• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV - DOCRPIJM 4499368bd3 BAB IV03 4 RV RPI2JM KDS Profil Kab Kudus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV - DOCRPIJM 4499368bd3 BAB IV03 4 RV RPI2JM KDS Profil Kab Kudus"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PROFIL KABUPATEN KUDUS

4.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kabupaten Kudus dengan luas wilayah 42.516 Ha merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah,

terletak diantara 4 (empat) Kabupaten yaitu :

 Utara : Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati  Timur : Kabupaten Pati

 Selatan : Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Demak  Barat : Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara

Secara geografis, letak Kabupaten Kudus antara 110”36’ dan 110”50’ Bujur Timur dan 6”51’ dan 7”16’ Lintang Selatan. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 16 km dan dari utara ke selatan 22 km. Secara

administrasi, Kabupaten Kudus terbagi atas 9 kecamatan, 123 desa serta 9 kelurahan.

Tabel IV.1

Luas Wilayah Kabupaten Kudus Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas (Ha) Persentase

(%)

Kabupaten Kudus 42.515,64 100,00

(2)
(3)

4.2. Gambaran Demografi

4.2.1. Jumlah Penduduk

Pada tahun 2015 jumlah penduduk seluruh wilayah Kabupaten Kudus 831.303 jiwa, dengan jumlah

penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Jati yaitu 106.256 jiwa (12,78%) dan jumlah penduduk

terkecil terdapat di Kecamatan Bae yaitu 71.423 jiwa (8,59%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel IV.2

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2015

No Kecamatan Jumlah Penduduk Persentase

(%)

Kabupaten Kudus 831.303 100,00%

Sumber : Kabupaten Kudus Dalam Angka, 2016

4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk Kabupaten Kudus terdiri dari 409.312 jiwa laki-laki

(49,24%) dan 421.991 jiwa perempuan (50,76%),dengan sex ratio 97,00. Selengkapnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel IV.3

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2015

No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Sex

Ratio

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kaliwungu 46.131 47.326 93.457 97,48

2 Kota 47.529 50.432 97.961 94,25

(4)

No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Sex Ratio

Laki-laki Perempuan Jumlah

4 Undaan 36.651 37.281 73.932 98,31

Kabupaten Kudus 409.312 421.991 831.303 97,00

Sumber : Kabupaten Kudus Dalam Angka, 2016

4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin

Berdasarkan data statistik daerah, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kudus terus menurun

persentasenya selama tiga tahun terakhir. Garis kemiskinan di Kabupaten Kudus tahun 2014 sebesar

314.211 rupiah perkapita setiap bulannya.

Tabel IV.4

Statistik Kemiskinan Kabupaten Kudus

No Uraian Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

2012 2013 2014

1 Garis kemiskinan (Rp./Kapita/Bulan) 276.317 299.097 314.211

2 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 69.332 70.081 65.800

3 (%) Penduduk Miskin 8,63 8,62 7,99

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2016

Data kemiskinan Kabupaten Kudus juga bisa dilihat dari tingkat kesejahteraan per kecamatan. Jumlah

KK di Kabupaten Kudus pada tahun 2015 sebanyak 220.041 KK dengan klasifikasi keluarga sejahtera

meliputi Keluarga Pra Sejahtera sebesar 29.847 KK (13,56%), Keluarga Sejahtera I sebesar 133.993

KK (60,89%), dan Keluarga Sejahtera II sebesar 56.201 KK (25,54%). Berdasarkan data tersebut,

persentase penduduk miskin tidak terlalu mendominasi di Kabupaten Kudus. Selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel IV.5

Keluarga Menurut Tingkat Kesejahteraan Per Kecamatan Tahun 2015

(5)

No Kecamatan Jumlah KK

Kabupaten Kudus 220.041 29.847 13,56 133.993 60,89

Sumber : Kabupaten Kudus Dalam Angka 2016

Lanjutan Tabel IV.5

No Kecamatan Jumlah KK Sejahtera II

(KK)

Kabupaten Kudus 220.041 56.201 25,54

Sumber : Kabupaten Kudus Dalam Angka 2016

4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun

dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Menurut

Kabupaten Kudus Dalam Angka, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah penduduk di Kabupaten

Kudus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kudus

dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk alami. Pada tahun 2015, laju pertumbuhan penduduk 1,22%

dimana mengalami penurunan 1,72% dari tahun sebelumnya.

Tabel IV.6

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2015

No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Kaliwungu 90.219 90.879 93.167 93.802 93.018 93.457

(6)

No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)

Kabupaten Kudus 764.606 769.904 791.891 797.003 821.136 831.303

Sumber : Kabupaten Kudus Dalam Angka Tahun 2011-2016

4.2.5. Kepadatan/ Persebaran Penduduk

Berdasarkan data dalam angka tahun 2016, kepadatan penduduk Kabupaten Kudus dalam kurun waktu

lima tahun (2010-2015) cenderung mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak signifikan. Pada

tahun 2015, kepadatan penduduk mencapai 1.955 jiwa/Km2 dengan persebaranpenduduk Kabupaten

Kudus masih belum merata. Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Kota dengan kepadatan

penduduknya 9.354 jiwa/Km2 sedangkan Kecamatan Undaan merupakan kecamatan yang terendah

kepadatan penduduknya 1.030 jiwa/Km2. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel IV.7

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2015

(7)

4.3. Gambaran Topografi

Kabupaten Kudus memiliki topografi yang beragam yaitu ketinggian wilayah yang berkisar antara

5-1600 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang memiliki ketinggian terendah, yaitu 5 meter di atas

permukaan air laut berada di Kecamatan Undaan. Sedangkan wilayah dengan ketinggian tertinggi

berada di Kecamatan Dawe, yang berupa dataran tinggi dengan ketinggian 1600 meter di atas

permukaan laut. Kabupaten Kudus memiliki kelerengan yang bervariasi, yaitu:

 Kelerengan 0-2%

Kelerengan ini memiliki bentuk lahan berupa dataran koluvial dengan relief datar. Kelerengan ini

terdapat di Kecamatan Undaan, Kecamatan Kota, Kecamatan Jati, Kecamatan Kaliwungu,

Kecamatan Mejobo, sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Bae.

 Kelerengan 2-5%

Kelerengan ini memiliki bentuk lahan berupa dataran koluvial dengan relief landai. Kelerengan ini

terdapat di sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe sebelah selatan, Kecamatan Gebog

dan Kecamatan Mejobo.

 Kelerengan 5-15%

Kelerengan ini memiliki bentuk lahan berupa perbukitan struktural dengan relief bergelombang dan

agak curam. Kelerengan ini terdapat di Kecamatan Dawe dan Gunung Pati Ayam bagian Timur.

 Kelerengan 15-40%

Kelerengan ini memiliki bentuk lahan perbukitan struktural dengan relief berbukit kecil dan curam.

Kelerengan ini terdapat di daerah Gunung Pati Ayam bagian utara, Kecamatan Gebog, Kecamatan

Dawe, Kecamatan Jekulo.

 Kelerengan >40%

Kelerengan ini memiliki bentuk lahan perbukitan struktural dengan relief bergelombang dan sangat

curam. Kelerengan ini terdapat di sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe, Kecamatan

Gebog dan daerah Puncak Muria bagian selatan.

4.4. Gambaran Geohidrologi

Geohidrologi Kabupaten Kudus termasuk dalam Satuan Wilayah Sungai Jratunseluna terdiri dari 2

(8)

(S.Serang, Lusi, dan Juana). Pada DAS Seluna terdapat 3 lokasi mata air utama, yang terbesar berasal

dari pegunungan di Boyolali mengaliri Sungai Serang, dan selanjutnya berasal dari pegunungan kapur

di Blora dan Grobogan mengaliri Sungai Lusi, serta yang ketiga berasal dari pegunungan Muria di

Kudus, Pati, dan Jepara mengaliri Sungai Juana dan drainase Serang Welahan Drain 2 (SWD.2).

Sedangkan akhir sungai-sungai pada DAS Seluna bermuara di 4 lokasi yang seluruhnya di Pantai Utara

Jawa, tiga berada di pantai Kabupaten Demak yaitu SWD.2, SWD.1 (Sungai Serang Lama), Sungai

Wulan (Sungai Serang Hilir) dan muara yang lainnya berada di pantai Kabupaten Pati (Sungai Juana).

Tabel IV.8

Wilayah DAS di Kabupaten Kudus

No SWS, DAS, Sub DAS, Sungai Lokasi

Sumber : www.google.co.id/geohidrologi

4.5. Gambaran Geologi

Kondisi geologi yang terdapat di Kabupaten Kudus merupakan struktur geologi primer yang terdiri dari

kenampakan perlapisan batu gamping dan pasir di bagian selatan dari Kota Kudus. Fase tektonik yang

terjadi di Komplek Muria erat kaitannya dengan fase tektonik di cekungan Jawa Timur Utara, terutama

Zona Rembang (Van Bemmelen, 1949). Zona Rembang mengalami 2 (dua) kali fase tektonik, yaitu

(9)

Kabupaten Kudus memiliki sruktur tanah yang bervariasi mulai daerah pantai, perbukitan sampai

pegunungan. Berikut ini adalah jenis tanah yang terdapat di daerah Kabupaten Kudus dan

penyebarannya:

1. Jenis tanah andosol

Penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.

2. Jenis tanah grumosol mediteran.

Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.

3. Jenis tanah latosol merah

Penyebarannya meliputi Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.

4. Jenis tanah planosol coklat

Penyebarannya di Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan, Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan

Jekulo.

5. Jenis tanah latosol coklat

Penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.

6. Jenis tanah litosol grumosol

Penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.

7. Jenis tanah mediteran

Jenis tanah ini penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe,

Kecamatan Bae, Kecamatan Kota, Kecamatan Mejobo, Kecamatan Jati dan Kecamatan Kaliwungu.

8. Jenis tanah aluvial coklat

Jenis tanah ini paling banyak dijumpai di Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan, Kecamatan Jekulo

dan Kecamatan Kaliwungu.

4.6. Gambaran Klimatologi

Kabupaten Kudus secara umum dipengaruhi oleh zona iklim tropis basah dan memiliki temperatur

sedang. Bulan basah jatuh antara bulan Oktober–Mei dan bulan kering terjadi antara Juni–September,

sedang bulan paling kering jatuh sekitar bulan Agustus. Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi

Pertanian Kudus, jumlah hari jujan terbanyak terjadi pada bulan Januari dan Desember 2015 yaitu 17

(10)

Suhu udara rata-rata di Kabupaten Kudus pada tahun 2015 berkisar antara 19,5ºC sampai 31,5 ºC

dengan kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 68,8% sampai 76,8%. Dibandingkan dengan

tahun 2014, dari data terlihat rata-rata suhu udara maksimum mengalami peningkatan suhu udara.

Tabel IV.9

Banyaknya Hari Hujan dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2011-2015 (Hari)

No Bulan 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Stasiun Meteorologi Pertanian Kudus (Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2016)

Tabel IV.10

Banyaknya Curah Hujan dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2011-2015 (mm)

No Bulan 2011 2012 2013 2014 2015

(11)

Tabel IV.11

Suhu Udara Rata-rata Maksimum dan Minimum dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2015 (ºC)

No Bulan 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Stasiun Meteorologi Pertanian Kudus, Kabupaten Kudus Dalam Angka tahun 2016

Tabel IV.12

Kelembaban Udara Rata-Rata

dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2015 (%)

No Bulan 2011 2012 2013 2014 2015

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

4.7. Gambaran Sosial dan Ekonomi

4.7.1. Gambaran Sosial

4.7.1.1.Tingkat Pendidikan Masyarakat

Secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka akan semakin baik kualitas

sumber dayanya. Karena pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

masyarakat yang sangat berperan meningkatkan kualitas hidup.

Berdasarkan data Kabupaten Kudus Dalam Angka tahun 2016, jumlah penduduk yang bersekolah

secara umum mengalami fluktuasi selama periode tahun ajaran 2010/2011-2014/2015, hal ini dapat

dilihat dari banyaknya murid di beberapa jenjang pendidikan yang mengalami kenaikan dan penurunan.

Pada pendidikan SD jumlah penduduk yang bersekolah mengalami penurunan sebesar 0,71%

dibandingkan tahun ajaran sebelumnya. Untuk pendidikan SLTP mengalami kenaikan jumlah murid

sebesar 0,77%. Sedangkan untuk pendidikan SLTA juga mengalami kenaikan sebesar 9,17%.

Tabel IV.13

Banyaknya Sekolah, Murid, dan Guru di Kabupaten Kudus Tahun 2015

No Tingkat Pendidikan Sekolah Murid Guru

1 Taman Kanak-kanak (TK) 223 13.177 1.022

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah

garis kemiskinan. Garis Kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang

disetarakan dengan 2.100 kilo kalori perkapita per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan

yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Garis kemiskinan merupakan jumlah

nilai pengeluaran minimum makanan maupun non makanan yang merupakan batas pengeluaran

seseorang dianggap sebagai penduduk miskin.

Berdasarkan data Kabupaten Kudus Dalam Angka tahun 2016, pada rentang tahun 2011 sampai

(19)

persentase penduduk miskin terhadap total jumlah penduduk di Kabupaten Kudus, dari yang tercatat

pada tahun 2011 sebanyak 9,45%, sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 7,99%.

Berikut ini data jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kudus.

Tabel IV.14

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Kudus

No Tahun

Sumber : Kabupaten Kudus Dalam Angka, Tahun 2016

Kemudian berdasarkan wilayah kemiskinan di Kabupaten Kudus terbagi menjadi tiga kategori miskin,

kemiskinan sedang, kemiskinan rendah yaitu sebagai berikut :

Tabel IV.15

Desa Miskin di Kabupaten Kudus

No Kecamatan Miskin Kemiskinan Sedang Kemiskinan Rendah

1 Undaan Undaan Kidul,

2 Kota Demaan Janggalan, Nganguk,

(20)

No Kecamatan Miskin Kemiskinan Sedang Kemiskinan Rendah 3 Dawe Lau, Kandangmas Margorejo, Rejosari,

Puyoh, Kajar,

4 Jekulo Honggosoco Bulungcangkring, Bulung Kulon,

Jojo, Payaman Gulang, Kirig, Temulus, Hadiwarno,

9 Kaliwungu Kedungdowo Gamong, Sidorekso, Papringan, Mijen, Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus (BPS Kabupaten Kudus) 2016

4.7.2. Gambaran Ekonomi

4.7.2.1.PDRB Kabupaten Kudus

Salah satu indikator kondisi perekonomian daerah dapat dilihat dari nilai PDRB (Produk Domestik

Regional Brutto), yang dapat diartikan sebagai kemampuan suatu wilayah untuk menghasilkan barang

dan jasa dari seluruh kegiatan ekonomi yang ada. PDRB merupakan gambaran perekonomian suatu

wilayah. Secara matematis PDRB adalah komulatif nilai tambah bruto dari seluruh sektor lapangan

(21)

Menurut data Kabupaten Kudus Dalam Angka tahun 2016, nilai PDRB Kabupaten Kudus atas dasar

harga berlaku pada tahun 2015 adalah sebesar 84,92 trilyun rupiah, yang mengalami kenaikan sebesar

8,08 %. Sedangkan untuk nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2015 sebesar 65,18 trilyun

rupiah, naik sebesar 4,08 % dari tahun sebelumnya.

Tabel IV.16

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2000=100)

No Sektor 2013 2014 2015

7 Perdagangan, reparasi mobil dan sepeda motor 7,03 5,64 6,67

8 Pengangkutan & Pergudangan 8,95 8,51 9,59

9 Penyediaan akomodasi & makan 6,84 7,64 10,20

10 Informasi dan komunikasi 8,43 13,16 9,53

11 Jasa keuangan & asuransi 5,15 4,97 7,55

12 Real estate 7,92 7,21 7,61

13 Jasa perusahaan 9,83 7,12 8,86

14 Administrasi pemerintahan, pertahanan, jaminan sosial 2,68 0,88 5,32

15 Jasa pendidikan 9,54 10,15 7,08

16 Jasa kesehatan & sosial 7,14 11,17 7,07

17 Jasa lainnya 9,25 8,51 4,02

PDRB 4,36 4,47 4,08

PDRB TANPA MIGAS 4,36 4,47 4,08

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2016 (BPS Kabupaten Kudus)

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, lapangan usaha industri masih menjadi kontributor utama,

sebagai pemberi andil terbesar dalam nilai PDRB tahun 2015. Kontribusi lapangan usaha industri

Pengolahan untuk PDRB tahun 2015 atas dasar harga berlaku sebesar 81,09%, diikuti oleh lapangan

usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 5,53%. Sedangkan

kontribusi dari lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha lainnya masih di bawah 5 %, yakni sektor

oertanian sebesar 2,40%, sektor konstruksi sebesar 3,19%, sektor keuangan sebesar 1,73%, sektor

akomodasi dan makan minum sebesar 1,16%, dan yang lainnya.

Dari tahun 2010 kontribusi dari sektor industri pengolahan terlihat stabil. Hal ini menunjukkan kemajuan

dalam proses industrialisasi. Besarnya sektor industri menunjukkan bahwa sektor ini memegang

(22)

Kabupaten Kudus merupakan kabupaten dengan wilayah yang kecil, namun dari sisi industri memiliki

potensi dan peluang pasar yang dapat diandalkan.

Tabel IV.17

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Kudus Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2015 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pertanian 1.315.173 1.387.112 1.411.791 1.411.530 1.491.317

2 Pertambangan dan

Penggalian 55.235 61.740 64.288 68.863 71.392

3 Industri Pengolahan 45. 206.111 46.818.348 48.686.035 50.757.708 52.497.345

4 Listrik, Gas 25.297 27.705 30.036 31.261 30.497

5 Air, sampah dan limbah 11.020 12.172 12.855 13.496 13.796

6 Bangunan/ Konstruksi 1.643.300 1.823.412 1.915.309 2.000.040 2.121.325 7 Perdagangan, reparasi mobil

dan sepeda motor 3.008.185 3.111.215 3.329.985 3.517.733 3.752.373 8 Pengangkutan & pergudangan 552.658 593.830 646.981 702.056 769.366 9 Penyediaan akomodasi &

makan 577.908 616.466 658.606 708.890 781.179

10 Informasi dan komunikasi 311.946 348.029 377.372 427.043 467.736 11 Jasa keuangan & asuransi 832.457 896.868 943.020 989.886 1.064.595

12 Real estate 288.244 315.381 340.359 364.894 364.648

13 Jasa perusahaan 47.082 49.990 53.979 57.740 57.740

14 Administrasi pemerintahan,

pertahanan, jaminan sosial 468.717 475.522 488.251 492.548 518.776

15 Jasa pendidikan 427.542 467.769 512.406 564.419 604.373

16 Jasa kesehatan & sosial 139.007 150.168 160.894 178.862 191.504

17 Jasa lainnya 265.913 285.083 311.465 337.984 351.561

Total PDRB 55.175.795 57.440.811 59.944.557 62.626.023 65.183.803

Sumber :PDRB Kabupaten Kudus 2016 (BPS Kabupaten Kudus)

4.7.2.2.Kondisi Inflasi Daerah

Inflasi didefinisikan sebagai situasi dimana harga-harga mengalami peningkatan yang disebabkan oleh

meningkatnya pengeluaran atau belanja masyarakat yang lebih cepat dari produk yang dihasilkan.

Angka/laju inflasi tahun 2015 untuk nasional adalah sebesar 3,34% sedangkan untuk Kabupaten Kudus

mengalami inflasi sebesar 3,28% dimana angka tersebut jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni

(23)

Tabel IV.18

Perkembangan Laju Inflasi Nasional, Semarang dan Kudus Tahun 2009-2015 (%)

Tahun Nasional Semarang Kudus

2009 2,78 3,19 3,00

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2016 (BPS Kabupaten Kudus)

Tabel IV.19

Inflasi Kabupaten Kudus Menurut Komoditi Tahun 2012-2015

Komoditi 2012 2013 2014 2015

Bahan makanan 6,47 14,36 9,75 5,15

Makan jadi, minuman, rokok, tembakau 10,89 5,57 6,12 6,37

Perumahan 2,91 4,23 7,85 1,57

Sandang 5,61 1,07 4,67 4,03

Kesehatan 1,83 5,34 8,67 4,66

Pendidikan & Olahraga 1,69 2,12 8,25 4,88

Transport & Komunikasi -0,67 14,80 12,25 -2,34

Umum 4,77 8,31 8,59 3,28

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2016 (BPS Kabupaten Kudus)

4.7.2.3.Potensi Ekonomi (Pertanian, Industri, Perdagangan dan Jasa serta Pariwisata)

Pertanian

Pada sektor pertanian, Kabupaten Kudus merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan

pertanian cukup luas dan tanaman padi merupakan tanaman yang paling banyak ditanam

masyarakat Kabupaten Kudus. Selain padi juga tanaman palawija.

Pada tahun 2015, produksi pagi di Kabupaten Kudus sebesar 33,74% dibandingkan tahun

sebelumnya. Untuk padi sawah, luas panen terluas adalah Kecamatan Undaan yaitu 11.143 hektar,

merupakan kecamatan penyandan pangan dengan produksi sebesar 74.755 ton atau 44,33 % dari

(24)

Tabel IV.20

Statistik Padi Palawija Kabupaten Kudus

Uraian 2012 2013 2014 2015

Padi

Luas Panen (ha) 25.905 27.012 21.682 26.748

Produksi (ton) 148.054 140.201 129.282 170.286

Jagung

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2016 (BPS Kabupaten Kudus)

Industri

Kabupaten Kudus mempunyai banyak industri yang berkembang baik skala besar, menengah

maupun industri kecil. Dengan total kurang lebih 12.957 unit pada tahun 2015, sektor industri

menjadi tiang penyangga utama dari perekonomian Kabupaten Kudus. Karena disamping

memberikan konstribusi besar terhadap nilai PDRB Kabupaten Kudus, juga menyerap tenaga kerja

terbesar terutama industri pengolahan tembakau, yaitu pada tahun 2015 telah menyerap 75.137

jumlah penduduk di Kabupaten Kudus. Disamping industri pengolahan tembakau terdapat industri

pengolahan lainnya seperti industri pengolahan kertas dan barang dari kertas dan industri mesin,

(25)

Tabel IV.21

Banyaknya Perusahaan Industri dan Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Kudus

No Kecamatan Perusahaan

Industri

Kabupaten Kudus 12.957 250.517

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2016 (BPS Kabupaten Kudus)

Perdagangan dan jasa

Kabupaten Kudus terletak pada persimpangan jalur transportasi utama Jakarta-Semarang-Surabaya

dan Jepara-Grobogan. Dengan kondisi tersebut, menjadikan wilayah Kabupaten Kudus sangat

strategis dan cepat berkembang serta memiliki peran utama sebagai pusat aktivitas ekonomi yang

melayani wilayah hinterland, yaitu kabupaten di sekitarnya. Potensi ekonomi tersebut ditandai dari

banyaknya pasar yang ada.

Berdasarkan statistik daerah Kabupaten Kudus 2016, jumlah sarana perdagangan berupa pasar di

Kabupaten Kudus pada tahun 2015 adalah sebanyak 88 buah yang terdiri dari 56 pasar modern, 5

pasar daerah, 25 pasar desa, dan 2 pasar hewan.

Dari ke 88 pasar tersebut, salah satu pasar di Kabupaten Kudus yaitu Pasar Kliwon yang merupakan

pusat grosir konveksi dan tekstil terbesar se-Karisidenan Pati dan Kabupaten Kudus menjadi salah

satu pasar daerah Kabupaten Kudus yang memberikan konstribusi pendapatan daerah serta

sebagai barometer perekonomian masyarakat Kabupaten Kudus.

Pariwisata

Kabupaten Kudus memiliki beberapa obyek wisata yang menarik dikunjungi, baik wisata alam

maupun buatan. Tercatat terdapat 10 obyek wisata yang ada di Kabupaten Kudus yaitu Menara

Kudus, Colo, Tugu Identitas, Kolam Renang Pemda, Kolam Renang Notosari, Krida Wisata,

Museum Kretek, Kolam Renang Griptha, Air Terjun Montel, dan Hutan Wisata Kajar. Dari pbyek

Gambar

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Kudus
Tabel IV.2
Tabel IV.4
Tabel IV.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

kawasan ini terletak pada daerah yang relatif rendah dengan ketinggian. elevasi antara 1,50 sampai 2,50 meter di atas permukaan air laut

Dari hasil analisis yang dilakukan dengan mengacu pada ketetapan persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pertanian dan Jasa-jasa yang merupakan sub sektor potensial

Dari hasil analisis yang dilakukan dengan mengacu pada ketetapan persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pertanian dan Jasa-jasa yang merupakan sub sektor potensial

17 Persentase KK Miskin, Rentan Miskin, dan Tidak Miskin Kabupaten Sleman Tahun 2013 (Sumber: BPS Kab. Perkembangan pertumbuhan ekonomi pada grafik sebagai berikut:. Gambar 4.

Luas Wilayah Rata-rata, Jumlah Penduduk per Desa, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Empat Lawang Tahun 2012.. No Kecamatan

Dilihat dari golongan usia 7-12 tahun angka partisipasi sekolah (APS) Kabupaten Lahat pada tahun 2012 sebesar 98,28 persen yang artinya terdapat sebanyak 98 penduduk yang