• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL"

Copied!
237
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

SD KELAS TINGGI

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI H

PEDAGOGI

:

PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN

PROFESIONAL

:

PERLINDUNGAN HAM DAN PENEGAKAN HUKUM

Penulis:

Ari Pudjiastuti Istiqomah Reisky Bestary

Penelaah: Darmini

Penulis:

Dyah Sriwilujeng

Penelaah:

Supendi, S.Pduing

Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis

Copyright © 2018

Direktorat Pembinaan Pendidik Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(3)

SD Kelas Tinggi KK H

iii

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogi dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogi dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG sejak tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2018 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui Moda Tatap Muka.

(4)

iv

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru moda tatap muka untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru ini untuk mewujudkan Guru Mulia karena Karya.

Jakarta, Juli 2018 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.

(5)

SD Kelas Tinggi KK H

v

Kata Pengantar

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2018 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan terintegrasi pembelajaran berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS), serta berisi materi pedagogi dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru jenjang Sekolah Dasar ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogi dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

(6)

vi

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Dasar ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, Juli 2018

Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Drs. Anas M. Adam, M.Pd.

(7)

SD Kelas Tinggi KK H

(8)

viii

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

SD KELAS TINGGI

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI H

PEDAGOGI

:

PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN

Penulis:

Ari Pudjiastuti Istiqomah Reisky Bestary

Penelaah: Darmini

Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis

Copyright © 2018

Direktorat Pembinaan Pendidik Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(9)

SD Kelas Awal KK H

ix

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar... v

Daftar Isi ... ix

Daftar Gambar ...x

Daftar Tabel ...x

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan... 2

C. Indikator ... 2

D. Ruang Lingkup ... 2

E. Saran Cara Penggunaan Modul ... 2

Kegiatan Pembelajaran 1 Pemanfaatan Hasil Penilaian Pembelajaran ... 11

A. Tujuan... 11

B. Indikator Pencapaian Kompetensi... 11

C. Uraian Materi ... 11

D. Aktivitas Pembelajaran ... 51

E. Latihan/kasus/tugas ... 54

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 56

Kegiatan Pembelajaran 2 Laporan Hasil Penilaian Pembelajaran ... 57

A. Tujuan ... 57

B. Indikator Pencapaian Kompetensi... 57

C. Uraian materi ... 57

D. Aktivitas Pembelajaran ... 86

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 86

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 89

Kunci Jawaban ... 91

Evaluasi ... 93

Penutup ... 95

(10)

x

Daftar Gambar

Hal.

Gambar. 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 3

Gambar. 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 4

Gambar. 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 6

Gambar. 4 Langkah-langkah remedial (Kemendikbud: 2015) ... 17

Gambar. 5 Skema langkah-langkah pengayaan (Kemendikbud: 2015) ... 49

Gambar. 6 Prosedur penentuan deskripsi penilaian sikap (Kemendikbud: 2015) ... 61

(11)

SD Kelas TinggiKK H

1

Pendahuluan

A.

Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian adalah tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan nasional yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Dalam implementasi Kurikulum 2013 pendidik dituntut untuk melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill/HOTS).

Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum (Sumarna: 2004). Penilaian dalam Kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik. Karena pembelajaran yang dilakukan harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS, penilaian hasil pembelajaran pun harus mengacu pada HOTS.

Penilaian di Sekolah Dasar untuk semua Kompetensi Dasar (KD) mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Teknik penilaian sikap dapat menggunakan observasi, wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record), penilaian diri, atau penilaian antarteman. Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan. Teknik penilaian keterampilan meliputi penilaian kinerja, penilaian proyek, dan portofolio.

(12)

2

Pendahuluan

B.

Tujuan

Tujuan disusunnya modul ini adalah untuk memberikan pemahaman dan keterampilan tentang pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian di sekolah dasar dalam rangka menunjang peningkatan kompetensi profesional pendidik dan pengintegrasian pendidikan karakter pada penilaian pembelajaran.

C.

Indikator

1. Melakukan kegiatan pemanfaatan hasil penilaian pembelajaran; 2. Menyusun laporan hasil penilaian pembelajaran.

D.

Ruang Lingkup

1. Pemanfaatan hasil penilaian pembelajaran; 2. Laporan hasil penilaian pembelajaran.

E.

Saran Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidik, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In.

(13)

SD Kelas TinggiKK H

3

Gambar. 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

E. 1.

Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi pendidik melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan ditjen GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.

(14)

4

Pendahuluan

Gambar. 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari:

1) latar belakang yang memuat gambaran materi. 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi.

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran.

5) langkah-langkah penggunaan modul.

b. Mengkaji Materi

(15)

SD Kelas TinggiKK H

5

maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasikan permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, melalui praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh berisi latihan bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran ini peserta juga secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan. Peserta dapat mengikuti tes akhir apabila dinyatakan layak tes akhir (telah mengikuti semua kegiatan pelatihan dan menyelesaikan LK).

E. 2.

Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

(16)

6

Pendahuluan

Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

Gambar. 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

(17)

SD Kelas TinggiKK H

7

b. In Service Learning 1 (IN-1)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H (Pedagogi):

Pemanfaatan Hasil Penilaian Pembelajaran, fasilitator memberi kesempatan kepada pendidik sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Pendidik sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasikan permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berpikir reflektif, diskusi,

brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

(18)

8

Pendahuluan

3) On the Job Learning (ON)

(a)Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H (Pedagogi):

Pemanfaatan Hasil Penilaian Pembelajaran, pendidik sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Pendidik sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

(b)Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

c. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

d. Persiapan Tes Akhir

(19)

SD Kelas TinggiKK H

9

E. 3.

Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi H (Pedagogi): Pemanfaatan Hasil Penilaian Pembelajaran, terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

(20)

10

Pendahuluan

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK/ Latihan

Nama LK/latihan Keterangan

1. LK 01 Menganalisis hasil penilaian untuk menyusun pembelajaran dan penilaian remedial.

TM, IN1

2. LK 02 Menganalisis hasil penilaian untuk menyusun pembelajaran dan penilaian pengayaanl.

TM, IN 1

3. LK 03 Menyusun rencana pembelajaran remedial di satuan pendidikan

TM, ON

4. LK 04 Menentukan rentang nilai dan predikatnya TM, IN 1 5. Latihan/

Kasus

Menganalisis dan menentukan solusi atas permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pengayaan.

TM, ON

6. Latihan 2 Mengolah nilai dan membuat deskripsi penilaian keterampilan

TM, IN 1

Keterangan.

(21)

SD Kelas TinggiKK H

11

Kegiatan Pembelajaran 1

Pemanfaatan Hasil Penilaian Pembelajaran

A.

Tujuan

Setelah mempelajari modul dan mengerjakan latihan, peserta mampu menjelaskan dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran dan melakukan pembinaan pendidikan karakter selama proses remedial dan pengayaan.

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari modul, peserta mampu : 1. Menjelaskan prosedur pembelajaran remedial. 2. Menyusun program pembelajaran remedial.

3. Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran pengayaan. 4. Menyusun program pembelajaran pengayaan.

C.

Uraian Materi

Hasil penilaian yang dilakukan pendidik baik dalam penilaian harian, tengah semester, akhir semester, maupun akhir tahun dapat dimanfaatkan pendidik untuk berbagai keperluan di antaranya sebagai berikut.

Memperbaiki program pembelajaran di waktu yang akan datang terutama dalam menentukan tujuan pembelajaran, pengembangan materi dan bahan ajar, strategi pembelajaran, media pembelajaran, serta instrumen penilaian.

(22)

12

Kegiatan Pembelajaran 1

Meninjau kembali dan melakukan pembelajaran perbaikan yang telah dilakukan pada semester tersebut untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar serta memberi kesempatan pada peserta didik yang telah mencapai ketuntasan untuk meningkatkan kompetensinya. Pemanfaat ini kita kenal dengan istilah pembelajaran remedial dan pengayaan.

Pembelajaran remedial dan pengayaan merupakan tindak lanjut pendidik terhadap penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. Bahan ajar untuk proses dan hasil belajar dapat berupa kesulitan penguasaan peserta didik terhadap satu atau dua KD pada subtema tertentu. Jika pada kompetensi inti (KI) pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik belum mampu menguasai KD dengan proses yang benar dan hasil yang baik, peserta didik harus menuntaskan KD yang belum dikuasainya melalui pembelajaran remedial, sebelum melangkah pada KD berikutnya. Jika peserta didik telah menguasai KD, peserta didik dapat mengikuti pembelajaran pengayaan untuk memperluas wawasan dan pemahamannya.

Dalam pelaksanaannya, pendidik harus menetapkan apakah peserta didik perlu mendapatkan pembelajaran remedial atau pengayaan. Penetapan ini dilakukan setelah hasil penilaian harian peserta didik selesai diolah. Sebelum menetapkan pembelajaran remedial dan pengayaan, pendidik harus melakukan analisis terkait dengan hasil penilaian harian, catatan observasi selama proses pembelajaran, serta informasi dari berbagai pihak terkait peserta didik, misalnya informasi dari orang tua atau pendidik. Langkah ini penting dilakukan untuk menetapkan apakah remedial atau pengayaan yang dilakukan bersifat individual, kelompok, atau klasikal, serta apakah pola pelaksanaannya difokuskan pada keunikan individu, substansi materi, atau strategi pembelajaran yang digunakan pendidik.

(23)

SD Kelas TinggiKK H

13

cepat belajar juga perlu penanganan dalam bentuk pengayaan, sehingga memenuhi prinsip keadilan.

Upaya pendidik untuk mendorong keberhasilan peserta didik menguasai KD sekaligus meminimalkan peserta didik yang harus mengikuti pembelajaran remedial, dapat dilakukan melalui kegiatan penilaian diri sendiri dan/atau penilaian antarteman, sehingga kompetensi yang dirasakan masih kurang dapat diatasi sebelum peserta didik mengikuti kegiatan ulangan harian. Di samping itu, pelaksanaan pembelajaran remedial dapat dilakukan pada setiap akhir pembelajaran atau pada akhir satu pertemuan.

1. Pembelajaran Remedial

a. Pengertian

Pembelajaran remedial adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal dalam satu KD tertentu. Metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, metode dan media pembelajaran harus betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami KD yang dirasa sulit. Alat evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial pun perlu disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Remedial bukan mengulang tes (ulangan harian) dengan materi yang sama, tetapi pendidik memberikan perbaikan pembelajaran pada KD yang belum dikuasai oleh peserta didik melalui upaya tertentu. Setelah perbaikan pembelajaran dilakukan, pendidik melakukan penilaian untuk mengetahui apakah peserta didik telah memenuhi kompetensi minimal dari KD yang diremedialkan.

(24)

14

Kegiatan Pembelajaran 1

Dalam pembelajaran remedial, pendidik akan membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapi, mengatasi kesulitan tersebut dengan memperbaiki cara belajar dan sikap belajar yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Hasil penilaian dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), dan pelayanan konseling. Penilaian yang dimaksud tidak terpaku pada hasil tes (penilaian harian) pada KD tertentu. Penilaian juga bisa dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung (dari aspek pengetahuan, sikap ataupun keterampilan). Pembelajaran remedial dapat dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran atau pada akhir satu subtema, sesuai dengan kondisi dan capaian kompetensi peserta didik.

c. Waktu yang diperlukan untuk Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial dilaksanakan sampai peserta didik menguasai KD yang diharapkan (tujuan tercapai). Pembelajaran remedial dapat dilakukan berulang-ulang sampai peserta didik mampu mencapai KKM yang ditentukan dengan batas waktu akhir semester. Ketika peserta didik telah mencapai kompetensi minimalnya (setelah pembelajaran remedial dilakukan), pembelajaran remedial tidak perlu dilanjutkan. Namun, bila hingga akhir semester peserta didik belum juga mampu mencapai KKM, pendidik tidak dianjurkan memekasakan diri untuk memberi nilai tuntas pada KD tersebut.

d. Cara Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Teknik pembelajaran remedial bisa diberikan secara individual, berkelompok, atau klasikal. Pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan yang dihadapi peserta didik. Berikut di antara contoh cara melaksanakan pembelajaran remedial.

(25)

SD Kelas TinggiKK H

15

2) Pemberian bimbingan secara berkelompok. Cara ini dilakukan apabila

dalam kelas terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

3) Pembelajaran ulang dengan metode dan strategi yang berbeda. Cara ini dilakukan apabila seluuruh siswa dalam kelas mengalami kesulitan belajar. Hal ini dapat diketahui apabila seluruh peserta didik dalam kelas tersebut belum mampu mencapai KKM yang telah ditetapkan.

4) Pemanfaatan tutor sebaya. Cara ini dilakukan dengan cara melibatkan peserta didik yang telah mencapai hasil belajar baik atau sangat baik (mencapai lebih dari KKM) untuk membantu temannya yang belum mencapai KKM. Tutor sebaya dapat dilakukan secara berkelompok maupun individual.

Aktivitas yang dapat pendidik dalam pembelajaran remedial antara lain memberikan tambahan penjelasan atau contoh yang lebih mudah dipahami peserta didik, menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, mengkaji ulang pembelajaran yang lalu, dan menggunakan berbagai jenis media sesuai dengan karakteristik materi ajar dan gaya belajar peserta didik yang mengikuti kegiatan remedial. Setelah peserta didik mengikuti perbaikan proses pembelajaran, pendidik melakukan penilaian untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai KD yang diharapkan.

e. Prinsip-prinsip Pembelajaran Remedial

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:

1) Adaptif

Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain pembelajaran remedial benar-benar hrus disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik.

(26)

16

Kegiatan Pembelajaran 1

Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan pendidik secara maksimal untuk secara intensif berinteraksi dengan peserta didik dan selalu memberikan monitoring dan pengawasan prose belajar peserta didik. Tujuannya agar kemajuan belajar peserta didik dapat dimonitor sehingga dapat dipastikan pencapaian kemajuan hasil belajarnya.

3) Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian

Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Selain itu, metode pendidik harus bersifat fleksibel, artinya ketika metode pembelajaran yang ditetapkan dirasa kurang tepat, pendidik dapat mengganti dengan metode pembelajaran lain yang lebih tepat dengan memprtimbangkan karakteristik peserta didik serta situasi dan kondisi pembelajaran (lingkungan, sarana, dan waktu pelaksanaan remedial).

4) Pemberian umpan balik sesegera mungkin

Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin agar dapat menghindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut.

5) Pelayanan sepanjang waktu

Pembelajaran remedial dilakukan secara berkesinambungan dan harus selalu tersedia programnya agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan keperluannya masing-masing.

f. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

(27)

SD Kelas TinggiKK H

17

Gambar. 4 Langkah-langkah remedial (Kemendikbud: 2015)

1) Identifikasi Permasalahan Pembelajaran

Penting untuk memahami bahwa “tidak ada dua individu yang persis sama di dunia

ini”, begitu juga penting untuk memahami bahwa peserta didik pun memiliki

beragam variasi baik kemampuan, kepribadian, tipe dan gaya belajar, maupun latar belakang sosial-budaya. Oleh karenanya, pendidik perlu melakukan identifikasi terhadap keseluruhan permasalahan pembelajaran.

Secara umum identifikasi awal bisa dilakukan melalui a) Observasi selama proses pembelajaran

(28)

18

Kegiatan Pembelajaran 1

Permasalahan pembelajaran bisa dikategorikan ke dalam tiga fokus perhatian berikut ini.

a) Permasalahan pada keunikan peserta didik

Keberagaman individu dapat berpengaruh terhadap hasil belajar dan menimbulkan permasalahan belajar yang berbeda-beda pada peserta didik. Ada peserta didik yang cenderung aktif dan senang belajar melalui praktik secara langsung, ada yang cenderung mengamati, ada yang lebih tenang belajar sendiri dan suka membaca langsung dari buku teks maupun referensi lainnya. Oleh karena itu, untuk melaksanakan pembelajaran di kelas yang mengakomodasikan keberagaman peserta didik, pendidik perlu memiliki wawasan menyeluruh mengenai latar belakang keluarga dan sosial budaya. Peserta didik yang dibesarkan dalam keluarga pedagang, tentu memiliki wawasan dan keterampilan yang berbeda dengan keluarga petani atau nelayan. Peserta didik yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis atau berpisah, mungkin berbeda dengan peserta didik yang berasal dari keluarga harmonis dan mendukung kegiatan belajar.

b) Permasalahan pada materi ajar

Rancangan pembelajaran telah disiapkan dalam buku pendidik dan buku siswa. Pada praktiknya, tidak semua yang disajikan dalam materi ajar, sesuai dengan kompetensi peserta didik. Pendidik bisa saja menemukan bahwa materi ajar dalam KD yang disajikan dalam buku terlalu tinggi bagi peserta didik tertentu disebabkan keunikan peserta didik. Oleh karena itu, perlu disiapkan berbagai alternatif contoh aktivitas pembelajaran yang bisa digunakan pendidik untuk mengatasi permasalahan pembelajaran.

c) Permasalahan pada strategi pembelajaran

(29)

SD Kelas TinggiKK H

19

Misalnya, bila materi dan media pembelajaran yang disajikan bersifat abstrak, konsep, dan media yang digunakan hanya buku teks dan papan tulis, pendidik dapat menyiapkan materi dalam bentuk ilustrasi disertai media pembelajaran yang lebih konkrit seperti miniatur, replika, gambar, atau filem. Bila hasil identifikasi dan analisis menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran pendidik lebih aktif berceramah dan menjelaskan, sedangkan peserta didik kurang aktif sedangkan gaya belajar mereka kinestetik, pendidik dapat mengubah metode atau model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa. Contoh metode pembelajaran yang berpusat pada siswa antara lain melalui karya wisata, observasi lapangan, dan mengamati video. Model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik antara lain discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan project based learning. Ke empat model pembelajaran tersebut selain dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik juga dapat menumbuhkan dan atau meningkatkan keterampilan berpikir tingkah tinggi (higher order thinking skill/ HOTS). Dengan demikian, jelas bahwa dalam pembelajaran remedial pendidik tidak hanya terpaku pada satu strategi tertentu, apalagi bertahan dengan strategi yang dipakai dalam pembelajaran sebelumnya. Pendidik harus menyadari bahwa pembelajaran remedial bukan hanya membelajarkan ulang, tetapi juga melakukan perbaikan proses pembelajaran.

2) Perencanaan Remedial

Setelah melakukan identifikasi awal terhadap permasalahan belajar yang dialami peserta didik, pendidik telah memperoleh pengetahuan yang utuh tentang peserta didik dan mulai untuk membuat perencanaan. Dengan melihat jenis kebutuhan dan tingkat kesulitan yang dialami peserta didik, pendidik akan dapat merencanakan waktu dan cara yang tepat untuk melakukan pembelajaran remedial.

Waktu pelaksanaan pembelajaran remedial bisa dilakukan pada jam belajar efektif dan pada waktu khusus.

(a) Segera saat proses pembelajaran

(30)

20

Kegiatan Pembelajaran 1

kesulitan memahami dan mengaplikasikan materi yang dipelajarinya, pendidik dapat segera mengubah metode pembelajarn yang digunakan. Bila sebelumnya menggunakan metode ceramah dan penugasan individu, pendidik dapat mengubahnya metode menjadi diskusi dan penugasan kelompok. Begitu pun ketika menyadari bahwa peserta didik mengalami kesulitan memahami konsep yang abstrak, pendidik dapat mengubah sajian materi dari bersifat teoritis menjadi ilustratif baik dengan menggunakan gambar, diagram, bahkan dengan menggunakan media pembelajaran audio visual.

Pembelajaran remedial ini dilakukan dalam jam belajar efektif atau terintegrasi dalam proses pembelajaran.

Segera setelah pendidik mengidentifikasi kesulitan peserta didik dalam proses pembelajaran pendidik dapat secepatnya mengambil tindakan berupa pembelajaran remedial untuk peserta didik yang teridentifikasi dan pelaksanaannya terintegrasi dalam proses pembelajaran. Strategi yang digunakan meliputi diskusi kelompok, tanya jawab, dan tutor sebaya. (b) Pada waktu khusus, di luar jam belajar efektif.

Waktunya bisa pagi hari sebelum kegiatan pembelajaran mulai maupun siang hari setelah pelaksanaan pembelajaran berakhir. Pendidik dapat juga menggunakan saat minggu class meeting maupun “waktu cadangan” yang telah

dirancang pada awal semester.

Dalam perencanaaan pendidik perlu menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, seperti:

(1) Menyiapkan media pembelajaran yang mampu membantu siswa mengatasi kesulitan belajarnya.

(31)

SD Kelas TinggiKK H

21

(3) Menyiapkan materi dan contoh soal.

Pembelajaran remedial di luar jam pelajaran dapat melibatkan orang tua di rumah. Oleh karena itu pendidik dapat menyiapkan materi dana soal latihan dalam bentuk modul. Materi ajar yang disiapkan dalam bentuk modul memungkinkan peserta didik belajar mandiri di rumah, bahkan memungkinkan melibatkan orang tua dan keluarganya.

3) Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Setelah perencanaan disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran remedial sesuai dengan perencanaan pembelajaran remedial yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran remedial dapat dilakukan secara individual, kelompok, maupun klasikal. Remedial secara individual dilakukan jika hasil penilaian dalam satu rombongan belajar, menunjukkan satu atau beberapa orang peserta didik, biasanya tidak lebih dari 15% dari jumlah peserta didik di kelasnya, mengalami kesulitan terhadap materi atau KD dalam subtema tertentu. Kesulitan materi tersebut dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar peserta didik yang kurang dari KKM. Dapat juga dilihat dari perilaku khas yang perlu penanganan secara individual.

Remedial yang dilakukan secara kelompok, didasarkan pada pertimbangan bahwa sejumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar menunjukkan kesulitan yang relatif sama pada materi atau KD dalam subtema tertentu. Remedial secara klasikal dilakukan jika sebagian besar atau ≥ 75% peserta didik mengalami kesulitan.

Pembelajaran remedial dapat dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran, dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran, atau dilakukan di luar jam pelajaran.

4) Penilaian otentik dalam pembelajaran remedial

(32)

22

Kegiatan Pembelajaran 1

Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran remedial dengan soal HOTS dilakukan dengan tahapan berikut ini.

(a) Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan IPK dan materi pembelajaran remedial. (b) Menyusun stimulus soal yang kontekstual.

(c) Menyusun soal yang memenuhi persyaratan bahasa, konstruk, dan konten. (d) Menyusun soal dengan memasukkan HOTS.

(e) Menyusun kunci jawaban.

(f) Menyusun pedoman penyekoran.

5) Evaluasi Pembelajaran Remedial

Berdasarkan penilaian hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran remedial, baik tes mupun nontes, pendidik harus melakukan evaluasi keberhasilan pembelajaran remedial yang dilakukannya. Bila peserta didik belum mampu mencapai kompetensi minimal (tujuan) yang ditetapkan, pendidik perlu meninjau kembali strategi pembelajaran remedial yang diterapkannya atau melakukan identifikasi (analisis kebutuhan belajar peserta didik dengan lebih seksama. Sebaliknya, ketika peserta didik berhasil mencapai atau melampaui tujuan yang ditetapkan, pendidik berhasil memberikan pembelajaran yang kaya dan bermakna bagi peserta didik, hal ini bisa dipertahankan sebagai bahan rujukan bagi rekan guru lainnya atau bisa lebih diperkaya lagi. Apabila ternyata ditemukan kasus khusus di luar kompetensi guru, pendidik perlu mengonsultasikan dengan orang tua untuk selanjutnya dilakukan konsultasi dengan ahli.

Keberhasilan pembelajaran remedial dapat dipertahankan sebagai bahan rujukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau bagi rekan pendidik lainnya. Apabila ternyata ditemukan kasus khusus di luar kompetensi pendidik, pendidik dapat mengonsultasikan dengan orang tua untuk selanjutnya dilakukan konsultasi dengan ahli.

(33)

SD Kelas TinggiKK H

23

masalah baru yakni tidak adil bagi siswa yang sudah tuntas dan tidak mengikuti pembelajaran remedial. Ilustrasi sederhananya adalah, si A mendapat nilai 80 dan si B mendapat nilai 70 pada saat penilaian pada akhir pembelajaran satuu tema. Si B mengikuti pembelajaran remedial, sedangkan A tidak. Saat penilaian hasil belajar pada pembelajaran remedial si B mendapat nilai 85. Bila yang digunakan dalam LHB nilai hasil remedial, tentu tidak adil bagi si A yang telah mencapai KKM dan tidak mengikuti remedial.

Ada beberapa alternatif yang bisa dipilih untuk mengatasi masalah tersebut yakni sebagai berikut.

(a) Menggunakan batas nilai KKM sebagai nilai akhir setelah mengikuti remedial. Artinya, berapa pun perolehan nilai saat remedial (selama sama atau lebih dari KKM), nilai yang diperoleh peserta didik adalah sama dengan KKM.

(b) Menggunakan nilai rata-rata dari nilai awal dan nilai pasca remedial. (c) Menggunakan nilai akhir remedial, dengan memberi kesempatan siswa

yang sudah tuntas KKM diberi materi pengayaan dan dites kembali untuk mencapai nilai akhir.

Beberapa alternatif tersebut memang ada kekurangan dan kelebihannya. Selanjutkan keputusan ada di pihak pendidik dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya.

6) Contoh Perencanaan Program Pembelajaran Remedial

Sesuai dengan fokus analisis permasalahan pembelajaran dalam prosedur pelaksanaan pembelajaran remedial, contoh perencanaan berikut ini meliputi (a) perencancanaan pembelajaran remedial terkait keunikan peserta didikl, (b) perencanaan pembelajaran remedial terkait materi pembelajaran, dan (c) perencanaan pembelajaran terkait strategi pembelajaran.

(a)Contoh Perencanaan Pembelajaran Remedial Terkait Keunikan

Peserta Didik

(34)

24

Kegiatan Pembelajaran 1

(1)Identifikasi Permasalahan Pembelajaran

Tema : Ekosistem

Subtema : Hubungan antarmahluk hidup dalam ekosistem, Pokok Bahasan 2 Kompetensi Dasar Muatan Bahasa Indonesia:

3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi. 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke

dalam tulisan dengan bahasa sendiri.

Hasil Identifikasi Kesulitan Belajar Berdasar Hasil Penilaian Subtema 2, Muatan Bahasa Indonesia muatan IPA berkaitan dengan strategi pembelajaran dan akan dibahas bagian berikutnya.

Hasil Analisis Permasalahan Terkait Keunikan Peserta Didik

(35)

SD Kelas TinggiKK H

25

peserta didik lainnya diketahui bahwa mereka mengalami kesulitan memahami materi pembelajaran yang bagi siswa lainnya merupakan materi pembelajaran yang termasuk mudah. Selanjutnya pendidik melakukan observasi mendalam melalui wawancara pada lima peserta didik tersebut. Hasilnya, pendidik mengetahui bahwa kelimanya mengalami kesulitan untuk memahami materi pembelajaran ketika materi pembelajaran disajikan secara klasikal dengan metode ceramah dan membaca buku.

(36)

26

Melakukan pembimbingan secara individual bagaimana cara menemukan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teksnonfiksi. Pembimbingan dilakukan sejak penjelasan awal sampai revisi.

Perencanaan:

Dilakukan di luar jam belajar efektif yaitu sepulang sekolah pada hari Jumat. Selain itu, pendidik juga menyiapkan modul disertai dengan latihan yang memadai yang memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri.

ProsesPelaksanaan:

1) Pendidik mengajukan pertanyaan lisan tentang bagaimana cara menemukan informasi penting yang terdapat dalam setiap paragraf.

2) Kelima peserta didik diminta memberikan jawaban atau komentar. 3) Pendidik memberikan umpan

balik, menguatkan, dan atau membenahi jawaban peserta didik. 4) Pendidik dapat memulai

(37)

SD Kelas TinggiKK H

5) Pendidik menugaskan peserta didik untuk membaca teks nonsastra yang terdapat dalam modul.

6) Pendidik membimbing kelima peserta didik untuk menemukan informasi penting dalam tiap paragraf dalam teks nonfiksi.

7) Pendidik membimbing peserta didik untuk menemukan informasi penting dalam tiap paragraf dalam sebuah teks nonsastra.

8) Pendidik meminta dua orang peserta didik untuk merangkum hasil belajar hari itu.

9) Pendidik menugaskan peserta didik secara individual untuk (a) membaca teks nonsastra; (b) mengidentifikasi informasi penting dalam tiap paragraf, dan (b) membuat ringkasan teks nonsastra.

10) Selama proses menyelesaikan tugas tersebut, pendidik memberikan

Penilaian

otentik:

1) Penilaian nontes hasil tugas individu.

(38)

28

KKM yang ditetapkan, pembelajaran remedial dinyatakan berhasil dan tidak diteruskan lagi.

Namun, bila masih ada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, dia diberi bimbingan individual hingga mencapai KKM selama waktunya memungkinkan. Bila waktu semester tersebut telah habis, pendidik tidak harus memaksakan peserta didik mampu mencapai KKM pada IPK tersebut.

Contoh Soal HOTS dalam Pembelajaran Remedial

Soal Penilaian Akhir Pembelajaran Remedial

Petunjuk: (1) Bacalah teks nonsastra berikut ini dengan saksama!

(2) Jawablah pertanyaan yang terdapat di bagian akhir teks dengan singkat dan tepat!

Ekosistem merupakan satu kesatuan alam dan ligkungan yang di dalamnya terdapat komponen biotik (mahluk hidup) dan abiotik (mahluk tak hidup). Di alam tidak hanya terdapat satu ekosistem, tetapi banyak jenis ekosistem karena di bumi ada daratan dan perairan. Secara garis besar ekosisitem dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem darat dan ekosistem perairan.

Ekosistem air mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan ekosistem darat. Ciri khusus tersebut diuraikan berikut ini.

(39)

SD Kelas TinggiKK H

29

namun sudah bercampur dengan udara.

Kedua, ekosistem air dihuni oleh mahluk-mahluk yang hidup di air atau amfibi. Ekosistem air dihuni oleh mahluk yang hidup di air baik berupa hewan maupun tumbuhan. Hewan yang hidup di air biasanya memiliki insang untuk bernafas contohnya ikan. Tumbuhan yang hidup di air misalnya rumput laut yang hidup di laut, teratai dan eceng gondok yang tumbuh di air tawar. Selain itu ada juga amfibi, hewan yang hidup di dua tempat yaitu darat dan air. Contoh hewan ini adalah buaya, katak, dan kura-kura.

Ketiga, cahaya matahari terbatas. Tidak seperti ekosistem darat yang diterpa cahaya matahari banyak, ekosisitem air cahaya matahari terbatas atau lebih sedikit. Penyebabnya cahaya matahari hanya dapat menembus beberapa meter saja ke dalam air.

Keempat, perubahan suhu tidak terlalu ekstrim. Berbeda dengan ekosisitem daratan yang mempunyai perbedaan suhu ekstrim antarasiang dan malam hari, ekosisitem air tidak memiliki perbedaan suhu yang ekstrim di antara dua waktu tersebut. Keadaan ini disebabkan ekosistem darat tidak mendapatkan banyak cahaya matahari serta tidak banyak mendapat teropaan angin. Akibatnya, tidak terjadi perbedaan suhu yang berarti antara siang dan malam hari.

Kelima, ada konsumen dan ada produsen. Sama halnya dengan ekosistem darat ekosisitem air juga memiliki mahluk hidup yang berperan sebagai konsumen dan produsen. Jika di darat yang berperan sebagai produsen adalah tumbuh-tumbuhan, di ekosistem air yang bertindak sebagai produsen adalah

fitoplankton. Yang bertindak sebagai konsumen adalah hewan air.

Pertanyaan:

1. Temukan informasi pokok pada paragraf pertama teks nonsastra tersebut! M2.

2. Ringkaslah ciri khusus ekosistem air yang membedakannya dengan ekosistem lainnya!

Kunci Jawaban

(40)

30

Kegiatan Pembelajaran 1

alam dan ligkungan yang di dalamnya terdapat komponen biotik (mahluk hidup) dan abiotik (mahluk tak hidup); (2) ekosisitem dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem darat dan ekosistem perairan.

2. (1) Lingkungannya didominasi oleh perairan.

(2) Dihuni oleh mahluk-mahluk yang hidup di air atau amfibi. (3) Cahaya matahari terbatas.

(4) Perbedaan suhu antara siang dan malam tidak terlalu ekstrim. (5) Ada konsumen dan ada produsen.

Pedoman penyekoran

No soal Deskripsi Skor Skor

maksimal 1. Dapat menyebutkan dua informasi penting dengan

tepat.

Dapat menyebutkan satu informasi penting dengan tepat

50

25

5

2. Dapat menyebutkan lima ciri dengan benar Dapat menyebutkan 4 ciri dengan benar Dapat menyebutkan lima ciri dengan benar Dapat menyebutkan 4 ciri dengan benar Dapat menyebutkan lima ciri dengan benar

50 40 30 20 10

5

(41)

SD Kelas TinggiKK H

31

Analisis Soal HOTS

No soal Karakteristik soal HOTS Keterangan 1. Mengukur kemampuan

tingkat tinggi.

Berbasis permasalahan kontekstual.

Sudah mengukur kemampuan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari perintah yang diberikan yaitu “menemukan”.

Kata kerja operasional “menemukan”

dalam soal tersebut masuk pada proses berpikir menganalisis (C4).

Stimulus yang disajikan berbasis kontekstual yaitu tentang ekosisitem perairan dan mahluk hidup di air. 2. Mengukur kemampuan

tingkat tinggi.

Berbasis permasalahan kontekstual.

Sudah mengukur kemampuan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari perintah yang

diberikan yaitu “meringkas”. Meringkas pada dasarnya termasuk dalam “membuat garis besar” yang termasuk dalam kata

kerja operasional pada proses berpikir menganalisis (C4).

Stimulus yang disajikan berbasis kontekstual yaitu tentang ekosisitem perairan dan mahluk hidup di air.

(b) Contoh Perencanaan Pembelajaran Remedial Terkait Materi

Pembelajaran

Contoh perencanaan pembelajaran remedial terkait dengan materi pembelajaran berikut ini didasarkan atas identifikasi kesulitan belajar peserta didik pada Tema 5, subtema 2, untuk muatan IPA.

(42)

32

Kegiatan Pembelajaran 1

a) Identifikasi Permasalahan Pembelajaran

Tema : Ekosistem

Subtema : Hubungan antarmahluk hidup dalam ekosistem, Pokok Bahasan 2 Kompetensi Dasar Muatan IPA

3.3 Menganalisis hubungan antarkomponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar.

4.3 Memuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem.

b) Hasil Identifikasi Permasalahan Pembelajaran Berdasar Hasil Penilaian Subtema 2, Muatan IPA

No Kriteria ketuntasan Hasil Penilaian

Kurang Peserta didik yang mampu mencapai

Hasil Analisis Permasalahan Terkait Strategi Pembelajaran.

Setelah melakukan penilaian akhir subtema 2 pada tema ekosistem untuk muatan IPA, pendidik menemukan data bahwa hanya 8 orang dari 40 orang (20%). Artinya masih ada 32 (80%) yang belum tuntas.

(43)

SD Kelas TinggiKK H

33

beberapa orang peserta didik.

Berikut ini ringkasan hasil analisis permasalahan terkait strategi pembelajaran. 1. Media pembelajaran yang digunakan hanya buku dan LKS. Dampaknya,

peserta didik hanya belajar mengingat dan memahami, sebaliknya proses berpikir tingkat selanjutnya tidak dapat dikembangkan.

2. Metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan individual yang digunakan pendidik membuat peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

3. Pembelajaran klasikal yang dilakukan guru juga membuat suasana kelas monoton dan kurang mampu membantu peserta didik untuk dapat menguasai materi pembelajaran dengan cepat dan optimal. 4. Materi pembelajaran yang disajikan hanya berkisar informasi verbal, sedikit gambar, sehingga peserta didik kesulitan mengelompokkan binatang yang belum dan sudah penah dilihatnya yang tidak disebutkan dalam bukuke dalam kelompoknya sesuai dengan jenis makanannya. Misalnya onta,ayam, dan burung.

Program Remedial

Media: video berisi binatang di lingkungan sekitar tempat tinggal peserta didik.

(44)

34

Kegiatan Pembelajaran 1

Pelaksanaan:

1. Pendidik menyampaikan KD dan IPK yang akan dicapai peserta didik. 2. Pendidik menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 3. Pendidik mengajukan pertanyaan

“Siapa yang masih ingat, apa yang dimaksud ekosistem?” “Apa yang

dimaksud herbivora?” “Apa yang

dimaksud carnivora?” “Apa yang dimaksud omnivora?”

4. Pendidik menjelaskan bahwa peserta didik akan menyimak tayangan video tentang berbagai mahluk hidup yang terdapat dalam video.

5. Pendidik membagi peserta didik dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang heterogen.

6. Peserta didik mengamati hewan yang terdapat dalam video tersebut untuk menentukan mana yang termasuk herbivora, carnivora, dan omnivora serta mengidentifikasi ciri-ciri fisiknya.

(45)

SD Kelas TinggiKK H

35

mendiskusikan hasil simakannya untuk (a) menentukan mana yang termasuk herbivora, carnivora, dan omnivora serta (b) mengidentifikasi ciri-ciri fisiknya.

8. Untuk memverifikasi kebenaran hasil kerjanya, peserta didik membuka buku teks, internet yang berkaitan dengan pengelompokan hewan berdasarkan makanannya. 9. Peserta didik menyusun laporan

hasil kerja.

10. Salah satu kelompok mempre-sentasikan hasil kerjanya, satu kelompok mempresentasikan (seba-gai pembanding), dan kelompok lainnya menanggapi baik perta-nyaan maupun saran. 11. Pendidik memberi penguatan

ter-hadap hasil belajar peserta didik. 12. Peserta didik untuk membuat

simpulan hasil belajarnya di bawah bimbingan pendidik.

Penilaian otentik

1) Penilaian hasil

tugas kelompoku.

2) Penilaian tes pilihan ganda.

(46)

36

Kegiatan Pembelajaran 1

penilaian berhasil dan tidak diteruskan lagi. Namun, bila masih ada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, dia diberi bimbingan individual hingga mencapai KKM selama waktunya memungkinkan. Bila waktu semester tersebut telah habis, pendidik tidak harus memaksakan peserta didik mampu mencapai KKM pada IPK tersebut.

Contoh Soal HOTS dalam Pembelajaran Remedial terkait materi Pembelajaran

Soal Penilaian Akhir Pembelajaran Remedial

Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling benar!

Untuk pertanyaan nomor 1 dan 2perhatikan gambar mahluk hidup pada ekosistem darat (di sawah) berikut ini!

1. Mahluk hidup yang termasuk herbivora dalam gambar di atas adalah .... A. belalang

B. katak C. ular D. burung elang

2. . Mahluk hidup yang termasuk carnivora dalam gambar di atas adalah .... A. belalang dan katak

(47)

SD Kelas TinggiKK H

37

C. ular dan burung elang

D. burung elang dan jamur

3. Perhatikan gigi harimau dan gigi kuda pada gambar berikut ini

Harimau Kuda

Alasan yang menyebabkan harimau termasuk carnivora sedang kuda termasuk herbivora berdasarkan giginya adalah ....

A. gigi harimau kecil-kecil dan rata, gigi kuda besar-besar.

B. gigi harimau dapat tanggal dan tumbuh kembali, gigi kuda jumlah gigi harimau ganjil, sedang jumlah gigi kuda genap.

C. harimau mempunyai taring sedang kuda tidak.

D. D. bentuk gigi harimau tidak sama besar, gigi kuda sama besar.

Catatan: Jumlah soal sesuaikan dengan alokasi waktu yang disediakan. Kunci Jawaban

1. A 2. C 3. C

(48)

38

Kegiatan Pembelajaran 1

Analisis Soal HOTS

No soal Karakteristik soal HOTS Keterangan 1. Mengukur kemampuan

tingkat tinggi.

Berbasis permasalahan kontekstual.

Belum termasuk soal HOTS kKarena peserta didik diminta mengelompokkan (mengategorikan). Ini masih termasuk

level “memahami” atau C2.

Stimulus yang disajikan berbasis kontekstual yaitu tentang ekosisitem perairan dan mahluk hidup di air. 2. Mengukur kemampuan

tingkat tinggi.

Berbasis permasalahan kontekstual.

Belum termasuk soal HOTS karena peserta didik diminta mengelompokkan (mengategorikan). Ini masih termasuk

level “memahami” atau C2.

Stimulus yang disajikan berbasis

kontekstual yaitu tentang mahluk hidup yang hidup di darat (sawah)

3. Mengukur kemampuan tingkat tinggi.

Berbasis permasalahan kontekstual.

Sudah termasuk soal HOTS, mengukur kemampuan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari perintah yang digunakan dalam soal yaitu membandingkan ciri gigi harimau dan kuda. Dengan demikian soal ini masuk dalam proses berpikir

“evaluasi.” (C5).

(49)

SD Kelas TinggiKK H

39

(c) Contoh Perencanaan Pembelajaran Remedial Terkait Strategi

Pembelajaran

Contoh perencanaan pembelajaran remedial terkait dengan strategi pembelajaran berikut ini didasarkan atas identifikasi kesulitan belajar peserta didik padaTema 5, subtema 2, untuk muatan IPA.

Berikut ini adalah hasil identifikasi kesulitan belajar peserta didik.

Perencanaan pembelajaran remedial dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan di atas.

(1)Identifikasi Permasalahan Pembelajaran Tema : Ekosistem

Subtema : Hubungan antarmahluk hidup dalam ekosistem, Pokok Bahasan 2 Kompetensi Dasar Muatan IPA

3.3 Menganalisis hubungan antarkomponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar.

4.3 Memuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem.

(2)Hasil Identifikasi Berdasar Hasil Penilaian Subtema 2, Muatan IPA

No Kriteria ketuntasan Hasil Penilaian

(50)

40

Kegiatan Pembelajaran 1

Hasil Analisis Permasalahan Terkait Strategi Pembelajaran.

Setelah melakukan penilaian akhir subtema 2 pada tema ekosistem untuk muatan IPA, pendidik menemukan data bahwa hanya 8 orang dari 40 orang (20%). Artinya masih ada 32 (80%) yang belum tuntas.

Pendidik kemudian melakukan refleksi terhadap strategi pembelajaran meliputi model pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran. Untuk menguatkan hasil refleksi, pendidik juga mewawancarai secara mendalam beberapa orang peserta didik.

Berikut ini ringkasan hasil analisis permasalahan terkait strategi pembelajaran. 4. Media pembelajaran yang digunakan hanya buku dan LKS. Dampaknya,

peserta didik hanya belajar mengingat dan memahami, sebaliknya proses berpikir tingkat selanjutnya tidak dapat dikembangkan.

5. Metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan individual yang digunakan pendidik membuat peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

(51)

SD Kelas TinggiKK H

41

a) Program Remedial terkait strategi pembelajaran

Kompetensi dasar

Media: video tentang ekosistem dan jaring-jaring makanan.

Dilakukan dalam jam efektif dalam 2 pertemuan @ 35 menit.

b) Pendidik menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

c) Peserta didik menjawab pertanyaan pendidik

menga-jukan pertanyaan “Siapa yang

masih ingat, apa yang dimaksud

ekosistem?” “Apa yang dimaksud herbivora?” “Apa yang dimaksud carnivora?” “Apa yang dimaksud omnivora?”

(52)

42

Kegiatan Pembelajaran 1

tayangan video tentang berbagai mahluk hidup yang terdapat dalam video.

e) Peserta didik berkelompok sesuai pembagian pendidik. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang heterogen.

f) Peserta didik mengamati hewan yang terdapat dalam video tersebut untuk menentukan mana yang termasuk herbivora, carnivora, dan omnivora serta mengidentifikasi ciri-ciri fisik hewan tersebut.

g) Peserta didik menyimak tayangan video sambil membuat catatan penting untuk mengerjakan tugas yang diberikan pendidik. 7. Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan hasil simakannya untuk (a) menentukan mana yang termasuk herbivora, carnivora, dan omnivora serta (b) mengidentifikasi ciri-ciri fisiknya.

(53)

berda-SD Kelas TinggiKK H

43

sarkan makanannya.

i) Peserta didik menyusun laporan hasil kerja.

j) Salah satu kelompok mempre-sentasikan hasil kerjanya, satu kelompok mempresentasikan (seba-gai pembanding), dan kelompok lainnya menanggapi baik perta-nyaan maupun saran. k) Peserta didik menyimak

pengu-ata yang diberikan pendidik. . l) Peserta didik menyusun

simpulan di bawah bimbingan pendidik.

Penilaian otentik

a) Penilaian hasil

tugas kelompok.

b) Penilaian tes pilihan ganda.

(54)

44

Kegiatan Pembelajaran 1

(3) Contoh Soal HOTS dalam Pembelajaran Remedial terkait Strategi Pembelajaran Contoh soal dalam pembelajaran remedial ini sama dengan contoh soal pada pembelajaran remedial terkait materi pembelajaran karena strategi dan model pembelajaran yang digunakan sama.

Ini berarti, meskipun fokus masalahnya berbeda, solusinya bisa sama. Dasarnya adalah untuk membantu peserta didik mengatasi permasalahan belajarnya, pendidik dapat mengubah materi, media, strategi pembelajarannya melalui pembelajaran remedial.

2. Pembelajaran Pengayaan

Pada kurikulum 2013 dirumuskan secara jelas Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Penguasaan KI dan KD setiap peserta didik diukur dengan menggunakan sistem Penilaian Acuan Kriteria (PAK). Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu ditetapkan, kriteria ketuntasan minimal (KKM), peserta didik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan. Mereka mempunyai hak untuk mendapat pelayanan pembelajaran untuk lebih meningkatkan kompetensinya. Layanan pembelajaran ini disebut pembelajaran pengayaan. Oleh karena itu pembelajaran pengayaan dapat diartikan memberikan tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.

Metode yang digunakan bervariasi sesuai dengan bahan kajian, muatan pelajaran yang dipelajari peserta didik. Dalam pembelajaran pengayaan, materi, media belajar, dan tugas yang diberikan harus betul-betul disiapkan. Tujuannya agar pendidik dapat memfasilitasi peserta didik untuk memperkaya pengetahuan, melatih keterampilan, dan membentuk sikap yang baik.

(55)

SD Kelas TinggiKK H

45

Pendidik melakukan pengayaan sesuai dengan bahan kajian atau muatan pelajaran yang sedang dipelajari.

Contoh:

 Membaca materi dan membuat rangkuman atau peta konsep.

 Melakukan pengamatan dan membuat laporan.

 Melakukan percobaan dan membuat laporan.

 Menjadi tutor sebaya bagi teman yang memerlukan pembelajaran remedial.

 Membuat hasil karya

 Melakukan suatu proyek

Apapun kegiatan yang dipilih pendidik, hendaknya kegiatan pengayaan tersebut menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong peserta didik untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Dengan memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampuan awal, kecerdasan, kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar) tersebut, pengayaan akan dapat memenuhi kebutuhan/hak peserta didik.

a. Pelaksanaan pembelajaran pengayaan

Pembelajaran pengayaan dilakukan ketika peserta didik telah menguasai KD (teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum). Pendidik perlu mengantisipasi dengan menyiapkan program-program atau aktivitas yang sesuai KD untuk memfasilitasi peserta didik. Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan bersama-sama dengan kegiatan pembelajaran atau dilakukan di luar jam pelajaran.

(56)

46

Kegiatan Pembelajaran 1

demonstrasi, kunjungan ke suatu tempat sesuai tema yang sedang dipelajari, dan lain-lain.

Pihak utama yang berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pengayaan adalah pendidik kelas, mengingat pendidik kelas adalah orang yang memahami kelebihan peserta didik. Bahkan apabila diperlukan, pendidik dapat melakukan kerjasama dengan narasumber atau orangtua dalam melaksanakan pembelajaran pengayaan. Misalnya pengayaan tentang kesehatan, bekerjasama dengan tenaga medis seperti dokter atau perawat.

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Pengayaan

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengonsep pembelajaran pengayaan menurut Khatena (1992) adalah sebagai berikut.

1) Inovasi

Pendidik perlu menyesuaikan program yang diterapkannya dengan kekhasan peserta didik, karakteristik kelas, lingkungan hidup dan budaya peserta didik, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Kegiatan yang memperkaya

Dalam menyusun materi dan mendisain pembelajaran pengayaan, kembangkan dengan kegiatan yang menyenangkan, membangkitkan minat, merangsang pertanyaan, dan sumber-sumber yang bervariasi dan memperkaya.

3) Merencanakan metodologi yang luas dan metode yang lebih bervariasi

Pembelajaran pengayaan bisa dikembangkan dengan memberikan projek, pengembangan minat dan aktivitas-akitivitas menggugah (playful). Menerapkan informasi terbaru, hasil-hasil penelitian atau kemajuan program-program pendidikan terkini.

c. Jenis-jenis Pembelajaran Pengayaan

(57)

SD Kelas TinggiKK H

47

2) Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

3) Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pembelajaran pemecahan masalah, penemuan, proyek, dan penelitian ilmiah.

Pemecahan masalah ditandai dengan:

 Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;

 Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;

 Penggunaan berbagai sumber;

 Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;

 Analisis data;

 Penyimpulan hasil investigasi.

d. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran pengayaan, pendidik diharapkan lebih peka dalam mengenali peserta didik yang memiliki karakteristik khusus, dikarenakan mereka memiliki kebutuhan yang juga berbeda dibandingkan dengan teman-temannya.

Dalam menyusun pelaksanaan pengayaan, pendidik dapat memperhatikan pendapat yang kemukakan oleh Passow (1993) bahwa dalam merancang pembelajaran pengayaan, penting untuk memperhatikan tiga hal berikut ini.

1) Keluasan dan kedalaman konsep. Konsep dan materi yang diberikan tidak hanya berisi bagian luarnya, tetapi lebih menyeluruh dan mendalam.

(58)

48

Kegiatan Pembelajaran 1

2) Tempo dan kecepatan dalam pembelajaran pengayaan.

Sesuaikan cara pemberian materi pelajaran dengan tempo dan kecepatan daya tangkap peserta didik. Hal ini berkaitan dengan kecepatan daya tangkap yang dimiliki peserta didik sehingga materi dapat diberikan dengan lebih mendalam dan lebih dinamis. Hal ini untuk menghindari kebosanan peserta didik yang telah menguasai materi pelajaran yang diberikan di kelas.

3) Memperhatikan isi dan tujuan dari materi yang diberikan

Hal ini bertujuan agar kurikulum yang dirancang lebih tepat guna dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Renzulli (1979) menyatakan bahwa pembelajaran pengayaan berbeda dengan program akselerasi karena pengayaan dirancang dengan lebih memperhatikan keunikan dan kebutuhan individual dari peserta didik.

Langkah-langkah dalam pembelajaran pengayaan diawali dengan kegiatan identifikasi, perencanaan, dan pelaksanaan. Pendidik tidak perlu menunggu hasil penilaian otentik kemampuan peserta didik. Namun apabila melalui observasi proses pembelajaran, peserta didik sudah terindikasi memiliki kemampuan yang lebih dari teman lainnya, maka pendidik dapat merencanakan dan memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran pengayaan. Indikator peserta didik mempunyai kemampuan belajar lebih cepat dan tinggi dibanding temannya antara lain mampu menguasai materi lebih cepat dan dalamn waktu yang lebih singkat. Akibatnya, peserta didik tersebut seringkali memiliki waktu sisa yang lebih banyak.

Winner dalam Santrock (2007), mengemukakan karakteristik peserta didik yang berbakat sebagai berikut.

(59)

SD Kelas TinggiKK H

49

2) Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik yang berbakat dapat berhasil memecahkan masalah secara tepat dengan cara yang ia kembangkan atau ia temukan sendiri. Peserta didik yang berbakat dapat menangkap atau lebih menyukai petunjuk yang tidak eksplisit dibandingkan dengan peserta didik yang lain.

3) Memiliki hasrat untuk ”menguasai”. Mereka memiliki hasrat, obsesi dan minat dan kemampuan untuk fokus, sehingga sangat mudah baginya untuk memahami dan menguasai suatu hal.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pengayaan yang dapat dilakukan pendidik sebagai berikut.

Gambar

Gambar. 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
Gambar. 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Gambar. 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
Tabel  1 Daftar Lembar Kerja Modul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan model sistem panas bumi bawah permukaan tersebut menunjukkan bahwa untuk daerah Karang Dapo kecenderungan nilai resistivitas sangat rendah yang berhubungan dengan

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang bermakna antara curah saliva wanita tidak hamil dengan wanita hamil, curah saliva pada kehamilan trimester 1 dengan kehamilan trimester 2,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan pembelajaran metode bermain peran dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran; (2)

Program home industry unggulan khilan ini perlu inovasi baru dalam proses produksinya untuk keberlanjutan program, dengan pola pengembangan yang lebih baik dan

Tiga variasi dosis ekstrak rimpang kencur yaitu 0, 52 mg/kgBB mencit; 1,04 mg/kg BB mencit; dan 1,3 mg/kgBB mencit berefek untuk mencegah erosi mukosa gaster mencit walaupun dalam

Minggu Kemampuan Akhir yang Diharapkan Bahan Kajian (Materi Ajar) Bentuk Pembelajaran Kriteria/Indikator Penilaian Bobot Nilai Standar Kompetensi Profesi 1-2

Mata kuliah Farmakokimia I berisi tentang aspek fisikokimia obat dalam hubungannnya dengan aktifitasnya, aspek kimia dari absorpsi, distribusi, dan ekskresi obat , aspek kimia

Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai