• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 150486358204 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 150486358204 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka mewujudkan Visi Pembangunan Kabupaten Sintang yaitu

”Mewujudkan Masyarakat kabupeten Sintang yang Produktif, Berkualitas, Sejahtera dan Demoktaris”, maka perlu dibuat perencanaan yang terpadu dan terarah yang dinyatakan dalam suatu Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Sintang. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Kabupaten Sintang sebagai dokumen perencanaan

komprehensif lima tahunan dipandang perlu untuk dijabarkan lebih jelas dalam

perencanaan secara teknis dan pendanaan dalam suatu perencanaan yang

disebut Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten

Sintang sehingga memenuhi kelayakan teknis, ekonomis, financial, dan dampak

lingkungan.

RPIJM Kabupaten Sintang dibidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya adalah

merupakan dokumen perencanaan dan pembiayaan pembangunan yang multi

sector, multi years, dan multi fundings serta mengacu kepada penataan ruang

dengan menggunakan pendekatan keterpaduan dan keberlanjutan.

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) periode 2015-2019

akan dapat terwujud jika didukung adanya rencana pembangunan yang lebih

operasional dalam jangka waktu yang lebih singkat.

Sesuai dengan undang-undang No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional menyatakan bahwa perencanaan pembangunan jangka

panjeng (RPJP-20 tahun), Menengah (RPJM-5 tahun) dan tahunan (RKP-1

tahun), sehingga program penganggaran lebih mantap dan manajemen yang

lebih terjamin, pencapaiaan sasaran dan tujuan lebih terarah dan terprogram.

Disamping itu Undang-undang No.26/2007 tentang Penataan Ruang

menyatakan perlunya Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang. Rencana

(2)

Provinsi, RTRW kabupaten/kota. Sedangkan Rencana Rinci terdiri dari Rencana

Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis, dan

Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten.

RPIJM Kabupaten bidang PU/Cipta Karya ini menjadi panduan untuk

pembangunan infrastruktur yang meliputi:

• Sub Bidang Air Minum

• Sub Bidang Sampah

• Sub Bidang Air Limbah

• Sub Bidang Drainase

• Sub Bidang Tata Bangunan Lingkungan

• Sub Pengembangan Permukiman

Pemerintah Kabupaten Sintang melalui Satgas Kabupaten yang telah dibantu

Satgas RPIJM Provinsi yang selalu berkoordinasi dengan Satgas Pusat telah

menyusun Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kabupaten Sintang yang merupakan dokumen perencanaan, pembiayaan dan

investasi di Kabupaten Sintang yang disusun melalui proses partisipatif yang

mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai arah dan strategis

pembangunan Kabupaten dengan memperhatikan potensi daerah.

Untuk itu Pemerintah Kabupaten Sintang memandang perlu melengkapi

dokumen Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kabupaten Sintang dengan pendetailan Memorandum Program yang diharapkan

dapat mendukung terciptanya konsistensi program dalam rangka menggerakan

semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan

pertumbuhan eknomi masyarakat.

Pergerakan sumber daya ke semua sektor dan semua wilayah di Kabupaten

Sintang akan mengakibatkan terjadinya pemerataan pembangunan dan

menimbulkan efek ekonomi positif yang akan menciptakan lapangan pekerjaan,

juga akan mengurangi angka kemiskinan.

1.2 LANDASAN HUKUM

Penyusunan RPIJM kabupaten pada dasarnya harus mengacu kepada peraturan

perundang-undangan maupun kebijakan yang berlaku, diantaranya sebagai

(3)

1. Undang-undang Nomor 16/1985 tentang Rumah Susun

2. Undang-undang Nomor 4/1992 tentang Perumahan dan Pemukinan

3. Undang-undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan (Kesehatan Lingkungan)

4. Undang-undang Nomor 24/1992 tentang Penataan Ruang

5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

6. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

7. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Pasal 21

ayat (2), mengisyaratkan pentingnya pengaturan prasarana dan sarana

sanitasi (yang dalam undang-undang tersebut terdiri dari air limbah dan

persampahan) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber air, dan

pasal 40 ayat (6) menyatakan bahwa pengaturan pengembangan sistem air

minum diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasaran dan

sarana sanitasi.

8. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

9. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN), mengamanatkan adanya Rencana

Pembangunan Jangka Pangjang (RPJP) untuk periode 20 tahun, Rencana

Pembanguna Jangka Menengah (RPJM) periode 5 tahun serta Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) untuk periode 1 tahunan.

10.Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

11. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah

12. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan

13. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

14. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan adanya Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN),

RTRW Provinsi, dan RTRW kabupaten/Kota untuk periode 20 tahun.

15. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah Pusat dan Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah

Otonom

16. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

17. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

(4)

18.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sisten

Penyediaan Air Minum (SPAM) juga mengatur penyelenggaraan sistem

penyediaan air minum khususnya pada bab III yang mengatur mengenai

Perlindungan Air Baku

19. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Kerja

Kementiran/Lembaga;

20.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

21. Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

22.Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional 2004-2009

23.Peraturan Mentri PU Nomor 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional

Strategi Pengembangan Perumahan dan Permukiman

24.Peraturan Mentri PU Nomor 20/PRT/M/2006 tentang KSNP Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum

25.Peraturan Mentri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentang KSNP Pengelolaan

Persampahan

26.Peraturan Mentri PU Nomor 03/PRT/M/2007 tentang perubahan Renstra

Departemen PU

27.Surat Edaran Mendagri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005

tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP daerah dan RPJM Daerah

28.Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Kepala Bappenas Nomor

0259/M.PPN.I/2008 Taggal 20 Januari 2008 Tentang Petunjuk Teknis

Penyelengara Musrenbang Tahun 2008;

29.Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 14 Tahun 2000 Tentang

Pembentukan organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sintang;

30.Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Kabupaten Sintang;

31. Keputusan Bupati Sintang Nomor 362 Tahun 2000 Tentang Pebentukan

Organisasi Perangkat Daerah mengenai Susunan Organisasi dan Tata Kerja

(5)

1.3 TUJUAN DAN PENTINGNYA RPIJM

RPIJM Kabupaten Sintang 2015-2019 sebagai turunan RPJM pada prinsipnya

disusun dengan maksud menyediakan acuan resmi bagi pemerintah daerah

dalam mencari upaya bagaimana dapat mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan dengan melihat kondisi, potensi dan peluang yang dapat

dimanfaatkan dengan atau tanpa rekayasa.

Untuk itu perlu dikenal lebih dahulu permasalahan dan tantangan pembangunan

di Kabupaten Sintang terutama dalam rangka merencanakan dan

memprogramkan kegiatan investasi yang akan diusulkan. Penyusunan RPIJM ini

dimaksudkan untuk menjelaskan rencana mensukseskan pembangunan

infrastruktur di Kabupaten Sintang secara ringkas dan padat untuk menjawab

tantangan pembangunan ke depan, sehingga penyelenggara pemerintahan dapat

memilih berdasarkan skala prioritas yang ditetapkan agar lebih optimal, efektif

dan efisien dan lebih bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Sintang

RPIJM Kabupaten pada hakekatnya disusun untuk menjamin terciptanya:

a. Peningkatan produktivitas;

b. Peningkatan Efisiensi pelayanan dan kegiatan;

c. Pembangunan yang berkelanjutan melalui pendekatan yang berwawasan

lingkungan;

d. Pembangunan yang berkeadilan sosial;

e. Pembangunan yang mendukung kelestarian budaya;

f. Pembangunan yang didukung oleh partisipasi masyarakat.

g. Pembangunan yang mendukung jati diri daerah.

Dilihat dari beberapa tujuan penyusunan RPIJM tersebut diatas maka dapat

disimpulkan bahwa RPIJM ini merupakan suatu hal yang sangat penting karena

dapat memberikan keterpaduan program dan anggaran sehingga hasil

pembangunan bidang PU/Cipta Karya lebih bermanfaat untuk masyarakat luas.

1.4 MEKANISME DAN FRAMEWORK PENYUSUNAN RPIJM

Mekanisme penyusunan RPIJM pada prinsipnya mengacu kepada diagram alur

proses perencanaan sebagaimana terlihat pada gambar. Adapun mekanisme yang

digunakan adalah;

(6)

• Kesepakatan dan keterpaduan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam perencanaan, program dan pendanaan.

• Optimasi penggunaan sumber-sumber dana dari berbagai pihak melalui keterpaduan antar sektor.

• Desentralisasi dan dekonsentrasi; kegiatan pembangunan daerah dengan

azas prioritas dan keterpaduan antar komponen dengan bimbingan dan

pembinaan dari Pemerintah Privinsi dan Pemerintah Pusat.

Gambar

Gambar 1.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Dan Penyusunan RPIJM

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didominasi oleh elemen visual dengan karak- ter tepian ( edges ), walaupun tidak ditampilkan secara tegas, Egam. Hal ini sangat jelas dimana ketegasan visual

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemberian izin belajar,

(5) Dilengkapi alat pencegah lori keluar rel seperti rel pelindung (guard rail ). Karena penggunaan bersama man belt di level dan sumuran miring, waktu yang diperlukan sekali jalan

Untuk menentukan Prioritas SubKriteria dilakukan dengan cara yang sama seperti menentukan Prioritas Kriteria perbedaannya untuk menentukan Prioritas SubKriteria

Skripsi yang berjudul “Studi Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-Murîd ”, ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

Pertumbuhan populasi Branchionus plicatilis pada masing-masing perlakuan dan ulangan selama penelitian disajikan pada tabel 2, yang menunjukkan bahwa jumlah populasi

Jika calon perawat khusus lansia EPA mengubah status izin tinggal menjadi “aktivitas khusus” (misalnya mempunyai pasangan orang Jepang) dan ingin mengikuti ujian nasional

Dalam melatih peserta didik untuk selalu menghayati nila-nilai Pendidikan Agama Islam biasanya dilakukan dengan cara yang simpati, memotivasi, dengan lemah lembut,