(Unreviu)
Alamat Jl. Soekarno Hatta No. 629 Telp (022) 7310435 Jl. Kawaluyaan Indah II No. 4 Soekarno-Hatta Telp. (022) 7320048 Faksimili (022) 7320049 Website : http://bapusipda.jabarprov.go.id
e-mail : bapusipda@jabarprov.go.id B A N D U N G Kode Pos 40285 - 40286
PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT
LAPORAN KEUANGAN
BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
i
Sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pimpinan OPD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan OPD yang dipimpinnya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, Laporan Keuangan OPD yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Gubernur melalui PPKD dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah entitas akuntansi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan laporan keuangan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundang-undangan lainnya di bidang pengelolaan keuangan daerah.
Sehubungan dengan Laporan Keuangan Tahun 2015 ini, perlu kami kemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan - LRA, belanja, dan pembiayaan.
2. Laporan Operasional menunjukan informasi Pendapatan – LO dan Beban.
3. Laporan Perubahan Ekuitas memberikan informasi ekuitas awal / dan ekuitas akhir. 4. Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas OPD. 5. Catatan atas Laporan Keuangan memberikan uraian tentang kebijakan akuntansi, dan
penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Catatan Atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat dalam laporan keuangan.
Kami menyadari bahwa laporan keuangan Tahun 2015 ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan tanggapan, saran, maupun kritik yang membangun dari para pengguna laporan keuangan ini. Kami akan terus berupaya untuk dapat menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan akurat sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Diharapkan penyusunan Laporan Keuangan ini dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
Bandung, 22 Juli 2016
KEPALA BADAN
PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Dr. Hj. NENNY KENCANAWATI.,M.Si
NIP. 19570114 198503 2 002
ii
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Pernyataan Tanggung Jawab v
I. Ringkasan 1
II. Laporan Realisasi Anggaran 1
III. Laporan Operasional 2
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 3
V. Neraca 3
VI. Catatan atas Laporan Keuangan 4
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
1
1
1
2
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Strategis, Kebijakan Keuangan dan
Pencapaian Target Kinerja APBD
2.1 Ekonomi Makro
2.2 Kebijakan Strategis
2.3 Kebijakan Keuangan
2.4 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
5
5
8
9
10
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan OPD
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target APBD
3.2 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Kinerja Keuangan
3.3 Hambatan dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target
Bab IV Kebijakan Akuntansi 4.1 Entitas Akuntansi
4.2 Pendekatan penyusunan Laporan Keuangan
4.3 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.4 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.5 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan yang Ada dalam SAP
iii
5.1.1. Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran
5.1.2. Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran
5.1.3. Catatan Penting Lainnya
5.2. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional
5.2.1. Penjelasan Umum Laporan Operasional
5.2.2. Penjelasan Per Pos Laporan Operasional
5.2.3. Catatan Penting Lainnya
5.3. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
5.3.1. Penjelasan Per Pos Laporan Perubahan Ekuitas
5.3.2. Catatan Penting Lainnya
5.4. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
5.4.1. Penjelasan Umum Neraca
5.4.2. Penjelasan Per Pos Neraca
5.4.3. Catatan Penting Lainnya
30
32
41
42
42
43
52
54
54
55
56
56
56
87
Bab VI Penjelasan atas Informasi Non-Keuangan OPD 89
Bab VII Penutup 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
- Lampiran – 1 : Berita Acara Pemeriksaan Fisik Persediaan
- Lampiran – 2 : Daftar Persediaan OPD
- Lampiran – 3 : Daftar Saldo Persediaan
- Lampiran – 5 : Daftar Penambahan Dan Pengurangan Aset
Tetap Daerah
- Lampiran – 6 : Daftar Realisasi Penambahan Dan
Pengurangan Aset Tetap Daerah
- Lampiran – 7 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Neraca
Dan LRA
- Lampiran – 8 : Daftar Aset Lainnya TA. 2015
- Lampiran – 9 : Penjelasan Selisih Saldo Aset Tetap Menurut
Neraca Dan Atisisbada/Buku Inventaris
- Lampiran – 10 : Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang
iv
- Lampiran – 12 : Salinan Rekening Koran Bank
v
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran
2015 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern
yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan
posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Bandung, 22 Juli 2016
KEPALA BADAN
PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Dr. Hj. NENNY KENCANAWATI.,M.Si
1
I. RINGKASAN
Berdasarkan Pasal 295 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pimpinan OPD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan OPD yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Gubernur melalui PPKD dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah bahwa mulai tahun 2015 Laporan Keuangan terdiri dari Laporan Keuangan OPD yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat ini telah*) diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
Laporan Keuangan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Audited ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran I.
Laporan Keuangan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Audited ini disusun dari laporan keuangan seluruh satuan kerja yang berada di bawah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) TA 2015 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja, selama periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2015. Realisasi Pendapatan Asli Daerah pada TA 2015 terdiri dari Penerimaan Pajak sebesar Rp.0,00 atau mencapai 0,00 persen, Penerimaan Retribusi Daerah sebesar Rp.0,00 atau mencapai 0,00 persen dari yang dianggarkan.
2 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2015 dan 2014 dapat disajikan sebagai berikut:
(dalam rupiah)
TA 2015 TA 2014
Anggaran Stlh Perubahan
Realisasi Anggaran Stlh perubahan
Belanja Daerah 35.569.843.700,00 33.199.824.584,00 46.517.979.500,00 42.117.001.668,00 Belanja Operasi 31.368.947.700,00 29.601.710.552,00 35.921.868.960,00 32.682.892.051,00 Belanja Modal 4.200.896.00,00 3.598.114.032,00 10.596.110.540,00 9.434.109.617,00
Surplus/(Defisit) - LRA
35.569.843.700,00 33.199.824.584,00 46.517.979.500,00 42.117.001.668,00
2. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menunjukan kinerja sesungguhnya Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat dalam tahun 2015. Pendapatan – LO tahun 2015 sebesar Rp. 257.717.708,33 beban tahun 2015 sebesar Rp. 41.807.799.319,90 dan Surplus/Defisit – LO tahun 2015 sebesar Rp. 41.550.081.611,57
Ringkasan Laporan Operasional tahun 2015 adalah sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Uraian 2015
Pendapatan - LO 0,00
Pendapatan Asli Daerah 0,00
Pendapatan Pajak Daerah 0,00
Pendapatan Retribusi Daerah 0,00 Lain-lain Pendapatan Yang Sah 257.717.708,33 Pendapatan Hibah 257.717.708,33
Beban 41.807.799.319,90
Beban Pegawai 17.026.203.166,00
Beban Barang Jasa 0,00
Beban Persediaan 3.539.625.001,00
Beban Jasa 4.254.878.525,00
Beban Pemeliharaan 1.753.262.272,00 Beban Perjalanan Dinas 2.653.077.415,00
Beban Bunga 0,00
Beban Subsidi 0,00
Beban Hibah 321.316.376,00
Beban Bantuan Sosial 0,00
3
Beban Penyisihan Piutang 0,00
Beban lain-lain 80.715.250,00
Jumlah Beban 41.807.799.319,90
Surplus/(Defisit) - LO (41.550.081.611,57)
3. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Ekuitas awal (Ekuitas Audited) sebesar Rp. 131.793.670.906,00 dan Ekuitas akhir sebesar Rp. 59.287.209.379,95
Laporan Perubahan Ekuitas tahun 2015 adalah sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Uraian 2015
EKUITAS AWAL 131.793.670.906,00
Surplus / Defisit - LO (41.550.081.611,57)
Ekuitas 0
RK PPKD 33.200.507.259,00
RK SKPD 0,00
RA PPKD (Nilai Perolehan) 505.673.615.37
RA PPKD ( Akumulasi Penyusutan) 0,00
RA SKPD (Nilai Perolehan) 0,00
RA SKPD ( Akumulasi Penyusutan) 0,00
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar:
(64.662.560.788,85)
Koreksi Nilai Persediaan 0,00
Selisih Revaluasi 0,00
Penyusutan Aset Tetap (63.669.905.783,85)
Penyisihan Piutang 0,00
Penyisihan Dana bergulir 0,00
Amortisasi (992.655.005,00)
Lain - Lain 0,00
Koreksi Pendapatan LO 0,00
Koreksi Beban Barang dan Jasa 0,00
Koreksi Aset Tetap 0,00
Koreksi Aset Tak Berwujud 0,00 Koreksi Bagian Lancar Piutang
Sewa
0,00
Koreksi Dana Bergulir 0,00
EKUITAS AKHIR 59.287.209.379,95
4. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan dan dibandingkan dengan tanggal pelaporan sebelumnya.
4 Jumlah Kewajiban adalah sebesar Rp. 66.357.978,00 yang merupakan Kewajiban Jangka Pendek.
Sementara itu jumlah Ekuitas adalah sebesar Rp. 59.287.209.379,95
Ringkasan Neraca dapat disajikan sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Uraian
Tanggal Neraca 31 Desember
2015 (Audited)
31 Desember 2014 (Audited)
Aset 59.353.567.357,95 131.793.670.906,00
Aset Lancar 4.901.675,00 3.556.500,00 Aset Tetap 58.302.958.749,20 129.312.104.698,00 Aset Lainnya 1.045.706.933,75 2.478.009.708,00
Kewajiban 66.357.978,00 0,00
Kewajiban Jangka Pendek 66.357.978,00 0,00 Ekuitas 59.287.209.379,95 131.793.670.906,00
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi penjelasan atau daftar terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca. CaLK juga menguraikan dasar hukum, metodologi penyusunan laporan keuangan, dan kebijakan akuntansi yang diterapkan. Selain itu, CaLK juga mengungkapkan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran, pendapatan, dan belanja diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Daerah. Sementara itu, dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Daerah.
2014
II.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak Ketiga
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 59.353.567.357,95 131.793.670.906,00
Bandung, 22 Juli 2016 KEPALA BADAN
PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Dr. Hj. NENNY KENCANAWATI, M.Si NIP. 19570114 198503 2002 (Format PP Nomor 71 Tahun 2010)
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 1 VI. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BAB I PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan
1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Maksud penyusunan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, dan membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Tujuan penyusunan laporan keuangan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, dan kinerja keuangan
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya, pengambilan keputusan serta menilai akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah.
Landasan Hukum
1.2. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyisihan Piutang dan Dana Bergulir pada Pemerintah Daerah.
15. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
16. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 37 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan dan Bagan Akun Standar di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sistematika 1.3. SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 3 perlu untuk tujuan kelengkapan dalam pelaporan keuangan, sebagai berikut :
Sistematika penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Strategis, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD
2.1 Ekonomi Makro
2.2 Kebijakan Strategis
2.3 Kebijakan Keuangan
2.4 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan OPD
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
3.2 Hambatan dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang Telah Ditetapkan
Bab IV Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas Akuntansi
4.2 Pendekatan penyusunan Laporan Keuangan
4.3 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.4 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.5 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan yang Ada dalam SAP
Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
5.1 Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran
5.1.1. Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran
5.1.2. Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 4 5.2. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional
5.2.1. Penjelasan Umum Laporan Operasional 5.2.2. Penjelasan Per Pos Laporan Operasional 5.2.3. Catatan Penting Lainnya
5.3. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
5.3.1. Penjelasan Per Pos Laporan Perubahan Ekuitas
5.3.2. Catatan Penting Lainnya
5.4. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
5.4.1. Penjelasan Umum Neraca
5.4.2. Penjelasan Per Pos Neraca
5.4.3. Catatan Penting Lainnya
Bab VI Penjelasan atas Informasi Non-Keuangan OPD
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 5 BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN STRATEGIS, KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
2.1. EKONOMI MAKRO
Ekonomi Makro
Indikator makro yang mempengaruhi perumusan strategi dan penyusunan anggaran Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah sasaran, indikator sasaran, dan program yang telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah (RPJPD/RPJMD) Provinsi Jawa Barat serta Rencana Strategis dan Rencana Kerja Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Rencana Strategis Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Baratadalah sebagai berikut:
1. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, strategi dan kebijakannya dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut :
a. Pengembangan Bahan Perpustakaan Bapusipda Jawa Barat;
b. Peningkatan Pelestarian Naskah Kuno di Jawa Barat:
c. Peningkatan Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekam Khasanah Budaya Jawa Barat;
d. Peningkatan Pengolahan Bahan Perpustakaan;
e. Peningkatan Pelestarian dan Konservasi Bahan Perpustakaan;
f. Peningkatan Layanan Perpustakaan Berbasis Sistem E-Library dan ISO;
g. Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan sumber Daya Manusia di Bidang Perpustakaan;
h. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Jabatan Fungsional Pustakawan;
i. Peningkatan Layanan Informasi Literatur Sekunder di Jawa Barat;
j. Peningkatan Pembinaan Budaya Baca Masyarakat dan Pemberdayaan Perpustakaan;
k. Peningkatan Kewajiban Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam oleh Penerbit;
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 6 2. Program Pengembangan Kearsipan, strategi dan kebijakannya
dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut :
a. Pengembangan Pengelolaan Kearsipan Dinamis;
b. Pengembangan Sistem Kearsipan Daerah Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi;
c. Peningkatan kearsipan secara elektronik (records dan e-archives);
d. Peningkatan record center Pemerintah Daerah;
e. Peningkatan Pengamanan Arsip Vital/Asset Pemerintah Daerah;
f. Peningkatan Pelayanan dan Akses Informasi Kearsipan;
g. Peningkatan Pemanfaatan Informasi Kearsipan;
h. Peningkatan Pembinaan Kearsipan
i. Pengembangan Khasanah Arsip;
j. Peningkatan Pengelolaan Kearsipan Statis;
k. Peningkatan Pelestarian Arsip;
l. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis;
m. Peningkatan Kapasitas Lembaga Kearsipan Daerah.
Rencana Kerja Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:
a. Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Kegiatan Perpustakaan dan Kearsipan di Jawa Barat.
2. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:
a. Optimalisasi ISO Bapusipda Provinsi Jawa Barat
3. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:
a. Pembinaan Teknis dan Supervisi Arsip Dinamis di Jawa Barat
b. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur Kearsipan
c. Kegiatan Pembinaan Teknis Arsip Statis
4. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 7 5. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dilakukan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut :
a. Administrasi Perkantoran Bapusipda Provinsi Jawa Barat
6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apartur dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut :
a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Bapusipda Jabar
b. Kegiatan Sarana dan Prasarana E-Library
7. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Apartur dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:
a. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Bapusipda Jabar
8. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut :
a. Perencanaan,Evaluasi dan Pelaporan Capaian Kinerja Bapusipda Jabar
9. Program Pengembangan Kearsipan dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:
a. Peningkatan Pengelolaan Arsip Dinamis
b. Kegiatan Penelusuran Arsip Bernilai Sejarah di Jawa Barat
c. Kegiatan Preservasi Arsip Statis
d. Kegiatan Akuisisi dan Pengelolaan Arsip Statis
e. Peningkatan Layanan Otomasi Kearsipan
10. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut :
a. Pengadaan Bahan Perpustakaan Bapusipda Jabar
b. Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekam Khasanah Budaya Jawa Barat serta Implementasi UU Nomor 4 Tahun 1990
c. Pengadaan Bahan Perpustakaan Bagi Masyarakat
d. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Perpustakaan dan SDM di Bidang Perpustakaan
e. Optimalisasi Layanan Otomasi Perpustakaan
f. Membina Budaya Baca dan Memberdayakan Perpustakaan di Jawa Barat
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 8 2.2. KEBIJAKAN STRATEGIS
Kebijakan Strategis
Salah satu instrumen untuk dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan layanan prima adalah perumusan perencanaan strategik. Dengan perumusan perencanaan strategik yang dikomunikasikan kepada seluruh lapisan pegawai, maka diharapkan tantangan perubahan zaman dapat disikapi dengan arif dan bijak.
Perencanaan strategik Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat secara bersama-sama antara pimpinan dan seluruh komponen organisasi untuk diimplementasikan oleh seluruh jajarannya dalam rangka pencapaian visi dan misi Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Visi
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah Perpustakaan Pendukung Utama Mencerdaskan Masyarakat dan Kearsipan Pilar Akuntabilitas
Misi
1. Meningkatkan budaya baca/literasi masyarakat melalui pemberdayaan perpustakaan;
2. Meningkatkan peran serta arsip dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;
3. Meningkatkan pelayanan prima perpustakaan dan kearsipan;
4. Mengembangkan dan melestarikan bahan perpustakaan dan kearsipan sebagai sumber informasi dan pengetahuan;
5. Membangun jejaring kerja kemitraan dengan para pemangku kepentingan.
Tugas Pokok dan Fungsi
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 9 Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat dan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 7 tahun 2013 tentang Tugas Pokok, fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perpustakaan dan kearsipan berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Dalam menjalankan tugasnya, Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis bidang perpustakaan dan kearsipan;
b. Penyelenggaraan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang perpustakaan dan kearsipan daerah.
2.3. KEBIJAKAN KEUANGAN
Kebijakan Keuangan
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah TA 2015 didasarkan atas Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah disepakati antara DPRD dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan kebijakan pelaksanaan pengelolaan keuangan pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, antara lain sebagai berikut:
a. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 26 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
b. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2014
c. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor.18 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 18 Seri A )
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 10 e. Peraturan Daerah Provinsi Jawa BaratNomor 12 Tahun 2008 tentang
Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47)
f. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 61 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 118 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
g. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 910/kep 1269-Org/2014 tanggal 09 September 2014 tentang Standar Biaya Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015.
h. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 821.2/KEP.02/KEU/2015 Tentang Penunjukan Pengelola Keuangan Daerah pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015.
2.4. INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD
Indikator Pencapaian Target Kinerja
Berkaitan dengan strategi dan kebijakan yang harus diimplementasikan melalui program serta sasaran yang telah ditetapkan oleh Bapusipda provinsi Jawa Barat, yang dilanjutkan dengan analisis lingkungan internal dan eksternal (ANALISIS SWOT). Maka rincian strategi dan kebijkanan Bapusipda Provinsi Jawa barat periode tahun 2013 – 2018 atau untuk 5 tahun ke depan adalah :
1. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, strategi dan kebijakannya dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut :
a. Pengembangan Bahan Perpustakaan Bapusipda Jawa Barat; b. Peningkatan Pelestarian Naskah Kuno di Jawa Barat:
c. Peningkatan Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekam Khasanah Budaya Jawa Barat;
d. Peningkatan Pengolahan Bahan Perpustakaan;
e. Peningkatan Pelestarian dan Konservasi Bahan Perpustakaan; f. Peningkatan Layanan Perpustakaan Berbasis Sistem E-Library
dan ISO;
g. Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan sumber Daya Manusia di Bidang Perpustakaan;
h. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Jabatan Fungsional Pustakawan;
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 11 j. Peningkatan Pembinaan Budaya Baca Masyarakat dan
Pemberdayaan Perpustakaan;
k. Peningkatan Kewajiban Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam oleh Penerbit;
l. Peningkatan Kerjasama Jaringan Perpustakaan secara Regional, Nasional serta Internasional.
2. Program Pengembangan Kearsipan, strategi dan kebijakannya dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut :
1. Pengembangan Pengelolaan Kearsipan Dinamis;
2. Pengembangan Sistem Kearsipan Daerah Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi;
3. Peningkatan kearsipan secara elektronik (records dan e-archives);
4. Peningkatan record center Pemerintah Daerah;
5. Peningkatan Pengamanan Arsip Vital/Asset Pemerintah Daerah; 6. Peningkatan Pelayanan dan Akses Informasi Kearsipan;
7. Peningkatan Pemanfaatan Informasi Kearsipan; 8. Peningkatan Pembinaan Kearsipan
9. Pengembangan Khasanah Arsip;
10. Peningkatan Pengelolaan Kearsipan Statis; 11. Peningkatan Pelestarian Arsip;
12. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis;
13. Peningkatan Kapasitas Lembaga Kearsipan Daerah.
Dalam rangka mengimplementasikan strategi kegiatan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, target kinerja yang ingin dicapai periode 2013 – 2018 adalah :
1. Terlaksananya pembinaan untuk PAUD dan Pegiat
2. Terlaksananya Sosialisasi untuk Bidang Perpustakaan dan Kearsipan
3. Terlaksananya Pembinaan Arsip Dinamis untuk 54 OPD/SKPD/Perusahaan/BUMD
4. Terlaksananya Pembinaan Arsip Statis untuk 26 Kab./Kota/Perorangan
5. Terpenuhi Koleksi Bahan Perpustakaan Bapusipda 6. Tercapainya Pengelolaan Arsip OPD secara Baku
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 12 8. Tercapainya Tingkat Kepuasan Pemustaka
9. Terpenuhinya Tingkat Ketepatan Waktu Temu Balik Arsip
10. Terpenuhinya Angka Kelayakan Bahan Perpustakaan yang di Preservasi
11. Terpenuhinya Angka Capaian Alih Media Bahan Perpustakaan 12. Terlaksananya Penyelamatan Arsip Kesejarahan
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 13 BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA APBD
3.1. IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET APBD
Pendapatan - LRA
PENDAPATAN - LRA
Realisasi Pendapatan Asli Daerah pada TA 2015 adalah sebesar Rp. 0,00 atau 0,00 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00 Realisasi Pendapatan Asli Daerah ini terdiri dari:
a. Penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00
b. Penerimaan Retribusi Daerah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00
c. Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 0,00 sedangkan Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 0,00 Hal ini berarti Realisasi Pendapatan Asli Daerah TA 2015 meningkat/menurun sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dibanding TA 2015.
Belanja BELANJA
Realisasi Belanja TA 2015 sebesar Rp. 33.199.824.584,00 atau 93,34 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 35.569.843.700,00 Rincian berdasarkan jenis belanjanya adalah sebagai berikut:
a. Belanja Operasi sebesar Rp. 29.601.710.552,00 atau 94,37 persen dari yang dianggarkan, terdiri dari:
a) Belanja Pegawai sebesar Rp. 17.026.203.166,00 atau 95,67 persen dari yang dianggarkan.
b) Belanja Barang sebesar Rp. 12.254.191.010,00 atau 92,48 persen dari yang dianggarkan
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 14 b. Belanja Modal sebesar Rp. 3.598.114.032,00 atau 85,65 persen dari
yang dianggarkan, terdiri dari:
a) Belanja Modal Tanah sebesar Rp. 0,00 atau 0,00 persen dari yang dianggarkan.
b) Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebesar Rp. 2.482.882.832,00 atau 80,67 persen dari yang dianggarkan. c) Belanja Modal Gedung dan Bangunan sebesar
Rp. 452.202.578,00 atau 99,11 persen dari yang dianggarkan. d) Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp.96.969.400,00
atau 98,67 persen dari yang dianggarkan.
e) Belanja Aset Tetap Lainnya sebesar Rp. 566.059.222 atau 99,58 persen dari yang dianggarkan.
f) Belanja Aset Lainnya sebesar Rp. 0,00 atau 0,00 persen dari yang dianggarkan.
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 15 Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 33.199.824.584,00 sedangkan tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 42.117.001.668,00 Hal ini berarti Realisasi Belanja TA 2015 menurun sebesar Rp. 8.917.177.084,00 atau 21,17 persen dibanding TA 2014. Penurunan ini disebabkan karena jumlah anggaran tahun 2015 menurun dari anggaran tahun 2014.
3.2. IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
Pendapatan PENDAPATAN - LO
Pendapatan Asli Daerah pada Tahun 2015 adalah sebesar Rp. 257.717.708,33. Pendapatan Asli Daerah ini terdiri dari:
a. Pendapatan Pajak Daerah sebesar Rp. 0,00 b. Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp. 0,00
c. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp. 0,00
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp. 0,00 e. Lain-lain Pendapatan Yang Sah ( Pendapatan Hibah) Rp.
257.717.708,33
Beban BEBAN
Beban Tahun 2015 sebesar Rp. 41.807.799.319,90 Rincian berdasarkan jenis beban adalah sebagai berikut:
a. Beban Operasi sebesar Rp. 41.807.799.319,90 terdiri dari: a) Beban Pegawai sebesar Rp. 17.026.203.166,00
b) Beban Barang Jasa terdiri dari :
Beban Persediaan Rp. 3.539.625.001,00 Beban Jasa Rp. 4.254.878.525,00
Beban Pemeliharaan Rp. 1.753.262.272,00 Beban Perjalanan Dinas Rp. 2.653.077.415,00 c) Beban Bunga Rp. 0,00
d) Beban Subsidi Rp.0,00
e) Beban Hibah sebesar Rp. 321.316.376,00 f) Beban Bantuan Sosial Rp. 0,00
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 16 h) Beban Penyisihan Piutang sebesar Rp. 0,00
i) Beban Lain-lain Rp. 80.715.250,00
Sedangkan Ringkasan Laporan Operasional Tahun 2015 berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dapat disajikan sebagai berikut:
(dalam rupiah)
URAIAN Tahun 2015
Beban Operasi
Beban Pegawai 17.026.203.166,00 Beban Barang Jasa
Beban Persediaan 3.539.625.001,00
Beban Jasa 4.254.878.525,00
Beban Pemeliharaan 1.753.262.272,00 Beban Perjalanan Dinas 2.653.077.415,00
Beban Hibah 321.316.376,00
Beban Penyusutan dan
Amortisasi 12.178.721.314,90
Beban Lain-lain 80.715.250,00 Beban Penyisihan Piutang 0,00
JUMLAH 41.807.799.319,90
3.3. HAMBATAN DAN KENDALA DALAM PENCAPAIAN TARGET YANG TELAH DITETAPKAN
Penyebab Capaian Target Pendapatan
Persentase Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2015 sebesar 0 persen., realisasi pendapatan tersebut (belum mencapai/sudah melebihi) 100% dari target penerimaan.
Penyebab Capaian Target Belanja
Persentase Realisasi Belanja pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015 sebesar 93,34 %, penyerapan anggaran tersebut belum mencapai/mendekati 100% pagu anggaran, hal ini disebabkan karena :
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 17 Kegiatan Sarana dan Prasarana Bapusipda Jabar terealisasi
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 18 BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. ENTITAS AKUNTANSI
Entitas Akuntansi
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
beserta jenjang struktural dibawahnya merupakan entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan keuangan sesuai standar akuntansi pemerintahan.
Untuk Tahun Anggaran 2015, entitas akuntansi pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat mencakup:
No Bidang/Bagian/Satker Jumlah
1 Sekretariat 3 Sub Bagian
2 Bidang Pengelolaan Kearsipan -
3 Bidang Akuisisi dan Pelestarian -
4 Bidang Deposit dan Pengolahan Bahan Perpustakaan
-
5 Bidang Pemberdayaan Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca
-
6 Bidang Layanan Otomasi Perpustakaan dan Kearsipan
-
Total 3 Sub Bagian
Sedangkan penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) yang meliputi pencatatan barang milik daerah (aset tetap dan persediaan) dalam rangka menghasilkan akun laporan neraca dilakukan oleh pengurus barang dan penyimpan barang, yang mencakup:
No Pengelola BMD Jumlah
1 Kasubag Umum/Pegawai 1
2 Pengurus Barang 1
3 Pengurus Barang Pembantu 1
4 Penyimpan Barang 1
5 Penyimpan Barang Pembantu 1
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 19 4.2. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas akuntansi
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diberikan kepadanya. Laporan Keuangan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat disusun berdasarkan penggabungan data/laporan keuangan dari seluruh satuan kerja beserta jenjang struktural dibawahnya yang ada pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Laporan Keuangan yang disajikan dihasilkan melalui proses akuntansi keuangan dan proses pencatatan barang milik daerah.
Proses akuntansi dan pencatatan tersebut dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Baratyang terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan Realisasi Anggaran seluruh entitas akuntansi yang berada di bawah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat. Laporan Realisasi APBD terdiri dari Pendapatan – LRA dan Belanja.
2. Laporan Operasional
Laporan Operasional disusun berdasarkan penggabungan Laporan Operasional seluruh entitas akuntansi yang berada di bawah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat. Laporan Operasional terdiri dari Pendapatan - LO dan Beban.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas disusun berdasarkan penggabungan Laporan Perubahan Ekuitas seluruh entitas akuntansi yang berada di bawah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
4. Neraca
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 20 5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang pendekatan penyusunan laporan keuangan, penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Basis Akuntansi
4.3. BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Daerah atau dikeluarkan dari Kas Umum Daerah.
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca disusun menggunakan basis akrual yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari Kas Umum Daerah.
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Lampiran I. Dalam penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
4.4. BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Pendapatan - LRA
(1) Pendapatan - LRA
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 21
Belanja
Pendapatan
– LO
Beban
(2) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendaahara pengeluaran, pengakuan terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Pengguna Anggaran. Belanja disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja sesuai format PP No.71 Tahun 2010 tentang SAP dan menurut klasifikasi APBD/DPA sesuai format Permendagri No 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007 dan Permendagri No. 21 Tahun 2011.
(3) Pendapatan – LO
Pendapatan – LO adalah hak Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan – LO dicatat sebesar nilai yang tertera pada dokumen pendukung pendapatan berdasarkan azas bruto. Pendapatan LO disajikan pada Laporan Operasional berdasarkan klasifikasi sumber pendapatan.
(4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadi konsumsi aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan. Beban disajikan pada Laporan Operasional berdasarkan klasifikasi ekonomi sesuai format PP No.71 Tahun 2010.
Aset (5) Aset
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 22 peristiwa masa laludan dari mana manfaat ekonomi dan/atau social di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alas an sejarah dan budaya. Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan non lancar. Aset lancar merupakan aset yang diharapkan segera dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak memenuhi criteria tersebut, dikategorikan sebagai aset non lancar.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Aset Lancar diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu dua belas bulan sejak tanggal pelaporan, atau Kas dan Setara Kas. Aset lancar ini terdiri dari Kas dan Setara Kas, Investasi Jangka Pendek, Piutang, Persediaan dan Beban Dibayar Dimuka.
Kas dan Setara Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah yang sangat likuid yang siap dijabarkan/dicairkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Kas dan setara kas diakui pada saat diterima oleh bendahara penerimaan atau Bendahara Umum Daerah (BUD). Kas dan setara kas disajikan di neraca pada kelompok aset lancar. Kas dan Setara Kas harus disajikan dalam Laporan Arus Kas.
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 23 tersebut. Investasi jangka pendek disajikan di neraca pada kelompok aset lancar.
Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah. Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain.Piutang dinilai sebesar jumlah yang dapat direalisasikan, setelah memperhitungkan penyisihan piutang tidak tertagih, dan penghapusan piutang. Penyajian Piutang disajikan di neraca pada kelompok aset lancar. Piutang harus disajikan secara wajar sesuai dengan nilai piutang yang dapat ditagih (net realizable value). Untuk menghasilkan nilai piutang secara wajar maka dilakukan penyisihan piutang tak tertagih. Pada akhir periode anggaran dilakukan analisis atas kemungkinan nilai piutang yang dapat ditagih maupun yang tidak dapat ditagih.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil inventarisasi fisik dan dinilai dengan cara:
- harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,
- harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri,
- harga wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 24
Aset Non Lancar
diterima atau belum sepenuhnya diterima oleh Pemda. b. Aset Non Lancar
Aset nonlancar meliputi semua aset selain yang termasuk pada dua kriteria aset lancar. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud, yang digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset Non Lancar meliputi Investasi jangka panjang, Aset tetap, Dana Cadangan dan Aset lainnya.
Investasi jangka Panjang
1. Investasi Jangka Panjang**)
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi pemerintah diklasifikasikan kedalam investasi non permanen dan investasi permanen.
(i) Investasi Non Permanen
Investasi Non Permanen merupakan investasi jangka panjang yang tidak termasuk dalam investasi permanen yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Investasi Non Permanen meliputi:
(1) pinjaman kepada perusahaan negara; (2) pinjaman kepada perusahaan daerah;
(3) pinjaman kepada pemerintah daerah lainnya; (4) investasi dalam surat utang negara;
(5) investasi dalam proyek pembangunan; (6) investasi nonpermanen lainnya.
(ii) Investasi Permanen
Investasi permanen merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen terdiri dari penyertaan modal di perusahaan daerah dan di perusahaan negara.
Investasi nonpermanen dinilai menggunakan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan. Penilaian investasi
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 25
Aset Tetap
permanen dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu :
Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan Metode biaya; Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.
Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan atau kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas.
2. Aset Tetap
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah Provinsi Jawa Barat atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan pada neraca Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat per 31 Desember 2014 berdasarkan harga perolehan dan/atau berdasarkan penilaian kembali oleh Tim Penertiban Aset BMD.
Aset tetap diakui pada saat diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaan berpindah ditandai dengan berita acara serah terima asset dan dinilai sebesar biaya perolehan.
Kapitalisasi Belanja Menjadi Aset Tetap
- Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang muncul selama penggunaan aset tetap. Misalnya Biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions),
penggantian (replacements) dan perbaikan (repairs);
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 26
Dana Cadangan
modal (capital expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure);
- Belanja modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aset (dikapitalisir). Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini, misalnya penambahan satu unit AC dalam sebuah mobil atau penambahan teras pada gedung yang telah dimiliki, merupakan belanja modal;
Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran yang akan menambah efisiensi, memperpanjang umur aset atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Contoh mengenai pengeluaran-pengeluaran yang akan memperpanjang umur aset atau meningkatkan kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran.
3. Dana Cadangan
Dana Cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yangtidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan ini akan dianggarkan dalam pengeluaran pembiayaan, sedangkan pencairannya akan dianggarkan pada penerimaan pembiayaan. Pembentukan Dana Cadangan diakui ketika PPKD telah menyetujui SP2D LS terkait pembentukan Dana Cadangan diukur sebesar nilai nominal.
4. Aset Lainnya
Aset Lainnya
Aset Lainnya merupakan aset pemerintah daerah yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Piutang Jangka Panjang, Kemitraan Dengan Pihak Ketiga, Aset tidak berwujud, Aset lain lain.
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 27
Tagihan Penjualan Angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah daerah secara angsuran kepada pegawai/kepala daerah pemerintah daerah.
Tagihan Tuntutan Kerugian Daerah , menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK, ganti kerugian adalah sejumlah uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang harus dikembalikan kepada negara/daerah oleh seseorang atau badan yang telah melakukan perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.
Tagihan Penjualan Angsuran dan Tagihan Tuntutan Kerugian Daerah yang akan jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lainnya.
Kemitraan dengan pihak ketiga Kemitraan dengan pihak ketiga berupa sewa diakui pada saat terjadi perjanjian kerjasama/kemitraan, yaitu dengan perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi aset lainnya kerjasama/kemitraan-sewa.
Aset Tak Berwujud aset non-moneter yang tidak mempunyai wujud fisik, dan merupakan salah satu jenis aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Aset ini sering dihubungkan dengan hasil kegiatan entitas dalam menjalankan tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan serta sebagian diperoleh dari proses pengadaan dari luar entitas. Aset tak berwujud terdiri atas: Goodwill, Hak Paten atau Hak Cipta, Royalti, Software, Lisensi, Hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang, Aset Tak Berwujud Lainnya, Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan. Terhadap aset tak berwujud dilakukan amortisasi, kecuali atas aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat tak terbatas.Amortisasi adalah penyusutan terhadap aset tidak berwujud yang dialokasikan secara sistematis dan rasional selama masa manfaatnya.
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 28
Kewajiban
dan/atau aset tetap yang tidak digunakan karena sedang menunggu proses pemindahtanganan (proses penjualan, sewa beli, penghibahan, penyertaan modal).Aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain.
Di samping itu, piutang macet OPD yang dialihkan penagihannya kepada Departemen Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara juga termasuk dalam kelompok Aset Lain-lain.
(6) Kewajiban
Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah Dalam konteks pemerintahan. kewajiban muncul antara lain karena Penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional, Perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah, Kewajiban kepada masyaraka luas yaitu kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dari wajib pajak, alokasi/relokasi pendapatan ke entitas lainnya dan Kewajiban dengan pemberi jasa lainnya.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Pendek,yaitu kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Utang Bunga, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Pendapatan Diterima Di Muka dan Utang Belanja.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Catatan atas Laporan Keuangan - Halaman 29
Ekuitas
berlangsung.
Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.
(7) Ekuitas
Ekuitas merupakan kekayaan bersih Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Ekuitas diakui pada saat terjadi kenaikan atau penurunan hak pemerintah atas kekayaan pemerintah, yang diakibatkan oleh adanya surplus/defisit-LO, SiLPA/SiKPA, serta penutupan saldo Perubahan SAL. Ekuitas dicatat sebesar nilai nominal yang mencerminkan nilai kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah pada tanggal laporan.
4.5 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN YANG ADA DALAM SAP
Kebijakan akuntansi yang diterapkan atas pos-pos Laporan Keuangan seluruhnya sudah sesuai dengan Stándar Akuntansi Pemerintahan.
30 BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
5.1.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi Pendapatan Asli Daerah pada Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00 Realisasi Pendapatan Asli Daerah ini terdiri dari:
a. Penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00;
b. Penerimaan Retribusi Daerah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00;
c. Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00;
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00.
Realisasi Belanja pada Tahun Anggaran 2015 berdasarkan jenis belanjanya adalah sebagai berikut:
a. Belanja Pegawai sebesar Rp. 17.026.203.166,00 atau 95,67 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 17.797.011.000,00.
b. Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp. 12.254.191.010,00 atau 92,48 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 13.250.550.700,00,
c. Belanja Hibah sebesar Rp. 321.316.376,00 atau 99,98 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 321.386.000,00
31 Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No Uraian
1 Realisasi Pendapatan Asli
Daerah 0,00 0,00 0,00
2 Realisasi Belanja Daerah 35.569.843.700, 00
33.199.824.584,
00 93,34
- Belanja Pegawai 17.797.011.000, 00
17.026.203.166, 00
95,67
- Belanja Barang 13.250.550.700, 00
12.254.191.010, 00
92,49
- Belanja Hibah 321.386.000,00 321.316.376,00 99,98 - Belanja Modal 4.200.896.000,0
0
3.598.114.032,0 0
85,65
Realisasi Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Tahun Anggaran 2015 dan 2014, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No Uraian Tahun 2015 (Rp) Tahun 2014
(Rp) % Naik/Turun
1 2 3 4 5= ( (3-4)/4)x100 %
1 Realisasi Pendapatan Asli
Daerah 0,00 0,00 0,00
2 Realisasi Belanja Daerah 33.199.824.584, 00
42.117.001.668,
00 (21,17)
- Belanja Pegawai 17.026.203.166, 00
16.267.800.977, 00
4,66
- Belanja Barang 12.254.191.010, 00
13.605.424.599, 00
(9,93)
- Belanja Hibah 321.316.376,00 2.809.666.475,0 0
(88,56)
- Belanja Modal 3.598.114.032,0 0
9.434.109.617,0 0
32 5.1.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Rp. 0,00.
5.1.2.1. Pendapatan Asli Daerah
Realisasi Pendapatan Asli Daerah ini terdiri dari:
a. Penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00,
b. Penerimaan Retribusi Daerah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar RP. 0,00,
c. Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00,
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp. 0,00 atau 0 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 0,00.
Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada pada tabel dibawah ini.
No Uraian
Jumlah Penerimaan Pajak
Daerah 0,00 0,00 0,00
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2015 dan 2014, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No Uraian Tahun 2015
Jumlah Penerimaan Pajak
Daerah 0,00 0,00 0,00
2 Penerimaan Retribusi Daerah 0,00 0,00 0,00
-Retribusi ... 0,00 0,00 0,00
33
a. Belanja Pegawai sebesar Rp. 17.026.203.166,00 atau 95,67 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 17.797.011.000,00,
b. Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp. 12.254.191.010,00 atau 92,48 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 13.250.550.700,00,
c. Belanja Hibah sebesar Rp. 321.316.376,00 atau 99,98 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 321.386.000,00,
d. Belanja Modal sebesar Rp. 3.598.114.032,00 atau 85,65 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 4.200.896.000,00.
Realisasi belanja dan anggaran Per Jenis Belanja Tahun Anggaran 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No. 2.1.1 Belanja Pegawai 17.797.011.000,00 17.026.203.166,00 95,67
2.1.2 Belanja Barang 13.250.550.700,00 12.254.191.010,00 92,48
2.1.5 Belanja Hibah 321.386.000,00 321.316.376,00 99,98
Bel. Hibah Barang/Jasa yang diserahkan kepada Pihak
Ketiga/Masyarakat
321.386.000,00 321.316.376,00 99,98 2.2 Belanja Modal 4.200.896.000,00 3.598.114.032,00 85,65
Jumlah Belanja 35.569.843.700,00 33.199.824.584,00 93,34
Realisasi Belanja TA 2015 pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 33.199.824.584,00 atau 93,34 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 35.569.843.700,00, penyerapan anggaran tersebut belum mencapai/mendekati 100% pagu anggaran, hal ini disebabkan karena :
34 b. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Bapusipda Jabar hanya terealisasi 80,67 % dari yang dianggarkan. Hal ini disebabkan karena sisa dari LS yang tidak terserap yang merupakan efisiensi belanja.
Realisasi Belanja Per Jenis Belanja Tahun Anggaran 2015 dan 2014, dapat dilihat pada rincian pada tabel dibawah ini:
Kode
2.1.1 Belanja Pegawai 17.026.203.166, 00
16.267.800.97 7,00
4,66
2.1.2 Belanja Barang 12.254.191.010, 00
13.605.424.59 9,00
(9,93)
2.1.5 Belanja Hibah 321.316.376,00 2.809.666.475, 00
(88,56)
2.2 Belanja Modal 3.598.114.032,0 0
Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 33.199.824.584,00 , sedangkan Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 42.117.001.668,00 Hal ini berarti Realisasi Belanja TA 2015 menurun sebesar Rp. 8.917.177.084,00 atau 21,17
persen dibanding TA 2014. Penurunan ini disebabkan karena jumlah anggaran tahun 2015 menurun dibandingkan dengan anggaran tahun 2014.
Belanja Pegawai Rp.
17.026.203. 166,00
5.1.2.2.1. Belanja Pegawai
35 Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai
berikut:
5.1.1.01 Gaji dan Tunjangan 8.598.713.50 0,00
8.318.374.7
06,00 96,74
5.1.1.02 Tambahan Penghasilan PNS 7.992.103.50 0,00
7.624.178.6
60,00 95,40
5.1.1.03 KDH / WKDH 0,00 0,00 0,00
5.1.1.04 Biaya Pemungutan Pajak Daerah 0,00 0,00 0,00
5.2.1.01 Honorarium PNS 238.200.000, 00
131.190.000
,00 55,08
5.2.1.02 Honorarium PNS Non Provinsi 163.160.000, 00
160.010.000
,00 98,07
5.2.1.03 Honorarium Non PNS 115.540.000, 00
115.540.000
,00 100,00
5.2.1.04 Uang Lembur 689.294.000, 00 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 17.797.011.000,00. Realisasi Belanja tersebut belum mencapai/melebihi 100 persen pagu anggaran, hal ini disebabkan karena adanya pegawai yang mutasi/alih tugas dan meninggal dunia sehingga belanja pegawai yang dianggarkan di Belanja Tidak Langsung tidak terealisasi sebesar Rp. 648.263.634,00 dan di Belanja langsung Belanja Pegawai tidak terealisasi sebesar Rp. 122.544.200,00 yang merupakan Honorarium PNS Provinsi dan Honorarium PNS Non Provinsi serta uang lembur.
Rincian Realisasi Belanja Pegawai adalah sebagai berikut:
Kode
5.1.1.01 Gaji dan Tunjangan 8.318.374.70 6,00
7.803.088.8
52,00 6,60
5.1.1.02 Tambahan Penghasilan PNS 7.624.178.66 0,00
7.470.303.2
25,00 2,06
5.1.1.03 KDH / WKDH 0,00 0,00 0,00
5.1.1.04 Biaya Pemungutan Pajak Daerah 0,00 0,00 0,00
5.2.1.01 Honorarium PNS 131.190.000, 00
248.250.000
,00 (47,15)
5.2.1.02 Honorarium PNS Non Provinsi 160.010.000, 00
84.400.000,