Satgas Randal Kab. Karangasem V-109
BAB V
KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN
KABUPATEN KARANGASEM
5.1. ARAHAN RENCANATATA RUANG KABUPATEN KARANGASEM
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang, pemerintah kabupaten/kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya.
RTRW Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai:
a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
b. acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota;
c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota;
d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta
e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-110 kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan
g. acuan dalam administrasi pertanahan
RTRW Kabupaten Karangasem merupakan acuan spasial dalam pembangunan kabupaten RPIJM sesuai kedudukannya perlu mengacu pada RTRW yang telah disusun.
5.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
1. Tujuan Penataan Ruang
Berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Karangasem memiliki tujuan penataan ruang adalah “ Terwujudnya Wilayah Karangasem yang aman, nyaman, produkktif dan berkelanjutan melalui pengembangan agribisnis dan pariwisata yang berwawasan lingkungan dalam pemanfaatan ruang dengan menerapkan aspek mitigasi bencana”.
Kata kunci dalam tujuan diatas yang berkaitan dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan adalah ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Untuk mewujudkan ruang seperti yang diuraikan dalam kata kunci diatas dibutuhkan ruang wilayah untuk permukiman yang berwawasan lingkungan dan menerapkan aspek mitigasi bencana karena kondisi fisik wilayah kabupaten Karangasem. Selain itu, dibutuhkannya dukungan penyediaan permukiman dan infrastruktur untuk pengembangan kegiatan pada sector agribisnis dan pariwisata agar sector unggulan tersebut dapat berkembang secara optimal.
2. Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Karangasem
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang di wilayah Kabupaten Karangasem sehingga ditetapkan beberapa Kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Karangasem secara makro adalah sebagai berikut :
a) Karakteristik geografis Kabupaten Karangasem sebagai wilayah yang berada pada jalur lintasan transportasi darat dan laut memberikan pengaruh sebagai berikut :
Satgas Randal Kab. Karangasem V-111 pintu gerbang selatan Kabupaten Karangasem sekaligus pintu gerbang laut selatan untuk Pulau Bali.
II. Adanya rencana pengembangan Pelabuhan Amed sebagai pelabuhan penyeberangan Bali – Lombok menjadi salah satu keuntungan lain yang diperoleh Kabupaten Karangasem karena keberadaan pelabuhan ini menjadi pintu gerbang utara bagi kabupaten ini ke wilayah lain diluar Pulau Bali. III. Rencana pengembangan Pelabuhan Amed akan menjadikan ruas jalan
Gilimanuk – Amed menjadi salah satu penghubung yang dapat menjadi mendorong pertumbuhan daerah-daerah di bagian utara Kabupaten Karangasem.
b) Keberadaan pintu gerbang laut eksisting (Padang Bai) dan rencana (Amed) dapat meningkatkan keterkaitan ekonomi antar wilayah Kabupaten Karangasem dengan kabupaten atau bahkan provinsi lainnya.
c) Jalan arteri Gilimanuk – Padangbai, jalan kolektor Amlapura – Selat – Rendang – Klungkung, dan jalan ”penghubung” Ban – Menanga - Bangli – Klungkung menjadikan sirkulasi transportasi yang sangat lancar ke arah Kota Semarapura yang ditetapkan sebagai pusat wilayah pembangunan Bali Timur (WPBT). Hal ini menjadi salah satu potensi untuk lebih mengoptimalkan kedudukan Kabupaten Karangasem sebagai sentra produksi pertanian maupun sektor lainnya.
Sedangkan untuk kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Karangasem secara mikro yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur adalah : a) Penetapan pusat-pusat kegiatan dengan pendekatan pengembangan wilayah dan
dukungan prasarana wilayah guna mengatasi dan mengurangi ketimpangan pertumbuhan antar wilayah, dengan strategi yaitu :
meningkatkan fungsi dan pelayanan jalan yang menghubungkan wilayah utara dan wilayah selatan Karangasem;
mempertegas dan menetapkan pusat-pusat permukiman yang memenuhi kriteria sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan memperhatikan fungsi utamanya;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-112 mengembangkan pelabuhan pariwisata di Tanah Ampo untuk mendukung
pengembangan pariwisata di Kabupaten;
mengembangkan kegiatan yang disesuaikan dengan potensi yang ada untuk meningkatkan perekonomian desa;
pengembangan PPL dengan memperhatikan karakter desa-desa sekitar yang cenderung menyatu dengan desa pusatnya;
melestarikan Ruang Terbuka Hijau di kawasan perbatasan antar desa dengan konsep karang bengang;
meningkatkan pelayanan listrik terutama pada daerah-daerah yang baru berkembang;
mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan bagi cadangan pasokan listrik seperti energi tenaga surya, pembakaran sampah, energi air, dan uap; dan
menyiapkan ruang untuk rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Kecamatan Kubu.
b) Pengembangan kawasan budidaya dengan pendekatan budaya lokal serta mitigasi bencana, dengan strategi;
mengembangkan kawasan budidaya yang diarahkan untuk mengakomodasikan kegiatan produksi (pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan), permukiman, kegiatan pertambangan, pariwisata, industri, serta hankam;
mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya untuk mencegah konflik antar kegiatan/sektor;
mengembangkan permukiman eksisting untuk menghindari pola perkembangan linier, serta diarahkan mengikuti pola klaster;
mengembangkan kawasan permukiman baru diarahkan di semua kecamatan, disesuaikan dengan daya dukung lahan masing-masing kecamatan, khusus untuk permukiman di sekitar wilayah pegunungan dan perbukitan (wilayah dengan kemiringan lebih dari 30%) hanya untuk pengembangan permukiman eksisting dan pertumbuhan alami, dengan batas ketinggian sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu 15 m;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-113 mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi lindung yang telah ditetapkan dengan kriteria kawasan lindung;
menerapkan konsep karang bengang yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau, terutama yang melalui jalur pariwisata dengan tujuan menjaga kualitas ruang dan estetika lingkungan;
menerapkan mitigasi bencana untuk mendeliniasi kawasan rawan bencana alam dalam rangka menentukan arahan pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut; dan
mengembangkan permukiman untuk menghindari alih fungsi lahan sawah. c) Pemerataan pembangunan wilayah utara, selatan, dan barat karangasem yang
yang melestarikan lingkungan hidup, budaya dan pariwisata yang berkelanjutan, dengan strategi :
mengembangkan wilayah utara yang mempunyai keunggulan komparatif terkait dengan ketersediaan potensi mineral bukan logam dan batuan, potensi untuk pengembangan kegiatan pertanian lahan kering, kepariwisataan yang cukup spesifik, adanya rencana pengembangan Pelabuhan Amed dan rencana pengembangan listrik tenaga batu bara dikembangkan sebagai pendorong pemerataan pembangunan;
mengembangkan wilayah selatan mempunyai keunggulan komparatif terutama dari kelengkapan sarana dan prasarana pariwisata dan kegiatan perkotaan, dikembangkan sebagai pusat pelayanan pariwisata dan pengembangan industri kepariwisataan yang dapat mendorong pertumbuhan sektor kepariwisataan secara keseluruhan di Kabupaten Karangasem;
mengembangkan wilayah barat mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif, terkait dengan ketersediaan air, potensi pertanian yang telah berkembang, kepariwisataan yang telah berkembang dan aksesibilitasnya yang relatif dekat dengan pusat Wilayah Pengembangan Bali Timur (WPBT), dikembangkan sebagai pusat pendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem secara keseluruhan;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-114 mengembangkan kawasan strategis Kabupaten Karangasem harus dapat melestarikan budaya masyarakat yang telah berkembang dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara keseluruhan.
d) Penataan wilayah pesisir untuk mewujudkan keselarasan dan kesinambungan antara pemanfaatan ruang daratan dan pemanfaatan ruang kawasan pesisir, dengan strategi :
mewujudkan kesinambungan pemanfaatan ruang antara kawasan pesisir dan daratan;
mengembangkan wilayah pesisir sesuai dengan karakteristik wilayah pesisir;
mengendalikan pembangunan di wilayah pesisir untuk menjaga kelestarian ekosistem alamiah pesisir;
meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka menjaga dan melestarikan ekosistem wilayah pesisir; dan
mengembalikan kondisi rona lingkungan wilayah pesisir yang rusak agar fungsi ekologisnya dapat berjalan secara optimal.
e) Penerapan kearifan lokal dalam pengendalian pemanfaatan ruang, dengan strategi :
menentukan arahan pengaturan pada masing-masing zona pemanfaatan ruang;
menentukan ketentuan tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya;
mengembangkan sistem perizinan dalam pemanfaatan ruang;
mengembangkan sistem insentif dan disinsentif yang merupakan acuan untuk pengembangan perangkat atau upaya memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang;
mengarahkan sanksi yang merupakan acuan dalam tindakan penertiban atas pelanggaran terhadap penataan ruang;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-115 memberdayakan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang menunjang
keajegan Bali dan kesejahteraan masyarakat Karangasem; dan
pengembangan struktur tata ruang yang menampilkan identitas budaya Bali.
5.1.2. Rencana Struktur Ruang (sistem jaringan prasarana bidang Cipta Karya)
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten karangasem memuat rencana pusat-pusat kegiatan, rencana system jaringan prasarana utama dan prasarana lainnya.
Sistem perkotaan yang ditetapkan dalam RTRW berdasarkan administrasi di Kabupaten Karangasem yaitu :
a) Kawasan Perkotaan Amlapura yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Kawasan perkotaan Amlapura sesuai dengan arahan dalam RTRWP Bali, terdiri dari : Kelurahan Padangkerta, Kelurahan Karangasem, Kelurahan Subagan dan Desa Bungaya Kangin. Sedangkan wilayah hinterlandnya, meliputi : Desa Bungaya, Desa Bugbug, Desa Pertima, Desa Tumbu, Desa Bukit, Desa Tegallinggah.
b) Kawasan perkotaan di Kabupaten Karangasem yang berfungsi untuk melayani skala kecamatan atau beberapa desa atau berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas :
Kawasan Perkotaan Rendang dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Rendang meliputi wilayah administrasi Desa Rendang dan Desa Menanga sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya yaitu Desa Pempatan dan Desa Besakih;
Kawasan Perkotaan Sidemen dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sidemen meliputi wilayah administrasi Desa Sidemen dan Desa Telaga Tawang sebagai pusat perkotaan dengan hinterlandnya adalah Desa Sinduwati;
Kawasan Perkotaan Selat dan Duda dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Selat meliputi wilayah administrasi Desa Selat dan Desa Duda sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Amerta Bhuana;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-116
Kawasan Perkotaan Bebandem dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Bebandem meliputi wilayah administrasi Desa Bebandem sebgai pusat perkotaan;
Kawasan Perkotaan Abang dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Abang meliputi wilayah administrasi Desa Abang sebagai pusat perkotaan dengan wilayah hinterlandnya adalah Desa Pidpid, Desa Kesimpar, Desa Nawa Kerti, Desa Ababi;
Kawasan Perkotaan Kubu dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Kubu meliputi wilayah administrasi Desa Kubu sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Baturinggit;
Kawasan Perkotaan Tianyar meliputi wilayah administrasi Desa Tianyar sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Tianyar Barat, Desa Tianyar Tengah;
Kawasan Perkotaan Padangbai meliputi wilayah administrasi Desa Padangbai; c) Selain kawasan perkotaan tersebut terdapat kawasan perdesaan yang memiliki
ciri perkotaan sehingga kawasan ini dalam RTRW Kabupaten diarahkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Promosi, terdiri atas :
Kawasan Perkotaan Culik meliputi wilayah administrasi Desa Culik sebagai pusat perkotaan dengan hinterlandnya meliputi Desa Purwakerthi, Desa Labasari;
Kawasan Perkotaan Ban meliputi wilayah administrasi Desa Ban sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Sukadana;
Kawasan Perkotaan Seraya meliputi wilayah administrasi Desa Seraya sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Seraya Barat, Desa Seraya Timur;
Rencana pengembangan sistem hirarki pusat-pusat permukiman diseluruh wilayah Kabupaten Karangasem yang penjabarannya, sebagai berikut :
Satgas Randal Kab. Karangasem V-117 b) PPK Kubu sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan dan pelayanan sosial skala kecamatan dan pusat pelayanan wilayah utara Karangasem;
c) PPK Ulakan sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan serta pusat pelayanan wilayah Manggis;
d) PPK Rendang sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan serta pusat pelayanan wilayah Rendang;
e) PPK Selat – Duda sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan, pusat pelayanan wilayah Selat, dan simpul kegiatan ekonomi untuk wilayah selatan Karangasem;
f) PPK Sidemen sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan serta pusat pelayanan wilayah Sidemen;
g) PPK Bebandem sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, serta pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan;
h) PPK Abang sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan;
i) PPK Ban sebagai pusat permukiman Hirarki III yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi untuk wilayah pelayanan Ban dan pusat kegiatan transportasi antar wilayah;
j) PPK Culik sebagai pusat permukiman Hirarki III yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi untuk wilayah pelayanan Culik;
k) PPK Tianyar sebagai pusat permukiman Hirarki III yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan sosial untuk wilayah pelayanan Tianyar;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-118 m) PPK Padangbai sebagai pusat permukiman Hirarki III yang berfungsi sebagai pusat
Satgas Randal Kab. Karangasem V-119 Gambar 5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Karangasem
Sistem jaringan parasarana wilayah Kabupaten Karangasem yang meliputi sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya.
Untuk rencana sistem transportasi di Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut:
Sistem Jaringan Jalan
a) Jalur Arteri Primer: menghubungkan antar ibukota Provinsi dalam wilayah kesatuan Negara Republik Indonesia.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-120 4) Abang - Kubu
5) Kubu – Singaraja.
b) Jalur Arteri Sekunder: menghubungkan antar dua pusat pertumbuhan utama di wilayah Karangasem, dimana untuk Karangasem adalah menghubungkan wilayah utara Karangasem dan wilayah selatan Karangasem. Jalur arteri sekunder ini adalah :
1) Amlapura – Seraya – Bunutan – Amed – Culik (Jalan Lingkar Seraya) 2) Pempatan – Ban – Tianyar;
3) Pertima – Bungaya – Ababi – Pidpid – Culik – Tulamben (Jalan Lingkar Dalam/Inner Ring Road);
4) Bugbug – Bungaya – Ababi – Pidpid – Culik – Tulamben (Jalan Lingkar Luar/Outer Ring Road) ;
5) Pertigaan Manggis – Putung – Pesangkan.
c) Jalur Kolektor Primer : menghubungkan antar kota kabupaten dalam satu Provinsi atau antar kota kabupaten dengan kota kabupaten. Jalur kolektor primer yang melewati Kabupaten Karangasem adalah :
1) Amlapura – Selat – Rendang – Semarapura; 2) Selat – Sidemen – Semarapura;
3) Rendang – Pempatan – Bangli. 4) Muncan – Tangkup - Semarapura
d) Jalur Kolektor sekunder : menghubungkan antar kecamatan dalam wilayah kabupaten Karangasem meliputi ruas jalan
1) Muncan – Sangkan Gunung – Sidemen; 2) Pesangkan – Pertigaan Padangbai; 3) Bebandem – Budakeling – Ababi; 4) Amlapura – Seraya – Culik; 5) Jalan akses ke Terminal Subagan.
e) Sebaran ruas jalan pada sistem jaringan jalan kolektor sekunder secara lebih rinci tercantum dalam Tabel Lampiran, dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-121 Rencana pengembangan sistem jaringan air minum di Kabupaten Karangasem secara umum direncanakan dalam tiga tahap pengembangan yaitu:
- Jangka Pendek
Sesuai dengan tingkat permasalahan yang ada maka untuk skenario pengembangan air bersih jangka pendek diprioritaskan untuk mengatasi permasalahan masih adanya kawasan yang rawan terhadap bencana kekeringan di Kabupaten Karangasem. Untuk rencana pengembangan jangka pendek ini adalah:
memanfaatkan sumber mata air Telaga Waja untuk didistribusikan ke Kecamatan Kubu, Kecamatan Abang, Kecamatan Karangasem, Kecamatan Manggis, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Selat, dan Kecamatan Bebandem; Meningkatkan sarana air bersih dari jumlah dan sistem distribusinya, dengan
pengembangannya adalah sebagai berikut:
a. Sistem perpipaan pada daerah yang memiliki sumber cukup besar, elevasi tidak jauh dari pelayanan, perumahan/permukiman yang padat, daerah pelayanan tidak bergelombang. Daerah-daerah yang memiliki sumber cukup besar sebagian besar adalah di bagian selatan Kabupaten Karangasem dan hanya sedikit yang termasuk bagian utara Kabupaten Karangasem.
Adapun desa-desa yang dapat dikembangkan sistem perpipaan ini meliputi: Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kecamatan Bebandem, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Manggis dan sebagian Kecamatan Karangasem (Kawasan perkotaan Amlapura, Desa Bugbug, Pertima, Tumbu, Bukit, dan Tegalinggah) dan sebagian Kecamatan Abang (Desa Abang, Ababi, Tista, Pidpid, Kesimpar, Nawakerti, Tri Buana, Tiyingtali, Kerta Mandala, Culik, Labasari, Purwakerthi dan Bunutan).
Satgas Randal Kab. Karangasem V-122 c. Untuk memenuhi kebutuhan domestik pariwisata pada kawasan-kawasan yang rawan bencana kekeringan dapat dilakukan dengan pengembangan potensi air tanah. Pengembangan potensi air tanah ini dilakukan secara terpadu. Untuk itu diperlukan studi kelayakan dan daya dukung air tanah sehingga dapat ditentukan titik-titik pengeboran air tanah.
- Jangka Menengah
Program jangka menengah ini dimaksudkan untuk dapat menunjang peningkatan perekonomian masyarakat. Sesuai dengan arahan pengembangan pusat-pusat kegiatan perekonomian di Kabupaten Karangasem maka untuk skenario pengembangan air bersih dalam jangka menengah adalah sebagai berikut:
Pengembangan air bersih dengan melakukan transfer air dari daerah yang surplus air. Transfer air ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan air dari sungai Telaga Waja di bagian selatan Kabupaten Karangasem dan di distribusikan ke ke Kecamatan Kubu, Kecamatan Abang, Kecamatan Karangasem, Kecamatan Manggis, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Selat, dan Kecamatan Bebandem;
Mendukung kegiatan transfer air dengan mengembangkan sistem distribusi hingga mencapai seluruh dusun/banjar di Kabupaten Karangasem.
- Jangka Panjang
Skenario pengembangan air bersih dalam jangka panjang ini adalah peningkatan kualitas air bersih dengan standar air minum untuk seluruh wilayah di Kabupaten Karangasem.
Rencana pengelolaan air limbah, adalah sebagai berikut :
a) Penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan air limbah dengan peran aktif masyarakat dan swasta, sehingga air limbah yang dihasilkan dapat dikelola secara mandiri tanpa mencemari lingkungan. Sistem pemilahan teknologi pengelolaan dan pengolahan berdasarkan dengan karakteristik, komposisi air limbah, kuantitas air limbah dan kondisi dari lingkungan sekitarnya;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-123 c) Penanganan air limbah pada daerah-daerah prioritas seperti :
Pencemaran air sungai di sungai Tukad Nyuling;
Pencemaran air limbah di Pantai Candidasa (Pelabuhan Padangbai, Labuhan Amuk dan Pelabuhan Wisata Tanah Ampo) dan Pantai Tulamben (rencana Pelabuhan Amed).
Pengelolaan sampah di Kabupaten Karangasem lebih diarahkan kepada:
a) Mewujudkan hirarki proses/prasarana pengelolaan sampah dari rumah tangga – kolektif – kawasan – terpusat;
b) Penerapan teknologi/sistem pemilahan sampah, dengan cara :
Sistem pemilahan teknologi pengelolaan dan pengolahan sesuai dengan karakteristik sampah di wilayah pelayanan sebelum sampah diangkut ke TPA;
Penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah dengan sasaran meminimalkan sampah masuk ke TPA;
Pengembangan sistem terpusat pada daerah perkotaan tingkat kepadatan tinggi dan pengembangan sistem individual atau pengelolaan setempat pada daerah terpencil tingkat kepadatan rendah.
Penerapan pengurangan sampah, yang bertujuan untuk mengurangi kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah sembarangan dan mendorong mereka memakai bahan yang bisa didaur ulang untuk mengurangi timbunan sampahnya.
c) TPA yang digunakan untuk melayani Kabupaten Karangasem adalah TPA regional yang dikembangkan di Kabupaten Bangli.
5.1.3. Rencana Pola Ruang Wilayah
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Karangasem memuat rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya.
a) Rencana kawasan lindung, terdiri atas :
Kawasan hutan lindung
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Kawasan perlindungan setempat
Kawasn pelestarian alam dan cagar budaya
Kawasan rawan bencana alam
Kawasan lindung geologi
Satgas Randal Kab. Karangasem V-124 b) Rencana kawasan budidaya, terdiri atas :
Kawasan peruntukan hutan produksi;
Kawasan peruntukan pertanian;
Kawasan peruntukan perikanan;
Kawasan peruntukan pertambangan;
Kawasan peruntukan industri;
Kawasan peruntukan pariwisata;
Kawasan peruntukan permukiman;
Kawasan peruntukan lainnya
Satgas Randal Kab. Karangasem V-126 5.1.4. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Karangsem
Kawasan strategis yang ada di kabupaten Karangasem adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan social budaya, sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dan kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan.
Kawasan Strategis berdasarkan kepentingan social budaya adalah Kawasan Suci Besakih karena merupakan salah satu warisan budaya dunia yang terdapat di Kabupaten Karangasem; desa-desa tradisional.
Kawasan strategis berdasarkan kepentingan ekonomi antara lain adalah : Kawasan perkotaan amlapura
Kawasan ibu kota kecamatan
Kawasan pariwisata ( candidasa, Ujung, Tulamben) Kawasan Sidemen
Kawasan Telaga Waja Kawasan putung Kawasan ban
Kawasan agropolitan sibetan
Berdasarkan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah : kawasan strategis Gunung Agung
5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD) KABUPATEN KARANGASEM 2010 – 2015
Visi yang hendak dicapai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karangasem adalah ”Mewujudkan Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma Periode ll”. Makna dari Visi tersebut adalah seperti diuraikan dibawah ini.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-127 Ya Ca Iti Dharma artinya bahwa dasar filosofi yang dijadikan kerangka di dalam berinteraksi sosial adalah nilai-nilai kebenaran universal yang menurut terminologi agama dan hukum positif.
Periode ll artinya bahwa dalampelaksanaan pembangunan tidak bisa instan selalu mengalami proses waktu atau periodeisasi, untuk itu guna melanjutkan visi yang terdahulu perlu berkelanjutan sehingga tujuan menjadi optimal.
Batasan-batasan:
1. Batasan sejahtera yaitu adanya penurunan secara signifikan terhadap angka kemiskinan secara bertahap dan komprehensif.
2. Nilai-nilai kebenaran terminologi agama yang dijadikan acuan secara khusus adalah Agama Hindu dengan nafas budaya Bali dan Undang-Undang Negara.
Misi Kabupaten Karangasem dalam pencapaian Visi Karangasem 2010-2015 ditetapkan dalam 3 Misi yaitu:
1. Misi Pertama : Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintah Bebas KKN
2. Misi Kedua : Peningkatan dan Penyelarasan Pembangunan
3. Misi Ketiga : Penyelenggaraan Tugas Fungsi Sosial Kemasyarakatan
Berdasarkan misi diatas, misi yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur adalah misi Ke-2 yaitu peningkatan dan penyelarasan pembangunan.
Sehingga strategi yang ditempuh untuk melaksanakan misi yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur adalah:
1. Meningkatkan investasi yang berwawasan lingkungan dan terpadu.
2. Meningkatkan peranan kelembagaan masyarakat secara terukur dan bertanggung jawab.
3. Meningkatkan kelestarian lingkungan fisik dan non fisik.
4. Meningkatkan akses pemanfaatan teknologi informasi secara luas jangkauannya dan bertahap.
Arah kebijakan pembangunan untuk pelaksanaan Misi Peningkatan dan Penyelenggaran Pembangunan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur adalah :
1. Peningkatan Investasi Berwawasan Lingkungan
Satgas Randal Kab. Karangasem V-128 Melakukan pengendalian dengan Pengeluaran ijin secara komprehensif melalui KUPT serta mendapat rekomendasi/advice planning dari Bappeda/Badan Koordinasi Penataan Ruang (BKPRD).
Peningkatan anggaran unit tertentu khususnya dalam pengendalian perijinan dan lingkungan.
Kerjasama pihak swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas Meningkatkan peranan lembaga yang terkait lingkungan.
Mendorong peranan aktif Lembaga Adat dalam pengawasan investor untuk berinvestasi berwawasan lingkungan.
Sosialisasi rencana tata ruang yang intens dan berkesinambungan.
Pemanfaatan sosialisasi rencana tata ruang dan profil investasi melalui multi media.
Penggalakan sosialisasi masalah lingkungan kepada masyarakat dan lembaga adat dengan mengangkat kearifan lokal (local genious) di masing-masing desa/wilayah kecamatan.
Pengimplementasian Kerjasama Pihak Swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas secara lebih terpadu dan pro aktif dari SKPD terkait.
b. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Peningkatan monitoring dan evaluasi guna mendapatkan mekanisme yang tepat dalam memberdayakan masyarakat sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan.
Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi tepat guna serta pemantapan keterpaduan pembangunan
Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat.
Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat. c. Kebudayaan
Peningkatan Pemberdayaan Desa Pekraman sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan. Meningkatkan peranan lembaga adat dalam melaksanakan pengawasan
Satgas Randal Kab. Karangasem V-129 2. Pemberdayaan Masyarakat Bertanggung Jawab
a. Perencanaan
Meningkatkan pemantauan terhadap keberlanjutan pelaksanaan program CBD. b. Kebudayaan
Peningkatan peranan kelembagaan/Desa Pekraman, lembaga subak serta organisasi kemasyarakatan lainnya.
Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan bersaing lebih tinggi. 3. Peningkatan dan Penyelarasan Pembangunan di Segala Bidang
a. Perencanaan
Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 2 dalam bidang administrasi pembangunan.
Peningkatan fungsi tim koordinasi penanggulangan kemiskinan dan penanganan investasi.
4. Menjaga Kelestarian Lingkungan Fisik dan Non Fisik
a. Pekerjaan Umum
Program terpadu penanganan lingkungan yaitu perbaikan pantai melaui program Revertment pantai secara berkelanjutan.
Penanganan program pasca bencana alam.
Mengembangkan prasarana dan sarana air baku dan irigasi yang memadai, untuk meningkatkan pelayanan air minum dan irigasi yang berkeadilan sesuai dengan kebutuhan.
b. Sosial
Program non fisik pada aspek program sosial budaya. Perencanaan program CSR (Care Social Responsibility). c. Lingkungan Hidup
Pemberian prioritas penanganan lingkungan oleh masyarakat dan lembaga swadaya lingkungan.
Program terpadu di dalam menangani permasalahan lingkungan. Pengelolaan RTH perkotaan dan perdesaan.
Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-130 ada yang secara eksplisit tidak terlihat keterkaitannya dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur di kabupaten karangasem.
Sedangkan untuk program yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Karangasem, beberapa program yang memiliki keterkaitan dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan adalah :
1. Pengembangan lingkungan sehat
2. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan saran dan prasarana puskesmas dan jaringannya
3. Pembangunan jaringan prasarana jalan dan Jembatan 4. Pembangunan saluran drainase/ gorong-gorong 5. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
6. Pembangunan sistem informasi/ data base jalan dan jembatan
7. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, dan jaringan pengairan lainnya 8. Penyediaan dan pengolahan air baku
9. Pengembangan, pengelolaan dan konsevasi sungai dan sumber daya air lainnya 10.Pengembangan knerja pengelolaan air minum dan air limbah
11.Pengendalian banjir
12.Pengembangan Perumahan dan permukiman, Lingkungan sehat perumahan 13.Pemberdayaan komunitas perumahan
14.Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah 15.Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran 16.Pengendalian pemanfaatan ruang
17.Evaluasi pemanfaatan ruang 18.Pengembangan data/informasi
19.Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam dan lingkungan hidup 20.Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
21.Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)
22.Peningkatan pelayanan angkutan
23.Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 24.Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 25.Pengelolaan ruang terbuka hijau
26.Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Satgas Randal Kab. Karangasem V-131 Penyusunan RPJMD dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan RPIJM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPIJM seperti visi, misi serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.
5.3. ARAHAN PERDA BANGUNAN GEDUNG
Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) adalah dokumen perencanaan perkotaan jangka panjang di tingkat kabupaten/kota yang digunakan sebagai acuan bagi pengelolaan perkotaan. KSPD ini merupakan penjabaran dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) dan memiliki fungsi sebagai:
a. Memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan perkotaan;
b. Mengatur fungsi kota dan penataan ruang kota untuk pembangunan berkelanjutan; c. Menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan
perkotaan; dan
d. Menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan SKPD terkait dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-132 5.4. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
(RI-SPAM)
Berdasarkan rencana induk sistem pelayan air minum diketahui bahwa Rencana pengembangan Sistem penyediaan air baku air minum untuk SPAM Kabupaten Karangasem dan sekitarnya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Peningkatan SPAM PDAM Kota Amlapura (Pemanfaatan MA.Tauka)
Sistem penyediaan air baku pada SPAM PDAM Kota Amlapura yang mampu diproduksi saat ini sebesar 118.0 Liter/dt yang bersumber dari sistem penyediaan air baku Mata air (MA) Tauka, MA. Ababi, MA. Ujung, MA. Tirta Gangga, SB.Perasi dan SB Temega. Dalam pemenuhan air baku air minum sesuai tahun rencana proyeksi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
- pengambilan Mata air Tirta Gangga, MA. Ababi, MA. Ujung tetap dipertahankan dengan pengambilan keseluruhan saat ini sebesar 76 liter/dt.
- Pemanfaatan sumur bor (SB) Perasi dan Temage sebesar 12 liter/dt tetap sebagai suplesi untuk daerah perkotaan.
- Pengambilan Mata air Tauka saat ini sebesar 30 liter/dt dan perlu dilakukan penambahan kapasitas produksi sebesar 30 liter/dt dengan memperbesar tampungan di reservoar distribusi. Penambahan kapasitas produksi air baku untuk memenuhi kebutuhan air sesuai hasil proyeksi tahun 2023. Penambahan kapasitas air baku melalui pengembangan dan pemanfaatan MA. Tauka.
Pengembangan pemanfaatan Mata Air Tauka diperuntukkan sebagai suplesi pada sistem reservoar distribusi (RD) Juwuk manis,RD Sudi dan rencana RD Perasi Tumbu.Rencana daerah pelayanan pada masing-masing sistem reservoar distribusi (RD) adalah sebagai berikut .
Daerah pelayanan RD Juwuk Manis meliputi ; Kelurahan Karangasem.
Daerah Pelayanan RD Sudi meliputi : Subagan.
Daerah pelayanan RD Perasi Tumbu : Tumbu, sebagian Desa Bugbug dan Pertima. Sistem jaringan distribusi utama (JDU) pengaliran memaksimalkan sistem gravitasi.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-133 2. Pengembangan dan Pemanfaatan Mata Air Yeh Hee
Pelayanan air minum unit SPAM Kota Amlapura yang dilakukan oleh PDAM untuk wilayah pelayanan Desa Seraya dan Seraya Timur belum dilakukan optimal karena keterbatasan kapasitas produksi air baku. Untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk pelayanan Desa Seraya, Seraya Timur dan sebagian Desa Bunutan dilakukan dengan pengambilan Mata Air Yeh Hee. Kapasitas sumber Mata Air Yeh Hee berdasarkan pengukuran sebesar 330 liter/detik sedangkan pemanfaatan air eksisting saat ini digunakan sebagai penyediaan air baku air irigasi untuk luasan D.I 50 Ha, air baku air minum sebesar 20 liter/dt dan untuk permandian.
Melihat potensi mata air Yeh Hee sebesar 330 liter/dt dan rencana pengembangan pemanfaatan air untuk pelayanan Desa Seraya, Seraya Timur dan sebagian
Satgas Randal Kab. Karangasem V-135
Satgas Randal Kab. Karangasem V-136 3. Peningkatan SPAM Unit PDAM Karangasem
Rencana pengembangan dan peningkatan daerah pelayanan pada unit PDAM Kabupaten Karangasem dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Pengembangan dan pemanfaatan sumber mata air
Pengembangan dan peningkatan SPAM unit Rendang dapat dilakukan dengan pengembangan dan pemanfaatan sumber mata air Grubug. Untuk meningkatkan kapasitas produksi sumber pada sistem perlu dilakukan pembangunan fisik pengembangan dan pemanfaatan sumber Mata Air Grubug sesuai DED yang telah disusun.
b. Pengembangan dan pemanfaatan air baku sumur bor
Pengembangan dan pemanfaatan air baku dari sumur bor dapat dilakukan pada unit SPAM Kubu dan unit SPAM Manggis. Pemanfaatan sumur bor pada sistem ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik mengingat sistem saat ini sudah berumur dan perlu dilakukan evaluasi.
c. Pembelian air curah air baku Telagawaja
Untuk meningkatkan kapasitas produksi pada unit SPAM Bebandem dan unit SPAM Abang dapat dilakukan dengan pembelian air curah air baku Telagawaja. Peningkatan kapasitas produksi pada unit SPAM Bebandem dapat dilakukan pembelian air curah air baku Telagawaja melalui RD Budakeling, sedangkan pada unit SPAM Abang melalui RD Abang.
4. Pengembangan dan Pemanfaatan Air baku Air Minum Telagawaja
Sistem Penyediaan Air Baku Telagawaja dibangun untuk menyediakan kekurangan suplai air bersih masyarakat di wilayah Kabupaten Karangasem baik di perkotaan maupun di pedesaan. Secara garis besar data teknis Sistem Penyediaan Air Baku Telagawaja adalah sebagai berikut :
Proyeksi kebutuhan air bersih hingga tahun 2020 sebesar 650,379 lt/dt, debit pelayanan eksisting sebesar 262,959 lt/dt. Kekurangan air sampai dengan tahun 2020 sebesar 387,424 lt/dt
Satgas Randal Kab. Karangasem V-137
Daerah layanan meliputi 7 (tujuh) kecamatan meliputi Kecamatan Selat, Sidemen, Manggis, Bebandem, Karangasem, Abang dan Kubu
Perencanaan pipa transmisi dari sumber air sampai dengan reservoir transmisi Batusesa berada pada elevasi + 1005 meter, direncanakan oleh Proyek air baku Bali. Desain pembangunan reservoir transmisi di desa Batusesa direncanakan dengan volume 10.000 m3.
Pembangunan Reservoar
Satgas Randal Kab. Karangasem V-138 Tabel 5.1. Reservoar Distribusi Pada Sistem Penyediaan Air Baku Telagawaja
RESERVOAR DISTRIBUSI KAPASITAS
(M3)
DAERAH PELAYANAN
1. Batusesa 50.00 Batusesa
2. Muncan 200.00 Muncan
3. Sangkan Gunung 200.00 Sangkan Gunung, Tangkup
4. Sebudi 300.00 Sebudi, Peringsari
5. Selat 450.00 Selat, Sidemen, Lokasari, Telaga Tawang, Sinduwati, Tri Eka Buana, Talibeng
6. Duda Utara 300.00 Duda Utara
7. Duda Timur 650.00 Duda Timur dan Selat
8.Manggis 1200.00 Selumbung, Tenganan, Ngis, Manggis, Ulakan, Padangbai, Antiga, Gegelang, Nyuh Tebel.
9. Sibetan 1000.00 Sibetan, Bebandem, Bungaya Kangin, Bunganya Kauh
10. Budakeling 1800.00 Budakeling, Padangkerta, Karangasem, Tegallinggah, Tumbu, Subagan, Pretima, Bugbug.
11. Abang 1100.00 Abang, Ababi, Tista, Tiyingtali, Bukit, Seraya Timur, Seraya Tengah, Seraya Barat.
Pidpid, Nawakerti, Kesimpar
12. Datah 650.00 Kerta Mandala,Culik, PurwaKerti, Bunutan, Labasari
13.Dukuh 300.00 Tulamben, Dukuh, Kubu
14.Baturinggit 160.00 Baturinggit
15.Tianyar 100.00 Tianyar Timur, Sukadana, Ban 16. Tianyar Tengah 250.00 Tianyar Tengah
17. Tianyar Barat 120.00 Tianyar Barat Sumber : Rispam Kabupaten Karangasem tahun 2012
4. Pengembangan dan Pemanfaatan Mata Air Embukan
Pengembangan dan pemanfaatan mata air Embukan untuk air baku air minum pada daerah pelayanan Desa Tenganan, kawasan Candidasa dan Desa Seraya. Pemanfaatan mata air Embukan sangat berarti bagi peningkatan kapasitas produksi pada daerah layanan tersebut.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-139 6. Pengembangan dan Pemanfaatan air baku Embung pada sistem penyediaan air
minum Perdesaan.
Pembangunan fisik Embung yang telah selesai dilaksanakan harus dimanfaatkan optimal dengan pemasangan jaringan pipa distribusi ke daerah pelayanan. Pada operasional dan pemeliharaan sistem penyediaan air minum yang memanfaatkan air baku Embung harus sudah dibentuk sistem pengelola Embung secara swadaya oleh masyarakat (PAM Desa).
5.5. ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)
Visi Sanitasi Kabupaten Karangasem dapat dirumuskan sebagai berikut : “Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagatditha Ya Ca Iti Dharma”.
Misi sanitasi Kabupaten Karangasem dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Meningkatkan pengelolaan air limbah,
2. Meningkatkan pengelolaan persampahan
3. Meningkatkan sistem pembangunan drainase, dan 4. Meningkatkan sistem pengelolaan air minum.
5. Meningkatkan perilaku hidup bersih sehat masyarakat.
Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Kabupaten Karangasem tahun 2012-2016 sesuai dengan RPJMD Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut :
Strategi Penanganan Limbah Cair
1. Peningkatan sarana dan prasarana air limbah baik sistem on site maupun off site untuk perbaikan kesehatan masyarakat Kabupaten Karangasem
2. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman secara berkelanjutan.
3. Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-140 Strategi Penanganan Persampahan
1. Penanganan persampahan Kabupaten Karangasem melalui pengelolaan
sampah terpadu
2. Penanganan sistem pembuangan akhir sampah yang tidak mencemari
lingkungan.
3. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia
pengelolaan persampahan.
Strategi Penanganan Drainase
1. Pengaturan Sistem Tata Air Kabupaten Karangasem serta meningkatkan
Kondisi Hutan Lindung Sebagai Daerah Resapan Air
2. Pengendalian Terhadap Bahaya Banjir
3. Pengaturan Sistem Drainase di Permukiman Kabupaten Karangasem
4. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia
pengelolaan drainase
5. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan Drainase secara berkelanjutan.
Strategi Penanganan Air Bersih
1. Melindungi sumber air baku terhadap aspek kuantitas, kualitas dan kontinuitas
2. Meningkatkan Sistem Pelayanan Air Bersih
3. Menurunkan tingkat kehilangan air dan pemeliharaan pengelolaan air bersih. 4. Pengembangan pelayanan air bersih untuk daerah-daerah rawan air.
5. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air minum secara berkelanjutan.
5.6. ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)
Satgas Randal Kab. Karangasem V-141 suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:
a. Program Bangunan dan Lingkungan; b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan; c. Rencana Investasi;
d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:
a. Visi Pembangunan;
b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan
d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.
5.7. ARAHAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) KABUPATEN KARANGASEM
Dalam perumusan tujuan dan kebijakan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kabupaten Karangasem ini didasari oleh beberapa pertimbangan yang didapat dari beberapa dokumen-dokumen kebijakan Kabupaten Karangasem baik itu dokumen perencanaan pembangunan maupun dokumen penataan ruang dan potensi permasalahan wilayah.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-142 A. Tujuan penataan ruang RTRW Kabupaten Karangasem yaitu "Terwujudnya
WIlayah Karangasem yang Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan melalui pengembangan agribisnis dan pariwisata yang berwawasan lingkungan dalam pemanfaatan ruang dengan menerapkan aspek mitigasi bencana."
B. Visi dari RPIJM, RPJMD, dan SSK yaitu Mewujudkan Karangasem "Jagaditha Ya Ca Iti Dharma".
C. Kebijakan-kebijakan yang terdapat di dokumen perencanaan dan dokumen penataan ruang.
Selain itu dasar pertimbangan yang digunakan adalah potensi dan permasalahan yang tertulis dalam dokumen kebijakan. beberapa potensi dan permasalahan yang ada di Kabupaten Karangasem :
1. Salah satu daerah tujuan wisata di Bali sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat dari berbagai negara donor untuk berkunjung dan membantu pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sanitasi di Kabupaten Karangasem
2. Adanya faktor kekeringan dan juga keterbatasan sumber daya air
3. Kondisi pipa berkarat sehingga mempengaruhi pengaliran dalam pipa. Pipa yang relatif tua akan memerlukan pergantian dan perbaikan untuk menekan tingkat kebocoran air dalam SPAM.
4. Tidak semua wilayah memiliki saluran drainase.
5. Kondisi gorong-gorong sebagai pendukung dari sistem drainase makro, saat ini kondisinya memprihatinkan, dari sekian banyak jumlah gorong-gorong yang ada hampir sebagian besar mengalami masalah yang sama, yakni tersumbat akibat sampah atau endapan sedimen.
6. Perlunya Revitalisasi TPA atau pembangunan TPA baru yang lebih respresintatif.
7. Upaya 3 R belum optimal, dimana pemilahan sampah di tingkat Rumah Tangga belum digalakkan.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-143 Tujuan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Karangasem adalah
" Mewujudkan kawasan permukiman dan infrastuktur perkotaan yang aman,
nyaman, terkendali, dan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan
menerapkan aspek mitigasi bencana."
Kegiatan utama yang terdapat di wilayah Kabupaten Karangasem adalah berupa pengembangan agribisnis dan pariwisata. Maksud dari tujuan yang telah dirumuskan tersebut adalah suatu kondisi untuk permukiman dan infrastruktur di Kawasan Perkotaan Kabupaten Karangasem yang memiliki kegiatan pengembangan agribisnis dan pariwisata untuk tahun kedepannya yang lebih aman dan nyaman. Kata terkendali tersebut bermaksud segala pembangunan yang terkait dengan pengembangan permukiman dan infrastruktur yang ada di Kabupaten Karangasem dapat dikendalikan sesuai dengan peraturan yang berlaku, terutama Rencana Tata Ruang Wilayah. Kata berkelanjutan yang ada pada tujuan memiliki makna agar pembangunan di Kabupaten Karangasem tidah hanya untuk jangka pendek atau bersifat sesaat namun pengembangannya yang terpadu,terarah dan berwawasan lingkungan tetap berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Selain terkendali dan berkelanjutan juga menerapkan aspek mitigasi bencana karena sebagian besar wilayah Kabupaten Karangasem merupakan wilayah yang limitasi dari segi fisik wilayah dan merupakan wilayah yang rawan terkena bencana sehingga diperlukan arahan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terdapat di Kabupaten Karangasem tetap menerapkan aspek mitigasi bencana.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-144 1. Penataan lingkungan permukiman untuk mewujudkan kawasan permukiman
yang layak huni,aman, nyaman, sehat dan berwawasan lingkungan berbasis tata ruang
2. Perlindungan sumber air yang berkelanjutan
3. Peningkatan kapasitas produksi air minum untuk memaksimalkan pelayanan 4. Peningkatan pelayananan air minum khusus untuk daerah rawan air
5. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemanfaatan dan pelestarian air
6. Peningkatan pengelolaan sampah dari sumber dengan sistem 3R 7. Peningkatan kapasitas pelayanan persampahan
8. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah 9. Peningkatan pengelolaan air limbah secara sistem onsite dan offsite
10.Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan pengelolaan air limbah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
11.Peningkatan sistem drainase yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan 12.Pengendalian banjir pada kawasan permukiman
13.Penataan jalan lingkungan permukiman
14. peningkatan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan dan memelihara infrastruktur permukiman dan infrastruktur perkotaan
5.8. INTEGRASI STRATEGI PEMBANGUNAN KABUPATEN KARANGASEM
DAN SEKTOR
5.8.1. Strategi Pembangunan Kabupaten Karangasem
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi:
a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-146
Tabel 5.2. Strategi Pembangunan Kabupaten Karangasem Sumber/
Dokumen
Muatan
Kebijakan Strategi Program
DOKUMEN PERENCANAAN RUANG
RPJMD Visi RPJMD adalah Mewujudkan
Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma Periode ll.
Misi RPJMD adalah
1. Penyelenggaraan tugas umum pemerintah bebas KKN
2. Peningkatan dan penyelenggaraan pembangunan
3. Penyelenggaraan tugas fungsi social kemasyarakatan
Kebijakan terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur yang
diemban pada misi ke-2 antara lain adalah : 1. Peningkatan investasi berwawasan
lingkungan
2. Pemberdayaan masyarakat bertanggung jawab
3. Peningkatan dan penyelarasan pembangunan di segala bidang
4. Menjaga kelestarian lingkungan fisik dan non fisik
Strategi yang diemban di misi ke-2 dengan enam kebijakan tersebut yang terkait dengan pembangunan
permukiman dan infrastruktur adalah : 1.Peningkatan investasi berwawasan
lingkungan
2.Pemberdayaan masyarakat bertanggung jawab
3.Peningkatan dan penyelarasan pembangunan di segala bidang 4.Menjaga kelestarian lingkungan fisik
dan non fisik
Program terkait pengembangan prasarana dan sarana air baku dan irigasi yang memadai untuk meningkatkan pelayanan air minum dan irigasi seusai kebutuhan adalah sebagai berikut :
Pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya.
Penyediaan dan pengolahan air baku
Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai dan sumber daya air lainnya
Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
Satgas Randal Kab. Karangasem V-147
adalah sebagai berikut:
Pengembangan perumahan dan permukiman
Lingkungan sehat perumahan Pemberdayaan komunitas
perumahan
Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
DOKUMEN PENATAAN RUANG RTRW
KABUPATEN Tujuan penataan ruang Kabupaten Karangasem adalah Terwujudnya Wilayah Karangasem yang aman, nyaman, produkktif dan berkelanjutan melalui pengembangan agribisnis dan pariwisata yang berwawasan lingkungan dalam pemanfaatan ruang dengan menerapkan aspek mitigasi bencana.
kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Karangasem :
1. Penetapan pusat-pusat kegiatan dengan pendekatan pengembangan wilayah dan dukungan prasarana wilayah guna mengatasi dan
mengurangi ketimpangan
pertumbuhan antar wilayah;
2. Pengembangan kawasan budidaya
Strategi yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur adalah sebagai berikut. Strategi untuk mencapai kebijakan pertama adalah :
meningkatkan fungsi dan
pelayanan jalan yang
menghubungkan wilayah utara dan wilayah selatan Karangasem;
mempertegas dan menetapkan pusat-pusat permukiman yang memenuhi kriteria sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan memperhatikan fungsi utamanya; meningkatkan keterkaitan antar
kota, baik secara fungsional dengan pengembangan fungsi pelayanan kota yang terintegrasi satu sama lain
Dalam Rencana Struktur Ruang, program pembangunan Kab. Karangasem adalah
Satgas Randal Kab. Karangasem V-148 dengan pendekatan budaya lokal serta
mitigasi bencana;
3. Pemerataan pembangunan wilayah utara, selatan, dan barat karangasem yang yang melestarikan lingkungan hidup, budaya dan pariwisata yang berkelanjutan;
4. Penerapan kearifan lokal dalam pengendalian pemanfaatan ruang; dan
maupun secara spasial dengan meningkatkan aksesbilitasnya terutama melalui pengembangan prasarana perhubungan;
mengembangkan kegiatan yang disesuaikan dengan potensi yang ada untuk meningkatkan perekonomian desa;
melestarikan Ruang Terbuka Hijau di kawasan perbatasan antar desa dengan konsep karang bengang; meningkatkan pelayanan listrik
terutama pada daerah-daerah yang baru berkembang;
untuk mencapai kebijakan kedua adalah : mengembangkan kawasan budidaya
yang diarahkan untuk
mengakomodasikan kegiatan
produksi, permukiman,
pertambangan, pariwisata, industri, serta hankam;
mengembangkan permukiman eksisting untuk menghindari pola perkembangan linier, serta diarahkan mengikuti pola klaster;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-149
dukung lahan masing-masing kecamatan, khusus untuk permukiman di sekitar wilayah pegunungan dan perbukitan (wilayah dengan kemiringan lebih dari 30%) hanya untuk pengembangan permukiman eksisting dan pertumbuhan alami, dengan batas ketinggian sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu 15 m;
menerapkan konsep karang bengang yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau, terutama yang melalui jalur pariwisata dengan tujuan menjaga kualitas ruang dan estetika lingkungan;
menerapkan mitigasi bencana untuk mendeliniasi kawasan rawan bencana alam dalam rangka menentukan arahan pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut; dan
mengembangkan permukiman untuk menghindari alih fungsi lahan sawah. yang dilakukan untuk mencapai
kebijakan keempat adalah :
Satgas Randal Kab. Karangasem V-150
pengembangan Pelabuhan Amed dan rencana pengembangan listrik tenaga batu bara dikembangkan sebagai
pendorong pemerataan
pembangunan;
mengembangkan wilayah selatan mempunyai keunggulan komparatif terutama dari kelengkapan sarana dan prasarana pariwisata dan kegiatan perkotaan, dikembangkan sebagai pusat pelayanan pariwisata dan pengembangan industri kepariwisataan yang dapat mendorong pertumbuhan sektor kepariwisataan secara keseluruhan di Kabupaten Karangasem;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-151
memantapkan kawasan-kawasan pariwisata yang telah ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi Bali;
memantapkan Kawasan Suci Besakih sebagai salah satu kawasan strategis yang skala pelayanannya tidak hanya untuk Kabupaten Karangasem dan Provinsi Bali pada umumnya namun juga untuk wilayah Nasional; dan mengembangkan kawasan strategis
Kabupaten Karangasem harus dapat melestarikan budaya masyarakat yang telah berkembang dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara keseluruhan.
uk mencapai kebijakan ketujuh adalah ; menentukan arahan pengaturan pada
masing-masing zona pemanfaatan ruang;
menentukan ketentuan tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya;
mengembangkan sistem perizinan dalam pemanfaatan ruang;
Satgas Randal Kab. Karangasem V-152
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang;
mengarahkan sanksi yang merupakan acuan dalam tindakan penertiban atas pelanggaran terhadap penataan ruang;
menyelaraskan tata ruang dengan sistem dan kelembagaan masyarakat setempat sehingga rencana tata ruang wilayah kabupaten dapat diimplementasikan sesuai dengan ruang (desa), waktu (kala), dan keadaan setempat (patra);
memberdayakan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang menunjang keajegan Bali dan kesejahteraan masyarakat Karangasem; dan
Satgas Randal Kab. Karangasem V-153 DOKUMEN SEKTORAL
SSK
Karangasem
Visi : sanitasi sehat menuju karangasem jagadhita ya Ca Lti Dharma
Misi :
Meningkatkan pengelolaan air limbah, meningkatkan pengelolaan persampahan, meningkatkan system pembangunan drainase dan meningkatkan system pengelolaan air minum
Kebijakan terkait sector air limbah : 1. Peningkatan sarana prasarana air limbah
baik system onsite maupun offsite untuk perbaikan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan
pengembangan system pengeloaan air limbah permukiman secara
berkelanjutan
3. Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman 4. Penguatan kelembagaan dan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia pengelolaan air limbah. Kebijakan terkait sector persampahan : 1. Penanganan persampahan melalui
pengolahan sampah terpadu
2. Penanganan system pembuangan akhir sampah yang tidak mencemari
Strategi Sektor Air Limbah.
Peningkatan sarana dan prasarana air limbah baik sistem on site maupun off site untuk perbaikan kesehatan masyarakat Kabupaten Karangasem.
Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman secara berkelanjutan.
Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.
Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pengelolaan air limbah Strategi Sektor Persampahan
Penanganan persampahan Kabupaten Karangasem melalui pengelolaan sampah
Penanganan sistem pembuangan akhir sampah yang tidak mencemari lingkungan.
Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pengelolaan persampahan
Program untuk sub sektor air limbah adalah sebagai berikut :
1. Penyehatan lingkungan pemukiman
2. Peningkatan kualitas perumahan
3. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
4. Lingkungan sehat
perumahan
5. Infrastruktur air limbah dengan sistem terpusat.skala kota
6. Infrastruktur air limbah dengan sistem setempat dan sistem komunal.
7. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
8. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah.
Program untuk sub sektor persampahan adalah sebagai berikut:
Satgas Randal Kab. Karangasem V-154 lingkungan
3. Penguatan kelembagaan dan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia pengelolaan persampahan Kebijakan terkait sector drainase : 1. Pengaturan system tata air untuk
meningkatkan kondisi hutan lindung sebagai daerah resapan air
2. Pengendalian bahaya banjir 3. Pengaturan system drainase 4. Penguatan kelembagaan dan
peningkatan kapasitas SDM pengelolaan drainase
Kebijakan terkait sector air bersih : 1. Melindungi sumber air baku baik aspek
kuantitas, kualitas, dan kontinuitas 2. Meningkatkan system pelayanan air
bersih
3. Menurunkan tingkat kehilangan air bersih dan pemeliharaan pengelolaan air bersih
4. Pengembangan pelayanan air bersih untuk daerah rawan air
1.
Strategi Sektor Drainase
Pengaturan Sistem Tata Air
Pengendalian Terhadap Bahaya Banjir
Pengaturan Sistem Drainase di Permukiman Kabupaten Karangasem
Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pengelolaan drainase Strategi Sektor Air Bersih
Melindungi sumber air baku terhadap aspek kuantitas, kualitas dan kontinuitas
Meningkatkan Sistem Pelayanan Air Bersih
Menurunkan tingkat kehilangan air dan pemeliharaan pengelolaan air bersih.
Pengembangan pelayanan air bersih untuk daerah-daerah rawan air. Strategi Aspek PHBS
Pendidikan PHBS dari usia dini
Terwujudnya rumah sehat berPHBS di Kabupaten Karangasem
Meningkatkan peran media dalam promosi PHBS
kinerja pengelolaan persampahan.
Program sub sektor drainase lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Program rehabilitasi hutan dan lahan.
2. Program lingkungan sehat perumahan.
3. Program pengendalian banjir.
Program sub sektor air bersih adalah sebagai berikut:
1. Perogram rehabilitasi hutan dan lahan
2. Perlindungan dan
konservasi sumber daya alam.
3. LIngkungan sehat
perumahan.
4. Program penataan
peraturan perundan-undangan. 5. Program pengembangan
kinerja pengelolaan ari bersih 6. Program peningkatan
promosi dan kerjasama investasi.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-155
Meningkatnya jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS.
Satgas Randal Kab. Karangasem V-156 5.8.2. Strategi Pembangunan Kawasan
Beberapa dokumen perencanaan seperti RTBL dan RPKPP memiliki lingkup yang lebih kecil, yaitu berskala kawasan. Dokumen tersebut disusun untuk memberikan arahan pembangunan lingkungan permukiman di suatu kawasan prioritas. Oleh sebab itu, perlu dianalisis keterpaduan dokumen perencanaan kawasan yang ada di kabupaten/kota berdasarkan fungsi kawasan dan arahan pengembangan termasuk Kawasan Strategis Kabupaten yang diidentifikasi dalam RTRW. Keterpaduan tersebut dijabarkan dalam table 3.3.
Tabel 3.3. Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas
Dokumen Rencana Kawasan Fungsi Kawasan Arahan Pengembangan
KSK RTRW Kabupaten Agropolitan Kawasan Prioritas
Pertanian Dalam arti luas, dari Deliniasi Desa Sibetan, Kecamatan karanagsem sampai Desa Rendang Kecamatan Rendang
RTBL Kawasan Perkotaan
Amlapura dan Kawasan Pariwisata Tulamben
Kawasan Perkotaan
Amlapura untuk