STRUKTUR ATOM
Perkembangan Teori Atom
•
Sekitar 2,5 abad yang lalu, ahli filsafat Yunani,
Leuciplus berpendapat bahwa materi tersusun
dari butiran-butiran kecil
•
Sejalan dengan itu muridnya, Democritus
mengembangkan menjadi butiran kecil yang tidak
dapat dibagi.
•
Namun semuanya tanpa bukti eksperimen yang
jelas dan tidak didukung teknologi.
MODEL ATOM DALTON
Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang
tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat
MODEL ATOM DALTON
•
Konsep Model Atom Dalton:
1. Setiap benda (zat) tersusun atas partikel partikel
terkecil yg tidak dapat dipisahkan lagi disebut atom.
2. Setiap benda (zat) mempunyai sifat yg sama dg atom-
atom penyusunnya.
3. Bila sifat - sifat suatu zat berbeda dg lainnya,
menunjukkan atom - atom penyusun zat-zat tersebut
berbeda pula.
MODEL ATOM DALTON
•
Konsep Model Atom Dalton:
4. Dalam peristiwa reaksi kimia pada hakekatnya
merupakan penyusunan kembali atom dalam suatu
zat
5. Pada peristiwa reaksi kimia jumlah atom
2yg terlibat
dalam penyusunan zat punya perbandingan berupa
bilangan bulat sederhana.
Kelemahan
•
Saat ini ternyata dengan reaksi kimia nuklir
suatu atom dapat berubah menjadi atom
yang lain
•
tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi
•
tidak dapat menjelaskan daya gabung
unsur-unsur. Misalnya, mengapa satu atom oksigen
dapat mengikat dua atom hidrogen
MODEL ATOM THOMSON
Thompson melakukan
MODEL ATOM THOMSON
Menghasilkan teori yaitu:
1
.
Atom bukan sebagai partikel terkecil
dari suatu benda
2. Atom berbentuk bola pejal,dimana
terdapat muatan listrik positif dan
negative yang tersebar merata di
seluruh bagian seperti roti kismis.
MODEL ATOM THOMSON
Menghasilkan teori yaitu:
3. Pada atom netral jumlah muatan listrik
negatif sama dengan jumlah muatan
listrik positif
4. Masa elektron jauh lebih kecil
dibandingkan dengan masa atom
Thompson melakukan percobaan lampu
tabung.
TEORI ATOM THOMSON
J.J. Thomson menyusun model atom yang merupakan penyempurnaan dari model atom dalton, setelah ia menemukan elektron
Menurut Thomson dalam atom terdapat elektron yang
tersebar merata bermuatan positif
Kelemahan
Tidak dapat menerangkan dinamika reaksi
kimia yang terjadi antar atom
MODEL ATOM RUTHERFORD
RUTHERFORD mengajukan model
atom dengan ketentuan sebagai
berikut :
•
Atom terdiri atas inti atom yang
bermuatan listrik positif, dimana
masa atom hampir seluruhnya berada
pada inti atom.
MODEL ATOM RUTHERFORD
•
Muatan listrik negatif ( elektron )
terletak sangat jauh dari inti.
•
Untuk menjaga kestabilan jarak
muatan listrik negatif terhadap inti,
maka muatan listrik negatif
Percobaan Rutherford
Bila berkas hamburan
sinar α ditembakkan pd
lempeng emas,maka sinar
yg keluar dari lempeng
mengalami hamburan.
Dapat diamati pada
cahaya terang & gelap di
layar pendar
.Percobaan Rutherford
1. Sebagian besar partikel sinar
α dpt tembus karena melalui
daerah hampa.
2. Partikel α yg mendekati inti
atom dibelokkan karena
mengalami gaya tolak inti.
3. Partikel α yg menuju inti
atom dipantulkan karena inti
bermuatan positif & sangat
masif.
PERCOBAAN RUTHERFORD Rutherford membukti-kan adanya inti atom melalui percobaannya yaitu dengan menembakkan sinar-α pada sebuah pelat
MODEL ATOM RUTHERFORD
Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
•
Atom merupakan susunan berongga yang mirip
tata surya
•
Seluruh muatan positif dan seluruh mussa atom
terpusat pada inti atom. Pada intiatom terdapat
Proton Selama beredar pada lintasannya,
elektron tidak mengalami perubahan energi
Elektron dapat berpindah dari tingkat energi
rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi jika
mnyerap energi dan sebaliknya
Elektron-elektron beredar mengelilingi inti dalam
lintasan dengan tinkat energi tertentu
Kelemahan:
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron
yang beredar mengelilingi inti tidak jatuh ke
inti karena ada gaya tarik-menarik antara inti
dan elektron
Untuk menjelaskan kestabilan jarak elektron terhadap
gaya tarik inti diperhitungkan
:
1. Karena muatan listrik elektron berlawanan jenis
dengan muatan listrik inti atom, sehingga elektron
mengalami gaya tarik inti atom berupa gaya
elektrostatik atau gaya coulumb sebesar
Dimana :
Fc : Gaya Coulumb ( N )
e : muatan listrik elektron ( -1,6 x 10-19 ) C εo : permivisitas ruang hampa ( 8,85 x 10-12 ) r : jarak elektro terhadap inti ( meter )
Untuk menjelaskan kestabilan jarak elektron
terhadap gaya tarik inti diperhitungkan :
2. Gerak elektron menghasilkan gaya sentrifugal
sebagai gaya penyeimbang, sebesar :
Dimana :
Fs = gaya sentrifugal (N)
m = massa elektron (9,1 x 10-31 ) v = kelajuan gerak elektron (m.s-1 )
Kelemahan Rutherford
–
Energi total akan semakin kuat, elektron jatuh ke
inti tetapi kenyataannya tidak pernah
•
Th 1885 J.J Balmer menemukan formulasi
empiris dari 4 garis spektrum atom hidrogen.
R = konstanta Ryberg
•
Setelah Balmer, banyak ahli fisika ygberhasil
melakukan percobaan, shg tersusunlah
formulasi deret-deret sbb:
1. Deret Lyman (Deret Ultraungu )
2. Deret Balmer (Deret Cahaya Tampak)
3. Deret Paschen (Deret inframerah I)
4. Deret Brackett(Deret inframerah II)
MODEL ATOM BOHR
Pada tahun 1913, Niels Bohr
mengemukakan teori baru
mengenai struktur dan sifat atom.
Teori atom Bohr pada prinsipnya
menggabungkan teori kuantum
Planck dan teori atom dari
Rutherford yang dikemukakan pada
tahun 1911.
Model atom Bohr dinyatakan
dalam postulat-postulat berikut :
•
Elektron mengelilingi inti dalam
orbit berbentuk lingkaran
dibawah pengaruh gaya
Coulomb.
Elektron mengelilingi inti melalui lintasan stasioner.
Elektron tidak mengorbit mengelilingi inti melalui
sembarang lintasan , melainkan hanya melalui
lintasan tertentu dengan momentum anguler
tertentu tanpa membebaskan energi. Lintasan ini
disebut lintasan stasioner dan memiliki energi
tertentu . momentum anguler elektron selama
mengelilingi inti atom harus berupa bilangan bulat
positif h :
•
Keterangan :
m = massa elektron (kg)
V = kecepatan linear elektron (m/s)
r = jari-jari lintasan electron (m)
n = nomor kulit atau bilangan kuantum utama
(n=1,2,3…)
•
Pada lintasan stasioner, elektron
mengorbit tanpa memancarkan
energi.
•
Elektron bisa berpindah dari satu orbit ke
orbit lainnya. Apabila elektron berpindah
dari kulit luar ke kulit yang lebih dalam, akan
dibebaskan energi dan sebaliknya akan
Maka energi yang dibebaskan
dapat ditulis:
• Keterangan :
E
A= energi elektron pada lintasan dengan bilangan
kuantum A (joule)
E
b=energi elektron pada lintasan dengan bilangan
kuantum B (joule)
MODEL ATOM BOHR
• Adanya kelemahan dari model atom Rutherford, membuat
Niels Bohr mengemukakan pendapatnya mengenai Teori Kuantum
• Bohr mengemukakan beberapa idenya mengenai peredaran elektron dan perpindahan elektron
1. Dalam atom terdapat kulit atau lintasan atau orbit yang merupakan tempat elektron beredar. Selama elektron beredar, elektron tidak membebaskan atau menyerap energi sehingga elektron akan tetap stabil dan elektron tidak akan jatuh ke inti atom. Kulit atau tempat elektron beredar merupakan tingkat energi elektron. Tingkat
energi yang palin rendah ialah kulit yang paling dekat dengan inti, yaitu E1 (kulit K). Selanjutnya tingkat energi kedua (E2) atau kulit M, dan seterusnya. Urutan tingkat energinya ialah E1E2E3….dan seterusnya atau kulit K kulit L kulit M ….dan seterusnya
2. Elektron dapat berpindah dari tingkat energi
terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan cara menyerap energi dan elektron dapat berpindah dari tingkat energi terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan cara menyerap energi dan
elektron dapat berpindah dari tingkat energi tertinggi ke tingkat enegi terendah dengan cara membebaskan energi
TI NGK A TAN EN ER GI MEN URUT BOHR Elektron berpindah lintasan dengan cara menyerap dan membebaska n energi
Sifat Gelombang Cahaya
Soal Latihan
•
Beberapa intan menunjukkan warna kuning
karena mengandung senyawa nitrogen yang
menyerap cahaya purple pada frekuensi 7,23 x
10
14Hz. Hitung panjang gelombang (dalam nm
dan Å) cahaya yang diserap!
Perbedaan Materi dan Energi
• Gelombang (Energi) jika melalui batas fasa (udara – air) akan mengalami refraksi sedangkan materi tidak
• Gelombang ketika melalui slit (lubang kecil) akan mengalami difraksi atau melengkung disekitar slit sedangkan materi tidak mengalami difraksi
• Difraksi gelombang pada dua slit menghasilan interferensi menguatkan dan saling meniadakan
Sifat Partikel Cahaya
•
Radiasi Benda Hitam
•
Efek Photolistrik
Radiasi Benda Hitam
• Adanya perubahan warna emisi cahaya (intensitas) yang tergantung pada panjang gelombang (energi) yang diberikan tertentu
• Max Planck merumuskan E = n h ν dimana h = 6,626 x 10-34 J.s
• ∆Eatom = Eradiasi emisi atau absorpsi = ∆n h ν • ∆E = hν
Efek Photolistrik
• Elektron hanya akan
terlepas pada λ tertentu dan diindikasikan oleh current meter
• Einstein mempostulatkan adanya photon (partikel berenergi)
Soal Latihan
•
Hitung energi satu photon dari sinar ultraviolet (λ
= 1 x 10
-8m) visible (λ = 5 x 10
-7m)dan infrared (λ
= 1 x 10
-4m)
Dualitas Gelombang-Partikel: Materi dan
Energi
•
Kesimpulan dari 3 fenomena yang telah dibahas
adalah materi dan energi adalah dua entitas yang
saling berganti satu sama lain
•
Energi memiliki sifat partikel dan materi memiliki
sifat gelombang
Panjang Gelombang de Broglie
• Jika energi memiliki sifat partikel maka materi juga memiliki sifat gelombang
• Jika elektron memiliki gerak mirip gelombang dan orbitnya dibatasi pada jari-jari tertentu maka ini merujuk pada frekuensi dan energi tertentu pula
mu
h
Bilangan Kuantum Orbital Atom
• Bilangan kuantum utama (n) adalah bulat positif (1, 2, 3..) menunjukkan ukuran relatif orbital dan jarak relatif dari inti. Bilangan ini juga menunjukkan tingkat energi atom H
• Bilangan kuantum momentum anguler (l) adalah bilangan bulat dari 0 hingga n – 1. nilai n akan sangat mempengaruhi l, jika n = 1 maka l = 0 dan jika n = 2 maka l = 1 (0, 1) dst.
• Bilangam kuantum magnetik (ml) adalah bilangan bulat dari -l ,0 hingga +l. jika l = 0, maka ml = 0, namun jika l = 1 maka nilai ml bisa diantara -1, 0 dan +1
Soal Latihan
•
Berapa nilai bil kuantum momentum anguler (l)
dan magnetik (m
l) yang diperbolehkan untuk
bilangan kuantum n = 3?
•
Tuliskan nilai l dan m
luntuk bilangan kuantum n =
4!
• Tingkat energi atom atau kulit diberikan oleh nilai n, semakin kecil n semakin kecil pula tingkat energi
• Tingkatan/kulit atom memiliki subkulit yang ditandai dengan bentuk orbital berdasarkan garis spektroskopi
• l = 0 ditandai subkulit s (sharp)
• l = 1 ditandai subkulit p (principal)
• l = 2 ditandai subkulit d (diffuse) dan
• l = 3 ditandai subkulit f (fundamental)
Latihan
• Berikan nama subkulit dengan spesifikasi bilangan kuantum berikut: n = 3, l = 2 n = 2, l = 0
n = 5, l = 1 n = 4, l = 3
• Berapa nilai n, l dan ml yang dimungkinkan untuk subkulit 2p dan 5f?
• Berikan koreksi untuk bilangan kuantum dan nama subkulit berikut ini:
n = 1, l = 1, ml = 0 1p n = 4, l = 3, ml = +1 4d n = 3, l = 1, ml = -2 3p
Bentuk
Orbital s
Bilangan kuantum utama (n)
– Menunjukkan letak elektron pada kulit atau tingkat energi utama. • n = 1 disebut Kulit K • n = 2 disebut Kulit L • n = 3 disebut Kulit M • n = 4 disebut Kulit N • n = 5 disebut Kulit O • n = 6 disebut Kulit P • n = 7 disebut Kulit Q
• In addition to size, an atomic orbital also has a specific shape.
• A second quantum number indexes the shapes of atomic orbitals. This quantum number is the azimuthal quantum number (l).
• The value of correlates with the number of preferred axes in a particular orbital and thereby identifies the orbital shape.
• According to quantum theory, orbital shapes are highly
restricted. These restrictions are linked to energy, so the value of the principal quantum number (n) limits the possible values of l.
Bilangan kuantum Azimut (l)
– Menunjukkan letak elektron dalam subkulit, serta juga menggambarkan jumlah subkulit.
– Nilai (l) adalah dari 0 sampai (n-1) untuk :
• n = 1 maka = 0 l = 0, disebut subkulit s
• n = 2 maka = 0, 1 l = 1, disebut subkulit p
• n = 3 maka = 0, 1, 2 l = 2, disebut subkulit d
• Jumlah sublevel/ subkulit yang terdapat pada suatu
tingkatan energi equal dengan prinsip bilangan kuantum.
• Contoh:
– tingkat energi kedua akan mempunyai 2 subkulit dan tingkat energi ketiga akan mempunyai 3 subkulit.
– Subkulit yang pertama disebut subkulit s. Yang kedua disebut subkulit p. Dan yang ketiga disebut subkulit d.
Bilangan kuantum magnetik (m)
– Menunjukkan orientasi orbital dalam ruangan dan juga menunjukkan banyaknya orbital pada subkulit.
– Untuk setiap l, harga m = -l sampai dengan +l.
– Contoh :
• l = 0 maka m = 0
• l = 1 maka m = -1, 0, +1
• l = 2 maka m = -2, -1, 0, +1, +2,
Bilangan kuantum spin (s)
– Menunjukkan arah putaran elektron dalam orbital. Pada orbital maksimum terdapat dua elektron
dengan arah yang berlawanan.
– Nilai s adalah -1/2 dan +1/2
– Karena elektron hanya mempunyai 2 nilai spin, maka suatu orbital atom tidak mungkin mengandung lebih dari 2 elektron.
• Subkulit dan Orbital
– Orbital merupakan suatu ruang yang ditempati maksimal sampai dengan 2 elektron.
– Setiap subkulit mempunyai jumlah orbital dan elektron yang berbeda.
• Cara yang mudah untuk menghitung jumlah elektron total yang terdapat dalam suatu tingkatan energi adalah 2n2.
Konfigurasi Elektron
• Merupakan susunan elektron dalam atom atau molekul.
• Suatu subkulit dituliskan dalam notasi” nxy”, dimana:
– n melambangkan jumlah kulit atom
– x melambangkan subkulit atom
– y menunjukkan jumlah elektron pada subkulit atom
• Subkulit atom akan dituliskan berurutan sesuai dengan peningkatan energi.
• Contoh: Helium (He)
1
s
2– Angka 1 menunjukkan prinsip bilangan kuantum (n) yang menggambarkan tingkatan energi.
– Huruf “s” merupakan bilangan kuantum momentum angular yang menggambarkan bahwa ada 2 elektron atom helium menempati orbital “s”.
– Eksponen 2 menunjukkan jumlah elektron total pada orbital atau subkulit.
• Untuk mengetahui susunan atom - atom tata ruang
elektron dalam atom perlu diikuti aturan sebagai berikut : a. Prinsip Aufbau
b. Prinsip Hund c. Prinsip Pauli
A. Prinsip Aufbau
• Bila suatu atom pada kondisi ‘ground state’ (energi orbitalnya paling rendah), konfigurasi elektronnya mengikuti prinsip Aufbau.
• Pengisian orbital atom oleh elektron sesuai dengan energi
relatifnya; orbital dengan energi lebih rendah akan terisi elektron lebih dahulu.
Contoh:
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1
b. Prinsip Hund
• Berdasarkan susunan elektronnya: suatu atom stabil apabila orbitalnya terisi elektron penuh atau setengah penuh
• Subkulit d yang berisi setengah penuh atau penuh (5 elektron) akan lebih stabil dibandingkan subkulit s atau subkulit berikutnya.
• Hal ini dikarenakan energi yang dibutuhkan elektron
untuk mempertahankan elektron setengah penuh pada subkulit d lebih kecil daripada subkulit s yang penuh.
c. Prinsip Pauli
• Tidak ada dua elektron dalam suatu atom yang memiliki keempat bilangan kuantum yang sama.
• Bila 2 elektron dalam suatu atom memiiki nilai bilangan n, l dan m yang sama, maka kedua elektron tersebut pasti memiliki nilai bilangan s yang berbeda.
Contoh soal
• Buatlah list cara penulisan yang berbeda untuk
menuliskan bilangan-bilangan kuantum untuk elektron yang berada pada orbital 3p!
• Jawab:
(3, 1, -1, +1/2) (3, 1, -1, -1/2) (3, 1, 0, +1/2) (3, 1, 0, -1/2) (3, 1, 1, +1/2) (3, 1, 1, -1/2)
• Suatu atom oksigen mempunyai 8 elektron. Tuliskan keempat bilangan kuantum untuk masing-masing elektron pada ground state!
• Gambarkan diagram orbital untuk elemen Cr dan Cu!
• Tuliskan konfigurasi elektron untuk potassium dan kalsium!
• Oksigen 1s2 2s2 2p4 Elektron n l m s Orbital 1 1 0 0 +1/2 1s 2 1 0 0 -1/2 3 2 0 0 +1/2 2s 4 2 0 0 -1/2 5 2 1 -1 +1/2 6 2 1 0 + 1/2 2px, 2py, 2pz 7 2 1 1 +1/2 8 2 1 -1 -1/2
•
Potasium (K)
19 elektron
1s
22s
22p
63s
23p
64s
1•
Kalsium (Ca)
20 elektron
1s
22s
22p
63s
23p
64s
2• Periode Pertama
Hidrogen hanya memiliki satu elektron pada orbital 1s,
kita dapat menuliskannya dengan 1s1 dan helium memiliki
dua elektron pada orbital 1s sehingga dapat dituliskan dengan 1s2
• Periode kedua
Level kedua, yaitu periode kedua. Elektron litium memenuhi orbital 2s karena orbital ini memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital 2p. Litium memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s1. Berilium memiliki elektron kedua pada level yang sama -
1s2 2s2.
Level 2p. Pada level ini seluruhnya memiliki energi yang sama, sehingga elektron akan menempati tiap orbital satu persatu. B 1s2 2s2 2p x1 C 1s2 2s2 2p x1 2py1 N 1s2 2s2 2p x1 2py1 2pz1
• Elektron selanjutnya akan membentuk sebuah pasangan dengan elektron tunggal yang sebelumnya menempati orbital. O 1s2 2s2 2p x2 2py1 2pz1 F 1s2 2s2 2p x2 2py2 2pz1 Ne 1s2 2s2 2px2 2py2 2pz2
Bentuk Geometri Molekul
Struktur ruang suatu molekul dapat ditentukan
berdasarkan adanya Pasangan Elektron Ikatan (PEI) dan Pasangan Elektron Bebas (PEB) pada kulit
terluar atom pusat molekul tersebut
Oleh karena antar elektron tersebut memiliki
muatan yang sejenis, maka akan terjadi gaya tolak-menolak
Pasangan elektron tersebut akan cenderung
meminimumkan gaya tolak tersebut dengan cara membentuk suatu susunan tertentu (berupaya untuk saling menjauh)
Teori yang dipakai untuk menjelaskan struktur ruang molekul adalah Teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR = Valence Shell Electron Pair Repulsion) yang disempurnakan dengan Teori Domain Elektron
Hibridisasi adalah penyetaraan tingkat energi melalui penggabungan antar orbital senyawa kovalen atau kovalen koordinasi
Bentuk molekul suatu senyawa dipengaruhi oleh bentuk orbital hibridanya
Bentuk dasar molekul (PEB & PEI)
• Linear (PEB+PEI=2)
• Trigonal planar (PEB+PEI=3)
Tetrahedral
(PEB+PEI=4)
Bipiramida trigonal
Oktahedral
dengan :
A
= atom pusat
I
= pasangan elektron ikatan
B
= pasangan elektron bebas
n
= jumlah PEI
m
= jumlah PEB
Bentuk molekul linier
Dalam bentuk ini, atom-atom tertata pada 1 garis lurus. Sudut ikatannya adalah 1800
Bentuk molekul segitiga datar / planar
Atom-atom dalam molekul, berbentuk segitiga yang tertata dalam bidang datar, 3 atom berada pada titik sudut segitiga sama sisi dan terdapat atom di pusat segitiga. Sudut ikatan antar atom yang mengelilingi atom pusat sebesar 1200
Bentuk molekul tetrahedron
Atom-atom berada dalam suatu ruang piramida segitiga dengan ke-4 bidang permukaan segitiga sama sisi. Sudut ikatannya 109,50
Bentuk molekul trigonal bipiramida
Atom pusat terdapat pada bidang sekutu dari 2
buah limas segitiga yang saling berhimpit,
sedangkan ke-5 atom yang mengelilinginya
akan berada pada sudut-sudut limas segitiga
yang dibentuk. Sudut ikatan masing-masing
atom pada bidang segitiga = 120
0sedangkan
sudut bidang datar dengan 2 ikatan yang
Bentuk molekul oktahedron
Adalah suatu bentuk yang terjadi dari 2 buah
limas alas segiempat, dengan bidang alasnya
berhimpit, sehingga membentuk 8 bidang
segitiga. Atom pusatnya terletak pada pusat
bidang segiempat dari 2 limas yang
Jumlah PEB Rumus Umum Bentuk Molekul Contoh 2 0 AI2B0 Linear BeCl2 ; HgCl2 1 AI2B1 Planar bentuk V SO2 ; O3 2 AI2B2 Bengkok H2O 3 AI2B3 Linear XeF2 3 0 AI3B0 Trigonal planar BF3 1 AI3B1 Piramida trigonal NH3 2 AI3B2 Planar bentuk T ClF3 ; BrF3 4 0 AI4B0 Tetrahedral CH4 1 AI4B1 Tetrahedron terdistorsi SF4
2 AI4B2 Segiempat planar XeF4
5 0 AI5B0 Bipiramida trigonal PCl5
1 AI5B1 Piramida segiempat BrF5 ; IF5
Linear
Planar bentuk V /
bengkok
Piramida trigonal
Tetrahedral terdistorsi
Segiempat planar
Piramida
segiempat
Teori Domain Elektron
• Adalah suatu cara untuk meramalkan bentuk molekul
berdasarkan gaya tolak-menolak elektron pada kulit luar atom pusat
• Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori VSEPR. Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron.
• Jumlah domain elektron ditentukan sebagai berikut :
– Setiap PEI ( baik itu ikatan tunggal, rangkap 2 maupun rangkap 3 ) berarti 1 domain.
Prinsip dasar TDE
– Antar domain elektron pada kulit luar atom pusat, saling tolak-menolak sehingga domain elektron akan mengatur diri sedemikian rupa sehingga gaya tolaknya menjadi minimum.
– Urutan kekuatan gaya tolaknya : PEB – PEB > PEB – PEI > PEI – PEI
– Perbedaan gaya tolak ini terjadi karena PEB hanya terikat pada 1 atom saja, sehingga bergerak lebih leluasa dan menempati ruang lebih besar daripada PEI.
– Akibat dari perbedaan gaya tolak ini, maka sudut ikatan akan mengecil karena desakan dari PEB.
– Domain yang terdiri dari 2 atau 3 pasang elektron ( ikatan rangkap 2 atau 3 ) akan mempunyai gaya tolak yang lebih besar daripada domain yang hanya terdiri dari sepasang elektron.
Senyawa biner berikatan tunggal
Dirumuskan :
EV
= jumlah elektron valensi atom pusat
B
= jumlah PEB
I
= jumlah PEI ( jumlah atom yang terikat pada
atom pusat )
2
I
]
EV
[
Dengan demikian, tipe molekul dapat ditentukan dengan urutan sebagai berikut :
-Tentukan jumlah EV atom pusat.
-Tentukan jumlah domain elektron ikatan atau PEI ( I ). -Tentukan jumlah domain elektron bebas atau PEB ( B