BAB IV
PROFIL KABUPATEN KUDUS
4.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah
Kabupaten Kudus dengan luas wilayah 42.516 Ha merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah, terletak diantara 4 (empat) Kabupaten yaitu :
Utara : Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati Timur : Kabupaten Pati
Selatan : Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Demak Barat : Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara
Secara geografis, letak Kabupaten Kudus antara 110”36’ dan 110”50’ Bujur Timur dan 6”51’ dan 7”16’ Lintang Selatan. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 16 km dan dari utara ke selatan 22 km. Secara administrasi, Kabupaten Kudus terbagi atas 9 kecamatan, 123 desa serta 9 kelurahan.
Tabel IV.1
Kabupaten Kudus 42.515,64 100,00
4.2. Gambaran Demografi
4.2.1. Jumlah Penduduk
Pada tahun 2014 jumlah penduduk seluruh wilayah Kabupaten Kudus 821.136 jiwa, dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Jati yaitu 104.978 jiwa (12,78%) dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Bae yaitu 70.463 jiwa (8,58%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.2
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2014
No Kecamatan Jumlah Penduduk Prosentase (%)
1 Kaliwungu 93.018 11,33
Kabupaten Kudus 821.136 100,00
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015
4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk Kabupaten Kudus terdiri dari 404.318 jiwa laki-laki (49,24%) dan 416.818 jiwa perempuan (50,76%), dengan sex ratio 97,00. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2014
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
8 Gebog 49.590 50.713 100.303 97,79
9 Dawe 51.490 52.475 103.965 98,12
Kabupaten Kudus 404.318 416.818 821.136 97,00
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015
4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin
Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kudus pada rentang tahun 2011 sampai
dengan 2013 jumlah penduduk miskin semakin berkurang. Dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin yaitu 73.590 orang (9,45%), tahun 2012 69.300 orang (8,63%), dan tahun 2013 70.100 orang (8,62%).
Data kemiskinan Kabupaten Kudus juga bisa dilihat dari tingkat kesejahteraan per kecamatan. Jumlah KK di Kabupaten Kudus pada tahun 2014 sebanyak 229.168 KK dengan klasifikasi keluarga sejahtera
meliputi Keluarga Pra Sejahtera sebesar 23.231 KK (10%), Keluarga Sejahtera I sebesar 40.904 KK (18%), Keluarga Sejahtera II sebesar 77.096 KK (34%), Keluarga Sejahtera III sebesar 68.689 KK (30%), dan Keluarga Sejahtera III Plus sebesar 19.248 KK (8%). Berdasarkan data tersebut, persentase
penduduk miskin tidak terlalu mendominasi di Kabupaten Kudus. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.4
Keluarga Menurut Tingkat Kesejahteraan Per Kecamatan Tahun 2014
No Kecamatan Pra
Sejahtera Sejahtera I Sejahtera II
Sejahtera
Kabupaten Kudus 23.231 40.904 77.096 68.689 19.248
4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Menurut Kabupaten Kudus Dalam Angka, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah penduduk di Kabupaten
Kudus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kudus dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk alami. Pada tahun 2014, laju pertumbuhan penduduk 1,27% dimana mengalami penurunan 0,03% dari tahun sebelumnya.
Tabel IV.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014
No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)
2010 2011 2012 2013 2014
Kabupaten Kudus 764.606 769.904 791.891 797.003 821.136
Sumber : Kabupaten Kudus Dalam Angka Tahun 2011-2014 dan Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015
4.2.5. Kepadatan/ Persebaran Penduduk
Berdasarkan data dalam angka tahun 2014, kepadatan penduduk Kabupaten Kudus dalam kurun waktu lima tahun (2010-2014) cenderung mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak signifikan. Pada tahun 2014, kepadatan penduduk mencapai 1,90 jiwa/Km2 dengan persebaranpenduduk Kabupaten
Kudus masih belum merata. Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Kota dengan kepadatan penduduknya 9,26 jiwa/Km2 sedangkan Kecamatan Undaan merupakan kecamatan yang terendah
Tabel IV.6
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014
No Kecamatan Luas Daerah
(Km2)
Kabupaten Kudus memiliki topografi yang beragam yaitu ketinggian wilayah yang berkisar antara 5-1600 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang memiliki ketinggian terendah, yaitu 5 meter di atas permukaan air laut berada di Kecamatan Undaan. Sedangkan wilayah dengan ketinggian tertinggi berada di Kecamatan Dawe, yang berupa dataran tinggi dengan ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Kudus memiliki kelerengan yang bervariasi, yaitu:
Kelerengan 0-2%
Kelerengan ini memiliki bentuk lahan berupa dataran koluvial dengan relief datar. Kelerengan ini terdapat di Kecamatan Undaan, Kecamatan Kota, Kecamatan Jati, Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Mejobo, sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Bae.
Kelerengan 2-5%
Kelerengan 5-15%
Kelerengan ini memiliki bentuk lahan berupa perbukitan struktural dengan relief bergelombang dan agak curam. Kelerengan ini terdapat di Kecamatan Dawe dan Gunung Pati Ayam bagian Timur.
Kelerengan 15-40%
Kelerengan ini memiliki bentuk lahan perbukitan struktural dengan relief berbukit kecil dan curam. Kelerengan ini terdapat di daerah Gunung Pati Ayam bagian utara, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe, Kecamatan Jekulo.
Kelerengan >40%
Kelerengan ini memiliki bentuk lahan perbukitan struktural dengan relief bergelombang dan sangat curam. Kelerengan ini terdapat di sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe, Kecamatan Gebog dan daerah Puncak Muria bagian selatan.
4.4. Gambaran Geohidrologi
Geohidrologi Kabupaten Kudus termasuk dalam Satuan Wilayah Sungai Jratunseluna terdiri dari 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yaitu DAS Jratun (S.Jragung dan Tuntang) dan DAS Seluna
(S.Serang, Lusi, dan Juana). Pada DAS Seluna terdapat 3 lokasi mata air utama, yang terbesar berasal dari pegunungan di Boyolali mengaliri Sungai Serang, dan selanjutnya berasal dari pegunungan kapur di Blora dan Grobogan mengaliri Sungai Lusi, serta yang ketiga berasal dari pegunungan Muria di
Kudus, Pati, dan Jepara mengaliri Sungai Juana dan drainase Serang Welahan Drain 2 (SWD.2). Sedangkan akhir sungai-sungai pada DAS Seluna bermuara di 4 lokasi yang seluruhnya di Pantai Utara Jawa, tiga berada di pantai Kabupaten Demak yaitu SWD.2, SWD.1 (Sungai Serang Lama), Sungai Wulan (Sungai Serang Hilir) dan muara yang lainnya berada di pantai Kabupaten Pati (Sungai Juana).
Tabel IV.7
Wilayah DAS di Kabupaten Kudus
No SWS, DAS, Sub DAS, Sungai Lokasi
Kondisi geologi yang terdapat di Kabupaten Kudus merupakan struktur geologi primer yang terdiri dari kenampakan perlapisan batu gamping dan pasir di bagian selatan dari Kota Kudus. Fase tektonik yang terjadi di Komplek Muria erat kaitannya dengan fase tektonik di cekungan Jawa Timur Utara, terutama Zona Rembang (Van Bemmelen, 1949). Zona Rembang mengalami 2 (dua) kali fase tektonik, yaitu pada Kala Miosen Tengah dan pada Kala Plistosen Bawah.
Kabupaten Kudus memiliki sruktur tanah yang bervariasi mulai daerah pantai, perbukitan sampai pegunungan. Berikut ini adalah jenis tanah yang terdapat di daerah Kabupaten Kudus dan penyebarannya:
1. Jenis tanah andosol
Penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.
2. Jenis tanah grumosol mediteran.
Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.
3. Jenis tanah latosol merah
Penyebarannya meliputi Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.
4. Jenis tanah planosol coklat
Penyebarannya di Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan, Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan Jekulo.
5. Jenis tanah latosol coklat
6. Jenis tanah litosol grumosol
Penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.
7. Jenis tanah mediteran
Jenis tanah ini penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe,
Kecamatan Bae, Kecamatan Kota, Kecamatan Mejobo, Kecamatan Jati dan Kecamatan Kaliwungu.
8. Jenis tanah aluvial coklat
Jenis tanah ini paling banyak dijumpai di Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan, Kecamatan Jekulo
dan Kecamatan Kaliwungu.
4.6. Gambaran Klimatologi
Kabupaten Kudus secara umum dipengaruhi oleh zona iklim tropis basah dan memiliki temperatur sedang. Bulan basah jatuh antara bulan Oktober–Mei dan bulan kering terjadi antara Juni–September, sedang bulan paling kering jatuh sekitar bulan Agustus. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Kudus pada tahun 2014 berkisar antara 19,7ºC sampai 30,7 ºC dengan kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 71,5% sampai 79,5%. Sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari 1.426 mm dengan hari hujan 99 hari. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel IV.8
Banyaknya Hari Hujan dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014 (Hari)
No Bulan 2010 2011 2012 2013 2014
Tabel IV.9
Banyaknya Curah Hujan dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014 (mm)
No Bulan 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Stasiun Meteorologi Pertanian Kudus
Tabel IV.10
Suhu Udara Rata-rata Maksimum dan Minimum dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014 (ºC)
No Bulan
Tabel IV.11
Kelembaban Udara Rata-rata
dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014 (%)
No Bulan 2011 2012 2013 2014
1 Januari 81,7 80,0 78,8 79,5
2 Pebruari 83,8 79,5 78,2 76,0
3 Maret 78,5 79,4 75,7 75,2
4 April 77,1 78,0 75,0 75,2
5 Mei 73,9 78,0 71,5 74,5
6 Juni 75,0 79,1 72,5 74,0
7 Juli 75,1 78,2 75,0 78,0
8 Agustus 78,5 76,6 75,5 76,0
9 September 77,6 75,5 74,5 74,3
10 Oktober 78,7 77,1 72,5 72,3
11 Nopember 80,8 79,0 73,0 71,5
12 Desember 77,3 81,4 75,0 76,3
4.7. Gambaran Sosial dan Ekonomi
4.7.1. Gambaran Sosial
4.7.1.1.Tingkat Pendidikan Masyarakat
Secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka akan semakin baik kualitas sumber dayanya. Karena pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang sangat berperan meningkatkan kualitas hidup. Pada tataran makro, ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk atau angka melek huruf. Pada tahun 2014, persentase penduduk Kabupaten Kudus berumur 10 tahun ke atas menurut kemampuan membaca dan menulis yaitu sebagai berikut :
Tabel IV.12
Persentase Penduduk Kabupaten Kudus Berumur 10 tahun Ke Atas Menurut Kemampuan Membaca dan Menulis Tahun 2014
No Uraian Laki-laki (%) Perempuan (%) Total (%)
1 Kemampuan membaca dan menulis :
a. Huruf Latin 19,87 15,39 17,58
b. Huruf Lainnya 1,05 4,31 2,72
c. Huruf latin dan lainnya 77,55 73,85 75,65
2 Tidak dapat membaca dan menulis 1,53 6,45 4,05
Sumber :Statistik Sosial dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah Hasil Susenas 2014 (BPS Prov. Jawa Tengah)
Pada tabel tersebut penduduk laki-laki memiliki kemampuan baca tulis lebih tinggi dibanding perempuan. Selain dari kemampuan baca tulis, tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dari
pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan hal ini berdampak pada kualitas SDM. Di Kabupaten Kudus, persentase penduduk terbesar dalam pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan
SD/SDLB/MI yaitu 28,54% dan yang terkecil tingkat pendidikan DI/DII 0,50%. Perlu diperhatikan juga bahwa masih terdapat penduduk yang tidak tamat SD (15,07%) dan bahkan Tidak/Belum pernah sekolah, yaitu sebesar 4,95%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.13
Persentase Penduduk Kabupaten Kudus Berumur 10 tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2014
Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Laki-laki (%) Perempuan (%) Total (%)
a. Tidak/belum pernah sekolah 1,79 7,98 4,95
Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Laki-laki (%) Perempuan (%) Total (%)
Sumber :Statistik Sosial dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah Hasil Susenas 2014 (BPS Prov. Jawa Tengah)
Angka partisipasi sekolah yaitu angka yang menjelaskan banyaknya penduduk usia sekolah pada masing-masing kelompok usia sekolah yang sedang/masih sekolah dibagi dengan usia sekolah pada
masing-masing kelompok usia sekolah. Di Kabupaten Kudus, pada tahun 2014 partisipasi sekolah penduduk usia SD (7-12 tahun) sudah cukup tinggi yaitu mencapai 99,52%, sementara partisipasi penduduk usia SLTP (13-15 tahun) sebesar 96,51% dan partisipasi sekolah penduduk usia SLTA
(16-18) sebesar 60,40% sedangkan partisipasi usia Perguruan Tinggi (19-24 tahun) sebesar 22,87%. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi masih rendah.
Tabel IV.14
Persentase Penduduk Kabupaten Kudus Menurut Partisipasi Bersekolah Tahun 2014
Partisipasi Bersekolah 7-12 Tahun (%) 13-15 Tahun (%)
Sumber :Statistik Sosial dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah Hasil Susenas 2014 (BPS Prov. Jawa Tengah)
4.7.1.2.Penduduk Miskin
Di Kabupaten Kudus penduduk miskin selama tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan
persentase, hal ini membuktikan masalah kemiskinan menjadi sasaran pembangunan yang diprioritaskan di Kabupaten Kudus.
Tabel IV.15
Statistik Kemiskinan Kabupaten Kudus
No Uraian 2011 2012 2013
1 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) 256.745 276.317 299.097
2 Jumlah penduduk miskin (jiwa) 73.591 69.332 70.081
3 (%) Penduduk miskin 9,45 8,63 8,62
Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)
Kemudian berdasarkan wilayah kemiskinan di Kabupaten Kudus terbagi menjadi tiga kategori miskin, kemiskinan sedang, kemiskinan rendah yaitu sebagai berikut :
Tabel IV.16
Desa Miskin di Kabupaten Kudus
No Kecamatan Miskin Kemiskinan Sedang Kemiskinan Rendah
1 Undaan Undaan Kidul, Medini Kalirejo, Undaan Tengah, Karangrowo,
2 Kota Demaan Janggalan, Nganguk,
Krandon, Singocandi 3 Dawe Lau, Kandangmas Margorejo, Rejosari,
Puyoh, Kajar,
4 Jekulo Honggosoco Bulungcangkring,
Bulung Kulon,
Golantepus, Tenggeles 6 Jati Jepangpakis, Ngembal kulon,
Pasuruhan Lor
7 Gebog Gondosari, Klumpit, Menawan, Padurenan 8 Bae Ngembalrejo, Peganjaran,
Gondangmanis
Bae, Karangbener, Dersalam, Pedawang
Panjang, Purworejo, Bacin
9 Kaliwungu Kedungdowo Gamong, Sidorekso, Papringan, Mijen, Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)
4.7.2. Gambaran Ekonomi
4.7.2.1.PDRB Kabupaten Kudus
Salah satu indikator kondisi perekonomian daerah dapat dilihat dari nilai PDRB (Produk Domestik Regional Brutto), yang dapat diartikan sebagai kemampuan suatu wilayah untuk menghasilkan barang dan jasa dari seluruh kegiatan ekonomi yang ada. PDRB merupakan gambaran perekonomian suatu wilayah. Secara matematis PDRB adalah komulatif nilai tambah bruto dari seluruh sektor lapangan usaha.
Berdasarkan perkembangan nilai PDRB Kabupaten Kudus dalam kurun 5 tahun terakhir ini, sektor
industri pengolahan mendominasi perekonomian dimana mengalami pertumbuhan sebesar 4,01% disusul oleh sektor perdagangan, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 5,09% serta sektor bangunan sebesar 7,83%.
Tabel IV.17
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2000=100)
No Sektor 2012 2013 2014
1 Pertanian 5,47 -0,63 -1,65
2 Pertambangan & penggalian 11,78 5,40 4,55
3 Industri pengolahan 3,57 4,28 4,01
No Sektor 2012 2013 2014
5 Air, sampah dan limbah 10,46 2,80 6,53
6 Bangunan 10,96 7,89 7,83
7 Perdagangan, reparasi mobil dan sepeda motor 3,42 5,31 5,09
8 Pengangkutan & Pergudangan 7,45 7,62 6,74
9 Penyediaan akomodasi & makan 6,67 5,21 5,33
10 Informasi dan komunikasi 11,57 9,71 12,28
11 Jasa keuangan & asuransi 7,74 7,76 6,52
12 Real estate 9,41 8,55 6,58
13 Jasa perusahaan 6,18 7,98 6,97
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan, jaminan sosial 1,45 5,59 5,22
15 Jasa pendidikan 9,41 5,07 5,45
16 Jasa kesehatan & sosial 8,03 5,70 8,31
17 Jasa lainnya 7,21 8,05 5,53
PDRB 4,11 4,53 4,26
PDRB TANPA MIGAS 4,11 4,53 4,26
Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)
Pada tahun 2014 ini, PDRB atas dasar harga konstan sebesar 62,60 triliyun rupiah dimana naik 4,26% dari tahun sebelumnya. Sektor industri masih menjadi kontributor utama sebagai pemberi andil terbesar PDRB pada tahun 2014.
Tabel IV.18
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Kudus Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pertanian 1.256.419 1.315.173 1.387.112 1.378.316 1.355.526
2 Pertambangan dan Penggalian 51.009 55.235 61.740 65.073 68.031
3 Industri Pengolahan 43.601.666 453206.111 46.818.348 48.820.554 50.780.4
4 Listrik, Gas 23.787 25.297 27.705 29.689 31.315
5 Air, sampah dan limbah 10.062 11.020 12.172 12.513 13.329
6 Bangunan 1.528.899 1.643.300 1.823.412 1.967.356 2.121.450
7 Perdagangan, reparasi mobil dan sepeda
motor 2.818.692 3.008.185 3.111.215 3.276.407 3.443.168
8 Pengangkutan & pergudangan 511.763 552.658 593.830 639.057 682.130
9 Penyediaan akomodasi & makan 554.473 577.908 616.466 648.607 683.198
10 Informasi dan komunikasi 268.872 311.946 348.029 381.834 428.731
11 Jasa keuangan & asuransi 805.870 832.457 896.868 966.464 1.029.498
12 Real estate 269.168 288.244 315.381 342.337 364.875
13 Jasa perusahaan 43.195 47.082 49.990 53.979 57.740
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan,
jaminan sosial 438.505 468.717 475.522 502.098 528.321
15 Jasa pendidikan 385.996 427.542 467.769 491.499 518.281
16 Jasa kesehatan & sosial 128.307 139.007 150.168 158.726 171.924
17 Jasa lainnya 236.814 265.913 285.083 308.042 325.088
Total PDRB 52.933.496 55.175.795 57.440.811 60.042.550 62.603.070
4.7.2.2.Kondisi Inflasi Daerah
Inflasi didefinisikan sebagai situasi dimana harga-harga mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran atau belanja masyarakat yang lebih cepat dari produk yang dihasilkan. Angka/laju inflasi tahun 2014 untuk nasional adalah sebesar 8,36% sedangkan untuk Kabupaten Kudus
mengalami inflasi sebesar 8,59% dikarenakan pada bulan Januari 2014 Kabupaten Kudus mengalami banjir sehingga menutup akses perekonomian. Sedangkan pada bulan Desember 2014 Kabupaten Kudus mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 2,47%.
Tabel IV.19
Perkembangan Laju Inflasi Nasional, Semarang dan Kudus Tahun 2009-2014 (%)
Tahun Nasional Semarang Kudus
2009 2,78 3,19 3,00
Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)
Tabel IV.20
Inflasi Kabupaten Kudus Menurut Komoditi Tahun 2012-2014
Komoditi 2012 2013 2014
Bahan makanan 6,47 14,36 9,75
Makan jadi, minuman, rokok, tembakau 10,89 5,57 6,12
Perumahan 2,91 4,23 7,85
Sandang 5,61 1,07 4,67
Kesehatan 1,83 5,34 8,67
Pendidikan & Olahraga 1,69 2,12 8,25
Transport & Komunikasi -0,67 14,80 12,25
Umum 4,77 8,31 8,59
Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)
4.7.2.3. Potensi Ekonomi (Pertanian, Industri, Perdagangan dan Jasa serta Pariwisata) Pertanian
secara umum pada tahun 2014 mengalami peningkatan produksi dibanding tahun sebelumnya.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.21
Statistik Padi Palawija Kabupaten Kudus
Uraian 2012 2013 2014
Padi
Luas Panen (ha) 25.905 27.012 21.682
Produksi (ton) 148.054 140.201 129.282
Jagung
Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)
Industri
Kabupaten Kudus mempunyai banyak industri yang berkembang baik skala besar, menengah
maupun industri kecil. Dengan total kurang lebih 12.938 unit pada tahun 2014, sektor industri menjadi tiang penyangga utama dari perekonomian Kabupaten Kudus. Karena disamping
memberikan konstribusi besar terhadap PDRB Kabupaten (61,30% pada tahun 2014), namun juga menyerap tenaga kerja terbesar terutama industri pengolahan tembakau. Disamping industri pengolahan tembakau terdapat industri pengolahan lainnya seperti industri pengolahan kertas dan
Tabel IV.22
Banyaknya Tenaga Kerja Industri Pengolahan Kabupaten Kudus
No Kecamatan 2012 2013 2014
Kabupaten Kudus 244.330 247.562 250.039
Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)
Perdagangan dan jasa
Kabupaten Kudus terletak pada persimpangan jalur transportasi utama Jakarta-Semarang-Surabaya
dan Jepara-Grobogan. Dengan kondisi tersebut, menjadikan wilayah Kabupaten Kudus sangat strategis dan cepat berkembang serta memiliki peran utama sebagai pusat aktivitas ekonomi yang melayani wilayah hinterland, yaitu kabupaten di sekitarnya. Potensi ekonomi tersebut ditandai dari banyaknya pasar yang ada.
Berdasarkan statistik daerah Kabupaten Kudus 2015, jumlah sarana perdagangan berupa pasar di Kabupaten Kudus pada tahun 2014 adalah 30 buah yang terdiri dari 6 buah pasar daerah, 22 buah pasar desa, dan 2 buah pasar hewan. Dengan jumlah kecamatan di Kabupaten Kudus maka rata-rata per kecamatan terdapat 3 buah pasar.
Dari ke 30 pasar tersebut, salah satu pasar di Kabupaten Kudus yaitu Pasar Kliwon yang merupakan pusat grosir konveksi dan tekstil terbesar se-Karisidenan Pati dan Kabupaten Kudus menjadi salah satu pasar daerah Kabupaten Kudus yang memberikan konstribusi pendapatan daerah serta
sebagai barometer perekonomian masyarakat Kabupaten Kudus.
Pariwisata
Kabupaten Kudus memiliki beberapa obyek wisata yang menarik dikunjungi, baik wisata alam maupun buatan. Tercatat terdapat 10 obyek wisata yang ada di Kabupaten Kudus yaitu Menara Kudus, Colo, Tugu Identitas, Kolam Renang Pemda, Kolam Renang Notosari, Krida Wisata,