• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik populasi absolut Indonesia di masa depan, maka Indonesia akan memiliki penduduk lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2015, lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih dari 285 juta jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045 (www.indonesia-investments.com). Berdasarkan data dari situs web Badan Pusat Statistik, di beberapa tahun terakhir, indikator persentase rumah tangga menurut status kepemilikan rumah milik sendiri mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 78,77%, tahun 2012 sebesar 80,18%, dan 2013 sebesar 79,47% (www.bps.go.id).

Perusahaan sektor property, real estate dan konstruksi bangunan adalah bidang yang sangat menjanjikan untuk pembangunan di Indonesia. Dengan meningkatnya status kepemilikan rumah milik sendiri akan memberikan kesempatan yang besar khususnya bagi perusahaan industri property untuk lebih meningkatkan pembangunan perumahan, apartemen, dan bangunan lainnya yang lebih strategis di kota-kota besar dan daerah prospek lainnya. Pertumbuhan tinggi yang terlihat di pasar properti Asia Tenggara tahun-tahun belakangan berlanjut selama 2015. Meski aktivitasnya sempat menurun karena segala isu politik dan ekonomi lainnya, jumlah populasi Indonesia yang besar ini tidak mungkin dilewatkan para investor sebagai peluang yang menguntungkan.

Investor memiliki beberapa alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk berinvestasi di properti, yang pertama dapat berguna untuk mendapatkan passive income. Kedua, penduduk pasti bertumbuh dan semakin banyak, sehingga mau tak mau properti pasti digandrungi. Ketiga, uang yang dimiliki investor menjadi bertumbuh, terlebih membesarkan pundi-pundi kekayaan menggunakan uang orang lain atau istilahnya OPM (Other People Income). Selain itu relatif mudah berinvestasi pada perusahaan pengembang besar yang memiliki keberhasilan karena dapat menciptakan pasar yang baik.

(2)

Investor mengharapkan keuntungan di masa depan dengan melihat profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan akan tercermin dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset, maupun dengan modal sendiri. Hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja perusahaan ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Wiagustini (2010) dalam Sufiana (2013) menjelaskan profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan, hal ini bisa diukur dari modal sendiri maupun seluruh dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Kemampuan inilah yang menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan investor dalam menentukan dimana ia harus berinvestasi. Profitabilitas juga menggambarkan keefektifan dan keefisienan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat produktifitas suatu perusahaan, maka menunjukkan semakin baik pula kinerja perusahaan.

Peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya dapat membantu perusahaan atau organisasi melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Gill, Biger, dan Mathur (2010) menyatakan bahwa profitabilitas dapat dicapai jika perusahaan mengelola modal kerja dengan cara yang efisien. Dalam hal ini peranan modal sangat penting karena dibutuhkan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Begitu pula kemajuan perusahaan akan berjalan seiring dengan kebutuhan modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya, dimana makin besar suatu perusahaan akan semakin besar pula modal yang dibutuhkannya. Jika hal tersebut terjadi, mungkin permodalan tidak dipenuhi oleh perusahaan sendiri tanpa ada bantuan atau menarik modal dari luar perusahaan.

Menurut Bramasto (2007) menjelaskan bahwa modal merupakan masalah utama yang akan menunjang kegiatan operasional perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Profitabilitas yang tinggi akan dapat mendukung kegiatan operasional secara optimal. Setiap perusahaan melakukan aktivitas operasionalnya akan membutuhkan potensi sumber daya, salah satunya adalah modal, baik modal seperti kas, piutang, persediaan, dan modal tetap seperti aktiva tetap. Hal tersebut dibutuhkan setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya sehari-hari,

(3)

misalnya untuk membeli bahan mentah untuk produksi, membayar gaji karyawan dan upah buruh, membayar hutang yang jatuh tempo dan hutang jangka pendek, dan kegiatan-kegiatan operasional lainnya. Modal kerja yang cukup sangat diperlukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut dapat terus melanjutkan kegiatan operasionalnya sehari-hari dan mempunyai dana yang cukup untuk memenuhi hutang jangka pendek dan hutang yang jatuh tempo serta beban operasional yang akan muncul. Jika perusahaan mengalami kekurangan modal kerja, maka perusahaan akan menghadapi permasalahan dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari dan bahkan dapat terancam kebangkrutan.

Lazaridis dan Tryfonidis (2006) berpendapat modal kerja memiliki tiga komponen yaitu kas, piutang dan persediaan. Pengelolaan ketiga komponen tersebut memiliki cara yang berbeda untuk memaksimalkan profitabilitas atau untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Manajemen modal kerja memberikan pengaruh langsung terhadap profitabilitas perusahaan. Tingkat modal kerja yang optimal dapat memberikan nilai lebih pada perusahaan yang bersangkutan. Penelitian yang dilakukan oleh Nazir dan Afza (2009) pada semua perusahaan non-finansial yang terdaftar pada Karachi Stock Exchange periode 1998-2005 menyatakan bahwa investor memberikan bobot pertimbangan pada saham perusahaan yang mengadopsi aggressive approach terhadap kebijakan modal kerja keuangannya, investor percaya perusahaan dengan ekuitas yang rendah, dan kewajiban jangka panjang yang rendah memiliki kinerja yang lebih baik dari yang lain.

Manajemen modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu number of days accounts receivable (NDAR), number of days inventory (NDI), serta number of days accounts payable (NDAP). Dalam penelitian ini, komponen siklus konversi kas tersebut digunakan sebagai dasar untuk menilai efisiensi pengelolaan modal kerja untuk menentukan relevansinya dalam pencapaian tujuan profitabilitas perusahaan. Kenaikan persediaan dapat dihubungkan dengan peningkatan hutang dagang, dimana dapat menganggu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profitabilitas perusahaan) sehingga dibutuhkan pengelolaan modal kerja yang efektif yang dapat meningkatkan laba operasi perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gill, Biger, dan Mathur (2010) berpendapat bahwa manajer dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan dengan

(4)

menangani siklus konversi kas dengan benar dan menjaga setiap komponennya (account receivable, account payable, dan inventory) dengan optimal. Penelitian tersebut dilakukan pada 88 perusahaan-perusahaan terpilih di Amerika yang terdaftar pada New York Stock Exchange pada periode 2005-2007, dengan hasil penelitian terdapat hubungan statistical significance antara profitabilitas yang diukur dengan gross operating profit dan cash conversion cycle. Hal ini juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Lazaridis, dan Tryfonidis (2006) pada 131 perusahaan yang terdaftar di Athens Stock Exchange sebagai sampel penelitian periode 2001-2004. Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa perusahaan kurang menguntungkan jika mengambil jangka waktu kredit yang diberikan oleh pemasok mereka terlalu lama, dan terdapat hubungan negatif antara account receivable dan profitabilitas perusahaan karena perusahaan kurang menguntungkan jika mengurangi account receivable untuk menghindari cash gap pada siklus konversi kas. Selain itu penurunan penjualan disertai oleh kesalahan pengelolaan persediaan mengakibatkan penurunan keuntungan perusahaan.

Investasi pada modal kerja memerlukan biaya, dengan demikian penurunan modal kerja akan menurunkan biaya modal dan berarti ada penghematan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Karena salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik perusahaan. Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan laba perusahaan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pengambilan keputusan harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan akan berdampak terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Pelaksanaan manajemen keuangan yang baik akan mencerminkan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Napompech (2012) pada 255 perusahaan yang terdaftar di Stock Exchange of Thailand periode 2007 sampai 2009 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan negatif antara gross operating profit dengan inventory conversion period dan the receivables collection period. Oleh karena itu, manajer dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan memperpendek siklus konversi kas, periode konversi persediaan dan periode penagihan piutang. Namun, tidak dapat meningkatkan profitabilitas dengan memperpanjang periode penangguhan hutang.

(5)

Temuan juga menunjukkan karakteristik industri berdampak pada profitabilitas perusahaan.

Selain karakteristik industri dan manajemen modal kerja, kepercayaan masyarakat terhadap kualitas kinerja kegiatan dunia usaha dianggap penting untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dibidang ekonomi. Maka dari itu setiap perusahaan sangat dianjurkan untuk menerapkan Good Corporate Governance. Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan seperti yang tercermin pada munculnya beberapa skandal akuntansi serta krisis ekonomi yang paling sering dikenal dengan kasus skandal Enron dengan dituntutnya lima kantor akuntan publik pada tanggal 15 Juli 2002. Kemudian disusul dengan skandal WorldCom yang mengungkapkan adanya kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan dengan kerugian terbesar pada masa itu di bidang keuangan dimana hal tersebut membuat masyarakat menjadi bertanya-tanya tentang kualitas kinerja keuangan perusahaan yang erat kaitannya dengan profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu melihat keadaan yang semakin memburuk maka terbentuklah Sarbanes-Oxley Act yang dibentuk oleh U.S Federal Government pada tanggal 30 Juli 2002 dengan tujuan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat mengenai kualitas kinerja keuangan perusahaan tersebut sebagai usaha perusahaan dalam meningkatkan profitabilitasnya. Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya diwakili oleh manajer (agent) yang ditunjuk oleh para pemegang saham (principal). Susanto & Subekti (2013) menjelaskan bahwa prinsipal menyerahkan pengelolaan perusahaan terhadap pihak manajemen dengan memberikan wewenang atas kegiatan perusahaan dan berkewajiban menyediakan laporan keuangan yang mana cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan mengorbankan kepentingan pemegang saham. Konflik antara manajer dan pemegang saham disebut dengan masalah keagenan. Masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat menyelaraskan kepentingan-kepentingan tersebut, sehingga dapat mengurangi biaya keagenan (agency cost). Menurut Trisnantari (2012) corporate governance merupakan konsep yang didasari pada teori keagenan yang diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada prinsipal bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah diinvestasikan.

(6)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chen, Wang dan Lin (2014) mengeksplorasi peran jaringan pusat direktur independen dalam menahan tunneling behavior (pengambilan manfaat atau keuntungan dari perusahaaan yang merugikan minority shareholder) oleh controlling shareholder pada pasar modal di China. Bukti empiris penelitian tersebut menunjukkan bahwa tunneling behavior oleh controlling shareholder berhubungan negatif dengan jaringan pusat direktur independen dan hubungan tersebut lebih kuat digunakan sebagai pengukuran tunneling. Hasil penelitian menjelaskan bahwa jaringan direktur independen menahan tunneling behavior oleh pemegang saham besar, yang memainkan peran positif pada tata kelola perusahaan. Hal ini dikarenakan direktur dapat membangun hubungan penting yang mempengaruhi peran tata kelola dari direktur independen.

Struktur corporate governance di Indonesia sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, dimana Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah badan tertinggi yang terdiri atas pemegang saham yang memilih anggota dewan komisaris dan dewan direksi. Jumlah anggota dewan komisaris dan dewan direksi yang diwajibkan masing-masing paling sedikit 2 orang untuk perusahaan yang telah go publik. Sedangkan Bapepam dengan Surat Edaran No. SE-03/PM/2000 mensyaratkan bahwa setiap perusahaan publik di Indonesia wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal tiga orang yang diketuai oleh satu orang komisaris independen perusahaan dengan dua orang pihak eksternal yang independen terhadap perusahaan. Surat Edaran dari Bapepam tersebut hampir serupa dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: 117/M-MBU/2002 yang mengatur kewajiban BUMN memiliki dua puluh persen anggota komisaris yang berasal dari pihak eksternal perusahaan berfungsi untuk memantau praktek good corporate governance telah berjalan efektif dengan memimpin komite audit pada perusahaan yang memiliki aset diatas 1 triliun dan telah go public.

Mendukung peraturan pemerintah tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2006) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1999 sampai 2004 yang mengalami kesulitan keuangan dengan perusahaan yang sehat secara keuangan, menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance memiliki dampak yang kuat pada kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisioner dan turnover dewan memiliki dampak yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan yang

(7)

mengalami tekanan keuangan. Jumlah direksi akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Berkaitan dengan jumlah komisaris, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa semakin kecil jumlah komisaris dalam suatu perusahaan maka kemungkinan perusahaan tersebut mengalami tekanan keuangan akan semakin besar. Pengurangan jumlah komisaris akan memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan, keberadaan komisaris independen justru tidak signifikan baik untuk pengujian pada periode yang sama ataupun untuk pengujian dengan menggunakan lag 1 tahun. Hal ini menjelaskan bahwa keberadaan komisaris independen dalam perusahaan hanya bersifat retorik dan hanya untuk memenuhi regulasi yang ada.

Selain Indonesia, Corporate Governance juga diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di negara lain, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fidanoski, Mateska, and Simeonovski (2013) pada 15 bank dari 17 bank yang datanya diambil dari situs resmi National Bank of the Republic of Macedonia (NBRM) dan Macedonian Securities Exchange Commission, situs resmi bank yang bersangkutan dan laporan keuangan yang diterbitkan oleh bank diakhir tahun menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi dan dewan komisaris berhubungan positif dengan profitabilitas bank yang diukur dengan return on assets. Hal ini menjelaskan fakta bahwa penunjukkan anggota baru pada dewan direksi dan dewan komisaris akan menghasilkan proses pengambilan keputusan yang lebih kuat yang dapat meningkatkan kinerja bank. Namun terdapat hubungan dampak signifikan yang kearah negatif antara dewan independen yang diukur dengan proporsi anggota non-eksekutif yang duduk sebagai dewan komisaris dengan profitabilitas bank yang di ukur dengan ROA dan ROE.

Dalam penelitian ini, industri yang dipilih sebagai objek penelitian adalah industri sektor property dan real estate. Pada perusahaan property dan real estate dapat dilihat dari siklus operasi perusahaan yang melibatkan penanaman modal pada persediaan (inventories) dan piutang (account receivable) serta melakukan pembayaran atas hutang-hutangnya (account payable). Berkaitan dengan variabel number of days inventory, maka penelitian ini dilakukan di industri yang berhubungan pula dengan persediaan. Meskipun secara khusus pada industi property dan real estate persediaan terdiri dari kavling, bangunan dalam penyelesaian, dan

(8)

apartemen dalam penyelesaian. Selain itu, disertasi yang diajukan oleh Ketua Kehormatan Real Estate Indonesia (REI) Lukman Purnomosidi, terlihat bahwa nilai dan kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh struktur modal yang sehat, penerapan good corporate governance dan kondisi pertumbuhan makro ekonomi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena berbagai penelitian sebelumnya dilakukan pada sektor industri lain mengenai pengaruh manajemen modal kerja (working capital management) dan mekanisme tata kelola perusahaan (good corporate governance mechanism) terhadap profitabilitas (profitability), maka penulis melakukan penelitian pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 sebagai pembeda dengan penelitian sebelumnya. Oleh karena itu judul dari penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014”.

Penelitian ini mengembangkan penelitian sebelumnya yang di susun oleh Iswandi (2012) yang meneliti hubungan antara manajemen modal kerja dan profitabilitas industri. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen yang digunakan peneliti terdahulu adalah cash conversion cycle, number of days accounts receivable, number of days inventory dan number of days accounts payable, dan variabel kontrol yaitu pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan rasio hutang. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan variable cash conversion cycle karena komponen dalam formula cash conversion cycle sudah diwakili oleh NDAR, NDI, dan NDAP perusahaan, namun peneliti juga menambahkan 3 variabel independen yaitu ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, dan dewan komisaris independen sebagai variabel yang menggambarkan mekanisme good corporate governance. Penambahan variabel tersebut dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh Dewayanto (2010) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008 menunjukkan bahwa mekanisme pemantauan pengendalian internal

(9)

yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris dan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perbankan, sedangkan ukuran dewan direksi memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja perbankan. Berdasarkan penelitian Dewayanto, maka peneliti ingin mengetahui variabel ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris dan komisaris independen jika diteiliti pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggabungkan analisa pengaruh manajemen modal kerja dan mekanisme good corporate governance perusahaan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset (ROA). Manajemen modal kerja yang mampu menjaga komponen siklus konversi kas yaitu account receivable, inventory dan account payable perusahaan dengan optimal serta penerapan corporate governance yang baik saling membantu meningkatkan kepercayaan dari investor dan pelanggan, serta meningkatkan efisiensi operasi perusahaan, dimana hal-hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan atau corporate value yang akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. 2. Penelitian sebelumnya mengukur profitabilitas sebagai variabel dependen

dengan gross profit yaitu natural log dari gross profit, sedangkan penelitian ini mengukur profitabilitas dengan return on asset yaitu (net income / total assets). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sufiana & Purnawati (2013) menunjukkan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010 yang diproksikan dengan return on assets (ROA) perusahaan tersebut. 3. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Sedangkan, obyek penelitian sebelumnya adalah 29 perusahaan dalam industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008.

4. Periode penelitian ini mengambil tahun 2010-2014. Sedangkan, periode penelitian sebelumnya mengambil tahun 2006-2008. Alasan peneliti mengambil tahun 2010-2014 karena periode tersebut menunjukkan kondisi yang paling aktual berkaitan dengan masalah yang ingin diteliti.

(10)

1.2Perumusan Masalah

Modal kerja dan penerapan good corporate governance memiliki peranan penting dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Pengelolaan modal kerja dengan cara yang efisien dibutuhkan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat terus membiayai kegiatan sehari-hari dan mempunyai dana yang cukup untuk memenuhi hutang jangka pendek. Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap kualitas kinerja dunia usaha melalu penerapan GCG dianjurkan oleh peraturan pemerintah untuk dipenuhi perusahaan go public. Sehingga, penelitian ini ingin menganalisis mengenai pengaruh modal kerja dan mekanisme good corporate governance terhadap profitabilitas perusahaan property, real estate periode 2010-2014.

Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh signifikan number of days accounts receivable terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan number of days inventory terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014?

3. Apakah terdapat pengaruh signifikan number of days accounts payable terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014?

4. Apakah terdapat pengaruh signifikan ukuran dewan direksi terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014?

5. Apakah terdapat pengaruh signifikan ukuran dewan komisaris terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014?

6. Apakah terdapat pengaruh signifikan proporsi komisaris independen terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014?

(11)

1.3Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian akan dibatasi untuk perusahaan yang bergerak di bidang industri sektor property, real estate dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja, dan tidak menyertakan perbandingan dengan jenis perusahaan yang bergerak pada industri lainnya. Sampel dalam penelitian dibatasi dengan adanya prosedur pemilihan sampel. Penelitian ini dibatasi selama 5 periode, yaitu dari tahun 2010-2014.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh number of days accounts receivable terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

2. Untuk menganalisis pengaruh number of days inventory terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

3. Untuk menganalisis pengaruh number of days accounts payable terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

4. Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan direksi terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

5. Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

6. Untuk menganalisis pengaruh komisaris independen terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

(12)

1.4.2Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan : 1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Untuk memperkaya literatur mengenai pengaruh manajemen modal dan mekanisme corporate governance pada perusahaan. Serta dapat dipergunakan dan dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam mempelajari permasalahan yang sama, selain itu juga untuk menambah kepustakaan bagi universitas.

2. Bagi perusahaan sektor property, real estate dan konstruksi bangunan

Dapat dijadikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan, serta bahan masukan dan pertimbangan perusahaan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang melalui kebijakan-kebijakan manajemen modal dan penerapan corporate governance yang ditetapkan perusahaan untuk memperoleh profitabilitas yang optimal.

3. Bagi investor dan calon investor

Dapat berguna dalam menambah pengetahuan dan wawasan para investor dan calon investor untuk menilai pengelolaan modal kerja suatu perusahaan dan penerapan corporate governance pada industri bisnis, serta bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan yang bertujuan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

1.5Ringkasan Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis apakah terdapat atau tidaknya pengaruh manajemen modal kerja dan mekanisme good corporate governance terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor property, dan real estate di Indonesia.

Karakteristik penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif.

2. Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yang bertujuan membuktikan hubungan sebab-akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti.

(13)

4. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dinilai akan dapat memberikan data secara maksimal sesuai dengan tujuan penelitian.

5. Sampel yang digunakan lebih dari satu (pooled data), yaitu 23 perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

6. Metode pengumpulan data tidak langsung, yaitu dengan dokumentasi. Dokumentasi adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini sumber data didapat dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

7. Metode analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda. Analisis data dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

8. Metode penyajian data yang akan ditampilkan pada penelitian ini berupa hasil dari pengujian statistik dengan analisis regresi berganda dalam bentuk tabel dimana tabel tersebut dihasilkan dari alat uji statistik.

9. Unit analisis adalah perusahaan yang bergerak pada sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

10.Variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini adalah manajemen modal kerja yang diproksikan number of days account receivable, number of days inventory, number of days account payable. Selain itu menggunakan variable independen mekanisme good corporate governance yang diproksikan dengan ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris dan komisaris independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan return on asset perusahaan.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari keseluruhan pembahasan, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam penulisan makalah skripsi ini. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

(14)

BAB 1 Pendahuluan

Bab pertama berisi mengenai hal-hal umum mengenai penelitian ini, yakni latar belakang, identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian, sistematika penulisan serta penelitian terdahulu.

BAB 2 Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Bab kedua menjelaskan teori-teori dan pengembangan hipotesis yang digunakan sebagai acuan dan referensi dalam membahas masalah yang ada, yakni teori dan pengembangan hipotesis tentang kebijakan dividen, keputusan investasi, kebijakan pendanaan dan nilai perusahaan. Landasan teori ini diperoleh dari berbagai buku referensi dan media lainnya.

BAB 3 Metoda Penelitian

Bab ketiga berisikan tentang objek penelitian, desain penelitian, jenis dan sumber data, penentuan jumlah sampel, metode pengumpulan sampel, metode analisis data, metode penyajian data, uji statistik dan operasionalisasi variabel.

BAB 4 Hasil dan Analisis Penelitian

Bab keempat menjelaskan mengenai pembahasan data-data yang akan dianalisa dan hasil yang diperoleh dari proses pengumpulan data yang dibahas pada bab 3.

BAB 5 Simpulan dan Saran

Bab kelima berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan dalam penelitian yang dijelaskan oleh peneliti, serta saran yang diberikan oleh peneliti yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Menentukan bobot latihan setiap jenis keterampilan berdasarkan hasil analisis terhadap respons yang muncul dan tingkat kesulitan yang dialami mahasiswa dalam mempraktikkan

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Implementasi untuk sistem pengukuran demikian dapat dilakukan cukup dengan mempergunakan dua mikrokontroler, yaitu satu master I2C yang melakukan pengukuran dosis radiasi

Motivasi belajar siswa sangat penting dalam pembelajaran, sebab pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dapat ditransfer begitu saja tetapi harus siswa sendiri

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR