PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survei pada BUMN yang Berkantor Pusat di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
TUTIANA SILABAN 1102457
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survei pada BUMN yang Berkantor Pusat di Kota Bandung)
oleh
Tutiana Silaban
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Tutiana Silaban 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survei pada BUMN yang Berkantor Pusat di Kota Bandung)
Oleh: Tutiana Silaban
1102457
Pembimbing: Dr. H. Memen Kustiawan, SE, M.Si,Ak,CA
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas pengendalian internal dengan enterprise risk management sebagai variabel moderating. Unit analisis penelitian ini adalah satuan pengawas intern (SPI) pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan asosiatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan alat bantu kuesioner yang disebarkan kepada responden yaitu staf Satuan Pengawas Intern (SPI) pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandung, Teknik sampling yang digunakan adalah Proportionate
Stratified Random Sampling. Pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan regresi sederhana dan uji interaksi (Moderated Regression
Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran auditor internal
berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandung sebesar 80,3% dan sisanya sebesar 13,8% dipengaruhi oleh factor lain. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa enterprise
risk management memoderasi positif pengaruh peran auditor internal terhadap
efektivitas pengendalian internal sebesar 87,2% dan sisanya sebesar 13,8% dijelaskan oleh factor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE ROLE OF INTERNAL AUDITOR ON THE EFFECTIVENESS OF INTERNAL CONTROL USING ENTERPRISE
RISK MANAGEMENT AS THE MODERATING VARIABLE (A survey in State-owned enterprises centered in Bandung)
By: Tutiana Silaban
1102457
Counsellor: Dr. H. Memen Kustiawan, S.E., M.Si., Ak. CA
This research is conducted to know the influence of the role of internal auditor on the effectiveness of internal control using enterprise risk management as the moderating variable. The analyzing unit in this research was the Internal Supervision Unit in state-owned enterprises centered in Bandung. The method used in this research was descriptive and associative methods, by using questioner for the staff in Internal Supervision Unit in Bandung to collect the data. The sampling technic used in this research was Proportionated Stratified Random Sampling. The hypothesis in this research was examined by using the Moderated Regression Analysis. The result of this research shows that the internal auditor give a positive influence on the effectiveness of internal control in State-owned Enterprises in Bandung which is 80,3% and the other 9.7% is influenced by other factors. In addition to that, the result also shows that the enterprise risk management also positively moderated the role of internal auditor on the effectiveness of internal control at 87.2% and the other 12.8% is affected by other factors which will not be analyzed in this research.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH UCAPAN TERIMAKASIH
ABSTRAK ABSTRACK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
2.1 Tinjauan Pustaka ... 10
2.1.1 Auditor Internal ... 10
2.1.1.1 Definisi Audit Internal ... 10
2.1.1.2 Fungsi Audit Internal ... 12
2.1.1.3 Tujuan Audit Internal ... 12
2.1.1.4 Ruang Lingkup Audit Internal ... 13
2.1.1.5 Definisi Auditor Internal ... 13
2.1.1.6 Fungsi Auditor Internal ... 14
2.1.1.7 Peran Auditor Internal ... 15
2.1.1.8 Wewenang dan Tanggung Jawab Auditor Internal ... 16
2.1.1.9 Kompetensi Auditor Internal ... 17
2.1.2.1 Definisi Risiko ... 18
2.1.2.2 Jenis-jenis Risiko (Risk) ... 18
2.1.2.3 Enterprise Risk Management ... 19
2.1.2.4 Mengelola Risiko ... 20
2.1.2.5 Kerangka Enterprise Risk Management ... 20
2.1.3 Efektivitas Pengendalian Internal ... 22
2.1.3.1 Definisi Efektivitas ... 22
2.1.3.2 Definisi Pengendalian Internal ... 22
2.1.3.3 Sasaran Pengendalian Internal ... 24
2.1.3.4 Komponen Pengendalian Internal ... 24
2.1.3.5 Tanggung Jawab Atas Pengendalian Internal... 28
2.1.3.6 Langkah dalam Menentukan Risiko Pengendalian ... 29
2.1.3.7 Prosedur Untuk Pengujian Atas Pengendalian ... 30
2.1.3.8 Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal ... 31
2.1.3.9 Efektivitas Pengendalian Internal ... 32
2.1.4 Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal ... 32
2.1.5 Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal dengan Enterprise Risk Management sebagai variabel Moderating.. 33
2.2 Kerangka Pemikiran ... 36
2.3 Penelitian Terdahulu ... 38
2.4 Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 42
3.2.1 Definisi variabel dan Operasional ... 42
3.2.1.1 Definisi variabel ... 42
3.2.1.2 Operasionalisasi variabel ... 44
3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
3.2.2.2 Sampel Penelitian ... 48
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.2.4 Instrumen Penelitian ... 49
3.2.5 Teknik Analisis Data ... 50
3.2.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 54
3.2.5.1.1 Pengujian Multikolinearitas... 54
3.2.5.1.2 Pengujian Heteroskedastisitas ... 55
3.2.5.1.3 Pengujian Normalitas Data ... 55
3.2.5.1.4 Uji Autokorelasi ... 56
3.2.6 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 57
3.2.6.1 Analisis Regresi Sederhana ... 57
BAB IV Pembahasan ... 60
4.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 60
4.2 Data Responden ... 64
4.3 Analisis Deskriptif Penelitian ... 66
4.4 Uji Validitas dan uji reliabilitas ... 88
4.4.1 Uji Validitas ... 88
4.4.2 Uji Reliabilitas ... 91
4.5 Uji Asumsi Klasik ... 92
4.5.1 Uji Normalitas ... 92
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas ... 93
4.5.3 Uji Multikolinieritas ... 93
4.5.4 Uji Autokorelasi ... 94
4.6 Uji Hipotesis ... 95
a. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 95
b. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 96
4.7 Pembahasan ... 98
Internal ... 98
4.7.2 Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal dengan Enterprise Risk Management sebagai variabel modera Ting... 99
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 101
5.1 Kesimpulan ... 101
5.2 Saran ... 102
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Permasalahan Mengenai Pengendalian Internal ... 6
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 39
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 44
Tabel 3.2 Populasi Penelitian ... 47
Tabel 3.3 Bobot Skor Jawaban Kuesioner ... 50
Tabel 3.4 Kriteria Rentang Pengklasifikasian... 51
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 64
Tabel 4.2 Usia Responden ... 64
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 65
Tabel 4.4 Lama Kerja Responden ... 65
Tabel 4.5 Tempat Bekerja Responden ... 66
Tabel 4.6 Kriteria Rentang Pengklasifikasian ... 67
Tabel 4.7 Compliance ... 68
Tabel 4.8 Verifikasi ... 70
Tabel 4.9 Evaluasi ... 71
Tabel 4.10 Rekomendasi ... 73
Tabel 4.11 Lingkungan Pengendalian ... 74
Tabel 4.12 Penentuan Tujuan... 75
Tabel 4.13 Identifikasi Kejadian ... 76
Tabel 4.14 Penilaian Risiko ... 77
Tabel 4.15 Respon Risiko ... 79
Tabel 4.16 Kegiatan Pengendalian ... 80
Tabel 4.17 Informasi dan Komunikasi ... 81
Tabel 4.18 Pengawasan ... 82
Tabel 4.19 Efektivitas dan Efisiensi Operasi ... 83
Tabel 4.21 Ketaatan Terhadap Hukum ... 86
Tabel 4.22 Pengamanan Aktiva ... 87
Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Uji validitas variabel X ... 89
Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Uji validitas variabel Z ... 90
Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Uji validitas variabel Y ... 91
Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... 92
Tabel 4.27 Uji Normalitas ... 92
Tabel 4.28 Hasil Uji Multikolinieritas ... 93
Tabel 4.29 Hasil Uji Autokorelasi ... 94
Tabel 4.30 Hasil Uji Regresi Pertama ... 95
Tabel 4.31 Hasil Uji t Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas Pengen Dalian Internal... 96
Tabel 4.32 Hasil Uji Determinasi Enterprise Risk Management dalam Memoderasi Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas Pegenda lian Internal ... 97
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Penelitian ... 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Tanggapan Responden untuk Setiap Item Pernyataan Kuesioner
Lampiran 2: Tanggapan Responden untuk Setiap Variabel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pengendalian internal yang sering juga disebut sebagai pengendalian
manajemen dalam pengertian yang paling luas mencakup lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi,
dan pemantauan. Pengendalian internal berfungsi sebagai lini depan untuk
menjaga aktiva dan mendeteksi terjadinya kesalahan, kecurangan, penyimpangan
dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangan-undangan (Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara, 2007:72). Sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (S.P.
Hariningsih, 2006:129). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian internal sangat penting dalam menjaga asset perusahaan dan
mencegah terjadinya kecurangan yang disengaja oleh pihak tertentu.
Dalam buku Auditing dan Jasa Assurance jilid I (Alvin A. Arens,
2008:370) menyebutkan bahwa manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam
merancang sistem pengendalian internal yang efektif yaitu: (1) reliabilitas
pelaporan keuangan; (2) efesiensi dan efektivitas operasi. (3) ketaatan pada
hukum dan peraturan.
Manajemen merancang sistem pengendalian internal untuk mencapai
ketiga tujuan ini. Fokus auditor, baik dalam audit atas laporan keuangan maupun
audit atas pengendalian internal, tertuju pada pengendalian atas reliabilitas
pelaporan keuangan ditambah pengendalian atas operasi dan ketaatan pada hukum
serta peraturan yang dapat secara material mempengaruhi pelaporan keuangan.
Fungsi dari auditor internal adalah memeriksa secara langsung
pengendalian-pengendalian internal (internal controls) yang dijalankan oleh perusahaan dan
memberikan rekomendasi serta perbaikan-perbaikan atas pengendalian internal ke
arah yang lebih baik, dengan harapan tercapainya tujuan-tujuan dari pengendalian
2
Tanggung jawab atas pengendalian internal berbeda antara manajemen dan
dan auditor. Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan
menyelenggarakan pengendalian internal entitas. Manajemen juga diharuskan
untuk melaporkan secara terbuka tentang keefektifan pelaksanaan pengendalian
tersebut. Sebaliknya, tanggung jawab auditor mencakup memahami dan menguji
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Auditor juga diwajibkan untuk
menerbitkan laporan audit tentang penilaian manajemen atas pengendalian
internalnya, termasuk pendapat auditor mengenai keefektifan pelaksanaan
pengendalian tersebut (Alvin A. Arens, 2008:371).
Dari penjabaran diatas, dapat dilihat bahwa manajemen dan auditor
internal memiliki perannya masing-masing dalam menjaga efektivitas
pengendalian internal. Manajemen dan auditor internal harus saling bekerjasama
untuk melihat sistem pengendalian internal yang ada dalam suatu perusahaan
sudah berjalan dengan semestinya atau tidak berjalan dengan semestinya.
Pelaksanaan audit menjadi penting guna mengurangi risiko informasi.
Risiko informasi mencerminkan kemungkinan bahwa informasi yang melandasi
keputusan risiko bisnis ternyata tidak akurat. Penyebab yang mungin bagi risiko
informasi ini adalah kemungkinan tidak akuratnya laporan keuangan. (Alvin A.
Arens, 2008:7).
Peran auditor internal menjadi sangat penting untuk mengurangi segala
bentuk risiko yang dapat terjadi dalam sebuah perusahaan. Risiko adalah
ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian (Abbas
Salim, 2007:4). Risiko muncul ketika terdapat lebih dari satu kemungkinan hasil
(outcome), dan hasil yang paling akhir ini tidak dapat diketahui. Meskipun semua
bisnis mengandung ketidakpastian, lembaga keuangan menghadapi jenis-jenis
risiko yang secara alamai muncul dari aktivitas yang mereka jalankan. Tujuan dari
setiap lembaga keuangan adalah untuk memaksimalkan profit dan nilai tambah
bagi pemegang saham dengan menawarkan berbagai bentuk layanan keuangan,
terutama dengan mengelola risiko (Ikhwan Abidin Basri, 2008:9)
Risiko dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara. Di antaranya, risiko
dapat dibedakan menjadi risiko bisnis dan risiko finansial. Risiko bisnis muncul
3
dengan faktor-faktor yang memengaruhi pasaran produk. Sedangkan risiko
finansial muncul dari kemungkinan kerugian dalam pasar keuangan, yaitu akibat
adanya perubahan pada variable-variabel keuangan (Ikhwan Abidin Basri, 2008:9)
Risiko juga dapat dibedakan menjadi risiko sistematik dan risiko
nonsistematik. Sementara risiko sistematik berhubungan dengan keseluruhan
pasar atau perekonomian, risiko nonsistematik berhubungan dengan asset atau
perusahaan yang spesifik. Sementara risiko sistematik dapat dimitigasi dalam
diversifikasi portofolio yang sangat luas, risiko nonsistematik tidak dapat
didiversifikasi. Namun demikian, sebagian risiko sistematik dapat direduksi
melalui teknik mitigasi dan pengalihan (transfer) risiko (Ikhwan Abidin Basri,
2008:10)
Dari pemaparan diatas dapat kita lihat bahwa salah satu komponen
pengendalian internal harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko. Selain itu,
penilaian risiko juga sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan harus dapat
memprediksi risiko yang akan ditanggung. Dalam hal ini enterprise risk
management sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya risiko
yang akan ditanggung. Dalam hal ini auditor internal mempunyai peran yang
sangat penting untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya risiko-risiko
tersebut. Hiro Tugiman (1997:53) menyebutkan bahwa pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor internal haruslah ditujukan pada berbagai risiko yang
berhubungan dengan kegiatan yang akan diperiksa. Tujuan dari pemeriksaan
risiko ini adalah untuk menentukan area yang penting dalam kegiatan yang akan
diperiksa.
Pengendalian internal harus terus dikontrol untuk mencegah terjadinya
kehilangan asset perusahaan dan atau terjadinya pencurian dan penyalahgunaan
wewenang yang menyebabkan kerugian pada sebuah perusahaan. Selain itu
auditor internal juga harus cermat dalam mengawasi segala bentuk kecurangan
yang akan terjadi. Alvin A. Arens (2010:337) menyebutkan bahwa munculnya
penyimpangan intern disebabkan oleh tiga kondisi, yaitu pertama tekanan/insentif,
yaitu keadaaan dimana seorang karyawan atau satu unit fungsi mendapat tekanan
untuk mencapai suatu kondisi (goals) tertentu dari manajemen yang lebih tinggi,
4
berhubungan dengan sejumlah nilai etika, oleh top-management. Integritas dan
nilai etika merupakan unsur pokok dalam lingkungan pengendalian, yang
memengaruhi pendesainan, pengurusan, dan pemantauan komponen lain.
Integritas sangat mempengaruhi terjaganya lingkungan pengendalian suatu
perusahaan.
Lingkungan pengendalian internal haruslah berjalan dengan baik agar aset
perusahaan dapat dilindungi. Apabila pengendalian internal sebuah perusahaan
tidak baik, maka dapat dipastikan aset dalam sebuah perusahaan tersebut juga
tidak akan terlindungi dengan baik. Beberapa permasalahan terkait pengendalian
internal yang kurang efektif dapat kita lihat dari beberapa di Indonesia, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) harus memiliki sistem pengendalian internal. Hal
ini tertuang pada framework COSO (internal control COSO) dalam pasal 22
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-177/MMBU/2002 tentang penerapan
good governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam keputusan
tersebut dinyatakan bahwa manajemen BUMN harus memelihara internal control
bagi perusahaan.
Merujuk dari pemaparan di atas pada kenyataanya Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) masih belum mampu menjaga sistem pengendalian internal yang
baik. Forum Indonesia untuk Transportasi Anggaran (Fitra) telah memaparkan
BUMN dinilai sebagai sarang korupsi dan merugikan Negara dikarenakan
beberapa hal, khususnya pengendalian intern yang amburadul
(www.sindonews.com, Juli 2012). Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas
Fitra Uchok Sky Khadafi dalam keterangan tertulis pada sindo.news menyatakan
bahwa:
“Kelemahan sistem pengendalian intern, terbagi menjadi tiga, sistem
pengendalian akuntansi dan pelaporan, dimana pencatatannya tidak akurat dan
proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan. Perencanaan tidak memadai,
penyimpangan terhadap perundang-undangan bidang teknis tertentu, kebijakan
yang tidak tepat dan penerapan kebijakan yang tidak tepat. Selain itu, kelemahan
struktur pengendalian intern juga berpengaruh terhadap penyelenggaraan BUMN.
Tidak memiliki SOP yang formal, tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang
5
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa BUMN masih
belum mempunyai sistem pengendalian internal yang memadai. Hal ini dapat kita
lihat dari fenomena berikut ini yaitu PT. Telkom Indonesia, Tbk mengalami
pencurian kabel tembaga 485 meter yang terjadi di jalan pahlawan dan surapati
bandung yang merugikan perusahaan senilai 400 juta rupiah
(www.nasional.tempo.co, januari 2015). Sebelumnya PT. Telkom Indonesia, Tbk
juga telah pernah mengalami hal serupa yaitu pencurian kabel di Telkom Malang.
Seperti yang dipaparkan oleh Deputy General Manager Kandatel Telkom Malang,
Gunawan Rismayadi, “jumlah kasus pencurian kabel telepon tercatat sebanyak 45 kali. Lokasi pencurian sebagian besar berada di wilayah Malang Selatan yang
merupakan kawasan pegunungan. Akibat dari peristiwa ini Kantor Daerah Telkom
(Kandatel) Malang merugi hampir Rp 1 miliar akibat pencurian kabel telepon
yang terjadi dalam kurun waktu Januari-Juli 2007. Kalkulasi nilai kerugian
tersebut dihitung dari hilangnya biaya sambungan percakapan dan penggantian
kabel” (www.nasional.tempo.co, Agustus 2007).
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) yang mana tanggal 25
biasanya gaji dibayarkan namun pembayaran gaji kepada karyawan mengalami
keterlambatan sejak awal januari 2015 sehingga sampai pada akhir bulan Juni
2015 para karyawan belum menerima hak nya padahal mereka telah melakukan
kewajiban mereka sebagai karyawan di PT INTI.
Hal itu menyebabkan sekitar 500 karyawan perusahaan tersebut menggelar
aksi demonstrasi yang berisi pemenuhan hak dasar berupa gaji, pembayaran THR,
uang pensiun, dan cuti guna mengingatkan dewan direksi atas keterlambatan
penggajian yang terjadi di PT INTI. di pelataran Gedung PT INTI, Kota Bandung,
aksi demonstrasi karyawan dari berbagai divisi ini dimotori oleh beberapa
karyawan yang merangkap aktivis Serikat Pekerja.(www.koran–sindo.com, 03
Juli 2015). Hal ini mencerminkan bahwa sistem pengendalian internal pada
perusahaan PT INTI masih kurang memadai, karena masih terdapat permasalahan
6
Selain permasalahan diatas, fenomena mengenai sistem pengendalian
internal yang kurang baik juga termuat dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Semester II 2014 (IHSP BPK). Disebutkan bahwa pada Semester II Tahun 2014,
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah melakukan pemeriksaan terhadap 651
objek pemeriksaan, yaitu 135 objek pemeriksaan pada pemerintah pusat, 479
objek pemeriksaan pada pemerintah daerah dan BUMD, serta 37 objek
pemeriksaan pada BUMN dan badan lainnya. Berdasarkan jenis pemeriksaannya,
sebanyak 73 merupakan objek pemeriksaan keuangan, 233 objek pemeriksaan
kinerja, dan 345 objek Pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT).
Hasil pemeriksaan BPK tersebut dituangkan dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) yang memuat temuan, kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap
temuan dapat terdiri dari satu atau lebih permasalahan, seperti kelemahan sistem
pengendalian intern (SPI), ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian negara/ daerah atau kerugian
negara/ daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/ daerah, potensi
kerugian negara/ daerah atau potensi kerugian negara/ daerah yang terjadi pada
perusahaan milik negara/ daerah, kekurangan penerimaan, penyimpangan
administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan. Istilah
‘permasalahan’ yang merupakan pokok masalah dari temuan pemeriksaan di sini
tidak selalu berimplikasi hukum atau berdampak finansial.
Untuk lebih jelasnya mengenai permasalahan mengenai pengendalian
internal yang ada di BUMN maka dapat kita lihat dari tabel dibawah ini:
7
Sumber : Ikhtisar hasil pemeriksaan semester II 2014 (IHSP BPK 2014)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa permasalahan mengenai kelemahan
sistem pengendalian internal yang terdapat di BUMN dan Badan lainnya masih
tinggi. Hal ini memberikan dampak negatif pada Negara yaitu berupa kerugian
finansial yang cukup banyak.
Beberapa penelitian mengenai Auditor Internal, Enterprise Risk
Management, dan Efektifitas Pengendalian Internal telah banyak dilakukan. Arifin
Nugroho (2009) melakukan penelitian yang berjudul peranan audit internal dalam
menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan ekspor (studi kasus pada PT.
Trisula Garmindo Manufacturing) menemukan hasil penelitian bahwa peranan
auditor internal berpengaruh signifikan terhadap efektivitas penjualan artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara kualifikasi auditor internal terhadap
efektivitas penjualan. Sedangkan pengendalian internal penjualan berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas penjualan artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara pengendalian internal penjualan terhadap efektivitas penjualan.
Synthia Dewi (2014) melakukan penelitian mengenai efektivitas
pengendalian internal pada bank perkreditan rakyat jawa barat dan menemukan
hasil bahwa terdapat pengaruh signifikan peran auditor internal terhadap
efektivitas pengendalian internal.
Fitrina Amalia (2007) melakukan penelitian mengenai efektivitas
pengendalian internal dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penerapan
manajemen risiko operasional terhadap efektivitas pengendalian intern (penelitian
deskriptif pada PT. Pupuk Sriwidjaja) hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa
pengelolaan manajemen risiko operasional memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap efektivitas pengendalian intern sedangkan faktor-faktor lain di luar
pengelolaan manajemen risiko operasional seperti risiko likuiditas, risiko pasar,
risiko reputasi, kebijakan prosedur yang diterbitkan manajemen, kepatuhan
terhadap prosedur yang juga memiliki pengaruh terhadap efektivitas pengendalian
8
Hendra Nur Rahmatullah Kartiwa (2013) melakukan penelitian mengenai
efektivitas pengendalian internal dalam skripsinya yang berjudul pengaruh
kesuksesan penerapan sistem informasi akuntansi persediaan terhadap efektivitas
pengendalian internal persediaan (penelitian pada Distribution Store di Kota
Bandung) hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif
dari kesuksesan penerapan Sistem Informasi Akuntansi persediaan terhadap
efektivitas pengendalian internal persediaan pada 36 Distribution Store yang telah
memiliki hak cipta di Kota Bandung.
Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas yang
membedakan dengan penelitian terdahulu adalah penelitian sebelumnya
kebanyakan hanya meneliti pada salah satu BUMN atau satu perusahaan saja.
Sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya dibeberapa BUMN yang
berkantor pusat di Bandung. Selain itu pada penelitian sebelumnya tidak
menggunakan variabel moderating yang memperkuat pengaruh variabel X
terhadap Y. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel moderating yaitu
enterprise risk management.
Berdasarkan uraian dan fenomena di atas, maka alasan memilih topik
penelitian ini adalah karena peniliti tertarik dengan fenomena yang telah
dipaparkan sehingga peneliti bermaksud meneliti mengenai efektivitas
pengendalian internal di BUMN yang berkantor pusat di kota Bandung. Oleh
karena itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas Pengendalian Internal dengan Enterprise Risk Management sebagai Variabel Moderating (Survei pada
BUMN yang Berkantor Pusat di Kota Bandung)”
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang diatas, maka penelitian ini bermaksud
menguji:
1. Apakah peran auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian
internal?
2. Apakah enterprise risk management dapat memperkuat pengaruh peran
9
1.3 Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas
pengendalian internal.
2. Untuk mengetahui apakah enterprise risk management dapat memperkuat pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas pengendalian internal
1.4 Manfaat Pelitian
Adapun dari penelitian ini diharapkan akan memiliki kegunaan bagi aspek
dan pihak-pihak yang terkait yaitu :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai
pengendalian internal dan faktor-faktor yang memengaruhi efektifnya suatu
pengendalian internal.
2. Bagi BUMN yang diteliti (Objek Penelitian)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
karyawan pada BUMN yang diteliti mengenai pengendalian internal yang efektif
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lain misalnya
sebagai acuan ataupun pedoman untuk penelitian yang akan datang mengenai
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:38) objek penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah peran
auditor internal, Enterprise Risk Management sebagai variabel moderating, dan
efektivitas pengendalian internal. Penelitian ini dilakukan pada BUMN yang
berkantor pusat di Kota Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sujoko Efferin (2008:48) “desain penelitian (research design),
adalah merupakan framework dari suatu penelitian ilmiah. Desian penelitian yang
baik akan menjadi menentukan keberhasilan serta kualitas dari suatu penelitian
ilmiah. Dengan menyusun suatu desian penelitian, peneliti pada dasarnya
membuat arahan tentang berbagai hal yang harus dilakukan dalam upaya untuk melakukan suatu penelitian ilmiah”.
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan penulis adalah metode
deskriptif dan asosiatif, Metode deskriptif menurut Mudrajad Kuncoro (2001: 14)
adalah :
“Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, yang berupaya
untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi yang diperlukan untuk mengenali distribusi dan perilaku data yang kita miliki”.
Sedangkan metode asosiatif menurut Sugiyono (2009 :11) adalah : “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih”
3.2.1 Definisi Variabel dan Operasional Variabel 3.2.1.1 Definisi Variabel
Purwanto (2010:186) mengatakan yang dimaksud dengan variabel adalah
43
membedakan (discriminating), dan gejala itu nilainya bervariasi. Menurut
Sugiyono (2005:31) variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Sujoko Efferin (2008:56) yang dimaksud dengan variabel
adalah sesuatu yang berbeda atau membedakan antara suatu hal dengan hal
lainnya. Adapun dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu:
1. Variabel Independen (X)
Menurut Sujoko Efferin (2008:58) yang dimaksud dengan variable
independen adalah variabel yang memiliki nilai yang bebas, dalam arti lebih
bersifat seperti konstanta dalam model matematik. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel independen atau variabel bebasnya adalah peran auditor internal
(X).
a. Peran Auditor Internal (X)
Menurut Sawyer’s (2005:83) “auditor internal sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem kontrol dan menunjukkan
kelemahan-kelemahan dalam kontrol internal. Tetapi harus diingat bahwa
auditor internal membantu manajemen bukan berperan sebagai manajer itu
sendiri. Oleh karena itu, manajemen akan cenderung meminta auditor
internal untuk mendokumentasikan sistem kontrol akuntansi internal kita
sehingga kita dapat membuktikan ke pemerintah bahwa kita telah
mematuhi hukum.
2. Variabel Dependen (Y)
Menurut Sujoko Efferin (2008:58) yang dimaksud dengan variabel
dependen adalah variabel yang nilainya akan bergantung pada nilai dari variabel
independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah
efektifitas pengendalian internal.
3. Enterprise Risk Management (Z)
Menurut Ghozali (2011) mendefinisikan variabel moderasi (moderator)
sebagai berikut:
44
variabel dependen”. Dalam hal ini variabel dependen yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah efektiftas pengendalian internal.
3.2.1.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian, untuk keperluan pengukuran variabel harus
didefinisikan dalam definisi yang terukur dan dapat diamati yang disebut definisi
operasional. Menurut Purwanto (2010:198) dalam definisi operasional, peneliti
mengeluarkan subjektivitasnya dalam mendefinisikan variabel sehingga dapat
disepakati secara objektif oleh semua pihak. Tujuan dari definisi operasional
adalah membuat agar : (1) tidak terdapat penafsiran yang berbeda (subjektif)
antara berbagai pihak dalam memahami variabel yang datanya hendak
dikumpulkan, dan (2) memungkinkan variabel diukur dengan cara yang dsama
pada semua orang yang mengujinya.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel penelitian, yaitu peran auditor
internal (X), enterprise risk management (Z) sebagai variabel moderating, dan
efektivitas pengendalian internal (Y).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala Instrumen
47
Aktiva -Pengecekan
berkala terhadap
aktiva perusahaan
3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.2.1 Populasi Penelitian
Menurut Sujoko Efferin (2008:73) yang dimaksud dengan populasi adalah
batas dari suatu obyek penelitian dan sekaligus batas bagi proses induksi
(generalisasi) dari hasil penelitian yang bersangkutan. Sedangkan menurut
Purwanto (2010:214) yang dimaksud dengan populasi yaitu merupakan berisi
sejumlah objek. Objek-objek yang menjadi unsur populasi mempunyai unit atau
satuan. Penetapan populasi harus jelas unit analisisnya dan tergantung tujuan
pengumpulan datanya. Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan, maka
penilitian mengambil BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandung sebagai
populasi penelitian.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No Nama BUMN Alamat
1 PT. PINDAD (Persero) Jl. Jend. Gatot Subroto No. 517
2 PT. LEN Industri (Persero) Jl. Soekarno Hatta No. 442
3 PT. Dirgantara Indonesia Jl. Pajajaran No. 154
4 PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero)
Jl. Japati No. 1
5 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Jl. Perintis Kemerdekaan No. 1
6 PT. Pos Indonesia (Persero) Jl. Banda No. 30
7 PT. Bio Farma Jl. Pasteur
8 PT. INTI Jl. Moch Toha No. 77
9 PTPN VIII Jl. Sindangsirna No. 4
Sumber : Kementrian BUMN
Namun, hanya 7 BUMN yang dapat dijadikan populasi karena PT Bio
Farma dan PT DI tidak berkenan untuk diteliti dikarenakan banyaknya permintaan
48
rumusan masalah, adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah
peran auditor internal, enterprise risk management dan efektivitas pengendalian
internal pada Kantor Pusat BUMN di Kota Bandung sedangkan yang dijadikan
unit observasi dan menjadi responden dalam penelitian ini adalah satuan
pengawas internal (SPI) di Kantor Pusat BUMN di Kota Bandung.
3.2.2.2 Sampel Penelitian
Menurut Sujoko Efferin (2008:74) yang dimaksud dengan sampel
penelitian adalah bagian dari populasi (elemen) yang memenuhi syarat untuk
dijadikan sebagai obyek penelitian.
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
Staff Satuan Pengawasan Intern (SPI) Pada BUMN yang Berkantor Pusat di Kota
Bandung, kemudian digunakan probability sampling. Teknik yang digunakan
adalah Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang berstrata secara proporsional.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Juliansyah Noor (2011:137) yang dimaksud dengan data (datum)
adalah sesuatu yang diketahui. Sekarang diartikan sebagai informasi yang
diterimanya tentang suatu kenyataan atau fenomena empiris, wujudnya dapat
merupakan seperangkat ukuran (kuantitatif, berupa angka-angka) atau berupa
ungkapan kata-kata (verbalize) atau kualitatif. Jika langsung dari sumbernya
(tentang diri sumber data) disebut data primer. Jika adanya telah disusun,
dikembangkan, dan diolah kemudian tercatat disebut data sekunder. Jadi menurut
macam atau jenisnya dibedakan antara data primer dan sekunder. Menurut
sifatnya dibedakan dalam data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Juliansyah Noor (2011:138) menyebutkan bahwa teknik pengumpulan
data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan utuk menjawab
rumusan masalah penelitian. Umumnya cara mengumpulkan data dapat
menggunakan teknik : wawancara (interview), angket (questionnaire),
pengamatan (ovservation), studi dokumentasi, dan Focus Group Discussion
49
Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah dengan 2 cara
yaitu sebagai berikut:
1. Kuesioner
Menurut Juliansyah Noor (2011:139) kuesioner/angket merupakan teknik
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan
kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan
tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak
ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu
alternative jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Pada penelitian
ini, jenis angket yang digunakan oleh penulis adalah angket tertutup dan
tersturuktur. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden
dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Merupakan data yang penulis kumpulkan melalui penelitian kepustakaan
yaitu dengan mempelajari buku-buku, literatur-literatur yang berhubungan dengan
objek penelitian yang dipilih, dan penelitian ini juga dilakukan dengan pencarian
data melalui internet.
3.2.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan
metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan kuesioner yang merupakan
suatu penyelidikan masalah yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar
pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah
responden untuk mendapatkan jawaban tertulis. Pengumpulan data yang terdapat
dalam kuesioner berasal dari variabel-variabel yang dikembangkan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang kemudian diberikan kepada responden.
Adapun kuesioner yang digunakan penulis dalam pengumpulan data terdiri dari
dua bagian, yaitu:
1. Pertanyaan umum
Pertanyaan umum dibuat dalam bentuk pertanyaan terbuka, menyangkut
identitas responden diantaranya: nama, usia, jenis kelamin dan lama
50
2. Pertanyaan khusus
Pertanyaan yang berhubungan dengan peran auditor internal, enterprise
risk management dan efektivitas pengendalian internal dalam bentuk
pertanyaan tertutup, yaitu kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih
dahulu yang mana responden tidak dapat memberikan jawaban lain.
Dalam pertanyaan tertutup, penulis menyediakan alternative jawaban
untuk setiap pertanyaan diantaranya: selalu dilaksanakan, sering
dilaksanakan, kadang-kadang dilaksanakan, hamper tidak pernah
dilaksanakan, dan tidak pernah dilaksanakan.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Tujuan dilakukannya
teknik analisis data ini adalah agar data yang terkumpul dapat memberikan
gambaran tentang apa yang dimaksudkan dalam penelitian ini.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan pengukuran ordinal, yaitu
pengukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat
yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Skala yang digunakan adalah
skala likert. Menurut Sugiyono (2012) mendefinisikan skala likert adalah “Suatu
pengukuran dengan skala ordinal.Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”.
Ukuran skala likert yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang
diberikan terdiri dari lima tingkatan, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.3
Bobot Skor Jawaban Kuesioner
Jawaban Skor
Selalu 5
Sering 4
Kadang-kadang 3
Hampir Tidak Pernah 2
51
Pengolahan data yang digunakan dengan menggunakan alat bantu statistic
dimana dengan alat tersebut dapat memudahkan menganalisis apakah ada
hubungan antara variable x dan variable y dan juga untuk mencari hubungan
variabel moderasi yaitu variabel z, serta seberapa besar pengaruhnya sehingga
pada akhirnya dapat diperoleh pedoman untuk menarik kesimpulan. Dalam
menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel dan variabel y penulis
merujuk pada ketentuan yang dikemukakan oleh Husein Umar (2008: 154)
dimana rumus mencari rentang skor adalah sebagai berikut :
= �− �
Keterangan:
RS = Rentang Skor
n = Jumlah responden
m = Jumlah alternatif jawaban tiap item
Skor maksimum (banyaknya responden kali skor tertinggi yaitu 5) = 7 x
5= 35, dan skor minimum (banyaknya responden kali skor terendah yaitu 1) = 7 x
1 = 7
=� �−�� = 5.6
Tabel 3.5
Kriteria Rentang Pengklasifikasian Peran Audit Internal, Enterprise Risk Management dan Efektivitas Pengendalian Internal
Variabel Persentase Skor Jumlah
52
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner selanjutnya akan
dianalisis dengan menghitung masing – masing skor dari setiap pernyataan
sehingga didapat kesimpulan mengenai kondisi setiap item instrument pernyataan
pada objek yang diteliti.
1. Uji Validitas
Menurut Juliansyah Noor (2011:169) tentang uji validitas ini dapat
disimpulkan hal-hal pokoknya, sebagai berikut:
a. Uji ini sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan dalam
kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel.
b. Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok
variabel tertentu.
c. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hsilnya dibandingkan deng r tabel │ df= n-k dengan tingkat kesalahan 5%.
d. Jika rtabel < rhitung, maka butir soal tersebut valid.
Data yang diperlukan dalam rumus sebagai berikut:
� = N ∑ − ∑ ∑
√[ N ∑ 2− (∑ 2][ N ∑ 2− ∑ 2]
Dimana:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyaknya responden
ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
53
�� = (� − 1) 1 −� ∑ �� 2
��2
(ΣX)2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
(ΣY)2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skort total yang diperoleh dri seluruh item
Dalam penelitian ini, alat uji validitas yang digunakan adalah alat uji yang
berdasarkan pendekatan Consruct Validity, yakni dengan melihat korelasi skor per
item dengan skor total seluruh item (inter-item total correlation). Metode yang
digunakan adalah teknik korelasi produk momen (moment product correlation)
atau yang lebih dikenal dengan nama pearson correlation. Nilai korelasi yang
diperoleh (nilai korelasi per item dengan total item yang diperoleh setelah
dikorelasikan secara statistic per individu) lalu dibandingkan dengan nilai korelasi
(r) product moment. Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel berarti pertanyaan
dianggap memenuhi kriteria validitas. Pengujian validitas setiap item pertanyaan
dilakukan dengan menghitung korelasi Product Moment Pearson dengan syarat
minimum suatu item dianggap valid adalah nilai r ≥0,30 (Sugiyono, 2011:125).
Syarat yang harus dipenuhi memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Jika r = 0.30 atau diatas 0.30, maka item-item pernyataan dari
kuesioner adalah valid
b. Jika r ≠ 0.30 atau dibawah 0.30, maka item-item pernyataan dari
kuesioner adalah tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2013:2) yang dimaksud dengan reliabilitas adalah
menunjukkan derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.
Pada umumnya kalau data itu reliable dan obyektif, maka hasil penelitiannyaakan
valide. Data yang valid pasti reliable dan obyektif.
Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas kuesioner, maka peneliti
menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan rumusan sebagai berikut:
54
ri : reliabilitas instrumen
k : banyak butir pertanyaan
��2 : varian total
∑ ��2 : jumlah varian butir
(Husein Umar, 2008:58)
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyak butir pertanyaan
��2 : varian total
∑ ��2 : jumlah varian butir
Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir,
kemudian jumlahkan seperti yang dirumuskan berikut ini:
Rumus varian yang digunakan:
�
2=
∑ �2 – ∑ � 2� �(Husein Umar, 2008:60)
Dimana:
n : jumlah responden
X : nilai skor yang dipilih (total nilai nomor-nomor butir pertanyaan)
Koefisien Cronbach alpha merupakan statistik yang paling umum
digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian.
3.2.5.1 Uji Asumsi Klasik
3.2.5.1.1 Pengujian Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas menguji apakah model regresi yang ditemukan
ada korelasi antara variabel independen. Model regresi dikatakan baik jika tidak
terjadinya korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen tersebut
berkolerasi maka variabel dikatakan tidak orthogonal, yaitu variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama independen nol.
Menurut Husein Umar (2008:81), multikolinearitas dapat diukur dengan
menggunakan Coefficient Correlations SPSS dan juga dari besaran Variance
Inflation Factor (VIF). Untuk menghitung VIF menggunakan rumus :
55
Dan juga bisa diketahui berdasarkan besaran TOLERANCE. Untuk
menghitungnya dapat menggunakan rumus :
TOL = (1-R²)
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF dan menunjukan
adanya kolinearitas yang tinggi. Dasar pengambilan keputusan bila dilihat dari
tolerance> 0,1 atau sama dengan VIF < 10, ini menunjukan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.
3.2.5.1.2 Pengujian Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Imam Ghozali, 2007:105). Lebih lanjut dikatakan Imam Ghozali bahwa jika
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas dan model regresi
yang baik adalah Homoskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas dalam penelitian ini, yaitu dengan melihat Grafik Plot antara
nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized (Imam Ghozali,
2007:105). Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterosdastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas atau di bawah 0
pada sumbu Y, maka hal ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.2.5.1.3 Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas ini untuk mengetahui apakah data bersifat distribusi normal
atau tidak. Kalau berdistribusi normal berarti menggunakan statistika parametrik,
sedangkan tidak bersifat distribusi normal akan menggunakan statistika
56
Uji normalitas menurut Imam Ghozali (2007:110) bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Dalam penelitian ini pegujian normalitas data dilakukan dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang mengambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghozali, 2007:110). Selanjutnya pengujian
dilanjutkan dengan uji statistic non-parametrik One Sample Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Apabila nilai probabilitas melebihi taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu
0,05 maka data yang dijadikan dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Sebaliknya, jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka data yang dijadikan
dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal.
3.2.5.1.4 Uji Autokorelasi
Menurut Mudrajad Kuncoro (2001:106) autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini
timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dalam
penelitian ini teknik autokorelasi yang digunakan adalah uji durbin-watson (DW
Test). Uji DW ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan
tidak ada variabel lag di antara variabel penjelas. Hipotesis yang di uji adalah :
H0: p = 0 ; Hipotesis nolnya adalah tidak ada autokorelasi
H0 : p > 0 ; Hipotesis nolnya adalah ada autokorelasi positif
Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah :
Bila nilai DW lebih besar daripada batas atas (upper bound, U), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya tidak ada
autokorelasi positif.
Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (lower bound, L, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol. Artinya ada
autokorelasi positif.
57
3.2.6 Rancangan Pengujian Hipotesis 3.2.6.1 Analisis Regresi Sederhana
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
sederhana. Menurut Sunyoto (2011:9) Analisis regresi linier sederhana adalah
suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variable bebas (x) dan variable
terikat (y). Metode analisis regresi linier sederhana ini dilakukan dengan bantuan
program SPSS 20.0 yang merupakan salah satu program computer dalam
mengelola data statistic. Analisis regresi sederhana ini diguanakan untuk mencari
pengaruh peran auditor internal terhadap efektifitas pengendalian internal.
Analisis regresi linier sederhana diformulasikan sebagai berikut :
Y = a + bX
Dimana :
Y : Efektivitas Pengendalian Internal
X : Peran Auditor Internal
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
Hipotesis yang ditetapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peran auditor internal berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian
internal.
Ho : b ≤ 0, berarti peran auditor internal tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal
Ha : b > 0, berarti peran auditor internal berpengaruh positif terhadap efektivitas
pengendalian internal
2. Enterprise risk management memperkuat pengaruh peran auditor internal
terhadap efektivitas pengendalian internal
Persamaan regresi untuk menguji hipotesis ini menggunakan uji interaksi
58
Y=a + bX1 + cZ + dX1Z
Sumber : Husein Umar
(2008:142)
Keterangan:
Y = Efektivitas Pengendalian Internal
X1 = Peran Auditor Internal
Z = Enterprise Risk Management
X1Z = Interaksi antara X1 dan Z
b, c, d = Koefisien Regresi
Hipotesis kedua yang diajukan adalah :
Enterprise risk management merupakan variabel moderating dalam
pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas pengendalian internal. Oleh
karena itu secara statistic dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. H02 : d = 0: Enterprise risk management tidak memperkuat dalam
pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas pengendalian
internal.
2. Ha2 : d ≠ 0: Enterprise risk management memperkuat dalam pengaruh
peran auditor internal terhadap efektivitas pengendalian internal.
Menurut Toni Wijaya (2009:134) langkah-langkah operasional pada SPSS
v20 for windows yang dilakukan dengan menggunakan model regresi dengan
pendekatan uji interaksi (Moderated Regression Analysis) adalah sebagai berikut:
1. Buatlah variabel moderating dengan data yang telah ada.
2. Buatlah variabel yaitu variabel moderating yang merupakan perkalian
antara Peran Auditor Internal dengan Enterprise Risk Management.
Caranya:
a. Klik variabel view dan isikan name dengan nama moderating
b. Klik data view, blok variabel moderating lalu klik transform pilih
compute.
c. Masukkan variabel moderating sebagai target variabel.
d. Pada kolom numeric expression isikan dengan Peran auditor
59
e. Klik OK, maka variabel moderating akan terisi hasil perkalian
peran auditor internal dengan Enterprise risk management.
3. Klik Analyze, Regression, lalu pilih Linier.
4. Isikan variabel efektivitas pengendalian internal pada dependent
variabel.
5. Isikan variabel independent dengan variabel peran auditor internal,
enterprise risk management, dan variabel moderating.
6. Klik OK.
Hipotesis kedua ditolah atau diterima dapat dilihat dari tarag signifikansi
yang didapatkan setelah pengolahan data dilakukan dengan bantuan software
SPSS v20 for windows. Jika taraf signifikansi yang didapat lebih kecil dari 0,05
maka Ha diterima dan H0 ditolak. Sebaliknya jika taraf signifikansi yang didapat
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis peneliti dan pengolahan data pada penelitian yang
berjudul “Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian
Internal dengan Enterprise Risk Management sebagai Variabel Moderating
(Survei pada BUMN yang Berkantor Pusat di Kota Bandung)”, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran auditor internal di BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandung
setelah dilakukan penelitian dan analisis data pada kuesioner penelitian,
auditor internal menjalankan perannya sebagaimana mestinya. Ini terliat dari
rata-rata skor untuk peran auditor internal yang semuanya berada pada
katergori “sangat memadai”
2. Peran auditor internal berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian
internal. Berarti, jika peran auditor internal di BUMN yang berkantor pusat di
kota Bandung baik, maka efektivitas pengendalian internal di BUMN yang
berkantor pusat di kota Bandung juga akan berjalan dengan dengan baik.
3. Setelah dilakukan analisis dalam penelitian ini maka didapatkan hasil bahwa
enterprise risk management memoderasi pengaruh peran auditor internal
terhadap efektivitas pengendalian internal. Dan dilihat dari arah hubungannya
adalah moderasi positif, maka dalam penelitian ini hipotesis nol ditolak.
Artinya enterprise risk management memoderasi positif pengaruh peran
auditor internal terhadap efektivitas pengendalian internal.
4. Adapun hasil dari penelitian ini bertolak belakang dengan latar belakang yang
ada. Hal ini disebabkan oleh karena fenomena yang telah diungkapkan pada
latar belakang terlalu luas cakupannya yaitu meliputi seluruh BUMN yang
ada di Indonesia sedangkan yang menjadi tempat penelitan pada penelitian ini
102
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka
peneliti mengajukan saran terkait dengan efektivitas pengendalian internal yaitu
sebagai berikut:
1. Sebaiknya bagian enterprise risk management melakukan perbaikan dan
evaluasi kinerjanya lebih lagi terutama dalam hal lingkungan
pengendalian, penentuan tujuan, respon terhadap risiko agar risiko yang
dihadapi oleh perusahaan dapat lebih diminimalisir.
2. Sebaiknya bagian Satuan Pengawas Internal (SPI) pada BUMN yang
berkantor pusat di Kota Bandung melakukan evaluasi dan perbaikan
terhadap kinerjanya melalui pelatihan atau trening terutama pelatihan
mengenai keandalan informasi keuangan dan pengamanan aktiva agar
informasi yang dihasilkan lebih sesuai dengan standar yang berlaku serta
pengamanan aktiva lebih terjamin.
3. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas pengendalian internal. Karena auditor internal
hanya memengaruhi efektivitas pengendalian internal sebesar 80,3%
sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti oleh peneliti. Dan
juga mengenai variabel moderating yaitu enterprise risk management yang
hanya memoderasi pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas
pengendalian internal sebesar 87,2% dan sisanya disebabkan oleh
DAFTAR PUSTAKA
A.Arens, Alvin, J.Elder, Randal, S.Beasley, Marks. (2008). Auditing dan Jasa Assurance.
Jilid I edisi ke-12. Jakarta: Erlangga
Amin Widjaja Tunggal. (2000). Auditing Suatu Pengantar. Jakarta : Rineka
Amin Widjaja Tunggal. (2010). Dasar-dasar Audit Internal (Pedoman untuk Auditor Baru).
Jakarta:Harvindo
Arief Suadi. (1995). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 1.Yogyakarta: BPFE
Arifin Nugroho.(2009).Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern
Penjualan Ekspor.Universitas Widyatama: Bandung.
Bambang Hartadi. (1992). Sistem Pengendalian Intern (dalam Hubungannya dengan
Manajemen dan Audit). Edisi 2. Yogyakarta : BPFE
Bambang Hartadi.(1997). Internal Auditing.Yogyakarta: ANDI OFF SET
Budi Susetyo. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Chambers, D. Andrew. (1981). Internal Auditing. Theory Practice 1th Edition. USA: Pitman
Books Ltd.
COSO, Report. (2004). Enterprise Risk Management- Integrated Framework. The Committee
of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission New Jersey, USA.
Erytrina Lugina.(2010).Pengaruh Pelaksanaan Fungsi Internal Audit Terhadap Efektifitas
Pengendalian Internal.Universitas Padjadjaran:Bandung
Fitrina Amelia.(2007).Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Operasional Terhadap
Efektivitas Pengendalian Intern.Universitas Padjadjaran:Bandung
Hendra Nur Rahmatullah Kartiwa.(2013).Pengaruh Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi Persediaan Terhadap Efektivitas Pengendalain Internal
Persediaan.Universitas Padjadjaran:Bandung
Hiro Tugiman.(1997). Standar Profesional Audit Internal. Edisi ke-9 cetakan ke-5.
Hiro Tugiman.(2006). Standar Profesional Audit Internal. Edisi ke-9 cetakan ke-5.
Yogyakarta: Kanius
Husein Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Rajawali Persada.
IIA. 2009. Position Paper : The Role of Internal Auditing In Enterprise- Wide Risk
Management. Na.theiia.org. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015
Imam Gozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Penerbit Universitas Diponegoro.
Imam Gunawan. (2013). Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktik). Edisi pertama.
Jakarta: PT.Bumi Aksara
Ikhwan Abidin Basri. (2008). Manajemen RisikoLembaga Keuangan Syariah. Cetakan
Pertama. Jakarta Timur : PT. Bumi Aksara
Juliansyah Noor. (2011). Medotologi Penelitian (Skripsi,Tesis,Disertasi,dan Karya Ilmiah).
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Group
Marina Astririna.(2006).Pengaruh Pemeriksaan Internal Terhadap Efektifitas Pengendalian
Intern.Universitas Padjadjaran:Bandung
Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta Selatan : Salemba Empat
Mudrajad Kuncoro.(2008). Metode Kuantitatif. Edisi Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN
Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif (untuk Psikologi dan Pendidikan).
Cetakan kedua.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sawyer’s. (2005). Internal Auditing. Edisi 4. Jakarta Selatan: Salemba Empat
Sawyer’s.(2006). Internal Auditing. Edisi 5. Jakarta Selatan: Salemba Empat
Sanyoto Gondodiyoto. (2007). Audit Sistem Iinformasi. Jakarta: Mitra Wacana Media
Siti Kurnia dan Ely Suhayati.(2010). AUDITING (Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan
Akuntan Publik). Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Yogyakarta
Standar Pemerikasaan Keuangan Negara. (2007)
Sukrisno Agoes. (2012). Auditing. Edisi 4. Jakarta Selatan : Salemba Empat
Sukrisno Agoes. (2012). Auditing. Edisi 5. Jakarta Selatan : Salemba Empat
Sukrisno Agoes. (2004). Auditing (Periksaan Akuntan oleh Kantor Akuntansi Publik). Jilid
1.Jakarta Selatan : Salemba Empat
Sugiyono. (2003). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D).Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Statistik Nonparametris. Cetakan ke-11. Bandung: CV.Alfabeta
Sujoko Efferin, et.al,.(2008). Metode Penelitian Akuntansi (Pengungkapan Fenomena
dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif). Cetakan Pertama. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Syntia Dewi.(2014).Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian
Internal Bank Perkreditan Rakyat.Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung
Wuryan Andayani. (2008). Audit Internal. Edisi 1. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada
Yayasan pendidikan Internal Audit. (2004). Standar Profesi Audit Internal. Cetakan pertama.
Jakarta
Yudi Gusfriadi.(2007).Analisis Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Pengelolaan