga terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai karakteristik berbeda, baik dalam hal penerimaan maupun pengeluarannya. Dalam hal pengeluaran konsumsi ada yang dilakukan secara bersama, tetapi ada pula yang dilakukan oleh masing-masing art. Sedangkan dalam hal pendapatan, ada rumah tangga responden yang pendapatannya dari upah/gaji saja, dari usaha saja, atau dari gabungan keduanya. Bahkan ada yang dari selain keduanya, misalnya dari pensiun, bagi hasil, dan sebagainya. Hal ini tergantung dari keaktifan krt/art dalam kegiatan ekonomi. Sehubungan dengan hal-hal yang disebutkan tadi, maka untuk mengukur penerimaan dan pengeluaran rumah tangga responden secara lengkap perlu diperhatikan bahwa:

 Selain data komponen pengeluaran bersama di rumah tangga, juga harus ikut dicatat pengeluaran masing-masing art.

 Selain data pendapatan dari usaha bersama juga harus ikut dicatat penerimaan masing-masing art yang telah berpenghasilan.

Referensi waktu konsumsi

makanan adalah seminggu

terkhir. Sementara referensi

waktu konsumsi bukan

makanan adalah sebulan

yang lalu, 2 bulan yang lalu,

dan 3 bulan yang lalu.

(29)

2.4 Referensi Waktu

Referensi waktu konsumsi makanan

Untuk konsumsi makanan referensi waktu yang digunakan adalah seminggu terakhir. Dalam pengisian daftar, petugas harus berhati-hati karena yang dicatat adalah yang betul-betul dikonsumsi rumah tangga responden selama seminggu terakhir. Ada kemungkinan responden hanya memberikan keterangan mengenai apa saja yang dibeli, untuk itu harus ditanyakan jumlah yang dihabiskan selama seminggu terakhir karena belum tentu semua yang dibeli itu seluruhnya dikonsumsi.

Pengeluaran krt/art yang sedang bepergian tetap harus dicatat dalam pengeluaran rumah tangga yang bersangkutan dan nilainya diperkirakan. Caranya antara lain dengan memperkirakan konsumsi yang biasanya, atau dihitung sama dengan pengeluaran art lainnya. Perkiraan konsumsi krt/art yang bepergian dicatat sebagai konsumsi makanan jadi.

Referensi waktu konsumsi bukan makanan

Pengeluaran sebulan terakhir adalah pengeluaran konsumsi yang betul-betul dikeluarkan selama sebulan terakhir, bukan pengeluaran selama 12 bulan/setahun terakhir dibagi 12.

(30)

Pengeluaran 1 bulan yang lalu adalah betul-betul dikeluarkan selama 1 bulan yang lalu yang berakhir pada sehari sebelum pencacahan.

Pengeluaran 2 bulan yang lalu adalah pengeluaran selama 1 bulan setelah satu bulan yang lalu.

Pengeluaran 3 bulan yang lalu adalah pengeluaran selama 1 bulan setelah 2 bulan yang lalu.

Jadi, dapat diakumulasikan tiap-tiap pengeluaran sebulan lalu, 2 bulan yang lalu, 3 bulan yang lalu menjadi pengeluaran 3 bulan terakhir yang berakhir sehari sebelum pencacahan.

Untuk pembelian barang atau jasa yang sudah dikonsumsi tetapi pembayaran belum dilakukan, tetap dicatat sebagai pengeluaran. Sebaliknya bila pembelian dan pembayaran sudah dilakukan tetapi barang atau jasa belum dikonsumsi, maka pembayaran tersebut jangan dicatat sebagai pengeluaran.

Dalam kasus tertentu seperti rumah tangga yang menyewa rumah atau rumah tangga yang berkewajiban membayar pajak, mungkin sebulan terakhir belum melakukan pembayaran, maka pengeluaran tersebut tetap diperhitungkan, baik untuk pengeluaran sebulan terakhir maupun 2 dan 3 bulan terakhir.

Referensi waktu pendapatan, penerimaan dan pengeluaran bukan konsumsi

Sebulan terakhir adalah jangka waktu sebulan yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan.

(31)

Referensi waktu pendapatan, penerimaan dan pengeluaran bukan konsumsi

Sebulan terakhir adalah jangka waktu sebulan yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan.

Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan baik yang berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi sendiri dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut..

Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan maupun bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain.

Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu yang lalu, sedangkan untuk bukan makanan dihitung selama sebulan yang lalu, 2 bulan yang lalu dan dan 3 bulan yang lalu. Baik konsumsi makanan maupun bukan makanan selanjutnya dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan. Angka-angka konsumsi/pengeluaran rata-rata per kapita yang disajikan dalam publikasi ini diperoleh dari hasil bagi jumlah konsumsi seluruh rumah tangga (baik mengkonsumsi makanan maupun tidak) terhadap jumlah penduduk.

(32)
(33)

PENGELUARAN DAN

KONSUMSI RUMAH

TANGGA

3

(34)
(35)

3.1

Pengeluar

an Rumah

Tangga

Data pengeluaran (dalam rupiah) yang dibedakan menurutkelompok makanan dan bukan makanan dapat digunakanuntuk melihat pola pengeluaran penduduk. Dari datapengeluaran (sebagai proksi data pendapatan) dapat puladihitung tingkat ketimpangan pendapatan penduduk disuatu wilayah.

Pada kondisi pendapatan terbatas, pemenuhan kebutuhan makanan akan menjadi prioritas utama, sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk

membeli makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatanmaka lambat laun akan terjadi pergeseran pola pengeluaran,yaitu penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan untukmakanan dan peningkatan porsi pendapatan yangdibelanjakan untuk bukan makanan.

Pola pengeluaran dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menilai tingkat kesejahteraan (ekonomi) penduduk, dimana semakin rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran maka semakin baik tingkat perekonomian penduduk. Seperti hukum yang

dikemukakan oleh Ernst Engel (1857) bahwa bila selera tidakberbeda maka persentase pengeluaran untuk makanan menurun seiring dengan meningkatnya pendapatan, hukumini ditemukan Engel dari perangkat data survei pendapatandan pengeluaran.

(36)

Tabel 3.1

Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan (Rupiah)

Menurut Jenis Pengeluaran dan Daerah Tempat Tinggal

di Kabupaten Mukomuko, 2013 Jenis

Pengeluaran

Daerah Tempat Tinggal Perkotaan Perdesaan Perkotaan+

Perdesaan (1) (2) (3) (4) Makanan Rp 529.602 373.277 386.277 % 40,87 56,45 54,10 Bukan Makanan Rp 766.074 287.917 327.682 % 59,13 43,55 45,90 Jumlah Rp 1.295.676 661.194 713.959 % 100 100 100 Sumber: BPS, Susenas 2013

Pada Tabel 1 disajikan data pengeluaran rata-rata per kapitadan persentasenya untuk kelompok makanan dan bukanmakanan menurut daerah tempat tinggal tahun 2013.

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk 2013 jumlah penduduk Kabupaten Mukomuko sebesar 168.654 jiwa dan berdasarkan hasil Susenas 2013 pengeluaran rata-rata perkapita sebulan penduduk sebesar 713.959 rupiah. Sebesar 386.277 rupiah atau 54,10 persen dari pengeluaran digunakan untuk kebutuhan makanan dan sisanya sebesar 327.682 rupiah atau 45,90 persen digunakan untuk kebutuhan bukan makanan.

Berdasarkan hasil

Susenas 2013,

pengeluaran

rata-rata per kapita

sebulan penduduk

Kabupaten

Mukomuko pada

tahun 2013 adalah

713.959 rupiah.

Sebesar 54,10 persen

untuk konsumsi

makanan dan

sisanya sebesar

45,90 persen untuk

konsumsi bukan

makanan.

http://mukomukokab.bps.go.id

(37)

Bila dilihat menurut daerah tempat tinggal, persentase pengeluaran penduduk di perkotaan cenderung sudah beralih ke kebutuhan sekunder/tersier (bukan makanan), dimana persentase untuk makanan sebesar 40,87 persen, jauh lebih rendah dibandingkan di daerah perdesaan dengan persentase sebesar 56,45 persen. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di daerah perkotaan lebih baik jika dibandingkan dengan di perdesaan.

Pengeluaran rata-rata per kapita menurut kelompok barang tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel 3.2. Peningkatan pengeluaran pada periode 2012-2013 terjadi hampir di semua kelompo makanan kecuali umbi-umbian, daging serta minyak dan lemak. Sementara kelompok barang bukan makanan hanya mengalami peningkatan di beberapa sub kelompok seperti perumahan dan fasilitas rumah tangga dan barang-barang tahan lama. Sisanya mengalami penurunan.

Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 8,65 persen dibanding tahun 2012. Pada kelompok makanan peningkatan terjadi sebesar 9,65 persen dan pada kelompok bukan makanan sebesar 7,49 persen.

(38)

Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah) Menurut Kelompok Barang di Kabupaten Mukomuko, 2012 dan 2013

Kelompok Barang 2012 2013 PersentasePerubahan (1) (2) (3) (4) A. PADI-PADIAN 72.696 76.815 5,67 B. UMBI-UMBIAN 3.060 2.644 -13,59 C. IKAN 32.453 39.153 20,65 D. DAGING 17.714 14.328 -19,12 E. TELUR DAN SUSU 21.790 21.803 0,06 F. SAYUR-SAYURAN 32.787 45.003 37,26 G. KACANG-KACANGAN 6.990 7.254 3,78 H. BUAH_BUAHAN 17.454 21.660 24,09 I. MINYAK DAN LEMAK 15.430 15.428 -0,02 J. BAHAN MINUMAN 11.627 13.285 14,26 K. BUMBU-BUMBUAN 5.681 6.124 7,78 L. KONSUMSI LAINNYA 5.786 5.823 0,64 M. MAKANAN MINUMAN JADI 44.505 47.984 7,82 O. TEMBAKAU DAN SIRIH 64.303 68.975 7,27

JUMLAH MAKANAN 352.277 386.277 9,65

53,61 54,10

A. PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA 115.738 116.123 0,33 B. BARANG DAN JASA 112.548 112.164 -0,34 C. PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA 24.278 20.686 -14,79 D. BARANG-BARANG TAHAN LAMA 37.441 65.886 75,97 E. PAJAK DAN ASURANSI 10.546 8.876 -15,84 F. KEPERLUAN PESTA DAN UPACARA 4.307 3.947 -8,36

JUMLAH BUKAN MAKANAN 304.858 327.682 7,49

46,39 45,90

JUMLAH 657.135 713.959 8,65

100 100

Sumber: BPS, 2013

(39)

Baik tahun 2012

maupun 2013,

pengeluaran

makanan penduduk

Kabupaten

Mukomuko

mempunyai pola

yang sama yakni

pengeluaran

tertinggi pada

kelompok

padi-padian, tembakau

dan sirih serta

makanan minuman

jadi.

Sedangkan

pengeluaran tertingi

untuk kelompok

bukan makanan

adalah perumahan

dan fasilitas rumah

tangga, barang dan

jasa serta barang

tahan lama.

3.2 Konsumsi per Kapita Beberapa

Komoditi Pokok

Konsumsi rata-rata per kapita untuk beberapa jenis bahan makanan penting dapat dilihat pada Tabel 3. Pada periode 2012-2013 bahan makanan mengalami kenaikan dan penurunan konsumsi. Kenaikan konsumsi dengan persentase cukup besar terjadi pada komoditas kadang kedelai yaitu sebesar 392,06 persen, jagung basah berkulit sebesar 101,05 persen, cabe rawit sebesar 27,93 persen, ikan dan udang segar sebesar 10,19 persen, susu bubuk kaleng/bayi sebesar 9,27 persen, minyak kelapa/goreng/jagung sebesar 4,18 persen, gula pasir sebesar 1,02 persen dan ketela pohon sebesar 0,40 persen.

Sementara sisanya mengalami penurunan yang utamanya terjadi pada komoditas telur itik/manila/asin (50,79 persen), daging sapi/kerbau (40,34 persen), gula merah (38,98 persen), dan ketela rambat (30,83 persen).

Ada dua bahan makanan pokok mengalami penurunan konsumsi lebih dari 20 persen yaitu jagung basah berkulit (33,33 persen) dan jagung pocelan/pipilan (23,33 persen). Konsumsi beras lokal/ketan per kapita seminggu berdasarkan tahun 2013 sebesar 1,9151 kg atau

(40)

Tabel 3

Konsumsi Rata-Rata per Kapita Seminggu Beberapa Komoditi Pokok di Kabupaten Mukomuko, 2012 dan 2013

Jenis Bahan Makanan Satuan 2012 2013 PersentasePerubahan (1) (2) (3) (4) (5) 1. Beras lokal/ketan Kg 1,9421 1,9151 -1,39 2. Jagung basah berkulit Kg 0,0014 0,0029 101,05 3. Jagung pocelan/pipilan Kg - - -4. Ketela pohon Kg 0,0416 0,0417 0,40 5. Ketela rambat Kg 0,0161 0,0112 -30,83 6. Gaplek Kg 0,0008 0,0007 -18,18 7. Ikan dan udang segar1) Kg 0,3550 0,3912 10,19 8. Ikan dan udang diawetkan Ons 0,2950 0,2531 -14,23 9. Daging sapi/kerbau Kg 0,0037 0,0022 -40,34 10. Daging ayam ras/kampung Kg 0,1152 0,0852 -26,04 11. Telur ayam ras/kampung2) Kg 0,2456 0,2169 -11,69 12. Telur itik/manila/asin Butir 0,0184 0,0091 -50,79 13. Susu kental manis (397ml) 0,0866 0,0611 -29,40 14. Susu bubuk kaleng/bayi Kg 0,0418 0,0457 9,27 15. Bawang merah Ons 0,6359 0,6203 -2,45 16. Bawang putih Ons 0,2415 0,2209 -8,54 17. Cabe merah Ons 1,0689 0,9903 -7,35 18. Cabe rawit Ons 0,1827 0,2337 27,93 19. Kacang Kedelai Kg 0,0003 0,0012 392,06 20. Tahu Kg 0,0965 0,0875 -9,28 21. Tempe Kg 0,0927 0,0858 -7,36 22. Minyak kelapa/goreng/jagung Liter 0,2252 0,2346 4,18 23. Kelapa Butir 0,4763 0,4276 -10,24 24. Gula pasir Ons 1,2749 1,2879 1,02 25. Gula merah Ons 0,0836 0,0510 -38,98

Sumber: BPS, 2013

(41)

sekitar 99,49 kg dalam setahun (tidak termasuk beras/ketan yang berasal dari makanan jadi).

Apabila dibandingkan tahun sebelumnya konsumsi beras per kapita naik sebesar 1,39 persen. Begitu pula dengan jagung basah berkulit naik sebesar 101,05 persen dan ketela pohon naik sebesar 0,40 persen. Kenaikan bahan makanan yang mengandung karbohidrat tersebut ternyata dibarengi dengan penurunan konsumsi bahan makanan mengandung karbohidrat lainnya yaitu ketela rambat dan gaplek.

Selain konsumsi ikan dan udang segar yang meningkat tajam, kebutuhan protein hewani lainnya yang dikonsumsi penduduk pada tahun 2013 mengalami kenaikan yaitu susu kental manis. Namun konsumsi protein hewani lainnya mengalami penurunan cukup tajam seperti daging sapi/kerbau, daging ayam ras/kampung, ikan dan udang diawetkan, telur ayam ras/kampung dan telur itik/manila/asin.

Komoditas yang perlu dicermati diantaranya bawang merah dan bawang putih yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan sehingga berdampak pada menurunnya konsumsi kedua komoditi tersebut. Konsumsi bawang merah mengalami penurunan sebesar 2,45 persen dan konsumsi bawang putih menurun sampai 8,54 persen.

(42)

Sementara itu konsumsi kosumsi cabe rawit justru mengalami kenaikan yakni sebesar 27,93 persen. Sementara cabe merah turun 7,35 persen.

Konsumsi tahu dan tempe yang merupakan bahan protein nabati yang utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia juga mengalami perubahan. Konsumsi tahu turun sebesar 9,28 persen dari 0,0965 kg menjadi 0,0875 kg per minggu. Konsumsi tempe juga mengalami penurunan yakni sebesar 7,36 persen.

(43)

3.3 Konsumsi Kalori dan Protein

Angka kecukupan konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia per kapita per hari berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004)2 yaitu 2000 kkal dan 52 gram protein. Tingkat kecukupan kalori dan protein adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Hasil Susenas 2013 menunjukkan rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari tahun 2013 adalah 1.876,47 kkal dan konsumsi protein per kapita sehari 51,79 gram. Jika didasarkan pada batas standar kecukupan konsumsi kalori dan protein per kapita sehari seperti dijelaskan sebelumnya, maka rata-rata konsumsi kalori penduduk pada tahun 2013 dibawah angka kecukupan konsumsi kalori (lihat Tabel 3.4).

Berdasarkan daerah tempat tinggal, rata-rata konsumsi kalori di perkotaan maupun perdesaan belum memenuhi standar kecukupan konsumsi kalori yaitu sebesar 2.071,73 kkal di perkotaan dan 1.858,76 kkal di perdesaan.

Pada tabel 3.4 terlihat bahwa rata-rata konsumsi kalori di daerah perdesaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkotaan pada kelompok makanan seperti padi-padian, umbi-umbian, sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan yang pada dasarnya kelompok makanan tersebut dapat dibudidayakan dan diperoleh lebih mudah dan murah di perdesaan. Sebaliknya pada kelompok makanan ikan, daging, telur dan susu, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, bahan minuman, konsumsi lainnya,

(44)

dan makanan minuman jadi di daerah perkotaan lebih tinggi konsumsi kalorinya dibandingkan di perdesaan. Hal yang berbeda ditunjukkan pada rata-rata konsumsi protein baik di perkotaan maupun perdesaan sudah memenuhi standar kecukupan konsumsi protein perkapita sehari yaitu masing-masing sebesar 62,95 gram dan 50,78 gram. Pada tabel 3.4 terlihat bahwa rata-rata konsumsi protein di daerah perkotaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan perdesaan hampir di semua kelompok makanan terutama pada kelompok

makanan ikan, daging, telur dan susu serta makanan dan minuman jadi. Hal ini seiring dengan besarnya konsumsi kelompok makanan tersebut di perkotaan daripada di perdesaan.

Tabel 3.5 menyajikan rata-rata konsumsi kalori dan protein penduduk Kabupaten Mukomuko pada tahun 2012 dan

2013. Baik tahun 2012 maupun 2013 terlihat bahwa konsumsi kalori belum memenuhi standar kecukupan kalori. Terdapat penurunan konsumsi kalori sebesar 2,00 persen (dari 1.914,70 kkal menjadi 1.876,47 kkal). Dari 15 kelompok makanan, hampir semuanya mengalami penurunan konsumsi kecuali pada beberapa kelompok yang mengalami kenaikan seperti ikan (5,29 persen) dan sayur-sayuran (7,60 persen).

(45)

Sumber: BPS, 2013

Tabel 3.4

Rata-rata Konsumsi Kalori (Kkal) dan Protein (Gram) per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan dan Daerah Tempat Tinggal

di Kabupaten Mukomuko, 2013 Kelompok Makanan

Kalori (Kkal) Protein (Gram) Perkotaa n Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Perkotaan Perdesa an Perkotaan + Perdesaan (1) (2) (3) (4) (2) (3) (4) A. PADI-PADIAN 972,16 1.005,20 1.002,45 22,75 23,56 23,49 B. UMBI-UMBIAN 13,52 15,20 15,06 0,28 0,22 0,23 C. IKAN 98,21 51,82 55,68 15,52 8,33 8,93 D. DAGING 66,31 36,22 38,72 4,21 2,25 2,41 E. TELUR DAN SUSU 94,24 57,44 60,50 5,63 3,43 3,61 F. SAYUR-SAYURAN 40,81 41,59 41,52 2,73 2,66 2,67 G. KACANG-KACANGAN 33,20 31,28 31,44 3,21 3,09 3,10 H. BUAH_BUAHAN 63,84 36,25 38,54 0,77 0,50 0,52 I. MINYAK DAN LEMAK 372,91 326,46 330,33 0,76 0,81 0,81 J. BAHAN MINUMAN 104,62 86,05 87,59 1,41 1,13 1,16 K. BUMBU-BUMBUAN 5,40 6,09 6,04 0,23 0,26 0,26 L. KONSUMSI LAINNYA 49,26 36,73 37,77 0,97 0,75 0,76 M. MAKANAN MINUMAN JADI 157,24 128,44 130,83 4,47 3,79 3,84 O. TEMBAKAU DAN SIRIH 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH MAKANAN 2.071,73 1.858,76 1.876,47 62,95 50,78 51,79

http://mukomukokab.bps.go.id

(46)

Hal yang berbeda ditunjukkan pada rata-rata konsumsi protein baik di perkotaan maupun perdesaan sudah memenuhi standar kecukupan konsumsi protein perkapita sehari yaitu masing-masing sebesar 62,95 gram dan 50,78 gram. Pada tabel 3.4 terlihat bahwa rata-rata konsumsi protein di daerah perkotaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan perdesaan hampir di semua kelompok makanan terutama pada kelompok

makanan ikan, daging, telur dan susu serta makanan dan minuman jadi. Hal ini seiring dengan besarnya konsumsi kelompok makanan tersebut di perkotaan daripada di perdesaan.

Tabel 3.5 menyajikan rata-rata konsumsi kalori dan protein penduduk Kabupaten Mukomuko pada tahun 2012 dan

2013. Baik tahun 2012 maupun 2013 terlihat bahwa konsumsi kalori belum memenuhi standar kecukupan kalori. Terdapat penurunan konsumsi kalori sebesar 2,00 persen (dari 1.914,70 kkal menjadi 1.876,47 kkal). Dari 15 kelompok makanan, hampir semuanya mengalami penurunan konsumsi kecuali pada beberapa kelompok yang mengalami kenaikan seperti ikan (5,29 persen) dan sayur-sayuran (7,60 persen).

(47)

Sumber: BPS, 2013

Tabel 3.5

Rata-rata Konsumsi Kalori (Kkal) dan Protein (Gram) per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan dan Daerah Tempat Tinggal

di Kabupaten Mukomuko, 2012 dan 2013 Kelompok Makanan

Kalori (Kkal) Protein (Gram) 2012 2013 PersentasePerubahan 2012 2013 PersentasePerubahan (1) (2) (3) (4) (2) (3) (4) A. PADI-PADIAN 1.019,69 1.002,45 -1,69 23,87 23,49 -1,59 B. UMBI-UMBIAN 20,07 15,06 -24,97 0,28 0,23 -19,27 C. IKAN 52,88 55,68 5,29 8,62 8,93 3,49 D. DAGING 52,19 38,72 -25,82 3,22 2,41 -25,13 E. TELUR DAN SUSU 62,70 60,50 -3,51 3,68 3,61 -1,73 F. SAYUR-SAYURAN 38,59 41,52 7,60 2,38 2,67 12,37 G. KACANG-KACANGAN 33,66 31,44 -6,58 3,31 3,10 -6,42 H. BUAH_BUAHAN 33,53 38,54 14,94 0,40 0,52 31,77 I. MINYAK DAN LEMAK 334,97 330,33 -1,39 0,91 0,81 -11,51 J. BAHAN MINUMAN 87,81 87,59 -0,25 1,17 1,16 -1,34 K. BUMBU-BUMBUAN 7,79 6,04 -22,46 0,30 0,26 -12,73 L. KONSUMSI LAINNYA 39,50 37,77 -4,38 0,84 0,76 -8,72 M. MAKANAN MINUMAN

JADI 131,30 130,83 -0,36 3,84 3,84 0,15 O. TEMBAKAU DAN SIRIH 0,00 0,00 0,00 0,00

(48)

Konsumsi rata-rata

kalori penduduk

Kabupaten

Mukomuko tahun

2012 dan 2013

belum memenuhi

standar kecukupan

kalori.

Sebaliknya

konsumsi rata-rata

protein tahun 2012

maupun 2013 telah

memenuhi standar

kecukupan protein.

Baik tahun 2012 maupun 2013 konsumsi kalori tertinggi adalah pada kelompok padi-padian, minyak dan lemak, serta makanan dan minuman jadi.

Tabel yang sama juga menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi protein di Kabupaten Mukomuko sudah memenuhi standar kecukupan protein baik pada tahun 2012 maupun 2013. Namun, rata-rata konsumsi protein mengalami penurunan sebesar 1,94 persen (dari 52,81 gram menjadi 51,79 gram.

Konsumsi protein mengalami kenaikan di beberapa kelompok makanan seperti ikan (3,49 persen), sayur-sayuran (12,37), buah-buahan (31,77 persen), dan makanan dan minuman jadi (0,15 persen). Sementara penurunan terjadi di kelompok yang lain seperti padi-padian, umbi-umbian, daging, telur dan susu, kacang-kacangan, minyak dan lemak, bahan minuman, bumbu-bumbuan, dan konsumsi lainnya.

Konsumsi protein tertinggi pada tahun 2012 maupun 2013 adalah pada kelompok padi-padian, ikan, makanan minuman jadi, telur dan susu, kacang-kacangan, dan daging

(49)

Tabel

Lampiran

(50)

42

Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah) Menurut Kelompok Barang dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten Mukomuko, 2013

Kelompok Barang Perkotaan Perdesaan Perkotaan+ Perdesaan (1) (2) (3) (4) A. PADI-PADIAN 79,208 76,598 76,815 B. UMBI-UMBIAN 2,714 2,638 2,644 C. IKAN 72,749 36,106 39,153 D. DAGING 27,326 13,149 14,328 E. TELUR DAN SUSU 35,430 20,567 21,803 F. SAYUR-SAYURAN 54,900 44,106 45,003 G. KACANG-KACANGAN 7,130 7,265 7,254 H. BUAH_BUAHAN 39,761 20,018 21,660 I. MINYAK DAN LEMAK 18,213 15,175 15,428 J. BAHAN MINUMAN 15,408 13,092 13,285 K. BUMBU-BUMBUAN 7,216 6,025 6,124 L. KONSUMSI LAINNYA 7,367 5,683 5,823 M. MAKANAN MINUMAN JADI 72,155 45,792 47,984 O. TEMBAKAU DAN SIRIH 90,023 67,066 68,975

JUMLAH MAKANAN 529,602 373,277 386,277

A. PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA 230,779 105,723 116,123 B. BARANG DAN JASA 209,771 103,311 112,164 C. PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA 34,661 19,419 20,686 D. BARANG-BARANG TAHAN LAMA 276,975 46,739 65,886 E. PAJAK DAN ASURANSI 13,096 8,493 8,876 F. KEPERLUAN PESTA DAN UPACARA 792 4,233 3,947

JUMLAH BUKAN MAKANAN 766,074 287,917 327,682 JUMLAH 1,295,676 661,194 713,959

(51)

Jenis Makanan Satuan Banyaknya Nilai (Rp)

(1) (2) (3) (4)

1 A. PADI-PADIAN Kg 15,082

2 Beras (lokal, kualitas, dll) Kg 1.6492 14,892

3 Beras ketan Kg 0.0018 24

4 Jagung basah dengan kulit Kg 0.0029 19

5 Jagung pipilan/beras jagung Kg

6 Tepung beras Kg 0.0007 3

7 Tepung jagung (maizena) Kg

8 Tepung terigu Kg 0.0170 145

9 Lainnya

10 B. UMBI-UMBIAN Kg 470

11 Ketela pohon/singkong Kg 0.0389 132

12 Ketela rambat/ubi jalar Kg 0.0074 28

13 Sagu (bukan dari ketela pohon) Kg 0.0003 2

14 Talas/keladi Kg 0.0010 5

15 Kentang Kg 0.0440 299

16 Gaplek Kg 0.0007 4

17 Tepung gaplek (tiwul) Kg

18 Tepung ketela pohon Kg

19 Lainnya 20 C. IKAN 6,804 1] Ikan segar 21 Ekor kuning Kg 0.0005 7 22 Tongkol/tuna/cakalang Kg 0.0846 1,810 23 Tenggiri Kg 0.0050 110 24 Selar Kg 0.0005 8 25 Kembung Kg 0.0068 142 26 Teri Kg 0.0011 27 27 Bandeng Kg 0.0034 71 28 Gabus Kg 0.0110 210 29 Mujair Kg 0.0160 362 30 Mas Kg 0.0037 89 31 Lele Kg 0.0176 404 32 Kakap Kg 0.0006 25

Selama Seminggu Terakhir di Kabupaten Mukomuko, 2013Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Per Kapita

(52)

44

Jenis Makanan Satuan Banyaknya Nilai (Rp)

(1) (2) (3) (4)

33 Baronang Kg 0.0006 9

34 Lainnya Kg 0.1524 2,734

2] Udang dan hewan air lainnya

35 Udang Kg 0.0041 141 36 cumi-cumi/sotong Kg 37 Ketam/kepiting/rajungan Kg 38 Kerang/siput Kg 39 Lainnya Kg 0.0017 27 3] Ikan diawetkan

40 Kembung (peda) Ons 0.0093 20

41 Tenggiri Ons 0.0067 11 42 Tongkol/tuna/cakalang Ons 0.0044 22 43 Teri Ons 0.1056 360 44 Selar Ons 0.0134 29 45 Sepat Ons 0.0317 70 46 Bandeng Ons 0.0022 5 47 Gabus Ons

48 Ikan dalam kaleng Ons 0.0069 17

49 Lainnya 0.0366 93

4] Udang dan hewan air diawetkan

50 Udang (ebi) Ons

51 Cumi-cumi/sotong Ons 52 Lainnya 0.0009 1 53 D. DAGING 2,014 54 Daging sapi Kg 55 Daging kerbau Kg 0.0002 11 56 Daging kambing Kg 0.0007 40 57 Daging babi Kg

58 Daging ayam ras Kg 0.0505 1,577

59 Daging kampung Kg 0.0074 299

60 Daging unggas lainnya Kg

61 Daging lainnya Kg 0.0011 51

Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Selama Seminggu Terakhir, 2013

(53)

Jenis Makanan Satuan Banyaknya Nilai (Rp) (1) (2) (3) (4) 2] Daging diawetkan

62 Dendeng Kg 63 Abon Ons 64 Daging dalam kaleng Kg 65 Lainnya Kg

3] Lainnya

66 Hati Kg 0.0004 13 67 Jeroan (selain hati) Kg 0.0004 8 68 Tetelan Kg 0.0003 9 69 Tulang Kg

70 Lainnya Kg 0.0003 4

71 E. TELUR DAN SUSU 3,313

72 Telur ayam ras Kg 0.1207 1,810 73 Telur ayam kampung Butir 0.0378 77

74 Telur itik/manila Butir 0.0046 8 75 Telur puyuh Butir 0.0202 9 76 Telur lainnya Butir

77 Telur asin Butir

78 Susu murni Liter 0.0006 5 79 Susu cair pabrik 250ml*) 0.0061 60 80 Susu kental manis 397ml**) 0.0474 409 81 Susu bubuk Kg 0.0067 355 82 Susu bubuk bayi 400gr***) 0.0209 574 83 Keju Ons

84 Hasil lain dari susu Ons 0.0007 7

85 F. SAYUR-SAYURAN 8,405

86 Bayam Kg 0.0533 302 87 Kangkung Kg 0.0802 444 88 Kol/kubis Kg 0.0306 159 89 Sawi putih (petsai) Kg 0.0133 62 90 Sawi hijau Kg 0.0080 43 91 Buncis Kg 0.0104 75

Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Selama Seminggu Terakhir, 2013

(54)

46

Jenis Makanan Satuan Banyaknya Nilai (Rp) (1) (2) (3) (4) 92 Kacang panjang Kg 0.0659 379 93 Tomat sayur Ons 0.1348 117 94 Wortel Kg 0.0195 132 95 Mentimun Kg 0.0233 121 96 Daun ketela pohon Kg 0.0801 432 97 Terong Kg 0.0760 412 98 Tauge Kg 0.0122 52 99 Labu Kg 0.0032 12 100 Jagung muda Ons 0.0045 4 101 Sayur sop/capcay Bungkus 0.0078 36 102 Sayur asam/lodeh Bungkus 0.0032 7 103 Nangka muda Kg 0.0156 54 104 Pepaya muda Kg 0.0057 22 105 Jamur Ons 0.0064 12 106 Petai Ons 0.0274 57 107 Jengkol Kg 0.0117 93 108 Bawang merah Ons 0.5124 1,447 109 Bawang putih Ons 0.1871 484 110 Cabe merah Ons 0.7995 2,689 111 Cabe hijau Ons 0.0166 41 112 Cabe rawit Ons 0.2049 639 113 Sayur asam kaleng Kg

114 Lainnya Kg 0.0124 77

115 G. KACANG-KACANGAN 1,357

116 Kacang tanah tanpa kulit Kg 0.0005 10 117 Kacang tanah dengan kulit Kg 0.0001 0 118 Kacang kedele Kg 0.0012 9 119 Kaang hijau Ons 0.0027 43 120 Kacang mede Kg 121 Kacang lainnya 0.0002 2 122 Tahu Kg 0.0697 636 123 Tempe Kg 0.0704 650 124 Tauco Ons 0.0017 3 125 Oncom Ons 0.0030 3 126 Lainnya Ons

Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Selama Seminggu Terakhir, 2013

(55)

Jenis Makanan Satuan Banyaknya Nilai (Rp) (1) (2) (3) (4) 127 H. BUAH-BUAHAN 3,371 128 Jeruk Kg 0.0582 711 129 Mangga Kg 0.0068 69 130 Apel Kg 0.0158 365 131 Alpukat Kg 0.0037 23 132 Rambutan Kg 0.0385 262 133 Duku Kg 0.0194 205 134 Durian Kg 0.1095 558 135 Salak Kg 0.0241 264 136 Nenas Kg 0.0011 7 137 Pisang ambon Kg 0.0133 90 138 Pisang raja Kg 0.0082 40 139 Pisang lainnya Kg 0.0359 255 140 Pepaya muda Kg 0.0156 68 141 Jambu Kg 0.0022 18 142 Sawo Kg 0.0059 42 143 Belimbing Kg 144 Kedondong Kg 145 Semangka Kg 0.0337 142 146 Melon Kg 147 Nangka Kg 148 Tomat buah Kg 0.0320 143 149 Buah dalam kaleng Kg

150 Lainnya Kg 0.0064 109

151 I. MINYAK DAN LEMAK 2,861

152 Minyak kelapa Liter 0.0102 111 153 Minyak jagung Liter 0.0016 16 154 Minyak goreng lainnya Liter 0.1807 2,052 155 Kelapa Butir 0.3689 663 156 Margarine Ons 0.0021 4 157 Lainnya Liter 0.0013 14

Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Selama Seminggu Terakhir, 2013

(56)

48

Jenis Makanan Satuan Banyaknya Nilai (Rp) (1) (2) (3) (4)

158 J. BAHAN MINUMAN 2,278

159 Gula pasir Ons 1.0006 1,254 160 Gula merah (gula air) Ons 0.0359 42 161 Teh Ons 0.1135 254 162 Kopi (bubuk, biji, instan) Ons 0.2416 681 163 Coklat instan 150gr 164 Coklat bubuk 165 Sirup Ons 166 Lainnya 620ml*) 0.0194 47 167 K. BUMBU-BUMBUAN 1,099 168 Garam Ons 0.2326 156 169 Kemiri Ons 0.0056 12 170 Ketumbar/jinten Ons 0.0164 50 171 Merica/lada Ons 0.0094 42 172 Asam Ons 0.0119 22 173 Biji pala Ons 0.0004 2 174 Cengkeh Ons

175 Terasi/petis Ons 0.0212 45 176 Kecap 140ml**) 0.0224 107 177 Penyedap masakan/vetsin Gram 4.9669 227 178 Sambal jadi/sauce tomat 140ml**) 0.0020 5 179 Bumbu masakan jadi/kemasan Ons 0.0694 130 180 Bumbu dapur lainnya --- 0.2188 300

181 L. KONSUMSI LAINNYA 1,028

182 Mie instan 80gr**) 0.5024 912 183 Mie basah Kg

184 Bihun Ons 185 Makaroni/mie kering Ons

186 Kerupuk Ons 0.0556 104 187 Emping Ons

188 Bahan agar-agar Bungkus 0.0014 3 189 Bubur bayi kemasan 150gr*) 0.0008 5 190 Lainnya --- 0.0056 4

Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Selama Seminggu Terakhir, 2013

(57)

Jenis Makanan Satuan Banyaknya Nilai (Rp) (1) (2) (3) (4)

191 M. MAKANAN MINUMAN JADI 7,250

192 Roti tawar Bungkus kecil 0.0219 24 193 Roti manis/lainnya Potong 0.2556 262 194 Kue kering/biskuit Ons 0.0613 171 195 Kue basah Buah 0.2858 256 196 Makanan gorengan Potong 1.0365 895 197 Bubur kacang hijau Porsi 0.0086 28 198 Gado-gado/ketoprak/pecel Porsi 0.0489 157 199 Nasi campur/rames Porsi 0.0256 297 200 Nasi goreng Porsi 0.0198 101 201 Nasi putih Porsi 0.0084 34 202 Lontong/ketupat sayur Porsi 0.2881 948 203 Soto/gule/sop/rawon Porsi 0.0184 94 204 Sate/tongseng Porsi 0.1382 785 205 Mie bakso/rebus/goreng Porsi 0.1201 913 206 Mie instan Porsi 0.0016 5 207 Makanan ringna anak-anak Ons 0.2066 679 208 Ikan (goreng, bakar, dll) Potong 0.0113 91 209 Ayam/daging (goreng, dll) Potong 0.0129 89 210 Makanan jadi lainnya --- 0.2092 372

MINUMAN TIDAK MENGANDUNG CO2

211 Air kemasan 600ml*) 0.0073 6 212 Air kemasan galon Galon 0.1437 649 213 Air teh kemasan 250ml*) 0.0415 43 214 Sari kemasan 200ml*) 0.1364 138 215 Minuman ringan co2 (soda) 250ml*) 0.0021 5 216 Minuman kesehatan/energi 100ml*) 0.0006 3 217 Minuman lainnya (kopi) Gelas 0.0764 105 218 Es krim Mangkok kecil 0.0114 48 219 Es lainnya 0.0302 49

MINUMAN YANG MENGANDUNG ALKOHOL

220 Bir 620ml*) 221 Anggur 620ml*) 222 Minuman keras lainnya 620ml*)

Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Selama Seminggu Terakhir, 2013

(58)

50

Jenis Makanan Satuan Banyaknya Nilai (Rp) (1) (2) (3) (4)

223 O. TEMBAKAU DAN SIRIH 12,515

224 Rokok kretek filter Batang 0.8634 8,648 225 Rokok kretek tanpa filter Batang 0.5087 3,572 226 Rokok putih Batang 0.0087 97 227 Tembakau Ons 0.0193 139 228 Sirih/pinang Bungkus 0.0066 15 229 Lainnya --- 0.0144 44

Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Selama Seminggu Terakhir, 2013

(59)

Jenis Bukan Makanan Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan (1) (2) (3) (4)

A PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA 230,779 105,723 116,123 Perkiraan sewa rumah sendiri 109,695 45,511 50,848 Kontrak rumah 6,730 2,569 2,915 Sewa rumah 0 272 249 Rumah dinas dan lainnya 2,444 3,418 3,337 Ongkos pemeliharaan rumah 66 2,574 2,366

237 0 0 0

Listrik 47,912 18,104 20,583

239 0 0 0

Air (PAM pikulan) 395 23 53

241 0 0 0

LPG 12,897 6,916 7,414 Gas kota

245 0 0 0

Minyak tanah 3,859 2,736 2,829 Bahan bakar Generator (bensin, solar, minyak

tanah) 907 282 334

249 0 0 0

Minyak pelumas 0 33 30 Pemeliharaan dan Perbaikan

Arang, batu bara, briket

Kayu bakar dan bahan bakar lain 2,639 6,619 6,288 Lainnya (batu baterai, aki, korek api, obat

nyamuk, dll.) 2,938 2,337 2,387 Rekening telepon rumah 1,284 268 353 Pulsa HP, No perdana 36,789 13,519 15,454 Kartu telepon 289 134 147 Benda pos (perangko, dll)

Lainnya (warnet, internet) 1,936 410 537 Menurut Jenis Barang Bukan Makanan dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten Mukomuko, 2013

Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah)

(60)

52

Jenis Bukan Makanan Perkotaan Perdesaan Perkotaan +Perdesaan (1) (2) (3) (4)

B ANEKA BARANG DAN JASA 209,771 103,311 112,164 Sabun mandi, pasta gigi, dan sampo 9,769 6,357 6,641 Barang kecantikan 6,022 4,286 4,430 Perawatan kulit, muka, rambut, dan sebagainya 2,148 1,441 1,500 Sabun cuci 6,995 4,931 5,103 Bahan pemeliharaan pakaian 756 842 834 Surat kabar, majalah, buku-buku, dan alat tulis 3,831 412 696 Barang lainnya (tissue, pamper, tusuk sate, dan

lain-lain) 1,614 689 766 Rumah Sakit Pemerintah 3,526 1,314 1,498 Rumah Sakit Swasta 0 1,208 1,108 Puskesmas/Pustu/Polindes/Posyandu 127 657 613 Praktek Dokter/Poliklinik 2,816 2,013 2,080 Praktek petugas kesehatan 415 1,473 1,385 Praktek pengobatan tradisional 2,259 327 488 Dukun penolong persalinan

Beli obat dengan resep dari tenaga kesehatan 186 514 486 Berobat sendiri/beli obat tanpa resep dokter 318 873 827 Obat tradisional/jamu 199 242 239 Pembelian kacamata, kaki tangan palsu, dan kursi

roda 0 1 1

Biaya pemeriksaan kehamilan 117 160 157 Biaya imunisasi 310 255 260

KIR 0 187 171

Keluarga Berencana 678 1,264 1,215 Pemeliharaan kesehatan (vitamin, jamu, dan

lain-lain) 923 634 658 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah)

Menurut Jenis Barang Bukan Makanan dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten Mukomuko, 2013

(61)

Jenis Bukan Makanan Perkotaan Perdesaan Perkotaan +Perdesaan (1) (2) (3) (4)

Sumbangan pembangunan sekolah,uang pangkal 156 234 228 Uang sekolah (SPP, BP3, POMG) 18,909 15,131 15,445 Iuran sekolah lainnya 18,262 813 2,264 Buku pelajaran 1,230 1,253 1,251 Alat-alat tulis 1,454 1,149 1,175 Uang kursus 4,048 153 477 291 0 0 0 Bensin 51,853 30,653 32,416 293 0 0 0 Solar 2,047 450 583 295 0 0 0 Minyak pelumas 9,557 4,855 5,246 Perbaikan ringan dan pemeliharaan kendaraan 2,347 2,832 2,791 Transportasi angkutan (bis,kereta api,pesawat,

dll.) 36,552 9,713 11,945 Hotel,penginapan,bioskop,sandiwara,olah raga, &

rekreasi 14,059 3,588 4,459 Pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, dan

supir 6,288 2,293 2,625 Jasa lembaga keuangan 0 2 2 Jasa lainnya (KTP, SIM, dll) 0 112 102

Menurut Jenis Barang Bukan Makanan dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten Mukomuko, 2013 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah)

(62)

54

Jenis Bukan Makanan Perkotaan Perdesaan Perkotaan +Perdesaan (1) (2) (3) (4) C PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA 34,661 19,419 20,686

Pakaian jadi untuk laki-laki dewasa 8,344 6,026 6,218 Pakaian jadi untuk perempuan dewasa 13,589 5,320 6,007 Pakaian jadi untuk anak-anak 9,966 5,197 5,594 Bahan pakaian 0 202 185 Upah menjahit,memperbaiki pakaian,& keperluan

menjahit 0 124 113 Alas kaki (sepatu, sandal) 2,352 2,040 2,066 Tutup kepala (Headgear) 361 394 391 Lainnya (handuk, ikat pinggang, semir sepatu,

dll.) 49 116 111 D BARANG TAHAN LAMA 276,975 46,739 65,886 Meubelair 75 1,438 1,325 Peralatan rumah tangga 50 827 762 Perlengkapan perabot rumah tangga 79 601 557 Perkakas rumah tangga 98 343 323 Alat-alat dapurmakan 381 1,499 1,406 Barang-barang pajangan/hiasan 23 105 98 Perbaikan perabot, perlengkapan, dan perkakas

rumah tangga 0 202 185 Telepon genggam/HP dan aksesorisnya 0 1,014 929 Arloji, jam, kamera, kacamata, dan perbaikannya 0 4 4 Payung, tas, koper, dan perbaikannya 0 346 317 Perhiasan mahal dan perbaikannya 0 1,687 1,547 Mainan anak dan perbaikannya, perhiasan murah 643 583 588 Televisi, video, radio, DVD 0 1,211 1,111 Alat dan perlengkapan olah raga serta perbaikannya

Kendaraan dan perbaikannya 275,599 36,786 56,646 Binatang dan tanaman peliharaan serta

pemeliharaannya 0 79 72 Barang tahan lama lainnya 26 15 16

Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah)

Menurut Jenis Barang Bukan Makanan dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten Mukomuko, 2013

(63)

Jenis Bukan Makanan Perkotaan Perdesaan Perkotaan +Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

E PAJAK, PUNGUTAN, DAN ASURANSI 13,096 8,493 8,876

Pajak bumi dan bangunan 967 681 704

Pajak kendaraan bermotor (STNK) dan tak bermotor 12,004 6,401 6,867

Pungutan lainnya (iuran, sumbangan) 0 100 92

Asuransi kesehatan 125 423 398

Asuransi jiwa dan kerugian 0 554 508

Lainnya 0 334 306

F KEPERLUAN PESTA DAN UPACARA 792 4,233 3,947

Perkawinan 0 587 538

Khitanan dan ulang tahun 0 2,485 2,278

Perayaan hari raya agama Ongkos naik haji

Upacara agama/adat lainnya 0 1,161 1,064

Pemakaman 792 0 66

JUMLAH PENGELUARAN UNTUK NON MAKANAN 766,074 287,917 327,682

Menurut Jenis Barang Bukan Makanan dan Daerah Tempat Tinggal di Kabupaten Mukomuko, 2013

(64)

56 Kelompok Barang <100.000 100.000-149.999 150.000-199.999 (1) (2) (3) (4) A. PADI-PADIAN 62,824 B. UMBI-UMBIAN 0 C. IKAN 19,635 D. DAGING 0

E. TELUR DAN SUSU 7,853 F. SAYUR-SAYURAN 14,160 G. KACANG-KACANGAN 0 H. BUAH_BUAHAN 2,359 I. MINYAK DAN LEMAK 3,934 J. BAHAN MINUMAN 7,863 K. BUMBU-BUMBUAN 1,960 L. KONSUMSI LAINNYA 0 M. MAKANAN MINUMAN JADI 0 O. TEMBAKAU DAN SIRIH 16,491

JUMLAH MAKANAN 274,157

A. PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA 38,665 B. BARANG DAN JASA 23,137 C. PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA 0 D. BARANG-BARANG TAHAN LAMA 0 E. PAJAK DAN ASURANSI 0 F. KEPERLUAN PESTA DAN UPACARA 0

JUMLAH BUKAN MAKANAN 61,802

JUMLAH 335,959

di Kabupaten Mukomuko, 2013

Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah)

Makanan dan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan

(65)

Kelompok Barang 200.000-299.999 300.000-499.999 500.000-749.999 (1) (2) (3) (4) A. PADI-PADIAN 61,564 68,639 77,094 B. UMBI-UMBIAN 1,095 1,791 3,146 C. IKAN 12,986 23,584 39,372 D. DAGING 1,848 4,172 12,779 E. TELUR DAN SUSU 7,347 11,093 20,972 F. SAYUR-SAYURAN 24,163 35,234 47,093 G. KACANG-KACANGAN 3,023 4,849 8,498 H. BUAH_BUAHAN 5,370 11,132 16,583 I. MINYAK DAN LEMAK 8,796 12,153 15,053 J. BAHAN MINUMAN 5,403 9,402 13,219 K. BUMBU-BUMBUAN 3,052 4,674 5,953 L. KONSUMSI LAINNYA 3,650 4,249 5,818 M. MAKANAN MINUMAN JADI 13,869 27,282 37,676 O. TEMBAKAU DAN SIRIH 25,487 39,187 71,331

JUMLAH MAKANAN 177,654 257,441 374,587 A. PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA 39,794 60,225 107,576 B. BARANG DAN JASA 40,670 56,078 99,743 C. PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA 4,698 7,092 17,301 D. BARANG-BARANG TAHAN LAMA 363 3,680 12,640 E. PAJAK DAN ASURANSI 1,657 3,334 5,625 F. KEPERLUAN PESTA DAN UPACARA 171 499 538

JUMLAH BUKAN MAKANAN 87,354 130,909 243,423

JUMLAH 265,007 388,350 618,010 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah)

Makanan dan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan di Kabupaten Mukomuko, 2013

(66)

58

Kelompok Barang 750.000-999.999 1.000.000+ RATA/KAPITA RATA-(1) (2) (3) (4) A. PADI-PADIAN 88,398 92,514 76,815 B. UMBI-UMBIAN 2,807 4,793 2,644 C. IKAN 53,493 77,269 39,153 D. DAGING 20,479 43,003 14,328 E. TELUR DAN SUSU 24,511 56,503 21,803 F. SAYUR-SAYURAN 54,782 68,441 45,003 G. KACANG-KACANGAN 9,626 11,005 7,254 H. BUAH_BUAHAN 30,996 56,699 21,660 I. MINYAK DAN LEMAK 19,551 23,926 15,428 J. BAHAN MINUMAN 15,136 26,365 13,285 K. BUMBU-BUMBUAN 7,328 10,783 6,124 L. KONSUMSI LAINNYA 6,575 10,419 5,823 M. MAKANAN MINUMAN JADI 61,971 125,252 47,984 O. TEMBAKAU DAN SIRIH 105,056 122,356 68,975

JUMLAH MAKANAN 500,710 729,328 386,277

A. PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA 153,261 275,599 116,123 B. BARANG DAN JASA 127,155 305,046 112,164 C. PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA 31,132 58,080 20,686 D. BARANG-BARANG TAHAN LAMA 20,445 422,506 65,886 E. PAJAK DAN ASURANSI 8,569 34,153 8,876 F. KEPERLUAN PESTA DAN UPACARA 3,829 21,523 3,947

JUMLAH BUKAN MAKANAN 344,391 1,116,908 327,682

JUMLAH 845,102 1,846,235 713,959 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah)

Makanan dan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan di Kabupaten Mukomuko, 2013

(67)

Jenis Bukan Makanan Satuan Kalori (Kkal) Protein(Gram) (1) (2) (3) (4)

1 A. PADI-PADIAN Kg 862.8535 20.2168

2 Beras (lokal, kualitas, dll) Kg 853.3236 19.9666 3 Beras ketan Kg 0.9285 0.0198 4 Jagung basah dengan kulit Kg 0.1485 0.0047 5 Jagung pipilan/beras jagung Kg

6 Tepung beras Kg 0.3677 0.0071 7 Tepung jagung (maizena) Kg

8 Tepung terigu Kg 8.0852 0.2185 9 Lainnya

10 B. UMBI-UMBIAN Kg 12.5321 0.1747 11 Ketela pohon/singkong Kg 7.2810 0.0473 12 Ketela rambat/ubi jalar Kg 1.3194 0.0124

13 Sagu (bukan dari ketela pohon) Kg 0.1509 0.0003 14 Talas/keladi Kg 0.1691 0.0023 15 Kentang Kg 3.2760 0.1110 16 Gaplek Kg 0.3357 0.0015 17 Tepung gaplek (tiwul) Kg

18 Tepung ketela pohon Kg 19 Lainnya 20 C. IKAN 44.5954 7.1005 1] Ikan segar 21 Ekor kuning Kg 0.0565 0.0088 22 Tongkol/tuna/cakalang Kg 10.9250 1.6436 23 Tenggiri Kg 0.6453 0.0971 24 Selar Kg 0.0343 0.0065 25 Kembung Kg 0.7987 0.1706 26 Teri Kg 0.1177 0.0164 27 Bandeng Kg 0.5039 0.0781 28 Gabus Kg 0.7532 0.1213 29 Mujair Kg 1.6269 0.3418 30 Mas Kg 0.3671 0.0683 Kabupaten Mukomuko,2013

Daftar Konversi Zat Gizi (Kalori dan Protein)

Gambar

Gambar kulit:

Referensi

Dokumen terkait

Juga gaya pengencangan engkol harus diatur setepat mungkin dengan mengatur tebal paking rumah bantalan (yang mempunyai tebal standar 0,8 mm) sampai dapat mulai berputar sendiri

Materi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah algoritma Neural Network yang dilihat dari variabel – variabel seperti varian Jenis industri hilir aluminium

Simpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa dengan menggunakan teori kuantifikasi fuzzy, diketahui bahwa inisiatif belajar mahasiswa memberikan kontribusi paling

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada aspek afektif dengan model pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Dayak Bakumpai di Desa Simpang Arja didapat informasi bahwa racun pada biji bintaro mereka manfaatkan untuk meracuni

Dalam format program talk show yang dikemas secara formal dengan target audience menengah keatas, pada tayangan Dialog Aktual terdapat seorang presenter yang menjadi pembawa

Sama dengan di negara lain yang tergabung dalam ASEAN Information System for Food Security belum terlalu baik/efektif padahal seperti yang dikemukakan Pak Irsal

Campuran (aspal beton) harus diangkut dari instalasi pencampur ke tempat pekerjaan sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.Pengangkutan material jangan sampai terlambat sehingga