• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II – PROFIL KOTA DUMAI - DOCRPIJM 1509240869Bab II Profil Kota Dumai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II – PROFIL KOTA DUMAI - DOCRPIJM 1509240869Bab II Profil Kota Dumai"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 1

BAB II

PROFIL KOTA DUMAI

2.1.

Wilayah Administrasi

Kota Dumai termasuk salah satu kota yang ada di Provinsi Riau dan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999 tentang Pembentukan Kabupaten/Kota Baru di Provinsi Riau sebagai pengejawantahan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pada awal terbentuknya Kota Dumai meliputi 3 (tiga) Kecamatan, yaitu Kecamatan Dumai Barat, Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan Bukit Kapur.

Dalam perkembangannya, Kota Dumai berkembang menjadi 5 (lima) Kecamatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 18 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan Sungai Sembilan dan Kecamatan Medang Kampai. Selanjutnya pada tahun 2009, Kota Dumai kembali mengalami pemekaran menjadi 7 (tujuh) Kecamatan, melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009 tentang pembentukan Kecamatan Dumai Kota dan Dumai Selatan. ditetapkannya Undang-Undang tersebut adalah 8.198,26 km², yaitu pengurangan dari 15.854,29 km² dengan 7.656,03 km².

Kota Dumai dengan 204.674 (dua ratus empat ribu enam ratus tujuh puluh empat) hektar, wilayah perairan seluas 71.393 (tujuh puluh satu ribu tiga ratus sembilan puluh tiga) hektar, terletak pada posisi antara 101º 0’ 38” - 101º 43’ 33” Bujur Timur, 01º 26’ 50” - 02º 15’ 40” Lintang Utaradan secara administratif berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Selat Rupat, Pulau Rupat

Sebelah Timur : Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis

Sebelah Selatan : Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kab. Bengkalis

(2)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 2

Gambar 2.1.Peta Administrasi Kota Dumai

Sumber : Draft RTRW Kota Dumai 2012 – 2032

Lingkup wilayah Kota Dumai, daerah dengan batas berdasarkan aspek administratif mencakup wilayah daratan seluas kurang lebih 204.674 (dua ratus empat ribu enam ratus tujuh puluh empat) hektar, wilayah perairan seluas 71.393 (tujuh puluh satu ribu tiga ratus sembilan puluh tiga) hektar dan wilayah udara, serta wilayah dalam bumi. Seiring perkembangannya Kota Dumai saat ini memiliki 7 (tujuh) Kecamatan dan 33 (tiga puluh tiga) Kelurahan yaitu:

a. Kecamatan Dumai Kota, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:  Kelurahan Dumai Kota

 Kelurahan Sukajadi  Kelurahan Bintan

 Kelurahan Rimba Sekampung  Kelurahan Laksamana

b. Kecamatan Medang Kampai, yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan yaitu:  Kelurahan Pelintung

(3)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 3

 Kelurahan Teluk Makmur  Kelurahan Mundam

c. Kecamatan Dumai Timur, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:  Kelurahan Tanjung Palas

 Kelurahan Jaya Mukti  Kelurahan Bukit Batrem  Kelurahan Teluk Binjai  Kelurahan Buluh Kasap

d. Kecamatan Dumai Barat, yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan yaitu:  Kelurahan Simpang Tetap Darul Ihsan

 Kelurahan Pangkalan Sesai  Kelurahan Purnama  Kelurahan Bagan Keladi

e. Kecamatan Dumai Selatan, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:  Kelurahan Bumi Ayu

 Kelurahan Bukit Datuk  Kelurahan Bukit Timah  Kelurahan Ratu Sima  Kelurahan Mekar Sari

f. Kecamatan Bukit Kapur, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:  Kelurahan Bagan Besar

 Kelurahan Kayu Kapur  Kelurahan Bukit Nenas  Kelurahan Kampung Baru  Kelurahan Gurun Panjang

g. Kecamatan Sungai Sembilan, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:  Kelurahan Bangsal Aceh

(4)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 4

2.2.

Potensi Wilayah Kota Dumai

2.2.1. Ekonomi Unggulan A. Pertanian

Pembangunan ekonomi sektor pertanian di Kota Dumai adalah untuk meningkatkan produksi pertanian dan bertujuan meningkatkan pendapatan petani yang sebagian besar berada di daerah pedesaan. Data statistik pertanian yang disajikan pada pembahasan ini dibagi menjadi 4 (empat) sub sektor yaitu pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Tanaman Pangan meliputi luas panen dan produksi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran dan buah-buahan untuk tahun 2015 yang diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Dumai.

Sub sektor tanaman pangan terdiri dari tanaman padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Selama periode 2015 luas panen tanaman padi ladang mengalami sedikit penurunan sebesar 7,38 persen yaitu dari 1.774 hektar menjadi 1.643 hektar

Untuk memenuhi kebutuhan akan pangan Kota Dumai juga memproduksi sendiri komoditas yang berupa tanaman pangan yaitu berupa padi sawah, padi ladang, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau. Padi ladang merupakan komoditas yang paling banyak diproduksi pada tahun 2010 yaitu 5.507,5 Ton. Ketela pohon merupakan komoditi kedua terbanyak di produksi di Kota Dumai yaitu sebanyak 3.610 Ton.

B. Perkebunan

Kota Dumai, meskipun sudah beranjak menjadi kota Metropolitan, tetapi sektor pertanian, khususnya usaha perkebunan menunjukkan potensi yang besar. Hal ini diantaranya terindikasi dari pemanfaatan lahan untuk perkebunan yang mengalami penambahan luasan budidayanya yang cukup pesat. Pada tahun 2008, luas perkebunan secara keseluruhan mencapai 31.982 Ha, dan pada tahun 2009 luas perkebunan secara keseluruhan mencapai 35.300 Ha, Sedangkan pada tahun 2010 luas perkebunan secara keseluruhan mencapai 37.258 Ha. Tanaman yang ditanam berupa karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, pinang, dan kakao yang tersebar di kecamatan: Sungai Sembilan, Bukit Kapur, Medang Kampai, Dumai Barat, dan Dumai Timur.

(5)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 5

perkebunan kelapa sawit 37.521 hektar, kelapa 1.638 hektar, karet 2.416 hektar dengan produksi tanaman kelapa sawit 80.387,64 ton, kelapa 876,28 ton, karet 1.691,64 ton.

C. Perikanan

Usaha perikanan di Kota Dumai terdiri dari usaha perikanan air laut, usaha perikanan air tawar dan perikanan tambak. Kondisi pembudidayaan perikanan air laut di wilayah Kota Dumai dapat dikatakan telah terlaksana dengan baik jika dibandingkan pembudidayaan ikan air tawar dan tambak. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kenaikan produksi ikan laut dari tahun 2009 sampai tahun 2010. Pada tahun 2009, produksi perikanan air laut di Kota Dumai berjumlah sebesar 653 ton. Sedangkan hasil produksi pada tahun 2010 sebesar 878,9 ton atau sebesar 2%.

Namun untuk produksi perikanan tambak pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 mengalami penurunan, dengan hasil produksi 6,9 ton pada tahun 2009 dan mengalami penurunan hasil produksi pada tahun 2010 menjadi 1,27 ton atau penurunan sebanyak 81,59%. Sedangkan hasil produksi untuk perikanan kolam pada tahun 2010 juga mengalami penurunan yang cukup pesat yaitu pada tahun 2009 sebanyak 124,7 ton dan pada tahun 2010 sebanyak 51,83 ton, atau mengalami penurunan produksi sebesar 58,44%.

D. Peternakan

Potensi Kota Dumai di bidang peternakan relatif kecil bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain di provinsi Riau. Peternakan biasanya dilakukan oleh masyarakat tempatan dalam skala terakhir. Data terakhir dari Badan Pusat Statistik Kota Dumai mengatakan bahwa populasi ternak yang ada terdiri dari sapi 3.327 ekor, kerbau 47 ekor, kambing 14.464 ekor, dan babi 50 ekor. Selain itu juga di Kota Dumai terdapat peternakan jenis unggas dengsan populasi ternak yang terdiri dari broilers 208.261 ekor, ayam kampung 28.982 ekor dan itik 4.186 ekor.

2.3.

Demografi dan Urbanisasi

A. Jumlah Penduduk

(6)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 6

dilakukan oleh pembangunan sasarannya adalan peningkatan kesejahteraan dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban pembangunan jika tidak disertai oleh peningkatan derajat kualitas penduduk yang memadai.

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk sehingga akan diketahui pula kebutuhan dasar penduduk. Jumlah penduduk di Kota Dumai secara umum mengalami pertambahan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya.

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk

Tahun Jenis Kelamin Rasio Jenis

Kelamin Laki - Laki Perempuan Jumlah

2010 131.235 123.861 255.096 105.95

2011 133.645 126.268 259.913 105.84

2012 137.715 130.307 268.022 105.69

2013 140.776 133.313 274.089 105.60

2014 143.900 136.209 280.109 105.65

2015 146.792 139.175 285.967 105.47

Sumber : Dumai Dalam Angka 2016

Laju pertumbuhan penduduk Kota Dumai menunjukkan peningkatan selama tahun 2010 sampai dengan 2015. Dalam kurun waktu tersebut yang terbagi dalam beberapa periode laju pertumbuhan penduduk mengalami fluktuasi. Jumlah penduduk Kota Dumai menurut hasil sensus penduduk tahun 2010 (SP 2010) sebanyak 253,803 jiwa dengan luas wilayah sebanyak 1,727.38 km². Kepadatan penduduk di Kota Dumai tahun 2010 sebanyak 147 jiwa per km². Jumlah penduduk laki-laki 131,465 jiwa dan 122,338 jiwa penduduk perempuan.

(7)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 7

terbanyak adalah Dumai Timur dengan jumlah penduduk 61.685 jiwa, sedangkan kecamatan dengan penduduk terendah adalah Medang Kampai dengan jumlah penduduk 11.470 jiwa.

Jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kecamatan Dumai Timur dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Medang Kampai. Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan sungai sembilan. Berikut ini laju pertumbuhan penduduk Kota Dumai selama tahun 2010 sampai dengan 2015

Tabel 2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Dumai

No Kecamatan

Sumber: Kota Dumai dalam AngkaTahun 2016

Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar yang berkaitan dengan wilayah. Perkiraan mengenai kependudukan menurut berbagai karakteristik jumlah dan komposisi penduduk pada suatu wilayah merupakan input dari pembangunan yang sangat penting bagi rencana-rencana seperti permintaan akan barang atau jasa pelayanan serta kebutuhan akan lahan di masa yang akan datang. Secara empiris, penduduk akan banyak dijumpai pada daerah-daerah yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, tersedianya sarana dan prasarana sosial, transportasi yang memadai, serta kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.

(8)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 8

Sampai dengan tahun 2014, jumlah penduduk di Kota Dumai mencapai 280.109 jiwa, dengan jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Dumai kota. Jika dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya, maka kepadatan penduduk paling tinggi ada di Kecamatan Dumai Kota yaitu 4.650 jiwa/km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling

rendah ada di Kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan. Kedua kecamatan tersebut merupakan pemekaran dari Kecamatan Bukit Kapur pada tahun 2001. Berikut ini adalah tabel dan grafik yang menunjukkan tingkat kepadatan penduduk di Kota Dumai.

Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk Kota Dumai Tahun 2010-2015

No Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Sumber: Kota Dumai dalam Angka 2016

Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar yang berkaitan dengan wilayah. Perkiraan mengenai kependudukan menurut berbagai karakteristik jumlah dan komposisi penduduk pada suatu wilayah merupakan input dari pembangunan yang sangat penting bagi rencana-rencana seperti permintaan akan barang atau jasa pelayanan serta kebutuhan akan lahan di masa yang akan datang. Secara empiris, penduduk akan banyak dijumpai pada daerah-daerah yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, tersedianya sarana dan prasarana sosial, transportasi yang memadai, serta kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.

(9)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 9

Kecamatan yaitu Dumai Barat dan Dumai Timur, memberikan andil yang cukup besar terhadap konsentrasi penduduk Kota Dumai.

Sampai dengan tahun 2014, jumlah penduduk di Kota Dumai mencapai 280.109 jiwa, dengan jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Dumai kota. Jika dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya, maka kepadatan penduduk paling tinggi ada di Kecamatan Dumai Kota yaitu 4.650 jiwa/km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling

rendah ada di Kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan. Kedua kecamatan tersebut merupakan pemekaran dari Kecamatan Bukit Kapur pada tahun 2001. Berikut ini adalah tabel dan grafik yang menunjukkan tingkat kepadatan penduduk di Kota Dumai.

Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk Kota Dumai Tahun 2010-2015

No Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Sumber: Kota Dumai dalam Angka 2016

Data proyeksi penduduk merupakan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihitung berdasarkan data sensus penduduk. Data Proyeksi penduduk ini dikeluarkan oleh BPS pada tahun 2013 dengan memanfaatkan data tren pertumbuhan penduduk masing-masing kabupaten/kota sejak tahun 2000. Metode estimasi menggunakan metode geometrik .

Tabel 2.5. Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2019

Kab/Kota Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

Dumai 292.098 298.360 304.756 311.290 317.963

(10)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 10

Berdasarkan tabel 2.5 di atas dapat dilihat bahwa rasio pertumbuhan penduduk Kota Dumai sangat kecil yaitu sebesar 2,14% per tahun.

B. Struktur Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan (sex ratio) di Kota Dumai pada tahun 2003 sebesar 112,83, artinya setiap 100 penduduk perempuan di Kota Dumai terdapat 112 penduduk laki-laki. Seluruh Kecamatan di Kota Dumai memiliki sex ratio> 100, artinya seluruh kecamatan di Kota Dumai jumlah penduduk laki-lakinya lebih banyak daripada perempuan.

Tabel 2.6. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Dumai Tahun 2003-2015

TAHUN

(11)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 11

2. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut umur dapat menggambarkan distribusi penduduk sesuai kelompok umur. Komposisi penduduk menurut kelompok umur seperti yang terlihat pada gambar 2.1.2.4di bawah ini yang menunjukkan bahwa Kota Dumai dikategorikan sebagai penduduk muda. Hal tersebut dikarenakan oleh presentase penduduk muda terhadap total penduduk masih cukup besar.

Penduduk usia produktif yang banyak merupakan potensi sumberdaya manusia suatu wilayah. Jika dilihat secara demografis struktur penduduk Kota Dumai memiliki potensi untuk pengembangan wilayah. Pada tahun 2014 sebanyak 68,48% penduduk termasuk dalam kategori penduduk usia produktif (usia 15-65 tahun), sedangkan 31,53% sisanya merupakan penduduk usia tidak produktif. Hal ini berarti angka beban tanggungan penduduk Kota Dumai sebesar 46,03 artinya tiap 100 orang penduduk produktif harus menanggung 46 orang penduduk tidak produktif. Semakin besar proporsi penduduk usia tidak produktif, maka semakin besar beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif.

Gambar 2.2.Piramida Penduduk Kota Dumai Tahun 2015

Sumber: Kota Dumai dalam Angka Tahun 2016;

(12)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 12

Komposisi penduduk menurut kelompok umur memperlihatkan bahwa penduduk usia produktif lebih banyak menanggung anak-anak yang belum aktif secara ekonomi. Apabila dicermati lebih lanjut, 11,79% penduduk Kota Dumai merupakan balita dan 10,16% merupakan penduduk usia 5-9 tahun. Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Kota dalam penanganan penduduk balita dan usia 5-9 tahun terutama dari segi kesehatan dan asupan gizi serta pelayanan pendidikan dasar.

C. Kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Dumai

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran pencapaian suatu daerah atau negara dalam tiga dimensi pembangunan manusia yaitu peluang hidup, pengetahuan, dan standar hidup layak. Dalam pembangunan suatu daerah, IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah.

Sejak tahun 2014 penghitungan IPM menggunakan metodologi baru dengan perubahan pada beberapa indikatornya. Angka harapan hidup mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. Angka ini didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang ditempuh seseorang sejak lahir. Angka harapan lama sekolah digunakan untuk dapat mengetahui kondisi pembangunan sitem pendidikan di berbagai jenjang. Rata rata lama sekolah didefinisikan sebagai banyaknya tahun yang digunakan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Pengeluaran perkapita disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. Keempat indikator IPM tersebut di Kota Dumai cenderung meningkat selama tahun 2010-2015.

Selama empat tahun terakhir, IPM Kota Dumai senantiasa meningkat. IPM Kota Dumai sejak tahun 2011-2015 berturut-turut adalah sebesar 70,43 ; 71,07 ; 71,59 ; 71,86 ; 72,20. Dari besaran tersebut disimpulkan bahwa kondisi capaian pembangunan manusia Dumai berada pada kategori tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat Kota Dumai lebih baik dari aspek kesehatan, pendidikan maupun kondisi ekonominya. Perkembangan IPM Kota Dumai tersebut menunjukkan peningkatan selama kurun waktu tahun 2011 sampai 2014.

Tabel 2.7. Perbandingan Kondisi IPM Kota Dumai dengan Skala Provinsi dan Nasional Tahun

2010-2015

Cakupan

Wilayah 2010 2011 2012 2013 2014 2015

(13)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai

Gambar 2.3.Grafik Perbandingan IPM Kota Dumai, Provinsi Riau, Nasional Tahun 2010-2015

Angka IPM yang cukup tinggi tidak sepenuhnya merekfleksikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan penduduk dapat dicapai jika pemerataan hasil pembangunan telah terealisasi. Kondisi IPM Kota Dumai jika dibandingkan dengan kabupaten/kota sekitarnya, masih berada dibawah IPM Kota Pekanbaru, namun jika dibandingkan dengan Kabupaten di Provinsi Riau, maka IPM Kota Dumai adalah nomor dua setelah Kota Pekanbaru.

Tabel 2.8. Kondisi IPM Kota Dumai dan Kabupaten Sekitarnya di Provinsi Riau Tahun 2010-2015

Provinsi/ Kabupaten IPM

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

IPM Kota Dumai

IPM Prov Riau

(14)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 14

Provinsi/ Kabupaten IPM

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Kampar 68,62 69,64 70,08 70,46 70,72 71,28

Rokan Hulu 63,59 64,20 64,99 66,07 67,02 67,29

Bengkalis 69,29 69,72 70,26 70,60 70,84 71,29

Rokan Hilir 64,13 64,76 65,09 65,46 66,22 66,81

Kepulauan Meranti - 60,38 61,49 62,53 62,91 63,25

Kota Pekan Baru 77,34 77,71 77,94 78,16 78,42 79,32

Kota Dumai 69,55 70,43 71,07 71,59 71,86 72,20

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016

2.4.

Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi Kota Dumai

(15)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 15

Tabel 2.9. PDRB Kota Dumai 2010-2014 Dasar Harga Konstan 2010

No Kategori PDRB ADHK 2010 (juta)

2010 2011 2012 2013 2014

A. Pertanian, kehutanan, dan perikanan 1.110.864,10 1.132.320,30 1.131.619,70 1.119.819,80 1.138.121,40

B. Pertambangan & penggalian 85.132,60 85.549,70 86.416,20 86.479,50 87.258,60

C. Industri pengolahan 9.227.341,40 9.771.772,20 10.035.476,90 10.409.620,80 11.178.854,30

D. Pengadaan listrik dan gas. 9.076,80 9.861,80 10.521,20 10.629,00 11.620,60

E. Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 3.273,60 3.313,20 3.341,90 3.363,40 3.399,00

F. Bangunan 2.064.270,00 2.041.231,40 2.117.406,70 2.181.412,10 2.011.314,50

G. Perdagangan besar dan eceran, reparasimobil dan sepeda motor 3.392.881,80 3.543.891,10 3.652.938,20 3.723.616,90 3.856.270,30

H. Transportasi dan pergudangan 429.143,10 453.613,60 503.239,10 542.461,40 601.001,20

I. Penyediaan akomodasi dan makan minum 99.042,50 107.986,80 123.319,20 154.478,80 178.744,70

J. Informasi dan komunikasi 127.002,10 144.674,60 170.547,10 206.134,10 229.294,90

K. Jasa keuangan dan asuransi 322.902,30 292.164,60 397.959,40 473.575,10 285.819,70

L. Real estate 78.110,00 81.753,50 83.055,80 86.988,10 90.248,60

M, N Jasa perusahaan 710,20 772,40 831,70 883,50 958,60

O. Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosialwajib 389.026,10 402.020,00 412.484,00 419.717,30 421.465,80

P. Jasa pendidikan 67.853,70 74.949,80 78.210,70 82.520,20 89.917,60

Q. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 23.592,90 24.430,20 26.531,20 28.650,40 29.384,70

R, S, T,

U Jasa lainnya 65.249,40 71.957,60 75.946,70 83.596,50 92.630,50

PDRB 17.495.472,60 18.242.262,80 18.909.845,70 19.613.946,90 20.306.305,00

(16)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 16

Tabel 2.10. PDRB Kota Dumai 2010-2014 atasdasar harga berlaku

No Sektor/Sub sektor NILAI PDRB (JUTA RUPIAH)

2010 2011 2012 2013 2014

A. Pertanian, kehutanan, dan perikanan 1.110.864,10 1.195.515,00 1.247.513,80 1.290.663,20 1.437.574,70

B. Pertambangan & penggalian 85.132,60 87.981,00 90.719,40 93.219,00 108.904,90

C. Industri pengolahan 9.227.341,40 9.468.326,00 9.345.365,10 10.927.090,80 12.409.075,40

D. Pengadaan listrik dan gas. 9.076,80 8.604,20 7.674,20 6.369,00 13.192,60

E. Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 3.273,60 3.374,30 3.520,40 3.454,50 3.653,90

F. Bangunan 2.064.270,00 2.230.760,60 2.337.085,10 2.476.624,70 2.512.176,40

G. Perdagangan besar dan eceran, reparasimobil dan sepeda motor 3.392.881,80 3.681.731,10 3.861.649,40 4.014.813,20 4.689.145,70

H. Transportasi dan pergudangan 429.143,10 477.523,60 551.241,30 615.012,00 727.106,60

I. Penyediaan akomodasi dan makan minum 99.042,50 113.141,90 126.321,90 149.081,90 207.381,60

J. Informasi dan komunikasi 127.002,10 145.290,00 173.009,50 198.535,20 234.989,00

K. Jasa keuangan dan asuransi 322.902,30 308.613,80 462.454,80 578.397,50 366.931,60

L. Real estate 78.110,00 87.925,60 92.715,10 100.011,60 113.119,60

M, N Jasa perusahaan 710,20 808,60 965,10 1.070,50 1.223,70

O. Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosialwajib 389.026,10 407.170,50 453.573,60 474.552,00 494.473,40

P. Jasa pendidikan 67.853,70 84.449,20 89.696,00 96.837,50 122.921,40

Q. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 23.592,90 25.735,60 29.852,50 33.349,60 37.775,20

R, S, T,

U Jasa lainnya 65.249,40 79.469,70 83.006,20 94.672,30 115.702,10

PDRB 17.495.472,60 18.406.420,70 18.956.363,40 21.153.754,50 23.595.347,80

(17)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 17

Berdasarkan tabel 2.10 yang menggambarkan koondisi PDRB atas dasar harga berlaku, maka dapat ditentukan Struktur ekonomi kota Dumai selama kurun waktu tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.11. Kontribusi Sektoral PDRB 2010-2014

No Sektor/Sub sektor KONTRIBUSI SEKTORAL (%) Pergeseran

(%)

E. Pengadaan air, pengelolaan sampah,

limbah dan daur ulang 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,00

F. Bangunan 11,80 12,12 12,33 11,71 10,65 -1,15

G. Perdagangan besar dan eceran,

reparasimobil dan sepeda motor 19,39 20,00 20,37 18,98 19,87 0,48

H. Transportasi dan pergudangan 2,45 2,59 2,91 2,91 3,08 0,63

I. Penyediaan akomodasi dan makan

minum 0,57 0,61 0,67 0,70 0,88 0,31

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015

(18)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 18

Tabel 2.12. Pertumbuhan PDRB Kota Dumai Atas Dasar Harga Konstan 2010

No Kategori Pertumbuhan(%)

2010 2011 2012 2013 2014

A. Pertanian, kehutanan, dan perikanan 2,64 1,93 (0,06) (1,04) 1,63

B. Pertambangan & penggalian 2,82 0,49 1,01 0,07 0,90

C. Industri pengolahan 2,89 5,90 2,70 3,73 7,39

D. Pengadaan listrik dan gas. - 8,65 6,69 1,02 9,33

E. Pengadaan air, pengelolaan sampah,

limbah dan daur ulang 1,70 1,21 0,87 0,64 1,06

F. Bangunan 9,46 (1,12) 3,73 3,02 (7,80)

G. Perdagangan besar dan eceran,

reparasimobil dan sepeda motor 6,75 4,45 3,08 1,93 3,56

H. Transportasi dan pergudangan 5,82 5,70 10,94 7,79 10,79

I. Penyediaan akomodasi dan makan

minum 3,03 9,03 14,20 25,27 15,71

J. Informasi dan komunikasi - 13,92 17,88 20,87 11,24

K. Jasa keuangan dan asuransi - (9,52) 36,21 19,00 (39,65)

L. Real estate 5,55 4,66 1,59 4,73 3,75

M, N Jasa perusahaan 8,73 8,76 7,68 6,23 8,50

O. Administrasi pemerintahan,

pertahanan dan jaminan sosialwajib - 3,34 2,60 1,75 0,42

P. Jasa pendidikan 2,41 10,46 4,35 5,51 8,96

Q. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 3,93 3,55 8,60 7,99 2,56

R, S, T,

U Jasa lainnya - 10,28 5,54 10,07 10,81

Pertumbuhan ekonomi 4,52 4,27 3,66 3,72 3,53

(19)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 19

Gambar 2.4.Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Dumai Tahun 2010-2014

Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 kota Dumai selama kurun waktu 2010-2014 cenderung melambat. Pada Tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Dumai adalah sebesar 4,52%, tahun 2011 melambat menjadi 4,27% dan tahun 2012 menjadi 3,66%. Pada Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi membaikmenjadi 3,72% namun pada tahun 2014 kembali melambat menjadi 3,53%. Hal ini perlu menjadi perhatian dalampengambilan strategi dan kebijkan terkait perkembangan ekonomi kota Dumai kedepannya.

2.4.2. Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk Miskin A. Pendapatan Perkapita

Pengembangan ekonomi regional tidak hanya ditujukan untuk peningkatan kemajuan ekonomi tetapi juga untuk peningkatan kemakmuran penduduknya. Selama kurun waktu 2010-2014 peningkatan kemajuan ekonomi Kota Dumai telah meningkatkan pendapatan penduduknya. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan per kapita. Dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 sebesar 3,53% menghasilkan pendapatan perkapita sebesar 84,23 juta Rupiah. Sedangkan pada tahun 2010-2013 berturut-turut adalah 69,103 juta, 69,992 juta, 68,815 juta dan 75,541 juta.

4.52

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Pertumbuhan Ekonomi

(20)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 20

Tabel 2.13. Pendapatan Perkapita Kota Dumai Tahun 2010 - 2014

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

PDRB Perkapita 69.103.447,38 69.992.777,67 69.815.202,45 75.541.838,82 84.236.307,29

Pertumbuhan Ekonomi 4,52 4,27 3,66 3,72 3,53

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Dumai, 2015

Gambar 2.5.Perkembangan Tingkat Pendapatan Perkapita Kota Dumai Tahun 2010 – 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Dumai, 2015

Pada tabel 2.12. di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pendapatan perkapita pada tahun 2010-2014, jika diambil selisih antara tahun 2010 dan tahun 2014, maka kenaikan Pendapatan perkapita masyarakat kota Dumai berdasarkan PDRB tahun 2010-2014 adalah sebesar15,132 juta Rupiah.

B. Kemiskinan

Peningkatan kesejahteraan penduduk yang diukur dari peningkatan PDRB per kapita belum tentu dinikmati oleh semua penduduk di Kota Dumai. Hal ini ditandai dengan masih adanya masalah kemiskinan. Tingkat kemiskinan mencerminkan adanya penduduk yang belum mampu memenuhi kebutuhan hidup minimal. Keterbatasan peluang kesempatan kerja karena keterbatasan sumberdaya modal dan kualitas SDM akan menghambat penduduk untuk mendapatkan penghasilan yang layak untuk mencukupi kebutuhan hidup minimal. Indikator kemiskinan umumnya menggunakan kriteria garis kemiskinan (poverty line) untuk mengukur

(21)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 21

kemiskinan absolut. Kemiskinan absolut adalah ukuran angka atau hitungan per kepala (headcount) tentang seberapa banyak orang yang penghasilannya berada dibawah garis kemiskinan absolut. Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulan Kemiskinan (TNP2K), tingkat kemiskinan di Kota Dumai tahun 2010-2014cenderung menurun.Pada Tahun 2009 persentase penduduk miskin kota Dumai adalah 6,08 persen dengan jumlah penduduk miskin lebih kurang 15.700 jiwa dengan garis kemiskinan sebesar Rp.261.859,00/kapita/bulan. Pada tahun 2014, persentase kemiskinan kota Dumai turun menjadi 4,83% dengan jumlah penduduk miskin lebih kurang 13.600 jiwadengan garis kemiskinan sebesar Rp 341.525,00/kapita/bulan.Dta tersebut sampai saat ini masih ada sekita 13.600 orang penduduk kota yang hidup dengan pendapatan di bawah angka tersebut. Adapun rincian Data dapat dilihat pada tabel 2.13. di bawah ini:

Tabel 2.14. Penduduk Miskin di Kota Dumai Tahun 2009-2014

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah penduduk

miskin (000) 15,70 16,50 13.97 14.30 13.70 13.60

Persentase

penduduk miskin 6,08 6,45 5.27 5.23 4.98 4.83

Garis kemiskinan

(Rp/kapita/bln) 261.859,00 287.975,00 298.127,00 311.891,00 328.158,00 341.525,00

(22)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 22

Gambar 2.6.Persentase Tingkat Kemiskinan Kota Dumai dan Provinsi Riau Tahun 2010-2014

Sumber : TNP2K, 2016

Menurut Muta’ali (2015) data garis kemiskinan sangat bermanfaat untuk mengukur

beberapa indikator kemiskinan yaitu indeks kedalam kemiskinan (Poverty Gap Index) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index). Indeks Kedalaman Kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks kedalam kemiskinan maka semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan.

Tabel 2.15. Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kota Dumai Tahun 2009-2014

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Tingkat Kemiskinan Riau

(23)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 23

Gambar 2.7.Indeks kedalaman Kemiskinan Kota Dumai Tahun 2009-2014

Sumber: TNP2K Kota Dumai

Dari data diatas dapat dilihat bahwa Indeks kedalaman kemiskinan kota Dumai cenderung berfluktuatif, pada tahun 2009, indeks kedalaman kemiskinan kota Dumai adalah sebesar 0,69 sedangkan pada tahun 2014 turun menjadi 0,38

Indeks Keparahan kemiskinan (Poverty Severity Index) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Tabel 2.16. Indeks Keparahan Kemiskinan di Kota Dumai Tahun 2009-2014

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Indeks Keparahan

Kemiskinan 0,15 0,26 0,13 0,29 0,17 0,06

Sumber: TNP2K, 2016

0.69 1.07

0.57 0.99

0.78

0.38

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Indeks Kedalaman Kemiskinan

(24)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 24

Gambar 2.8.Indeks keparahan Kemiskinan Kota Dumai Tahun 2009-2014

Sumber: TNP2K

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Indeks keparahan kemiskinan kota Dumai cenderung berfluktuatif, pada tahun 2009, indeks keparahan kemiskinan kota Dumai adalah sebesar 0,15 sedangkan pada tahun 2014 turun menjadi adalah 0,06.

2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis A. Kondisi Topografi

Secara topografi, Kota Dumai berada pada lahan bergambut dengan kedalaman 0-0,5m dan ketinggian rata-rata berkisar 1,3 – 6,3 meter di atas permukaan laut. Kota Dumai termasuk ke dalam kategori daerah yang datar dengan kemiringan lereng 0 – < 3 %, di mana sebelah utara Kota Dumai umumnya merupakan dataran yang landai dan ke selatan semakin bergelombang. Kota Dumai berada di tepi pantai selatan Selat Rupat dengan kondisi topografi yang relatif datar, khususnya di Kecamatan Dumai Barat dan Timur, sedangkan kecamatan lainnya yaitu Bukit Kapur, Medang Kampai dan Sungai Sembilan, kondisi topografinya sedikit bergelombang. Jika dilihat dari ketinggiannya, daerah yang datar dengan kemiringan lereng 0-2% terdapat sekitar 41.032 Ha (64,90%); daerah yang landai sampai berombak memiliki kemiringan lereng 2-15% seluas 15.642 Ha (24,71%), daerah bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar antara 15-40% seluas 364 Ha (0,58%) dan daerah berbukit memiliki kemiringan lereng >40% sekitar 6.200 Ha (9,81%) yang terletak di bagian Selatan Kota Dumai yaitu Kelurahan Bukit Timah dan Bukit Datuk di Kecamatan Dumai Barat, Kelurahan Bukit Batrem di

0.15

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Indeks Keparahan Kemiskinan

(25)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 25

Kecamatan Dumai Timur, Kelurahan Bukit Nenas, Bukit Kayu Kapur di Kecamatan Bukit Kapur. Dari kondisi topografinya, diperkirakan Kota Dumai dapat digunakan untuk pembangunan kota namun perkembangannya masih dibatasi oleh kendala-kendala pemanfaatan lahan. Selain untuk kawasan pembangunan kota, Kota Dumai juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi kegiatan pertanian.

B. Kondisi Geologi

Kota Dumai terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan sebagian dataran tinggi sebelah selatan. Umumnya struktur tanah terdiri dari tanah Podsolik merah kuning dari batuan endapan dan Alluvial serta tanah Organosol dan Gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah. Secara geologi pada medan dataran disusun oleh batuan sedimen berumur muda (Kuarter) berupa alluvium (Qp) dengan bahan penyusun lempung, pasir, kerikil, sisa tumbuhan (gambut), dan rawa gambut, sedangkan pada daerah perbukitannya disusun oleh batuan sedimen berumur tua (Tersier) dengan bahan penyusun batu lumpur kelabu berkarbon terbioturbasikan, batu pasir halus, umumnya kehalusan rendah sampai sangat rendah.

Kemampuan lahan di Wilayah Kota Dumai secara umum sangat baik. Terdapat dua kelompok atau golongan tanah, yaitu Typic Tropaquepts atau Fluvisol Gleik dan Hydric Trophemis atau Humic Histosol.Pembentukan kedua jenis tanah ini tidak lepas dari adanya bentukan lapisan tanah gambut, yang secara historis menjadi lapisan tanah dominan di seluruh wilayah Kota Dumai ini. Dilihat secara topografi, Kota Dumai berada pada lahan bergambut dengan kedalaman 0 – 0,5 m dan ketinggian rata-ratanya berkisar 2 meter di atas permukaan laut.Kota Dumai terletak di lahan bergambut dengan kedalaman 0 - 3 m, dengan ketinggian rata-rata adalah 2 meter di atas permukaan laut. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam pengaliran air buangan kota agak sulit, dan pada tempat-tempat tertentu sering terjadi banjir terutama pada air laut sedang pasang.

(26)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 26

(27)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 27

Gambar 2.9.Peta Geologi Kota Dumai

(28)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 28

C. Kondisi Klimatologi

Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut yaitu iklim tropis basah dengan curah hujan tahunan berkisar antara 1828 - 2473 mm per tahun dan rata-rata curah hujan bulanan 254,8 mm per bulan, panjang hari hujan rata-rata 280 hh/tahun. Berdasarkan klasifikasi tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951) yang didasarkan atas keadaan banyaknya bulan basah (>100 mm/bulan) dan bulan kering (< 60 mm/bulan), tipe curah hujan di wilayah Dumai digolongkan kedalam tipe curah B (basah), yaitu memiliki 8 bulan basah dan 2 bulan kering. Kota Dumai mempunyai iklim tropis dengan kelembaban udara rata 84,74 %, rata-rata suhu adalah 280C (suhu maksimum 340C dan suhu minimum 21,50C), rata-rata-rata-rata bulanan penyinaran matahari 44,4 %. Terdapat dua musim yaitu musim kemarau antara bulan Maret s/d Agustus dan musim hujan bulan September s/d Februari dengan suhu udara rata-rata 240 – 330C (Draft RTRW Kota Dumai Tahun 2014-2034).

1) Suhu Harian

Keadaan suhu kota Dumai yang diukur selama periode 2014, dengan rata-rata sebesar 28,25 derajat celcius, yang secara detail ditunjukkan pada Tabel 2.3. suhu pada siang hari berkisar antara 33,60-37,00. Suhu pada malam hari berkisar antara 20,40-29,00. Suhu maksimum terjadi pada bulan juni yaitu 37,00. Suhu minimum sebesar 20,00yang terjadi pada bulan mei dan juni. Kondisi ini menggambarkan telah terjadi perubahan cuaca ekstrim sebagai dampak dari pemanasan global.

Gambar 2.10.Keadaan Suhu (˚C) Kota Dumai Tahun 2014

(29)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 29

Jumlah hari hujan, curah hujan dan suhu berkorelasi positif dengan tingkat kelembaban. Selama periode 2014, kelembaban udara di Kota Dumai berkisar antara 52,2 persen – 99,3 persen.

Gambar 2.11.Kelembapan Udara (Persen) Kota Dumai Tahun 2104

Sumber : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJM Kota Dumai 2016 - 2021

2) Curah Hujan

Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut. Musim hujan jatuh pada bulan September hingga bulan Februari dan periode kemarau dimulai pada bulan Maret hingga bulan Agustus dengan iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh sifat iklim laut dengan curah hujan berkisar antara 1.500 mm sampai dengan 2.600 mm selama 75 sampai dengan 130 hari hujan per tahun.Tercatat pada tahun 2014, curah hujan di Kota Dumai sebanyak 2.584 mm dengan hari hujan sebanyak 168 hari.

Kondisi ini didukung pula oleh suhu rata-rata 260C-320C dengan kelembaban antara

82-84 %.Tercatat pada tahun 2014, suhu rata-rata Kota Dumai adalah 28,30C dengan kelembaban

(30)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 30

Gambar 2.12. Jumlah Hari Hujan Kota Dumai Tahun 2013 – 2014

Sumber : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJM Kota Dumai 2016 - 2021

Tabel 2.17. Banyaknya Curah Hujan di Kota Dumai Selama Tahun 2009-2013

Bulan Curah Hujan (mm)

2009 2010 2011 2012 2013

Januari tad 144,0 182,3 130,0 130,0

Februari tad 58,0 29,3 132,0 132,0

Maret tad 329,0 45,0 198,0 198,0

April 147,0 207,0 403,4 261,0 261,0

Mei 53,0 330,0 23,3 157,0 157,0

Juni 116,0 331,0 77,4 49,0 49,0

Juli 116,0 425,0 162,1 203,0 203,0

Agustus 148,0 188,0 167,1 499,0 499,0

September 279,0 tad 356,3 153,0 153,0

Oktober 244,0 tad 260,8 121,0 121,0

Nopember 217,0 tad 311,3 313,0 313,0

Desember 195,0 tad 230,8 368,0 368,0

1.515,0 2.012,0 2.249,1 2.584,0 2.584,0

(31)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 31

Berdasarkan klasifikasi tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951) yang didasarkan atas keadaan banyaknya bulan basah (>100 mm/bulan) dan bulan kering (< 60 mm/bulan), tipe curah hujan di wilayah Dumai digolongkan kedalam tipe curah B (basah), yaitu memiliki 8 bulan basah dan 2 bulan kering. Kota Dumai mempunyai iklim tropis dengan kelembaban udara rata-rata 84,74 %, rata-rata suhu adalah 280C (suhu maksimum 340C dan

suhu minimum 21,50C), rata-rata bulanan penyinaran matahari 44,4 %. Terdapat dua musim

(32)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 32

Gambar 2.13.Peta Curah Hujan Kota Dumai

(33)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 33

D. Kondisi Hidrologi

Wiayah Kota Dumai dialiri oleh Sungai Dumai yang membentang dari timur ke barat yang merupakan saluran drainase utama di Kota Dumai. Hidrologi air tanah di Kota Dumai sebagian besar bersifat kurang baik untuk air minum. Kondisi air tanah di Kota Dumai yang berasal dari air tanah dangkal (sumur gali dan sumur pompa) dengan kedalaman rata-rata 1-2 meter, maupun air tanah dalam (sumur bor), pada umumnya kurang baik. Sebagian lagi, tepatnya di wilayah yang tinggi seperti di Kelurahan Bukit Datuk, Kelurahan Bukit Batrem, Bukit Timah dan Kecamatan Bukit Kapur memiliki permeabilitas dan porositas yang tinggi yang menjadi sumber air tanah dangkal di Kota Dumai.

Di Kota Dumai ini terdapat 15 sungai besar dan kecil dengan total panjang keseluruhannya 221 Km yang semuanya bermuara ke Selat Rupat dan Selat Malaka sebagai jalur lalu lintas perdagangan. Sungai-sungai di daerah Dumai umumnya merupakan sungai abadi (perennial stream) yang airnya dapat mengalir sepanjang tahun. Dari 15 sungai tersebut hanya sepanjang 114 Km yang dapat dilayari oleh kapal pompong, sampan dan perahu sampai jauh ke daerah hulu sungai. Sungai Bulu Hala, Sungai Senepis, Sungai Mesjid merupakan tiga sungai yang terpanjang. Berikut ini sungai yang melalui wilayah Kota Dumai.

Tabel 2.18. Sungai yang Terdapat di Kota Dumai

(34)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Ruang Wilayah (RTRW) Kota Dumai adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan, meliputi:

a) Kawasan sempadan pantai yang ditetapkan di sepanjang pantai utara dan selatan Kota Dumai

b) Kawasan sempadan sungai, merupakan kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Sebaran sungai di Kota Dumai meliputi Kecamatan Sungai Sembilan, Medang Kampai, Dumai Timur, Dumai Barat

c) Kawasan pantai berhutan bakau di Kota Dumai terdapat di Tembawan, Kelurahan batu Teritip dengan luas lahan 164 Ha, Hutan bakau yang berada di Teluk Makmur di Kecamatan Medang Kampai dengan luas lahan 39,5 Ha dekat dengan sungai Kembeli Besar dan Alur Sungai Pulau Bungkuk Dua. Sedangkan Hutan Bakau yang terdapat di kawasan muara Sungai Mesjid, Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai Barat dan Kelurahan Bangsal Aceh di Kecamatan Sungai Sembilan dengan luas lahan 227,5 Ha. d) Kawasan danau atau waduk, yaitu Danau Putri Tujuh yang merupakan danau alamiah,

terletak di kelurahan Bukit Batrem Kecamatan Dumai Timur dengan luas 30,61 Ha dan berada di Kawasan Pengembangan Bandara. Selain danau di Kota Dumai juga terdapat rawa di Kelurahan Bukit Batrem dan Tanjung Palas dengan luas 59,93 Ha. Kawasan sekitar danau khususnya Danau Putri Tujuh di Kota Dumai telah dijadikan tempat wisata. e) Kawasan resapan air di Kota Dumai meliputi seluruh sungai yang memiliki sempadan

sungai dan saat sekarang Kota Dumai memiliki sempadan sungai seluas 24,3 Km2. f) Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat

(35)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai

g) Ruang Terbuka Hijau (RTH), terdiri dari:

 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah, yaitu kawasan suaka margasatwa di kecamatan

Sungai Sembilan dan Hutan Wisata di Kecamatan Bukit Kapur. Jika dibandingkan luas ruang terbuka hijau wilayah Kota Dumai dengan luas Kota Dumai, maka ruang terbuka hijau di Kota Dumai telah memenuhi syarat yaitu sebesar 30% (tiga puluh persen).

 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan yaitu ruang terbuka hijau yang terdapat di

kawasan perkotaan yang berupa area tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan yang terdapat di kota Dumai berupa lapangan bola dan lapangan golf.

 Ruang Terbuka Hijau (RTH) lingkungan Perumahan yaitu di setiap

lingkungan-lingkungan Perumahan, baik berupa pekarangan rumah tinggal, halaman perkantoran, dan taman atap bangunan. Ruang terbuka hijau di Kota Dumai tersebar di beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Kapur dengan luas 3.555,64 Ha, Kecamatan Dumai barat dengan luas 581,16 Ha dan Kecamatan Dumai timur dengan luas lahan 27,76 Ha.

h) Kawasan Hutan Kota, meliputi hutan wisata Kota Dumai ini kawasannya tersebar di Kelurahan Bukit Timah dengan luas 229,1 Ha; Kelurahan Bukit Datuk Kecamatan Dumai Barat dengan luas 290,2 Ha; Kelurahan Tanjung Palas Kecamatan Bukit Kapur 189,8 Ha; Kelurahan Mundam Kecamatan Medang Kampai dengan luas 743,7 Ha dan Kelurahan Gurun Panjang Kecamatan Bukit Kapur dengan luas 1.288 Ha. Sehingga total luas hutan wisata di Kota Dumai mencapai 2.741 Ha.

2. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Kota Dumai meliputi:

(36)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 36

Dumai Timur, sedangkan kawasan Perumahan Pertanian di Kota Dumai terdapat di seluruh Desa selain ibukota Kecamatan.

b) Kawasan Pusat Pemerintahan, terdiri dari Kawasan Perkantoran Tingkat Kota (Kompleks perkantoran lama dan Kompleks Perkantoran Walikota serta Kompleks Perkantoran DPRD yang berlokasi di Jalan Perwira, Kelurahan Bagan Besar, Kecamatan Bukit Kapur dengan luas lahan 100.000 m²) dan Kawasan Pusat Pemerintahan Kecamatan (Kecamatan Dumai Kota, Medang Kampai, Dumai Timur, Dumai Barat, Dumai Selatan, Bukit Kapur, Sungai Sembilan)

c) Kawasan Pariwisata di Kota Dumai meliputi jenis wisata alam, sejarah, agama, olahraga,dan tirta. Daerah wisata yang memanfaatkan naturalnya kondisi alam, diantaranya adalah kawasan konservasi untuk marga satwa (Harimau Sumatera) yang terdapat di Kecamatan Sungai Sembilan. Pariwisata yang telah dikembangkan dan berbasiskan hutan wisata ada di kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur. Wisata alam yang dipadukan dengan wisata budaya, dikembangkan di Teluk Makmur di Kecamatan Medang Kampai yang di sekitarnya terdapat rumah-rumah tradisional/rumah tua berarsitektur Melayu. Pariwisata alam lainnya yang telah dikembangkan adalah Tasik Bunga Tujuh di Kecamatan Dumai Timur dan wisata budaya yakni yang terkait dengan legenda Makam Puteri Tujuh yang sekarang berada di Kawasan Kilang Operasi Pertamina Unit produksi II di Kota Dumai.

d) Kawasan Industri yang ada di Kota Dumai adalah industri dasar, aneka industri dan industri kecil dan industri besar/sedang yang tersebar merata di setiap kecamatan. Industri besar berupa pengolahan kelapa sawit, dan pengolahan minyak bumi dan gas (MIGAS). Untuk kegiatan industri besar, Dumai memiliki industri kelapa sawit/CPO (PT. Bukit Kapur Reksa, PT. S.M.A.R.T. Corporation, PT. Sarana Sawitindo Utama, PT. Inti Benua Perkasatama, dan PT. Sarana Tempa Perkasa) yang banyak berdiri di sekitar pelabuhan dan pertambangan minyak bumi.

e) Kawasan Militer Kota Dumai terletak di antara Kelurahan Bagan Besar dan Kelurahan Bukit Nenas Kecamatan Bukit Kapur dengan luas 210,10 Ha. Di dalam konsepsi penataan ruang wilayah kota Dumai, dipahami bahwa Kota Dumai telah memiliki kawasan militer yang telah eksisting, sejalan dengan perkembangan kota Dumai, yakni : TNI - AD, TNI - AL, dan kepolisian. Sedangkan secara khusus TNI - AL memiliki pangkalan TNI - AL yang terletak di kawasan pelabuhan kota Dumai.

(37)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 37

terletak di antara Kelurahan Jayamukti dan Bukit Palas Kecamatan Dumai Timur dengan luas 247,09 Ha. b. Kawasan Migas dan Non Migas yakni kawasan operasional PT. Chevron Pasific Indonesia yang terletak di Kelurahan Bumi Ayu Kecamatan Dumai Timur dengan Luas 459.72 Ha.

g) Kawasan Pelabuhan di Kota Dumai meliputi pelabuhan laut yang dikelola oleh Pemerintah yaitu oleh PT. Pelabuhan Indonesia Regional I (mengoperasikan kegiatan pelabuhan untuk penumpang, dan juga bongkar muat barang untuk kepentingan Kota Dumai dan juga untuk kepentingan kota-kota di sekitar Kota Dumai); pelabuhan khusus yang dimiliki oleh PT. Pertamina maupun yang dimiliki PT.Chevron Pacific Indonesia sebagai Pelabuhan khusus bongkar muat bahan bakar minyak dan gas bumi untuk kepentingan ekspor. Selain itu Kota Dumai juga telah memiliki Pelabuhan Khusus untuk bongkar muat Crude Palm Oil (CPO) yang dibangun oleh PT. Bukit Kapur Reksa (BKR), terdapat juga Pelabuhan untuk bongkar muat pupuk, khususnya pupuk NPK yang diproduksi oleh PT. Sentana Adidaya Pratama, dimana Pelabuhan yang berada di Pelintung tersebut khusus untuk kegiatan bongkar muat dan pemasaran daerah maupun ke luar negeri.

2.4.4.

Wilayah Rawan Bencana

(38)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 38

hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.

Potensi bencana yang diperkirakan terjadi setiap tahunnya di Kota Dumai adalah kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan ini selalu terjadi pada saat datangnya musim kemarau dan pada saat yang bersamaan pada umumnya masyarakat memulai membuka lahan pertanian/perkebunan. Selain itu terdapat juga potensi angin puting beliung yang disebabkan tingginya potensi Edi Sirkulasi dimana dorongan kecepatan angin mencapai lebih dari 30 km/jam. Edi Sirkulasi yang menyebabkan kecepatan angin ini dikarenakan faktor masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan. Jika dilihat dari banyaknya kejadian bencana berupa kabut, maka pada tahun 2002 terdapat 58 kejadian bencana kabut, sedangkan untuk bencana asap paling banyak terjadi pada tahun 2009. Berikut ini banyaknya kejadian kabut dan asap di Kota Dumai yang disebabkan oleh kebakaran hutan dana lahan.

Tabel 2.19. Banyaknya Kejadian Asap di Kota Dumai

Bulan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Dokumen RPJMD Kota Dumai, 2016

(39)

BAB II : Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 39

Gambar 2.14.Peta Rawan Bencana Kota Dumai

(40)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 40

2.4.5. Isu-Isu Strategis Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kota Dumai

Terdapat beberapa isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya, seperti berikut :

1. Kondisi Perumahan dan Permukiman

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping kebutuhan dasar yang lain, seperti sandang pangan, pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan. Pembangunan perumahan dan pemukiman harus menjangkau masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah, dengan senantiasa memperhatikan tata ruang dan keterkaitan serta keterpaduan dengan lingkungan sosial lainnya.

Disamping itu pembangunan perumahan dan pemukiman termasuk sarana dan prasarananya, harus dapat mendorong kegiatan pembangunan yang lain dengan memperhatikan prinsip swadaya dan gotong royong disamping dapat mendorong pembangunan disektor lain. Perlunya menetapkan target – target yang lebih jelas untuk meningkatkan kinerja yang berwawasan lingkungan yang sampai saat ini masih belum memenui hasil yang optimal. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap perumahan dan permukiman masyarakat pada saat ini masih rendah.

Isu strategis pembangunan Kota Dumai dapat dilihat dari karakteristik perkembangan permukiman lama Kota Dumai yang awalnya merupakan kawasan permukiman nelayan tepian yang berkembang di sepanjang garis pantai Kota Dumai. Seiring perjalanan waktu kota Dumai telah berkembang dan berubah menjadi kawasan industri yang mana menguasai hampir sebagian besar wilayah tepian pantainya.

Perubahan wajah Kota Dumai yang disebabkan oleh faktor industrialisasi dan letaknya yang strategis dalam konstelasi wilayah diatas mendorong terjadinya proses urbanisasi yang menyebabkan terjadi pergeseran perkembangan permukiman dikota dari yang awalnya merupakan permukiman kota nelayan menjadi permukiman kota industri. Kondisi ini menyebabkan tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan ruang kota meningkat. Masyarakat membutuhkan tempat tinggal yang layak dan terjangkau dengan dukungan infrastruktur perkotaan yang memadai. Percepatan pertumbuhan permukiman yang berlangsung secara sporadis melalui penguasaan lahan yang tidak terkendali serta pembangunan sarana prasarana kota yang tidak memadai, menimbulkan ketidakteraturan pada perkembangan struktur ruang kota.

(41)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 41

rendah. Rendahnya elevasi permukaan daratan terhadap muka air laut menyebabkan secara geologis wilayah perkotaan khususnya di wilayah tepian sungai dan laut merupakan kawasan rawa basah dan rawa gambut yang sebagian besar didominasi oleh tanaman bakau (mangrove). Beberapa permukiman perkotaan berkembang dengan melakukan inviltrasi terhadap kawasan hutan rawa maingrove dan tepian sungai. Dalam perkembangannya permukiman tepian dan diatas rawa ini ternyata tidak memiliki dukungan fisik hunian dan aksessibilitas lingkungan yang baik dan memadai dengan tingkat layanan sanitasi dan air minum yang sangat minim.

Pada kawasan lain terdapat permukiman yang tumbuh dan berkembang di atas lahan konsensi yaitu lahan negara yang awal pengelolaannya di kuasakan pada PT. CPI untuk mendukung kegiatan operasinya. Dalam perkembangannya hanya sebagian saja dari lahan tersebut yang digunakan untuk kepentingan operasi PT. CPI dan sisanya terbengkalai / tidak digunakan. Pesatnya pertumbuhan kota menyebabkan lahan yang berada di tengah pusat kota Dumai ini kemudian dibangun oleh instansi pemerintah pusat, pemerintah kota dan swasta untuk kepentingan kegiatan perkantoran, sarana usaha, fasiltas umum, fasilitas sosial dan masyarakat untuk bertempat tinggal. Secara keseluruhan luas lahan konsesi ini meliputi ±25% dari wilayah pusat kota atau ±15% dari wilayah perkotaan Kota Dumai secara keseluruhan. Seiring dengan pergantian pejabat baru pemerintah kota, telah coba diupayakan penyelesaian terhadap alih kepemilikan lahan konsesi yang didiami oleh masyarakat namun hingga saat ini belum ada penyelesaian. Kondisi saat ini sebagian besar infrastruktur kawasan ini telah terbangun secara baik, hampir 80% luas lahan konsesi ini telah berkembang menjadi permukiman penduduk. Sesuai dengan peruntukan kawasan dalam rencana pola ruang RTRW Kota Dumai 2014-2034, sebagian besar dari lahan konsesi ini diperuntukan untuk fungsi permukiman perkotaan.

2. Kondisi Persampahan

Menurut laporan Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP) Kota Dumai, Sumber sampah di Kota Dumai pada umumnya masih dalam kondisi tercampur. Seperti kondisi persampahan di kota lainnya, sumber sampah di Kota Dumai terdiri atas beberapa kategori sumber sampah, yaitu :

a) Sumber sampah yang berasal dari daerah perumahan

 Perumahan masyarakat berpenghasilan tinggi (High income)  Perumahan masyarakat berpenghasilan menengah (Middle income)

(42)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 42

b) Sumber sampah yang berasal dari daerah komersial

Daerah komersial umumnya didominasi oleh kawasan perniagaan, hiburan dan lain-lain. Yang termasuk kategori daerah komersial di antaranya yaitu pasar, pertokoan, hotel, restoran, industri (minyak dan sawit), dan lainnya.

c) Sumber sampah yang berasal dari daerah umum

Fasilitas umum (daerah umum) merupakan sarana/prasarana perkotaan yang dipergunakan untuk kepentingan umum. Yang termasuk dalam kategori fasilitas umum yaitu

perkantoran, sekolah, rumah sakit, bandara, pelabuhan, taman, jalan, dan lainnnya.

Jika dilihat dari sumber sampahnya, pelayanan sampah di Kota Dumai telah mencangkup dari berbagai macam sumber sampah, umumnya sampah yang terangkut dalam kondisi tercampur antar sumber sampah satu dengan yang lainnya, karena proses pegangkutan yang dilakukan tidak berdasarkan sumber sampahnya melainkan berdasarkan rute/jalur yang dilewati alat angkut tersebut.

Isu strategis pada kondisi pesampahan di Kota Dumai secara garis besar terbagi dalam beberapa indikator, yaitu :

1. Implementasi Amanat Undangn-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Persampahan Dari sistem pengelolaan sampah yang dikembangkan di Kota Dumai terlihat bahwa Pemerintah Kota Dumai, masih jauh dari amanat Undang Undang Persampahan Nasional ini. Dalam UU no. 18 Tahun 2018 ini menjelaskan bahwa pengelolaan sampah sudah sepatutnya dilakukan di sumber melalui aktiftitas pengurangan sampah sehingga mengurangi sampah yang dibuang ke TPA, namun sistem operasi yang dipakai di Kota Dumai masih berpikir bagaimana mengangkut semua sampah di kota ke sebuah TPA. Sehingga dalam hal ini perlu trasformasi menuju sistem yang sesuai dengan amanat Undang-undang.

2. Kapasitas Pelayanan

(43)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 43

pelayanan hendaknya harus menjadi perhatian dalam pengembangan rencana ke depan. Model pelayanan perdesaan perlu dikembangkan sebagai solusi permasalahan sampah di kawasan ini.

3. Kapasitas Lembaga

Umumnya di Indonesia, Lembaga Dinas Kebersihan sesungguhnya mengemban dua fungsi yaitu sebagai regulator dan operator. Penggabungan kedua fungsi ini mengakibatkan tidak berjalannya fungsi pengawasan. Diperlukan adanya kehadiran fungsi regulator, sehingga Dinas Kebersihan dapat menjalankan fungsi operator dengan lebih efektif. Kehadiran Kantor Lingkungan Hidup sudah tepat, tinggal adanya penambahan tupoksi terhadap kantor ini yaitu terkait Pengaturan Kebijakan Pengelolaan Sampah Kota Dumai.

Ketimpangan fungsi tersebut juga tidak didukung dengan SDM yang memadai baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Kemampuan SDM intern Dinas Pengelola Sampah dalam 2 tahun mendatang selayaknya harus mendapat perhatian besar.

4. Kemampuan Pembiayaan

Saat ini alokasi APBD untuk pengelolaan persampahan di Kota Dumai terhitung sangat kecil. Hal ini menunjukkan perhatian Eksekutif kota dan Legislatif perlu di tingkatkan. Pemikiran bahwa pengelolaan sampah ala kadarnya sudah harus segera ditinggalkan . Dan segera disadari bahwa untuk menjadikan kota bersih membutuhkan investasi. Demikian halnya, dengan efektifitas retribusi yang masih sangat rendah baik dari segi kuantitas maupun kualitas mekanisme penarikannya, menyebabkan pengelolaan sampah di Kota Dumai ini masih bertumpu pada APBD.

5. Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat di Kota Dumai dalam pengelolaan sampah, terlihat dalam konteks peran serta pasif, yaitu dalam pembayaran retribusi. Adanya pendelegasian operasi pengumpulan sampah di Kecamatan, sesungguhnya menjadi jalan kedekatan pelayanan bagi masyarakat, namun masih perlu di cari penguatan dari struktur pembiayaan dan kelembagaannya.

Isu permasalahan lainnya dalam pengelolaan sampah di Kota Dumai dapat dilihat pada tabel 2.19 di bawah ini:

(44)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 44

Tabel 2.20. Isu Permasalahan Pengelolaan Persampahan di Kota Dumai

Sumber : Laporan Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP) Kota Dumai, 2016

No Aspek Isu Strategis

TEKNIS OPERASIONAL

1. Aspek Operasional Teknis Pelayanan yang dilakukan saat ini baru di prioritaskan di daerah permukiman, yaitu di 4 Kecamatan dengan jumlah penduduk tinggi dari 7 Kecamatan yang ada di Kota Dumai.

a) Pewadahan/pemilahan  Belum ada pemilahan sampah di sumber

 Kondisi pewadahan yang masih belum sama/seragam

b) Pengumpulan Operasi pengumpulan masih sangat sederhana Perawatan TPS masih kurang

c) Pengangkutan Jumlah dan jenis prasarana dan sarana masih sangat terbatas d) Pengolahan  Belum ada unit pengolahan sampah 3R

 Terdapat 2 unit Bank Sampah, namun hanya 1 unit saja yang aktif

e) Pemrosesan akhir Operasional TPA masih Controlled Landfill

Kelengkapan prasarana dan sarana di TPA belum mencukupi untuk operasional TPA

Pemeliharaan prasarana dan sarana di TPA masih sangat kurang

Belum adanya pembiayaan operasional dan pemeliharaan TPA secara terpisah

MANAJEMEN

1. Aspek pengaturan  Belum ada peraturan terkait pengelolaan dan pengolahan sampah

 Belum ada penerapan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran yang ada

2. Aspek kelembagaan Kemampuan dan kapasitas lembaga pengelola persampahan masih rendah

Kuantitas dan kualitas SDM sebagai pengelola persampahan masih rendah

Perlu adanya unit UPT khusus untuk menangani TPA

3. Aspek keuangan Anggaran untuk program pengelolaan sampah masih rendah Mekanisme penarikan retribusi sampah tidak berjalan

maksimal dikarenakan belum adanya petugas penarikan retribusi di lingkungan permukiman

4. Aspek peran serta masyarakat

 Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan cara membakar dan membuang sampah sembarangan  Peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah masih

rendah

 Kurangnya sosialisasi dalam pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah, baik dari swasta maupun pemerintah

(45)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 45

3. Kondisi Air Minum

Sistem jaringan perpipaan untuk pelayanan di Kota Dumai di kelola oleh PDAM yang melayani wilayah perkotaan. Sampai dengan saat ini PDAM Kota Dumai melayani 7 kelurahan, yaitu kelurahan Sukajadi, kelurahan Bintan, kelurahan Rimba Sekampung, kelurahan Laksamana, kelurahan Dumai Kota, kelurahan Buluh Kasab dan kelurahan Teluk Binjai. Sedangkan untuk wilayah perdesaan saat ini program PAMSIMAS atau sejenisnya menitik beratkan untuk pembangunan sumur dan bak penampung, selain itu juga pembangunan PAH (penampungan air hujan).

PDAM Kota Dumai masih sangat kecil masih di bawah 10 %. Pada akhir tahun 2012 persentase pelayanan air minum hanya sebesar 4 % terhadap jumlah penduduk di wilayah kota. Dimana jumlah penduduk yang telah menikmati pelayanan air minum sebanyak 1850 KK dari total penduduk wilayah kota yang terdiri dari kecamatan Dumai barat, Dumai Timur. Jumlah pelanggan UPT Air minum Dinas PU (PDAM) Kota Dumai hingga tahun 2013 adalah 1850 sambungan. Waktu operasi Pelayanan UPT Air minum Dinas PU (PDAM) Kota Dumai di tiap kelurahandiwilayah pelayanan secara umum masih belum optimal. Masih banyak pelanggan yang masih mengeluh mengenai jadwal pelayanan, karena tidak semua pelanggan dapat menikmati air pada waktunya. Operasional PDAM Kota Dumai selama 12 Jam.

PDAM Kota Dumai belum memiliki unit IKK yang beroperasi. Saat ini sudah dibangun IPA kapasitas 10 l/d di kecamatan Medang Kampai tetapi belum dioperasikan karena belum ada pelayanan ke masyarakat. Jaringan pipa distribusi sudah terpasang tinggal menunggu sambungan rumah. Untuk unit IKK Sungai Sembilan sekarang baru tahap perencanaan.

Beberapa Isu permasalahan lainnya yang ada di Kota Dumai terkait kondisi air minum antara lain:

a) Rendahnya pelayanan sambungan rumah air bersih yang dirasakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan primer.

b) Belum optimalnya ketersediaan infrastruktur air bersih yang merata dan berkeadilan

c) Ketersediaan dan kualitas air tanah menurun, termasuk ketersediaan air bersih. Bahkan dibeberapa wilayah pengembangan, kualitas air tidak layak untuk mandi dan cuci.

d) Peningkatan penyediaan sumber air baku belum memadai untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk;

(46)

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Bab II - Profil Kota Dumai II - 46

f) Masih kurangnya pelayanan air bersih bagi masyarakat Kota Dumai dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar kehidupan

g) Rendahnya pelayanan sambungan rumah air bersih yang dirasakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan primer.

h) Belum optimalnya ketersediaan infrastruktur air bersih yang merata dan berkeadilan

4. Kondisi Drainase dan Jalan Lingkungan

Drainase dan jalan lingkungan merupakan prasarana yang dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang memadai. Fungsi drainase selain untuk mengalirkan air hujan juga berfungsi sebagai pembuangan air limbah rumah tangga. Layanan drainase perkotaan masih dirasakan kurang memadai, sehingga pada saat hujan terjadi genangan-genangan pada lingkungan permukiman, selain kurang memadai, masyarakat juga kurang melakukan pemeliharaan ditambah lagi dengan membuang sampah pada saluran drainase, sehingga saluran drainase tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada kawasan perdesaan drainase lingkungan permukiman dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat dengan konstruksi tanah. Pembangunan Drainase terdiri dari Pembangunan Drainase di daerah Permukiman yang terdiri dari pembangunan Parit beton dan Parit Batu bata. Sampai dengan tahun 2015 Saluran Drainase yang ada di Kota Dumai sepanjang 2.165 M.

Gambar

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Dumai
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk
Tabel 2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Dumai
Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk Kota Dumai Tahun 2010-2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Restrukturisasi Ruang Kota ; mendorong pertumbuhan kawasan kota bagian selatan dan utara secara terkendali guna mengurangi beban pusat.. kota dengan tetap memperkuat

sebagiannya terdiri atas pengembangan stasiun KA, perumahan vertikal, pusat komersial serta airport city check in yang akan meningkatkan nilai kawasan Medan Timur

Program pengembangan kawasan budidaya terdiri dari pengembangan kawasan perumahan; kawasan komersial (perdagangan, jasa, pemerintahan dan bangunan umum); kawasan

Panjang jalan di seluruh Kota Dumai sepanjang 1.661,446 km pada tahun 2008. 13 Posisi Kota Dumai sebagai kota pelabuhan, menjadikan Dumai sebagai tempat HOTEL

Pengaturan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan untuk memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,

Setelah pemekarkan wilayah administrasi pemerintahan, Kecamatan Dumai Barat menjadi 4 kelurahan yang memanjang dari timur ke barat, yaitu Pangkalan Sesai, Simpang

Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 8 Km. Kecamatan Sewon beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis

Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan kota terbesar nomor dua di Indonesia. Dalam struktur perwilayahan Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya merupakan kota orde I