• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia IVAO Division. Level 1: Introduction to ATC 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indonesia IVAO Division. Level 1: Introduction to ATC 2011"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesia IVAO Division

Level 1:

Introduction to ATC

2011

(2)

Welcome to Indonesia ATC

Selamat datang dan bergabung dengan ATC divisi

Indonesia

Melalui tutorial ini anda akan belajar semua materi

yang dibutuhkan selama bertugas menjadi ATC

Jika anda mengalami kesulitan, silahkan bertanya

dengan para divisi staff, selain itu anda diharpkan

banyak berlatih dan membaca materi-materi

lainnya

(3)

Apa Itu ATC

ATC merupakan singkatan dari Air Traffic Control

yang memiliki tugas utama

Separating Traffic

Separating traffic berarti memisahkan pesawat

baik pesawat di ground, departing, arriving,

maupun enrouting

Melalui tutorial ini anda akan belajar bagaimana

memisahkan traffic dengan benar untuk

(4)

Pembagian Tugas ATC

ATC terbagi menjadi beberapa bagian :

Delivery

Ground

Tower

Approach / TMA (Terminal Area)

(5)

Delivery

Clearance Delivery atau Delivery

merupakan

bagian ATC yang bertugas memberikan izin atau

delivery

bagi pesawat untuk terbang dari suatu

tempat ke tempat lain. Selain itu delivery juga

memastikan flight plan sudah benar dan sesuai

dengan aturan yang ada (SOP maupun general

rules)

Delivery memegang peranan yang sangat penting

bagi posisi ATC berikutnya karena delivery

mengatur semua bagaimana posisi ATC

(6)

Ground

Ground

memiliki 2 tugas :

1. Memastikan pesawat taxi dengan aman baik

dari maupun ke runway

2. Melakukan sequencing terhadap traffic. Ingat,

bahwa tugas ATC adalah melalukan

separasi

.

Sebagai contoh, ada 2 pesawat menuju

Surabaya, dan 1 pesawat menuju Semarang.

Akan sangat membantu controler berikutnya

apabila anda mengatur urutan taxi hingga

pesawat line up di runway dengan urutan tujuan

Surabaya, Semarang, Surabaya

(7)

Tower

Tower :

tower sebenarnya memiliki beberapa tugas,

tetapi tugas utamanya adalah mengatur departure

dan arrival dengan memberikan take off dan landing

clearance. Selain itu tugas tower adalah memberikan

traffic advisories dan mengatur traffic VFR selama

(8)

Approach / TMA

Approach bertugas untuk mengatur traffic :

Departing : mengatur pesawat yang berangkat dari suatu airport sampai masuk ke airway yang sudah menjadi bagian dari Center Controler. Approach mengatur traffic bisa

dengan SID yang sudah ada, memberikan vector, dan

altitude clearance. Selain itu approach juga bertanggung jawab untuk menambah separasi untuk departing traffic sebelum masuk ke bagian enroute.

Arriving : bertugas mengatur pesawat yang akan mendarat di suatu bandara dari Center. Approach akan memberikan runway in use dan approach apa yang akan mereka

gunakan (ILS, VOR, visual, etc). Approach mengatur traffic dengan memberi vector maupun altitude clearance.

(9)

Center

Center memiliki area control yang sangat luas. Mengatur traffic departing, arriving, maupun overflight.

Departure traffic diterima dari Approach dan separasi ditambah. Jika pesawat tujuan ada di area Center lainnya, separasi harus

dipastikan cukup dan di hand off ke posisi controler berikutnya.

Arrival traffic diterima dari Approach maupun Center lainnya diberikan descend instruction dan STAR setelah itu di hand off ke Approach untuk mendarat ke bandara tujuan

Overflight traffic diatur oleh Center agar tidak tabrakan dengan pesawat lainnya.

Center membutuhkan banyak perhatian dan ketelitian karena areanya yang luas dan banyaknya traffic yang dicontrol serta aturan yang ada. Kesalahan sedikit pada sebuah pesawat dapat merusak traffic flow yang normal.

(10)

General Notes

Delivery, Ground, dan Tower merupakan posisi non radar, jadi tidak dapat memberikan radar vector.

Approach dan Center dapat terdiri dari beberapa bagian dan sector dengan pembagian tugas dan area tertentu.

Cara ATC berbicara pada pilot tidak sembarangan, ada aturan yang perlu ditaati atau yang disebut juga “phraseology”. Semua ATC kurang lebih menggunakan aturan yang sama dalam memberikan instruksi pada traffic. Berikut akan diberikan contoh bagaimana perjalanan pesawat dari Jakarta ke

Surabaya dengan komunikasinya dengan ATC.

Komunikasi pilot diberikan dengan warna merah dan komunikasi ATC dengan warna biru.Perhatikan phraseology untuk bagian ATC.

(11)
(12)

Traffic at WIII Ground

Pertama pilot berada di gate setelah mengirim Flight Plan akan mengcontact Delivery untuk meminta izin atau clearance delivery ke Juanda, Surabaya Soeta Delivery, Indonesia 123 with information Alpha request IFR clearance to

Surabaya as filled flight level 350

Indonesia 123, clear to Surabaya as filled, maintain 5000 expect flight level 350, follow Purwakarta 2 C departure, squawk 2201

Clear to Surabaya as filled flight level 350, follow Purwakarta 2 C departure, squawk 2201, Indonesia 123

(13)
(14)

Traffic at WIII GND

Sekarang pilot akan meminta clearance untuk push and start dan taxi ke active runway

Soeta ground, Indonesia 123 at gate F41 ready for push and start

Indonesia 123, push and start is approved nose facing taxiway NC3

Push and start approved nose facing taxiway NC3, Indonesia 123

Ground, Indonesia 123 ready for taxi

Indonesia 123, taxi to holding position N6 holdshort runway 7L via NC3 NP2

Taxi to holding position N6 hold short runway 7L via NC3 NP2, Indonesia 123

Ketika pesawat mendekati runway

Indonesia 123, contact tower at 118.75

(15)
(16)
(17)
(18)

Taking Off

Kali ini Tower akan memberikan izin pesawat untuk take off Soeta tower, Indonesia 123 ready for departure

Indonesia 123, wind 090 at 5 knots, QNH 1010, runway 7L, clear for take off

Copy wind, QNH 1010 runway 7L, clear for take off Ketika pesawat sudah airborne

Indonesia 123, contact Jakarta Approach on 119.75

(19)
(20)

Climbing

Jakarta Approach, Indonesia 123 out of 1400ft climbing 5000ft

Indonesia 123, radar contact, proceed Purwa 2 Charlie departure clear climbing FL160,

Climb FL160, continue Purwa 2C climb FL160, Indonesia 123 Indonesia 123, proceed direct CA continue climb final FL350 Direct CA climb FL350, Indonesia 123

Indonesia 123, contact Jakarta Control on 132.1 Contact Jakrta Control 132.1 Indonesia 123

(21)
(22)

Enrouting

Ketika pesawat enroute akan melewati beberapa

sector dan controler akan hand off traffic ke

sector berikutnya yang dilalui

Indonesia 123, contact Bali Control on 120.2

Contact Bali Control on 120.2

(23)
(24)

Initial Approaching

Ketika mendekati descend point ATC akan memberikan clearance untuk descend beserta informasi tambahan yang diperlukan

Indonesia 123, expect Blora 1A arrival, descend at discretion (or clear descent) FL140, report leaving

Expecting Blora 1A arrival, descend at discretion FL140, wilco leaving FL350 // Bali Control, Indonesia 123 now leaving FL350 for FL140

Indonesia 123, roger

Ketika pesawat mencapai area Approach

Indonesia 123, contact Surabaya Approach on 119.1

(25)

Final Approach

Biasanya Approach dapat menyuruh pesawat mengikuti STAR maupun dengan radar vector

Surabaya Approach, Indonesia 123 with you FL160, information Oscar

Indonesia 123, proceed direct NIMAS, continue descend 3000ft QNH 1011, expect ILS runway 10

Direct NIMAS, descend 3000ft QNH 1011, ILS runway 10, Indonesia 123. Indonesia 123 clear for intercept ILS runway 10, report established

Clear for intercept ILS runway 10, wilco established, Indonesia 123 // Surabaya Aproach, Indonesia 123 established on ILS runway 10

Indonesia 123, contact Juanda tower 118.3 Contact Juanda tower 118.3, Indonesia 123

(26)
(27)

Landing

Juanda tower, Indonesia 123 with you on ILS runway 10

Indonesia 123, wind 120 at 4, QNH1011, runway 10 clear to land

Copy wind, QNH 1011, runway 10 clear to land Indonesia 123

Indonesia 123, vacate to the left on N6, contact Juanda ground on 118.9

(28)
(29)

Taxiing to Gate

Juanda ground, Indonesia 123, request taxi to

gate

Indonesia 123, taxi to gate 6 via N6

Taxi to gate 6 via N6

(30)
(31)

VFR Circuit Pattern

1. Upwind

2. Left Crosswind

3. Left Downwind

4. Left Base Leg

5. Final

6. Right Crosswind

7. Right Downwind

(32)

Untuk melakukan circuit pattern, sebagai

contoh kita gunakan runway 10 Left Hand

Traffic Pattern:

Pengisian dari Flight Plan

• Flight Rules: VFR

• Cruise Speed: Tidak lebih dari 250kts (below 10.000FT)

• Altitude: VFR

(33)
(34)

Request ATC Clearance for VFR circuit pattern

• PKXXX: "Juanda Ground, PKXXX, information Delta, C172, parking stand 1, 2 person on board (POB), request VFR clearance circuit pattern"

• Ground: "PKXXX, Ground, information Delta correct, clear VFR left hand pattern runway 10, 1500ft QNH1009, squawk 1233"

• PKXXX: "Clear VFR left hand pattern runway 10 1500ft QNH1009, squawk 1233, PKXXX"

• Ground: "PKXXX, readback correct, Report when ready to taxi"

• PKXXX: “Report when ready to taxi, PKXXX“

(35)
(36)

Airborne di Upwind Leg

• PKXXX: "Tower, PKXXX on Upwind runway 10"

• Tower: "PKXXX, clear to join left downwind runway 10, repot downwind, QNH1009"

• PKXXX: "QNH1009, will report left downwind runway 10, PKXXX“

Disini kita bersiap untuk left crosswind runway 10, dan mulai manuver belok ke kiri 45 derajat dari runway heading

(37)
(38)

Crosswind Leg

Saat kita sudah steady di crosswind, start hitung waktu 30 detik, sebelum melakukan manuver untuk belok lagi ke kiri 90 derajat to join left downwind rwy 10

Kita tidak melakukan report ke ATC (Tower), karena dari komunikasi sebelumnya, Tower minta kita report saat Downwind, bukan di Crosswind

Setelah 30 detik, kita lakukan manuver ke kiri untuk masuk/join ke left downwind runway 10

(39)
(40)

Downwind Leg

Setelah steady di left downwind, kita report ke ATC

• PKXXX: "Tower, PKXXX left downwind runway 10, 1500FT"

• Tower: "PKXXX, Tower, report on final runway 10"

• PKXXX: "Call final runway 10, roger, PKXXX"

Setelah report selesai, kita lihat runway di sebelah kiri. Perhatikan ujung dari runway. Saat sejajar (abeam) dengan ujung dari runway (runway threeshold), start hitung waktu lagi 30 detik

Akhir dari 30 detik, kita join base leg sambil descend dan perhatikan lampu indikator ketinggian pada kiri/kanan runway (PAPI light, Precision

Approach Path Indicator). Ketinggian sesuai apabila lampu PAPI, Putih-Putih-Merah-Merah. Jika Putih-Putih-Putih-Merah, tambahkan descend ratenya, tapi jika Putih-Merah-Merah-Merah, berarti kita terlalu rendah, kurangi descend ratenya, atau maintain altitude terlebih dahulu

(41)
(42)

Base Leg

Pada leg ini kita juga tidak diminta untuk report ke

Tower. Dari komunikasi sebelumnya Tower, meminta

kita untuk report on final runway 10. Jadi tidak perlu

melakukan report

Continue descend, dan tetap gunakan PAPI light

(43)
(44)

Final

Setelah kita final runway 10 (lurus dengan arah runway), report ke Tower (ATC)

• PKXXX: "Tower, PKXXX, on final runway 10"

• Tower: "PKXXX, QNH1009, wind 120 at 7 kts, runway 10 clear to land"

• PKXXX: "Wind copied, QNH 1009, clear to land runway 10, PKXXX"

Sesaat setelah landing, kita vacate runway (meninggalkan runway, masuk ke taxiway) dan dilanjutkan seperti biasa

(45)
(46)

Traffic Separation

Instruksi tambahan dari ATC

Untuk mengatur separasi dari masing-masing aircraft, ATC

akan memberikan beberapa instruksi yang harus kita pahami, seperti extend downwind dan orbit

• Instruksi tersebut akan diberikan, salah satu contohnya

apabila dalam keadaan pesawat A sedang approach on short final sementara pesawat B pada downwind leg, maka atc akan memberikan intruksi extend downwind pada Pesawat B untuk mengatur separasi agar tidak terjadi collition

• Pada prinsipnya separasi antar pesawat dijaga agar traffic flow tetap baik

(47)

• Untuk Arrival Procedure

– ALL CASES = 3 NM (no time limit) except for the following :

– HEAVY behind HEAVY = 4 NM (no time limit)

– MEDIUM behind HEAVY = 5 NM or 2 mins

– LIGHT behind MEDIUM = 5 NM or 3 mins

– LIGHT behind HEAVY = 6 NM or 3 mins

• Untuk Departure Procedure

– LIGHT or MEDIUM behind HEAVY = 2 mins (3 mins if L or M performing an intermediate departure)

– LIGHT behind MEDIUM = 2 mins (3 mins if L performing an intermediate departure)

(48)

-Instruksi tambahan dari

ATC-Untuk mengatur separasi dari masing-masing aircraft, ATC akan memberikan beberapa instruksi yang harus kita pahami

Extend Downwind

Tower: "PKXXX, extend downwind, until further advised" PKXXX: "Copied, extend downwind, PKXXX"

Artinya kita tidak lagi berpatokan pada waktu hitung 30 detik setelah sejajar ujung runway tadi dan belum boleh untuk join Base Leg, tapi mengikuti perintah

selanjutnya ATC

Setelah ATC memberikan clearance, "PKXXX clear to join base leg, report on final runway 10", baru kita lanjutkan join base leg, kemudian final, dan report ke ATC

(49)

• Orbit

Tower: "PKXXX, make orbit 360 to the left on downwind, report completed"

PKXXX: "roger, orbit 360 to the left on downwind, call you completed, PKXXX"

Disini kita melakukan manuver membentuk lingkaran ke arah kiri (orbit), berputar 360 derajat. Caranya, cukup belok kiri dengan bank angle 25 derajat, teruskan sampai kita kembali lagi pada posisi semula (masuk ke heading downwind lagi). Kemudian report ke ATC.

PKXXX: "Tower, PKXXX, completed left orbit, on downwind, 1500FT" Tower: "PKXXX"

Perintah ini digunakan ATC juga bertujuan untuk mengatur separasi antar traffic yang sedang melakukan circuit flight. Dalam hal ini ada 3 traffic yang melakukan circuit pattern. Dengan berputar 360 derajat, maka jarak antar traffic akan semakin lebar.

(50)

Priorities

Setelah anda membaca, anda mengetahui bahwa tugas ATC paling utama adalah separate traffic. Sebelum

mempelajarinya lebih jauh ada beberapa dasar yang perlu diingat:

• First Come First Served:

ATC menggunakan basis siapa datang pertama dia dapat prioritas. Walaupun traffic hanya text only first come first served tetap berlaku baginya.

(51)

Emergencies

Ada 2 tipe emergency / distress call :

“Pan Pan Pan”

artinya pilot mengalami masalah

tetapi masih teratasi dan dia memerlukan prioritas.

Ex: one engine fail, depressurization, etx

“Mayday Mayday Mayday”

berarti pilot benar-benar

mengalami masalah yang sangat serius dan

kemungkinan berahkir dengan buruk atau kondisi

sudah tidak dapat teratasi. Ini menjadi prioritas

paling utama dalam emergency

(52)

Emergencies

Ada 3 jenis squawk yang dipakai saat kondisi

emergency

7500 : highjacking

7600 : radio failure

7700 : emergency (Pan atau Mayday)

Perlu diingat bahwa squawk

7500

untuk

simulasi highjacking

TIDAK DIIZINKAN

di IVAO.

Hal ini dapat menyebabkan banned pada

(53)

Penutup

Diharapkan setelah membaca power point ini

anda mendapatkan sedikit gambaran

mengenai ATC, untuk pengetahuan lebih

lanjut silahkan mengikuti training, bertanya

maupun membaca dari sumber lain.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam keadaan gawat darurat di mana harus segera dilakukan tindakan medis pada pasien yang tidak sadar dan tidak didampingi pasien, tidak perlu persetujuan dari siapapun (pasal

Elemen lain yang juga merupakan penyebab perbedaan minat berkunjung masyarakat untuk datang ke taman kota di Kota Tarakan adalah elemen kondisi dan ketersediaan

Zona emi adalah perubahan dari Sena (Hutan Primer) yang dibuka menjadi daerah emi (lahan pertanian). Zona emi juga dapat berupa sena seke yang dipertahankan sebagai zona emi.

PERIU&LLAIIAA YkIG DIIiKUwPI

PESERTA NAMA

“Selain ibu melaksanakan kegiatan kerumahtanggan, ibu juga berjualan dek, untuk membantu suami mencari tambahan pendapatan keluarga juga melakukan kegiatan

15.Pada suatu pertemuan 30 orang siswa, terdapat 16 siswa memakai baju putih, 12 siswa memakai celana putih, dan 9 siswa yang tidak memakai pakaian berwarna putih..

Batang, Kec. Sultan Ageng Tirtayasa No. Jend Ahmad Yani No.56 Ds. Raya Serang Cilegon Km. 3 Ruko Legok Sukmajaya No. Raya Legok-Parung Panjang km.. District Tivolli Paramount