• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA ANAK PAUD (Studi di PAUD/TK Taman Belia Candi dan Sultan Agung 2 Kota Semarang) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA ANAK PAUD (Studi di PAUD/TK Taman Belia Candi dan Sultan Agung 2 Kota Semarang) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pendidikan Seksualitas

1. Definisi Pendidikan Seksualitas

Pendidikan yang berhubungan dengan persoalan-persoalan seksualitas manusia, meliputi proses reproduksi, perkembangan seksualitas manusia, tingkah laku seksualitas, perkawinan, hubungan seks dan aspek-aspek kesehatan serta psikososial dari seksualitas dinamakan pendidikan seksualitas.(17) Pandangan psikonalisa mengatakan bahwa masalah seks disebabkan karena dianggap sumber dari dorongan-dorongan naluri seksual. Hal ini bertentangan dengan moral yang ada sehingga dorongan ini harus ditekan.(18)

Peran orang tua sangat penting dalam pendidikan seksualitas, orang tua harus mengubah cara berfikir untuk memberikan pendidikan seksualitas pada anak.(19)Sebagian orang tua menganggap bahwa pendidikan seksualitas yaitu merupakan hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Orang tua harus mengajarkan anaknya tentang pendidikan seksualitas sejak dini dengan cara- cara tertentu, seperti membiasakan hidup rapi dan sopan dalam berpakaian, terutama pada anak perempuan, mengontrol informasi yang diterima anak dalam pendidikan seksual dari berbagai sumber, memberikan pendidikan seksualitas yang tepat bagi anak dan menasehati anak untuk tidak gampang mengenal orang asing.(20)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua dalam memberikan pendidikan seksualitas yaitu :

a. Faktor sosial ekonomi, semakin rendah penghasilan keluarga maka orang tua akan semakin lama di luar rumah sehingga dalam memberikan pendidikan seks semakin buruk.

(2)

c. Riwayat pendidikan, riwayat pendidikan seks yang dimiliki orang tua dalam mendapatkan informasi mengenai seks sebelumnya.(21)

Peneliti berpendapat bahwa pendidikan seks bukanlah penerangan tentang seks semata-mata. Pendidikan seks, sebagaimana pendidikan lain pada umumnya seperti pendidikan agama, atau pendidikan Moral Pancasila, yang mengandung pengalihan nilai-nilai dari pendidik ke subjek-didik. Dengan demikian, informasi tentang seks diberikan secara kontekstual, yaitu dalam kaitannya dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.(22)

Pandangan yang mendukung pendidikan seks menyatakan bahwa remaja yang telah mendapat pendidikan seks tidak cenderung lebih sering melakukan hubungan seks, tetapi mereka yang belum pernah mendapat pendidikan seks cenderung lebih banyak mengalami kehamilan yang tidak di kehendaki.(23)

Seksualitas sulit untuk didefinisikan karena seksualitas memiliki aspek kehidupan kita dan diekspresikan melalui beragam perilaku. Seksualitas bukan semata-mata bagian intrinsik dari seseorang tetapi juga meluas sampai berhubungan dengan orang lain.(24)Keintiman dan kebersamaan fisik merupakan kebutuhan sosial dan biologis sepanjang kehidupan. Kesehatan seksual telah didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta.(25)

2. Aspek Dalam Seksualitas

Seksualitas adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan seks.(26) Terdapat dua aspek dalam seksualitas :

1) Seks dalam arti sempit berarti kelamin. Pengertian kelamin adalah alat kelamin, anggota-anggota tubuh dan ciri fisik yang membedakan laki-laki dan perempuan, kelenjar dan hormon dalam tubuh, hubungan kelamin dan proses pembuahan, kehamilan dan kelahiran.

(3)

atribut (nama, pakaian), perbedaan peran dan pekerjaan serta hubungan antara pria dan wanita yaitu pergaulan dan pacaran.

3. Bentuk Perilaku Seksual

Bentuk Perilaku Seksual,(27) yaitu transeksual adalah orang yang identitas seksual atau jendernya berlawanan dengan seks biologinya. Seorang pria mungkin berfikir tentang dirinya sebagai seorang wanita dalam tubuh wanita. Perasaan terperangkap seperti ini disebutdisforia jender. Para peneliti tidak memahami dengan jelas sifat atau penyebab dari saling-silang. Penjelasannya mencakup teori biologis dan pembelajaran sosial. Para penganut transeksual tidak melihat identitas seksual mereka sebagai suatu pilihan. Identifikasi mereka tentang diri mereka sebagai wanita dan pria, seksual dan sosial adalah jelas dan persisten dan seiring sejak masa kanak-kanak dini.

Transvestit adalah pria heteroseksual yang secara periode berpakaian seperti wanita untuk pemuasan psikologis dan seksual. Transvestit

umumnya melakukan hal ini dalam lingkup pribadi dan perilaku mereka kadang bersifat rahasia bahkan dari orang yang sangat dekat dengan mereka sekalipun.(28)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual

Keinginan seksual beragam diantaranya individu, sebagian orang menginginkan dan menikmati seks setiap hari. Sementara yang lainnya menginginkan seks hanya sekali satu bulan dan yang lainnya lagi tidak memiliki keinginan seks sama sekali dan cukup merasa nyaman dengan fakta tersebut. Keinginan seksual menjadi masalah jika klien semata-mata menginginkan untuk melakukannya pada beberapa norma kultur atau jika perbedaan dalam keinginan seksual dari pasangan menyebabkan konflik.(28)

(4)

Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Aktivitas seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan hanya membayangkan bahwa seks dapat menyakitkan sudah menurunkan keinginan seks. Penyakit minor dan keletihan adalah alasan seseorang untuk tidak merasakan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama jika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.(28)

b. Faktor Hubungan

Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan seks. Setelah kemesraan hubungan telah mundur, pasangan mungkin mendapati bahwa mereka dihadapkan pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka. Keterampilan seperti ini memainkan peran yang sangat penting ketika menghadapi keinginan seksual dalam berhubungan. Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat mengakibatkan ansietas hanya karena harus mengatakan kepada pasangan perilaku seksual apa-apa yang diterima atau menyenangkan.(29)

c. Faktor Gaya Hidup

Faktor gaya hidup, seperti penggunaan atau penyalahgunaan alkohol dapat mempengaruhi keinginan seksual. Namun demikian, banyak bukti sekarang ini menunjukkan bahwa efek negatif alkohol terhadap seksual jauh melebihieuforia(perasaan yang berlebihan) yang mungkin dihasilnya. Pada awalanya menemukan waktu yang tepat untuk aktivitas seksual adalah faktor gaya hidup. Klien seperti ini sering mengungkapkan bahwa mereka perlu waktu untuk menyendiri, berfikir dan istirahat sebagai hal yang lebih penting dari seks.(29)

d. Faktor Harga Diri

(5)

seksual diri dan dengan mempelajari keterampilan seksual, seksual mungkin menyebabkan perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan seksual. Harga diri seksual dapat menurun didalam banyak cara, yaitu perkosaan, inses dan penganiayaan fisik atau emosi meninggalkan luka yang dalam.(29)

5. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Salah satu bentuk kepedulian Pemerintah dan lembaga kenegaraan lain terhadap anak-anak sebagai generasi penerus bangsa tercermin pada upaya dengan telah diterbikannya piranti legal formal yang mengatur pengertian anak dan usia dini. Pada Undang Undang Pelindungan Anak UU PA Bab I pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Batasan tersebut di atas jelas menegaskan bahwa anak usia dini adalah bagian dari usia anak. Para ahli di Tufts University merinci empat kategori, yaitu bayi (0-2), usia dini (2- 6), kanak-kanak (6-13), dan remaja (13-16). Dua kelompok pertama pada katagori ini mencakup pengertian pembelajar usia dini seperti yang digariskan dalam UU No 20 tahun 2003.

Batasan usia 5 hingga 11 tahun sebagai pembelajar muda (young learners).(30)Terdapat dua kelompok kategorisasi: pembelajar sangat muda (<7 tahun) dan pembelajar muda (>7 tahun). Meskipun tidak menyebut secara eksplisit, kategorisasi terakhir ini mencakup pembelajar kanak-kanak namun mengesampingkan pembelajar remaja. Apabila interpretasi ini benar, maka pembelajar muda dalam kategori ini meliputi mereka yang memiliki usia antara 7-13 tahun.(30)

Pendidikan Anak Usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.(30)

(6)

1) Usia anak adalah sebagaimana dari kehidupan secara keseluruhan merupakan masa persiapan untuk menghadapi kehidupan yang akan datang.

2) Fisik, mental dan kesehatan sama pentingnya seperti berpikir dan aspek psikis lainya. Keseluruhan aspek anak merupakan pertimbangan penting

3) Pembelajaran pada anak usia dini saling terkait tidak dapat dipisahkan. 4) Motivasi intrinsik akan menghasilkan inisiatif sendiri (self directed

activity)yang sangat bernilai.

5) Program pendidikan anak usia dini perlu menekankan disiplin.

6) Masa peka untuk menghadapi sesuatu tahap perkembangan tertentu perlu diobservasi.

7) Titik tolak sebaiknya padaapa yang dapat dikerjakan oleh anak dan bukan pada apa yang tidak dapat dikerjakan oleh anak.

8) Suatu kehidupan terjadi dalam diri anak (inner life) khususnya pada kondisi yang menunjang.

9) Orang-orang yang ada disekitar anak dalam melaksanakan interaksi dengan anak merupakan hal yang penting.

10) Pendidikan anak usia dini merupakan interaksi antara anak dengan lingkungan, dimana dalam lingkungan tersebut termasuk orang dewasa dan pengetahuan itu sendiri.

b. Tujuan bimbingan anak usia dini adalah untuk mengembangkan keterampilan sosial emosional dan kepribadian anak yang diperlukan dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakat.

(7)

tidak demikian maka tidak ada koordinasi dan keserasian antara pendidik di sekolah, rumah tangga dan masyarakat.(31)

c.

Orang tua adalah model sekolah utama bagi anak, terutama ibunya. Dari ibunyalah anak belajar merasakan kehangatan, kasih sayang, dan berbagai rangsangan. Anak adalah sebuah mahakarya yang tuhan titipkan kepada setiap orang tua. Sehingga orang tua berkewajiban mendidik dan membesarkan anak anak. Tidak ada orang tua yang menghendaki anak berkelakuan buruk bahkan tersesat, untuk itu setiap perkembangan jiwa dan raga anak harus menjadi perhatian serius. Jangan sampai anak terkontaminasi oleh hal negatif yang dapat merusak masa depan, pendidikan, dan karakternya.(31)

d.

Guru adalah seorang pendidik yang bertugas untuk mendidik murid, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih dan menilai serta mengevaluasi peserta didik. Guru juga sangat pengaruh besar terhadap prilaku murid yang memiliki kecenderungan meniru, membimbing murid untuk lebih baik dalam mengatur masa depan.(32)

e. Fasilitas Belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan tentang pendidikan seksualitas dan pengalaman yang diajarkan oleh guru kepada murid untuk menunjang masa depan yang lebih baik. Macam-macam fasilitas belajar,(32)yaitu :

1) Sarana pendidikan fungsi atau peranya dapat dibedakan menjadi alat pelajaran, alat peraga dan media pembelajaran.

2) Alat peraga yaitu pembelajaran dengan menggunakan alat yang tampak dan dapat diamati sehingga murid dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru misalkan pelajaran tentang pendidikan seksualitas mana tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh..

(8)

4) Prasarana pendidikan misalnya gedung sekolah dengan pengamanan yang bagus, toilet learning mengajarkan murid untuk lebih mandiri tanpa mengandalkan orangtua ataupun guru.

5) Materi dalam pembelajaran juga sebagai faktor penentu kualitas pendidikan sehingga untuk menjadi acuhan dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk para murid khususnya materi dalam pendidikan seksualitas pada anak PAUD, yaitu mulai memperkenalkan seks pada anak dari pengenalan mengenai anatomi tubuh misalnya seperti perbedaan antara laki-laki dan perempuan, bagian tubuh mana yang boleh di sentuh dan tidak boleh di sentuh, cara membersihkan tubuhnya atau alat kelaminya, memperkenalkan

toilet learning sejak anak usia 2 tahun, jika sudah cukup mampu mengajari anak atau murid untuk cebok sendiri. Kemudian meningkat mengenai perkembangbiakan mahluk hidup yaitu manusia dan binatang.(33)

B. Pengetahuan (Knowledge)

1. Definisi Pengetahuan

“Tahu” adalah kunci utama dari pengetahuan (knowledge) yang didapatkan ketika ada interaksi antara penginderaan manusia terhadap objek tertentu(11). Tindakan seseorang (overt behavior) merupakan domain yang terbentuk dari pengetahuan atau kognitif yang didasari oleh pengalaman dan penelitian. Pada umumnya pengetahuan dan penelitian yang baik akan menumbuhkembangkan tindakan yang baik pula.(34)

2. Tingkatan Pengetahuan

(9)

objektif. Tingkat pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.(36)

3. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Penilaian terhadap pengetahuan seseorang dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori pengetahuan baik, pengetahuan cukup dan pengetahuan kurang.(37) Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif(37), yaitu:

a. Pengetahuan baik, yaitu apabila seseorang tersebut memiliki nilai benar 76-100%.

b. Pengetahuan cukup baik, yaitu apabila seseorang tersebut memiliki nilai benar 56–75 %.

c. Pengetahuan kurang, yaitu apabila seseorang tersebut memiliki nilai benar < 56%.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan oleh manusia berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.(38) Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka pengetahuannya akan semakin luas atau baik, selain itu semakin tinggi pendidikan seseorang akan mempermudah orang tersebut dalam memperoleh informasi.(39) Pendidikan sangat berpengaruh dalam menambah pengetahuan seseorang termasuk pendidikan tentang seksualitas pada anak. Pemberian pendidikan mengenai apa itu sebenarnya seksualitas akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Salah satu sebabnya ialah minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi atau seksualitas.(40)

b. Jenis Pendidikan

(10)

dikembangkan meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar adalah tahapan pendidikan selama 9 tahun yang mendasari pendidikan menengah. Pendidikan menengah adalah tingkatan pendidikan lanjutan dari pendidikan tingkat dasar sedangkan pendidikan tingkat tinggi, pendidikan lanjutan dari pendidikan menengah sampai pendidikan sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.(41)

Sumber pengetahuan diperoleh dari informasi baik lisan maupun tulisan dan pengalaman seseorang. Pengetahuan juga diperoleh dari fakta (kenyataan) dengan melihat dan mendengar TV, radio dan sebagainya.(42)

c. Informasi Tentang Pengetahuan

Seseorang akan bertambah wawasannya serta pengetahuan menjadi lebih luas melalui informasi. Informasi tentang seksualitas pada anak sangat penting terhadap pengetahuan seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi sangat berperan aktif dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.(42)

(11)

C. Sikap

1. Definisi Sikap

Sikap atauattitudeadalah bagian dari psikologi sosial yang berisikan unsur sikap secara individu maupun berkelompok.(45) Sikap merupakan suatu yang dapat dipelajari dan menentukan bagaimana individu dapat beraksi atau berinteraksi terhadap situasi yang terjadi didalam kehidupan yang perasaan positif atau negatif. Setiap individu mempunyai sikap positif terhadap objek yang dianggap tak ternilai. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainya saling berhubungan. Sikap dapat terbentuk melalui pengalamannya, meniru apa yang dilihatnya, kepercayaan. Faktor tersebut maka akan berpengaruh dalam pembentukan sikap seseorang.(46)

2. Cara Mengukur Sikap

Seseorang dapat menunjukan sikap dasar mereka pada sesuatu hal. Secara umum orang tidak akan memperlihatkan sikap asli mereka dihadapan orang laim untuk beberapa hal. Salah satu cara untuk dapat mengukur atau menilai sikap seseorang dapat mengukur skala atau kuisioner. Skala penilaian sikap mengandung serangkaian pertanyaan tentang permasalahan tertentu. Responden yang akan mengisi diharapkan menetukan sikap terdiri dari(47):

a. Sikap positif (favorable) yaitu kalimat bersifat mendukung atau memilih pada objek sikap.

b. Sikap negatif (unfavorable) yaitu yang bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap.(48)

Pengukuran sikap dibedakan menjadi dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.(49)

a. Secara Langsung

(12)

b. Langsung Berstruktur

Cara ini mengukur sikap dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disususn sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan dan langsung diberikan kepada subjek yang diteliti. Salah satu pengukuran sikapnya yaitu dengan Skala Likert atau pengukuran tersebut dikenal dengan “Summeted Ratings” skala pengukuran tersebut adalah :

Pernyataan Positif = Sangat setuju 4, setuju : 3, tidak setuju : 2, sangat tidak setuju : 1.

Pertanyaan Negarif = Sangat setuju 1, setuju : 2, tidak setuju: 3, sangat tidak setuju : 4.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Sikap terbentuk atas beberapa macam faktor(50), diantaranya yaitu : a. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.(50)

b. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan

(13)

d. Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar, radio ataupun media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.(50)

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

E. Kerangka Teori

Keterangan:

: Variabel Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Teori(35,39,51) Faktor pendorong (reinforcing factors):

a. Guru b. Orang tua

Pendidikan Seksualitas Anak

Usia Dini Faktor pendukung (enabling factor):

a. Fasilitas belajar yang ada di PAUD/TK b. Materi yang diajarkan di PAUD/TK

Faktor predisposisi (predisposing factors): a. Pengetahuan

b. Sikap c. Praktik

d. Pendidikan orang tua e. Karakteristik anak

(14)

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada hakikatnya adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan diukur (diteliti)(50)

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

G. Hipotesis

1. Ada perbedaan pengetahuan ibu tentang pendidikan seksualitas pada anak PAUD/TK (Studi di PAUD/TK Taman Belia Candi dan PAUD/TK Sultan Agung 2).

2. Ada perbedaan sikap ibu tentang pendidikan seksualitas pada anak PAUD/TK (Studi di PAUD/TK Taman Belia Candi dan PAUD/TK Sultan Agung 2).

Pengetahuan Ibu

Pendidikan Seksualitas Pada Anak

Sikap Ibu PAUD/TK Taman

Belia Candi

PAUD/TK Taman Belia Candi

PAUD/TK Sultan Agung 2

(15)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori (35,39,51)
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu penyakit yang menyerang tanaman cengkih dan paling merusak tanaman cengkih yaitu penyakit mati pucuk yang disebabkan oleh Bakteri Pembuluh Kayu Cengkih

Director yang dipilih harus yang dianggap mampu menghidupkan ide cerita yang udah disetujui klien, yang secara style sesuai dengan tone and manner yang kita mau capai,

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan pertolonganNya yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan karya

[r]

Pengelolaan data pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas (frekuensi kayuhan lengan) dengan variabel terikat (kecepatan renang 50 meter

Observasi kelas merupakan kagiatan pengamatan terhadap berbagai karakteristik, komponen pendidikan serta peraturan yang berlaku di sekolah yang nantinya akan

Peningkatan kapasitas produksi pakan ternak fermentasi dapat dilakukan melalui mekanisasi proses pencacahan bahan baku pakan ternak yang berupa rumput dan jerami.. Tulisan ini

- Warna hijau keunguan - Tekstur agak halus - Pola tidak teratur - Biasanya terletak di.. daerah pantai dan muara