• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL SKRIPSI"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER

UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agnes Arinjani Puspaningrum

NIM. 091134114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

(2)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER

UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agnes Arinjani Puspaningrum

NIM. 091134114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini dipersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberi nafas segar untuk menjalani hidup sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

 Keluarga yang telah memberikan dukungan baik dalam doa, semangat dan materiil sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

(6)

v

MOTTO

With God, all things are possible.

(Mark 10:27)

Tidak cukup menjadi wanita yang memiliki pendidikan tinggi, tetapi

jadilah wanita yang cerdas.

~Agnes Arinjani Puspaningrum~

Golet Duit Apik

Ora Golet Duit Ora Apik

Kakean Golet Duit Ya Ora Apik.

~Kaful Bujantoro~

Berikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juli 2013 Penulis

(8)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agnes Arinjani Puspaningrum

Nomor Mahasiswa : 091134114

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal.

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 12 Juli 2013 Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

Puspaningrum, Agnes Arinjani. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, bahan ajar, pendidikan karakter, keterampilan membaca, bahasa Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk prototipe berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter khususnya karakter ingin tahu, karakter mandiri dan karakter menghargai karya orang lain untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Bahan ajar tersebut diuji keefektifannya di kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta dengan jumlah responden 10 anak.

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (Prototype), (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa bahan ajar prototipe yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.

Berdasarkan validasi dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru bahasa Indonesia kelas IV, dan siswa kelas IV SDN Kalongan bahan ajar tersebut memperoleh rerata skor 4,01 dan termasuk dalam

kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi

yaitu, (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) keterampilan berbahasa, (5) topik, dan (6) metodologi. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk keterampilan membaca kelas IV semester gasal.

(10)

ix ABSTRACT

Puspaningrum, Agnes Arinjani. 2013.Developing A Set of Instructional Materials Integrating Character Education for Reading Skills in Indonesian Language Subject for the 4th Grade Students. A Thesis. Yogyakarta: Primary School Teacher Education Study Programe of Sanata Dharma University.

Keywords: Research and development, instructional materials, character education, reading skills, Indonesian Language.

This research and development was aimed at producing a prototype set of instructional materials for reading skills in Indonesian language, integrating character education for the 4th graders at SDN Kalongan Yogyakarta. The characters chosen were curiosity, independence, and respect to others.

The development of the instructional materials modified Jerold E. Kemp’s

model of instructional material development within the framework of research and development procedure by Borg and Gall. The seven steps adapted were (1) identifying potentials and problems, (2) conducting needs analysis, (3) designing the 1st draft of the product, (4) validating the 1st draft, (5) revising the 1st draft, (6) field-testing the 2nd draft (the prototype), and (7) revising and producing the final draft.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.B.S.T.MA. selaku Kepala Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 6. Ibu Umiatun,S.PdI selaku kepala sekolah SDN Kalongan yang telah

memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.

(12)

xi

8. Elizabeth Novena R.M., S.Pd.SD selaku guru kelas IV SDN Jolosutro yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian 9. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M. Pd selaku validator pembelajaran Bahasa

Indonesia yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

10.Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pendidikan Karakter yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

11.Seluruh siswa kelas IV SDN Kalongan tahun ajaran 2012/2013 yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

12.Orang tuaku Kaful Bujantoro dan Yovita Purwaningsih yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Adik-adikku Vika Pangestu Ayuningtyas dan Putra Tri Bujantoro yang selalu memberi semangat dalam tawanya.

14.Kakekku Darminto dan nenekku Sulastri yang telah memberi dukungan penuh untuk menyelesaikan skripsi.

15.Sahabatku, Ndaru Arumsari, Margareta Erna dan Vitalis Esthi D, yang setia menemani, memberi semangat dan menyempatkan waktu untuk berbagi dan bertukar pikiran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

16.Teman dekatku Anggriya Nawa Raharja yang telah memberi motivasi dan curahan ide untuk menginspirasi dalam pembuatan bahan ajar yang menarik.

17.Teman-teman satu perjuangan skripsi payung Bahasa Indonesia Reta, Pungky, Yoyo, Riska, Hesti, Windy, Domi, Fr. Gorius, Deni, dan Intan yang bersedia untuk bekerja sama dalam penelitian untuk pembuatan bahan ajar.

18.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

(13)

xii

dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 12 Juli 2013 Penulis

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat penelitian ... 4

1.5 Batasan Istilah ... 5

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 5

(15)

xiv

2.1.1 Pendidikan Karakter di SD ... 7

2.1.2 Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia SD... 11

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Karakter ... 15

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 16

2.2 Penelitian yang relevan ... 21

2.3 Kerangka Berpikir ... 23

2.4 Pertanyaan penelitian ... 24

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Prosedur Pengembangan ... 26

3.2.1 Potensi dan masalah ... 27

3.3.2 Subjek Uji Validasi Lapangan ... 30

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 31

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31

BAB IVHASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 35

4.1.1 Hasil Wawancara ... 35

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara ... 38

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 44

4.3.1 Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi Produk 45 4.3.2 Data Validasi Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi Produk ... 47

(16)

xv

4.3.3 Data Validasi Guru Bahasa Indonesia Kelas IV dan Revisi Produk ... 48

4.3.4 Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 49

4.3.5 Kajian Produk Akhir ... 51

4.4 Pembahasan ... 55

BAB VPENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Keterbatasan Produk ... 58

5.3 Saran ... 59

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konversi Nilai Skala Lima ... 32

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima ... 34

Tabel 3. Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi ... 46

Tabel 4. Komentar Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi... 47

Tabel 5. Komentar Guru Bahasa Indonesia Kelas IV SDN Kalongan ... 48

Tabel 6. Komentar Guru Bahasa Indonesia Kelas IV SDN Jolosutro ... 49

Tabel 7. Komentar Siswa Kelas IV SDN Kalongan dan Revisi ... 51

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Wawancara ... 63 Lampiran 2

Silabus Pembelajaran ... 66 Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 70 Lampiran 4

Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Basaha Indonesia, Pakar Pendidikan Karakter, Guru Bahasa Indonesia Kelas IV Dan Siswa Kelas IV... 100 Lampiran 5

Rekapitulasi dan Validasi ... 127 Lampiran 6

Foto Pelaksanaan Validasi Lapangan... 141 Lampiran 7

Surat Ijin Penelitian dan Surat Telah Melakukan Penelitian ... 144 Lampiran 8

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut (Narwanti, 2011:14). Dengan demikian pembelajaran yang ada di sekolah hendaknya mengintegrasikan mata pelajaran dengan pendidikan karakter supaya penanaman nilai-nilai karakter dapat maksimal. Penanaman pendidikan karakter dilakukan oleh guru pada semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(21)

2

bacaan yang ia baca dan mengembangkan karakter ingin tahu, mandiri serta menghagai orang lain melalui bacaan yang edukatif.

Oleh karena itu perlu dibuat bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter supaya karakter yang diinginkan dapat dikembangkan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi yang ada, selain itu dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi ajar namun tidak meninggalkan pengembangan karakter yang diinginkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru Kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta pada tanggal 30 November 2012, diperoleh hasil bahwa pendidikan karakter telah diterapkan di kelas pada setiap mata pelajaran begitu pula pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, namun aksi yang benar-benar memunculkan karaker tertentu untuk dikembangkan belum ada. Pendidikan karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional menurut Guru Kelas IV ini belum begitu jelas, beliau hanya sekedar mendengar informasi melalui pembicaraan antar guru di sekolah SDN Kalongan Yogyakarta, beliau belum memahami secara rinci karakter apa yang akan dikembangkan dan apa itu pendidikan karakter.

Berdasarkan pengetahuan tentang pendidikan karakter yang dimiliki, guru telah menanamkan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, namun guru merasa kesulitan untuk mengetahui karakter apa yang sebenarnya perlu dikembangkan pada materi-materi tertentu. Guru hanya menggunakan buku paket untuk mengajar Bahasa Indonesia, hal ini dikarenakan tidak ada buku yang berisi bahan ajar Bahasa Indonesia yang didalamnya dengan jelas mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(22)

Guru merasa perlu diadakannya bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, hal ini sangat membantu guru dalam menyampaikan materi ajar dan mengembangkan karakter siswa, terlebih lagi jika bahan ajar tersebut berbasis aktivitas siswa, karena dengan berbasis aktivitas siswa maka siswa dapat berperan aktif dalam melakukan pembelajaran, memperoleh informasi baru serta karakter yang berusaha dikembangkan dapat benar-benar nampak.

Dari hasil wawancara tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa bahan ajar yang terintegrasi dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia diperlukan guna mengembangkan karakter siswa yang sesuai dengan materi ajar secara maksimal. Dengan dibuatnya bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter maka akan membantu guru dalam menyampaikan materi ajar serta karakter apa yang perlu dikembangkan pada aspek keterampilan bahasa terutama aspek membaca. Alasan peneliti memilih katerampilan membaca karena melalui membaca maka siswa mampu menggali pengetahuannya sendiri melalui bacaan yang ia baca.

(23)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1.1.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal?

1.1.2 Bagaimana hasil validitas kualitas produk bahan ajar terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah :

1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan hasil validitas kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Bagi peneliti, produk ini dapat dijadikan acuan pengembangan perangkat pembelajaran, bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

(24)

pada diri setiap siswa melalui mata pelajaran bahasa Indonesia.

1.4.3 Bagi sekolah, pengembangan ini diharapkan dapat memberikan masukan bahwa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter diperlukan guna mengembangkan karakter positif yang dimiliki oleh setiap siswa 1.4.4 Bagi siswa, bahan ajar ini dapat membantu mengembangkan karakter yang

ada pada dirinya.

1.4.5 Bagi Prodi, produk ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan produk lain.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Pendidikan karakter adalah penanaman nilai karakter dalam diri siswa meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

1.5.2 Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari topik, SK, KD, Indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

1.5.3 Keterampilan membaca adalah aktivitas yang melibatkan aktivitas visual yang melibatkan komponen recording (merekam), decoding (penyandian), dan meaning (mengartikan).

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

(25)

6

1.6.2 Bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter khususnya karakter ingin tahu, karakter mandiri, dan karakter menghargai karya orang lain

1.6.3 Bahan ajar divalidasi oleh pakar pendidikan karakter, pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, 2 orang guru kelas IV dan 10 siswa SD kelas IV yang berpedoman pada 6 aspek yaitu (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian bahan ajar, (3) isi bahan ajar, (4) keterampilan berbahasa yang dikembangkan, (5) topik, dan (6) metodologi.

1.6.4 Bahan ajar ini berbentuk buku paket yang disusun menggunakan microsoft word 2010 sedangkan sampul bahan ajar menggunakan Corel Draw X5

supaya dapat menghasilkan tampilan yang menarik bagi siswa. Kertas yang digunakan untuk pencetakan isi bahan ajar merupakan kertas HVS 100gr dan jenis kertas untuk sampul bahan ajar adalah Ivory.

(26)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan acuan dasar yang digunakan pada penelitian ini. Acuan dasar tersebut akan diuraikan secara berurutan yaitu pendidikan karakter terutama karakter ingin tahu, mandiri, dan mengahargai karya orang lain; hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar; pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter; model pengembangan bahan ajar; penelitian yang relevan; kerangka berfikir; serta pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pendidikan Karakter di SD

A. Pengertian pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan suatu istilah yang semakin hari semakin mendapat pengakuan dari masyarakat Indonesia. Menurut Rutland dalam

Hidayatullah (2010:12) karakter berasal dari akar kata latin yang berarti “dipahat”,

oleh karena itu karakter adalah kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penegak, serta yang membedakan dengan individu lain. Menurut Ratna Megawangi dalam Dharma Kesuma (2011:5) pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Menurut D. Yahya

(27)

8

Menurut Doni Koesoema (2007:124) pendidikan karakter berkaitan dengan bagaimana menanamkan nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di sekolah. Dengan demikian fungsi sekolah adalah sebagai tempat persemaian dan lahan yang memungkinkan bibit-bibit tersebut tumbuh subur serta memunculkan sebaik mungkin keunggulannya masing-masing (Raka,Gede dkk 2002:51). Nilai-nilai ini dapat memiliki bobot moral ataupun tidak, seperti Nilai-nilai yang sifatnya individual personal (tanggung jawab personal, kemurahan hati, penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin diri, daya tahan, pemberian diri, percaya diri, integritas, cinta, tepat waktu, berjiwa pengampun, dan rasa terima kasih). Menurut Sri Narwanti (2011:14) pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif dan akhirnya pengalaman nilai secara nyata (Salirawati, 2012) dan guru memiliki peranan untuk membantu peserta didik dalam membangun dan mengembangkan

karakter, hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Jais (2012:240), “a counselor

can help young generations to build good and balanced characters through giudance and recommendation”.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah cara yang dilakukan guru untuk mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku yang berkaitan dengan nilai-nilai tertentu dalam diri anak di sekolah baik bersifat sosial maupun personal. Dalam melakukan pendidikan karakter guru perlu buku

(28)

khusu untuk melakukan penanaman nilai-nilai karakter sehingga penanaman nilai karakter dapat lebih mudah dan sesuai tujuan nilai karakter yang dikembangkan. Pendidikan yang berorientasikan pendidikan karakter tidak bisa didasarkan pada pandangan bahwa siswa merupakan gelas kosong, melainkan siswa merupakan bibit unggul yang memiliki potensi yang berbeda dan harus dikembangkan.

B. Tujuan pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan proyek awal dan akhir yang diperlukan oleh setiap individu untuk menjadi orang yang lebih baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga negara yang lebih baik. Pendidikan karakter perlu ditanamkan sejak dini, oleh karena itu saat sekolah dasar pendidikan karakter sangat tepat bila diterapkan. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2012:42-43) pendidikan karakter bertujuan untuk penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.

Pendidikan karakter menurut Dharma Kesuma dkk (2011:9) memiliki tujuan :

1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

(29)

10

3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

C. Nilai-nilai dalam Pendidikan karakter

Pusat Kurikulum telah mengkaji secara empirik sejumlah nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional, sebagai berikut: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab(Wibowo, Agus 2012:99). Pada penelitian ini peneliti mengambil 3 karakter yaitu karakter rasa ingin tahu, karakter mandiri dan menghargai prestasi. Berikut ini akan dipaparkan pengertian tiga karakter (Wibowo, Agus 2012: 100-102):

1) Karakter rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Peran guru dalam mengembangkan karakter tersebut adalah senantiasa menciptakan suasana belajar di kelas yang mengundang rasa ingin tahu, kegiatan pembelajaran diprogram untuk mengeksplorasi lingkungan, serta tersedianya media komunikasi atau media cetak guna melancarkan perolehan informasi bagi siswa.

2) Karakter mandiri

(30)

mengembangkan karakter mandiri selama pembelajaran yaitu dengan menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.

3) Karakter menghargai prestasi

Karakter menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. Peran guru di kelas selama melakukan kegiatan pembelajaran ialah memberikan penghargaan atas hasil karya siswa, memajang tanda-tanda penghargaan prestasi, menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam berprestasi.

2.1.2 Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia SD

(31)

12

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Di samping itu, dengan pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia (Zulela, 2012:4). Standar kompetensi yang ditetapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar merupakan gambaran kualifikasi minimal yang dicapai oleh peserta didik dalam penguasaan keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.

Menurut Zulela (2012:4) tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah :

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tulisan

2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

3) Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan efektif dalam berbagai tujuan

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memberluas wawasan, menghaluskan budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

(32)

B. Keterampilan Membaca di Sekolah Dasar

Guru di sekolah dasar menyadari bahwa pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan dasar yang harus dikembangkan yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut harus dikembangkan secara seimbang supaya anak mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Proses pembelajaran yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca (Rahim, Farida 2007:1). Bacaan yang baik bagi peserta didik adalah bahan bacaan yang mengandung nilai edukatif (Riyanto, 2013:27)

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif (Rahim, Farida 2007:2). Sedangkan menurut Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bahasa (2009:1) keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan reseptif di samping keterampilan mendengarkan. Sebagai salah satu keterampilan reseptif, membaca merupakan komponen pemahaman. Jadi keterampilan membaca adalah aktivitas yang melibatkan aktivitas visual yang melibatkan komponen recording (merekam), decoding (penyandian), dan meaning (pemaknaan).

(33)

14

dalam kalimat, (3) menemukan ide pokok dan kata kunci, dan (4) menceritakan kembali isi bacaan pendek (Iskandarwassid & Sunendar, 2011: 289-290).

Ada berbagai macam jenis membaca yang harus diajarkan pada siswa sekolah dasar terutama kelas atas, yaitu membaca lanjutan, membaca nyaring/bersuara, membaca teknik, membaca lancar, membaca indah, membaca dalam hati, membaca pemahaman, membaca kritis, membaca cepat, membaca pustaka dan membaca memindai (Zulela , 2012:8). Pada penelitian ini, peneliti akan membahas membaca memindai.

Membaca memindai disebut juga membaca tatap (scanning). Membaca memindai ialah membaca sangat cepat (Rahim,Farida 2005:52). Ketika seseorang membaca memindai maka orang tersebut akan melampaui banyak kata serta akan mencari beberapa informasi secepat mungkin. Membaca memindai umumnya digunakan untuk daftar isi buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal, advertensi dalam surat kabar, buku petunjuk telepon, dan kamus. Membaca memindai sebuah kamus memiliki langkah langkah seperti dibawah ini (Rahim, Farida 2005:61) :

1) Siswa mencari kata sulit yang ditemukan dalam satu teks bacaan

2) Siswa menentukan kata-kata yang merupakan kata dasar atau kata berimbuhan

3) Siswa menganalisis kata berimbuhan menjadi kata dasar yang merupakan kata kunci menemukan arti dalam kamus. Ada beberapa kata yang tidak mudah mencari kata dasarnya, misalnya, kata “mengecek” yaitu “cek”, “ecek

-ecek”, dan “kecek”.

(34)

4) Kemudian siswa mengadakan eksplorasi dengan mencari arti kata mengecek dengan mencari pada kata dasar yang diawali dengan huruf “c”, kemudian

yang diawali dengan huruf “k”.

5) Langkah berikutnya siswa menetapkan arti kata yang paling tepat dan sesuai dengan konteks kalimat.

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Karakter

Bahan ajar merupakan bagian yang dibutuhkan dalam jalannya proses pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas (Majid, 2009:174). Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran ( Prastowo, 2012:17). Berdasarkan pengertian tersebut ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan guru yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam proses pembelajaran.

(35)

16

dari kehidupan. Koesoema (2007:144) juga mengungkapkan bahwa belajar sesuai dengan perkembangan kodrat manusia lantas menjadi semacam prinsip dasar bagi sebuah pendidikan yang membebaskan. Berdasarkan pernyataan tersebut, sebuah bahan ajar yang kontekstual bagi siswa dan mampu mengakomodasi siswa supaya mengalami sendiri pengalaman belajarnya akan membantu siswa dalam mengembangkan karakter-karakter yang ada pada dirinya. Karakter yang akan dikembangkan pada penelitian ini ialah karakter yang telah disusun oleh Kementerian Pendidikan Nasional yang berjumlah 18 butir karakter.

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar

Menurut Kemp pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum (Trianto, 2009:179). Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut, tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan evaluasi dan setelah evaluasi dapat dilakukan revisi untuk memperbaiki produk yang dibuat. Bentuk bagan pengembangan adalah lingkaran dan arah pengembangan perangkat berlangsung searah jarum jam dimulai dari identifikasi masalah, analisis siswa, analisis tugas, merumuskan indikator, penyusunan instrumen evaluasi, strategi pembelajaran, pemilihan media atau sumber belajar, pelayanan pendukung, kemudian evaluasi formatif dan evaluasi sumatif yang dilanjutkan dengan adanya revisi perangkat. Kemp mengungkapkan bahwa uji coba produk yang dikembangkan merupakan uji coba terbatas oleh karena itu sampel uji coba produk dapat dilakukan kepada responden dengan jumlah yang sedikit.

(36)

Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan menurut Jerold E Kemp yang telah direvisi (Trianto, 2009:179-186):

Gambar 1. Sistem Pengembangan Bahan Ajar Menurut Jerold E Kemp a. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

(37)

18

b. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa tersebut adalah:

1) Tingkah Laku Siswa

Menurut Kardi dalam Trianto (2009:180) perlunya mengidentifikasi keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien.

2) Karakteristik Siswa

Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Menurut Ibrahim dalam Trianto (2009:180) analisis karakteristik ini meliputi: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

c. Analisis Tugas

(38)

untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

d. Merumuskan Indikator

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa. Secara spesifik tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional.

e. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes evaluasi hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar. Dalam bidang pengujian dan pengukuran, hubungan ini merupakan petunjuk keabsahan soal ujian.

f. Strategi Pembelajaran

Pada tahap ini dipilih strategi mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

g. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

(39)

20

bergantung pada pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran. Jika sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dengan benar maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan cara menarik dan menstimulus perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi pelajaran, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta memberikan kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual. h. Pelayanan Pendukung

Pelayanan pendukung tidak berhubungan langsung dengan substansi pengembangan perangkat namun menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Pelayanan pendukung ini antara lain: kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, tenaga terkait laboratorium dan perpustakaan, dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.

i. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengejaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas

j. Evaluasi Sumatif

(40)

kemungkinan besar didapatkan baik dari hasil posttes dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

k. Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap langkah pengembangan. Unsur untuk mengevaluasi bahan ajar meliputi, aims and objectives, desaign and organization, language content, skills, topic, methodology, teacher’s book, practicalconsideration (Cunningsworth,

1995:3) Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dibuat berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas, sehingga validasi ini lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

2.2 Penelitian yang relevan

Berikut ini akan paparkan tiga penelitian yang berhubungan dengan pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia dengan pendidikan karakter :

Pertama, penelitian pengembangan dengan judul “Pendidikan Karakter

(41)

22

pendidikan karakter dari hasil analisis kebutuhan siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Buku teks tersebut telah direvisi berdasarkan (1) uji coba produk oleh pakar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan (2) uji coba produk oleh siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

Kedua, penelitian pengembangan dengan judul “Pendidikan Karakter

Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP kelas VIII Semester 1 dan 2” yang dilakukan oleh Anastasia Tiur Rohani. Penelitian ini menghasilkan materi ajar tentang menulis yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dan sebuah pendapat bahwa materi Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dibutuhkan oleh sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, hal tersebut dilatarbelakangi dengan adanya wawancara dengan guru dan hasil uji coba berupa kuisioner terhadap materi yang telah dibuat oleh peneliti.

Ketiga, jurnal artikel ilmiah dengan judul “Prodigy: An Innovative Approach for Character Development” yang ditulis oleh Samsiah Mohd Jais,

Ab.Aziz Md. Yatim, dan Mohammed Aziz Shah Mohammad Arip. Dalam tulisannya menjelaskan bahwa pembentukan dan pembangunan karakter yang sehat di kalangan pelajar berkaitan erat dengan peranan yang dimainkan oleh kounselor/guru di sekolah. Tujuan dari artikel ini adalah memperkenalkan prodigi yaitu sebuah pendekatan yang mampu membantu guru untuk melakukan bimbingan dan konseling dalam pembangunan dan peningkatan tingkah laku siswa. Prodigi mengintegrasikan komponen, kognitif, afektif dan tingkah laku dalam pembangunan karakter. Isi dari artikel ini ialah mempebincangkan modul

(42)

kursus yang berkaitan bagi pembangunan karakter dan menyentuh manfaat menggunakan Prodigi dalam memupuk pembangunan karakter.

Melihat paparan penelitian pengembangan dari ketiga penelitian di atas diketahui bahwa perlu adanya bahan ajar khusus yang mengintegrasikan mata pelajaran dengan pendidikan karakter supaya pembentukan karakter pada diri siswa dapat lebih optimal dengan dibuatnya bahan ajar khusus yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Selain itu, pengembangan materi ajar pada pembelajaran membaca Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter belum dilakukan di sekolah dasar oleh karena itu peneliti berupaya untuk melakukan pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia terutama keterampilan membaca yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk siswa kelas IV SD.

2.3 Kerangka Berpikir

(43)

24

Melalui membaca, siswa mampu mengembangkan karakter ingintahu, mandiri dan menghargai orang lain karena membaca merupakan proses yang dilalui oleh pembaca untuk memperoleh pesan sehingga erat kaitannya dengan karaker ingin tahu yaitu untuk mengetahui informasi pada bacaan, mandiri dalam membaca dan memahami isi bacaan dan menghargai orang lain yang membaca suatu bacaan. Dalam proses pembelajaran tersebut dibutuhkan sebuah bahan ajar supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara sistematis karena mengintegrasikan pendidikan karakter dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia. Melihat kebutuhan tersebut maka perlu disusun sebuah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV, khususnya karakter ingin tahu, karakter mandiri dan karakter menghargai orang lain.

2.4 Pertanyaan penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan membaca, kompetensi

dasar ”Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai”?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter dalam keterampilan membaca, kompetensi dasar ” Menemukan

makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai” menurut pakar Bahasa Indonesia?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

(44)

makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai” menurut pakar Pendidikan Karakter?

2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter dalam keterampilan membaca, kompetensi dasar ” Menemukan

(45)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III berisi paparan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu, (1) jenis penelitian, (2) prosedur pengembangan, (3) uji coba produk yang terdiri dari, (a) desain uji coba, (b) subjek uji coba, (c) instrumen penelitian, (d) teknik pengumpulan data, dan (e) teknik analisis data. Metode penelitian tersebut akan dijelaskan pada paparan di bawah ini:

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). Research and Development adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan berupa bahan ajar untuk keterampilan membaca bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter untuk kelas IV semester ganjil di SDN Kalongan Yogyakarta.

3.2 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menghasilkan desain produk final berupa bahan ajar. Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian R&D menurut Borg&Gall. Prosedur pengembangan ini melalui tujuh langkah prosedur pengembangan, yaitu tahap (1) menganalisis kebutuhan, (2) mengumpulkan informasi, (3) mendesain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, hingga dihasilkan desain produk

(46)

final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas IV semester ganjil. Ketujuh langkah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

3.2.1 Potensi dan masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada guru Bahasa Indonesia kelas IV di SDN Kalongan Yogyakarta. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut ketersediaan bahan ajar yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga bahan ajar yang akan dikembangkan, disusun sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum dan pengembangan karakter. Selain itu analisis potensi dan masalah juga meliputi analisis siswa dan analisis tugas.

3.2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru kelas IV. Hasil dari wawancara tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa bahan ajar berbasis karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti melakukan pengumpulan data untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

3.2.3 Desain Produk

(47)

28

serta menentukan indikator dan tujuan yang akan dicapai. Langkah selanjutnya ialah menentukan isi, cakupan bahan ajar, urutan isi dari bahan ajar yang akan dibuat dan karakter apa yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini peneliti akan menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar yang dikembangkan, lalu menentukan evaluasi instrumen pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tahap berikutnya adalah mengumpulkan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan bahan ajar. Bahan ajar akan disusun secara sistematis berdasarkan desain yang telah dirancang

3.2.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan bahan ajar. Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh 1 pakar Bahasa Indonesia, 1 pakar Pendidikan Karakter dan 2 guru Bahasa Indonesia kelas IV. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian terhadap produk yang dikembangkan dari para pakar. Dari kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan.

3.2.5 Revisi Desain

Setelah mendapatkan kritik dan saran, maka tahap selanjutnya adalah melakukan revisi produk yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang sudah divalidasi oleh pakar.

3.2.6 Ujicoba Desain

Setelah melakukan revisi maka produk yang sudah direvisi diuji coba. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta. Setelah

(48)

melakukan uji coba, siswa diberi kuisioner untuk menilai apakah produk yang dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa. Hasil uji coba ini merupakan evaluasi sumatif terhadap desain produk pengembangan bahan ajar.

3.2.7 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah uji coba produk. Produk akan direvisi berdasarkan masukan dari siswa yang ikut dalam uji coba produk. Hasil dari revisi produk ini akan menjadi desain produk final bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Berikut peneliti menjabarkan ketujuh langkah tersebut dalam bagan berikut.

(49)

30

3.3 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data dalam menentukan kualitas bahan ajar. Data yang diperoleh berasal dari validasi produk pakar pembelajaran bahasa, pakar pendidikan karakter, dan guru Bahasa Indonesia kelas IV digunakan untuk memperbaiki dan penyempurnaan produk bahan ajar. Setelah divalidasi, produk diujicobakan kepada siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta semester genap. Uji coba produk tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan kualitas produk yang telah dikembangkan peneliti.

3.3.1 Desain Uji Coba

Uji coba produk merupakan bagian yang penting untuk mengetahui kelayakan produk pengembangan. Bahan ajar yang dihasilkan kemudian divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa dan guru Bahasa Indonesia supaya produk pengembangan yang dibuat layak untuk digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran. Produk yang akan dihasilkan berupa bahan ajar Bahasa Indonesia keterampilan membaca yang terintegrasi dengan pendidikan karakter terutama karakter ingin tahu, karakter mandiri, karakter menghargai karya orang lain untuk siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta. Bahan ajar ini disusun secara sistematis dan berdasarkan tujuan yang akan dicapai

sesuai kompetensi dasar “Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam

kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai”.

3.3.2 Subjek Uji Validasi Lapangan

Subjek uji validasi lapangan dalam penelitian pengembangan ini adalah 10 siswa kelas IV semester genap SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

(50)

3.3.3 Instrumen Penelitian

Pada penelitian pengembangan ini peneliti menggunakan daftar pertanyaan wawancara dan kuisioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, wawancara tersebut dilakukan dengan guru kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta.

Lembar kuisioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator bahan ajar yang baik untuk melakukan validasi bahan ajar yang dibuat oleh peneliti. Lembar kuisioner tersebut diisi oleh 1 pakar Bahasa Indonesia, 1 pakar Pendidikan Karakter, 2 guru Bahasa Indonesia kelas IV dan 10 siswa kelas IV. Hasil validasi melalui kuisioner dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi atas bahan ajar yang dibuat.

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian pengembangan ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan kuisioner. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta. Wawancara bertujuan untuk survei kebutuhan. Data yang diperoleh dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru akan bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Teknik pengumpulan data berupa kuisioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi atas bahan ajar tersebut.

3.3.5 Teknik Analisis Data

(51)

32

a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar media, guru, dan siswa. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

b. Data Kuantitatif

Data berupa skor dari komentar pakar pembelajaran bahasa, guru, dan siswa. Data dianalisis sebagai dasar dari kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap bahan ajar yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008:101) sebagai berikut:

Tabel 1. Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > i + 1,80 Sbi Sangat baik

i+ 0,60 SBi< X ≤ i + 1, 80Sbi Baik i–0,60 SBi < X ≤ i + 0,60Sbi Cukup i–1,80 SBi < X ≤ i– 0,60Sbi Kurang

X ≤ i– 1,80Sbi Sangat Kurang

Keterangan:

Rerata ideal ( i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi

(52)

tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( i) : (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi

= X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21

Kategori baik = i + 0,60SBi < X ≤ i + 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = i - 0,60SBi < X≤ i + 0,60SBi

= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)

(53)

34

Kategori kurang baik = i - 1,80SBi < X≤ i - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ i– 1,80SBi

= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3 - (1,21)

= X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut.

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang

X ≤ 1,79 Sangat Kurang

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.

(54)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini akan dipaparkan hasil analisis kebutuhan bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, deskripsi produk awal dan hasil uji coba produk serta revisi produk yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian dan pembahasannya akan dipaparkan sebagai berikut:

4.1Analisis Kebutuhan

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan pada bab III, maka langkah awal dalam melakukan penelitian pengembangan ini adalah melakukan analisis kebutuhan akan bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut ketersediaan bahan ajar yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga bahan ajar yang akan dikembangkan, disusun sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

4.1.1 Hasil Wawancara

(55)

36

pertama, ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang pemahaman guru terkait pendidikan karakter guru menjawab bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan karakter di dalamnya. Guru tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian pendidikan karakter sesuai pemahaman beliau. Kedua, peneliti bertanya tentang penting atau tidaknya pendidikan karakter bila dikembangkan di sekolah dasar. Beliau menjawab bahwa pendidikan karakter perlu dikembangkan bagi anak SD karena anak jaman sekarang seringkali tidak memperhatikan sopan santun, menghargai orang yang berbicara terutama guru saat di kelas, selain itu materi mata pelajaran sekarang ini mengarah pada masalah teknologi dan politik sedangkan masalah sosial yang menyangkut budi pekerti jarang ada sehingga siswa kurang menghargai orang lain.

Ketiga, pertanyaan tentang pemahaman guru terkait jenis-jenis karakter

yang akan dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, guru menjawab bahwa beliau kurang tahu tentang 25 karakter, beliau hanya tahu tentang karakter keagamaan, kedisiplinan, etika, kebersamaan dan kebersihan. Beliau menambahkan bahwa untuk sekarang ini yang penting harus dikembangkan adalah karakter budi pekerti yaitu bagaimana siswa bisa menghormati guru. Keempat, peneliti bertanya tentang usaha yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, beliau menjelaskan bahwa beliau telah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia misalnya, membiasakan siswa untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sekarang ini siswa seringkali menggunakan bahasa yang tidak baku seperti yang ada di televisi.

(56)

Usaha lain ialah dengan cara membiasakan siswa untuk disiplin saat berada pembelajaran berlangsung, mengajak siswa untuk selalu kreatif dalam proses pembelajaran, dan mengajak siswa dalam menulis tegak bersambung karena hal tersebut berhubungan dengan karakter kepribadian.

Kelima, pertanyaan tentang kesulitan yang dihadapi guru ketika mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru menjelaskan bahwa ada kesulitan ketika mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia karena guru belum memahami secara utuh 25 karakter, guru hanya bisa mengintegrasikan karakter tertentu saja. Contoh pengintegrasian tersebut yaitu mengembangkan karakter menghargai jasa pahlawan dengan cara membuat puisi yang bertemakan pahlawan.

Keenam, pertanyaan tentang usaha guru untuk mengembangkan bahan ajar dalam mengintegrasikan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa Indonesia. Guru menjelaskan bahwa selama ini telah mengembangkan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia tanpa membuat bahan ajar, beliau mengintegrasikan pendidikan karakter secara langsung proses pembelajaran berlangsung. Ketujuh, pertanyaan tentang kebutuhan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru menjawab bahwa sebagai seorang guru perlu adanya bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(57)

38

pelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis aktivitas siswa. Pada pertanyaan ini guru memaparkan bahwa perlu dibuat bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter karena akan membantu guru dalam menyampaikan materi Bahasa Indonesia namun juga mengembangkan karakter apa yanng sesuai pada kompetensi tersebut. Bahan ajar yang berbasis aktivitas siswa juga sangat diperlukan karena siswa akan menjadi bersemangat dalam belajar sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan.

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa guru belum membuat bahan ajar yang secara khusus mengintegrasikan pendidikan karakter dengan materi mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti melihat adanya kebutuhan akan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa mata pelajaran Bahasa Indonesia, bahan ajar tersebut haruslah berbasis aktivitas siswa supaya siswa dapat bersemangat dalam belajar dan proses pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan. Bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dapat membantu guru dalam menyampaikan materi ajar dan mengembangkan karakter yang sesuai dengan kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia.

4.2Deskripsi Produk Awal

Penelitian pengembangan ini diawali dengan menentukan mata pelajaran dan kompetensi yang akan dikembangkan, yaitu Bahasa Indonesia keterampilan membaca kelas IV semester gasal, dengan kompetensi dasar “Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca

(58)

memindai” . Langkah selanjutnya ialah melakukan proses desain silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengkaji tujuan dan materi mata pelajaran tersebut. Setelah desain RPP selesai dilanjutkan dengan menyusun kerangka bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan membaca kemudian barulah peneliti menyusun bahan ajar.

4.2.1 Silabus

Silabus merupakan perangkat rencana pelaksanaan pembelajaran beserta penilaian dan instrumen penilaian. Silabus ini digunakan sebagai pedoman dalam proses pemebelajaran yang dikembangkan dalam RPP dan produk yang dikembangkan. Model pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran silabus ini menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Silabus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target kompetensi dasar, “Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai”. Isi komponen silabus ini yaitu: (1) identitas sekolah

(59)

40

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. RPP disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang sesuai dengan model pendekatan yang digunakan peneliti dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Komponen yang ada pada RPP ini adalah (1) identitas RPP yang berisikan satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) model pembelajaran, (8) kegiatan pembelajaran, (9) sumber belajar yang terdiri dari media, alat dan bahan serta buku sumber yang digunakan, dan (10) penilaian hasil belajar yang terdiri dari jenis penilaian, bentuk penilaian, teknik penilaian dan instrumen penilaian.

RPP dirancang untuk tiga pertemuan, pertemua pertama memiliki alokasi waktu 3 jam pelajaran (3 x 35 menit), pertemuan kedua memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan pertemuan ketiga memiliki alokasi waktu 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Terdapat kelebihan dari RPP yang dikembangkan melalui model pembelajaran ini. Pertama, siswa mampu mengembangkan karakter yang sesuai dengan kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran yaitu karakter ingin tahu, karakter mandiri dan karakter menghargai karya orang lain. Kedua, skenario kegiatan pembelajaran dalam RPP ini berbasis aktivitas siswa, siswa diajak menggali sendiri pengetahuan tentang ensiklopedia, kamus dan kata sulit yang ditemukan melalui membaca memindai. Melalui kegiatan tersebut

(60)

siswa memperoleh pengetahuan melalui permasalah yang ia temukan selain itu siswa juga mengembangkan keterampilan berbahasa melalui membaca memindai.

4.2.3 Kerangka Bahan Ajar

Kerangka bahan ajar merupakan pedoman untuk membuat bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Kerangka bahan ajar berisi komponen apa saja yang ada pada bahan ajar yang akan dikembangkan. Komponen tersebut akan dipaparkan dibawah ini:

4.2.4 Bahan Ajar

Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah bahan ajar Bahasa Indonesia keterampilan membaca yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Bahan ajar berisi materi yang akan disampaikan oleh guru sesuai kompetensi dan tujuan yang telah dirancang serta mengintegrasikan karakter ingin tahu, karakter mandiri dan karakter menghargai karya orang lain. Berikut ini akan dipaparkan isi dari bahan ajar secara keseluruhan.

A. Sampul Bahan Ajar

Gambar

Tabel 6. Komentar Guru Bahasa Indonesia Kelas IV SDN Jolosutro ........... 49
Gambar 2. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar  (R&D) ...............................
Gambar 1. Sistem Pengembangan Bahan Ajar Menurut Jerold E Kemp
Gambar 2. Langkah-Langkah Pengembangan Bahan ajar  (R&D)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun karena banyaknya penyimpangan yang terjadi, tidak ada salahnya mengutip kembali konsideransi dalam keppres 80/2003: “Agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi urgensi dan akar permasalahan yaitu masih belum optimalnya kinerja guru otomotif SMK Negeri di

[r]

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GREEN PRODUCT (Studi pada Konsumen Honda Vario Techno di Kota

Aplikasi ini dapat memberikan informasi berupa laporan mengenai detil transaksi yang dilakukan oleh karyawan yang terlibat dalam kegiatan administrasi pembelian

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama

[r]

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari.. pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,