• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 141bf64825 BAB VBAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 141bf64825 BAB VBAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 REVIEW KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

A. REVIEW KEBIJAKAN RPJP KOTA PALANGKARAYA TAHUN 2008-2028

Tahun 2008-2028 Pemerintah Kota Palangkaraya merumuskan Visi dan Misi pembangunan Kota Palangkaraya yang baru, yaitu :

TERWUJUDNYA KOTA PALANGKARAYA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN, JASA

DAN WISATA YANG BERKUALITAS, TERTATA DAN BERWAWASAN

LINGKUNGAN, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA, SESUAI FALSAFAH

BUDAYA BETANG.

Misi Pembangunan Kota Palangkaraya Tahun 2008-2028, adalah :

1. Mewujudkan Kota Palangkaraya sebagai Kota Pendidikan yang Berkualitas, Berorientasi Global dengan berkearifan local,menuju terwujudnya sumberdaya manusia yang berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, sehat dan terampil.

2. Mewujudkan Kota Palangkaraya sebagai pusat pelayanan jasa dan wisata yang terencana, tertata dan berwawasan lingkungan.

3. Mewujudkan prasarana dan sarana publik yang terencana, tertata dan berkualitas.

4. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang lestari, dunia usaha dan investasi yang kondusif untuk mengembangkan perekonomian yang berkeadilan dan memberdayakan potensi masyarakat, menuju kehidupan

5

KETERPADUAN STRATEGI

(2)

5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, harmonis dan dinamis, rukun dan damai dengan menjungjung tinggi falsafah budaya betang.

6. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance), aparatur pemerintah yang berdisiplin tinggi, professional, bersih dan berwibawa serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Arah Kebijakan dan Strategi Terkait.

Untuk mewujudkan misi ketiga, Pemerintah Kota Palangkaraya memperhatikan dengan seksama pembangunan dalam Bidang Sarana dan Prasarana Umum. Dan Kebijakan yang harus ditempuh adalah Pembangunan Sarana dan Prasarana Umum untuk menyediakan fasilitas yang memadai untuk menunjang aktivitas seluruh warga Kota Palangkaraya, menunjang kegiatan Ekonomi, menembus keterisolasian wilayah dan mewujudkan Palangkaraya sebagai Kota Cantik dalam arti yang sebenarnya.

A. Pembangunan, Peningkatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum, diarahkan pada :

 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perumahan, permukiman,lingkungan sehat dan komunitas perumahan.

 Meningkatnya kualitas pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, kawasan tertinggal dan keterkaitan antar wilayah.

 Meningkatnya akses masyarakat terhadap air minum bersih dan sehat serta meningkatnya pengelolaan air limbah.

 Meningkatnya pelayanan jasa komunikasi dan informatika (Kominfo)

 Meningkatnya pelayanan lalu lintas jalan, sungai, danau dan penyeberangan.

(3)

 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum lingkungan sekitarnya.

 Meningkatnya kualitas ketertiban bangunan dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman dan indah.

 Meningkatnya kualitas kemitraan pemerintah dengan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana jalan dan jembatan, angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP) serta perumahan dan permukiman. Dan salah satu Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Pelayanan Bidang Sarana dan Prasarana Umum di arahkan pada : Meningkatnya kebijakan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana umum.

B. REVIEW KEBIJAKAN RPJM KOTA PALANGKARAYA TAHUN 2008-2013

Isu dan Permasalahan Strategis Perumahan Dan Fasilitas Umum

Berdasarkan proyeksi kebutuhan perumahan di kota Palangkaraya sampai dengan tahun 2013 mencapai 11.879 unit rumah dan luas lahan 808 ha yang berada di 5 kecamatan. Kebutuhan rumah kecamatan Pahandut 3.800 unit, Sebangau 1.190 unit, Jekan Raya 6.357 unit, Bukit Batu 358 unit dan Kecamatan Rakumpit 174 unit.

Berdasarkan analisis penentuan kawasan permukiman kumuh perkotaan diperoleh 3 kelurahan prioritas, yaitu Kel. Langkai, Kel. Pahandut dan Kel. Palangka. Skema yang dibuat dalam penanganan perumahan adalah melibatkan peran swasta (untuk perumahan yang terorganisir) dan posisi pemko adalah pemberi ijin. Kedua, peran kelompok swadaya masyarakat dan ketiga, peran pemerintah sekaligus dalam rangka revitalisasi kawasan kumuh bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

(4)

kawasan direncanakan 3.678 unit rumah dengan target penghuni 18.390 jiwa. Kendala yang dihadapi adalah belum terbentuk badan pengelola yang kan menangani kawasan tersebut, selain itu pembangunan sarana dan prasarana belum memadai. Kawasan ini sangat ideal jika dilihat dari arah pengembangan kota terutama untuk kawasan pemukiman, pendidikan, kesehatan, olahraga dan fasilitas umum lainnya.

Visi RPJMD 2013 – 2017:

Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut kemana organisasi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah suatu gambaran

menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan organisasi pemerintah.

Visi pembangunan Kota Palangkaraya adalah sebagai berikut : “Terwujudnya Kota Palangkaraya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Wisata berkualitas, tertata dan berwawasan lingkungan, menuju masyarakat sejahtera sesuai falsafah budaya betang.”

Misi RPJMD 2013 – 2017

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran organisasi pemerintah dalam penyelenggaran pemerintahan negara.

Guna mencapai visi sebagaimana ditetapkan di depan maka dirumuskan misi pembangunan Kota Palangkaraya sebagai berikut :

1. Mewujudkan kota Palangkaraya sebagai kota pendidikan yang berkualitas dengan orientasi nasional dan global, sumberdaya manusia yang berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

(5)

3. Mewujudkan Kota Palangkaraya sebagai kota wisata yang terencana, tertata, berwawasan dan ramah lingkungan

4. Mewujudkan kota Palangkaraya menuju masyarakat sejahtera

5. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dengan kedisiplinan tinggi, sikap professional, berwibawa dan bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

6. Mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran politik, hokum, tertib dan demokratis.

Strategi dan Kebijakan Terkait

A. Bidang Pekerjaan Umum

Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan

Kebijakan:

1. Mengharomonisasikan keterpaduan system jaringan jalan dengan kebijakan tata ruang wilayah

2. Mempertahankan kinerja pelayanan prasrana jalan yang telah dibangun melalui pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan teknologi

3. Mendorong keterlibatan peran dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan dan penyediaan prasarana jalan

4. Melakukan koordinasi diantara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memperjelas hak dan kewajiban dalam penanganan prasarana jalan 5. Pengembangan lingkungan permukiman yang sehat dengan melibatkan

partisipasi masyarakat

6. Penyederhanaan prosedur perijinan dan pengakuan hak atas bangunan perumahan masyarakat

7. Penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah

(6)

10. Mengoptimalkan kinerja dan fungsi jaringan irigasi dan rawa yang rusak 11. Pengendalian daya rusak air dengan mengutamakan pengendalian banjir

melalui konservasi sumberdaya air dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terpadu dan berwawasan lingkungan.

12. Optimalisasi perencanaan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang wilayah dan kota serta pengembangan wilayah strategis

Program:

1. Program Pembangunan jalan dan jembatan kota

2. Program rehabilitasi dan Pemeliharaan jalan dan jembatan 3. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan 4. Program pembangunan infrastruktur perdesaan

5. Program sarana dan prasrana aparatur

6. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya

7. Program penyediaan dan pengelolaan air baku 8. Program pembangunan turap/talud/bronjong

9. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 10. Program pengembangan perkotaan

11. Program lingkungan sehat 12. Program penataan ruang

13. Program pemantapan peraturan perundang-undangan B. Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Strategi dan Kebijakan:

Peningkatan pelayanan dan sarana dan prasarana perhubungan Kebijakan:

1. Meningkatkan palayanan prima di terminal, dermaga, pelabuhan, pelayanan administrasi perijinan bidang LLAJ dan LLASDP

(7)

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui diklat teknis

4. Meningkatkan ketertiban, kelancaran dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, angkutan sungai, danau dan penyeberangan angkutan laut, pos dan telekomunikasi.

Program:

1. Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan 2. Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ

3. Peningkatan pelayanan di terminal, dermaga, pelabuhan dan pelayanan administrasi pelabuhan

4. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi, pos dan telekomunikasi 5. Peningkatan ketertiban, kelancaran dan keselamatan transportasi, pos dan

telekomunikasi

C. Bidang Perencanaan Pembangunan

Strategi dan Kebijakan

Optimalisasi perencanaan pembangunan

Kebijakan:

1. Merancang pola perencanaan pembangunan daerah menurut tingkat dan tahapannya

2. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Menengah dan tahunan daerah

3. Mengkoordinasikan program-program penanaman modal, penelitian dan pengembangan serta statistic di daerah

4. Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian baik antas instansi di lingkungan pemerintah daerah dan instansi lain

5. Melakukan pemantauan, penilaian, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan rencana jangka panjang, jangka menengah dan tahunan

(8)

Program:

1. Program pengembangan data/informasi

2. Program koordinasi perencanaan pembangunan 3. Program perencanaan pembangunan daerah

4. Program penyusunan dokumen perencanaan pembangunan 5. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi 6. Program peningkatan penanaman modal

D. Bidang Tata kota dan pertamanan

Strategi dan Kebijakan

Peningkatan penataan kota dan pertamanan

Kebijakan:

1. Merencanakan tata ruang kota (detail dan teknis) yang sesuai dengan perkembangan kota beserta peraturan daerahnya.

2. Memantapkan pengelolaan pemanfaatan ruang.

3. Memantapkan pengelolaan pemanfaatan ruang sesuai rencana kota. 4. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap jasa pelayanan sarana dan

prasarana.

5. Mempertahankan dan meningkatkan jasa pelayanan penerangan jalan umum (PJU), pelayanan pemakaman umum (TPU), dan penanggulangan kebakaran melalui operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

Program :

1. Penataan Ruang Kota

2. Peningkatan Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Pemakaman. 3. Penataan dan perijinan bangunan.

(9)

E. Bidang Pasar dan Kebersihan.

Strategi dan kebijakan

Peningkatan fasilitas pasar dan kebersihan kota Kebijakan:

1. Meningkatkan fasilitas dan kenyamanan pasar

2. Meningkatkan kualitas kebersihan dan keindahan kota 3. Meningkatkan pelayanan jasa perparkiran

Program

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pasar 2. Peningktaan kemampuan teknis aparatur

3. Peningkatan kebersihan kota, pengelolaan sampah

4. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi 5. Peningkatan pelayanan jasa perparkiran

6. Meningkatkan kerjasama dalam pengelolaan parkir, pasar dan kebersihan 5.2 REVIEW KEBIJAKAN TATA RUANG.

A. KEBIJAKAN RTRW KOTA PALANGKARAYA Tahun 2009-2019

Strategi Pengembangan Tata Ruang Kota Palangkaraya.

Mengacu pada karakteristik Kota Palangkaraya sebagai Ibukota bagi Propinsi Kalimantan Tengah maka konteks pengembangan antar wilayah adalah sebagai berikut:

(10)

 Meningkatkan Aksesibilitas kota-kota pusat pertumbuhan dan dalam lingkup inter regional melalui pengembangan system transportasi darat, sungai dan udara secara terpadu.

Struktur Kawasan dan Pusat-pusat Pengembangan

Wilayah pengembangan diarahkan untuk dapat membentuk suatu struktur tata ruang wilayah, sehingga menjadi suatu kesatuan system yang saling berintegrasi. Adapun wilayah pengembangan tersebut adalah :

1. Wilayah Pengembangan I (WP I) Kota Palangkaraya, yang terdapat di Kecamatan Pahandut dengan sub wilayah pengembangan (SWP I) kereng Bangkirai.

2. Wilayah Pengembangan II (WP II) Kota Tangkiling (Kecamatan Bukit Batu) dengan sub wilayah pengembangan (SWP I) Mungku Baru dan SWP II Petuk Bukit yang mana kedua SWP beserta wilayah sekitarnya akan diproyeksikan sebagai Kawasan Agro Industri.

Tabel 5.1 Rencana Pusat pertumbuhan di Kota Palangkaraya

No Kawasan Orde Fungsi Pelayanan

1. Palangkaraya I Pusat Pelayanan Regional

2. Tangkiling II Pusat Pelayanan Sub Regional 3. Kereng Bangkirai III Pusat Pelayanan Lokal

4. Petuk Bukit IV Pusat Pelayanan Lokal (Agro-Industri)

5. Mungku Baru V Pusat Pelayanan Lokal

(Agro-Industri) Sumber : RTRW Kota Palangkaraya Tahun 2009-2019

Arahan Pengembangan Infrastruktur Wilayah. 1. Arahan Pengembangan Air Bersih.

(11)

- Jaringan Pipa utama direncanakan mengikuti jaringan jalan arteri, jaringan sekunder mengikuti jalan kolektor dan jaringan pipa tersier mengikuti jalan lingkungan.

- Mengadakan hidran umum dengan radius pelayanan maksimal 500 meter dengan penempatan diutamakan pada kawasan permukiman yang belum terlayani oleh system perpipaan.

 Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kegiatan Industri.

- Mengarahkan saluran-saluran pipa utama secara terbatas ke kawasan Industri yang direncanakan.

- Menyarankan Investor untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya sendiri.

 Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber air bersih yang sudah ada dengan cara menekan/memperkecil tingkat kebocoran air, mengembangkan sumber-sumber air bersih baru.

2. Arahan Pengembangan Drainase dan Air Limbah.

 Untuk menjaga kualitas air sungai (sebagai drainase primer) direncanakan pembangunan MCK pada setiap desa/kelurahan yang ada di sepanjang aliran sungai.

 Untuk mengantisipasi perkembangan industry dengan limbah buangannya, dibangun penampungan dan pembuangan air limbah tersendiri.

 Meningkatkan kondisi fisik jaringan drainase yang ada serta mengembangkan jaringan drainase pada setiap pusat permukiman yang belum mempunyai jaringan drainase.

3. Arahan/Rencana Pengembangan Telekomunikasi.

(12)

 Meningkatkan pelayanan pos surat di daerah-daerah yang sulit dijangkau

4. Arahan/Rencana Pengembangan Jaringan Listrik

 Mengembangkan jaringan listrik pada setipa desa/kelurahan yang belum terjangkau jaringan listrik dengan memanfaatkan listrik tenaga diesel atau tenaga air yang dikelola oleh perusahaan listrik milik daerah maupun swadaya masyarakat.

 Mengembangkan system tenaga diesel pada kegiatan-kegiatan ekonomi seperti industry dan pariwisata.

 Mengembangkan tenaga listrik matahari untuk masyarakat yang jauh jangkauan pelayanannya dari sumber listrik.

Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman 1. Jenis Pengembangan

 Dikembangkan ditempat-tempat pertumbuhan eksisting.  Dikembangkan disentra-sentra produksi.

 Standart lokal luasan lahan permukiman per jiwa.

2. Arahan Pengembangan

 Kawasan Permukiman sejalan dengan perkembangan /ketersediaan system jaringan infrastruktur wilayah.

 Lokasi di pusat-pusat kelurahan.

3. Pengendalian

 Perlu peremajaan dan penambahan fasilitas penunjang bagi kawasan permukiman.

(13)

B. KEBIJAKAN RDTRK PALANGKARAYA TAHUN 2009-2019 Kebijaksanaan Pembangunan:

Umumnya kebijaksanaan pembangunan yang telah digariskan dalam RDTRK Palangkaraya (Tahun 1994) masih relevan untuk dilanjutkan, adapun kebijaksanaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kebijaksanaan Kependudukan

Jumlah penduduk wilayah di kota Palangkaraya di proyeksikan akan terus mengalami peningkatan, mengingat adanya rencana pengambangan kegiatan ekonomi dan perumahan baru di wilayah perencanaan, sehingga wilayah perencanaan akan menjadi salah satu prioritas bagi tempat tinggal.

Kepadatan penduduk di wilayah perencanaan adalah sebagai berikut: a. Kepadatan Tinggi : 150-250 jiwa/ha.

b. Kepadatan Sedang : 86-149 jiwa/ha. c. Kepadatan Rendah : dibawah 86 jiwa/ha.

Pada kawasan dengan penggunaan khusus (Mis : perdagangan, industry, pergudangan, fasilitas umum) penduduk yang bertempat tinggal pada perumahan dominan disekitarnya.

2. Kebijaksanaan Perkembangan Perumahan

(14)

a. Kawasan yang sudah teratur/tertata baik diperlukan pemeliharaan kawasan dan pengembangan lebih lanjut supaya disesuaikan dengan pola yang ada sekarang.

b. Kawasan yang belum teratur dengan kepadatan bangunan yang tinggi maka pengambangannya dapat dilakukan melalui penataan kembali kawasan perumahan dan pengadaan failitas dan prasarana yang memadai. Dan untuk peningkatan kualitas lingkungan kota maka lingkungan dengan perpetakan yang tidak teratur dan kondisinya buruk sebaiknya diarahkan pada peremajaan kawasan permukiman. c. Penataan lingkungan permukiman di tepian sungai Kahayan

diarahkan sebagai berikut :

- Rumah-rumah yang kondisinya buruk dan terletak di dalam batas Garis Sempadan Air yang telah ditetapkan direncanakan ditata ulang.

- Untuk mempertahankan kesan (image) Palangkaraya maka secara selektif terdapat beberapa bangunan (khususnya yang mempunyai nilai historis dan arsitektural tradisonal) dapat dipertahankan dan diremajakan.

d. Kawasan yang relatif kosong atau tidak dapat dilakukan pemadatan tetapi pengarahan lokasi permukiman fasilitas lingkungannya supaya disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap tahapan pengembangan serta pola jaringan jalan yang telah ditetapkan. Ukuran kaplingnya/perpetakan disesuaikan dengan peruntukan yang telah ditetapkan pada setiap lokasi atau kawasan.

e. Untuk kawasan yang masih kosong, penataan relatif lebih mudah dilakukan, sehingga pada kawasan ini semestinya dilakukan pengaturan perpetakan yang disesuaikan dengan pengembangan jaringan jalan.

(15)

- Tipe A : > 800 m2 - Tipe B : 200 m2 - Tipe C : < 120 m2

Pengembangan ukuran kapling di lingkungan perumahan ini juga disesuaikan dengan fungsi /lebar jalan yang telah ditentukan. Arahannya adalah sebagai berikut :

- Arteri (Utama) : Kapling besar tipe A.

- Kolektor : Kapling sederhana dan menengah tipe B.

- Lokasi : Kapling Kecil sederhana tipe C.

3. Kebijaksanaan Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa.

Kegiatan perdagangan dan jasa di wilayah perencanaan ini secara historis terdiri dari skala pelayanan regional, local dan lingkungan.

Kegiatan perdagangan dan jasa skala (sub-distrik) akan dikembangkan pada 4 lokasi yaitu :

- Jalan Ahmad Yani dan sekitar jalan Darmo Sugondo.

- Jalan Tjilik Riwut sekitar Pasar Kahayan.

- Jalan Yos Sudarso.

- Jalan Rajawali.

Masing-masing lingkungan akan disediakan pusat perdagangan skala lingkungan (took, pasar, warung) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 4. Kebijaksanaan Pengembangan Kawasan Industri.

(16)

5. Kebijaksanaan Pengembangan Fasilitas Sosial.

Fasilitas pelayanan social di wilayah perencanaan ini akan dikembangkan secara hirarki, yaitu sub pusat kota, Kota pelayanan kecamatan, dan pusat pelayanan lingkungan.

6. Kebijaksanaan Pengembangan Transportasi.

Pengembangan system transportasi ini harus terpadu antara Kota Palangkaraya dengan regionalnya. Juga antara transportasi jalan raya dan sungai. Pengembangan pola jaringan jalan di wilayah perencanaan ini akan mengikuti system/pola yang sudah ada, yaitu :

- Pola Ring Radial pada jaringan jalan utama.

- Pengembangan jalur lurus Tjilik Riwut - A. yani sebagai jalan utama.

- Untuk jalan lingkungan dapat digunakan Pola Grid Iron atau Curvilinier atau gabungan dengan pola ring radial.

Peningkatan jalan tanah atau batu yang telah ada menjadi aspal pada jalan-jalan yang menghubungkan ke pusat lingkungan (permukiman baru). Rehabilitasi jalan dan jembatan guna meningkatkan aksesibilitas kawasan.

7. Kebijaksanaan Pengembangan Sistem Utilitas.

Pengembangan utilitas ini diharapkan dapat terpadu dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan kemudian karena utilitas ini secara bersama-sama memanfaatkan tepi arus jalan tertentu.

Pengembangan system jaringan listrik, air bersih, telepon disesuaikan dengan standart kebutuhan kawasan setempat.

(17)

Kebijaksanaan Struktur Tata Ruang Kota.

Rencana struktur tata ruang kota merupakan pedoman bagi rencana-rencana lain dalam usaha pengembangan suatu wilayah. Dasar pertimbangan rencana struktur tata ruang ini adalah :

a. Perkembangan penduduk yang pesat, sehingga mengakibatkan kecepatan perkembangan kegiatan da peningkatan kebutuhan ruang dan pembangunan fisik.

Pusat-pusat perkembangan di wilayah perencanaan terdiri dari :

- Kawasan Danau Seha di belakang Flamboyan.

- Kawasan Bukit Hindu sampai ke jalan Rajawali.

b. Adanya fungsi-fungsi yang akan dikembangkan di wilayah perencanaan yang sangat mempengaruhi struktur tata ruang yaitu pusat perdagangan regional, pusat pemerintahan, pusat rekreasi dan lain-lain.

c. Perlu adanya pemanfaatan perkembangan sesuai dengan potensi yang ada di masing-masing kelurahan melalui distribusi pusat-pusat pelayanan dan pengembangan jaringan jalan. Saat ini perkembangan fisik relative terkonsentrasi pada beberapa kelurahan tertentu diantaranya : Kelurahan Pahandut dan perkembangan (ribbon development) jalan Tjilik Riwut – A. Yani.

d. Kondisi dan kesesuaian lahan fisik dan ketersediaan lahan dalam rangka pengembangan kawasan bagian Selatan wilayah perencanaan. Adanya upaya reklamasi rawa merupakan upaya untuk menaikan nilai dan potensi kawasan ini.

(18)

5.3 REVIEW KEBIJAKAN SEKTORAL.

A. KEBIJAKAN RPIJM KOTA PALANGKARAYA TAHUN 2009-2013

Pengembangan Infrastruktur Kawasan

1. Penanganan Infrastruktur Jalan kawasan Tertinggal/ Miskin.

Pengembangan pengintegrasian kawasan yang diselenggarakan melalui pembentukan keterkaitan geografis dan fungsional antara kawasan-kawasan yang berperan sebagai prime mover (penggerak utama) atau growthcentre (pusat pertumbuhan) dengan kawasan-kawasan disekitarnya(hinterland).

2. Pengembangan Infrastruktur Pertanian (Irigasi)

Kebijakan pengembangan infrastruktur dalam mendukung ketahanan pangan melalui penjaminan ketersediaan pangan hasil produksi dalam negeri dilakukan melalui pengembangan sumber daya air dengan penyediaan air irigasi yang mencukupi. Tantangan terkait pengembangan sumber daya air sangat ditentukan kondisi masing-masing wilayahnya, antara lain, menyangkut tingkat kerusakan sumber air yang semakin tinggi intensitasnya seiring pertumbuhan populasi dan kebutuhan lahan untuk permukiman dan industri. Untuk itu pengembangan sumber daya air akan dilakukan dengan menyeimbangkan upaya konservasi dan pendayagunaannya, dengan melibatkan peran masyarakat sejak tahap perencanaan sampai dengan pengawasan dan pengendalian pengelolaannya.

3. Pengembangan transportasi sungai.

(19)

4. Pengembangan Kawasan strategis dan Cepat Tumbuh dan Berkembang. a. Pembangunan Jalan dan Jembatan diarahkan untuk memperkuat

basis infratsruktur Kawasan strategis dan cepat tumbuh yang ada di wilayah Kota Palangkaraya, penekanan program diarahkan pada lokasi atau kawasan yang dapat memberikan pengaruh berantai pada kawasan sekitarnya.

b. Pengembangan sektor perdagangan akan diarahkan dalam rangka melakukan revitalisasi dan rehabilitasi Pasar Kahayan

c. Pengembangan Bandara Tjilik Riwut sebagai sentral bagi jalur penerbangan ke semua daerah di Kalimantan Tengah, Banjarmasin, Balikpapan, Surabaya dan Jakarta.

d. Rencana pengembangan terminal ditekankan pada optimalisasi dan keterpaduan terminal yang ada di Kota Palangkaraya dan Tangkiling Pengembangan Permukiman

1. Pengembangan Pusat-pusat pemukiman

Penetapan satuan-satuan wilayah pengembangan atau Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) untuk mendukung Kota Palangkaraya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) untuk itu perlu adanya hirarki berdasarkan satuan-satuan Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL), karena berdasarkan karakteristik potensi tiap wilayah memiliki percepatan pertumbuhan yang berbeda. Dalam tiap satuan wilayah pegembangan terdapat satu pusat dan sub pusat pertumbuhan yang diharapkan dari pusat pertubuhan tersebut terjadi penjalaran perkembangan ke wilayah hinterlandnya. 2. Penataan dan Peremajaan Kawasan

(20)

3. Pengembangan Kawasan Permukiman Baru

Untuk pengembangan kawasan permukiman baru, pembangunan fisik perumahan dan jalan lingkungan akan disediakan oleh para pengembang, sementara peran Pemerintah Kota membantu dalam rangka kemudahan perijinan, pemantapan jalan lingkungan agar lebih nyaman, dan penyediaan pasilitas lainnya yang tidak menjadi kewajiban pengembang atau developer.

4. Pengembangan Kasiba/Lisiba

Pengembangan kawasan siap bangun/lingkungan siap bangun pada jalan Mahir Mahar dengan daya tampung 18.390 jiwa dan 3.678 unit rumah diarahkan pada penyediaan sarana dan prasarana untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tersebut.

Pengembangan Air Bersih

1. Pelayanan air bersih diarahkan untuk mampu melayani cakupan pelayanan sebesar 80 % dari total penduduk Kota Palangkaraya. Untuk itu akan dilakukan penambahan jaringan baru untuk dapat menjangkau wilayah yang belum terlayani. Adapun potensi pemasangan baru sampai dengan tahun 2013 akan mencapai jumlah 22.501 pelanggan, sedangkan yang berada di luar kawasan jangkauan akan dilakukan dalam bentuk pelayanan terhadap non perpipaan/pompa dan pengolahan air berbasiskan komunitas.

2. Untuk pelayanan air minum di pedesaan dilakukan dengan pengolahan air yang diambil langsung dari sungai dan dari sumur pompa dalam berbasis komunitas, dengan membangun unit pengolahan air minum skala kecil menggunakan sistem filterisasi.

(21)

kebijakan yang mampu menjamin bahwa tarif air yang berlaku dapat menutup minimum biaya operasional dan dari sisi pengelola memberikan jaminan bahwa institusi pengelola air minum dapat bekerja dengan komposisi biaya yang minimum.

4. Untuk mengatasi tingginya tingkat kekeruhan dan sekaligus mengurangi beban biaya pengolahan air tersebut, maka diperlukan adanya relokasi intake ke bagian hulu sungai atau berada di atas persimpangan/pertemuan sungai Kahayan dan sungai Rungan/Manuhing, selain itu diperlukan adanya peremajaan terhadap peralatan-peralatan untuk keperluan pengolahan dan distribusi.

Pengembangan Drainase

Pengembangan jaringan drainase dimasa yang akan dating adalah meningkatkan kondisi fisik jaringan drainase yang ada serta mengembangkan jaringan drainase pada setiap pusat pemukiman yang belum mempunyai jaringan drainase. Pemanfaatan sungai-sungai yang ada sebagai jaringan drainase primer untuk menampung jaringan drainase yang lebih kecil hirarkhinya (sekunder dan tersier).

Pengelolaan Sampah

1. Membentuk peraturan daerah bersama yang mengatur pengelolan persampahan. Peraturan tersebut berisi berbagai hal dengan mempertimbangkan aspek hukum dan kelembagaan, teknik, serta aspek keuangan;

(22)

3. Dari aspek teknis telah diterapkan beberapa indikator-indikator pelayanan, antara lain :

a. Tidak terdapat timbunan sampah pada tempat terbuka;

b. Pengumpulan sampah harus dilakukan secepat mungkin dan menjangkau seluruh kawasan perkotaan termasuk kawasan rumah tinggal, niaga, fasilitas umum dan tempattempat wisata;

c. Sampah hanya dikumpulkan pada TPS atau kontainer sampah yang telah ditentukan;

d. Sampah yang terkumpul pada TPS harus sudah diangkat ke TPA dalam waktu yang kurang dari 24 jam;

e. Pengangkutan dari TPS dan dibuang ke TPA harus tidak menyebabkan kemacetan lalulintas serta tidak menimbulkan ceceran sampah maupun cairannya di sepanjang jalan;

f. Pengoperasian TPA dilakukan dengan sistem sanitary landfill;

g. Mengoptimalkan manfaat nilai tambah dari sampah dengan menerapkan daur ulang atau melakukan pengomposan.

4. Pengelolaan persampahan harus menerapkan prinsip pemulihan biaya (full cost receovery), dan sedapat mungkin menghindari dana subsidi dari pemerintah.

Pengelolaan Limbah

1. Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on site maupun sistem off site diperkotaan dan pedesaan.

2. Mengembangkan dan memperkuat lembaga yang sudah ada agar mampu mengelola fasilitas penanaganan air limbah.

(23)

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Diklat dan melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan prasarana air limbah.

5. Mengembangkan investasi swasta di komponen penanganan air limbah yang bias memberikan keuntungan, baik tanpa mapun dengan fasilitas khusus dari Pemerintah.

6. Mendorong masyarakat agar memiliki fasilitas pembuangan limbah yang memenuhi syarat, baik tanpa bantuan maupun dengan bantuan Pemerintah dan Swasta.

Penataan Bangunan dan Lingkungan

1. Pengaturan kepadatan penduduk dan perumahan setiap rencana BWK. 2. Mempunvai kemudahan akses/hubungan dengan komponen kota atau

kegiatan lainnya.

3. Pelayanan dasar bagi kebutuhan penduduk harus mudah dicapai, artinya mempunyai fasilitas lingkungan yang dapat menyediakan/memenuhi kebutuhan penduduk sehari-hari.

4. Tersedianva lahan/ruang yang potensial bagi kebutuhan perumahan tersebut.

B. REVIEW KEBIJAKAN RP4D TAHUN 2003

A. Pengembangan permukiman dirahkan pada batas fungsional Kota Palangkaraya

B. Pengembangan permukiman di Tangkiling harus didahului dengan pemecahan pusat kegiatan ekonomi sehingga menarik pertumbuhan permukiman di tempat ini

(24)

D. Pengembangan kawasan permukiman baru diarahkan lebih jauh dari pusat kota tetapi masih di dalam jalan lingkar dan pada area yang tidak tergenang

E. Pengembangan jaringan prasarana dasar ditekankan pada daerah perumahan baru yang tersebar di sekeliling Kota Palangkaraya

Tabel 5.2

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Palangka Raya

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

Dokumen umum untuk menyediakan fasilitas yang memadai untuk menunjang aktivitas seluruh warga Kota Palangka wilayah dan mewujudkan Palangka Raya sebagai Kota Cantik dalam arti yang barang, jasa dan orang pada semua jenis moda yang tertib dan aman. jalan raya.  Meningkatn

Pekerjaan Umum: Program Tahun 2008-2013

 Membuka keterisolasian daerah-daerah yang masih terisolir melalui pembangunan jalan dan jembatan khususnya di Kecamatan Rakumpit dan Kelurahan Kameloh Baru.

 Mempertahan kan kondisi jalan mantap yang ada melalui Program Pemeliharaan Berkala Jalan dan

Pemeliharaan rutin jalan  Meningkatkan

(25)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor di jalan untuk menciptaka n tertib lalu lintas dan aman di jalan raya.  Meningkatn pelebaran dan melapis ulang permukaan dengan konstruksi yang lebih baik.

 Penanganan lokasi-lokasi yang selalu menjadi tempat genangan air melalui membangun dan menata ulang sistem drainase yang ada

 Memperhatik an kondisi saluran yang sudah baik agar tetap berfungsi melalui pemeliharaan rutin.

(26)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

saluran irigasi pada daerah-daerah pertanian palawija/padi.

Program Tahun 2014-2018

 Meningkatkan kemampuan pelayanan jalan-jalan penghubung pada daerah terisolir dari kondisi fungsional menjadi mantap  Mempertahan

kan kondisi jalan mantap yang ada melalui Program Pemeliharaan Berkala Jalan dan

Pemeliharaan rutin jalan  Meningkatkan

kemampuan pelayanan jalan yang sudah ada melalui perbaikan alinyemen, pelebaran dan melapis ulang permukaan dengan konstruksi yang lebih baik.

(27)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

drainase khususnya pada daerah-daerah permukiman  Mempertahan

kan kondisi saluran yang sudah baik agar tetap berfungsi melalui pemeliharaan rutin.

 Mengembang kan program penyediaan dan

peningkatan kualitas pengolahan Air Bersih Pedesaan.  Mengembang

kan perluasan saluran irigasi untuk lahan-lahan

potensial pertanian sesuai permintaan masyarakat.

Program Tahun 2023-2027

 Meningkatkan kemampuan pelayanan seluruh jaringan jalan

di Kota

(28)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

peningkatan jalan,

pemeliharaan berkala jalan dan

pemeliharaan rutin jalan.  Pembangunan

jaringan jalan pada kawasan sesuai dengan master plan Palangka Raya  Pemeliharaan

jaringan drainase yang sudah ada.  Pengembanga

n dan

pemeliharaan saluran irigasi. RPJM Kota

14. Program Pembangunan jalan dan jembatan kota 15. Program

rehabilitasi dan

(29)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

ruang

17. Program pembangunan infrastruktur perdesaan 18. Program

sarana dan prasrana aparatur 19. Program

pengembanga

n dan

pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya 20. Program

penyediaan dan

pengelolaan air baku 21. Program

pembangunan turap/talud/b ronjong 22. Program

pembangunan saluran drainase/goro ng-gorong 23. Program

pengembanga n perkotaan 24. Program

lingkungan sehat 25. Program

(30)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

17. Pengemb angan lingkung an permuki man yang sehat dengan melibatk an partisipa si masyara kat 18. Penyede

rhanaan prosedur perijinan dan pengaku an hak atas banguna n perumah an masyara kat 19. Penyedia

an prasaran a dan sarana dasar permuki man bagi masyara kat berpeng hasilan rendah 20. Penyedia

an sarana air bersih dan sanitasi

(31)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

dasr, terutama di daerah kumuh perkotaa n, daerah perdesaa n dan daerah rawan bencana 21. Mempert

ahankan fungsi dan kinerja jaringan irigasi dan rawa 22. Mengopt

imalkan kinerja dan fungsi jaringan irigasi dan rawa yang rusak 23. Pengend

(32)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

Aliran alian tata ruang pelayanan dan sarana dan prasarana perhubungan

6. Pembanguna n prasarana dan fasilitas perhubungan 7. Rehabilitasi

dan

pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ 8. Peningkatan

pelayanan di 9. Peningkatan

(33)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

prasaran lintas dan angkutan

(34)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

tahapann 10. Program

penyusunan dokumen perencanaan pembanguna n

11. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi 12. Program

(35)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

12. Melakuk penataan kota dan

pertamanan

6. Penataan Ruang Kota 7. Peningkatan

(36)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

sesuai 9. Pengawasan

dan

Pengendalian Perkotaan. 10. Optimalisasi

(37)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

penerang fasilitas pasar dan kebersihan kota

7. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pasar 8. Peningktaan

kemampuan teknis aparatur 9. Peningkatan

kebersihan kota, pengelolaan sampah 10. Peningkatan

kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi 11. Peningkatan

(38)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

12. Meningkatkan kerjasama RPIJM Kota

Palangka Tumbuh dan Berkembang .

1. pembentukan keterkaitan geografis dan fungsional antara kawasan-kawasan yang berperan sebagai prime mover

(penggerak utama) atau

growthcentre interland). 2. pengembanga

n sumber daya air dengan penyediaan air irigasi yang mencukupi. 3. sistem

(39)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

dalam sistim jaringan jalan darat atau kawasan yang terisolir. 4. Pembanguna

n Jalan dan Jembatan diarahkan untuk memperkuat basis

infratsruktur Kawasan strategis dan cepat tumbuh yang ada di wilayah Kota Palangka Raya, penekanan program diarahkan pada lokasi atau kawasan yang dapat memberikan pengaruh berantai pada kawasan sekitarnya. 5. Pengembanga

n sektor perdagangan akan

diarahkan dalam rangka melakukan revitalisasi dan rehabilitasi Pasar Kahayan 6. Pengembanga

(40)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

jalur Surabaya dan Jakarta. 7. Rencana

pengembanga n terminal ditekankan pada

optimalisasi dan

keterpaduan terminal yang ada di Kota Palangka Raya dan

2. Penataan dan

1. Penetapan satuan-satuan Kota Palangka Raya sebagai adanya hirarki berdasarkan satuan-satuan Pusat

Kegiatan Lingkungan (PKL), 2. Penentuan

(41)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

kawasan permukiman kumuh 3. kemudahan

perijinan, pemantapan jalan

lingkungan agar lebih nyaman, dan penyediaan n jaringan baru 2. Pengolahan

air yang diambil langsung dari sungai

(42)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

pompa dalam berbasis komunitas, 3. Relokasi

intake

air minum skala kecil menggunakan sistem

filterisasi. 3. Relokasi

intake ke bagian hulu sungai atau berada di atas persimpangan /pertemuan sungai Kahayan dan sungai n kondisi fisik jaringan drainase yang ada serta mengembang kan jaringan drainase pada setiap pusat pemukiman yang belum mempunyai sebagai jaringan drainase primer untuk

menampung jaringan

drainase yang lebih kecil sampah dengan menerapkan tercapai “zero waste“.

1. Membentuk peraturan daerah bersama yang mengatur pengelolan persampahan. 2. Pengelolaan

(43)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

mungkin menghindari dana subsidi dari

pemerintah.

Pengel olaan Limba h

1. Peningkatan akses yang sudah ada

gan Sumber Daya 6. Mendorong

masyarakat

pelayanan air limbah 2. Mengadakan

Diklat dan melibatkan masyarakat dalam proses pembanguna n prasarana air limbah.

Penata an Bangu nan dan

Menata Aspek Planologis dan arsitektural Kota, Ketinggian dan intensitas

1. Pengaturan kepadatan penduduk dan

(44)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

perpetakan bangunan

2. menyediakan fasilitas 3. Menyediakan

lahan/ruang yang

potensial bagi kebutuhan

perumahan

Akan diarahkan untuk

memanfaatkan areal yang telah disiapkan berdasarkan rencana struktur ruang.

Rencana pengembangan kebutuhan rumah pada tahun 2009 adalah 41.367 sektor air bersih direncanakan dengan menggunakan pipa, dengan menekan pada penggunaan/pe rbaikan jaringan pipa yang sudah ada dan

pengadaan jaringan pipa baru.

(45)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

menjadi beberapa sitem pelayanan yang

dikembangka n seperti berikut ini:

 Untuk ibu kota kecamat an dan wilayah sekitarny a., pelayana n air bersih dilakuka n melalui system perpipaa n dengan sumber air yang dimanfa atkan dari sumber air sungai.  Untuk

(46)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

Memanf aatkan sumber air tanah, danau dan sungai. 3. Rencana

pengembanga n jangka pendek, terdiri dari beberapa system pelayanan yang

dikembangka n sebagai berikut:

(47)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

aan, membua t

penanpu ngan umum atau hidran umum.  Untuk

daerah pedesaa n, mengem bangkan sistem pemanfa atan air tanah/su mur artesis dan sungai yang kemudia n ditampu ng di penamp ungan umum dan disalurka n melalui kran umum.  Untuk

(48)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

sumur an jaringan drainase

Meningkatkan kondisi fisik jaringan

(49)

JENIS KEBIJAKAN

SUMBER

KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

Teleko munik asi

Pengembang an layanan telepon

Pengembangan telekomunikasi menjangkau penduduk golongan menengah keatas

Penyediaan fasilitas telepon

umum pada

kawasan pusat-pusat pelayanan, kawasan

pelabuhan, pusat kegiatan utama dan terminal.

Jaringa n Listrik

Pengembang an jaringan listrik

Pengembangan sumber daya listrik dapat berupa sistem tenaga diesel atau alternatif lainnya seperti pengembangan listrik tenaga matahari.

1. Mengembang kan jaringan listrik pada tiap

desa/keluraha n yang belum terjangkau dengan tenaga diesel. 2. Mengembang

kan listrik tenaga surya/mataha ri.

Gambar

Tabel 5.1 Rencana Pusat pertumbuhan di Kota Palangkaraya
Tabel 5.2

Referensi

Dokumen terkait

Tabulasi Data Nilai Jawaban Responden Mengenai Variabel Bebas Kepemimpinan Transaksional... Tabulasi Data Nilai Jawaban Responden Mengenai Variabel Bebas

a. Pegawai ASN yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dipanggil secara tertulis untuk diperiksa oleh atasan langsung atau tim pemeriksa. Pemanggilan secara tertulis

Ketika saya merasa tidak mampu dalam beberapa hal, saya mencoba mengingatkan diri saya bahwa sebagian besar orang lain juga merasakan hal yang saya

Sedangkan untuk variabel harga dengan keputusan pembelian kosmetik wardah diperoleh hasil Thitung 0,514 &lt;Ttabel 2,01174 dengan nilai signifikansi 0,610 &gt;

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran interaksional menekankan pada proses yang bersifat dialogis. pada dasarnya manusia mempunyai

Sebagai contoh, di dunia nyata kita menggunakan peralatan yang sifatnya fisik seperti pensil, penggaris dan jangka, sedangkan dalam Geogebra kita dapat

Sesuai dengan subyek penelitian yang merupakan pendengar radio salah satu program dari RRI di Surabaya, kota Surabaya dipilih karena para pendengar tersebut berdomisili

tinggi yang membutuhkan modulasi dan kontrol keterampilan yang lebih rutin atau mendasar. Pemecahan masalah dalam bagian metode belajar adalah cara mengajar yang