• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1504702891BAB IV KAB. KARANGASEM 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1504702891BAB IV KAB. KARANGASEM 2014"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-44

BAB IV

PROFIL

KABUPATEN KARANGASEM

4.1. GAMBARAN GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH

A. Geografis

Karangasem merupakan kabupaten yang terletak di ujung paling timur Pulau Bali. Secara astronomis, kabupaten ini berada pada posisi 8000’00 – 8041’37,8 Lintang Selatan dan 115035’9,8 – 115054 ’8,9 Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis layaknya wilayah lain di Provinsi Bali. Adapun batas wilayah Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut :

 Sebelah utara berbatasan dengan laut Bali;

 Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia;

 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, Bangli, dan Buleleng;  Sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok.

B. Administrasi

(2)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-45 1. Kecamatan Rendang, meliputi: Desa Rendang, Pempatan, Besakih, Pesaban, Nongan

dan Menanga.

2. Kecamatan Sidemen, meliputi: Desa Sidemen, Talibeng, Tangkup, Wismakerta, Sangkan Gunung, Telaga Tawang, Tri Eka Buana, Kerta Bhuana, Sinduwati, Lokasari. 3. Kecamatan Manggis, meliputi: Desa Ulakan, Manggis, Selumbung, Ngis, Nyuhtebel,

Pesedahan, Gegelang, Sengkidu, Tenganan, Antiga, Antiga Kelod, Padangbai.

4. Kecamatan Karangasem, meliputi: Desa Bugbug, Tumbu, Seraya, Seraya Timur, Seraya Barat, Pertima, Kelurahan Subagan, Kelurahan Padangkerta, Kelurahan Karangasem, Tegalinggah, Bukit.

5. Kecamatan Abang, meliputi: Desa Abang, Ababi, Tista, Tribuana, Culik, Datah, Tiyingtali, Bunutan, Purwakerthi, Kertamandala, Labasari, Nawakerti, Pidpid, Kesimpar.

6. Kecamatan Bebandem, meliputi: Desa Bebandem, Bungaya, Budakeling, Jungutan, Sibetan, Macang, Bungaya Kangin, Bhuana Giri.

7. Kecamatan Selat, meliputi: Desa Selat, Amerta Bhuana, Duda, Muncan, Sebudi, Duda Timur, Duda Utara, Peringsari.

(3)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-46 Kec. Kubutamb ahan Kec. Sawan

(4)
(5)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-48 4.2. GAMBARAN DEMOGRAFI

A. Jumlah Penduduk

Penduduk memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Melalui berbagai aspek seperti besarnya jumlah penduduk, penyebaran geografis, kepadatan penduduk, komposisi dalam usia serta jenis kelamin, pendidikan dan kesehatan, serta tingkat pertumbuhannya, maka jelaslah bahwa penduduk dapat mempengaruhi pembangunan khususnya pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data Hasil Registrasi Penduduk Desa/Kelurahan 2013, jumlah penduduk di kabupaten Karangasem sebanyak 471.820 jiwa dengan komposisi 236.530 jiwa penduduk laki-laki (50,13persen) dan 235.290 penduduk perempuan (49,87 persen). Jumlah ini meningkat 3,20 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 457.204 jiwa.. Sesuai Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Karangasem

(6)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-49 Tabel 4.2. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten

Karangasem

Sumber : Registrasi Penduduk Desa/Kelurahan Akhir Tahun 2012

Tabel 4.3. Banyak Rumah tangga dan Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Karangasem

(7)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-50 B. Jumlah Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karangasem dari tahun 2004 sampai dengan 2012 secara umum mengalami penurunan pada tahun 2004 persentase penduduk miskin 6,51% sedang pada tahun 2012 sebanyak 5,63%, sesuai dengan Tabel 4.3.

Tabel 4.4. Jumlah dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Karangasem

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)

Persentase Penduduk Miskin (%)

2004 25.900 6,51

2005 30.300 7,67

2006 35.800 9,42

2007 34.100 8,95

2008 29.500 7,67

2009 24.700 6,37

2010 31.598 7,95

2011 26.126 6,43

(8)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-51 C. Laju Pertumbuhan Penduduk

Dilihat dari persebarannya, maka tampak bahwa sebagian besar penduduk bermukim di wilayah Karangasem bagian utara, yaitu Kecamatan Kubu dan Abang. Sedangkan untuk wilayah selatan, penduduk terkonsentrasi di Kecamatan Karangasem dimana terdapat ibukota kabupaten yang sekaligus merupakan pusat pemerintahan dan ekonomi.

Dengan luas wilayah 839,54 km2, kepadatan di Kabupaten Karangasem mencapai

545 jiwa/km2. Dibandingkan kecamatan lainnya, Karangasem merupakan kecamatan

dengan jumlah penduduk terbesar mencapai 88.019 jiwa atau sekitar 19,25 persen. Meskipun memiliki jumlah penduduk terbesar, namun kepadatan penduduknya masih lebih rendah dibandingkan Kecamatan Sidemen yang mencapai 1.014 jiwa/km2. Sedangkan secara laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2010 adalah 0,96, sesuai Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Karangasem

Kecamatan

District

Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk

2000 2010 2000-2010

(9)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-52 D. Persebaran Penduduk

Persebaran Penduduk di Kabupaten Karangasem cendrung pada kawasan perkotaan baik Kota Amlapura maupun Kota Kecamatan. Sedangkan persebaran penduduk perdesaan cendrung menyebar.

(10)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-53 Ditinjau dari umur dan jenis kelaminnya maka tampak bahwa kategori penduduk muda usia 0-9 tahun didominasi oleh laki-laki. Sebaliknya, untuk kategori penduduk tua usia 55 tahun ke atas didominasi oleh perempuan. Sedangkan pada kategori umur lainnya, proporsi laki-laki dan perempuan relatif tidak jauh berbeda.

Dari seluruh penduduk usia 15 tahun ke atas, sebanyak 83,29 persen di antaranya termasuk dalam angkatan kerja dengan rincian 82,17 persen-nya sudah bekerja dan 1,12 persen sisanya masih mencari pekerjaan. Dari mereka yang sudah bekerja ini, sebagian besarnya (47,24 persen) bekerja di salah satu sektor primer.

Jika dibandingkan tahun sebelumnya, maka tampak bahwa jumlah penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) mengalami peningkatan sebesar 1 persen. Peningkatan yang lebih besar, yakni sebesar 10,48 persen terjadi pada kategori mereka yang bekerja. Sebaliknya kategori lainnya seperti mereka yang mencari pekerjaan, sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya mengalami penurunan. Dengan bertambahnya jumlah mereka yang bekerja, diharapkan kesejahteraan masyarakat secara umum juga ikut meningkat.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karangasem, sejalan dengan menurunnya jumlah mereka yang mencari pekerjaan, jumlah pencari tenaga kerja terdaftar juga menunjukkan penurunan sebesar 25,7 persen, yakni dari 1.267 orang di tahun 2011 menjadi 942 orang di tahun 2012.

Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana pencari tenaga kerja terdaftar ini didominasi oleh laki-laki, tahun 2012 ini jumlahnya relatif tidak jauh berbeda. Adapun berdasarkan pendidikannya, sebagian besar dari pencari tenaga kerja terdaftar ini adalah mereka yang bergelar sarjana/lebih tinggi. Hal ini sangat disayangkan karena dengan pendidikan yang cukup tinggi ini seharusnya mereka bisa lebih kreatif untuk membuka usaha yang baru bukan sekedar menggantungkan hidup pada lapangan kerja yang sudah ada.

4.3. GAMBARAN TOPOGRAFI

(11)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-54 wilayah Karangasem memiliki ketinggian antara 100 - 500 m dpl dan 500 - 1000 m dpl. Ini berarti bahwa sebagian wilayahnya merupakan perbukitan sampai pegunungan. Daerah datarannya hanya meliputi 13,4% dari luas wilayah yakni hanya tersebar di daerah pantai yang merupakan lokasi wilayah perencanaan.

Secara umum letak ketinggian Kabupaten Karangsem adalah seperti yang disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Luas Wilayah Karangasem Menurut Ketinggian Dirinci Per Kecamatan, Tahun 2009

Kecamatan

Sumber: BPN Kabupaten Karangasem

Apabila diperhatikan maka ada beberapa kecamatan yang memiliki ketinggian > 100 meter yaitu Kecamatan Rendang, Bebandem dan Selat sedangkan Kecamatan Sidemen ketinggiannya > 60 meter. Dengan kondisi seperti ini dapat diperoleh gambaran bahwa keempat kecamatan tersebut tidak memiliki wilayah pesisir atau termasuk daerah pedalaman.

(12)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-55 Tabel 4.7. Luas Wilayah Karangasem Menurut Kelerengan

Dirinci Per Kecamatan, Tahun 2009

Kecamatan

Kemiringan Lereng / Slope Resambling (%)

Jumlah

Sumber: Data Dasar DAS Unda Anyar, 2009

(13)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-56 Tabel 4.8. Pemanfaatan Sudut Lereng Secara Optimum untuk Berbagai

Keperluan Pembangunan (Mabbery, 1972)

AKTIVITAS

SUDUT LERENG (DALAM %) 0 - 3 3 - 5 5 - 10 10 - 15 15 - 30 30 -

70 > 70

Rekreasi Umum X X X X X X X

Struktur Teknis X X X X X X X

Pemakaian Umum

X X X X

Jalan Raya X X X

Saluran Air Kotor

X X

Perumahan Rakyat

X X X X

Pusat

Perdagangan

X X

Jalan Tol X X

Lapangan Terbang

X Operasi Alat Berat

X X X X X X X

Sumber : Inventarisasi Geologi Teknik, Bali

Sehubungan dengan adanya pemanfaatan sudut lereng secara optimum untuk berbagai keperluan maka tingkat kelerengan lahan di Kabupaten Karangasem dapat diklasifikasikan dengan lebih detail per masing-masing kecamatan sebagai berikut :

(1).Kemiringan lereng 0 – 8%, merupakan daerah datar (flat to almost flat), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 23.090,00 Ha atau 27,5% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.011,00 Ha atau 21,7% dari luas daerah dengan kemiringan 0 – 8%.

(2).Kemiringan lereng 8 – 15%, merupakan daerah agak landai (gentle sloping), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan kecuali Kecamatan Sidemen dengan luas daerah 12,860 Ha atau 15,3% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.826 Ha atau 45,3% dari luas daerah dengan kemiringan 8 – 15%.

(14)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-57 Kecamatan Rendang yaitu seluas 5.634 Ha atau 33,8% dari luas daerah dengan kemiringan 15 - 25%.

(4).Kemiringan lereng 25 - 40%, merupakan daerah curam (moderately steep), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 14.794 Ha atau 17,6% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Abang yaitu seluas 3.495 Ha atau 23, 6% dari luas daerah dengan kemiringan 25 - 40%.

(5).Kemiringan diatas >40%, merupakan daerah sangat curam semua kecamatan dengan luas daerah 16.258 Ha atau 19,7% total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 4.898 Ha atau 29,6% dari luas daerah dengan kemiringan > 40%.

(15)
(16)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-59 4.4. GAMBARAN GEOHIDROLOGI

A. Air Tanah dan Mata Air

a. Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Keterdapatan air tanah didasarkan atas jenis, sebaran batuan dan litologi lapisan pembawa air.

Ketersediaan air tanah sangat tergantung dari keadaan geologinya. Formasi utama yang mengandung akifer adalah batuan vulkanik quarter, disamping juga ketinggian tempatnya. Makin tinggi tempat suatu wilayah umumnya kandungan air tanahnya kecil, karena adanya gravitasi ke daerah bawah. Berdasarkan atas formasi geologinya (vulkanik kwarter atas dengan litologi tufa, breksi, agglomerat, lahar) bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Karangasem merupakan akifer setempat memiliki potensi air yang tinggi khususnya di pesisir pantai. Wilayah Karangasem bagian timur formasi geologinya kwarter bawah dengan litologi batuan gunung api Seraya (Seraya , Seraya Barat, Seraya Timur, Purwakerthi) akifernya jelek sehingga supply airnya tidak potensial. Geologi formasi Ulakan dengan litologi breksi juga akifernya jelek. Kandungan air tanah setempat di Kabupaten Karangasem berdasarkan Peta Hidrologi Pulau Bali adalah sebagai berikut:

- Setempat kandungan air besar (10 lt/det), lokasinya: pesisir utara Kecamatan Kubu, Kecamatan Karangasem bagian barat, sebagian Kecamatan Abang.

- Setempat kandungan air sedang (5 lt/det) terdapat di bagian tengah Kecamatan Kubu, daerah pesisir Kecamatan Manggis, sebagian Kecamatan Bebandem dan Selat.

- Setempat kandungan air sedikit (0,5 lt/det) terdapat di Kecamatan Karangasem bagian timur, bagian utara dan timur Kecamatan Abang.

- Setempat kandungan air sangat sedikit (0,1 lt/det), umumnya terdapat di wilayah Kecamatan Kubu bagian atas yakni di sekitar kaki Gunung Agung.

- Setempat kandungan air sangat sedikit sekali (< 0,1 lt/det) terdapat di gugusan perbukitan Kecamatan Manggis dan Sidemen.

(17)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-60 b. Mata Air

Dalam keadaan yang memungkinkan, akibat adanya rekahan, celah atau bekerjanya fungsi kaliparitas, maka air tanah akan muncul ke permukaan sebagai mata air. Pada tahun 2008 tercatat di Kabupaten Karangasem terdapat 80 mata air. Mata air dengan debit terbesar adalah gabungan MA. Surya, Bonggal, Celuk, Isah dan Gambar di Menanga, Kecamatan Rendang yaitu 841 lt/det. Apabila diperhatikan berdasarkan data maka sebagian besar mata air tersebar pada Kecamatan Rendang, Selat, Bebandem, Abang dan Karangasem. Sedangkan di Kecamatan Kubu dan Manggis sangat sedikit.

B. Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, dalam hal ini yaitu air sungai dan air danau alam maupun waduk.

a. Air Sungai

Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Sungai-sungai yang terdapat di Indonesia telah disusun atas unit-unit wilayah yang disebut dengan Satuan Wilayah Sungai (SWS). Di Bali satuan wilayah sungainya diberi nomor 03.01 yang kemudian dirinci menjadi 20 sub-SWS. Kabupaten Karangasem dengan beberapa sungai yang mengalir di atasnya termasuk dalam sub-SWS 03.01.13 sampai dengan 03.01.17.

Diantara sungai-sungai yang melalui Kabupaten Karangasem maka terdapat dua sungai yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Karangasem. Kedua buah sungai tersebut adalah Tukad Unda dan Tukad Telaga Waja. Selain itu sesuai dengan kontinuitas alirannya, maka sungai yang ada di wilayah ini ada 3 jenis, yaitu:

(18)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-61 2. Mengalir hanya pada musim hujan (intermitten streams). Sungai jenis ini banyak

terdapat di Desa Seraya, Seraya Barat, Bugbug dan Perasi.

3. Mengalir hanya pada saat hujan (ephemeral streams) umumnya semua sungai di Kecamatan Kubu, sebagian Kecamatan Abang (Purwakerthi, Labasari) dan sebagian Kecamatan Karangasem (Seraya Timur).

Mengenai sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Daftar Nama-nama Sungai di Kabupaten Karangasem

Nomor Nama Sungai Panjang Sungai

(Km)

(19)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-62 Lanjutan Tabel 4.9.

Nomor Nama Sungai Panjang Sungai

(Km)

Sumber : Karangasem Dalam Angka 2012

b. Air Danau/ Waduk

(20)
(21)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-64 4.5. GAMBARAN GEOLOGI

Secara geologi Kabupaten Karangasem terdiri dari formasi Kuarter, Kuarter Bawah, dan Miosin. Formasi Kuarter meliputi sebagian besar wilayah kabupaten. Formasi Kuarter dengan Litologi Tufa Pasiran dan endapan lahar terdapat di pesisir utara yakni di daerah Tianyar. Litologi berupa lahar, pasir, lapili diarahkan bom, warna coklat tua hingga hitam. Sebarannya di daerah Gunung Agung, Selat, Muncan, sepanjang aliran Tukad Buhu, dan Tukad Bangka. Di Belahan utara mulai dari daerah Gunung Agung, wilayah Kecamatan Kubu, sebagian Kecamatan Abang, daerah aliran sungai Unda. Komposisi lahar terdiri dari batuan beku andesit dan batu apung dengan masa dasar tufa pasiran. Pasir komposisinya terdiri dari faalspar, gelas vulkanik, dan mineral hitam. Lapili dan bom komposisinya terdiri dari batu apung dan lava andesit, umumnya batuan ini belum mengeras dan mudah lepas. Setempat-setempat pada batuan ini terdapat lava dan breksi, kompak dan keras, pada lava sebagian berongga. Formasi Kuarter Bawah terdapat di daerah ujung timur kabupaten yakni Kecamatan Karangasem bagian timur dan Kecamatan Abang bagian utara. Litologinya berupa lava dan breksi Gunung Api Seraya. Lava berwarna abu-abu kehitaman. Breksi berwarna coklat. Formasi Miosin terdapat di perbukitan Kecamatan Manggis dan Selat. Litologinya berupa breksi dan lava merupakan formasi Ulakan. Lava berwarna abu-abu kehitaman dan breksi berwarna coklat kehitaman.

A. Jenis Tanah

(22)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-65 meliputi sebagian terbesar wilayah Kabupaten Karangasem. Sebarannya adalah dari bagian utara sampai bagian tengah. Tanah jenis ini juga rawan erosi khususnya pada daerah dengan kemiringan lahan tinggi. (lihat Tabel 4.9. dan Gambar 4.7.)

Tabel 4.9. Tekstur Tanah di Kabupaten Karangasem

No SUB

DAS Kecamatan

Luas (Ha)

Jenis Tanah (Ha)

KET

Mediteran Aluvial Latosol Regosol

Ha % Ha % Ha % Ha %

1

UNDA

I Rendang 10.970 - - - - 10.970 30,2 - - -

Sidemen 3.515 - - 1.384 12,9 2.131 5,9 - - -

Manggis 6.983 - - 3.120 29,2 3.583 9,9 280 0,8 -

Karang

Asem 9.423 147 100,0 5.799 54,2 3.477 9,6 - - -

Abang 13.405 - - - - 373 1,0 13.032 35,4 -

Bebandem 8.151 - - 105 1,0 8.046 22,2 - - -

Selat 8.035 - - 290 2,7 7.745 21,3 - - -

Kubu 23.472 - - - - 23.472 63,8 -

Jumlah 83.954 147 100,0 10.698 100,0 36.325 100,0 36.784 100,0 -

Persen 100,0 0,2 12,7 43,3 43,8 -

Sumber: Karangasem Dalam Angka

(23)
(24)
(25)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-68 B. KAWASAN RAWAN BENCANA

a. Rawan Bencana Gunung Berapi

Kabupaten Karangasem merupakan kawasan yang rawan bencana gunung berapi yaitu Gunung Agung. Gunung Agung yang terletak di bagian tengah Kabupaten Karangasem dan meliputi sebagian wilayah Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kecamatan Bebandem, Kecamatan Abang dan Kecamatan Kubu merupakan gunung tertinggi di Pulau Bali dan termasuk gunung berapi. Letusan terakhir Gunung Agung adalah pada tahun 1662.

Berdasarkan peta kawasan rawan bencana Gunung Api Agung Tahun 1996 maka wilayah yang rawan bencana letusan Gunung Agung atau yang rawan terkena longsoran material dari lereng Gunung Agung adalah semua wilayah kaki Gunung Agung, semua daerah aliran sungai (DAS) yang hulunya di kaki Gunung Agung, semua lembah atau dataran yang pernah dialiri material letusan Gunung Agung. Wilayah Kecamatan Kubu adalah paling luas memiliki wilayah yang sangat rawan terhadap bencana letusan Gunung Agung, serta selalu dilanda dengan intensitas kerusakan yang sangat tinggi setiap kali Gunung Agung meletus. Wilayah lainnya adalah lereng Gunung Agung ke arah Kota Amlapura sampai ke pantai karena aliran material letusan mengikuti daerah aliran Tukad Janga dan anak-anak sungainya, termasuk juga Tukad Buhu.

Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2006 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang terkena ancaman gunung meletus adalah: (lihat pula Gambar II.7)

1. Desa Ban, Kecamatan Kubu 2. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu 3. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu 4. Desa Tulamben, Kecamatan Kubu 5. Desa Kubu, Kecamatan Kubu 6. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu 7. Desa Datah, Kecamatan Abang

(26)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-69 11.Desa Sebudi, Kecamatan Selat

12.Desa Besakih, Kecamatan Rendang 13.Desa Pempatan, Kecamatan Rendang

b. Rawan Bencana Longsor

Wilayah rawan bencana alam berupa tanah longsor juga sangat rawan terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan karena kemiringannya yang terjal dan lapisan tanahnya yang peka erosi. Diantaranya yang paling rawan adalah di daerah kaki Gunung Seraya, karena disamping terjal, tanahnya peka erosi, juga karena di daerah ini terdapat banyak kandungan batu-batuan yang mudah lepas.

Selain akibat struktur batuan yang mudah lepas beberapa daerah perbukitan di Kecamatan Manggis dan Sidemen juga merupakan daerah yang rawan longsor sebab selain kondisi perbukitannya yang relatif miring (>45o) juga dikarenakan pada beberapa perbukitan keberadaan vegetasi sebagai penutup tanah/penyerap air telah hilang. Hal ini menyebabkan pada musim hujan sangat rawan terjadi bencana longsor akibat erosi air hujan tersebut.

Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2006 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena ancaman tanah longsor adalah: (lihat pula Gambar 4.7)

1. Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen 2. Desa Duda Timur, Kecamatan Selat

3. Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem 4. Desa Bunutan, Kecamatan Abang

c. Rawan Bencana Badai Angin

(27)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-70 Gambar 4.9. Peta Rawan Bencana Gunung Agung Kabupaten Karangasem

d.

(28)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-71 Gambar 4.10. Peta Rawan Longsor Kabupaten Karangasem

f.

(29)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-72 h. Kegempaan

Berdasarkan peta zona seismic dari Nayoan (1976), daerah pemetaan termasuk dalam zona gempa 3 dengan percepatan maksimum 0,80 – 1,0 g yang setara dengan skala MMI dan merupakan daerah dengan magnitude antara 6 – 6,5 pada skala Richter.

Menurut Untoro, 1979 (dalam dari Ediwan, A.S, 1991) pada tanggal 27 April 1930 terjadi gempa bumi dengan intensitas V pada skala MMI dengan posisi gempa tidak diketahui dengan pasti. Kerusakan terjadi di Bali selatan dimana pada daerah Benoa tanah terbelah dan terjadi retak - retak.

Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 14 Juni 1976, didahului oleh foreshocks. Kerusakan terberat terjadi di Kabupaten Jembrana, Tabanan dan Buleleng.

i. Daerah Banjir

Wilayah yang berpotensi terjadi banjir merupakan daerah dataran rendah, umumnya berdekatan dengan daerah aliran sungai dan rawa. Banjir umumnya terjadi pada waktu musim hujan, dimana intensitas hujan cukup tinggi dan kondisi sungai tidak mampu menampung air yang cukup besar sehingga luapan air sungai menggenang beberapa lahan pertanian dan permukiman.

Berdasarkan data selama periode tahun 2002 – 2006 barulah pada tahun 2006 tercatat adanya bencana alam berupa banjir yaitu di Kecamatan Manggis dengan jumlah korban mencapai 113 orang. Selain itu banjir juga terjadi di Karangasem dan Kubu namun dengan korban masing-masing 2 dan 1 orang.

j. Korosi Air Tanah

(30)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-73 k. Abrasi

Abrasi atau kikisan pantai oleh hantaman gelombang laut terdapat disekitar Pantai Labuhan Amuk bagian selatan, pantai Sengkidu dan Candidasa, Ujung dan Jemeluk. Intensitas kerusakan yang paling tinggi adalah di Kawasan Pariwisata Candidasa. Hal ini disebabkan selain karena gelombang laut yang cukup besar juga dikarenakan tingkah laku dalam pengelolaan pantai dan laut. Antara lain: sebelum Candidasa menjadi kawasan pariwisata, daerah ini merupakan penghasil kapur bubuk untuk bahan bangunan yang paling besar di Kabupaten Karangasem. Bahan bakunya adalah karang laut, sehingga karang laut menjadi langka/habis dan tidak ada penahan gelombang. Setelah menjadi kawasan pariwisata pengambilan batu karang dihentikan, tetapi pembangunan sangat mepet ke pantai tanpa memperhatikan sempadan pantai, akibatnya banyak bangunan yang roboh terkena abrasi.

l. Sedimentasi

Walaupun tidak ada data yang pasti namun untuk sedimentasi ini dapat ditemukan di beberapa sungai besar terutama di bagian utara yaitu sungai-sungai yang merupakan aliran lahar pada saat terjadinya letusan Gunung Agung.

Dimana Hampir sebagian besar sungai-sungai tersebut merupakan sungai musiman (ephemeral) dengan material dasar sungai sebagian besar terdiri dari pasir dan kerikil yang berasal dari Gunung Agung. Material pasir dan kerikil yang cukup besar ini, menyebabkan sungai-sungai di kawasan ini berpeluang terjadinya banjir pasir, terutama pada musim hujan. Akibatnya di sekitar muara sungai tersebut banyak ditemukan sedimentasi berupa pasir/material gunung berapi tersebut. Hal ini perlu segera diantisipasi terutama jika dikaitkan dengan keberadaan terumbu karang yang cukup menarik di pesisir utara Kabupaten Karangasem ini.

m. Kekeringan

Oleh karena minimnya ketersediaan air di Kabupaten Karangasem maka wilayah ini rawan terhadap bencana kekeringan. Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2009 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena bencana kekeringan adalah: (lihat pula Gambar II.9)

(31)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-74 4. Desa Ban, Kecamatan Kubu

5. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu 6. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu 7. Desa Kubu, Kecamatan Kubu 8. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu 9. Desa Datah, Kecamatan Abang

10.Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem 11.Desa Seraya, Kecamatan Karangasem 12.Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem n. Kebakaran

Di Kabupaten Karangasem berdasarkan kondisi yang ada sering mengalami bencana kebakaran berupa kebakaran yang disebabkan kondisi iklim musim kering yang relatif sangat kering. Kebakaran ini terjadi di daerah yang rawan kekeringan serta di sekitar hutan. Berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2009 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena bencana kebakaran adalah: (lihat pula Gambar III-10) 1. Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu

2. Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu 3. Desa Tianyar, Kecamatan Kubu

4. Desa Ban, Kecamatan Kubu 5. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu 6. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu 7. Desa Kubu, Kecamatan Kubu 8. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu 9. Desa Datah, Kecamatan Abang

10.Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem 11.Desa Seraya, Kecamatan Karangasem 12.Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem

Sedangkan untuk daerah yang rawan bencana kebakaran hutan adalah: 1. Desa Sebudi, Kecamatan Selat

2. Desa Selat, Kecamatan Selat

(32)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-75 Gambar 4.11. Peta Sebaran Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Karangasem

(33)
(34)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-77 4.6. GAMBARAN KLIMATOLOGI

Selama tahun 2012, curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari hingga Maret dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari mencapai 420,4 mm dengan hari hujan sebanyak 25 hari.

Sedangkan pada bulan September, berdasarkan pengamatan di Stasiun Meteorologi Kahang-Kahang, cuaca berada pada kondisi yang paling kering dibandingkan bulan-bulan lainnya. Di samping tidak pernah turun hujan, kelembapan udara pada bulan ini merupakan yang terendah dengan rata-rata penyinaran matahari yang cukup tinggi. Suhu yang cukup tinggi mencapai 28oC juga semakin membuat cuaca di Karangasem semakin

panas.

A. Curah Hujan

(35)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-78 Tabel 4.10. Jumlah Curah Hujan (mm) di Kabupaten Karangasem

Menurut Stasiun dan Bulan, Tahun 2013

(Milimeter)

Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2014

Keterangan : R : Alat Rusak

(36)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-79

Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2014

Keterangan : R : Alat Rusak

(37)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-80

Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2014

Keterangan : R : Alat Rusak

4.7. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

4.7.1. Adat Istiadat Masyarakat

Karangasem merupakan Kabupaten yang banyak memiliki tujuan wisata dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata favorit tak hanya karena alasan keindahan alamnya yang memukau,namun juga karena nilai kebudayaan Bali dan adat yang khas disbanding daerah lain. Salah Satu obyek memiliki kekasan adat istiadat adalah Tenganan, Bugbug, Asak, Bungaya, Seraya dan masih Banyak yang lain. Kehidupan Adat istiadat masih sangat erat di pertahankan dari generasi terdahulu sampai sekarang.

(38)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-81 Dalem. Pelaksanaan konsep Tri Kahyangan,dijalankan oleh desa pekraman menurut desa,kala,patra dimasing-masing desa pekraman dan biasanya diatur dalam awig-awig desa pekraman setempat. Adat istiadat juga memegang peranan penting dalam mensukseskan program-program pemerintah.

4.7.2. Perkembangan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran prestasi ekonomi dari seluruh sektor kegiatan ekonomi. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir kondisi perekonomian relatif baik dan stabil setelah berlalunya krisis akibat bom Bali maupun krisis ekonomi global yang melanda dunia di akhir tahun 2008.

Otonomi daerah memberi peluang besar kepada daerah untuk menggali potensi wilayah dan memanfaatkannya untuk kepentingan pembangunan daerah. Namun demikian, otonomi daerah juga berimplikasi pada kewajiban untuk membiayai pembangunannya sendiri. Bagi daerah yang memiliki potensi ekonomi yang besar dan tergolong kaya, tentu tidak terdapat permasalahan yang berat menyangkut anggaran pembangunan. Tetapi bagi daerah yang memiliki potensi ekonomi kecil dan tergolong masih tertinggal ketergantungan akan bantuan pusat sangat diperlukan.

Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Karangasem diharapkan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masalahnya, berbagai kebijakan yang diimplementasikan dalam pembangunan ekonomi seringkali kurang memperhatikan potensi yang dimiliki, sehingga terjadi ketimpangan antar daerah dan struktur perekonomian.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka analisis PDRB Kabupaten Karangasem tahun 2007 – 2011 menjadi salah satu input bagi perencanaan, pada tahun-tahun mendatang. PDRB merupakan salah satu indikator makro yang memberikan gambaran pergeseran/kesenjangan ekonomi antar sektor ekonomi (lapangan usaha) maupun antar daerah.

(39)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-82 A. PDRB Menurut Lapangan Usaha

Seperti telah diuraikan sebelumnya, data PDRB adalah salah satu indikator penting dalam menyusun strategi pembangunan maupun bahan evaluasi pembangunan, terutama pembangunan di bidang ekonomi. PDRB menurut lapangan usaha, dapat digunakan sebagai gambaran tentang kemampuan produksi dari masing-masing sektor ekonomi, baik atas dasar harga berlaku maupun konstan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diuraikan PDRB menurut lapangan usaha tahun 2007 – 2011.

Perkembangan PDRB Karangasem baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK) memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Pada tahun 2007, PDRB Kabupaten Karangasem ADHB mencapai Rp. 2,728 trilyun, kemudian meningkat menjadi Rp. 4,635 trilyun tahun 2011. Peningkatan ini merupakan suatu hal yang menggembirakan, namun belum dapat diartikan sebagai peningkatan produktivitas perekonomian di Kabupaten Karangasem. PDRB atas dasar harga berlaku masih dipengaruhi oleh faktor harga (inflasi) sehingga sulit untuk mengetahui keadaan real dari produktivitas perekonomian.

Gambar 4.13. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karangasem Periode Tahun 2007 – 2011 (trilyun Rp)

2.72

1.58 3.19

1.66 3.67

1.75 4.14

1.84 4.63

1.93

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00

2007 2008 2009 2010 2011

ADHB ADHK

(40)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-83 Kabupaten Karangasem ADHK telah mencapai Rp. 1,931 trilyun. Capaian ini menunjukkan produktivitas perekonomian di Kabupaten Karangasem selama lima tahun terakhir. Akan tetapi capaian ini lebih banyak dipengaruhi oleh kenaikan produksi sub sektor penggalian yang rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat eksploitasi yang berlebihan. Disamping itu sektor-sektor lain pun turut berkontribusi dalam pembentukan nilai tambah ekonomi di kabupaten karangasem.

B. Struktur Perekonomian Kabupaten Karangasem

Struktur perekonomian suatu daerah merupakan gambaran dari komposisi seluruh kegiatan produksi barang dan jasa yang dilakukan di daerah tersebut. Sehingga adanya perubahan struktur produksi akan menyebabkan pergeseran struktur ekonomi di daerah bersangkutan. Salah satu indikator yang sering dipakai untuk mengamati struktur perekonomian suatu daerah adalah distribusi persentase nilai tambah bruto sektoral yang juga dapat digunakan untuk mengamati potensi daerah/wilayah bersangkutan.

Tabel 4.13. Struktur Perekonomian Kabupaten Karangasem Tahun 2007 - 2011

Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

1 2 3 4 5 6

1. Primer 33,18 32,06 31,60 31,26 30,60

2.

Sekunder

12,32 12,67 12,67 12,90 13,04

3. Tersier 54,50 55,27 55,73 55,84 56,36

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Struktur perekonomian Kabupaten Karangasem mempunyai karakteristik yang mirip dengan beberapa kabupaten yang berbasis pada sektor pertanian dan sektor Jasa-jasa. Keunggulan komparatif pada sektor pertanian dan sektor jasa-jasa telah memberikan warna tersendiri pada perekonomian Kabupaten Karangasem. Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dengan kedua sektor ini sangat dominan dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Karangasem.

(41)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-84 industri pariwisata yang sangat besar telah menyebabkan kelompok sektor jasa-jasa (tersier) memberikan share nilai tambah yang cukup besar terhadap pembentukan PDRB karangasem. Pada tahun 2007 kontribusi kelompok sektor ini telah mencapai 54,50 % dan mengalami peningkatan di tahun 2011 menjadi 56,36 %.

Sementara itu sektor primer terus mengalami penurunan dari 33,18 % pada tahun 2007 menjadi 30,60 % pada tahun 2011. Hal ini sesuai dengan pola umum pembangunan yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya pendapatan per kapita di suatu daerah umumnya dibarengi dengan penurunan kontribusi sektor primer di daerah tersebut atau ekonomi akan selalu bergeser ke arah sektor sekunder dan tersier.

Tabel 2 dibawah memperlihatkan bahwa sektor pertanian, Jasa-jasa dan perdagangan, hotel dan restoran telah memberi pengaruh besar terhadap perekonomian Kabupaten Karangasem. Berdasarkan persentase kontribusi dari masing-masing sektor terhadap total PDRB tergambar dengan jelas 3 sektor yang mendominasi perekonomian Karangasem yaitu sektor Pertanian (27.33%), diikuti sektor Jasa-jasa (23.14%), kemudian sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (17.25%). Sektor pertanian meskipun masih dominan (peringkat I), tetapi cenderung menurun. Kecenderungan menurunnya peran sektor ini diimbangi dengan peningkatan sektor tersier. Terus membaiknya pariwisata saat ini telah menyebabkan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dengan industri pariwisata, seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sektor angkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa memberi kontribusi yang besar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Karangasem.

Seperti halnya kabupaten/kota lain di Provinsi Bali, sektor pertanian di Kabupaten Karangasem mengalami masalah yang sulit dipecahkan. Menyempitnya lahan secara terus menerus akibat tergerus oleh bangunan perumahan maupun bangunan lainnya mangakibatkan menurunnya total produksi di sektor ini. Penurunan produksi ini disebabkan oleh penurunan luas lahan yang tidak diikuti oleh penurunan jumlah pekerja secara signifikan sehingga pendapatan per petani menjadi rendah.

Pada tahun 2007, share sektor pertanian sebesar 30,80 persen namun terus mengalami penurunan hingga menjadi 27,33 % pada tahun 2011. Pada saat yang bersamaan, semakin pesatnya kegiatan pertambangan terutama galian C membuat kontribusi sektor ini terus meningkat meskipun kecil yaitu dari 2,38 % pada tahun 2007 menjadi 3,27 % pada tahun 2011.

(42)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-85 disebabkan oleh sektor ini berbasis industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada tahun 2007 sharenya masih 0,99 % tetapi terus menerus meningkat hingga telah menjadi 1,17 % pada tahun 2011. Peningkatan sektor ini dipengaruhi oleh pesatnya pembangunan perumahan dan pertokoan yang berdampak pada meningkatnya penggunaan listrik dan air bersih.

Seiring pembangunan infrastruktur yang semakin memadai, kontribusi sektor bangunan terus mengalami peningkatan dari 4,38 % pada tahun 2007 menjadi 4,97 % pada tahun 2011. Peningkatan kontribusi sektor ini selain memberikan efek positif juga berdampak negatif yang ditandai dengan menyempitnya lahan pertanian. Sementara itu sektor PHR tidak menunjukkan peningkatan kontribusi. Subsektor perdagangan besar dan eceran mengalami penurunan sebagai akibat dari menurunnya produksi di sektor pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan pada hampir semua komoditi sebagai dampak dari perubahan cuaca yang cukup ekstrim dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.

(43)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-86 Tabel 4.14. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karangasem Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007 – 2011

SEKTOR 2007 2008 2009 2010 2011

(1) (3) (4) (5) (6) (6)

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air bersih 5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

7. Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor Jasa-jasa sedikit memperlihatkan kecenderungan yang fluktuatif, dan secara total trendnya menurun. Kondisi ini disebabkan oleh perkembangan produktivitas sektor jasa swasta seperti sub sektor jasa hiburan & rekreasi dan sub sektor sosial kemasyarakatan yang tidak mengalami perubahan, kecuali sub sektor perorangan dan rumahtangga yang meningkat tetapi persentasenya sangat kecil. Dalam tahun 2011 pada subsektor administrasi pemerintahan kembali menunjukkan peningkatan sebagai realisasi dari bertambahnya belanja daerah untuk gaji pegawai.

Dari uraian di atas dapat diketahui peran semua sektor dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karangasem. Maka perhatian pemerintah terhadap kegiatan ekonomi pada masing-masing sektor di waktu-waktu mendatang seharusnya lebih besar lagi dari yang telah maupun yang sedang dilakukan.

(44)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-87 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun nilai kontribusi mengalami fluktuasi. Selengkapnya dapat disimak di tabel 4.15.

Tabel 4.15. Peringkat Kontribusi Sektor terhadap PDRB atas dasar harga berlaku periode 2007 – 2011 (persen)

Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.Pertanian 2.Jasa-jasa

3.Perdagangan, Hotel & Restoran 4.Pengangkutan & Komunikasi 5.Industri Pengolahan

6.Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

7.Bangunan

8.Pertambangan dan Penggalian 9.Listrik, Gas & Air Bersih

30,80

C. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karangasem

Pertumbuhan ekonomi, merupakan salah satu indikator penting yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kemajuan pembangunan di suatu daerah. Bahkan teori ekonomi klasik mengiyaratkan bahwa indikator ini merupakan indikator yang paling penting untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah, sehingga PBB dalam dasa warsa pembangunan I (Development Decade I) yaitu pada tahun 1960 – 1970 menetapkan bahwa pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 % per tahun untuk jangka waktu yang lama, sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan. Walaupun paradigma tersebut kini sudah mengalami pergeseran, namun peranan indikator ini sebagai tolok ukur kinerja pembangunan masih tetap tidak bisa diabaikan. Pertumbuhan ekonomi dalam hal ini, merupakan laju pertumbuhan nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan yang terjadi di suatu daerah.

(45)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-88 kemudian tahun 2011 sebesar 5,19 % sehingga rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem selama 5 tahun terakhir sebesar 5.11 %.

Pada tahun 2005 tepatnya 1 Oktober 2005 pariwisata Bali mengalami guncangan akibat bom di Kuta dan Jimbaran. Hal ini ternyata berdampak pada pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem di tahun 2006. Pada tahun ini, perekonomian karangasem hanya tumbuh sebesar 4,80 %. Guncangan yang terjadi terhadap keamanan di jantung pariwisata Bali telah berdampak pada kunjungan wisatawan dan pada akhirnya melambatkan ekonomi Kabupaten Karangasem secara tidak langsung.

Tabel II.16. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karangasem ADHK 2000 Menurut

7. Pengangkutan dan Komunikasi

Untuk Tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem kembali meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 5,20 %. Hal ini lebih diakibatkan oleh pengaruh sektor pariwisata yang meningkat dari tahun sebelumnya. Faktor keamanan yang semakin kondusif memberi pengaruh baik bagi ekonomi Kabupaten Karangasem.

(46)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-89 ekonomi Kabupaten Karangasem kembali melambat, dan hanya tumbuh sebesar 5,01 %. Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan pada sektor Bangunan, sektor Angkutan dan Komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa.

Tabel 4.17 : Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Karangasem Tahun 2010 - 2011

Sektor

Pertumbuhan Ekonomi Sumber Pertumbuhan

2010 2011 2010 2011

1. Pertanian 2,29 2,35 0,71 0,71

2. Pertambangan &

Penggalian 13,82 15,17 0,23 0,27

3. Industri Pengolahan 5,63 2,65 0,39 0,18

4. LGA 6,63 7,24 0,04 0,04

5. Bangunan/Konstruksi 7,73 6,11 0,31 0,25

6. Perdagangan, hotel &

Restoran 6,75 6,44 0,89 1,00

7. Pengangkutan dan

Komunikasi 5,89 5,35 0,47 0,43

8. Keuangan,

Persewaan & Jasa

Perusahaan

7,85 8,05 0,40 0,43

9. Jasa - jasa 6,05 6,80 1,66 1,88

(47)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-90 utama pada tahun 2011 adalah sektor jasa-jasa sebesar 1,88 %, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian.

Gambar 4.13 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karangasem Tahun 2007-2011 ADHB dan ADHK (Persen)

Beberapa sektor ekonomi/lapangan usaha yang mampu tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan memberi kontribusi dalam pertumbuhan sebesar 5.19 % yaitu sektor pertanian (2,35 %), Sektor listrik, gas dan air bersih (7,24 %); sektor perdagangan, hotel dan restoran (6.44%), sektor keuangan , persewaan & jasa perusahaan (8,05%), dan sektor jasa-jasa (6,80 %). Sementara sektor industri pengolahan dan sektor bangunan meskipun pertumbuhannya masih positif tetapi mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya sehingga justru mengerem laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem pada tahun 2011.

D. PDRB Per Kapita Kabupaten Karangasem

(48)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-91 keadaan sosial masyarakat. Disamping itu, data ini juga tidak bisa mencerminkan distribusi pendapatan masyarakat secara riil, karena tidak semua masyarakat memiliki akses serta pendapatan yang sama. Namun demikian sebagai salah satu proxi dari peningkatan kemakmuran (welfare) ”paling tidak” angka ini dapat dijadikan gambaran untuk melihat tingkat pendapatan masyarakat secara umum, sehingga pemerintah dapat menilai pengaruh kinerja pembangunan yang telah berjalan terhadap tingkat perekonomian masyarakatnya.

PDRB per kapita dihitung dengan membagi data PDRB dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya nilai tambah per penduduk, sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan real dari pendapatan per kapita. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 5, perkembangan PDRB per kapita dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Karangasem mencapai Rp. 7,05 juta terus meningkat hingga pada tahun 2011 telah mencapai Rp. 11,45 juta, atau meningkat rata-rata sebesar 12,49 % per tahun. Demikian pula halnya PDRB per kapita atas dasar harga konstan. Pada tahun 2007, PDRB per kapita atas dasar harga konstan baru mencapai Rp. 4,091 juta kemudian terus meningkat, hingga di tahun 2011 mencapai Rp. 4,772 juta atau meningkat rata-rata sebesar 3,33 % per tahun.

(49)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-92 PDRB per kapita yang makin membaik selama periode 2007 – 2011 tersebut seperti pada gambar di atas tidaklah dapat mencerminkan distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Karangasem untuk setiap strata ekonomi. Tetapi paling tidak, ukuran ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai apakah hasil pembangunan yang dilakukan selama ini secara umum telah dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat atau tidak.

Tabel 4.18. Beberapa Indikator Agregatif PDRB Kabupaten Karangasem Tahun 2007 –

4.7.3. Laju Tingkat Investasi

Beberapa investasi di Kabupaten Karangasem dapat di bagi beberapa sector penting yaitu Sektor Galian C dan Sektor Pariwisata.

A

A.. SSuubbSSeekkttoorrPPeennggggaalliiaann

Hasil pertambangan di Kabupaten Karangasem selama ini berasal dari bahan tambang galian Golongan C. Sedangkan pertambangan bahan tambang galian Golongan A (bahan galian strategis) dan Golongan B (bahan galian vital) belum layak dilakukan. eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang galian golongan C berupa pasir, batu kali dan batu cadas

(50)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-93 Tabel. 4.19. Kontribusi Pertambangan Galian C Terhadap PDRB ( harga berlaku) Kabupaten Karangasem Tahun 2008 – 2012 (dalam juta)

Sumber: BPS Kab. Karangasem

Gambar 4.15. Kontribusi Pertambangan Galian C Terhadap PDRB Kabupaten Karangasem Tahun 2008– 2012

78,518.99

2008 2009 2010 2011 2012

East

West

North

B

B.. SSuubbSSeekkttoorrPPaarriiwwiissaattaa

Potensi Kabupaten Karangasem sebagai destinasi wisata dunia, dengan panorama yang indah menjadi pesona dan daya tarik wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara (wisman). Bukan hanya Pemerintah Kabupaten Karangasem yang banyak berharap dari sektor jasa ini untuk menggerakkan roda pembangunan, tetapi sebagian besar masyarakatnya juga bertumpu di sektor tersebut. Banyak hal yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Karangasem maupun masyarakat untuk membangun pariwisata, terutama pariwisata budaya, seni, adat-istiadat dan potensi alamnya. Namun, sektor

(51)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-94 pariwisata juga merupakan bisnis jasa yang paling rentan terhadap perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamanan, yang sifatnya tidak lagi lokal atau regional, tetapi sudah mengglobal. Karena itu, ketika sektor andalan ini mengalami stagnasi, maka sektor-sektor lain yang terkait juga mengalami kelesuan. Adapun Obyek wisata di Kabupaten Karangasem terlihat pada tabel berikut

Tabel. 4.20. Daftar Nama Obyek Wisata dan Lokasi di Kabupaten Karangasem Tahun 2012

Nama Obyek Wisata

Daya Tarik

Wisata Lokasi

Bukit Jambul Wisata Alam Desa Pesaban,Kec.Rendang

Putung Wisata Alam Desa Duda Timur, Kec.Selat

Iseh Wisata Alam Desa Sidemen, Kec.Sidemen

Yeh Malet Wisata Alam Desa Antiga , Kec.Manggis

Puri Agung

Karangasem Wisata Budaya

Desa dan Kecamatan Karangasem

Taman Sukasada

Ujung Wisata Budaya

Ujung,Desa Tumbu,Kec. Karangasem

Taman Tirtagangga Wisata Budaya Desa Ababi, Kec.Abang Tenganan

Pegringsingan Wisata Budaya Desa Tenganan, Kec.Manggis Besakih Wisata Budaya Desa Besakih,Kec. Rendang Kebun Salak

Sibetan Wisata Agro Desa Sibetan Bebandem

Candidasa Wisata Tirta Desa Bugbug,

Kec.Karangasem

Padangbai Wisata Tirta Desa Padangbai,

Kec.Manggis

Jemeluk Wisata Tirta Desa Purwekerti, Kec.Abang Tulamben Wisata Tirta Desa Tulamben, Kec.Kubu Sungai Telaga

Waja Wisata Tirta Desa Rendang, Kec.Rendang

(52)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-95 Tabel 4.21. Banyaknya Wisatawan Asing dan Dalam Negeri Ke Obyek Pariwisata di Kabupaten Karangasem Tahun 2008– 2012

Negara Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1.Wisatawan

Asing 163.764 219.256 266.032 306.220 303.803 2. Wisatawan

Dalam Negeri 85.942 74.021 88.441 110.143 158.430 Jumlah 249.706 293.277 354.473 416.363 462.233

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

Secara keseluruhan, jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2012 sudah mulai meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian dan keamanan di Bali pada umumnya dan Karangasem khususnya, ini terlihat dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karangasem yaitu sebanyak 45.870 orang (11,02%) dibandingkan tahun 2011 , dimana kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karangasem pada tahun 2012 sebanyak 462.233 orang yang terdiri dari wisatawan asing sebanyak 303.803 orang dan wisatawan domestik sebanyak 158.430 orang, sedangkan banyaknya kunjungan wisatawan tahun 2011 sebanyak 416.363 orang yang terdiri dari wisatawan domestik sebanyak 110.143 orang dan wisatawan asing sebanyak 306.220 orang.

(53)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-96 Tabel.4.22 Banyaknya Wisatawan Asing dan Dalam Negeri Ke Obyek Pariwisata di Kabupaten Karangasem Per bulan tahun 2011- 2012

Bulan

Tahun 2011 Tahun 2012

Asing Dalam

Negeri Jumlah Asing

Dalam

Negeri Jumlah

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

Januari 15.219 9.298 24.517 18.194 13.047 31.241

Februari 19.235 3.341 22.576 17.213 16.221 33.434

Maret 20.930 6.949 27.879 20.535 9.362 29.897

April 24.357 5.542 29.899 21.498 8.592 30.090

Mei 23.190 7.908 31.098 23.996 9.835 33.831

Juni 23.360 15.603 38.963 21.965 14.774 36.739

Juli 34.760 18.093 52.853 36.504 13.580 50.084

Agustus 42.376 10.831 53.207 41.794 23.254 65.048

September 24.932 9.412 34.344 33.073 15.953 49.026

Oktober 25.498 5.773 31.271 29.753 10.423 40.176

November 19.713 6.639 26.352 21.244 10.074 31.318

Desember 32.650 10.754 43.404 18.034 13.315 31.349

Jumlah 306.220 110.143 416.363 303.803 158.430 462.233

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

(54)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-97 Tabel 4.23 Banyaknya Sarana Akomodasi Hotel Di Kabupaten Karangasem Tahun 2012

Kecamatan Berbintang Non

Bintang Kamar

Tempat Tidur

(1) (2) (3) (4) (5)

Rendang - 2 13 20

Sidemen - 25 109 132

Manggis 5 76 865 1.273

Karangasem 1 117 826 1.029

Abang - 118 767 1.133

Bebandem - - - -

Selat - 3 40 20

Kubu 2 33 340 641

JUMLAH 8 369 3.022 4.248

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

Gambar 4.15. Banyaknya Sarana Akomodasi Hotel Di Kabupaten Karangasem Tahun 2012

2 10

20 13 66

132

44 636

1273

40 524

1029

78 538

1133

2 10

20 23

319 641

Rendang Manggis Abang Selat

(55)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-98 II.7.4. Laju Inflasi Daerah

Laju Inflasi daerah di Kabupaten karangasem sama dengan kabupaten lain di Bali, Mungkin secara umum inflasi yang terjadi dapat di katakana sama. Hal ini di pengaruhi kondisi yang hampir sama dan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Pengaruh peningkatan BBM menyebabkan tingkat inflasi naik 2,81 % pada bulan September di banding sebelum kenaikan BBM yang mana inflasinya dibawah nol, sedangkan untuk inflasi tahunan rata-rata 6,30 pada tahun 2013 naik dari tahun 2012 inflasi cuma 4,71.

II.7.5. Potensi Ekonomi

A. Potensi Investasi di Bidang Pertanian

 Karangasem terkenal sebagai penghasil salak dengan jumlah tanaman 7.241.997 pohon dan produksi pertahunnya mencapai 27.675 ton.

 Potensi di bidang pertanian dan perkebunan lainnya dengan produksi rata-rata adalah padi sawah sebesar 70.879 ton/thn, jagung 19.357 ton/thn, kacang Kedele 194 ton/thn, kacang tanah 5.662 ton/thn, Jambu Mete 2.701,49 ton/thn, kelapa dalam 13.692,06 ton/thn, kopi 341,73 ton/thn, cengkeh 58,66 ton/thn, kakao 225,88 ton/thn, panili 1,41 ton/thn, tembakau 15,79 ton/thn.

B.

Potensi Investasi Di Bidang Peternakan

 Produksi ternak sapi 135.506 ekor, dimana Kab. Karangasem merupakan salah satu gudangnya populasi ternak sapi Bali terbesar di Bali.

 Potensi ternak lainnya yaitu ternak kerbau 72 ekor, ternak kuda 38 ekor, ternak babi 164.880 ekor, ternak kambing 22.038 ekor, ternak ayam kampung 675.969 ekor, ternak ayam ras petelor 1.029.500 ekor, ternak ayam ras pedaging 1.070.452 ekor dan ternak itik 90.552 ekor.

C.

Potensi Investasi di Bidang Kelautan dan Perikanan

 Produksi perikanan laut 18.378,24 ton/thn dengan nilai produksi Rp. 164.565.436.000.

 Produksi perikanan darat atau air tawar 254,64 ton/thn dengan nilai produksi Rp. 9.266.442.000.

(56)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-99  Budidaya rumput laut dan abalone di wilayah pantai Kec. Kubu dan Kec.

Abang.

D. Potensi Investasi Di Bidang Pariwisata

 Terdapat 3 Kawasan Pariwisata yaitu: 1. Kawasan Pariwisata Candidasa. 2. Kawasan Pariwisata Ujung. 3. Kawasan Pariwisata Tulamben.

 Pemerintah Kabupaten Karangasem memiliki kekayaan kasanah obyek dan daya tarik wisata (ODTW) yang tersebar secara merata di 8 Kecamatan, seperti:

1. Wisata Budaya : Besakih, Tirta Gangga, Taman Ujung, Puri Karangasem dan Tenganan Pegringsingan. 2. Wisata Alam : Bukit Jambul, Candidasa, Tirta Gangga, Taman

Ujung, Padang Bai, Putung, Telaga Waja dan Iseh

3. Wisata Bahari : Candidasa, Ujung, Tulamben, Jemeluk 4. Agro Wisata : Agro Wisata Salak Sibetan.

 Kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara mencapai 416.363 wisatawan. Tersedia juga sarana prasaranan kepariwisataan seperti: penginapan berupa hotel berbintang, hotel melati, pondok wisata, restoran / rumah makan dan sarana prasarana kepariwisataan lainnya.

 Keberadaan pariwisata laut Pelabuhan Padangbai diwilayah Selatan Kabupaten yang merupakan akses dari Laut yang menghubungkan Pulau Bali dengan Pulau Lombok dan Pulau Nusa Penida.

 Potensi pelabuhan pariwisata dan Kota Pesisir/ “Waterfront City” dan

pengembangan kawasan pelabuhan di Tanah Ampo Kecamatan Manggis.  Potensi pengembangan pelabuhan penumpang dan barang di pantai Amed

(57)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-100

E.

Potensi Investasi Di Bidang Industri Kecil

Berbagai kerajinan sebagai penunjang pariwisata yang ada di Kabupaten Karangasem adalah:

a. Industri Kerajinan Anyaman Ate b. Anyaman Lontar

c. Kerajinan Batu Tabas d. Anyaman Bambu e. Anyaman Pandan

f. Kerajinan Perak

g. Kerajinan Tenun Cagcag h. Batik Painting

i. Ukiran Kayu

j. Industri Kerajinan Pengolahan Pangan (dodol nangka, dodol salak dan keripik salak).

F.

Potensi Investasi Di Bidang Pertambangan

 Potensi pertambangan di Kabupaten Karangasem yang sudah dieksploitasi terbatas hanya pada pertambangan bahan galian golongan C yang meliputi penggalian tanah liat, pasir batu (sirtu) dan batu tabas.

 Luas eksploitasi masing-masing bahan galian tersebut adalah:

- Penambangan bahan galian golongan C (sirtu) dengan luas areal 722,49 Ha dengan volume potensi sebesar 16.108.906,25 m3 terbesar di Provinsi Bali

dan tersebar di Kabupaten Karangasem meliputi 4 (empat) Kecamatan antara lain; Kecamatan Selat, Kecamatan Rendang, Kecamatan Kubu dan Kecamatan Bebandem.

- Penambangan bahan galian golongan C yaitu tanah liat dengan luas areal 17,225 Ha.

- Penambangan bahan galian golongan C yaitu batu padas dengan luas areal 2,543 Ha.

G. Potensi Investasi Di Bidang Infrastruktur

Potensi di bidang infrastruktur di Kabupaten Karangasem diantaranya:

1. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Amed berlokasi di Dusun Amed ,Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, dengan tujuan kegiatan :

(58)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-101 tradisional yang menghubungkan Pulau Bali (Amed) dan Pulau Lombok

- Perencanaan kedepan, Pelabuhan AMED akan dikembangkan kembali sebagai Pelabuhan Penyeberangan Penumpang dan Barang yang menghubungkan Bali dan Lombok.

- Sedangkan Pelabuhan Padangbai lebih difokuskan sebagai pelabuhan pariwisata dan pelabuhan penyeberangan Bali-Nusa Penida, dan penyeberangan diluar Bali – Lombok.

- Tahapan kegiatan yang sudah dilakukan :

o Telah tersusun Dokumen Feasibility Study (FS), yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali pada tahun 2007.

o Detail Engineering Design (DED) yang disusun oleh Pemerintah Provinsi Bali, pada tahun 2007.

o Amdal sudah diikerjakan dengan dana APBD Provinsi Bali pada tahun 2008.

o Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Tahun 2009. o Perda. RTRWP Bali N0.16 Tahun 2009.

o Perda. RTRW Kabupaten Karangasem 2012-2032 No. 17 Tahun 2012. 2. Pembangunan Sarana Air Bersih, Kegiatan ini mencakup penyediaan air baku

(produksi) yang berlokasi di sepanjang DAS Telaga Waja, Kabupaten Karangasem dan pembangunan jaringan pipa transmisi dan distribusi yang berlokasi di lintas kabupaten, dengan tujuan kegiatan :

- Kegiatan Pembangunan Penyediaan Prasarana Air Minum ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber air minum yang ada di daerah aliran Sungai Telaga Waja di Kabupaten Karangasem untuk dimanfaatkan melayani kebutuhan air minum untuk Kawasan Pariwisata di Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, Gianyar, Badung dan Kota Denpasar.

- Pemanfaatan sumber air saat ini :

 Sumber Air Grubug dan Arca (1.202 lt/detik):

 Air minum sebanyak 50 Lt/detik untuk pelayanan sebagaian Kecamatan Rendang dan Desa Besakih.

(59)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-102  Untuk pelayanan cakupan luas sawah 764 ha masih kekurangan air

sehingga pemanfaatan air irigasi dilakukan secara bergilir.

 Sumber Mata Air Surya, Mata Air Bongol, Mata Air Iseh, Mata Air Celuk dengan jumlah

 debit keseluruhan sebanyak 694 Lt/detik dimanfaatkan saat ini untuk air minum

 Telaga Waja baru sebanyak 125 Lt/detik dari rencana 400 Lt/detik pemanfaatnya.

 Sisa debit sebanyak 294 mengalir ke Sungai Telaga Waja.

 Secara keselurahan sisa debit air yang mengalir di sungai Telaga Waja sebanyak ± 1.294 Lt/detik

3. Pembangunan Pelabuhan Cruise Tanahampo, Berada di wilayah Dusun Tanah Ampo. Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

- Sejak Tahun 70-an Pariwisata sangat strategis dalam perkembangan Bali. Kabupaten Karangasem dengan sebutan "Pearl from East Bali" merupakan tujuan wisata ketiga setelah Kabupaten Badung dan Gianyar.

- Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karangasem adalah Wisatawan yang menggunakan Kapal Cruise.

- Pada era 90-an rata-rata terdapat 60 Kapal Cruise lego jangkar setiap tahunnya di Perairan Padangbai (Tanahampo).

- Secara Historis Perairan Padangbai khususnya lokasi Desa Tanah ampo merupakan pelabuhan alami yang sudah dikenal sejak lama yang sering dikunjungi oleh kapal-kapal pesiar Internasional sehingga sangat perlu untuk dibangun Pelabuhan Pariwisata tanahampo untuk berlabuhnya Kapal Pesiar.

- Tahun 2006-2012 Sampai sudah 21 Kapal pesiar melakukan Lego Jangkar di pelabuhan Padangbai dimana penumpang kapal pesiar yang melakukan lego jangkar di Padangbai dievakuasi dengan Kapal kecil (Boat) untuk bisa melakukan perjalanan wisata di daerah Bali.

- Data kunjungan kapal pesiar ke Indonesia sejak 2001 sampai 2007 sebanyak 199 kapal, diantaranya 58 ke Bali, 37 kapal ke Padangbai dan 21 kapal ke Benoa. Sedangkan untuk tahun 2011 dan 2012 Kunjungan Kapal

(60)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-103

- Aspek Teknis untuk kedalaman kolam pelabuhan tidak perlu diragukan lagi karena kedalaman kolam pelabuhan di padangbai khususnya Tanahampo, lebih dari 12 m. Kapal pesiar jenis Queen Ellizabeth sudah pernah melakukan lego jangkar.

- Pembangunan ini akan bisa meningkatkan Perekonomian masyarakat Bali khususnya di Kabupaten Karangasem.

- Tahapan Kegiatan yang sudah dilakukan:

• Telah dibangun keselurahan di Zone Inti ± 133 Milyar (APBN) • Tahun 2007: Bangunan couseway yang telah dibangun ± 10 Milyar • Tahun 2008: direncanakan Pembangunan lanjutan dengan dana Rp. 20

Milyar

• Di Tahun 2012 : Usulan penambahan couseway perpanjangan 154 M dengan dana 200 M.

- Dari pembangunan Pelabuhan Pariwisata/Cruise Tanahampo yang mulai sejak Tahun 2006 disamping memiliki sejumlah potensi, masih terdapat beberapa kendala penghambat yaitu sebagai berikut:

1. Bahwa penawaran atau minat Operator Cruise dinegara-negara Eropa, Amerika maupun Asia sangat tinggi untuk segera bisa berlabuh di Pelabuhan Pariwisata/Cruise Tanahampo. Bahkan Operator Cruise Singapura bersama Kadinnya menawarkan 400 Cruise singgah di Pelabuhan Pariwisata/Cruise Tanahampo setiap tahun.

2. Bahwa kapal-kapal yang berlabuh saat ini ukuran panjangnya diatas 250 M, sementara panjang dermaga yang ada baru 154 M, sehingga saat ini jika kapal-kapal berlabuh masih menggunakan sekoci.

3. Terkait dengan rencana kelanjutan pembangunan dermaga cruise Tanahampo melalui pola KPS, masih ada kendala soal penyatuan aset masing-masing yaitu Aset Pemerintah Pusat, Aset Pemerintah Provinsi dan Aset Pemerintah Kabupaten.

(61)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-104

- Membangun sumber dan jaringan pelayanan listrik yang murah/terjangkau dengan sebanyak-banyaknya memanfaatkan potensi setempat, ramah lingkungan, berkelanjutan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Karangasem yang sejalan dengan kebijakan kelistrikan Provinsi Bali dan Nasional.

- Mewujudkan Bali khususnya Kabupaten Karangasem yang mandiri didalam penyediaan sumber daya listrik.

- Adapun sasarannya adalah:

 Terbangunnya PLTS sebagai salah satu energi alternatif di Kabupaten Karangasem.

 Adapun jaringan pembangkit yang sudah terbangun bantuan dari Kementerian ESDM memiliki kapasitas 1,15 MW yang terletak di Kecamatan Kubu dan Abang.

 Teralirinya dan terpenuhinya kebutuhan listrik di 35 dusun yang tersebar di 17 Desa di 6 Kecamatan di Kabupaten Karangasem.

- Adapun permasalahan dan potensi pengembangan sumber energi kelistrikan di Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut :

 Secara umum Bali belum bias mandiri di dalam penyediaan daya untuk memenuhi kebutuhan listrik Bali secara keseluruhan, sehingga berdampak bagi penyediaan listrik di Kabupaten Karangasem.

 Kondisi geografis dan topograpi berbukit, dan bergunung dengan pola penyebaran penduduk/pemukiman yang menyebar (tidak terkonsentrasi) keseluruh wilayah bahkan di daerah pegunungan yang mengakibatkan tingginya investasi kelistrikan jika dikelola dengan sistem jaringan.

- Tahapan Kegiatan yang sudah dilakukan :

(62)

Satgas Randal Kab. Karangasem IV-105  Penyediaan tenaga listrik dan sekaligus sebagai upaya investasi dalam rangka peningkatan pertumbuhan perekonomian, serta upaya penyediaan lapangan kerja masyarakat.

 Kebijakan Pemerintah Kabupaten untuk Penyediaan Listrik untuk wilayah terpencil melalui pemanfaatan potensi : (PLTS), (PLTB), (PLTA) dan (PLTA) Pasang Surut memanfaatkan ombak air laut. 5. Pembangunan Rumah Sakit Bertaraf Internasional, yang berlokasi di Kota

Amlapura, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Merupakan bagian dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem

atau alternatif kedua adalah di wilayah Desa Jasri, dengan tujuan kegiatan :

- Adalah membangun Bangsal Rumah Sakit Bertaraf Internasional atau Bangsal berstandar VIP, sebagai bagian (Wing) dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem, di atas lahan seluas 2.800 m². Rumah Sakit ini terutama ditujukan bagi wisatawan asing, warga negara asing yang menetap sementara di Karangasem/Bali (termasuk ekspatriat), dan juga kepada masyarakat yang mempunyai uang dan membutuhkan pelayanan lebih.

- Tahapan Kegiatan yang sudah dilakukan :

 Telah tersedia tanah 5.800 m2 di kawasan RSUD atau alternatif pengembangan di desa Jasri dengan luasan ± 2 Ha.

 Pra Rancangan (Preliminary design)

6. Pembangunan Pengolahan Sampah dan Daur Ulang yang berlokasi di Desa Bhuana Giri/Linggasana, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, dengan tujuan kegiatan :

- Sampah merupakan hasil kegiatan aktifitas manusia yang yang selalu menimbulkan sisa, tidak semua sampah bisa diolah dengan teknologi apapun kecuali meminimalisasi timbulan sampah.

- Merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama yang mempunyai berbagai fasilitas pariwisata yang rentan terhadap terjadinya timbulan sampah dimana sampah yang dihasilkan tidak sedikit.

Gambar

Tabel 4.3. Banyak Rumah tangga dan Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di
Tabel 4.4. Jumlah dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Karangasem
Tabel 4.7. Luas Wilayah Karangasem Menurut Kelerengan
Tabel 4.8. Pemanfaatan Sudut Lereng Secara Optimum untuk Berbagai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, masalah yang dibahas terbatas pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem 5 kecamatan Batang kabupaten Batang tahun ajaran 2013/2014, dengan

b. Bagian tengah, terdiri wilayah dengan relief yang datar merupakan lembah sungai Serayu yang subur mencakup sebagian wilayah Kecamatan Banjarnegara, Madukara,

(2) Zona L5 yang merupakan kawasan rawan letusan gunung berapi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Kecamatan Pantar Tengah dan Kecamatan Pantar Barat pada Kabupaten