Tugas 3
Pemanfaatan Teknologi Informasi pada eBusiness Disusun Oleh :
Randita Syafrandinel 43217120015
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
ABSTRAK ... 3 BAB II ... 4 PENDAHULUAN ... 4 2.1 Latar Belakang ... 4 2.1 Pengertian E-Business ... 5 2.2 E-Commerce Business ... 7 2.4 Interface Factors ... 11 2.5 Website Quality. ... 13 2.6 Puchase Intention. ... 15 2.7 Revisit Intention ... 17 2.8 Kerangka Pemikiran ... 19 BAB IV ... 20 PEMBAHASAN ... 20
4.1 Pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan khususnya dalam penerapan model ebusiness yang efektif dan efisien ... 20
4.2 Pembuatan sistem dan aplikasi ebusiness agar terlaksana dengan efektif dan efisien ... 36
BAB V ... 46
PENUTUP ... 46
5.1 Kesimpulan ... 46
Ukuran perusahaan yang bertumbuh karena kegiatan ekspansi membuat perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal ini karena kebutuhan
perusahaan akan sistem informasi yang mampu mengakomodasi kompleksitas bisnis dari perusahaan tersebut yang semakin unik. Contoh dari manuver yang mampu meningkatkan
kompleksitas bisnis suatu perusahaan misalnya diversifikasi produk oleh perusahaan manufaktur, diversifikasi cakupan sektor oleh perusahaan jasa, peningkatan ukuran perusahaan yang
berimplikasi pada persebaran lokasi geografis, dan contoh-contoh lain yang telah lumrah terjadi saat ini.
Teknologi informasi merupakan salah satu solusi yang mampu menjawab kebutuhan atas kelengkapan informasi sebuah perusahaan, dimana teknologi informasi dapat mengakomodasi proses bisnis dari hulu ke hilir. Kapasitas teknologi informasi yang mampu mengolah masukan dengan melakukan pengumpulan, klasifikasi, hingga analisis terhadap data membuat banyak perusahaan tertarik untuk melakukan investasi di bidang teknologi ini agar mampu mendapatkan dasar pengambilan keputusan yang cepat serta komprehensif.
Teknologi Informasi adalah teknologi komputer yang digunakan untuk mengolah data, meliputi mendapatkan data, memprosesnya, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yang dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, maupun pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
E-Business adalah singkatan dari Electronic Business, dapat didefinisikan sebagai
kegiatan bisnis yang menggunakan internet, computer network dan Teknologi Informasi sebagai support system. E-commerce adalah kegiatan bisnis yang meliputi membeli, menjual, dan pemasaran produk, jasa, dan informasi melalui Internet dan jaringan lainnya.
E-commerce dan E-Business berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi IT dan penetrasi penggunaan internet di masyarakat dunia yang makin meluas. Hal itu juga didukung dengan cara berbelanja online yang didesain sedemikian rupa sehingga memudahkan costumernya, tanpa perlu antri di kasir serta hemat waktu yang kini menjadi trend khususnya di Negara berkembang dan Negara maj
2.1 Latar Belakang
Teknologi berfungsi untuk memudahkan proses atau mempersingkat langkah-langkah kerja (dari sepuluh tahap menjadi dua tahap). Transportasi memudahkan orang berpergian antar-kota. Telepon mempersingkat langkah transaksi (orang tak perlu secara fisik berada di tempat transaksi) atau bahkan dalam hal perdagangan supaya lebih efisien dal lebih mempersingkat waktu dalam hal jarak maupun waktu oleh karena itu kenapa tidak jika kita mempergunakan internet sebagai sarana bisnis yang tepat cepat dan akurat dalam mencari keuntungan. e-Business sedang berproses untuk mencari kesetimbangan dalam banyak faktor dan infrastruktur adalah faktor dengan pengaruh paling besar. Sebagai contoh, gardu pembangkit listrik merupakan pendistribusian tenaga listrik di suatu tempat atau daerah.
Jika kita ingin menjalankan perangkat keras komputer maka akan membutuhkan tenaga listrik sebagai faktor utama untuk menjalankan sebuah komputer. Namun jika di suatu daerah tersebut terdapat gardu listrik dan sudah berdiri di satu daerah, namun infrastruktur listrik tidak memadai tentu proses bisnis dengan cara termutakhir tak dapat berjalan baik di sana.
Akan tetapi, perusahaan mungkin saja tidak efektif menggunakan infrastruktur ebusiness untuk menghasilkan aplikasi bisnis yang efektif. Demikian pula sebaliknya, perusahaan mungkin tidak dapat menghasilkan aplikasi bisnis yang efektif meskipun infrastruktur e-businessnya sudah sedemikian efektif.
2.1 Pengertian E-Business
E-Business merupakan penggunaan internet dan teknologi informasi untuk
dapat mendukung E-Commerce, komunikasi perusahaan dan proses bisnis web,
dimana keduanya berada di dalam suatu jaringan perusahaan untuk memfasilitasi
pelanggan dan rekan bisnis. E-Business meliputi E-Commerce, yang mana melibatkan
pembelian, penjualan dan pemasaran, serta service product, service dan informasi
pada internet dan jaringan (O’brien dan Marakas,2006).
Menurut Bantley dan Whitten (2007), E-Business atau Electronic Business
merupakan suatu bentuk aktifitas hasil dari kegunaan internet dalam mengurus dan mendukung kegiatan bisnis dalam suatu perusahaan setiap harinya. Sedangkan
Chaffey (2007) mendefinisikan E-Business sebagai penggunaan jaringan elektronik
untuk bisnis dan biasanya menggunakan teknologi web.
Sedangkan menurut Turban (2008), E-Business merujuk pada definisi yang
lebih luas dari E-Commerce, tidak hanya sekedar menjual dan membeli produk atau
jasa, tetapi juga melayani pelanggan, kolaborasi antar rekan bisnis dan membawa sebuah perusahaan dalam melakukan transaksi secara elektornik.
E-B usiness tidak hanya menjual atau membeli barang dan jasa tetapi juga
melayani konsumen, kerjasama dengan berbagai partner bisnis, melakukan E-
Learning dan melakukan transaksi elektronik di dalam sebuah organisasi (Turban.
Menurut Tawfik dan Albrecht (2008), E–Business dapat didefinisikan sebagai penggunaan sarana elektronik untuk melakukan bisnis organissasi internal dan / atau juga eksternal. Kegiatan internal berupa menghubungkan antar karyawan dengan
menggunakan intranet, E-Business juga dapat mendukung pelayanan purna jual dan
mengkolaborasikan perusahaan dengan perusahaan rekan bisnisnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa E-Business merupakan wujud aktifitas
yang berasal dari kegunaan internet mencakup seluruh kegiatan bisnis pada perusahaan, yang diantaranya berupa aktifitas layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra binis serta transaksi jual beli produk atau jasa menggunakan jaringan elektronik yang biasanya memanfaatkan teknologi web sebagai medianya
2.2E-Commerce Business
E-C ommerce atau biasa disebut juga perdagangan via elektronik adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet, televisi, www, atau jaringan elektronik lainnya. E-
Commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik,
sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan E-Commerce ini sebagai aplikasi
dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial,
seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-
pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan
transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik
E-dagang atau E-Commerce merupakan bagian dari e-bisnis, di mana cakupan e-bisnis lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basis
data atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (email), dan bentuk
teknologi non-komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat
pembayaran untuk e-dagang ini.
E-dagang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web
(website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan
seharga $12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006
yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika
Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Istilah perdagangan elektronik telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan
EDI (Electronic Data Interchange) untuk mengirim dokumen komersial seperti
pesanan pembelian atau invoice secara elektronik.
Kemudian berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang
lebih tepat yaitu perdagangan web. Pembelian barang dan jasa melalui World Wide
Web, melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan
enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.
Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak
jurnalis memperkirakan bahwa E-Commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi
memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak
hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif.
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan
lain-lain
7. Mempermudah kegiatan perdagangan.
Beberapa aplikasi umum yang berkaitan dengan e-commerce adalah :
1. Email dan messaging.
2. Content management systems.
3. Dokumen, spreadsheet, dan database.
5. Informasi pengiriman dan pemesanan.
6. Pelaporan informasi dari klien dan enterprise.
7. Sistem pembayaran domestik dan internasional.
8. News group.
9. On-line shopping.
10.Conferencing.
11.Online banking / internet banking.
12.Product digital / non digital.
2.3 Pengertian E-Commerce.
E-Commerce merupakan salah satu keunggulan dari Internet. Ada beberapa
sebuatan E-Commerce yaitu Internet Commerce, Ecom, atau Immerce, yang pada
dasarnya semua sebutan di atas mempunyai makna yang sama. Istilah-istilah tersebut berarti membeli atau menjual secara elektronik, dan kegiatan ini dilakukan pada
jaringan Internet. E-Commerce juga dapat berarti pemasangan iklan, penjualan dan
dukugan dan pelayanan yang terbaik menggunakan sebuah web shop 24 jam sehari
bagi seluruh pelanggannya.
Bryan A. Garner menyatakan bahwa “E-Commerce the practice of buying and
selling goods and services trough online consumer services on the Internet. The e, ashortened from electronic, has become a popular prefix for other terms associated
dimaksud adalah pembelian dan penjualan barang dan jasa dengan menggunakan jasa komputer online di Internet (Abdul Halim Barakatullah dkk, 2005 : p12)
2.4 Interface Factors
Semua yang ditampilkan di layar, dibaca dalam dokumentasi atau
manipulasi dengan keyboard atau mouse adalah bagian dari user interface. Sebagian
besar program komputer yang dibuat oleh manusia memiliki user interface sebagai
penghubung antara user program dengan program aplikasinya. Para pengembang
program aplikasi harus memperhatikan dengan baik perancangan user interface
aplikasinya.
Suatu User Interface yang dibuat juga perlu memperhatikan delapan aturan
emas perancangan User Interface (Shneiderman, 2005, p74), yaitu :
2.4.1 Berusaha untuk konsisten. Tampilan yang ditampilkan harus konsisten, termasuk
juga tampilan data, peristilahan, singkatan, format yang ada diusahakan standar sehingga dimengerti orang pada umumnya.
2.4.2 Memungkinkan user menggunakan shortcut Terkadang user menginginkan agar
jumlah interaksi yang dilakukan dikurangin untuk meningkatkan kepraktisannya.
Penggunaan shortcut dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut dan
meningkatkan kecepatan tampilan.
2.4.3 Memberikan umpan balik yang informatif Berikan umpan balik yang informatif bagi
pengguna, sehingga pengguna dapat mengerti bahwa aplikai sedang melakukan suatu proses tertentu.
2.4.4Merancang dialog yang memberikan penutupan Tampilan harus memberikan dialog yang menunjukkan penutupan ketika aplikasi selesai diproses atau dijalankan.
2.4.5Memberikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana Dapat
menunjukkan dimana letak kesalahannya dan menjelaskan apa yang salah atau kurang.
2.4.6Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah Jika terjadi kesalahan pengguna,
pengguna dapat dengan mudah untuk memperbaiki kesalahannya.
2.4.7Mendukung pusat kendali internal Selalu tempatkan pengguna sebagai pemegang
kendali dalam melakukan suatu proses.
2.4.8Mengurangi beban ingatan jangka pendek Beban ingatan yang sesedikit mungkin
dari pengguna sehingga pengguna tidak perlu mengingat informasi dari layer satu
2.5Website Quality.
Menurut Bai, Law, dan Wen (2008) web quality memiliki dampak dan pengaruh
terhadap keyakinan dan perlikau user. Pengukuran web quality dapat dilihat dari beberapa
pendekatan, seperti pendekatan teknologi yang melihat website sebagai sistem informasi yang
berfokus kepada sistem dan informasi yang berkualitas. Pendekatan layanan yang melihat
website sebagai layanan yang berkualitas.
Website Quality didefinisikan sebagai evaluasi yang diberikan kepada pengguna,
“Seberapa fungsinya suatu fitur website tersebut dalam memenuhi kebutuhan pengguna dan mencerminkan keunggulan keseluruhan dari website tersebut” (Chang, H. H. dan Chen, S. W. 2008). Pengguna internet diklasifikasikan menjadi pembeli internet (mereka yang telah membuat pembelian di internet) dan pencari internet (mereka yang telah melihat- lihat secara online untuk produk atau jasa, tetapi belum melakukan pembelian).
2.5.1Dimensi Website Quality
Menurut Mohd Fazli, et, al (2012), dimensi dari Website Quality adalah sebagai berikut:
• Usability
Menurut Kaufaris, seperti dikutip dalam Cited in Chiu, et al, (2005:6)
mendifinisikan usability sebagai probabilitas subjektif dari calon konsumen
transaksi online mereka. Dan pada saat yang sama, usability untuk pembelian online mengacu pada sejauh mana calon konsumen mengharapkan kemudahaan pada transaksi onlone mereka.
Seterusnya, Smith (2004:32) mengemukakan, Technology Acceptance Model
(TAM) mengasumsikan bahwa persepsi pada usability lebih kearah teknologi
itu sendiri, dan juga sikap ini mempengaruhi niat akan penggunaan teknologi itu sendiri.
• Information Quality
Nussair,et al, (2008: 10) mendefinisikan information quality mengacu pada
jumlah, ketepatan, dan bentuk dari informasi yang tersedia pada sebuah
website. Sedangkan , tujuan utama dari sebuah website adalah untuk menarik
perhatian sebanyak-banyaknya dari calon konsumen dengan menampilkan banyak sekali barang atau jasa yang memiliki nilai tersendiri (Smith 2004: 32).
Presentasi dari website itu sendiri akan memastikan calon konsumen potensial
untuk tertarik, tapi content pada website sendiri merupakan masalah utama.
Desain yang bagus hanya akan menarik konsumen pada tahap pertama, tanpa
content-content yang bagus, calon konsumen tersebut bisa pindah ke website
lainnya.
• Trust
Kolsaker & Payne, dikutip dalam jurnal Mohd Fazli, et, al (2012)
mendefinisikan trust sebagai dimensi dalam hubungan bisnis yang
mendeterminasikan tingkat rasa keamaanan yang bisa diberikan dari salah satu
dan ketergantungan. Semua karateristik ini saling berhubungan dalam keadaan transaksi online, saat konsumen tidak dapat bertatap muka dengan penjual, ataupun memeriksa barang belian dengan seksama. ekspektasi pada transaksi online sendiri tergantung dari kredibilitas penjual secara teknikal, itikad baik dan pengalaman berbelanja online sebelumnya.
2.6 Puchase Intention.
Menurut Effendy (2001) yang dikutip oleh Herlina (2011: p49-65) Purchase
Intention adalah sebagai berikut : "Penggunaan atau pembelian kelanjutan dari
perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat(desire) untuk melakukan
suatu kegiatan yang diharapkan komunikator.
Definisi Purchase Intention menurut Semuel, Wijaya (2008: p41) adalah
sebagai berikut : "Pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu".
Purchase Intention merupakan keinginan untuk membeli produk dan merek
tertentu oleh konsumen (Belch 2004). Purchase Intention merupakan (perilaku
tujuan) Behavioral Intention dari konsumen. Hal ini bisa muncul akibat beberapa hal,
antara lain: berasal dari memori dalam otak mengenai rencana yang memang sudah diputuskan sebelumnya, terbentuk melalui proses integrasi saat konsumen melakukan pengambilan keputusan, dan bias terjadi saat konsumen berada di toko.
Menurut Bearman (2001) yang ditulis dan diadaptasi oleh Semuel, Wijaya
(2008: p35-54), tumbuhnya Purchase Intention atau minat beli seseorang diakibatkan
2.6.1 Rangsangan
2.6.1.1Merupakan suatu syarat ditujukan untuk mendorong atau menyebabkan seseorang
bertindak.
2.6.2 Kesadaran
2.6.2.1Merupakan sesuatu yang memasuki pemikiran seseorang dan dipengaruhi oleh
produk dan jasa itu sendiri.
2.6.3 Pencarian informasi
2.6.3.1Informasi intern yang bersumber dari pribadi konsumen itu sendiri dalam memilih
produk ataupun jasa yang dapat memuaskan dirinya, informasi ekstern yang diperoleh dari luar konsumen itu, misalnya melalui iklan ataupun sumber sosial (teman, keluarga, dan kolega).
2.7 Revisit Intention
Dalam lingkungan online, niat untuk mengunjungi kembali sebuah website
dianggap sebagai komponen utama dari loyalitas website. Dan ketika hal tersebut
disertai dengan faktor-faktor lain seperti durasi kunjungan atau penyebaran dari mulut
ke mulut (word of mouth), maka tidak dapat dipungkiri bahwa niat untuk
mengunjungi kembali adalah penentu utama dalam membangun loyalitas online (Park
dan Kim (2003) dalam (Kabadayi & Gupta, 2011).
Berdasarkan literature TAM, niat konsumen untuk mengunjungi kembali
sebuah website dipengaruhi oleh sikap konsumen terhadap penggunaan teknologi
yang ada dalam website (Koufaris, 2002 dalam (Kabadayi & Gupta, 2011)). Perilaku
konsumen untuk mengunjungi kembali menyiratkan bahwa konten situs web itu cukup kuat untuk membuat konsumen kembali.
Dapat disimpulkan bahwa Revisit Intention merupakan kondisi dimana
pengguna merasa situs web tersebut dapat memenuhi kebutuhan pengguna sehingga pada akhirnya pengguna kembali menggunakannya dan juga bahkan dapat menyebarkannya kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Menurut Umar (2003), minat kunjungan ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.
Revisit Intention merupakan kondisi dimana pengguna merasa situs web
tersebut dapat memenuhi kebutuhan pengguna sehingga pada akhirnya pengguna kembali menggunakannya dan juga bahkan dapat menyebarkannya kepada pihak lain untuk menggunakannya. Teo et al. (2008-2009) dalam (Byun & Finnie, 2011)
menemukan bahwa niat untuk terus menggunakan website E-Government dipengaruhi oleh kepuasan pengguna. Beberapa pengguna tidak mempunyai niat untuk kembali
mengunjungi website jika mereka secara fisik tidak puas dengan website, walaupun
mereka dapat mencapai tujuan mereka dalam website.
2.7.1Dimensi Revisit Intention
Menurut Satidchoke Phosaard, et al. (2013), dimensi dari Revisit Intention yang dalam
hal ini berkaitan dengan E-Commerce adalah:
2.7.1.1 Repeat Purchase – meliputi keinginan dari konsumen dalam melakukan
pembelian kembali di masa depan.
2.7.1.2 Repeat visits – meliputi keinginan dari konsumen dalam mengunjungi
kembali
website dari pemasar.
2.7.1.3 Recommendation–meliputi keinginan dari konsumen dalam
merekomendasikan sarana E-Commerce dari pemasar.
2.7.1.4 Remarks – meliputi penilaian yang diberikan konsumen terhadap website
(X2)
2.8 Kerangka Pemikiran
2.7.2 T-1: Untuk mengetahui bagaimana kontribusi antara Interface Factors,
Website Quality, Purchase Intention, dan Revisit Intention.
2.7.3 T-2: Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Interface Factors dan Website
Quality secara langsung terhadap Revisit Intention pada website D’Cost.
2.7.4 T-3: Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Interface Factors dan Website
Quality secara tidak langsung terhadap Revisit Intention melalui Purchase Intention
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan khususnya dalam penerapan model ebusiness yang efektif dan efisien
Pengertian e-Business
e-Business atau Electronic business dapat didefinisikan secara luas sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM. sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis
yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis memungkinkan suatu
perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka
secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Pengertian e-commerce
Secara sederhana istilah ini digunakan untuk menunjukkan pembelian dan penjualan menggunakan teknologi internet.Tetapi istilah ecommerce itu sendiri bukan hanya sekedar transaksi keuangan secara elektronik melalui organisasi dan pelanggan saja melainkan juga merujuk pada semua mediasi transaksi secara elektronik antara organisasi dan pihak ketiga. Jadi dengan definisi ini permintaan pelanggan berupa informasi juga bisa disebut sebagai bagian dari ecommerce.
Perbedaan e-business dan e-commerce
1. Kegiatan yang pada dasarnya melibatkan transaksi keuangan diistilahkan sebagai "e commerce". Namun, e bisnis adalah istilah yang lebih luas. Ada banyak hal-hal lain selain menjual, meski pemasaran termasuk didalamnya, termasuk pengadaan bahan baku atau barang, pelanggan pendidikan, mencari supplier dan lain sebagainya.
2. E Commerce adalah bagian dari E Bisnis. Jika Anda mengingat diagram Venn ketika belajar di sekolah, maka anda dapat dengan baik memahami apa saya sampaikan. Bagian yang satu adalah konsep yang sangat luas, sedangkan satunya hanyalah satu bagian kecil dari itu. Hubungan ini akan dihapus pada poin berikutnya.
3. Untuk berjualan secara online adalah e-commerce, namun untuk membawa dan mempertahankan pelanggan dan mendidik secara online tentang produk atau layanan termasuk e bisnis. Memiliki sebuah website untuk melakukan hal itu tidaklah cukup.
4. Tapi, membuat situs profesional yang dibangun dengan teknologi terbaru untuk menangkap perhatian pengunjung dan memenangkan apresiasi, maka itulah yang diperlukan. Bila uang yang terlibat, maka hal pertama yang pengguna cari adalah keselamatan dan keamanan yang menggunakan uang. Memiliki sebuah website dengan kualitas yang baik sangatlah penting.
5. Ketika Dell menjual komputer, laptop, monitor, printer, aksesoris dan lain sebagainya secara online, maka ini bukan lagi e commerce tetapi e bisnis. mengapa saya katakan demikian. Bila pengunjung datang pada website, hal pertama yang ia lakukan adalah melihat desain website dan melakukan navigasi, serta hal-hal yang akan membantu dia menemukan apa yang dia inginkan. Dan, jika ia langsung menemukan pada halaman ia cari, ia akan mencari informasi yang berkaitan dengannya. Informasi yang diberikan harus menarik dan menghilangkan keraguan bagi pengunjung, yang mengubahknya menjadi seorang klien. Hingga saat ini tidak ada uang yang telah ditukarkan atau diperbincangkan. Jadi, apakah ini adalah e-commerce? Bukan, ini adalah e bisnis yang memandu para pengunjung.
6. E Commerce juga telah ditetapkan sebagai proses yang meliputi menarik pelanggan, pemasok dan mitra eksternal, sementara e bisnis meliputi internal seperti proses produksi, manajemen
inventaris, pengembangan produk, manajemen risiko, keuangan dan lain sebagainya. Secara keseluruhan, e commerce dapat digambarkan sebagai penggunaan internet dan Web untuk transaksi bisnis. Lebih formalnya, secara digital memungkinkan terjadinya transaksi komersial antara organisasi dan individu. Di sisi lain, e bisnis dapat digambarkan sebagai proses digital yang memungkinkan proses transaksi dalam perusahaan, melibatkan sistem informasi di bawah kontrol yang kuat. Selain itu, aplikasi e bisnis bisa turun menjadi e commerce ketika sebuah pertukaran nilai terjadi
Keunggulan dan manfaat e business Manfaat e-business
Tujuan implementasi e-business adalah mendukung efisiensi dan integritas pengolahan data sumber daya manusia, keuangan, supply chain management / Logistic management. Selain itu juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dan informasi bagi public dan stakeholder lainnya. Dengan berbasiskan internet, system ini dapat diakses di mana saja sesuai dengan hak akses yang telah ditentukan.
Manfaat implementasi e-Business adalah :
• Meningkatkan kerja operasional perusahaan,
• Meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok, dan pendanaan yang sangat luas.
• Meningkatkan efisiensi perusahaan
• Mempermudah pengelolaan asset perusahaan
• Meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan
• Meningkatkan komunikasi seluruh stakeholder
• Mengatasi kesenjangan digital
• Media mempromosikan kompetensi perusahaan
• Memperlancar kegiatan ekonomi
• Memperlancar transaksi bisnis
Keunggulan e business
Kini, E-Business tidak hanya dijadikan keunggulan kompetitif tetapi sudah menjadi keharusan untuk mendukung implementasi strategi organisasi dengan lebih efektif & efisien dalam rantai bisnisnya. Jika suatu organisasi menggunakan business process dengan konsep E-Business, maka akan memiliki karakteristik berikut : E-Business melibatkan pemakaian tehnologi komunikasi & jaringan. Electronic data interchange (EDI), protokol standar untuk secara elektronik mentransfer informasi antar organisasi dalam berbagai business process. EDI memungkinkan output/ informasi suatu sistem secara elektronik ditransmisikan dan menjadi masukan bagi sistem lainnya. EDI meningkatkan akurasi dan mengurangi biaya melalui penurunan waktu dan biaya yang berhubungan dengan pengiriman dokumen, proses dokumen, dan penyimpanan dokumen (kertas). E-Business akan memberikan manfaat ekonomis dalam setiap rantai bisnisnya, baik aktivitas-aktivitas utama maupun aktivitas pendukungnya yaitu meliputi purchases, inbound logistic, operation, human resources, infrastucture, outbound logistic, marketing, sales, services.
Pengaruh perkembangan TI terhadap e business
Dalam dunia bisnis peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dimanfaatkan untuk perbisnisan secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce (e-bisnis) atau perbisnisan elektronik. E-Commerce adalah perbisnisan menggunakan jaringan komunikasi internet.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-bisnis juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-bisnis ini.
Manfaat e business bagi perusahaan,contohnya di Indonesia
Penerapan E-Bisnis Pada PT. SMART, Tbk
Kegiatan e-bisnis dapat dilakukan dalam beberapa model, misalnya Business to Consumer (B2C), Business to Business (B2B), Business to Government (B2G), dan Business to Education (B2E). Sistem e-bisnis pada PT. SMART, Tbk yang akan dianalisis adalah e-bisnis model B2C. Dalam hal ini, perusahaan berusaha memberi kemudahan bagi konsumen untuk mengakses atau mengetahui tentang perusahaan yang dimaksud. Tidak hanya konsumen, namun juga pihak-pihak lain dapat memanfaatkan sistem ini, seperti investor, bahkan para pencari kerja.
Business to Consumer (B2C) is a transaction that occurs between a company and a consumer, as opposed to a transaction between companies (called B2B). The term may also describe a company that provides goods or services for consumers. B2C menjembatani aktivitas antara organisasi-dalam hal ini PT. SMART, Tbk- dengan para konsumen serta pihak yang berkepentingan lainnya. Salah satu cara yang ditempuh perusahaan dalam menerapkan e-bisnis adalah dengan memanfaatkan media jaringan dan komunikasi. PT. SMART, Tbk telah menyediakan situs/website tentang perusahaannya di internet yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja ( www.smart-tbk.com ). Penerapan situs ini terkait dengan citra perusahaan dan merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk lebih mengenalkan kepada khalayak, baik produk maupun perusahan itu sendiri (salah satu bentuk e-bisnis dalam hal promosi).
Melalui situs tersebut, banyak informasi yang dapat diperoleh oleh khalayak.
PT Sierad Produce Tbk
PT Sierad Produce Tbk merupakan salah satu perusahaan perunggasan yang terintegrasi di Indonesia. Lini bisnis yang dimiliki oleh perusahaan berupa strategic business unit breeding, hatchery feedmill, Kemitraan, RPA dan futher process. Saat ini PT Sierad Produce Tbk sudah menerapkan e-business system, meskipun belum secara sempurna.
Ruang lingkup penulisan adalah penerapan e-business system di Indonesia dengan mengambil contoh penerapan pada PT Sierad Produce Tbk. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan kondisi lingkungan dimana dilakukan penerapan e-business, memetakan faktor-faktor yang menjadi hambatan sekaligus tantangan, serta memberikan analisa perbaikan bagi lingkup nasional, terutama future development bagi perusahaan.
PT Pos Indonesia (PERSERO)
Contoh perusahaan yang berhasil melakukan transformasi di antaranya adalah PT Pos Indonesia (PERSERO). Beberapa puluh tahun yang lalu, orang mengirimkan kabar tertulis hanya lewat surat berperangko atau telegram. Kini dengan maraknya telepon seluler dan internet orang lebih banyak menggunakan pesan singkat (SMS) atau email, yang lebih mudah, murah, dan cepat. Demikian juga dengan pengiriman uang yang dulunya dikirim melalui wesel pos kini banyak yang beralih ke internet banking, ATM, atau fasilitas perbankan lainnya. Apabila PT Pos tidak cepat melakukan transformasi maka BUMN tersebut akan tergilas roda teknologi informasi. Namun PT Pos tidak berpangku tangan, menunggu nasib mendatanginya. Di tengah derasnya teknologi informasi baru yang makin memudahkan dan memanjakan konsumen, maka BUMN
yang memiliki karyawan 26 ribu orang itu cepat melakukan transformasi.
PT Pos memiliki jaringan yang sangat luas, yaitu 3.736 kantor pos di tanah air, dan 3.700 di antaranya telah online. Jaringan yang luas itu merupakan modal bagi PT Pos untuk menjadi media strategis dalam menjual dan mendistribusikan barang atau jasa dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi yang ada.
Walhasil PT Pos yang sejak 2003 hingga 2008, kinerja keuang¬an selalu minus, memasuki 2009 membukukan margin laba sebesar sekitar Rp 80 miliar. Oleh karena itu, Dirut PT Pos Indonesia mencanangkan “Tahun 2013 PT Pos siap go public”.
2.1Dampak penerapan ebusiness pada perusahaan
Pengertian Enterprise Resources Planning
Enterprise Resources Planning adalah suatu metode untuk perencanaan efektif dan pengendalian seluruh sumber daya yang diperlukan untuk mengambil, membuat, mengirim, dan menghitung pesanan konsumen pada suatu perusahaan manufaktur, perusahaan distribusi maupun perusahaan jasa. ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan.
Manfaat dari ERP sendiri adalah: integrasi bisnis secara keseluruhan, fleksibilitas dalam organisasi untuk bertransformasi dan meningkatkan turn-overnya, menciptakan analisa dan peningkatan kapabilitas yang lebih baik, serta penggunaan teknologi terbaru.
komponen utama yang ada dalam ERP
ERP adalah gabungan dari 3 buah komponen penting, yaitu
Praktek Management bisnis
TI(Teknologi Informasi)
Tujuan dari bisnis yang spesifik.
Hubungan antara ERP dan arsitektur e-Business
ERP adalah suatu pendekatan terstruktur untuk mengoptimalkan value chain sebuah perusahaan internal. Software, jika dijalankan secara penuh di seluruh perusahaan, menghubungkan berbagai komponen dari perusahaan melalui transmisi logis dan berbagi data. Ketika para pelanggan dan pemasok meminta informasi yang telah terintegrasi secara penuh di seluruh value chain, atau ketika eksekutif memerlukan strategi dan taktik terpadu dalam bidang-bidang seperti manufaktur, persediaan, pengadaan dan akuntansi, sistem ERP menyusun data untuk analisis dan
mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis.
E-bisnis difokuskan pada efisiensi dan efektivitas eksternal, lintas-proses perusahaan. Sementara teknologi ERP mendukung strategi bisnis, e-bisnis untuk membuka pintu peluang strategis baru, yang memaksa ERP untuk mengambil satu langkah lebih jauh untuk berpindah dari satu system model ERP ke model sistem ERP extended. Teknologi Web menyediakan jembatan antara perusahaan dan mitra bisnis mereka untuk membuat bisnis yang memungkinkan, sementara e-bisnis membuat sistem ERP lebih transparan dan terlihat. Daripada berpikir tentang ERP dalam perusahaan, kita dapat melihat sistem ERP di sepanjang value chain pada perusahaan di industri yang sama, atau di lintasan industri.
Manfaat TI dalam ERP
Banyak sekali manfaat dari pelajaran Teknologi Informasi. Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktifitas yang dibutuhkan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya.Teknologi Informasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitasnya. Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi antara lain dalam perusahaan, dunia bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan.
Pertama mungkin dapat membedakan berbagai bentuk integrasi teknologi, misalnya yang berkaitan dengan arsitektur perangkat keras, komponen, data, dan TI lainnya. Dengan menghormati semua bentuk-bentuk, sistem ERP yang dianggap sangat terintegrasi.
Penyebab kegagalan implementasi ERP
· Kurangnya komitmen top management, sehingga tim IT kurang mendapat dukungan pada rancangan sistemnya. Hal ini bisa muncul karena ketakutan tertentu, seperti kawatir data bocor ke pihak luar. Selain itu, anggapan bahwa implementasi ERP adalah milik orang IT juga dapat
membuat kurangnya rasa memiliki dari top management dan karyawan divisi lain. Padahal, implementasi ERP sebenarnya adalah suatu proyek bisnis, dimana IT hadir untuk membantunya.
· Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan, sehingga hasil analisis strategi bisnis perusahaan tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Perusahaan sebaiknya menentukan dari awal, apakah perusahaan akan mengikuti standar ERP atau sebaliknya.
· Kesalahan proses seleksi software, karena penyelidikan software yang tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan. Hal ini bisa berakibat pada membengkaknya waktu dan biaya yang dibutuhkan.
· Tidak cocoknya software dengan business process perusahaan.
· Kurangnya sumber daya, seperti manusia, infrastruktur dan modal perusahaan.
· Terbentuknya budaya organisasi yang berada dalam zona nyaman dan tidak mau berubah atau merasa terancam dengan keberadaan software (takut tidak dipekerjakan lagi).
· Kurangnya training dan pembelajaran untuk karyawan, sehingga karyawan tidak benar-benar siap menghadapi perubahan sistem, dimana semua karyawan harus siap untuk selalu menyediakan data yang up-to-date.
· Kurangnya komunikasi antar personel.
· Cacatnya project design dan management.
· Saran penghematan yang menyesatkan dari orang yang tidak tepat.
· Keahlian vendor yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
CONTOH PERUSAHAAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN ERP
E-bisnis difokuskan pada efisiensi dan efektivitas eksternal, lintas-proses perusahaan. Sementara teknologi ERP mendukung strategi bisnis, e-bisnis untuk membuka pintu peluang strategis baru, yang memaksa ERP untuk mengambil satu langkah lebih jauh untuk berpindah dari satu system model ERP ke model sistem ERP extended. Teknologi Web menyediakan jembatan antara perusahaan dan mitra bisnis mereka untuk membuat bisnis yang memungkinkan, sementara
e-bisnis membuat sistem ERP lebih transparan dan terlihat. Daripada berpikir tentang ERP dalam perusahaan, kita dapat melihat sistem ERP di sepanjang value chain pada perusahaan di industri yang sama, atau di lintasan industri
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI)
Software yangdigunakan : SAP ERP Unit Fungsional :
unit kerja di Kantor Pusat, Daerah Operasi, serta Divisi Regional Tujuan :
Dengan adanya penerapan SAP ERP, akan menciptakan sebuah platform tunggal yang terinterkoneksi dengan keuangan, sumber daya manusia, dan kegiatan operasional PT KAI lainnya. Selain itu, SAP ERP juga bisa berguna untuk menentukan apakah sebuah rute yang dilalui oleh kereta api bisa ditambah frekuensinya atau bahkan bisa dihapuskan.
PT. Semen Gresik
Software : JD Edwards
Unit Fungsional : Bagian Finansial Tujuan :
untuk mendukung bisnis proses yang ada di Semen Gresik dengan penerapan pertama kali dilakukan di bagian finansial. Dengan berjalannya waktu, implementasi dilakukan di bagian penjualan dan kemudian di bagian manufakturing.
Pengertian strategi bisnis
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan,perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit
dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.
Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".
Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang
ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak
bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dll.
Pengertian Strategi Bisnis Sebuah strategi bisnis biasanya adalah sebuah dokumen yang jelas mengartikulasikanarah bisnis akan mengejar dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Dalam rencana bisnis standar, hasil strategi bisnis dari tujuan dibentuk untukmendukung misi lain dari bisnis. Sebuah strategi bisnis yang khas dikembangkandalam tiga
langkah: analisis, integrasi dan implementasi.
Pada tahap analisis pengembangan strategi bisnis, salah satu dari beberapa metodeyang digunakan untuk menganalisis pasar perusahaan, sumber daya, hambatan untukkesuksesan dan keuntungan tertentu. Tujuan dari analisis strategis adalah untuk mengidentifikasi apa bisnis ingin capai, kekuatan itu dapat membawa menanggungpada mencapai tujuan dan kelemahan yang perlu ditangani sebelum integrasi danimplementasi. Metodologi penilaian Strategis dapat termasuk mengevaluasi lingkunganbisnis, game skenario berbagai kompetitif, menentukan apa kekuatan pasar berada dipesaing kerja dan penilaian, antara lain.
Tingkatan Strategi
Strategi tingkat bisnis Strategi tingkat bisnis menekankan pada posisi kompetitif untuk produk atau segmen tertentu oleh suatu divisi. Strategi tingkat bisnis mengidentifikasikan bisnis sebagai bagian dari perusahaan, dengan demikian setiap divisi merupakan unit strategi bisnis (SBU) yang merumuskan dan melaksanakan strategi sendiri dalam mencapai tujuan. Dalam operasinya bisa saja setiap bisnis mengkombinasikan dalam satu SBU dengan strategi tunggal, akan tetapi bila tidak mampu dapat berjalan terpisah tergantung pada kebutuhan perusahaan. Misalnya : sebuah perusahaan yang menspesialisasikan pada bidang elektronik mempunyai bisinis pelengkap bola lampu dan TV yang berada dalam satu segmen pasar rumah tangga, ketiga bisnis ini bisa disatukan dalam satu SBU atau berjalan sendiri-sendiri
Tingkat Fungsional Prinsip pokok strategi tingkat fungsional adalah upaya memaksimalkan sumber-sumber produktivitas dalam membantu hambatan pada strategi bisnis, strategi perusahaan dan strategi internasional. Setiap fungsi dalam perusahaan membangun strategi-strategi secara bersama-sama yang dikenal dengan nilai rantai, beberapa fungsi seperti : produksi, pemasaran, pelayanan, dan lain-lain secara bersama-sama memutuskan perhatian kepada pelanggan dengan menggunakan system informasi manajemen dan sumber daya manusia secara akurat dan maksimal.Misal bagian pemasaran ingin meningkatkan penjualan masa kini yang melampaui masa sebelumnya, maka manajer pemasaran dapat melakukan startegi pengembangan pasar, upaya ini tentu harus dilakukan secara terintegritas.
Tingkat Perusahaan Pada tingkat perusahaan perumusan strategi terlebih dahulu manajemen puncak menganalisis lingkungan eksternal yaitu : peluang dan ancaman serta lingkungan internal yaitu : kekuatan dan kelemahan.
Strategi Tingkat Internasional Dalam era globalisasi,maka perusahaan harus mengintegrasikan rumusan strategi diluar lingkup nasional, yaitu : berusaha memperluas lingkup usaha keseluruh dunia. Ada beberapa perbedaan dalam bersaing secara internasional disbanding dengan persaingan secara nasional, yaitu :
• Adanya factor peluang disetiap Negara
• Adanya situasi yang berlainan dipasar luar negeri
• Perbedaan dalam tujuan, sumber daya dan kemampuan untuk mengamati perubahan-perubahan pesaing asing.
Faktor-faktor kunci dalam penyusunan strategi bisnis
Menurut Arthur A. Thompson and Strickland dalam bukunya yang bertajuk Strategic
Management: Concepts and Cases, terdapat sejumlah faktor yang perlu diperhatikan ketika kita melakukan proses penyusunan strategi perusahaan. Faktor-faktor itu adalah sbb:
Pertimbangan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Semua organisasi beroperasi dalam kelompok masyarakat yang lebih luas. Apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan dalam kebijakan strategi perusahaan selalu dibatasi oleh regulasi,
kebijakan dan peraturan pemerintah.
Kondisi Persaingan dan Daya Tarik Industri Secara Keseluruhan
Kondisi persaingan dan dan daya tarik industri secara keseluruban merupakan faktor penentu strategi yang besar. Strategi perusahaan harus disesuaikan dengan sifat dan kombinasi faktor-faktor kompetisi – harga, kualitas produk, fitur kinerja, layanan, garansi, dan lain-lain. Apabila kondisi persaingan meningkat secara signifikan, maka perusahaan harus meresponnya dengan tindakan strategis untuk melindungi posisinya.
Peluang Pasar dan Ancaman Eksternal Perusahaan
Peluang bisnis dan perkembangan eksternal memberikan merupakan pengaruh dalam proses penyusunan strategi. Strategi perusahaan harus dengan sengaja diarahkan untuk menangkap peluang pertumbuhan yang terbaik. Strategi juga harus memberikan respon terhadap ancaman eksternal demi stabilitas kinerja perusahaan di masa datang.
Kekuatan Sumber Daya Perusahaan, Kompetensi, dan Kemampuan Kompetitif
Salah satu pertimbangan internal penentu strategi yang terpenting adalah apakah perusahaan memiliki sumber daya, kompetensi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi dengan optimal. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan perusahaan untuk
memperbesar penguasaan pasar, mendukung daya kompetitif perusahaan dalam arena pasar, dan menjadi dasar strategi perusahaan.
Ambisi Pribadi, Filsafat Perusahaan, dan Kepercayaan Etis Manajer Pilihan strategi biasanya juga dipengaruhi oleh ambisi dan visi pendiri/pemilik perusahaan. Setiap business owner memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai bagaimana cara bersaing, bagaimana memposisikan perusahaan, serta image apa yang ingin dibentuk.
Pengaruh Shared Values dan Company Culture dalam Strategi Kultur perusahaan juga memiliki kemungkinan yang besar dalam menentukan tindakan strategis perusahaan, terkadang bahkan mendominasi pilihan langkah strategis. Nilai, budaya kerja dan keyakinan tertentu dapat terpatri dalam pemikiran dan tindakan top manajemen. Hal ini pada giliran berikutnya akan ikut mempengaruhi pilihan strategi yang akan dirumuskan.
Tahap-tahap dalam menyusun strategi bisnis
Dan untuk mencapai strategi yang sukses maka dibutuhkan proses perumusan strategi dan pelaksanaannya yang berisi lima tahapan kunci yang saling berhubungan, yaitu :
• Membentuk visi strategis mengenai ke mana organisasi akan bergerak
• Menetapkan tujuan — mengubah pandangan strategis menjadi hasil kinerja spesifik yang
harus dicapai perusahaan.
• Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
• Melaksanakan dan mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan efektif.
Pengertian tata kelola teknologi informasi
Tata kelola teknologi informasi (Bahasa Inggris: IT governance) adalah suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang terfokus pada sistem teknologi informasi (TI) serta manajemen kinerja dan risikonya. Meningkatnya minat pada tata kelola TI sebagian besar muncul karena adanya prakarsa kepatuhan (seperti Sarbanes-Oxley di Amerika Serikat dan Basel II di Eropa) serta semakin diakuinya kemudahan proyek TI untuk lepas kendali yang dapatt berakibat besar terhadap kinerja suatu organisasi.
Tema utama diskusi tata kelola TI adalah bahwa teknologi informasi tidak bisa lagi menjadi suatu kotak hitam. Secara tradisional, penanganan pengambilan keputusan kunci di bidang teknologi informasi diberikan kepada para profesional TI karena keterbatasan pengalaman teknis eksekutif lain di tingkatan direksi perusahaan serta karena kompleksitas sistem TI itu sendiri. Tata kelola TI membangun suatu sistem yang semua pemangku kepentingannya, termasuk direksi dan komisaris serta pengguna internal dan bagian terkait seperti keuangan, dapat memberikan masukan yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan. Hal ini mencegah satu pihak tertentu, biasanya TI, disalahkan untuk suatu keputusan yang salah. Hal ini juga mencegah munculnya keluhan dari pengguna di belakang hari mengenai sistem yang tak memberikan hasil atau kinerja sesuai yang diharapkan.
kerangka dan komponen dalam tata kelola TI
Tiga komponen dalam kerangka kerja IT Governance berdasarkan riset CISR meliputi: (Weill and Woodham, 2002)
1)“What” atau keputusan TI apa yang diambil atau bagaimana TI dipergunakan dalam organisasi. Keputusan-keputusan tersebut, yang disebut sebagai domain TI, antara lain meliputi bidang-bidang:
•IT principles atau prinsip pemanfaatan atau peran TI yang mencerminkan esensi mengenai arah perusahaan serta bagaimana TI akan dipergunakan
•IT Infrastructure Strategy, adalah strategi dalam hal membangun pondasi kapabilitas TI, yang terdiri dari layanan-layanan TI yang standard an dibagi-pakai oleh seluruh organisasi serta
dikoordinir secara terpusat (misalnya jaringan, helpdesk, data yang dapat dibagi-pakai dan sebagainya)
•IT Architecture, merupakan sekumpulan kebijakan-kebijakan serta pilihan-pilihan teknis yang terintegrasi untuk memandu organisasi dalam memenuhi kebutuhan bisnis.
Business Application, atau aplikasi bisnis yang perlu diadakan dan dikembangkan.
•Investment & Prioritization, merupakan keputusan mengenai jumlah serta alokasi biaya investasi TI, termasuk pengajuan proposal proyek, justifikasi teknis, persetujuan serta akuntabilitas
2)“Who” atau siapa yang memiliki otoritas atau bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan-keputusan penting TI, serta peran stakeholder TI di dalamnya. Beberapa pola dasar atau IT Governance archetype yang menyangkut pengambilan keputusan TI, antara lain:
•Business Monarchy, dimana keputusan diambil oleh individu, grup atau komite yang terdiri dari eksekutif bisnis senior (pada tingkat CxO atau Chief Executive Officer, Chief Operation Officer, Chief Finance Officer dan sebagainya)
•IT Monarchy, dimana keputusan diambil oleh individu TI atau grup eksekutif TI
•Feudal, dimana keputusan diambil oleh pimpinan unit bisnis, pemilik proses-proses penting atau delegasi nya.
•IT Duopoly, dimana keputusan diambil oleh eksekutif TI beserta suatu grup lain (seperti seorang CxO atau pimpinan unit bisnis)
•Federal, dimana keputusan diambil secara bersama-sama oleh eksekutif tingkat CxO dan sedikitnya satu grup bisnis lain (dapat termasuk eksekutif TI)
•Anarchy, dimana keputusan diambil oleh masing-masing pengguna.
3)“How” atau bagaimana cara atau mekanisme pengambilan keputusan. Berbagai mekanisme yang dipakai, dapat dikelompokkan berdasarkan struktur pengambilan keputusan (seperti executive comitee,IT council dll), proses penyelarasan atau alignment processes (seperti project tracking, service level agreement dll) dan pendekatan komunikasi (seperti senior management announcement,intranet,dll). IT Governance dalam suatu organisasi, yang dalam hal ini
merupakan suatu pengaturan yang sifatnya ‘Top Level’, merupakan kombinasi antara ketiga komponen di atas.
Aspek sumber daya manusia sangat berperan penting dalam tata kelola TI
Teknologi Informasi saat ini merupakan salah satu teknologi unggulan yang sangat berperan penting dalam kemajuan sebuah organisasi. Dalam rangka menuju peningkatan kualitas tata kelola Teknologi Informasi (TI) dibutuhkan sebuah wadah komunikasi dan kerjasama Sumber Daya Manusia (SDM) bidang Teknologi Informasi (TI) yang memiliki visi dan misi TI yang sama, mampu bertanggung jawab dan menyelaraskan antara strategi organisasi dengan strategi TI, serta mampu untuk merencanakan, menyiapkan, mengimplementasikan, mengelola serta mengevaluasi TI dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Kualifikasi SDM TI yang dibutuhkan untuk mengemban amanat tersebut pada Instansi Pemerintahan adalah seorang Government Chief Information Officer (GCIO) yang berperan memadukan teknologi informasi dengan aspek manajemen lainnya agar dapat memberikan dukungan maksimal terhadap pencapaian tujuan.
4.2 Pembuatan sistem dan aplikasi ebusiness agar terlaksana dengan efektif dan efisien Bisnis berbasis elektronik, dalam hal ini sering kita sebut dengan E-Business adalah sebuah kegiatan bisnis yang menggunakan fasilitas jaringan internet. Dalam pelaksanaannya, perusahaan yang akan mengaplikasikan e-Business dalam usahanya tentunya membutuhkan rencana agar penerapannya bisa efektif.
Mendayagunakan komputer personal, jaringan komputer, dan internet seoptimal mungkin. Ini merupakan hal paling dasar yang harus disiapkan sebelum memanfaatkan E-Bussiness. Membangun halaman web untuk membangung jalinan komunikasi antara perusahaan dengan
Setelah semua terpenuhi di atas barulah kita melangkah dalam tahap pembangunan system E-Business, meliputi:
• Pembangunan Arsitektur E-Business. Arsitektur E-Business merupakan framework
konseptual dari infrasktruktur dan aplikasi E-Business yang diwujudkan dalam sebuah perencanaan struktur dan integrasi dari berbagai sumber-sumber yang ada dalam sebuah organisasi. Dalam proses pengembangannya terdiri dari enam langkah, yaitu:
• Pendefinisian visi dan tujuan, pendefinisian visi dan tujuan dari organisasi merupakan
langkah awal untuk mendapatkan gambaran umum dari organisasi tersebut.
• Pendefinisian arsitektur informasi, pendefinisian informasi yang dibutuhkan merupakan
langkah selanjutnya untuk mengetahui situasi dan kondisi dalam rancangan pengembangan e-Business.
• Pendefinisian arsitektur data, aktifitas pada bagian ini seperti pengklasifikasian data yang
dibutuhkan, cara pengolahannya dan sasaran yang ingin diambil untuk pengembangan.
• Pendefinisian arsitektur aplikasi, pendefinisian ini dimaksudkan untuk menentukan jenis
aplikasi dan batasan-batasan yang diinginkan dalam bidang keamanan.
• Pendefinisian arsitektur teknikal, pendefinisian dari arsitektur teknikal dimaksudkan
untuk menentukan jenis-jenis hardware dan software secara keseluruhan.
• Pendefinisian arsitektur organisasi, dalam bagian ini ditentukan berbagai hal yang
berhubungan dengan sumber daya, baik berupa manusia, keuangan, dan waktu yang dipergunakan.
• Instalasi. Langkah selanjutnya adalah pengimplementasian aplikasi yang telah dibangun
atau instalasi. Aktifitas instalasi ini dapat dilaksanakan langsung oleh para tenaga ahli yang ada di perusahaan tersebut atau menggunakan tenaga outsourcing, pilihan ini sangat berhubungan erat dengan pemilihan opsi pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aktifitas instalasi ini yaitu, bagaimana aplikasi tersebut berhubungan dengan aplikasi yang telah ada.
Pemilihan Opsi Pengembangan. Pengembangan aplikasi dari E-Business pada dasarnya mengikuti beberapa pendekatan. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki keuntungan dan kekurangan yang pada intinya, pemilihan salah satu dari opsi tersebut akan memberikan efisiensi yang lebih besar dibandingkan opsi-opsi lainnya. Beberapa pendekatan tersebut adalah:
• Membeli aplikasi, membeli sebuah aplikasi yang telah diimplementasikan oleh sebuah
application service provider (ASP) dapat menghemat biaya dan waktu dibanding dengan membangun sendiri. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kadangkala aplikasi tersebut tidak sepenuhnya diperlukan, sangat susah untuk dimodifikasikan sesuai dengan kebutuhan, susah untuk diintegrasikan dengan aplikasi yang telah lebih dulu digunakan, pelayanan purna jual dari ASP yang buruk dan keterikatan kontrak dengan pihak ASP untuk meningkatkan fungsi dari aplikasi tersebut dikemudian hari.
• Menyewa (lease), menyewa aplikasi hampir mirip dengan membeli aplikasi yang
diinginkan. Biasanya menyewa aplikasi dilakukan jika aplikasi tersebut sangat mahal. Kadangkala menyewa merupakan langkah awal sebelum membeli aplikasi tersebut dan alasan lain karena keterbatasan tenaga ahli yang akan mengelola pemanfaatan dan pemeliharaan aplikasi tersebut.
• Membangun sendiri (in-house development), membangun sendiri aplikasi yang
dibutuhkan merupakan salah satu pilihan dari pengembangan E-Business. Walaupun biasanya pendekatan ini membutuhkan biaya yang besar dan menghabiskan waktu yang banyak, tetapi pilihan ini diharapkan sangat mendekati sistem yang diinginkan.
• Bekerjasama dengan pihak ketiga, dewasa ini sedang berkembang trend kerjasama antara
perusahaan pengembang aplikasi E-Business dengan perusahaan-perusahaan
penggunanya. Berbagai jenis kerjasama yang dilakukan seperti kerjasama dengan pengembang E-marketplace, telah mengembangkan berbagai aplikasi E-Business bagi para perusahaan yang ingin membangun bisnis B2C ( Business to Customer) di internet, sedangkan untuk B2B (Business to Business), perusahaan dapat bergabung dalam berbagai pengembang khusus lainnya di bidangnya, bekerjasama dengan third-party auction, perusahaan dapat bekerjasama dengan pihak pelelangan untuk memasarkan produknya sebagai pihak ketiga.
• Penyebaran/Integrasi. Pada tahapan ini aplikasi yang telah dipilih dan diimplementasikan
sebelumnya. Berbagai langkah dijalankan dalam tahapan ini seperti pemberian training dan informasi terhadap para pengguna, baik yang berhubungan secara langsung atau tidak dengan aplikasi tersebut, pembuatan kebijakan atau peraturan-peraturan yang mendukung hingga pengintegrasian sistem dengan para supplier dan pihak-pihak terkait lainnya.
• Operasi/Pemeliharaan. Operasi dan pemeliharaan dari aplikasi yang telah
diimplementasikan merupakan langkah selanjutnya yang harus diperhatikan dengan baik. Perencanaan yang baik sangat diperlukan agar seluruh pengimplementasian yang telah dilakukan dapat berjalan dengan sempurna. Selanjutnya, aktifitas pemeliharaan dapat dilanjutkan ke tahap pengembangan selanjutnya untuk penyempurnaan aplikasi yang telah diimplementasikan sesuai dengan maksud dan tujuan aplikasi tersebut dibangun.
Manajemen Teknologi E-Business
Pada dasarnya dalam proses pembangunan dan pengembangan E-Business diperlukan suatu manajamen system informasi yang baik, efektif dan efisisen. Dalam proses pembangunan dan pengembangan E-Business, manajemen teknologi menjadi hal yang tidak kalah penting diantara manajemen komponen system informasi yang lain. Teknologi informasi memiliki kontribusi penting dalam menjalankan proses system informasi E-Business. Teknologi informasi ini dapat disebut sebagai supply atas demand of system information dalam E-Business. Manajemen teknologi dalam proses E-Business ini pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua perspektif, yaitu:
Perspektif Teknis.
Dilihat dari sisi teknis, manajemen teknologi informasi dalam E-Business dibagi kedalam dua fungsi, yaitu fungsi penciptaan dan fungsi penyebaran.
Fungsi Penciptaan
Teknologi informasi harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format data kuantitatif. Ada dua cara umum yang biasa dipergunakan, yaitu secara manual dan otomatis. Yang dimaksud dengan manual adalah dilibatkannya seorang user untuk melakukan data entry terhadap fakta-fakta relevan di dalam aktivitas sehari-hari yang dipandang perlu untuk direkam. Sementara yang dimaksud dengan cara otomatis di sini adalah jika berbagai teknologi dipergunakan sebagai alat untuk merekam fakta dan mengubahnya menjadi data tanpa harus melibatkan unsur manusia sebagai data entry.
Teknologi harus mampu merubah data mentah yang telah dikumpulkan tersebut menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya (stakeholders), yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Teknologi mengolah informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada, menjadi sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan.
Merubah knowledge menjadi wisdom merupakan tugas teknologi informasi yang terakhir dalam proses penciptaan.
Fungsi Penyebaran
Dilihat dari fungsi manajemen tekonologi E-Business dapat meliputi kegiatan manajemen yang berhubungan dengan aspek penyebaran sebagai berikut:
Gathering. Teknologi informasi dikelola (manage) untuk mampu mengumpulkan entiti-entiti tersebut dan meletakkannya di dalam suatu media penyimpan digital. Media penyimpan tersebut harus mampu untuk menangkap berbagai karakteristik unik dari entiti-entiti terkait, yang biasa direpresentasikan dalam berbagai bentuk format media (multi-media), seperti: teks, suara (audio), citra (image), gambar bergerak (video), dan lain-lain.
Organising. Untuk memudahkan pencarian terhadap entiti- entiti di kemudian hari, teknologi informasi dimanage memilik mekanisme baku dalam mengorganisasikan penyimpanan entiti- entiti tersebut di dalam media penyimpan. Konsep-konsep struktur data, database, dan sistem berkas merupakan dasar- dasar ilmu yang kerap dipergunakan sehubungan dengan kebutuhan ini.
Selecting. Di saat berbagai pihak di dalam perusahaan membutuhkan entity entiti tersebut, teknologi informasi diciptakan untuk menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan pemilihan.
Synthesizing. Teknologi informasi diciptaakan mampu memenuhi kebutuhan manajer ini dalam menggabungkan beberapa entiti menjadi satu paket kesatuan yang terintegrasi.
Distributing. Teknologi informasi dibuat dan dikelola dengan memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan berbagai entiti dari tempat disimpannya entitientiti tersebut ke pihak-pihak yang membutuhkannya.
Perspektif Manajerial
Dilihat dari sisi bisnis dan manajerial, terutama dalam kaitannya dengan Manajemen Supply Chain, ada 4 (empat) peranan yang diharapkan perusahaan dari implementasi efektif sebuah teknologi informasi.
Minimize Risks. Setiap bisnis memiliki resiko, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya resiko berasal dari adanya ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan.
Reduce Costs. Teknologi informasi diharapkan dapat berkotribusi dalam perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha mengurangi biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Create New Realities. Dengan pesatnya perkembangan teknologi internet, telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep E-Business semacam E-Commerce, E-Procurement, E-Customers, E-Loyalty, dan lain-lain pada dasarnya meruapakan suatu cara memandang baru di dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Metode Pembangunan Sistem
Metode yang paling sering digunakan dalam membangun e-Business adalah metode daur hidup. Metode ini cocok untuk pembangunan sistem e-Business, karena memiliki beberapa karakteristik
yaitu proses dilakukan selangkah demi selangkah yang disertai dengan proses dokumentasi yang rapi. Metode daur hdup terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu tahap perencanaan, analisis, perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan, dan pemeliaraan. Pada setiap tahapan dilakukan proses pendokumentasian atas segala yang telah dilakukan atau disepakati.
Tahap Perencanaan
Tahap ini sangat penting karena pada tahap ini permasalahan yang sebenarnya didefinisikan secara rinci dimana Pembuat sistem mencoba memahami permasalahan dan mendefinisikan secara rinci, kemudian menentukan tujuan pembuatan sistem dan mengidentifikasi kendala-kendala. Hasilnya berupa proposal proyek,tahap ini sangat penting karena pada tahap ini permasalahan yang sebenarnya didefinisikan secara rinci.
Tahap Analisis
Pada tahap ini pembuat sistem akan menganalisis permasalahan dengan menyusun studi kelayakan. Studi kelayakan ini menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan serta untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling.
Tahap Perancangan
Tahap perancangan dalam membuat system informasi e-Business ini dapat disebut juga sebagai desain system. Dalam rancangan SI Business harus memperhatikan kebutuhan perusahaan e-Business, kebutuhan operator, kebutuhan pemakai, dan kebutuhan teknis.
Tahap Penerapan (Implikasi)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan rancangan yang telah disusun sebelumnya agar dapat diwujudnyatakan. Implementasi untuk prosedur di dalam teknologi komputer akan menggunakan bahasa computer. Sementara itu, untuk proses yang terdapat di luar sistem komputer, disusunlah sebuah konvensi atau perjanjian atau tata tertib, agar setiap orang yang terlibat dapat mengikuti alur yang telah ditetapkan. Untuk merealisasikan sistem pada tahap pemaparan ini, ditempuh beberapa metode, antara lain, penggunaan paket aplikasi,
pengembangan oleh staf sendiri (insourcing), dan pengembangnan yang dilakukan dengan kerjasama dari pihak luar seperti konsultan atau software house (outsourcing).
Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi perangkat keras adalah:
• Kemampuan perangkat keras yang meliputi kecepatn proses dan distribusinya
• Seberapa besar biaya yang harus disediakannya untuk pengoperasian dan perawatan
sistem.
• Kompatibilitas perangkat keras terhadap sistem-sistem yang terkait, seberapa lama
teknologi yang digunakan akan bertahan.
• Sejauh mana pilihan-pilihan terhadap komputer yang digunakan, memperhatikan
faktor-faktor ergonomik.
• Tingkat kehandalan dan sekalabilitas jaringan komputer yang dibangun sebagai
infrastruktur sistem tersebut.
Tahap Pemeliharaan dan penggunaan
Pada tahap ini, sistem yang telah diuji coba dan dinyatakan lolos dapat mulai digunakan untuk mengenal proses E-Business yang sesungguhnya. Pemeliharaan sistem secara rutin dapat meliputi penataan ulang database, membackup, dan scaning virus. Sementara itu, pemeliharaa juga termasuk melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk menjaga kemuktahiran sistem, atau pembetulan atas kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan belum diketahui sebelumnya.
Secara global, sebenarnya dimensi utama dari manejemen E-Business adalah meliputi tantangan-tantangan dalam hal sistem informasi dan teknologi informasi. Tantangan itu meliputi:
• Pengelolaan strategi Bisnis/TI
• Pengelolaan aplikasi-aplikasi bisnis
• Pengelolaan platform teknologi berbasis internet