• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi (unorganized), tidak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi (unorganized), tidak"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Sektor Informal

Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi (unorganized), tidak teratur (unregulated), dan kebanyakan legal tetapi tidak terdaftar (unregistered). Sektor informal memiliki karakteristik seperti :

a. Jumlah unit usaha yang banyak dalam skala kecil b. Kepemilikan oleh individu atau keluarga

c. Teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja d. Tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah e. Produktivitas tenaga kerja yang rendah

f. Tingkat upah yang juga relatif lebih rendah dibandingkan sektor formal.

Perbedaan kesempatan memperoleh penghasilan antara sektor formal dan informal pada pokoknya didasarkan atas perbedaan anatra pendapatan dari gaji dan pendapatan dari usaha sendiri.

4

Sektor informal dianggap sebagai suatu manifestasi dari pertumbuhan kesempatan kerja di negara sedang berkembang, karena itu mereka yang memasuki kegiatan ini di kota, bertujuan mencari kesempatan kerja dan pendapatan daripada memperoleh keuntungan.15

▸ Baca selengkapnya: perkaderan informal adalah …

(2)

2.2. Ergonomi

2.2.1. Definisi Ergonomi

Ergonomi atau disebut rancang-bangun faktor manusia adalah studi untuk peningkatan teori dan fisik dalam hal bekerja yang berguna untuk memastikan suatu tempat kerja aman dan produktif.

Fungsi spesial di ergonomi adalah untuk mendisain atau meningkatkan tempat kerja, stasiun-kerja, perkakas, peralatan, dan prosedur dari para pekerja supaya tidak sampai pada batas melelahkan, kegelisahan, dan luka-luka atau kerugian juga secara efisien menuju keberhasilan tujuan dari pribadi dan perusahaan. Tujuannya adalah kepada peningkatan nafkah dari pekerjaan di dalam kemampuan teori dan fisik dari karyawan.

Ahli ergonomi, ahli industri, dokter K3, para profesional keselamatan dan kesehatan lainnya dapat bekerja sama untuk meningkatkan perancangan pekerjaan dan stasiun pekerjaan yang mempunyai karakteristik tak aman atau sudah menyebabkan luka-luka atau kerugian.7

Meskipun istilah ergonomi di berbagai Negara berbeda-beda namun mempunyai misi dan tujuan yang sama. Dua misi pokok ergonomi adalah :

a. Penyesuaian antara perlatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang menggunakan. Kondisi tenaga kerja ini bukan saja aspek fisiknya saja (ukuran anggota tubuh : tangan, kaki, tinggi badan), tetapi juga kemampuan intelektual atau berfikirnya. Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh ergonomi adaalh mencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-alat tersebut.

(3)

b. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut sudah cocok, maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu proses kerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas kerja yang tinggi.

Dari urian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama ergonomi ialah mencegah kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja (meningkatkan produksi kerja). Di samping itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan kerja.

2.2.2. Faktor-faktor Ergonomi

8

a. Anthropometri

istilah anthtropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan metri

yang berarti ukuran. Anthropometri dapat didefenisikan sebagai satu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh manusia. Data anthropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara anthropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Anthropometri juga dapat ditentukan dalam seleksi penerimaan tenaga kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok ditempat pekerjaan yang bersuhu tinggi, pekerjaan yang memerlukan kelincahan,dll. Menurut Pulat (1992) yang dikutip oleh Juleiva (2005), data anthropometri dapat digunakan untuk mendesai pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, mesin, alat kerja dan sarana kerja serta produk-produk untuk konsumer.

(4)

1. Anthropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam yang dilakukan dalam posisi berdiri dan posisi duduk. Dimensi yang diukur diambil secara linier (lurus) dan lakukan pada permukaan tubuh.

2. Anthropometri dinamis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang sedang bergerak dalam berbagai posisi tubuh sehingga lebih kopleks dan sulit untuk diukur.

Menurut Nurmianto (1991) yang dikutip oleh Juleiva (2005) dalam mengukur data anthropometri banyak ditemui perbedaan-perbedaan atau sumber validitas yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran yang pada akhirnya akan digunakan dalam perancangan suatu produk. Adapun faktor-faktor yang turut mempengaruhi dimensi tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya perbedaan antar populasi yaitu :

1. Keacakan/random 2. Jenis kelamin 3. Suku bangsa 4. Usia 5. Jenis Pekerjaan 6. Pakaian

7. Faktor kehamilan pada wanita.

Adapun pendekatan dalam penggunaan data anthopometri yaitu:

1. Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud 2. Carilah data pada rata-rata dan disribusi dari dimensi yang dimaksud untuk populasi yang sesuai.

(5)

3. Pilihlah nilai persentil yang sesuai 4. Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.

Karena anthropometri juga berfungsi mendesain alat kerja, ukuran kenyamanan dan efisiensi maksimal sebaiknya kontruksi dan ukuran dari kursi/meja harus disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia yang akan menggunakannya.

9

1. Ukuran Kursi

a. Tinggi kursi duduk

Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas duduk. Ukuran yang dianjurkan 38-54 cm.

b. Panjang alas duduk.

Diukur dari permukaan garis proyeksi permukaan dengan sandaran duudk pada permukaan atas alas duduk sampai ke bagian depan alas duduk. Ukuran yang dianjurkan 40 cm.

c. Lebar alas duduk

Lebar alas duduk harus lebih besar dari pinggul. Ukuran yang dianjurkan 40-44 cm.

d. Sandaran Pinggang

Tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat pada bagian atas sandaran dan pada bagian bawah setinggi pinggul.

e. Sandaran tangan

ukuran untuk panjang sandaran tangan sebaiknya 21 cm, sesuai dengan panjang lengan bawah. Tinggi sandaran tangan 20 cm dari alas duduk atau setinggi siku. Dan untuk ukuran jangkauan tangan diusulkan 80 cm.

(6)

2. Ukuran Meja a. Tinggi meja

Tinngi permukaan atas dari meja kerja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu kerja. Diusulkan adalah 68-74cm yang diukur dari permukaan daun sampai ke lantai.

b. Lebar meja

ukuran yang diusulkan kurang dari 80 cm tidak melebihi jarak jangkauan tangan.

c. Tebal daun meja

Jarak antara permukaan bawah daun meja dengan permukaan atas alas duduk >15 cm.

d. Permukaan meja

Rata dan tidak menyilaukan.6 b. Sikap Tubuh Dalam Bekerja

Posisi tubuh dalam bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipenaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan tata letak peralatan seperti macam gerak, arah dan kekuatan.

Ada bebreapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan :

a. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantian.

(7)

b. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statik diperkecil.

c. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani, melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot-otot yang sedang dipakai untk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi darah dan sensibilitas pada paha, mencegah keluhan kesemutan yang dapat mengganggu aktivitas.

Sikap tubuh dalam bekerja terdiri dari : 10

a. Sikap kerja duduk

Dinamika posisi duduk dapat lebih mudah digambarkan dengan mempelajari mekanika sistem penyangga dan keseluruhan struktur tulang yang terlibat di dalam geraknya. Menurut Tichauler (1978) yang dikutip (Panero dan Zelnik) sumbu penyangga dari batang tubuh yang diletakkan dalam posisi duduk adalah sebuah garis pada bidang datar koronal, melalui titik terendah dari tulang duduk (ischial tuberosities) di atas permukaan tempat duduk.11

Posisi duduk pada otot rangka (muscolusskeletal) dan tulang belakang (vertebral) terutama pada pinggang (sacrum, lumbar dan thoracic) harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari nyeri (back pain) dan terhindar cepat lelah (fatigue). Selain itu, ketika duduk kaki harus berada pada alas kaki dan dalam sikap duduk dapat bergerak dengan relaksasi. Menurut Richard Ablett(2001) saat ini terdapat 80% orang hidup setelah dewasa mengalami nyeri pada tubuh bagian

(8)

belakang (back pain) karena berbagai sebab, dan karena back pain ini mengakibatkan 40% orang tidak masuk kerja.

Suatu perancangan tempat duduk harus diupayakan sedemikian rupa sehingga berat badan yang disanggah oleh tulang duduk tersebar pada daerah yang cukup luas. Alas yang tepat pada landassan tempat duduk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Harus juga diupayakan agar subjek yang sedang duduk di atas tempat duduk tersebut dapat mengubah-ubah posisi atau postur tubuhnya untuk mengurangi rasa ketidaknyamanannya. Sehubungan dengan hal ini data antropometrik yang tepat sangat diperlukan untuk dapat menentukan pengukuran yang tepat dan jarak bersih yang diperlukan.

12

11

Sumber : Pheasant, S, 1991. Ergonomics, Work And Health Gambar Sikap Posisi Duduk

(9)

b. Sikap kerja berdiri setengah duduk

Berdasarkan hasil penelitian Gempur (2003) bahwa tenaga kerja bubut yang telah terbiasa bekerja dengan posisi berdiri tegak diubah menjadi posisi berdiri setengah duduk tanpa sandaran duduk dan setengah duduk pakai sandaran menunjukkan bahwa tersapat perbedaan tingkat kelelahan otot biomekanik antar kelompok.

c. Sikap kerja posisi berdiri

Bekerja dengan posisi berdiri terus-menerus sangat mungkin akan terjadi penumpukkan darah dan berbagai cairan tubuh pada kaki, hal ini akan bertambah bila berbagai bentuk dan ukuran sepatu yang tidak sesuai.

Seperti dokter gigi, penjaga tiket, tukang cukur pasti memerlukan sepatu ketika bekerja, apabila sepatu tidak pas maka sangat mungkin akan sobek pada jari kaki, mata kaki, dan bagian sekitar telapak kaki.

Desain alas kaki untuk kerja berdiri, ukuran alas kaki harus lebih longgar dai ukuran telapak kaki, apabila bagian alas kaki terjadi penahanan yang kuat pada tali sendi (ligaments) pergelanagan kaki, dan hal itu terjadi pada jangka waktu yang lama, maka otot rangka akan mudah mengalami kelelahan.12

(10)

c. Lingkungan Kerja

Faktor lingkungan kerja yang ada juga mempengaruhi proses kerja di dalam suatu industri. Setiap hari menusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan yang berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai suatu hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung.

Kondisi lingkungan kerja yang mempengaruhi aspek ergonomis, antara lain adalah :

1. Temperatur

Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur kerja adalah jika perubahan temperatur kerja tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin dari keadaan normal tubuh.

2. Kelembaban

Adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara (dinyatakan dalam %). Kelembaban sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udaranya suatu keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan

(11)

pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran (karena sistem penguapan). Kelembaban yang normal berkisar 60-70%.

3. Penerangan

Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyek secara jelas dan tepat tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang kurang mengakinatkan mata pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan berusaha melihat dengan cara membuka mata lebar-lebar. Intensitas cahaya untuk membaca sekitar 300-700 lux, pekerjaan di kantor 400-600 lux, pekerjaan yang memerlukan ketelitian 800-1200 lux dan pekerjaan di gudang 80-170 lux.

4. Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga karena dalan jangka panjang akan mengganggu ketenangan kerja, menimbulkan kesalahan komunikasi dan dapat merusak pendengaran. Aspek yang menentukan tingkat gangguan kepada manusia yaitu : lama bunyi tersebut terdengar, intensitas bunyi (dB) dan frekuensi suara yang menunjukkan jumlah gelombang suara setiap detiknya (Hz). Intensitas kebisingan yang melebihi 85dB dari 8 jam secara terus-menerus dapat menimbulkan hilang pendengaran sementara bahkan bisa menyebabkan ketulian sedangkan ambang normal maksimal adalah 25dB.

(12)

5. Sirkulasi Udara

Oksigen terutama merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Udara dikatakan kotor apabila oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan terus bercampur dengan gas-gas, debu atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, kotornya udara disekitar dapat dirasakan dengan sesaknya pernapasan dan ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama, karena mempengaruhi kesehatan tubuh dan mempercepat proses kelelahan serta sirkulasi udara.

2.3. Gangguan Kesehatan Akibat Duduk 9

Menurut harian Samara (2004) yang dikutip oleh Aisah Rizki (2007) bekerja di kantor, pabrik, di pasar dan di rumah tidak terlepas dari posisi duduk. Tukang jahit, tukang sepatu, tukang sandal, tukang kasir, murid sekolah dan penjaga tol juga tidak terlepas dari bekerja dengan posisi duduk yang ternyata bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Duduk memang bisa mengurangi rasa penat. Tetapi apabila dilakukan dalan jangka watu yang lama dan posisi statis justru bisa menimbulkan gangguan pada leher, bahu, punggung dan lengan. Ini terjadi karena pada sikap kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa kecukupan kesempatan pemulihan, dan aliran darah ke otot terhambat. Akibatnya timbul rasa lelah dan nyeri pada otot. Yang paling sering dialami adalah rasa sakit, pegal pada bagian belakang tubuh hingga

(13)

leher, yang disebut juga Varicose Veins. Oleh karena itu, perlu menerapkan duduk dinamis, yaitu sesering mungkin mengubah posisi pada saat duduk.

Duduk lama dengan posisi yang salah juga akan menyebabkan nyeri pinggang bawah karena otot-otot pinggang menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya. Dan bila hal ini berlanjut terus akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan hernia nucleus pulpolus. Duduk dengan mencondongkan kepala ke depan dapat menyebabkan gangguan pada leher, duduk dengan lengan terangkat dan menyebabkan nyeri bahu dan leher dan duduk tanpa sokongan lengan bawah dapat menyebabkan rasa nyeri pada bahu dan pinggang.

2.3.1. Keluhan Muskuloskeletal

Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan inilah yang disebut dengan keluhan muskuloskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan resebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan.

(14)

2. Keluhan Menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut.

Keluhan otot skeletal terjadi pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20% dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20% maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot.

Menurut Peter Vi (2000) yang dikutip Aisah (2007), menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, yaitu :

1. Peregangan otot yang berlebihan.

Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mendorong, mengangkat, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal ini sering terjadi maka dapat mempertinggi terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.

(15)

2. Aktivitas berulang

Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa memeperolah kesempatan untuk relaksasi.

3. Sikap kerja tidak alamiah

Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, dan sebagainya. Semakin jauh posisi tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja yang tidak alamiah pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.

Kelompok usia lanjut juga cenderung menderita nyeri leher dan punggung yang disebabkan oleh metastasis karsinoma, nyeri leher akibat rheumatoid arthritis, dan nyeri posttraumatik. Pada kelompok usia muda, ligamentum flavum di bagian posterior dari canalis spinalis bersifat fleksibel dan elastis, tetapi di saat usia bertambah lanjut elastisitasnya akan berkurang. Akibatnya, suatu gerakan hiperekstensi seperti pada gerakan whiplash (fleksi-ekstensi) pada kecelakaan kenderaan bermotor akan menyebabkan trauma pada spinal cord sehingga menyebabkan nyeri leher. Nyeri bahu pada usia lanjut juga dapat disebabkan oleh adanya pengalihan nyeri dari tempat yang lain (referred pain).

6

Keluhan nyeri pada kaki dapat disebabkan kelainan PSD (penyakit sendi degeneratif) pada sendi sendi di kaki, neuropati perifer, dan penyakit jaringan ikat yang melibatkan kaki. Suatu kondisi yang disebabkan oleh penggunaan kaki yang

(16)

berlebih (overuse) adalah Achilles tendonitis. Lebih sering dijumpai pada kaum wanita yang disebabkan oleh sering memakai sepatu tumit tinggi dengan ruang sepatu bagian depan yang sempit. Hallux valgus sering menyebabkan nyeri dan kadang bisa menjadi ulkus serta mengalami infeksi sekunder.

Nyeri pada leher dan punggung dapat timbul pada semua kelompok usia, tetapi penyebabnya berbeda beda. Pada kelompok usia muda, penyebabnya lebih cenderung akibat penyakit pada jaringan ikat seperti Reiter’s syndrome atau

ankylosing spondylitis yang bermanifestasi sebagai nyeri punggung dan nyeri sendi sakroiliaka. Pada kelompok usia pertengahan, penyebab nyeri leher umumnya bersumber dari myofascial pain syndrome dan nyeri posttraumatic. Sedangkan penyebab nyeri punggung pada kelompok ini sering berupa hernia dari diskus intervertebralis. Pada kelompok usia lanjut, penyebab tersering dari nyeri leher dan punggung dapat berupa PSD, fraktur osteoporotik, ataupun spinal stenosis.

2.4. Kerangka Konsep

16

Sikap Kerja

1. Bagian Pembuatan Atasan 2. Bagian Pembuatan Bawahan

1. Bagian Pembuatan Atasan 2. Bagian Pembuatan Bawahan

Fasilitas Kerja Pekerja Pembuat

Sandal

Keluhan Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Jadi seperti, ya sudah ada ide dalam partai, itu jangan terjadi lagi, jangan sampai bisa diprovokasi sekali lagi Pada bulan Januari 1966 Ben Anderson dan Ruth McVey, waktu

Mata pelajaran Bahasa dalam Pendidikan Awal Kanak-Kanak ini disediakan untuk membolehkan pelajar mengetahui tentang perkembangan bahasa kanak- kanak prasekolah yang meliputi teori

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada aplikasi Olx Indonesia, terdapat beberapa review atau komentar dari pengguna yang menunjukkan bahwa adanya

Sering terjadi bila metabolisme dalam tubuh meningkat maka perlu diberikan obat anti  piretik dengan dilakukan kompres hangat bila suhu tubuh kurang dari 37 C akan tetapi

Selanjutnya dalam rangka menindaklanjuti Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017

3.1 Mengenal Mengenal teks teks deskriptif deskriptif tentang tentang anggota anggota tubuh tubuh dan dan pancaindra, pancaindra, wujud, wujud, dan dan sifat sifat

〔商法二〇五〕手形取得後の所持人による裏書抹消と裏書の連続大 阪地裁昭和四九年一月三〇日判決 高鳥, 正夫Takatori, Masao 商法研究会Shoho

Energi radiasi yang sampai ke permukaan bumi akan diserap oleh kolektor yang digunakan untuk memanaskan air pada alat pemanas air tenaga surya. Energi yang