• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI BERKARYA ANGGARAN DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI BERKARYA ANGGARAN DASAR"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI BERKARYA

ANGGARAN DASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

Bahwa sesungguhnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tujuh belas bulan Agustus tahun seribu Sembilan ratus empat puluh lima (17 – 08 – 1945), untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial perwujudannya hingga saat ini masih jauh dari harapan.

Bahwa setelah memperhatikan kondisi lingkungan global, regional, dan nasional yang berkembang sangat dinamis dan cepat dengan melahirkan berbagai peluang dan tantangan, maka untuk mempercepat terwujudnya cita-cita bangsa tersebut perlu penyatuan kembali pembaharuan tekad bersama dari semua komponen bangsa disertai upaya yang sungguh-sungguh untuk mewujudkannya yang didukung oleh sebuah kekuatan politik yang besar dan tangguh yang mampu mengaktualisasikan diri serta tetap konsisten dalam menjaga dan mengembangkan eksistensi jati diri bangsa yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai arah tujuan dan ideologi perjuangan.

Bahwa partai politik merupakan bagian penting dalam sistem demokrasi dan ketatanegaraan Indonesia, memiliki fungsi strategis dalam melakukan rekruitmen kader untuk pengisian jabatan politik sebagai pemikir dan pelaksana pembangunan bangsa harus selalu menjaga dan menjunjung tinggi etika dan moral bangsa, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. PARTAI BERKARYA dalam perjuangan luhurnya secara konstitutional memiliki Anggaran Dasar berikut ini :

BAB I

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN Bagian Kesatu

NAMA Pasal 1

Partai ini bernama PARTAI BERKARYA singkatan dari PARTAI BERINGIN KARYA, yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Partai.

(2)

Bagian Kedua WAKTU

Pasal 2

Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal dua bulan Mei tahun dua ribu enam belas (02 – 05 – 2016), untuk jangka waktu yang tidak ditentukan

Bagian Ketiga KEDUDUKAN/DOMISILI

Pasal 3

Dewan Pimpinan Pusat Partai berkedudukan/berdomisili di Ibukota Negara Republik Indonesia di Jalan Darmawangsa VI Nomor 34 A Kelurahan Pulo Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160 Nomor Telepon 021-7252209 e-mail : dpppartaiberkarya@gmail.com, Dewan Pimpinan Wilayah berkedudukan di Ibukota Provinsi, Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan Dewan Pimpinan Cabang berkedudukan Ibukota Kecamatan.

BAB II

ASAS, CIRI, PRINSIP PERJUANGAN DAN ETIKA POLITIK Bagian Kesatu

AZAS Pasal 4

Partai berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Bagian Kedua CIRI Pasal 5

Partai ini bercirikan Religius, Persatuan dan Kesatuan, Kebangsaan, Kerakyatan dan bersifat terbuka bagi seluruh warga negara Republik Indonesia tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan gender.

Bagian Ketiga PRINSIP PERJUANGAN

Pasal 6

Prinsip perjuangan Partai dengan berdasarkan pada ketaqwaan, etika, dan moral adalah membangun peradaban bangsa untuk lebih mempercepat terwujudnya cita- cita bangsa yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Bagian Keempat ETIKA POLITIK

Pasal 7

(3)

Etika politik Partai yaitu bermoral, bermartabat, bertanggung jawab, rasional, objektif, argumentatif dan santun.

BAB III KEDAULATAN

Pasal 8

(1) Kedaulatan Partai sepenuhnya berada pada anggota dan dilaksanakan sepenuhnya menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

(2) Anggota mempunyai hak dalam menentukan kebijakan Partai serta hak memilih dan dipilih sebagai Pengurus Partai.

(3) Anggota Partai wajib mematuhi dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta berpartisipasi dalam kegiatan Partai.

BAB IV VISI DAN MISI Bagian Kesatu

Pasal 9VISI

Partai Berkarya bersama dengan masyarakat luas berperan mewujudkan tatanan kehidupan bangsa Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka, bersatu, berdaulat, adil, makmur, aman dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.----

Bagian Kedua MISI Pasal 10

(1) Mempertahankan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang----Undang Dasar 1945.

(2) Mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

(3) Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui pembangunan di berbagai bidang yang berorientasi pada stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya.

(4) Membangun karakter bangsa, tata kelola pemerintahan dan sistem demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan kepribadian bangsa Indonesia dalam upaya membangun kehidupan masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermartabat, berkeadilan, berkesetaraan, aman, dan sejahtera.

(5) Mewujudkan Pemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui penyelenggaraan negara yang demokratis, transparan dan akuntabel yang berdasarkan Pancasila

(4)

dan Undang-Undang Dasar 1945.

(6) Membangun sistem perekonomian nasional yang berorientasi pada penguatan ekonomi kerakyatan, membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja seluas-luasnya bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rakyat dengan memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya alam secara tepat guna dan berdaya guna serta berkeadilan, berwawasan lingkungan dan kemaritiman.

BAB V

TUJUAN, FUNGSI DAN TUGAS POKOK Bagian Kesatu

TUJUAN Pasal 11 (1) Tujuan Umum Partai :

a. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

b. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.

d. Mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh Rakyat Indonesia.

(2) Tujuan Khusus Partai :

a. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan.

b. Memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat dalam setiap keputusan dan kebijakan politik dan Pemerintahan.

c. Memperjuangkan Visi dan Misi Partai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bagian Kedua FUNGSI Pasal 12 Partai berfungsi sebagai sarana :

(1) Pendidikan politik bagi anggota masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Menyerap, menghimpun dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.

(3) Partisipasi politik anggota dan seluruh Warga Negara Indonesia.

(4) Rekrutmen kader politik dalam pengisian jabatan melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

(5) Komunikasi politik untuk meningkatkan wawasan dan kesadaran politik para

(5)

anggota dan masyarakat serta penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.

Bagian Ketiga TUGAS POKOK

Pasal 13

(1) Membangun organisasi kepartaian secara vertikal dan horizontal yang solid dan merakyat di semua tingkatan.

(2) Melakukan rekrutmen dan kaderisasi serta upaya upaya taktis dan strategis guna merebut hati rakyat melalui Pemilu Legislatif, Pemilihan Presiden/Wakil Presiden dan Pemilihan Kepala/Wakil Kepala Daerah sebagai sarana untuk mewujudkan cita-cita partai.

(3) Memperjuangkan perwujudan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, melalui kegiatan pembangunan yang pro rakyat bersifat selaras dan seimbang, material dan spiritual serta dilaksanakan secara berkelanjutan, melalui tahapan dan pengedepanan prioritas.

BAB VI DOKTRIN DAN IKRAR

Bagian Kesatu DOKTRIN

Pasal 14

(1) Partai memiliki doktrin yang disebut SATYA KARYA DARMA PRAJA.

(2) SATYA KARYA DARMA PRAJA adalah kesatuan paham dan perbuatan yang menjadi arah dan tujuan bagi Anggota dalam memperjuangkan terwujudnya tujuan Partai yang merupakan kewajiban untuk berbakti pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(3) SATYA KARYA DARMA PRAJA merupakan pedoman untuk melaksanakan segala kegiatan dan usaha Partai dalam bidang ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial, dan budaya.

(4) Doktrin Partai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam naskah tersendiri pada Peraturan Organisasi (PO).

Bagian Kedua IKRAR Pasal 15 (1) Partai memiliki ikrar yang disebut PANCA KARYA.

(2) PANCA KARYA adalah penegasan kebulatan pemahaman dan tekad sebagai wujud nyata doktrin untuk mewujudkan tujuan Partai.

(3) Ikrar PANCA KARYA berbunyi sebagai berikut :

(6)

1. Kami warga Partai Berkarya adalah insan yang percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kami warga Partai Berkarya, siap melanjutkan perjuangan Pendiri Bangsa untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Kami warga Partai Berkarya, siap sedia membela kepentingan Rakyat Indonesia di atas kepentingan pribadi maupun golongan dengan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika.

4. Kami warga Partai Berkarya, siap sedia bersama Rakyat, berkarya membangun Tanah Air Indonesia.

5. Kami warga Partai Berkarya, menjaga nama baik partai, patuh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan Partai Berkarya lainnya.

BAB VII

LAMBANG, BENDERA, TANDA GAMBAR, ATRIBUT, DAN LAGU PERJUANGAN

Bagian Kesatu LAMBANG

Pasal 16

Lambang Partai berbentuk rantai lingkaran berwarna orange yang ditopang pita warna orange tulisan BERINGIN KARYA warna hitam, di dalamnya terdapat gambar pohon beringin terdapat warna hijau, hitam dan kuning.

1. Arti warna pada lambang :

Lambang terdiri dari warna Hitam, Kuning, Hijau dan Orange:

a. Warna Hitam bermakna Keteguhan dan Ketegasan dalam melaksanakan Perjuangan.

b. Warna Kuning bermakna Energi, Kerjasama, Idealisme dan Kesejahteraan.

c. Warna Hijau bermakna Muda, Pertumbuhan, Pembaharuan, dan Persahabatan.

d. Warna Orange bermakna Kesungguhan Kerja Keras, Karya Nyata dalam mewujudkan Kebersamaan untuk mencapai Kejayaan Bangsa.

(7)

2. Arti simbol pada lambang :

a. Pohon Beringin melambangkan tempat bernaung dan berhimpun berbagai suku, agama, golongan dan ras, warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bersatu untuk memperjuangkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945 sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

b. Lingkaran rantai dengan anak rantai 34 (tiga puluh empat) tampak dari depan saling berkaitan dan berpasang-pasangan melambangkan persaudaraan jumlah provinsi se-Indonesia pada saat Partai ini dilahirkan pada tahun 2016 (dua ribu enam belas), simbol semangat dan harapan baru.

c. Tulisan BERINGIN KARYA dan PARTAI BERKARYA di dalam dan di luar pita bermakna identitas diri Partai Berkarya yang mengutamakan kreatifitas dan kekaryaan.

d. Gambar lambang berbentuk lingkaran rantai yang ditopang pita bermakna jalinan kekeluargaan dan persaudaraan yang erat, mandiri, bersinergi membentuk dan mengembangkan partai, komitmen untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Arti lambang PARTAI BERKARYA secara keseluruhan adalah partai pengemban amanah rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengutamakan ketegasan, kekeluargaan, keterbukaan, kekaryaan dan persatuan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan, sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Bagian Kedua BENDERA

Pasal 17

Bendera Partai warna dasar putih di tengah-tengah terdapat logo/lambang Partai.

Bagian Ketiga TANDA GAMBAR

Pasal 18 Tanda gambar Partai sama dengan Lambang Partai.

Bagian Keempat ATRIBUT

Pasal 19 (1) Partai mempunyai atribut organisasi.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang atribut diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Bagian Kelima LAGU PERJUANGAN

(8)

Pasal 20

(1) Partai mempunyai Lagu Perjuangan yaitu Mars dan Hymne BERKARYA.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang lagu perjuangan diatur dalam Peraturan Organisasi Partai.

BAB VIII HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu HAK Pasal 21 Partai berhak :

1. Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat dan adil dari Negara.

2. Mengurus dan mengatur rumah tangga organisasi secara mandiri.

3. Memperoleh hak cipta atas nama, lambang, dan tanda gambar partai politik sesuai dengan peraturan Perundang-undangan.

4. Ikut serta dalam pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan peraturan Perundang- undangan.

5. Membentuk Fraksi di tingkat Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

6. Mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

7. Mengusulkan pergantian antar waktu Anggota di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

8. Mengusulkan pemberhentian anggotanya di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan peraturan Perundang- undangan.

9. Mengusulkan pencalonan pasangan Presiden dan Wakil Presiden, calon Gubernur dan Wakil Gubernur, calon Bupati dan Wakil Bupati, calon Walikota dan Wakil Walikota sesuai dengan peraturan Perundang-undangan, membentuk dan memiliki Organisasi Sayap.

10. Memperoleh bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan peraturan Perundang- undangan.

(9)

Bagian Kedua KEWAJIBAN

Pasal 22 Partai berkewajiban :

1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945, dan peraturan perundang-undangan.

2. Memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

4. Menjunjung tinggi supremasi hukum, demokrasi, dan hak asasi manusia.

5. Melakukan pendidikan politik dan menyalurkan aspirasi politik Anggota.

6. Mensukseskan penyelenggaraan Pemilu.

7. Melakukan pendaftaran dan memelihara ketertiban data Anggota.

8. Membuat pembukuan, mencatat daftar penyumbang dan sumbangan yang diterima.

9. Menyampaikan laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan Negara/Daerah.

10. Memiliki rekening dana kampanye Pemilu.

11. Mensosialisasikan program Partai kepada masyarakat.

BAB IX

KEANGGOTAAN DAN KADER Bagian Kesatu KEANGGOTAAN

Pasal 23

(1) Anggota Partai adalah Warga Negara Republik Indonesia yang dengan sukarela mengajukan permintaan menjadi Anggota, ditetapkan oleh Partai menjadi Anggota dan menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Keanggotaan Partai sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 24 KEWAJIBAN ANGGOTA (1) Setiap Anggota berkewajiban untuk :

a. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan Partai.

b. Mematuhi dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan-peraturan Organisasi Partai dan hasil keputusan Pengurus Partai pada tingkatan Kepengurusan masing-masing.

c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan untuk memajukan Partai.

(10)

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Kewajiban Anggota sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 25 HAK ANGGOTA (1) Setiap Anggota memiliki hak :

a. Menentukan program dan kebijakan Partai sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

b. Bicara atau memberikan hak suara sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

c. Memilih dan dipilih sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

d. Membela diri.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Hak Anggota sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 26

PEMBERHENTIAN ANGGOTA

(1) Anggota dapat berhenti atau diberhentikan dari Keanggotaan Partai.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Pemberhentian Anggota Partai sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Bagian Kedua KADER Pasal 27

(1) Kader Partai adalah Anggota Partai yang merupakan tenaga utama yang menjadi penggerak Partai di masing-masing tingkatan.

(2) Kader Partai adalah Anggota yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan Kader.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang Kader Partai sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB X

STRUKTUR KEPENGURUSAN DAN WEWENANG DAN KEWAJIBAN KEPENGURUSAN\

Bagian Kesatu STRUKTUR KEPENGURUSAN

Pasal 28

(1) Struktur kepengurusan Partai terdiri dari kepengurusan tingkat Pusat, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Kecamatan, dan tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya, yang masing-masing berturut-turut dipimpin oleh Dewan

(11)

Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah Provinsi, Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, Dewan Pimpinan Cabang Kecamatan dan Dewan Pimpinan Anak Cabang Desa/Kelurahan.

(2) Organisasi kepengurusan Partai tingkat Pusat terdiri dari:

a. Dewan Pembina.

b. Dewan Kehormatan.

c. Dewan Pakar.

d. Dewan Pimpinan Pusat.

(3) Organisasi kepengurusan Partai di tingkat Provinsi terdiri dari : a. Dewan Pertimbangan.

b. Dewan Pakar.

c. Dewan Pimpinan Wilayah.

(4) Organisasi kepengurusan Partai di tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari : a. Dewan Penasehat.

b. Dewan Pakar.

c. Dewan Pimpinan Daerah.

(5) Organisasi kepengurusan Partai di tingkat Kecamatan terdiri dari : Dewan Pimpinan Cabang.

(6) Organisasi kepengurusan Partai di tingkat Desa/Kelurahan terdiri dari : Dewan Pimpinan Anak Cabang.

(7) Ketentuan lebih lanjut tentang Struktur kepengurusan Partai diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 29

PERWAKILAN LUAR NEGERI

(1) Partai dapat membentuk Perwakilan Partai di Luar Negeri yang berkedudukan setingkat Daerah dan berada di bawah koordinasi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Perwakilan Luar Negeri sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Bagian Kedua

WEWENANG DAN KEWAJIBAN KEPENGURUSAN Pasal 30

DEWAN PIMPINAN PUSAT

(1) Dewan Pimpinan Pusat adalah badan struktural pelaksana (ekskutif) tertinggi Partai di tingkat Nasional yang bersifat kolektif.

(2) Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.

(12)

(3) Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris Formatur dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa menyusun komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Pusat Partai.

(4) Dewan Pimpinan Pusat berwenang :

a. Menentukan kebijakan Partai di tingkat Nasional sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa, dan Rapat Pimpinan Nasional, serta Peraturan Organisasi Partai dan peraturan partai lainnya.

b. Mengesahkan dan melantik komposisi dan personalia Kepengurusan Partai di tingkat Provinsi yang terdiri dari Dewan Pertimbangan, Dewan Pakar dan Dewan Pimpinan Wilayah sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, Peraturan Organisasi dan peraturan partai lainnya.

c. Membentuk dan mengangkat badan/lembaga tingkat Nasional, Perwakilan Luar Negeri dan Organisasi Sayap Partai.

d. Menyetujui dan menetapkan Calon Kepala Daerah tingkat Provinsi atas usulan Dewan Pimpinan Wilayah.

e. Menyetujui dan menetapkan Calon Kepala Daerah di tingkat Kabupaten/Kota atas usulan Dewan Pimpinan Daerah melalui Dewan Pimpinan Wilayah.

f. Memberi persetujuan tertulis dan mengajukan daftar Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

g. Menetapkan Pimpinan Fraksi Partai Berkarya dan pengisian jabatan-jabatan di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

h. Menetapkan Pergantian Antar Waktu Anggota DPR RI.

i. Memberi persetujuan tertulis Pergantian Antar Waktu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang diajukan Dewan Pimpinan Wilayah.

j. Memberi persetujuan tertulis Pergantian Antar Waktu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota yang diajukan Dewan Pimpinan Daerah melalui Dewan Pimpinan Wilayah.

k. Memutuskan penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa, Musyawarah Wilayah Luar Biasa dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, Rapat Pimpinan Wilayah bila terdapat kebutuhan dan dinamisasi Partai sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

l. Membatalkan Keputusan Dewan Pimpinan Wilayah atau Dewan Pimpinan Daerah yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau Keputusan Dewan Pimpinan Pusat.

m. Memberikan penghargaan dan sanksi kepada Anggota Partai sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, Peraturan Organisasi atau peraturan partai lainnya.

(5) Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban :

a. Mematuhi dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,

(13)

Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, Peraturan Organisasi Partai serta Keputusan Dewan Pimpinan Pusat.

b. Menjalankan Kepengurusan dan melaksanakan ketentuan dan kebijakan Partai sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, serta Peraturan Organisasi serta peraturan partai lainnya.

c. Memberikan pertanggungjawaban kepengurusan Partai di tingkat Pusat dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.

d. Memberikan perlindungan dan pembelaan hukum kepada Anggota dalam kasus-kasus yang terkait dengan Partai.

Pasal 31

DEWAN PIMPINAN WILAYAH

(1) Dewan Pimpinan Wilayah adalah Badan Pelaksana Partai yang bersifat kolektif di tingkat Provinsi.

(2) Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Wilayah atau Musyawarah Wilayah Luar Biasa.

(3) Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris Formatur dalam Musyawarah Wilayah atau Musyawarah Wilayah Luar Biasa menyusun komposisi dan personalia Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah.

(4) Dewan Pimpinan Wilayah berwenang :

a. Menentukan kebijakan Partai di tingkat Provinsi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional maupuntingkat Provinsi, Peraturan Organisasi Partai serta Keputusan Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Wilayah.

b. Menerbitkan Tata Laksana dan Mekanisme Kerja Organisasi di lingkup jajarannya di tingkat Provinsi.

c. Memilih dan menetapkan anggota Dewan Pertimbangan Wilayah dan Dewan Pakar Wilayah.

d. Mengesahkan dan melantik komposisi dan personalia Kepengurusan Partai di tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri dari Dewan Penasehat, Dewan Pakar dan Dewan Pimpinan Daerah sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

e. Menyusun Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi untuk selanjutnya diajukan kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapatkan persetujuan tertulis.

f. Menerbitkan keputusan dan ketetapan Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang telah mendapat persetujuan tertulis Dewan Pimpinan Pusat, selanjutnya diajukan kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi.

g. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Pusat agar memberi persetujuan tertulis Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(14)

Kabupaten/Kota yang diajukan Dewan Pimpinan Daerah.--

h. Mengusulkan Calon Kepala Daerah Provinsi kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapatkan keputusan dan ketetapan.

i. Memberikan masukan kepada Dewan Pimpinan Pusat tentang Calon Kepala Daerah Kabupaten/Kota yang diajukan Dewan Pimpinan Daerah.

j. Mengusulkan Pergantian Antar Waktu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapatkan keputusan dan ketetapan.

k. Mengusulkan Pergantian Antar Waktu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapatkan pertimbangan dan persetujuan tertulis.

l. Menyelesaikan perselisihan Kepengurusan Partai di tingkat Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

(5) Dewan Pimpinan Wilayah berkewajiban :

a. Mematuhi dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, Peraturan Organisasi Partai serta Keputusan Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Wilayah.

b. Menjalankan Kepengurusan dan melaksanakan ketentuan dan kebijakan Partai sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional maupun tingkat Provinsi serta Peraturan Organisasi Partai.

c. Memberikan pertanggung jawaban kepengurusan Partai tingkat Provinsi dalam Musyawarah Wilayah atau Musyawarah Wilayah Luar Biasa.

d. Memberikan perlindungan dan pembelaan hukum kepada Anggota dalam kasus-kasus yang terkait dengan Partai di tingkat provinsi.

Pasal 32

DEWAN PIMPINAN DAERAH

(1) Dewan Pimpinan Daerah adalah badan struktural pelaksana Partai yang bersifat kolektif di tingkat Kabupaten/Kota.

(2) Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa.

(3) Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris Formatur dalam Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa menyusun komposisi dan personalia Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah.

(4) Dewan Pimpinan Daerah berwenang :

a. Menentukan kebijakan Partai di tingkat Kabupaten/Kota sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional, tingkat Provinsi, maupun tingkat Kabupaten/

Kota, Peraturan Organisasi Partai serta Keputusan Dewan Pimpinan Pusat,

(15)

Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah.

b. Menerbitkan Tata Laksana dan Mekanisme Kerja Organisasi di lingkup jajarannya di tingkat Kabupaten/Kota.

c. Memilih dan menetapkan Anggota Dewan Penasehat & Dewan Pakar Daerah.

d. Mengesahkan dan melantik komposisi dan personalia Kepengurusan Partai di tingkat Kecamatan atau Dewan Pimpinan Cabang sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

e. Menyusun Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota untuk selanjutnya diajukan kepada Dewan Pimpinan Wilayah sebagai Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setelah mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat.

f. Menerbitkan keputusan dan ketetapan Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang telah mendapat persetujuan tertulis Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Pusat yang selanjutnya diajukan kepada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.

g. Mengusulkan Calon Kepala Daerah Kabupaten/Kota kepada Dewan Pimpinan Pusat melalui Dewan Pimpinan Wilayah untuk mendapat persetujuan tertulis Dewan Pimpinan Pusat.

h. Mengusulkan Pergantian Antar Waktu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota kepada Dewan Pimpinan Pusat setelah mendapat rekomendasi Dewan Pimpinan Wilayah.

i. Memutuskan penyelenggaraan Musyawarah Cabang, Musyawarah Cabang Luar Biasa dan Rapat Pimpinan Cabang di tingkat Kecamatan.

j. Menyelesaikan perselisihan Kepengurusan Partai di tingkat Kecamatan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

(3) Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban :

a. Mematuhi dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, Peraturan Organisasi Partai serta Keputusan Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah.

b. Menjalankan Kepengurusan dan melaksanakan ketentuan dan kebijakan Partai sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional, tingkat Provinsi, maupun tingkat Kabupaten/Kota, serta Peraturan Organisasi Partai.

c. Memberikan pertanggung jawaban kepengurusan Partai tingkat Kabupaten/

Kota dalam Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa.

d. Memberikan perlindungan dan pembelaan hukum kepada Anggota dalam kasus-kasus yang terkait dengan Partai di tingkat Kabupaten/Kota.

Pasal 33

DEWAN PIMPINAN CABANG

(1) Dewan Pimpinan Cabang adalah badan struktural pelaksana Partai yang bersifat kolektif di tingkat Kecamatan.

(16)

(2) Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa.

(3) Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris Formatur dalam Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa menyusun komposisi dan personalia Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang.

(4) Dewan Pimpinan Cabang dengan persetujuan dari Dewan Pimpinan Daerah berwenang :

a. Menentukan kebijakan Partai di tingkat Kecamatan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, maupun tingkat Kecamatan, serta Peraturan Organisasi Partai.

b. Menerbitkan Tata Laksana dan Mekanisme Kerja Organisasi di lingkup jajarannya di tingkat Kecamatan.

c. Mengesahkan dan melantik komposisi dan personalia Kepengurusan Partai di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

d. Menyelesaikan perselisihan Kepengurusan Partai di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

(5) Dewan Pimpinan Kecamatan berkewajiban :

a. Mematuhi dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, Peraturan Organisasi Partai serta Keputusan Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang.

b. Menjalankan Kepengurusan dan melaksanakan ketentuan dan kebijakan Partai sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, maupun tingkat Kecamatan, serta Peraturan Organisasi Partai.

c. Memberikan pertanggung jawaban kepengurusan Partai di tingkat Kecamatan dalam Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa.

d. Memberikan perlindungan dan pembelaan hukum kepada Anggota dalam kasus-kasus yang terkait dengan Partai di tingkat Kecamatan.

Pasal 34

DEWAN PIMPINAN ANAK CABANG

(1) Dewan Pimpinan Anak Cabang adalah badan struktural pelaksana Partai yang bersifat kolektif di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain.

(2) Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Anak Cabang atau Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa.

(3) Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Anak Cabang terpilih sebagai Ketua dan

(17)

Sekretaris Formatur dalam Musyawarah Anak Cabang atau Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa menyusun komposisi dan personalia Kepengurusan Dewan Pimpinan Anak Cabang.

(4) Dewan Pimpinan Anak Cabang dengan persetujuan dari Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang berwenang :

a. Menentukan kebijakan Partai di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Kecamatan maupun tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain, serta Peraturan Organisasi Partai.

b. Menerbitkan Tata Laksana dan Mekanisme Kerja Organisasi di lingkup jajarannya di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain.

c. Mengajukan Pengurus Dewan Pimpinan Anak Cabang hasil Musyawarah Anak Cabang atau Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa kepada Dewan Pimpinan Daerah untuk mendapatkan ketetapan.

d. Menetapkan Musyawarah Anak Cabang, Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa atau Rapat Pimpinan Anak Cabang.

(5) Dewan Pimpinan Anak Cabang berkewajiban :

a. Mematuhi dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat Tingkat Nasional, Peraturan Organisasi Partai serta Keputusan Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Anak Cabang.

b. Menjalankan Kepengurusan dan melaksanakan ketentuan dan kebijakan Partai sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Kecamatan, maupun tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain, serta Peraturan Organisasi Partai.

c. Memberikan pertanggungjawaban kepengurusan Partai tingkat Desa/

Kelurahan atau sebutan lain dalam Musyawarah Anak Cabang atau Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa.

d. Memberikan perlindungan dan pembelaan hukum kepada Anggota dalam kasus-kasus yang terkait dengan Partai.

BAB XI

DEWAN PEMBINA, DEWAN PERTIMBANGAN, DAN DEWAN PENASEHAT

Pasal 35 DEWAN PEMBINA

(1) Merupakan Badan Struktural strategis Partai di tingkat Pusat yang memiliki peran memberikan pengarahan, petunjuk, pertimbangan, saran dan nasihat kepada Dewan Pimpinan Pusat baik diminta atau tidak diminta.

(2) Dewan Pembina terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan minimal 3

(18)

(tiga) orang Anggota.

Pasal 36

DEWAN PERTIMBANGAN

(1) Merupakan Badan Struktural Partai di tingkat Provinsi yang memiliki peran memberikan petunjuk, pertimbangan, saran dan nasehat kepada Dewan Pimpinan Wilayah baik diminta atau tidak diminta.

(2) Dewan Pertimbangan terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan minimal 3 (tiga) orang Anggota.

Pasal 37 DEWAN PENASEHAT

(1) Merupakan Badan Struktural Partai di tingkat Kabupaten/Kota yang memiliki peran memberikan petunjuk, pertimbangan, saran dan nasehat kepada Dewan Pimpinan Daerah baik diminta atau tidak diminta.

(2) Dewan Penasehat terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan minimal 3 (tiga) orang Anggota.

BAB XII

DEWAN KEHORMATAN, DEWAN PAKAR DAN MAHKAMAH PARTAI Pasal 38

DEWAN KEHORMATAN

(1) Merupakan Badan Struktural Partai di tingkat Pusat yang memiliki peran menjaga dan menegakkan nama baik dan kehormatan Partai sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

(2) Dewan Kehormatan terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan minimal 3 (tiga) orang Anggota.

Pasal 39 DEWAN PAKAR

(1) Merupakan Badan Struktural Partai di tingkat Pusat, tingkat Provinsi dan tingkat Kabupaten/Kota yang masing-masing memiliki peran memberikan pertimbangan, saran dan nasehat secara ilmiah kepada Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Provinsi dan Dewan Pimpinan Daerah sesuai bidang kepakarannya baik diminta atau tidak diminta.

(2) Susunan Dewan Pakar sesuai dengan tingkatan masing-masing Kepengurusan Partai.

Pasal 40 MAHKAMAH PARTAI

(1) Mahkamah Partai dibentuk dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

(19)

(2) Mahkamah Partai bertugas menyelesaikan perselisihan internal Partai sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai serta Peraturan Organisasi Partai.

(3) Penyelesaian perselisihan internal Partai harus diselesaikan paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja persidangan.

(4) Hasil keputusan Mahkamah Partai dikembalikan kepada Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal untuk diputuskan.

(5) Keputusan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal bersifat final dan mengikat secara internal dan eksternal dalam hal perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan.

(6) Mahkamah Partai berfungsi mengawasi jalannya konstitusi Partai dan kinerja fungsionaris Partai dalam menjalankan fungsi dan tugas kepemimpinannya.

(7) Ketentuan lebih lanjut tentang Mahkamah Partai akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII

ALAT KELENGKAPAN PARTAI Pasal 41

KEWENANGAN PEMBENTUKAN

(1) Dewan Pimpinan Pusat dapat membentuk Organisasi Sayap sebagai alat kelengkapan partai untuk memperkuat basis dukungan.

(2) Setiap Pengurus Partai di setiap tingkatan dapat membentuk Departemen, Biro, Divisi, Bagian, Seksi, Badan atau Lembaga dan Koordinator Wilayah dan Koordinator Daerah sesuai keperluan sebagai alat kelengkapan Partai dalam melaksanakan fungsi, tugas pokok dan kewajiban Partai.

Pasal 42

DEPARTEMEN, BIRO, DIVISI, BAGIAN, DAN SEKSI

(1) Departemen adalah alat kelengkapan Partai yang dapat dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat sebagai badan yang membantu Pengurus Partai di tingkat Pusat.

(2) Biro adalah alat kelengkapan Partai yang dapat dibentuk oleh Dewan Pimpinan Wilayah sebagai badan yang membantu Pengurus Partai di tingkat Provinsi.

(3) Divisi adalah alat kelengkapan Partai yang dapat dibentuk oleh Dewan Pimpinan Daerah sebagai badan yang membantu Pengurus Partai di tingkat Kabupaten/

Kota.

(4) Bagian adalah alat kelengkapan Partai yang dapat dibentuk oleh Dewan Pimpinan Cabang sebagai badan yang membantu Pengurus Partai di tingkat Kecamatan.

(5) Seksi adalah alat kelengkapan Partai yang dapat dibentuk oleh Dewan Pimpinan Anak Cabang sebagai badan yang membantu Pengurus Partai di tingkat Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya.

(6) Ketentuan lebih lanjut tentang Departemen, Biro, Divisi, Bagian dan Seksi diatur

(20)

dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 43

BADAN ATAU LEMBAGA

(1) Badan atau Lembaga adalah alat kelengkapan Partai yang dibentuk oleh semua tingkatan Kepengurusan Partai, sebagai pelaksana teknis yang membantu Kepengurusan Partai dalam melaksanakan fungsi-fungsi teknis tertentu.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Badan atau Lembaga sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 44 ORGANISASI SAYAP

(1) Organisasi Sayap adalah organisasi profesi dan fungsional yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat dan dapat membentuk pengurus di semua tingkatan, sebagai wadah perjuangan Partai untuk memenuhi kebutuhan taktis dan strategis dalam memperkuat basis dukungan.

(2) Organisasi sayap utama terdiri dari Perempuan Partai Berkarya dan Angkatan Muda Partai Berkarya.

(3) Organisasi sayap lainnya sebagai pelengkap dan dibentuk sesuai kebutuhan.

(4) Ketentuan lebih lanjut tentang Organisasi Sayap sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai dan Peraturan Organisasi.

Pasal 45 ORGANISASI OTONOM

(1) Organisasi Otonom adalah organisasi profesi dan fungsional yang berafiliasi dengan Partai, sebagai wadah perjuangan Partai untuk memenuhi kebutuhan taktis dan strategis dalam memperkuat basis dukungan.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Organisasi Otonom sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai dan Peraturan Organisasi.

Pasal 46

KOORDINATOR WILAYAH, KOORDINATOR DAERAH, DAN KOORDINATOR DAERAH PEMILIHAN

(1) Koordinator Wilayah, Koordinator Daerah dan Koordinator Daerah Pemilihan adalah alat kelengkapan Partai yang dapat dibentuk oleh Dewan Pimpinan atau Pengurus Partai di setiap tingkatan untuk memudahkan pengkoordinasian, pengembangan dan pengawasan Partai di setiap tingkatan kepengurusan Partai.

(2) Ketentuan tentang Koordinator Wilayah, Koordinator Daerah, dan Koordinator Daerah Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

(21)

BAB XIV FRAKSI Pasal 47

(1) Partai memiliki Fraksi dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/

Kota yang komposisi dan personalianya ditetapkan oleh Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya.

(2) Fraksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah Badan Pelaksana Kebijakan Partai di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/kota dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat dan Partai dalam rangka mewujudkan tujuan Partai.

BAB XV

KEKOSONGAN JABATAN DAN PENGISIAN KEKOSONGAN JABATAN Pasal 48

KEKOSONGAN JABATAN

(1) Kekosongan jabatan Pengurus Partai sebelum habis masa jabatannya terjadi karena beberapa hal yang tidak dapat dihindarkan.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang kekosongan jabatan sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

PENGISIAN KEKOSONGAN JABATAN Pasal 49

(1) Pengisian kekosongan jabatan dilakukan oleh Pengurus Partai pada tingkatan masing-masing dengan keputusan dan ketetapan dari Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan Pimpinan Wilayah dan tingkatan selanjutnya dua tingkat di atasnya.

(2) Pengisian kekosongan Jabatan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah, Ketua Dewan Pimpinan Cabang dan Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang dilakukan melalui Musyawarah Partai pada tingkatan masing-masing.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang pengisian kekosongan jabatan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

BAB XVI

HUBUNGAN DAN KERJASAMA Pasal 50

HUBUNGAN DAN KERJASAMA DENGAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN, BADAN,LEMBAGA DAN ORGANISASI

(1) Partai memiliki hubungan dan menjalin kerja sama dengan Organisasi

(22)

Kemasyarakatan, Badan, Lembaga dan Organisasi baik yang didirikan oleh Partai maupun yang didirikan oleh Pihak lain.

(2) Partai menjalin kerja sama dengan Organisasi Kemasyarakatan atau lembaga- lembaga lain yang menyalurkan aspirasi politiknya kepada Partai.

(3) Ketentuan lebihlanjut tentang organisasi otonom sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 51

KERJASAMA DENGAN PARTAI POLITIK

(1) Dalam rangka memperjuangkan aspirasi dan kepentingan Rakyat untuk mencapai tujuan bersama, Partai dapat menjalin komunikasi dan kerja sama dengan Partai Politik lain.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentangkerjasama dengan Partai Politik sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

BAB XVII

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 52

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT TINGKAT NASIONAL (1) Musyawarah dan Rapat-Rapat Nasional terdiridari :

a. Musyawarah Nasional/Musyawarah Nasional Luar Biasa b. Rapat Pimpinan Nasional

c. Rapat Kerja Nasional d. Rapat Koordinasi Nasional e. Rapat Konsultasi Nasional

f. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat g. Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat h. Rapat Gabungan Terbatas

(2) Musyawarah Nasional :

a. Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi Partai yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun dan dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Nasional.

b. Musyawarah Nasional berwenang :

i. Mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai.

ii. Menetapkan Program Umum Partai.

iii. Menilai pertanggung jawaban Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat.

iv. Memilih dan menetapkan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat dan Anggota Formatur, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat terpilih ditetapkan menjadi Ketua

(23)

dan Sekretaris Formatur dan bersama Anggota Formatur menyusun komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Pusat.

v. Menetapkan komposisi dan personalia Dewan Pembina, Dewan Kehormatan Tingkat Pusat, Dewan Pakar Tingkat Pusat, Dewan Pimpinan Pusat dan Mahkamah Partai.

vi. Menetapkan keputusan-keputusan strategis Partai lainnya.

(3) Musyawarah Nasional Luar Biasa :

a. Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan dalam keadaan luar biasa dan/atau mendesak, diadakan atas permintaan tertulis dari sekurang- kurangnya 2/3 (dua per tiga) Dewan Pimpinan Wilayah dan 2/3 (dua per tiga) Dewan Pimpinan Daerah, dan dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Nasional Luar Biasa.

b. Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan antara lain disebabkan : i. Partai dalam keadaan terancam atau menghadapi hal ihwal kegentingan

yang memaksa.

ii. Dewan Pimpinan Pusat melanggar Peraturan Perundang----undangan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, atau

iii. Dewan Pimpinan Pusat tidak dapat melaksanakan Amanat atau Keputusan Musyawarah Nasional sehingga Partai tidak berjalan sesuai dengan fungsi, tujuan dan/atau target yang ditetapkan.

c. Musyawarah Nasional Luar Biasa mempunyai kedudukan dan kewenangan yang sama dengan Musyawarah Nasional.

d. Dewan Pimpinan Pusat wajib memberikan pertanggung jawaban atas diselenggarakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa.

(4) Rapat Pimpinan Nasional.

a. Rapat Pimpinan Nasional mempunyai wewenang mengambil keputusan tertinggi di bawah Musyawarah Nasional.

b. Rapat Pimpinan Nasional mempunyai wewenang mengambil keputusan- keputusan selain yang menjadi wewenang Musyawarah Nasional.

c. Rapat Pimpinan Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh Dewan Pimpinan Pusat.

(5) Rapat Kerja Nasional :

a. Rapat Kerja Nasional adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi program kerja hasil Musyawarah Nasional;

b. Rapat Kerja Nasional dilaksanakan minimal 2 (dua) kali dalam satu periode Kepengurusan, yaitu pada awal dan pertengahan periode Kepengurusan.

(6) Rapat Koordinasi Nasional :

a. Rapat Koordinasi Nasional dapat diadakan sesuai kebutuhan Partai.

b. Mengkoordinasikan program dan kegiatan Partai untuk optimalisasi dan efektivitas pelaksanaannya.

(7) Rapat Konsultasi Nasional adalah rapat yang diadakan antara Dewan Pimpinan

(24)

Pusat, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, Dewan Pakar, dan Mahkamah Partai membahas permasalahan aktual dan sosialisasi kebijakan Partai.

(8) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat dan Pimpinan Departemen, Ketua Organisasi Sayap serta Ketua-ketua Badan atau Lembaga membahas permasalahan aktual dan/atau merumuskan solusi atas permasalahan Partai.

(9) Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat adalah Rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian yang terdiri dari Ketua Umum, Ketua Harian dan unsur pimpinan Ketua, Sekretaris dan Bendahara Dewan Pimpinan Pusat membahas berbagai permasalahan Partai di tingkat Pusat.

(10) Rapat Gabungan Terbatas adalah rapat khusus dan terbatas yang dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Harian, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat atau unsur Pimpinan Dewan Pimpinan Pusat lainnya, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, Dewan Pakar, dan Mahkamah Partai.

(11) Ketentuan tentang musyawarah dan rapat-rapat Partai tingkat Nasional diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 53

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT TINGKAT PROVINSI (1) Musyawarah dan Rapat-Rapat Tingkat Provinsi terdiri dari :

a. Musyawarah Wilayah/Musyawarah Wilayah Luar Biasa.

b. Rapat Pimpinan Wilayah.

c. Rapat Kerja Wilayah.

d. Rapat Koordinasi Wilayah.

e. Rapat Konsultasi Wilayah.

f. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Wilayah.

g. Rapat Harian Dewan Pimpinan Wilayah.

h. Rapat Dewan Pertimbangan Wilayah.

(2) Musyawarah Wilayah :

a. Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan Partai di tingkat Provinsi yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun dan dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Wilayah.

b. Musyawarah Wilayah berwenang :

i. Menetapkan Program Kerja Partai di tingkat Provinsi.

ii. Menilai pertanggungjawaban Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah.

iii. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah dan Anggota Formatur, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah terpilih ditetapkan menjadi Ketua Formatur dan bersama Anggota Formatur menyusun komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Wilayah.

iv. Menetapkan komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pakar Tingkat Provinsi.

(25)

v. Menetapkan keputusan-keputusan Partai di tingkat Provinsi lain.

(3) Musyawarah Wilayah Luar Biasa

a. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan dalam keadaan luar biasa dan atau mendesak, diadakan atas permintaan tertulis dari sekurang- kurangnya 2/3 (dua per tiga) Dewan Pimpinan Daerah dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Pusat, serta dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Wilayah Luar Biasa.

b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan antara lain disebabkan : i. Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah dalam keadaan terancam;

ii. Dewan Pimpinan Wilayah melanggar Peraturan Perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai; atau

iii. Dewan Pimpinan Wilayah tidak dapat melaksanakan Amanat atau Keputusan Musyawarah Wilayah sehingga Kepengurusan Partai di tingkat Provinsi tidak berjalan sesuai dengan fungsi, tujuan dan atau target yang ditetapkan.

c. Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kedudukan dan kewenangan yang sama dengan Musyawarah Wilayah.

d. Dewan Pimpinan Pusat wajib memberikan pertanggungjawaban atas diselenggarakannya Musyawarah Wilayah Luar Biasa.---

(4) Rapat Pimpinan Wilayah

a. Rapat Pimpinan Wilayah mempunyai wewenang mengambil keputusan di bawah Musyawarah Wilayah.

b. Rapat Pimpinan Wilayah mempunyai wewenang mengambil keputusan- keputusan selain yang menjadi wewenang Musyawarah Wilayah.

c. Rapat Pimpinan Wilayah diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh Dewan Pimpinan Wilayah.

(5) Rapat Kerja Wilayah

a. Rapat Kerja Wilayah adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi program kerja hasil Musyawarah Wilayah.

b. Rapat Kerja Wilayah dilaksanakan minimal 2 (dua) kali dalam satu periode Kepengurusan, yaitu pada awal dan pertengahan periode Kepengurusan.

(6) Rapat Koordinasi Wilayah

a. Rapat Koordinasi Wilayah dapat diadakan sesuai kebutuhan Partai di tingkat Provinsi.

b. Mengkoordinasikan program dan kegiatan Partai di tingkat Provinsi untuk optimalisasi dan efektivitas pelaksanaannya.

(7) Rapat Konsultasi Wilayah adalah rapat yang diadakan antara Dewan Pimpinan Wilayah dengan Dewan Pertimbangan, dan Dewan Pakar Wilayah membahas permasalahan aktual dan sosialisasi kebijakan Partai di tingkat Provinsi.

(8) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Wilayah adalah rapat yang dihadiri oleh Dewan Pimpinan Wilayah dan Ketua Biro serta Ketua Badan/Lembaga Wilayah.

(26)

(9) Rapat Harian Dewan Pimpinan Wilayah adalah Rapat yang dihadiri oleh Dewan Pimpinan Wilayah membahas berbagai permasalahan Partai di tingkat Provinsi.

(10) Rapat Dewan Pertimbangan Wilayah adalah rapat yang dihadiri Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Dewan Pertimbangan membahas permasalahan aktual dan atau merumuskan solusi atas permasalahan Partai di tingkat Provinsi untuk disampaikan kepada Dewan Pimpinan Wilayah.

(11) Ketentuan tentang musyawarah dan rapat-rapat Partai tingkat Provinsi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 54

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT TINGKAT KABUPATEN/KOTA (1) Musyawarah dan Rapat-Rapat Tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari :

a. Musyawarah Daerah/Musyawarah Daerah Luar Biasa b. Rapat Pimpinan Daerah

c. Rapat Kerja Daerah d. Rapat Koordinasi Daerah e. Rapat Konsultasi Daerah

f. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah g. Rapat Harian Dewan Pimpinan Daerah h. Rapat Dewan Penasehat

(2) Musyawarah Daerah :

a. Musyawarah Daerah adalah pemegang kekuasaan Partai di tingkat Kabupaten/Kota yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun dan dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Daerah.-

b. Musyawarah Daerah berwenang :

i. Menetapkan Program Kerja Partai di tingkat Kabupaten/Kota.

ii. Menilai pertanggungjawaban Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah.

iii. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah dan Anggota Formatur, Ketua Dewan Pimpinan Daerah terpilih ditetapkan menjadi Ketua Formatur dan bersama Anggota Formatur menyusun komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Daerah.

iv. Menetapkan komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Penasehat dan Dewan Pakar Tingkat Kabupaten/Kota.

v. Menetapkan keputusan-keputusan Partai di tingkat Kabupaten/Kota lain.

(3) Musyawarah Daerah Luar Biasa :

a. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan dalam keadaan luar biasa dan atau mendesak, diadakan atas permintaan tertulis dari sekurang- kurangnya 2/3 (dua per tiga) Dewan Pimpinan Cabang dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Wilayah, serta dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Daerah Luar Biasa.

(27)

b. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan antara lain disebabkan : i. Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah dalam keadaan terancam.

ii. Dewan Pimpinan Daerah melanggar Peraturan Perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, atau

iii. Dewan Pimpinan Daerah tidak dapat melaksanakan Amanat atau Keputusan Musyawarah Daerah sehingga Kepengurusan Partai di tingkat Kabupaten/Kota tidak berjalan sesuai dengan fungsi, tujuan dan atau target yang ditetapkan.

c. Musyawarah Daerah Luar Biasa mempunyai kedudukan dan kewenangan yang sama dengan Musyawarah Daerah.

d. Dewan Pimpinan Daerah wajib memberikan pertanggung jawaban atas diselenggarakannya Musyawarah Daerah Luar Biasa.

(4) Rapat Pimpinan Daerah :

a. Rapat Pimpinan Daerah mempunyai wewenang mengambil keputusan di bawah Musyawarah Daerah.

b. Rapat Pimpinan Daerah mempunyai wewenang mengambil keputusan- keputusan selain yang menjadi wewenang Musyawarah Daerah.

c. Rapat Pimpinan Daerah diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh Dewan Pimpinan Daerah.

(5) Rapat Kerja Daerah :

a. Rapat Kerja Daerah adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi program kerja hasil Musyawarah Daerah.

b. Rapat Kerja Daerah dilaksanakan minimal 2 (dua) kali dalam satu periode Kepengurusan, yaitu pada awal dan pertengahan periode Kepengurusan.

(6) Rapat Koordinasi Daerah :

a. Rapat Koordinasi Daerah dapat diadakan sesuai kebutuhan Partai di tingkat Kabupaten/Kota.

b. Mengkoordinasikan program dan kegiatan Partai di tingkat Kabupaten/Kota untuk optimalisasi dan efektivitas pelaksanaannya.

(7) Rapat Konsultasi Daerah adalah rapat yang diadakan antara Dewan Pimpinan Daerah dengan Dewan Penasehat, dan Dewan Pakar Daerah membahas permasalahan aktual dan sosialisasi kebijakan Partai di tingkat Kabupaten/Kota.

(8) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah adalah rapat yang dihadiri oleh Dewan Pimpinan Daerah dan Ketua Biro serta Ketua Badan/Lembaga Daerah.

(9) Rapat Harian Dewan Pimpinan Daerah adalah Rapat yang dihadiri oleh Dewan Pimpinan Daerah membahas berbagai permasalahan Partai di tingkat Kabupaten/

Kota.

(10) Rapat Dewan Penasehat adalah rapat yang dihadiri Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Dewan Penasehat membahas permasalahan aktual dan atau merumuskan solusi atas permasalahan Partai di tingkat Kabupaten/Kota untuk disampaikan kepada Dewan Pimpinan Daerah.

(28)

(11) Ketentuan tentang musyawarah dan rapat-rapat Partai tingkat Kabupaten/Kota diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 55

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT TINGKAT KECAMATAN (1) Musyawarah dan Rapat-Rapat Tingkat Kecamatan terdiri dari :-

a. Musyawarah Cabang/Musyawarah Cabang Luar Biasa b. Rapat Pimpinan Cabang

c. Rapat Koordinasi Cabang (2) Musyawarah Cabang

a. Musyawarah Cabang adalah pemegang kekuasaan Partai di tingkat Kecamatan yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun dan dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Cabang.

b. Musyawarah Cabang berwenang :

i. Menetapkan kegiatan Partai di tingkat Kecamatan.

ii. Menilai pertanggung jawaban Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang.

iii. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang dan Anggota Formatur, Ketua Dewan Pimpinan Cabang terpilih ditetapkan menjadi Ketua Formatur dan bersama Anggota Formatur menyusun komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Cabang.

iv. Menetapkan Dewan Pimpinan Cabang.

(3) Musyawarah Cabang Luar Biasa

a. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan dalam keadaan luar biasa dan atau mendesak, diadakan atas permintaan tertulis dari sekurang- kurangnya 2/3 (dua per tiga) Dewan Pimpinan Anak Cabang dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Daerah, serta dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Cabang Luar Biasa.

b. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan antara lain disebabkan : i. Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang dalam keadaan terancam.

ii. Dewan Pimpinan Cabang melanggar Peraturan Perundang--undangan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, atau

iii. Dewan Pimpinan Cabang tidak dapat melaksanakan Amanat atau Keputusan Musyawarah Cabang sehingga Kepengurusan Partai di tingkat Kecamatan tidak berjalan sesuai dengan fungsi, tujuan dan atau target yang ditetapkan.

c. Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kedudukan dan kewenangan yang sama dengan Musyawarah Cabang.

d. Dewan Pimpinan Cabang wajib memberikan pertanggungjawaban atas diselenggarakannya Musyawarah Cabang Luar Biasa.

(4) Rapat Pimpinan Cabang

a. Rapat Pimpinan Cabang mempunyai wewenang mengambil keputusan di

(29)

bawah Musyawarah Cabang.

b. Rapat Pimpinan Cabang mempunyai wewenang mengambil keputusan—

keputusan selain yang menjadi wewenang Musyawarah Cabang.

c. Rapat Pimpinan Cabang diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh Dewan Pimpinan Cabang.

(5) Rapat Koordinasi Cabang

a. Rapat Koordinasi Cabang dapat diadakan sesuai kebutuhan Partai di tingkat Kecamatan.

b. Mengkoordinasikan program dan kegiatan Partai di tingkat Kecamatan untuk optimalisasi dan efektivitas pelaksanaannya.

Pasal 56

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT TINGKAT DESA/KELURAHAN ATAU SEBUTAN LAIN

(1) Musyawarah dan Rapat-Rapat Tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain terdiri : a. Musyawarah Anak Cabang/Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa

b. Rapat Pimpinan Anak Cabang c. Rapat Koordinasi Anak Cabang (2) Musyawarah Anak Cabang

a. Musyawarah Anak Cabang adalah pemegang kekuasaan Partai di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun dan dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Anak Cabang.

b. Musyawarah Anak Cabang berwenang :

i. Menetapkan kegiatan Partai di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain.

ii. Menilai pertanggung jawaban Kepengurusan Dewan Pimpinan Anak Cabang.

iii. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang dan Anggota Formatur, Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang terpilih ditetapkan menjadi Ketua Formatur dan bersama Anggota Formatur menyusun komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Anak Cabang.

iv. Menetapkan Dewan Pimpinan Anak Cabang.

(3) Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa

a. Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, karena adanya permintaan sekurang-kurangnya dari 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Cabang, serta dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa.

b. Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa diselenggarakan antara lain disebabkan:

i. Kepengurusan Dewan Pimpinan Anak Cabang dalam keadaan terancam.

(30)

ii. Dewan Pimpinan Anak Cabang melanggar Peraturan Perundang- undangan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, atau iii. Dewan Pimpinan Anak Cabang tidak dapat melaksanakan Amanat atau

Keputusan Musyawarah Anak Cabang sehingga Kepengurusan Partai di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain tidak berjalan sesuai dengan fungsi, tujuan dan atau target yang ditetapkan.

c. Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa mempunyai kedudukan dan kewenangan yang sama dengan Musyawarah Anak Cabang.

d. Dewan Pimpinan Anak Cabang wajib memberikan pertanggung jawaban atas diselenggarakannya Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa.

(4) Rapat Pimpinan Anak Cabang

a. Rapat Pimpinan Anak Cabang mempunyai wewenang mengambil keputusan di bawah Musyawarah Anak Cabang

b. Rapat Pimpinan Anak Cabang mempunyai wewenang mengambil keputusan- keputusan selain yang menjadi wewenang Musyawarah Anak Cabang.

c. Rapat Pimpinan Anak Cabang diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh Dewan Pimpinan Anak Cabang.

(5) Rapat Koordinasi Anak Cabang

a. Rapat Koordinasi Anak Cabang dapat diadakan sesuai kebutuhan Partai di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain.

b. Mengkoordinasikan program dan kegiatan Partai di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain untuk optimalisasi dan efektivitas pelaksanaannya.

Pasal 57

Peserta Musyawarah dan Rapat-Rapat Partai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55, Pasal 56, Pasal 57 dan Pasal 58 diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

BAB XVIII

QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 58

QUORUM

(1) Musyawarah atau Rapat-Rapat Partai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55, Pasal 56, Pasal 57 dan Pasal 58 adalah apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya 1/2 + 1 (satu per dua ditambah satu) jumlah Peserta.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang quorum Musyawarah atau Rapat-Rapat Partai sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

Pasal 59

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

(1) Pengambilan keputusan Musyawarah atau Rapat-Rapat Partai pada dasarnya

(31)

dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak mencapai mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

(2) Dalam hal Musyawarah atau Rapat-Rapat Partai mengambil keputusan tentang pemilihan Pimpinan Partai di semua tingkatan, sekurang-kurangnya disetujui oleh 1/2 + 1 (setengah ditambah satu) jumlah Peserta yang hadir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1.

(3) Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga : a. Wajib disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Peserta

yang hadir.

b. Keputusan adalah sah apabila diambil dengan persetujuan sekurang- kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Peserta yang hadir.

(4) Ketentuan lebih lanjut tentang pengambilan keputusan Musyawarah atau Rapat- Rapat Partai diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

BAB XIX KEUANGAN

Pasal 60 (1) Keuangan Partai diperoleh dari :

a. Iuran Anggota dan Anggota Legislatif atau Ekskutif di semua tingkatan.

b. Sumbangan yang sah menurut hukum dan tidak mengikat.

c. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau

d. Usaha-usaha lain yang sah.

(2) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat berupa uang, barang, dan atau jasa.

(3) Tata laksana keuangan dan kekayaan Partai diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XX

PENYELESAIAN PERMASALAHAN HUKUM Pasal 61

(1) Partai sebagai badan hukum diwakili oleh Dewan Pimpinan Pusat di dalam dan di luar pengadilan.

(2) Dewan Pimpinan Pusat Partai dapat melimpahkan kewenangan sebagaimana tersebut dalam ayat (1) kepada Dewan Pimpinan atau Pengurus Partai sesuai dengan tingkatan masing-masing.-

(3) Untuk perselisihan internal Partai diselesaikan oleh Mahkamah Partai.

(4) Ketentuan lebih lanjut tentang penyelesaian permasalahan hukum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Partai.

(32)

BAB XXI

PEMBUBARAN DAN PENGGABUNGAN PARTAI Pasal 62

PEMBUBARAN PARTAI (1) Partai bubar apabila :

a. Membubarkan diri atas keputusan sendiri.

b. Menggabungkan diri dengan Partai Politik lain, atau c. Dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi.

(2) Dalam hal Partai membubarkan diri atas keputusan sendiri sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, pembubaran Partai hanya dapat diusulkan oleh Majelis Tinggi Partai dan diusulkan oleh 2/3 (dua per tiga) Dewan Pimpinan Wilayah ditambah 1/2 (satu per dua) Dewan Pimpinan Daerah, dan disetujui dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa yang khusus diadakan untuk itu.

(3) Dalam hal pengambilan keputusan tentang Pembubaran Partai, Musyawarah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh seluruh peserta dan Keputusan Musyawarah dinyatakan sah apabila disetujui secara aklamasi peserta yang hadir.

(4) Dalam hal Partai dibubarkan, maka kekayaan Partai dapat diserahkan kepada badan atau lembaga sosial di Indonesia sesuai keputusan Musyawarah.

Pasal 63

PENGGABUNGAN PARTAI

(1) Penggabungan Partai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) huruf b dapat dilakukan dengan cara :

a. menggabungkan diri membentuk Partai Politik baru dengan nama, lambang, dan tanda gambar baru, atau

b. menggabungkan diri dengan menggunakan nama, lambang, dan tanda gambar salah satu Partai Politik.

(2) Partai Politik baru hasil penggabungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

(3) Partai Politik yang menerima penggabungan Partai Politik lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

BAB XXII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 64

(1) Anggaran Dasar Partai dapat diubah dengan keputusan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa dengan ketentuan bahwa azas Partai sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 Anggaran Dasar ini mutlak tidak dapat diubah.

(33)

(2) Peraturan yang ada tetap berlaku selama belum diadakan perubahan.

BAB XXIII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 65

(1) Peraturan-peraturan, struktur-struktur dan badan-badan Partai yang ada tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

(2) Selama peraturan-peraturan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar ini belum ditetapkan, maka Peraturan-peraturan Organisasi Partai yang ditetapkan sebelumnya tetap berlaku.

(3) Peraturan Organisasi berdasarkan Anggaran Dasar ini ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak Anggaran Dasar ini ditetapkan.

(4) Struktur Kepengurusan Partai di semua tingkatan, lembaga atau organisasi terkait Partai wajib disesuaikan dengan ketentuan Anggaran Dasar ini.

BAB XXIV PENUTUP Pasal 66

(1) Hal-hal yang belum dan atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar, ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Organisasi Partai.

(2) Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar, dan merupakan satu kesatuan dalam Anggaran Dasar.

(3) Anggaran Dasar ini dimulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Rapat Pleno diadakan untuk membahas hasil Rapat Pengurus Internal Partai, Rapat Pengurus Bidang Pemerintahan, dan Rapat Pengurus Bidang Kerakyatan yang dihadiri oleh

 Memimpin organisasi YRF Kabupaten/Kota dan menjalankan segala ketentuan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Keputusan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) HMTS-UNISBA hanya dapat diubah dalam rapat umum anggota (RUA) HMTS-UNISBA yang diadakan khusus untuk itu dan dihadiri

Perubahan  Anggaran  Rumah  Tangga  ini  hanya  dapat  dilakukan  oleh Rapat  Anggota  berdasarkan  keputusan  Rapat  Anggota   yang   dihadiri minimal   2/3  

(2) Dalam hal pembentukan struktur dan/atau kepengurusan Partai pada suatu kabupaten/kota atau kecamatan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia belum dapat dilakukan,

(1) Perubahan ketentuan Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dilakukan melalui Rapat Umum Anggota yang secara khusus diselenggarakan untuk maksud tersebut. (2) Perubahan

(1) Sekretaris Jenderal adalah DPP Partai yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan tata kelola organisasi kepartaian, merancang peraturan dan keputusan Partai,

Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Rapat Anggota, kontrak Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Rapat Anggota, kontrak kerja dan ketentuan lainnya yang