• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Moch Ainul Yaqin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Moch Ainul Yaqin"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Moch Ainul Yaqin Ainlyaqien12@gnail.com

Sri Utiyati

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

The purpose of this research is to find out how financial ratio can be used to assess financial performance on Perusahaan Semen Tbk. This research is descriptive analysis that is describing, recording, analyzing and interpreting conditions on certain period that occurs on the research object. Qualitative or quantitative analysis that is carried out by performing calculation on liquidity, profitability, solvability, and activity ratios is employed as the analysis technique. The result of analysis describes that the financial performance of PT Indocement Tunggal Prakasa when it is compared to the average of industries, it can be said good. Meanwhile, PT Holcim Indonesia from 10 financial ratios only 1 ratio is in good category i.e. inventory turnover. So, it can be concluded the financial performance on this company is not quite good. PT Semen Gresik has good financial performance when it is assessed by using its average industry. This is reflected from 10 financial ratios that have been assessed only 7 ratios have good performance.

Keywords: Liquidity, Solvability, Activity, Profitability, and Financial Performance ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada Perusahaan Semen Tbk. Sedangkan jenis penelitian ini adalah jenis penenelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan mengintepretasikan kondisi-kondisi pada periode tertentu yang terjadi pada suatu obyek penelitian. Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa kualitatif maupun kuantitatif, yaitu dengan melakukan perhitungan atas rasio-rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Hasil analisis menunjukkan kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakasa bila dibandingkan dengan rata-rata industri dikatakan baik. Sedangkan pada PT. Holcim Indonesia Terlihat dari 10 rasio keuangan hanya 1 rasio yang dikategorikan memiliki kinerja yang baik yaitu rasio inventory turn over, sehingga dapat disimpulkan kinerja keuangan pada perusahaan ini masih kurang baik. PT. Semen Gresik mimiliki kinerja keuangan yang baik bila diukur dengan rata-rata industrinya. Hal ini tercermin dari 10 rasio keuangan yang diukur 7 rasio dinyatakan memiliki kinerja yang baik

Kata Kunci : Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Provitabilitas, Kinerja Keuangan.

PENDAHULUAN

Dalam kondisi perekonomian saat ini, kinerja keuangan sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, bank,manajemen, pemerintah, karyawan, serta pelaku pasar modal. Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca, laporan keuangan laba rugi, laporan perubahan modal serta laporan – laporan keuangan lainnya diantaranya laporan arus kas, laporan laba ditahan, dan hasil diskusi pihak manajemen.

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan bertujuan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Selain itu analisis terhadap laporan keuangan dapat memperluas, dan mempertajam informasi yang disajikan oleh laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan penilaian dari prestasi perusahaan tentang baik atau tidaknya kondisi keuangan perusahaan. Dengan dilakukannya analisis laporan keuangan suatu perusahaan, maka pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menilai bagaimana prospek perusahaan tersebut di masa depan .

(2)

Informasi kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Pada saat ini PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, telah mencatatkan diri sebagai perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Maka ketiga perusahaan tersebut diwajibkan menyusun laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan untuk mempermudah berbagai pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat dikemukan dalam penelitian ini adalah Bagaimana rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada Perusahaan Semen?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada Perusahaan Semen.

TINJAUAN TEORITIS Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau akuntansi suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut, sedangkan analisis laporan keuangan adalah proses membandingkan data keuangan lainnya atau data keuangan yang sama dari suatu periode yang berbeda yaitu periode sebelumnya yang ditujukan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan dengan menggunakan teknik tertentu sehingga dapat dipahami dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak yang membutuhkannya.

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan didalam mengambil keputusan (Sutrisno, 2009:9). Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusun dan penyaji laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri. Pemakaian laporan keuangan meliputi para investor, dan calon investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, pemerintah yang lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, dan

shareholders.

Tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keuputusan ekonomi. Menurut Harahap (2004:18) tujuan laporan keuangan adalah; 1) Screening. Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi kerusakan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung kelapangan. 2) Understanding. Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya, 3) Forcasting. Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan dating, 4) Diagnosis. Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalahn dalam perusahaan, 5) Evaluation. Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen atau pertanggung jawaban dari manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan menurut Mulyadi (2003:22) tujuan laporan keuangan adalah; 1) Menyediakan informasi bagi pemakai akuntansi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, 2) Menunjukkan pertanggunjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan biasanya untuk satu tahun sekali. Data yang dilaporkan dalam laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristiknya. Dalam laporan keuangan data yang dilaporkan bersifat historis

(3)

artinya data tersebut mengenai kejadian-kejadian yang telah lewat atau masa lalu yang berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan perusahaan. Unsur-unsur laporan keuangan terdiri dari; pertama, Neraca. Pengertian neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut dengan aktiva dan jumlah kewajiban yang disebut pasiva.

Kedua, Laporan Laba Rugi, menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan. Unsur-unsur yang termasuk dari laporan laba rugi, Pendapatan (revenue), Biaya (expense),

Penghasilan (income), Laba (gain), Rugi (loss), Harga perolehan (cost)

Ketiga, Laporan Laba Ditahan. Di samping penyusunan neraca dan laba rugi, pada akhir periode akuntansi biasanya juga disusun laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal perusahaan. Perusahaan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan dalam laporan laba ditahan (retained earnings). Di dalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum dalam laporan perhitungan laba rugi dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama periode yang bersangkutan.

Keempat, Laporan Arus Kas, pembuatan laporan aliran kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Aliran kas diklasifikasikan kedalam 3 kelompok, yaitu : penerimaaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan (financing), kegiatan usaha untuk menyusun laporan aliran kas

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan terdiri atas 2 kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “analisis” didefinisikan sebagai berikut “Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Sedangkan laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laba Rugi, dan Arus Kas (Dana). Suatu laporan keuangan akan lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan apabila data keuangan dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan.

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menetukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Prastowo dan Juliaty, 2002:52).

Sebelum mengadakan analisis terhadap laporan keuangan, penganalisis harus benar-benar memahami bentuk dan isi laporan keuangan tersebut dan seorang analisis harus mempunyai kemampuan dan kebijaksanaan yang cukup dalam pengmabilan suatu kesimpulan di samping harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan kondisi perusahaan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan, ((Hanafi dan Halim, 2005:72). Yaitu; 1) Dalam analisis, analisis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan, 2) Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya untuk itu diperlukan pembandingan yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan, 3) Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting, 4) Analisis

(4)

barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadang kala semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalami laporan keuangan

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Manfaat analisis laporan keuangan menurut (Harahap (2004:195-197) sebagai berikut; 1) Memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa, 2) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik lalporan keuangan, 3) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuanga, 4) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan, 5) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan.

Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan. Sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. (Munawir,2002:36-39).

Secara umum, metode analisis keuangan dapat dibagi menjadi dua, pertama, Metode Analisis Horizontal. Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangannya dan kecenderungannya. Disebut metode analisis horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Kedua, Metode Analisis Vertikal. Metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama.

Selain metode diatas, ada beberapa teknik analisis laporan keuangan menurut Harahap (2004:217) yaitu; teknik perbandingan laporan keuangan (teknik komparatif), teknik analisis tren, teknik indeks time series

Analisis Rasio Keuangan

Untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahan, analisis keuangan harus melakukan pemeriksaan yang bermanfaat untuk memprediksi laba perusahaan dalam menghasilkan arus kas atau sumber daya yang ada. Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan lainnya., dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Analisis rasio juga memungkinkan manager keuangan memperikirakan reaksi para kreditor dan investor dan memberikan pandangan kedalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh (Sawir,2005:6).

Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca atau laba rugi. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu.

Menurut Simamora (2000:357) analisis rasio keuangan merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari laporan keuangan. Rasio laporan keuangan dengan membagi nilai rupiah pos yang dilaporkan pada laporan keuangan dengan nilai rupiah pos yang lainnya yang dilaporkan. Tujuannya adalah untuk menyatakan suatu hubungan diantara dua pos yang relevan yang mudah ditafsirkan dan dibandingkan dengan informasi lainnya. Analisis rasio keuangan bukanlah alat analisis yang mampu berdiri sendiri tanpa mempertahankan hasil dan

(5)

gejala-gejala yang dapat memperngaruhi penerapan alat-alat analisis yang lainnya, sehingga dpat dihasilkan suatu kesimpulan. Analisis rasio dapat menjelaskan hubungan yang ada antara variabel-variabel atau pos-pos yang bersangkutan.

Manfaat anlisis rasio keuangan dibagi menjadi dua berdasarkan pihak-pihak yang berkepntingan, pertama, pihak intern. Pihak intern salah satunya adalah manajemen, hasil analisis tersebut sangat penting untuk perbaikan penyusunan rencan atau kebijaksanaan dimasa dating, kedua, Bagi pihak ekstern, Bagi pemegang saham adalah sebagai dasar untuk membuat keputusan apakah akan tetap mempertahan perusahaan tersebut atau lebih baik menjualnya. Bagi calon pemegang saham adalah sebagai dasar untuk membuat keputusan apakah membeli saham-saham perusahaan atau menanamkan dananya pada alternatif investasi (yang lain).Bagi kreditor adalah sebagai dasar untuk mengetahui apakah pinjaman yang diberikan kepada perusahaan dipergunakan sebagaimana mestinya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk membayar kembali hutang beserta bunganya. Bagi calon kreditur adalah sebagai dasar untuk membuat keputusan apakah permintaan kredit dapat disetujui, apakah ada cukup jaminan bahwa perusahaan mampu membayar kembali pinjaman beserta bunganya tepat pada waktunya.

Pengukuran rasio keuangan yang digunakan perhitungan penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan prusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Beberapa rasio likuiditas ini antara lain :

Current Ratio, Quick Ratio, 2) Rasio Solvablitas. Rasio solvablitas menggambarakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Rasio solvabilitas antara lain: Debt to Equity Ratio, Debt to Total Asset Ratio, 3) Rasio Profitabilitas. Rasio prifitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumberdaya yang ada. Rasio profitabilitas ini antara lain; Profit Margin, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), 3) Rasio Aktivitas. Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan yang dilakukakn menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya , rasio ini antara lain; Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover.

Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Menurut Harahap (2004:297), perbandingan rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuagan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yangmenggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini, kita dapat secara cepat hubungan antara pos tersebut dapat membandingkan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi di bidang keuangan uang unsur-unsurnya berkaitan dengan pendpatan, operasional secara menyeluruh, struktur hutang dan hasil investasi. Tujuan utama yang diambil dalam melaksanakan analisis kinerja keuangan adalah dari sudut pandang manajemen dari perusahaan yang bersangkutan, pemilik perusahaan dan pemberi pinjaman. Masing-masing sudut pandang tersebut diuraikan sesuai dengan karakteristik rasio-rasio dan ukuran pokok yang umum diterapkan analisis keuangan atas kinerja perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perubahan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan sangat ditentuka oleh kualitas kebijakan manajemen yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja keuangan perlu dilaksanakannya analisis laporan

(6)

keuangan. Oleh karena itu, agar laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisis dan interpretasi atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.

Rerangka Pemikiran

Kinerja keuangan mencerminkan kondisi dan perkembangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diketahui melalui analisis rasio keuangan. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan adalah rasio : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Proftabilitas, Rasio Solvabilitas. Untuk rasio likuiditas, aktivitas, dan proftabilitas dinyatakan bahwa semakin tinggi nilai rasio maka kinerja keuanga perusahaan lebih baik. Tetapi untuk rasio solvabilitas, semakin tinggi nilai rasio yang dihasilkan maka kinerja keuangan perushaan semakin buruk. Penelitian ini menggunakan 3 perusahaan untuk melakukan penliaian kinerja berdasarkan laporan keuangan yaitu perusahaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Indocement Tungggal Prakasa Tbk. Kemudian membandingkan rasio-rasio yang dihasilkan dari masing-masing perusahaan tersebut dengan rata-rata rasio industri sehingga diketahui perusahaan mana yang memiliki kinerja keuangan yang paling baik.

Rerangka pemikiran disusun atas dasar tinjauan teoritis, untuk kemudian melakukan analisis dan pemecahan masalah yang dikemukakan penelitian. Rerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Rerangka Pemikiran METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan semen yang telah mencatatkan diri sebagai perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk,

Laporan Keuangan PT. Semen Gresik (Persero), Tbk PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk PT. Holcim Indonesia, Tbk

Rasio Keuangan Rasio Keuangan

Penilaian Penilaian

Kesimpulan Membandingkan

(7)

dengan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar penelitian untuk membedakan rasio keuangan yang terjadi pada kedua perusahaan pada kurun waktu tahun 2007-2013. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling yaitu tidak semua perusahaan mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel, jadi bersifat subyektif. Pemilihan sampel bergantung kriteria dan pertimbangan penulis sendiri.

Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo (Rafika Juliaty,2008:153) sedangkan menurut Munawir (2002:31) yang dimaksud likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Dalam penelitian ini tingkat likuiditas diproksi melalui current ratio

dan quick ratio yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Current ratio = x 100% Lancar Hutang Lancar Aktiva Quick ratio = x 100% Lancar Hutang Persediaan -Lancar Aktiva

2. Rasio Solvabilitas, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka menengah (Munawir,2002:32). Dalam penelitian ini tingkat solvabilitas diproksi melalui ; debt to equity ratio dan debt to total asset ratio yang dapat dirumuskan sebagai berikut ;

DER = x 100% Sendiri Modal T otal Hutang T otal DTA = x 100% Asset T otal Hutang T otal

3. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya menurut Harahap (2004:304), rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang. Dalam penelitian ini tingkat profitabilitass diproksi melalui ; profit margin, return on asset dan

returnon equity yang dapat dirumuskan sebagai berikut ; NPM = x 100% Penjualan Bersih Laba ROA= x 100% Asset T otal Bersih Laba ROE= x 100% Equity T otal Bersih Laba

4. Rasio Aktivitas, merupakan rasio yang menunjukkan tingkat aktivitas atau efisiensi penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam neraca perusahaan. Dalam penelitian ini tingkat aktivitas diproksi melalui ; inventory turn over, total asset turn over

dan fixes asset turn over yang dapat dirumuskan sebagai berikut ;

ITO = x 1kali Persediaan Penjualan Pokok Harga

(8)

TATO = x 1kali Aktiva T otal Penjualan FATO = x 1kali T etap Aktiva Penjualan

5. Kinerja Keuangan Perusahaan , merupakan faktor penentu kemampuan atau potensi yang dicapai noleh perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis Cross Sectional Approach yaitu analisisn yang dilakukan dengan jalan membandingkan rasio keuangan antara perusahaan satu dengan perusahaan lain yang sejenis pada saat bersamaan(Juliaty,2008:125). Perbandingan resiko keuangan perusahaan akan menunjukkan sejauh mana kondisi kinerja perusahaan pada saat itu.

Memutuskan perusahaan mana yang memiliki kinerja perusahaan yang baik dengan penilaian sebagai berikut; 1) ukuran dikatakan “kurang” apabila hasil dibawah rata-rata industri, 2) ukuran dikatakan “sedang” apabila hasil sama dengan rata-rata industri, 3) ukuran dikatakan “baik” apabila hasil diatas rata-rata industri.

Khusus untuk Rasio Solvabilitas bentuk penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut; 1) ukuran dikatakan “kurang” apabila hasil diatas rata-rata industri, 2) ukuran dikatakan “sedang” apabila hasil sama dengan rata-rata industri, 3) Ukuran dikatakan “baik” apabila hasil dibawah rata-rata industri.

Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif yang terdiri dari atas laporan keuangan perusahaan yang meliputi neraca dan laporan laba rugi. Data-data ini yang nantinya digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan satu dengan yang lain yang sejenis untuk menunjukkan sejauh mana kondisi keuangan perusahaan saat ini denga menganalisis rasio-rasio keuangan. Adapun teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

1. Menggunakan analisis rasio keuangan yang terdiri dari :

2. Melakukan analisa terhadap kinerja keuangan pada PT. Semen Gresik (Persero), Tbk, PT. Holcim Indonesia, Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk berdasarkan rasio keuangan

3. Perbandingan rata-rata Rasio Likuiditas pada PT. Semen Gresik (Persero), Tbk, PT. Holcim Indonesia, Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dibandingkan dengan rata-rata rasio industri.

4. Perbandingan rata-rata Rasio Solvabilitas pada PT. Semen Gresik (Persero), Tbk, PT. Holcim Indonesia, Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dibandinkan dengan rata-rata rasio industri.

5. Perbandingan rata-rata Rasio Profitabilitas pada PT. Semen Gresik (Persero), Tbk, PT. Holcim Indonesia, Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dibandingkan dengan rata-rata rasio industri.

6. Perbandingan rata-rata Rasio Aktivitas pada PT. Semen Gresik (Persero), Tbk, PT. Holcim Indonesia, Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dibandingkan dengan rata-rata rasio industri.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rasio Likuiditas

Hasil perhitungan rasio likuiditas PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, selama tahun 2007-2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 1

(9)

Perusahaan Semen di Bursa Efek Indonesia 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Indocement 296,02% 178,57% 300,55% 555,37% 698,54% 602,76% 614,81% 463,80% Holcim 134,83% 168,33% 126,99% 166,19% 146,58% 140,46% 63,92% 135,33% Semen Gresik 364,34% 338,58% 357,63% 291,70% 264,65% 170,59% 188,24% 282,25% Rata-rata industri 265,06% 228,49% 261,73% 337,75% 369,92% 304,60% 288,99% 293,79% Indocement 164,87% 100,62% 228,88% 458,95% 608,62% 541,98% 561,03% 380,70% Holcim 110,86% 134,52% 94,12% 129,32% 112,70% 96,33% 45,80% 103,38% Semen Gresik 291,87% 263,03% 296,29% 227,18% 195,20% 111,54% 138,29% 217,63% Rata-rata Industri 189,20% 166,06% 206,43% 271,82% 305,51% 249,95% 248,37% 233,90% Rata-rata Perusahaan Tahun CR QR Rasio

Sumber Data : Laporan Keuangan Diolah

Dari tabel diatas selanjutnya diintepretasikan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan rasio likuiditasnya sebagai berikut :

1. Current Ratio, merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dibayar dengan aktiva lancar. Pada tabel diatas terlihat tingkat current ratio PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk selama tahun 2007-2013 menunjukkan trend kecenderungan meningkat. Kondisi ini tidak terjadi pada PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang menggambarkan tingkat current ratio yang dimiliki kedua perusahaan tersebut cenderung turun. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat current ratio perusahaan selama tahun 2007-2013, PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya “lebih baik” dibandingkan PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, karena memiliki tingkat rata-rata current ratio lebih tinggi.

2. Quick Ratio, merupakan rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan, karena persediaan tidak bisa sepenuhnya diandalkan dan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas. Pada tabel 1 diatas terlihat kondisi quick ratio PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk selama tahun 2007-2013 menunjukkan trend atau kecenderungan yang meningkat. Sedangkan pergerakan quick ratio pada PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk cenderung turun. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat quick ratio perusahaan selama tahun 2007-2013, PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan tanpa melibatkan persediaan yang dimilikinya “lebih baik” dibandingkan PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, karena memiliki tingkat rata-rata quick ratio lebih tinggi.

Rasio Solvabilitas

Hasil perhitungan rasio solvabilitas PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk selama tahun 2007-2013 adalah sebagai berikut :

(10)

Tabel 2

Rekapitulasi Rasio Solvabilitas Perusahaan Semen Di Bursa Efek Indonesia

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Indocement 44,30% 32,53% 24,08% 17,17% 15,36% 17,18% 15,80% 23,78% Holcim 219,32% 202,41% 119,13% 52,93% 45,48% 44,55% 69,78% 107,66% Semen Gresik 27,09% 30,03% 25,82% 28,51% 34,53% 46,32% 41,23% 33,36% Rata-rata Industri 96,91% 88,32% 56,35% 32,87% 31,79% 36,02% 42,27% 54,93% Indocement 30,64% 24,50% 19,37% 14,63% 13,32% 14,66% 13,64% 18,68% Holcim 68,68% 66,93% 54,36% 34,60% 31,26% 30,82% 41,10% 46,82% Semen Gresik 21,09% 22,91% 20,33% 22,00% 25,67% 31,66% 29,19% 24,69% Rata-rata Industri 40,14% 38,11% 31,35% 23,74% 23,42% 25,71% 27,98% 30,06% Rasio DTA

Perusahaan Tahun Rata-rata

DER

Sumber Data : Laporan Keuangan Diolah

Dari tabel 2 diatas selanjutnya diintepretasikan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan rasio solvabilitasnya sebagai berikut :

Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total modal sendiri. Rasio ini menjamin hutang yang diterima krediur dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Pada tabel 2 diatas terlihat tingkat debt to equity ratio PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Holcim Indonesia Tbk, selama tahun 2007-2013 mempunyai pergerakan yang cederung turun. Kondisi ini berbeda pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang menggambarkan tingkat debt to equity ratio yang dimiliki cenderung meningkat. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat debt to equity ratio perusahaan selama tahun 2007-2013, PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk memiliki beban untuk membayar kewajiban jangka panjangnya “lebih ringan” dibandingkan PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang memiliki tingkat rata-rata debt to equity lebih tinggi. 1. Debt to Total Asset, merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan

total asset. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya dengan seluruh aktivanya. Pada tabel 2 diatas terlihat tingkat debt to total asset PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk, Tbk selama tahun 2007-2013 mempunyai pergerakan cenderung turun. Kondisi ini berbeda pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang menggambarkan tingkat debt to total asset yang dimiliki cenderung meningkat selama tahun 2007-2013. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat debt to total asset perusahaan selama tahun 2007-2013, menunjukkan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk memiliki beban untuk membayar kewajiban jangka panjangnya “lebih ringan” dibandingkan PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang memiliki tingkat rata-rata debt to total asset lebih tinggi.

Rasio Profitabilitas

Hasil perhitungan rasio profitabilitas PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk selama tahun 2007-2013 adalah sebagai berikut :

(11)

Tabel 3

Rekapitulasi Rasio Pofitabilitas

Perusahaan Semen Di Bursa Efek Indonesia 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Indocement 13,43% 17,85% 25,99% 28,95% 25,93% 27,55% 26,82% 23,79% Holcim 4,51% 5,88% 15,35% 13,93% 14,14% 14,99% 9,83% 11,23% Semen Gresik 18,49% 20,67% 23,30% 25,51% 24,15% 25,14% 21,85% 22,73% Rata-rata Industri 12,15% 14,80% 21,55% 22,80% 21,41% 22,56% 19,50% 19,25% Indocement 9,82% 15,47% 20,70% 21,01% 19,84% 20,93% 18,84% 18,09% Holcim 2,35% 3,68% 12,56% 7,96% 9,71% 11,10% 6,39% 7,68% Semen Gresik 20,85% 23,80% 25,89% 23,51% 20,12% 18,54% 17,39% 21,44% Rata-rata Industri 11,01% 14,31% 19,72% 17,49% 16,56% 16,86% 14,21% 15,74% Indocement 20,53% 25,73% 24,66% 22,89% 24,53% 21,81% 22,05% Holcim 7,50% 11,12% 27,52% 12,17% 14,13% 16,05% 10,86% 14,19% Semen Gresik 26,79% 31,19% 32,88% 30,48% 27,06% 27,12% 24,56% 28,58% Rata-rata Industri 16,17% 20,95% 28,71% 22,44% 21,36% 22,57% 19,08% 21,61% ROA ROE

Perusahaan Tahun Rata-rata

Rasio

NPM

Sumber Data : Laporan Keuangan Diolah

Dari tabel 3 diatas selanjutnya diintepretasikan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan rasio profitabilitasnya sebagai berikut :

Net Profit Margin, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisiensi manajemen. Rasio ini untuk membandingkan antara keuntungan sesudah pajak dengan penjualan, sehingga dari perhitungan ini dapat diketahui berapa keuntungan per rupiah penjualan. Pada tabel 3 diatas terlihat tingkat net profit margin

PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk selama tahun 2007-2013 mempunyai pergerakan yang fluktuatif dan menunjukkan trend yang meningkat. Kondisi ini juga terjadi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang menggambarkan tingkat

net profit yang dimiliki justru cenderung naik. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat net profit margin perusahaan selama tahun 2007-2013, PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba bersih “lebih baik” dibandingkan PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, yang memiliki tingkat rata-rata net profit margin lebih rendah.

1. Return On Investment, merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasar tingkat asset tertentu. Pada tabel 3 diatas terlihat tingkat return on investment PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk, selama tahun 2007-2013 mempunyai pergerakan yang fluktuatif dan menunjukkan trend meningkat. Kondisi ini tidak terjadi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang menggambarkan tingkat return on investment yang dimiliki cenderung turun. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat return on asset

perusahaan selama tahun 2007-2013, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba bersih “lebih baik” dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Holcim Indonesia Tbk, yang memiliki tingkat rata-rata return on asset lebih rendah.

2. Return On Equity, merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Pada tabel 3 diatas terlihat tingkat return on equity PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk, Tbk selama tahun 2007-2013 mempunyai pergerakan yang fluktuatif dan menunjukkan trend meningkat. Kondisi ini tidak terjadi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang menggambarkan tingkat return on equity yang

(12)

cenderung turun. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat return on equity

perusahaan selama tahun 2007-2013, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba bersih “lebih baik” dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Holcim Indonesia Tbk, yang memiliki tingkat rata-rata return on asset lebih rendah.

Rasio Aktivitas

Hasil perhitungan rasio aktivitas PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk selama tahun 2007-2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 4

Rekapitulasi Tingkat Rasio Aktivitas Perusahaan Semen Di Bursa EFek Indonesia

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Indocement 4,59x 3,80x 4,31x 4,31x 5,63x 6,14x 6,81x 5,08x Holcim 9,47x 7,59x 9,67x 7,42x 8,19x 8,24x 10,71x 8,76x Semen Gresik 5,34x 4,34x 5,41x 4,64x 4,43x 3,62x 5,12x 4,70x Rata-rata Industri 6,47x 5,24x 6,46x 5,46x 6,08x 6,00x 7,55x 6,18x Indocement 0,73x 0,87x 0,80x 0,73x 0,77x 0,76x 0,70x 0,76x Holcim 0,52x 0,63x 0,82x 0,57x 0,69x 0,74x 0,65x 0,66x Semen Gresik 1,13x 1,15x 1,11x 0,92x 0,83x 0,74x 0,80x 0,95x Rata-rata Industri 0,79x 0,88x 0,91x 0,74x 0,76x 0,75x 0,72x 0,79x Indocement 0,97x 1,29x 1,36x 1,45x 1,82x 2,18x 2,01x 1,58x Holcim 0,66x 0,86x 1,09x 0,76x 0,91x 0,94x 0,78x 0,86x Semen Gresik 3,10x 3,69x 3,58x 1,87x 1,41x 1,17x 1,30x 2,30x Rata-rata Industri 1,57x 1,95x 2,01x 1,36x 1,38x 1,43x 1,36x 1,58x TATO FATO

Perusahaan Tahun Rata-rata

Rasio

ITO

Sumber Data : Laporan Keuangan Diolah

Dari tabel 4 diatas selanjutnya diintepretasikan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan rasio aktivitasnya sebagai berikut :

1. Inventory Turnover, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur beberapa kali persediaan perusahaan telah dijual dalam satu tahunnya. Pada tabel 4 diatas terlihat tingkat inventory turnover PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk selama tahun 2007-2013 mempunyai pergerakan yang cenderung naik. Hal ini tidak terjadi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang memiliki pergarakan

inventory turnover cenderung turun. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat inventory turnover perusahaan selama tahun 2007-2013, PT. Holcim Indonesia Tbk memiliki kemampuan dalam mengelola tingkat persediaannya “lebih baik” dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, yang memiliki tingkat rata-rata inventory turnover lebih rendah.

2. Total Asset Turnover, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi pemanfaatan seluruh aktiva yang dimiliki untuk digunakan dalam peningkatan penjualan. Pada tabel 4 diatas terlihat tingkat total asset turnover PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk selama tahun 2007-2013 sama-sama mempunyai pergerakan yang cenderung turun. Sedangkan pada PT. Holcim Indonesia Tbk tingkat total asset turnover cenderung naik selama tahun 2007-2013. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat total asset turnover perusahaan selama tahun 2007-2013, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk memiliki kemampuan dalam mengelola seluruh aktivanya “lebih baik” dibandingkan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk, yang memiliki tingkat rata-rata total asset turnover lebih rendah.

3. Fixed Asset Turnover, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi pemanfaatan aktiva tetap dalam rangka memperoleh penghasilan yang menguntungkan. Pada tabel 4 diatas terlihat tingkat fixed asset turnover T. Indocement

(13)

Tunggal Prakasa Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk selama tahun 2007-2013 mempunyai pergerakan yang fluktuatif dan cenderung meningkat. Kondisi ini tidak terjadi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang menggambarkan tingkat fixed asset turnover yang dimiliki cenderung turun tajam selama tahun 2007-2013. Dari ketiga perusahaan tersebut jika dilihat dari tingkat fixed asset turnover perusahaan selama tahun 2007-2013, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk memiliki kemampuan dalam mengelola aktiva tetapnya “lebih baik” dibandingkan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk yang memiliki tingkat rata-rata fixed asset turnover lebih rendah.

Dari hasil analisa yang telah dilakukan diatas, selanjutnya akan disimpulkan kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk secara keseluruhan selama tahun 2007-2013. Untuk lebih memudahkan berikut akan disajikan tabel penilaian kinerja rasio secara keseluruhan.

Tabel 5

Penilaian Kinerja berdasarkan Rata-Rata Industri Perusahaan Semen di Bursa Efek Indonesia

Sumber Data : Tabel 1-4 diolah

Dari tabel 5 tersebut diatas, terlihat bahwa kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk bila dibandingkan dengan rata-rata industri dikatakan baik. Kondisi ini tercermin dari 10 rasio keuangan 7 dikatakan baik karena berada diatas rasio industri, 1 dikatakan memiliki kinerja sedang dan 2 rasio yaitu inventory turn over dan total asset turn over memiliki kinerja kurang. Sedangkan pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Terlihat dari 10 rasio keuangan hanya 1 rasio yang dikategorikan memiliki kinerja yang baik yaitu rasio

(14)

dapat disimpulkan kinerja keuangan pada perusahaan ini masih kurang baik bila dibandingkan dengan rata-rata industri.

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk mimiliki kinerja keuangan yang baik bila diukur dengan rata-rata industrinya. Hal ini tercermin dari 10 rasio keuangan yang diukur 7 rasio dinyatakan memiliki kinerja yang baik yaitu pada rasio, debt to equity ratio, debt to total asset ratio, net profit margin, return on asset, return on equity, total asset turn over dan fiexed asset trun over. Sedangkan 3 rasio lainya dikategorikan memiliki kinerja yang kurang baik yaitu pada

current ratio, quick ratio serta inventory turn over . SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan kinerja keuangan tiga perusahaan tekstil yang terdaftar di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia sebagai berikut; 1) Dari hasil perhitungan rasio likuiditas perusahaan baik dilihat dari tingkat current ratio maupun quick ratio menunjukkan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk memiliki tingkat likuiditas yang sangat tinggi dibandingkan dengan PT. Holcim Indonesia Tbk dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Hasil ini mencerminkan kemampuan perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dalam membayar kewajiban jangka pendeknya juga tinggi, 2) Dari hasil perhitungan tingkat solvabilitas perusahaan, menunjukkan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk memiliki tingkat rasio solvabilitas yang lebih rendah dibandingkan rasio industrinya. Sedangkan PT. Holcim Indonesia Tbk memiliki rasio solvabilitas lebih tinggi dari rasio indsutri. Hal ini mencerminkan beban yang ditanggung oleh PT. Holcim Indonesia Tbk lebih berat dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang memiliki rasio solvabilitas yang lebih rendah, 3) Dari hasil perhitungan tingkat profitabilitas perusahaan baik dilihat dari tingkat, net profit margin, return on ivestment maupun return on equity terlihat PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk menunjukkan kinerja yang baik karena memiliki rata-rata rasio lebih tinggi dari rasio industri. Sedangkan PT. Holcim Indonesia Tbk menunjukkan kinerja yang kurang baik karena rata-rata rasio yang dihasilkan masih dibawah rasio industri, 4) Analisa kinerja keuangan dilihat dari tingkat rasio aktivitas perusahaan di tinjau dari inventory turnover, total asset turnover serta

fixed asset turnover terlihat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk menunjukkan kinerja yang baik. Sedangkan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Holcim Indonesia Tbk menunjukkan kinerja yang kurang baik karena memiliki rata-rata rasio dibawah rasio standar industri.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang sesuai hasil analisis adalah; 1) Agar kinerja keuangan dapat lebih ditingkatkan, hendaknya perusahaan lebih dapat memanfaatkan modal yang ada dengan melakukan investasi yang menguntungkan misalnya pengembangan produk guna meningkatkan penjualan, 2) Perlu dilakukan usaha peningkatan penjualan produk sehingga memperoleh laba yang tinggi, dengan cara memperluas pangsa pasar dalam negeri, 3) Dalam usaha meningkatkan kinerja perusahaan, usaha yang sebaiknya dilakukan adalah dengan meningkatkan nilai rasio yaitu dengan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan cara meningkatkan penjualan, menurunkan biaya administrasi dan penjualan, biaya operasi, serta biaya lainnya, 4) Dalam pemanfaatan modal pembiayaan, hendaknya perusahaan kombinasi pembiayaan baik modal asing maupun modal sendiri.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M dan A. Halim, 2005, Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke Dua. Yogyakarta. UPP-AMP YKPN.

Harahap, S.S, 2004, Teori Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi ke Tiga. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mulyadi, A. 2003. Akuntansi Untuk SMA kelas II. Edisi 1. Jakarta: Grafindo Media Pratama. Munawir, S, 2002, Analisis Informasi Keuangan, Edisi Pertama. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Prastowo, D dan R. Juliaty, 2002, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi

pertama, Yogyakarta. AMP YKPN.

Juliaty. R.. 2008, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi ke Dua, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.

Sawir, A, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Simamora, H, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. Sutrisno, 2009, Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Ekonisia.

Gambar

Gambar 1  Rerangka Pemikiran   METODE PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

“K egiatan mahasiswa baru diawali dengan pengenalan kultur akademik Fakultas Teknik UNY sehingga diharapkan para mahasiswa baru dapat me mahami cara belajar pada level

Tujuan dalam penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh celebrity endorser terhadap citra merek (brand image) sepeda motor Honda Vario di Surabaya dan Mengetahui pengaruh

Jenis perubahan penggunaan lahan di Kawasan Koridor Jalan Raya Juanda yang terjadi dari tahun 2012 sampai tahun 2016 terdapat pada 18 kavling yang mengalami

 Tujuan & capaiannya, waktu, lokasinya dicirikan oleh perbedaan yang luas; hal.

Memberikan panduan yang dapat membantu masyarakat Indonesia untuk memiliki dan membaca mengenai jajan pasar Kabupaten Tolitoli mulai dari bahan-bahan yang

Keempat, bentuk tokoh dan penokohan yang terdapat dalam cerpen Pilihan Kompas 2017. Tokoh Embu merupakan tokoh utama dan seorang janda cantik yang menyayangi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif strategi jigsaw dan hasil belajar siswa yang diajar dengan

untuk berlari mengejar bola tersebut agar bisa terjangkau dan bisa dihentikan. 5) Bila bola sudah datang mendekat maka segera lakukan gerakan mengangkat salah satu