• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL KABUPATEN TAPANULI TENGAH - DOCRPIJM 200bc977f1 BAB IV0 BAB 4 PROFIL KAB. TAPANULI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV PROFIL KABUPATEN TAPANULI TENGAH - DOCRPIJM 200bc977f1 BAB IV0 BAB 4 PROFIL KAB. TAPANULI TENGAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PROFIL KABUPATEN TAPANULI TENGAH

4.1. GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki luas 2.194,98 Km2 (219.498 Ha), yang terletak pada koordinat 1°11’00” - 2°22’0” lintang utara, serta 98°07’ - 98°12’ BT Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatas dengan Provinsi NangroeAceh Darussalam;

- Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Tapanuli Selatan;

- Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Pakpak Barat;

- Sebelah Barat berbatas dengan Kota Sibolga dan Samudera Hindia.

Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari 20 kecamatan dengan jumlah penduduk mencapai 324.006 Jiwa dan kepadatan penduduk 148 Jiwa/Km2. Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 2.194,98 Km2atau sekitar 3,03% dari luas Provinsi Sumatera Utara (72.516,69 Km2) sebagaimana dapat dilihat pada peta orientasi dan batas administrasi wilayah sebagaimana terlampir pada peta 1.1 dan peta 1.2.

Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari 20 Kecamatan dan 215 desa/kelurahan dengan Ibukota Kabupatennya adalah Pandan. Kecamatan Manduamas merupakan Kecamatan terjauh dari Ibukota Kabupaten, sedangkan Kecamatan Tukka adalah Kecamatan dengan jarak terdekat dari Ibukota Kabupaten. Adapun luas masing-masing dari kecamatan tersebut dapat dilihat padaTabel 4.1berikut.

Tabel. 4.1. Luas Wilayah per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli TengahTahun 2013

No Kecamatan Luas (Km2) Desa/Kelurahan

1 Pinangsori 78,32 10

2 Badiri 129,49 9

3 Sibabangun 284,64 7

4 Lumut 105,98 6

5 SukaBangun 49,37 6

6 Pandan 36,31 22

7 Tukka 148,92 5

8 Sarudik 25,92 9

9 TapianNauli 83,01 9

10 Sitahuis 50,52 6

11 Kolang 400,65 14

12 Sorkam 116,25 21

13 Sorkam Barat 44,58 12

14 PasaribuTobing 103,36 9

(2)

4.2. DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 adalah 311.232 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 142 jiwa per Km2. Pada tahun 2013 jumlah penduduk mencapai 324.006 Jiwa dan kepadatan penduduk 148 Jiwa/Km2.

Tabel. 4.2. Luas Wilayah, JumlahRumahTangga, Penduduk, PersebaranPenduduk Tahun 2013

Kecamatan

Luas Wilayah

(km2)

Jumlah /Total Persebaran

Penduduk

Pinangsori 78,32 23461 5190 301.85

Badiri 129,49 22990 5047 177.54

Sibabangun 284,64 16972 3726 59.63

Lumut 105,98 11800 2591 111.34

Suka Bangun 49,37 2873 631 58.19

Pandan 36,31 51174 11235 1409.36

Tukka 148,92 11656 2559 78.27

Sarudik 25,92 23022 5054 888.19

Tapian Nauli 83,01 18808 4129 226.58

Sitahuis 50,52 5156 1132 102.06

Kolang 400,65 17122 3759 42.74

Sorkam 116,25 16277 3573 140.02

Sorkam Barat 44,58 14949 3773 335.33

Pasaribu Tobing 103,36 6602 1449 63.87

Barus 21,81 15745 3457 721.92

Sosor Gadong 143,14 12687 2785 88.63

Andam Dewi 122,42 14306 3141 116.86

Barus Utara 63,02 4212 925 66.84

Manduamas 99,55 20155 4425 202.46

Sirandorung 87,72 13859 3043 157.99

Tapanuli Tengah 324006 71134 147.61

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 2013

16 SosorGadong 143,14 9

17 AndamDewi 122,42 14

18 Barus Utara 63,02 6

19 Manduamas 99,55 20

20 Sirandorung 87,72 8

Tapanuli Tengah 2.194,98 215

(3)
(4)
(5)

Komposisi penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah lebih banyak laki-laki (50,19%) dari pada perempuan (49,81%) sehingga rasio untuk jenis kelamin pada tahun 2013 sebesar 100,75%.

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk miskin di Kab.Tapanuli Tengah pada tahun 2013 meningkat 2.384 Jiwa (4.58%) dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 49.613 Jiwa. Angka garis kemiskinan selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan pada tahun 2008 sebesar 210.534 rupiah/kapita/bulan dan pada tahun 2013 sebesar 288.774 rupiah/kapita/bulan.

Tabel. 4.4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Tapanuli Tengah

Tahun Garis

Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin

Persentas e

2009 216405 57.01 17.83

2010 240457 52.20 16.74

2011 266261 52.20 15.96

2012 275330 49.60 15.03

2013 288774 52.00 15.41

(6)

Grafik. 4.1. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Tapanuli Tengah

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah di masa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, termasuk kebutuhan dalam bidang social dan ekonomi. Berdasarkan data statistik di tingkat kabupaten diketahui bahwa pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Tapanuli Tengah dari tahun 2005-2013 adalah sebesar 2,81% jiwa/tahun sebagaimana terlihat Tabel4.4 dan tampilan diagram di bawah ini.

Tabel 4.5

Jumlah Penduduk Menurut Pertambahan Penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2005-2013

Tahun JumlahPenduduk (Jiwa)

Kepadatan (Jiwa/Km2)

LajuPertumbuhan (%)

2005 286.124 130

-2006 297.846 136 4,45

2007 305.922 193 2,97

2008 314.632 143 3,11

2009 323.563 147 3,11

2010 311.232 142 4,33

2011 314.142 143 1,03

2012 318.908 145 1,67

2013 324.006 147 1,76

(7)

4.3. KARAKTERISTIK WILAYAH

4.3.1. Topografi

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di pesisir Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian antara 0–1.266 m di atas permukaan laut (dpl). Kota Pandan adalah Ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah yang berada pada ketinggian antara 0-1.000 m di atas permukaan laut. Umumnya setiap kecamatan yang ada di Tapanuli Tengah memiliki ketinggian yang bervariasi yaitu antara 0-1.000 m di atas permukaan laut, karena umumnya kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah berada di sepanjang pesisir Pantai Barat Sumatera Utara dengan ketinggian antara 0-8 m di atas permukaan laut dan ke arah tengah merupakan kawasan perbukitan yang memiliki ketinggian di atas 100 m dari permukaan laut. Hanya beberapa kecamatan yang tidak berada di pesisir pantai dan terletak di ketinggian antara 100-1.266 diatas permukaan laut, seperti Kecamatan Barus Utara, Kecamatan Pasaribu Tobing, Kecamatan Sitahuis, Kecamatan Tukka, Kecamatan Sukabangun, Kecamatan Lumut dan Kecamatan Sirandorung.

4.3.2. Kelerengan

Peta kemiringan lereng diturunkan dari peta topografi, karena penataan ruang dan peruntukannya banyak sekali ditentukan oleh kondisi kemiringan suatu wilayah, demikian juga pengembangan jaringan utilitas sangat dipengaruhi oleh besarnya kemiringan lereng ini. Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah terbagi dalam beberapa tipologi kelerengan yang bervariasi terdiri dari kelerengan Datar (0 – 8 %), Berombak (8 – 15 %), Bergelombang (15 – 25 %), Curam (25 – 40 %) dan Terjal (> 40 %).

4.3.3. Morfologi

Morfologi adalah pengelompokan bentuk bentang alam berdasarkan rona, kemiringan lereng secara umum dan ketinggiannya pada beberapa satuan morfologi :

Satuan morfologi dataran adalah bentuk bentang alam yang didominasi oleh daerah yang relative datar atau sedikit bergelombang dengan kisaran kemiringan lereng 0%- 5%. Lebih rinci lagi satuan morfologi dataran ini dapat dibedakan atas dua sub satuan, yakni : sub satuan morfologi dataran berkisar antara 0% - 2%; dan sub satuan morfologi medan bergelombang dengan kisaran kemiringan lereng>2% - 5%.

Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang memperlihatkan relief baik halus maupun kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan lereng yang bervariasi. Secara lebih rinci satuan morfologi perbukitan dapat dibagi atas tiga sub satuan, yakni : sub satuan morfologi perbukitan landai dengan kemiringan lereng antara 5% - 15%; sub satuan morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan lereng antara 15% - 40%; sub satuan morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih dari 40%.

(8)

4.3.4.Geologi

Geologi merupakan pembahasan tentang susunan batuan yang menyusun dan terkandung dalam suatu wilayah. Adapun susunan batuan (geologi) di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah :

• Qh = Aluvium : Kerikil, pasir dan lempung;

• Qp = Aluvium Tua : kerikil, pasir dan lempung;

• Tmitj = Diorit Tinjoan : diorit berukuran sedang – kasar, kaya akan pirit;

• Tmba = Formasi Barus : batu lumpur gampingan, batu pasir dan batu gamping;

• Tmvo = Formasi Gunung Api Toru : lava andesit dan aglomerat

• Puk = Formasi Kluet : batusabak, filit, arenit kuarsa malihan, batugamping malihan;

• Tlsb = Formasi Sibolga : batu pasir, batu lanau, batu lumpur, konglomerat;

• QTt = Formasi Tutut : Konglomerat, batu pasir, sedikit batulanau dan batu lumpur;

• MPisl = Komplek Sibolga : granit, sedikit granit berwarna terang, diorit, aplit, pegmatif;

• Qvt = Tufa Toba : batuan polemik bersusunan riolit-dasit, aliran tufa kristal, gelas, debu dengan sedikit tufa eksposif pada bagian atas.

4.3.5. Jenis Tanah

Jenis tanah di Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan susunan tanah yang terdiri dari berbagai gabungan jenis tanah. Dimana susunan tanah yang ada merupakan dari berbagai jenis materi tanah seperti Aluvial, Andosol, Grumosol, Latosol, Podsolik coklat, Podsolik merah kuning.

Kedalaman efektif tanah diperinci menurut kedalaman adalah sebagai berikut :

< 30 cm terutama terdapat di kawasan pesisir Kabupaten Tapanuli Tengah;

Umumnya tanah dengan kedalaman ini terdapat dibagian pesisir, yaitu kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki kawasan pantai, seperti Pinangsori, Badiri, Pandan, Sarudik, Tapian Nauli dan kecamatan yang memiliki kawasan pesisir lainnya.

30 - 60 cm terdapat mengarah kebagian hulu atau tengah Kabupaten Tapanuli Tengah yang dekat ke pesisir;

60 - 90 cm dan > 90 cm berada tersebar di seluruh kecamatan.

4.3.6. Hidrologi

(9)

sungai tersebut umumnya telah banyak yang digunakan untuk irigasi setengah teknis disamping untuk kebutuhan domestik.

4.3.7. Sumber Daya Mineral/Bahan Galian

Kategori potensi pertambangan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

Kategori potensi pertambangan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :

• Kawasan Pertambangan Mineral Logam

Sumberdaya mineral logam merupakan bahan galian/tambang yang memiliki nilai cukup tinggi. Dimana mineral logam merupakan bahan galian yang memiliki nilai ekonomis yang baik. Adapun bahan galian mineral logam seperti emas,timah, sengdanperak

• Kawasan Pertambangan Mineral BukanLogam dan PertambanganBatuan

Pertambangan Mineral bukan logam yang dikelola oleh masyarakat berbadan hukum di Kabupaten Tapanuli Tengah berupa bahan galian Golongan C seperti batu gamping, batu cadas, pasir.

• Kawasan Pertambangan Batubara

Kawasan pertambangan batubara di berlokasi di Kecamatan Sosorgadong, Kecamatan Kolang, Kecamatan Tapian Nauli dan Kecamatan Badiri.

• Kawasan Pertambangan Rakyat

Pertambangan mineral bukan logam yang dikelola oleh masyarakat yang tidak berbadan hukum disebut sebagai kawasan pertambangan rakyat. Kawasan ini didominasi bahan galian Golongan C seperti batu gamping, batu cadas dan pasir.

Pengembangan pertambangan di Kabupaten Tapanuli Tengah perlu mempertimbangkan aspek lingkungan terutama di lokasi yang berdekatan dengan permukiman dan di lokasi hutan lindung. Disamping untuk memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan juga untuk memperhitungkan terjadinya alih fungsi lahan sebagai akibat dari kegiatan pertambangan tersebut. Dengan demikian dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah perlu ditetapkan lokasi-lokasi potensial pertambangan yang dapat dikembangkan pada masa-masa yang akan datang.

4.3.8. Guna Lahan

(10)

Tabel. 4.6. Guna Lahan Eksisting di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009

Permukiman Hutan/Perkebunan Badan Air Rawa Sawah Semak Belukar Tambak Tanah Terbuka

1 Pinangsori 54,34 12.362,29 100,33 130,25 3.061,46 1.444,76 152,47

2 Badiri 43,34 11.984,16 185,31 2.471,60 588,15 95,07

3 Sibabangun 40,39 11.819,71 563,63

4 Lumut 32,56 7.294,17 32,11 404,74

5 Suka Bangun 18,38 3.718,10 549,25 33,40

6 Pandan 494,85 3.345,02 1.555,09 67,70 0,95

7 Tukka 31,82 12.137,37 259,24

8 Sarudik 179,17 4.288,00

9 Tapian Nauli 64,00 15.823,98 158,33 395,91 441,40 39,96 8,03

10 Sitahuis 18,26 5.798,13

11 Kolang 22,45 19.989,26 7,57 964,71 2.863,63 296,98 9,98 10,85

12 Sorkam 15,39 10.828,34 973,93 548,07 1.288,48

13 Sorkam Barat 34,44 2.750,30 646,32 248,54 1.263,48 25,34

14 Pasaribu Tobing 11,21 5.940,56

15 Barus 27,95 603,73 9,33 219,96 568,45

16 Sosor Gadong 22,57 16.774,83 11,22 791,67 1.984,69 274,40

17 Andam Dewi 37,85 6.589,67 403,80 740,58 66,77

18 Barus Utara 22,56 901,45 0,11 86,38

19 Manduamas 13,11 12.806,56 6.909,05 10.272,42

20 Sirandorung 51,61 2.195,75 14,54 1.235,21 2.554,74 3,25

1.236,25 167.951,38 286,78 4.506,44 17.918,92 23.911,85 212,71 1.196,89

Tabel VII.1

Guna Lahan Eksisting di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009

Tapanuli Tengah

Guna Lahan (Ha)

(11)
(12)

Guna lahan untuk perkebunan seluas 43.501,80 Ha dari total luas Kabupaten Tapanuli Tengah. Perkebunan yang mendominasi adalah perkebunan karet dengan total luas areal sekitar 31.846,5 Ha atau 73,21%, kemudian adalah perkebunan kelapa dengan luas sekitar 5.428 Ha, selanjutnya adalah perkebunan sawit dengan luas sekitar 2.753 Ha dan perkebunan kakao dengan luas sekitar 2.695,5 Ha dari total luas perkebunan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Guna lahan peruntukan hutan seluas 161.948,46 ha atau sekitar 7,38% dari Total luas Kabupaten Tapanuli Tengah, dimana sebagai kawasan hutan lindung luasannya sekitar 54.975,11 Ha atau 33,95% dari luas kawasan hutan, yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan produksi sekitar 7.666,41 Ha, yang ditetapkan sebagai kawasan HPT sekitar 51.896,19 Ha dan areal penggunaan lain sekitar 47.410,75 Ha dari total luas kawasan hutan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel. 4.7. Guna Lahan Untuk Kawasan Hutan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009 (Ha)

4.3.9. Klimatologi

Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Sebagian besar wilayah berbatasan dengan lautan sehingga mempengaruhi pada suhu udara yang tergolong beriklim tropis.

Tabel I.13

Guna Lahan Untuk Kawasan Hutan di

Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009 (Ha)

No Kecamatan Hutan Lindung Hutan Suaka Hutan Produksi HPT Areal Penggunaan Lain

1 Pinangsori 853,00 - - - 6.924,00

2 Badiri 735,00 - - - 6.197,50

3 Sibabangun 1.545,00 - 4.729,20 - 2.545,00

4 Lumut 475,00 - - - 1.325,00

5 Suka Bangun - - - - 1.950,00

6 Pandan - - - - 300,00

7 Tukka 7.625,00 - 1.062,21 - 3.510,00

8 Sarudik 3.312,50 - - - 325,50

9 Tapian Nauli 6.062,40 - 562,50 - 1.265,63

10 Sitahuis 8.750,90 - - -

-11 Kolang 7.312,51 - 1.312,50 7.312,50 4.768,75

12 Sorkam - - - 9.312,30 1.618,75

13 Sorkam Barat 875,00 - - 3.812,50 1.656,25

14 Pasaribu Tobing 655,50 - - 4.937,50

-15 Barus - - - - 310,25

16 Sosor Gadong 13.984,30 - - 3.875,00 1.406,25

17 Andam Dewi 1.879,00 - - 6.687,20 1.312,50

18 Barus Utara - - - 48,00 521,00

19 Manduamas 335,00 - - 10.156,19 8.911,87

20 Sirandorung 575,00 - - 5.755,00 2.562,50

54.975,11 - 7.666,41 51.896,19 47.410,75

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan

(13)

Tabel. 4.8. JumlahHariHujan, CurahHujan, Rata-Rata

SuhuUdaradanKelembabanKabupatenTapanuli TengahTahun 2009-2013

Sumber :Kabupaten Tapanuli Tengah dalam Angka 2013

4.4. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

4.4.1. Aspek Sosial

Menurut sensus penduduk tahun 2010, sebagian besar penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah memeluk agama Kristen dengan total persentase hampir 57%, diikuti dengan agama Islam 42,71%, Buddha 0,07%, Hindu 0,01%, Khong Hu Chu 0,001% dan agama kepercayaan lainnya 0,11%. Agama islam di Tapanuli Tengah dianut oleh Suku Mandailing, Suku Melayu, dan Suku pendatang antara lain suku jawa.

4.4.2. Aspek Ekonomi

(14)

Tabel. 4.9. PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2013 (Milliar Rupiah)

Sumber : Kabupaten Tapanuli Tengah dalam Angka 2013

Tabel. 4.10. Distribusi Persentanse PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2013 (Persen)

(15)

Berdasarkan dari data yang diperoleh bahwa Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah 5 tahun terakhir pada umumnya mengalami peningkatan yang bervariasi walaupun pada tahun-tahun tertentu ada yang mengalami penurunan, serta ada beberapa sektor yang juga mengalami penurunan. Terutama di sector industry pengolahan yang tingkat pertumbuhannya negative dan mengalami tingkat penurunan yang tajam pada tahun 2006. Pada Tahun 2009 sektor industry pengolahan umumnya mengalami peningkatan, begitu pula dengan sektor-sektor lainnya seperti bangunan; pengangkutan dan komunikasi; serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan untuk sector listrik, gas dan air minum mengalami penurunan yang sangat tajam pada tahun 2009 dan sector lainnya seperti pertanian; pertambangan dan penggalian; perdagangan, hotel dan restoran; serta jasa-jasa pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan.

Potensi Ekonomi

Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor di Kabupaten Tapanuli Tengah, maka dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisis Klassen Typology(Tipologi Klassen). Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah (Dalam hal ini digunakan pendekatan laju pertumbuhan ekonomi dan besaran kontribusi masing-masing sektor terhadapat PDRB). Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: sektor prima/cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth andhigh income), sektor berkembang /sektor maju tapi tertekan (high income but low growth), sektor potensial/berkembang cepat (high growth but income), dan sektor terbelakang/relatif tertinggal (low growth and low income). Persamaan dari analisis tipologi klassen ini dapat dilihat pada diagram berikut.

Metode Analisis Tipologi Klassen

Keterangan:

ri : Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Kabupaten) rn: Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Provinsi) Yi: Kontribusi Sektor i (Kabupaten)

(16)

Sebagai input terhadap analisis tipologi klassen, berikut ini diuraikan tentang data mengenai laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektor terhadap PDRB, masing-masing diuraikan atas dasar harga konstan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel4.10 dan Tabel 4.11

berikut.

Tabel 4.11

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2008

No

7 2008 2006 2007 2008

1 Pertanian 3,08 2,92 3,96 3,32 2,40 4,98 6,06 3,68

2 Pertambangand

anPenggalian 3,40 8,20 9,28 6,96 4,17 9,78 6,13 5,30

3 Industri&Pengo

lahan 0,27 3,60 2,63 1,99 5,47 5,09 2,92 2,67

4 Listrik, gas &

Air Bersih 8,68 9,42 13,80 10,63 3,08 0,22 4,46 1,56

5 Bangunan 33,14 26,4

5 7,24 22,28 10,33 7,78 8,10 5,29

6 Perdagangan 8,86 12,4

3 12,51 11,27 6,95 7,55 6,14 4,56

7 Pengangkutan

&Komunikasi 12,97 6,68 7,83 9,16 11,91 9,90 8,89 6,26

8

Keuangan, Persewaan&Jas a Perusahaan

5,86 5,38 4,32 5,19 9,87 12,43 11,30 7,91

9 Jasa-jasa 10,56 10,3

7 8,80 9,91 7,09 8,25 9,48 5,91

(17)

Tabel 4.12

Kontribusi Sektor Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2008

N

4 Listrik, gas & Air Bersih

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah

(18)

Rerata Laju

Pertumbuhan Sektoral

* Sektor Industri dan Pengolahan * Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih * Sektor Perdagangan

* Sektor Jasa-Jasa

* Sektor Pertanian * Sektor Pertambangan dan Penggalian * Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

* Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Rerata Kontribusi

Y sektor ≥ YPDRB Y sektor≥ YPDRB

Sektoral thd PDRB

r sektor≥ r PDRB

Kuadran I Kuadran III

Sektor Prima Sektor Potensial

r sektor≤ r PDRB

Kuadran II Kuadran IV

Sektor Berkembang Sektor Terbelakang

Klasifikasi Masing-Masing Sektor di Kabupaten Tapanuli Tengah Berdasarkan Analisis Tipologi Klassen

Keterangan :

Ysektor = nilai sektor ke-i

YPDRB = rata-rata PDRB

rsektor = laju pertumbuhan sektor ke-i

rPDRB = laju pertumbuhan PDRB

Dari hasil analisis yang dilakukan dengan mengacu pada ketetapan persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pertanian dan Jasa-jasa yang merupakan sub sektor potensial di Kabupaten Tapanuli Tengah dengan nilai LQ masing-masing 1,91 dan 1,87 pada tahun 2009 sebagaimana digambarkan padaTabel 4.12serta grafik dibawah ini.

Tabel 4.13

Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 – 2009

No LAPANGAN USAHA Nilai LQ

2006 2007 2008 2009

1 Pertanian 1,96 1,97 1,96 1,91

2 PertambangandanPenggalian 0,57 0,59 0,59 0,59 3 IndustriPengolahan 0,51 0,50 0,49 0,50 4 Listrikdan Air Minum 0,63 0,67 0,80 0,86

5 Bangunan 0,63 0,72 0,72 0,75

6 Perdagangan, Hotel danRestoran 0,56 0,58 0,61 0,63

7 PengangkutandanKomunikasi 0,26 0,24 0,24 0,24

8 Keuangan, Usaha Persewaan dan Jasa

Gambar

Tabel. 4.1. Luas Wilayah per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli TengahTahun 2013
Tabel. 4.2. Luas Wilayah, JumlahRumahTangga, Penduduk, PersebaranPenduduk
Gambar. 4.1 Peta Orientasi Kab. Tapanuli Tengah
Gambar . 4.2. Peta Administrasi Kab. Tapanuli Tengah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sektor ekonomi di Kabupaten Magetan yang masuk dalam kategori sektor potensial adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. 3) Suatu sektor ekonomi yang mempunyai

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sektor yang cukup besar sumbangannya terhadap struktur output di Kabupaten Jember adalah sub sektor pertanian yaitu

Sedangkan jasa persewaan terdapat tiga komoditas unggulan, dimana rental mobil merupakan komoditas yang paling unggul di Kabupaten Tapanuli Tengah untuk sektor

Selama tahun 2011 penderita penyakit yang perlu dirawat inap di Gianyar yang terbanyak adalah diare dengan 572 kasus, yang terbanyak kedua DHF dengan 334 kasus, DM 296 kasus

Secara umum perkembangan kontribusi sektor dalam PDRB Kabupaten Simeulue lima tahun terakhir (2007-2011) mengalami penurunan dengan besaran yang bervariasi, dimana sektor

• Formasi Langkowala yang disusun oleh satuan konglomerat dan setempat batu gamping kalkarenit, berumur Miosen Atas yang terdapat pada bagian Tengah dan Utara serta sedikit di

Kondisi Kabupaten Badung secara umum di bagian Utara pada ketinggian di atas 400 m hingga lebih merupakan daerah resapan utama bagi pengisian air tanah. Akifer air tanah di

Sektor pertanian, bagi daerah Kabupaten Tapanuli Utara sampai saat ini masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah sebagai penghasil nilai tambah dan devisa