• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN DASAR YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANGGARAN DASAR YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN DASAR

YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA

MUKADIMAH

Bahwa untuk, mencapai tujuan Negara Republik Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur, baik materiil maupun spiritual, perlu dilaksanakan pembangunan di segala bidang kehidupan Bangsa dan Negara, termasuk bidang olahraga, wisata, ke-lalulintas-an, serta pelayanan dan pengembangan-pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kendaraan bermotor.

Bahwa untuk melaksanakan pembangunan tersebut, para penggemar pada bidang yang bertalian dengan kendaraan bermotor, dalam hal ini adalah para pengguna sepeda motor, sebagai unsur pembangunan perlu meningkatkan partisipasi dan peranannya.

Agar partisipasi dan peranan para penggemar bidang-bidang yang berkaitan dengan sepeda motor tersebut dapat berjalan lebih aktif, berdaya guna serta terarah, maka merupakan suatu keharusan bagi penggemar dan pengguna sepeda motor, khususnya YAMAHA, untuk bersatu dalam wadah organisasi yaitu YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA yang mampu mengorganisasikan dirinya, sehingga dalam pembangunan sekarang ini maupun yang akan datang mampu menjalankan peranan, fungsi, tugas kewajibannya dan tanggung jawabnya yang optimal untuk turut memajukan bidang kendaraan bermotor disamping sebagai wadah untuk membantu Pemerintah dalam menciptakan keselamatan dan kelancaran lalu lintas dijalan.

YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA (YRF-I) adalah sebuah komunitas pengguna dan penggemar sepeda motor YAMAHA yang berdomisili di seluruh wilayah Indonesia.

YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA (YRF-I) secara historis merupakan pengembangan dari ”YAMAHA RIDERS CLUB (YRC)” yang diprakarsai pada tanggal 1 Agustus 1990 oleh: Himawan Wiradisaputra, Bambang Asmarabudi, Edmound Chow, dan Herry .S. yang ketika itu berstatus sebagai karyawan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI). Bertujuan menampung dan menghimpun para pemilik motor Yamaha.

Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta didorong oleh rasa kesadaran, rasa tanggung jawab seperti tersebut di atas dengan berlandasan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka untuk mewujudkan maksud tersebut perlu disusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA .

BAB I

(2)

Draft AD YRF-I/page 2 Pasal 1

NAMA

Organisasi ini bernama YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA disingkat YRF-I. didirikan pada tanggal 8 bulan Desember tahun 2012 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 2 SIFAT

YRF-I bersifat musyawarah mufakat, kekeluargaan, gotong royong, sportif dan mandiri.

Pasal 3

BENTUK DAN TEMPAT KEDUDUKAN

1. YRF-I adalah organisasi berbentuk ikatan yang merupakan kesatuan dan mempunyai ruang lingkup Daerah dan Nasional.

2. YRF-I berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

BAB II

ASAS, TUJUAN DAN KEGIATAN

Pasal 4 ASAS

1. YRF-I berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945.

2. YRF-I adalah wadah komunitas non komersial dan tidak terlibat dalam kegiatan politik.

Pasal 5

TUJUAN DAN KEGIATAN 1. YRF-I bertujuan:

a. Menjadi wadah komunikasi bagi seluruh komunitas dan club motor YAMAHA Se-Indonesia. b. Membantu memberikan solusi serta pemecahan masalah organisasi bila dibutuhkan . c. Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang produk sepeda motor Yamaha yang

dialami dan belum diketahui anggota baik mengenai mesin, spare parts, maupun modifikasi.

d. Memberikan wawasan dan membudayakan Safety Riding (Aman berkendara) dan penggunaan Safety Gear kepada anggota serta mengkampanyekan untuk tertib berlalu-lintas.

e. Menjalin hubungan silaturahim yang baik serta rasa persaudaraan antar sesama anggota maupun komunitas dan atau club sepeda motor lainnya juga masyarakat umum.

f. Turut serta mewujudkan dan meningkatkan prestasi olahraga dan mengembangkan kegiatan wisata kendaraan bermotor Indonesia.

2. Untuk mencapai tujuan di atas, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a. Membina, meningkatkan, mengembangkan, memediasikan dan mempromosikan kegiatan yang menyangkut bidang olahraga, sosial dan wisata (touring) dengan kendaraan bermotor.

(3)

b. Membudayakan Safety Riding (Aman berkendara) dan penggunaan Safety Gear kepada seluruh anggota YRF-I.

c. Membantu pihak PT YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING (YIMM) dalam meningkatkan loyalitas pelanggan (Customer Loyality) melalui after sales service serta menghimbau untuk selalu menggunakan spare parts asli.

BAB III KEDAULATAN

Pasal 6

Kedaulatan organisasi ada pada anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Musyawarah Nasional.

BAB IV KEANGGOTAAN

Pasal 7 1. Anggota YRF-I terdiri dari:

 Anggota Dewan Penasehat  Anggota Badan Pengawas

 Anggota Badan Pengurus Nasional  Anggota Badan Pengurus Daerah/Propinsi  Anggota Badan pengurus Kordinator Wilayah  Anggota

 Simpatisan

2. Ketentuan mengenai keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB V

ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN

Pasal 8 ORGANISASI

1. YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA bersifat tunggal. 2. Organisasi Pusat untuk seluruh wilayah Indonesia disebut YRF-I. 3. Organisasi Daerah untuk Propinsi disebut YRF Propinsi.

4. Organisasi wilayah untuk Kabupaten/Kota disebut YRF Kabupaten/Kota.

5. Organisasi khusus untuk Wilayah Madiun dan Kediri disebut YRF Istimewa dan setingkat YRF Propinsi.

5.a. Dibentuknya YRFI Istimewa dilandasi keberadaan DDS Madiun-Kediri dimana ada di wilayah Jawa Timur. Sehingga perlu dibentuk YRFI Istimewa yang terpisah dengan YRFI Jawa Timur. Tujuannya untuk memudahkan koordinasi.

6. YRF-I tidak mencampuri kebijakan internal anggotanya.

(4)

Draft AD YRF-I/page 4 Pasal 9

KEPENGURUSAN 1. Pengurus YRF-I

 Pengurus Nasional merupakan badan pelaksana tertinggi yang bersifat kolektif.

 Kepengurusan YRF-I dilaksanakan oleh Pengurus Nasional yang dipilih dan disyahkan melalui Musyawarah Nasional (Munas).

2. Pengurus YRF Propinsi

 Pengurus Propinsi merupakan badan pelaksana yang bersifat kolektif.

 Kepengurusan YRF Propinsi dilaksanakan oleh Pengurus daerah yang dipilih dan disyahkan melalui Musyawarah Daerah (Musda) dan dikukuhkan oleh Pengurus Nasional. 3. Pengurus YRF Kabupaten/Kota

 Pengurus Kota merupakan badan pelaksana yang bersifat kolektif.

 Kepengurusan YRF Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Pengurus Wilayah yang dipilih dan disyahkan melalui Musyawarah Wilayah (Muswil) dan dikukuhkan oleh Pengurus Propinsi.

Pasal 10

PERSYARATAN PENGURUS

1. Anggota dari komunitas atau club motor Yamaha yang tergabung dalam YRF-I.

2. Menunjukkan minat yang tinggi terhadap kegiatan olahraga, sosial dan wisata kendaraan bermotor. 3. Bersedia dan tunduk pada AD/ART YRF-I dan sanggup melaksanakan keputusan-keputusan

organisasi.

4. Bersedia dan sanggup menjalankan serta mengikuti kegiatan organisasi. 5. Bersedia dan sanggup menjalin hubungan kerjasama sesama Pengurus.

6. Tidak merangkap jabatan dalam kepengurusan club atau komunitas motor Yamaha anggota YRF-I.

Pasal 11

PERSYARATAN KETUA UMUM PENGURUS NASIONAL 1. Memenuhi syarat-syarat seperti yang disebut dalam pasal 10.

2. Mempunyai pengalaman dalam berorganisasi.

3. Mempunyai komitmen dan waktu yang cukup untuk YRF-I.

4. Mempunyai visi dan pengetahuan yang cukup untuk memimpin YRF-I. 5. Berdomisili di salah satu wilayah YRF-I di Indonesia.

Pasal 12

PERSYARATAN KETUA PENGURUS PROPINSI 1. Memenuhi syarat-syarat seperti yang disebutkan dalam pasal 10.

2. Mempunyai pengalaman dalam berorganisasi.

3. Mempunyai komitmen dan waktu yang cukup untuk YRF Propinsi. 4. Berdomisili dalam wilayah propinsi yang bersangkutan.

(5)

PERSYARATAN KETUA PENGURUS KABUPATEN/KOTA 1. Memenuhi syarat-syarat seperti yang disebutkan dalam pasal 10.

2. Mempunyai pengalaman dalam berorganisasi.

3. Mempunyai komitmen dan waktu yang cukup untuk YRF Kota. 4. Berdomisili dalam wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Pasal 14

MASA BAKTI KEPENGURUSAN

Pengurus Nasional, Pengurus Propinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota dipilih untuk masa bakti 3 (tiga) tahun.

Pasal 15 SUSUNAN PENGURUS 1. Pengurus YRF-I Nasional terdiri dari:

 Ketua Umum,  Wakil Ketua Umum  Sekretaris Jenderal  Bendahara Umum  Humas

2. Pengurus YRF Propinsi terdiri dari:  Ketua

 Wakil Ketua  Sekertaris/Humas  Bendahara

 dan Ketua Divisi yang setingkat sesuai kebutuhan masing-masing YRF Propinsi.

3. Susunan Pengurus YRF Kabupaten/Kota mengacu pada susunan Pengurus YRF Propinsi atau dapat disesuaikan dengan keadaan setempat.

Pasal 16

PERGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU

1. Apabila Ketua Umum YRF-I berhalangan tetap, maka digantikan oleh Wakil Ketua Umum YRF-I sampai masa bakti kepengurusan.

2. Apabila Ketua Umum YRF-I dan Wakil Ketua Umum YRF-I berhalangan tetap, maka digantikan Sekertaris Jendral sampai masa bakti kepengurusan.

3. Apabila Ketua Umum YRF-I, Wakil Ketua Umum YRF-I dan Sekretaris Jenderal berhalangan tetap, maka diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa.

4. Apabila Ketua YRF Propinsi berhalangan tetap, maka digantikan Wakil Ketua YRF Propinsi sampai masa bakti kepengurusan.

5. Apabila Ketua YRF Propinsi dan Wakil Ketua YRF Propinsi berhalangan tetap, maka diadakan Musyawarah Daerah Luar biasa.

6. Apabila Ketua YRF Kabupaten/Kota berhalangan tetap, maka digantikan Wakil Ketua YRF Kabupaten/Kota sampai masa bakti kepengurusan.

(6)

Draft AD YRF-I/page 6 7. Apabila Ketua YRF Kabupaten/Kota dan Wakil Ketua YRF Kota berhalangan tetap, maka diadakan

Musyawarah Wilayah Luar biasa.

8. Apabila Pengurus Nasional lainnya berhalangan tetap/kosong maka penggantian/pengisian jabatan kosong tersebut dilakukan dan disyahkan melalui Rapat Pengurus Nasional.

9. Apabila Pengurus Propinsi lainnya berhalangan tetap/kosong maka penggantian/pengisian jabatan kosong tersebut dilakukan dan disyahkan melalui Rapat Pengurus Propinsi.

10. Apabila Pengurus Kabupaten/Kota lainnya berhalangan tetap/kosong maka penggantian/pengisian jabatan kosong tersebut dilakukan dan disyahkan melalui Rapat Pengurus Kabupaten/Kota.

BAB VI PIMPINAN

Pasal 17

KETUA UMUM PENGURUS NASIONAL, KETUA PENGURUS PROPINSI DAN KETUA PENGURUS KABUPATEN/KOTA

1. Pimpinan YRF-I berada pada Ketua Umum Pengurus Nasional, Ketua Pengurus Daerah untuk YRF Propinsi dan Ketua Pengurus Wilayah untuk YRF Kabupaten/Kota.

2. Ketua Umum Pengurus Nasional dipilih oleh Musyawarah Nasional, Ketua Pengurus Propinsi dipilih oleh Musyawarah Daerah dan Ketua Pengurus Kabupaten/Kota dipilih oleh Musyawarah Wilayah. 3. Ketua Umum Pengurus Pusat/Ketua Pengurus Proponsi/Ketua Pengurus Kabupaten/Kota dapat

dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa bakti. Maksimal kepimpinan 2 (dua) periode.

BAB VII

DEWAN PENASEHAT DAN BADAN PENGAWAS

Pasal 18

Pada Pengurus YRF-I Nasional terdapat Dewan Penasehat dan Badan Pengawas.

Pasal 19 DEWAN PENASEHAT 1. Dewan Penasehat adalah pejabat PT YIMM.

2. Penentuan anggota Dewan Penasehat dilakukan oleh konsensus management PT YIMM.

3. Bila Anggota Dewan Penasehat berhalangan hadir karena sesuatu hal, anggota Dewan Penasehat bisa dan boleh menujuk seseorang untuk mewakili atau mengantikan tugas.

4. Seseorang yang ditunjuk mewakili atau menggantikan Dewan Penasehat memiliki hak suara dan peranan yang sama dengan Dewan Penasehat.

5. Peranan dan fungsi Dewan Penasehat akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 20 BADAN PENGAWAS

1. Badan Pengawas adalah badan yang dibentuk ditingkat Nasional dan disetujui oleh Dewan Penasehat atau orang yang ditunjuk Dewan Penasehat untuk mewakili Dewan Penasehat.

(7)

2. Badan Pengawas berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari 3 (tiga) orang unsur media/Motodream, dengan kedudukan 1 (satu) Ketua dan 2 (dua) Anggota, serta 2 (dua) orang dari anggota YRF-I yang dipandang mempunyai keahlian dan kemampuan juga sebagai anggota.

3. Peranan dan fungsi Badan Pengawas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 21 MUSYAWARAH

1. Musyawarah Nasional adalah per-musyawarahan tertinggi dalam organisasi. 2. Musyawarah Daerah adalah per-musyawarahan tertinggi untuk YRF Propinsi.

3. Musyawarah Wilayah adalah per-musyawarahan tertinggi untuk YRF Kabupaten/Kota.

4. Musyawarah Nasional, Musyawarah Daerah dan Musyawarah Wilayah diadakan 3 (tiga) tahun sekali.

5. Wewenang Musyawarah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 22

MUSYAWARAH LUAR BIASA

1. Musyawarah Nasional Luar Biasa wajib diadakan oleh Pengurus Nasional apabila diminta sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus YRF Propinsi.

2. Musyawarah Daerah Luar Biasa wajib diadakan oleh Pengurus Propinsi apabila diminta oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota dan mendapat persetujuan Pengurus Pusat.

3. Musyawarah Wilayah Luar Biasa wajib diadakan oleh Pengurus Kabupaten/Kota apabila diminta oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota dan mendapat persetujuan Pengurus Propinsi dan diketahui Pengurus Pusat.

4. Wewenang Musyawarah Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 23 RAPAT-RAPAT 1. Rapat Kerja terdiri dari:

 Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)  Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)

 Rapat Kerja Kabupaten/Kota (RAKERWIL) 2. Rapat Kerja diadakan setiap tahun sekali.

3. Wewenang Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB IX HUBUNGAN KELUAR

(8)

Draft AD YRF-I/page 8 Hubungan keluar organisasi secara Nasional, maupun Internasional dapat dilakukan oleh Pengurus Nasional, Pengurus Propinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota secara baik dan bertanggungjawab dan diketahui Pengurus Nasional.

BAB X

KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 25 1. Kekayaan Organisasi didapat dari :

 Uang Registrasi  Uang Iuran

 Sumbangan yang tidak mengikat,  Hasil-hasil usaha lain yang sah.

2. Hal-hal lain yang berhubungan dengan Kekayaan Organisasi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI ATRIBUT

Pasal 26

YRF-I mempunyai atribut organisasi yang terdiri dari Panji-Panji dan Lambang yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 27

1. Perubahan Anggaran Dasar dapat dilakukan pada Musyawarah Nasional yang dihadiri sekurang-kurangnya oleh 2/3 (dua pertiga) dari Pengurus YRF Propinsi.

2. Usulan perubahan Anggaran Dasar diajukan pada Rapat Kerja Nasional terakhir sebelum Musyawarah Nasional.

3. Keputusan adalah sah apabila disetujui oleh setengah ditambah satu ( ½ + 1) dari peserta yang hadir.

BAB XIII

PEMBUBARAN ORGANISASI

(9)

1. Organisasi YRF-I dapat dibubarkan apabila Dewan Penasehat beranggapan bahwa YRF-I sudah tidak mempunyai kekuatan melaksanakan tujuan organisasi. Atau karena ada hal-hal tertentu dan luar biasa, Dewan Penasehat dapat dan berhak membubarkan YRF-I tanpa mekanisme Musyawarah Nasional Luar Biasa.

BAB XIV PENUTUP

Pasal 29

Hal-hal yang belum diatur didalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 30

Anggaran Dasar ini berlaku sejak berdirinyaYAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA (YRF-I). .

Ditetapkan di: Jakarta

Pada: tanggal 26 bulan Januari tahun 2013 YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA

(10)

Draft ART YRF-I/page 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA

YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA

BAB I

BENTUK DAN RUANG LINGKUP ORGANISASI

Pasal 1

Organisasi ini berbentuk Kesatuan yang berstatus Badan Hukum Indonesia yang mempunyai ruang lingkup Daerah dan Nasional.

BAB II

KELEMBAGAAN ANGGOTA

Pasal 2

SYARAT KEANGGOTAAN

1. Club atau komunitas motor Yamaha yang beranggotakan minimal 10 anggota. 2. Usia club atau komunitas motor Yamaha minimal 1 tahun.

3. Wajib memiliki struktur organisasi.

4. Memiiki dan melampirkan AD/ART atau PO (Peraturan Organisasi) atau Norma-norma komunitas secara tertulis.

5. Wajib mengisi data administrasi keanggotaan. 6. Wajib membayar uang registrasi.

Pasal 3

STATUS KEANGGOTAAN

1. Anggota YRF-I adalah setiap komunitas atau club motor Yamaha yang telah diterima menjadi anggota melalui proses pendaftaran dan persetujuan pengurus YRF Kabupaten/Kota.

2. Anggota Kehormatan adalah pribadi-pribadi yang telah banyak memberikan jasa dan pengabdian dalam mengembangkan dan membina YRF-I.

3. Simpatisan adalah komunitas atau club motor Yamaha yang belum terikat secara organisasi dengan YRF-I.

Pasal 4 Secara hierarki kelembagaan anggota adalah:

 Anggota YRF-I adalah komunitas atau club motor Yamaha di bawah YRF Kabupaten/Kota dan YRF Kabupaten/Kota merupakan kepanjangan tangan YRF Propinsi dan YRF-I.

Pasal 5

KEWAJIBAN ANGGOTA Anggota YRF-I berkewajiban:

1. Mentaati segala ketentuan dan bertindak sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan Peraturan YRF-I.

(11)

2. Membayar uang registrasi dan uang iuran (1 tahun 2 kali) yang jumlahnya diatur dalam Peraturan Pengurus Kabupaten/Kota masing-masing wilayah (dengan pertimbangan kemampuan masing-masing klub), kecuali bagi Anggota Kehormatan.

Pasal 6 HAK ANGGOTA Anggota YRF-I berhak:

 Menikmati segala fasilitas yang disediakan bagi anggota sesuai dengan peraturan yang ditetapkan YRF-I.

 Mempunyai hak dipilih, hak mengeluarkan pendapat, hak mengajukan usul/saran, hak perlindungan, hak pembinaan dari organisasi, hak membela diri jika dikenakan tindakan disiplin oleh organisasi.

Pasal 7

KEHILANGAN KEANGGOTAAN

Setiap komunitas atau club motor Yamaha yang tergabung dalam YRF-I kehilangan keanggotaannya apabila:

1. Kepengurusan komunitas atau club motor Yamaha dianggap vakum selama minimal 1 tahun. 2. Komunitas atau club motor Yamaha bubar.

3. Permintaan dari komunitas atau club motor Yamaha secara tertulis.

4. Diberhentikan oleh kepengurusan YRF Kabupaten/Kota atas sepengetahuan YRF Propinsi dan atas persetujuan YRF-I.

5. Melanggar aturan AD/ART YRF-I.

Pasal 8 SIMPATISAN

1. Komunitas atau club motor Yamaha yang belum memenuhi ketentuan pasal 2. 2. Dapat mengikuti agenda kegiatan YRF-I.

3. Dalam Muswil tidak memiliki hak memilih dan dipilih, namun diberikan hak mengeluarkan pendapat. 4. Tidak diperbolehkan mengenakan atribut YRF-I.

BAB III ORGANISASI

Pasal 9

SYARAT ORGANISASI

1. YRF-I adalah organisasi komunitas dan club motor Yamaha untuk seluruh wilayah Indonesia yang diakui oleh PT YIMM.

2. YRF Propinsi adalah organisasi YRF tingkat Nasional yang dapat dibentuk dengan syarat memiliki minimal 50 persen dari jumlah Kabupaten/Kota di propinsi tersebut.

3. YRF Kabupaten/Kota adalah organisasi YRF tingkat Propinsi yang dapat dibentuk dengan syarat memiliki minimal (lima) komunitas atau club motor Yamaha Kabupaten/Kota tersebut.

(12)

Draft ART YRF-I/page 3 Pasal 10

TINDAKAN DISIPLIN PENGURUS 1. Tindakan disiplin pengurus YRF-I secara tertulis dijatuhkan berupa :

 Peringatan.

 Pemberhentian sementara.  Pemberhentian.

2. Tindakan disiplin dijatuhkan kepada pengurus YRF-I yang :  Tidak memenuhi lagi ketentuan/keputusan organisasi.

 Mencemarkan nama baik organisasi dan atau melawan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

 Dihukum oleh pengadilan karena melakukan tindak pidana yang melanggar hukum.

3. Tindakan disiplin berupa peringatan dan pemberhentian sementara adalah wewenang Pengurus YRF-I Nasional terhadap pengurus YRF Kota dan pengurus YRF Propinsi apabila memenuhi ayat 2 (dua), sedangkan rehabilitasi daripada tindakan disiplin dan pemberhentian sementara tersebut adalah wewenang Pengurus YRF-I. Tindakan disiplin berupa pemberhentian sementara dapat disertai dengan pencabutan hak suara atau memilih dan dipilih.

4. Tindakan disiplin berupa pemberhentian, adalah wewenang Pengurus Propinsi atas persetujuan Pengurus Nasional setelah menerima laporan dan usulan dari Pengurus Kota.

5. Tindakan disiplin terhadap anggota Pengurus YRF-I dilakukan oleh suatu sidang yang diadakan oleh Pengurus Nasional ditetapkan oleh Musyawarah Nasional/Musyawarah Nasional Luar Biasa. 6. Tiap Pengurus YRF-I (Nasional, Propinsi, dan Kota) yang dijatuhi hukuman disiplin organisasi,

berhak mengajukan pembelaan terhadap/kepada yang mengambil tindakan dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat keputusan hukuman disiplin tersebut.

7. Apabila pembelaan tersebut pada ayat (6) tidak dapat diterima, maka Pengurus YRF-I yang dikenakan disiplin tersebut berhak mengajukan pembelaan terakhir pada Musyawarah YRF-I. 8. Ketentuan lebih lanjut tentang tindakan disiplin ditetapkan dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 11 FUNGSI PENGURUS 1. Pengurus YRF-I:

 Mimimpin dan menjalankan segala ketentuan-ketentuan organisasi YRF-I yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Keputusan Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja Nasional serta segala keputusan yang diambil dan ditetapkan oleh organisasi termasuk pula mengawasi pelaksanaannya.

 Menyelenggarakan Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja Nasional.

 Menyusun Program Kerja dan Program Khusus berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional untuk ditetapkan dalam Rapat Kerja Nasional.

 Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan disiplin, tata tertib dan kesadaran hukum dilingkungan organisasi YRF-I.

(13)

 Memimpin organisasi YRF Propinsi dan menjalankan segala ketentuan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Kerja Nasional, Musyawarah Daerah, Rapat Kerja Daerah serta segala keputusan yang diambil dan ditetapkan oleh organisasi termasuk pula mengawasi pelaksanaannya.

 Menyelenggarakan Musyawarah Daerah dan Rapat Kerja Daerah.

 Menyusun Program Kerja berdasarkan keputusan Musyawarah Daerah dan Program Kerja Nasional untuk ditetapkan dalam Rapat Kerja Daerah.

 Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan untuk pengembangan serta kemajuan dari anggota dibawah naungannya.

 Mendukung pengembangan kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan kendaraan bermotor.

3. Pengurus YRF Kabupaten/Kota:

 Memimpin organisasi YRF Kabupaten/Kota dan menjalankan segala ketentuan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Kerja Nasional, Musyawarah Kota, Rapat Kerja Kota serta segala keputusan yang diambil dan ditetapkan oleh organisasi termasuk pula mengawasi pelaksanaannya.

 Menyelenggarakan Musyawarah Kota dan Rapat Kerja Kota.

 Menyusun Program Kerja berdasarkan keputusan Musyawarah Kota dan Program Kerja Nasional untuk ditetapkan dalam Rapat Kerja Kota.

 Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan untuk pengembangan serta kemajuan dari anggota dibawah naungannya.

 Mendukung pengembangan kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan kendaraan bermotor.

Pasal 12

HUBUNGAN TATA KERJA ORGANISASI 1. YRF-I dengan YRF Propinsi dan YRF Kabupaten/Kota :

 YRF-I adalah Pembina dan Pengawas terhadap YRF Propinsi dan YRF Kabupaten/ Kota.

 Setiap penyelenggaraan kegiatan yang berskala Nasional, YRF Propinsi wajib terlebih dahulu mendapatkan ijin dari YRF-I, sedangkan untuk penyelenggaraan kegiatan yang berskala wilayah, YRF Kabupaten/Kota wajib memberitahukan kepada YRF Propinsi atas persetujuan YRF-I.

 Apabila YRF Propinsi dan/atau YRF Kabupaten/Kota tidak dapat mengambil keputusan karena berhubung sesuatu hal, maka YRF-I berkewajiban untuk mengambil keputusan dengan tetap memperhatikan hasil Musyawarah Daerah/Kota dan Rapat Kerja Daerah/Kota serta saran dari Dewan Penasehat dan Badan Pengawas.

 YRF Propinsi berkewajiban memberikan laporan/pertanggung jawaban kegiatannya kepada YRF-I. YRF Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan laporan/pertanggung jawaban kegiatannya kepada YRF Propinsi.

(14)

Draft ART YRF-I/page 5 BAB IV

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS

Pasal 13 PENGURUS PUSAT 1. Ketua Umum:

 Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Pengurus YRF-I.

 Menetapkan kebijakan umum berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja Nasional yang berlandaskan AD/ART.

 Bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional.

 Menjalin dan membina hubungan kerjasama dengan organisasi diluar YRF-I. 2. Wakil Ketua Umum:

 Melaksanakan tugas-tugas Ketua Umum apabila Ketua Umum berhalangan.

 Bersama Ketua Umum menjalin dan membina hubungan kerjasama dengan organisasi diluar YRF-I.

 Menetapkan kebijakan umum berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja Nasional yang berlandaskan AD/ART.

 Bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional. 3. Sekertaris Jenderal:

 Melaksanakan tugas tugas ke-sekretariatan yang berhubungan dengan eksternal organisasi, koordinasi dan pengarahan lapangan.

 Melaksanakan pembinaan dan pengembangan organisasi baik ditingkat Nasional, Propinsi maupun kota.

 Melaksanakan fungsi pengawasan organisasi dan koordinasi.

 Menyusun rencana dan melaksanakan pengembangan pengembangan kegiatan organisasi guna mencapai prestasi.

 Dalam melaksanakan tugasnya Sekertaris Jenderal bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

4. Bendahara Umum:

 Membantu Ketua Umum menghimpun dana untuk kepentingan organisasi YRF-I.  Menyusun anggaran dan mengelola keuangan organisasi YRF-I.

 Menyusun sistem dan prosedur pengelolaan keuangan organisasi YRF-I.  Membuat laporan keuangan secara periodik.

 Dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua Umum. 5. Humas:

 Sebagai pusat mediator YRF-I dalam berbagi informasi baik untuk kepentingan internal dan eksternal YRF-I.

 Mewakili pengurus sebagai penghubung dengan pihak YRF-I, komunitas club motor Yamaha, sponsor, kepolisian, asuransi, DLLAJR, pers dan pihak lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung untuk menunjang kerja dan kinerja pengurus YRF-I.

(15)

 Mensosialisasikan segala bentuk program dan kegiatan YRF-I kepada anggotanya.  Mendokumentasikan segala jenis kegiatan untuk kepentingan YRF-I maupun pihak luar

guna mempertanggungjawabkan segala kegiatan kehumasan.

 Mempublikasikan kegiatan YRF-I kepada anggotanya dan juga pihak luar untuk memperkenalkan YRF-I dan juga membangun kesan positif.

 Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab pada Ketua Umum. Pasal 14

PENGURUS PROPINSI 1. Ketua:

 Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Pengurus YRF Propinsi.

 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan umum didaerah berdasarkan keputusan Musyawarah Daerah, Rapat Kerja Daerah dan kebijakan YRF-I.

 Bertanggung jawab kepada Musyawarah Daerah dan Pengurus Nasional atas kelancaran YRF Propinsi di daerahnya.

2. Wakil Ketua:

 Melaksanakan tugas-tugas Ketua YRF Propinsi apabila berhalangan.

 Bersama Ketua YRF Propinsi menjalin dan membina hubungan kerjasama dengan organisasi diluar YRF-I di daerahnya.

 Dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua. 3. Sekertaris:

 Menyelenggarakan pengelolaan administrasi dan kehumasan YRF Propinsi.

 Mengkoordinasikan hubungan kerja administrasi dan menyiapkan bantuan administrasi kepada seluruh Pengurus YRF Kabupaten/Kota termasuk distribusi surat menyurat.  Dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua.

4. Bendahara:

 Membantu Ketua menghimpun dana untuk kepentingan organisasi YRF Proponsi dan YRF Kabupaten/Kota di wilayahnya.

 Menyusun anggaran dan menglola keuangan organisasi YRF Propinsi.  Membuat laporan keuangan secara periodik.

 Dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua. 5. Para Ketua Divisi:

 Membantu Ketua dalam melaksanakan kegiatan, pembinaan dan pengembangan organisasi ditingkat Daerah.

 Divisi yang terdapat di setiap Propinsi dibentuk sesuai dengan kebutuhan di masing-masing YRF Propinsi.

 Dalam melaksanakan tugasnya Para Ketua Divisi bertanggung jawab kepada Ketua. Pasal 15

PENGURUS KOTA

Tugas Pengurus YRF Kabupaten/Kota mengacu pada Tugas Pengurus YRF Propinsi atau dapat disesuaikan dengan keadaan setempat.

(16)

Draft ART YRF-I/page 7 BAB V

FUNGSI DEWAN PENASEHAT DAN BADAN PENGAWAS

Pasal 16 DEWAN PENASEHAT

Memberikan bimbingan, arahan, saran dan nasehat kepada pengurus sesuai dengan tingkatannya dalam rangka melaksanakan dan menjalankan seluruh kegiatan organisasi baik diminta maupun tidak diminta.

Pasal 17 BADAN PENGAWAS

1. Bertugas melakukan fungsi fungsi pengawasan atas penggunaan kekayaan, keuangan dan kegiatan organisasi.

2. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali setahun mengadakan rapat yang hasilnya disampaikan kepada Pengurus Nasional untuk dijadikan bahan pertimbangan.

BAB VI

MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 18

MUSYAWARAH NASIONAL

1. Musyawarah Nasional adalah pemegang kedaulatan tertinggi organisasi yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.

2. Peserta MUNAS adalah:,

 Dewan Penasehat atau wakilnya yang ditunjuk oleh Dewan Penasehat,  Badan Pengawas,

 Pengurus Pusat,

 3 (tiga) orang Wakil Pengurus YRF Propinsi. 3. Pimpinan MUNAS dipilih oleh Peserta MUNAS.

4. Semua peserta MUNAS memiliki Hak Suara dalam MUNAS. 5. Tugas MUNAS adalah:

 Menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus Pusat lama,  Menetapkan dan menyempurnakan AD/ART.

 Membuat ketetapan-ketetapan organisasi.  Menyusun Program Umum YRF-I.

 Memilih Ketua Umum Pengurus YRF-I secara langsung dari calon-calon yang menyatakan kesediannya disertai dengan penyampaian visi dan misinya secara lisan.

.

Pasal 19

1. Sebelum Musyawarah Nasional dimulai, Pengurus YRF-I membuat undangan, susunan acara sementara dan rancangan tata tertib, yang disampaikan oleh Pengurus Nasional kepada yang bersangkutan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelumnya Musyawarah dimulai.

(17)

2. Susunan acara sementara dan rancangan tata tertib Musyawarah Nasional disusun oleh Pengurus Nasional dan disahkan oleh Musyawarah Nasional.

3. Selambat lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musyawarah Nasional berakhir, Pengurus YRF-I mengumumkan keputusan-keputusan Musyawarah Nasional.

Pasal 20

MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA

1. Musyawarah Nasional Luar Biasa diadakan untuk membicarakan masalah masalah yang menurut sifatnya berada diluar wewenang dan tanggung jawab Pengurus Nasional dan pemecahan masalah itu tidak dapat ditangguhkan sampai Musyawarah Nasional berikutnya.

2. Undangan disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum MUNASLUB dimulai dengan disertai tata tertib sementara.

3. Ketentuan-ketentuan dan wewenang yang berlaku terhadap Musyawarah Nasional berlaku pula terhadap Musyawarah Nasional Luar Biasa.

Pasal 21

MUSYAWARAH DAERAH

1. Musyawarah Daerah adalah pemegang kedaulatan tertinggi organisasi ditingkat YRF Propinsi yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.

2. Peserta Musyawarah Daerah :  Wakil Dewan Penasehat ,  Wakil Badan Pengawas ,

 Wakil Pengurus Nasional yang ditunjukkan berdasarkan mandat,  Pengurus YRF Propinsi,

 Tiga (3) orang wakil Pengurus YRF Kabupaten/Kota.

3. Peninjauan Musyawarah Daerah terdiri dari Undangan yang ditetapkan oleh Pengurus YRF Propinsi.

4. Pimpinan Musyawarah Daerah dipilih dari Peserta Musyawarah Daerah. 5. Semua peserta MUSDA memiliki Hak Suara dalam MUSDA.

6. Tugas Musyawarah Daerah adalah:

 Menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus YRF Propinsi lama.

 Menyusun Program YRF Propinsi yang sejalan dengan Program Umum YRF-I.

 Memilih Ketua secara langsung dari calon - calon yang menyatakan kesediannya disertai dengan penyampaian visi dan misinya secara lisan.

Pasal 22

1. Sebelum Musyawarah Daerah dimulai, Pengurus YRF Propinsi membuat undangan, susunan acara sementara dan rancangan tata tertib yang disampaikan oleh Pengurus YRF Propinsi kepada yang bersangkutan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelumnya Musyawarah Daerah dimulai. 2. Susunan acara sementara dan rancangan tata tertib Musyawarah Daerah disusun oleh Pengurus

YRF Propinsi dan disahkan oleh Musyawarah Daerah.

3. Selambat lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musyawarah Daerah berakhir, Pengurus YRF Propinsi mengumumkan keputusan-keputusan Musyawarah Daerah.

(18)

Draft ART YRF-I/page 9 Pasal 23

MUSYAWARAH DAERAH LUAR BIASA

1. Musyawarah Daerah Luar Biasa diadakan untuk membicarakan masalah masalah yang menurut sifatnya berada diluar wewenang dan tanggung jawab Pengurus YRF Propinsi dan pemecahan masalah itu tidak dapat ditangguhkan sampai Musyawarah Daerah berikutnya.

2. Undangan disampaian selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum Musyawarah Daerah Luar Biasa dimulai dengan disertai susunan acara sementara.

3. Ketentuan-ketentuan dan wewenang yang berlaku terhadap Musyawarah Daerah berlaku pula terhadap Musyawarah Daerah Luar Biasa.

Pasal 24

MUSYAWARAH WILAYAH/KOTA

1. Musyawarah Wilayah adalah pemegang kedaulatan tertinggi organisasi ditingkat YRF Kabupaten/ Kota yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.

2. Peserta Musyawarah Wilayah:

 Wakil Pengurus Nasional yang ditunjukkan berdasarkan mandat,  Pengurus YRF Propinsi,

 Pengurus YRF Kabupaten/Kota.  Anggota YRF Kabupaten/Kota

 Peninjau: Komunitas atau club Yamaha yang belum tergabung dalam YRF-I di wilayah tersebut.

3. Peninjauan Musyawarah Wilayah terdiri dari Undangan yang ditetapkan oleh Pengurus YRF Kabupaten/Kota.

4. Pimpinan Musyawarah Wilayah dipilih oleh dan dari Peserta Musyawarah Wilayah.

5. Hak bicara ada pada peserta dan peninjau, sedangkan Hak Suara dalam Musyawarah Wilayah ada satu bagi masing-masing anggota YRF Kabupaten/Kota yang hadir.

6. Tugas Musyawarah Wilayah adalah:

 Menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus YRF Kabupaten/Kota lama.

 Menyusun Program YRF Kabupaten/Kota yang sejalan dengan Program Umum YRF-I.  Memilih Ketua secara langsung dari calon-calon yang menyatakan kesediannya disertai

dengan penyampaian visi dan misinya secara lisan.

Pasal 25

1. Sebelum Musyawarah wilayah dimulai, Pengurus YRF Kabupaten/Kota membuat undangan, susunan acara sementara dan rancangan tata tertib yang disampaikan oleh Pengurus YRF Kabupaten/Kota kepada yang bersangkutan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelumnya Musyawarah kota dimulai.

2. Susunan acara sementara dan rancangan tata tertib Musyawarah Wilayah disusun oleh Pengurus YRF Kabupaten/Kota dan disahkan oleh Musyawarah Wilayah.

3. Selambat lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musyawarah Wilayah berakhir, Pengurus YRF Kabupaten/Kota mengumumkan keputusan-keputusan Musyawarah Wilayah.

(19)

Pasal 26

MUSYAWARAH WILAYAH LUAR BIASA

1. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diadakan untuk membicarakan masalah masalah yang menurut sifatnya berada diluar wewenang dan tanggung jawab Pengurus YRF Kabupaten/Kota dan pemecahan masalah itu tidak dapat ditangguhkan sampai Musyawarah Wilayah berikutnya.

2. Undangan disampaian selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum Musyawarah Wilayah Luar Biasa dimulai dengan disertai susunan acara sementara.

3. Ketentuan-ketentuan dan wewenang yang berlaku terhadap Musyawarah Daerah berlaku pula terhadap Musyawarah Wilayah Luar Biasa.

Pasal 27

RAPAT KERJA NASIONAL

1. Rapat Kerja Nasional adalah rapat tingkat Nasional YRF-I yang diadakan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan menyusun program kerja tahunan yang merupakan penjabaran dari Program Umum YRF-I hasil Musyawarah Nasional.

2. Peserta RAKERNAS adalah:

 Dewan Penasehat atau wakilnya yang ditunjuk oleh Dewan Penasehat,  Badan Pengawas,

 Pengurus Pusat,

 Wakil Pengurus YRF Propinsi yang diberi mandat sebanyak dua (2) orang.

3. Peninjauan RAKERNAS terdiri dari para undangan, Anggota Kehormatan dan para Undangan yang ditetapkan oleh Pengurus YRF-I.

4. Pimpinan RAKERNAS adalah Pengurus YRF-I. 5. Tugas RAKERNAS adalah:

 Mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja Tahunan YRF-I.  Menyusun Program Kerja YRF-I untuk tahun berikutnya.  Menetapkan Peraturan Organisasi.

 Lain-Lain yang dianggap perlu.

6. Sebelum Rapat Kerja Nasional dimulai Pengurus Nasional membuat undangan, susunan acara sementara dan rancangan tata tertib yang disampaikan oleh Pengurus Nasional kepada yang bersangkutan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum RAKERNAS dimulai

7. Susunan acara dan tata tertib RAKERNAS ditetapkan oleh RAKERNAS.

8. Selambat lambatnya 1 (satu) bulan setelah Rapat Kerja Nasional berakhir, Pengurus Nasional menyampaikan hasil-hasil keputusan Rapat Kerja Nasional kepada Peserta Rapat Kerja Nasional.

Pasal 28

TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Musyawarah dan rapat-rapat adalah sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya setengah ditambah satu (1/2 + 1) jumlah peserta yang mempunyai hak suara kecuali pada Musyawarah Luar Biasa harus dihadiri sekurang kurangnya 2/3 (dua pertiga) peserta yang mempunyai hak suara.

2. Pengambilan keputusan diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat dan apabila hal itu tidak tercapai, maka keputusan akan diambil berdasarkan suara terbanyak.

(20)

Draft ART YRF-I/page 11 BAB VII

KEGIATAN-KEGIATAN

Pasal 29 Kegiatan-kegiatan YRF-I adalah:

1. Membina para penggemar dan pengguna sepeda motor yang tergabung dalam komunitas atau club motor Yamaha.

2. Membantu Pemerintah dalam usaha pengembangan dan peningkatan wisata dengan kendaraan bermotor.

3. Membantu Pemerintah dalam usaha mewujudkan keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan.

4. Mengembangkan, mendidik dan meningkatkan mutu, pengetahuan teknik dan ketrampilan anggota komunitas dan club motor Yamaha yang tergabung dalam YRF-I.

5. Turut serta dalam keanggotaan Organisasi Olahraga Nasional.

6. Mewakili Indonesia dalam keanggotaan organisasi olahraga dan wisata Internasional dalam bidang kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor.

7. Menyatukan dan mengarahkan hasrat dan keinginan para anggota dalam kegiatan YRF-I. 8. Meningkatkan keahlian dibidang lain yang bermanfaat untuk masyarakat dan anggota YRF-I. 9. Mengadakan pendidikan dan pelatihan ketrampilan dibidang tehnik, olahraga dan mengemudi

sepeda motor.

10. Mengadakan kerjasama dengan organisasi sejenis diluar negeri.

11. Memberikan asistensi perjalanan kepada pengendara kendaraan bermotor asing yang datang ke Indonesia.

12. Kegiatan kegiatan lain yang dianggap perlu dan belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan ditetapkan oleh Peraturan Pengurus Nasional.

BAB VIII

KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 30

SUMBER KEKAYAAN ORGANISASI

Kekayaan organisasi YRF-I didapatkan dari kegiatan kegiatan maupun usaha–usaha, antara lain: 1. YRF-I didapat dari:

 Kerjasama dengan pihak sponsor.

 Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan

 Penjualan atribut-atribut YRF-I.

 Usaha-usaha lainnya yang sah dan tidak bertentangan dengan hukum. 2. YRF Propinsi, didapat dari:

 Bantuan dari YRF-I pusat.  Penjualan atribut-atribut YRF-I.

(21)

 Usaha usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan hukum.  Kerjasama dengan pihak sponsor.

 Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.

3. YRF Kabupaten/Kota, didapat dari:

 Uang registrasi dan iuran anggota.  Bantuan dari YRF-I pusat.

 Kerjasama dengan pihak sponsor.  Penjualan atribut-atribut YRF-I.

 Usaha usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan hukum.

 Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.

4. Dengan peraturan organisasi ditetapkan kebijakan lebih lanjut mengenai penggunaan kekayaan organisasi.

Pasal 31

ANGGARAN DAN LAPORAN KEUANGAN

1. Setiap akhir tahun kerja oleh Pengurus Nasional, Pengurus propinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota disusun laporan keuangan serta rencana anggaran pendapatan dan belanja organisasi melibatkan Badan Pengawas.

2. Hal tersebut pada ayat (1) disampaikan oleh:

 Pengurus YRF Kabupaten/Kota kepada Pengurus YRF Propinsi dan anggota YRF-I.  Pengurus YRF Propinsi kepada Pengurus YRF-I.

 Pengurus Nasional dalam Rapat Kerja Nasional untuk disetujui dan ditetapkan.

3. Tata cara dan prosedur anggaran serta laporan keuangan diatur tersendiri dalam Peraturan Organisasi. BAB IX ATRIBUT Pasal 32 PANJI ORGANISASI 1. ... 2. ... 3. ... Pasal 33 LAMBANG ORGANISASI 1. ... 2. ... 3. ... BAB X

(22)

Draft ART YRF-I/page 13 PENUTUP

Pasal 34

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga dapat dilakukan pada Musyawarah Nasional yang dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua per tiga (2/3) dari perwakilan YRF Propinsi.

2. Keputusan adalah sah apabila disetujui oleh setengah ditambah satu (1/2 +1) dari peserta yang hadir.

Pasal 35

PERATURAN PENGURUS

1. Hal-hal yang belum diatur didalam Anggaran Rumah Tangga diatur lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi yang ditetapkan melalui Rapat Kerja Nasional.

2. Dalam hal-hal tertentu diantara dua Rakernas, Pengurus Nasional dapat menggunakan Peraturan Pengurus Nasional yang kemudian harus dilaporkan untuk mendapatkan persetujuan Rapat Kerja Nasional untuk dijadikan Peraturan Organisasi.

3. Dalam menjalankan mekanisme organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi, Pengurus Nasional dapat membuat Peraturan Pengurus YRF-I. 4. Pengurus YRF Propinsi dapat membuat Peraturan Pengurus Propinsi sepanjang tidak bertentangan

dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan Peraturan Pengurus Nasional.

Pasal 36 Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Jakarta

Pada: tanggal 26, bulan Januari, tahun 2013 YAMAHA RIDERS FEDERATION of INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

Menaati dan melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, ketetapan dan keputusan Kongres, keputusan

(6) Ketua Bidang Pembinaan Organisasi dalam menjalankan tugasnya di luar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Ketentuan Keputusan ini dan Peraturan

(14) Keputusan untuk penyempurnaan atau perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dinyatakan sah dan mengikat organisasi dan anggota, jika disepakati

Masa Bakti Pengurus Klub ditetapkan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Klub dengan ketentuan tidak bertentangan dengan ketentuan AD dan ART yang mengatur

Menentukan kebijaksanaan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Anggota pada Musyawarah Daerah dan Musyawarah Nasional dan

Menjalankan semua ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Keputusan Konferensi Besar, Peraturan

1) Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur di dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan organisasi yang ditetapkan oleh Badan

Menjalankan semua ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Keputusan Konferensi Besar, Peraturan Organisasi, Keputusan