i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
KONSEP ENERGI DENGAN PENDEKATAN CTL
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
PADA SISWA KELAS IV MI MAARIF ARROSYIDIN
KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH
NIM 11509029
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
KONSEP ENERGI DENGAN PENDEKATAN CTL
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
PADA SISWA KELAS IV MI MAARIF ARROSYIDIN
KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH
NIM 11509029
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
iv Eni Titikusumawati, S.Pd, M.Pd
DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudari YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH
NIM : 11509029
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah
Judul : Peningkatan Prestasi Belajar IPA Konsep Energi dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)
Pada Siswa Kelas IV MI Maarif Arrosyidin Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu'alaikum. wr. wb
Salatiga, 15 Februari 2014 Pembimbing
Eni Titikusumawati, S.Pd, M.Pd NIP. 19750829 200912 2 003 DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
v SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA KONSEP ENERGI DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING)
PADA SISWA KELAS IV MI MAARIF ARROSYIDIN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
DISUSUN OLEH
YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH NIM : 11509029
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 3 Maret 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam (S.Pd.I).
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M. Pd. Sekretaris Penguji : Dra. Maryatin, M. Si.
Penguji I : Dr. Budiono Saputro, M. Pd. Penguji II : Peni Susapti, M. Si.
Penguji III : Eni Titikusumawati, M. Pd.
Salatiga, 3 Maret 2014 Ketua STAIN Salatiga
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : YAZIDA ASRI DUK ANINGSIH
NIM : 11509006
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 15 Februari 2014 Yang menyatakan,
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum diwajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai. “
(RA Kartini)
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini ku persembahkan kepada :
1.
Bapak ibu yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan
dukungannya selama ini, semoga Allah selalu memberi
ridlo-Nya kepada beliau berdua.
2.
Untuk keluarga besarku dan kepada kakakku Robaniyah
Puji Rahayu , Herri Supriyadi , Arif Adhi Purwoko serta
Abangku (Muhamad.Nur.R
ifa’i
) yang selalu memberikan
semangat di setiap hariku.
3.
Untuk para dosenku yang telah memberikan bekal ilmu
untuk masa depanku.
4.
Dan spesial untuk dosen pembimbingku Ibu Eni
Titikusumawati S.Pd, M.Pd yang telah memberikan
bimbingan skripsiku hingga selesai dengan baik.
5.
Sahabatku (sweety) Saliz, Laila, Dania, Diah dan Septi
terima kasih kalian selalu setia setiap saat.
6.
Teman-teman seperjuanganku (Unik widyastuti dan umi
musodiqoh)
7.
Temen-teman semua yang tidak bisa disebutkan satu-satu
terima kasih atas dukungan , bantuan dan suport kalian.
8.
Teman-teman PGMI A 2009 yang selalu kompak dan
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Konsep Energi dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas IV MI
Ma’arif Arrosyidin Candimulyo Tahun pelajaran 2013/2014”. Selanjutnya dengan
penuh kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesainya skripsi ini.
Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan
kepada :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku ketua Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah STAIN Salatiga.
3. Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Para dosen dan seluruh jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
ix
Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT,
mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
x ABSTRAK
Aningsih, Yazida Asri Duk. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA dengan Pendekatan CTL (contextual teaching and learning pada siswa kelas IV MI Arrosyidin Candimulyo Tahun Pelajaran 2013/2014.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtida’iyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing :Eni Titikusumawati, S.Pd, M. Pd.
Kata Kunci : Peningkatan, Prestasi Belajar, CTL (Contextual Teaching and Learning)
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kenyataan bahwa hasil belajar siswa kelas IV MI Ma’arif Candimulyo Magelang Pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah. Oleh karena itu guru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran yang memungkinkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa untuk kelas rendah adalah dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).
Penelitian merupakan upaya untuk peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Maarif Arrosyidin Karen Magelang. Pertanyaan yang ingin di jawab apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPA konsep energi
pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Arrosyidin Karen Candimulyo pada tahun ajaran 2013/2014?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK terdiri dari 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dalam penelitian ini diambil dengan lembar pengamatan, soal tes/ evaluasi soal, pedoman dokumentasi dan angket umpan balik siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).
xi DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ... i
LEMBAR BERLOGO... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL... .... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional ... 7
G.Metode Penelitian ... 8
xii
2. Subjek Penelitian ... 9
3. Langkah-langkah Penelitian ... 10
4. Instrument Penelitian ... 12
5. Teknik Pengumpulan Data ... 13
6. Analisis Data ... 14
H.Sistematika Penulisan ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Prestasi Belajar ... 18
1. Pengertian Prestasi ... 18
2. Pengertian Belajar ... 18
3. Pengertian Prestasi Belajar ... 18
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 19
C.Konsep Energi pada Mata Pelajaran IPA ... 20
1. Pengertian Energi ... 20
2. Energi Panas dan Sifatnya... 21
3. Energi Bunyi dan Sifatnya... 21
4. Energi Alternative dan kegunaanya ... 21
D.Pendekatan Contextual Teaching and Learning ... 22
1. Konsep Contextual Teaching and Learning ... 22
2. Prinsip komponen Contextual Teaching and Learning.... 23
3. Langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning. 25 4. Kelebihan dan kekurangan Contextual Teaching and Learning. . 25
E. Konsep Energi menggunakan Contextual Teaching and Learning. 27 F. Kerangka Berpikir...... 29
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Gambaran Umum MI Arrosyidin ... 30
1. Lokasi Penelitian... 30
2. Karakteristik Siswa Kelas IV... 30
xiii
1. Deskripsi Siklus I... 31
2. Deskripsi Siklus II ... 36
3. Deskripsi Siklus III ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 43
1. Siklus I... 43
2. Siklus II... 54
3. Siklus III... 63
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 73
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv Daftar Gambar
Hal
Gambar 1. 1 Siklus PTK model spiral menurut Kamis dan McTaggart 11
Gambar 2.1 Diagram Ketuntasan Nilai IPA Siswa Kelas IV tiap siklus 68
Gambar 2.2 Diagram Persentase Ketuntasan Nilai IPA pada siswa kelas IV
xv Daftar Tabel
Hal
Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan 6
Tabel 2.1 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Arrosyidin 9
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus I
49
Tabel 3.2 Pengamatan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunalan
Contextual teacing and learning Siklus I
50
Tabel 3.3 Data Hasil Angket Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus I
51
Tabel 3.4 Data Nilai IPA Siklus I 52
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus II
59
Tabel 4.2 Pengamatan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan
Contextual teacing and learning Siklus II
60
Tabel 4.3 Data Hasil Angket Siswa pda Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus II
61
Tabel 4.4 Data Nilai Matematika Siklus II 62
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus III
69
Tabel 5.2 Pengamatan Siswa pada Pembelajaran IPA menggunakan
Contextual teacing and learning Siklus III
70
Tabel 5.3 Data Hasil Angket Siswa pda Pembelajaran IPA menggunakan Contextual teacing and learning Siklus III
71
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II 3. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III 4. Lembar Evaluasi siklus I
5. Lembar Evaluasi siklus II 6. Lembar Evaluasi siklus III
7. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I 8. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II 9. Lembar Pengamatan Siswa Siklus III 10. Lembar Pengamatan Guru Siklus I 11. Lembar Pengamatan Guru Siklus II 12. Lembar Pengamatan Guru Siklus III 13. Lembar Angket Siklus I
14. Lembar Angket Siklus II 15. Lembar Angket Siklus III 16. Dokumentasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai pendidikan yang ada seringkali membuat kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Walaupun seringkali mengetahui bahwa banyak siswa yang mungkin mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyatannya mereka seringkali tidak memahami atau tidak mengerti secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dapat dipergunakan / dimanfaatkan.
2
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar saat ini bertujuan mengembangkan kemampuan dasar siswa berupa kemampuan akademik, keterampilan hidup, pengembangan moral, pembentukan karakter yang kuat, kemampuan untuk bekerja sama, dan pengembangan estetika terhadap dunia sekitar. Secara lebih khusus kemampuan yang dikembangkan pada siswa jenjang pendidikan tingkat dasar adalah logika, estetika, etika, dan kinestika (Kurikulum Pendidikan Dasar, 2001).
Pembelajaran IPA pada umumnya masih didominasi oleh aktifitas guru. Siswa berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan kegiatan belajar mengajar (KBM) berpegang pada buku paket saja. Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan benda-benda konkrit dalam situasi yang nyata.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan.
3
Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran pun bervariasi karena dalam satu kelas ini pun antara satu anak dengan anak yang lain kemampuan menerima pelajaran juga berbeda. Tingkat perhatian siswa berbeda satu sama lain maka guru pun harus pandai dalam mengelola kelas.
Suatu cara untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya sebuah strategi pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pendekatan pembelajaran ini salah satunya menekankan kepada bagaimana belajar di sekolah yang dikontekskan ke dalam situasi dunia nyata, sehingga hasil belajar dapat diterima dan berguna bagi siswa selama di sekolah atau setelah mereka lulus dari sekolah tersebut. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan pembelajaran yang didasarkan kepada pembelajaran kontekstual.
Penerapan pembelajaran kontekstual ini diharapkan dapat mendorong keaktifan siswa dalam proses KBM, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Hakekat pembelajaran kontekstual ini adalah pembelajaran yang menekankan aspek-aspek REACT, yaitu aspek mengaitkan (relating), aspek mengalami
(experiencing), aspek menerapkan teori pada situasi tertentu (applying), aspek kerja sama (cooperating), dan aspek perolehan pengetahuan baru
4
akan disampaikan. Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat mengkaitkan kedua hal tersebut (pelajaran dan kehidupan nyata siswa).
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah sistem yang menyeluruh, CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagian yang terpisah. Bagian-bagian CTL yang terpisah melibatkan proses-proses yang berbeda, yang ketika digunakan secara bersama-sama, memampukan siswa membuat hubungan yang mampu menghasilkan makna.
Setiap bagian CTL yang berbeda-beda ini memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersama-sama, mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna didalamnya, dan mengingat materi akademik.
Contextual Teaching and Learning (CTL) suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan atau konteks ke permasalahan dan juga pada konteks lainnya.
5
CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal siswa dalam mengarungi kehidupan nyata.
Pada pembelajaran IPA di kelas IV pada konsep energi setelah diadakan tes pada akhir pembahasan, ternyata hanya 8 siswa atau 42 %yang tuntas sedangkan 11 siswa lainya atau 58 % belum tuntas. Maka pembelajaran CTL dapat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa. Seorang guru juga harus pandai dalam melaksanakan pembelajaran CTL sehingga siswapun tak akan bosan dalam menerima pelajaran yang diterima. Pembelajaran CTL ini digunakan untuk mempermudah siswa dalam proses belajar mengajar dan siswapun akan menemukan hal baru dalam pembelajaran tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
Apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPA
konsep energi pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Arrosyidin Karen
Candimulyo? C. Tujuan Penelitian
6 D. Hipotesis
Hipotesis (Arikunto 1982) adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan yang dirumuskan. Pengertian hipotesis tindakan hendaknya dipahami sebagai suatu dugaan tentangsuatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Soedarsono, 1996).
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
IPA kelas IV MI Ma’arif Candimulyo menjadi meningkat.
Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat peneliti tunjukkan sebagai berikut:
Tabel 1.1 Indikator keberhasilan
Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan
Peningkatan prestasi belajar Ipa
konsep energi dengan pendekatan
Contextual Teaching and
Learning (CTL)
Siswa dapat mengerti dan memahami
pembelajaran Energi dengan
menggunakan Contextual Teaching and
Learning (CTL)
Siswa mampu mengkaitkan hubungan
antara materi yang dipelajari dengan
7 E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Manfaat Teoritis
Untuk memperkaya pengetahuan lapangan tentang proses
pembelajaran yang menarik bagi siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa, untuk lebih mengetahui tentang cara
menyampaikan materi secara baik dan benar kepada anak didiknya.
b. Bagi program studi, sebagai bahan untuk pengetahuan tenaga
pendidik khususnya program studi PGMI
c. Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan
penguasaan cara mendidik, mengajar, dan menghadapi anak
dengan karakteristik yang berbeda sehingga dapat memperbaiki
kemampuan dalam mengajar.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pengertian oleh pembaca mengenai
judul penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai
berikut:
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2001:895) “Prestasi balajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guru”.
8
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
Energi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dalam
kehidupan manusia. Energi tidak dapat kita lihat secara
langsung sehingga untuk mengukur energi yang digunakan tidak
dapat dilakukan secara langsung. Mengukur energi secara tidak
langsung adalah dengan cara mengamati pengaruh yang
ditimbulkan oleh energi itu pada suatu benda. Misalnya,
energi panas dapat menyebabkan suhu benda meningkat (makin
panas).
3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari
konteks yang terbatas, sedikit-demi sedikit, dan dari proses
mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah
dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. (Nurhadi dkk,
2004:13).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian (Kammis & McTaggart, 1998) digunakan
sebagai dasar atau patokan dalam melakukan penelitian agar
9
Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan beberapa siklus tindakan dimana setiap siklus terdiri dari tahapan:
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi
d. Refleksi
Siklus tersebut dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV MI Ma’arif “ARROSYIDIN”Candimulyo Magelang tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 19 orang.
Tabel 2.1 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Arrosyidin
No Nama Siswa Keterangan
1 Fauzi Al Karim Laki-laki
2 Agus Budi Hartono Laki-laki
3 Indra Estiyawan Perempuan
4 Waliyah Perempuan
5 Amelia Nurul Siva Perempuan
6 Lisa Noviana Perempuan
7 Muna Elviatur Rohmah Perempuan
8 Misbachul Kholilurohmah Laki-laki
9 Muhammad Faqih Laki-laki
10 Naela Syaqirotur Rizkiyah Perempuan
11 Nurul Nadhiroh Perempuan
12 Puji Setyo Rini Perempuan
13 Umi Hanifa Perempuan
10
15 Yesika Anifaul Arifah Perempuan
16 Idham Ridho Laki-laki
17 Anang Widianto Laki-laki
18 Berliana Nadzila Winahyu Perempuan
19 Aldo hermansyah Laki-laki
3. Siklus penelitian
a. Perencanaan
Peneliti menetapkan penggunakan CTL dalam penelitian
untuk memecahkan masalah, menyiapkan sekenario pembelajaran
yang menarik untuk meningkatkan peningkatan prestasi belajar,
membuat observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan sekenario
yang telah dirancang oleh peneliti.
c. Observasi
Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan, penelitian ini berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
Kegiatan ini bertujuan untuk dapat mendapatkan data yang valid
dan akurat.
d. Refleksi
Data diperoleh dari tahap observasi yang dianalisis. Peneliti
merefleksi diri terhadap kegiatan yang telah dilakukan supaya
dalam tahap siklus berikutnya proses pembelajaran yang dilakukan
11
Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian
kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian
yang telah dilaksanakan saat melakukan observasi.
12 4. Instrumen penelitian
Untuk melakukan instrument dalam penelitian menggunakan
sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta
pencatatan secara sistematis
(arikunto, 2002:30) Observasi digunakan untuk mengamati
kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan siswa dan guru
selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran
kontekstual.
b. Pedoman Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk menghimpun data
tentang hasil pengamatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dengan menggunakan CTL. Dokumentasi juga
diperoleh dari lembar observasi yang digunakan, dari
proses pembelajaran menggunakan CTL.
c. Lembar Evaluasi
Lembar evaluasi dilakukan setelah kegiatan
pembelajaran selasai diajarkan ini bertujuan untuk
mengukur dan mengetahui seberapa besar siswa memahami
materi IPA yang diajarkan dengan menggunakan CTL.
13
soal/pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
materi yang telah diajarkan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan
dalam memperoleh data yang diinginkan. Dan untuk mendapatkan
data tersebut dapat menggunakan cara-cara sebagai berikut:
a. Tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa
Tes dilakukan dua kali dalam satu pertemuan yaitu
pre tes dan pos tes. Tes tersebut berisikan soal-soal yang
sesuai dengan materi ajar yang diberikan.
b. Observasi
Keterbatasan proses pembelajaran menggunakan
CTL yaitu fasilitas sekolah yang berupa alat peraga yang
ada di sekolah tersebut kurang memadai. Observasi ini
dilakukan langsung oleh peneliti dipandu dengan lembar
pengamatan pada aktifitas dan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru untuk memperoleh data yang tepat dan
akurat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang
langsung ditujukan pada subyek penelitian melalui
dokumentasi-dokumentasi (Hasan, 2002:87). Dokumentasi
ini dilakukan supaya ada bukti yang valid dapat dijadikan
14 6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul
guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam
penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2011:85). Data
yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan analisis data
kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut dengan teknik deskriptif
analitik dengan penjelasan sebagai berikut:
a) Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif
persentase nilai yang diperlukan siswa kemudian
dirata-rata untuk mengetahui keberhasilan individu dan
keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
b) Data kualitatif, berupa data informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran ekspresi siswa tentang tingkat
pemahaman, penguasaan materi siswa kelas IV MI
Ma’arif “ARROSYDIN” Candimulyo terhadap pelajaran
IPA.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika skripsi penelitian tindakan kelas bersifat deskriptif
sehingga harus disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan
mendalam. Sistematika penulisannya (Saerozi, 2009: 36) adalah sebagai
berikut:
1. Bagian Awal
15 b. Lembar Berlogo
c. Judul
d. Persetujuan Pembimbing
e. Pengesahan Kelulusan
f. Pernyataan Keaslian Tulisan
g. Moto dan Persembahan
h. Kata Pengantar
i. Abstrak
j. Daftar Isi
k. Daftar Tabel
l. Daftar Gambar
m. Daftar Lampiran
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
E. Kegunaan Penelitian
F. Definisi operasional
G. Metode penelitian
1. Rancangan Penelitian
2. Subjek penelitian
16 4. Instrumen Data
5. Pengumpulan Data
6. Analisis Data
H. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi belajar
1. Penertian prestasi
2. Pengertian belajar
3. Pengertian prestasi belajar
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
C. Konsep Energi pada Mata Pelajaran IPA
1. Pengertia energi
2. Energi panas dan sifatnya
3. Energi bunyi dan sifatnya
4. Energi alternative dan kegunaanya
5. Penggunaan energi alternative dalam kehidupan
sehari-hari
D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian CTL
2. Prinsip komponen CTL
3. Langkah-langkah pembelajaran CTL
4. Kelebihan dan kekurangan CTL
E. Konsep Energi menggunakan CTL
17
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum sekolah
1. Lokasi Penelitian
2. Karakteristik Siswa Kelas IV
B. Pelaksanaan Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi per siklus
1. Siklus I
2. Siklus II
3. Siklus III
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP
A. kesimpulan
B. saran
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar
1. Definisi prestasi
Prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan
atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari
garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah
hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251).
2. Definisi belajar
a. Menurut kamus bahasa Indonesia
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan
oleh pengalaman.
b. Menurut M. Ngalim Purwanto dalam buku “Psikologi
Pendidikan” Belajar adalah suatu perubahan didalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari
pada reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian.
3. Definisi prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah
19
Definisi Prestasi Belajar menurut Ahli
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
2. Menurut Djalal (1986: 4) “prestasi belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran”.
3. Hamalik (1994: 45) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu.
4. Benyamin S. Bloom (dalam Nurman, 2006 : 36), prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif terdiri atas : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pestasi belajar merupakan suatupencapaian hasil belajar yang telah dilaksanakan.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain adalah faktor internal dan faktor eksternal. (Slameto)
a. Faktor Internal
1) Pemenuhan kebutuhan psikologi
Sekolah sebaik mungkin mempersipkan anak didik
dengan bekal yang mencukupi untuk menghadapi
20
proses pendidikan itu dengan mengembangkan potensi
anak didiknya
2) Kemauan belajar anak yang tinggi
b. Faktor eksternal
1)Lingkungan
Lingkungan sekitar yang mendukung anak belajar giat
maka anak tersebut akan merasakan belajar merupakan
kegiatan yang harus dilakukan dan anak tersebut juga akan
senang saat belajar.
Pada lingkungan yang tidak mendukung untuk belajar
maka anak tersebut akan malas untuk belajar dan akhirnya
akan mendapatkan prestasi belajar yang kurang baik.
2)motivasi dari orang-orang sekitar
motivasi dari orang sekitar juga sangat mempengaruhi
prestasi belajar anak tersebut.banyak orang yang
mendukung dirinya untuk belajar maka dia juga akan
semangat dan senang dalam melaksanakan kegiatan
belajarnya dan akhirnya prestasinya juga akan baik.
C. Konsep Energi Pada Mata Pelajaran IPA
1. Pengertian Energi
Energi tidak dapat kita lihat secara langsung
sehingga untuk mengukur energi yang digunakan tidak dapat
dilakukan secara langsung. Mengukur energi secara tidak
21
ditimbulkan oleh energi itu pada suatu benda. Misalnya,
energi panas dapat menyebabkan suhu benda meningkat (makin
panas).
Energi dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya
yaitu
a. Energi panas
Energi panas berasal dari benda bersuhu tinggi, misalnya
api dan matahari. Sumber energy panas dapat berasal dari
gesekan suatu benda, kompor yang menyala, panas matahari
dan uap panas.
b. Energi bunyi
Energi bunyi adalah segala kemampuan yang terjadi akibat adanya pengaruh bunyi. Bunyi adalah getaran di udara. Benda yang bergetar akan menghasilkan bunyi. Saat berbicara kita mengeluarkan bunyi. Suara musik atau lagu-lagu dari radio, tape, dan tv juga merupakan bunyi. Semua bunyi itu dihasilkan oleh suatu sumber bunyi.
c. Energi alternative dan kegunaanya
22
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran IPA kelas IV adalah sebagai berikut:
Standar Kompetensinya adalah memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar IPA kelas IV adalah
Mendiskripsikan energi panas dan bunyi yang ada disekitarnya. Menjelaskan berbagai energy alternative dan penggunaanya. Membuat suatu karya model untuk menunjukan perubahan
energi gerak akibat energi gerak.
Menjelaskan perubahan energi bunyi akibat perubahan energi
gerak.
D. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL ) 1. Konsep Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and learning (CTL) adalah konsep mengajar dan belajar, yang membantu guru untuk menghubungkan kegiatan dan bahan ajar dengan situasi nyata, yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapanya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga, bahkan sebagai anggota masyarakat di sekitarnya, (US Department of Education, 2001).
23
menemukan permasalahan yang menarik, ketika mereka membuat pilihan dan menentukan tanggung jawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan, ketika mereka secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan, menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka mengaitkan isi akademisdengan konteks dalam situasi kehidupan, dan dengan cara ini mereka menemukan makna. Penemuan makna adalah ciri utama dari CTL.
CTL mendorong para guru untuk merumuskan tujuan-tujuan yang tidak hanya berat, tetapi juga tujuan-tujuan yang menggabungkan pengetahuan dan tindakan dengan cara yang bermakna bagi para siswa.
Pembelajaran kontekstual/CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual yang efektif, yaitu konstruktifisme (constructivism), bertanya (question), menemukan (inquiry), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya (authentic assesment) (Depdiknas ,2002).
24
oleh tiga prinsip, yaitu kesaling-bergantungan, diferensiasi ,dan pengaturan diri sendiri (Capra:1996).
a. Prinsip Kesaling-bergantungan
Menurut para ilmuan modern, segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Prinsip ini mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik yang lain, dengan siswa-siswi mereka, dengan masyarakat dan dengan bumi.
Dengan bekerja sama, para siswa terbantu dalam menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Bekerja sama akan membantu mereka mengetahui bahwa saling mendengarkan akan menuntun pada keberhasilan.
b. Prinsip Diferensiasi
Prinsip ini menyumbangkan kreatifitas indah yang berdetak diseluruh alam semesta. Prinsip diferensiasi mendorongalam semesta menuju keragaman yang tak terbatas, dan hal itu menjelaskan kecenderungan entitas-entitas yang berbeda untuk bekerja sama dalam bentuk yang disebut dengan simbiosis.
Prinsip ini akan terus-menerus menciptakan perbedaan dan keragaman, menghasilkan keragaman yang tak terbatas, keunikan yang tak terbatas, dan penggabungan-penggabunagn yang sangat banyak yang berbeda-beda. Secar alami, CTL juga memajukan kreativitas, keragaman, keunikan, dan kerja sama. c. Prinsip Pengaturan Diri
25
3. Langkah-langkah Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Menciptakan masyarakat belajar.
e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
4. Kelebihan dan Kekurangan Contextual Teaching and Learning
(CTL)
a. Kelebihan dari Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya
26
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui
”mengalami” bukan ”menghafal”.
d. Kekurangan dari Contextual Teaching and Learning (CTL) 1.. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam
metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru
adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan pengetahuan dan
ketrampilan yang baru bagi siswa.
27
E. Konsep Energi Menggunakan Contextual Teaching and Learning
(CTL)
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
1. Mengaitkan
Strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
2. Mengalami
Merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3. Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistik dan relevan.
4. Kerjasama
28 5. Mentransfer
29 F. Kerangka Berpikir
%
penyebab
penyelesaian diaplikasikan melalui PTK
Hipotesis Peningkatan prestasi belajar menggunakan CTL
Langkah-langkah CTL
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
Menciptakan masyarakat belajar.
Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Pembelajaran terpusat pada
guru
Proses pembelajaran kurang menyenangkan
Permasalahan pembelajaran di kelas Monoton
Siswa pasif
Siswa tidak dapat bekerja sama
Hipotesis
Pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas
30 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Arrosyidin
1. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah
Tempat Penelitian : MI Arrosyidin Karen Surojoyo Alamat
Penelitian : Karen Surojoyo, Candimulyo, Magelang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi Pokok : Energi dan Manfaatnya
Kelas/Semester : IV/II
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin
Karen Candimulyo yang berjumlah 19 siswa, terdiri dari 9 laki-laki dan 10
perempuan.
2. Karakteristik Siswa Kelas IV
Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian lebih detailnya dapat
digambarkan sebagai berikut :
5. Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun 6. Sebagian siswa pasif dan malu bertanya 7. Kemampuan siswa rata-rata sedang
8. Latar belakang pendidikan orang tua sebagian masih rendah 9. Siswa kurang mendapatkan perhatian dari orang tua.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Arrosyidin
Candimulyo. Penelitian pembelajaran yang diambil adalah Ilmu Pengetahuan
31
tersebut menggunakan jam pelajaran IPA sesuai jadwal pelajaran IPA kelas IV
MI Ma’arif Arrosyidin.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan siklus I,tanggal 13 dan 15 Januari 2014
2. Kegiatan siklus II, tanggal 16 dan 20 Januari 2014
3. Kegiatan siklus III, tanggal 22 dan 23 Januari 2014
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 3 siklus, setiap siklus terdiri
dari beberapa tahapan yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan
(action), observasi (observe), dan refleksi (reflection). Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu tanggal 13
dan 15 Januari 20014 . Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV
semester II di MI Arrosyidin tahun pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan
penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Plan)
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindaka kelas siklus pertama
yaitu pada hari Senin dan Rabu Tanggal 13 dan 15 Januari
2014.
2) Mempersiapkan materi IPA pokok bahasan Energi
3) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan
32
: Mendiskripsikan energi panas dan energi bunyi
Indikator Kompetensi
: Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas
4) Mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar
observasi kegiatan siswa.
5) Mempersiapkan lembar soal ulangan untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 2 kali tatap muka
(4 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 16 siswa. Materi yang
diajarkan dalam pertemuan ini adalah sumber energi panas .
Langkah-langkah siklus I adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal Apersepsi :
Mengajak semua siswa berdoa untuk mengawali pelajaran (mengkondisikan siswa).
Motivasi :
a. Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah.
b. Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang di lingkungan mana siswa hidup.
33 b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Semua siswa diminta untuk menyebutkan macam-macam energi dan perubahanya.
b. Siswa diminta untuk membuktikan perubahan energi yang terjadi saat kipas angin dialiri oleh aliran listrik.
c. Siswa diajak belajar secara nyata, siswa diajak keluar ruangan untuk membuktikan sinar matahari merupakan sumber energi yang utama dan perambatan panas yang diterima pada tubuh merupakan bukti perambatan tanpa melalui perantara atau yang disebut radiasi.
d. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
e. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Mengajak siswa untuk melakukan percobaan perubahan energi sendiri dengan memiminta siswa membakar batang besi diatas nyala api.
b. Mengajak siswa keluar ruangan untuk membuktikan panas yang dirasakan ketika terkena sinar matahari untuk memmbuktikan bahwa pancaran sinar matahari merupakan proses radiasi.
c. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara lisan untuk mengetahui seberapa pahamnya mereka tentang energi.
Konfirmasi
34
a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan baik dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
b. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, siswa diminta untuk mempraktekkan sendiri perpindahan panas yang terjadi pada sendok yang dipanaskan.
c. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, siswa diminta mengerjakan soal yang telah dibuat oleh guru, c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan tentang energi;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran
e. Guru mengucapakan salam. d. Observasi (Observe)
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati meliputi
keaktifan siswa, perhatian siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Sedangkan kegiatan atau aktifitas guru yang diamati
antara lain cara berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode
35
dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi
proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran.
Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan
hasil pengamatan belum sesuai keinginan peneliti.
e. Refleksi (reflection)
Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan
beberapa keberhasilan yang dicapai,diantaranya:
1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan peneliti.
2) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung.
3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang
diberikan peneliti.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam
pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam
pembelajaran tersebut, diantaranya:
1) Di antaranya masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif
dan sedikit mengabaikan materi pembelajaran karena
mengalami kesulitan dalam pembelajaran sehingga
mengakibatkan sebagian siswa kurang memahami soal dalam
menjawab pertanyaan.
2) Penggunaan waktu kurang efektif.
3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
36
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti
melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada
siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama. Hal-hal yang
peneliti pada siklus II adalah:
1) Guru lebih trampil mengelola kelas.
2) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif
dan efisien.
3) Memotivasi siswa untuk lebih berani bertanya maupun
berbicara.
2. Siklus II
Siklus kedua dilaksanaakan pada hari Kamis dan Senin Tangga16
dan 20 Januari 2014 pada jam pelajaran IPA. Pelaksanaan penelitian dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Plan)
1. Mempersiapkan materi IPA dengan pokok bahasan energi sub
bab energi panas dan energi bunyi.
2. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan CTL dengan demonstrasi, Tanya jawab, inquiry
sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah
sebagai berikut:
Standar Kompetensi
: Memahami berbagai bentuk energi
Kompetensi Dasar
37
di lingkungan sekitar Indikator
Kompetensi
: Menunjukan macam-macam
sumber bunyi
3. Mempersiapkan media belajar berupa alat-alat praktek korek
api, lilin, potongan besi, kain, plastik, gunting dan alat-alat lain
yang mendukung proses pembelajaran.
4. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas
guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Tindakan kelas siklus II berlangsung selama 2 kali tatap muka
(4 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 19 siswa. Materi yang
diajarkan dalam pertemuan ini adalah energi bunyi dengan
mengajak siswa membuktikan bahwa energi bunyi dapat
merambat melalui zat-zat tertentu. Berikut langkah kegiatan
tindakan kelas siklus II:
a) Kegiatan Awal
1. Guru memberikan salam
2. Sebelum memulai pelajaran guru mengkondisikan kelas
3. Berdoa bersama sebelum memulai pelajaran (pembiasaan)
4. Absensi
5. Mengulas kembali pelajaran siklus I
6. Siswa mengerjakan Pre Tes
b) Kegiatan Inti
2. Sebelum mempelajari energi bunyi, siswa ditanya terlebih
38
3. Siswa diminta untuk menjelaskan proses terjadinya energi
bunyi
4. Membuktikan terjadinya perambatan energi bunyi dengan
zat cair (air), padat (kayu), dan gas (udara).
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
hal yang belum dipahami.
6. Siswa mengerjakan Post Tes. c) Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pelajaran
2. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran
3. Guru mengucapkan salam
b. Observasi (observe)
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama pada siklus
I. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap
kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa
terhadap materi yang telah diajarkan.
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah
hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam
proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa
hasil evaluasi dan hasil pengamatan mengalami sedikit kenaikan
39 c. Refleksi (reflection)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi
pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti dapat menemukan
beberapa keberhasilan yang dicapai adalah penggunaan waktu
yang sudah efektif, Siswa yang memperhatikan penjelasan peneliti
sudah sesuai dengan yang diharapkan, Siswa telah aktif mengikuti
proses pembelajaran yang berlangsung.
2. Siklus III
Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis tanggal 22 dan 23
Januari 2014 pada jam mata pelajaran IPA. Berikut deskripsi siklus III:
a. Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan siklus III mencakup kegiatan
sebagai berikut:
1) Pelaksanaan tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada hari
Rabu dan Kamis tanggal 22 dan 23 Januari 2014
2) Penyiapan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Adapun standar kompetensi dan
kompetensi dasar pada siklus ini adalah:
Standar Kompetensi
: Memahami berbagai bentuk energi
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan berbagai jenis energi alternatif
Indikator Kompetensi
40
3) Penyiapan perangkat meliputi absensi, lembar pengamatan,
lembar penilaian, angket dan soal
4) Penyiapan seperangkat alat KIT dan buku paket IPA untuk
SD/MI kelas IV
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Tindakan kelas siklus III berlangsung selama 2 kali tatap
muka (4 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 19 siswa. Materi
yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah Energi Alternatif.
Berikut langkah kegiatan tindakan kelas siklus III.
a) Kegiatan Awal
1) Berdoa sebelum memulai pelajaran (pembiasaan)
2) Absensi terhadap siswa
3) Guru melakukan apersepsi terhadap siswa.
4) Flasback pelajaran siklus II sebelum melanjutkan materi. 5) Siswa mengerjakan Pre Tes.
b) Kegiatan Inti
1) Membagi kelas menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok diberi sub materi yang berbeda, kelompok 1
diberikan materi tentang sumber energi alternatif matahari,
kelompok 2 sumber energi alternatif angin dan yang
kelompok 3 sumber energi alternatif air terjun.
2) Tiap kelompok nanti diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi, kelompok lain mendengarkan dan bertanya hal-hal
41
3) Guru memberikan soal untuk mengukur tingkat pencapaian
prestasi siswa.
d. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang
materi yang dipelajari
2. Bersama-sama membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran.
Guru mengucapkan salam
c. Observasi (observe)
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Kegiatan siswa yang diamati oleh
peneliti adalah perhatian, keaktifan, dan kerja sama kelompok
selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kegiatan atau
aktifitas guru yang diamati antara lain interaksi dengan siswa,
penerapan pendekatan CTL, kemampuan membimbing siswa
selama pelaksanaan belajar mengajar. Aktifitas peneliti diamati
oleh guru kelas IV sebagai observator dari teman sejawat.
Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap
kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam
menangkap materi yang diajarkan untuk mengetahui pengaruh
kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam
proses pembelajaran IPA konsep Energi. Data yang terkumpul
menunjukan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan mengalami
42 d. Refleksi (reflection)
Berdasarkan pada lembar hasil pengamatan terdapat
kelebihan yang mendukung proses pembelajaran, yaitu ketepatan
peneliti dalam menggunakan CTL lebih baik dibandingkan pada
siklus-siklus sebelumya dan memperagakan media semakin baik
sehingga siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran dan lebih
fokus untuk belajar. Kondisi kelas sudah dinamis dan kondusif.
Meskipun hasil observasi sudah sesuai harapan walaupun belum
sempurna perbaikan masih perlu dilakukan untuk mendapatkan
hasil lebih baik. Peneliti telah cukup untuk memperlihatkan adanya
peningkatan prestasi belajar, sehingga peneliti merasa tidak perlu
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
1) Siklus I
a. Pertemuan Pertama
1. Perencanaan (Plan)
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari senin
tanggal 13 Januari 2014 pada jam ke 2-3 sesuai dengan jadwal mata
pelajaran IPA. Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar guru
terlebih dahulu menyiapkan materi yang akan digunakan dalam
pembelajaran siklus I tentang energi panas:
1) Menyiapkan silabus tentang energi panas.
2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
konsep energi. Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran
yang akan digunakan pada siklus I.
3) Menyiapkan lembar pengamatan guru untuk mengetahui
keterampilan atau kemampuan guru dalam mengajar mata
pelajaran IPA dengan menggunakan Contextual teacing and learning (CTL).
4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa untuk mengamati
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
5) Menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui peningkatan
44
6) Menyiapkan angket umpan balik siswa untuk mengetahui
semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA
dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning
(CTL).
2. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pelaksanakan tindakan kelas siklus I berlangsung selama 2 kali tatap
muka (4 x 35 menit) yaitu pada tanggal 13 dan 15 Januari 2014 pada jam
mata pelajaran IPA. Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah
sumber energi panas . Langkah-langkah siklus I yaitu karena baru
pertama kali bertatap muka maka sebelum proses pembelajaran
berlangsung guru terlebih dahulu memperkenalkan diri. Setelah
perkenalan selesai kemudian guru memulai pelajaran. Semua siswa
diminta untuk menyebutkan macam-macam energi dan perubahanya dan
diminta untuk membuktikan perubahan energi yang terjadi saat kipas
angin dialiri oleh aliran listrik.
Siswa diajak belajar secara nyata, siswa diminta untuk melakukan
praktek secara langsung membuktikan perpindahan panas yang terjadi
pada saat besi dipanaskan. Setelah itu siswa diminta untuk menjelaskan
proses terjadinya perpindahan panas yang terjadi pada besi yang
dipanaskan. Untuk mendorong kegiatan pembelajaran maka peneliti
memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
Tentunya guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
45
kegiatan belajar. Setelah pembelajaran selesai guru memberikan
pertanyaan kepada siswa secara lisan untuk mengetahui seberapa
pahamnya mereka tentang energi dan memberikan umpan balik positif
dan penguatan baik dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik untuk lebih memberikan semangat
belajar pada siswa.
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai materi yang
belum mereka mengerti. Karena saat itu tidak ada yang bertanya maka
guru mengajak bersama-sama dengan peserta didik membuat
simpulan tentang energi panas yang telah di pelajari. Guru bersama
siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran.
3. Observasi (Observe)
Aspek yang diamati meliputi keaktifan siswa, perhatian siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kegiatan atau
aktifitas guru yang diamati antara lain cara berinteraksi dengan siswa,
penggunaan metode yang tepat dan cara penyampaian materi yang
tepat. Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil
observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil
46 b. Pertemuan Kedua
1. Perencanaan (Plan)
Pertemuan kedua pada siklus kedua ini dilaksanakan pada tanggal 15
Januari 2014 pada jam ke 3-4 sesuai jadwal IPA kelas IV. Sebelum
memulai kegiatan belajar mengajar guru terlebih dahulu menyiapkan
materi yang akan digunakan dalam pembelajaran siklus I tentang energi
panas:
1) Menyiapkan silabus tentang energi panas.
2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang konsep
energi. Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan
pada siklus I.
3) Menyiapkan lembar pengamatan guru untuk mengetahui keterampilan
atau kemampuan guru dalam mengajar mata pelajaran IPA dengan
menggunakan Contextual teacing and learning (CTL).
4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa untuk mengamati keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
5) Menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar siswa pada konsep Energi.
6) Menyiapkan angket umpan balik siswa untuk mengetahui semangat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA dengan menggunakan
47 2. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 15
Januari 2014 pada jam ke 3-4 sesuai dengan jadwal mata pelajaran IPA.
Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini masih membahas tentang
sumber energi panas melanjutkan pertemuan pertama pada tanggal 13
Januari 2014 . Sebelum memulai pelajaran seperti biasa siswa diminta untuk
melakukan pembiasaan yaitu berdoa dan membaca asmaul husna setelah
selesai pembiasaan guru mengabsen siswa dan memberikan motivasi
belajar. Siswa diajak belajar secara nyata, siswa diajak keluar ruangan untuk
membuktikan sinar matahari merupakan sumber energi yang utama dan
perambatan panas yang diterima pada tubuh merupakan bukti perambatan
tanpa melalui perantara atau yang disebut radiasi. Untuk mendorong
kegiatan pembelajaran maka guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar
peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya.
Tentunya guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran dan siswapun juga antusias dalam mengikuti
kegiatan belajar. Setelah pembelajaran selesai guru memberikan pertanyaan
kepada siswa secara lisan untuk mengetahui seberapa pahamnya mereka
tentang energi dan memberikan umpan balik positif dan penguatan baik
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik untuk lebih memberikan semangat belajar pada siswa.
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru memberikan
48
mereka mengerti. Karena saat itu tidak ada yang bertanya maka guru
mengajak bersama-sama dengan peserta didik membuat simpulan tentang
energi panas yang telah di pelajari. Guru bersama siswa membaca
hamdalah untuk mengakhiri pelajaran.
3. Observasi (Observe)
Aspek yang diamati meliputi keaktifan siswa, perhatian siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kegiatan atau aktifitas guru
yang diamati antara lain cara berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode
yang tepat dan cara penyampaian materi yang tepat. Data yang dikumpulkan
pada pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi proses pembelajaran dan
hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul
menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan belum sesuai
keinginan peneliti.
Berikut instrumen yang digunakan dalam penelitian:
1) Lembar pengamatan guru
Selama proses pembelajaran, guru mengamati kegiatan pembelajaran
pada keterampilan atau kemampuan guru dalam mengajar mata pelajaran