• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTARA PRIA DAN WANITA SEBAGAI DISTRIBUTOR INDEPENDEN HERBALIFE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTARA PRIA DAN WANITA SEBAGAI DISTRIBUTOR INDEPENDEN HERBALIFE"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA

ANTARA PRIA DAN WANITA

SEBAGAI DISTRIBUTOR INDEPENDEN HERBALIFE

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh : Y. Widhi Bintara Sukma

NIM : 009114031

Program Studi Psikologi Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

“SEMUANYA ADALAH MUNGKIN

JIKA KAMU BERPIKIR ITU ADALAH MUNGKIN” (Mark Hughes)

“YOU CAN IF YOU THINK YOU CAN” (at the Salsabilla’s Wall)

“PIKIRAN NEGATIF AKAN MENARIK HAL-HAL NEGATIF, PIKIRAN POSITIF AKAN MENARIK HAL-HAL POSITIF”

(Law of Attraction, The Secret)

Dan…..apa yang aku pikirkan, apa yang aku inginkan itu terwujud satu per satu. Bagaimana caranya semua bisa terjadi bukanlah hal yang penting. Kenapa mesti melakukannya, itulah yang paling penting. Karena “Hidup itu adalah Misteri” (Jim Rohn) yang tidak harus dicari tahu penyebabnya.

(5)
(6)

ABSTRAK

Perbedaan Kepuasan Kerja Pria dan Wanita sebagai Distributor Independen Herbalife

Y. Widhi Bintara Sukma 009114031

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kepuasan kerja antara pria dan wanita. Secara spesifik, subjek dalam penelitian ini adalah distributor independen Herbalife. Latar belakangnya yaitu karena perusahaan Herbalife merupakan salah satu perusahaan penjualan langsung / direct selling yang ada di Indonesia dimana orang-orang yang bekerja di Herbalife sebagai distributor independen berasal dari berbagai latar belakang status, yaitu mahasiswa, ibu rumah tangga, karyawan, profesional, dan sebagainya yang masing-masing memiliki kesempatan untuk melakukan pekerjaannya secara paruh waktu maupun pernuh waktu dengan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan pengembangan diri maupun peluang penghasilan perusahaan yang cukup besar. Hal inilah yang menarik peneliti untuk mengetahui adakah perbedaan kepuasan kerja antara pria dan wanita yang bekerja sebagai distributor independen Herbalife.

Subjek penelitian ini adalah distributor independen Herbalife yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya yang berjumlah 36 orang. Alat ukur yang digunakan yaitu skala yang dibuat sendiri oleh peneliti. Uji reliabilitas menggunakan SPSS 13.00 dengan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,940. Item yang gugur sebanyak 6 butir dari keseluruhan 50 butir item, sehingga item yang layak pakai sebanyak 44 butir.

(7)

vii ABSTRACT

DIFFERENCE OF JOB SATISFACTION BETWEEN MALE AND FEMALE

AS INDEPENDENT DISTRIBUTOR HERBALIFE

Y. Widhi Bintara Sukma 009114031

Sanata Dharma University Yogyakarta

This research aimed to know is there any difference of job satisfied between male and female. Specifically, subject in this research are independent distributor Herbalife. The reason was Herbalife company is one of direct selling companies in Indonesia that people work in Herbalife as independent distributor come from many kind background status, are collegian, employee, professional, and others that they can do the work as part time job or full time job and they have opportunity to get personality development training and income opportunity from the company. That was why the writer was interested to know are there any difference job satisfaction between male and female that work as independent distributor Herbalife.

The subject were Herbalife independent distributor that lived in Yogyakarta and around which consist of 36 people. Reliability test used SPSS 13.00 which coefficient of Alpha Cornbach was 0,940. The number of failed items were 6 of 50 items, so that the number of valid items were 44 items.

(8)
(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas kekuatan dan bimbingan-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini meskipun berbagai macam tantangan harus dilewati dan diselesaikan.

Saya mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah mengingatkan dan mengijinkan saya untuk segera menyelesaikan studi Strata 1 dan sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi serta pemberian tugas khusus untuk mata kuliah Kode Etik Psikologi; Ibu Sylvia C.M.Y.M., S.Psi., M.Si., selaku Kaprodi; Bapak DR. A. Supratiknya selaku dosen pembimbing akademik awal dan Bapak Wahyudi, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik pada akhir masa studi dan yang telah memberikan tugas khusus untuk menyelesaikan mata kuliah KKN.

(10)

menyelesaikan mata kuliah KKN; mbak Shanti yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran, dan juga biaya karena sering mentraktir makan siang selama saya menjalankan KKN di LPPM (maaf ya mbak, di waktu-waktu terakhir KKN saya membuat mbak Shanti sempat jengkel); mas Tomi selaku rekan kerja di tempat KKN; Frans dan Agung, fotografer KKN serta seluruh pendaftar KKN Alternatif dan Regular yang telah menghilangkan kebosanan saya di tempat KKN; mbak Nanik, mas Gandung, mas Doni, pak Gi’, dan terutama mas Muji yang memfasilitasi dan mengorbankan waktunya untuk menunggu saya praktikum TAT dan CAT.

Terima kasih yang tidak terhingga kepada keluarga saya yang sangat “Luar Biasa” karena merupakan sebuah keluarga yang banyak diinginkan oleh keluarga lain. Saya sangat bangga memiliki ayah Y. Sunawardi yang telah mengajarkan saya arti kegigihan, loyalitas, dan kejujuran; ibu Y. Sriningsih yang telah mengajarkan saya arti “hidup yang sebenarnya”, arti cinta tulus dan kasih sayang; kakak Y. Asmara Wijayanto & V. Yayuk yang telah menjadi kakak yang selalu siap membantu, Casey keponakan saya yang selalu memberikan keceriaan dan menghidupkan suasana keluarga; adik Yuliana Mantilia yang tidak pernah mengeluh dan tidak pernah komplain dengan kondisi apapun; ibu Daryati Edy yang selalu siap membantu secara moril dan materiil untuk keluarga saya.

(11)

xi

daripada menjadi seorang karyawan, Anna untuk bantuan dari sejak awal masuk kuliah sampai detik-detik terakhir kelulusan terutama untuk warisan buku-bukunya.

Keluarga besar Wong Limo : Andreas “Nyropho”, Adri “Predator”, Ari “Utjup”, Hari, beserta kendaraan dinas Wong Limo “Tank Biru” yang setia mengantar kemanapun Wong Limo ingin pergi. Vicky “Kuda”, Moniq, Ita, Melany, dan teman-teman kelas A lainnya. Rani, Vincent, dan terutama Ninuk : terima kasih untuk kursus singkatnya tentang SPSS dan skripsi.

Keluarga besar Herbalife yang telah bersedia mengisi skala penelitian skripsi saya. Sistem training Herbalife yang telah mengubah personality dan leadership saya, peluang penghasilannya yang telah menghidupi saya. Para sponsor di Herbalife : Adi-Aidha, Heri, Kuncoro-Maya, Hartati Syukur; para distributor; para supervisor dan seluruh teman-teman di Herbalife.

Special thanks to Indy “Bunny” yang telah membuat kehidupanku menjadi seimbang dalam segala hal. Terima kasih pula untuk para merpati yang telah terbang jauh yang pernah berusaha menegakkan sayap-sayap patahku.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN .………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….… iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….…. v

ABSTRAK………..…. vi

(13)

xiii

2. Aspek – aspek Kepuasan Kerja ……….…... 3. Perbedaan Pria dan Wanita ………... 4. Dinamika Perbedaan Kepuasan Kerja Pria dan Wanita B. Network Marketing Herbalife

1. Pengertian Network Marketing ……….… 2. Deskripsi Pekerjaan Distributor Independen Herbalife

C. Hipotesis……….…….. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ……….……… B. Identifikasi Variabel ……….……… C. Definisi Operasional ……….……… D. Subjek Penelitian……….……… E. Metode Pengumpulan Data ……….………. F. Reliabilitas dan Validitas

1. Validitas ………..………... 2. Seleksi Item ………... 3. Reliabilitas ………..………... G. Metode Analisis Data ………...…………

22 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Penelitian ………...….………….. B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian …………...…….…………. 2. Uji Normalitas………...……..…………..

31

(14)

3. Uji Hipotesis……….. 4. Kategori Kepuasan Kerja ……….. C. Pembahasan Hasil Penelitian....………

35 36 38 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….………..

B. Keterbatasan Penelitian …….………...

C. Saran……….………

42 42 43

DAFTAR PUSTAKA .……… 44

(15)

xv

Skor Jawaban Menurut Kategori Favorabel dan Tak Favorabel ………... Aspek dan Distribusi Item Skala Kepuasan Kerja Sebelum Uji Coba ………. Skor Subjek Penelitian ……….. Deskripsi Data Penelitian ……….. Uji Normalitas ….……….. Ringkasan Hasil Uji-T ...……….……….. Kategorisasi Skor Subjek Penelitian ………. Hasil Penelitian …..………...

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Lampiran B Lampiran C Lampiran D Lampiran E Lampiran F

Skala Penelitian ………. Data Penelitian ……….. Seleksi Item ………... Uji Reliabilitas ...………... Hasil Penelitian ………. Surat Keterangan Penelitian ………..

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Revolusi Industri yang terjadi di Eropa mempengaruhi bangsa-bangsa di dunia untuk memulai Era Industri. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya sentra-sentra industri yang didirikan oleh hampir semua negara di dunia. Di negara Indonesia pun banyak didirikan pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan, baik skala lokal, nasional maupun internasional terutama di wilayah DKI Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Sejalan dengan pertumbuhan jumlah perusahaan yang terus bertambah, persaingan dalam dunia industri juga semakin berkembang.

Sebagai karyawan yang bekerja di suatu perusahaan dituntut mampu memberikan performansi kerja yang maksimal dan produktivitas yang tinggi. Sebagai pemilik perusahaan dituntut mampu mengarahkan perusahaan untuk menghasilkan produk yang kompetitif di pasar supaya perusahaan mampu bertahan dan memberikan kesejahteraan bagi orang-orang yang bekerja di perusahaan tersebut.

(18)

dan mampu memberikan kesejahteraan dan kepuasan kerja bagi para karyawannya.

Kesempatan maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, pengawasan, faktor intrinsik pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi dan fasilitas adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. (Gilmer dalam As’ad, 1987). Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan demi terciptanya tujuan bersama.

Setiap perusahaan memiliki kriteria-kriteria tertentu dalam memilih orang-orang yang akan bekerja di dalamnya. Karakter setiap individu pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya ketika menghadapi dan menyelesaikan permasalahan dalam pekerjaan, terutama antara pria dan wanita. Pria cenderung untuk menggunakan pikiran rasional dalam menyelesaikan masalah sedangkan wanita cenderung menggunakan perasaan yang lebih dominan daripada menggunakan pikiran rasional.

(19)

3 Secara khas, wanita lebih banyak berada pada posisi pendukung daripada pengambil keputusan (Smither, 1994).

Kelebihan dan kekurangan masing-masing pria dan wanita penting untuk diketahui supaya perusahaan mampu menempatkan individu sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing demi terciptanya efektivitas kerja dan produktivitas yang lebih maksimal. Dalam memproses informasi, seorang pria memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengelompokkan segala sesuatu, mengontrol emosi, mengasingkan diri sendiri, dan orientasi kerja karena otak pria bersifat sistematis, namun seorang pria memiliki kemampuan yang rendah dalam multitasking dan relasional. Seorang wanita mempunyai tingkat empati yang tinggi, kemampuan multitasking, dan memiliki hubungan relasional namun memiliki kemampuan yang rendah untuk mengelompokkan segala sesuatu, mengontrol emosi, mengasingkan diri, dan orientasi kerja (www.whandi.net).

Pria dan wanita memiliki orientasi kerja dan tuntutan peran yang berbeda. Seorang pria, terutama yang telah berkeluarga, dituntut menjadi tulang punggung ekonomi keluarga sehingga ia memiliki beban tanggung jawab yang lebih besar di luar tanggung jawab pekerjaannya daripada seorang wanita. Peran seorang pria dalam keluarga sebagian besar adalah sebagai penyedia dalam hal finansial sedangkan seorang wanita dalam keluarga lebih dituntut untuk merawat anak, rumah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga (www.whandi.net).

(20)

golongan manajemen menengah, namun mengalami kegagalan untuk masuk ke dalam tingkat manajemen atas (Smither, 1994). Ada fenomena yang disebut dengan Glass-Ceiling, yaitu adanya suatu penghalang yang tidak kelihatan yang menghambat kemajuan wanita. Dari studi yang dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika menunjukkan data bahwa meskipun ada beberapa organisasi memiliki program untuk meningkatkan potensi para eksekutif, rata-rata wanita dikeluarkan dari program tersebut. Beberapa wanita yang menginginkan posisi kepemimpinan lebih tinggi harus berjuang untuk mendapatkan perlakuan adil di saat mereka belajar menyesuaikan peran ke dalam manajemen (Smither, 1994).

Smither (1994) mengungkapkan bahwa dedikasi wanita terhadap karir lebih rendah dibandingkan dengan pria. Penghasilan dan kesempatan karir mereka dianggap sekunder dalam hubungan mereka dengan pasangan. Penghasilan dan kesempatan karir pasangan dianggap lebih utama.

Perbedaan-perbedaan mendasar yang terdapat pada pria dan wanita sangat berpengaruh terutama yang berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja sehingga perlu dilakukan pengukuran dan penelitian. Menurut As’ad (2001), ada 3 macam arah penelitian di bidang kepuasan kerja :

(21)

5 2. adalah usaha untuk melihat bagaimana efek dari kepuasan kerja terhadap sikap

dan tingkah laku orang terutama tingkah laku kerja seperti : produktivitas, absentisme, kecelakaan akibat kerja, labor turn over / pergantian tenaga kerja dan sebagainya. Dengan mengetahui hal ini, orang dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam memotivasi karyawan serta mencegah kelakuan-kelakuan yang dapat merugikan.

3. adalah dalam rangka usaha mendapatkan rumusan atau definisi yang lebih tepat dan bersifat komprehensif mengenai kepuasan kerja itu sendiri Dengan posisi pekerjaan yang sama, apakah memiliki tingkat kepuasan kerja yang sama ataukah berbeda.

(22)

Seorang wanita memiliki kemampuan multitasking, tingkat empati yang tinggi dan memiliki hubungan relasional yang lebih bagus dibandingkan dengan seorang pria (www.whandi.net). Sehingga seorang wanita lebih sesuai untuk menempati posisi pekerjaan marketing. Namun tidak menutup kemungkinan juga seorang pria cukup ahli dalam melakukan pekerjaan pemasaran ini, seperti contohnya Hermawan Kertajaya yang merupakan seorang tokoh ahli marketing handal di Indonesia.

(23)

7 Beberapa perusahaan network marketing telah terdaftar masuk ke Indonesia. Beberapa di antaranya merupakan perusahaan legal karena telah mendapatkan sertifikasi ijin dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) untuk beroperasi di Indonesia tetapi terdapat beberapa perusahaan, dengan kedok network marketing, bersifat ilegal karena menjalankan usahanya dengan sistem skema piramida, investasi surat berantai dan sistem binari yang lebih banyak menimbulkan kerugian daripada mendapatkan keuntungan bagi pelaku usahanya (Harefa, 2003).

Herbalife International Company merupakan salah satu perusahaan network marketing yang telah resmi mendapatkan ijin dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia / APLI untuk beroperasi di Indonesia. Herbalife International Company merupakan salah satu perusahaan multinasional yang berkembang besar dan kuat karena telah beroperasi selama lebih dari 28 tahun dan berada di 65 negara.

Pada penutupan tahun 2007, Herbalife International mencatat omzet penjualan $ US 3,5 milliar meningkat dari $ US 3 milliar pada tahun 2006. Herbalife International yang telah go public terdaftar di bursa saham New York Stock Exchage (NYSE) dan termasuk dalam 16 perusahaan besar di Amerika Serikat yang sehat. Herbalife International Company secara resmi beroperasi di Indonesia pada tahun 1998 dengan nama PT. Herbalife Indonesia dan mulai beroperasi di Yogyakarta pada tahun 2000.

(24)

Produk-produk yang diproduksi dan dipasarkan oleh Herbalife adalah produk-produk untuk pengelolaan berat badan, kesehatan dan perawatan tubuh, dimana sebagian besar yang membutuhkan ketiga hal tersebut adalah wanita. Untuk menjadi Distributor Independen Herbalife, sebutan untuk agen pemasaran Herbalife, tidak dibatasi oleh jenis kelamin pria atau wanita. Namun di Indonesia dibatasi usia minimal adalah 18 tahun mengikuti peraturan pemerintah mengenai ketenaga-kerjaan.

B. Rumusan Topik Penelitian

Melihat latar belakang di atas, muncul ketertarikan untuk melakukan penelitian mengenai adakah perbedaan kepuasaan kerja antara pria dan wanita yang bekerja sebagai Distributor Independen Herbalife ?

C. Tujuan Penelitian

(25)

9 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kepuasaan kerja antara pria dan wanita yang bekerja sebagai Distributor Independen Herbalife apakah terdapat perbedaan ataukah tidak yang dapat dipergunakan oleh PT. Herbalife Indonesia dalam pengambilan kebijakan perusahaan maupun dipergunakan oleh masyarakat luas.

2. Manfaat Teoritis

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KEPUASAN KERJA

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Faktor manusia cukup berperan penting dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan perusahaan karena ujung tombak dari perusahaan adalah orang-orang yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Pimpinan perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan motivasi kepada para karyawannya supaya memiliki kepuasan kerja yang pada akhirnya dapat mengarah kepada pencapaian tujuan akhir perusahaan.

Locke (dalam Smither, 1994) mendefinisikan bahwa kepuasan kerja berarti bagian menyenangkan atau emosi positif yang dihasilkan dari penilaian terhadap pekerjaannya atau pengalaman kerja seseorang. Pengertian ini didukung oleh Siegel dan Lane (dalam Ashar, 2001) yang memberikan pengertian bahwa tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Panji dan Sri Suyati (1995) dalam bukunya : ”Psikologi Industri dan Organisasi” menyebutkan kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapinya dalam lingkungan kerja.

(27)

11 terhadap pekerjaannya. Athanasiou memberikan batasan kepuasan kerja sebagai “positive emotional state” atau bagian emosi seseorang yang positif. Vroom memberikan pendapat sebagai refleksi dari job attitude yang bernilai positif. Hoppeck memberikan kesimpulan kepuasan kerja sebagai penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Tiffin berpendapat bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan sesama karyawan, sedangkan Blum mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja.

Dari pendapat banyak ahli tersebut As’ad (2001) secara sederhana mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti kepuasan kerja merupakan hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya, yang meliputi perbedaan individu (individual differences) maupun situasi lingkungan pekerjaan.

(28)

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional seseorang dalam memandang kondisi diri dan pekerjaannya, positif atau negatif, yang melibatkan aspek-aspek pekerjaan maupun yang berhubungan dengan dirinya.

2. Aspek-aspek Kepuasan Kerja

Aspek-aspek dalam kepuasan kerja dapat dijelaskan melalui 4 aspek (As’ad, 2001), yaitu :

1. Aspek psikologis

Merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi : minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan.

2. Aspek sosial

Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.

3. Aspek fisik

(29)

13 4. Aspek finansial

Merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi : sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.

3. Perbedaan Pria dan Wanita

Ada beberapa perbedaan mendasar antara pria dan wanita selain daripada perbedaan secara fisik. Perbedaan-perbedaan tersebut mempengaruhi bagaimana antara pria dan wanita menanggapi suatu permasalahan yang sama persis secara berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain (www.whandi.net) :

1. Perbedaan secara anatomi, hormonal, dan psikologis

Pria dan wanita memiliki perbedaan secara anatomi, hormonal, dan psikologis. Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut, cara berpikir, berperasaan dan perilaku keduanya berbeda.

2. Perbedaan dalam memproses suatu informasi

(30)

kemampuan yang rendah untuk mengelompokkan segala sesuatu, mengontrol emosi, mengasingkan diri, dan orientasi kerja.

3. Perbedaan dalam berkomunikasi

Pria memiliki kecenderungan fokus pada fakta-fakta yang ada. Pada saat mencari solusi dari permasalahan, pria cenderung memikirkan sendiri suatu masalah pada suatu waktu. Secara umum pria akan berbicara secara langsung menggunakan kata-kata yang harafiah. Wanita cenderung menekankan pada perasaan di balik fakta-fakta yang ada. Saat ingin mengatasi masalah, wanita merasa perlu membicarakan masalah mereka dengan orang lain untuk memproses pikiran mereka. Umumnya wanita akan berbicara tidak secara langsung dan mengatakan bagaimana perasaan mereka jika berada pada situasi yang sama.

4. Perbedaan dalam keinginan

Pria memerlukan rasa hormat dan kekaguman untuk segala usaha dan pencapaian mereka. Seorang pria cenderung menginginkan orang lain menghormati pertimbangan dan kemampuan mereka, baik di depan umum ataupun secara pribadi. Wanita memerlukan ekspresi yang sering dari orang lain melalui kata-kata dan tindakan.

5. Perbedaan peran pria dan wanita

(31)

15 lebih dituntut untuk merawat anak, rumah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga.

4. Dinamika Perbedaan Kepuasan Kerja Pria dan Wanita

B. NETWORK MARKETING HERBALIFE 1. Pengertian Network Marketing

Direct selling, network marketing dan multi level marketing memiliki pengertian yang hampir sama karena ketiganya merupakan satu pokok kesatuan. Direct selling dan multi level marketing adalah salah satu dari beberapa sistem pemasaran yang ada dalam network marketing. Direct selling adalah suatu metode untuk mengantarkan produk langsung kepada pelanggan melalui orang-orang yang bertindak sebagai sales-sales tak terikat, yang mendatangi konsumen untuk mendemonstrasikan produk tersebut, pada umumnya di rumah calon konsumen atau di suatu lokasi bisnis. (Hariwijaya, 2005). Berbeda dengan metode ritel secara konvensional, dimana produk dipajang pada rak-rak toko menunggu ditemukan oleh calon pembelinya.

(32)

Ada 2 sistem pemasaran yang ada dalam direct selling / pemasaran langsung, yaitu single level marketing dan multi level marketing. Pengertian dari single level marketing atau pemasaran satu tingkat yaitu metode pemasaran barang dan / atau jasa dari sistem penjualan langsung melalui program pemasaran berbentuk satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan / atau jasa yang dilakukannya sendiri. Sedangkan pengertian dari multi level marketing atau pemasaran berjenjang yaitu metode pemasaran barang dan / atau jasa dari sistem penjualan langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan / atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya.

Menurut Hariwijaya (2005), keuntungan menjalankan bisnis network marketing adalah :

− Bisnis network marketing dapat dimulai di mana saja dan kapan saja. Secara umum, untuk memulai bisnis network marketing, modal yang dibutuhkan relatif kecil.

(33)

17

− Orang yang menjalankannya memiliki perusahaan sendiri dimana dia adalah bos atau seorang manajer yang menentukan ke arah mana perusahaan akan berkembang.

− Bisnis network marketing memberikan potensi penghasilan tidak terbatas.

− Bisnis network marketing merupakan sistem bisnis yang telah terbukti sukses di seluruh dunia.

− Sistem bisnis network marketing relatif mudah dipelajari, dimengerti dan dijalankan.

Berikut ini adalah beberapa nama perusahaan network marketing dengan konsep direct selling dan multi level marketing yang beroperasi di Indonesia beserta produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut :

− Ahad-Net : peralatan rumah tangga, busana muslim, peralatan kantor, kosmetika, produk kesehatan, suplemen makanan, dan lain-lain.

− Amway : pendemonstrasian produk di rumah, kosmetika, peralatan rumah tangga, pakaian dan produk-produk nutrisi.

− Avon : kosmetika, perawatan kulit dan hadiah atau cindera mata.

− CNI : produk kesehatan, suplemen gizi, peralatan tumah tangga, produksi konsumsi rumah tangga.

− DXN : produk kesehatan, suplemen gizi, peralatan rumah tangga.

− Forever Young : peralatan tumah tangga, perawatan kendaraan, perawatan kulit, kosmetika, produk kesehatan.

(34)

− Sophie Martin : kosmetika, busana, sepatu, tas, perhiasan, perawatan tubuh.

− Tianshi Group : suplemen kesehatan, obat-obatan.

− Tupperware : busana, tas, sepatu dan peralatan makan.

2. Deskripsi Pekerjaan Distributor Independen Herbalife

Pada saat awal menjadi distributor independen Herbalife dibutuhkan ijin / lisensi dari perusahaan Herbalife yang disebut dengan International Bussiness Pack atau disingkat dengan IBP. Isi dari paket IBP tersebut antara lain : form aplikasi kedistributoran beserta berkas-berkas lainnya, buku-buku manual tentang produk dan cara memulai kerja, kaset DVD yang berisi tentang penjelasan produk satu per satu, peluang penghasilan Herbalife serta kesaksian orang-orang yang telah sukses bersama Herbalife, protein lean estimator yaitu alat pengukur protein yang dibutuhkan oleh tubuh setiap hari, pin / lencana sebagai alat kerja awal untuk mendapatkan pelanggan, tas kerja, dan produk dasar Herbalife yaitu Formula 1 dan tablet Fiber & Herbs untuk dikonsumsi oleh distributor yang bersangkutan dengan tujuan supaya ia mendapatkan hasil nyata untuk turun atau naik berat badan atau untuk stamina dari produk yang dikonsumsi sebagai pembuktian dan pengalaman pribadi distributor.

(35)

19 (Herbalife). Mengkonsumsi produk Herbalife bertujuan untuk memperoleh hasil turun atau naik berat badan dan untuk stamina serta mendapatkan pengalaman personal mengenai produk Herbalife. Mengenakan pin Herbalife merupakan identitas dan branding yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik perhatian ketika bertemu dengan orang lain. Berbicara mengenai produk Herbalife bertujuan untuk memperoleh pelanggan yang akan menggunakan rangkaian produk Herbalife untuk naik berat badan, turun berat badan, meningkatkan stamina atau untuk perawatan tubuh. Berbicara mengenai peluang penghasilan Herbalife bertujuan untuk mendapatkan distributor baru yang akan menjadi organisasi tim kerja distributor yang bersangkutan.

(36)

baru dan mempertahankan pelanggan lama untuk terus melakukan pembelian terhadap rangkaian produk Herbalife.

Konsep kerja Herbalife bersifat independen dan personal karena tidak ada hirarki formal dalam organisasi pekerjaan seperti dalam pekerjaan pada umumnya, sehingga tidak dikenal istilah atasan dalam hirarki pekerjaan Herbalife. Masing-masing distributor memiliki mentor yang akan membantu apabila distributor mengalami kesulitan dalam pekerjaan namun ia memiliki tanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pekerjaan mereka masing-masing. Mentor adalah orang yang mengenalkan peluang penghasilan Herbalife kepada distributor yang bersangkutan.

Penghasilan distributor independen Herbalife diperoleh dari keuntungan antara 25 % sampai dengan 50 % dari nilai penjualan setelah dipotong pajak, penghasilan grosir yang diperoleh dari selisih tingkat potongan harga pada pembelian dengan jumlah tertentu sebesar 8 % sampai dengan 25 %, penghasilan royalti yang diperoleh dari omzet penjualan organisasi distributor yang besarnya antara 1 % sampai dengan 5 % tergantung dari omzet penjualan pribadi, serta penghasilan bonus yang merupakan penghargaan khusus pada posisi Global Expansion Team, Millionaire Team, President’s Team, Chairmain’s Club dan Founder’s Circle sebesar 2 % sampai dengan 7 % tergantung dari omzet penjualan pribadi dan omzet penjualan organisasi distributor di bawah mereka.

(37)

21 penghasilan royalti dan bonus diperoleh setiap bulan setelah dihitung secara total dari omzet penjualan pribadi dan omzet penjualan organisasi distributor oleh perusahaan.

C. HIPOTESIS

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan menggunakan metode skala. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kepuasan kerja antara pria dan wanita sebagai Distributor Independen Herbalife.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel adalah suatu sifat yang dapat memiliki bermacam-macam nilai dan bervariasi (Kerlinger, 2000). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab kemunculan variabel terikat yang dipandang sebagai akibatnya (Kerlinger, 2000). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin (pria dan wanita).

2. Variabel terikat

(39)

23 C. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah spesifikasi kegiatan penelitian dalam

mengukur variabel, dengan kata lain penegasan arti dari konstruk atau variabel

yang digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya (Kerlinger, 2000).

Dalam penelitian ini akan dijelaskan definisi operasional tentang variabel jenis

kelamin pria dan wanita serta kepuasan kerja.

1. Jenis kelamin subjek

Jenis kelamin adalah ciri fisik yang dimiliki seseorang yang akan

mengelompokkan individu dalam kelompok pria dan wanita.

Pengelompokan jenis kelamin diperoleh dari identitas subyek penelitian

yang diisikan pada kolom identitas skala kepuasan kerja yang diberikan.

2. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional, apakah bersifat positif atau

negatif, seseorang dalam memandang kondisi diri dan pekerjaannya.

Kepuasan kerja dalam penelitian ini memiliki 4 aspek, yaitu :

a. Aspek psikologis

Merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang

meliputi : minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat

dan keterampilan.

b. Aspek sosial

Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik

antara sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang

(40)

c. Aspek fisik

Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan

kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi : jenis pekerjaan,

pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja,

keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi

kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.

d. Aspek finansial

Merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta

kesejahteraan karyawan yang meliputi : sistem dan besarnya gaji,

jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan,

promosi dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, semakin tinggi skor / nilai total yang diperoleh

subjek berarti semakin tinggi tingkat kepuasan kerja subjek. Skor subjek

diperoleh dari jawaban yang diberikan subjek terhadap skala penelitian.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik

Purposive Sampling, yaitu subjek dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat yang sudah diketahui (Hadi, 2004).

Subjek dalam penelitian ini adalah para Distributor Independen Herbalife

pria dan wanita, baik yang berada di kota Yogyakarta maupun kota lain, yang

telah memiliki minimal 1 orang konsumen dengan dasar pertimbangan bahwa

(41)

25 telah melakukan job description Herbalife, yaitu memiliki konsumen dan melakukan follow up kepada konsumen. Usia subyek yang diteliti berusia antara 18-40 tahun karena rentang usia tersebut merupakan rentang usia kerja

(Hurlock, 1996).

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Skala Kepuasan Kerja

yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti sendiri dalam bentuk skala

bertingkat yang memuat sejauhmana tingkat kepuasan kerja. Blue print dari Skala Kepuasan Kerja disusun berdasarkan indikator-indikator kepuasan kerja

yang terdiri dari item-item favorabel, yaitu item-item yang isinya mendukung,

memihak atau menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur dan item-item tak

favorabel, yaitu item-item yang isinya tidak mendukung atau tidak

menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar, 2008).

Penyusunan skala kepuasan kerja berdasarkan metode rating yang dijumlahkan dengan menggunakan Skala Likert. Aspek-aspek yang terdapat

dalam skala kepuasan kerja tersebut antara lain aspek psikologis, sosial, fisik

dan finansial.

Keseluruhan item dalam skala yang digunakan berjumlah 50 item, dimana

masing-masing item dihadapkan pada 4 respon yang telah ditentukan, yaitu :

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Dalam pengukuran tiap komponen pernyataan akan diberi skor antara 1

(42)

ini meniadakan pilihan jawaban Ragu-ragu (R) berdasarkan modifikasi skala

Likert dengan alasan untuk menghindari efek kecenderungan menjawab ke

tengah yang akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi

banyaknya informasi yang dapat diperoleh dari responden (Hadi, 1991).

Berikut ini adalah tabel skor jawaban dan tabel rancangan distribusi item

skala kepuasan kerja untuk masing-masing kategori favorabel dan tak

favorabel :

Tabel 1

Skor Jawaban Menurut Kategori Favorabel dan Tak Favorabel

Favorabel Skor Tak Favorabel Skor

Sangat Setuju Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4

Sangat Tidak Setuju

(43)

27 Tabel 2

Aspek dan Distribusi Item Skala Kepuasan Kerja Sebelum Uji Coba

No. Komponen Favorabel Tak Favorabel Jumlah

1. Psikologis : - minat

- ketenteraman kerja - sikap kerja

- interaksi sesama karyawan - interaksi dengan atasan - interaksi dengan karyawan

yang berbeda jenis pekerjaan

- jenis pekerjaan

- pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat

- perlengkapan kerja

- kondisi kesehatan karyawan - umur

- sistem dan besarnya gaji / penghasilan

- jaminan sosial

- macam-macam tunjangan - fasilitas yang diberikan - promosi

F. RELIABILITAS DAN VALIDITAS 1. Validitas

Validitas memiliki pengertian ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan

(44)

hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut

(Azwar, 2003). Ada 2 hal yang perlu diperhatikan mengenai validitas

pengukuran, yaitu : (1) seberapa jauh alat pengukur dapat mengungkapkan

dengan jitu gejala atau bagian-bagian gejala yang hendak diukur; (2)

seberapa jauh alat pengukur dapat memberikan reading yang diteliti, dapat

menunjukkan status atau keadaan gejala atau bagian gejala yang diukur

dengan sebenarnya (Hadi, 2004). Dalam penelitian ini validitas yang

digunakan adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang

diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau

lewat professional judgement dengan melihat sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur atau

sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur.

2. Seleksi Item

Salah satu hal pokok yang perlu mendapat perhatian dalam

penyusunan dan pengembangan skala psikologi adalah prosedur analisis

dan seleksi item (Azwar, 2008). Data-data yang diperoleh setelah try out kemudian dilakukan seleksi item untuk mendapatkan butir-butir skala

yang tepat dan valid dalam skala pengukuran.. Seleksi item dalam

penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 13.00. Item-item yang

memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,3 tidak diterima dan dianggap

(45)

29 3. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil

ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang

tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena

perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor

eror (kesalahan) daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya.

Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu

ke waktu (Azwar, 1999).

Dalam penelitian ini taraf reliabilitas diukur menggunakan single-trial administration, yaitu penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden. Dengan menyajikan satu

skala hanya satu kali, maka problem yang mungkin timbul pada

pendekatan reliabilitas tes-ulang dapat dihindari (Azwar, 1999).

Satuan reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang

angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi

koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi

reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati

angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2008). Teknik

pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik alpha (α)

(46)

G. METODE ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari penelitian, dianalisis dengan Uji-t (Independent Sample T-Test). Uji-t adalah suatu cara untuk membandingkan 2 kelompok subyek dengan mencari perbedaan mean antara skor 2 kelompok. Penggunaan

t-test dengan alasan untuk menguji apakah rata-rata / mean tingkat kepuasan kerja pria berbeda secara signifikan dengan tingkat kepuasan kerja wanita.

(47)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Penelitian

Sebelum diadakan penelitian, peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada perwakilan distributor independen Herbalife yang merupakan koordinator distributor dan event Herbalife di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah demi kelancaran jalannya penelitian. Penelitian ini menggunakan try out terpakai sehingga penyebaran skala hanya dilakukan satu kali, yaitu pada 22 Juni 2008 sampai dengan 3 juli 2008. Alasan menggunakan try out terpakai pada penelitian ini karena subjek penelitiannya terbatas. Pada try out terpakai, penyebaran skala dilakukan satu kali saja. Pengolahan hasil penelitian didasarkan pada data yang masuk satu kali itu.

Skala yang disebarkan oleh peneliti sejumlah 60 buah. Akan tetapi karena kesibukan aktivitas distributor independen Herbalife, skala hanya kembali 36 buah. Jumlah tersebut kemudian dirasa cukup mewakili populasi.

(48)

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

Skor teoritik kepuasan kerja yang dapat dicapai oleh subjek adalah

sebagai berikut :

Xmin : 44 x 1 = 44

Xmax : 44 x 4 = 176

Range : 176 – 44 = 132

Mean (µ) : (176 + 44) / 2 = 220 / 2 = 110

Standar deviasi (σ) : 132 / 6 = 22

Dari skoring data penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3

Skor Subjek Penelitian

Subjek

(49)

33 Skor total hasil penelitian menunjukkan bahwa skor total pria lebih

besar daripada skor total wanita, yaitu skor total pria 2.734 sedangkan skor

total wanita 2.495. Hal ini berarti bahwa tingkat kepuasan kerja pria lebih

tinggi daripada tingkat kepuasan kerja wanita.

Tabel 4

Deskripsi Data Penelitian

Total Wanita Pria

N / Jumlah subjek 36 18 18

Mean empirik (µ) 145,25 138,61 151,89

Mean teoritik (µ) 110 110 110

Skor minimum empirik (Xmin) 124 124 128

Skor minimum teoritik (Xmin) 44 44 44

Skor maksimum empirik (Xmax) 175 153 175

Skor maksimum teoritik (Xmax) 176 176 176

Standar deviasi empirik (σ) 14,573 8,813 16,316

Standar deviasi teoritik (σ) 22 22 22

Keterangan :

N = jumlah subjek penelitian

Skor minimum empirik = skor paling rendah yang diperoleh dari data

penelitian

Skor minimum teoritik = skor paling rendah yang mungkin diperoleh

(50)

Skor maksimum empirik = skor paling tinggi yang diperoleh dari data

penelitian

Skor maksimum teoritik = skor paling tinggi yang mungkin diperoleh

subjek pada skala

Mean empirik = rata-rata skor yang diperoleh dari penelitian

Mean teoritik = rata-rata skor yang mungkin diperoleh subjek

pada skala

Standar deviasi empirik = menunjukkan variasi jawaban penelitian

Standar deviasi teoritik = variasi jawaban yang mungkin terjadi pada

skala

2. Uji Normalitas

Uji asumsi yaitu uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel

yang diambil berasal dari suatu distribusi normal. Bila p > 0,05 maka

sebaran normal yang berarti sampel atau data berasal dari distribusi yang

normal (Oktarina, 2006). Dengan menggunakan SPSS seri 13.00 maka uji

Kolmogorov_Smirnov menghasilkan angka 0,446, sehingga p > 0,05 dan

(51)

35

Kolmogorov-Smirnov Z .863

Asymp. Sig. (2-tailed) .446

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini melalui Independent Sample

T-Test dengan menggunakan program SPSS 13.00 for Windows, diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 6

Ringkasan Hasil Uji T Levene’s Test for

Equality of Variance t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Hasil uji kesamaan varian (uji F) diperoleh taraf signifikansi 0,003

lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa varian kepuasan kerja pria dan

(52)

signifikansi 0,005 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa rata-rata

kepuasan kerja pria dan wanita tidak sama. Pada aspek psikologis

diperoleh taraf signifikansi 0,008, pada aspek sosial diperoleh taraf

siginifikansi 0,024, pada aspek finansial diperoleh taraf signifikansi 0,004

yang berarti bahwa hasil uji-t untuk aspek psikologis, aspek sosial dan

aspek finansial lebih kecil dari 0,05 yang mengindikasikan adanya

perbedaan kepuasan kerja antara pria dan wanita pada aspek psikologis,

aspek sosial dan aspek finansial. Hal berbeda ditunjukkan pada aspek fisik

dimana hasil uji-t adalah 0,056 lebih besar dari 0,05 yang berarti pada

aspek fisik tidak terdapat perbedaan kepuasan kerja antara pria dan wanita.

4. Kategori Kepuasan Kerja

Penggolongan tingkat kepuasan kerja subjek dibagi menjadi 3

kategori (Azwar, 2008) :

(µ + 1,0σ) ≤X : tinggi

(µ ~ 1,0σ) ≤ X < (µ + 1,0σ) : sedang

X < (µ ~ 1,0σ) : rendah

Dari perhitungan nilai teoritis sebelumnya diketahui bahwa standar

deviasi (σ) = 22 dan mean (µ) = 110, maka akan diperoleh kategori

sebagai berikut :

(110 + 1,0 . 22) ≤X : tinggi

(110 ~ 1,0 . 22) ≤ X < (110 + 1,0 . 22) : sedang

(53)

37 sehingga perolehan kategorinya :

X ≥ 132 : tinggi

88 – 132 : sedang

X < 88 : rendah

Dari hasil penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 7

Kategorisasi Skor Subjek Penelitian

Subjek Skor Kategori Subjek Skor Kategori

(54)

Pada wanita, terdapat 13 orang subjek yang termasuk memiliki kategori

tinggi dan 5 orang subjek yang termasuk dalam kategori sedang,

sedangkan pada pria terdapat 16 orang yang termasuk dalam kategori

tinggi dan 2 orang yang termasuk dalam kategori sedang.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil uji selisih rata-rata (uji t) menunjukkan terdapat perbedaan kepuasan

kerja antara pria dan wanita. Perbedaan tersebut terdapat pada setiap aspek

yang diteliti, yaitu aspek psikologis, aspek sosial, dan aspek finansial, kecuali

aspek fisik dimana pada aspek fisik nilai p > 0,05, yaitu sebesar 0,056.

Menurut Smither (1994), dedikasi wanita terhadap pekerjaan lebih rendah

dibandingkan dengan pria. Seorang pria memiliki orientasi kerja yang lebih

tinggi dibandingkan dengan seorang wanita (www.whandi.net). Penghasilan dan kesempatan karir mereka dianggap sekunder dalam hubungannya dengan

pasangan / suami. Penghasilan dan kesempatan karir pasangan / suami

dianggap lebih penting daripada penghasilan dan kesempatan karir mereka. Di

dalam lingkungan pekerjaan, para wanita telah mampu masuk ke dalam

golongan manajemen menengah namun mengalami kesulitan untuk masuk ke

jajaran tingkat manajemen atas. Beberapa wanita yang menginginkan posisi

kepemimpinan lebih tinggi harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan

perlakuan adil di saat mereka belajar menyesuaikan peran ke dalam

(55)

39 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pria memiliki tingkat

kepuasan kerja lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Hal ini dapat dilihat

dari skor rata-rata subjek pria lebih besar dari skor rata-rata wanita, yaitu skor

rata-rata pria 151,89 sedangkan skor rata-rata wanita 138,61. Skor maksimum

maupun skor minimum yang diperoleh pria juga lebih besar dari skor

maksimum dan skor minimum wanita, yaitu skor maksimum pria 175 dan skor

minimumnya 128 sedangkan skor maksimum wanita 153 dan skor

minimumnya 124. Hal ini makin memperkuat bahwa tingkat kepuasan kerja

pria lebih besar dari wanita.

Skor minimum empirik lebih besar dari skor minimum teoritik (124 > 44).

Skor maksimum empirik mendekati skor maksimum teoritik bahkan hanya

selisih 1 angka. Sedangkan mean empirik lebih besar dari mean teoritik

(145,25 > 110). Ini berarti secara keseluruhan subjek penelitian memiliki

tingkat kepuasan kerja yang tinggi.

Menurut Hariwijaya (2005), ada beberapa keuntungan dengan

menjalankan bisnis network marketing. Kemungkinan besar hal inilah yang menyebabkan tingginya tingkat kepuasan kerja distributor independen

Herbalife pada umumnya. Keuntungan-keuntungan tersebut diantaranya

adalah : dapat dikerjakan kapan saja dan dimana saja, modal yang dibutuhkan

relatif kecil, dapat dikerjakan paruh waktu, tidak memiliki bos, potensi

penghasilan yang tidak terbatas, dan sistem kerjanya relatif mudah untuk

(56)

Standar deviasi empirik lebih kecil dari standar deviasi teoritik (14,573 <

22,5), yang berarti tingkat variasi jawaban subjek pada kelompok data lebih

rendah daripada tingkat variasi jawaban teoritik. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat kepuasan kerja pada subjek cenderung homogen, sehingga dapat

dikatakan merata (Tabel 4).

Sebagai tambahan dalam penelitian mengenai tingkat kepuasan kerja ini,

pada masing-masing aspek dibedakan ke dalam 3 kategori, yaitu tinggi,

sedang dan rendah (Azwar, 2008). Dari penggolongan subjek ke dalam

kategorisasi tingkat kepuasan kerja diperoleh hasil bahwa pada kelompok

subjek pria terdapat 16 orang dengan kategori kepuasan kerja tinggi dan 2

orang dengan kategori sedang, sedangkan pada kelompok subjek wanita

terdapat 13 orang dengan kategori tinggi dan 5 orang dengan kategori sedang

(Tabel 8). Jumlah kelompok subjek yang memiliki tingkat kepuasan kerja

tinggi lebih banyak didominasi oleh kelompok subjek pria. 27,8 % dari

kelompok subjek wanita masuk ke dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 5

orang dari total 18 orang subjek.

Menurut Hurlock (1996), apabila wanita dipaksa melakukan tugas yang

telah dicap sebagai tugas yang hanya cocok untuk para pria, sebagai pengganti

pekerjaan dari bidang yang menarik mereka dan sesuai dengan tingkat

kemampuannya, maka mereka akan mengalami kekecewaan tinggi yang

berakibat meningkatnya perasaan frustasi. Kondisi seperti ini akan menjadi

penghalang utama dalam proses penyesuaian diri terhadap pekerjaan, kawan

(57)

41 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian maka diperoleh gambaran bahwa terdapat perbedaan tingkat kepuasan kerja yang cukup signifikan antara pria dan wanita sebagai distributor independen Herbalife dimana hasil uji-t menunjukkan bahwa p < 0,05, yaitu 0,005. Pria memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada wanita yang ditunjukkan oleh skor rata-rata pria lebih besar dari skor rata-rata wanita.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Ada beberapa keterbatasan yang dialami saat melakukan penelitian ini, antara lain:

1. Pengisian skala penelitian tidak dapat dilakukan serentak kepada seluruh distributor independen Herbalife karena masing-masing distributor independen Herbalife memiliki mobilitas yang berbeda-beda dimana tidak diharuskan setiap hari berada di kantor.

2. Peneliti kesulitan mendapatkan subjek dalam jumlah banyak karena keterbatasan waktu dan masing-masing distributor Herbalife tidak selalu dapat ditemui di kantor.

(58)

merepresentasikan ukuran tingkat kepuasan kerja distributor independen Herbalife.

4. Subjek penelitian hanya mewakili kondisi distributor independen Herbalife di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, tidak mewakili kondisi distributor independen Herbalife Indonesia secara keseluruhan.

5. Data-data pribadi subjek penelitian tidak terungkap secara detil dalam penelitian.

C. SARAN

a. Bagi perwakilan PT. Herbalife Indonesia di Yogyakarta

Tingkat kepuasan kerja distributor independen Herbalife antara pria dan wanita terdapat perbedaan yang cukup signifikan, yaitu pria memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada wanita. Harapan peneliti, seluruh jajaran distributor dan perusahaan terjalin hubungan yang semakin sinergis demi tercipta peningkatan kepuasan kerja yang berimbas pada kemakmuran seluruh distributor independen Herbalife, yang secara langsung maupun tidak langsung juga akan meningkatkan keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan.

b. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian pada Distributor Independen Herbalife

(59)
(60)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji, S.E., M.M., dan Suyati, Sri, S.E. 1995. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

As’ad, Moh., 2001. Seri Ilmi Sumber Daya Manusia Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty.

Ashar, Munandar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press 2001).

Azwar, Saifudin, Drs., MA. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

______________________. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

______________________. 2008. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Byrne, Rhonda. 2007. The Secret : Rahasia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hadi, Sutrisno, Prof. Drs., MA. 2004. Metodologi Research. Jilid 1. Yogyakarta : Penerbit Andi.

____________________________ 2004. Metodologi Research. Jilid 2. Yogyakarta : Penerbit Andi.

(61)

45 Hariwijaya, M. 2005. Network Marketing. Mencapai Passive Income Melalui

Pemasaran Jaringan. Yogyakarta : Pyramid Publisher.

Herbalife. International Bussiness Opportunity. Jakarta

Hurlock, E. B. 1996. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi 5. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kerlinger, N. Fred. 2000. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Komputer, Wahana. 2004. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12. Yogyakarta : Penerbit Andi, Semarang : Wahana Komputer.

Oktarina. 2006. SPSS 13.0 untuk Orang Awam. Palembang : Penerbit Maxikom.

Septiana, Anastasia Ika. 2007. Deskripsi Penyesuaian Diri Penghuni Asrama. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Smither, Robert D. 1994. The Psychology of Work and Human Performance. 2nd Ed. New York : Harper Collins College Publisher.

(62)

LAMPIRAN A

(63)

SKALA PENELITIAN PSIKOLOGI

Fakultas Psikologi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(64)

Teman – teman Distributor Independen Herbalife,

Di tengah kesibukan yang tengah Anda jalani, Saya meminta kesediaan teman – teman meluangkan waktu sejenak untuk mengisi skala penelitian yang telah Saya buat guna memenuhi tugas akhir perkuliahan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Untuk itu, Saya mohon teman – teman membaca dengan seksama serta mengisi pernyataan secara lengkap, sesuai dengan keadaan diri Anda tanpa dipengaruhi oleh siapapun. Tidak ada jawaban yang salah atau memalukan jika teman – teman menjawab sesuai dengan keadaan diri Anda sendiri. Setiap orang memiliki sifat dan pengalaman yang berbeda – beda, sehingga dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah, baik atau buruk.

Perlu diketahui bahwa jawaban teman – teman akan terjamin kerahasiaannya. Saya sangat berharap tidak ada pernyataan yang terlewati atau tidak terjawab. Mohon pernyataan dijawab sesuai dengan keadaan diri Anda, bukan jawaban yang sesuai dengan keinginan Anda.

Atas bantuan dan kerjasamanya, Saya ucapkan terimakasih.

Petunjuk Pengisian :

Mohon data identitas diri diisi secara lengkap terlebih dahulu sebelum mengisi bagian yang lain.

Baca dan pahami baik – baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan – pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom pilihan jalaban yang tersedia. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan atau tidak terjawab.

Pilihan jawaban terdiri atas : SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

(65)

49 Nama (inisial) :

Jenis kelamin : (Pria / Wanita)

Usia :

Domisili :

Lama bekerja di Herbalife :

SKALA PENELITIAN PSIKOLOGI

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa senang dengan pekerjaan

saya.

2 Saya senang bekerja bersama

rekan-rekan kerja saya.

3 Melakukan pekerjaan ini terasa

menyenangkan buat saya. 4 Bekerja bersama atasan saya membuat

perasaan saya tidak nyaman. 5 Saya merasa pekerjaan saya tidak cocok

untuk orang-orang seusia saya. 6 Menurut saya, sistem pembayaran

perusahaan cukup bagus dan adil. 7 Saya merasa nyaman ketika

menjalankan pekerjaan saya.

8

Saya merasa memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat di sela-sela kesibukan bekerja.

9 Saya merasa tidak cocok dengan

pekerjaan saya.

10 Sistem pembayaran perusahaan hanya

menguntungkan beberapa orang saja.

11 Saya merasa cocok dengan atasan saya. 12 Kondisi badan saya seringkali menurun

karena pekerjaan saya.

13

Perusahaan memberikan tunjangan-tunjangan yang cukup membantu kondisi finansial saya.

14 Ada perasaan tertekan ketika saya

menyelesaikan pekerjaan saya.

15

Saya merasa nyaman bekerja dengan karyawan coporate meskipun berbeda pekerjaan dengan saya.

16 Saya bangga dengan pekerjaan saya. 17 Bekerja bersama atasan saya membuat

perasaan saya tidak nyaman.

18

Fasilitas yang diberikan perusahaan cukup membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal.

19 Saya merasa bosan bekerja bersama

rekan-rekan kerja saya. 20 Saya merasa pekerjaan saya cocok

dengan usia saya.

21 Saya benci dengan pekerjaan saya.

22

Jumlah dan besarnya

tunjangan-tunjangan dari perusahaan masih kurang memberikan kesejahteraan untuk saya.

23 Terasa menyenangkan bekerja bersama

rekan-rekan saya.

24 Saya merasa kesulitan bekerja karena

peralatan kerja saya tidak lengkap. 25 Saya merasa cukup berbakat untuk

melakukan pekerjaan saya. 26 Saya merasa hidup saya akan terjamin

(66)

27

Saya merasa tidak dipedulikan oleh karyawan corporate karena pekerjaan mereka berbeda dengan saya.

28

Menurut saya, perusahaan kurang memberikan fasilitas bagi para distributornya.

29 Selama bekerja, badan saya selalu segar,

sehat dan bersemangat. 30 Saya merasa pekerjaan saya menyita

banyak waktu.

31

Saya merasa senang bertemu karyawan corporate yang berbeda pekerjaan dengan saya.

32

Besarnya penghasilan saya tidak sesuai dengan kerja keras yang telah saya lakukan.

33 Tidak ada penghargaan dari perusahaan

atas prestasi kerja yang telah saya raih. 34 Pekerjaan ini membuat saya minder. 35 Saya merasa nyaman bekerja bersama

atasan saya.

36 Terasa menyebalkan melakukan

pekerjaan saya saat ini. 37 Perlengkapan kerja saya mendukung

selesainya pekerjaan dengan maksimal.

38

Bekerja bersama rekan-rekan kerja saya adalah hal yang menyebalkan untuk saya.

39 Saya merasa cukup terampil untuk

menyelesaikan pekerjaan saya. 40 Promosi-promosi perusahaan tidak

42 Saya sangat menyukai pekerjaan saya.

43

Saya merasa benci jika harus berhubungan dengan karyawan

corporate yang berbeda jenis pekerjaan dengan saya.

44 Bakat saya tidak sesuai dengan

pekerjaan saya.

45 Perusahaan selalu menghargai prestasi

kerja saya.

46 Saya harus punya pekerjaan yang lain

supaya hidup saya lebih terjamin. 47 Peluang penghasilan perusahaan sangat

menguntungkan buat saya. 48 Saya akan merasa senang jika saya

berganti jenis pekerjaan.

49

Dengan adanya promosi dari perusahaan, kesejahteraan saya meningkat.

50

Saya merasa tidak memiliki keterampilan untuk melakukan pekerjaan saya.

(67)

51

LAMPIRAN B

(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)

57

LAMPIRAN C

(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

LAMPIRAN D

(79)
(80)
(81)

65

LAMPIRAN E

(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)

73

LAMPIRAN F

(90)

Gambar

Tabel 2
Tabel 3 Skor Subjek Penelitian
Tabel 4
Tabel 5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pendekatan saintifik, pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi salah satu jalan dalam memperkuat karakter anak didik, sehingga bisa memberikan kontribusi

Shalat dhuha dilakukan secara bersama-sama yang di teliti kelas 1 sebanyak 33 siswa, yang aktif dalam melaksanakan shalat dhuha 27 siswa maka yang

Keuntungan bagi pengembang, antara lain, (1) aplikasi yang ber-VBA merupakan apikasi open-system, melalui model obyek, dan komponen berbasis Active-X, akan dapat berguna bagi

Setelah proses KP di lapangan selesai dan laporan juga telah disusun dan mendapat persetujuan dari pembimbing minimal 2 bulan terhitung mulai tgl pelaksanaan KP berdasarkan

Dengan menggunakan metode sistem pakar, diharapkan kemampuan seorang pakar yang ahli dalam masalah kesehatan, khususnya mengenai penyakit pada tulang (dalam hal ini adalah

Nama Perusahaan Asuransi PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia PT ACE Life Insurance PT Asuransi Adira Dinamika PT Asuransi Adisarana Wanaartha PT Asuransi AIA Indonesia PT

a) Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan

Dalam hal perkara telah diputus, Mahkamah Agung wajib mengirimkan salinan putusan pada Pengadilan Agama pengaju untuk diberitahukan kepada Para Pihak paling lambat dalam waktu 2