• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS. Sesuai dengan RTRW Kota Makassar , yang menjelaskan WP I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS. Sesuai dengan RTRW Kota Makassar , yang menjelaskan WP I"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

86 BAB IV

ANALISIS

4.1Analisis Kawasan

4.1.1 Gambaran Umum Kawasan

Sesuai dengan RTRW Kota Makassar 2005-2015, yang menjelaskan WP I untuk dibagian Sungai Tallo tepatnya dibagian Utara dan Timur kota di arahkan pada peningkatan peran dan fungsi kawasan yang berbasis pada pusat kegiatan perguruan tinggi dan kegiatan penelitian.

Makassar Town Square STMIK Dipanegara STMIK Akba

Universitas Islam Makassar

Universitas Hasanuddin Makassar Gambar 4.1 Kawasan Sumber : Google Earth, 2012

(2)

87

Lokasi objek terletak di jalan Perintis Kemerdekaan di kawasan pendidikan, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan. Letak geografis Kecamatan Tamalanrea adalah 5.1065°LS 119.4868°BT dengan. Di kawasan ini berdiri beberapa perguruan tinggi, yaitu Universitas Hasanuddin, Universitas Islam Makassar, STMIK Akba dan STMIK Dipanegara. Selain beberapa perguruan tinggi juga berdiri pusat perbelanjaan, Makassar Town Square (M-Tos).

Kedua alternatif lahan ini terletak di Jln. Perintis Kemerdekaan yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Alternatif Tapak 1 Alternatif Tapak 2

Gambar 4.2 Alternatif Tapak Sumber : Google Earth, 2012

(3)

88

Alternatif Tapak 1

/

Berikut ini adalah kelebihan, kekurangan, serta kesesuaian terhadap tema dari alternative lahan 1.

a. Kelebihan:

1. Berabatasan langsung dengan Jalan Perintis Kemerdekaan yang menjadi akses utama.

2. Berbatasan langsung dengan salah satu pusat perbelanjaan, yaitu Makassar Town Square yang dapat dengan mudah mengenal objek.

3. Berbatasan langsung dengan sungai, yang menjadi salah satu potensi sebagai view maupun sebagai sumber untuk utilitas tapak.

4. Kondisi tapak lebih teduh dengan lebih banyak vegetasi di sekitar tapak.

b. Kekurangan:

1. Jenis tanah yang mengandung air dan cukup sulit untuk menemukan tanah keras tanah. 2 1 3 4 Jl. Perintis Kemerdekaan Sungai Tallo Makassar Town Square Tapak

Gambar 4.3 Alternatif Tapak 1 Sumber : Google Earth, 2012

(4)

89

2. Berbatasan langsung dengan sungai yang menyebabkan harus memperhatikan garis sepadan sungai.

3. Berbatasan langsung dengan M-Tos yang dapat menghasilkan kebisingan ke tapak.

4. Kemungkinan terjadinya kemacetan pada entrance tapak, karena berbatasan langsung dengan Jalan Perinitis Kemerdekaan.

c. Kesesuaian terhadap tema:

Tabel 4.1 Kesesuaian Alternatif Tapak 1 Terhadap Tema

No Tema Keterangan

1 Pertapakan Dengan kondisi tapak, tata atur objek dapat disesuaikan

dengan konsep massa rumah bugis yang ditata mengikuti

alur sungai.

2 Perangkaan Pada konsep rumah bugis, jenis rumah yang digunakan

adalah jenis rumah panggung, jadi kondisi tanah yang

cukup mengandung air dapat diselesaikan dengan rumah

panggung dari konsep rumah bugis.

3 Peratapan Tapak yang berbentuk trapesium ini dapat mendukung

bentuk atap yang sesuai dengan konsep rumah bugis.

4 Persungkupan Bentuk tapak mendukung pembagian zona yang dibutukan

dalam objek.

5 Persolekan Letak yang berbatasan langsung dengan Jalan Perintis

Kemerdekaan dan sungai, akan menambah nilai estetika

dalam view dari tapak maupun ke luar tapak.

(5)

90

Alternatif Tapak 2

Berikut ini adalah kelebihan, kekurangan serta kesesuaian terhadap tema dari alternative tapak 2.

a. Kelebihan:

1. Berada jauh dari Jalan Perintis Kemerdekaan yang dapat mengurangi suara bising dan menghindari kemacetan.

2. Jenis tanah yang baik dan tidak mengandung banyak air.

3. Tapak yang berada jauh dari sungai yang tidak membutuhkan tanggul dan pengaman pada tapak.

b. Kekurangan:

1. Berada cukup jauh dari akses masuk ke tapak, yang membutuhkan biaya lebih untuk akses ke tapak.

2. Pemanfaatan sungai yang tidak dapat dimanfaatkan, disebabkan letak tapak yang agak jauh dari sungai.

1 2 4 3 5 STMIK Akba Kawasan pertokoan Area penelitian pangan Rumah penduduk Tapak

Gambar 4.4 Alternatif Tapak 2 Sumber : Google Earth, 2012

(6)

91

3. Vegetasi yang kurang dalam tapak.

4. Letak tapak yang tertutupi oleh bangunan di sekitarnya. c. Kesesuaian terhadap tema:

Tabel 4.2 Kesesuain Alternatif Tapak 2 Terhadap Tema

No Tema Keterangan

1 Pertapakan Kondisi dan bentuk tapak yang tidak memungkinkan

untuk menerapkan konsep penataan massa rumah bugis.

2 Perangkaan Jenis tanah yang keras dapat mendukung keberadaan

sistem knock down dari rumah bugis.

3 Peratapan Bentuk atap dapat didukung dengan bentuk tapak.

4 Persungkupan Pembagian zona sesuai dengan konsep rumah bugis lebih

mudah dengan melihat letak tapak yang cukup jauh dari

pusat jalan.

5 Persolekan Letak yang jauh dari jalan, tidak memungkinkan untuk

menambahkan estetika yang menarik dan dapat dinikmati

pengguna jalan.

Sumber : Hasil analisis, 2012

Dilihat dari dua perbandingan alternative pada kawasan WP l, dapat disimpulkan output yang lebih sesuai dengan penerapan tema rumah bugis adalah alternatif tapak 1. Alternatif tapak 1 yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan yang berbatas langsung dengan Sungai Tallo dimana merupakan batas kawasan WP l.

(7)

92 4.2 Analisis Tapak

4.2.1 Kondisi Eksisting Tapak

Kondisi dari kedua site secara umum mulai dari bentuk lahan yang dapat mempengaruhi sirkulasi serta letak massa bangunan. Kemudian batasan site yang juga mempengaruhi kondisi di dalam site.

4.2.1.1 Batas Tapak

Tapak tepat bersebelahan dengan salah satu pusat perbelanjaan, Makassar Town Square. Berikut adalah batasan tapak yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Utara : Makassar Town Square

Timur : Jln. Perintis Kemerdekaan

Selatan : Sungai Tallo

Barat : Sungai Tallo

Keterangan:

1. Makassar Town Square. 2. Kawasan Pertokoan. 3. Kawasan Pertokoan. 4. Kawasan Penduduk.

5. Jalan Perintis Kemerdekaan. 6. Sungai Tallo.

7. Tapak.

U

Gambar 4.5 Batas Tapak Sumber : Analisis, 2012

(8)

93

Tapak yang berbentuk trapesium ini mempunyai luas lahan secara keseluruhan adalah ±2.9 Ha, dengan rincian ukuran yang terpapar dalam gambar.

Dari kondisi tapak yang dilihat dari batas, ukuran serta bentuk site, dapat menghasilkan beberapa alternatif entrance site

 Alternatif 1

Kelebihan:

1. Dengan membedakan akses masuk dan akses keluar dapt menghindari antrian kendaraan. 2. Sistem keamanan lebih baik, karena

membedakan antara akses masuk dan akses keluar.

Kekurangan:

1. Area parkir yang lebih kecil, disebabkan dengan membedakan akses masuk dan akses keluar.

Gambar 4.6 Bentuk dan Luas Tapak Sumber : Analisis, 2012

Gambar 4.7 Alternatif 1 Entrance

(9)

94

 Alternatif 2

Kelebihan:

1. Menggunakan satu akses masuk dan keluar, lebih memudahkan sirkulasi kendaraan dalam memanfaatkan area parkir.

2. Entrance yang lebih luas, menjadi salah satu cara menghindari kemacetan.

Kekurangan:

1. Sistem keamanan berkurang, disebabkan entrance yang lebih melebar.

Gambar 4.8 Alternatif 2 Entrance

(10)

95

Tabel 4.3 Kesesuaian Alternatif Terhadap Tema

No. Tanggapan

Tema Alternatif 1 Alternatif 2

1 Pertapakan Konsep rumah bugis lebih melebar, jadi dengan menggunakan dua akses tapak akan mempersempit sirkulasi tapak

Satu akses masuk yang lebih lebar menjadi salah satu penerapan konsep rumah bugis.

2 Perangkaan Dua akses pada tapak akan menghasilkan dua jenis rangka yang berbeda, sedangkan konsep rumah bugis ada satu kesatuan.

Satu akses masuk ke tapak menghasilkan perangkaan dengan konsep rumah bugis yang menjadi satu kesatuan.

3 Peratapan Sistem peratapan lebih menyesuaikan dengan bentuk site.

Sistem peratapan akan menyesuaikan dengan bentuk site

4 Persungkupan Persungkupan dengan dua akses akan sangat jelas, secara tidak langsung telah menerapkan konsep rumah bugis.

Satu akses masuk dapat menghasilkan sistem persungkupan yang akan mengarahkan ke setiap sisi site.

5 Persolekan Penataan estetika pada setiap akses masuk dan keluar yang menjadi satu dengan mengikuti alur.

Estetika yang terlilat secara keseluruhan dengan dukungan dari satu akses yang lebih lebar.

(11)

96 4.2.1.2 Potensi

1. Site dapat terlihat langsung dari Jln Perintis Kemerdekaan.

2. Dengan berbatasan langsung dengan Makassar Town Square dapat menjelaskan lebih mudah letak lokasi.

3. Sungai menjadi view menarik dan menciptakan suasana yang lebih alami. 4. Vegetasi menjadi pembatas lahan, menambah kesan hijau dan memberikan

suasana sejuk serta menjadi salah satu alternatif kebisingan dari luar site. Potensi tapak yang terdiri dari jalan utama, pusat perbelanjaan, sungai dan vegetasi ini dapat menghasilkan beberapa alternatif desain.

3

2

4

1 Jalan Perintis Kemerdekaan

Makassar Town Square

Sungai Tallo

Vegetasi

Gambar 4.9 Potensi Tapak Sumber : Analisis, 2012

(12)

97

 Alternatif 1

 Alternatif 2

Kelebihan:

1. Menggunakan sungai sebagai jalan masuk ke objek mengahasilkan kesan yang berbeda. 2. View yang dihasilkan lebih menyatu dengan

sungai yang dimanfaatkan sebagai akses masuk ke objek.

Kekurangan:

1. Membutuhkan fasiltas tambahan seperti dermaga dan perahu.

Kelebihan:

1. Estetika yang dihasilkan oleh potensi pada sungai dapat dijadikan sebagai salah satu view yang menarik dengan membuat akses jalan setapak menuju ke objek.

2. Vegetasi dapat dimanfaatkan secara langsung tampa harus menghilangkan dari desain vegetasi yang sudah ada di tapak.

Gambar 4.10 Alternatif 1 Potensi Sumber : Analisis, 2012

Gambar 4.11 Alternatif 2 Potensi Sumber : Analisis, 2012

(13)

98

 Alternatif 3 Kekurangan:

1. Membutuhkan pengamanan yang lebih karena berbatas langsung terhadap sungai.

Kelebihan:

1. Menghasilkan estetika yang dapat dinikmati langsung dari Jalan Perintis Kemerdekaan.

2. Memudahkan pengunjung dengan memberikan fasilitas yang berada di sisi Jalan Perintis Kemerdekaan.

Kekurangan:

1. Tidak privasi tapak tidak maksimal. Jl. Perintis Kemerdekaan

Gambar 4.12 Alternatif 3 Potensi Sumber : Analisis, 2012

(14)

99

Tabel 4.4 Kesesuaian Alternatif Terhadap Tema N

o

Tanggapa n

Tema

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

1 Pertapakan Pola tata massa konsep rumah bugis mengikuti arah sungai.

Menjadikan view yang menarik menjadi salah satu konsep pertapakan rumah bugis pada umumnya

Jalan setapak yang digunakan dapat memperkuat kesan rumah bugis yang menata tapak dengan menggunakan akses setapak. 2 Perangkaan Pemanfaatan sungai sebagai sirkulasi membantu sistem perangkaan dalam objek dengan hanya focus pada tapak.

Sistem perangkaan yang dapat menyatu ke dalam view yang mengarahkan

bangunan.

Akses jalan setapak yang mendukung sistem perangkaan.

3 Peratapan Sistem peratapan lebih menyesuaikan dengan bentuk site.

Sistem peratapan akan menyesuaikan dengan bentuk site

Sistem peratapan lebih menyesuaikan dengan bentuk site. 4 Persungkupa n Sistem persungkupan yang jelas dengan membedakan akses masuk pada sungai dan objek pada tapak.

Memperjelas batas sungkup dengan memberikan zona view yang mengarah ke sungai dan tidak mengarah ke sungai.

Memjelaskan zona tapak dengan membedakan area pejalan kaki dan kendaraan.

5 Persolekan Menghasilkan kesan natural yang dapat di nikmati oleh pengunjung dan dari luar tapak.

View yang dihasilkan lebih natural. Jalan Perintis Kemerdekaan yang padat tidak memungkinkan memberikan estetika dari luar tapak ke dalam tapak.

(15)

100 4.2.2 Analisis Kebisingan

Sumber bising yang paling besar pada tapak diperoleh dari batas sebelah Utara dan batas sebelah Selatan. Di sebelah Utara berbatasan langsung dengan pusat perbelanjaan, yaitu Makassar Town Square dan untuk sebelah Selatan berbatas langsung dengan Jalan Perintis Kemerdekaan yang merupakan akses utama menuju pusat kota Makassar.

Dilihat dari sumber kebisingan pada gambar 4.13 menghasilkan beberapa tanggapan untuk alternatif desain pada objek.

 Alternatif 1

Gambar 4.13 Sumber Kebisingan Sumber: Analisis, 2012 Keterangan :

1. Sumber bising berasal dari Jalan Perintis Kemerdekaan

2. Sumber bising berasal dari Makassar Town Square.

Keterangan :

1. Jalan Perintis Kemerdekaan. 2. Area parkir Pusat Peragaan. 3. Taman.

4. Tangga. Gambar 4.14 Alternatif 2 Kebisingan Sumber: Analisis, 2012

Meredam bunyi dengan menggunakan jarak dari sumber bunyi ke objek dan meninggikan tapak dalam peletakan objek. OBJEK

(16)

101

Kelebihan :

1. View yang dihasilkan lebih menarik dari Jalan Perintis Kemerdekaan, dengan adanya taman setelah area parkir.

2. Area privasi objek lebih terjaga dari arah Jalan Perintis Kemerdekaan, dengan meninggikan tapak dalam peletakan objek pusat peragaan.

Kekurangan :

1. Pencapaian ke objek agak lebih jauh disebabkan adanya peletakan taman dan tangga sebagai sirkulasi dalam pencapaian ke objek pusat peragaan.

 Alternatif 2

Keterangan :

1. Jalan Perintis Kemerdekaan (sumber bising).

2. Area parkir. 3. Jalan setapak. 4. Dinding pembatas.

Selain menggunakan area parkir untuk meredam suara bising, juga menggunakan dinding pembatas. Dinding pembatas yang dirancang memantulkan suara bising yang berasal dari Jalan Perintis Kemerdekaan.

Suara datang

Suara pantul

Gambar 4.15 Alternatif 2 Kebisingan Sumber: Analisis, 2012

(17)

102

Kelebihan :

1. Memberikan batas zona yang jelas.

2. Sebagai pengarah pengunjung menuju objek.

3. Mempunyai nilai estetika dengan tambahan vegetasi yang juga berfungsi sebagai pemantul suara bising.

Kekurangan :

1. Pengunjung tidak dapat menikmati objek ketika masih berada di luar kawasan objek.

Tabel 4.5 Kesesuaian Alternatif Kebisingan Terhadap Tema N o Tanggapa n Tema Alternatif 1 Alternatif 2

1 Pertapakan Pola tata massa konsep rumah bugis mengikuti arah sungai.

Menjadikan view yang menarik menjadi salah satu konsep pertapakan rumah bugis pada umumnya

2 Perangkaan Pemanfaatan sungai sebagai sirkulasi membantu sistem perangkaan dalam objek dengan hanya focus pada tapak.

Sistem perangkaan yang dapat menyatu ke dalam view yang mengarahkan bangunan.

3 Peratapan Sistem peratapan lebih menyesuaikan dengan bentuk site.

Sistem peratapan akan menyesuaikan dengan bentuk site

4 Persungkupan Sistem persungkupan yang jelas dengan membedakan akses masuk pada sungai dan objek pada tapak.

Memperjelas batas sungkup dengan memberikan zona view yang mengarah ke sungai dan tidak mengarah ke sungai.

5 Persolekan Menghasilkan kesan natural yang dapat di nikmati oleh pengunjung dari luar tapak.

View yang dihasilkan lebih natural.

(18)

103 4.2.3 Analisis View

View yang diperoleh dari tapak terbagi menjadi dua jenis view, view ke tapak dan view dari tapak.

4.2.3.1 View Ke Tapak

Jalan Perintis Kemerdekaan adalah salah satu akses yang digunakan menuju pusat kota Makassar yang cukup dipadati kendaraan bermotor. View ke tapak dapat dinikmati langsung dari Jalan Perintis Kemerdekaan, sedangkan untuk sisi yang berbatasan langsung dengan Makassar Town Square, terhalang oleh dinding masif sebagai dinding pembatas dari Makassar Town Square.

 Alternatif 1

Keterangan :

1. View ke tapak berasal dari arah Jalan Perintis Kemerdekaan.

Gambar 4.16 View ke Tapak Sumber: Analisis, 2012

Mencegah arah pandang langsung dari arah Jalan Perintis Kemerdekaan dengan pola pada tapak.

Gambar 4.17 Alternatif 1 View ke Tapak Sumber: Analisis, 2012

(19)

104

Kelebihan :

1. Mengarahkan pengunjung.

2. Memberikan batasan yang jelas antara area publik dan area privasi. Kekurangan :

1. Kesan yang kaku dan lebih tertutup dari arah Jalan Perintis Kemerdekaan, memungkinkan pengunjung tidak tertarik untuk menikmati objek yang ada di dalam karena kesan pertama yang kurang.

 Alternatif 2

Kelebihan :

1. Memberikan kesan yang menarik dari arah pandang Jalan Perintis Kemerdekaan.

2. Zona privasi objek lebih terjaga.

3. Memberikan batasan yang jelas antara zona privasi objek dan zona publik. Kekurangan :

1. Arah pandang pengunjung di area public lebih terbatas.

Dinding pembatas yang dipadukan dengan vegetasi pada dinding.

Gambar 4.18 Alternatif 2 View ke Tapak Sumber: Analisis, 2012

(20)

105

 Alternatif 3

Kelebihan :

1. Selain menjadi alternatif view ke tapak, juga dapat menjadi sebagai alternatif penyerapan air hujan.

2. Memberikan kesan santai dengan menambahkan tanaman hias hijau. Kekurangan :

1. Pencapaian ke objek lebih jauh dengan menambahkan taman sebagai alternatif view ke tapak.

Gambar 4.19 Alternatif 3 View ke Tapak Sumber: Analisis, 2012

Menambahkan taman sebagai alternatif arah pandang dari Jalan Perintis Kemerdekaan.

(21)

106

Tabel 4.6 Kesesuaian Alternatif View ke Tapak Terhadap Tema N

o

Tanggapa n

Tema

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

1 Pertapakan Kesan tertutup yang tidak sesuai dengan konsep

bugis yang

mempunyai sifat sosial yang tinggi.

Bentuk yang tertutup yang menghalangi arah pandang, tidak sesuai dengan konsep rumah bugis yang terbuka.

Taman dijadikan sebagai media bersosialisasi dalam konsep rumah bugis.

2 Perangkaan Bentuk yang kaku adalah salah satu sistem rangka dari konsep rumah bugis.

Rancangan yang tertutup menjadi bagian dari konsep rumah bugis.

Taman berfungsi membantuk sistem perangkaan konsep rumah bugis dari getaran yang berasal dari jalan.

3 Peratapan Bentuk atap menyesuaikan dengan pola tapak.

Bentuk dinding sesuai dengan bentuk atap pada konsep rumah bugis.

Bentuk atap

menyesuaikan dengan pola tapak.

4 Persungkupa n

Zona privasi dan zona publik yang sangat jelas.

Zona privasi dan zona publik yang sangat jelas.

Taman menjadi pengarah sebelum masuk ke zona privasi.

5 Persolekan Kaku dan tertutup tidak memberikan estetika yang lebih menarik.

Bentuk yang dapat menjadi daya tarik tersendiri sebelum masuk ke objek.

Memberikan kesan natural pada tapak.

(22)

107 4.2.3.2 View dari tapak

View dari tapak dapat dinikmati dari arah sungai yang berbatasan langsung dengan tapak. Arah pandangan ke sungai memberikan kesan natural, ditambah lagi dengan suara aliran air yang menambah kesan tersendiri bagi objek.

Dari arah pandang dari tapak ke sungai menghasilkan beberapa alternatif desain.

 Alternatif 1

Keterangan :

1. Arah pandang tapak ke sungai dari sebalah barat tapak.

2. Arah pandang tapak ke sungai dari sebalah selatan tapak.

Gambar 4.19 Alternatif View dari Tapak Sumber: Analisis, 2012

Arah bangunan di arahkan ke sungai, dan area bermain outdoor diletakan di sekitar sungai yang dapat memperkuat konsep rumah bugis.

Gambar 4.20 Alternatif 1 View dari Tapak Sumber: Analisis, 2012

(23)

108

Kelebihan :

1. Memberikan kesan yang menyatu dengan alam.

2. Udara yang lebih segar dengan suara arus air dapat memberikan semangat, dan kesenangan bagi setiap pengunjung.

Kekurangan :

1. Membutuhkan pengamanan yang lebih, karena dapat membahayakan pengunjung ketika berada di tepian sungai.

 Alternatif 2

Kelebihan :

1. Mengarahkan pengunjung ke objek dengan menyediakan selasar yang semi terbuka di pinggiran sungai.

Kekurangan :

1. Membutuhkan sistem keamanan tambahan, disebabkan daerah tepi sungai yang cukup rawan.

2. Pencapaian yang lebih panjang dengan harus melalui selasar.

Sungai Tallo

Gambar 4.21 Alternatif 2 View dari Tapak Sumber: Analisis, 2012

(24)

109

 Alternatif 3

Kelebihan :

1. Menjadi salah daya tarik yang memberikan peran penting terhadap sungai. 2. Menghindari upaya pencemaran sungai, karena sungai dijadikan sebagai salah

satu objek view yang menarik.

Kekurangan :

1. Meningkatkan keamanan pada area ini.

2. Memperhatikan lebih lanjut struktur pada tepian sungai. Gambar 4.22 Alternatif 3 View dari Tapak

Sumber: Analisis, 2012

(25)

110

Tabel 4.7 Kesesuaian Alternatif View dari Tapak Terhadap Tema N

o

Tanggapa n

Tema

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

1 Pertapakan Pola tata massa bangunan rumah bugis menjadikan sungai sebagai acuan. Selasar yang mengarahkan pengunjung menjadi akses yang mendukung bentuk rumah bugis. Sungai berhubungan langsung terhadap tata massa rumah bugis.

2 Perangkaan Bentuk yang dapat menyesuaikan sistem struktur pada konsep rumah bugis.

Rancangan yang tertutup menjadi bagian dari konsep rumah bugis.

Taman berfungsi membantuk sistem perangkaan konsep rumah bugis dari getaran yang berasal dari jalan.

3 Peratapan Bentuk atap menyesuaikan dengan pola tapak.

Bentuk selasar tidak mencakup secara umum terhadap sistem atap rumah bugis.

Bentuk atap

menyesuaikan dengan pola tapak.

4

Persungkupa n

Arah bangunan yang menciptakan ruang privasi bagi objek.

Menjadi salah satu batas pandang view dari tapak.

Jarak pandang yang cukup dengan sendirinya

memberikan batas ruang yang jelas. 5 Persolekan Pola yang

menghasilkan estetika baik dari dalam maupun luar tapak.

Selasar dengan susunannya dapat menghasilkan

bayangan yang berbeda setiap waktu.

Sungai adalah satu unsure estetika dan dapat dinikmati dari tapak.

(26)

111 4.2.4 Analisis Iklim

Berdasarkan data yang diperoleh dari data BMKG kelembababn udara di Makassar sekitar 78%, dengan temperature udara sekitar 27,2o – 28,5oC dan rata-rata kecepatan angin mencapai 4 Knot.

4.2.4.1 Orientasi Matahari

Tapak yang mengarah kea rah Utara dan orientasi matahari dari Timur ke Barat.

Dari analisis orientasi matahari ini diperoleh beberapa alternatif rancangan.

 Alternatif 1

Gambar 4.23 Orientasi Matahari Sumber: Analisis, 2012

Gambar 4.24 Alternatif 1 Orientasi Matahari Sumber: Analisis, 2012

(27)

112

Kelebihan :

1. Memperoleh matahari pagi lebih maksimal.

2. Tidak membutuhkan lebih banyak tenaga listrik untuk menerangi ruangan.

Kekurangan :

1. Sirkulasi udara yang kurang. Sehingga dapat menyebabkan suhu tinggi di dalam ruangan.

 Alternatif 2

Menghalangi sinar matahari melalui selasar yang tidak sepenuhnya masuk ke dalam ruangan.

Kelebihan :

1. Memberikan kesan bayangan yang berbeda di setiap jamnya. 2. Menghasilkan estetika yang berhubungan langsung dengan alam. 3. Suasana ruang yang tidak terkesan tertutup.

Kekurangan :

1. Memberikan tambahan akses pencapaian bagi pengunjung.

Gambar 4.25 Alternatif 2 Orientasi Matahari Sumber: Analisis, 2012

(28)

113

 Alternatif 3

Menghalangi sinar matahari dengan vegetasi, memberikan kesan teduh dan lebih natural dengan warna hijau dari vegetasi.

Kelebihan :

1. Memberikan suasana teduh di tapak dengan kesan yang lebih natural. 2. Menyaring udara dengan memberikan vegetasi.

Kekurangan :

1. Perawatan terhadap vegetasi lebih maksimal. Gambar 4.26 Alternatif 3 Orientasi Matahari

(29)

114

Tabel 4.8 Kesesuaian Alternatif Orientasi Matahari Terhadap Tema N

o

Tanggapa n

Tema

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

1 Pertapakan Bentuk yang tidak dapat disesuaikan dengan konsep rumah bugis yang berupa rumah panggung.

Memberikan celah bagi sinar matahari yang memberikan nuansa alami dengan pencahayaannya

Rumah bugis dalam penataan massanya melibatkan beberapa vegetasi sebagai peneduh

2 Perangkaan Di dalam rumah bugis bentuk lengkung tidak ditemukan.

Struktur yang membentuk selasar tegak lurus yang menyerupai tiang-tiang pada struktur rumah bugis. Keseimbangan struktur dapat diseimbangkan dengan adanya vegetasi sebagai pendingin yang alami.

3 Peratapan Bentuk atap yang tidak

memungkinkan menggunakan bentuk atap rumah bugis.

Arah vertical adalah dasar dari bentuk konsep atap pada rumah bugis.

Fungsi atap yang dapat didukung dengan keberadaan vegetasi sebagai pendingin ruang yang alami 4 Persungkupa n Akses masuk menjadi salah satu cara memberikan kesan privasi pada ruangan.

Selasar yang mengarahkan

pengunjung menjadi bagian yang penting sama halnya fungsi atap tangga pada rumah bugis.

Vegetasi menjadi salah satu alternatif untuk mengarahkan pengunjung dengan kesan yang lebih natural.

5 Persolekan Bukaan yang lebih banyak

memberikan estetika view dari luar ruangan.

Hasil dari bayangan yang ditimbulkan akan berbeda setiap waktu yang menjadi unsur estetika.

Warna hijau

memberikan suasana yang berbeda.

(30)

115 4.2.4.2 Arah Angin dan Curah Hujan

Kecepatan angin di Makassar rata-rata mencapai 4 Knot, dengan kecepatan yang berbeda di setiap musim yang dapat mencapai 15-40 Km/Jam.

Selain dari data BMKG yang menunjukkan kecepatan angin seperti gambar 4.27, angin juga dihasilkan dari lorong bangunan serta kondisi alam yang terbentuk melorong, misalnya sungai pada tapak. Angin mengikuti arah sungai hingga menuju hilir.

Gambar 4.27 Prakiraan Angin Sumber: Data BMKG Wilayah IV Makassar

Gambar 4.28 Arah Angin pada Tapak Sumber: Data BMKG Wilayah IV Makassar

(31)

116

Untuk curah hujan, daerah Sulawesi Selatan khususnya Makassar termasuk daerah yang angka curah hujannya cukup tinggi, seperti yang terlihat pada gambar 4.28 dan gambar 4.29.

Gambar 4.29 Curah Hujan April 2012 Wilayah Sulawesi Maluku Sumber: Data BMKG Wilayah IV Makassar

Gambar 4.30 Sifat Hujan April 2012 Wilayah Sulawesi Maluku Sumber: Data BMKG Wilayah IV Makassar

(32)

117

Ditinjau dari data yang diperoleh dari BMKG ini menghasilkan beberapa alternatif desain.

 Alternatif 1

Pola tata massa bangunan yang dibuat diagonal dari arah tapak

memberikan ruang yang lebih banyak memanfaatkan angin yang bertiup dari arah Barat ke Timur.

Kelebihan :

1. Tidak memerlukan alat bantu pendingin ruangan buatan.

2. Udara di dalam ruang yang terus mengalir, sehingga menyebabkan suhu rungan yang stabil.

3. Meminimalkan pengeluaran tenaga listrik yang membantu penghematan daya. Gambar 4.31 Alternatif 1 Analisis Angin dan Hujan

(33)

118

Kekurangan :

1. Angin yang diperoleh sewaktu-waktu akan lebih banyak dari biasanya yang mempengaruhi kondisi fisik bagi pengguna objek.

 Alternatif 2

Kelebihan :

1. Selain dapat mengurangi tiupan angin dari arah Barat juga dapat menyaring debu yang terbawa lewat udara.

2. Menghasilkan kesan yang hijau dan teduh di dalam tapak. 3. Menjaga arah pandang yang memberikan privasi objek.

Kekurangan :

1. Perlu memberikan pengamanan jika suatu saat kecepatan angin dapat merubuhkan vegetasi sehingga membahayakan pengguna objek.

Gambar 4.32 Alternatif 2 Analisis Angin dan Hujan Sumber: Analisis, 2012

(34)

119

Tabel 4.9 Kesesuaian Alternatif Arah Angin dan Hujan Terhadap Tema N

o

Tanggapan

Tema Alternatif 1 Alternatif 2

1 Pertapakan Pola massa yang

menyesuaikan terhadap alur sungai seperti halnya pola massa rumah bugis.

Vegetasi menjadi bagian terhadap pola tata massa rumah bugis.

2 Perangkaan Struktur yang hampir sama dengan struktur tiang pada konsep rumah bugis.

Dengan vegetasi, struktur lebih dapat didinginkan secara alami.

3 Peratapan Sistem dan bentuk atap menjadi cirri khas yang menampilkan suasana pada rumah bugis.

Vegetasi yang berperan dalam memberikan suasana teduh.

4 Persungkupan Pembagian zona privasi dan zona public dapat dibedakan secara jelas.

Salah alternatif menciptakan ruang yang lebih privasi.

5 Persolekan Bentuk mencerminkan bentuk rumah bugis secara umum.

View yang dihasilkan lebih natural.

(35)

120 4.3 Analisis Bangunan

4.3.1 Analisis Fungsi

Analisis fungsi pada objek pusat peragaan meliputi beberapa fungsi mulai dari fungsi utama hingga fungsi yang mendukung fungsi utama. Berikut adalah fungsi objek.

1. Fungsi Primer

Fungsi utama dari objek perancang pusat peraga ini adalah

a. Sebagai tempat pelestarian mainan tradisional Bugis yang berada di kawasan Sulawesi Selatan.

b. Sebagai tempat wisata bermain untuk masyarakat Makassar dan sekitarnya.

2. Fungsi Sekunder

a. Sebagai sarana pendidikan terhadap budaya Bugis yang dikhususkan pada permainan bugis.

b. Sebagai tempat penelitian mainan tradisional bugis untuk lebih inovatif sehingga memungkinkan menghasilkan permainan yang baru.

3. Fungsi Tersier

Memberikan nilai tambah kota Makassar sebagai salah satu kota yang mengapresiasikan budaya Bugis.

4.3.1.2 Analisis Fungsi Ruang 1. Parkir

Akses yang dilalui oleh pengunjung yang menggunakan kendaraan bermotor.

(36)

121

2. Loket

Jalur sirkulasi bagi pengunjung sebelum ke ruang utama objek melalui loket.

3. Hall

Ruang yang menjadi pusat yang mengarahkan pengunjung ke setiap ruang yang ada di dalam objek.

4. Ruang Pamer

Ruang yang dapat diakses oleh setiap pengunjung yang mengikuti alur dari ruang.

5. Ruang Peraga Indoor

Ruang peraga yang berada di dalam dengan akses yang dapat dicapai dari hall dan ruang sebelumnya.

6. Ruang Peraga Outdoor

Ruang peraga yang berada di luar ruangan yang dapat diakses melalui hall dan ruang sebelumnya.

7. Workshop

Ruang kerja yang dapat diakses dari ruang peraga outdoor. 8. Ruang Seminar

9. Kantor Pengelola

Ruang yang hanya dapat diakses oleh pengelola pusat peraga. 10.Ruang Servis

Ruang yang hanya ditujukan untuk area servis untuk benda budaya di pusat peraga.

(37)

122

11.Musholla 12.Food Court

13.Toko Souvenir

Tabel 4.10 Klasifikasi Ruang Berdasarkan Fungsi

No Ruang Primer Sekunder Tersier

1 Loket V

2 Hall V

3 Ruang pamer V

4 Ruang peraga indoor V

5 Ruang peraga outdoor V

6 Workshop V 7 Ruang seminar V 8 Kantor pengelola V 9 Ruang servis V 10 Mushollah V 11 Food court V 12 Toko souvenir V Sumber: Analisis, 2012 4.3.2 Analisis Aktivitas

Aktifitas pengguna untuk Pusat Peraga Mainan Tradisional Bugis, adalah sebagai berikut:

(38)

123

Tabel 4.11 Analisis Aktifitas Pengguna Pusat Peragaan Mainan Tradisional Bugis

No Fasilitas Pengguna Aktifitas Ruang

1 Ruang pamer Pengunjung - Datang - Parkir - Beli tiket - Ke ruang pamer - Membeli souvenir - Makan - Sholat - Ke toilet - Pulang - Parkir - Hall - Loket - Ruang pamer - Food court - Toko souvenir - Musholla - Toilet Pengelola - Datang - Parkir - Ke kantor pengelola - Ke ruang pamer - Makan - Sholat - Ke toilet - Pulang - Parkir - Hall - Kantor pengelola - Ruang pamer - Food court - Musholla - Toilet Servis - Datang - Parkir - Ke ruang servis - Ke ruang pamer - Makan - Sholat - Ke toilet - Pulang - Parkir - Hall - Ruang servis - Ruang pamer - Food court - Musholla - Toilet 2 Ruang peraga indoor Pengunjung - Datang - Parkir - Beli tiket - Ke ruang peraga indoor - Parkir - Hall - Loket - Ruang peraga indoor

(39)

124 - Bermain - Membeli souvenir - Makan - Sholat - Ke toilet - Pulang - Food court - Toko souvenir - Musholla - Toilet Pengelola - Datang - Parkir - Ke kantor pengelola - Ke ruang peraga indoor - Makan - Sholat - Ke toilet - Pulang - Parkir - Hall - Kantor pengelola - Ruang peraga indoor - Food court - Musholla - Toilet Servis - Datang - Parkir - Ke ruang servis - Ke ruang peraga indoor - Makan - Sholat - Ke toilet - Parkir - Hall - Ruang servis - Ruang peraga indoor - Food court - Musholla - Toilet 3 Ruang peraga outdoor Pengunjung - Datang - Parkir - Beli tiket - Ke ruang peraga outdoor - Membuat alat bermain - Bermain - Membeli souvenir - Parkir - Hall - Loket - Ruang penerima - Ruang peraga outdoor - Workshop - Ruang alat dan

(40)

125 - Makan - Sholat - Ke toilet - Pulang - Ruang baca - Food court - Toko souvenir - Musholla - Toilet 4 Ruang seminar Pengunjung - Datang

- Parkir - Beli tiket - Ke ruang seminar - Duduk dan mendengarkan - Membeli souvenir - Makan - Sholat - Ke toilet - Pulang - Parkir - Hall - Loket - Ruang Seminar - Food court - Toko souvenir - Musholla - Toilet 5 Kantor pengelola Pengelola - Datang - Parkir - Ke ruang pengelola - Mengelola administrasi - Merekap keuangan - Melayani transaksi - Makan - Sholat - Ke toilet - Pulang - Parkir - Hall - Kantor pengelola - Food court - Musholla - Toilet

6 Ruang servis Servis - Datang - Parkir - Ke ruang servis - Merawat benda - Parkir - Hall - Ruang servis - Ruang pamer

(41)

126 pamer - Membersihkan ruang - Memperbaiki peralatan - Membenahi instalasi - Makan - Sholat - Ke toilet - Pulang - Ruang peraga indoor dan outdoor - Workshop - Ruang seminar - Food court - Musholla - Toilet 7 Musholla Pengunjung Pengelola Servis - Menitipkan barang - Wudhu - Sholat - Pulang - Tempat penitipan barang - Tempat wudhu - Musholla

8 Food court Pengunjung

Pengelola Servis - Parkir - Datang - Memesan makanan - Duduk

- Makan dan minum - Mencuci tangan - Ke kasir - Ke toilet - Pulang - Food court - Wastafel - Toilet - Stand

9 Toko souvenir Pengunjung - Datang - Parkir - Melihat souvenir - Membeli souvenir - Jalan berkeliling - Ke kasir - Pulang - Toko souvenir Sumber: analisis, 2012

(42)

127 4.3.3 Analisis Pengguna

Pengguna objek Pusat Peragaan Mainan Tradisional Bugis adalah, sebagai berikut:

1. Pengunjung, yang terdiri dari masyarakat baik lokal maupun interlokal, para pelajar.

2. Pengelola, yang mencakup kantor pengelola dan ruang yang berhubungan dengan administrasi.

3. Servis, mencakup perbaikan dan perawatan.

4. Pedagang, yang difasilitasi di area food court dan toko souvenir. 4.3.3.1 Analisis Aktivitas Pengguna

1. Sirkulasi Pengguna Ruang Pamer a. Pengunjung

+ Membedakan zona ruang privasi pada objek. + Sirkulasi yang jelas yang dimulai dari loket.

Skema 4.1 Analisis Akses Pengunjung Ruang Pamer Sumber: Analisis, 2012

(43)

128

+ Mewadahi setiap kegiatan yang ada pada objek. + Kegiatan yang dimulai pada satu titik.

+ Melindungi dari suhu, iklim yang tidak dapat diperkirakan, misalnya hujan. b. Pengelola

c. Servis

Skema 4.3 Analisis Akses Pengelola Sumber: Analisis, 2012

Skema 4.4 Analisis Akses Servis Sumber: Analisis, 2012 2

Skema 4.2 Analisis Akses Pengunjung Ruang Pamer Sumber: Analisis, 2012

(44)

129

2. Sirkulasi Pengguna Ruang Peraga Indoor a. Pengunjung

+ Membedakan zona ruang privasi pada objek.

+ Sirkulasi yang jelas yang dimulai dari loket.

+ Mewadahi setiap kegiatan yang ada pada objek. + Kegiatan yang dimulai pada satu titik.

+ Melindungi dari suhu, iklim yang tidak dapat diperkirakan, misalnya hujan. Skema 4.5 Analisis Akses Pengunjung Ruang Peraga Indoor

Sumber: Analisis, 2012 1

(45)

130

b. Pengelola

c. Servis

3. Akses Pengguna Ruang Peraga Outdoor dan Workshop

a. Pengunjung

+ Aktifitas lebih sistematis. + Zona ruang privasi lebih jelas.

Skema 4.6 Analisis Akses Pengelola Sumber: Analisis, 2012

Skema 4.7 Analisis Akses Pengelola Sumber: Analisis, 2012

(46)

131

+ Pengelompokan ruang yang berada pada satu ruang dan mengarahkan ke objek. + Mengantisipasi terhadap factor iklim, misalnya hujan.

+ Hubungan ruang yang lebih jelas. b. Pengelola

c. Servis

Skema 4.8 Analisis Akses Pengunjung Ruang Peraga Outdoor Sumber: Analisis, 2012

Skema 4.9 Analisis Akses Pengelola Ruang Peraga Outdoor Sumber: Analisis, 2012

Skema 4.10 Analisis Akses Servis Ruang Peraga Outdoor Sumber: Analisis, 2012

(47)

132

4. Akses Pengguna Ruang Seminar a. Pengunjung

b. Pengelola

c. Servis

Skema 4.11 Analisis Akses Pengunjung Ruang Seminar Sumber: Analisis, 2012

Skema 4.12 Analisis Akses Pengelola Ruang Seminar Sumber: Analisis, 2012

Skema 4.13 Analisis Akses Pengelola ke Musholla Sumber: Analisis, 2012

(48)

133

5. Akses Musholla a. Pengunjung

b. Pengelola

c. Servis

Skema 4.14 Analisis Akses Pengunjung ke Musholla Sumber: Analisis, 2012

Skema 4.15 Analisis Akses Servis ke Musholla Sumber: Analisis, 2012

(49)

134

6. Akses Food Court

a. Pengunjung

b. Pengelola

c. Servis

Skema 4.16 Analisis Akses Pengunjung ke Food Court

Sumber: Analisis, 2012

Skema 4.17 Analisis Akses Pengelola ke Food Court

Sumber: Analisis, 2012

Skema 4.18 Analisis Akses Servis ke Food Court

(50)

135

7. Akses Toko Souvenir

4.3.4 Analisis Ruang

Ruang-ruang yang dibutuhkan dalam Pusat Peraga Mainan Tradisional Bugis ini dikelompokkan dalam beberapa ruang sesuai dengan kebutuhan utama dan penunjang. Dalam Rumah Bugis, terdapat 3 bagian utama secara garis besar, yaitu bagian depan yang menjadi ruang kerabat, bagian tengah adalah ruang keluarga yang menjadi inti dari sebuah rumah, dan bagian dalam. Jadi untuk membagi ruang pusat peraga juga mencakup dalam 3 kebutuhan ruang.

1. Ruang Primer, ruang yang mewadahi fungsi permainan tradisional dan teknik pembuatan alat, serta cara bermainnya, adalah sebagai berikut:

- Ruang pamer

- Ruang peraga indoor - Ruang peraga outdoor - Workshop

2. Ruang Sekunder, ruang yang mewadahi aktifitas pendukung keberadaan ruang-ruang utama, adalah sebagai berikut:

- Loket - Hall

Skema 4.19 Analisis Akses Servis ke Toko Souvenir Sumber: Analisis, 2012

(51)

136 - Ruang seminar

- Kantor pengelola - Ruang servis - Musholla

3. Ruang tersier, ruang yang menambahkan fungsi lain dari pusat peraga dan juga tanpa mempunyai kaitan erat dengan pusat peraga, adalah sebagai berikut:

- Food court - Toko souvenir

Jenis kebutuhan ruang pada objek pusat peraga dalam fasiltas ruang dijabarkan dalam table di bawah ini.

1. Hall : Kantor administrasi 2. Ruang Pamer.

3. Ruang peraga dan Workshop. 4. Ruang Seminar.

(52)

137

Tabel 4.12 Analisis Ruang Hall dan Kantor Pengelola

No Ruang Jumlah

Ruang Kapasitas Luas Ruang

1 Hall 1 50 64m2 2 Loket tiket 5 @10 @12m2 3 Ruang tunggu 1 50 50m2 4 Ruang atasan 1 1 16m2 5 Ruang karyawan 1 15 64m2 6 Ruang informasi 1 2 4m2

7 Ruang penerima tamu

1 5 9m2 8 Ruang servis 1 10 49m2 9 Ruang arsip/dokumen 1 2 9m2 10 Kamar mandi/WC 6 @2 @7,5m2 11 Gudang 1 3 16m2 12 Entrance ke objek 1 50 24m2 13 Dermaga 2 @25 @49m2 TOTAL 371m2 Sumber: Analisis, 2012

(53)

138

Tabel 4.13 Analisis Ruang Pamer

No Ruang Jumlah

Ruang Kapasitas Luas Ruang

1 Ruang penerima

1 4 9m2

2 Ruang pamer temporer

1 50 64m2

3 Ruang pamer permanen

1 50 64m2 4 Ruang perawatan 1 1 16m2 5 Area servis 1 15 16m2 6 Kamar mandi/WC 6 @2 @7,5m2 7 Gudang 1 3 16m2 TOTAL 215m2 Sumber: Analisis, 2012

Tabel 4.14 Analisis Ruang Seminar

No Ruang Jumlah

Ruang Kapasitas Luas Ruang

1 Ruang penerima 1 4 9m2 2 Ruang seminar 1 50 64m2 3 Ruang peralatan 1 4 16m2 4 Ruang sevis 1 4 16m2 5 Kamar mandi/WC 6 @2 @7,5m2 6 Gudang 1 3 16m2 TOTAL 135m2 Sumber: Analisis, 2012

(54)

139

Tabel 4.15 Analisis Ruang Peraga

No Ruang Jumlah

Ruang Kapasitas Luas Ruang

1 Ruang penerima 1 4 9m2

2 Ruang peraga indoor 1 50 64m2

3 Ruang alat dan bahan

1 10 16m2

4 Workshop 1 50 64m2

5 Ruang peraga outdoor 2 50 100m2

6 Ruang tunggu/teduh 2 @25 50m2

7 Kamar mandi/WC 6 @2 @7,5m2

8 Gudang 1 3 16m2

TOTAL 399m2

Sumber: Analisis, 2012

Tabel 4.16 Analisis Toko Souvenir dan Food Court

No Ruang Jumlah

Ruang Kapasitas Luas Ruang

1 Ruang masak 5 4 @9m2 2 Ruang saji 5 5 @9m2 3 Area makan 1 10 72m2 4 Kasir 3 3 @4m2 5 Toko Souvenir 2 50 64m2 7 Kamar mandi/WC 6 @2 @7,5m2 8 Gudang 1 3 16m2 TOTAL 276m2 Sumber: Analisis, 2012

(55)

140

4.17 Analisis Mushola

No Ruang Jumlah

Ruang Kapasitas Luas Ruang

1 Ruang wudhu 2 5 @15m2

2 Ruang sholat 2 5 45m2

3 Ruang penitipan barang 1 2 9m2

4 Gudang 1 2 9m2

7 Kamar mandi/WC 2 @2 @7,5m2

TOTAL 108m2

Sumber: Analisis, 2012

4.3.4.1 Persyaratan Ruang

Ada beberapa persyaratan ruang yang menjadi tinjauan untuk menghasilkan suasana ruang pada pusat peraga yang sesuai dengan Extending Tradition pada Rumah Bugis.

Keterangan: 1. Pencahayaan 2. Penghawaan 3. Akustik 4. Ketenangan A. Alami B. Buatan

(56)

141

Tabel 4.18 Persyaratan Ruang

No Ruang Jenis Ruang

Persyaratan Ruang Sifat Ruang 1 2 3 4 A B A B

1 Hall Hall V V - - Semi terbuka

Toilet V V V - Tertutup 2 Ruang pamer Ruang penerima V V - - Tertutup Ruang pamer permanent V V V V Tertutup Ruang pamer temporer V V V V Tertutup 4 Ruang peraga indoor Ruang penerima V V - - Tertutup Ruang alat bermain V V - - Tertutup Ruang bermain indoor V V - V Tertutup 5 Ruang peraga outdoor Ruang penerima V V - - Tertutup

workshop V V V - Semi Terbuka

Ruang bermain outdoor

V V V - Terbuka

6 Workshop Ruang alat dan bahan

V V - - Tertutup

(57)

142 Lanjutan dari table 4.18

No Ruang Jenis Ruang

Persyaratan Ruang Sifat Ruang 1 2 3 4 A B A B 7 Ruang seminar Ruang penerima V V - - Tertutup Ruang seminar V V V V Tertutup Ruang peralatan V V - - Tertutup 8 Kantor pengelola Loket V V V - Tertutup Ruang informasi V V V - Tertutup

Ruang tamu V V V - Tertutup Ruang rapat V V V V V Tertutup Ruang kerja V V V V Tertutup

Pantri V V - - Tertutup Toilet V V V - Tertutup 9 Ruang servis Ruang peralatan V V - - Tertutup Ruang penyimpanan V V - - Tertutup Ruang perawatan V V - - Tertutup

Ruang kerja V V V V Tertutup

Toilet V V V - Tertutup

10 Mushollah Tempat wudhu

V V - - Tertutup

Ruang imam V V V V Tertutup

(58)

143 Lanjutan dari table 4.18

No Ruang Jenis Ruang

Persyaratan Ruang

Sifat Ruang

1 2

3 4 A B A B

11 Food court Ruang masak V V V - Tertutup

Ruang saji V V - - Tertutup Area makan V V V - Semi Terbuka Ruang kasir V V - - Tertutup

Toilet V V V - Tertutup

12 Toko souvenir

Ruang koleksi V V - - Tertutup

Gudang V V V - - Tertutup

Ruang kasir V V - - Tertutup

13 Area parkir Roda empat V V Terbuka

Roda dua V V Terbuka

Pos satpam V V Semi Tertutup

Loading dock V V Terbuka

Sumber: Analisis, 2012

4.3.4.2 Hubungan Antar Ruang

Hubungan ruang berfungsi sebagai pengarah untuk menunjukkan

hubungan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain. Hubungan ruang yang jelas dapat mempermudah dalam menganalisis tatanan massa ruang dan sangat menguntungkan bagi pengguna dalam efesiensi aktifitas di dalamnya.

(59)

144

Table 4.19 Hubungan Antara Ruang

Ruang L o k et H a ll R u a n g p a m er R u a n g p er a g a i n d o o r R u a n g p er a g a o u td o o r Wo rk sh o p R u a n g s em in a r K a n to r p en g el o la R u a n g s er v is Mu sh o ll a F o o d c o u rt T o k o s o u v en ir A re a p a rk ir Loket Hall Ruang pamer

Ruang peraga indoor Ruang peraga outdoor Workshop Ruang seminar Kantor pengelola Ruang servis Mushollah Food court Toko souvenir Area parkir Sumber: Analisis, 2012 Keterangan : Berhubungan langsusng

Berhubungan tidak langsusng

(60)

145 4.4 Analisis Struktur

Dalam analisis struktur ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu kekakuan, kekuatan dan kestabilan sistem.

4.4.1 Pengkakuan

Struktur harus memiliki kekakuan yang cukup sehingga pergerakkannya dapat dibatasi antara besaran lantai dan struktur bangunan. Untuk pengkakuan rumah Bugis sendiri menggunakan sistem knock down yang menyatukan tiap tiang dengan cara mengunci tiang tanpa merekatkannya. Sistem seperti ini akan lebih kaku karena kedua tiang yang saling mengikat satu sama lain.

Pada pertapakannya struktur ini menggunakan sistem grid dimana tiang rumah berada pada titik di setiap satu petak yang terdiri dari 4-5 kolom.

(61)

146 4.4.2 Kekuatan

Syarat kekuatan dalam struktur mencakup tentang kestabilan dan keamanan stuktur terhadap bangunan. Dalam struktur rumah bugis, penempatan tiang menjadi tolak ukur kekuatan bangunan. Selain itu hubungan tiang terhadap dinding yang dapat menggunakan sistem shearwall menambah daya tekan terhadap tiang.

4.4.3 Kestabilan

Dalam kestabilan struktur, rumah Bugis diberada pada satu titik stabil yang biasa disebut dengan posi bola (pusat rumah). Pusat rumah berupa tiang yang paling penting dalam sebuah rumah Bugis. Letaknya berada pada deretan kolom kedua dari depan dan kedua dari samping kanan.

(62)

147

Tabel 4.20 Analisis Struktur

No Alternatif Struktur

Tema

Kelebihan Kekurangan

1 2 3 4 5

1 Pondasi Batu kali V V V V V - Tidak

menghabiskan lebih banyak biaya. - Tidak menghabiskan banyak waktu dalam pengerjaannya. - Standar ketinggian bangunan minim.

2 Share Wall V V V V V - Tidak

mempengaruhi struktur bawah. - Penggunaan yang lebih mudah. - Ketanan struktur perlu diperhatikan

3 Struktur baja ringan V V V V V - Lebih mudah dan tahan lama. - Beban struktur yang tidak mepengaruhi struktur di bawahnya - Membutuhkan ahli dalam perangkaianny a Sumber: analisis, 2012

(63)

148 4.5 Analisis Utilitas

4.5.1 Jaringan Komunikasi

Analisis sistem komunikasi ini mengatur segala jenis komunikasi, baik dari luar ke dalam, maupun dari dalam ke luar tapak. Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan dalam fasiltas komunikasi, di antaranya sebagai berikut:

Keterangan: 1. Pertapakan 2. Perangkaan 3. Peratapan 4. Persungkupan 5. Persolekan

(64)

149

Tabel 4.21 Jaringan Komunikasi

No Jaringan Komunikasi Tema Kelebihan Kekurangan

1 2 3 4 5 1 Menggunakan jaringan Telkom. V V V V - - Penggunaan jaringan Telkom sudah menyebar ke setiap jaringan telekomunikasi di Indonesia. - Penggunaan jaringan Telkom yang ruang lingkupnya lebih banyak dengan sistem yang lebih kuat. - Telkom yang masih menggunaka n kabel dalam jaringan yang dapat mempengaru hi suasana ruang. 2 Menggunakan jaringan operator (sinyal). V V V - V - Penggunaan jaringan operator sudah menyebar ke setiap jaringan telekomunikasi di Indonesia. - Biaya penggunaan yang relative murah dan terjangkau. - Sistem komunikasi yang menggunaka n sinyal tergantung pada kondisi iklim. 3 Menggunakan jaringan internet. V V V - V - Jaringan internet telah menyebar di kalangan masyarakat. - Jaringan internet berfungsi ganda, selain sebagai alat komunikasi, juga sebagai sumber informasi. - Biaya yang dikeluarkan lebih besar, karena menggunaka n komputer dan beberapa gadget lainnya sebagai fasiltas untuk menggunaka n jaringan internet.

(65)

150 No Jaringan Komunikasi Tema Kelebihan Kekurangan 1 2 3 4 5 4 Menggunakan layanan kantor pos. - V V - V - Tidak ada sistem jaringan, baik kabel ataupun sinyal yang dapat mempengaruhi kondisi di ruang. - Mengasa daya kreatifitas dalam merangkai kalimat. - Layanan pos kurang efisien, karena masih menggunaka n jasa kurir. - Waktu yang tidak bisa dimaksimalk an dalam layanan pos. Sumber: Analisis, 2012 4.5.2 Sistem Penghawaan

Analisis sistem penghawaan mencakup tetang kenyamanan suhu di dalam ruang yang dapat dihasilkan oleh beberapa sistem penghawaan, di antaranya sebagai berikut: Keterangan: 1. Pertapakan 2. Perangkaan 3. Peratapan 4. Persungkupan 5. Persolekan

(66)

151

Tabel 4. 22 Sistem Penghawaan

No Sistem Penghawaan Tema Kelebihan Kekurangan 1 2 3 4 5 1 Sistem pengahawaan alami V V V V V - Tidak menggunakan biaya lebih banyak. - Penghawaan alami lebih natural. - Penghawaan alami memberikan pengaruh baik pada tubuh . - Memberikan bukaan terhadap akses penghawaan alami. - Tidak dapat mengendalik an suhu ruang.

2 Menggunakan AC V V V - V - Suhu ruang dapat di atur sesuai kebutuhan. - Dapat digunakan di setiap ruang. - AC mempengaru hi estetika ruang. - Tubuh lebih cepat dehidrasi dan

(67)

152 kering. - Menggunaka n biaya lebih. 3 Penggunaan kipas angin V V V - - - Dapat di pindahkan kapan saja sesuai dengan keinginan. - Penghawaan dapat diatur sesuai kebutuhan. - Kurang efisien ruang. - Pengaruhi daya tahan tubuh. - Tidak mencapai sudut ruang. Sumber: Analisis, 2012

4.5.3 Sumber Air Bersih

Analisis sistem air bersih dibagi menjadi beberapa alternatif sumber air bersih. Keterangan: 1. Pertapakan 2. Perangkaan 3. Peratapan 4. Persungkupan 5. Persolekan

(68)

153

Tabel 4.23 Sumber Air Bersih

No Sumber Air Bersih Tema Kelebihan Kekurangan 1 2 3 4 5

1 PDAM V V V V V - Sumber yang

lebih mudah - Sistem yang telah tersebar di Makssar. - Sistem plumbing yang lebih diperhatikan

2 Sumbur bor V V V V V - Tidak

mengeluarka n biaya yang lebih banyak dalam iuran air Mengeluarkan biaya lebih untuk pengeboran.

3 Air Sungai V V V V V - Lebih

murah. - Lebih mudah didapatkan - Mengeluarkan biaya lebih untuk filter air. - Kandungan air masih belum diteliti lebih lanjut Sumber: Analisis, 2012

Gambar

Tabel 4.3 Kesesuaian Alternatif Terhadap Tema
Gambar 4.9 Potensi Tapak  Sumber : Analisis, 2012
Gambar 4.10 Alternatif 1 Potensi  Sumber : Analisis, 2012
Gambar 4.12 Alternatif 3 Potensi  Sumber : Analisis, 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) atau

Kinerja jaringan umumnya ditentukan dari berapa rata-rata dan persentase terjadinya tundaan (delay) terhadap aplikasi, jenis pembawa (carriers), laju bit

Peranan penyidik pegawai negeri sipil Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan dalam memberantas tindak pidana peredaran obat tradisional ilegal di Pekanbaru adalah dengan

Bagian ini akan menjelaskan pembacaan kisah penciptaan di Kejadian 1:1-2:4a dari perspektif Yin-Yang untuk kemudian merefleksikannya ke dalam permasalahan yang

(4) Sunt keputusan Gubemur Kepala Daerah di maksud ayat (1) pasal ini, dikirimkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah selambat-lambatnya pada

Berdasarkan observasi, objek kajian belum memiliki sertifikasi dari Lembaga Ekolabel Indonesia, sehingga hasil yang dicapai dari kriteria kayu bersertifikat adalah

Bidan yang melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya diperbolehkan selama tidak terdapat dokter di suatu daerah tersebut, sebagaimana telah diatur dalam Permenkes

a) Faktor jasmaniah yaitu meliputi kondisi jasmani seperti pada umumnya kesehatan segenap badan beserta bagian-bagian atau bebas dari penyakit dan cacat tubuh