• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Shopping Mall di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Shopping Mall di Kota Medan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1.Shopping Mall

2.1.1.Definisi Shopping Mall

Shopping mall adalah salah satu klasifikasi dari shopping center. Jadi untuk mengetahui definisi shopping mall kita harus mengetahui definisi shopping center terlebih dahulu.

Shopping center adalah sekelompok usaha retail dan usaha komersil lainnya

yang direncanakan, dikembangkan, didirikan, dimiliki dan dikelola sebagai salah satu properti tunggal yang secara tipikal menyediakan area parkir sendiri. Besar dan orientasi sebuah shopping center umumnya ditentukan oleh karakteristik pasar dari area perdagangan yang mampu dilayaninya. (International Council of Shopping Center (ICSC), 2010).

Posisi shopping mall dalam klasifikasi sebuah shopping center dapat dilihat pada skema berikut ini:

a. Klasifikasi berdasarkan karakteristik fisik

(2)

9

b. Klasifikasi berdasarkan karakteristik kepemilikan

Diagram 2.1.2 Klasifikasi Shopping Centre Berdasarkan Kepemilikan

Dari skema di atas maka dapat disimpulkan bahwa shopping mall adalah shopping center berupa bangunan tunggal dengan retail-retail di dalamnya yang ditempati oleh sejumlah penyewa (tenants), memiliki satu atau lebih anchors dan seutuhnya dikelola serta dimiliki oleh satu perusahaan owner.

2.1.2.Fungsi Shopping Mall

Fungsi sebuah shopping mall, yaitu:

a) Tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. b) Tempat bertukar barang dan informasi.

c) Tempat peragaan untuk memasarkan suatu jenis barang kepada konsumen akhir yang dimaksudkan utuk dapat mengetahui kemampuan produsen dalam memproduksi suatu jenis barang.

d) Sebagai titik orientasi kehidupan sosial masyarakat untuk menghidupkan suasana dengan aktifitas yang terjadi.

e) Sebagai fasilitas umum yang menyediakan kebutuhan hidup dan rekreasi masyarakat.

Unsur-unsur dalam shopping mall merupakan penggambaran dari kota, meliputi:

(3)

10 b) Secondary anchor, merupakan trasformasi dari “distrik” berupa magnet

sekunder yang mendukung fungsi magnet utama.

c) Street mall, merupakan transformasi dari “paths” berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet dalam mall.

d) Landscaping, merupakan transformasi dari “edges” sebagai perwujudan dari pertokoan.

2.1.3.Klasifikasi Shopping Centre

International Counciil of Shoppig Center (ICSC) mengklasifikasikan shopping center kedalam 9 (sembilan) tipe seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :

(4)

11 2.2. Lokasi Proyek

2.2.1.Gambaran Umum Kota Medan

Lokasi perancangan berada di kecamatan Medan Timur yang memiliki luas 7,78 km2 atau sekitar 2,9% dari total luas kota Medan.

Kecamatan Medan Timur sendiri terdiri dari 11 kelurahan dimana lokasi site terletak di salah satu kelurahannya, yakni kelurahan Sidodadi yang memiliki luas 0,46 km2 atau sekitar 5,93% dari luas Kecamatan.

Gambar 2.2.1 Peta Tanah Eksisting Kotamadya Medan - Kec.Medan Timur

PETA KOTA MEDAN MENURUT KELURAHAN

(5)

12 2.2.2.Batasan Tapak

Gambar 2.2.2 Batasan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar

˗ Lokasi : Jl. Gb.Josua, Kelurahan Sidodadi - Kec. Medan Timur, Medan - Sumatera Utara.

˗ Luas Tapak : 16.430 m2

˗ KDB : Maksimal 80%

˗ GSB : Jalan Mabar - 6 meter Jalan Berastagi - 12 meter Jalan Gb. Josua - 12 meter Jalan Madong Lubis - 10 meter ˗ Tinggi Bangunan : A maksimal 4 lantai

B maksimal 6 lantai Penanggulangan Lahan Eksisting : Perumahan tunggal ˗ Kelurahan : Sidodadi

˗ Kecamatan : Medan Timur

(6)

13 2.2.3.Penggunaan Tanah Eksisting Radius 2 km

A

Gambar 2.2.3 Penggunaan Tanah Eksististing Radius 2 Km

Batasan Site : a. Batasan Jalan

 Utara : Jl. Mabar (Lokal Primer)  Selatan : Jl. Berastagi (Lokal Primer)  Barat : Jl. Gb. Josua (Kolektor Primer)  Timur : Jl. Madong Lubis (Kolektor sekunder) b. Batasan Fisik

 Utara : Gas station, sekolah dan perumahan tunggal  Selatan : Komersil deret dan perumahan tunggal  Barat : Komersil deret

 Timur : Perumahan tunggal c. Batasan Kelurahan

 Utara : Kel. Persiapan perintis

 Selatan : Kel. Pandau Hulu (Kec. Medan Perjuangan)  Barat : Kel. Gang Buntu

 Timur : Kel. Sei Kerah Hulu (Kec. Medan perjuangan) d. Batasan Kecamatan

 Utara : Kec. Medan Perjuangan

(7)

14

EXISTING

SITE

Lokasi site dilihat dari Jl.Perintis Kemerdekaan berada langsung di belakang SPBU

Site dilihat dari jalan Mabar berupa perumahan tunggal permanen dengan ketinggian maksimal 2 lantai.

Perumahan permanen maksimal berlantai dua Beberapa ruko maksimal 3 lantai dan deretan bengkel dalam bentuk kios –kios kecil yang tidak permanen

Gang kecil yang dalam kondisi existing telah dipagari oleh masyarakat.

(8)

15 Kondisi existing site didominasi oleh perumahan

tunggal, beberapa ruko dengan ketinggian rumah maksimal 3 lantai.

Selain itu di pinggiran Jl. GB Joshua terdapat kios-kios yang tidak permanen (dari papan) yang membuka usaha bengkel kendaraan bermotor.

Kondisi bangunan cenderung merapat ke arah jalan hingga berbatasan langsung dengan badan jalan.

2

3

6

1

5

4

PANORAMA VIEW

1

2

3

(9)

16 2.2.4.Peruntukan Lahan

Penentuan perencanaan pembangunan di suatu lahan harus seiring dan berdasar pada

Peraturan pengembangan wilayah yang berlaku di daerah tersebut. Peraturan-peraturan tersebut telah diatur oleh pemerintah untuk dapat digunakan sebagai penunjang program suatu daerah dalam memanfaatkan ruang wilayah secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna, berhasil guna, berbudaya dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan memelihara ketahanan nasional.

Dalam menentukan dan melakukan proses perancangan ini antara lain digunakan dasar dalam penentuan keputusan peruntukan perancangan, yakni :

a) Perda Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011.

b) RTRW Kota Medan Tahun 2008 - 2028.

c) RDTR Kecamatan Medan timur 2010

a. Perda Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011

Dalam Perda kota Medan Nomor 13 tahun 2011 tentang Rencata Tata Ruang Wilayah

Kota Medan Tahun 2011 – 2031 terdapat beberapa ketentuan yang berkaitan dengan lahan perancangan, baik secara langsung maupun tidak. Ketentuan-ketentuan tersebut yaitu :

˗ Pasal 14 (3) & (4) : Kecamatan Medan Timur (Kelurahan Perintis Kemerdekaan dan Gang Buntu) ditetapkan sebagai pusat pelayanan kota di pusat kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis, pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota, dan pusat pelayanan ekonomi.

(10)

17 keamanan tepatnya di sekitar jembatan layang Pulo Brayan, meliputi kecamatan Medan Deli, seluruh kelurahan di Medan Timur (kecuali Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang Buntu), serta seluruh kelurahan di Medan Barat (kecuali Kelurahan Kesawan dan Silalas).

b. RTRW Kota Medan Tahun 2010 – 2030

Dalam RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030 ditetapkan bahwa :

(11)

18 c. RDTR Kecamatan Medan Timur 2010

Dalam RDTR Kecamatan Medan Timur terdapat beberapa poin penting yang berpengaruh dalam penentuan peruntukan site perancangan. Poin-poin tersebut, yakni :

˗ Peran dan fungsi kawasan Medan Timur yang berpengaruh terhadap site.

Peran

 Medan Timur merupakan lokasi dari pusat pelayanan primer

dan sekunder yang berperan penting dalam pengembangan kegiatan perekonomian di Medan.

 Pemerintah mengarahkan pengembangan kawasan Medan timur

untuk berperan sebagai pusat kegiatan jasa, komersil dan pusat pemerintahan yang memungkinkan kawasan Medan Timur akan menjadi kawasan yang sangat potensial untuk aktivitas komersil.  Fungsi

Berdasarkan arahan rencana tata ruang, fungsi kawasan Medan Timur adalah :

 Pusat pemerintahan kecamatan.

 Pusat perdagangan dan jasa skala pelayanan lokal (kecamatan)  Pusat pelayanan sosial (pendidikan umum dan kejuruan,

kesehatan, peribadatan, sosial budaya dan sebagainya)

 Pusat pelayanan transportasi massal (mass trapid trans) skala

pelayanan kecamatan.

 Pusat pemukiman (residential subcenter).

˗ Konsep pengembangan kawasan Medan Timur yang berpengaruh langsung terhadap site dan sekitarnya

Konsep pengembangan aspek pemukiman

 Pengembangan perumahan pada masa mendatang dilakukan

(12)

19 berpotensi membutuhkan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan harian penduduk.

 Pengaturan distribusi jumlah dan kepadatan rumah tinggal

sehingga tercapai kesesuaian dan keseimbangan distribusi pusat-pusat pelayanan. Hal ini memungkinkan pemenuhan fasilitas bagi penduduk sesuai skala masing-masing pusat pelayanan.  Konsep pengembangan dan pengelolaan transportasi

 Perencanaan sistem jaringan jalan hirarkis yang sangat

berpotensi mendukung pengembangan kawasan.

 Perencanaan penataan parkir terutama di kawasan komersial.

Hal ini akan sangat mendukung aktifitas komersil.

 Perencanaan jalur pedestrian bagi kenyamanan pejalan kaki

terutama di jalur pendidikan, perdagangan dan rekreasi.  Konsep pengembangan aspek perekonomian

 Berdasarkan data PDRB kota Medan dapat dilihat bahwa

sektor-sektor yang berkontribusi cukup besar terhadap perekonomian kota Medan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor industri dan keuangan. Hal ini merupakan indikasi potensi apa yang paling kuat untuk dikembangkan di kawasan perancangan.

 Dalam peran perekonomian di kota Medan, Medan Timur

memiliki kontribusi yang signifikan dalam kegiatan perdagangan (niaga) dan jasa yang merupakan sektor utama ekonomi kota Medan. Ini merupakan potensi besar pengembangan lahan perancangan sebagai kawasan komersil/perdagangan.

Konsep pengembangan Ruang Terbuka Hijau

 Konsep pengembangan Ruang Terbuka Hijau di kecamatan

(13)

20 perancangan ruang terbuka hijau pada proses perancangan dalam site.

˗ Prospek peningkatan nilai lahan di kawasan Medan Timur yang berpengaruh terhadap site.

 Rencana pengembangan superblock di pusat kota Medan yang

sebagiannya terdiri atas pengembangan stasiun KA, perumahan vertikal, pusat komersial serta airport city check in yang akan meningkatkan nilai kawasan Medan Timur berkali-kali lipat dibandingkan saat ini serta akan memiliki potensi dalam sektor ekonomi yang sangat besar.

 Pengembangan pusat pelayanan baru yaitu pusat sekunder Pulo

Brayan akan memicu perkembangan pada kawasan sekitarnya, serta memberi dampak positif yang sama sebagaimana pengembangan kawasan superblock.

 Pengembangan stasiun KA baru di Pulo Brayan dengan pendekatan

Transit Oriented Development akan meningkatkan nilai lahan pada

kawasan Medan Timur karena merupakan kawasan yang memiliki kedekatan dengan pusat simpul transportasi regional.

 Pengembangan akses-akses baru yang menghubungkan pusat-pusat

kegiatan di kecamatan Medan Timur dan wilayah regionalnya akan semakin meningkatkan aksesibilitas kawasan sehingga secara langsung berpengaruh terhadap peningkatan nilai kawasan.

˗ Konsep pengembangan struktur ruang Medan Timur yang berpengaruh terhadap site

Pusat Primer

(14)

21 jasa komersial vertikal, pusat perdagangan skala besar dan RTH perkotaan dan pusat pelayanan transportasi.

Pusat Sekunder II

Kawasan Pulo Brayan di bagian utara Medan Timur merupakan pusat sekunder II. Kawasan ini memiliki fungsi pelayanan skala regional sebagai pusat sekunder II dan secara mikro juga melayani kawasan Medan Timur. Hal ini merupakan potensi dalam pengembangan kawasan site. Fungsi yang dikembangkan di kawasan ini masih sama dengan fungsi yang dikembangkan di pusat primer.

Pusat Sekunder III

Pusat sekunder III adalah pusat pelayanan skala lingkungan yang tersebar di setiap unit lingkungan/blok kawasan serta kelurahan. Fungsi yang diarahkan pada pusat sekunder III ini adalah pendidikan, kesehatan, RTH dalam bentuk taman dan fasilitas olahraga, fasilitas peribadatan dan fasilitas perdagangan skala lingkungan.

˗ Konsep pengembangan pola ruang kawasan budidaya di Medan Timur yang berpengaruh terhadap site

Kawasan perumahan

Dikembangkan di seluruh kawasan Medan Timur. Pada pusat-pusat pelayanan dikembangkan kawasan perumahan dengan fungsi campuran (mixed use).

Kawasan komersial

 Dalam skala makro meliputi TOD dan airport city check in.  Dalam skala mikro meliputi pengembangan koridor komersial

(15)

22  Kawasan fungsi campuran (mixed use)

Pengembangan kawasan ini terkait dengan pengembangan kawasan superblock CBD. Pengembangan mixed use yang direncanakan

adalah antara perumahan dan komersial.

Kawasan fasilitas pelayanan umum dan sosial

Dikembangkan pada pusat-pusat pelayanan skala kota, kecamatan dan lingkungan. Pengembangan berupa fasilitas pendidikan, kesehatan dan peribadatan.

Kawasan ruang terbuka hijau

Dikembangkan dalam bentuk taman-taman lingkungan di setiap unit lingkungan dan privat.

(16)

23

Diagram 2.2.1 RDTR Kota Medan

RDTR Kota Medan

 Direncanakan sebagai lokasi pusat primer dan sekunder.

 Arahan pengembangan oleh pemerintah untuk pusat kegiatan jasa, komersil, sosial, TOD, pemukiman dan pusat Peran dan Fungsi Kawasan Medan

Timur

 Pengembangan stasiun KA, perumahan vertikal, pusat komersial serta airport city check in di Medan Timur sebagai bagian dari rencana pengembangan superblock kota Medan.

 Pengembangan pusat sekunder Pulo Brayan.

 Pengembangan stasiun KA baru di Pulo Brayan dengan

pendekatan Transit Oriented Development (TOD).

 Pengembangan akses-akses baru yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan di Kecamatan Medan Timur dan sekitarnya.

Prospek Peningkatan Nilai Lahan

Pusat primer, yakni kelurahan Gang Buntu dan kelurahan Persiapan Perintis yang masuk dalam CBD kota Medan.

Pusat sekunder II, kawasan Pulo Brayan.

Pusat sekunder III, tersebar di setiap unit lingkungan/blok kawasan serta kelurahan.

Konsep Pengembangan Struktur Ruang

Konsep pengembangan aspek pemukiman, dilakukan dengan intensifikasi penggunaan lahan dan pengaturan jumlah distribusi kepadatan menurut pusat-pusat pelayanan.

Konsep pengembangan dan pengolahan transportasi, dilakukan dengan perencanaan sistem jaringan jalan yang hirarki, perencanaan penataan parkir dan perencanaan jalur pedestrian.

Konsep pengembangan aspek perekonomian, dilakukan dengan peningkatan pengembangan kegiatan ekonomi di kawasan Medan Timur, sebab dari data PDRB diketahui bahwa sektor yang berkontribusi cukup besar terhadap aspek perekonomian kota Medan di Medan Timur adalah perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor industri dan keuangan.

Konsep pengembangan RTH, dilakukan dengan penerapan konsep 30% RTH dari luas seluruh wilayah berdasarkan UU tahun 2007.

Konsep Pengembangan Kawasan Medan Timur

Kawasan perumahan, dikembangkan di seluruh kawasan Medan Timur.

Kawasan komersial, dalam skala makro berupa pengembangan stasiun KA dan airport city check in. Dalam skala mikro berupa pegembangan koridor komersial pada jalur-jalur utama yang melintasi kawasan Medan Timur serta pengembangan pelayanan komersial skala lingkungan pada pusat-pusat lingkungan.

Kawasan mixed use, pengembangan kawasan superblock CBD dengan campuran fungsi perumahan dan komersial.

Kawasan fasilitas pelayanan umum dan sosial, fasilitas pendidikan, kesehatan dan peribadatan dikembangkan pada setiap pusat pelayanan skala kota, kecamatan dan lingkungan.

Kawasan RTH, dalam bentuk taman-taman lingkungan di setiap unit lingkungan dan privat.

(17)

24 2.2.5.Rencana Detail Tata Ruang Kec. Medan Timur

a. Zoning Existing Site 2010

Gambar 2.2.4 Lokasi Rencana Tapak

(18)

25 b. Planning Zoning Menurut Peruntkan Pemerintah 2008 - 2028

Gambar 2.2.5 Zoning Kec. Medan Timur

(19)

26 2.2.6.Aksesibilitas

Site perancangan memiliki lokasi yang sangat strategis. Dapat dilihat dari

kelurahan dimana site berada yakni kelurahan Sidodadi yang berbatasan langsung dengan dua kelurahan yang menjadi bagian dari pengembangan CBD kota Medan yakni kelurahan Perintis Kemerdekaan dan kelurahan Gang Buntu. Kedua kelurahan tersebut adalah pusat primer dengan skala pelayanan seluruh kota Medan. Lokasi site memiliki akses langsung menuju pusat primer tersebut.

Ditinjau berdasarkan akses dari pusat sekunder, site juga merupakan daerah yang sangat mudah diakses terutama dari pusat sekunder III yang berada di bagian utara lokasi site. Lokasi site yang strategis ini tentu sangat mendukung untuk kegiatan sosial budaya dan jasa komersial.

Gambar dibawah menunjukkan lokasi site dan gambaran aksesibilitasnya dari berbagai pusat yang potensial di kecamatan Medan Timur.

Pusat primer, yakni kelurahan Gang Buntu dan kelurahan Persiapan Perintis yang masuk dalam CBD kota Medan.

Pusat sekunder II, kawasan Pulo Brayan.  Pusat sekunder III,

(20)

27

Gambar 2.2.6 Aksesibilitas Menuju Ke Lokasi Tapak

(21)

28 2.3. Studi Banding

a. Thamrin Plaza, Medan

Gambar 2.3.1 Tampak Depan Thamrin Plaza

Thamrin Plaza adalah salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di kota Medan, Sumatera Utara. Thamrin Plaza terletak di Jalan Thamrin dan bisa dicapai dari gerbang lain selain gerbang depan, yaitu dari jalan Asia dan jalan Bakaran Batu.

Thamrin Plaza terletak berdekatan dengan Pasar Ramai, yang merupakan salah satu pasar terbesar di Medan. Pasar yang lumayan lengkap ini pantas dikunjungi setelah selesai berbelanja di Thamrin Plaza. Mempunyai bermacam-macam toko pakaian, alat rumah tangga, warung makanan, toko kosmetik, toko sepatu, toko perhiasan, dan lain-lain.

Thamrin Plaza memiliki tujuh lantai dengan ukuran sedang. Thamrin Plaza sangat populer akan Matahari Department Store yang terdapat di hampir setiap lantai. Selain itu, di lantai 7 juga terdapat Thamrin 21 dan arena bermain TimeZone.

Department store, supermarket dan ratusan

(22)

29 Pengunjung Thamrin Plaza dalam sehari rata-rata mencapai 20.000 pengunjung dan meningkat hingga 40.000 pengunjung pada hari libur dan hari besar keagamaan.

Gambar 2.3.2 Akses Menuju Ke Thamrin Plaza

Dengan tingkat occupancy yang mencapai 100% serta tenancy mix yang lengkap dan baik Thamrin Plaza menjadi salah satu shopping center yang diminati para tenant untuk membuka usaha.

Analisa Studi Banding Proyek Sejenis

Luas tanah ±30.000 m2

Luas bangunan sewa 24.000 m2

Lahan parkir 6.120 m2

Jumlah anchortenant ˗ Matahari department store: 5.818 m2 ˗ Maximart swalayan: 1410 m2 ˗ D’Loft food court:1915 m2

Jumlah retail berdasarkan lantai

LANTAI 1

˗ Coty

˗ Davido Bakery

˗ Guardian

˗ Post Media

˗ Texas Fried Chicken

˗ The Medic Store

˗ Vacant

(23)
(24)

31

˗ Killiney Kopi Tiam

˗ Mc Donald’s

˗ Texas Fried Chicken Persentase anchortenant 38%

Persentase retail 62%

Harga sewa tenant Rp. 200.000 s/d 300.000 per m2 per bula

Fasilitas Parkir

ATM

RTH Hampir tidak ada kecuali taman-taman kecil di

sela-sela pembatas jalan.

Tabel 2.3.1 Analisa Ruang Pada Gedung Thamrin Plaza

Dilihat dari segi pengunjung, yang mendominasi di Thamrin Plaza adalah dari etnis Tiong Hoa dan kalangan pelajar/mahasiswa. Hal ini diakibatkan letak Thamrin Plaza yang memang berada di seputaran daerah jalan Asia yang didominasi oleh etnis Tiong Hoa dan sekolah serta kampus di sekitarnya.

Dari data-data di atas, jika ditinjau berdasarkan standard ICSC mengenai shopping center maka Thamrin Plaza termasuk dalam kelas community center

dengan skala pelayanan 5 – 9 km. Namun berbeda dengan perhitungan dari standard, Thamrin Plaza masih kekurangan 2% dari anchor tenant yang seharusnya.

(25)

32 Thamrin Plaza justru menambah kemacetan ketika beberapa mobil yang akan masuk mengantri di jalan tersebut.

Kekurangan yang lain terlihat dari sangat minimnya RTH di kawasan ini. Satu-satunya RTH yang ada adalah taman-taman di sela-sela pembatas jalan atau tanaman seadanya yang diletakkan di pot di sepanjang pedestrian.

Dari segi penataan tenant, Thamrin Plaza sudah cukup baik. Bangunan ini memiliki sistem sirkulasi terpusat dimana setiap tenant menghadap pusat bangunan. Hal ini memungkinkan keuntungan posisi tenant yang lebih bisa dilihat oleh setiap pengunjung menjadi lebih sama rata.

Dari fasilitas dan pengamatan pengunjung pada Thamrin Plaza dapat dianalisa hubungan kegiatan pengunjung Thamrin Plaza, yakni:

Diagram 2.3.1 Sirkulasi Manusia Pada Gedung Thamrin Plaza Medan

Menuju Thamrin Plaza

Berjalan kaki Menggunakan kendaraan

Kegiatan utama pengunjung di

dalam Thamrin Plaza Kegiatan sanitasi

Memarkirkan kendaraan

(26)

33 Sedangkan analisa hubungan kegiatan pedagang/karyawan Thamrin Plaza dapat dilihat sebagai berikut:

Diagram 2.3.2 Aktifitas Manusia Pada Gedung Thamrin Plaza Medan

Dari analisa kegiatan Thamrin Plaza tersebut, dapat dikembangkan sebuah konsep kebutuhan ruang mall.

Menuju Thamrin Plaza

Berjalan kaki Menggunakan kendaraan

Kegiatan utama pengunjung di dalam

Thamrin Plaza

Loading/ unloading barang

Memarkirkan kendaraan

Pulang

Ibadah

Kegiatan sanitasi

Gambar

Tabel 2.1.1 Klasifikasi Shopping Centre
Gambar 2.2.1 Peta Tanah Eksisting Kotamadya Medan - Kec.Medan Timur
Gambar 2.2.2 Batasan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar
Gambar 2.2.3 Penggunaan Tanah Eksististing  Radius 2 Km
+7

Referensi

Dokumen terkait

MEDAN MARELAN PADA DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG KOTA MEDAN TA.2017

MEDAN BELAWAN PADA DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG KOTA MEDAN

MEDAN SELAYANG PADA DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG KOTA MEDAN TA.2017

SELAYANG PADA DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG KOTA MEDAN

Program pengembangan kawasan budidaya terdiri dari pengembangan kawasan perumahan; kawasan komersial (perdagangan, jasa, pemerintahan dan bangunan umum); kawasan

Dan saat ini aktualitanya di Semarang, Khususnya pada Kawasan Semarang Barat belum terdapat sebuah fasilitas komersial sebagai tempat berbelanja sekaligus refreshing yang

Laporan yang penulis susun ini, adapun intinya merupakan pengembangan pusat komersial shopping mall dan office, yang berada pada suatu kawasan TOD yang berpusat pada

Sehingga dari beberapa aspek dan pengertian dari konsep city walk maka dapat disimpulkan bahwa shopping mall yang menerapkan konsep citywalk ini merupakan pusat perbelanjaan berupa open