• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA KONSEP ENERGI DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV MI MAARIF ARROSYIDIN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA KONSEP ENERGI DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV MI MAARIF ARROSYIDIN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

KONSEP ENERGI DENGAN PENDEKATAN CTL

(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PADA SISWA KELAS IV MI MAARIF ARROSYIDIN

KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH

NIM 11509029

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

KONSEP ENERGI DENGAN PENDEKATAN CTL

(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PADA SISWA KELAS IV MI MAARIF ARROSYIDIN

KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH

NIM 11509029

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(4)

iv Eni Titikusumawati, S.Pd, M.Pd

DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi

Saudari YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH

NIM : 11509029

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah

Judul : Peningkatan Prestasi Belajar IPA Konsep Energi dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)

Pada Siswa Kelas IV MI Maarif Arrosyidin Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu'alaikum. wr. wb

Salatiga, 15 Februari 2014 Pembimbing

Eni Titikusumawati, S.Pd, M.Pd NIP. 19750829 200912 2 003 DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :

(5)

v SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA KONSEP ENERGI DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING)

PADA SISWA KELAS IV MI MAARIF ARROSYIDIN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

DISUSUN OLEH

YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH NIM : 11509029

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 3 Maret 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam (S.Pd.I).

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M. Pd. Sekretaris Penguji : Dra. Maryatin, M. Si.

Penguji I : Dr. Budiono Saputro, M. Pd. Penguji II : Peni Susapti, M. Si.

Penguji III : Eni Titikusumawati, M. Pd.

Salatiga, 3 Maret 2014 Ketua STAIN Salatiga

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH

NIM : 11509006

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 15 Februari 2014 Yang menyatakan,

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum diwajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai. “

(RA Kartini)

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini ku persembahkan kepada :

1.

Bapak ibu yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan

dukungannya selama ini, semoga Allah selalu memberi

ridlo-Nya kepada beliau berdua.

2.

Untuk keluarga besarku dan kepada kakakku Robaniyah

Puji Rahayu , Herri Supriyadi , Arif Adhi Purwoko serta

Abangku (Muhamad.Nur.R

ifa’i

) yang selalu memberikan

semangat di setiap hariku.

3.

Untuk para dosenku yang telah memberikan bekal ilmu

untuk masa depanku.

4.

Dan spesial untuk dosen pembimbingku Ibu Eni

Titikusumawati S.Pd, M.Pd yang telah memberikan

bimbingan skripsiku hingga selesai dengan baik.

5.

Sahabatku (sweety) Saliz, Laila, Dania, Diah dan Septi

terima kasih kalian selalu setia setiap saat.

6.

Teman-teman seperjuanganku (Unik widyastuti dan umi

musodiqoh)

7.

Temen-teman semua yang tidak bisa disebutkan satu-satu

terima kasih atas dukungan , bantuan dan suport kalian.

8.

Teman-teman PGMI A 2009 yang selalu kompak dan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Konsep Energi dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas IV MI

Ma’arif Arrosyidin Candimulyo Tahun pelajaran 2013/2014”. Selanjutnya dengan

penuh kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu terselesainya skripsi ini.

Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan

kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku ketua Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah STAIN Salatiga.

3. Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

4. Para dosen dan seluruh jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

(9)

ix

Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT,

mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya.

(10)

x ABSTRAK

Aningsih, Yazida Asri Duk. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA dengan Pendekatan CTL (contextual teaching and learning pada siswa kelas IV MI Arrosyidin Candimulyo Tahun Pelajaran 2013/2014.

Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtida’iyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing :Eni Titikusumawati, S.Pd, M. Pd.

Kata Kunci : Peningkatan, Prestasi Belajar, CTL (Contextual Teaching and Learning)

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kenyataan bahwa hasil belajar siswa kelas IV MI Ma’arif Candimulyo Magelang Pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah. Oleh karena itu guru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran yang memungkinkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa untuk kelas rendah adalah dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).

Penelitian merupakan upaya untuk peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Maarif Arrosyidin Karen Magelang. Pertanyaan yang ingin di jawab apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPA konsep energi

pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Arrosyidin Karen Candimulyo pada tahun ajaran 2013/2014?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK terdiri dari 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dalam penelitian ini diambil dengan lembar pengamatan, soal tes/ evaluasi soal, pedoman dokumentasi dan angket umpan balik siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... .... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 7

G.Metode Penelitian ... 8

(12)

xii

2. Subjek Penelitian ... 9

3. Langkah-langkah Penelitian ... 10

4. Instrument Penelitian ... 12

5. Teknik Pengumpulan Data ... 13

6. Analisis Data ... 14

H.Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Prestasi Belajar ... 18

1. Pengertian Prestasi ... 18

2. Pengertian Belajar ... 18

3. Pengertian Prestasi Belajar ... 18

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 19

C.Konsep Energi pada Mata Pelajaran IPA ... 20

1. Pengertian Energi ... 20

2. Energi Panas dan Sifatnya... 21

3. Energi Bunyi dan Sifatnya... 21

4. Energi Alternative dan kegunaanya ... 21

D.Pendekatan Contextual Teaching and Learning ... 22

1. Konsep Contextual Teaching and Learning ... 22

2. Prinsip komponen Contextual Teaching and Learning.... 23

3. Langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning. 25 4. Kelebihan dan kekurangan Contextual Teaching and Learning. . 25

E. Konsep Energi menggunakan Contextual Teaching and Learning. 27 F. Kerangka Berpikir...... 29

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Gambaran Umum MI Arrosyidin ... 30

1. Lokasi Penelitian... 30

2. Karakteristik Siswa Kelas IV... 30

(13)

xiii

1. Deskripsi Siklus I... 31

2. Deskripsi Siklus II ... 36

3. Deskripsi Siklus III ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 43

1. Siklus I... 43

2. Siklus II... 54

3. Siklus III... 63

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 73

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

xiv Daftar Gambar

Hal

Gambar 1. 1 Siklus PTK model spiral menurut Kamis dan McTaggart 11

Gambar 2.1 Diagram Ketuntasan Nilai IPA Siswa Kelas IV tiap siklus 68

Gambar 2.2 Diagram Persentase Ketuntasan Nilai IPA pada siswa kelas IV

(15)

xv Daftar Tabel

Hal

Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan 6

Tabel 2.1 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Arrosyidin 9

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus I

49

Tabel 3.2 Pengamatan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunalan

Contextual teacing and learning Siklus I

50

Tabel 3.3 Data Hasil Angket Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus I

51

Tabel 3.4 Data Nilai IPA Siklus I 52

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus II

59

Tabel 4.2 Pengamatan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan

Contextual teacing and learning Siklus II

60

Tabel 4.3 Data Hasil Angket Siswa pda Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus II

61

Tabel 4.4 Data Nilai Matematika Siklus II 62

Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus III

69

Tabel 5.2 Pengamatan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan

Contextual teacing and learning Siklus III

70

Tabel 5.3 Data Hasil Angket Siswa pda Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus III

71

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II 3. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III 4. Lembar Evaluasi siklus I

5. Lembar Evaluasi siklus II 6. Lembar Evaluasi siklus III

7. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I 8. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II 9. Lembar Pengamatan Siswa Siklus III 10. Lembar Pengamatan Guru Siklus I 11. Lembar Pengamatan Guru Siklus II 12. Lembar Pengamatan Guru Siklus III 13. Lembar Angket Siklus I

14. Lembar Angket Siklus II 15. Lembar Angket Siklus III 16. Dokumentasi

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai pendidikan yang ada seringkali membuat kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Walaupun seringkali mengetahui bahwa banyak siswa yang mungkin mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyatannya mereka seringkali tidak memahami atau tidak mengerti secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dapat dipergunakan / dimanfaatkan.

(18)

2

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar saat ini bertujuan mengembangkan kemampuan dasar siswa berupa kemampuan akademik, keterampilan hidup, pengembangan moral, pembentukan karakter yang kuat, kemampuan untuk bekerja sama, dan pengembangan estetika terhadap dunia sekitar. Secara lebih khusus kemampuan yang dikembangkan pada siswa jenjang pendidikan tingkat dasar adalah logika, estetika, etika, dan kinestika (Kurikulum Pendidikan Dasar, 2001).

Pembelajaran IPA pada umumnya masih didominasi oleh aktifitas guru. Siswa berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan kegiatan belajar mengajar (KBM) berpegang pada buku paket saja. Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan benda-benda konkrit dalam situasi yang nyata.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan.

(19)

3

Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran pun bervariasi karena dalam satu kelas ini pun antara satu anak dengan anak yang lain kemampuan menerima pelajaran juga berbeda. Tingkat perhatian siswa berbeda satu sama lain maka guru pun harus pandai dalam mengelola kelas.

Suatu cara untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya sebuah strategi pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pendekatan pembelajaran ini salah satunya menekankan kepada bagaimana belajar di sekolah yang dikontekskan ke dalam situasi dunia nyata, sehingga hasil belajar dapat diterima dan berguna bagi siswa selama di sekolah atau setelah mereka lulus dari sekolah tersebut. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan pembelajaran yang didasarkan kepada pembelajaran kontekstual.

Penerapan pembelajaran kontekstual ini diharapkan dapat mendorong keaktifan siswa dalam proses KBM, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Hakekat pembelajaran kontekstual ini adalah pembelajaran yang menekankan aspek-aspek REACT, yaitu aspek mengaitkan (relating), aspek mengalami

(experiencing), aspek menerapkan teori pada situasi tertentu (applying), aspek kerja sama (cooperating), dan aspek perolehan pengetahuan baru

(20)

4

akan disampaikan. Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat mengkaitkan kedua hal tersebut (pelajaran dan kehidupan nyata siswa).

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah sistem yang menyeluruh, CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagian yang terpisah. Bagian-bagian CTL yang terpisah melibatkan proses-proses yang berbeda, yang ketika digunakan secara bersama-sama, memampukan siswa membuat hubungan yang mampu menghasilkan makna.

Setiap bagian CTL yang berbeda-beda ini memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersama-sama, mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna didalamnya, dan mengingat materi akademik.

Contextual Teaching and Learning (CTL) suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan atau konteks ke permasalahan dan juga pada konteks lainnya.

(21)

5

CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal siswa dalam mengarungi kehidupan nyata.

Pada pembelajaran IPA di kelas IV pada konsep energi setelah diadakan tes pada akhir pembahasan, ternyata hanya 8 siswa atau 42 %yang tuntas sedangkan 11 siswa lainya atau 58 % belum tuntas. Maka pembelajaran CTL dapat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa. Seorang guru juga harus pandai dalam melaksanakan pembelajaran CTL sehingga siswapun tak akan bosan dalam menerima pelajaran yang diterima. Pembelajaran CTL ini digunakan untuk mempermudah siswa dalam proses belajar mengajar dan siswapun akan menemukan hal baru dalam pembelajaran tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

Apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPA

konsep energi pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Arrosyidin Karen

Candimulyo? C. Tujuan Penelitian

(22)

6 D. Hipotesis

Hipotesis (Arikunto 1982) adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan yang dirumuskan. Pengertian hipotesis tindakan hendaknya dipahami sebagai suatu dugaan tentangsuatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Soedarsono, 1996).

Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

IPA kelas IV MI Ma’arif Candimulyo menjadi meningkat.

Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat peneliti tunjukkan sebagai berikut:

Tabel 1.1 Indikator keberhasilan

Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan

Peningkatan prestasi belajar Ipa

konsep energi dengan pendekatan

Contextual Teaching and

Learning (CTL)

 Siswa dapat mengerti dan memahami

pembelajaran Energi dengan

menggunakan Contextual Teaching and

Learning (CTL)

 Siswa mampu mengkaitkan hubungan

antara materi yang dipelajari dengan

(23)

7 E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Manfaat Teoritis

Untuk memperkaya pengetahuan lapangan tentang proses

pembelajaran yang menarik bagi siswa.

2. Manfaat praktis

a. Bagi mahasiswa, untuk lebih mengetahui tentang cara

menyampaikan materi secara baik dan benar kepada anak didiknya.

b. Bagi program studi, sebagai bahan untuk pengetahuan tenaga

pendidik khususnya program studi PGMI

c. Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan

penguasaan cara mendidik, mengajar, dan menghadapi anak

dengan karakteristik yang berbeda sehingga dapat memperbaiki

kemampuan dalam mengajar.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pengertian oleh pembaca mengenai

judul penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai

berikut:

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2001:895) “Prestasi balajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata

pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guru”.

(24)

8

Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.

Energi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dalam

kehidupan manusia. Energi tidak dapat kita lihat secara

langsung sehingga untuk mengukur energi yang digunakan tidak

dapat dilakukan secara langsung. Mengukur energi secara tidak

langsung adalah dengan cara mengamati pengaruh yang

ditimbulkan oleh energi itu pada suatu benda. Misalnya,

energi panas dapat menyebabkan suhu benda meningkat (makin

panas).

3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari

konteks yang terbatas, sedikit-demi sedikit, dan dari proses

mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah

dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. (Nurhadi dkk,

2004:13).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian (Kammis & McTaggart, 1998) digunakan

sebagai dasar atau patokan dalam melakukan penelitian agar

(25)

9

Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan beberapa siklus tindakan dimana setiap siklus terdiri dari tahapan:

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi

d. Refleksi

Siklus tersebut dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV MI Ma’arif “ARROSYIDIN”Candimulyo Magelang tahun ajaran 2013/2014 yang

berjumlah 19 orang.

Tabel 2.1 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Arrosyidin

No Nama Siswa Keterangan

1 Fauzi Al Karim Laki-laki

2 Agus Budi Hartono Laki-laki

3 Indra Estiyawan Perempuan

4 Waliyah Perempuan

5 Amelia Nurul Siva Perempuan

6 Lisa Noviana Perempuan

7 Muna Elviatur Rohmah Perempuan

8 Misbachul Kholilurohmah Laki-laki

9 Muhammad Faqih Laki-laki

10 Naela Syaqirotur Rizkiyah Perempuan

11 Nurul Nadhiroh Perempuan

12 Puji Setyo Rini Perempuan

13 Umi Hanifa Perempuan

(26)

10

15 Yesika Anifaul Arifah Perempuan

16 Idham Ridho Laki-laki

17 Anang Widianto Laki-laki

18 Berliana Nadzila Winahyu Perempuan

19 Aldo hermansyah Laki-laki

3. Siklus penelitian

a. Perencanaan

Peneliti menetapkan penggunakan CTL dalam penelitian

untuk memecahkan masalah, menyiapkan sekenario pembelajaran

yang menarik untuk meningkatkan peningkatan prestasi belajar,

membuat observasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan sekenario

yang telah dirancang oleh peneliti.

c. Observasi

Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan, penelitian ini berlangsung dalam waktu yang bersamaan.

Kegiatan ini bertujuan untuk dapat mendapatkan data yang valid

dan akurat.

d. Refleksi

Data diperoleh dari tahap observasi yang dianalisis. Peneliti

merefleksi diri terhadap kegiatan yang telah dilakukan supaya

dalam tahap siklus berikutnya proses pembelajaran yang dilakukan

(27)

11

Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian

kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian

yang telah dilaksanakan saat melakukan observasi.

(28)

12 4. Instrumen penelitian

Untuk melakukan instrument dalam penelitian menggunakan

sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan

dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta

pencatatan secara sistematis

(arikunto, 2002:30) Observasi digunakan untuk mengamati

kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan siswa dan guru

selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran

kontekstual.

b. Pedoman Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk menghimpun data

tentang hasil pengamatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam dengan menggunakan CTL. Dokumentasi juga

diperoleh dari lembar observasi yang digunakan, dari

proses pembelajaran menggunakan CTL.

c. Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi dilakukan setelah kegiatan

pembelajaran selasai diajarkan ini bertujuan untuk

mengukur dan mengetahui seberapa besar siswa memahami

materi IPA yang diajarkan dengan menggunakan CTL.

(29)

13

soal/pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

materi yang telah diajarkan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan

dalam memperoleh data yang diinginkan. Dan untuk mendapatkan

data tersebut dapat menggunakan cara-cara sebagai berikut:

a. Tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa

Tes dilakukan dua kali dalam satu pertemuan yaitu

pre tes dan pos tes. Tes tersebut berisikan soal-soal yang

sesuai dengan materi ajar yang diberikan.

b. Observasi

Keterbatasan proses pembelajaran menggunakan

CTL yaitu fasilitas sekolah yang berupa alat peraga yang

ada di sekolah tersebut kurang memadai. Observasi ini

dilakukan langsung oleh peneliti dipandu dengan lembar

pengamatan pada aktifitas dan proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru untuk memperoleh data yang tepat dan

akurat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang

langsung ditujukan pada subyek penelitian melalui

dokumentasi-dokumentasi (Hasan, 2002:87). Dokumentasi

ini dilakukan supaya ada bukti yang valid dapat dijadikan

(30)

14 6. Analisis Data

Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul

guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam

penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2011:85). Data

yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan analisis data

kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut dengan teknik deskriptif

analitik dengan penjelasan sebagai berikut:

a) Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif

persentase nilai yang diperlukan siswa kemudian

dirata-rata untuk mengetahui keberhasilan individu dan

keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang telah

ditetapkan.

b) Data kualitatif, berupa data informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran ekspresi siswa tentang tingkat

pemahaman, penguasaan materi siswa kelas IV MI

Ma’arif “ARROSYDIN” Candimulyo terhadap pelajaran

IPA.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika skripsi penelitian tindakan kelas bersifat deskriptif

sehingga harus disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan

mendalam. Sistematika penulisannya (Saerozi, 2009: 36) adalah sebagai

berikut:

1. Bagian Awal

(31)

15 b. Lembar Berlogo

c. Judul

d. Persetujuan Pembimbing

e. Pengesahan Kelulusan

f. Pernyataan Keaslian Tulisan

g. Moto dan Persembahan

h. Kata Pengantar

i. Abstrak

j. Daftar Isi

k. Daftar Tabel

l. Daftar Gambar

m. Daftar Lampiran

2. Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Penelitian

C. Tujuan Penelitian

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

E. Kegunaan Penelitian

F. Definisi operasional

G. Metode penelitian

1. Rancangan Penelitian

2. Subjek penelitian

(32)

16 4. Instrumen Data

5. Pengumpulan Data

6. Analisis Data

H. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi belajar

1. Penertian prestasi

2. Pengertian belajar

3. Pengertian prestasi belajar

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

C. Konsep Energi pada Mata Pelajaran IPA

1. Pengertia energi

2. Energi panas dan sifatnya

3. Energi bunyi dan sifatnya

4. Energi alternative dan kegunaanya

5. Penggunaan energi alternative dalam kehidupan

sehari-hari

D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian CTL

2. Prinsip komponen CTL

3. Langkah-langkah pembelajaran CTL

4. Kelebihan dan kekurangan CTL

E. Konsep Energi menggunakan CTL

(33)

17

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran umum sekolah

1. Lokasi Penelitian

2. Karakteristik Siswa Kelas IV

B. Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi per siklus

1. Siklus I

2. Siklus II

3. Siklus III

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V PENUTUP

A. kesimpulan

B. saran

3. Bagian Akhir

Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran

(34)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar

1. Definisi prestasi

Prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan

atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari

garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah

hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251).

2. Definisi belajar

a. Menurut kamus bahasa Indonesia

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,

berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan

oleh pengalaman.

b. Menurut M. Ngalim Purwanto dalam buku “Psikologi

Pendidikan” Belajar adalah suatu perubahan didalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari

pada reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan,

kepandaian atau suatu pengertian.

3. Definisi prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah

(35)

19

Definisi Prestasi Belajar menurut Ahli

1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

2. Menurut Djalal (1986: 4) “prestasi belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran”.

3. Hamalik (1994: 45) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu.

4. Benyamin S. Bloom (dalam Nurman, 2006 : 36), prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif terdiri atas : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pestasi belajar merupakan suatupencapaian hasil belajar yang telah dilaksanakan.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain adalah faktor internal dan faktor eksternal. (Slameto)

a. Faktor Internal

1) Pemenuhan kebutuhan psikologi

Sekolah sebaik mungkin mempersipkan anak didik

dengan bekal yang mencukupi untuk menghadapi

(36)

20

proses pendidikan itu dengan mengembangkan potensi

anak didiknya

2) Kemauan belajar anak yang tinggi

b. Faktor eksternal

1)Lingkungan

Lingkungan sekitar yang mendukung anak belajar giat

maka anak tersebut akan merasakan belajar merupakan

kegiatan yang harus dilakukan dan anak tersebut juga akan

senang saat belajar.

Pada lingkungan yang tidak mendukung untuk belajar

maka anak tersebut akan malas untuk belajar dan akhirnya

akan mendapatkan prestasi belajar yang kurang baik.

2)motivasi dari orang-orang sekitar

motivasi dari orang sekitar juga sangat mempengaruhi

prestasi belajar anak tersebut.banyak orang yang

mendukung dirinya untuk belajar maka dia juga akan

semangat dan senang dalam melaksanakan kegiatan

belajarnya dan akhirnya prestasinya juga akan baik.

C. Konsep Energi Pada Mata Pelajaran IPA

1. Pengertian Energi

Energi tidak dapat kita lihat secara langsung

sehingga untuk mengukur energi yang digunakan tidak dapat

dilakukan secara langsung. Mengukur energi secara tidak

(37)

21

ditimbulkan oleh energi itu pada suatu benda. Misalnya,

energi panas dapat menyebabkan suhu benda meningkat (makin

panas).

Energi dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya

yaitu

a. Energi panas

Energi panas berasal dari benda bersuhu tinggi, misalnya

api dan matahari. Sumber energy panas dapat berasal dari

gesekan suatu benda, kompor yang menyala, panas matahari

dan uap panas.

b. Energi bunyi

Energi bunyi adalah segala kemampuan yang terjadi akibat adanya pengaruh bunyi. Bunyi adalah getaran di udara. Benda yang bergetar akan menghasilkan bunyi. Saat berbicara kita mengeluarkan bunyi. Suara musik atau lagu-lagu dari radio, tape, dan tv juga merupakan bunyi. Semua bunyi itu dihasilkan oleh suatu sumber bunyi.

c. Energi alternative dan kegunaanya

(38)

22

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran IPA kelas IV adalah sebagai berikut:

Standar Kompetensinya adalah memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar IPA kelas IV adalah

 Mendiskripsikan energi panas dan bunyi yang ada disekitarnya.  Menjelaskan berbagai energy alternative dan penggunaanya.  Membuat suatu karya model untuk menunjukan perubahan

energi gerak akibat energi gerak.

 Menjelaskan perubahan energi bunyi akibat perubahan energi

gerak.

D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL ) 1. Konsep Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and learning (CTL) adalah konsep mengajar dan belajar, yang membantu guru untuk menghubungkan kegiatan dan bahan ajar dengan situasi nyata, yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapanya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga, bahkan sebagai anggota masyarakat di sekitarnya, (US Department of Education, 2001).

(39)

23

menemukan permasalahan yang menarik, ketika mereka membuat pilihan dan menentukan tanggung jawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan, ketika mereka secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan, menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka mengaitkan isi akademisdengan konteks dalam situasi kehidupan, dan dengan cara ini mereka menemukan makna. Penemuan makna adalah ciri utama dari CTL.

CTL mendorong para guru untuk merumuskan tujuan-tujuan yang tidak hanya berat, tetapi juga tujuan-tujuan yang menggabungkan pengetahuan dan tindakan dengan cara yang bermakna bagi para siswa.

Pembelajaran kontekstual/CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual yang efektif, yaitu konstruktifisme (constructivism), bertanya (question), menemukan (inquiry), masyarakat belajar

(learning community), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya (authentic assesment) (Depdiknas ,2002).

(40)

24

oleh tiga prinsip, yaitu kesaling-bergantungan, diferensiasi ,dan pengaturan diri sendiri (Capra:1996).

a. Prinsip Kesaling-bergantungan

Menurut para ilmuan modern, segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Prinsip ini mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik yang lain, dengan siswa-siswi mereka, dengan masyarakat dan dengan bumi.

Dengan bekerja sama, para siswa terbantu dalam menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Bekerja sama akan membantu mereka mengetahui bahwa saling mendengarkan akan menuntun pada keberhasilan.

b. Prinsip Diferensiasi

Prinsip ini menyumbangkan kreatifitas indah yang berdetak diseluruh alam semesta. Prinsip diferensiasi mendorongalam semesta menuju keragaman yang tak terbatas, dan hal itu menjelaskan kecenderungan entitas-entitas yang berbeda untuk bekerja sama dalam bentuk yang disebut dengan simbiosis.

Prinsip ini akan terus-menerus menciptakan perbedaan dan keragaman, menghasilkan keragaman yang tak terbatas, keunikan yang tak terbatas, dan penggabungan-penggabunagn yang sangat banyak yang berbeda-beda. Secar alami, CTL juga memajukan kreativitas, keragaman, keunikan, dan kerja sama. c. Prinsip Pengaturan Diri

(41)

25

3. Langkah-langkah Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Menciptakan masyarakat belajar.

e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

4. Kelebihan dan Kekurangan Contextual Teaching and Learning

(CTL)

a. Kelebihan dari Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya

(42)

26

berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui

”mengalami” bukan ”menghafal”.

d. Kekurangan dari Contextual Teaching and Learning (CTL) 1.. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam

metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru

adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

bersama untuk menemukan pengetahuan dan

ketrampilan yang baru bagi siswa.

(43)

27

E. Konsep Energi Menggunakan Contextual Teaching and Learning

(CTL)

Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :

1. Mengaitkan

Strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.

2. Mengalami

Merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.

3. Menerapkan

Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistik dan relevan.

4. Kerjasama

(44)

28 5. Mentransfer

(45)

29 F. Kerangka Berpikir

%

penyebab

penyelesaian diaplikasikan melalui PTK

Hipotesis Peningkatan prestasi belajar menggunakan CTL

Langkah-langkah CTL

 Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

 Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.  Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

 Menciptakan masyarakat belajar.

 Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.  Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

 Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.  Pembelajaran terpusat pada

guru

 Proses pembelajaran kurang menyenangkan

Permasalahan pembelajaran di kelas  Monoton

 Siswa pasif

 Siswa tidak dapat bekerja sama

Hipotesis

Pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas

(46)

30 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Arrosyidin

1. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah

Tempat Penelitian : MI Arrosyidin Karen Surojoyo Alamat

Penelitian : Karen Surojoyo, Candimulyo, Magelang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Materi Pokok : Energi dan Manfaatnya

Kelas/Semester : IV/II

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin

Karen Candimulyo yang berjumlah 19 siswa, terdiri dari 9 laki-laki dan 10

perempuan.

2. Karakteristik Siswa Kelas IV

Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian lebih detailnya dapat

digambarkan sebagai berikut :

5. Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun 6. Sebagian siswa pasif dan malu bertanya 7. Kemampuan siswa rata-rata sedang

8. Latar belakang pendidikan orang tua sebagian masih rendah 9. Siswa kurang mendapatkan perhatian dari orang tua.

B. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Arrosyidin

Candimulyo. Penelitian pembelajaran yang diambil adalah Ilmu Pengetahuan

(47)

31

tersebut menggunakan jam pelajaran IPA sesuai jadwal pelajaran IPA kelas IV

MI Ma’arif Arrosyidin.

Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan siklus I,tanggal 13 dan 15 Januari 2014

2. Kegiatan siklus II, tanggal 16 dan 20 Januari 2014

3. Kegiatan siklus III, tanggal 22 dan 23 Januari 2014

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 3 siklus, setiap siklus terdiri

dari beberapa tahapan yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan

(action), observasi (observe), dan refleksi (reflection). Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Siklus I

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu tanggal 13

dan 15 Januari 20014 . Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV

semester II di MI Arrosyidin tahun pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan

penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Perencanaan (Plan)

1) Menentukan waktu pelaksanaan tindaka kelas siklus pertama

yaitu pada hari Senin dan Rabu Tanggal 13 dan 15 Januari

2014.

2) Mempersiapkan materi IPA pokok bahasan Energi

3) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan

(48)

32

: Mendiskripsikan energi panas dan energi bunyi

Indikator Kompetensi

: Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas

4) Mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar

observasi kegiatan siswa.

5) Mempersiapkan lembar soal ulangan untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 2 kali tatap muka

(4 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 16 siswa. Materi yang

diajarkan dalam pertemuan ini adalah sumber energi panas .

Langkah-langkah siklus I adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal Apersepsi :

Mengajak semua siswa berdoa untuk mengawali pelajaran (mengkondisikan siswa).

Motivasi :

a. Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah.

b. Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang di lingkungan mana siswa hidup.

(49)

33 b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Semua siswa diminta untuk menyebutkan macam-macam energi dan perubahanya.

b. Siswa diminta untuk membuktikan perubahan energi yang terjadi saat kipas angin dialiri oleh aliran listrik.

c. Siswa diajak belajar secara nyata, siswa diajak keluar ruangan untuk membuktikan sinar matahari merupakan sumber energi yang utama dan perambatan panas yang diterima pada tubuh merupakan bukti perambatan tanpa melalui perantara atau yang disebut radiasi.

d. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

e. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Mengajak siswa untuk melakukan percobaan perubahan energi sendiri dengan memiminta siswa membakar batang besi diatas nyala api.

b. Mengajak siswa keluar ruangan untuk membuktikan panas yang dirasakan ketika terkena sinar matahari untuk memmbuktikan bahwa pancaran sinar matahari merupakan proses radiasi.

c. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara lisan untuk mengetahui seberapa pahamnya mereka tentang energi.

Konfirmasi

(50)

34

a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan baik dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

b. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, siswa diminta untuk mempraktekkan sendiri perpindahan panas yang terjadi pada sendok yang dipanaskan.

c. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, siswa diminta mengerjakan soal yang telah dibuat oleh guru, c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan tentang energi;

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran;

d. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran

e. Guru mengucapakan salam. d. Observasi (Observe)

Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil

pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati meliputi

keaktifan siswa, perhatian siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Sedangkan kegiatan atau aktifitas guru yang diamati

antara lain cara berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode

(51)

35

dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi

proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran.

Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan

hasil pengamatan belum sesuai keinginan peneliti.

e. Refleksi (reflection)

Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan

beberapa keberhasilan yang dicapai,diantaranya:

1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan peneliti.

2) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang

berlangsung.

3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang

diberikan peneliti.

Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam

pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam

pembelajaran tersebut, diantaranya:

1) Di antaranya masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif

dan sedikit mengabaikan materi pembelajaran karena

mengalami kesulitan dalam pembelajaran sehingga

mengakibatkan sebagian siswa kurang memahami soal dalam

menjawab pertanyaan.

2) Penggunaan waktu kurang efektif.

3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

(52)

36

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti

melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada

siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama. Hal-hal yang

peneliti pada siklus II adalah:

1) Guru lebih trampil mengelola kelas.

2) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif

dan efisien.

3) Memotivasi siswa untuk lebih berani bertanya maupun

berbicara.

2. Siklus II

Siklus kedua dilaksanaakan pada hari Kamis dan Senin Tangga16

dan 20 Januari 2014 pada jam pelajaran IPA. Pelaksanaan penelitian dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

a. Perencanaan (Plan)

1. Mempersiapkan materi IPA dengan pokok bahasan energi sub

bab energi panas dan energi bunyi.

2. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan CTL dengan demonstrasi, Tanya jawab, inquiry

sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah

sebagai berikut:

Standar Kompetensi

: Memahami berbagai bentuk energi

Kompetensi Dasar

(53)

37

di lingkungan sekitar Indikator

Kompetensi

: Menunjukan macam-macam

sumber bunyi

3. Mempersiapkan media belajar berupa alat-alat praktek korek

api, lilin, potongan besi, kain, plastik, gunting dan alat-alat lain

yang mendukung proses pembelajaran.

4. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas

guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tindakan kelas siklus II berlangsung selama 2 kali tatap muka

(4 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 19 siswa. Materi yang

diajarkan dalam pertemuan ini adalah energi bunyi dengan

mengajak siswa membuktikan bahwa energi bunyi dapat

merambat melalui zat-zat tertentu. Berikut langkah kegiatan

tindakan kelas siklus II:

a) Kegiatan Awal

1. Guru memberikan salam

2. Sebelum memulai pelajaran guru mengkondisikan kelas

3. Berdoa bersama sebelum memulai pelajaran (pembiasaan)

4. Absensi

5. Mengulas kembali pelajaran siklus I

6. Siswa mengerjakan Pre Tes

b) Kegiatan Inti

2. Sebelum mempelajari energi bunyi, siswa ditanya terlebih

(54)

38

3. Siswa diminta untuk menjelaskan proses terjadinya energi

bunyi

4. Membuktikan terjadinya perambatan energi bunyi dengan

zat cair (air), padat (kayu), dan gas (udara).

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

hal yang belum dipahami.

6. Siswa mengerjakan Post Tes. c) Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pelajaran

2. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri

pelajaran

3. Guru mengucapkan salam

b. Observasi (observe)

Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil

pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama pada siklus

I. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap

kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa

terhadap materi yang telah diajarkan.

Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah

hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam

proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa

hasil evaluasi dan hasil pengamatan mengalami sedikit kenaikan

(55)

39 c. Refleksi (reflection)

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi

pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti dapat menemukan

beberapa keberhasilan yang dicapai adalah penggunaan waktu

yang sudah efektif, Siswa yang memperhatikan penjelasan peneliti

sudah sesuai dengan yang diharapkan, Siswa telah aktif mengikuti

proses pembelajaran yang berlangsung.

2. Siklus III

Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis tanggal 22 dan 23

Januari 2014 pada jam mata pelajaran IPA. Berikut deskripsi siklus III:

a. Perencanaan (Plan)

Dalam tahap perencanaan siklus III mencakup kegiatan

sebagai berikut:

1) Pelaksanaan tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada hari

Rabu dan Kamis tanggal 22 dan 23 Januari 2014

2) Penyiapan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Adapun standar kompetensi dan

kompetensi dasar pada siklus ini adalah:

Standar Kompetensi

: Memahami berbagai bentuk energi

Kompetensi Dasar

: Menjelaskan berbagai jenis energi alternatif

Indikator Kompetensi

(56)

40

3) Penyiapan perangkat meliputi absensi, lembar pengamatan,

lembar penilaian, angket dan soal

4) Penyiapan seperangkat alat KIT dan buku paket IPA untuk

SD/MI kelas IV

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tindakan kelas siklus III berlangsung selama 2 kali tatap

muka (4 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 19 siswa. Materi

yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah Energi Alternatif.

Berikut langkah kegiatan tindakan kelas siklus III.

a) Kegiatan Awal

1) Berdoa sebelum memulai pelajaran (pembiasaan)

2) Absensi terhadap siswa

3) Guru melakukan apersepsi terhadap siswa.

4) Flasback pelajaran siklus II sebelum melanjutkan materi. 5) Siswa mengerjakan Pre Tes.

b) Kegiatan Inti

1) Membagi kelas menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok diberi sub materi yang berbeda, kelompok 1

diberikan materi tentang sumber energi alternatif matahari,

kelompok 2 sumber energi alternatif angin dan yang

kelompok 3 sumber energi alternatif air terjun.

2) Tiap kelompok nanti diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusi, kelompok lain mendengarkan dan bertanya hal-hal

(57)

41

3) Guru memberikan soal untuk mengukur tingkat pencapaian

prestasi siswa.

d. Kegiatan Akhir

1. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang

materi yang dipelajari

2. Bersama-sama membaca hamdalah untuk mengakhiri

pelajaran.

Guru mengucapkan salam

c. Observasi (observe)

Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil

pengamatan guru dan siswa. Kegiatan siswa yang diamati oleh

peneliti adalah perhatian, keaktifan, dan kerja sama kelompok

selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kegiatan atau

aktifitas guru yang diamati antara lain interaksi dengan siswa,

penerapan pendekatan CTL, kemampuan membimbing siswa

selama pelaksanaan belajar mengajar. Aktifitas peneliti diamati

oleh guru kelas IV sebagai observator dari teman sejawat.

Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap

kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam

menangkap materi yang diajarkan untuk mengetahui pengaruh

kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam

proses pembelajaran IPA konsep Energi. Data yang terkumpul

menunjukan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan mengalami

(58)

42 d. Refleksi (reflection)

Berdasarkan pada lembar hasil pengamatan terdapat

kelebihan yang mendukung proses pembelajaran, yaitu ketepatan

peneliti dalam menggunakan CTL lebih baik dibandingkan pada

siklus-siklus sebelumya dan memperagakan media semakin baik

sehingga siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran dan lebih

fokus untuk belajar. Kondisi kelas sudah dinamis dan kondusif.

Meskipun hasil observasi sudah sesuai harapan walaupun belum

sempurna perbaikan masih perlu dilakukan untuk mendapatkan

hasil lebih baik. Peneliti telah cukup untuk memperlihatkan adanya

peningkatan prestasi belajar, sehingga peneliti merasa tidak perlu

(59)

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus

1) Siklus I

a. Pertemuan Pertama

1. Perencanaan (Plan)

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari senin

tanggal 13 Januari 2014 pada jam ke 2-3 sesuai dengan jadwal mata

pelajaran IPA. Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar guru

terlebih dahulu menyiapkan materi yang akan digunakan dalam

pembelajaran siklus I tentang energi panas:

1) Menyiapkan silabus tentang energi panas.

2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

konsep energi. Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran

yang akan digunakan pada siklus I.

3) Menyiapkan lembar pengamatan guru untuk mengetahui

keterampilan atau kemampuan guru dalam mengajar mata

pelajaran IPA dengan menggunakan Contextual teacing and learning (CTL).

4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa untuk mengamati

keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

5) Menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui peningkatan

(60)

44

6) Menyiapkan angket umpan balik siswa untuk mengetahui

semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA

dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning

(CTL).

2. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pelaksanakan tindakan kelas siklus I berlangsung selama 2 kali tatap

muka (4 x 35 menit) yaitu pada tanggal 13 dan 15 Januari 2014 pada jam

mata pelajaran IPA. Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah

sumber energi panas . Langkah-langkah siklus I yaitu karena baru

pertama kali bertatap muka maka sebelum proses pembelajaran

berlangsung guru terlebih dahulu memperkenalkan diri. Setelah

perkenalan selesai kemudian guru memulai pelajaran. Semua siswa

diminta untuk menyebutkan macam-macam energi dan perubahanya dan

diminta untuk membuktikan perubahan energi yang terjadi saat kipas

angin dialiri oleh aliran listrik.

Siswa diajak belajar secara nyata, siswa diminta untuk melakukan

praktek secara langsung membuktikan perpindahan panas yang terjadi

pada saat besi dipanaskan. Setelah itu siswa diminta untuk menjelaskan

proses terjadinya perpindahan panas yang terjadi pada besi yang

dipanaskan. Untuk mendorong kegiatan pembelajaran maka peneliti

memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta

didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

Tentunya guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap

(61)

45

kegiatan belajar. Setelah pembelajaran selesai guru memberikan

pertanyaan kepada siswa secara lisan untuk mengetahui seberapa

pahamnya mereka tentang energi dan memberikan umpan balik positif

dan penguatan baik dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah

terhadap keberhasilan peserta didik untuk lebih memberikan semangat

belajar pada siswa.

Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru memberikan

kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai materi yang

belum mereka mengerti. Karena saat itu tidak ada yang bertanya maka

guru mengajak bersama-sama dengan peserta didik membuat

simpulan tentang energi panas yang telah di pelajari. Guru bersama

siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran.

3. Observasi (Observe)

Aspek yang diamati meliputi keaktifan siswa, perhatian siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kegiatan atau

aktifitas guru yang diamati antara lain cara berinteraksi dengan siswa,

penggunaan metode yang tepat dan cara penyampaian materi yang

tepat. Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil

observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses

pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil

(62)

46 b. Pertemuan Kedua

1. Perencanaan (Plan)

Pertemuan kedua pada siklus kedua ini dilaksanakan pada tanggal 15

Januari 2014 pada jam ke 3-4 sesuai jadwal IPA kelas IV. Sebelum

memulai kegiatan belajar mengajar guru terlebih dahulu menyiapkan

materi yang akan digunakan dalam pembelajaran siklus I tentang energi

panas:

1) Menyiapkan silabus tentang energi panas.

2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang konsep

energi. Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan

pada siklus I.

3) Menyiapkan lembar pengamatan guru untuk mengetahui keterampilan

atau kemampuan guru dalam mengajar mata pelajaran IPA dengan

menggunakan Contextual teacing and learning (CTL).

4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa untuk mengamati keaktifan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

5) Menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar siswa pada konsep Energi.

6) Menyiapkan angket umpan balik siswa untuk mengetahui semangat

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA dengan menggunakan

(63)

47 2. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 15

Januari 2014 pada jam ke 3-4 sesuai dengan jadwal mata pelajaran IPA.

Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini masih membahas tentang

sumber energi panas melanjutkan pertemuan pertama pada tanggal 13

Januari 2014 . Sebelum memulai pelajaran seperti biasa siswa diminta untuk

melakukan pembiasaan yaitu berdoa dan membaca asmaul husna setelah

selesai pembiasaan guru mengabsen siswa dan memberikan motivasi

belajar. Siswa diajak belajar secara nyata, siswa diajak keluar ruangan untuk

membuktikan sinar matahari merupakan sumber energi yang utama dan

perambatan panas yang diterima pada tubuh merupakan bukti perambatan

tanpa melalui perantara atau yang disebut radiasi. Untuk mendorong

kegiatan pembelajaran maka guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar

peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber

belajar lainnya.

Tentunya guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran dan siswapun juga antusias dalam mengikuti

kegiatan belajar. Setelah pembelajaran selesai guru memberikan pertanyaan

kepada siswa secara lisan untuk mengetahui seberapa pahamnya mereka

tentang energi dan memberikan umpan balik positif dan penguatan baik

dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik untuk lebih memberikan semangat belajar pada siswa.

Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru memberikan

(64)

48

mereka mengerti. Karena saat itu tidak ada yang bertanya maka guru

mengajak bersama-sama dengan peserta didik membuat simpulan tentang

energi panas yang telah di pelajari. Guru bersama siswa membaca

hamdalah untuk mengakhiri pelajaran.

3. Observasi (Observe)

Aspek yang diamati meliputi keaktifan siswa, perhatian siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kegiatan atau aktifitas guru

yang diamati antara lain cara berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode

yang tepat dan cara penyampaian materi yang tepat. Data yang dikumpulkan

pada pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi proses pembelajaran dan

hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul

menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan belum sesuai

keinginan peneliti.

Berikut instrumen yang digunakan dalam penelitian:

1) Lembar pengamatan guru

Selama proses pembelajaran, guru mengamati kegiatan pembelajaran

pada keterampilan atau kemampuan guru dalam mengajar mata pelajaran

Gambar

Tabel 1.1 Indikator keberhasilan
Tabel 2.1 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Arrosyidin
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran IPA Menggunakan
Tabel 3.2 Hasil  Pengamatan (observasi) siswa pada
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/SDA-18/POKJA/2015 tanggal 19 Juni 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Kawasan Berikat adalah suatu banguan, tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang didalamya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan

PERPUSTAKAAN KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2010 INI / MEMPUNYAI PROGRAM KERJA. PEMBINAAN

DAFTAR PUSTAKA

News reader : Program kerja perpustakaan kota Yogyakarta Tahun 2010 Perpustakaan kota Yogyakarta Pada tahun 2010 ini mempunyai program kerja Pembinaan dan penggembangan

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 26 Februari 2013. yang dinyatakan telah memenuhi syarat

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -

Harga saham yang akan dibayarkan adalah sebesar harga rata dari harga saham DVLA pada penutupan perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia selama 90 (sembilan puluh) hari terakhir