• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KHUTBAH JUM’AT DI SEKOLAH DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBENTUKAN KESADARAN BERIBADAH (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2015) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PELAKSANAAN KHUTBAH JUM’AT DI SEKOLAH DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBENTUKAN KESADARAN BERIBADAH (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2015) - Test Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KHUTBAH JUM’AT DI SEKOLAH

DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBENTUKAN

KESADARAN BERIBADAH

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama

Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali

Tahun 2015)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh

Faizatul Ummah

11111096

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Faizatul Ummah

NIM : 11111096

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 24 Agustus 2015

Yang Menyatakan,

Faizatul Ummah

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax.323433 Salatiga 50721

Website: www.iainsalatiga.ac.id Email:[email protected] Dr. Muh. Saerozi, M.Ag

Dosen IAIN Salatiga

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka bersama ini, kami kirimkan skripsi saudari:

Nama : Faizatul Ummah

NIM : 11111096

Fakultas/ Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Agama Islam

Judul :Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah Siswa ( Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2015)

Dengan ini kami mohon, skripsi tersebut supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

Salatiga, 24 Agustus 2015 Pembimbing

Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.

(4)

SKRIPSI

PELAKSANAAN KHUTBAH JUM’AT DI SEKOLAH DAN

RELEVANSINYA DENGAN PEMBENTUKAN KESADARAN BERIBADAH

(

Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama

Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2015)

DISUSUN OLEH

FAIZATUL UMMAH

NIM : 11111096

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam (IAIN) Salatiga, pada TanggaL 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

S.1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji:

Ketua Penguji : Drs. Bahroni, M.Pd. ________________

Sekretaris Penguji : Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. ________________

Penguji I : Drs. Abdul Syukur, M.Si. ________________

Penguji II : Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag. ________________

Salatiga, 29 Agustus 2015

Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd

(5)

MOTTO

نىغل ا انم ا و ل الم ا ة رثك نع نىغل ا سيل

سفنل ا نىغ

“ Kekayaan itu bukanlah karena banyaknya harta, kekayaan yang

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Partono dan Ibu Siti Mahmudah, yang

senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan membimbingku,

dan do‟a restunya yang tak pernah putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu

kurindukan.

2. Saudaraku Mas Manan, mbak Imanah, mas Roni, dek Umdatun, dek Nisa yang

senantiasa selalu membuatku semangat dalam belajar dan membuatku lebih

bertanggungjawab dalam segala hal.

3. Keluarga besarku yang tak henti- hentinya memberi semangat dan bimbingan

kepadaku.

4. Kepada beliau Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang

senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh ketulusan

dan kesabaran.

5. Untuk semua teman angkatan 2011, sahabatku Laila Arofatul Mufidah dan

(7)

KATA PENGANTAR

ا ِ هاللَّ ِمْسِب

ِمْيِحهرلا ِنَمْحهرل

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, tempat memohon pertolongan

dan ampunan,tempat berlindung dari segala kejahatan diri dan keburukan amal

perbuatan.Barangsiapa diberi petunjuk oleh-Nya, maka tidak akan ada yang

mampumenyesatkan dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka tidak ada yang

mampumemberi petunjuk.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat Islam

daribelenggu kebodohan.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah

berjasa dansenantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan motivasi

sehinggaskripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

dihaturkan rasa terima kasih, terutama kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. selaku pembimbing yang telah mengarahkan,

membimbing, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

4. Teman- teman mahasiswa jurusan PAI angkatan 2011 yang telah bersedia

meluangkan waktunya membantu penulis dalam pengambilan data skripsi ini.

5. Sahabat- sahabatku tercinta yang telah memberikan bekal baik material

(8)

6. Seluruh pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu- persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, banyak

kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu

penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak

guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat

untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 24 Agustus 2015

Penulis

Faizatul Ummah

(9)

ABSTRAK

Ummah, Faizatul. 2015. Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro Tahun 2015. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.

Kata Kunci: Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di sekolah, Pembentukan kesadaran beribadah

Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia, dimana penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim. Oleh sebab itu maka lembaga yang berkembang di Indonesia banyak yang di warnai dengan pola pendidikan islam. Pendidikan islam di Indonesia, jika kita melihat dari sejarahnya dan perkembangannya hingga saat ini banyak mengalami kemajuan dalam berbagai hal diantaranya adalah dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai jenjang dan jalur pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan formal. Di antara satuan kegiatan yang dapat ditempuh dalam pendidikan formal adalah kegiatan jum‟atan di sekolah.

Dalam ibadah jum‟atan ada khutbah yang sebagai media pendidikan agama Islam.

Khutbah bukan saja sebagai ibadah, tetapi juga menambah wawasan ilmu agama bagi siswa. Khutbah idealnya bukan hanya didengarkan, tetapi juga diperhatikan secara seksama dan khitmat.

Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab (1) bagaimana Pelaksanaan

Khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?, (2) bagaimana

Pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?, (3) apakah ada relevansi antara pelaksanaan khutbah jum‟at dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan menggunakan metode pengumpulan data denga cara melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis data pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan.

Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa: (a) Pelaksanaan khutbah jum‟at di lakukan dengan baik sesuai dengan rukun khutbah, menyampaikan khutbah dengan singkat, padat, dan suara lantang, boleh menggunakan tongkat, iqomah bila khutbah selesai. Namun yang masih kurang dalam penyampain khutbah ini siswa ada yang mendengarkan dan ada juga yang malah tidur, bermain sendri dan megobrol dengan temannya. (b) .Pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro ini dirasa baik. Karena dalam kegiatan ini secara keseluruhan memang bagus, dan semuanya memiliki tujuan yang positif untuk para siswa baik dalam bidang akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari. (c). Relevansi pelaksanaan

khutbah jum‟at dengan pembentukan kesadaran beribadah sebenarnya berkaitan erat.

Hal ini dikarenakan pelaksanaan khutbah jum‟at ini merupakan salah satu program yang menopang dalam pembentukan kesadaran beribadah siswa. Namun dalam pelaksanaan khutbahnya yang masih kurang, siswa belum bisa mengikuti khutbah

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO………...……….i

HALAMAN SAMPUL……….... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……….... iv

PENGESAHAN KELULUSAN………. ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………... vi

KATA PENGANTAR………... vii

ABSTRAK………... ix

DAFTAR ISI……….. x

DAFTAR TABEL………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….... xv

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang………... 1

B.Fokus Penelitian………….………. 3

C.Tujuan Penelitian……… 3

D.Kegunaan Penelitian……….. 4

E.Penegasan Istilah……… 5

F. Metode Penelitian……….. 6

G.Sistematika Penulisan………. 13

(11)

BAB III : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data……… 33

B. Temuan Penelitian………. 43

BAB IV :PEMBAHASAN

A.Pelaksanaan Shalat Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro

……...… 62

B.Pembentukan Kesadaran Beribadah di SMP Muhammadiyah 13

Wonosegoro ...…… 65

C.Relevansi Pelaksanaan Khutbah Jum‟at dengan Pembentukan Keadaran

Ibadah Siswa...……. 67

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan……… 68

(12)

DAFTAR TABEL

1. Bagan1.1 Metode Pengumpulan Data……….…………...9

2. Bagan 3.2 Struktur Organisasi Sekolah………...35

3. Bagan 3.3 Struktur Pengurus Komite...36

4. Tabel 3.4 Keadaan Siswa Menurut Rombongan dan Agama.………….. 37

5. Tabel 3.5 Keadaan Guru………...38

6. Tabel 3.6 Keadaan Karyawan ………...…………...… 38

7. Tabel 3.7 Pembentukan Kesadaran Beribadah...44

8. Tabel 3.8 Jadwal khatib………... 52

9. Peta 3.9 Pengawasan Guru...55

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka

2. Daftar Riwayat Hidup

3. Pedoman Wawancara

4. Hasil Wawancara

5. Suratijin Penelitian

6. Surat Keterangan Penelitian

7. Lembar Konsultasi Pembimbing

8. Lampiran foto

9. Lampiran Khutbah

(14)
(15)
(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia, dimana

penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim. Oleh sebab itu maka lembaga yang

berkembang di Indonesia banyak yang diwarnai dengan pola pendidikan islam.

Pendidikan islam di Indonesia, jika kita melihat dari sejarahnya dan

perkembangannya hingga saat ini banyak mengalami kemajuan dalam berbagai

hal diantaranya adalah dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai jenjang dan jalur

pendidikan. Berbagai jenjang dan jalur yang dapat ditempuh dalam proses

pendidikan adalah melalui berbagai jalur pendidikan. Diantara jalur tersebut

adalah pendidikan informal, jalur pendidikan non formal, dan jalur pendidikan

formal.

Jalur pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilaksanakan

melalui pendidikan keluarga, dengan menentukan dan melibatkan anggota

keluarga sebagai pendidik kodrati (Nawawi, 1993:185). Melalui jalur ini peran

utama yang dilibatkan dalam proses pendidikan adalah keluarga, terutama ayah

dan ibu.

Jalur pendidikan non-formal disebut pendidikan luar sekolah, yang

berpengaruh langsung atau tidak langsung pada perkembangan anak-anak. Di

dalam jalur ini terdapat kegiatan kursus-kursus, baik di bidang umum maupun

(17)

Jalur pendidikan formal disebut juga jalur sekolah, dari jenjang terendah

sampai jenjang tertinggi, termasuk juga madrasah dan sekolah. Sekolah atau

sejenisnya merupakan lembaga formal, karena kegiatanya dilakukan secara

sengaja, berencana dan sistematis, dalam rangka membantu anak-anak

mengembangkan potensinya, agar mampu menjalankan tugasnya sebagai

khalifah di muka bumi (Nawawi, 1993:194).

Melalui jalur sekolah seorang siswa akan berkembang dan akan

menambah wawasan untuk dirinya. Di dalam proses pembelajarannya melibatkan

guru dan murid. Kegiatan yang diterapkan melihat situasi kondisi dan

kepentingan dari masing-masing sekolah. Salah satu kegiatan yang diterapkan

adalah kegiatan jum‟atan di sekolah.

Dalam ibadah jum‟atan ada khutbah yang sebagai media pendidikan

agama Islam. Khutbah bukan saja sebagai ibadah, tetapi juga menambah wawasan

ilmu agama bagi siswa. Khutbah idealnya bukan hanya didengarkan, tetapi juga

diperhatikan secara seksama dan khitmat.

Namun pada umumnya khutbah Jum‟at kurang diperhatikan ada sebagian

orang yang malah mengantuk, berbicara dengan temannya dan ada pula yang

tertidur.

Atas dasar kenyataan yang umum berlaku itu, maka penulis berminat

untuk meneliti “ Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya

dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah”. Penelitian di fokuskan di Sekolah

Menengah Pertama Muhammadiyah 13 Wonosegoro Tahun Ajaran 2015”.

Alasan peneliti memilih SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro sebagai

tempat penelitian karena di SMP ini memiliki banyak ke unggulan dibandingkan

(18)

B.Fokus Penelitian

1. Bagaimana pelaksanaan khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13

Wonosegoro?

2. Bagaimana pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13

Wonosegoro?

3. Apakah ada relevansi antara pelaksanaan khutbah Jum‟at di sekolah dengan

pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13

Wonosegoro

2. Untuk mengetahui pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah

13 Wonosegoro

3. Untuk mengetahui apakah ada relevansi antara pelaksanaan khutbah Jum‟at

dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13

Wonosegoro?

D.Kegunaan Penelitian

1. Secara teori

a. Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan khasanah keilmuan

dalam ilmu pendidikan dan pembelajaran pembentukan kesadaran beribadah

khususnya di Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga.

b. Memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademis untuk mengadakan

(19)

Jum‟at di sekolah dan relevansinya dengan pembentukan kesadaran

beribadah di SMP.

2. Secara praktis

a. Bagi institusi terkait, informasi yang ada dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan supaya lebih meningkatkan program-program pembelajaran yang

menunjang perbaikan perilaku siswa sehingga berdampak pada mutu

lulusan yang dihasilkan.

b. Bagi para pendidik, hasil survai ini bermanfaat sebagai masukan dalam

rangka mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran, melalui pelaksanaan

khutbah Jum‟at tersebut sebaiknya peserta didik benar-benar diawasi agar

saat khutbah berlangsung siswa mendengarkan khutbah dengan baik.

c. Manfaat bagi para pemerhati pendidik dapat dijadikan sebagai bahan acuan

dalam mengevaluasi system pendidikan dan dapat ikut serta menentukan

kompetensi yang diperlukan, khususnya dalam aspek pembentukan

kesadaran beribaah siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

d. Manfaat bagi peserta didik, sebagai acuan bagi siswa untuk mendapatkan

tambahan ilmu melalui khutbah Jum‟at, sehingga dapat meningkatkan

kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik

E.Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi penafsiran yang salah dari judul di atas, maka penulis

perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul sebagai berikut:

1. Relevansi: hubungan, kaitan (KBBI, 2007: 943) Adapun yang dimaksud

relevansi dalam penelitian ini adalah hubungan antara pelaksanaan khutbah

jum‟at di sekolah dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP

(20)

2. Pelaksanaan Khutbah Jum‟at

Khutbah adalah menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan

perintah ajaran Islam (Amin, 2009: 9). Sedangkan Jum‟at adalah hari ke 6

dalam seminggu. Dimana disitu telah dilaksanakannya shalat Jum‟at bersama

(KBBI: 480). Jadi Pelaksanaan khutbah Jum‟at adalah suatu kegiatan

menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah ajaran Islam

yang diaksanakan pada shalat wajib pada setiap hari Jum‟at.

3. Pembentukan Kesadaran Beribadah

Pembentukan kesadaran beribadah adalah proses untuk menumbuhkan

kesadaran siswa dalam menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan oleh

allah.

F.Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Bogdad dan

Taylor dalam (Moleong, 2009: 4) mendefnisikan penelitian kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif

kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis

mengenai fakta-fakta yang ditemukan di lapangan bersifat verbal, kalimat,

fenomena-fenomena dan tidak serupa angka-angka. Dengan demikian, laporan

(21)

laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen

lainnya. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah Pelaksanaan Khutbah

Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran

Beribadah di SMP.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif kedudukan peneliti sebagai instrumen utama.

Kehadiran peneliti di lapangan untuk melakukan pengamatan, wawancara,

serta berbagai kegiatan secara mendalam untuk mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan sebagai data penelitian.

Dalam hal ini peneliti akan turun langsung kelapangan tanpa mewakilkan

kehadirannya pada orang lain. Agar data dan informasi yang diperlukan di

dapat secara akurat.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro.

Tepatnya di Repaking, Wonosegoro, Boyolali. Karena di SMP Muhammadiyah

13 Wonosegoro ini benar-benar ada dan diwajibkan mengikuti kegiatan

jum‟atan.

4. Subjek dan informan

Subjek penelitian adalah orang dari lokasi penelitian yang dianggap

paling mengetahui dan berfungsi untuk memperoleh data-data penelitian,

sedangkan informan adalah orang dari lokasi penelitian yang dianggap

mengetahui, bersedia bekerjasama, berdiskusi membahas hasil penelitian.

(22)

Adapun dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru

agama Islam, dan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Kepala

Sekolah, Guru dan beberapa murid SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasar pada tujuan

penelitian (Hadi, I989:I93) Metode ini peneliti gunakan untuk

mengumpulkan data mengenai kegiatan khutbah Jum‟at di SMP

Muhammadiyah 13 Wonosegoro.

Lebih lanjut peneliti akan menanyakan tentang pelaksanaan khutbah

jum‟at di sekolah dan pembentukan kesadaran beribadah, sedangkan yang

menjadi nara sumber adalah Kepala sekolah, Guru PAI, dan Siswa.

b. Observasi

Dalam bukunya “metodologi research”, Sutrisno Hadi mengatakan

bahwa observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sisitematik fenomene-fenomene yang diselidiki (I989: I36)

Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi

sekolah, letak geografisnya, tentang pelaksanaan khutbah jum‟at, sarana dan

prasarana di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, dan yang menjadi nara

sumber adalah Kepala Sekolah.

(23)

Tehnik dokumentasi dan arsip digunakan untuk mempelajari berbagai

tugas sumber terutama yang berada di SMP Muhammadiyah 13

Wonosegoro dan dokumen eksternal yang dapat memanfaatkan untuk

menelaah konteks sosial (Moleong, 2002: I63).

Dokumentasi dalam penelitian ini diambil dari arsip-arsip dan

pelaksanaan khutbah jum‟at yang dijadikan satu, yang kemudian

dimanfaatkan untuk menyusun gambaran yang relevan mengenai

pelaksanaan khutbah jum‟at di sekolah dan pembentukan kesadaran

beribadah sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lengkap.

Tabel 1.1 Jenis Metode Pengumpulan Data

Jenis Metode Materi Khutbah Program

Wawancara 1. Kepada kepala sekolah

2. Kepada guru Pai

3. Kepada siswa

1.Kepada Kepala sekolah

2.Kepada guru Pai

Observasi 1. Kepada Kepala sekolah

2. Kepada Guru Pai

3. Siswa

1. Kepada Kepala sekolah

2. Kepada guru Pai

3. Siswa

Dokumentasi 1. Buku Materi khutbah

2. Pelaksanaan sholat jum‟at

1. Kepada Kepala sekolah

2. Kepada guru Pai

3. TU

(24)

Menurut Miles dan Huberman juga Yin yang dikutip oleh Suprayogo

(200I:I92), tahap penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan multi sumber bukti,membangun

rangkaian bukti dan klarifikasi dengan informan tentang draf kasar dari

laporan penelitian.

b. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar, yang muncul

dari catatan-catatan lapangan. Dalam proses reduksi data ini, peneliti dapat

melakukan pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang

hendak dibuang, mana yang merupakan ringkasan, cerita-cerita apa yang

sedang berkembang. Setelah data dipilih maka dilakukan penyajian data dari

data dan informasi yang diperoleh di lapangan selama penelitian

berlangsung.

c. Penyajian Data

Adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Biasanya penyajian data tersebut berupa teks naratif/peneliti

menyajikan datanya secara panjang lebar.

(25)

Kesimpulan pada penelitian kualitatif sebaiknya ditangani dengan

sifat yang longgar, tetap terbuka. Maksudnya kita dapat mulai menarik

simpulan sembari kita melakukan penelitian.

Adapun model analisis yang diterapkan dalam penelitian ini

menggunakan analisis data kualitatif model alir, Miles dan Huberman

(I984), menggambarkan bahwa analisis data kualitatif model alirakan

melalui tiga alur, meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman

terhadap informasi yang terkumpul yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan.

Penaikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, melalui

kesimpulan-kesimpulan sementara untuk menuju simpulan akhir yang memiliki

keterpercayaan yang tinggi. Oleh karena itu analisis data dilakukan secara

terus menerus selama penelitian di lapangan berlangsung. Dengan demikian

analisis penelitian dilakukan semenjak awal pengambilan data di lapangan

sampai khasanah data mencukupi untuk proses penarikan kesimpulan.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menjamin keabsahan data temuan yang diperoleh peneliti

melakukan beberapa upaya, di samping menanyakan langsung kepada obyek,

peneliti juga berupaya mencari jawaban dari sumber lain.

Keabsahan data dilakukan untuk meneliti kredibilitasnya menggunakan

(26)

sejawat melalui diskusi, melacak kesesuaian hasil dan pengecekan anggota

(Bungin, 2009: 77)

Selanjutnya perlu dilakukan melalui dapat tidaknya ditransfer ke latar

lain atau keteralihan yang dilakukan uraian rinci. Sedangkan ketergantungan

pada konteksnya atau kepastian data bila dikonfirmasikan dengan sumbernya

dilakukan menggunakan audit.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua data teknik validasi,

adapun teknik validasi yang digunakan adalah validasi sumber data yaitu

kepala sekolah dengan guru agama Islam dan validasi metode yang meliputi:

interview, observasi, dan dokumentasi.

8. Tahap-tahap Penelitian

a. Penelitian pendahuluan

Mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan kegiatan khutbah jum‟at di

sekolah dan pembentukan kesadaran beribadah

b. Penelitian desain

Setelah mengetahui kegiatan yang dilaksanakan dalam sholat jum‟at

pada anak SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro berdasarkan buku-buku

yang telah dikaji kemudian melakukan observasi dalam kegiatan belajar

mengajar Pendidikan Agama Islam, khususnya pada Pembentukan

kesadaran beribadah dan wawancara langsung dengan guru agama Islam.

c. Penelitian sebenarnya

Mengkaji antara informasi yang terdapat dalam buku-buku mengenai

kegiatan khutbah jum‟at dengan data yang diperoleh di lapangan.

(27)

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi

untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi

skirpsi.

Bab I :merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka merupakan kerangka teori yang berisi tentang definisi

khutbah jum‟at, dasar-dasar, tujuan khutbah dalam Islam, penyampaian pesan

khutbah, tehnik penyampaian khutbah, khaifiyah khutbah jum‟at, bimbingan

Rasulullah SAW dalam pelaksanan khutbah jum‟at, pengertian pembentukan,

pengertian kesadaran, pengertian ibadah, tujuan ibadah, macam-macam ibadah,

hakikat dan hikmah ibadah.

Bab III merupakan paparan data dan temuan penelitian meliputi: Gambaran

umum SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, pelaksanaan shalat Jum‟at di SMP

Muhammadiyah 13 Wonosegoro, pembentukan kesadaran beribadah di SMP

Muhammadiyah 13 Wonosegoro, materi khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah

13 Wonosegoro

Bab IV merupakan pembahasan yang meliputi pelaksanaan shalat jum‟at di

SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, pembentukan kesadaran beribadah di SMP

Muhammadiyah 13 Wonosegoro, materi khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah

13Wonosegoro, relevansi pelaksanaan khutbah Jum‟at di sekolah dengan

pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro

(28)
(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Pelaksanaan Khutbah Jum’at

1. Pelaksanaan

Adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan. (KBBI: 890)

2. Pengertian Khutbah Jum‟at

Menurut bahasa dakwah berati seruaan.Yaitu seruan kepada manusia

untuk melaksanakan segala perintah Allah dan menjahui segala yang dilarang

Nya. Dakwah dalam pengertian tersebut, adalah searti atau berdekatan arti atau

mencakup pengertian kata-kata sebagai berikut:

a. Tabligh (menyampaikan ajaran Allah)

b. Jihad (berjuang menegakkan agama Allah)

c. Ishlah (menyelesaikan persoalan sesuai dengan ajaran Allah)

d. Khutbah (berpidato tentang ajaran Allah)

e. Taushiyyah (berwasiat, memberi nasihat)

f.Amar ma‟ruf nahi munkar (memerintahkan kepada kebaikan dan

melarang dari keburukan) (Materi Ujian Komprehensif Lesan: 2012)

Khutbah merupakan sinonim dari kata dakwah, dalam bukunya Amin

(2009: 9) Yang berarti memberi khutbah atau nasihat kepada orang lain. Yaitu

menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah ajaran Islam.

Sedangkan jum‟at adalah hari ke 6 dalam seminggu. Dimana disitu

(30)

Hari Jum‟at adalah hari yang istimewa bagi umat Islam. Ibnu Qayyim

dalam Muhammad Syafi‟i (2011: 3) menyebutkan lebih dari empat puluh

keutamaan shalat jum‟at. Salah satunya adalah di hari itu diwajibkan bagi umat

Islam yang laki-laki, merdeka, sehat, dan bermukim untuk mendirikan shalat

jum‟at, yaitu shalat wajib yang khusus dilaksanakan pada hari jum‟at.

Pelaksanaan khutbah jum‟at dalam penelitian ini adalah suatu

kegiatan menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah

ajaran Islam yang dilaksanakan pada shalat wajib pada setiap hari jum‟at

Dalam khutbah jum‟at seorang khatib harus mempunyai dasar-dasar

yang harus dipegang oleh seorang khatib agar khutbah yang disampaikan dapat

berlangsung dengan lancar dan berhasil baik. Karena dalam khutbah pada

dasarnya adalah kegiatan penyampaian informasi dari seorang kepada orang

lainnya, maka perlu dikaji faktor apa saja yang merupakan penghambat dan

pelancar kegiatan transformasi dan informasi.

3. Dasar-dasar dan tujuan khutbah dalam Islam

a. Tentang prinsip melaksanakan dakwah, Allah SWT mewahyukan

dalam Al-Qur‟an surat An-nahl 125-128

(31)

Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil

Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. (Q.s An-Nahl 126)

Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi dari siksaan yang ditimpakan atas kita.

Bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah bertakwa kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (Q.S

An-Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yangbertakwa dan orang-orang

yang berbuat kebaikan. (Q.S An-Nahl 128)

Dari ayat-ayat di atas dapat ditarik kesimpulan tentang pokok-pokok

pandangan Psikologi mengenaikhutbah dalam Islam, yaitu:

1) Khutbah dilakukan secara hikmah, dengan kata-kata yang baik serta

argumentasi yang baik.

2) Harus bersabar dan optimis dalam khutbah. Sabar akan segala

(32)

bagi mereka yang mendapat petunjuk. Allah akan selalu

mendampingi mereka yang taqwa dan berbuat kebaikan.

Ayat-ayat yang dikutip di atas memberikan dua hal utama dalam

kegiatan khutbah, yaitu sikap mental positif yang harus dipegang oleh juru

khutbah dan penyampaian informasi khutbah secara baik dan benar.

Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan khutbah sangat ditentukan oleh

sikap mental juru khutbah. Sikap penuh keyakinan bahwa khutbah yang

disampaikan akan diterima dengan baik oleh pendengar, sikap yakin bahwa apa

yang disampaikan adalah perintah Allah, serta sikap optimis dan pantang

menyerah akan segala kesulitan adalah ciri-ciri kepribadian seorang juru

khutbah

b. Tujuan khutbah dalam islam

Tujuan khutbah harus di ketahui oleh setiap juru khutbah atau da‟i.

Karena seseorang yang melakukan aktivitas khutbah pada dasarnya harus

mengetahui tujuan apa yang dilakukan nya itu. Tanpa mengetahui tujuan

dari aktivitas khutbah tersebut, maka khutbah tidak akan mempunyai makna

apa-apa (Samsul Munir, 2009: 58-59).

Secara umum tujuan khutbah adalah terwujudnya kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh

Allah Swt.

Kemudian tujuan khutbah secara khusus adalah sebagai berikut:

1) Menanamkan rasa keagamaan kepada anak

2) Memperkenalkan ajaran-ajaran Islam

3) Melatih untuk menjalankan ajaran-ajaran Islam

(33)

5) Mengajarkan dan mengamalkan Al-Qur‟an

6) Aspek-aspek lain yang intinya mengajarkan ajaran Islam kepada

anak.(Samsul Munir, 2009: 88)

Sebagaimana diungkapkan surat an-nahl 125-128, pesan khutbah harus

disampaikan dengan hikmah, pelajaran yang baik dan bantahan yang

baik.Khutbahdengan hikmah telah ditafsirkan oleh ahli tafsir sebagai perkataan

yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan batil.

Namun kata hemat penulis, kata hikmah tidak hanya terbatas pada definisi

tersebut. Hikmah dapat pula diartikan sebagai penggunaan dan pemanfaatan

ilmu yang berisikan hikmah yang berkaitan dengan khutbah adalah psikologi

komunikasi.

Jika ditinjau dari psikologi komunikasi, dalam bukunya Ancok (2005:

25) ada tiga faktor yang sangat menentukan keberhasilan khutbah yaitu:

a. Siapa yang menyampaikan khutbah (komunikator),

b. Teknik penyampaian khutbah (komunikasi),

c. Penerima pesankhutbah (audience).

Sejauh mana proses perubahan sikap tersebut dapat terbentuk sangat

tergantung pada ketiga aspek komunikasi, yaitu:

1) Siapa yang menyampaikan khutbah (komunikator)

Komunikator dalam hal ini juru khutbah atau dai, yang dapat menarik

perhatian pendengar dan mengubah sikap pendengar kearah yang

dikehendaki ajaran Islam, adalah komunikator yang mempunyai ciri-ciri

berikut:

a) Jujur dan dapat dipercaya (thrustworthy)

(34)

Sifat jujur dan dapat dipercaya ini sangat menentukan apakah

pendengar akan mematuhi atau tidak terhadap apa yang disampaikan.

Adanya kesesuaian antara apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat

adalah indicator thrustworthy. Orang tidak akan percaya dengan

komunikator bilamana terdapat perbedaan antara apa yang disampaikan

dengan apa yang diperbuat. Perilaku khutbah tidak semata-mata

penyampaian khutbah dalam wujud perkataan, tetapi yang jauh lebih

penting adalah penyampaian pesan khutbah dalam wujud

perbuatan.Al-Qur‟an telah memperingatkan akan pentingnya kesesuaian antara kata

dan perbuatan.

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang

tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” (QS Ash-shaf: 2-3).

Ciri lain yang tak kalah penting adalah keahlian (expertise).

Apa yang dimaksud dengan expertise adalah pengetahuan yang luas tentang

apa yang dikhutbahkan. Semakin paham kita akan masalah keagamaan,

maka orang-orang akan semakin percaya dengan apa yang disampaikan.

Namun demikian tidaklah berarti harus memahami agama secara tuntas baru

kemudian berkhutbah.

2) Teknik penyampaian khutbah (komunikasi)

Dalam bagian ini akan dibahas teknik komunikasi yang dapat

menimbulkan perhatian (attention)dan pemahaman (comprehension).

Komunikasi yang perlu dikembangkan adalah komunikasi yang

memperhatikan kebutuhan dasar manusia, tatap muka, penggunaan bahasa

(35)

a) Khutbah dan kebutuhan dasar. Penyampaian pesan khutbah yang

disertai pemberian barang yang menguntungkan bagi si penerima pesan

khutbah, adalah suatu cara yang efektif. Banyak kegiatan khutbah

dilakukan oleh kelompok agama di luar Islam dilakukan bersamaan

dengan pemberian sesuatu yang bermanfaat. Tentu saja kegiatan seperti

ini keberhasilannya sangat tergantung kepada sasaran khutbah.

b) Kunjungan tatap muka. Ditinjau dari segi psikologi. Kunjungan

terhadap orang lain adalah salah satu cara untuk menghargai orang

lain.Tehnik kunjungan ini merupakan hal yang dapat menumbuhkan

rasa cinta yang disebabkan karena kebiasaan. Seperti pepatah jawa yang

mengatakan “witing tresno jalaran soko kulino”. Artinya, semakin sering kita berjumpa dengan suatu obyek makin kita pada obyek

tersebut

c) Bahasa yang dipakai. Khutbah sebaiknya dilakukan dengan bahasa

yang biasa dipakai oleh pendengar. Agar seorang pendengar lebih jelas

dalam isi yang disampaikan. Dan seorang khotib harus mempunyai atau

menguasai Bahasa dan irama penyampaian agar tidak terjadinya

kejenuhan/bosan dengan begitu khutbah akan sukses. Dan penyampaian

isi khutbah harus dinamis, tidak satu irama (monotone), agar pendengar

tidak mengantuk.

3) Penerima pesan khutbah (audience)

Suatu pesan khutbah apakah dipahami atau tidak sangat tergantung

pada keadaan si penerima pesan. Keadaan si penerima pesan haruslah

(36)

pendidikan, tingkat pengetahuan agama yang dimiliki pendengar dan tingkat

ketaatan beragama.

Kalau memang perlu mencari respons jama‟ah tentang khutbah yang

disampaikan harus dengan cara berhati-hati agar tidak terkesan kita ingin

mencari pujian, padahal sebenarnya kita perlu masukan dan evaluasi.

4. Kaifiyah khutbah jum‟at

Khutbah jum‟at merupakan kesempatan yang amat baik untuk memberikan

nasihat kepada jama‟ah dalam rangka peningkatan ketakwaan kepada Allah

swt. Khutbah ini menjadi sangat penting dan strategis karena dihadiri oleh

jamaah dalam jumlah yang banyak sehingga banyak sekali masjid yang tidak

mampu menampung jamaah jum‟at yang berasal dari berbagai kalangan, baik

tua maupun muda, kaya maupun miskin, berpendidikan tinggi maupun rendah,

yang berpangkat maupun orang biasa, begitulah seterusnya.

Sisi lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah jama‟ah jum‟at

yang banyak itu semua dalam keadaan suci (berwudlu), mudah-mudahan dari

kesucian jasmani itu, dimiliki juga kesucian rohani sehingga mudah bagi

mereka untuk menerima dan melaksanakan pesan-pesan khutbah dari seorang

khatib.

Agar target khutbah yang hendak dicapai itu bisa terpenuhi, maka di

samping kemampuan berkhutbah yang bisa diandalkan dengan kepribadian

sang khatib yang baik. Khutbah juga harus dilaksanakan sesuai dengan sunnah

Rosulullah saw. Yang dalam istilah fiqihnya disebut dengan kaifiyah (tata cara)

khutbah.

Memahami kaifiyah khutbah jum‟at menjadi sesuatu yang sangat penting

(37)

pelaksanaan ibadah jum‟at itu sendiri.Berikut ini adalah hal-hal yang harus

dipahami dan dilaksanakan oleh seorang khatib dalam penyampaian khutbah

jum‟at.

a) Naik ke mimbar dan memberi salam

Setelah waktu jum‟at tiba, maka khatib harus segera naik ke mimbar dan

memberi ucapan salam.

b) Duduk dan mendengarkan adzhan

Setelah memberi salam, khatib duduk di atas kursi atau bangku yang

terdapat di atas mimbar, lalu muadzin memperdengarkan adzan.

c) Memenuhi rukun khutbah

Khutbah jum‟at tentu saja ada rukun-rukun yang harus dipenuhinya, baik

pada khutbah pertama maupun khutbah kedua. Adapun rukun-rukun

khutbah itu antara lain mengucapkanHamdalah, Syahadatain, Shalawat atas

Nabi, menyampaikan Wasiat takwa, membaca ayat-ayat Al-Qur‟an dan

berdo‟a, khususnya do‟a memintakan ampun bagi muslimin dan muslimah.

d) Menyampaikan khutbah dengan singkat, padat, dan suara yang

lantang.

Dalam menyampaikan khutbah, Rasulullah Saw. Mencontohkan kepada kita

untuk berkhutbah dengan waktu yang singkat dengan materi yang padat

serta didukung oleh suara yang lantang.

e) Boleh menggunakan tongkat

Seorang khatib juga diperbolehkan menggunakan tongkat di dalam

khutbahnya karena memang para sahabat menyaksikan Rasulullah

(38)

f) Iqamat bila khutbah selesai

Bila imam telah selesai menyampaikan khutbah, maka muadzin

menyampaikan iqamat untuk selanjutnya dilaksanakan shalat jum‟at. Surah

yang di baca Rasulullah saw adalah al-jumua‟ah dan al-Munafiquun.

Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa khutbah jum‟at merupakan

bagian dari pelaksanaan ibadah jum‟at yang bisa tidak bisa diabaikan begitu

saja atau menyampaikan khutbah sekedar untuk menggugurkan kewajiban

saja. Oleh karena itu, khutbah harus disampaikan dengan baik dan setiap

jama‟ah mesti mendengarkannya dengan baik. Insya Allah, dengan begitu

kualitas ketakwaan kaum muslim akan terus meningkat dari waktu ke waktu

(Yani, 2005: 62-65).

5. Bimbingan Rasulullah dalam Pelaksanaan Khutbah Jum‟at

a. Rasulullah SAW Berdiri Ketika Khutbah

Berkhutbah dengan cara berdiri ini disebutkan dalam Al-qur‟an:

Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri(berkhutbah)...(Al-jumu‟ah: 11)

Maksudnya Rasulullah SAW sedang berdiri diatas mimbar

berkhutbah.

b. Nabi berkhutbah diatas mimbar

Adapun asal kata mimbar ialah dari kata )ء يشا ا ربن) yang berarti

mengatakan atau meninggikan sesuatu. Dari sinilah dinamakan

(39)

Mimbar Raslullah SAW terdiri dari tiga tingkatan bertangga.

Rasulullah Saw berkhutbah pada tangga tingkat tangga yang kedua,

dan beliau duduk pada tingkat tangga yang ketiga.

c. Nabi SAW menjiwai khutbahnya dalam berkhutbah

Nabi SAW apabila berkhutbah sampai memerah matanya dan tinggi

tekanan suaranya, dan terlihat kemarahannya. Sehingga bagaikan

pemberi semangat pasukan tentara yang sedang bertempur.

d. Nabi menghadapkan wajahnya pada jama‟ah kemudian memberi

salam.

e. Nabi SAW duduk diatas mimbar setelah memberi salam pada jamaah

f. Nabi SAW mengisyaratkan dengan telunjuknya pada wakt berdoa

Husain bin Abdur Rahman As-Silmi berkata: “Aku pernah berada

disebelah Imarah bin Ruwaibah (Shahaby ra) sedangkan Bisyir (Ibnu

Marwan AL-‟Amawi ; penguasa di irak) sedang memberikan khutbah

kepada kami, tatkala ~Bisyir~ berdo‟a, beliau mengangkat kedua

tangannya, maka Imarah ra pun berkata: “semoga Allah memburukan

dua tangan ini, aku telah melihat Raulullah SAW sedang beliau

berkhutbah; pada waktu beliau berdoa, beliau berkata demikian

sambil mengangkat jari telunjuk saja.”

g. Nabi SAW duduk diantara dua khutbah dan beliau tidak berbicara

dalam duduknya ini.

h. Nabi SAW memendekkan khutbah dan memanjangkan sholat

Rasulullah SAW dalam khutbahnya menghimpun kalimat-kalimat

yang mempunyai arti yang luas, dan dari mulut beliau berhamburan

(40)

diberikan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat beliau dengan

menggunakan khutbah yang singkat, dan terutama sekali khutbah

jum‟at.

i. Nabi SAW mngangkat kedua tangannya diatas mimbar pada waktu

berdoa meminta hujan. (Jaiz, dkk, 2001: 1-6)

B. Pembentukan Kesadaran Beribadah

1. Pengertian Pembentukan

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:136) adalah proses,

cara, perbuatan membentuk.

b. Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu

tindakan (http://digilib.uinsby.ac.id/303/4/Bab%202.3 agustus 2015)

Dari uraian di atas, maka Pembentukan dapat diartikan sebagai suatu

proses dan usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu tindakan.

2. Pengertian Kesadaran

Kesadaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 765) adalah

keinsafan, keadaan mengerti.

3. Pengertian Beribadah

a. Beribadah adalah menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan

Allah (KBBI, 2007: 318)

b. Menurut Daradjat (1995 : 2) Ibadah adalah thaat, menurut, mengikuti

(41)

Yang dimaksud kesadaran beribadah dalam penelitian ini

adalah agar para siswa sampai mampu beribadah secara otonom tanpa

disuruh atau karena faktor orang lain.

Dalam Al-qur‟an telah dijelaskan tentang penganjuran umat manusia

untuk beribadah, Surat Al-baqarah ayat 21 sebagai berikut:

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan

orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”(Al-baqarah:21)

4. Tujuan Beribadah

a. Mengingatkan manusia akan unsur rohani di dalam dirinya, yang juga

memiliki kebutuhan yang berbeda dengan

kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya.

dua macam, yakni ibadah khashah dan ibadah „aamah

1) Ibadah khashah ialah ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan

oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji.

2) Ibadah „aamah ialah semua pernyataan baik, yang dilakukan

(42)

makan dan minum, bekerja dan lain sebagainnya dengan niat

melaksanakan perbuatan itu untuk menjaga badan jasmaniyah

dalam rangka agar dapat beribadah kepada Allah.

b. Pembagian ibadah dari segi hal-hal yang bertalian dengan

pelaksanaanya, dibagi menjadi 3:

1) Ibadah jasmaniyah ruhiyah, seperti shalat dan puasa

2) Ibadah ruhiyah dan amaliyah seperti zakat

3) Ibadah jasmaniyah ruhiyah dan amaliyah, seperti mengerjakan haji.

c. Pembagian ibadah dari segi kepentingan perseorangan atau

masyarakat, maka dibagi dua:

1) Ibadah fardu seperti shalat dan puasa

2) Ibadah Ijtima‟i seperti zakat dan haji

d. Pembagian Ibadah dari segi bentuk dan sifatnya

1) Ibadah yang berupa perkataan atau ucapan lidah seperti membaca

doa, membaca Al-qur‟an, membaca dzikir, membaca tahmid, dan

mendoakan orang yang bersalah

2) Ibadah yang berupa perkejaan yang tertentu bentuknya meliputi

perkataan dan perbuatan, seperti: shalat, zakat, puasa, haji

3) Ibadah yang berupa perbuatan yang tidak di tentukan bentuknya,

seperti: menolong orang lain, berjihad, membela diri dari

(43)

4) Ibadah yang pelaksanaanya menahan diri, seperti ihram. Puasa,

I‟tikaf ( duduk di masjid dan menahan diri untuk bermusyabaroh

dengan istrinya)

5) Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan

hutang memaafkan utang yang bersalah (Daradjat, 1995: 2-3)

6. Hakikat dan Hikmah Ibadah

Tujuan hakiki dari ibadah adalah menghadapkan diri kepada Allah

SWT saja menunggalkan-Nya sebagai tumpuan harapan dalam segala hal.

Muhammad Abduh dalam Nasution (7-8) mengatakan bahwa untuk

menjelaskan ibadah itulah, antara lain, al-qur‟an diturunkan. Dan ibadah

berfungsi menghidupkan kesadaran tauhid serta memantapkannya didalam

hati, menghapuskan kepercayaan dan ketergantungan kepada berbagai kuasa

gaib yang selalu disembah dan diseru oleh orang musyrik untuk menerima

pertolongan. Melalui ibadah, perasaan takut, haibah, dan harap kepada allah

akan meresap ke dalam hati. Inilah ruh ibadah yang sebenarnya, dan bukan

bentuk perilaku lahir, perbuatan atau ucapan-ucapan.

Kesadaran akan keagungan Allah akan menimbulkan keasadaran

betapa hina dan rendahnya semua mahluk-Nya. Dan pada gilirannya, ini akan

dapat melepaskan diri dari ketergantungan kepada apapun kecuali Allah

SWT. Orang yang beribadah akan merasa terbebas dari berbagai ikatan atau

kungkungan mahluk. Semakin besar ketergantungan dan harapan kepada

Allah, semakin terbebaslah dirinya dari yang selain-Nya. Harta, pengkat,

kekuasaan dan sebagainya tidak akan mempengaruhi kepibadiannya. Hatinya

(44)

sesungguhnya. Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kemerdekaan hati,

seperti halnya kekayaan yang sebenarnyapun adalah kekayaan jiwa.

BAB III

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

(45)

1. Sejarah berdirinya SMPMuhammadiyah 13 Wonosegoro

Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah

nomor 152/ SK/ I.A/ 4.a/ 11.10/ 91 SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro

resmi berdiri pada tanggal 14 Maret 1991 . SMP ini merupakan pelopor

sekolah menengah di desa sekitarnya yaitu desa Repaking kecamatan

Wonosegoro daerah perbatasan antara kabupaten Boyolali dan kabupaten

Grobogan.sekolah ini banyak memiliki peran dan sumbangsih dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa di desa sekitarnya. Sebelum

berdirinya sekolah ini banyak para usia pelajar yang tidak melanjutkan

sekolah karena jarak sekolah yang cukup jauh. Siswa yang melanjutkan

sekolah ke SMP ini selain dari desa Repaking sendiri juga dari desa

sekitar, di antaranya desa Gunungsari dan Bengle kecamatan Wonosegoro

kabupaten Boyolali dan juga desa Karanglangu dan Kentengsari

kecamatan Kedungjati kabupaten Grobogan.( Kepala Sekolah,

09.30-selesai, 15-08-2015).

Meskipun sekolah ini berada di desa namun dalam proses kegiatan

pembelajaran selalu mengikuti perkembangan pendidikan dan

mengedepankan kualitas baik kualitas akademik maupun non akademik.

Banyak program yang diselenggarakan sekolah demi terciptanya kualitas

tersebut, di antaranya kegiatan ekstrakurikuler yaitu komputer/ internet,

English club, Baca Tulis Al Quran, Drumband, Hizbul Wathan, dan Volly

Ball.( Kepala Sekolah, 09.30-selesai, 15-08-2015).

Kegiatan pembelajaran di sekolah ini tidak lepas dari sarana prasarana

yang mendukung. Bermula dari hanya memiliki bangunan kantor dan kelas

(46)

yang cukup lengkap misalnya perpustakaan, lab. IPA dan lab. Komputer

dengan jaringan internet dan ber AC serta fasilitas yang lain. Dengan adanya

fasilitas tersebut berdampak positif pada animo masyarakat untuk bersekolah

di SMP Muhammdiyah 13 Wonosegoro ini.Terbukti saat ini tercatat ada 163

siswa dan sudah meluluskan kira-kira 2000 alumni.

2. Struktur organisasi

Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur segala

urusan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

kerjasama antar individu dalam sebuah organisasi melalui adanya struktur

organisasi. Organisasi yang ada di SMP Muhammadiyah I3 Wonosegoro

meliputi struktur organisasi sekolah dan struktur organisasi komite sekolah.

Adapun struktur organisasi SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro sebagai

berikut:( Kepala Sekolah, 09.30-selesai, 15-08-2015).

Bagan 3.2 Sruktur Organisasi Sekolah

Kepala Sekolah

Maliki, S.Pd.I

Ka. Tata Usaha

Suyadi

Waka Kurikulum Waka kesiswaan Waka Sarpras Humas

Ketua Komite

Ngatirin, M.M

Waka Sekolah

(47)

Bagan 3.3 Struktur Pengurus Komite Sekolah

M Nur Ariyadi, S.Pd

Nur Alrif Sulistyo, S.Pd

Riwayatun, S.Pd

Imanah, S.Pd.I

Bendahara

H. Basuni

Anggota Anggota

Ketua Komite

Wiyono

Sekretaris

Muhtadi

(48)

4. Keadaan Siswa Menurut Rombongan Kelas dan Agamanya

Keadaan siswa di SMP Muhammadiyah menurut hasil penelitian

semuanya beragama Islam, karena memang latar belakang sekolah tersebut

adalah Islam. Berikut adalah keadaan siswa menurut rombongan kelas dan

agamanya.

Tabel 3.4 Keadaan Siswa Menurut Rombongan dan Agama

Tingkat dan progam pengajaran

Jumlah Siswa

Lk Pr L+P

Jumlah rombongan belajar

jumlah siswa mnrt agama

I P K B H

Kelas VII 20 4247 2Rombel 47 - - - -

Kelas VIII 203656 2Rombel 56

Kelas IX 213960 3 Rombel 60

Total 61 102163 7 163

Ketengan :

I : Islam

P :Protestan

K :Katolik

B :Budha

(49)

5. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru adalah pendidk profesional dengan tugas utama mndidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1).

(http://kompetensi.info/kompetensi-guru/definisi-guru-menurut-undang-undang.html. Rabu, 16-09-2015, 15:40)

Tabel 3.5 Keadaan Guru di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro

No Nama Jabatan Mata pelajaran

I Maliki S. Pd.I Kepala Sekolah Bahasa Arab

2 Masena, S.Pd Waka sekolalah Pkn

3 Rika Astriana S.Pd Guru Matematika

4 Ahwati S.Pd Guru Bahasa Indoesia

5 Etik Maretnowati, S.E Guru Ekonomi

6 Endang Sriyanti, S.Pd Guru IPS

7 Nur Wulandari, S.Pd Guru BP

8 Heri Suseno, S.Pd Guru Bahasa Inggris

9 Maulida Soffriana, S.Pd Guru IPA

I0 Muntiasih, S.Pd Guru Matematika

I1 Tri Siwi Hanawati, S.Pd Guru Bahasa Inggris

12 Heru Saputra, S.Pd Guru Penjaskes

I3 Edi Susanto, S.Pd Guru PAI

I4 M. Nur Ariyadi, S.Pd Guru IPA

I5 Nur Arif Sulistyo, S.Pd Guru Bahasa Inggris

I6 Riwayatun, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

I7 Imanah, S.Pd.I Guru PAI

18 Suyadi Guru IPS

(50)

Untuk latar belakang pendidikan guru di SMP Muhammadiyah 13

Wonosegoro ada 17 guru yang sudah S1, sementara yang belum

mempunyai gelar S1 ada 2 guru.

Tabel 3.6 Karyawan di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro

No Nama Jabatan

I Suyadi Ka. Tu

2 Arif Kristanto Karyawan 3 Ninik Puspitasari Karyawan

4 Sugiyanti Pustakawan

5 Irwan Nurdiansyah Penjaga

6. Sarana Prasarana

Untuk memperlancar kegiatan pembelajaran di sekolah, diperlukan

sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Sarana

pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar

mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media

pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang

secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan atau pengajaran.

Dari hasil penelitian mengenai sarana penunjang pembelajaran

agamaIslam di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro dapat dilihat dari

wawancara berikut:

(51)

Adapun fasilitas gedung/ruang yang tersedia di SMP Muhammadiyah

13 Wonosegoro adalah sebagai berikut:

1) Ruang Kepala Sekolah :I Ruang

2) Ruang Guru :I Ruang

3) Ruang Tata Usaha :I Ruang

4) Ruang Teori/Kelas :6 Ruang

5) Ruang Perpustakaan :I Ruang

6) Kamar Mandi : 4 Ruang

7) Masjid :I Ruang

8) Lapangan :I

9) Tempat Parkir : 2

Sebagian fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut:

1) Komputer :15 Unit

2) Laptop :4Unit

3) Scanner :I Unit

4) Jaringan Internet :I Unit

5) Lcd/Proyektor dan Layar :4 Unit

6) Sound System :1 Unit

7) Telepon :I Unit

8) Kamera Digital :1Unit

9) Televisi :I Unit

7. Keunggulan SMP Muhammadiah 13 Wonosegoro

Meski masih berusia muda, SMPMuhammadiyah 13 Wonosegoro telah

(52)

tidak lepas dari dukungan dan juga motivasi dari semua pihak. Inilah

beberapa torehan prestasi itu:

a. Juara MTQ Putri Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten Th.

2013

b. Juara II Pidato Putri Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten Th.

2013

c. Juara II Bola Voli Putri Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten

2013

d. Juara II Wide Game Putri Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se

Kabupaten Th. 2013

e. Juara III 5 K Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten Th. 2013

f. Juara III Pidato Jambore HW Putra Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten

Th. 2013

g. Juara III Kaligrafi Jambore HW Putra Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten

Th. 2013

h. Juara III Bola Voli Putra Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten

Th. 2013

i. Juara III LCT Putra Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se Kabupaten Th.

2013

j. Juara III Paduan Suara Putra Jambore HW Tk. Muhammadiyah Se

Kabupaten Th. 2013

k. Juara Bola Putri Dies Natalis SMP N 2 Kedungjati Th. 2013

l. Juara II Bola Voli Putra Dies Natalis SMP N 2 Kedungjati Th. 2013

m. Juara I Bola Voli Putra Tk. Kecamatan Wonosegoro Th. 2014

(53)

o. Juara I Lempar Lembing Putra Tk. Kecamatan Wonosegoro Th. 2014

p. Juara I Tenis Meja Putra Tk. Kecamatan Wonosegoro Th. 2014

q. Juara I Lari Pendek Putra Tk. Kecamatan Wonosegoro Th. 2014

r. Juara II Bola Voli Putra POPDA Tk. Kab. Boyolali Th. 2014

s. Juara III Lari Pendek Putra POPDA Tk. Kab. Boyolali Th. 2014

t. Juara I Tenis Meja Putra IPM Kab. Boyolali Th. 2014

u. Juara I kaligrafi Putri IPM IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015

v. Juara II Pidato Tiga Bahasas IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015

w. Juara II LCC IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015

x. Juara III Puisi IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015

y. Juara III Tahfidz IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015

z. Juara UMUM IPM Se Kabupaten Boyolali Th. 2015

8. Partisipasi Lingkungan

Menurut Maslikhah (2009: 92) Lingkungan adalah segala sesuatu yang

ada diluar diri individu yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan

dan pendidikannya.Faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam

mempengaruhi keberhasilan peserta didik, baik pengaruh yang positif

maupun yang negatif.

Pengaruh lingkungan terhadap peserta didik hanya merupakan pengaruh

belaka, tidak ada unsur tanggung jawab didalamnya. Peserta didik akan

beruntung apabila kebetulan mendapat pengaruh yang baik dari

lingkungannya, dan sebaliknya akan rugi apabila kebetulan mendapatkan

pengaruh yang kurang baik dari lingkungannya.

Lingkungan disekitar sekolah dan masyarakat repaking pada umumnya

(54)

“Alhamdulilah mbak, sampai saat ini yang berperan aktif dari yayasan, apalagi peran komitenya bagus sekali, baik dari segi pendanaan maupun dorongan dari segi kegiatan, motivasi dari komite untuk penciptaan sekolah ini menjadi kebanggan, luar biasa. Kadang komite juga mengikuti kegiatan bersih-bersih”( Kepala Sekolah, 09.30-selesai, 15-08-2015).

B. Deskripsi Pembentukan Kesadaran Beribadah di SMP Muhammadiyah I3

Wonosegoro

Mengingat betapa pentingnyapembentukan ibadah sejak dini bagi anak

maka perlu adanya penanaman nilai-nilai keagamaan semenjak anak-anak,

dengan ajaran yang benar sesuai dengan tuntunan agama yaitu Al-Qur‟an dan

sunnah Nabi. Sarana yang paling tepat untuk pembinaan dan pembentukan

kepribadian manusia adalah melakukan pendidikan.

Dalam lembaga pendidikan, tanggung jawab pendidikan untuk anak didik

atau siswa dipegang oleh semua guru. Guru perlu memiliki kemampuan dalam

proses pembelajaran, disamping kemampuan kepribadian dan kemampuan

kemasyarakatan. Kemampuan dalam proses pembelajaran sering disebut

kemampuan profesional. Guru perlu berupaya meningkatkan

kemampuan-kemampuan tersebut agar senantiasa berada dalam kondisi siap untuk

membelajarkan siswa.

1. Visi

Beriman, berprestasi, beramal dan berbudi

2. Misi

1) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang beriman, berprestasi akademik non akademik dan berbudi luhur.

(55)

3) Mewujudkan proses pembelajaran yang dinamis, kreatif, inovatif dan menyenangkan dengan menggunakan pendekatan CTL.

4) Mewujudkan sarana dan prasaran pendidikan yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas.

5) Mewujudkan sumber daya manusia pendidikan dan tenaga pendidikan yang profesional, bertanggungjawab dan berdedikasi tinggi.

3. Pembentukan Kesadaran Beribadah

Berikut adalah pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah

13 Wonosegoro

Tabel 3.7 Pembentukan kesadaran beribadah

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)

n jiwa sosial siswa satu dengan yang lain.

membagikan

zakat tersebut

untuk yatim

piatu

C. Pelaksanaan Khutbah Jum’at

a. Waktu Pelaksaan Shalat jum‟at

Shalat jum‟at dilaksanakan setelah waktu pembelajaran sudah selesai,

siswa pulang jam 11.30. Seluruh siswalangsung menuju masjid. Sebelum shalat

jum‟at dimulai siswa mengambil air wudhu dan masuk dalam masjid. Kemudian

para siswa dan guru membaca surat-surat pendek mulai dari An-naas sampai

Adh Dhuaa dan berakhir sampai khutbah dimulai.

Dari hasil penelitian mengenai pelaksanaan shalat jum‟at dapat dilihat dari

wawancara dengan guru PAI seperti yang akan dijelaskan di bawah ini:

Untuk pelaksanaannya itu dimulai dari setengan 12- selesai”.

(Wawancara Guru PAI, 10.20-jum‟at, 07-08-2015)

b. Tahap Pelaksanaan Shalat Jum‟at

Berikut susunan pelaksanaan shalat jum‟at di SMP Muhammadiyah 13

Wonosegoro:

a)Shalat jum‟at dilaksanakan pukulII.30 (Siswa bergegas mengambil air

wudlu) dam membaca surat-surat pendek.

b) Siswa beserta guru yang mengikuti shalat jum‟at melaksanakan shalat

(62)

sunah, siswa duduk secara tumakninah mendengarkan lantunan

ayat-ayat Al-Qur‟an yang di bunyikan.

c) Sebelum di kumandangkan adzan, khatib mengucapkan salam

terlebih dahulu kepada seluruh jama‟ah. Setelah itu muadzin

mengumandangkan adzan, ketika adzan selesai, khatib kemimbar

untuk menyampaikan pesannya, sebelum penyampaian pesan khatib

mengucapkan Hamdalah, Shalawat Nabi, Berwasiat Takwa,dan

membaca Ayat Al-Qur‟an.

d) Setelah itu khatib menyampaikan pesan-pesannya kepada jama‟ah

dengan bahasa yang mudah dimengerti. Setelah selesai

menyampaikan pesannya, khatib menutup khutbah yang pertama.

e) Dalam khutbah kedua, khatib juga menyampaikan Hamdalah,

Shalawat Nabi, Berwasiat Takwa, Membaca Ayat al-Qur‟an dan

mendo‟akan kebaikan kepada Umat Islam, Selesai berdo‟a. Muadzin

mengumandangkan Iqomah.

f) Terakhir melaksanakanshalat jum‟at 2 rekaat secara berjamaah.

c. Jadwal Khatib

Dalam kegiatan shalat jum‟at, khutbah diisi dengan khatib yang telah

terjadwal. Dengan adanya jadwal, seorang khatib sudah mempersiapkan diri

ketika sesuai giliran untuk berkhutbah. Selain ada jadwal, khatib juga sudah

menyiapkan materi tentang apa yang akan disampaikan pada khutbah nanti.

Berikut jadwal khatib di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro selama I

semester:

(63)

NO TANGGAL KHATIB MUADZIN JAMAAH

d. Keadaan Siswa Saat Khutbah Jum‟at

Pada saat Khutbah jum‟at berlangsung siswa banyak yang tidak

mendengarkan. Kalaupun ada yang mendengarkan itu hanya sebagian saja,

contohnya dalam pelaksanaan shalat jum‟at ini terdiri dari 12 baris, 6

adalah barisan laki-laki dan 6 baris selanjutnya adalah barisan perempuan.

Dalam satu baris terdiri sekitar 12 orang. Dalam khutbah jum‟at ini ada

tiga tingkatan dalam barisan yaitu barisan depan, barisan tengah, dan

barisan belakang.

Barisan depan siswa mendengarkan khutbah dengan baik, pada

Gambar

Tabel 1.1 Jenis Metode Pengumpulan Data
Tabel 3.5 Keadaan Guru di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro
Tabel 3.6 Karyawan di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro
Tabel 3.7 Pembentukan kesadaran beribadah
+3

Referensi

Dokumen terkait

POTENSI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI HUTAN WISATA ALAM PREVAB TAMAN NASIONAL KUTAI KALIMANTAN TIMUR.. Nanang Sasmita, Yohanes Barung

1) Tahun 1962, antara lain Sabarianna Br. Sembiring, Jendamalem Br. Surbakti, Tetap Sitepu, Pesing Sembiring, dll, ikut belajar Firman Tuhan yang dilayani oleh Pt.Kiras Tarigan

4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang,

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki serta

Kualitas minyak atsiri kulit buah jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm & Panzer) Swingle) segar yang diperoleh dari hasil destilasi uap-air selama 4 jam berwarna

Tanpa mengurangi ketentuan dalam Pasal 3 Ayat (4) Perjanjian ini, suatu tindak pidana dapat diekstradisikan, tanpa mempertimbangkan · apakah perbuatan yang

Objek penelitian ini di SKPD Kota Semarang karena laporan keuangan pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan disusun berdasarkan laporan keuangan dari masing-masing SKPD

Ada tiga system utama yang mendukung VANETs selain RSU, yaitu On Board Unit (OBU) dan Application Unit (AU) [7]. Salah satu tantangan utama dalam merancang jaringan VANETs