S
ELASA,
2
A
GUSTUS2016
IHSGMARKET MOVEMENT
Pada perdagangan awal pekan ini, IHSG diramaikan oleh aksi net buy asing yang cukup fantastis sebanyak Rp 1,8 triliun. IHSG ditutup menguat 2,8% ke posisi 5.361,6. Geliat optimisme perekonomian Indonesia sudah mulai terasa di mata investor sehingga membuat investor tidak ragu untuk tetap berinvestasi di Indonesia. Secara keseluruhan, keseluruhan sektor menguat dimana infrastruktur memimpin penguatan . kembali pada perdagangan bursa hari ini, kKami memprediksi akan kembali berjalan positif dilanjutkan oleh efek positif kebijakan pemerintah.
GLOBAL UPDATE
Bursa Wall Street ditutup melemah ditengah tekanan turunnya saham-saham sektor energi yang disebabkan oleh turunya harga minyak dunia menyentuh tingkat terendah sejak April 2016. Saham Exxon dan Chevron masing-masing turun 3,1% dan 3,3% namun penguatan bursa AS masih ditopang oleh kenaikan saham-saham teknologi dimana Apple dan Google masing-masing ditutup naik 1,8% dan 1,2%. indeks Dow Jones turun 0,2% ke 18.404,5, Indeks S&P 500 turun 0,13% ke 2.170,8. Sementara indeks Nasdaq Composite bisa naik 0,4% ke 5.148,2.
RESULT UPDATES
ADHI (BUY Rp 3.350/share)
Kinerja 1H16 kurang memuaskan
Marjin Laba Kotor menurun 150 bps disebabkan oleh rugi di EPC business Secara QoQ, kinerja perusahaan membaik
Rekomendasi BUY pada TP Rp 3.350/lembar saham RALS (NEUTRAL, TP Rp1,250/ share)
Performa 1H16 Meroket Berkat Lebaran yang Lebih Awal Penjualan Tinggi, Margin Pun Terangkat
NEUTRAL Recommendation (TP Rp1,250/ share)
NEWS HIGHLIGHTS
AISA Realisasi capex Rp200 M
Perluas Kapitalisasi Pasar, WSKT Jajaki Investor Amerika Laba bersih LPCK turun 25,79% YoY di 1H16
AKRA siapkan US$ 600 juta untuk power plant MNCN berniat melepas MNC Pictures
ANTM kaji divestasi CGA Tayan ke Showa Denko PSAB jajaki rights issue tahun ini
SMGR ekspansi bisnis ready mix dan precast tahun ini Inflasi Juli YoY 3,21%
Statistik Close Prev % chg
IHSG 5.361,6 5.216,0 2,8 Nilai (Rp Miliar) 10.257,0 11.886,0 -13,7 Volume (jt saham) 8.447,0 8.384,0 0,8 Net asing (Rp miliar) 1.829,8 1.584,4 15,5 Sumber: LOTS
GRAFIK IHSG
Sumber: LOTS
BURSA DUNIA
Indeks Close Prev % chg
Dow Jones 18.404,5 18.432,2 -0,2 S&P 500 2.170,8 2.173,6 -0,1 Nasdaq 5.184,2 5.162,1 0,4 DJ Euro Stoxx 2.967,3 2.990,8 -0,8 FTSE 100 6.694,0 6.724,4 -0,5 Nikkei 225 16.635,8 16.569,3 0,4 Hang Seng 22.129,1 21.891,4 1,1 Shanghai 2.953,4 2.979,3 -0,9 KOSPI 2.029,6 2.016,2 0,7 STI 2.892,5 2.868,7 0,8 KLSE 1.665,2 1.653,3 0,7 SET 1.512,6 1.524,1 -0,8 Sensex 28.003,1 28.051,9 -0,2 Sumber: Bloomberg HARGA KOMODITAS
Komoditas (USD) Close Prev % chg
Minyak Mentah 40,1 41,6 -3,7 Kelapa Sawit 2.375,0 2.375,0 0,0 Nikel 10.692,5 10.587,3 1,0 Timah 17.865,5 17.840,0 0,1 Emas 1.353,2 1.351,0 0,2 Batubara2 61,2 61,8 -1,0 Batubara1 61,8 61,8 0,0 Tepung terigu 157,5 157,5 0,0 Karet 1,8 1,9 -2,1 Sumber: Bloomberg *) Dalam Ringgit Malaysia 1) Hargamingguan, Newcastle index 2) CIF ARA 1yr-forward price
SAHAM DUAL LISTING
Emiten Close* Eq. Rp % chg
TLKM 68,9 4.492,1 3,8 TINS 0,1 713,7 3,6 ANTM 0,0 509,8 -27,5 *) Penutupan terakhir (USD/saham) Sumber: Bloomberg INDIKATOR EKONOMI
Kurs Close Prev % chg
IDR/USD 13.047,0 13.112,0 0,5
BI Rate dan Inflasi MoM YoY
Inflasi, Juli 2016 0,69% 3,21% BI rate, Juli 2016 6,50% Sumber: BPS, BI dan Bloomberg
REKSADANA
S
ELASA,
2
A
GUSTUS2016
D
AILY
V
IEW
Hal.| 2
Result Update
ADHI (BUY TP Rp 3.350/share)
Interim Financial Result
1H15 1H16 YoY FY16F % cov. 1Q16 2Q16 QoQ
Assumption New Contract 6.100,0 6.000,0 -1,6% 24.000,0 31,9% 2.300,0 3.700,0 60,9% P/L (In Rp billion) Revenue 3.212,0 3.130,8 -2,5% 15.771,4 28,4% 1.328,7 1.802,1 35,6% Cost of revenue 2.887,1 2.862,9 -0,8% 13.955,0 29,5% 1.201,7 1.661,2 38,2% Gross profit 324,9 267,9 -17,6% 1.816,4 20,7% 126,9 140,9 11,0% Operating Expense 155,4 177,6 14,3% 680,7 39,5% 77,3 100,4 29,9% Operating profit 169,5 90,2 -46,8% 1.135,7 10,6% 49,7 40,5 -18,4% Net Profit 70,4 55,5 -21,2% 605,1 14,1% 10,9 44,6 310,0% Profitability Gross margin 10,1% 8,6% 11,5% 9,6% 7,8% EBIT margin 5,3% 2,9% 7,2% 3,7% 2,2% EBITDA margin 2,2% 2,0% 5,8% 4,6% 0,0% Net margin 2,2% 1,8% 3,8% 0,8% 2,5% Revenue Breakdown Construction services 2.585 2.472 -4,4% 1.066 1.406 31,9% EPC 327 384 17,2% 141 243 72,0% Property 276 196 -28,9% 83 113 36,9% Precast 23 79 237,2% 39 40 3,4% Total Revenue 3.212 3.131 -2,5% 1.329 1.802 35,6%
Source: Company data and Lautandhana Research
Kinerja 1H16 kurang memuaskan
ADHI mencatatkan penjualan bersih yang menurun 2.5% YoY menjadi Rp3,1 triliun dikarenakan turunnya kontribusi penjualan jasa konstruksi akibat dari lambatnya progress penyelesaian kontrak di awal 2Q16. Kondisi keuangan di 1H16 skurang memuaskan dikarenakan kenaikan COGS yang mengakibatkan Laba kotor menyusut 17,6% YoY yang diakibatkan oleh kenaikan upah pekerja dan naiknya raw material. Laba bersih perseroan juga mengalami penurunan sebesar 21,2% YoY yang diakibatkan oleh naiknya opex perusahaan.
Marjin Laba Kotor menurun 150 bps disebabkan oleh rugi di EPC business
ADHI kembali mengalami kerugian di EPC business nya dikarenakan kenaikan escalation cost dan telatnya pembayaran dari owner atas proyek power plant yang berada di Sumatra dan Kalimantan. Kondisi ini mengakibatkan marjin laba kotor menurun 150 bps menjadi 8,6% dari 10,1%. Bisnis Jasa Konstruksi masih tetap konsisten menyumbang keuntungan bagi perusahaan.
Secara QoQ, kinerja perusahaan membaik
Secara QoQ, kinerja perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp 1,6 triliun atau naik 35,6% QoQ yang didorong oleh sentiment positif perbaikan kebijakan ekonomi dan politik Indonesia dimana salah satunya adalah Tax amnesty. Kebijakan ini direspon positif oleh investor dimana aliran dana akan menjadi penopang proyek infrastruktur pemerintah di tahun kedepannya. Secara segmen penjualan, segmen jasa konstruksi terbukti mengalami dampak yang cukup signifikan yakni naik 31,9% QoQ menjadi Rp 1,4 triliun.
Rekomendasi BUY pada TP Rp 3.350/lembar saham
Kami merekomendasikan ADHI pada posisi BUY dengan target harga Rp. 3.350/lembar saham. [email protected]
RESULT UPDATE – RALS (NEUTRAL, TP Rp1,250/ share) Peak Season Came Early This Year
Financial Review
1H15 1H16 YoY FY16F %coverage 1Q16 2Q16 QoQ
P/L (In Rp billion) Gross sales 3,438 4,369 27.1% 8,308 52.6% 1,485 2,883 94.1% Revenue 2,527 3,156 24.9% 6,121 51.6% 1,086 2,070 90.5% Cost of revenue 1,671 1,960 17.3% 3,925 49.9% 692 1,268 83.2% Gross profit 857 1,196 39.6% 2,196 54.5% 394 802 103.3% Operating Expense 824 945 14.7% 1,909 49.5% 416 530 27.3% Operating profit 32 250 682.3% 287 87.3% (22) 272 -1362.6% Net Profit 91 254 179.7% 349 72.8% 8 246 2822.7% Profitability
Gross profit/ gross sales 24.9% 27.4% 26.4% 26.6% 27.8%
Gross margin 33.9% 37.9% 35.9% 36.3% 38.7%
EBIT margin 1.3% 7.9% 4.7% -2.0% 13.1%
Net margin 3.6% 8.1% 5.7% 0.8% 11.9%
Source: Company data and Lautandhana Research
Performa 1H16 Meroket Berkat Lebaran yang Lebih Awal
Secara tahunan, penjualan kotor RALS naik 27,1% YoY dari Rp3,44 triliun pada 1H15 menjadi Rp4,37 triliun di 1H16 (in line dengan proyeksi kami, 52,6% dari FY16F Rp8,3 triliun), berkat Hari Raya Idul Fitri yang jatuh lebih awal tahun ini, dimana tahun Hari Raya Idul Fitri jatuh di minggu ketiga Juli, sehingga penjualan Lebaran didominasi di bulan Juli, sementara tahun ini Idul Fitri jatuh di awal Juli, sementara THR masyarakat sebagian besar dibagikan pada akhir bulan Juni, sehingga belanja masyakat menjelang Lebaran juga cenderung dilakukan pada bulan Juni. Hal ini ditunjukkan dari SSSG perseroan hingga 1H16 mencapai 27,5% (vs -1,2% pada 1H15). Secara kuartalan, penjualan 2Q16 meroket hingga 94,1% menjadi Rp2,88 triliun. Selain karena Lebaran merupakan “peak season” bagi perseroan, kuatnya penjualan ini juga menurut kami ditopang oleh penguatan daya beli masyarakat sebagaimana ditunjukkan dalam tren Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang positif sejak awal tahun, karena berbagai kebijakan Jokowi (khusus di Jakarta, Kartu Jakarta Pintar/ KJP membantu masyarakat menengah ke bawah untuk membeli barang kebutuhan salah satunya seragam, alat tulis dan sepatu sekolah, yang dijual di gerai Ramayana), harga BBM yang relative rendah, kesempatan kerja yang lebih baik, serta suku bunga bank yang rendah. Secara internal, strategi perseroan #kerenhaksegalabangsa yang baru diterapkan sejak 2Q16 dengan brand-brand ambassador terkenal di kalangan masyarakat seperti Aliando Syarief, Prilly Latuconsina, Raffi Ahmad, dan lainnya menjadi daya tarik target konsumen perseroan.
Penjualan Tinggi, Margin Pun Terangkat
Secara bottom line, laba bersih perseroan juga meroket 179,7% menjadi Rp254 triliun (72,8% dari FY16F Rp349 triliun), berkat marjin laba kotor perseroan yang naik sebesar 2,5% menjadi 27,4%. Tingginya penjualan juga menjadi penopang (leverage) bagi operasional perseroan, terbukti dari EBIT margin yang naik hingga 6,6% dari 1,3% di 1H15 menjadi 7,9%. Secara kuartalan, margin laba kotor, EBIT margin, dan marjin laba bersih masing-masing naik hingga 1,2% ke 27,8%, 15,1% ke 13,1%, dan 11,1% YoY menjadi 11,9%.
NEUTRAL Recommendation (TP Rp1,250/ share)
Meskipun laba bersih perseroan sudah membentuk 72,8% dari proyeksi kami, kami tidak mengubah proyeksi 2016F kami, mengingat kontribusi penjualan dan laba bersih dari Lebaran pada umumnya mencapai 60% dari total penjualan dan laba bersih tahunan. Menggunakan 2017F sebagai tahun dasar proyeksi kami, TP baru kami untuk saham RALS Rp1,250/ saham, imply PER dan EV/EBITDA 2017F masing-masing 19,05x dan 10,15x.
S
ELASA,
2
A
GUSTUS2016
D
AILY
V
IEW
Hal.| 4
News Highlights
CORPORATE
AISA Realisasi capex Rp200 M
AISA telah merealisasikan capex senilai Rp200 miliar dari total belanja modal yang direncanakan senilai Rp600 miliar.
Perluas Kapitalisasi Pasar, WSKT Jajaki Investor Amerika
WSKT tengah memperluas kapitalisasi pasarnya dengan berpeluang memperoleh investor dari benua Amerika mulai akhir Juni 2016.
Laba bersih LPCK turun 25,79% YoY di 1H16
LPCK melaporkan penurunan kinerja pada 1H16 yaitu sebesar 25,79% YoY dengan laba bersih menjadi Rp354,62 miliar atau Rp509,51 per saham dibandingkan Rp477,86 miliar atau Rp686,58 per saham pada periode yang sama tahun lalu.
AKRA siapkan US$ 600 juta untuk power plant
Fasilitas di kawasan industri terintegrasi JIIPE akan ditambah oleh AKRA dimana tahun depan, rencananya akan ada power plant dengan kapasitas 500 megawatt (MW) di kawasan milik AKRA tersebut. Perseroan menginvestasinya sekitar US$ 600 juta untuk proyek tersebut.
MNCN berniat melepas MNC Pictures
MNCN berniat melepas saham anak usahanya yakni MNC Picture melantai di bursa saham. Perseroan ingin mendorong anak usahanya tersebut untuk bisa memproduksi lebih banyak film layar lebar.
ANTM kaji divestasi CGA Tayan ke Showa Denko
ANTM tengah mengkaji divestasi sebagian saham PT Indonesia Chemical Alimina (ICA) kepada mitra strategis asal Jepang yakni, Showa Denko KK. HIngga saat ini, perseroan merupakan pemegang saham mayoritas 80% sedangkan sisanya sebesar 20% dikuasai oleh Showa Denko. ICA sendiri merupakan pemilik pabrik pengolahan bijih bauksit nebhadi CGA di Tayan, Kalimantan Barat. PSAB jajaki rights issue tahun ini
PSAB tengah menjajaki rights issue pada tahun ini untuk menambah jumlah saham yang beredar (free float) dari 7,5% menjadi sebesar 20%. Perseroan menargetkan produksi emas sebanyak 500 ribu oz per tahun dalam 5 tahun mendatang , melonjak 2 kali lipat dari produksi saat ini sebanyak 220 ribu oz.
SMGR ekspansi bisnis ready mix dan precast tahun ini
SMGR melalui pendirian anak perusahaan yakni Semen Indonesia Beton yang membawahi PT SSG Prima Beton yang beroperasi di Gresik Jawa Timur, guna memperkuat bisnis ready mixed dan produk precast. Perseroan tengah menjajaki akusisi perusahaan beton dalam negeri potensial pada tahun ini.
ECONOMIC
Inflasi Juli YoY 3,21%
BPS merilis data inflasi bulan Juli 2016 sebesar 0,69% MoM yang dikontribusikan dari kenaikan harga antara lain, tariff angkutan udara, angkutan antar kota, harga bawang merah, daging ayam ras, kentang, tariff listrik, ikan segar, beras, cabai merah, emas perhiasan, daging sapi, gula pasir, tariff kereta api, uang sekolah SD dan uang sekolah SMA. Komoditas yang mengamai penurunan harga, antara lain: telur ayam ras, sawi hijau, sawi putih dan tomat sayur. Secara keseluruhan, inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2016) tercatat sebesar 1,76% sedangkaan inflasi YoY tercatat berada pada level 3,21%.
Jl. Jendral Sudirman Kav. 3 Jakarta 10220 Tel : (021) 5785 1818 Fax : (021) 5785 1637
RESEARCH TEAM
Theodorus ArielKristian Analyst [email protected] (62-21) 5785 1818 ext.2050
Febby Stephanie Analyst [email protected] (62-21) 5785 1818 ext.2068
Rendy Candra Analyst [email protected] (62-21) 5785 1818 ext.2069
Wijaya Naibaho Support [email protected] (62-21) 5785 1818 ext.2052
BRANCH OFFICE
Pluit Kelapa Gading
Kawasan CBD Pluit Blok A No.20 Sentra Bisnis Artha Gading
Jl. Pluit Selatan Raya No.1 Jl. Boulevard Artha Gading Blok A6B No. 7
Jakarta 14440 Jakarta Utara 14240
Tel : +6221 6667 5345 Tel : +6221 4585 6402
Fax : +6221 6667 5234 Fax : +6221 4587 3961
Bandung Puri
Komplek Paskal Hyper Square Blok C No. 15 Rukan Grand Taman Aries Niaga
Jl. Pasir Kaliki No. 25 - 27 Jl. Taman Aries – Kembangan Blok G 1 No. 1 I
Bandung 40181 Jakarta Barat 11620
Tel : +6222 8606 1027 Tel : +6221 2931 9515
Fax : +6222 8606 0684 Fax : +6221 2931 9516
Medan Surabaya
Jalan Cut Mutia No.15B Jl. Diponegoro 48D-E
Medan 20152 Surabaya 60264
Tel : +6261 451 8855 Tel : +6231 562 2555
Fax : +6261 451 1833 Fax : +6231 567 1398
Medan
Kampus STMIK-STIE MIKROSKILL Jl. Thamrin No. 140
Medan 20152
DISCLAIMER
This report has been prepared by PT. Lautandhana Securindo on behalf of itself and its affiliated companies and is provided for information purposes only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell, or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecasts, opinions, and expectations contained herein are entirely those of PT. Lautandhana Securindo.
While all reasonable care has been taken to ensure that information contained herein is not untrue or misleading at the time of publication, PT. Lautandhana Securindo makes no representation as to its accuracy or completeness and it should not be relied upon as such. This report is provided solely for the information of clients of PT. Lautandhana Securindo who are expected to make their own investment