PELAKSANAAN KHUTBAH JUM’AT DI SEKOLAH
DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBENTUKAN
KESADARAN BERIBADAH
(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama
Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali
Tahun 2015)
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh
Faizatul Ummah
11111096
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Faizatul Ummah
NIM : 11111096
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 24 Agustus 2015
Yang Menyatakan,
Faizatul Ummah
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax.323433 Salatiga 50721Website: www.iainsalatiga.ac.id Email:[email protected] Dr. Muh. Saerozi, M.Ag
Dosen IAIN Salatiga
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka bersama ini, kami kirimkan skripsi saudari:
Nama : Faizatul Ummah
NIM : 11111096
Fakultas/ Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Agama Islam
Judul :Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah Siswa ( Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2015)
Dengan ini kami mohon, skripsi tersebut supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 24 Agustus 2015 Pembimbing
Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.
SKRIPSI
PELAKSANAAN KHUTBAH JUM’AT DI SEKOLAH DAN
RELEVANSINYA DENGAN PEMBENTUKAN KESADARAN BERIBADAH
(
Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama
Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2015)
DISUSUN OLEH
FAIZATUL UMMAH
NIM : 11111096
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam (IAIN) Salatiga, pada TanggaL 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana
S.1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji:
Ketua Penguji : Drs. Bahroni, M.Pd. ________________
Sekretaris Penguji : Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. ________________
Penguji I : Drs. Abdul Syukur, M.Si. ________________
Penguji II : Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag. ________________
Salatiga, 29 Agustus 2015
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
MOTTO
نىغل ا انم ا و ل الم ا ة رثك نع نىغل ا سيل
سفنل ا نىغ
“ Kekayaan itu bukanlah karena banyaknya harta, kekayaan yang
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Partono dan Ibu Siti Mahmudah, yang
senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan membimbingku,
dan do‟a restunya yang tak pernah putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu
kurindukan.
2. Saudaraku Mas Manan, mbak Imanah, mas Roni, dek Umdatun, dek Nisa yang
senantiasa selalu membuatku semangat dalam belajar dan membuatku lebih
bertanggungjawab dalam segala hal.
3. Keluarga besarku yang tak henti- hentinya memberi semangat dan bimbingan
kepadaku.
4. Kepada beliau Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang
senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh ketulusan
dan kesabaran.
5. Untuk semua teman angkatan 2011, sahabatku Laila Arofatul Mufidah dan
KATA PENGANTAR
ا ِ هاللَّ ِمْسِب
ِمْيِحهرلا ِنَمْحهرل
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, tempat memohon pertolongan
dan ampunan,tempat berlindung dari segala kejahatan diri dan keburukan amal
perbuatan.Barangsiapa diberi petunjuk oleh-Nya, maka tidak akan ada yang
mampumenyesatkan dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka tidak ada yang
mampumemberi petunjuk.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat Islam
daribelenggu kebodohan.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah
berjasa dansenantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan motivasi
sehinggaskripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
dihaturkan rasa terima kasih, terutama kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. selaku pembimbing yang telah mengarahkan,
membimbing, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
4. Teman- teman mahasiswa jurusan PAI angkatan 2011 yang telah bersedia
meluangkan waktunya membantu penulis dalam pengambilan data skripsi ini.
5. Sahabat- sahabatku tercinta yang telah memberikan bekal baik material
6. Seluruh pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu- persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu
penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat
untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 24 Agustus 2015
Penulis
Faizatul Ummah
ABSTRAK
Ummah, Faizatul. 2015. Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro Tahun 2015. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.
Kata Kunci: Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di sekolah, Pembentukan kesadaran beribadah
Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia, dimana penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim. Oleh sebab itu maka lembaga yang berkembang di Indonesia banyak yang di warnai dengan pola pendidikan islam. Pendidikan islam di Indonesia, jika kita melihat dari sejarahnya dan perkembangannya hingga saat ini banyak mengalami kemajuan dalam berbagai hal diantaranya adalah dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai jenjang dan jalur pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan formal. Di antara satuan kegiatan yang dapat ditempuh dalam pendidikan formal adalah kegiatan jum‟atan di sekolah.
Dalam ibadah jum‟atan ada khutbah yang sebagai media pendidikan agama Islam.
Khutbah bukan saja sebagai ibadah, tetapi juga menambah wawasan ilmu agama bagi siswa. Khutbah idealnya bukan hanya didengarkan, tetapi juga diperhatikan secara seksama dan khitmat.
Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab (1) bagaimana Pelaksanaan
Khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?, (2) bagaimana
Pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?, (3) apakah ada relevansi antara pelaksanaan khutbah jum‟at dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan menggunakan metode pengumpulan data denga cara melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis data pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan.
Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa: (a) Pelaksanaan khutbah jum‟at di lakukan dengan baik sesuai dengan rukun khutbah, menyampaikan khutbah dengan singkat, padat, dan suara lantang, boleh menggunakan tongkat, iqomah bila khutbah selesai. Namun yang masih kurang dalam penyampain khutbah ini siswa ada yang mendengarkan dan ada juga yang malah tidur, bermain sendri dan megobrol dengan temannya. (b) .Pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro ini dirasa baik. Karena dalam kegiatan ini secara keseluruhan memang bagus, dan semuanya memiliki tujuan yang positif untuk para siswa baik dalam bidang akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari. (c). Relevansi pelaksanaan
khutbah jum‟at dengan pembentukan kesadaran beribadah sebenarnya berkaitan erat.
Hal ini dikarenakan pelaksanaan khutbah jum‟at ini merupakan salah satu program yang menopang dalam pembentukan kesadaran beribadah siswa. Namun dalam pelaksanaan khutbahnya yang masih kurang, siswa belum bisa mengikuti khutbah
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO………...……….i
HALAMAN SAMPUL……….... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……….... iv
PENGESAHAN KELULUSAN………. ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………... vi
KATA PENGANTAR………... vii
ABSTRAK………... ix
DAFTAR ISI……….. x
DAFTAR TABEL………... xiv
DAFTAR LAMPIRAN……….... xv
BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang………... 1
B.Fokus Penelitian………….………. 3
C.Tujuan Penelitian……… 3
D.Kegunaan Penelitian……….. 4
E.Penegasan Istilah……… 5
F. Metode Penelitian……….. 6
G.Sistematika Penulisan………. 13
BAB III : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data……… 33
B. Temuan Penelitian………. 43
BAB IV :PEMBAHASAN
A.Pelaksanaan Shalat Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro
……...… 62
B.Pembentukan Kesadaran Beribadah di SMP Muhammadiyah 13
Wonosegoro ...…… 65
C.Relevansi Pelaksanaan Khutbah Jum‟at dengan Pembentukan Keadaran
Ibadah Siswa...……. 67
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan……… 68
DAFTAR TABEL
1. Bagan1.1 Metode Pengumpulan Data……….…………...9
2. Bagan 3.2 Struktur Organisasi Sekolah………...35
3. Bagan 3.3 Struktur Pengurus Komite...36
4. Tabel 3.4 Keadaan Siswa Menurut Rombongan dan Agama.………….. 37
5. Tabel 3.5 Keadaan Guru………...38
6. Tabel 3.6 Keadaan Karyawan ………...…………...… 38
7. Tabel 3.7 Pembentukan Kesadaran Beribadah...44
8. Tabel 3.8 Jadwal khatib………... 52
9. Peta 3.9 Pengawasan Guru...55
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Pustaka
2. Daftar Riwayat Hidup
3. Pedoman Wawancara
4. Hasil Wawancara
5. Suratijin Penelitian
6. Surat Keterangan Penelitian
7. Lembar Konsultasi Pembimbing
8. Lampiran foto
9. Lampiran Khutbah
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia, dimana
penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim. Oleh sebab itu maka lembaga yang
berkembang di Indonesia banyak yang diwarnai dengan pola pendidikan islam.
Pendidikan islam di Indonesia, jika kita melihat dari sejarahnya dan
perkembangannya hingga saat ini banyak mengalami kemajuan dalam berbagai
hal diantaranya adalah dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai jenjang dan jalur
pendidikan. Berbagai jenjang dan jalur yang dapat ditempuh dalam proses
pendidikan adalah melalui berbagai jalur pendidikan. Diantara jalur tersebut
adalah pendidikan informal, jalur pendidikan non formal, dan jalur pendidikan
formal.
Jalur pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilaksanakan
melalui pendidikan keluarga, dengan menentukan dan melibatkan anggota
keluarga sebagai pendidik kodrati (Nawawi, 1993:185). Melalui jalur ini peran
utama yang dilibatkan dalam proses pendidikan adalah keluarga, terutama ayah
dan ibu.
Jalur pendidikan non-formal disebut pendidikan luar sekolah, yang
berpengaruh langsung atau tidak langsung pada perkembangan anak-anak. Di
dalam jalur ini terdapat kegiatan kursus-kursus, baik di bidang umum maupun
Jalur pendidikan formal disebut juga jalur sekolah, dari jenjang terendah
sampai jenjang tertinggi, termasuk juga madrasah dan sekolah. Sekolah atau
sejenisnya merupakan lembaga formal, karena kegiatanya dilakukan secara
sengaja, berencana dan sistematis, dalam rangka membantu anak-anak
mengembangkan potensinya, agar mampu menjalankan tugasnya sebagai
khalifah di muka bumi (Nawawi, 1993:194).
Melalui jalur sekolah seorang siswa akan berkembang dan akan
menambah wawasan untuk dirinya. Di dalam proses pembelajarannya melibatkan
guru dan murid. Kegiatan yang diterapkan melihat situasi kondisi dan
kepentingan dari masing-masing sekolah. Salah satu kegiatan yang diterapkan
adalah kegiatan jum‟atan di sekolah.
Dalam ibadah jum‟atan ada khutbah yang sebagai media pendidikan
agama Islam. Khutbah bukan saja sebagai ibadah, tetapi juga menambah wawasan
ilmu agama bagi siswa. Khutbah idealnya bukan hanya didengarkan, tetapi juga
diperhatikan secara seksama dan khitmat.
Namun pada umumnya khutbah Jum‟at kurang diperhatikan ada sebagian
orang yang malah mengantuk, berbicara dengan temannya dan ada pula yang
tertidur.
Atas dasar kenyataan yang umum berlaku itu, maka penulis berminat
untuk meneliti “ Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya
dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah”. Penelitian di fokuskan di Sekolah
Menengah Pertama Muhammadiyah 13 Wonosegoro Tahun Ajaran 2015”.
Alasan peneliti memilih SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro sebagai
tempat penelitian karena di SMP ini memiliki banyak ke unggulan dibandingkan
B.Fokus Penelitian
1. Bagaimana pelaksanaan khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13
Wonosegoro?
2. Bagaimana pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13
Wonosegoro?
3. Apakah ada relevansi antara pelaksanaan khutbah Jum‟at di sekolah dengan
pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13
Wonosegoro
2. Untuk mengetahui pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah
13 Wonosegoro
3. Untuk mengetahui apakah ada relevansi antara pelaksanaan khutbah Jum‟at
dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13
Wonosegoro?
D.Kegunaan Penelitian
1. Secara teori
a. Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan khasanah keilmuan
dalam ilmu pendidikan dan pembelajaran pembentukan kesadaran beribadah
khususnya di Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga.
b. Memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademis untuk mengadakan
Jum‟at di sekolah dan relevansinya dengan pembentukan kesadaran
beribadah di SMP.
2. Secara praktis
a. Bagi institusi terkait, informasi yang ada dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan supaya lebih meningkatkan program-program pembelajaran yang
menunjang perbaikan perilaku siswa sehingga berdampak pada mutu
lulusan yang dihasilkan.
b. Bagi para pendidik, hasil survai ini bermanfaat sebagai masukan dalam
rangka mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran, melalui pelaksanaan
khutbah Jum‟at tersebut sebaiknya peserta didik benar-benar diawasi agar
saat khutbah berlangsung siswa mendengarkan khutbah dengan baik.
c. Manfaat bagi para pemerhati pendidik dapat dijadikan sebagai bahan acuan
dalam mengevaluasi system pendidikan dan dapat ikut serta menentukan
kompetensi yang diperlukan, khususnya dalam aspek pembentukan
kesadaran beribaah siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
d. Manfaat bagi peserta didik, sebagai acuan bagi siswa untuk mendapatkan
tambahan ilmu melalui khutbah Jum‟at, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik
E.Penegasan Istilah
Supaya tidak terjadi penafsiran yang salah dari judul di atas, maka penulis
perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul sebagai berikut:
1. Relevansi: hubungan, kaitan (KBBI, 2007: 943) Adapun yang dimaksud
relevansi dalam penelitian ini adalah hubungan antara pelaksanaan khutbah
jum‟at di sekolah dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP
2. Pelaksanaan Khutbah Jum‟at
Khutbah adalah menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan
perintah ajaran Islam (Amin, 2009: 9). Sedangkan Jum‟at adalah hari ke 6
dalam seminggu. Dimana disitu telah dilaksanakannya shalat Jum‟at bersama
(KBBI: 480). Jadi Pelaksanaan khutbah Jum‟at adalah suatu kegiatan
menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah ajaran Islam
yang diaksanakan pada shalat wajib pada setiap hari Jum‟at.
3. Pembentukan Kesadaran Beribadah
Pembentukan kesadaran beribadah adalah proses untuk menumbuhkan
kesadaran siswa dalam menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan oleh
allah.
F.Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Bogdad dan
Taylor dalam (Moleong, 2009: 4) mendefnisikan penelitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif
kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis
mengenai fakta-fakta yang ditemukan di lapangan bersifat verbal, kalimat,
fenomena-fenomena dan tidak serupa angka-angka. Dengan demikian, laporan
laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen
lainnya. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah Pelaksanaan Khutbah
Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran
Beribadah di SMP.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif kedudukan peneliti sebagai instrumen utama.
Kehadiran peneliti di lapangan untuk melakukan pengamatan, wawancara,
serta berbagai kegiatan secara mendalam untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan sebagai data penelitian.
Dalam hal ini peneliti akan turun langsung kelapangan tanpa mewakilkan
kehadirannya pada orang lain. Agar data dan informasi yang diperlukan di
dapat secara akurat.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro.
Tepatnya di Repaking, Wonosegoro, Boyolali. Karena di SMP Muhammadiyah
13 Wonosegoro ini benar-benar ada dan diwajibkan mengikuti kegiatan
jum‟atan.
4. Subjek dan informan
Subjek penelitian adalah orang dari lokasi penelitian yang dianggap
paling mengetahui dan berfungsi untuk memperoleh data-data penelitian,
sedangkan informan adalah orang dari lokasi penelitian yang dianggap
mengetahui, bersedia bekerjasama, berdiskusi membahas hasil penelitian.
Adapun dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru
agama Islam, dan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Kepala
Sekolah, Guru dan beberapa murid SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah:
a. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasar pada tujuan
penelitian (Hadi, I989:I93) Metode ini peneliti gunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kegiatan khutbah Jum‟at di SMP
Muhammadiyah 13 Wonosegoro.
Lebih lanjut peneliti akan menanyakan tentang pelaksanaan khutbah
jum‟at di sekolah dan pembentukan kesadaran beribadah, sedangkan yang
menjadi nara sumber adalah Kepala sekolah, Guru PAI, dan Siswa.
b. Observasi
Dalam bukunya “metodologi research”, Sutrisno Hadi mengatakan
bahwa observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sisitematik fenomene-fenomene yang diselidiki (I989: I36)
Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi
sekolah, letak geografisnya, tentang pelaksanaan khutbah jum‟at, sarana dan
prasarana di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, dan yang menjadi nara
sumber adalah Kepala Sekolah.
Tehnik dokumentasi dan arsip digunakan untuk mempelajari berbagai
tugas sumber terutama yang berada di SMP Muhammadiyah 13
Wonosegoro dan dokumen eksternal yang dapat memanfaatkan untuk
menelaah konteks sosial (Moleong, 2002: I63).
Dokumentasi dalam penelitian ini diambil dari arsip-arsip dan
pelaksanaan khutbah jum‟at yang dijadikan satu, yang kemudian
dimanfaatkan untuk menyusun gambaran yang relevan mengenai
pelaksanaan khutbah jum‟at di sekolah dan pembentukan kesadaran
beribadah sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lengkap.
Tabel 1.1 Jenis Metode Pengumpulan Data
Jenis Metode Materi Khutbah Program
Wawancara 1. Kepada kepala sekolah
2. Kepada guru Pai
3. Kepada siswa
1.Kepada Kepala sekolah
2.Kepada guru Pai
Observasi 1. Kepada Kepala sekolah
2. Kepada Guru Pai
3. Siswa
1. Kepada Kepala sekolah
2. Kepada guru Pai
3. Siswa
Dokumentasi 1. Buku Materi khutbah
2. Pelaksanaan sholat jum‟at
1. Kepada Kepala sekolah
2. Kepada guru Pai
3. TU
Menurut Miles dan Huberman juga Yin yang dikutip oleh Suprayogo
(200I:I92), tahap penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan multi sumber bukti,membangun
rangkaian bukti dan klarifikasi dengan informan tentang draf kasar dari
laporan penelitian.
b. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar, yang muncul
dari catatan-catatan lapangan. Dalam proses reduksi data ini, peneliti dapat
melakukan pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang
hendak dibuang, mana yang merupakan ringkasan, cerita-cerita apa yang
sedang berkembang. Setelah data dipilih maka dilakukan penyajian data dari
data dan informasi yang diperoleh di lapangan selama penelitian
berlangsung.
c. Penyajian Data
Adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Biasanya penyajian data tersebut berupa teks naratif/peneliti
menyajikan datanya secara panjang lebar.
Kesimpulan pada penelitian kualitatif sebaiknya ditangani dengan
sifat yang longgar, tetap terbuka. Maksudnya kita dapat mulai menarik
simpulan sembari kita melakukan penelitian.
Adapun model analisis yang diterapkan dalam penelitian ini
menggunakan analisis data kualitatif model alir, Miles dan Huberman
(I984), menggambarkan bahwa analisis data kualitatif model alirakan
melalui tiga alur, meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman
terhadap informasi yang terkumpul yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan.
Penaikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, melalui
kesimpulan-kesimpulan sementara untuk menuju simpulan akhir yang memiliki
keterpercayaan yang tinggi. Oleh karena itu analisis data dilakukan secara
terus menerus selama penelitian di lapangan berlangsung. Dengan demikian
analisis penelitian dilakukan semenjak awal pengambilan data di lapangan
sampai khasanah data mencukupi untuk proses penarikan kesimpulan.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menjamin keabsahan data temuan yang diperoleh peneliti
melakukan beberapa upaya, di samping menanyakan langsung kepada obyek,
peneliti juga berupaya mencari jawaban dari sumber lain.
Keabsahan data dilakukan untuk meneliti kredibilitasnya menggunakan
sejawat melalui diskusi, melacak kesesuaian hasil dan pengecekan anggota
(Bungin, 2009: 77)
Selanjutnya perlu dilakukan melalui dapat tidaknya ditransfer ke latar
lain atau keteralihan yang dilakukan uraian rinci. Sedangkan ketergantungan
pada konteksnya atau kepastian data bila dikonfirmasikan dengan sumbernya
dilakukan menggunakan audit.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua data teknik validasi,
adapun teknik validasi yang digunakan adalah validasi sumber data yaitu
kepala sekolah dengan guru agama Islam dan validasi metode yang meliputi:
interview, observasi, dan dokumentasi.
8. Tahap-tahap Penelitian
a. Penelitian pendahuluan
Mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan kegiatan khutbah jum‟at di
sekolah dan pembentukan kesadaran beribadah
b. Penelitian desain
Setelah mengetahui kegiatan yang dilaksanakan dalam sholat jum‟at
pada anak SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro berdasarkan buku-buku
yang telah dikaji kemudian melakukan observasi dalam kegiatan belajar
mengajar Pendidikan Agama Islam, khususnya pada Pembentukan
kesadaran beribadah dan wawancara langsung dengan guru agama Islam.
c. Penelitian sebenarnya
Mengkaji antara informasi yang terdapat dalam buku-buku mengenai
kegiatan khutbah jum‟at dengan data yang diperoleh di lapangan.
Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi
untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi
skirpsi.
Bab I :merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka merupakan kerangka teori yang berisi tentang definisi
khutbah jum‟at, dasar-dasar, tujuan khutbah dalam Islam, penyampaian pesan
khutbah, tehnik penyampaian khutbah, khaifiyah khutbah jum‟at, bimbingan
Rasulullah SAW dalam pelaksanan khutbah jum‟at, pengertian pembentukan,
pengertian kesadaran, pengertian ibadah, tujuan ibadah, macam-macam ibadah,
hakikat dan hikmah ibadah.
Bab III merupakan paparan data dan temuan penelitian meliputi: Gambaran
umum SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, pelaksanaan shalat Jum‟at di SMP
Muhammadiyah 13 Wonosegoro, pembentukan kesadaran beribadah di SMP
Muhammadiyah 13 Wonosegoro, materi khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah
13 Wonosegoro
Bab IV merupakan pembahasan yang meliputi pelaksanaan shalat jum‟at di
SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, pembentukan kesadaran beribadah di SMP
Muhammadiyah 13 Wonosegoro, materi khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah
13Wonosegoro, relevansi pelaksanaan khutbah Jum‟at di sekolah dengan
pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Pelaksanaan Khutbah Jum’at
1. Pelaksanaan
Adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan. (KBBI: 890)
2. Pengertian Khutbah Jum‟at
Menurut bahasa dakwah berati seruaan.Yaitu seruan kepada manusia
untuk melaksanakan segala perintah Allah dan menjahui segala yang dilarang
Nya. Dakwah dalam pengertian tersebut, adalah searti atau berdekatan arti atau
mencakup pengertian kata-kata sebagai berikut:
a. Tabligh (menyampaikan ajaran Allah)
b. Jihad (berjuang menegakkan agama Allah)
c. Ishlah (menyelesaikan persoalan sesuai dengan ajaran Allah)
d. Khutbah (berpidato tentang ajaran Allah)
e. Taushiyyah (berwasiat, memberi nasihat)
f.Amar ma‟ruf nahi munkar (memerintahkan kepada kebaikan dan
melarang dari keburukan) (Materi Ujian Komprehensif Lesan: 2012)
Khutbah merupakan sinonim dari kata dakwah, dalam bukunya Amin
(2009: 9) Yang berarti memberi khutbah atau nasihat kepada orang lain. Yaitu
menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah ajaran Islam.
Sedangkan jum‟at adalah hari ke 6 dalam seminggu. Dimana disitu
Hari Jum‟at adalah hari yang istimewa bagi umat Islam. Ibnu Qayyim
dalam Muhammad Syafi‟i (2011: 3) menyebutkan lebih dari empat puluh
keutamaan shalat jum‟at. Salah satunya adalah di hari itu diwajibkan bagi umat
Islam yang laki-laki, merdeka, sehat, dan bermukim untuk mendirikan shalat
jum‟at, yaitu shalat wajib yang khusus dilaksanakan pada hari jum‟at.
Pelaksanaan khutbah jum‟at dalam penelitian ini adalah suatu
kegiatan menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah
ajaran Islam yang dilaksanakan pada shalat wajib pada setiap hari jum‟at
Dalam khutbah jum‟at seorang khatib harus mempunyai dasar-dasar
yang harus dipegang oleh seorang khatib agar khutbah yang disampaikan dapat
berlangsung dengan lancar dan berhasil baik. Karena dalam khutbah pada
dasarnya adalah kegiatan penyampaian informasi dari seorang kepada orang
lainnya, maka perlu dikaji faktor apa saja yang merupakan penghambat dan
pelancar kegiatan transformasi dan informasi.
3. Dasar-dasar dan tujuan khutbah dalam Islam
a. Tentang prinsip melaksanakan dakwah, Allah SWT mewahyukan
dalam Al-Qur‟an surat An-nahl 125-128
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil
Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. (Q.s An-Nahl 126)
Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi dari siksaan yang ditimpakan atas kita.
Bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah bertakwa kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (Q.S
An-Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yangbertakwa dan orang-orang
yang berbuat kebaikan. (Q.S An-Nahl 128)
Dari ayat-ayat di atas dapat ditarik kesimpulan tentang pokok-pokok
pandangan Psikologi mengenaikhutbah dalam Islam, yaitu:
1) Khutbah dilakukan secara hikmah, dengan kata-kata yang baik serta
argumentasi yang baik.
2) Harus bersabar dan optimis dalam khutbah. Sabar akan segala
bagi mereka yang mendapat petunjuk. Allah akan selalu
mendampingi mereka yang taqwa dan berbuat kebaikan.
Ayat-ayat yang dikutip di atas memberikan dua hal utama dalam
kegiatan khutbah, yaitu sikap mental positif yang harus dipegang oleh juru
khutbah dan penyampaian informasi khutbah secara baik dan benar.
Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan khutbah sangat ditentukan oleh
sikap mental juru khutbah. Sikap penuh keyakinan bahwa khutbah yang
disampaikan akan diterima dengan baik oleh pendengar, sikap yakin bahwa apa
yang disampaikan adalah perintah Allah, serta sikap optimis dan pantang
menyerah akan segala kesulitan adalah ciri-ciri kepribadian seorang juru
khutbah
b. Tujuan khutbah dalam islam
Tujuan khutbah harus di ketahui oleh setiap juru khutbah atau da‟i.
Karena seseorang yang melakukan aktivitas khutbah pada dasarnya harus
mengetahui tujuan apa yang dilakukan nya itu. Tanpa mengetahui tujuan
dari aktivitas khutbah tersebut, maka khutbah tidak akan mempunyai makna
apa-apa (Samsul Munir, 2009: 58-59).
Secara umum tujuan khutbah adalah terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh
Allah Swt.
Kemudian tujuan khutbah secara khusus adalah sebagai berikut:
1) Menanamkan rasa keagamaan kepada anak
2) Memperkenalkan ajaran-ajaran Islam
3) Melatih untuk menjalankan ajaran-ajaran Islam
5) Mengajarkan dan mengamalkan Al-Qur‟an
6) Aspek-aspek lain yang intinya mengajarkan ajaran Islam kepada
anak.(Samsul Munir, 2009: 88)
Sebagaimana diungkapkan surat an-nahl 125-128, pesan khutbah harus
disampaikan dengan hikmah, pelajaran yang baik dan bantahan yang
baik.Khutbahdengan hikmah telah ditafsirkan oleh ahli tafsir sebagai perkataan
yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan batil.
Namun kata hemat penulis, kata hikmah tidak hanya terbatas pada definisi
tersebut. Hikmah dapat pula diartikan sebagai penggunaan dan pemanfaatan
ilmu yang berisikan hikmah yang berkaitan dengan khutbah adalah psikologi
komunikasi.
Jika ditinjau dari psikologi komunikasi, dalam bukunya Ancok (2005:
25) ada tiga faktor yang sangat menentukan keberhasilan khutbah yaitu:
a. Siapa yang menyampaikan khutbah (komunikator),
b. Teknik penyampaian khutbah (komunikasi),
c. Penerima pesankhutbah (audience).
Sejauh mana proses perubahan sikap tersebut dapat terbentuk sangat
tergantung pada ketiga aspek komunikasi, yaitu:
1) Siapa yang menyampaikan khutbah (komunikator)
Komunikator dalam hal ini juru khutbah atau dai, yang dapat menarik
perhatian pendengar dan mengubah sikap pendengar kearah yang
dikehendaki ajaran Islam, adalah komunikator yang mempunyai ciri-ciri
berikut:
a) Jujur dan dapat dipercaya (thrustworthy)
Sifat jujur dan dapat dipercaya ini sangat menentukan apakah
pendengar akan mematuhi atau tidak terhadap apa yang disampaikan.
Adanya kesesuaian antara apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat
adalah indicator thrustworthy. Orang tidak akan percaya dengan
komunikator bilamana terdapat perbedaan antara apa yang disampaikan
dengan apa yang diperbuat. Perilaku khutbah tidak semata-mata
penyampaian khutbah dalam wujud perkataan, tetapi yang jauh lebih
penting adalah penyampaian pesan khutbah dalam wujud
perbuatan.Al-Qur‟an telah memperingatkan akan pentingnya kesesuaian antara kata
dan perbuatan.
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang
tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” (QS Ash-shaf: 2-3).
Ciri lain yang tak kalah penting adalah keahlian (expertise).
Apa yang dimaksud dengan expertise adalah pengetahuan yang luas tentang
apa yang dikhutbahkan. Semakin paham kita akan masalah keagamaan,
maka orang-orang akan semakin percaya dengan apa yang disampaikan.
Namun demikian tidaklah berarti harus memahami agama secara tuntas baru
kemudian berkhutbah.
2) Teknik penyampaian khutbah (komunikasi)
Dalam bagian ini akan dibahas teknik komunikasi yang dapat
menimbulkan perhatian (attention)dan pemahaman (comprehension).
Komunikasi yang perlu dikembangkan adalah komunikasi yang
memperhatikan kebutuhan dasar manusia, tatap muka, penggunaan bahasa
a) Khutbah dan kebutuhan dasar. Penyampaian pesan khutbah yang
disertai pemberian barang yang menguntungkan bagi si penerima pesan
khutbah, adalah suatu cara yang efektif. Banyak kegiatan khutbah
dilakukan oleh kelompok agama di luar Islam dilakukan bersamaan
dengan pemberian sesuatu yang bermanfaat. Tentu saja kegiatan seperti
ini keberhasilannya sangat tergantung kepada sasaran khutbah.
b) Kunjungan tatap muka. Ditinjau dari segi psikologi. Kunjungan
terhadap orang lain adalah salah satu cara untuk menghargai orang
lain.Tehnik kunjungan ini merupakan hal yang dapat menumbuhkan
rasa cinta yang disebabkan karena kebiasaan. Seperti pepatah jawa yang
mengatakan “witing tresno jalaran soko kulino”. Artinya, semakin sering kita berjumpa dengan suatu obyek makin kita pada obyek
tersebut
c) Bahasa yang dipakai. Khutbah sebaiknya dilakukan dengan bahasa
yang biasa dipakai oleh pendengar. Agar seorang pendengar lebih jelas
dalam isi yang disampaikan. Dan seorang khotib harus mempunyai atau
menguasai Bahasa dan irama penyampaian agar tidak terjadinya
kejenuhan/bosan dengan begitu khutbah akan sukses. Dan penyampaian
isi khutbah harus dinamis, tidak satu irama (monotone), agar pendengar
tidak mengantuk.
3) Penerima pesan khutbah (audience)
Suatu pesan khutbah apakah dipahami atau tidak sangat tergantung
pada keadaan si penerima pesan. Keadaan si penerima pesan haruslah
pendidikan, tingkat pengetahuan agama yang dimiliki pendengar dan tingkat
ketaatan beragama.
Kalau memang perlu mencari respons jama‟ah tentang khutbah yang
disampaikan harus dengan cara berhati-hati agar tidak terkesan kita ingin
mencari pujian, padahal sebenarnya kita perlu masukan dan evaluasi.
4. Kaifiyah khutbah jum‟at
Khutbah jum‟at merupakan kesempatan yang amat baik untuk memberikan
nasihat kepada jama‟ah dalam rangka peningkatan ketakwaan kepada Allah
swt. Khutbah ini menjadi sangat penting dan strategis karena dihadiri oleh
jamaah dalam jumlah yang banyak sehingga banyak sekali masjid yang tidak
mampu menampung jamaah jum‟at yang berasal dari berbagai kalangan, baik
tua maupun muda, kaya maupun miskin, berpendidikan tinggi maupun rendah,
yang berpangkat maupun orang biasa, begitulah seterusnya.
Sisi lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah jama‟ah jum‟at
yang banyak itu semua dalam keadaan suci (berwudlu), mudah-mudahan dari
kesucian jasmani itu, dimiliki juga kesucian rohani sehingga mudah bagi
mereka untuk menerima dan melaksanakan pesan-pesan khutbah dari seorang
khatib.
Agar target khutbah yang hendak dicapai itu bisa terpenuhi, maka di
samping kemampuan berkhutbah yang bisa diandalkan dengan kepribadian
sang khatib yang baik. Khutbah juga harus dilaksanakan sesuai dengan sunnah
Rosulullah saw. Yang dalam istilah fiqihnya disebut dengan kaifiyah (tata cara)
khutbah.
Memahami kaifiyah khutbah jum‟at menjadi sesuatu yang sangat penting
pelaksanaan ibadah jum‟at itu sendiri.Berikut ini adalah hal-hal yang harus
dipahami dan dilaksanakan oleh seorang khatib dalam penyampaian khutbah
jum‟at.
a) Naik ke mimbar dan memberi salam
Setelah waktu jum‟at tiba, maka khatib harus segera naik ke mimbar dan
memberi ucapan salam.
b) Duduk dan mendengarkan adzhan
Setelah memberi salam, khatib duduk di atas kursi atau bangku yang
terdapat di atas mimbar, lalu muadzin memperdengarkan adzan.
c) Memenuhi rukun khutbah
Khutbah jum‟at tentu saja ada rukun-rukun yang harus dipenuhinya, baik
pada khutbah pertama maupun khutbah kedua. Adapun rukun-rukun
khutbah itu antara lain mengucapkanHamdalah, Syahadatain, Shalawat atas
Nabi, menyampaikan Wasiat takwa, membaca ayat-ayat Al-Qur‟an dan
berdo‟a, khususnya do‟a memintakan ampun bagi muslimin dan muslimah.
d) Menyampaikan khutbah dengan singkat, padat, dan suara yang
lantang.
Dalam menyampaikan khutbah, Rasulullah Saw. Mencontohkan kepada kita
untuk berkhutbah dengan waktu yang singkat dengan materi yang padat
serta didukung oleh suara yang lantang.
e) Boleh menggunakan tongkat
Seorang khatib juga diperbolehkan menggunakan tongkat di dalam
khutbahnya karena memang para sahabat menyaksikan Rasulullah
f) Iqamat bila khutbah selesai
Bila imam telah selesai menyampaikan khutbah, maka muadzin
menyampaikan iqamat untuk selanjutnya dilaksanakan shalat jum‟at. Surah
yang di baca Rasulullah saw adalah al-jumua‟ah dan al-Munafiquun.
Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa khutbah jum‟at merupakan
bagian dari pelaksanaan ibadah jum‟at yang bisa tidak bisa diabaikan begitu
saja atau menyampaikan khutbah sekedar untuk menggugurkan kewajiban
saja. Oleh karena itu, khutbah harus disampaikan dengan baik dan setiap
jama‟ah mesti mendengarkannya dengan baik. Insya Allah, dengan begitu
kualitas ketakwaan kaum muslim akan terus meningkat dari waktu ke waktu
(Yani, 2005: 62-65).
5. Bimbingan Rasulullah dalam Pelaksanaan Khutbah Jum‟at
a. Rasulullah SAW Berdiri Ketika Khutbah
Berkhutbah dengan cara berdiri ini disebutkan dalam Al-qur‟an:
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri(berkhutbah)...(Al-jumu‟ah: 11)
Maksudnya Rasulullah SAW sedang berdiri diatas mimbar
berkhutbah.
b. Nabi berkhutbah diatas mimbar
Adapun asal kata mimbar ialah dari kata )ء يشا ا ربن) yang berarti
mengatakan atau meninggikan sesuatu. Dari sinilah dinamakan
Mimbar Raslullah SAW terdiri dari tiga tingkatan bertangga.
Rasulullah Saw berkhutbah pada tangga tingkat tangga yang kedua,
dan beliau duduk pada tingkat tangga yang ketiga.
c. Nabi SAW menjiwai khutbahnya dalam berkhutbah
Nabi SAW apabila berkhutbah sampai memerah matanya dan tinggi
tekanan suaranya, dan terlihat kemarahannya. Sehingga bagaikan
pemberi semangat pasukan tentara yang sedang bertempur.
d. Nabi menghadapkan wajahnya pada jama‟ah kemudian memberi
salam.
e. Nabi SAW duduk diatas mimbar setelah memberi salam pada jamaah
f. Nabi SAW mengisyaratkan dengan telunjuknya pada wakt berdoa
Husain bin Abdur Rahman As-Silmi berkata: “Aku pernah berada
disebelah Imarah bin Ruwaibah (Shahaby ra) sedangkan Bisyir (Ibnu
Marwan AL-‟Amawi ; penguasa di irak) sedang memberikan khutbah
kepada kami, tatkala ~Bisyir~ berdo‟a, beliau mengangkat kedua
tangannya, maka Imarah ra pun berkata: “semoga Allah memburukan
dua tangan ini, aku telah melihat Raulullah SAW sedang beliau
berkhutbah; pada waktu beliau berdoa, beliau berkata demikian
sambil mengangkat jari telunjuk saja.”
g. Nabi SAW duduk diantara dua khutbah dan beliau tidak berbicara
dalam duduknya ini.
h. Nabi SAW memendekkan khutbah dan memanjangkan sholat
Rasulullah SAW dalam khutbahnya menghimpun kalimat-kalimat
yang mempunyai arti yang luas, dan dari mulut beliau berhamburan
diberikan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat beliau dengan
menggunakan khutbah yang singkat, dan terutama sekali khutbah
jum‟at.
i. Nabi SAW mngangkat kedua tangannya diatas mimbar pada waktu
berdoa meminta hujan. (Jaiz, dkk, 2001: 1-6)
B. Pembentukan Kesadaran Beribadah
1. Pengertian Pembentukan
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:136) adalah proses,
cara, perbuatan membentuk.
b. Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu
tindakan (http://digilib.uinsby.ac.id/303/4/Bab%202.3 agustus 2015)
Dari uraian di atas, maka Pembentukan dapat diartikan sebagai suatu
proses dan usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu tindakan.
2. Pengertian Kesadaran
Kesadaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 765) adalah
keinsafan, keadaan mengerti.
3. Pengertian Beribadah
a. Beribadah adalah menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan
Allah (KBBI, 2007: 318)
b. Menurut Daradjat (1995 : 2) Ibadah adalah thaat, menurut, mengikuti
Yang dimaksud kesadaran beribadah dalam penelitian ini
adalah agar para siswa sampai mampu beribadah secara otonom tanpa
disuruh atau karena faktor orang lain.
Dalam Al-qur‟an telah dijelaskan tentang penganjuran umat manusia
untuk beribadah, Surat Al-baqarah ayat 21 sebagai berikut:
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”(Al-baqarah:21)
4. Tujuan Beribadah
a. Mengingatkan manusia akan unsur rohani di dalam dirinya, yang juga
memiliki kebutuhan yang berbeda dengan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya.
dua macam, yakni ibadah khashah dan ibadah „aamah
1) Ibadah khashah ialah ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan
oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji.
2) Ibadah „aamah ialah semua pernyataan baik, yang dilakukan
makan dan minum, bekerja dan lain sebagainnya dengan niat
melaksanakan perbuatan itu untuk menjaga badan jasmaniyah
dalam rangka agar dapat beribadah kepada Allah.
b. Pembagian ibadah dari segi hal-hal yang bertalian dengan
pelaksanaanya, dibagi menjadi 3:
1) Ibadah jasmaniyah ruhiyah, seperti shalat dan puasa
2) Ibadah ruhiyah dan amaliyah seperti zakat
3) Ibadah jasmaniyah ruhiyah dan amaliyah, seperti mengerjakan haji.
c. Pembagian ibadah dari segi kepentingan perseorangan atau
masyarakat, maka dibagi dua:
1) Ibadah fardu seperti shalat dan puasa
2) Ibadah Ijtima‟i seperti zakat dan haji
d. Pembagian Ibadah dari segi bentuk dan sifatnya
1) Ibadah yang berupa perkataan atau ucapan lidah seperti membaca
doa, membaca Al-qur‟an, membaca dzikir, membaca tahmid, dan
mendoakan orang yang bersalah
2) Ibadah yang berupa perkejaan yang tertentu bentuknya meliputi
perkataan dan perbuatan, seperti: shalat, zakat, puasa, haji
3) Ibadah yang berupa perbuatan yang tidak di tentukan bentuknya,
seperti: menolong orang lain, berjihad, membela diri dari
4) Ibadah yang pelaksanaanya menahan diri, seperti ihram. Puasa,
I‟tikaf ( duduk di masjid dan menahan diri untuk bermusyabaroh
dengan istrinya)
5) Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan
hutang memaafkan utang yang bersalah (Daradjat, 1995: 2-3)
6. Hakikat dan Hikmah Ibadah
Tujuan hakiki dari ibadah adalah menghadapkan diri kepada Allah
SWT saja menunggalkan-Nya sebagai tumpuan harapan dalam segala hal.
Muhammad Abduh dalam Nasution (7-8) mengatakan bahwa untuk
menjelaskan ibadah itulah, antara lain, al-qur‟an diturunkan. Dan ibadah
berfungsi menghidupkan kesadaran tauhid serta memantapkannya didalam
hati, menghapuskan kepercayaan dan ketergantungan kepada berbagai kuasa
gaib yang selalu disembah dan diseru oleh orang musyrik untuk menerima
pertolongan. Melalui ibadah, perasaan takut, haibah, dan harap kepada allah
akan meresap ke dalam hati. Inilah ruh ibadah yang sebenarnya, dan bukan
bentuk perilaku lahir, perbuatan atau ucapan-ucapan.
Kesadaran akan keagungan Allah akan menimbulkan keasadaran
betapa hina dan rendahnya semua mahluk-Nya. Dan pada gilirannya, ini akan
dapat melepaskan diri dari ketergantungan kepada apapun kecuali Allah
SWT. Orang yang beribadah akan merasa terbebas dari berbagai ikatan atau
kungkungan mahluk. Semakin besar ketergantungan dan harapan kepada
Allah, semakin terbebaslah dirinya dari yang selain-Nya. Harta, pengkat,
kekuasaan dan sebagainya tidak akan mempengaruhi kepibadiannya. Hatinya
sesungguhnya. Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kemerdekaan hati,
seperti halnya kekayaan yang sebenarnyapun adalah kekayaan jiwa.
BAB III
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
1. Sejarah berdirinya SMPMuhammadiyah 13 Wonosegoro
Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah
nomor 152/ SK/ I.A/ 4.a/ 11.10/ 91 SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro
resmi berdiri pada tanggal 14 Maret 1991 . SMP ini merupakan pelopor
sekolah menengah di desa sekitarnya yaitu desa Repaking kecamatan
Wonosegoro daerah perbatasan antara kabupaten Boyolali dan kabupaten
Grobogan.sekolah ini banyak memiliki peran dan sumbangsih dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa di desa sekitarnya. Sebelum
berdirinya sekolah ini banyak para usia pelajar yang tidak melanjutkan
sekolah karena jarak sekolah yang cukup jauh. Siswa yang melanjutkan
sekolah ke SMP ini selain dari desa Repaking sendiri juga dari desa
sekitar, di antaranya desa Gunungsari dan Bengle kecamatan Wonosegoro
kabupaten Boyolali dan juga desa Karanglangu dan Kentengsari
kecamatan Kedungjati kabupaten Grobogan.( Kepala Sekolah,
09.30-selesai, 15-08-2015).
Meskipun sekolah ini berada di desa namun dalam proses kegiatan
pembelajaran selalu mengikuti perkembangan pendidikan dan
mengedepankan kualitas baik kualitas akademik maupun non akademik.
Banyak program yang diselenggarakan sekolah demi terciptanya kualitas
tersebut, di antaranya kegiatan ekstrakurikuler yaitu komputer/ internet,
English club, Baca Tulis Al Quran, Drumband, Hizbul Wathan, dan Volly
Ball.( Kepala Sekolah, 09.30-selesai, 15-08-2015).
Kegiatan pembelajaran di sekolah ini tidak lepas dari sarana prasarana
yang mendukung. Bermula dari hanya memiliki bangunan kantor dan kelas
yang cukup lengkap misalnya perpustakaan, lab. IPA dan lab. Komputer
dengan jaringan internet dan ber AC serta fasilitas yang lain. Dengan adanya
fasilitas tersebut berdampak positif pada animo masyarakat untuk bersekolah
di SMP Muhammdiyah 13 Wonosegoro ini.Terbukti saat ini tercatat ada 163
siswa dan sudah meluluskan kira-kira 2000 alumni.
2. Struktur organisasi
Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur segala
urusan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
kerjasama antar individu dalam sebuah organisasi melalui adanya struktur
organisasi. Organisasi yang ada di SMP Muhammadiyah I3 Wonosegoro
meliputi struktur organisasi sekolah dan struktur organisasi komite sekolah.
Adapun struktur organisasi SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro sebagai
berikut:( Kepala Sekolah, 09.30-selesai, 15-08-2015).
Bagan 3.2 Sruktur Organisasi Sekolah
Kepala Sekolah
Maliki, S.Pd.I
Ka. Tata Usaha
Suyadi
Waka Kurikulum Waka kesiswaan Waka Sarpras Humas
Ketua Komite
Ngatirin, M.M
Waka Sekolah
Bagan 3.3 Struktur Pengurus Komite Sekolah
M Nur Ariyadi, S.Pd
Nur Alrif Sulistyo, S.Pd
Riwayatun, S.Pd
Imanah, S.Pd.I
Bendahara
H. Basuni
Anggota Anggota
Ketua Komite
Wiyono
Sekretaris
Muhtadi
4. Keadaan Siswa Menurut Rombongan Kelas dan Agamanya
Keadaan siswa di SMP Muhammadiyah menurut hasil penelitian
semuanya beragama Islam, karena memang latar belakang sekolah tersebut
adalah Islam. Berikut adalah keadaan siswa menurut rombongan kelas dan
agamanya.
Tabel 3.4 Keadaan Siswa Menurut Rombongan dan Agama
Tingkat dan progam pengajaran
Jumlah Siswa
Lk Pr L+P
Jumlah rombongan belajar
jumlah siswa mnrt agama
I P K B H
Kelas VII 20 4247 2Rombel 47 - - - -
Kelas VIII 203656 2Rombel 56
Kelas IX 213960 3 Rombel 60
Total 61 102163 7 163
Ketengan :
I : Islam
P :Protestan
K :Katolik
B :Budha
5. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru adalah pendidk profesional dengan tugas utama mndidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1).
(http://kompetensi.info/kompetensi-guru/definisi-guru-menurut-undang-undang.html. Rabu, 16-09-2015, 15:40)
Tabel 3.5 Keadaan Guru di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro
No Nama Jabatan Mata pelajaran
I Maliki S. Pd.I Kepala Sekolah Bahasa Arab
2 Masena, S.Pd Waka sekolalah Pkn
3 Rika Astriana S.Pd Guru Matematika
4 Ahwati S.Pd Guru Bahasa Indoesia
5 Etik Maretnowati, S.E Guru Ekonomi
6 Endang Sriyanti, S.Pd Guru IPS
7 Nur Wulandari, S.Pd Guru BP
8 Heri Suseno, S.Pd Guru Bahasa Inggris
9 Maulida Soffriana, S.Pd Guru IPA
I0 Muntiasih, S.Pd Guru Matematika
I1 Tri Siwi Hanawati, S.Pd Guru Bahasa Inggris
12 Heru Saputra, S.Pd Guru Penjaskes
I3 Edi Susanto, S.Pd Guru PAI
I4 M. Nur Ariyadi, S.Pd Guru IPA
I5 Nur Arif Sulistyo, S.Pd Guru Bahasa Inggris
I6 Riwayatun, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
I7 Imanah, S.Pd.I Guru PAI
18 Suyadi Guru IPS
Untuk latar belakang pendidikan guru di SMP Muhammadiyah 13
Wonosegoro ada 17 guru yang sudah S1, sementara yang belum
mempunyai gelar S1 ada 2 guru.
Tabel 3.6 Karyawan di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro
No Nama Jabatan
I Suyadi Ka. Tu
2 Arif Kristanto Karyawan 3 Ninik Puspitasari Karyawan
4 Sugiyanti Pustakawan
5 Irwan Nurdiansyah Penjaga
6. Sarana Prasarana
Untuk memperlancar kegiatan pembelajaran di sekolah, diperlukan
sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Sarana
pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan atau pengajaran.
Dari hasil penelitian mengenai sarana penunjang pembelajaran
agamaIslam di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro dapat dilihat dari
wawancara berikut:
Adapun fasilitas gedung/ruang yang tersedia di SMP Muhammadiyah
13 Wonosegoro adalah sebagai berikut:
1) Ruang Kepala Sekolah :I Ruang
2) Ruang Guru :I Ruang
3) Ruang Tata Usaha :I Ruang
4) Ruang Teori/Kelas :6 Ruang
5) Ruang Perpustakaan :I Ruang
6) Kamar Mandi : 4 Ruang
7) Masjid :I Ruang
8) Lapangan :I
9) Tempat Parkir : 2
Sebagian fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut:
1) Komputer :15 Unit
2) Laptop :4Unit
3) Scanner :I Unit
4) Jaringan Internet :I Unit
5) Lcd/Proyektor dan Layar :4 Unit
6) Sound System :1 Unit
7) Telepon :I Unit
8) Kamera Digital :1Unit
9) Televisi :I Unit
7. Keunggulan SMP Muhammadiah 13 Wonosegoro
Meski masih berusia muda, SMPMuhammadiyah 13 Wonosegoro telah
tidak lepas dari dukungan dan juga motivasi dari semua pihak. Inilah
beberapa torehan prestasi itu:
a. Juara MTQ Putri Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten Th.
2013
b. Juara II Pidato Putri Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten Th.
2013
c. Juara II Bola Voli Putri Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten
2013
d. Juara II Wide Game Putri Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se
Kabupaten Th. 2013
e. Juara III 5 K Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten Th. 2013
f. Juara III Pidato Jambore HW Putra Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten
Th. 2013
g. Juara III Kaligrafi Jambore HW Putra Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten
Th. 2013
h. Juara III Bola Voli Putra Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten
Th. 2013
i. Juara III LCT Putra Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten Th.
2013
j. Juara III Paduan Suara Putra Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se
Kabupaten Th. 2013
k. Juara Bola Putri Dies Natalis SMP N 2 Kedungjati Th. 2013
l. Juara II Bola Voli Putra Dies Natalis SMP N 2 Kedungjati Th. 2013
m. Juara I Bola Voli Putra Tk. Kecamatan Wonosegoro Th. 2014
o. Juara I Lempar Lembing Putra Tk. Kecamatan Wonosegoro Th. 2014
p. Juara I Tenis Meja Putra Tk. Kecamatan Wonosegoro Th. 2014
q. Juara I Lari Pendek Putra Tk. Kecamatan Wonosegoro Th. 2014
r. Juara II Bola Voli Putra POPDA Tk. Kab. Boyolali Th. 2014
s. Juara III Lari Pendek Putra POPDA Tk. Kab. Boyolali Th. 2014
t. Juara I Tenis Meja Putra IPM Kab. Boyolali Th. 2014
u. Juara I kaligrafi Putri IPM IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015
v. Juara II Pidato Tiga Bahasas IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015
w. Juara II LCC IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015
x. Juara III Puisi IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015
y. Juara III Tahfidz IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015
z. Juara UMUM IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015
8. Partisipasi Lingkungan
Menurut Maslikhah (2009: 92) Lingkungan adalah segala sesuatu yang
ada diluar diri individu yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan
dan pendidikannya.Faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi keberhasilan peserta didik, baik pengaruh yang positif
maupun yang negatif.
Pengaruh lingkungan terhadap peserta didik hanya merupakan pengaruh
belaka, tidak ada unsur tanggung jawab didalamnya. Peserta didik akan
beruntung apabila kebetulan mendapat pengaruh yang baik dari
lingkungannya, dan sebaliknya akan rugi apabila kebetulan mendapatkan
pengaruh yang kurang baik dari lingkungannya.
Lingkungan disekitar sekolah dan masyarakat repaking pada umumnya
“Alhamdulilah mbak, sampai saat ini yang berperan aktif dari yayasan, apalagi peran komitenya bagus sekali, baik dari segi pendanaan maupun dorongan dari segi kegiatan, motivasi dari komite untuk penciptaan sekolah ini menjadi kebanggan, luar biasa. Kadang komite juga mengikuti kegiatan bersih-bersih”( Kepala Sekolah, 09.30-selesai, 15-08-2015).
B. Deskripsi Pembentukan Kesadaran Beribadah di SMP Muhammadiyah I3
Wonosegoro
Mengingat betapa pentingnyapembentukan ibadah sejak dini bagi anak
maka perlu adanya penanaman nilai-nilai keagamaan semenjak anak-anak,
dengan ajaran yang benar sesuai dengan tuntunan agama yaitu Al-Qur‟an dan
sunnah Nabi. Sarana yang paling tepat untuk pembinaan dan pembentukan
kepribadian manusia adalah melakukan pendidikan.
Dalam lembaga pendidikan, tanggung jawab pendidikan untuk anak didik
atau siswa dipegang oleh semua guru. Guru perlu memiliki kemampuan dalam
proses pembelajaran, disamping kemampuan kepribadian dan kemampuan
kemasyarakatan. Kemampuan dalam proses pembelajaran sering disebut
kemampuan profesional. Guru perlu berupaya meningkatkan
kemampuan-kemampuan tersebut agar senantiasa berada dalam kondisi siap untuk
membelajarkan siswa.
1. Visi
Beriman, berprestasi, beramal dan berbudi
2. Misi
1) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang beriman, berprestasi akademik non akademik dan berbudi luhur.
3) Mewujudkan proses pembelajaran yang dinamis, kreatif, inovatif dan menyenangkan dengan menggunakan pendekatan CTL.
4) Mewujudkan sarana dan prasaran pendidikan yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas.
5) Mewujudkan sumber daya manusia pendidikan dan tenaga pendidikan yang profesional, bertanggungjawab dan berdedikasi tinggi.
3. Pembentukan Kesadaran Beribadah
Berikut adalah pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah
13 Wonosegoro
Tabel 3.7 Pembentukan kesadaran beribadah
n jiwa sosial siswa satu dengan yang lain.
membagikan
zakat tersebut
untuk yatim
piatu
C. Pelaksanaan Khutbah Jum’at
a. Waktu Pelaksaan Shalat jum‟at
Shalat jum‟at dilaksanakan setelah waktu pembelajaran sudah selesai,
siswa pulang jam 11.30. Seluruh siswalangsung menuju masjid. Sebelum shalat
jum‟at dimulai siswa mengambil air wudhu dan masuk dalam masjid. Kemudian
para siswa dan guru membaca surat-surat pendek mulai dari An-naas sampai
Adh Dhuaa dan berakhir sampai khutbah dimulai.
Dari hasil penelitian mengenai pelaksanaan shalat jum‟at dapat dilihat dari
wawancara dengan guru PAI seperti yang akan dijelaskan di bawah ini:
“Untuk pelaksanaannya itu dimulai dari setengan 12- selesai”.
(Wawancara Guru PAI, 10.20-jum‟at, 07-08-2015)
b. Tahap Pelaksanaan Shalat Jum‟at
Berikut susunan pelaksanaan shalat jum‟at di SMP Muhammadiyah 13
Wonosegoro:
a)Shalat jum‟at dilaksanakan pukulII.30 (Siswa bergegas mengambil air
wudlu) dam membaca surat-surat pendek.
b) Siswa beserta guru yang mengikuti shalat jum‟at melaksanakan shalat
sunah, siswa duduk secara tumakninah mendengarkan lantunan
ayat-ayat Al-Qur‟an yang di bunyikan.
c) Sebelum di kumandangkan adzan, khatib mengucapkan salam
terlebih dahulu kepada seluruh jama‟ah. Setelah itu muadzin
mengumandangkan adzan, ketika adzan selesai, khatib kemimbar
untuk menyampaikan pesannya, sebelum penyampaian pesan khatib
mengucapkan Hamdalah, Shalawat Nabi, Berwasiat Takwa,dan
membaca Ayat Al-Qur‟an.
d) Setelah itu khatib menyampaikan pesan-pesannya kepada jama‟ah
dengan bahasa yang mudah dimengerti. Setelah selesai
menyampaikan pesannya, khatib menutup khutbah yang pertama.
e) Dalam khutbah kedua, khatib juga menyampaikan Hamdalah,
Shalawat Nabi, Berwasiat Takwa, Membaca Ayat al-Qur‟an dan
mendo‟akan kebaikan kepada Umat Islam, Selesai berdo‟a. Muadzin
mengumandangkan Iqomah.
f) Terakhir melaksanakanshalat jum‟at 2 rekaat secara berjamaah.
c. Jadwal Khatib
Dalam kegiatan shalat jum‟at, khutbah diisi dengan khatib yang telah
terjadwal. Dengan adanya jadwal, seorang khatib sudah mempersiapkan diri
ketika sesuai giliran untuk berkhutbah. Selain ada jadwal, khatib juga sudah
menyiapkan materi tentang apa yang akan disampaikan pada khutbah nanti.
Berikut jadwal khatib di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro selama I
semester:
NO TANGGAL KHATIB MUADZIN JAMAAH
d. Keadaan Siswa Saat Khutbah Jum‟at
Pada saat Khutbah jum‟at berlangsung siswa banyak yang tidak
mendengarkan. Kalaupun ada yang mendengarkan itu hanya sebagian saja,
contohnya dalam pelaksanaan shalat jum‟at ini terdiri dari 12 baris, 6
adalah barisan laki-laki dan 6 baris selanjutnya adalah barisan perempuan.
Dalam satu baris terdiri sekitar 12 orang. Dalam khutbah jum‟at ini ada
tiga tingkatan dalam barisan yaitu barisan depan, barisan tengah, dan
barisan belakang.
Barisan depan siswa mendengarkan khutbah dengan baik, pada