• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KOTA MAGELANG - DOCRPIJM 1504143783BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KOTA MAGELANG - DOCRPIJM 1504143783BAB II"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KOTA MAGELANG

Kota Magelang adalah sebuah kota yang berbentuk linear dengan kecenderungan arah utara-selatan yang dominan. Secara historis morfologi tersebut disebabkan oleh kuatnya jalur transportasi yang menghubungkan Yogyakarta dan Semarang. Jalur arteri primer yang menghubungkan kedua kota utama di bagian tengah Pulau Jawa tersebut, seakan membelah Kota Magelang menjadi dua bagian yang hampir sama, yaitu sisi timur dan barat.

2.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Luas Kota Magelang yang relatif kecil yaitu sebesar 18,12 km2 tidak menyebabkan kehilangan daya tarik sebagai Kota Jasa. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah Kota Magelang yang secara geografis diuntungkan karena terletak pada posisi yang strategis, berada di tengah tengah pulau jawa, atau sering disebut dengan “Pakunya Tanah Jawa”.

Secara geografis Kota Magelang terletak pada 110o12’30”– 110o12’52” Bujur Timur dan 7o26’28”–7o30’9” Lintang Selatan serta terletak pada posisi strategis, karena berada tepat di tengah-tengah Pulau Jawa, dan berada di persilangan jalur tranportasi dan ekonomi antara Semarang - Magelang - Yogyakarta dan Purworejo, di samping berada pada persimpangan jalur wisata lokal maupun regional antara Yogyakarta – Borobudur – Kopeng dan dataran tinggi Dieng.

(2)

Purwo-manggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelang). Kawasan ini merupakan andalan Provinsi Jawa Tengah. Kawasan ini memiliki potensi unggulan utama meliputi industri besar, menengah dan kecil yang menghasilkan berbagai produk; pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan dan jasa, termasuk perguruan tinggi dan simpul pariwisata. Dengan ditetapkannya Kota Magelang dalam katagori sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah (PKW) maka Kota Magelang harus mampu melayani beberapa kabupaten dan Kota yang berada disekitarnya yang termasuk dalam PKW.

Batas wilayah administrastif Kota Magelang dengan wilayah di sekitarnya adalah sebagai berikut:

a.Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Secang Kabupaten Magelang;

b.Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Elo/Kecamatan Tegalrejo. Kabupaten Magelang;

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang; dan

d.Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Progo/Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.

(3)

Tabel 2.1

Luas Kecamatan dan Kelurahan di Kota Magelang

No. Kecamatan dan Kelurahan Luas / Area

(Km2)

Persentase

(%)

(1) (2) (3) (4)

01.

KEC. MAGELANG

SELATAN 6,89 38,01

1. Kel. Jurangombo Utara 0,58 3,17 2. Kel. Jurangombo

Selatan 2,26 12,49

3. Kel. Magersari 1,38 7,60

4. Kel. Tidar Utara 0,97 5,35

5. Kel. Tidar Selatan 1,27 7,00 6. Kel. Rejowinangun

Selatan 0,43 2,39

02. KEC. MAGELANG TENGAH 5,10 28,17

1. Kel. Magelang 1,25 6,88

2. Kel. Kemirirejo 0,88 4,86

3. Kel. Cacaban 0,83 4,56

4. Kel. Rejowinangun Utara 0,99 5,48

5. Kel. Panjang 0,35 1,90

6. Kel. Gelangan 0,81 4,49

03. KEC. MAGELANG UTARA 6,13 33,82

1. Kel. Wates 1,17 6,47

2. Kel. Potrobangsan 1,30 7,17

3. Kel. Kedungsari 1,33 7,36

4. Kel. Kramat Utara 0,86 4,77 5. Kel. Kramat Selatan 1,46 8,05

JUMLAH 18,12 100,00

(4)

Daerah Datar (2-5%) Kawasan Gunung Tidar

Sumber : DDA Kota Magelang, 2013

Gambar 2.1 Luas Daerah Kota Magelang Menurut Kecamatan

Gambar 2.1 menampilkan peta wilayah administrasi Kota Magelang, dan dari gambaran tersebut dapat dilihat bahwa peluang pengembangan wilayah lebih cenderung disisi tengah dan selatan kota. Namun demikian tetap diupayakan agar keramaian kota bisa tersebar merata ke hampir semua sudut kota.

MAGELANG UTARA

Luas Wilayah 6.128 km2 terdiri

dari 5 Kelurahan yaitu Kelrahan Potrobangsan, Wates,

Kedungsari, Kramat Selatan dan Kramat Utara

Luas wilayah 5.104 km2 terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kemirirejo, Cacaban, Magelang, Panjang, Gelangan dan Rejowinangun Utara

MAGELANG SELATAN

Luas wilayah 6.888 km2. Terdiri

dari 6 Kelurahan yaitu Jurangombo Selatan,

Jurangombo Utara, Magersari, Rejowinangun Selatan, Tidar Utara dan Tidar Selatan

(5)

2.2 Gambaran Demografi

Gambaran kepadatan penduduk di Kota Magelang, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2

Kepadatan Penduduk di Kota Magelang Tahun 2008-2012

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

Kepadatan Penduduk (jiwa

/ km2)

(1) (2) (3)

2012 119.329 6.585

2011 118.805* 6.557

2010 126.443 6.978

2009 125.604 6.932

2008 124.627 6.878

Sumber: Kantor Litbang Statistik, Daerah Dalam Angka Kota Magelang-sumber BPS, 2008-2012 (datajumlah penduduk tahun 2011 menyesuaikan hasil sensus

Penduduk 2010)

Data Badan Pusat Statistik Kota Magelang terkait dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2013 menunjukkan jumlah 119.742 jiwa dengan kepadatannya 6.563 jiwa per km2.

Sementara pada tahun 2012 dengan jumlah penduduk sebesar 119.329 jiwa dan luas wilayah seluas 18.12km2 maka kepadatan

penduduk sebesar 6.585 jiwa per km2. Kepadatan penduduk

(6)

Magelang berusaha mengoptimalisasi pemanfaatan lahan dengan pola pembangunan vertikal terutama di kawasan-kawasan yang padat penduduk.

Angka laju pertumbuhan penduduk meningkat relatif cukup tajam pada tahun 2008 menjadi 2,99. Upaya pemerintah untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk mulai menampakkan hasil pada tahun 2009 dimana Pemerintah daerah mampu menekan pertumbuhan penduduk sebesar 2,21 point sehingga laju pertum-buhannya menjadi 0,78%. Sementara pada tahun 2010 pertumbuhan penduduk kembali mengalami perlambatan sebesar 0,11 digit point yaitu mengalami pertum-buhan sebesar 0,67%. Sementara berdasarkan data jumlah penduduk dari BPS Kota Magelang (hasil menyesuaikan sensus penduduk tahun 2010) dengan jumlah penduduk 118.805 jiwa di tahun 2011, meningkat relatif kecil di tahun 2012 menjadi 119.329 jiwa, sehingga laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2012 sebesar 0,44

Tabel 2.3

Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Kota Magelang

Tahun 2008-2012 (dalam jiwa dan persen)

Jenis Kelamin Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Laki-Laki 60.988 61.349 61.776 58.612 53.924 Perempuan 63.639 64.255 64.667 60.193 60.405 Jumlah Total 124.627 125.604 126.443 118.805* 119.329 Laju

Pertumbuhan(%) 2,99 0,78 0.67 -6.04 0,44

(7)

Tabel 2.4 di bawah ini menunjukkan jumlah rumah tangga di Kota Magelang berdasarkan hasil survey dari BPS serta jumlah rata-rata anggota Rumah Tangga di Kota Magelang tahun 2008 sampai dengan tahun 2012

Tabel 2.4

Banyaknya Rumah Tangga dan Rata-rata

Anggota Rumah Tangga di Kota Magelang (Tahun 2008-2012)

Tahun Jumlah

Penduduk

Rumah Tangga

Rata-rata Anggota RT

(1) (2) (3) (4)

2012 119.329 40.623 3

2011 118.805* 38.466 3

2010 126.443 38.490 3

2009 125.604 37.793 3

2008 124.627 34.790 4

Sumber: Kantor Litbang Statistik, Daerah Dalam Angka Kota Magelang 2013 (datajumlah penduduk tahun 2011 menyesuaikan hasil sensus Penduduk 2010)

(8)

Tabel 2.5

Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Magelang Tahun 2009-2011

Mata

Pencaharian 2009 2010 2011 2012

1.Pertanian 224 212 206 215

2.Buruh Tani 33 51 54 60

Pengusaha 16.081 13.089 12.762 12.680

Buruh Industri 22.158 22.259 23.074 23.599 Buruh

Bangunan

8.269 8.818 8.932 9.058

Pedagang 2.704 2.950 3.022 3.040

Angkutan 37 194 220 227

PNS/TNI/Polri 6.246 5.843 5.909 5.925

Guru/Dosen 1.488 1.484 1.442 1.436

Pensiunan 3.496 3.837 3.813 3.773

Lain - lain 53.746 51.266 53.961 52.890

JUMLAH 92.324 110.003 113.395 112.903

Sumber : Kantor Litbang dan Statistik - Kota Magelang,Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2010-2012

(9)

PNS/TNI/Polri menempati urutan selan-jutnya dengan jumlah 5.925 orang atau sebesar 5.22 %. Sementara untuk mata pencaharian sebagai pedagang yang sempat mengalami penurunan cukup signifikan semenjak terbakarnya pasar Rejowinangun sebagai tempat mereka berdagang. Jumlah pedagang di Kota Magelang mulai menunjukkan trend yang meningkat semenjak tahun 2009. Pada tahun 2009 Jumlah pedagang di Kota Magelang sebesar 2.704 kemudian meningkat menjadi 2.950 orang di tahun 2010 , tahun 2011 sebesar 3.022 orang dan pada tahun 2012 meningkat 3,040. Dilain pihak, jumlah pengusaha di Kota Magelang mengalami trend yang menurun semenjak tahun 2009. Berkurangnya jumlah pengusaha dimungkinkan juga disebabkan terbakarnya fasilitas perdagangan Pasar Rejowinangun khususnya bagi pengusaha-pengusaha yang menjual produknya di pasar tersebut. Dari data mata pencaharian penduduk Kota Magelang tersebut, terlihat bahwa terbakarnya Pasar Rejowinangun berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perubahan mata pencaharian penduduk Kota Magelang.

Seperti halnya fenomena yang banyak terjadi di daerah perkotaan, jumlah penduduk bermata pencaharian sebagai petani semakin menurun jumlahnya apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini dihadapkan pada lahan pertanian yang tersedia semakin berkurang disebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, pertokoan dan industri.

2.3 Gambaran Topografi

(10)

endapan kwarter. Sifat batuan pasir dan breksi/ konglomerat sangat poreous (kelulusan air tinggi), serta penurunan terhadap beban kecil, mendekati nol (0). Daya dukung terhadap bangunan berkisar antara antar gunung api, medannya landai, berelief sedang-halus. Kemiringan topografi yang terjal di bagian barat (sepanjang Sungai Progo) dan di sebelah timur (di sekitar Sungai Elo) sampai dengan kemiringan antara 15–30%. Di sekitar daerah timur kompleks Akademi Militer (AKMIL) ke Utara hingga daerah di sekitar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Magelang, dengan kemiringan antara 2–5%. Di sekitar daerah timur kompleks AKMIL terdapat Gunung Tidar yang merupakan hutan lindung sebagai daerah hijau kota (paru-paru kota) dengan kemiringan hingga 30–40%. Dilihat dari ketinggiannya, Kota Magelang berada di ketinggian antara 375–500 meter di atas permukaan laut (m dpl) dengan titik ketinggian tertinggi berada di Gunung Tidar yaitu sekitar 503 m dpl.

2.4 Gambaran Geologi

(11)

juga terdapat 2 (dua) saluran air yaitu: (i) Kali Bening (Kali Kota), dan (ii) Kali Progo Manggis. Saluran tersebut juga dapat berfungsi sebagai saluran irigasi teknis.

Tabel 2.6

Data Kapasitas Sumber Mata Air Yang Mengaliri Kota Magelang Tahun 2011

Sumber : Daerah Dalam Angka Kota Magelang Tahun 2012. PDAM Kota Magelang.

2.5 Gambaran Klimatologi

(12)

rata-rata curah hujan perhari berkisar 19.51 mm. Hal yang perlu diwaspadi terkait dengan peningkatan curah hujan adalah adanya bahaya banjir, longsor dan wabah penyakit terkait dengan cuaca ekstrim. Terkait dengan rata–rata curah hujan, selengkapnya ada dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.7

Rata-Rata Curah Hujan Per Hari Di Kota Magelang (mm) Tahun 2008-2012

Bulan 2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01. Januari 14.67 24.31 9.07 20,90 22,58

02. Februari 19.41 21.10 27.95 20,89 23,44

03. Maret 29.67 29.33 12.74 34,10 24,09

04. April 18.00 32.65 16.05 16,05 20,28

05. Mei 23.40 23.94 11.71 24,00 11,89

06. Juni 6.20 10.13 12.75 21,50 20,40

07. Juli - - 18.23 40,00 10,00

08. Agustus - - 12.18 0,00 0,00

09. September 0.18 9.77 0,00 0,00

10. Oktober 20.38 7.11 16.91 16,11 16,80

11. November 35.52 10.78 5.37 12,43 20,42

12. Desember 22.13 14.47 6.67 28,17 17,70

Jumlah 189.56 173.82 159.41 234,15 188,20

Rata-rata 15.80 14.49 13.28 19,51 15,68

Sumber: Kantor Litbang Statistik Kota Magelang. Magelang Dalam Angka Tahun 2013. Badan Pengelolaan Sumber Daya Air.

2.6 Kondisi Sosial Dan Ekonomi

Kesejahteraan masyarakat merupakan issu penting dan strategis dalam RKP 2013 disamping penguatan perekonomian. Kebijakan nasional tersebut sudah layaknya ditangkap oleh seluruh pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota, yang pada 2013 mengambil tema kebijakan pembangunan

(13)

PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT , dengan Unsur – unsur pokok tema sebagai berikut :

(1) Daya Saing

(2) Daya Tahan Ekonomi (resilience)

(3) Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat (4) Stabilitas Sosial dan Politik

Kondisi perekonomian Nasional mencatat bahwa perekonomian Indonesia pada 2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% dan diperkirakan akan meningkat di 2013-2014. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi yang terus meningkat dan investasi yang tetap kuat, sementara ekspor diprakirakan akan membaik. Meskipun pertumbuhan 2012 sedikit di bawah target APBN 2012 sebesar 6,5 persen, capaian pertumbuhan pada kisaran 6,3 persen merupakan sebuah prestasi yang patut diapresiasi karena dicapai pada saat perekonomian global mengalami perlambatan. Sementara itu, Inflasi 2012 mencapai 4,30% (yoy) dan ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali, dengan asumsi dasar ekonomi makro sebagai berikut :

Tabel 2.8

Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2007-2013

Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P APBN

Pertumbuhan

ekonomi (% yoy)

6,3 6,0 4,6 6,2 6,5 6,5 6,8

Inflasi (% yoy) 6,6 11,1 2,8 6,96 3,79 6,8 4,9

NIlai tukar

rupiah (Rp/$)

9.140 9.691 10.408 9.087 8.779 9.000 9.300

SukuBunga SPN

3 bulan rata-rata

(%)*)

8,0 9,3 7,6 6,6 4,8 5,0 5,0

(14)

Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P APBN

mentah

Indonesia

($/barrel)

Lifting MInyak

(ribu barel/hr)

899 931 944 954 900 930 900

Lifting Gas (ribu

barel/hr setara

minyak)

- - - 1.360

Dalam skala regional Jawa Tengah, di tengah dampak pelemahan ekonomi global, pada triwulan pada triwulan IV 2012, yang diperkirakan akan tumbuh 6,0-6,3%, kondisi sedikit melemah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,5% (yoy). Di sisi lain secara keseluruhan, inflasi IHK sampai dengan akhir tahun diperkirakan akan berada pada kisaran 4,7% hingga 5,3% (yoy) atau masih sejalan dengan sasaran inflasi nasional (4,5% ± 1%). Secara keseluruhan, inflasi IHK sampai dengan akhir tahun diperkirakan akan berada pada kisaran 4,7% hingga 5,3% (yoy) atau masih sejalan dengan sasaran inflasi nasional (4,5% ± 1%).

Kondisi perekonomian regional Kota Magelang pun cukup dipengaruhi oleh kondisi perekonomian kawasan yang lebih luas. Walaupun dalam APBD Perubahan 2012 tidak disebutkan secara lugas berapa perkiraan pertumbuhan ekonomi maupun inflasi, namun secara riil perkembangan harga di lapangan cukup signifikan. Melihat kondisi tahun-tahun sebelumnya serta perjalanan perekonomian 2012, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kota Magelang akan mencapai 5,93%.

(15)

Tabel 2.9

Kondisi Ekonomi Makro dan Sosial APBN dan APBD Tahun 2007-2012

Sumber : Data dan informasi kemiskinan 2007-2010 *) sebagain merupakan angka harapan

**) angka harapan

(16)

pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat dalam arti luas, walaupun pada skala regional maupun nasional tampak jelas ada hubungan signifikan antara meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dengan menurunnya jumlah pengangguran. Untuk itu, dibutuhkan inovasi-inovasi agar kesenjangan ekonomi dapat tereliminir.

Harapan tercapainya target-target pembangunan tersebut hanya dapat terealisir apabila stabilitas ekonomi tetap terjaga, asumsi-asumsi makro ekonomi nasional cenderung tetap seperti harga minyak bumi, suku bunga bank, harga emas dunia serta terjaminnya kestabilan politik dan keamanan.

2.6.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kota Magelang dengan struktur ekonominya yang lebih didominasi oleh sektor tersier, memiliki kecenderungan untuk selalu mengembangkan potensi diri memberikan jasa terbaik agar orang mau berkunjung dan bertransaksi di Kota Magelang. Hampir semua sektor tersier di Kota Magelang memiliki andil kuat dalam pembentukan PDRB. Untuk itu setiap arahan kebijakan pembangunan di Kota Magelang seyogyanya selalu mengedepankan kualitas jasa tanpa mengesampingkan faktor lingkungan yang telah menjadi issue strategis pembangunan, bahkan dalam memperhitungkan PDRB pada masa mendatang faktor Green menjadi penting.

(17)

cukup untuk terus ditumbuh kembangkan dalam rangka mendukung Visi Kota Magelang.

Disisi lain, ditinjau dari sudut untuk apa pendapatan yang diperoleh, diperoleh informasi bahwa baik menurut harga berlaku maupun harga konstan, kecenderungan pengalokasian pendapatan secara makro adalah untuk konsumsi baik masyarakat pemerintah maupun lembaga nirlaba (96-106%), investasi (40-47%), sehingga export netto menunjukkan prosentase yang minus, artinya untuk menutup kebutuhan konsumsi dan investasi diperlukan pendanaan lain (pihak luar).

Kondisi perekonomian Kota Magelang dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.6.1.1 PDRB Harga Berlaku

Struktur PDRB Harga Berlaku Kota Magelang serta laju pertumbuhannya dapat dilihat pada Tabel 2.10 dan Tabel 2.11

Tabel 2.10

PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha Kota Magelang Tahun 2007 – 2012 (dalam juta rupiah)

Lapangan Usaha Rata-2 PDRB HB

2005-2010 2011 2012

PRIMER 3.34% 2.53% 3,02%

Pertanian 59,572.88 58,716.25 78,908.04

Pertambangan dan

Penggalian - - -

SEKUNDER 22.72% 21.54% 21.19%

Industri Pengolahan 58,406.07 74,276.46 78,638.64

Listrik, Gas & Air Bersih 70,511.90 84,899.14 92,952.32

Konstruksi & Bangunan 276,567.17 341,274.29 382,305.86

TERSIER 73.94% 75.93% 75.79%

Perdagangan, Hotel &

(18)

Lapangan Usaha Rata-2 PDRB HB

2005-2010 2011 2012

Pengagkutan &

Komunikasi 342,583.94 428,926.45 464,809.27

Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan 185,201.08 239,373.39 265,290.94

Jasa-jasa 665,851.08 925,869.57 1,059,404.63

TOTAL PDRB HB 1,784,775.81 2,323,478.16 2,613,893.85

Sumber : Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2012, diolah

Tabel 2.11

Laju Pertumbuhan PDRB ADHB Kota Magelang Tahun 2007–2012

Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan PDRB ADHb (%) 2007 2008 2009 2010 2011 2012*

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pertanian 7.22 7.99 7.85 7.00 11.20 34.39

Pertambangan dan Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Industri Pengolahan 13.41 10.99 7.32 7.05 14.10 5.87

Listrik, Gas & Air Bersih 10.51 13.02 9.10 2.72 10.03 9.49

Konstruksi & Bangunan 9.83 15.23 11.14 6.82 8.26 12.02

Perdagangan, Hotel & Restoran 12.83 12.69 10.21 12.37 15.18 12.60

Pengagkutan & Komunikasi 10.30 8.76 10.24 11.12 8.51 8.37

Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan 9.79 12.32 11.80 9.61 11.63 10.83

Jasa-jasa 8.54 14.03 11.96 19.94 12.34 14.42

Pertumbuhan Ekonomi 9.71 12.53 10.94 13.01 10.37 11.47

Sumber : Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2012 *) angka prediksi

(19)

maka kecenderungan perubahan yang merata pada semua sektor maupun total yang cenderung menurun tajam pada tahun 2011 tidak dapat diikutsertakan dalam mengambil sintesia kondisi perekonomian baik kota magelang, regional maupun nasional.

Walaupun kondisi laju pertumbuhan berfluktuasi, namun dalam kurun lima tahun terakhir tidak ada kecenderungan pergeseran peran, setor tersier tetap menjadi primadona sebagai penyumbang PDRB tertinggi, diikuti sektor sekunder dan sector primer yang cenderung semakin rendah.

Dalam tabel di atas, diinformasikan struktur, total dan laju pertumbuhan masing-masing sektor serta laju pertumbuhan PDRB tahun 2012. Mengingat sampai dengan saat ini PDRB 2012 belum terpublikasikan, maka angka-angka tersebut adalah angka perkiraan yang bersifat sementara yang diperoleh dengan meramal atas dasar laju pertumbuhan series lima tahun sebelumnya.

2.6.1.2 PDRB Harga Konstan

Tabel 2.12

Produk Domestik Regional Bruto Kota Magelang Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2012 ( Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2000 2008 2009 2010 2011 2012

1. PERTANIAN 28.216,92 57.302,12 61.801,67 66.125,17 58.716,25 78.908,04

a. Tanaman Bahan

Makanan 3.887,35 6.654,75 7.045,24 7.640,90 8.408,81 6.763,79

b. Tanaman

Perkebunan 5,72 9,66 10,44 10,45 11,15 12,49

c. Peternakan dan

Hasil-hasilnya 24.128,04 50.213,92 54.297,29 57.974,39 49.750,51 71.624,32

d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Perikanan 195,81 423,80 448,71 499,43 545,78 507,43

2. PERTAMBANGAN

& PENGGALIAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

a. Minyak dan Gas

Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Pertambangan

Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. INDUSTRI

(20)

LAPANGAN USAHA 2000 2008 2009 2010 2011 2012

Migas 26.913,57 56.663,15 60.810,09 65.097,21 74.276,46 78.638,64

1. Makanan, Minuman dan Tembakau

8.881,48 20.372,29 22.322,92 24.160,69 26.871,52 28.902,97

2. Tekstil, Brg.

Kulit & Alas kaki 1.345,68 3.504,90 3.765,40 4.349,19 4.871,09 5.101,38 3. Brg. Kayu &

Hasil Hutan lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Kertas dan

Barang Cetakan 807,41 2.206,45 2.375,43 2.580,95 2.746,39 3.027,33

5. Pupuk, Kimia &

Brg. dari Karet 15.879,00 30.579,51 32.346,35 34.006,38 39.787,46 41.606,96 6. Semen & Brg.

BERSIH 17.989,27 68.852,31 75.115,30 77.158,63 84.899,14 92.952,32

a. Listrik 15.166,93 63.117,85 68.928,33 70.536,53 77.635,81 85.260,09

b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 2.822,34 5.734,46 6.186,97 6.622,10 7.263,33 7.692,23

5. KONSTRUKSI 117.292,18 265.520,85 295.105,69 315.225,1 5

RESTORAN 49.147,08 119.284,23 131.461,87

147.724,5

Besar & Eceran 41.491,20 91.637,35 100.595,36

114.429,4

& KOMUNIKASI 132.577,49 322.664,68 355.716,22

395.272,7

(21)

LAPANGAN USAHA 2000 2008 2009 2010 2011 2012

6. Jasa Penunjang

Angkutan 3.691,95 11.982,76 13.521,68 14.935,25 17.587,75 19.845,52

b. Komunikasi 21.918,16 60.745,98 70.622,30 80.274,82 88.310,33 96.857,76

1. Pos dan

Telekomunikasi 21.918,16 60.745,98 70.622,30 80.274,82 88.310,33 96.857,76 2. Jasa Penunjang

Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

8. KEU. REAL ESTAT,

& JASA PERUSAHAAN 78.671,80 174.974,93 195.620,17

214.427,0

Keuangan Bukan Bank 37.561,37 89.241,65 100.295,92

111.094,1

9. JASA-JASA 283.424,38 613.778,72 687.180,28 824.195,6 8

Umum 260.626,99 559.654,24 627.058,39

758.797,6

260.626,99 559.654,24 627.058,39 758.797,6 1

Kemasyarakatan 11.196,23 25.892,76 27.928,74 29.858,72 32.311,88 35.334,87 2. Jasa Hiburan &

Rekreasi 873,73 1.972,24 2.174,42 2.364,11 2.566,88 2.774,50

3. Jasa Perorangan & Rumahtangga

10.727,43 26.259,49 30.018,73 33.175,24 36.635,66 39.325,17

PDRB 734.232,69 1.679.040,98 1.862.811, 29

Sumber :BPS Kota Magelang 2013

Tabel 2.13

(22)
(23)

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011 2012

1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2. Angkutan Jalan Raya 4,44 4,41 6,34 5,38 1,38

3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angk. Sungai, Danau &

Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Jasa Penunjang Angkutan 6,97 6,67 8,87 12,76 6,40

b. Komunikasi 11,41 9,99 9,17 7,72 5,60

1. Pos dan Telekomunikasi 11,41 9,99 9,17 7,72 5,60

2. Jasa Penunjang

Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

8. KEU. REAL ESTAT, & JASA

PERUSAHAAN 5,68 5,49 6,04 7,37 7,15

a. Bank 5,16 4,70 6,79 7,80 11,67

b. Lembaga Keuangan Bukan

Bank 7,16 6,71 6,96 7,96 5,24

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Real Estat 2,86 3,44 2,69 5,20 6,09

e. Jasa Perusahaan 2,57 4,82 3,44 5,94 3,81

9. JASA-JASA 5,13 5,49 7,36 6,06 8,16

a. Pemerintahan Umum 5,31 5,62 7,68 6,17 8,38

1. Adm. Pemerintah &

Pertahanan 5,31 5,62 7,68 6,17 8,38

2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Swasta 3,10 3,97 3,59 4,76 5,47

1. Jasa Sosial

Kemasyarakatan 4,86 3,19 3,69 5,41 5,78

2. Jasa Hiburan & Rekreasi 7,95 5,20 3,85 5,16 6,73

3. Jasa Perorangan &

Rumahtangga 0,81 4,73 3,46 4,00 5,01

PDRB 5,05 5,11 6,12 5,48 6,48

Sumber : BPS Kota Magelang 2013

(24)

peningkatan produksi dengan sebaran yang berbeda-beda untuk masing-masing lapangan usaha.

Kuatnya sektor tersier dalam struktur perekonomian Kota Magelang merupakan indikasi bahwa sektor ini merupakan sektor yang sangat layak dikembangkan menjadi strategi pembangunan Kota Magelang. Mengkompare antara kebijakan riil pemerintah Kota Magelang dengan struktur perekonomian tersebut, kebijakan pengembangan kota manjadi kota jasa kiranya sejalan dengan potensi yang ada.

Kondisi perekonomian 2013, diperkirakan tetap tumbuh walaupun tidak tajam, angka prediksi 5,42% relatif aman sebagai fondasi perekonomian kota magelang, dimana angka tersebut berada di bawah prediksi pertumbuhan ekonomi propinsi jawa tengah tahun 2012 yang diperkirakan berkisar antara 6-6,3%.

Secara komparatif kondisi PDRB dan laju pertumbuhannya antara tahun 2007-2012 dan prediksi 2013 bisa dilihat pula pada Gambar 2.2 sebagai berikut :

Gambar 2.2

Grafik PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Kota Magelang Tahun 2007-2011 dan Prediksi 2012

*) Angka Prediksi

2007 2008 2009 2010 2011 2012*

x

(25)

2.6.1.3 Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB Kontribusi sektor perekonomian PDRB Kota Magelang untuk masing-masing harga (Harga Berlaku dan Harga Konstan) terlihat pada Tabel 2.14 dan 2.15

Tabel 2.14 Kontribusi Per Sektor PDRB ADHB Kota Magelang Tahun 2007-2012 dan Prediksi 2012

Lapangan

(26)

Tabel 2.15

Kontribusi Per Sektor PDRB ADHK Kota Magelang Tahun 2007-2012 dan Prediksi 2013

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 2012*)

(27)

Ada tiga kelompok sektor dalam PDRB menurut lapangan usaha, yaitu kelompok sektor Primer, kelompok Sektor Sekunder dan kelompok Sektor Tersier. Kelompok Sektor Primer terdiri dari sektor Pertanian dan Pertambangan, Kelompok sektor Sekunder terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor konstruksi dan bangunan, sedangkan kelompok sektor tersier terdiri dari 4 (empat) sektor lainnya yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa lainnya. Dari tabel di atas, kelompok sektor tersiar memegang dominasi paling kuat dalam struktur ekonomi Kota Magelang atau dapat dikatakan struktur ekonomi Kota Magelang adalah struktur ekonomi modern yang tidak lagi berbasis primer atau sektor tradisional.

Lebih jauh ditinjau dari urutan peran tertinggi hingga terendah dalam pembentukan PDRB Kota Magelang selama lima tahun terakhir baik menurut haga berlaku maupun harga konstan dapat dicermati pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.16

Peran Masing-Masing Sektor Dalam Membentuk PDRB Kota Magelang Tahun 2007-2011

Lapangan usaha Distribusi HK

Distribusi HB

Jasa-jasa 37.83 37.93

Pengangkutan & Komunikasi 19.56 19.01 Konstruksi & Bangunan 14.96 15.30 Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 11.17 10.36

Perdagangan, Hotel &

(28)

Lapangan usaha Distribusi HK

Distribusi HB Listrik, Gas & Air Bersih 2.61 3.91

Industri Pengolahan 3.42 3.25

Pertanian 2.76 3.14

Pertambangan dan

Penggalian - -

Total Distribusi PDRB 100.00 100.00 Sumber : Analisis PDRB 2012, diolah

a)Sektor Jasa-jasa :

Sektor Jasa-jasa pada hakekatnya terdiri dari sub sektor jasa pemerintahan umum dan sub sektor jasa swasta, dimana dalam pembentukan PDRB sektor ini didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan umum (91,57%) yang dalam hal ini adalah administrasi dan pertahanan, sementara sektor swasta yang lebih dominan berperan jasa perorangan dan rumah tangga diikuti jasa sosial dan kemasyarakatan lalu jasa hiburan dan rekreasi.

b)Sektor Pengangkutan dan komunikasi.

Sebagai sektor kedua yang memiliki peran terbesar dalam membentuk PDRB Kota Magelang, sektor Pengangkutan dan komunikasi sebesar 80,65% dibentuk oleh sub sektor pengangkutan, khususnya angkutan jalan raya dan 19,35% dipengaruhi oleh sub sektor komunikasi. Kondisi ini memperkuat peran kota jasa.

c) Sektor Konstruksi dan Bangunan

(29)

mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi, lebih banyak menyerap tenaga kerja sehingga pengengguran semakin berkurang dan kesejahteraan rakyat meningkat. Realita untuk Kota Magelang laju pertumbuhan sektor ini hanya sekitar 4% atau lebih rendah dibanding sektor unggulan lain.

d)Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

Sektor ini perannya menempati urutan keempat dalam membentuk yang terdiri dari lima subsektor yaitu Bank selama lima tahun terakhir memberi sumbangan 2,74%, Lembaga Keuangan bukan Bank (5,31%), jasa penunjang keuangan (0%), persewaan (2,18%) dan jasa perusahaan (0,13%). Sebagai Kota Jasa sub sektor ini masih mampu dikembangkan di masa yang akan datang.

e) Sektor Perdagangan, hotel dan restoran.

Penyumbang PDRB terbesar kelima adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang selama lima tahun terakhir berkisar antara 7-7,7 %. Sektor ini didominasi oleh perdagangan besar dan eceran (5,49%), hotel (1,51%) dan restoran(0,12%). Seiring pembangunan riil Magelang sebagai Kota Jasa yang trendnya cenderung meningkat, harapan kedepan sektor ini perannya akan semakin meningkat.

f) Sektor Listrik, Gas dan Air.

(30)

g) Sektor Industri Pengolahan.

Dalam sektor ini terdiri dari dua sub sektor yaitu industri migas (0%) dan industri non migas (3-3,5%). Di Kota Magelang hanya ada 4(empat) industri dari 9 (sembilan) jenis industri yang berperan dalam membentuk PDRB. Industri-industri tersebut adalah Industri-industri pupuk,kimia dan pengolahan (1,75%), industri makanan, minuman dan tembakau (1,19%), industri tekstil, barang kulit dan alas kaki (0,21%) dan industri kertas dan brang cetakan (0,13%). Rendahnya peran industri pengolahan ini merupakan effek dari kebijakan tata ruang yang karena keterbatasan lahan maka ada pembatasan ruang-ruang untuk indutri di dalam kota.

h)Sektor Pertanian dan sektor pertambagan dan galian.

Sebagaimana kondisi kota-kota lain di Jawa tengah yang tidak memungkinkan lagi mengembangkan sektor primer terutama pertanian, karena lahan telah habis untuk lahak produktif lainnya. Namun dari sisa lahan yang ada, sektor pertanian berperan juga dalam membentuk PDRB Kota Magelang.

Sedangkan karena kondisi alam yang tidka memiliki potensi pertambangan maupun penggalian, sub sektor primer kedua ini untuk Kota Magelang justru sama sekali tidak ada kontribusinya.

(31)

Tabel 2.17

Peran Kecamatan dalam perekonomian Kota Magelang Tahun 2011

Uraian Magelang

Selatan

Magelang

Tengah

Magelang

Utara

PDRB (Juta Rp)

Berlaku 841.229.70 749,690.28 732,558.18 Konstan 424,570.81 372,814.57 371,957.36

Peran dalam membentuk

PDRB Kota Magelang (%)

Berlaku 36.21 32.27 31.53

Konstan 36.31 31.88 31.81

Peran Sektor Ekonomi

di wilayah kecamatan

Primer

Berlaku 2.96 0.71 3.89

Konstan 2.59 0.62 3.37

Sekunder

Berlaku 15.65 23.24 26.57

Konstan 15.80 20.13 26.17

Tersier

Berlaku 81.40 76.05 69.54

Konstan 81.62 79.25 70.45

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2012

(32)

sektor tersier memiliki peran utama, kelompok sekunder sebagai pendukung dan kelompok primer adalah pelengkap.

2.6.1.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita PDRB per kapita merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering dipergunakan dalam mengukur atau menilai tingkat kemakmuran/kesejahteraan masyarakat dalam suatu daerah secara makro. Nilai ini diperoleh dengan membagi jumlah total PDRB dalam satu waktu tertentu dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang bersangkutan.

Kondisi PDRB per kapita Kota Magelang selama tahun 2007-2010 cenderung selalu meningkat, walaupun pada tahun 2008 terjadi penurunan yang cukup signifikan, namun kembali bisa beranjak naik di tahun-tahun berikutnya, bahkan pada 2011 walaupun terdapat koreksi jumlah penduduk tengah tahun atas koreksi Sensus penduduk 2010, PDRB perkapita Kota Magelang meningkat tajam sebagaimana terlihat pada Tabel 2.18

Tabel 2.18

Perkembangan PDRB Perkapita Kota Magelang Tahun 2007–2011 dan Prediksi 2012

Tahun Jumlah Penduduk

Laju

Pertumbuhan

Penduduk (%)

PDRB per

Kapita

ADHb

PDRB per

Kapita

ADHk

2006 118,646 0,77 11,462,644.34 7.581.924,38

2007 120,869 1.87 12,344,148.21 7,827,467.42

2008 124,223 2.77 13,516,345.44 8,000,412.16

2009 125,287 0.86 14,868,352.58 8,338,057.74

2010 126,149 0.69 16,688,409.18 8,788,049.77

2011*) 118,584 (6.00) 19,593,521.55 9,860,881.23

2012**) 118,923 0.29 21,778.639,16 10,365.708,20

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2012, diolah *)Jumlah Penduduk menyesuaikan hasil SP2010

(33)

Sedangkan untuk wilayah kecamatan, PDRB per kapita Kecamatan Magelang Selatan lebih tinggi dibandingkan kecamatan Magelang Selatan dan Kecamatan Magelang Utara. Namun demikian PDRB per kapita di Kecamatan Magelang Selatan dan Utara berada 4-8% di atas PDRB per kapita Kota Magelang, sementara itu untuk Kecamatan Magelang Tengah PDRB perkapita 11-13% di bawah PDRB per kapita Kota Magelang.

Tabel 2.19 Perbandingan PDRB Per kapita

Kecamatan di Kota Magelang Tahun 2011 (dalam ribu rupiah)

Uraian Magelang Selatan

Magelang

Tengah

Magelang

Utara

Penduduk Tengah Tahun 40,021 42,882 35,703

PDRB Perkapita (Rp)

Berlaku 21,019,785.00 17,482,612.00 20,518,057.00

Konstan 10,608,740.00 8,693,954.00 10,418,070.00

PDRB Perkapita (Rp)

Per bulan

Berlaku 1,751,649.00 1,456,884.00 1,709,838.00

Konstan 884,061.67 724,496.14 868,172.50

% PDRB Per Kapita

Kecamatan

terhadap PDRB per

Kapita

Kota Magelang

Berlaku 107.30 89.24 104.74

Konstan 107.60 88.18 105.67

Sumber: PDRB Kota Magelang Tahun 2012

Gambar

Tabel 2.1 Luas Kecamatan dan Kelurahan di Kota Magelang
Gambar 2.1 Luas Daerah Kota Magelang Menurut Kecamatan
Tabel 2.3
Tabel 2.4 di bawah ini menunjukkan jumlah rumah tangga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini digunakan beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan penanaman modal asing di Indonesia antara lain pertumbuhan ekonomi, suku bunga, nilai tukar, dan

Kepemimpinan kepala sekolah belum mampu meningkatkan kinerja guru ke arah yang lebih baik, kurang memberdayakan guru, dan kurang tanggap pada permasalahan yang dihadapi

[r]

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa biopriming benih R3 (isolat F2B1) memiliki nilai yang relatif tinggi baik pada variabel daya berkecambah (DB), potensi

Pemberian pupuk organik yang berbeda berpengaruh nyata pada bobot kering umbi per sampel dan jumlah anakan umur 3 MST namun berpengaruh tidak nyata pada tinggi

For example, if you are testing a graphic design product designed for seasoned end users with knowledge of color theory, you would not want to ask 20 very general questions only to

Menurut rilis pers dari Program Lingkungan PBB, Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang kehadiran genus Eutropis di Hutan Wanagama I dan data mengenai pengaruh faktor jarak dari sumber air