• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN TITER ANTIBODI Mus musculus AKIBAT INFEKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DAN TITER ANTIBODI Mus musculus AKIBAT INFEKSI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS POLISAKARIDA KRESTIN DARI EKSTRAK

Coriolus versicolor TERHADAP KEMAMPUAN FAGOSITOSIS

DAN TITER ANTIBODI Mus musculus AKIBAT INFEKSI

Staphylococcus aureus

SKRIPSI

DEWI RAHMAWATI 081211431132

PROGRAM STUDI S1- BIOLOGI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2)

AKTIVITAS POLISAKARIDA KRESTIN DARI EKSTRAK

Coriolus versicolor TERHADAP KEMAMPUAN FAGOSITOSIS

DAN TITER ANTIBODI Mus musculus AKIBAT INFEKSI

Staphylococcus aureus

SKRIPSI

DEWI RAHMAWATI 081211431132

PROGRAM STUDI S1- BIOLOGI

DEPARTEMEN BIOLOGI

(3)
(4)
(5)

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu’Alaihi Wassalam, keluarga dan sahabat beliau sehinggapenyusun dapat menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Aktivitas polisakarida krestin dari

ekstrak Coriolus versicolor terhadap kemampuan fagositosis dan titer antibodi Mus musculus akibat infeksi Staphylococcus aureus” denganbaik. Penyususnan naskah ini dimaksudkan untuk prasarat lulus S1 dan memperoleh gelas sarjana sains.

Penyusun menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna, masih terdapat kekurangan dalam naskah skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif senantiasa diharapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan penyusunan naskah skripsi ini. Semoga naskah skripsi ini bermanfaat dan memberkan informasi ilmiah bagi semua pihak yang membaca.

Surabaya, 3 Februari 2016 Penyusun

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini, penyususn menyapaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada banyak pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain :

1. Allah SWT, yang selalu membimbing saya, sebagai tempat saya bergantung. Atas rahman rahimNya saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua saya, Bapak M. Ikhwan dan Ibu Asmah yang tidak pernah berhenti mendo’akan, selalu memberi dukungan terhadap apa yang saya

kerjakan dan kasih sayangnya yang mampu menguatkan niat untuk meraih masa depan lebih baik.

3. Ibu Dr. Sri Puji Astuti Wahyuningsih, M.Si selaku dosen pembimbing I dan penguji I yang telah sabar membimbing, memberikan saran dan arahan serta meluangkan dan tenaga hingga selesainya naskah skripsi ini dengan baik. 4. Bapak Prof. Win Darmanto, M.Si., Ph.D selaku dosen pembimbing II dan

penguji II yang telah sabar mengarahkan, memberi semangat, masukkan dan nasehat demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Sugiharto, S.Si., M.Si., selaku dosen penguji III yang telah banyak memberikan saran, dan nasehat-nasehatnya kepada penulis demi kesempurnaan penulisan skripsi ini, terlebih memberikan penulis inspirasi dan semangat unutk menggapai cita-cita penulis.

(8)

7. Ibu Dr. Edy Setiti Wida Utami, Dra., MS., selaku dosen wali yang selama ini telah memberikan dukungan, semangat, motivasi, nasehat serta arahan kepada penulis selama menempuh pendidikan akademik.

8. Segenap Bapak dan Ibu dosen staf pengajar Departemen Biologi yang telah memberikan banyak pengetahuan, kesempatan, pengalaman dan pengarahan kepada penulis.

9. Kakak dan adik saya, mbak Ira, mas Hari, dik Tina, Sofi dan Aqila yang selalu memberikan keceriaan sehingga penulis bersemangat untuk menyelesaikan naskah ini.

10. Kak Syahrul Hidayatullah yang telah banyak membantu saya selama tinggal di Surabaya

11. Rekan-rekan penelitian, Nadyatul Ilma, Risca Wulandari, Defi Kartika S, Renna Intan R, dan Satria Permana P, atas bantuan dan semangat dari awal hingga akhir penelitian.

12. Sahabat- sahabatku yang super sekaligus teman kos, Tarini, Endrawati, Umul Fatin, dan Sugianti Rohmanah yang selalu memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

13. Rekan-rekan dan para pelatih di Yayasan Lembaga Pernafasan Kesehatan dan Tenaga Dalam “NUR ALIF” yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan

saran-saran yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan naskah ini. 14. Rekan-rekan seperjuangan Biologi 2012, yang telah membantu selama masa

(9)

15. Segenap warga Himbio yang selama ini telah mengenalkan banyak warna warni pengalaman dalam hidup penulis, menambah wawasan dan inspirasi, menghadirkan apa sejatinya arti kebersamaan dalam kekeluargaan. Bio life Himbio Jaya !

16. Seluruh karyawan Departemen Biologi yang selalu membantu selama masa perkuliahan dan penyelesaian penelitian ini.

(10)

Dewi Rahmawati, 2016. Aktivitas Polisakarida Krestin Ekstrak

Coriolus versicolor Terhadap Kemampuan Fagositosis dan Titer Antibodi Mus musculus Akibat Infeksi Staphylococcus aureus, Skripsi di bawah

bimbingan Dr. Sri Puji Astuti Wahyuningsih, M.Si. dan Prof. Win Darmanto, Ph.D, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

ABSTRAK

Salah satu senyawa yang banyak dimanfaatkan dari ekstrak Coriolus versicolor adalah polisakarida krestin (PSK) yang mampu berperan sebagai imunomodulator. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas PSK dengan waktu pemberian yang berbeda terhadap kemampuan fagositosis dan titer antibodi Mus musculus yang diinfeksi Staphylococcus aureus. Ada 6 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol (K) tanpa pemberian PSK dan infeksi, kontrol posistif (K+) dengan pemberian PSK tanpa infeksi, kontrol negatif (K-), hanya diinfeksi, (P1) pemberian PSK sebelum infeksi, (P2) pemberian PSK sesudah infeksi, (P3) pemberian PSK sebelum dan sesudah infeksi bakteri. Masing-masing kelompok terdapat 7 ekor mencit. Polisakarida krestin di berikan secara gavage pada mencit strain Balb/C, dosis polisakarida krestin 100 mg/kg yang diberikan selama 7 hari dan infeksi bakteri dua kali dalam rentang waktu satu minggu melalui intraperitoneal sebanyak 1,5 x 108 cfu/mL. Pengamatan aktivitas dan kapasitas fagositosis dilakukan dengan pembuatan smear fagositosis dengan pewarnaan Giemsa dan titer antibodi menggunakan indirect ELISA. Data aktivitas fagositosis diuji menggunakan uji Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis(α =0,05). Data kapasitas fagositosis diuji menggunakan one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan(α =0,05). Data titer antibodi dianalisis secara deskriptif . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa PSK meningkatkan aktivitas fagositosis paling tinggi pada pemberian sesudah infeksi (P2) yakni sebesar 44,13% dibandingkan dengan kontrol sebesar 16,33%. Polisakarida krestin juga meningkatkan kapasitas fagositosis paling tinggi pada pemberian sebelum dan sesudah infeksi (P3) yakni sebesar 386,27 sel bakteri/50 sel fagosit dibandingkan dengan kontrol sebesar 289,33 sel bakteri/50 sel fagosit dan polisakarida krestin tidak meningkatkan titer antibodi. Kesimpulan penelitian ini bahwa PSK dapat meningkatkan aktivitas dan kapasitas fagositosis jika digunakan secara berkelanjutan, namun polisakarida krestin tidak dapat meningkatkan titer antibodi.

(11)

Dewi Rahmawati, 2016. Polysaccharopeptide Krestin Activity from

Coriolus versicolor Extract Against Phagocytosis Ability and Antibody Titer Mus musculus that Infected by Staphylococcus aureus. This thesis is

undersupervision by Dr. Sri Puji Astuti Wahyuningsih, M.Si. dan Prof. Win Darmanto, Ph.D, Biology Departement, Science and Technology Faculty, Airlangga University, Surabaya.

ABSTRACT

One of the common compound that used from Coriolus versicolor was polysaccharopeptide krestin (PSK) that had important function of as an immunomodulatory actions. The aim of this study was to know the activity of polysaccharopeptide krestin in different time given against phagocytosis ability and antibody titer Mus musculus that infected by Staphylococcus aureus. There were six treatment groups : (K) control , without giving PSK and without infected, (K+) positive control, giving PSK, (K-) negative control, with infection bacteria, (P1) PSK administration before infected, (P2) PSK administration after infected, and (P3) PSK administration before and after infected by S. aureus. Each group contains seven mice. Polysaccharopeptide krestin dose was 100 mg/kg bw administered for 7 days via gavage. Infection of S. aureus done 2 times with an interval of 2 weeks via intraperitoneal amount 1,5 x 108 cfu/mL. Phagocytosis ability were examined by make a smear of phagocyte with Giemsa staining and the antibody titer were measure by indirect ELISA. Data of phagocytosis activity were analyzed by Kruskal-Wallis and Mann-Withney test (α =0,05), phagocytosis capacity were analyzed by one way ANOVA and Duncan test (α =0,05), and antibody titer were analyzed by descriptive. The result showed that the most effected to pahgocytosis capacity were P2 amount 44,13% active cells phagosyte per 100 phagosyte cells toward control treatment 16,33%, the most effected to pahgocytosis capacity were P3 amount 386,27 bacteria cells that eaten by phagocyte compare with control 289,33 bacteria cells and polysaccharopeptide krestin wasn,t increased the antibody titer. The conclution of this study showed that PSK increased phagocytosis activity and capacity when gived continuously but not effected to increse the antibody titer.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Asumsi Penelitian ... 6

1.4 Hipotesis Penelitian ... 7

1.4.1 Hipotesis kerja ... 7

1.4.1 Hipotesis statistik ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Bakteri Staphylococcus aureus ... 10

2.1.1 Bakteri Staphylococcus aureus ... 10

2.1.2 Patogenitas ... 12

2.1.3 Faktor virulensi Staphylococcus aureus ... 13

2.2 Sistem Imun ... 14

2.2.1 Sistem imun non-spesifik ... 14

2.2.1.1 Fagosit ... 15

2.2.1.2 Fagositosis ... 17

2.2.2 Sistem imun spesifik ... 20

2.3 Tinjauan Umum Jamur Coriolus versicolor ... 24

2.3.1 Klasifikasi Coriolus versicolor ... 24

(13)

2.3.3 Kandungan polisakarida krestin pada Coriolus versicolor .... 26

2.3.4 Senyawa aktifβ-glucan ... 27

2.4 Uji Serologis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.2 Bahan dan Alat Penelitian ... 33

3.2.1 Hewan coba ... 33

3.2.2 Bahan penelitian ... 33

3.2.3 Alat penelitian ... 34

3.3 Rancangan Penelitian ... 35

3.4 Prosedur Penelitian ... 35

3.4.1 Preparasi penggunaan polisakarida krestin ... 35

3.4.2 Pemberian PSK dan infeksi bakteri Staphylococcus aureus .... 37

3.4.3 Preparasi pembuatan preparat apusan fagosit ... 38

3.4.4 Pengamatan kemampuan fagositosis ... 39

3.4.5 Pengambilan sampel darah dan isolasi serum ... 39

3.4.6 Pengukuran titer antibodi... 39

3.5 Variabel Penelitian ... 40

3.6 Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Kemampuan fagositosis ... 42

4.1.2 Titer antibodi ... 50

4.2 Pembahasan ... 52

4.2.1 Pengaruh pemberian ekstrak polisakarida krestin pada waktu berbeda terhadap kemampuan fagositosis ... 52

4.2.2 Pengaruh pemberian ekstrak polisakarida krestin pada waktu yang terhadap titer antibodi ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 63

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Nama Gambar Halaman

Gambar 2.1 Bakteri Staphylococcus aureus yang diamati dengan mikroskop

elektron ... 10

Gambar 2.2 Proses fagositosis untuk eliminasi bakteri ... 20

Gmabar 2.3 Respon sel T pada berbagai agen infeksi ... 22

Gambar 2.4 Struktur dasar antibodi ... 23

Gambar 2.5 Morfologi jamur Coriolus versicolor ... 25

Gambar 2.6 Struktur dasarβ-glucan yang diekstrak dari C. versicolor ... 28

Gambar 2.7 Aktivasi sistem imun yang diinduksi β-glukan ... 30

Gambar 2.8 Tiga macam metode ELISA ... 32

Gambar 3.1 Skema prosedur penelitian ... 36

Gambar 4.1 Diagram rerata aktifitas fagositosis pada berbagai kelompok perlakuan ... 43

Gambar 4.2 Perbedaan fagosit antif dan non-aktif ... 43

Gambar 4.3 Diagram rerata kapasitas fagositosis pada berbagai kelompok perlakuan ... 49

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Nama Tabel Halaman

Tabel 3.1 Tabel pembagian kelompok dalam penelitian ... 37 Tabel 4.1 Rerata aktivitas fagositosis dari berbagai kelompok perlakuan dan

hasil uji statistiknya ... 43 Tabel 4.2 Rerata kapasitas fagositosis dari berbagai kelompok perlakuan dan

Gambar

Tabel 3.1 Tabel pembagian kelompok dalam penelitian.............................. 37Tabel 4.1 Rerata aktivitas fagositosis dari berbagai kelompok perlakuan danhasil uji statistiknya ........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itulah, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan Kecamatan Balaraja sebagai PKWp Kabupaten Tangerang berbasis industri namun tetap mempertahankan sektor

Maka dapat diartikan bahwa rasio early warning system yang terdiri dari rasio perubahan surplus, rasio beban klaim, rasio biaya manajemen, rasio likuiditas dan

KETERSEDIAAN ERSEDIAAN AIRT AIRTANAH ANAH 4... Ketersediaan Air

Selama proses pematangan buah tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)akan terjadi penurunan asam-asam organik, hal ini diduga disebabkan peggunaan asam organik pada

Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa derajat perubahan yang di inginkan baik dari pemerintah maupun masyarakat serta tim

Dalam penelitian ini mengidentifikasi apakah kejadian pada tanggal 17 November 2012 di Soreang dapat dikategorikan sebagai hujan ekstrem dengan mencari probabilitas

Kabala herkese açıktır. Maneviyata erişmek için, kendini gerçekten ıslah etmek isteyen kişiler içindir. İhtiyaç, kendini ıslah etme şeklindeki ruhun dürtüsünden gelir.

Sehubungan hal tersebut di atas, maka untuk kelancaran administrasi dan komunikasi tulis diharapkan dapat menindaklanjuti Keputusan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2016 tentang