• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN:"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 29

PENGARUH MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PUSKESMAS TEBING BULANG KECAMATAN

SUNGAI KERUH KABUPATEN MUSI BANYUASIN Muhlisin

Dosen Tetap STIE Rahmaniyah Sekayu email :[email protected].

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja pegawai pada Puskesmas Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin. Penelitian ini mengggunakan data primer maupun sekunder. Teknik analisis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana menggunakan persamaan statistika dalam mengolah dan melakukan pembahasan data yang diperoleh dari responden melalui media kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna (signifikan) dan memiliki Slope Model Positif (+) hal ini berarti jika variabel bebas yaitu variabel motivasi ekstrinsik (X) mengalami peningkatan, maka variabel terikat kinerja pegawai (Y) juga akan mengalami peningkatan pula.

Keyword: Motivasi Ekstrinsik Pegawai, Kinerja Pegawai. Pendahuluan

Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola. Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari

faktor karyawan yang

diharapkandapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi pemerintah. Karyawan merupakan aset utama organisasi dan mempunyai peran yang strategis didalam organisasi yaitu sebagai pemikir, pembuatan perencanaan,

dan pengendalian serta pemahaman data-data. Faktor-faktor ini tidak berdiri sendiri namun merupakan suatu kesatuan yang saling terkait satu dengan yang lain, sehingga dapat dikatakan kinerja seorang

dipengaruhi berbagai faktor.

Sebagaimana diungkapkan Rivai

(2004:34), kinerja tidak dapat berdiri sendiri tapi merupakan hubungan antara kemampuan, motivasi atau keinginan dan lingkungan atau iklim

organisasi. Oleh karenanya

(2)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 30 seseorang harus memiliki motivasi kerja

yang tinggi dalam menjalankan pekerjaan dan memiliki pengetahuan yang baik tentang pekerjaannya tersebut. Faktor-faktor kinerja tersebut secara umum berlaku pada setiap karyawan. kompetensi mutu diri karyawan yang bersifat lunak seperti fleksibilitas, komunikasi verbal dan

kreatifitas. Demi tercapainya tujuan

organisasi, karyawan memerlukan motivasi

untuk bekerja lebih rajin. Melihat

pentingnya karyawan dalam organisasi, maka karyawan diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang dikerjakan

sehingga tujuan organisasi tercapai.

Dengan motivasi kerja yang tinggi, karyawan akan bekerja lebih giat didalam melaksanakan pekerjaannya. Sebaiknya dengan motivasi kerja yang rendah karyawan tidak mempunyai semangat bekerja, mudah menyerah, dan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Herzberg dalam Sugian (2006:45). Kinerja

karyawan secara langsung dapat

dipengaruhi oleh iklim organisasi dan

penerapan manajemen yang baik.

Lingkungan kerja yang menyenangkan membuat sikap pegawai lebih positif dan memberi motivasi untuk bekerja lebih tekun dan lebih baik. Secara tidak langsung kinerja karyawan dipengaruhi motivasi kerja yang berasal dari luar diri karyawan.

Untuk meningkatkan

kinerja, perlu diperhatikan agar sumber daya manusia dapat

bekerja secara efisien dan

menampilkan kinerja yang bisa memberi sumbangan terhadap

produktivitas merupakan

masalah mendasar dari berbagai

konsep manajemen dan

kepemimpinan.

Puskesmas Tebing

Bulang adalah salah satu

instansi pemerintah yang

bertugas dalam kesehatan.

Pelayanan kesehatan secara

intensif dan ramah diarahkan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Dengan mengutamakan industri melalui peningkatan pengetahuan dan

keterampilan Sumber Daya

Manusia dengan perkembangan

dengan harapan dapat

menunjang Visi kabupaten

Musi Banyuasin yaitu

PERMATA MUBA. Namun

demikian, dalam upaya

menciptakan tujuan sebuah

organisasi Puskesmas Tebing

Bulang nampaknya masih

terdapat banyak kendala yang dihadapi sehingga sulit untuk

(3)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 31

mencapai tujuan organisasi.

dimana masih ada kendala di

Puskesmas Tebing Bulang

antara lain Administrasinya

yang masi banyak masalah sehingga sering keterlambatan menerima gaji para pegawai, komunikasi antar para pegawai yang kurang bagus. Ditambah lagi motivasi pegawai yang

rendah dalam mengerjakan

pekerjaan dan didukung dengan lingkungan kerja yang kurang

nyaman sehingga pekerjaan

pegawai tidak dapat

terselesaikan sesuai dengan

yang direncanakan.

Disiplin motivasi kerja dalam pelayanan kesehatan masih sangat kurang serta tidak seluruh upaya kesehatan pokok puskesmas dapat

diselenggarakan dengan baik.

Motivasi kerja pegawai Puskesmas Tebing Bulang sangat diharapkan

untuk setiap pegawainya demi

tercapainya tujuan organisasi dan dapat mewujudkan Visi PERMATA MUBA.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun

penelitian dibidang manajemen

sumber daya manusia dengan judul:

“PENGARUH MOTIVASI

EKSTRINSIK TERHADAP

KINERJA PEGAWAI PADA

PUSKESMAS TEBING BULANG KECAMATAN SUNGAI KERUH

KABUPATEN MUSI

BANYUASIN”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang

masalah diatas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana

pengaruh motivasi ekstrinsik

terhadap kinerja pegawai pada

Puskesmas Tebing Bulang

Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah

Untuk mengetahui bagaimana

pengaruh motivasi ekstrinsik

terhadap kinerja pegawai pada

Puskesmas Tebing Bulang

Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin?.

(4)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 32

Tinjauan pustaka.

Pengertian Motivasi Kerja

Menurut As’ad (2006:98), motivasi

adalah karakteristik psikologis pada

aktifitas manusia untuk memberi

kontribusi berupa tingkat komitmen

seseorang termasuk faktor-faktor yang

menyebabkan, menyalurkan dan

mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu untuk mencapai keinginan. Aktifitas yang dilakukan adalah aktifitas yang bertujuan agar terpenuhi keinginan individu.

Motivasi kerja dapat dipandang sebagai suatu ciri yang ada pada calon tenaga kerja ketika diterima masuk kerja di suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini sangat mendukung karena adanya definisi motivasi kerja adalah suatu kondisi yang

berpengaruh untuk membangkitkan,

mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan

kerja. Menurut Sugian (2006:67),

mendefinisikan motivasi kerja sebagai

daya dorong bagi seseorang untuk

memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya, dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan. Sementara Robbins (2007:54) mengatakan motivasi

kerja sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang

tinggi kearah tujuan-tujuan

organisasi, yang kondisikan oleh kemampun upaya tersebut untuk

memenuhi suatu kebutuhan

individu.

Sedangkan menurut

Hasibuan (2008:45), motivasi kerja adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan

kegairahan seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai tujuan. Motivasi kerja merupakan suatu modal dalam menggerakkan dan mengarahkan para karyawan atau pekerja agar dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dalam mencapai sasaran dengan penuh

kesadaran, kegairahan dan

bertanggung jawab.

Menurut Hasibuan

(2008:49) Motivasi kerja dapat

memberi energi yang

menggerakkan segala potensi

yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, serta meningkatkan kebersamaan. Ada dua aspek motivasi, yaitu segi pasif dimana motivasi tampak

(5)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 33 sebagai kebutuhan dan sekaligus

pendorong, dan dari segi statis dimana motivasi tampak sebagai satu usaha positif dalam menggerakkan daya dan potensi tenaga kerja agar secara produktif berhasil mencapai

tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu daya penggerak

yang mampu menciptakan

kegairahan kerja dengan

membangkitkan, mengarahkan, dan berperilaku kerja serta mengeluarkan tingkat uapaya untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Herzberg dalam Sugian

(2006:40), bahwa karyawan

termotivasi untuk bekerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor Intrinsik yaitu faktor daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing karyawan, berupa:

a. Pekerjaan itu sendiri.

Berat ringannya tantangan

yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya.

b. Kemajuan.

Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja berpeluang maju dalam pekerjaannya seperti naik pangkat.

c. Tanggung jawab.

Besar kecilnya yang dirasakan

terhadap tanggung jawab

diberikan kepada seorang

tenaga kerja.

d. Pengakuan.

e. Besar kecilnya pengakuan

yang diberikan kepada tenaga kerja atas hasil kerja.

f. Pencapaian.

g. Besar kecilnya kemungkinan

tenaga kerja mencapai prestasi kerja tinggi.

2. Faktor Ektrinsik yaitu faktor

pendorong yang datang dari luar

diri seseorang terutama dari

organisasi tempatnya bekerja.

Faktor ekstrinsik mencakup.

a. Administrasi dan kebijakan

perusahaan.

Tingkat kesesuaian yang

dirasakan tenaga kerja

(6)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 34 peraturan yang berlaku dalam perusahaan.

b. Penyeliaan.

Tingkat kewajaran penyelia yang dirasakan oleh tenaga kerja.

c. Gaji.

Tingkat kewajaran gaji yang diterima

sebagai imbalan terhadap tugas

pekerjaan.

d. Hubungan antar pribadi.

Tingkat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi antar tenaga kerja lain.

e. Kondisi kerja

f. Tingkat kesesuian kondisi kerja

dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaan-pekerjaannya.

Apabila faktor intrinsik tersebut ada, dapat memberi tingkat motivasi yang

kuat dan kepuasan dalam diri

seseorang, namun jika faktor ini tidak ada, maka menimbulkan rasa ketidak puasan. Sementara faktor ektrinsik tersebut ada, tidak perlu memberi motivasi, tetapi jika tidak ada dapat menimbulkan tidak puas.

Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2007: 67),

“kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya”.

Sedangkan Sulistiyani dan

Rosidah (2003: 223),

mengatakan bahwa kinerja

seseorang merupakan

kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Menurut Hasibuan (2008: 34), “kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Mengukur Kinerja Pegawai

Bangun (2012: 231),

menyatakan Kinerja

(performance) Merupakan Hasil

Pekerjaan Seseorang

berdasarkan

persyaratan-persyaratan perkerjaan (job

requirement). Untuk

mempermudah pekerjaan dapat

di ukur melalui

dimensi-dimensi diantaranya : 1. Jumlah pekerjaan;

Dimensi ini menunjukan

jumlah pekerjaan yang

(7)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 35 kelompok sebagai persyaratan

yang menjadi standar perkerjaan. 2. Kualitas pekerjaan;

Setiap pekerjaan mempunyai

standar kualitas tertentu yang harus disesuaikan oleh karyawan untuk dapat dikerjakan sesuai dengan ketentuan.

3. Ketepatan waktu;

Setiap pekerjaan memiliki

karakteristik yang berbeda, untuk jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena

memiliki ketergantungan atas

pekerjaan lainnya. Jadi, bila pekerjaan pada suatu bagian tertentu tidak selesai tepat waktu akan menghambat pekerjaan pada

bagian lain, sehingga

mempengaruhi jumlah dan

kualitas hasil pekerjaan. 4. Kehadiran;

Suatu jenis pekerjaan tertentu menurut kehadiran pegawai dalam

mengerjakannya sesuai waktu

yang ditentukan. Ada tipe

pekerjaan yang menuntuk

kehadiran pegawai selama

delapan jam sehari untuk lima hari kerja seminggu. Kinerja pegawai ditentukan oleh tingkat kehadiran pegawai dalam mengerjakannya.

5. Kemampuan kerjasama.

Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang

pegawai saja. Untuk jenis

pekerjaan tertentu mungkin harus

diselesaikan oleh dua orang

pegawai atau lebih, sehingga membutuhkan kerja sama antara

pegawai sangat dibutuhkan.

Kinerja pegawai dapat dinilai dari

kemampuannya bekerja sama

dengan rekan kerja lainnya.

Indikator-indikator Kinerja

Menurut Robbins (2006:

260), kinerja yaitu suatu hasil yang

dicapai oleh pegawai dalam

pekerjaanya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.

Robbins (2006: 260) juga

mengatakan bahwa indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada 5 (lima) indikator, yaitu: 1. Kualitas.

Kualitas kerja diukur dari persepsi

karyawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta

kesempurnaan tugas terhadap

keterampilan dan kemampuan

(8)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 36 2. Kuantitas.

Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu.

Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas.

Efektivitas merupakan tingkat

penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku)

dimaksimalkan dengan maksud

menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian.

Kemandirian merupakan

tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan

suatu tingkat dimana

karyawan mempunyai

komitmen kerja dengan

instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

Kerangka Pikir Penelitian.

Untuk memperjelas gambaran konstekstual prihal konsep yang dituangkan dalam penelitian ini,

maka penulis menyusun

kerangka pemikiran sebagai berikut : MOTIVASI EKSTRINSIK ( X ) Kinerja Karyawan ( Y ) Motivasi Ekstrinsik a. Administrasi & Kebijakan

perusahaan. b. Penyeliaan.

c. Gaji.

d. Hubungan Antar Pribadi. e. Kondisi kerja Menurut Herzberg (dalam Sugian, 2006;40) Indikator Kinerja : 1. Kualitas. 2. Kuantitas. 3. Ketepatan waktu. 4. Efektivitas. 5. Kemandirian. Menurut Robbins (2006: 260) Gambar 1.

(9)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 36

Metode Penelitian Data Yang Digunakan.

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder, dimana data primer dalam penelitian

ini dikumpulkan dengan

menggunakan media penelitian

daftar pertanyaan (kuesioner) yang diisi oleh para pegawai Puskesmas Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin.

Sedangkan data penelitian ini

dikumpulkan melalui

dokumen-dokumen yang terkait dengan

penelitian berupa data tentang

aktivitas pegawai Puskesmas Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin dan data sekunder penelitian ini juga didapat melalui beberapa studi empiris dan studi literature terkait yang data mendukung proses penelitian ini.

Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiono (2006 : 33) Populasi adalah keseluruhan objek yang lengkap dan jelas yang ingin diteliti. Populasi dan sampel

dalam penelitian ini adalah

seluruh Pegawai Negeri

Puskesmas Tebing Bulang yang berjumlah 30 orang.

b. Sampel

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 186), “Sampel adalah

sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Untuk mendapatkan

sampel yang dapat

menggambarkan dan

mencandrakan populasi, maka

dalam penentuan sampel

penelitian ini digunakan untuk

menentukan Jumlah Sampel

Penelitian. Dilihat dari segi jumlah populasi sebagai subjek yang jumlahnya hanya mencapai 30 orang, maka dalam hal ini metode penentuan jumlah sampel

menggunakan metode Sampel

Jenuh. Menurut Sugiyono (2001: 61), “Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan

sebagai sampel". Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari 100 orang.

(10)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 37

Teknik Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini, teknik yang

digunakan penulis untuk memperoleh dan

mengumpulkan data penelitian yang

diperlukan menurut Subagyo (2009:37), adalah :

1. Studi Lapangan

Metode studi lapangan adalah riset yang

dilakukan dengan jalan mendatangi

langsung ke tempat-tempat yang

berhubungan dengan objek penulisan. Penulis menggunakan 3 (tiga) teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara bertanya

langsung dengan pihak-pihak yang

dianggap membantu dalam mendapatkan data yang diperlukan.

b. Kuesioner, Seperangkat pertanyaan yang

diberikan secara langsung kepada

responden untuk diisi. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan penulis menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) kepada responden yang dijadikan sampel.

c. Dokumentasi, pengumpulan data dengan

cara menggunakan dokumen-dokumen

atau bukti tertulis atau catatan-catatan

tertulis perusahaan guna melengkapi

penelitian.

2. Studi kepustakaan

Yaitu penulis melakukan

pengumpulan data dengan membaca buku-buku, tulisan ilmiah, laporan-laporan serta

referensi lainnya yang

berhubungan dengan

pembahasan masalah yang

berupa teori mengenai

Sumber Daya Manusia

terutama hal-hal yang

berkaitan dengan materi

Motivasi dan Kinerja

Pegawai.

Teknik Analisis Data.

Subagyo (2006:106),

membagi teknik analisis data menjadi :

1. Teknik Analisis Kualitatif

Suatu analisis yang

dilakukan terhadap data yang

berupa informasi uraian

kemudian dikaiitkan dengan data yang lainnya untuk

mendapatkan penjelasan

terhadap suatu kebenaran atau data yang bukan dalam

bentuk angka-angka

(11)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 38 2. Teknik Analis Kuantitatif

Suatu analisis yang dituangkan

dalam bentuk angka untuk

menentukan suatu penjelasan dari

angka-angka atau

memperbandingkan dari beberapa

gambaran yang

kemudiandijelaskan dalam bentuk kalimat atau uraian.

Berdasarkan uraian diatas, maka

teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dengan alat analisis data menggunakan konsep-konsep dasar persamaan

statistika dan dalam proses

pengolahan data tersebut akan dibantu dengan media software

statistika yaitu IBM SPSS

Statistics 23.00.

Hasil dan Pembahasan Uji Validitas

Tabel 1.

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Ekstrinsik (X)

Item Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) α = 5% (0,05) Keterangan

X.1 0,853 0,000 0,05 Valid X.2 0,687 0,000 0,05 Valid X.3 0,608 0,000 0,05 Valid X.4 0,468 0,009 0,05 Valid X.5 0,833 0,000 0,05 Valid X.6 0,554 0,001 0,05 Valid X.7 0,292 0,118 0,05 Tidak Valid X.8 0,679 0,000 0,05 Valid X.9 0,806 0,000 0,05 Valid X.10 0,276 0,139 0,05 Tidak Valid X.11 0,786 0,000 0,05 Valid X.12 0,570 0,001 0,05 Valid X.13 0,664 0,000 0,05 Valid X.14 0,730 0,000 0,05 Valid X.15 0,734 0,000 0,05 Valid

(12)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 39 Berdasarkan hasil uji validitas untuk 15

pernyataan yang berhubungan dengan motivasi ekstrinsik (X), terdapat 13 pernyataan valid dan 2 yang tidak valid. Karena 13 pernyataan memiliki nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari nilai α = 5%

(0,05) dan 2 pernyataan yang memiliki nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari nilai α = 5% (0,05). Jadi 13 pernyataan dinyatakan valid dan signifikan untuk penelitian selanjutnya. (daftar uji validitas terlampir).

Tabel 2.

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai

Item Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) α = 5% (0,05) Keterangan

Y.1 0,778 0,000 0,05 Valid

Y.2 0,028 0,882 0,05 Tidak Valid

Y.3 0,625 0,000 0,05 Valid Y.4 0,575 0,001 0,05 Valid Y.5 0,740 0,000 0,05 Valid Y.6 0,654 0,001 0,05 Valid Y.7 0,781 0,000 0,05 Valid Y.8 0,659 0,000 0,05 Valid Y.9 0,498 0,005 0,05 Valid Y.10 0,639 0,000 0,05 Valid Y.11 0,685 0,000 0,05 Valid

Y.12 0,082 0,665 0,05 Tidak Valid

Y.13 0,741 0,000 0,05 Valid

Y.14 0,572 0,001 0,05 Valid

Y.15 0,696 0,000 0,05 Valid

Sumber : Data primer (diolah), 2016

Berdasarkan hasil uji validitas untuk 15 pertanyaan yang berhubungan dengan motivasi ekstrinsik (X), terdapat 13 pernyataan valid dan 2 pernyataan yang tidak valid. Karena 13 pernyataan memiliki nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari nilai α = 5% (0,05) dan 2 pernyataan yang

memiliki nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari nilai α = 5% (0,05). Jadi 13 pernyataan dinyatakan valid dan signifikan untuk penelitian selanjutnya. (daftar uji validitas terlampir).

(13)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 40

Uji Reliabilitas.

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya atau

diandalkan. Untuk menguji

kehandalan variabel dan item dari

masing-masing dimensi dilakukan uji reliabilitas dengan nilai Cronbach’s

Alpha> 0,60. Adapun hasil uji

reliabilitas pada instrumen pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja pegawai yaitu:

Tabel 3.

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha Keterangan

Motivasi Ekstrinsik (X) 0,916 Reliabel

Kinerja Pegawai (Y) 0,898 Reliabel

Sumber : Data primer (diolah), 2016 Dari hasil pengolahan data, didapat Cronbach’s Alpha

masing-masing 0,916 untuk variabel

motivasi ekstrinsik (X) dan 0,898 untuk variabel kinerja pegawai (Y). Hal tersebut menandakan bahwa semua variabel utama pada kuesioner adalah reliabel atau dapat diandalkan karenanilai reliabilitas diatas 0,60. (daftar uji reliabilitas terlampir).

Uji Regresi Linear Sederhana.

Dalam rangka menguji pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja pegawai pada Puskesmas Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin, maka digunakan analisis regresi linier sederhana. Selanjutnya perhitungan dilaksanakan dengan program SPSS versi 16 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.

Uji Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.036 4.957 2.025 .053 MOTIVASI EKSTRINSIK .812 .080 .886 10.107 .000

a. Dependent Variable: KINERJA Sumber : Data primer (diolah), 2016

(14)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 41 Dari tabel tersebut diatas maka didapat

persamaan regresi berganda sebagai

berikut: Y = a + bX Y = 10,036 + 0,812X Dimana : Y = Kinerja Pegawai b = Koefisien Regresi a = Konstanta X = Motivasi ekstrinsik

Selanjutnya untuk perhitungan regresi mengenai pengaruh variabel independent yaitu motivasi ekstrinsik (X) terhadap variabel dependent yaitu kinerja pegawai (Y) pada Puskesmas Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (a) sebesar 10,036 artinya jika motivasi ekstrinsik (X)

dianggap tidak ada atau nol, maka

kinerja pegawai (Y) pada

Puskesmas Tebing Bulang

Kecamatan Sungai Keruh

Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebesar 10,036.

2. Koefisien regresi motivasi ekstrinsik (X) sebesar 0,812,

artinya jika terjadi

penambahan motivasi

ekstrinsik sebesar 1 satuan, sedangkan variabel lain adalah tetap, maka hal tersebut akan

mempengaruhi peningkatan

kinerja pegawai pada

Puskesmas Tebing Bulang

Kecamatan Sungai Keruh

Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebesar 0,812. Uji Korelasi. Tabel 5. Koefisien Korelasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .886a .785 .777 3.57167

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI EKSTRINSIK Sumber : Data primer (diolah), 2016

(15)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 42

Dari hasil perhitungan

dengan menggunakan program SPSS

versi 16 maka didapat angka

koefisien korelasi (R) sebesar 0,886 mendekati nilai 1 artinya bahwa variabel motivasi ekstrinsik (X) mempunyai pengaruh yang kuat

terhadap kinerja pegawai (Y).

Korelasi antara variabel motivasi

ekstrinsik (X) terhadap kinerja

pegawai (Y) bersifat positif. Artinya, jika motivasi ekstrinsik (X) terus ditingkatkan, maka akan direspon

dengan bertambahnya kinerja

pegawai (Y) Puskesmas Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin.

Uji Hipotesis. Uji t (t-hitung)

Untuk mengetahui kemaknaan

koefisien parsial digunakan uji t. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan nilai p value. Adapun

kriteria yang digunakan untuk

hipotesis tersebut adalah:

1. H0 diterima apabila nilai

konstanta/probabilitasnya > taraf nyatanya ( Apabila p value > α = 0,05)

2. Ha diterima apabila nilai

konstanta/probabilitasnya < taraf nyatanya (Apabila p value < α = 0,05) Tabel 6. Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.036 4.957 2.025 .053 MOTIVASI EKSTRINSIK .812 .080 .886 10.107 .000

a. Dependent Variable: KINERJA PEGAWAI

Sumber : Data primer (diolah), 2016

Dari hasil perhitungan

dengan menggunakan media

software statistika yaitu IBM SPSS

Statistics 23.00. diperoleh t

hitunguntuk variabel bebas pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap variabel terikat kinerja pegawai adalah: t hitung untuk variabel motivasi

(16)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 43 ekstrinsik sebesar 10,107dan t tabel adalah

2.0484 sedangkan nilai signifikansi= 0,000 < 0,05 (P-value). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa thitung> ttabel serta

nilai sig. < nilai P-value, maka Ha diterima,

artinya bahwa motivasi ekstrinsik

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti hipotesis Ha diterima. Arah koefisien regresi positif

berarti bahwa bukti variabel independen memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Semakin tinggi tingkat kinerja pegawai akan semakin tinggi pula tingkat memotivasi pegawai, sebaliknya semakin rendah bukti variabel independen yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik akan semakin rendah pula tingkat kinerja pegawai.

Simpulan dan Saran Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dari

pengumpulan data dan pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Uji Validitas dan

Reliabilitas dapat disimpulkan bahwa dalam Variabel X (motivasi ekstrinsik), terdapat 13 pernyataan dinyatakan valid

dan reliabel dan 2 pernyataan

dinyatakan tidak valid sedangkan

dalam Variabel Y (kinerja

pegawai), terdapat 13

pernyataan dinyatakan valid dan reliabel dan 2 pernyataan

dinyatakan tidak valid.

Dengan demikian kedua

variabel yaitu Motivasi

Ekstrinsik dan Kinerja

Pegawai dapat digunakan untuk mengukur instrumen dalam penelitian.

2. Berdasarkan uji regresi

sederhana, bahwa motivasi ekstrinsik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil tersebut dapat diartikan

bahwa apabila motivasi

ekstrinsik mengalami

kenaikan, maka akan

mengakibatkan terjadinya

kenaikan pada kualitas

pelayanan. Begitu juga

sebaliknya, apabila kinerja

pegawai mengalami

penurunan, maka akan

mengakibatkan terjadinya

penurunan pada kualitas

(17)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 44 3. Berdasarkan uji korelasi, bahwa

variabel X (Motivasi Ekstrinsik) memiliki tingkat hubungan yang kuat terhadap variabel Y (Kinerja Pegawai). Artinya makin tinggi tingkat motivasi ekstrinsik maka makin tinggi pula tingkat kinerja

pegawai. Berdasarkan nilai

koefisien korelasi bahwa

kontribusi atau sumbangan adanya

motivasi ekstrinsik terhadap

kinerja pegawai sebesar 88,6%

dan sisanya 12,4% adalah

kontribusi variabel-variabel lain yang tidak diteliti disini.

4. Berdasarkan uji t, terbukti bahwa ada pengaruh yang bermakna (signifikan) dan memiliki Slope Model Positif (+) hal ini berarti jika variabel bebas yaitu variabel

motivasi ekstrinsik (X)

mengalami peningkatan, maka variabel terikat kinerja pegawai

(Y) juga akan mengalami

peningkatan pula.

Saran

1. Puskesmas Tebing Bulang

Kecamatan Sungai Keruh

Kabupaten Musi Banyuasin

hendaknya lebih berupaya

menumbuhkan kepercayaan

Pegawai dengan cara

memotivasinya bekerja demi

tercapainya keberhasilan tujuan

dari organisasi. Disamping

pelatihan, banyak cara yang bisa

dilakukan untuk memotivasi

pegawai salah satunya dengan cara pemberian penghargaan baik berupa materi maupun non materi bagi pegawai yang aktif dan rajin.

2. Hendaknya Puskesmas Tebing

Bulang Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin lebih memahami kinerja pegawai yang

sebenarnya. Artinya untuk

meningkatkan kinerja pegawai banyak hal yang bisa dilakukan

misalnya dengan mengadakan

perlombaan antar sesama pegawai di lingkungan kerja Puskesmas itu sendiri sehingga tercipta interaksi dan kerukunan antar sesama pegawai.

(18)

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 45

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, M. 2006. Definisi Motivasi Kerja. Jakarta : Bumi Aksara.

E. Mulyasa. 2006. Visionary Leadership

Menuju Sekolah Efektif. Bandung :

Bumi Aksara.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program SPSS.

Edisi ketiga, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

Hasibuan. 2006. Mencari Sosok

Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Hasibuan. 2008. Motivasi Kerja dan

Aplikasi Kerja. Jakarta : Salemba Empat .

Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional: Konsep & Aplikasi.

Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, Semarang.

Nursalam. 2002. Kepuasan Karyawan untuk Meningkatkan Motivasi Kerja. Jakarta: Haji Mas agung

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber

Daya Manusia untuk Perusahaan.

Murai Kencana, Jakarta.

Robbins. 2007. Motivasi Kerja. Bandung : Sinar Baru.

Stoner. A. F. 2007. Komunikasi dari Perilaku Organisasi. New York : Tebing Englewood .

Sugian. 2006. Motivasi dan Personalitas. Yogyakarta : FE Press.

Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

________. 2009. Metode

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: cv Alfabeta.

Tanjung. 2004. Ciri-ciri motivasi pada individu. Jakarta: Erlangga

Referensi

Dokumen terkait

independent sample t-test dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kecenderungan perilaku aktif dalam kerja baik ditinjau dari jenis kelamin, jenis

Teknis analisa data ini dilakukan untuk menarik kesimpulan tentang data yang diperlukan. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis data kualitatif dengan

Terlalu banyak radiasi yg diterima karena lebih banyak menatap layar komputer saat mengerjakan tugas, dan juga saat kuliah online terkadang instruksi yang diberikan dosen kurang

Berdasarkan hasil pengamatan langsung pada PDAM Tirtanadi Medan, bahwa sistem yang sedang berjalan di Kantor PDAM Tirtanadi Medan memang sudah terkomputerisasi namun sebatas

Adapun rencana ke depan yang akan dilakukan oleh Depot Classic untuk mengembangkan usaha ini ke arah yang lebih modern seperti membuat halaman di media sosial seperti

Raitim, Yesu hpe kam sham ai wa gaw nsin hta asak n hkrung sai (Yawhan 12:46) sha, nhtoi a kashu kasha hku asak hkrung lu nga ai. Chyum Laika hta Yesu hpe sa san ai ga san langai

Dari hasil analisis kualitas air yang telah dilakukan dari hasil pengolahan IPAL Salah satu rumah sakit Kota Malang dan dibandingkan dengan ketentuan baku mutu

1) KUR melalui lembaga linkage dengan pola channeling berdasarkan dengan lampiran Permenko No. 8 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat:.. Lembaga