PANDUAN PENGGUNAAN MOODLE BAGI PENGAJAR
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Komputer
Oleh :
Kurnia Wulandari
NIM : 033124039
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
MOODLE GUIDANCE FOR TEACHERS
A Final Paper
Presented as Particial Fulfillment of the Requirements
for the Degree of Sarjana Sains
in Computer Science
By :
Kurnia Wulandari
Student Number : 033124039
COMPUTER SCIENCE STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF MATHEMATICS FACULTY OF SCIENCE AND TECNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2008
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan
Tuhan.
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.
Ambillah waktu untuk memberi, itu membuat hidup terasa berarti.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga.
Karya ini kupersembahkan untuk :
Jiwa-jiwa terasingkan yang tinggal di lorong-lorong gelap,
Tangan-tangan mungil yang terpaksa harus menengadah di jalanan,
Kepingan-kepingan hati yang selalu bangkit walau jatuh dan tersungkur berulang kali,
serta
Sayap-sayap patah yang terpaksa menyerah di tangan nasib tapi tidak pernah putus asa.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Kurnia Wulandari Nomor Mahasiswa : 033124039
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PANDUAN PENGGUNAAN MOODLE BAGI PENGAJAR
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 05 April 2008
Yang menyatakan
v
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Januari 2008 Penulis
Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet (Prakoso, 2005). Moodle memiliki kelebihan-kelebihan yang signifikan (Melfachrozi, 2006) seperti sederhana, efisien, kompatibel dengan banyak browser, mudah instalasinya, mendukung lebih dari 1000 pelajaran, tersedia lebih dari 45 bahasa yang menjadikan banyak kalangan menggunakan Moodle sebagai software untuk membangun e-Learning.
Dalam makalah ini, penulis membuat panduan penggunaan Moodle bagi pengajar dengan fitur-fitur yang dibangun adalah membuat chat room, membuat
course online beserta konfigurasinya, mengisi materi, baik dengan cara mengetikkan langsung ke dalam Moodle maupun dengan cara mengupload, membuat forum diskusi, mengelola fasilitas pengiriman tugas serta membuat kuis multiple choice.
Fitur-fitur yang dibangun telah diujicobakan pada pelatihan Moodle. Pada pelatihan, dibagikan angket sebagai instrumen pengukur sejauh mana makalah yang penulis susun dapat mempermudah pengajar dalam penggunaan Moodle.
Dari hasil angket, setelah dianalisa dapat disimpulkan bahwa panduan Moodle yang disusun dapat mempermudah pengajar dalam menggunakan Moodle.
Moodle is a software package which is good for making and performing a course/training/education based on the internet (Prakoso, 2005). Moodle has many advantages (Melfachrozi, 2006) such as simple, efficient, compatible with a lot of browsers, easy to install, support more than 1000 lessons, available in more than 45 languages that make many people use Moodle as software to develop e-Learning.
In this paper, the writer composed a Moodle guidance for teacher which includes several features such as making chat room, making course online along with its configurations, filling course materials by typing directly into the Moodle and by uploading as well, making discussion forums, managing facility of task submission as well as making multiple choices quizzes. The features have been tried at a Moodle's training. During training, a questionnaire has been distributed to respondents to measure how helpful the guidance is in helping teacher using Moodle.
The questionnaires result shows that the guidance helps teachers using Moodle easily.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala
nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tugas akhir ini dengan
baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Sains Program Studi Ilmu Komputer.
Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan serta dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ibu Anastasia Rita Widiarti S.Si, M.Kom, selaku dosen pembimbing yang tidak
henti-hentinya memberikan masukan, dorongan, bantuan, semangat serta
nasehat-nasehatnya demi terselesainya makalah ini.
2. Ir. Gregorius Heliarko, S.J, S.S, B.S.T, M.Sc, M.A, selaku Dekan FST
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Paulina Heruningsing Prima Rosa S.Si, M.Sc, selaku Kaprodi Ilmu
Komputer USD yang telah banyak membantu penulis.
4. Bapak Drs. H.J Haris Sriwindono, M.Kom, selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing penulis selama menuntut ilmu di FST USD.
5. Bapak Iwan Binanto S.Si, selaku dosen penguji, atas bantuan yang tak terhingga
yang telah diberikan kepada penulis serta saran dan masukannya yang sangat
berharga.
7. Pak Diar dan Pak Agus (Bapsi), atas bantuannya kepada penulis.
8. Seluruh staf dosen FST umumnya dan Prodi Ilmu Komputer khususnya yang
telah mengajarkan banyak hal kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di
FST USD.
9. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed, P.hD beserta jajarannya di FKIP USD, atas segala
bantuan yang diberikan.
10. My parent, especially for my mom, atas segala pengorbanan, doa, dukungan
serta restu yang senantiasa menyertaiku.
11. Simbah kakung dan mbah putri (almh) atas segala pengorbanannya, sehingga
aku bisa tetap berdiri sampai hari ini.
12. Big family of Eko Yuwono (Om Eko dan Mb’ Yanti, Rey, Fidh, Dzik “My
Bunny”, Andra) as my second parent and my family, thank you so much.
13. My brothers and sister (Aditya, Octa, Rama) for the support, spirit and love,
thanks guys.
14. Pak Sudi, atas segala doa dan bantuan yang diberikan.
15. Om Aris, atas bantuannya kepada penulis.
16. Somebody who I can’t say his name. But he knows, he always in my heart.
17. Seluruh keluarga besar Wiryoutomo, atas pelajaran hidup yang diberikan.
18. Widya, Mb vika, Matilda, Kadek, Josephin, Citra, Eliz, Vika, Rina, Tere, Frans,
Iyuz, Wawan, Aris, Toto and all my guys in Ikom USD ’03. Terima kasih atas
persahabatan, kebersamaan, dukungan dan bantuan selama ini. Semoga
teman.
19. Teman-teman Ikom angkatan ‘01, ‘02 dan ‘04 yang memberikan banyak
masukan, dorongan serta dukungannya.
20. Sholeh atas pinjaman Smashnya, Dedek atas pinjaman Ienovonya, Rinma for the
best corrector. Semoga Tuhan membalas kebaikan teman-teman semua. Amiin.
21. Pak Tukijo dan Mbak Linda di sekretariat FST yang telah banyak membantu
selama penulis memulai hingga menyelesaikan makalah ini.
22. Mas Susilo, staff lab komputer atas bantuannya yang tak terhingga kepada
penulis.
23. Hidup, yang telah memberikan banyak pilihan, pelajaran dan kesempatan.
24. Sms-sms yang selalu mengatakan “ayo kamu bisa”, “semangat” dan “jangan
menyerah”.
25. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per-satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan Indonesia umumnya dan lingkup kampus Universitas Sanata
Dharma khususnya.
Yogyakarta, 30 Januari 2008
Penulis
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
A. Pembelajaran Konvensional ... 8
B. E-Learning ... 8
C. Moodle ... 23
BAB III PANDUAN PENGGUNAAN MOODLE BAGI PENGAJAR A. Pembuatan Chat ... 48
B. Pembuatan Course Online ... 52
C. Mengisi Materi ... 65
D. Membuat Forum Diskusi ... 76
E. Mengelola Fasilitas Pengiriman Tugas ... 78
F. Pembuatan Multiple Choice ... 85
BAB IV ANALISIS DATA PENGGUNAAN MOODLE BAGI PENGAJAR A. Waktu dan Lokasi Pelatihan ... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 122
B. Saran ... 122
DAFTAR PUSTAKA ... 124
Tabel 4.1 Tabel data kumulatif pengetahuan pengajar ... 105
terhadap e-Learning dan Moodle.
Tabel 4.2 Tabel data kumulatif kegunaan pelatihan dan ... 112
makalah panduan penggunaan Moodle.
Gambar 2.1 phpMyAdmin sedang membuat database Moodle ... 39
Gambar 2.2 Pemilihan bahasa untuk instalasi Moodle ... 40
Gambar 2.3 Moodle menampilkan konfigurasi sistem ... 40
Gambar 2.4 Konfirmasi lokasi untuk penginstalan Moodle ... 41
Gambar 2.5 Moodle meminta inputan user ... 41
Gambar 2.6 Moodle mengecek konfigurasi sistem ... 42
Gambar 2.7 Konfigurasi Moodle berhasil ... 42
Gambar 3.2 Moodle menunjukkan anda login sebagai siapa ... 47
Gambar 3.3 Halaman utama situs ... 48
Gambar 3.4 Turn editing on pada Moodle ... 48
Gambar 3.5 Pilihan aktivitas dalam Moodle ... 49
Gambar 3.6 Moodle meminta informasi tentang chat ... 49
Gambar 3.7 Save changes ... 50
Gambar 3.8 Informasi tentang chat ... 50
Gambar 3.10 Aplikasi moodle untuk pengajar ... 52
Gambar 3.11 Moodle sedang membuat course baru ... 52
Gambar 3.12 Moodle meminta informasi tentang kuliah ... 53
Gambar 3.13 Moodle meminta informasi tentang akses tamu ... 53
Gambar 3.14 Save Canges ... 54
Gambar 3.15 Tombol Turn editing on ... 65
Gambar 3.16 Moodle menambahkan resource ... 65
Gambar 3.17 Moodle untuk mengubah resource ... 66
Gambar 3.18 Save Changes ... 66
Gambar 3.19 Preview ... 67
Gambar 3.20 Link untuk navigasi ... 67
Gambar 3.21 Materi yang baru saja ditambahkan ... 68
Gambar 3.22 Button Turn editing on ... 68
Gambar 3.23 Moodle sedang memilih resource ... 69
Gambar 3.24 Moodle meminta informasi materi yang akan diupload ... 69
Gambar 3.25 Moodle meminta pilihan ... 70
Gambar 3.26 Moodle menampilkan alamat file yang akan diupload ... 70
Gambar 3.27 Upload file berhasil dalam Moodle ... 71
Gambar 3.28 Moodle menghapus file yang telah diupload ... 71
Gambar 3.29 Save changes ... 72
Gambar 3.30 Preview file ... 72
Gambar 3.31 Button untuk memperbaharui materi ... 73
Gambar 3.33 Materi yang baru saja ditambahkan ... 73
Gambar 3.34 Menu dalam Administration ... 74
Gambar 3.35 Moodle menampilkan pilihan menu ... 74
Gambar 3.36 Pilihan aktivitas pada Moodle ... 76
Gambar 3.37 Layar informasi forum ... 76
Gambar 3.38 Save changes ... 77
Gambar 3.39 Informasi tentang forum ... 77
Gambar 3.40 Link pada halaman utama ... 77
Gambar 3.41 Turn editing on pada Moodle ... 78
Gambar 3.42 Pilihan aktivitas pada Moodle ... 78
Gambar 3.43 Pilihan aktivitas pada Moodle ... 79
Gambar 3.44 Layar informasi tentang tugas ... 79
Gambar 3.45 Tombol Next ... 80
Gambar 3.46 Layar informasi tentang tugas ... 80
Gambar 3.47 Layar informasi tentang tugas ... 81
Gambar 3.48 Jumlah pengirim tugas ... 81
Gambar 3.49 Tugas yang dikirimkan oleh mahasiswa ... 82
Gambar 3.50 Layar untuk menulis komentar tentang tugas ... 83
Gambar 3.51 Menu pada administration ... 83
Gambar 3.52 Tabel nilai ... 84
Gambar 3.53 Turn editing on pada Moodle ... 85
Gambar 3.54 Pilihan aktivitas pada Moodle ... 85
Gambar 3.56 Layar informasi tentang kuis ... 86
Gambar 3.57 Save changes ... 87
Gambar 3.58 Layar untuk menambah kategori ... 87
Gambar 3.59 Layar untuk menambah kategori ... 87
Gambar 3.60 Layar untuk menambah kuis ... 88
Gambar 3.61 Layar untuk mengedit kuis ... 88
Gambar 3.62 Layar untuk mengedit kuis ... 89
Gambar 3.63 Save changes ... 89
Gambar 3.74 Pilihan aktivitas pada Moodle ... 95
Gambar 3.75 Layar informasi tentang kuis ... 95
Gambar 3.76 Layar informasi tentang kuis ... 96
Gambar 3.77 Save changes ... 96
Gambar 3.79 Layar informasi format file ... 97
Gambar 3.80 Informasi alamat file yang diupload ... 97
Gambar 3.81 Informasi import file ... 98
Gambar 3.82 Layar informasi soal kuis ... 98
Gambar 3.83 Layar informasi kuis ar informasi soal kuis ... 99
Gambar 3.84 Ikon menambah soal dalam daftar soal ... 99
Gambar 3.85 Save changes ... 99
Gambar 3.86 Link pada halaman utama ... 100
Gambar 3.87 Layar informasi kuis ... 100
Gambar 3.88 Preview kuis ... 101
Lampiran A Daftar hadir peserta pelatihan moodle ... 125
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Inovasi dalam teknologi pembelajaran memang tidak pernah berhenti. Setiap
saat pendidik yang tergabung di dalamnya berusaha untuk mengembangkan teknologi
yang digunakan selama ini dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya untuk
kualitas pendidikan yang lebih baik (Sanjaya, 2006).
E-Learning atau pembelajaran jarak jauh (distance learning) dianggap sebagai
solusi bagi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti perkuliahan secara fisik. Model
pembelajaran e-Learning tentu saja tidak bisa secara radikal menggantikan sistem
pembelajaran konvensional, yang memang mensyaratkan pertemuan face to face di
antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, sistem e-Learning dengan segala
kosekuensi kelemahan dan keunggulannya tentu bisa menjadi penyempurna sistem
pembelajaran konvensional yang sudah ada. Fasilitas internet akan sangat membantu
interaksi pembelajaran di antara dosen dan mahasiswa, meskipun berbeda waktu
(different time) dan berbeda tempat (different place) (Kholis, 2005).
Untuk mengembangkan sebuah sistem pembelajaran e-Learning dibutuhkan
pengajar yang mahir mengoperasikan aplikasi e-Learning untuk keperluan upload
silabus, upload soal, diskusi, mengajar dll. Akan tetapi, selama ini pengajar kita yang
terbiasa menggunakan metode konvensional tidak semua mengetahui cara-cara
mengoperasikan komputer dalam hal ini untuk menjalankan aplikasi e-Learning,
menjalankan aplikasi e-Learning.
Untuk membangun sistem pendidikan secara elektronis (e-Learning) dapat
dilakukan dengan murah dan mudah pada sistem operasi Linux maupun Windows.
Untuk membangun e-Learning dapat menggunakan paket Moodle yang bebas (free)
dan open source.
Dari permasalahan tersebut, maka dalam tugas akhir ini akan membahas
tentang panduan/user manual bagi pengajar untuk e-Learning yang menggunakan
paket Moodle, yang diharapkan dapat membantu bagi pengajar khususnya yang sama
sekali tidak memiliki basic dalam teknologi informasi agar siap menghadapi era
e-Learning yang kehadirannya semakin lama semakin banyak peminatnya.
A. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah memberikan panduan
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi pengajar pemula yang tidak memiliki basic dalam teknologi informasi
dapat digunakan sebagai panduan yang akan memudahkan dalam penggunaan
Moodle.
2. Bagi pengajar yang memiliki basic teknologi informasi selain memudahkan
dalam penggunaan Moodle, penulis menambahkan dengan pengetahuan tentang
modul yang perlu dicermati pengajar, dimana modul-modul ini sangat membantu
pencapaian tujuan e-Learning, yaitu pendidikan berkualitas tanpa mempedulikan
jarak dan waktu.
D. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini hanya akan membahas tentang :
1. Apa itu e-Learning?
2. Apa kekurangan dan kelemahan e-Learning?
3. Apa itu Moodle?
4. Mengapa membangun e-Learning menggunakan Moodle?
Masalah dalam tugas akhir ini dibatasi dengan beberapa hal, antara lain :
1. Dalam tugas akhir ini hanya membahas panduan penggunaan Moodle bagi
pengajar, dimana asumsi yang digunakan adalah administrator telah melakukan
setup Moodle dan memberikan hak kepada pengajar untuk login menggunakan
account pengajar.
2. Menggunakan Moodle versi 1.6.2 dibangun menggunakan Apache, MySQL dan
PHP.
3. Fitur Moodle yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Membuat room chat.
b. Membuat course online beserta konfigurasinya.
c. Mengisi materi, baik dengan cara mengetikkan langsung ke dalam Moodle
maupun dengan cara meng-upload.
d. Membuat forum diskusi.
e. Mengelola fasilitas pengiriman tugas.
Metodologi yang akan penulis gunakan untuk menyelesaikan makalah tentang
Panduan Penggunaan Moodle bagi Pengajar adalah :
1. Studi pustaka
Studi Pustaka yaitu dengan membaca, mencatat, dan mempelajari
literatur-literatur atau buku-buku yang mendukung.
2. Kuesioner
Yaitu dengan membagikan angket kepada para pengajar di Universitas Sanata
Dharma kemudian penulis menganalisa hasil dari angket tersebut.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bab I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari tujuh bab, yaitu latar belakang masalah, tujuan, manfaat,
rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
Pembahasan dimulai dari menganalisa latar belakang masalah yaitu hal-hal yang
melatarbelakangi penulisan makalah, kemudian menentukan tujuan dan manfaat
penulisan makalah. Dilanjutkan dengan menentukan rumusan dan batasan masalah.
Kemudian menentukan metode yang digunakan untuk penyelesaian makalah dan
yang terakhir mernyusun sistematika penulisan makalah, yang dimaksudkan untuk
Pada bab ini akan dibahas secara teoritis tentang hal-hal yang menjadi
landasan penulisan makalah atau kajian secara komprehensif yang meliputi deskripsi,
analisis dan sintesis mengenai teori.
Dunia pendidikan di Indonesia sedang berubah. Tuntutan meningkatnya
standar produktivitas menyebabkan praktik dan pembelajaran secara konvensional
tidak lagi mampu menyediakan pelatihan yang dibutuhkan secara efektif. Hal itu
dikarenakan pembelajaran konvensional terbatas pada ruang kelas, waktu yang
mengikat, jumlah pengajar yang minim serta keterbatasan dana. Oleh karena itu
dalam dunia pendidikan memerlukan solusi agar proses belajar mengajar dapat
berlangsung efektif tanpa terhalang oleh waktu, fasilitas dan ketersediaan dana.
E-Learning dianggap sebagai solusi bagi dunia pendidikan saat ini. Dengan
segala kelebihan yang dimiliki E-Learning memungkinkan pengajar dan peserta didik
dapat berinteraksi dan melakukan proses belajar mengajar tanpa terhalang oleh waktu
dan keterbatasan ruang kelas yang sering dialami ketika praktik belajar secara
konvensional.
Moodle adalah salah satu perangkat lunak yang didesain untuk membantu
pengajar dalam membangun pelatihan/kursus/pendidikan online yang berkualitas.
Moodle dikembangkan dengan menggunakan lisensi open source sehingga sangat
menguntungkan bagi kita yang berada di negara berkembang dengan alasan
penghematan biaya. Ada idealisme besar di balik penciptaan perangkat lunak ini,
pendidikan untuk semua. Melalui moodle, pendidikan bisa diperoleh tanpa
Pada bab ini akan dibahas panduan penggunaan Moodle bagi pengajar yang
meliputi : Membuat course online beserta konfigurasinya, mengisi materi baik
dengan cara mengetikkan langsung ke dalam Moodle maupun dengan cara
meng-upload, membuat forum diskusi, mengelola fasilitas pengiriman tugas, pembuatan
kuis multiple choice.
4. Bab IV ANALISIS DATA PENGGUNAAN MOODLE BAGI PENGAJAR.
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis dari angket yang dibagikan
kepada para pengajar di Universitas Sanata Dharma tentang manfaat makalah ini bagi
para pengajar tersebut.
5. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
1. Definisi Pembelajaran Konvensional
Yang dimaksud dengan metode pembelajaran konvensional adalah metode
pengajaran yang menempatkan pengajar sebagai inti dalam keberlangsungan proses
belajar-mengajar. Dalam metode ini, peran mahasiswa dapat dikatakan pasif.
Mahasiswa tidak diberi kesempatan banyak untuk mengemukakan pendapat dan
berdiskusi dengan mahasiswa yang lainnya. Pengajar memiliki peranan penting
dalam menjaga keberlangsungan proses belajar mengajar karena pengajar harus
menjelaskan materi secara panjang lebar untuk menjamin materi tersebut dapat
dipahami oleh semua peserta kuliah ( Utami dkk, 2006).
B. E-LEARNING
1. Definisi e-Learning
Berbagai pendapat dikemukakan untuk dapat mendefinisikan secara tepat
tentang e-Learning. Beberapa pendapat tersebut antara lain :
a. Pembelajaran elektronik (e-Learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian,
interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar
lainnya (Brown, 2000; Feasey, 2001).
a. E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan
komputer, maupun komputer standalone (Glossary, 2001).
b. E-Learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara
menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari
dukungan dan layanan dalam belajar (Waller, 2001).
c. Usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada
di sekolah ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet
(Purbo dan Hartanto, 2002).
d. Semua pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi
informasi (Effendy dan Zhuang, 2005).
e. E-Learning merupakan aplikasi internet yang dapat menghubungkan antara
pendidik dan peserta didik dalam sebuah ruang belajar online (Prakoso,
2005).
f. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang
memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau internet.
e-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di
tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
1. Konsep E-Learning
Sistem e-Learning diharapkan bukan sekedar menggantikan tetapi
diharapkan pula dapat menambah metode dan materi pengajaran konvensional
seperti diskusi dalam kelas, buku, dan pelatihan komputer non internet.
Berbagai elemen yang terdapat dalam sistem e-Learning adalah :
a. Soal-soal : dapat disediakan dalam bentuk modul, adanya
soal-soal yang disediakan dan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan. Hasil
tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur dan pelajar mendapatkan apa
yang dibutuhkan.
b. Komunitas : para pelajar dapat mengembangkan komunitas
online untuk memperoleh dukungan dan berbagi informasi yang saling
menguntungkan.
c. Pengajar online : para pengajar selalu online untuk memberikan
arahan kepada para pelajar, menjawab pertanyaan dan membantu dalam
diskusi.
d. Kesempatan bekerja sama : Adanya perangkat lunak (software) yang dapat
mengatur pertemuan online sehingga belajar dapat dilakukan secara
bersamaan atau real time tanpa kendala jarak.
e. Multimedia : penggunaan teknologi audio dan video dalam
2. Beberapa pengertian yang berkaitan dengan e-Learning
Menurut Lukmana (Lukmana, 2006) ada beberapa pengertian berkaitan
dengan e-Learning, yaitu sebagai berikut :
a. Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus
secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di manapun, sementara
“instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan
di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun
secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan
memanfaatkan koneksi jaringan lokal, jaringan internet ataupun menggunakan
media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat
penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu.
Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia
mengakses pelajaran.
b. Pembelajaran dengan perangkat komputer.
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada
umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan
koneksi internet ataupun intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang
terkoneksi dengan intranet ataupun internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam
e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan
standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari
pengajar.
c. Pembelajaran formal dan informal.
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal.
e-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum,
silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal
yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar
sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan
diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh
yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan
konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk
umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang
lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website
pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program,
pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa
memungut biaya).
d. Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat
komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri
dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
1) Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang
2) Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain
materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur
metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan
lebih menarik untuk dipelajari.
3) Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis
dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan
menarik untuk dipelajari.
4) Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di
website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan
siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa
mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat
jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan
pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas
dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang
diperoleh. e-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi
seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning
3. Kelebihan dan kekurangan E-Learning
a. Kelebihan E-Learning
Dibandingkan dengan metode konvensional, e-Learning memiliki
beberapa kelebihan. Menurut Lukmana (Lukmana, 2006) kelebihan e-Learning
adalah sebagai berikut :
1) Pengalaman pribadi dalam belajar.
2) Fleksibel
e-Learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat
untuk mengakses pelajaran. Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan
menuju tempat pelajaran disampaikan, e-Learning bisa dilakukan dari
mana saja baik yang memiliki akses ke internet ataupun tidak. Bagi yang
tidak memiliki koneksi internet, e-Learning didistribusikan melalui
movable media seperti CD/DVD. Di samping itu pembelajar saat ini
dapat pula memanfaatkan mobile technology seperti notebook, pda, atau
telepon selular untuk mengakses e-Learning. Fleksibilitas didukung juga
karena saat ini berbagai tempat sudah menyediakan sambungan internet /
hot spot gratis menggunakan wi-fi atau wimax.
3) Belajar Mandiri
e-Learning memberikan kesempatan bagi pembelajar secara mandiri
memegang kendali atas keberhasilan belajar. Pembelajar bebas
menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian
mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu.
pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber melalui email,
chat atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Bisa juga
membaca hasil diskusi di message board yang tersedia di LMS
(Learning Management System).
4) Efisiensi Biaya
Banyak efisiensi biaya bisa didapatkan dengan e-Learning. Bagi
penyelenggara, dalam hal ini universitas misalnya, biaya yang bisa
dihemat antara lain :
a) Biaya administrasi pengelolaan (biaya gaji dan tunjangan selama
pelatihan, biaya dosen pengajar dan tenaga administrasi pengelola
pelatihan, makanan selama pelatihan),
b) Penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar (misalnya:
penyewaan ataupun penyediaan ruang kelas, kursi, papan tulis, LCD
player, OHP).
Bagi pembelajar, seperti dijelaskan di depan, efisiensi biaya
transportasi dan akomodasi dapat diperoleh.
5) Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian, dan pengesahan dapat diikuti
secara otomatis sehingga semua peserta (pelajar, pengembang dan
pemilik) dapat bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka
masing-masing di dalam proses belajar mengajar.
b. Kekurangan E-Learning
1) Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3) Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai
teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT (Information, Communication
and Technology).
4) Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan tentang
komputer dan internet.
5. Penyelenggara E-Learning yang potensial
Beberapa instansi yang sangat potensial untuk dijadikan mitra kerjasama
dalam pengembangan teknologi ini adalah kalangan akademisi (Universitas, LPK,
sekolah umum) dan kalangan industri (misalnya perangkat lunak).
a. Kalangan Akademisi
Terutama perguruan tinggi dikenal sebagai gudangnya ilmu pengetahuan
karena di dalamnya berkumpul para staf pengajar yang terlatih, materi pelajaran
yang telah terstruktur, perpustakaan dengan buku-buku yang cukup memadai,
serta diakui kualitasnya secara resmi melalui akreditasi.
b. Kalangan Industri
Memiliki modal yang cukup besar dan tenaga-tenaga ahli yang terlatih, di
samping juga beberapa pengakuan akan kualitas perusahaan yang dapat digunakan
6. Manfaat E-Learning
e-Learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan
dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut
pelajaran maupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau
instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh
peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun
soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dalam
rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002).
Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari
sudut peserta didik dan guru:
a Dari Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas
belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar
setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan
guru/dosen setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat
lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Manakala
fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah
menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-Learning akan
1) Peserta didik yang belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah
miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat
diberikan oleh sekolahnya.
2) Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers)
untuk mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh
para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang
komputer.
3) Merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah
sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan
pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik
yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri.
4) Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan
pendidikan.
b Dari Sudut Guru/Dosen
Dengan adanya kegiatan e-Learning (Soekartawi, 2002), beberapa manfaat
yang diperoleh guru/dosen/instruktur antara lain adalah bahwa guru/dosen/
instruktur dapat:
1) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang
menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuan yang terjadi.
2) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
3) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur
juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang
dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik
tertentu dipelajari ulang.
4) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan
setelah mempelajari topik tertentu.
5) Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada
peserta didik.
Sedangkan manfaat e-Learning menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan
Sudirman (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
a) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik
dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat
meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta
didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun
antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity).
Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional.
Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di
dalam diskusi. Mengapa?
Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan
berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya
kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh
beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang
demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta
didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani
mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan
pertanyaan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan
dari teman sekelas (Loftus,2001).
b) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan
kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan
tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka
peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini
kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga
dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada
guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu
menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur.
Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada
pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka
Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media
penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT),
dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih
terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai
“tutorial elektronik” (Anggoro, 2001).
c) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to
reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik
yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik
semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu
tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan
saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar
dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka
lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
d) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable
capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai
perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu
mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian
juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai
dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan
secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode
penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang
penilaian guru/dosen/ instruktur selaku penanggung-jawab atau
pembina materi pembelajaran itu sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar
elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh
guru/dosen/instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar
elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan
pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari guru/dosen/
instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar
peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta
C. MOODLE
1. Sekilas Moodle
Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk
membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet, yang
dikembangkan oleh Martin Dougiamas (Prakoso, 2005).
Moodle termasuk dalam model CAL+CAT (Computer Assisted
Learning+Computer Assisted Teaching) yang disebut Learning Management
System (LMS). Moodle menggunakan lisensi open source( di bawah lisensi GNU
Public License). Artinya, meski memiliki hak cipta, Moodle tetap memberikan
hak cipta bagi kita untuk mengkopi, menggunakan, dan memodifikasinya
sehingga sangat menguntungkan bagi kita yang berada di negara berkembang
untuk alasan penghematan biaya.
Moodle dapat langsung bekerja tanpa modifikasi pada Unix, Linux,
Windows, Mac OS, Netware dan sistem lain yang mendukung PHP, termasuk
pada sebagian besar provider web hosting. Data diletakkan dalam sebuah
database. Database terbaik bagi Moodle adalah MySQL dan PostgreSQL dan tak
menutup kemungkinan untuk digunakan pada Oracle, ODBC, dan sebagainya.
Moodle adalah akronim dari Modular Object Oriented Dynamic Learning
–Environment yang artinya belajar dinamis dengan menggunakan model
2. Latar Belakang Moodle
Moodle merupakan kerja sama dan masih akan bekembang, Pembangunan
Moodle pertama kali dirintis oleh Martin Dougiamas yang selanjutnya menjadi
pemimpin developer Moodle.
Versi 1.0 dirilis pada Agustus 2002. Versi ini diperuntukkan bagi segmen
kecil, dengan bersubjek pada penelitian iklim kolaborasi dan refleksi yang tampak
pada kelompok kecil.
Semenjak itu, muncul rilis baru dengan penambahan fitur tertentu,
skalabilitas yang lebih baik, disertai dengan peningkatan kerja perangkat lunak
yang ada. Moodle mulai menyebar dan kualitasnya pun bertumbuh. Masukan
pengembangan datang dari masyarakat yang lebih luas dengan situasi pengajaran
yang berbeda.
Fitur penting Moodle adalah website Moodle.org. Situs ini berfungsi
sebagai pusat informasi, diskusi dan kolaborasi antara sesama pengguna Moodle,
diantaranya administrator sistem, para pengajar, peneliti, desainer
instruksional¸dan developer perangkat lunak.
Pada tahun 2003, perusahaan Moodle.com diluncurkan untuk melayani
dukungan secara komersial bagi mereka yang membutuhkan, seperti pengelola
3. Fitur Moodle
a. Desain Moodle
Sesuai filosofi yang menjadi landasannya, Moodle didesain untuk
mencapai tujuannya. Menurut Prakoso (Prakoso, 2005) desain Moodle adalah
sebagai berikut :
1) Mendukung pedagogi konstruksi sosial (kolaborasi aktivitas, kritik
efleksi dan sebagainya).
2) Sangat sesuai untuk kelas online dan dapat pula digunakan sebagai
tambahan kelas tatap muka.
3) Simpel, ringan, efisien dan antarmuka browser sederhana.
4) Mudah diinstal pada berbagai macam platform yang mendukung PHP.
Moodle hanya membutuhkan satu buah database, selain itu dapat
disharing.
5) Abstraksi database Moodle mendukung hampir semua merek database.
6) Daftar kursus/pelatihan yang diselenggarakan dilengkapi deskripsi dari
setiap pelatihan yang ada. Selain itu Moodle juga memberikan akses
bagi tamu (guest).
7) Kategori kursus/pelatihan. Satu situs Moodle mampu mendukung ribuan
kursus/pelatihan.
8) Penekanan yang tinggi pada sisi keamanan. Pemeriksaan ulang terhadap
9) Sebagian besar area entry, seperti resource (sumber/bahan pelatihan),
forum, jurnal, dan sebagainya dapat diedit menggunakan editor HTML
WYSIWYG ( What You See Is What You Get ) yang terintegrasi dala
Moodle.
b. Manajemen Moodle
Untuk menyesuaikan desain yang ditentukan, diciptakan beberapa
manajemen yang mendukung. Berikut adalah tiga tipe manajemen yang sangat
signifikan dalam Moodle.
1) Manajemen Situs
a) Situs dikelola oleh admin. Admin telah ditetapkan ketika membuat
website/setup.
b) Plug-in tampilan (themes) memungkinkan admin untuk memilih
warna situs, jenis huruf (font), susunan, tampilan (layout), dan lain
sebagainya untuk kebutuhan tampilan.
c) Plug- in modul aktivitas dapat ditambahkan pada instalasi Moodle
yang ada.
d) Source Code yang digunakan ditulis dengan menggunakan PHP di
bawah lisensi GPL sehingga mudah untuk dimodifikasi sesuai
dengan kebutuhan penggunanya.
e) Paket bahasa memungkinkan penyesuaian diri ke dalam banyak
bahasa. Paket ini dapat diedit menggunakan editor web yang
2) Manajemen Pengguna
Moodle dirancang untuk memenuhi keterlibatan admin hingga
seminimum mungkin dengan tetap mempertahankan tingkat keamanan
yang ada. Selain itu Moodle turut mendukung mekanisme otentifikasi,
melalui modul otentifikasi yang akhirnya akan memberikan kemudahan
dalam integrasi dengan sistem yang telah ada. Adapun manajemen
pengguna dalam Moodle adalah sebagai berikut :
a) Metode Email standar : murid dapat membuat account untuk login.
Alamat email yang diisikan ketika registrasi dapat diverifikasi
melalui konfirmasi.
b) Metode LDAP : login account dapat diperiksa melalui server LDAP.
Admin dapat menentukan bagian yang akan digunakan.
c) IMAP, POP3, NNTP : login account dapat dicek melalui server mail
atau berita. Moodle mendukung SSL, sertifikasi, dan TLS.
d) Database eksternal : database yang terdiri dari dua field, dapat
digunakan sebagai sumber otentifikasi eksternal.
e) Setiap pengguna hanya membutuhkan satu account dari server.
Setiap account dapat memiliki akses yang berbeda.
f) Account admin mengatur pembuatan/pengadaan kursus dan
mengelola pengajar melalui pendaftaran pengguna Moodle ke dalam
g) Course creator account (account pencipta pelatihan) hanya
memperoleh kewenangan mengajar pada pelatihan yang dibuatnya.
h) Kewenangan seorang pengajar dapat dihilangkan untuk
memodifikasi sebuah kursus atau pelatihan, misalnya bagi pengajar
paruh waktu.
i) Untuk meningkatkan keamanan, pengajar dapat menambahkan
“kunci pendaftaran” pada pelatihan yang dikelolanya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari masuknya orang tak dikenal. Mereka
dapat memberikan kunci ini secara langsung maupun melalui email,
dan sebagainya.
j) Pengajar dapat menambah peserta didik secara manual.
k) Pengajar dapat mengeluarkan peserta didik dari pelatihan jika
diinginkan. Selain itu, secara otomatis peserta didik yang terdaftar
akan dikeluarkan jika dalam periode tertentu mereka tidak aktif
(setting waktu diatur oleh admin).
l) Peserta didik dapat membuat profil online dengan menyertakan foto
dan deskripsi. Alamat email yang terdaftar dapat disembunyikan
agar tidak dapat diakses oleh orang lain.
m) Setiap pengguna dapat menentukan waktu sesuai zona waktu
kediaman mereka. Setiap tanggal dalam Moodle akan diterjemahkan
sesuai zona waktu tersebut.
n) Setiap pengguna dapat memilih bahasa yang digunakan dalam
3) Manajemen Pelatihan/kursus
a) Pengajar berstatus penuh, dapat mengontrol setting sebuah kursus
secara penuh, termasuk bagian kursus yang tidak dapat diakses oeh
pengajar lain.
b) Pilihan format khusus dapat diatur sesuai dengan periode, topik atau
diskusi yang berfokus pada format sosial.
c) Susunan aktivitas pelatihan yang flrksibel seperti : forum, jurnal,
kuis, resource, pilihan, survei, penugasan, chat dan workshop.
d) Perubahan terakhir dalam kursus/pelatihan dapat dilihat langsung
pada homepage pelatihan. Hal ini akan sangat membantu
pemahaman komunitas dalam intitusi pendidikan tersebut.
e) Sebagian besar area entry (Resource, Pengiriman Forum, Jurnal dan
sebagainya) dapat diedit menggunakan editor HTML WYSIWYG
f) Semua penilaian dalam forum, jurnal, kuis, dan penugasan dapat
ditampilkan dalam satu halaman serta dapat didownload dalam file
spreadsheet.
g) Pencatatan log dalam pelacakan penuh terhadap pengguna. Laporan
aktivitas setiap murid tersedia dalam grafik serta detail dari
masing-masing modul (akses terakhir, total waktu akses) dengan
menyertakan keterlibatan peserta didik secara detail dalam posting,
h) Integrasi mail. Jadi, kopian pengiriman forum, umpan balik dari
pengajar, dan sebagainya dapat dikirimkan melalui e-mail dalam
format HTML.
i) Pengaturan skala. Para pengajar dapat mendefinisikan skala yang
akan digunakan dalam penilaian forum, penugasan dan jurnal.
j) Kursus dapat dikemas dalam sebuah file zip menggunakan fungsi
backup. File ini dapat dikembalikan ke dalam server Moodle.
c. Modul
Sebagai penunjang kegiatan distance learning, pengguna Moodle perlu
mencermati tie-tipe modul yang ada. Modul-modul ini sangat membantu
pencapaian tujuan distance learning, yaitu pendidikan berkualitas tanpa
mempedulikan jarak dan waktu.
1) Modul Penugasan (Assigment)
a) Modul ini dapat dikelompokkan berdasarkan tanggal pengumpulan
dan urutan penilaian tugas.
b) Para peserta didik dapat mengupload penugasan yang telah
dikerjakan (dalam berbagai format) ke dalam server. Tanggal
pengumpulan tugas dapat tercatat secara otomatis.
c) Pengumpulan tugas walaupun terlambat dari tenggat waktu masih
dapat dilakukan. Namun, pengajar dapat menjadikan jumlah
d) Untuk setiap penugasan yang diberikan, seluruh kelas dapat
memberikan penilaian (tanggapan dan komentar) dalam satu
halaman dan satu format.
e) Umpan balik dari pengajar ditambahkan ke dalam halaman
penugasan setiap peserta didik disertai pemberitahuan melalui
e-mail.
f) Pengajar dapat memberikan penugasan baru yang terkait dengan
penugasan sebelumnya. Hal ini bisa dilakukan setelah diadakan
penilaian terhadap tugas sebelumnya. Tujuannya adalah
mengadakan penilaian ulang terkait penugasan sebelumnya.
2) Modul Chat
a) Modul ini memungkinkan interaksi sinkron (dalam waktu yang
bersamaan) berbentuk teks.
b) Modul ini menyertakan foto/gambar dan profil dalam jendela chat.
c) Modul chat mendukung URL, smilies, HTML, image, dan
sebagainya.
d) Semua sesi dapat direkam dalam log agar dapat dilihat di lain waktu.
Fasilitas ini juga diberikan kepada peserta didik.
3) Modul Forum
a) Modul forum menyediakan berbagai macam tipe forum, diantaranya
forum khusus pengajar, berita khusus, forum terbuka, dalam sebuah
b) Semua kiriman menyertakan foto pengirim.
c) Diskusi dapat dikelompokkan sesuai tema, flat atau urutan, terlama
dan terbaru.
d) Forum individu dapat didaftarkan ke setiap orang. Kopiannya dapat
dikirim melalui email. Para pengajar dapat memaksa setiap orang
untuk terlibat dalam forum yang ada.
e) Guru dapat memilih untuk tidak menerima balasan (reply), misalnya
untuk forum berupa pengumuman.
f) Kumpulan diskusi dapat dipindahkan di antara forum. Fitur ini
hanya berlaku bagi pengajar.
g) Lampiran gambar (atthached image) dapat ditampilkan dalam baris.
4) Modul Pilihan (Choice)
a) Seperti sebuah polling, modul ini digunakan untuk voting
(mengambil pendapat atas suatu masalah) atau untuk mendapatkan
umpan balik dari para peserta didik
b) Pengajar dapat melihat hasil polling yang ada dalam sebuah tabel
yang memperlihatkan pilihan seseorang.
c) Para peserta didik secara opsional dapat diberi izin untuk melihat
grafik hasil polling secara up to date.
5) Modul Kuis (Quiz)
a) Pengajar dapat membuat database pertanyaan agar dapat digunakan
b) Pertanyaan dapat dikelompokkan dalam kategori untuk
memudahkan akses. Kategori ini bisa dipublikasikan agar dapat
diakses melalui berbagai macam pelatihan dalam situs.
c) Kuis secara otomatis akan dinilai. Selain itu, kuis dapat diatur ulang
jika pertanyaan yang ada dimodifikasi.
d) Kuis dapat diatur ulang dalam jangka waktu tertentu. Jika melewati
jangka waktu tersebut maka kuis tidak akan tersedia.
e) Dalam opsi pengajar, kuis dapat dicoba beberapa kali. Selain itu kuis
dapat menampilkan umpan balik/jawaban yang tepat.
f) Pertanyaan kuis dan jawabannya dapat diacak. Fitur ini bermanfaat
untuk mengurangi kecurangan.
g) Pertanyaan dapat menggunakan kode HTML dan image (gambar).
h) Pertanyaan dapat diambil dari file eksternal (teks).
i) Kuis dapat dicoba beberapa kali jika diinginkan.
j) Percobaan dapat dilakukan secara kumulatif (jika diinginkan), dan
akan berhenti setelah beberapa opsi.
k) Pertanyaan pilihan ganda dapat mendukung jawaban tunggal dan
berganda.
l) Modul kuis juga mendukung bentuk pertanyaan pencocokan.
m) Modul kuis mendukung bentuk pertanyaan acak.
n) Modul kuis mendukung bentuk pertanyaan bernomor (dengan
o) Kuis dapat diatur dalam format berbentuk pertanyaan yang disertai
jawaban atau pertanyaan dengan jawaban berbentuk teks.
p) Modul kuis mendukung deskripsi teks yang disertai dengan grafik.
6) Modul Jurnal (Journal)
a) Privasi jurnal dapat diatur agar hanya diakses pengajar dan peserta
didik.
b) Setiap masukan jurnal dapat dimulai dengan pertanyaan terbuka.
c) Untuk jurnal tertentu, seluruh kelas dapat memberikan penilaian
dalam formulir yang terlampir pada halaman tersebut.
d) Umpan balik pengajar dijadikan satu dengan halaman masukan
jurnal, disertai pemberitahuan melalui email.
7) Modul Bahan Penelitian (Resource)
a) Modul resource mendukung berbagai macam format (Word, Power
Point, Flash, Video, Audio, dan sebagainya).
b) File dapat diupload dan dikelola di dalam server, atau dibuat secara
on the fly menggunakan format web (teks atau HTML).
c) Bahan pelatihan eksternal di web dapat di link dengan disertai data
tambahan yang diperlukan.
8) Modul Survei
a) Alat survei (COLLES, ATLS) disertakan dalam Moodle sebagai alat
b) Laporan survei online selalu tersedia disertai dengan grafik. Data ini
dapat didownload dalam bentuk spreadsheet Excel atau file text
CSV.
c) Antarmuka survei menghindari kekuranglengkapan jawaban survei
sehingga apabila ada pertanyaan yang belum dijawab, survei tidak
dimasukkan.
d) Umpan balik dapat diperoleh dari peserta didik sebagai
perbandingan dari rata-rata kelas.
9) Modul Workshop
a) Modul ini memungkinkan adanya penilaian mendalam terhadap
dokumen. Pengajar dapat mengelola serta mengelompokkan
penilaian yang ada ke dalam tingkatan.
b) Modul ini juga mendukung adanya penilaian dengan rentang yang
luas.
c) Pengajar dapat menyediakan dokumen contoh agar peserta didik
dapat berlatih memberikan penilaian.
4. Instalasi Moodle
Moodle dibangun menggunakan Apache, MySQL, dan PHP pada sistem
operasi Windows XP .
a Kebutuhan untuk instalasi Moodle.
1) Perangkat lunak webserver.
2) Bahasa Scripting PHP (versi 4.3.0 atau setelahnya) dengan setting
sebagai berikut :
a) Aktifkan GD library. Hal ini dilakukan agar mendukung fomat JPG
dan PNG
b) Aktifkan zib library (jika menggunakan backup/restore pada
Windows)
c) Aktifkan dukungan session.
d) Aktifkan file uploading
e) Safe Mode harus dimatikan.
3) Database server MySQL atau PostgreSQL sangat mendukung dan
direkomendasikan bagi Moodle 1.1. Database lainnya baru akan
didukung pada rilis selanjutnya.
Berikut adalah ringkasan isi folder Moodle.
1) config.dist.php
Anda akan membuat kopian file ini, lalu menyimpannya sebagai
config.php. File ini merupakan file yang harus diedit agar Moodle dapat
2) version.php
File ini mendefinisikan kode versi Moodle.
3) index.php
File ini akan mengantarkan browser pada client menuju halaman depan
situs.
4) admin/
Berisi kode untuk administrasi keseluruhan server
5) auth/
Modul plugin untuk otentifikasi pengguna.
6) course/
Kode bagi tampilan dan manajemen kursus/pelatihan.
7) doc/
Dokumentasi help Moodle.
8) files/
Kode bagi tampilan dan manajemen file yang telah diupload
9) lang/
Teks bagi bahasa yang berbeda. Masing-masing direktori berisi
konfigurasi bahasa.
10) lib/
Library bagi inti kode Moodle.
Kode untuk menangani login dan pembuatan account pengguna.
12) mod/
Semua modul pelatihan Moodle.
13) pix/
Istilah-istilah umum situs berupa grafik.
14) theme/
Paket theme untuk mengubah tampilan situs anda.
15) user/
b Pembuatan database
Bagi pengguna database MySQL, dapat menggunakan phpMyAdmin
untuk mengelola database. Untuk membuat database menggunakan
phpMyAdmin dengan server lokal, isi alamat browser dengan
http://localhost/phpmyadmin/. Untuk membuat database melalui phpMyAdmin,
isikan form ciptakan database baru pada phpMyAdmin dengan nama database
(biasanya Moodle).
c Langkah instalasi Moodle
a) Pindahkan folder Moodle ke dalam direktori web server. Dalam WAMP
5, letak direktori webserver adalah di dalam folder wamp//www.
b) Kemudian jalankan http://localhost//Moodle/instal.php dari browser, dan
akan muncul layar seperti berikut
Gambar 2.2 Pemilihan bahasa untuk instalasi Moodle
c) Tekan Selanjutnya, akan muncul layar yang menampilkan setting-an
PHP
d) Tekan Selanjutnya, akan muncul layar yang mengkonfirmasi lokasi
instalasi Moodle
Gambar 2.4 Konfirmasi lokasi untuk penginstalan Moodle
e) Tekan Selanjutnya, akan muncul layar yang meminta inputan nama
pengguna, diisi dengan root.
f) Tekan Selanjutnya, akan muncul layar yang mengecek komponen yang
dibutuhkan sistem.
Gambar 2.6 Moodle mengecek konfigurasi sistem
g) Tekan Selanjutnya, akan muncul layar yang menyatakan bahwa
konfigurasi berhasil.
h) Tekan lanjut, akan muncul layar yang berisi hak cipta (copyright), tekan
Yes untuk melanjutkan instalasi.
Gambar 2.8 Copyright Moodle
i) Akan dijumpai sejumlah pernyataan SQL yang diikuti oleh pesan status
yang ada (berwarna hijau). Tarik terus ke bawah sampai menemukan
button “Continue”.
k) Akan muncul form tempat anda dapat mendefinisikan parameter situs
Moodle dan halaman depan, seperti nama, format, deskripsi, dan
sebagainya. Isi selengkapnya kemudian tekan “save changes”.
Gambar 2.10 Form konfigurasi instalasi
l) Layar untuk membuat administrator utama untuk mengakses halaman
admin di waktu mendatang.
m) Akan muncul layar yang digunakan untuk mengisi profil admin.
Pastikan bahwa username dan password yang dipilih mudah diingat
karena hal ini sangat penting.
Gambar 2.12 Form isian profil admin Moodle
n) Ketika berhasil, akan muncul layar seperti di bawah ini
5. Mengapa Moodle?
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki suatu software, dapat menjadi daya
tarik tersendiri bagi user. Begitu juga dengan Moodle, karena memiliki
kelebihan-kelebihan yang signifikan menjadikan banyak kalangan menjadikan Moodle
sebagai software untuk membangun e-Learning dalam lembaga/institusi maupun
perusahaannya. Adapun kelebihan-kelebihan Moodle (Melfachrozi, 2006) :
a. Moodle dapat mendukung 1000 lebih pelajaran.
b. Mempunyai kemanan yang kokoh. Formulir pendaftaran untuk pelajar telah
diperiksa validitasnya dan mempunyai cookies yang terenkripsi.
c. Paket bahasa disediakan penuh untuk berbagai bahasa. Bahasa yang tersedia
dapat diedit dengan menggunakan editor yang telah tersedia. Moodle kini
tersedia lebih dari 45 bahasa.
d. Sederhana, efisien, ringan dan kompatibel dengan banyak browser.
e. Mudah cara instalasinya.
f. Tersedianya manajemen situs untuk pengaturan situs keseluruhan, mengubah
theme, menambah module dan sebagainya.
g. Tersedianya manajemen pengguna. Manajemen kursus, penambahan jenis
kursus, pengurangan atau pengubahan kursus.
h. Modul Chat, modul pemilihan (polling), modul forum, modul untuk jurnal,
modul untuk kuis, modul untuk survey dan workshop serta masih banyak
yang lainnya.
BAB III
PANDUAN PENGGUNAAN MOODLE BAGI PENGAJAR
Ketika pertama kali membuka situs E-learning Ilmu Komputer Universitas
Sanata Dharma yang dijalankan dengan alamat http://localhost/Moodle/ akan muncul
layar seperti di bawah ini. Anda diminta untuk memasukkan password dan username
yang telah diberikan oleh administrator.
Gambar 3.1 Homepage Moodle
Setelah berhasil bagian kanan atas akan diisi oleh nama pengguna.
Gambar 3.2 Moodle menunjukkan anda login sebagai siapa
A. Pembuatan Chat
Dalam Moodle dengan adanya modul chat memungkinkan interaksi sinkron
(dalam waktu yang bersamaan) berbentuk teks (Prakoso, 2005).
Adapun langkah untuk membuat suatu aplikasi chat adalah sebagai berikut :
1. Klik terlebih dahulu mata kuliah yang ingin ditambahkan chat.
Gambar 3.3 Halaman utama situs
2. Nyalakan “turn editing on” pada Moodle
3. Tambah aktivitas Chat, klik pada “Add an activity”
Gambar 3.5 Pilihan aktivitas dalam Moodle
4. Kemudian isi informasi mengenai chat tersebut. Informasi ini dapat diedit lagi
nantinya.
5. Kemudian tekan tombol “Save changes”
Gambar 3.7 Save changes
6. Setelah ditekan tombol “save changes” akan muncul informasi tentang chat
tersebut. Untuk bergabung dalam chat room tersebut tekan “Click here to enter
enter the chat now”.
7. Kemudian akan muncul layar yang menginformasikan bahwa kita telah
tergabung dalam ruang chat tersebut.
B. Pembuatan Course Online
1. Untuk membuat kuliah baru, tekan “Course” pada bagian Administration
Gambar 3.10 Aplikasi Moodle untuk pengajar
2. Tekan tombol “Add a new course”
3. Kemudian isi informasi mengenai kuliah tersebut. Informasi ini dapat diedit lagi
nantinya.
Gambar 3.12 Moodle meminta informasi tentang kuliah
Untuk membatasi akses, dosen dapat menambahkan kunci masuk (mirip
password) . Jika kunci masuk ini diisi, maka saat pertama kali mengikuti kuliah,
mahasiswa harus memasukan kunci ini (hanya perlu sekali saja). Kunci ini dapat
diberikan dosen kepada mahasiswa secara pribadi melalui email atau
diumumkan di depan kelas. Sedangkan jika akses tamu diijinkan, orang yang
tidak mempunyai account (guest) dapat masuk dan melihat materi kuliah
(Wibisono, 2006).
4. Kemudian tekan tombol “Save changes”
Gambar 3.14 Save Canges
5. Daftar menu yang tersedia dalam “ Administration”
a Turn editing on ( )
b Settings ( )
Digunakan untuk mengedit konfigurasi kuliah. Akan muncul layar seperti di
bawah ini
Apabila telah selesai melakukan pengeditan terhadap kuliah, maka tekan
c Edit Profile ( )
Untuk mengubah profile pilih ikon edit profile ini. Pastikan nama depan,
nama belakang, serta e-mail terisi dengan benar.
Setelah selesai tekan “ Update Profile”
Maka akan muncul layar seperti di bawah ini
Untuk mengganti password, tekan “ Change password”. Password ini bersifat case
sensitif, artinya membedakan huruf besar dan huruf kecil. Akan muncul layar yang
Setelah selesai tekan “Change Password”. Kemudian akan muncul layar yang
menyatakan bahwa password telah diganti, kemudian tekan “Continue”
d Teacher ( )
Jika kita tekan ikon ini, maka akan muncul dua bagian layar sebagai berikut
1) Bagian pertama
Dosen yang mengampu mata kuliah
Mengatur urutan Menghapus dosen
2) Bagian kedua