• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.DARAH 1.1. KOMPONEN DARAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.DARAH 1.1. KOMPONEN DARAH"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

1.DARAH

Darah berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya darah. Dalam darah terkandung

hemoglobin

yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Hemoglobin merupakan protein

pengangkut oksigen.

1.1. KOMPONEN DARAH

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah,

angka ini dinyatakan dalam nilai

hermatokrit

atau volume sel darah merah yang dipadatkan

yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang

membentuk medium cairan darah yang disebut

plasma darah

.

Korpuskula darah terdiri dari:

1.

Sel darah merah

atau

eritrosit

(sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai

nukleus sel

ataupun

organela

, dan tidak dianggap sebagai

sel dari

segi biologi

. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah

juga berperan dalam penentuan

golongan darah

. Orang yang kekurangan eritrosit menderita

penyakit

anemia

. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar

4 juta sel/cc darah. Kadar Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit

Anemia. Eritrosit berusia sekitar 120 hari.

1.

Keping-keping darah

atau

trombosit

(0,6 – 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses

pembekuan darah

. Normal berkisar antara

200.000-300.000 keping/mm³

1.

Sel darah putih

atau

leukosit

(0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap

sistem imun

tubuh dan bertugas untuk memusnahkan

benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Fungsi

utama dari leukosit tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang

masuk ke dalam tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi.

Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit

leukimia

, sedangkan orang yang

kekurangan leukosit menderita penyakit

leukopenia

. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar

antara 6000 – 9000 sel/cc darah.

Plasma darah

adalah bagian yang tidak mengandung sel

darah. Komposisi plasma darah :

1. Air

2. Protein

Protein plasma terdiri dari :

1. Albumin ( 57% )

(2)

2. Globulin ( 40% )

-Terdiri dari α1, α 2, ß , γ globulin.

-Berperan dlm kekebalan tubuh.

-Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam:

1. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen (Presipitin)

2. Antibodi yang dapat menguraikan antigen (Lisin)

3. Antibodi yang dapat menawarkan racun (Antitoksin)

3. Fibrinogen ( 3% )

-Mengandung faktor-faktor koagulasi

Serum adalah cairan berwarna kuning supernatan yg terdapat pada darah yg mengalami

koagulasi. Serum tidak mengandung fibrinogen, faktor koagulasi ( f. II, f.V , f. VIII ).

1.2. FUNGSI DARAH

Fungsi Umum Darah adalah :

1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)

2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)

3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)

4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

2. TRANSFUSI DARAH

Transfusi darah adalah tindakan memindahkan darah atau komponennya ke dalam sistim

pembuluh darah seseorang. Komponen darah yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh

seseorang adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi darah adalah

suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang

atau terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi.

Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan

sumbernya,yaitu transfusi allogenic dan transfusi autologus. Transfusi allogenic adalah darah

yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus

adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa

hari sebelumnya, dan setelah 3 hari ditransferkan kembali ke pasien.

2.1 TUJUAN TRANSFUSI DARAH

Tujuan dari transfusi darah atara lain :

(3)

2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin

pada klien anemia.

3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi (misalnya: faktor pembekuan

untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).

4. Meningkatkan oksigenasi jaringan.

5. Memperbaiki fungsi Hemostatis.

2.2 INDIKASI TRANSFUSI DARAH

Dalam pedoman WHO disebutkan :

1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.

2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang.

Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen

darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit,

trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan.

Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya adalah :

1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.

2. Anemia kronis.

3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.

4. Plasma loss atau hipoalbuminemia.

5. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja.

Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan

transfusi jika Hb<8 gr/dl.

2.3. JENIS TRANSFUSI DARAH

Darah lengkap (whole blood)

Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga mempunyai

kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong

darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam suhu

4°±2°C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara

bersamaan. Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah

lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif,

meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan

golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti

dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi.

Indikasi :

(4)

2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume

darah total.

Rumus kebutuhan whole blood

6 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

Ket :

-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal

-Hb pasien : Hb pasien saat ini

Darah lengkap ada 3 macam. Yaitu :

1. Darah Segar

Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan. Keuntungan

pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap termasuk faktor labil (V

dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik. Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu

yang tepat karena untuk pemeriksaan golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan

waktu lebih dari 4 jam dan resiko penularan penyakit relatif banyak.

1. Darah Baru

Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari donor. Faktor

pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi peningkatan kadar kalium,

amonia, dan asam laktat.

1. Darah Simpan

Darah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah tersedia setiap

saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang kerugiaannya ialah faktor

pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis. Kemampuan transportasi oksigen oleh

eritrosit menurun yang disebabkan karena afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga

oksigen sukar dilepas ke jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar

kalium, amonia, dan asam laktat tinggi.

Sel darah merah

Packed red cell

Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup atau septik

sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung kantong darah

yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4°±2°C. Lama simpan darah 24 jam dengan

sistem terbuka.

(3)

(5)

Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan

memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan

anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya.

Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh.

Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.

Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat

menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan kecepatan 1-2

mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.

Kebutuhan darah (ml) :

3 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

Ket :

-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal

-Hb pasien : Hb pasien saat ini

Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume darah

secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh adalah:

1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit

2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis

3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload berkurang

4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain.

Indikasi: :

1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.

2. Hemoglobin <8 gr/dl.

3. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama : (misalnya empisema, atau

penyakit jantung iskemik)

4. Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.

Dapat disebutkan bahwa :

Hb sekitar 5 adalah CRITICAL

Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE

Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL

(6)

Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah mencapai batas

TOLERABLE atau OPTIMAL

1. Frozen Wash Concentrated Red Blood Cells (Sel Darah Merah Pekat Beku yang

Dicuci)

Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.

1. Washed red cell

Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali dengan saline, sisa plasma

terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi human plasma. Kelemahan

washed red cell yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta masa simpan

yang pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired hemolytic anemia

dan exchange transfusion.

(3)

Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma

1. Darah merah pekat miskin leukosit

Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 4°±2°C, berguna untuk meningkatkan jumlah

eritrosit pada pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk

mengurangi reaksi panas dan alergi.

(6)

White Blood Cells (WBC atau leukosit)

Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma dihilangkan 80 % ,

biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui golongan darah

ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena

komponen ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan

tranfusi dan disambung dengan antibiotik.

Indikasi :

Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan kultur

darah positif, demam persisten /38,3° C dan granulositopenia).

Suspensi trombosit

Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang disebabkan oleh

kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat menyebabkan

pembentukan thrombocyte antibody pada penderita.

(3)

Transfusi trombosit terbukti

bermanfaat menghentikan perdarahan karena trombositopenia. Komponen trombosit

mempunyai masa simpan sampai dengan 3 hari.

(2)

Indikasi pemberian komponen trombosit ialah :

1. Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah trombositnya

kurang dari 50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada trombocytopenic purpura,

leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang karena

pemberian sitostatika terhadap tumor ganas.

(7)

2. Splenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal juga

memerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah.

Rumus Transfusi Trombosit

BB x 1/13 x 0.3

Macam sediaan:

1. Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)

Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar. Penyimpanan

34°C sebaiknya 24 jam.

1. Platelet Concentrate (trombosit pekat)

Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan 20°±2°C. Berguna

untuk meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi pada dewasa rata-rata

5.000-10.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi Antigen

trombosit donor.

(6)

Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet Rich Plasma,

sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan kemudian

memisahkannya dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor Plasma. Masa simpan ±

48-72 jam.

(3)

Plasma

Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah (hypovolemia, luka

bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada nephrotic syndrom dan

cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-faktor tertentu dari plasma

seperti globulin.

(3)

Macam sediaan plasma adalah:

1. Plasma cair

Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed red cell.

1. Plasma kering (lyoplylized plasma)

Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).

1. Fresh Frozen Plasma

Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung dibekukan pada suhu

-60°C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan (hemostasis).

(3)

(8)

Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-220 ml. Suhu

simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan

faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada. Ditransfusikan dalam

waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma

(faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah

masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya

dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa.

Sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu

sesuai suhu tubuh.

Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar diperlukan

koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat kalsium. Perlu

dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.

Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia.

Indikasi :

- Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)

- Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang mengancam

nyawa.

- Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi massif

- Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan

1. Cryopresipitate

Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor pembekuan XIII,

faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk menghentikan perdarahan

karena kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita hemofili A.

Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui tetesan infus,

pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini tidak tahan pada suhu

kamar.

(2)

Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditransfusikan dalam

waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam, alergi. Satu kantong (30 ml)

mengadung 75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg fibrinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII

Indikasi :

- Hemophilia A

- Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi

- Penyakit von wilebrand

(9)

0.5x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

1. Albumin

Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan dari plasma.

Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi cairan 5% atau 20% 100

ml albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa

Rumus Kebutuhan Albumin

∆ albumin x BB x 0.8

2.4 GOLONGAN DARAH DAN CARA PENGUMPULAN DARAH

Golongan darah adalah ciri khusus

darah

dari suatu individu karena adanya perbedaan

jenis

karbohidrat

dan

protein

pada permukaan membran

sel darah merah

. Dua jenis

penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).

- Sistem ABO

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis

antigen

dan

antibodi

yang terkandung

dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di

permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B

dalam

serum

darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A hanya dapat

menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah

merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.

Sehingga, orang dengan golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang

dengan dolongan darah B atau O

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan

B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang

dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah

ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah

AB tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan

darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO

apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O hanya

dapat menerima darah dari sesama O

(10)

Sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera Macacca rhesus

kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat

ternyata bereaksi dengan sel-sel darah merah. ,antigen-Rh yang ditemukan dalam darah kera

Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam darah

manusia.

Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua

kelompok, yaitu :

1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah

merahnya

2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh pada permukaan sel

darah merahnya

Jika seseorang Rh(+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau Rh(-). Sedangkan

orang dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah dengan Rh (-) saja. Oleh karena itu darah

Rh(-) sering disediakan untuk operasi-operasi darurat dimana tidak ada waktu lagi untuk

melakukan pengecekan golongan darah seseorang.

Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

[1]

1. calon donor harus berusia 17-60 tahun,

2. berat badan minimal 50 kg

3. kadar hemoglobin >12,5 gr%

4. tekanan darah 100-150 (

sistole

) dan 70-100 (

diastole

).

5. Nadi 30-100x/menit teratur

6. menandatangani formulir pendaftaranan

7. tidak mengalami gangguan pada pembeku darah

8. lulus pengujian kondisi berat badan,

hemoglobin

, golongan darah, dan pemeriksaan

oleh dokter

9. untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak boleh dalam kondisi

atau menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus, epilepsi,

atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta mengalami sakit

seperti demam atau influensa; baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah

menerima transfusi kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum setahun

menato, menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang menyusui.

Penyumbang darah (donor) disaring keadaan kesehatannya.

Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya diperiksa untuk

mengetahui adanya anemia.

(11)

Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang menyebabkan darah

mereka tidak memenuhi syarat untuk disumbangkan.

Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker (kecuali bentuk tertentu misalnya

kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria, kelainan perdarahan, AIDS dan

kemungkinan tercemar oleh virus AIDS.

Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan darah tinggi yang

tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat tertentu; untuk

sementara waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk menyumbangkan darah.

Biasanya donor tidak diperbolehkan menyumbangkan darahnya lebih dari 1 kali setiap 2

bulan.

Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah aman.

Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam, pengambilan darahnya sendiri hanya

membutuhkan waktu 10 menit. Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum dimasukkan,

tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang.

Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter.

Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung bahan

pengawet dan komponen anti pembekuan.

Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya penyakit

infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis. Darah yang didinginkan dapat digunakan

dalam waktu selama 42 hari. Pada keadaan tertentu, (misalnya untuk mengawetkan golongan

darah yang jarang), sel darah merah bisa dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.

Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang

disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB

atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum

memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien

untuk memastikan keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching.

Crossmatch adalah pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai atau tidak sesuainya

darah donor dengan darah resipien. Dilakukan sebelum

transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi darah.

Terdapat dua cara pemeriksaan, yaitu:

1.

Crossmatch

mayor : mencampur enitrosit donor (aglutinongen donor) dengan serum

resipien (aglutinin resipien)

2.

Crossmatch

minor : mencampur eritrosit resipien (aglutinongen resipien) dengan

serum donor (aglutinin donor)

Cara menilai basil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

- Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan aglutinasi

eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi

darah boleh dilakukan; bila c

rossmatch

mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan

(12)

hasil

Crossmatch

minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien

sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu

- Bila

Crossmatch

mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan

Crossmatch

minor terjadi aglutinasi, maka

Crossmatch

minor harus diulangi dengan

menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak

menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan dengan menggunakan

darah donor tersebut. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan menghasilkan

aglutinasi, maka darah donor

itu tidak dapat ditransfusikan.

2.5 PROSES TRANSFUSI DARAH

1. Jelaskan prosedur kepada klien. Tentukan apakah klien pernah mendapatkan transfusi

sebelumnya dan catatan reaksi ,jika ada.

2. Minta klien untuk melaporkan gejala berikut: Menggigil, sakit kepala, gatal dan

kemerahan dengan segera.

3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani format persetujuan / informed concern.

4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.

5. Buat jalur IV dengan kateter besar (diameter 18-G atau 19-G).

6. Gunakan selang infus yang mempunyai filterGantungkan wadah larutan NaCl 0,9%

untuk diberikan setelah menginfuskan/ pemberian transfusi darah.

7. Ikuti protokol institusi dalam mendapatkan produk darah dari bank darah. Minta darah

bila anda telah siap menggunakannya.

8. Dengan perawat yang lain, identifikasi kebenaran produk darah dan klien :

1. Periksa kompatibilitas yang tertera pada kantong darah dan informasi pada

kantong itu sendiri.

2. Untuk darah lengkap, periksa golongan ABO dan tipe RH pada catatan klien.

3. Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter.

4. Periksa tanggal kadaluarsa pada kantong darah.

5. Periksa darah terhadap adanya bekuan / gumpalan darah.

6. Tanyakan nama klien dan periksa / cocokkan dengan gelang tangannya/gelang

nama.

7. Dapatkan data dasar tanda-tanda vital klien.

8. Mulai untuk mentransfusikan darah :

(13)

1. Utamakan / isi jalur IV dengan 0,9 % normal saline.

2. Mulai transfusi dengan lambat melalui tetesan pertama pada filter.

3. Atur kecepatan tetesan 2 ml/menit pada 15 menit pertama transfusi dan

tetap bersama klien. Jika ditemukan adanya reaksi, hentikan transfusi,

siram / suntik jalur IV dengan normal saline secara lambat dan beritahu

dokter dan bank darah.

4. Monitor tanda-tanda vital :

1. Dapatkan tanda vital klien setiap 5 menit selama 15 menit

pertama transfusi dan setiap jam untuk yang berikutnya

mengikuti kebijakan institusi/rumah sakit.

2. Observasi klien terhadap adanya kemerahan, ruam kulit, gatal,

dispnea, bintik-bintik merah di kulit.

12 Lepaskan dan buang sarung tangan. Cuci tangan.

13. Lanjutkan mengobservasi terhadap reaksi samping / efek samping transfusi.

14. Catat pemberian darah dan produk darah. Catat cairan yang digunakan mengikuti

kebijakan rumah sakit / institusi.

Bila transfusi sudah selesai (complete), Kembalikan kantong plastik dan selangnya ke bank

darah.

2.6 REAKSI TRANSFUSI DAN PENCEGAHANNYA

Pada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi :

I. Reaksi imunologi

II. Reaksi non imunologi

I. REAKSI IMUNOLOGI

A. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK

Reaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang terjadi tetapi serius dan terdapat

pada satu diantara dua puluh ribu penderita yang mendapat transfusi.

Lisis sel darah donor oleh antibodi resipien. Hal ini bisa terjadi dengan cara reaksi transfusi

hemolitik segera dan reaksi transfusi hemolitik lambat

Reaksi ini sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana, misalnya salah

memasang label atau membaca label pada botol darah.

(14)

Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas, kemerahan pada muka, bendungan

vena leher , nyeri kepala, nyeri dada, mual, muntah, nafas cepat dan dangkal, takhikardi,

hipotensi, hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa diterangkan asalnya, dan

ikterus. Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar untuk dideteksi dan memerlukan

perhatian khusus dari ahli anestesi, ahli bedah dan lain-lain.

Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takhikardi, hemoglobinuri, hipotensi, perdarahan yang

tiba-tiba meningkat, selanjutnya terjadi ikterus dan oliguri.

Terapi reaksi transfusi hemolitik : pemberian cairan intravena dan diuretika. Cairan

digunakan untuk mempertahankan jumlah urine yang keluar. Diuretika yang digunakan

ialah :

1. Manitol 25 %, sebanyak 25 gr diberikan secara intravena kemudian diikuti pemberian

40 mEq Natrium bikarbonat.

2. Furosemid

Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan darah yang

cocok. Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi vasopressor. Selain

itu penderita perlu diberi oksigen. Bila terjadi anuria yang menetap perlu tindakan dialysis.

B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK

1. Reaksi transfusi “febrile”

Tanda-tandanya adalah sebagai berikut : Menggigil, panas, nyeri kepala, nyeri otot, mual.

2. Reaksi alergi

a. Anafilaksis : Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah transfusi.

b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka penderita

sembab.

Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop.

II. REAKASI NON IMUNOLOGI

a. Reaksi yang disebabkan oleh volume yang berlebihan.

b. Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi

c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus Epstein-Barr parasit serta bakteri.

e. AIDS

Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan beberapa

tindakan pencegahan. Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang

(15)

ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan

memberikan darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.

Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, , maka pada

awal prosedur, resipien harus diawasi secara ketat.

Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi

ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan.

.1. Latar Belakang

Teknik transfusi darah ditemukan pada tanggal 3 Juni 1667, untuk pertama kalinya

dalam sejarah kedokteran dan operasi, dokter asal Perancis, Jean Baptist Denis berhasil

melakukan transfusi darah. Keberhasilan operasi transfusi darah pertama ini merupakan

lompatan besar dalam ilmu kedokteran karena sebelumnya, banyak sekali pasien yang harus

kehilangan nyawanya akibat kekurangan darah.

(4)

Pengobatan dengan transfusi diakui serta diterima dalam dunia kedokteran, setelah Dr.

Karel Landsteiner menemukan golongan darah A, B, AB dan O pada tahun 1940 dan patokan

inilah yang dipakai sampai sekarang di dunia.

(3)

Teknik pemisahan plasma darah ditemukan 3 Juni 1904, Charles Richard Drew,

seorang dokter penemu teknik pemisahan dan pengawetan plasma darah, terlahir ke dunia di

kota Washington D.C. Ia menuntut ilmu kedokteran di McGill University di Montreal,

Kanada. Pada tahun 1938, Drew mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di

Columbia Univesity, New York dan di sana ia melakukan penelitian terhadap berbagai

problem yang ditemukan dalam transfusi darah. Selama penelitian itu, dia menemukan bahwa

plasma darah atau cairan darah yang tidak mengandung sel, dapat dikeringkan dan disimpan

dalam waktu lama tanpa mengalami kerusakan. Penemuan besar Charles Drew ini mendapat

sambutan dari dunia inetrnasional dan pada tahun 1939, Drew menerima bantuan dana dari

Asosiasi Transfusi Darah dan ia membuka bank penyimpanan darah di Columbia

Presbyterian Hospital. Pada tahun 1940, Charles Drew menerima gelar doktor dan menjadi

warga AS kulit hitam pertama yang menerima gelar ini. Charles Drew meninggal dunia tahun

1950 akibat kecelakaan mobil.

(4)

(16)

Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi transfusi darah,

macam bentuk sediaan darah serta komponen darah, indikasi pemberian transfusi darah,

komplikasi dan reaksi transfusi darah.

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Definisi

Transfusi darah ialah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah

penerima (resipien).

(2)

Definisi lain adalah sutu proses pekerjaan memindahkan darah dari

orang yang sehat kepada oarang yang sakit.

(3)

Darah tersusun dari komponen-komponen eritrosit, leukosit, trombosit dan plasma

yang mengandung faktor pembekuan. Pemberian komponen darah yang diperlukan saja dapat

dibenarkan daripada pemberian whole blood yang lengkap, prinsip ini lebih ditekankan lagi

pentingnya di bidang pediatri dikarenakan bayi maupun anak yang sedang tumbuh tidak perlu

diganggu sistem imunologisnya oleh antigen yang tidak diperlukan. Pemberian whole blood

hanya dilakukan atas indikasi anemia pasca perdarahan yang akut dan untuk transfusi tukar.

(2)

II.2. Macam-macam bentuk sediaan darah dan komponen darah

a. Darah lengkap (whole blood)

Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga

mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai

kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam

suhu 4°±2°C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara

bersamaan. Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah

lengkap.

(6)

b. Sel darah merah

Packed red cell

(17)

Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup

atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung

kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4°±2°C. Lama simpan darah 24

jam dengan sistem terbuka.

(3)

Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan

dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam

pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena

keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan

alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.

Dosis transfusi darah didasarkan atas makin anemis seseorang resipien, makin sedikit

jumlah darah yang diberikan per et mal di dalam suatu seri transfusi darah dan makin lambat

pula jumlah tetesan yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi gagal

jantung. Dosis yang dipergunakan untuk menaikkan Hb ialah dengan menggunakan rumus

empiris:

Kebutuhan darah (ml) = 6 x BB (kg) x kenaikan Hb yang diinginkan.

Penurunan kadar Hb 1-2 hari pasca transfusi, maka harus dipikirkan adanya auto

immune hemolytic anemia. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji coombs dari serum resipien

terhadap eritrosit resipien sendiri atau terhadap eritrosit donor. Keadaan demikian pemberian

washed packed red cell merupakan komponen pilihan disamping pemberian immuno

supressive (prednison, imuran) terhadap resipien.

(2)

Red cell suspension

Dibuat dengan cara mencampur packed red cell dengan cairan pelarut dalam jumlah

yang sama.

Washed red cell

Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali dengan saline, sisa

plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi human plasma.

(18)

masa simpan yang pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired

hemolytic anemia dan exchange transfusion.

(3)

Darah merah pekat miskin leukosit

Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 4°±2°C, berguna untuk meningkatkan

jumlah eritrosit pada pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini

untuk mengurangi reaksi panas dan alergi.

(6)

c. Suspensi granulosit/leukosit pekat

Kandungan utama berupa granulosit dengan volume 50-80 ml. Suhu simpan 20°±2°C.

Lama simpan harus segera ditransfusikan dalam 24 jam.

(6)

Transfusi granulosit diberikan bila penderita nutropenia dengan panas tinggi telah

gagal diobati dengan antibiotik yang tepat lebih dari 48 jam. Transfusi granulosit diberikan

kepada para penderita leukemia, penyakit keganasan lainnya serta anemia aplastik yang

jumlah leukositnya 2000/mm3 atau kurang dengan suhu 39°C atau lebih.

Donor dari keluarga terdekat akan memperkecil kemungkinan reaksi transfusi. Bila

tidak diperoleh donor yang cocok golongan ABO-nya maka dapat dipilih donor golongan O.

Komponen suspensi granulosit harus diberikan segera setelah pembuatan dan diberikan

secara intravena langsung atau dengan tetesan cepat. Efek pemberian transfusi granulosit ini

akan tampak dari penurunan suhu, bukan dari hitung leukosit penderita. Penurunan suhu

terjadi sekitar 1-3 hari pasca transfusi.

(2)

d. Suspensi trombosit

Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang disebabkan

oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat menyebabkan

pembentukan thrombocyte antibody pada penderita.

(3)

Transfusi trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena

trombositopenia. Indikasi pemberian komponen trombosit ialah setiap perdarahan spontan

atau suatu operasi besar dengan jumlah trombositnya kurang dari 50.000/mm3. misalnya

perdarahan pada trombocytopenic purpura, leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, DIC

(19)

dan aplasia sumsum tulang karena pemberian sitostatika terhadap tumor ganas. Splenektomi

pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal juga memerlukan

pemberian suspensi trombosit prabedah. Komponen trombosit mempunyai masa simpan

sampai dengan 3 hari.

(2)

Macam sediaan:

Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)

Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar. Penyimpanan

34°C sebaiknya 24 jam.

Platelet Concentrate (trombosit pekat)

Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan 20°±2°C.

Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi pada dewasa

rata-rata 5.000-10.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi

Antigen trombosit donor.

(6)

Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet Rich

Plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan kemudian

memisahkannya dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor Plasma. Masa simpan ±

48-72 jam.

(3)

e. Plasma

Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah

(hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada

nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-faktor

tertentu dari plasma seperti globulin.

(3)

Plasma diperlukan untuk penderita hiperbilirubinemia. Komponen albumin di dalam

plasma yang diperlukan untuk mengikat bilirubin bebas yang toksis terhadap jaringan otak

bayi. Tindakan ini biasanya mendahului suatu tindakan transfusi tukar. Dosis yang diperlukan

ialah 35 ml/kgbb. Penggunaan sebagai plasma expander pada renjatan, substitusi protein pada

kesulitan masukan oral jarang dilakukan.

(2)

(20)

Macam sediaan plasma adalah:

Plasma cair

Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed red

cell.

Plasma kering (lyoplylized plasma)

Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).

Fresh Frozen Plasma

Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung dibekukan pada

suhu -60°C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan (hemostasis).

(3)

Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan labil, dengan volume

150-220 ml. Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna untuk

meningkatkan faktor pembekuan labil bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada.

Ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa urtikaria,

menggigil, demam, hipervolemia.

(6)

Cryopresipitate

Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII atau anti hemophilic

globulin (AHG), faktor pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya

ialah untuk menghentikan perdarahan karena kurangnya AHG di dalam darah penderita

hemofili A. AHG tidak bersifat genetic marker antigen seperti granulosit, trombosit atau

eitrosit, tetapi pemberian yang berulang-ulang dapat menimbulkan pembentukan antibodi

yang bersifat inhibitor terhadap faktor VIII. Karena itu pemberiannya tidak dianjurkan

sampai dosis maksimal, tetapi sesuai dosis optimal untuk suatu keadaan klinis.

(2)

Pembuatannya dengan cara plasma segar dibekukan pada suhu -60°C, kemudian

dicairkan pada suhu 4-6°C. Akibat proses pencairan terjadi endapan yang merupakan

cryoprecipitate kemudian dipisahkan segera dari supernatant plasma.

(3)

(21)

Setiap kantong kriopresipitat mengandung 100-150 U faktor VIII. Cara pemberian

ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui tetesan infus, pemberian segera

setelah komponen mencair, sebab komponen ini tidak tahan pada suhu kamar.

(2)

Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditransfusikan

dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam, alergi.

Heated plasma

Plasma dipanaskan pada suhu 60°C selama 10 jam. Bahaya hepatitis berkurang.

Heated plasma mengandung albumin 88%, globulin 12%, NaCL 0,06%, coprylic acid Na

0,02%, Na acetyl tuphtophen 0,02%, natrium cone 50 mEq/L

Albumin

Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan dari

plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi cairan 5% atau

20% 100 ml albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa

II.3. Manfaat komponen darah

Komponen darah diberikan melalui transfusi dimaksudkan agar transfusi tepat guna,

pasien memperoleh hanya komponen darah yang diperlukan, mengurangi reaksi transfusi,

mengurangi volume transfusi, meningkatkan efisiensi penggunaan darah, serta

memungkinkan penyimpanan komponen darah pada suhu simpan optimal.

(6)

II.4. Indikasi

(1,5)

a. Sel darah merah

Indikasi satu-satunya untuk transfusi sel darah merah adalah kebutuhan untuk

memperbaiki penyediaan oksigen ke jaringan dalam jangka waktu yang singkat.

kehilangan darah yang akut, jika darah hilang karena trauma atau pembedahan, maka

baik penggantian sel darah merah maupun volume darah dibutuhkan.

(22)

Anemia yang berkaitan dengan kelainan menahun, seperti penderita penyakit

keganasan, artritis reumatoid, atau proses radang menahun yang tidak berespon

terhadap hematinik perlu dilakukan transfusi.

Gagal ginjal, anemia berat yang berkaitan dengan gagal ginjal diobati dengan

transfusi sel darah merah maupun dengan eritropoetin manusia rekombinan.

Gagal sumsum tulang karena leukemia, pengobatan sitotoksik, atau infiltrat

keganasan membutuhkan transfusi sel darah merah dan komponen lain.

Penderita yang tergantung transfusi seperti pada talasemia berat, anemia aplastik dan

anemia sideroblastik membutuhkan transfusi secara teratur.

Penyakit sel bulan sabit, beberapa penderita ini juga membutuhkan transfusi secara

teratur, terutama setelah stroke.

Indikasi lain untuk transfusi pengganti pada penyakit hemolitik neonatus, malaria

berat karena plasmodium falciparum dan septikemia meningokokus.

b. Indikasi untuk transfusi trombosit adalah :

Gagal sumsum tulang yang disebabkan oleh penyakit atau pengobatan mielotoksik.

Kelainan fungsi trombosit, yaitu berupa kelainan fungsi trombosit yang diturunkan

seperti pada penyakit Glanzmann, sindrom Bernard-Soulier, dan defisiensi tempat

penyimpanan trombosit. Penderita defek fungsi trombosit yang didapat, sekunder

terhadap mieloma, paraproteinemia dan uremia.

Trombositopenia akibat pengenceran yang sekunder terhadap transfusi masif atau

transfusi pengganti, dan penderita mengalami perdarahan.

Pintas kardiopulmoner, baik selama atau setelahnya perdarahan dapat terjadi karena

trombositopenia akibat pengenceran, begitu juga karena gangguan fungsi trombosit.

Purpura trombositopenia autoimun, walaupun kemungkinan tidak efektif karena

(23)

c. Indikasi transfusi granulosit terbatas untuk kasus tertentu saja. Transfusi granulosit harus

dipertimbangkan hanya untuk alasan seperti :

Neutropenia persisten dan infeksi berat yang terdapat bukti jelas infeksi bakteri atau

jamur yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan dengan antibiotik yang tepat

selama 48-72 jam.

Fungsi neutrofil abnormal dan infeksi persisten seperti pada penyakit granulomatosa

kronis dan sebagian kasus mielodisplasia.

Sepsis neonatus, terutama pada bayi prematur dengan sepsis dapat mengalami

manfaat transfusi granulosit, walaupun keefektifannya tidak terbukti.

d. Fresh Frozen Plasma

- Untuk mengoreksi defisiensi faktor pembekuan/pengentalan di (dalam) suatu

pendarahan pasien dengan berbagai defisit faktor pembekuan atau pengentalan

(penyakit hati, DIC, transfusi masive)

- Warfarin yang berlebihan atau kekurangan vitamin K, proses perbaikan coagulopathy

yang diperlukan di dalam 12-24 jam

pasien dengan perdarahan atau pasien dengan resiko pendarahan tinggi

- Penggantian defisiensi dalam Faktor V dan XI

e. Cryoprecipitate

- Hypofibrinogenemia - Fibrinogen <>

· Transfusi raksasa(masive)

· defisiensi kongenital

· defisiensi yang didapat ( misalnya DIC)

- kekurangan Faktor XIII

(24)

- Uremia, dengan perdarahan yang tak bereaksi dengan therapy non-transfusion

( misalnya, dialisis, desmopressin)

- Dysfibrinogenemia ( disfungsi fibrinogen)

II.5. Komplikasi transfusi

(6)

Komplikasi transfusi terbagi menjadi lokal dan umum.

Komplikasi lokal yaitu :

Kegagalan memilih vena.

Fiksasi vena yang tidak baik.

Problem ditempat tusukan.

Vena pecah selama menusuk.

Komplikasi umum yaitu :

Reaksi-reaksi transfusi.

Penularan atau transmisi penyakit infeksi.

Sensitisasi imunologis

Transfusi haemochromatosis.

II.6. Reaksi transfusi

(6)

1. Reaksi pyrogenik dapat timbul selama atau setelah transfusi, reaksi khas berupa

peningkatan temperatur antara 38°C-40°C. Bisa disertai dengan menggigil,

kemerahan, kegelisahan dan ketegangan, jika transfusi dihentikan reaksi dan

kegelisahan akan hilang.

(25)

Pyrogen mungkin terdapat dalam material yang ditransfusikan atau dari alat yang

dipakai untuk transfusi. Pyrogen merupakan produk metabolisme bakteri.

2. Reaksi alergi terdiri dari 2 mekanisme yaitu antigen dari donor dan antibodi dalam

serum orang sakit bereaksi, antibodi dalam serum donor yang secara pasif ditransfer

pada pasien beredar dengan antigen yang ada pada pasien. Antigen mungkin terdapat

pada sel darah putih atau trombosit atau pada plasma donor.

3 reaksi alergi :

- Anafilaksis dengan gejala syok disertai atau tanpa pireksia, dapat terjadi kegagalan

sirkulasi primer akut, nadi cepat, tekanan darah turun, pernapasan berat.

- Urtikaria bersifat umum, reaksi berat dapat timbul asma, peningkatan temperatur,

menggigil, sakit kepala, nausea, muntah dan pernapasan berat.

- Pireksia sulit dibedakan dengan reaksi pirogen.

3. Sirkulasi yang overload terjadi karena setelah pemberian yang cepat dan banyak

terutama karena tambahan cairan koloid dan seluler, terjadi terutama pada penderita

anemia, kelainan jantung atau degenerasi pembuluh darah. Reaksi demam dapat

mendahului reaksi muatan sirkulasi berlebih.

4. Reaksi hemolitik terjadi setelah transfusi darah inkompatibel, reaksi yang diakibatkan

oleh transfusi darah yang sudah hemolisis invitro. Mekanisme kerusakan sel darah

merah non imunologis/kerusakan invitro.

5. Reaksi darah yang terkontaminasi bakteri khas dengan tanda kenaikan temperatur

sampai 42°C, gangguan sirkulasi perifer, hypotensi dan nadi cepat.

6. Intoksikasi citrat akibat pengumpulan citrat dalam darah dan pengurangan ion

calcium, citrat diekskresikan oleh ginjal dan dimetabolisme dalam hepar, dapat

terakumulasi dalam darah selama transfusi pasien dengan penyakit liver dan ginjal

yang berat dan dapat terjadi gagal jantung.

(26)

Fungsi Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih dan Keping Darah

-

Darah

merupakan jaringan yang tersusun atas

plasma,

sel darah merah

,

sel darah putih

, dan

keping darah

. Kurang lebih 55% bagian dari darah

adalah plasma.

Darah

mempunyai fungsi utama sebagai alat transportasi

dimana darah dipompa oleh jantung dan dialirkan ke seluruh tubuh melalui

pembuluh darah. Berikut sel-sel dan komponen penyusun darah serta

Fungsi

Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih dan Keping Darah:

1. Plasma

Plasma adalah bagian cair darah dan sebagian besar tersusun oleh air.

Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air. Selebihnya adalah zat terlarut yang

terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi),

garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa

metabolisme, gas-gas, dan hormon).

2. Sel darah merah

Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Jumlah

sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel

darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup

hingga 120 hari.

Fungsi sel darah merah

: Megangkut sari-sari makanan dan oksigen ke

seluruh sel dan jaringan tubuh. Oksigen diangkut oleh Heimoglobin (Hb).

3. Sel darah putih

Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara

amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan

normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter

darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam

setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel

darah putih

Fungsi sel darah putih

: Melindungi tubuh dari benda asing seperti bakteri

dan virus dengan cara memakan bakteri atau virus tersebut dengan

kemampuan fagositosis

4. Keping Darah

(27)

Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukurankeping darah lebih kecil

daripada sel darah merah. Jumlahnyakurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3

darah. Keping darah hidupnya singkat, hanya 8 hari.

Fungsi keping darah

: Berperan dalam proses pembekuan darah

Itulah materi mengenai

Fungsi Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih

dan Keping Darah

, semoga bermanfaat.

Hematologi

Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah

dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah.

Terdiri dari dua komponen:

1. Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah Eritrosit, Lekosit, Trombosit.

2. Plasma Darah adalah cairan darah.

Fungsi Umum Darah:

1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)

2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)

3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)

4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

Eritrosit (Sel Darah Merah):

• Merupakan bagian utama dari sel darah.

• Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc

darah.

• Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah

untuk mengikat Oksigen.

• Kadar Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia.

• Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa . Hemoglobin

dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).

Lekosit (Sel Darah Putih)

• Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah.

• Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing

yang masuk ke dalam tubuh.

• Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.

• Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah.

• Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing

yang masuk ke dalam tubuh.

• Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.

Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi (misalnya radang paru-paru).

• Lekopeni

Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.

• Lekositosis

(28)

• Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar

pembuluh darah.

• Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai

daerah tertentu disebut Diapedesis.

Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Gerak Amuboid.

Jenis-jenis Lekosit

• Granulosit

Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).

Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.

• Agranulosit

Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.

• Eosinofil

mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada

reaksi alergi (terutama infeksi cacing).

• Basofil

mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.

• Netrofil

(ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel

PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.

• Limfosit

(ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk menyelenggarakan

imunitas (kekebalan) tubuh.

sel T4 = imunitas seluler

sel B4 = imunitas humoral

• Monosit

merupakan lekosit dengan ukuran paling besar

• Disebut pula sel darah pembeku.

• Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel/cc.

• Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah

Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor)

• Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang

tersebut menderita Hemofili.

Plasma Darah

• Terdiri dari air dan protein darah Albumin, Globulin dan Fibrinogen.

• Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah.

• Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing

(Antigen).

• Zat antibodi adalah senyawa Gama Globulin.

• Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam.

– Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen = Presipitin.

– Antibodi yang dapat menguraikan antigen = Lisin.

– Antibodi yang dapat menawarkan racun = Antitoksin.

Komponen plasma

yellowish clear liquid, composed of water, proteins and other solutes.

• Water = 90%

• Proteins = (all synthesized by the liver)

• Albumin = 54%, regulates osmotic pressure

(29)

• Globulins = 38%, alpha and beta globulins in transport,

• gamma globulins in defense (antibodies)

• Fibrinogen = 7%, coagulation

• Other solutes =

Electrolytes – Na+, K+, Ca++, Mg++

Nutrients – glucose, amino acids, fatty acids, monoglycerides …

Gases – O2, N2, CO2

Regulatory substance – hormones, enzymes

Vitamins

Wastes

A. Plasma Darah

Plasma darah merupakancairan darah berwarna jernih kekuningan atas 90% air dan sisanya

zat-zat yang terlarut di dalam air. Zat-zat yang terlarut di dalam air tersebut antara lain

sari-sari makanan (glukosa, asam lemak, gliserol, asam amino) dan garam-garam mineral; enzim,

hormon, dan antibodi; sisa-sisa metabolisme: urea dan asam urat; gas yang terlarut di dalam

plasma darah: oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen; protein yang terlarut dalam darah

(protein darah), misalnya globulin, albumin, dan fibrinogen.

Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari-sari makanan dari sisa-sisa metabolisme;

berperan dalam pembekuan darah (dilakukan oleh fibrinogen); dan melawan benda/zat asing

yang masuk ke dalam darah (dilakukan oleh antibodi)/

B. Eritrosit

Eritrosit (sel darah merah) merupakan bagian utama sel-sel darah. Ciri-ciri eritrosit antara

lain, berbentuk bundar, pipih, bikonkaf (cekung), dan tidak mempunyai inti sel. Eritrosit

dibentuk di dalam sumsum merah tulang pipih (pada bayi dibentuk di dalam hati). Eritrosit

berumur 120 hari. Eritrosit yang sudah tua dan rusak akan dirombak di dalam hati dan limpa.

Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah suatu

protein yang mengandung senyawa besi heme dan globin. Hb mempunyai daya ikat terhadap

oksigen dan karbon dioksida.

Fungsi eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru (alveoli) ke seluruh tubuh dan

mengangkut karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.

C. Leukosit

Ciri-ciri leukosit (sel darah putih) antara lain berbentuk tidak tetap, berukuran lebih besar

daripada eritrosit, mempunyai inti sel berbentuk bulat atau cekung, tidak berwarna, dapat

melakukan gerak ameboid (bergerak seperti amoeba), dan dapat melakukan diapedesis

(menembus dinding pembuluh darah). Umur leukosit 6-9 hari. Jika sudah mati, leukosit

diserap oleh hati. Leukosit dapat melawan kuman dengan cara memakannya (fagositosis).

Jumlah leukosit dapat naik atau turun, bergantung pada ada atau tidaknya infeksi

kuman-kuman tertentu. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu leukosit agranulosit

dan leukosit granulosit. Leukosit agranulosit mempunyai sitoplasma tidak bergranula (tidak

mempunyai butir-butir), terdiri atas limfosit dan monosit. Leukosit granulosit mempunyai

sitoplasma bergranula, terdiri atas neutrofil, basofil, dan eosinofil. Ciri-ciri masing-masing

leukosit sebagai berikut:

(30)

2. Monosit: inti satu berukuran besar, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.

3. Neutrofil: granula berwarna merah kebiruan, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.

4. Basofil: granula berwarna biru, bersifat fagosit dan dapat bergerak.

5. Eosinofil: granula berwarna merah, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.

Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Limfosit melindungi tubuh dengan cara

membentuk antibodi, sedangkan leukosit yang lain melindungi tubuh dengan cara memakan

kuman yang masuk ke dalam tubuh.

Leukosit agranulosit dibentuk di dalam kelenjar limfa, sedangkan leukosit granulosit

dibentuk oleh jaringan retikulo endotelium di dalam sumsum tulang.

D. Trombosit

Trombosit (sel darah beku/keping darah) memiliki ciri-ciri antara lain berbentuk tidak teratur,

berukuran lebih kecil dari leukosit dan eritrosit, tidak berinti, dan rapuh (mudah pecah).

Trombosit dibentuk dari fagmentasi (pecahan) megakariosit (sebuah sel dengan inti sangat

besar). Umur trombosit sekitar 10 hari. Trombosit yang mati akan dihancurkan oleh limpa.

Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah. Karena sifatnya yang rapuh, trombosit

akan pecah dan mengeluarkan faktor antihemofili berupa enzim trombokinase

(tromboplastin) ketika pembuluh darah terluka. Dengan bantuan ion kalsium, dan vitamin K,

trombokinase akan mengubah protombrin di dalam plasma darah menjadi trombin.

Kemudian, trombin akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin.

Benang-benang fibrin inilah yang akan menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.

Referensi

Dokumen terkait

Penganut Aboge tidak hanya menggunakan hisab ini dalam penetapan awal puasa dan pelaksanaan hari raya, tetapi masih banyak lagi kegiatan- kegiatan yang dikerjakan

dalam otak, suatu teknik perekaman dan pembacaan aktivitas listrik otak..  Elektroensefalogram : hasil rekaman potensial

Dam’z Cleaning and Service Computer merupakan usaha jasa dengan tujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan jasa bagi masyarakat yang kurang mengerti dibidang

Pelajar Program Asasi KUIS dibawah penajaan TKK yang mengambil keputusan untuk menyambung pengajian Ijazah Sarjana Muda di luar KUIS DIWAJIBKAN memulangkan keseluruhan nilai TKK yang

Berbagai perangkat pendukung terbentuknya suatu organisasi yang memiliki tata kelola yang baik sudah di stimulasi oleh Pemerintah melalui UU Perseroan, UU Perbankan, UU Pasar

Wiki juga ialah alat komunikasi dan kerjasama dalam laman web yang boleh digunakan bagi menggalakkan pelajar untuk belajar dengan orang lain dalam satu

Pada penelitian ini dikembangkan suatu sistem untuk penentuan terapi obat yang lebih sesuai bagi masyarakat untuk dirinya sendiri (swamedikasi) yang berbasiskan Case