• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No.64/II/72/Th. XVI, 6 November 2013

K

EADAAN

K

ETENAGAKERJAAN

A

GUSTUS

2013

AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,27 PERSEN

 Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah Agustus 2013 mencapai 1.228.337 orang, bertambah sebesar

15.274orang dibanding keadaan pada Agustus 2012 yang mencapai 1.213.063 orang, sedangkan jika dibanding Februari 2013 yang mencapai 1.322.832 orang, berkurang sebesar 94.495 orang.

 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Sulawesi Tengah pada Agustus 2013 sebesar 65,92 persen

atau menurun dibanding TPAK keadaan Agustus 2012 dan Februari 2013 masing-masing sebesar 66,38 persen dan 71,79 persen.

 Jumlah penduduk bekerja di Sulawesi Tengah pada Agustus 2013 mencapai 1.175.930 orang, bertambah

sebanyak 10.488 orang dibanding keadaan pada Agustus 2012 mencapai 1.165.442 orang, dan berkurang sebanyak 111.824 orang dibanding keadaan pada Februari 2013 sebesar 1.287.754 orang.  Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Tengah pada Agustus 2013 sebesar 4,27 persen

(52.407 orang), mengalami kenaikan dibanding keadaan Agustus 2012 yang mencapai 3,93 persen (47.621 orang) dan mengalami peningkatan bila dibanding keadaan Februari 2013 yang mencapai 2,65 persen (35.078 orang). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tengah terbesar pada angkatan kerja yang berpendidikan SMA Kejuruan sebesar 8,09 persen diikuti SMA Umum sebesar 6,80 persen dan Universitas sebesar 6,04 persen, sedangkan yang terendah Diploma I/II/III sebesar 1,36 persen.

 Selama setahun terakhir (Agustus 2012 ― Agustus 2013), Enam lapangan usaha mengalami penurunan

kontribusi jumlah pekerja namun persen per poinnya relatif kecil, yaitu pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan sebesar 0,63 persen poin, pertambangan dan penggalian 0,89 persen poin, Industri 0,3 persen, Kontruksi sebesar 0,01 persen poin, perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 0,31 persen poin serta Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha persewaan dan jasa perusahaan sebesar 0,13 persen poin. Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan masih menjadi lapangan usaha penampung terbesar tenaga kerja pada bulan Agustus 2013 sebesar 49,25 persen, diikuti jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 18,86 persen, serta perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 14,22 persen.

 Pada Agustus 2013, pekerja kegiatan informal masih sangat dominan sebesar 67,13 persen dari total

pekerja. Sedangkan menurut status pekerjaannya, pekerja terbanyak sebagai buruh/karyawan sebesar 29,06 persen, diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar sebesar 20,67 persen, sedangkan yang paling sedikit adalah pekerja bebas di non pertanian sebesar 7,19 persen.

 Jumlah pekerja tak penuh di Sulawesi Tengah pada Agustus 2013 mencapai 543.363 orang yang terdiri

(2)

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Pengangguran

Keadaan ketenagakerjaan di Sulawesi Tengah pada Bulan Agustus Tahun 2013 menunjukkan adanya sedikit penurunan dibandingkan Bulan Agustus Tahun 2012 yang digambarkan dengan adanya peningkatan jumlah penganggur, dan peningkatan Tingkat Pengapenganguran Terbuka (TPT), namun secara agregat, terjadi penambahan penduduk yang bekerja.

Jumlah angkatan kerja keadaan Agustus 2013 mencapai 1.228.337 orang, bertambah sebesar 15.274 orang dibanding keadaan Agustus 2012 yang mencapai 1.213.063 orang, sedangkan jika dibanding keadaan Februari 2013 yang sebanyak 1.322.832 orang, maka jumlah penduduk angkatan kerja berkurang sebesar 94.495 orang.

Jumlah penganggur pada Agustus 2013 mencapai 52.407 orang atau bertambah sebesar 4.786 orang jika dibanding keadaan Agustus 2012 yang sebanyak 47.621 orang, dan jika dibanding keadaan Februari 2013 dengan jumlah penganggur sebanyak 35.078 orang maka jumlah penganggur bertambah sebesar 17.329 orang. Persentase kenaikan jumlah pengangguran yang lebih besar dari persentase kenaikan jumlah pekerja menyebabkan terjadinya kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 0,34 persen poin selama periode setahun terakhir, sedangkan jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2013, maka TPT-nya mengalami peningkatan sebesar 1,62 persen poin (Tabel 1).

Tabel 1

Penduduk Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2012–2013

Jenis Kegiatan Utama 2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Angkatan Kerja 1.352.427 1.213.063 1.322.832 1.228.337 Bekerja 1.301.962 1.165.442 1.287.754 1.175.930 Penganggur 50.465 47.621 35.078 52.407 2. Bukan Angkatan Kerja 459.791 614.305 519.834 634.898 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 74,62 66,38 71,79 65.92 4. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3,73 3,93 2.65 4.27

Menurut tingkat pendidikannya, pada Agustus 2013, angkatan kerja di Sulawesi Tengah paling banyak berpendidikan SD ke bawah sebesar 575.227 orang diikuti SMA Umum sebanyak 218.023 orang dan SMP sebesar 214.080 orang, sedangkan jumlah angkatan kerja paling sedikit adalah yang berpendidikan DI/II/III sebesar 36.812 orang.

Tabel 2

TPT Menurut Tingkat Pendidikan, Agustus 2013

Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran TPT

(1) (2) (3) (4) (5) SD ke bawah 575.227 562.093 13.134 2.28 SMP 214.080 202.909 11.171 5.22 SMA Umum 218.023 203.195 14.828 6.80 SMA Kejuruan 80.554 74.040 6.514 8.09 DI/II/III 36.812 36.312 500 1.36 Universitas 103.641 97.381 6.260 6,04

(3)

TPT tertinggi di Sulawesi Tengah pada kelompok angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SMA Kejuruan sebesar 8,09 persen dengan jumlah penganggur sebanyak 6.514 orang, diikuti SMA Umum sebesar 6,80 persen dengan jumlah penganggur 14.828 orang dan Universitas sebesar 6,04 persen dengan jumlah penganggur 6.260 orang. TPT terendah terjadi pada kelompok angkatan kerja dengan tingkat pendidikan DI/II/III dan SD ke bawah masing-masing sebesar 1,36 persen (500 orang) dan 2,28 persen 13.134 orang).

Penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan, paling banyak dengan tingkat pendidikan SD ke bawah sebesar 575.227 orang, diikuti SMA Umum sebesar 218.023 orang dan SMP sebanyak 214.080 orang, sedangkan yang paling sedikit dengan tingkat pendidikan DI/II/III sebanyak 36.812 orang (Tabel 2).

2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2012, persentase jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2013 mengalami penurunan pada enam lapangan usaha yaitu pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan sebesar 0.63 persen poin, Pertambangan dan Penggalian sebesar 0.89 persen poin, Industri sebesar 0,3 persen poin, Kontruksi sebesar 0,01 persen poin , perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 0,31 persen poin , dan Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 0,13 persen poin.

Tabel 3

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2012–2013

Lapangan Pekerjaan Utama 2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 48,91 49,88 47.40 49.25

Pertambangan dan Penggalian 3,50 2,63 3.98 1.74

Industri 6,56 5,34 6.55 5.04

Listrik, Gas dan Air Minum 0,13 0,27 0.40 0.30

Konstruksi 4,55 5,41 4.65 5.40

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 14,66 14,53 15.05 14.22

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 3,34 3,36 3.63 3.68

Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js

Perusahaan 0,79 1,64 1.50 1.51

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 17,56 16,94 16.84 18.86

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00

Sedangkan tiga lapangan usaha lainnya mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terjadi pada Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perseorangan sebesar 1,92 persen poin, diikuti Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi sebesar 0,32 persen poin serta Listrik, Gas dan Air Minum tumbuh sebesar 0.03 persen poin.

Lapangan usaha penampung penduduk yang bekerja terbesar pada bulan Agustus 2013 adalah pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan sebesar 49,25 persen, diikuti jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 18,86 persen serta perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 14,22 persen (Tabel 3).

3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana, pendekatan kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja

(4)

formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Agustus 2013 pekerja formal di Sulawesi Tengah sebesar 32,87 persen dan sisanya 67,13 persen bekerja pada kegiatan informal.

Dari 1.175.930 orang yang bekerja pada Agustus 2013, status pekerjaan utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan sebesar 29,06 persen, diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap/tdk dibayar sebesar 20,67persen, berusaha sendiri dan pekerja keluarga/tak dibayar masing-masing sebesar 19,91 persen dan 19,36 persen, sedangkan yang terkecil adalah berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar sebesar 3,81 persen.

Dalam periode satu tahun terakhir (Agustus 2012 – Agustus 2013) terjadi peningkatan persentase pekerja terbesar dengan status berusaha sendiri sebesar 1,17 persen point, , diikuti pekerja keluarga/pekerja tak dibayar sebesar 0,66 persen poin, dan berusaha dibantu buruh tidak tetap/ tidak dibayar sebesar 0,38 persen poin (Tabel 4).

Tabel 4

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2012–2013

Status Pekerjaan Utama 2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5)

Berusaha sendiri 17,64 18.74 19.20 19.91

Berusaha dibantu buruh tidak tetap / tidak dibayar 21,68 20.29 21.52 20.67

Berusaha dibantu buruh tetap / dibayar 3,90 4.61 3.25 3.81

Buruh/Karyawan/Pegawai 26,29 28.94 28.14 29.06

Pekerja bebas 8,28 8.71 8.72 7.19

Pekerja keluarga/tak dibayar 22,21 18.70 19.17 19.36

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00

4. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja

Dari total jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2013 sebesar 1.175.930 orang terdapat 543.363 orang yang bekerja dibawah jam kerja normal (35 jam seminggu) atau disebut dengan pekerja tak penuh serta sisanya sebesar 632.567 orang yang telah bekerja sesuai jam kerja normal (pekerja penuh). Pekerja tak penuh tersebut terbagi menjadi setengah penganggur sebesar 144.290 orang dan pekerja paruh waktu sebesar 399.073 orang.

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jam Kerja Selama Seminggu, Agustus 2013

Jam Kerja Selama Seminggu Laki – laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Pekerja Tak Penuh (1 – 34 Jam) 327.694 215.669 543.363 Setengah Penganggur 104.775 39.515 144.290 Pekerja Paruh Waktu 222.919 176.154 399.073 Pekerja Penuh (0 atau 35 jam keatas) 451.447 181.120 632.567

(5)

Jika dilihat dari jenis kelaminnya, para pekerja laki-laki lebih banyak menjadi pekerja tak penuh sebesar 327.694 orang dibandingkan perempuan sebesar 215.669 orang, sedangkan untuk pekerja penuh sangat didominasi oleh laki-laki sebesar 451.447 orang dibanding perempuan yang hanya sebesar 181.120 orang. Untuk setengah penganggur dan pekerja paruh waktu semuanya didominasi oleh laki-laki (tabel 5).

5. Keadaan Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/kota

Pada Agustus 2013, jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah tertinggi pada Kabupaten Parigi Moutong sebesar 193.964 orang (188.142 orang yang bekerja dan 5.822 orang pengangguran), diikuti Kabupaten Banggai sebesar 146.238 orang (139.012 orang yang bekerja dan 7.226 orang pengangguran), dan Kabupaten Poso sebesar 113.535 (110.266 orang yang bekerja, dan 3.269 orang pengangguran) sedangkan yang terendah Kabupaten Buol sebesar 58.909 orang (57.893 orang yang bekerja dan 1.016 orang pengangguran).

Tabel 6

Angkatan Kerja, TPAK dan TPT Menurut Kabupaten/kota, Agustus 2013

Kabupaten/kota Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran TPAK TPT

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Banggai Kepulauan 84.152 80.161 3.991 71,93 4,74 Banggai 146.238 139.012 7.226 62,13 4,94 Morowali 91.734 88.985 2.749 62,47 3,00 Poso 113.535 110.266 3.269 72,80 2,88 Donggala 110.898 104.230 6.668 59,87 6,01 Tolitoli 85.757 82.324 3.433 58,75 4,00 Buol 58.909 57.893 1.016 66,66 1,72 Parigi Moutong 193.964 188.142 5.822 67,11 3,00 Tojo Una-una 71.379 69.795 1.584 76,27 2,22 Sigi 104.247 100.337 3.910 68,94 3,75 Palu *) - - - - - Sulawesi Tengah 1.228.337 1.175.930 52.407 65,92 4,27

*) Secara Metodologi, Respon Rate Responden < 70%, sehingga tidak memenuhi kecukupan sampel untuk estimasi angka Kota Palu.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Sulawesi Tengah tertinggi pada Kabupaten Tojo Una-una sebesar 76,27 persen, diikuti Kabupaten Poso sebesar 72,80 persen dan Kabupaten Banggai Kepulauan sebesar 71,93 persen, sedangkan terendah terjadi pada Kabupaten Tolitoli sebesar 58,75 persen. Untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi di Kabupaten Donggala 6,01 persen, diikuti Kabupaten Banggai dan Banggai Kepulauan masing-masing sebesar 4,94 persen dan 4,74 persen.

Referensi

Dokumen terkait

independen yang terdiri dari current ratio, return on assets dan total assets turnover dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen yaitu investasi aktiva tetap

Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di dalam rumah dan gambaran perilaku merokok di dalam rumah kepada masyarakat

Lamanya waktu pencetakan sertifikat, hal tersebut dikarenakan pencetakan sertifikat dilakukan 1 (satu) minggu setelah kegiatan seminar dilakukan. Lamanya waktu

Dengan kondisi dan keadaan yang sesungguhnya pelatih-pelatih di Pengkab persani se-DIY khususnya pelatih fisik sangat memprihatinkan dan dalam onservasi yang pernah tim

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai Faktor- faktor yang berhubungan dengan tindakan ekstraksi vakum pada persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah

Hiposa dalam penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara umur, tingkat pendidikan, status kesehatan, ststus gizi, kejadian anemia dengan produktivitas kerja

Kriteria kepraktisan perangkat pembelajaran diperoleh dari analisis terhadap hasil validasi para ahli, dimana perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh para

Seperti halnya yang terjadi pada kelas VIII MTs Al Huda Bandung Tulungagung, dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah peserta didik diberikan permasalahan dan