• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 01 TAHUN 2009

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PALANGKA RAYA,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah maka perlu disesuaikan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kota Palangka Raya; b. bahwa Kota Palangka Raya telah menetapkan Peraturan Daerah tentang Urusan

Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Palangka Raya, yang digunakan sebagai pedoman dalam penetapan organisasi perangkat daerah sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kota Palangka Raya;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kotapraja Palangka Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2753);

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) dan diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3149);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

(2)

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826);

10. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 32 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Pemecahan dan Penggabungan Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah kota Palangka Raya Tahun 2002 Nomor 32);

11. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 08 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah kota Palangka Raya Tahun 2008 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Nomor 01)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALANGKA RAYA dan

WALIKOTA PALANGKA RAYA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

3. Daerah adalah Daerah Kota Palangka Raya;

4. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah; 5. Walikota adalah Walikota Palangka Raya;

6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya;

8. Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan;

9. Pelimpahan Urusan adalah penyerahan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kota Palangka Raya kepada Camat dan Lurah;

10. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kota Palangka Raya;

11. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan urusan pemerintahan dari Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan;

(3)

12. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kota Palangka Raya dalam Wilayah Kerja Kecamatan;

13. Lurah adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja Kelurahan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan urusan pemerintahan dari Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan;

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kota Palangka Raya.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Pertama

KECAMATAN Paragraf 1

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 3

(1) Camat Berkedudukan di Kecamatan;

(2) Kecamatan merupakan perangkat daerah Pemerintah Kota Palangka Raya sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat;

(3) Camat bertanggung jawab kepada Walikota Palangka Raya melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 4

(1) Camat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah Kecamatan;

(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh perangkat Kecamatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat;

(3) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Camat melaksanakan sebagian wewenang urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota;

Pasal 5

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 4, Camat menyelenggarakan fungsi :

a. Menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan umum, pembinaan pertanahan, pembinaan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat;

b. Membina pemerintahan Kelurahan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban wilayah Kecamatan; c. Membina pembangunan masyarakat Kelurahan yang meliputi pembinaan perekonomian, produksi,

pembangunan dan lingkungan hidup serta pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan perempuan; d. Mengoordinasikan penerapan dan penegakkan peraturan perundang-undangan;

e. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

f. Melaksanakan pembinaan lembaga kemasyarakatan dan kesejahteraan sosial serta pemberdayaan masyarakat;

(4)

h. Melaksanakan pembinaan adat istiadat dan penegakkan hukum adat diwilayah Kecamatan bersama dengan Damang setempat;

i. Menyusun program kerja, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga Kecamatan Pasal 6

(1) Selain tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1), Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota Palangka Raya untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek :

a. Perizinan; b. Rekomendasi; c. Koordinasi; d. Pembinaan; e. Pengawasan; f. Fasilitasi; g. Penetapan;

h. Penyelenggaraan dan kewenangan lain yang dilimpahkan.

(2) Pelaksanaan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dimaksud pada ayat (1) mencakup penyelenggaraan urusan pemerintahan pada lingkup Kecamatan sesuai peraturan perundang-undangan dan dilakukan berdasarkan kriteria eksternalitas dan efisiensi dan akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Paragraf 2 Susunan Organisasi

Pasal 7

Susunan Organisasi Kecamatan, terdiri dari : a. Camat;

b. Sekretariat, terdiri dari :

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan;

3) Sub Bagian Perencanaan; c. Seksi Tata Pemerintahan;

d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan; e. Seksi Ketentraman dan ketertiban;

f. Seksi Kesejahteraan Sosial; g. Seksi Pelayanan Masyarakat; h. Kelompok Jabatan Fungsional;

Bagian Kedua KELURAHAN

Paragraf 1

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 8

(1) Lurah Berkedudukan di Kelurahan;

(2) Kelurahan merupakan perangkat daerah Pemerintah Kota Palangka Raya sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Lurah

(3) Lurah bertanggung jawab kepada Walikota Palangka Raya melalui Camat.

Pasal 9

(1) Lurah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah Kelurahan;

(5)

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lurah melaksanakan sebagian wewenang urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota;

(3) Pelaksanaan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dimaksud pada ayat (2) mencakup penyelenggaraan urusan pemerintahan pada lingkup Kelurahan sesuai peraturan perundang-undangan dan dilakukan berdasarkan kriteria eksternalitas dan efisiensi dan akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 10

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 9, Lurah mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan Kelurahan;

b. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat diwilayah kelurahan; c. Melaksanakan pelayanan masyarakat;

d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum e. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum f. Pembinaan lembaga kemasyarakatan;

Paragraf 2 Susunan Organisasi

Pasal 11

Susunan Organisasi Kelurahan, terdiri dari : a. Lurah;

b. Sekretaris;

c. Seksi Pemerintahan;

d. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat; e. Seksi Ketentraman dan Ketertiban;

f. Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pelayanan Masyarakat; g. Kelompok Jabatan Fungsional;

BAB IV

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 12

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Camat atau Lurah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Pasal 13

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada pasal 12 terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya; (2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud ayat (1) dipimpin oleh seorang tenaga fungsional yang senior

yang ditunjuk oleh Camat dan Lurah dan bertanggung jawab kepada Camat dan Lurah;

(3) Jumlah jabatan dan tenaga fungsional sebagaimana dimaksud ayat (2) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;

(4) Jenis jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

BAB V

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI Pasal 14

(1) Bagan Struktur Organisasi Kecamatan dan Kelurahan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini;

(6)

(2) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini

BAB VI

TATA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA Bagian Kesatu

KECAMATAN

Tata Kerja dan Hubungan Kerja Kecamatan Pasal 15

(1) Camat melakukan koordinasi dengan Kecamatan disekitarnya;

(2) Camat mengkoordinasikan unit kerja di wilayah kerjanya untuk peningkatan kinerja Kecamatan serta melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di Kecamatan;

(3) Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melakukan kegiatan pemerintahan dan pembangunan di wilayah Kecamatan wajib melakukan koordinasi dengan Camat;

Pasal 16

(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris Camat yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat;

(2) Seksi dan Sub Bagian dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Camat.

Pasal 17

Dalam hal Camat berhalangan melaksanakan tugas, maka Camat dapat menunjuk Sekretaris atau seorang Kepala Seksi untuk mewakili dengan memperhatikan senioritas dalam Daftar Urut Kepangkatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 18

(1)

Setiap Pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Kecamatan bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan, memberikan petunjuk-petunjuk pengendalian dan pengawasan dalam pelaksanaan tugas kepada bawahannya masing-masing;

(2)

Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Kecamatan wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala dan tepat waktu;

(3)

Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplifikasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar unit organisasi yang lain sesuai dengan tugasnya;

(4)

Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan satuan organisasi dari bawah diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijaksanaan lebih lanjut.

Pasal 19

(1) Para Kepala Seksi dan Sub Bagian menyampaikan laporan tepat pada waktunya kepada Sekretaris Kecamatan sesuai dengan lingkup tugasnya, selanjutnya Sekretaris menyusun laporan tersebut untuk disampaikan tepat waktu kepada Camat sebagai bahan laporan kepada Walikota;

(2) Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja;

(7)

Bagian Kedua KELURAHAN

Tata Kerja dan Hubungan Kerja Kelurahan

Pasal 20

Tata Kerja Kelurahan

(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris Lurah yang berad (2) a dibawah dan bertanggung jawab kepada Lurah;

(3) Seksi dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Lurah melalui Sekretaris Lurah;

Pasal 21

Hubungan Kerja Kelurahan

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Lurah melakukan koordinasi dengan Camat, Satuan Kerja Perangkat Daerah dan instansi vertikal yang berada diwilayah kerjanya;

(2) Hubungan kerja antara Kelurahan dan Lembaga Kemasyarakatan bersifat konsultatif dan koordinatif.

Pasal 22

Dalam hal Lurah berhalangan melaksanakan tugas, maka Lurah dapat menunjuk Sekretaris atau seorang Kepala Kepala Seksi untuk mewakili dengan memperhatikan senioritas dalam Daftar Urut Kepangkatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 23

(1) Setiap Pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Kelurahan bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan, memberikan petunjuk-petunjuk pengendalian dan pengawasan dalam pelaksanaan tugas kepada bawahannya masing-masing;

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Kelurahan wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala dan tepat waktu;

(3) Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplifikasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar unit organisasi yang lain sesuai dengan tugasnya;

(4) Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan satuan organisasi dari bawah diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijaksanaan lebih lanjut.

Pasal 24

(1) Para Kepala Seksi menyampaikan laporan tepat pada waktunya kepada Sekretaris Kelurahan sesuai dengan lingkup tugasnya, selanjutnya Sekretaris menyusun laporan tersebut untuk disampaikan tepat waktu kepada Lurah sebagai bahan laporan kepada Walikota melalui Camat;

(2) Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja;

(8)

BAB VII KEPEGAWAIAN

Pasal 25

(1) Camat, Sekretaris, Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian serta para pejabat fungsional di lingkungan Kecamatan diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Sekretaris Daerah.

(2) Lurah, Sekretaris, dan Kepala Seksi serta para pejabat fungsional di lingkungan Kelurahan diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Sekretaris Daerah melalui Camat berdasarkan pertimbangan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Kota Palangka Raya;

(3) Eselonisasi Camat dan perangkatnya disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(4) Eselonisasi Lurah dan perangkatnya disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(5) Pejabat lainnya dilingkungan Kecamatan dan Kelurahan diangkat dan diberhentikan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(6) Bahwa dalam pengangkatan dan penempatan jabatan struktural tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) harus sesuai dengan keahlian dan kemampuan teknis bidang pemerintahan.

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu

Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Paragraf 1

Pembinaan Umum Pasal 26

(1) Pembinaan umum penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Provinsi;

(2) Pembinaan teknis dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan dilakukan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya;

(3) Pembinaan teknis dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan dilakukan oleh Camat;

Paragraf 2

Pembinaan Teknis dan Pengawasan Pemerintah Kota Palangka Raya Pasal 27

Pembinaan teknis dan pengawasan Pemerintah Kota Palangka Raya sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat (2) meliputi :

a. Menetapkan pelimpahan sebagian tugas Walikota kepada Camat dan Lurah; b. Memberikan pedoman administrasi, tata naskah dinas dan pelaporan; c. Menetapkan alokasi dana dari APBD;

d. Mengawasi pengelolaan keuangan Kecamatan dan Kelurahan dan pendayagunaan aset daerah yang dikelola oleh Kecamatan dan Kelurahan;

e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan;

f. Memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat, lembaga adat beserta hak-hak tradisionalnya dalam pelaksanaan pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan;

(9)

g. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Camat dan Lurah dan perangkat Kecamatan dan Kelurahan;

h. Menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi Camat dan Lurah yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan;

i. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan;

j. Melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan perkotaan;

Paragraf Ketiga

Pembinaan Teknis dan Pengawasan Camat Pasal 28

Pembinaan Teknis dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat (3) meliputi : a. Memfasilitasi administrasi tata pemerintahan Kelurahan;

b. Memfasilitasi pengelolaan keuangan Kelurahan dan pendayagunan aset daerah yang dikelola oleh Kelurahan;

c. Memfasilitasi penerapan dan penegakkan peraturan perundang-undangan; d. Memfasilitasi pelaksanaan tugas Lurah dan perangkat Kelurahan;

e. Memfasilitasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; f. Memfasilitasi pengembangan lembaga kemasyarakatan;

g. Memfasilitasi pembangunan partisipatif;

h. Memfasilitasi kerjasama dengan pihak ketiga, dan;

i. Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat kelurahan;

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29

Pelimpahan kewenangan ke Kecamatan dan Kelurahan yang diatur dalam Peraturan Walikota sudah ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan setelah Peraturan Daerah ini ditetapkan;

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 30

(1) Uraian tugas secara rinci akan ditetapkan dengan Peraturan Walikota;

(2) Hal-hal yang belum diatur pada Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Peraturan Walikota;

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 31

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 06 Tahun 2003 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Kecamatan dan Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 13 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Kelurahan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(10)

Pasal 32

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Palangka Raya.

Ditetapkan di Palangka Raya pada tanggal 16 Pebruari 2009 WALIKOTA PALANGKA RAYA,

ttd

H.M. RIBAN SATIA Diundangkan di Palangka Raya

pada tanggal 16 Pebruari 2009

Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA PALANGKA RAYA,

ttd

JAMILAH YA’KUB

LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2009 NOMOR 01

LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 01 TAHUN 2009

TANGGAL 16 PEBRUARI 2009

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN KECAMATAN

Sub Bagian

Keuangan

Sub Bagian

Umum dan

Kepegawaian

Sub Bagian

Perencanaan

SEKRETARIAT

CAMAT

Seksi

Ketentraman

dan

Ketertiban

Seksi Tata

Pemerintahan

Seksi

Pelayanan

Masyarakat

Seksi

Pemberdayaan

Masyarakat

Kelurahan

Seksi

Kesejahtera

an Sosial

Kelompok Jabatan

Fungsional

(11)

WALIKOTA PALANGKA,RAYA,

ttd

H.M. RIBAN SATIA

W

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 01 TAHUN 2009

TANGGAL 16 PEBRUARI 2009

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN KELURAHAN

WALIKOTA PALANGKA RAYA,

ttd

Kelompok Jabatan

Fungsional

SEKRETARIS

Seksi

Pemerintahan

Seksi

Ketentraman dan

Ketertiban

Seksi Kesejahteraan

Sosial dan Pelayanan

Masyarakat

Seksi Pembangunan

dan Pemberdayaan

Masyarakat

(12)

H.M. RIBAN SATIA

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 01 TAHUN 2009

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

I. UMUM

Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada Pemerintah Daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah telah mendorong terjadinya perubahan baik secara struktural, fungsional maupun kultural dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah, dimana salah satu perubahan yang sangat esensial yaitu menyangkut kedudukan, tugas pokok dan fungsi Kecamatan dan Kelurahan yang sebelumnya merupakan perangkat wilayah dalam kerangka dekonsentrasi berubah menjadi perangkat daerah dalam kerangka desentralisasi.

Pengaturan penyelenggaraan Kecamatan dan Kelurahan baik dari sisi pembentukan, kedudukan, tugas dan fungsinya secara legalistik diatur dengan Peraturan Pemerintah dan sebagai perangkat daerah Camat dan Lurah mendapatkan pelimpahan kewenangan yang bermakna urusan pelayanan masyarakat serta mengemban penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu struktur organisasi adalah adanya urusan nyata pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang sesuai dengan Pasal 12 ayat (1) harus dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah serta ayat (2) yang menegaskan bahwa pembagian kewenangan dimaksud menjadi dasar daripada penyusunan struktur organisasi perangkat daerah.

Selain dari Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, dasar penyusunan organisasi perangkat daerah Kecamatan dan Kelurahan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah dimana Kecamatan selain melaksanakan tugas umum pemerintahan

(13)

juga melaksanakan sebagian sebagian kewenangan urusan otonomi daerah yang dilimpahkan oleh Walikota.

Khusus untuk Kecamatan, kedudukan dan kewenangannya ditegaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan yakni selain tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dalam Pasal 15 ayat (2) Camat juga melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota demikian pula Kelurahan kedudukan dan kewenangannya ditegaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan yakni selain tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dalam Pasal 4 ayat (2) Lurah juga melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota.

Jelaslah pada prinsipnya, pembentukan struktur organisasi pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan lebih diletakkan pada fungsi vital pelayanan publik kepada masyarakat sebagai fasilitatir dan yang secara front line menerima masukan/usulan/saran langsung tentang berbagai sisi pembangunan dari masyarakat kepada Pemerintah Kota Palangka Raya.

Camat dan Lurah sebagai perangkat daerah memiliki kekhususan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya yaitu adanya suatu kewajiban mengintegrasikan nilai-nilai sosio kultural, menciptakan stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi dan budaya, ketentraman dan ketertiban wilayah dalam kerangka membangun integritas kesatuan wilayah.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan penanganan sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota yang meliputi beberapa aspek adalah sebagai berikut :

Aspek Perizinan yaitu bahwa camat dalam kapasitas wilayah tugasnya berwenang memberikan/menolak izin-izin tertentu sesuai dengan besaran kewenangan yang dilimpahkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Aspek Rekomendasi yaitu bahwa camat dalam kapasitas wilayah tugasnya berwenang memberikan/menolak pemberian rekomendasi atas suatu hal yang terkait dengan perizinan/kegiatan tertentu.

Aspek Koordinasi yaitu peran serta camat sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan lingkup kewenangan yang dilimpahkan, baik koordinasi intern lingkup pemerintahan kecamatan maupun koordinasi ekstern dengan SKPD serta lembaga vertikal lainnya.

Aspek Pembinaan yaitu melaksanakan pembinaan bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dalam pelimpahan kewenangan pemerintahan dari kepala daerah, diluar daripada yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan (UU, PP dan peraturan lain).

Aspek Pengawasan yaitu melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan besaran pelimpahan kewenangan yang ditetapkan, yang semula merupakan tugas SKPD lain namun karena pertimbangan keterdekatan wilayah dan waskat telah dilimpahkan oleh kepala daerah kepada camat.

Aspek Fasilitasi yaitu fungsi sebagai inspirator maupun mediator dalam menjembatani kepentingan antara masyarakat dengan pemerintah daerah sesuai lingkup pelimpahan kewenangan yang ditetapkan.

Aspek Penetapan yaitu merupakan fungsi legalitas formal atas kepentingan dan hal ulayat masyarakat.

Aspek Penyelenggaraan yaitu menjamin keterlaksanaan dan kelancaran kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan diluar dari tugas umum pemerintahan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

(14)

Aspek Kewenangan lain yang dilimpahkan yaitu pelaksanaan jenis-jenis kewenangan tambahan yang dinilai relevan dan mampu dilaksanakan oleh camat dengan memperhatikan potensi dan tipikal wilayah bersangkutan.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “eksternalitas” adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. Apabila dampak yang timbul bersifat internal Kecamatan maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan Camat.

Yang dimaksud “efisiensi” adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan dengan memperhatikan daya guna tertinggi yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan dilingkup Kecamatan.

Pasal 7

Susunan organisasi pemerintahan kecamatan sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan pada pasal 23 jumlahnya dibatasi terdiri dari 1 Sekretaris yang membawahi paling banyak 3 (tiga) sub bagian serta paling banyak 5 (lima) seksi.

Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11

Struktur Kelurahan Pemerintah Kota Palangka Raya sesungguhnya telah sesuai dengan batasan maksimal pada PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan PP Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan yang terdiri dari 1 Sekretaris dan paling banyak 4 (empat) Seksi, namun secara legalitas hukum dapat disebutkan bahwa dasar hukum yang digunakan adalah PP Nomor 8 Tahun 2003 tentang Penataan Organisasi Perangkat Daerah yang secara de facto dan de jure telah dicabut oleh PP Nomor 41 Tahun 2007 hingga secara redaksional perlu dilakukan penyesuaian. Pasal 12

Jabatan Fungsional dimaksud adalah jabatan fungsional sesuai keahlian dan kebutuhan Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18

Yang dimaksud dengan “koordinasi” adalah peran serta para pemegang jabatan dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dan “integrasi” adalah penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang dilaksanakan secara terpadu dalam organisasi perangkat daerah sesuai dengan norma, prinsip dan standar yang berlaku dan “simplifikasi” adalah penyederhanaan penataan organisasi perangkat daerah yang efisien, efektif, rasional dan proporsional.

Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Cukup jelas

(15)

Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Ayat (3)

Peningkatan eselon III.b bagi Sekretaris Camat adalah sesuai dengan Pasal 35 ayat (4) PP Nomor 41 Tahun 2007, guna menguatkan fungsi kesekretariatan sebagai unsur staf dalam rangka koordinasi penyusunan program dan tugas-tugas seksi secara terpadu serta tugas pelayanan administratif. Guna fungsi penguatan tersebut pula dimunculkan maksimal 3 (tiga) sub bagian dibawah Sekretaris Camat untuk membantu pelaksanaan tugas koordinasi tersebut dengan jabatan struktural setingkat eselon IV.b sesuai Pasal 35 ayat (6) PP Nomor 41 Tahun 2007.

Ayat (6)

Yang dimaksud dengan keahlian dan kemampuan teknis bidang pemerintahan yaitu menguasai bidang pemerintahan dibuktikan dengan ijazah diploma/sarjana pemerintahan dan pernah bertugas di desa, kelurahan atau kecamatan paling singkat 2 (dua) tahun.

Pasal 26

Yang dimaksud dengan Pembinaan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi selaku wakil Pemerintah di daerah dan oleh Pemerintah Daerah Kab./Kota untuk mewujudkan tercapainya tujuan program pembangunan dalam kerangka otonomi daerah.

Yang dimaksud dengan Pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar proses pemerintahan dan pembangunan berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 27 Cukup jelas Pasal 28 Cukup jelas Pasal 29 Cukup jelas Pasal 30 Cukup jelas Pasal 31 Cukup jelas Pasal 32 Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Not Verified IUIPHHK UD Fira Karya Mandiri tidak memiliki Nomor Induk Kepabean (NIK) dan tidak melakukan ekspor produksinya yang berupa kayu gergajian karena sesuai

Jenis resin ini tidak dapat memisahkan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, tetapi dapat menghilangkan kation yang berasasl dari garam karbonat ntuk membentuk asam

"Aku harus bertanggung jawab sepenuhnya" kembali patih Dipa membajakan kebulatan tekadnya "jika jin2 dan roh2 jahat itu mencelakai aku sehingga

Foto Spora V-AM sebelum dan sesudah penanaman sentang dan sorgum.. Beberapa spora V-AM sebelum penanaman sentang

Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan hasil belajar Matematika melalui Model

Vinyl adalah jenis dan tipe plastik yang dibuat dari etilena yang biasa ditemukan dalam minyak mentah dan klorin yang biasa ditemukan dalam garam biasa.. Vinyl

Aplikasi sms server pada SMK YAPENKOS ini juga dapat membantu sekolah untuk memberikan informasi kepada siswa dan menyebarkan informasi akademik kepada

Hasil korelasi parsial pertama me- nunjukkan bahwa dengan mengontrol variabel harapan dan dukungan sosial keluarga, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara optimisme