• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPR1BADIAN ANAK DI PANTIASUHAN ULYA DESA KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPR1BADIAN ANAK DI PANTIASUHAN ULYA DESA KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 - Test Repository"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHA D A P KEPR1BADIAN ANAK DI PA N TIA SU H AN ULYA DESA KALIBENING KECAM ATAN

TIN G K IR KOTA SALATIGA TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi

Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

O leh:

NISA’ ULINNUHA NOOR NIM . I l l 05033

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

SKJR.IPSI

P E N G A R U H PE R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K

D I P A N T IA S U H A N ' ULYA

D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A T A N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A

NOTA PEMBIMBING

(3)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433, Faks. 323433 Salatiga 50721

http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 (T iga) naskah

Hal : Pengajuan naskah skripsi Kepada Yth.

Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Setel&h kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:

: PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI PANTIASUHAN ULYA DESA KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009

untuk diajukan dalam sidartg munaqasyah skripsi. Demikian harap menjadi periksa.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Salatiga, 19 Agustus 2009 Pembimbing

(4)

P E N G E S A H A N

UffEfWF•?.»•■■ '•■'.vr- ■"

SKRIPSI

P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K

D I P A N T IA S U H A N 1 ULYA

D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N T IN G K IR K O TA S A LA TIG A

IBMRMMMHIMi

(5)

D E P A R T E M E N A G A M A R l

S E K O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A LA TIG A

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433, Salatiga 20544

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : NISA’ ULINNUHA NOOR dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 05 033 yang berjudul ; “ PENGARIJH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI ASUHAN ULYA DESA KALIBEN1NG KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu tanggai 12 September 2009 yang bertepatan dengan tanggai 22 Ramadhan 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelai Saijana dalam Ilmu Tarbiyah,

12 September 2009 M NIP. 19660215 199103 1001

N IP. 19751004 200312 1002

Pembimbing

m i l

7

(6)

SICRIPSI

P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A S U H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K

DI PANT I A S U H A N ’ ULYA

D E S A K A U B B N IN G K B C * M * T A N T 1N G K IR K O T A S A L * n o _

NIS A' ULINNUHA NOOR

NIM. I ll 05033

2009

(7)

DEKLARASI

Bismillahirrohmalirrohim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penyataan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari temyata materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 19 Agustus 2009 Penulis

N isa’ Ulinnuha Noor

(8)

MOTTO

>

Siapa yang 6ersungguft-sunggu.fi pasti a^ati SerfiasiC

>

94anusia Hanya 6isa merencanabgn sesuatu, tapi JAttah S W I yang

menentukgn segafanya

>

Setiap per6uatan seReciC apapun, nantinya aftan dimintai pertanggung

(9)

V E W E M W U O W

ini kupersemSafi^an hepada:

1. Kjdua orang tuahu tercinta (fl.6a.fi K Muhammad Imron S.flg

dan I6u Vmiyanah Imron)yang sefaCu mendo’ahgn, menasehati,

mem6im6ing, mendu^ung dan menyayangi a%u disetiap ivafyu

2. K(i^ahfyi tercinta flnis Musyaffa fNoor, ST yang sefaCu mem6eri

semangat dan dufaingan

3. fldihfyi tercinta Muhammad Kanif <Rpsyid Noor yang sefaCu

menghi6uiiu dan mem6eri semangat kepadaku,

4. flCmh. Nenehfai yang sangat menyayangi ahu, semoga amaC

i6adahnya diterima fldafi SWT

5. fl£hjufth£u VLTfl (<Pa % Ihsan, QadruC, Johg)

6. Saha6at-saha6athu tersayang ( Pgfid, Nita, Siti, Mefi)

7. KfCuarga ]<FC hu ( No’e, Om hay, (Ban^Odie, Ipun

£

UndeCetto,

Cerya, (Papah, Mamah, Indun^ Ocim, Ocip, (Banhjo)

8. Teman-teman <PflI <B anghgtan 2005

9. Semua mahasiswa STflINSaCatiga

10.

Seseorang yang sangat aku cintai, sampai saat ini 6eCum adayang

(10)

SKRIPSI

P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K

D I PA N TI A S U H A N ' ULYA

D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A .. iRtfi'teOTBl!. ._ ... flttS!#

KATA PENGANTAR

(11)

KATA PENGANTAR

Bismillahir rohmanir rohim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan skripsi yang sangat sederhana ini dapat penulis selesaikan. Sholawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW penghulu ambiya’ wal mursalin.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa material dan spiritual, selanjutnya penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhorm at:

' 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Fatchurrohman, S.Ag, M.P.d selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku dosen pembimbing. 4. Para bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga.

5. Bapak Ketua Panti Asuhan ULYA Kalibening yang tel ah banyak memberikan informasi yang diperlukan.

6. Semua teman sepeijuangan dan semua pihak yang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan skripsi yang sederhana ini.

Semoga Allah SWT berkenan memberikan pahala yang berlipat ganda serta berkenan menerima amal shaleh.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan, untuk perbaikan skripsi ini.

Salatiga, Agustus 2009

(12)

SKRIPSI

P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K

D l P A N T IA S U H A N ' ULYA

D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A

smxi&sim

...

D A FT A R ISI

(13)

DAFTARISI

H. Sistematika Penulisan Skripsi... 10

BAB I I : K AJIAN PUSTAKA A. Peran Orang Tua Asuh... 13

1. Pengertian Orang Tua Asuh...13

2. Peran Orang tua Asuh...15

3. Pola Asuh....,... 22

B. Kepribadian Anak Asuh... 26

1. Pengertian Kepribadian... 26

2. Faktor Pendukung Pembentukan Kepribadian... 28

3. Faktor Penghambat Pembentukan Kepribadian...32

C. Pengaruh Peran Orang Tua Asuh Terhadap Kepribadian... 38

Anak di Panti Asuhan ULYA Kalibening BAB I I I : LAPORAN HA SIL PEN ELITIA N Gambaran Umum Panti Asuhan ULYA... 41

1. Sejarah Singkat dan Lokasi...41

2. Landasan Hukum... 42

3. Pengertian Panti Asuhan ULYA... 43

4. Sasaran Garapan... 43

(14)

45

6. Visi dan Misi

BAB I V : ANALISIS

A. Analisis Data Tentang Peran

Orang

Tua Asuh... 48 B. Analisis Data Tentang Kepribadian Anak Asuh... 51 C. Analisis Data Tentang Pengaruh Peran Orang Tua Asuh

Terhadap Kepribadian Anak Asuh... 54 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan...57 B. Saran... 58 Daftar Pustaka

(15)

SKLRIPSI

P E N G A R U H PE R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D I AN A N A K

DI P A N T IA S U H A N ' ULYA

D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A T A N T IN G K IR KOTA<SA LA TJG A

' i f ®0 1

DAFTAR TABEL

WgBggGBSSISBgSiSSBi

NISA* ULINNUHA NOOR

NIM. I ll 05033

2009

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 : Interval Tentang Peran Orang Tua Asuh... 57

Tabel 4.2 : Persentase Peran Orang Tua Asuh...59

Tabel 4.3 : Interval Tentang Kepribadian Anak Asuh...60

(17)

STCRIPSI

P E N G A R U H PE R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K

DI P A N T IA S U H A N ' ULYA

D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan anugerah dari Allah SWT. Disatu sisi anak merupakan dambaan orang tua. Dan disisi lain anak adalah amanah yang baik buruknya tingkah laku dan kepribadian anak sangat tergantung pada orang tuanya.

Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW :

Artinya : Tiap-tiap manusia itu dilaliirkan atas fitrah dan tergantung ayah dan ibunyalah yang mendidik dia menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.1

Kewajiban orang tua tidak hanya memenuhi kebutuhan jasmani anak melainkan juga memenuhi kebutuhan rohani anak yang hanya dapat terpenuhi dengan memberikan pendidikan agama dan akhlak yang baik, yaitu sebuah pendidikan yang akan menjaga anak dari ketergelinciran dalam kehidupannya, pendidikan yang akan menjaga anak sehingga tidak keluar dari jalan yang benar1 2,serta pendidikan yang berguna untuk pembentukan kepribadian anak.

Pada hakikatnya, orang tua adalah pembimbing dan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Namun disaat anak tidak mempunyai orang tua utuh atau bahkan dari kecil hidup di Panti asuhan, maka

1 HR. Abu Hurairah

(19)

disinilah tanggung jawab serta peran orang tua kandung diambil alih oleh orang tiia asuh. Anak asuh tentunya membutuhkan perhatian dan bimbingan yang lebih

dapat dihilangkan. Kemudian pandangan negatif orang terhadap anak-anak Panti asuhan sebisa mungkin diubah menjadi pandangan positif, bahkan masyarakat

Hal tersebut dikarenakan anak-anak asuh juga memiliki hak-hak yang sama seperti anak-anak lainnya.

Tugas dan kewajiban orang tua asuh dalam hal ini adalah membesarkan hati anak-anak asuhnya dan mengajarkan kepada mereka untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, karena masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita.

Agar anak asuh memiliki kepribadian yang baik, tentunya orang tua asuh harus memiliki kepribadian yang baik pula dimana akan dicontoh atau dijadikan suri tauladan bagi anak-anak asuhnya, baik dalam perbuatan, ucapan maupun sikap, sehingga pembentukan kepribadian setiap anak asuh mudah dilakukan. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 36 :

dari orang tua asuh agar sifat rendah diri yang kebanyakan dimiliki oleh anak asuh

(20)

Artinya : Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.

Pendidikan agama dan kepribadian anak asuh tidak hanya menjadi tanggung jawab guru, ulama, kyai tetapi menjadi tanggung jawab orang tua asuh itu sendiri. Pada Panti asuhan ULYA Kalibening terdapat 36 anak asuh. Setiap anak asuh tentu memiliki sifat dan watak yang berbeda-beda. Mereka kebanyakan bersifat rendah diri, minder, pemalu, can perhatian orang dan sebagainya. Peran orang tua asuh disini sangat dibutuhkan untuk membentuk pribadi yang baik bagi anak asuhnya.

(21)

B. Penegasan Istilah

1. a. Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.3

b. Peran orang tua asuh adalah tugas utama yang harus dilaksanakan oleh para orang tua asuh terhadap anak asuhnya.

2. a. Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan.4

b. Kepribadian anak panti asuhan adalah tingkah laku, watak, sifat yang dimiliki anak panti asuhan.

3. Adapun yang dimaksud dalam judul penelitian adalah pengamh tugas utama yang harus dilaksanakan orang tua asuh terhadap tingkah laku, watak, sifat anak asuh di Panti asuhan ULYA Kalibening Salatiga.

Adapun indikator masing-masing variabel adalah sebagai berikut: A. Peran orang tua asuh

1. Mcngajak anak asuh untuk sholat beijama’ah 2. Mcngajari mengaji

3. Mengawasi perilaku anak asuh

4. Mengajari tata krama dan sopan santun

5. Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari anak asuh

6. Mengetahui prinsip-prinsip psikologis untuk memahami perilaku anak asuh

7. Mengidentifikasi perilaku anak asuh yang menyimpang

3 ibid, hlm.667

(22)

8. Mendisiplinkan anak asuh dengan memberikan hadiah dan hukuman

9. Menyekolahkan anak asuh pagi di Sekolah umum dan sore di Taman Pendidikan Alqur’an

10. Mengajarkan ketrampilan kepada anak asuh B. Kepribadian anak asuh

1. Rendah diri 2. Pemalu

3. Kurang percaya diri

4. Mencari perhatian orang lain 5. Sombong

6. Penakut 7. Pembangkang 8. Penurut 9. Ram ah

10. Pendiam

(23)

C. Rum usan M asalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka secara spesifik, permasalahan itu dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran orang tua asuh pada Panti Asuhan ULYA Kalibening?

2. Bagaimanakah kepribadian anak Panti Asuhan ULYA Kalibening?

3. Bagaimanakah pengaruh peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak Panti Asuhan ULYA Kalibening?

D. Tujuan Penelitian

Kaitannya dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ad alah :

1. Untuk mengetahui peran orang tua asuh pada Panti Asuhan ULYA Kalibening.

2. Untuk mengetahui kepribadian anak Panti Asuhan ULYA Kalibening. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh peran orang tua asuh terhadap

(24)

E. Hipotesis Penelitian

Untuk memperoleh jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, maka periu dirumuskan hipotesis. Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara terhadap permasaiahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.5

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

“ Ada pengaruh positif antara peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak di Panti Asuhan, atau dengan kata lain, semakin baik peran orang tua asuh maka, semakin baik pula kepribadian anak asuh.”

F. Manfaat Penelitian

1. Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan tentang pengaruh peranan orang tua asuh terhadap kepribadian anak asuh. Bagi para orang tua asuh, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk lebih baik dalam mendidik dan membentuk pribadi yang baik bagi anak-anak asuhnya.

2. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagi bahan masukan dalam usaha pembentukan kepribadian yang baik bagi anak-anak asuh.

(25)

C . Mctodologi Penelitian 1. a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.6 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak Panti Asuhan ULYA Kalibening Salatiga yang beijumlah 36 anak.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.7 8 Dalam pengambilan sampel, menurut Suharsimi Arikunto bila popoluasinya besar (lebih dari 100 orang), maka dapat diambil antara 10-15% atau 20- 25% atau lebih. Dalam penelitian ini penulis mengambil sample terhadap semua anak-anak Panti asuhan ULYA Kalibening yang beijumlah 36 anak.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode angket atau kuesioner

Kuesioner adalah sejvmlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoieh informasi dari responden dalam arti laporan

o

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mcncari data tentang peran orang tua asuh dan kepribadian anak asuh.

b. Metode interview atau wawancara

Interview atau yang sering disebut wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviwer) untuk

(26)

memperoleh informasi dari terwawancara.9 Metode ini merupakan aJat bantu ya

Lg

pcnuJis gunakan untuk memperoleh informasi tentang bagaimana peranan orang tua asuh dan kepribadian anak asuh secara tanya jawab (lisan).

c. Metode dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum, Panti Asuhan ULYA Kalibening Salatiga dan data responden yang menjadi objek, baik letak geografis, demografi, sosiografis serta lain-lain.

3. Analisis Data

Dalam menganalisa data, penulis menetapkan dua variabel, yaitu : • Variabel x : yaitu variabel peran orang tua asuh.

• Variabel y : yaitu variabel kepribadian anak asuh. Adapun teknik penulisan datanya sebagai b erik u t: a. Analisis pendahuluan.

Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang diperoleh dari hasil angket tentang peran orang tua asuh dan kepribadian anak asuh.

f

Untuk menganalisanya menggunakan rumus :

P

= — x 100%

(27)

b. Analisis Uji Hepotesis

Tahap ini digunakan untuk menganalisis pengaruh peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak asuh. Menggunakan rumus :

(BOOM

N

N

N

Keterangan Rumus

Produck Momen

: rxy = Koefisien Korelasi

Produck Moment

X = Variabel pengaruh Y = Variabel terpengaruh

N = Jumlah objek yang diteliti I = Sigma

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penulisan ini rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Menguraikan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Kajian Teori

(28)

A. Peran orang tua asuh 1. Pengertian orang tua asuh 2. Peran orang tua asuh

a. Kewajiban orang tua asuh b. Hak orang tua asuh 3. Pola asuh

B. Kepribadian Anak Asuh 1. Pengertian kepribadian

2. Faktor pendukung pernbentukan kepribadian 3. Faktor penghambat pernbentukan kepribadian C. Pengaruh peran orang tua asuh terhadap

kepribadian anak di Panti Asuhan ULYA Kalibening Bab III : Hasil Penelitian

Pada bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian dan informasi yang diperoleh selama penelitian terutama yang berkaitan dengan objek dan variabel penelitian.

Bab IV : Analisis Data

1. Analisis data peran orang tua asuh 2. Analisis data kepribadian anak asuh

3. Uji hipotesis pengaruh peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak asuh Panti Asuhan ULYA Kalibening Salatiga.

(29)

Bab V : Penutup

(30)

P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A S U H TE R H A D A PIC E PR IB A D L A N A N A K

D IP A N T IA S U H A N ' ULYA

D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N TTNGKIR K O TA SA LA T IG A

(31)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Orang Tua Asuh

1. Pengertian Orang Tua Asuh

Dalam keberhasilan mendidik seorang anak asuh, peran orang tua asuh sangat besar pengaruhnya dalam pengembangan karaktuistik kepribadian anak asuh. Kepribadian anak asuh akan baik jika mendapatkan motivasi-motivasi yang kuat dari orang tua asuh. Sebab orang tua asuh juga merupakan lingkungan pertama yang menanamkan dapat tidaknya seorang anak asuh untuk berpacu lebih keras dalam meraih sukses dalam pendidikannya.

(32)

Secara tradisional, orang tua asuh diartikan sebagai adopsi yang memiliki tempat tinggal bersama. Namun secara dinamis individu yang membentuk orang tua asuh dapat digambarkan sebagai anggota dari grup masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kcbutuhan individu maupun antar individu mereka.

Pada orang tua asuhlah kali pertama anak-anak mendapat pengalaman dini langsung yang akan digunakan sebagai bekal hidupnya dikemudian hari melalui latihan fisik, sosial, mental, emosional dan spritual.1

Anak ketika baru lahir tidak memiliki tata cara dan kebiasaan (budaya) yang begitu saja lerjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lain. Bahwa struktur sosial (masyarakat) harus ditanamkan sejak individu dilahirkan agar seorang anak mengetahui dan memahami posisi dan kedudukannya, dengan harapan agar mampu menyesuaikannya dalam masyarakat kelak setelah ia dewasa, peran orang tua asuh disini sangat diperlukan, mengingat tugas orang tua kandung kini telah digantikan oleh orang tua asuh. Dengan kata lain, orang tua asuh merupakan sumber agen terpenting yang berfungsi meneruskan budaya melalui proses sosialisasi antara individu dengan lingkungan.

Selanjutnya, perlu diingat bahwa orang tua asuh merupakan suaiu sistcm yang tcrdiri atas clcmcn-elcmcn yang saling tcrkait antara satu dengan lainnya dan memiliki hubungan yang kuat. Oleh karena ilu, untuk

(33)

mewujudkan satu fungsi tertentu bukan yang bersifat alami saja melainkan juga adanya berbagai faktor atau kekuatan yang ada di sekitar orang tua asuh, seperti nilai-nilai, norma dan tingkah laku serta faktor-faktor lain yang ada di masyarakat.

Untuk menciptakan ketertiban sosial diperlukan suatu struktur yang dimulai dalam orang tua asuh. Plato mengibaratkannya seperti tubuh manusia, yang terdiri atas tiga bagian yaitu, kepala (akal), dada (emosi dan semangat) dan perut (nafsu) yang memperlihatkan hirarki dan struktur dalam tubuh organik manusia itu sendiri, dimana masing-masing individu akan mengetahui di mana posisinya.

2. Peran Orang Tua Asuh a. Kewajiban orang tua asuh

1. Memberi nama yang baik pada anak asuh

(34)

Sesungguhnya dengan berbuat demikian, para orang tua telah melepas diri dari akar budaya Islam dan merasa bangga dengan sesuatu yang bukan agama Allah.

2. Mengaqiqahkan anak asuh

Kata aqiqah menurut bahasa berarti penyembelihan binatang dari kelahiran seorang anak pada hari yang ketujuh, atau nama rambut yang terdapat di atas kepala bayi yang dilahirkan. Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak yang dilahirkan tergadai (menjadi tanggungan) dengan aqiqahnya sampai disembelih (aqiqah) itu untuknya pada hari ketujuh. dicukur, dan diberi nama.” (HR. Ahmad, Imam empat, dan disahkan oleh At-Turmudzi). Hukum aqiqah adalah sunnah muakkad bagi kedua orang tuanya, dalam hal ini menjadi tanggung jawab orang tua asuh.

Adapun binatang temak untuk aqiqah adalah kambing, bagi anak laki-laki dua ekor kambing dan bagi anak perempuan satu ekor kambing. Waktu pelaksanaan aqiqah adalah pada hari ketujuh kelahiran anak atau hari keempat belas atau hari keduapuluh satu.

3. Mendidik anak asuh

Setiap orang tua asuh berkewajiban mendidik anak asuhnya, agar mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas, patuh, terampil dan berkepribadian baik. Disisi lain, setiap orang tua asuh berkeinginan untuk mendidik anak asuhnya secara baik dan berhasil. Mereka berharap mampu membentuk anak yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbakti kepada orang tua, berguna bagi dirinya,

(35)

kcluarga, masyarakat, nusa, bangsa, negara, juga bagi agamanya. Kebanyakan orang tua asuh beranggapan bahwa perdidikan anak asuh adalah tugas guru di sekolah dan melepaskan diri dari tanggung jawab mendidik anak asuh dengan alasan bahwa anak tersebut telah disekclahkan, kewajiban administrasi dan keuangan sudah dipenuhi, kelengkapan sarana dan prasarana belajar telah disediakan. Padahal sebenamya yang bertugas mendidik anak asuh adalah orang tua asuh itu sendiri. Pendidikan bagi anak asuh tersebut meliputi, pendidikan agama, pendidikan formal, pendidikan tata krama dan budi pekerti.

4. Memberi makan dan keperluan lainnya

Salah satu kewajiban orang tua asuh adalah memberi makan dan memenuhi kebutuhan hidup anak asuh. Asupan gizi yang baik sangat diperlukan anak asuh untuk pertumbuhan badan dan perkembangan otak, dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi, menjaga kesehatan, dan olanraga tentunya anak asuh akan menjadi sehat serta dapat melakukan aktivilas sehari hari dengan baik. Seperti anak-anak lainnya, anak asuh juga memiliki kebutuhan hidup. disamping makan seperti pakaian, tempat .inggal yang nyaman, memperoleh pendidikan dan sebagainya yang menjadi tanggung jawab orang tua asuh.

5. Mendidik anak asuh tentang agama

(36)

mendidik anak asuh tentang agama. Dengan memiliki dasar agama yang baik maka diharapkan anak asuh memiliki akhlak yang baik sebagai bekal hidup di kemudian hari. Sebab, walaupun seorang anak memikiki kemampuan akademik yang bagus bahkan jenius, tetapi tidak diimbangi dengan penanaman akhlak yang baik, boleh jadi akan berakibat fatal bila anak sudah besar nanti. Sesungguhnya kebaikan yang paling tinggi nilainya yang diberikan orang tua asuh kepada anak asuhnya adalah pendidikan agama. Dalam satu atsar disebutkan, “Didiklah putra-putrimu tiga perkara ; Pendidikan agar mereka mencintai Nabi kalian, pendidikan agar mereka mencintai keluarga Nabi, dan pendidikan agar mereka mencintai Al-Qur’an.” Tidak salah memang, jika tugas orang tua adalah memberikan nasehat dan memberikan motivasi kepada anak untuk meraih cita-citanya dalam hal keduniaan, bahkan hal tersebut sudah selayaknya. Akan tetapi, ada kewajiban lain yang lebih penting yang seringkali terlupakan oleh orang tua, yaitu mengingatkan anaknya tentang Allah, mengingatkan anaknya untuk selalu menaati perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, memberikan pendidikan agama kepada mereka sebagai dasar kehidupan mereka.

(). Mnulidik nnnk iis iiIi untuk sliolut

Sholut sebagai rukun Islam yang kc dua dan mcrupakan kewajiban bagi setiap muslim menjadi salah satu pendidikan yang wajib diajarkan orang tua asuh kepada anak asuh. Rasulullah SAW memberikan arahan tentang keharusan mendidik anak untuk sholat yaitu suruhlah anak untuk

(37)

sholat pada usia tujuh tahun dan pukullah bila tidak sholat pada usia sepuluh tahun dengan pukulan ringan yang mendidik bukan pukulan yang membekas dan menyakitkan. Sesungguhnya, jika seorang anak tidak belajar shalat pada usia tujuh tahun, tidak terbiasa melaksanakan shalat ini diberikan oleh orang tua dengan pelaksanaan shalat, ia akan terbiasa dengan mudah meninggalkan sebuah kewajiban yang sangat agung, sebuah kewajiban >ang di dalam Islam merupakan satu pondasi agama. Jika pendidikan ini diberikan oleh orang tua di saat anak sudah beranjak dewasa, hal ini bisa menjadi sangat sulit, sebab anak bisa saja menentangnya. Oleh karena itu, kewajiban orang tua adalah membenkan pendidikan agama kepada anak-anaknya. Dalam hal ini orang tua asuh harus membenkan contoh kepada anak asuh tata cara dan bacaan sholat yang benar. Sholat memberikan ketenangan dan ketentraman bagi yang menjalankamiya.

7. Menyediakan tempat tidui terpisah antara anak asuh laki-laki dan perempuan

(38)

8. Mendidik anak asuh tentang adab yang baik

Orang tua juga berkewajiban untuk memberikan pelajaran akhlak yang terpuji dan membiasakan anak utuk berperilaku dengan adab-adab Isalm sejak usia dini, seperti mengajarkan dan membiasakn adab ketika mereka makan, minum, adab buang hajat, adab tidur, adab bangun tidur, adab berbicara dengan orang yang lebih tua, adab dalam berdo’a serta adab- adab lain dalam kehidupannya. Sesungguhnya jika seorang anak tidak terbiasa meiakukan adab-adab yang Islami sejak usia dini, maka akan sulit baginya membiasakan adab-adab tersebut di saat ia tumbuh dewasa.

9. Memberi pengajaran A1-Qur’an kepada anak asuh

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia di dunia menjadi hal yang sangat penting yang perlu diajarkan orang tua asuh kepada anak asuh.

Dengan awal mengajarinya membaca Al-Qur’an sejak dini, setelah benar- benar lancar membaca dengan tajwid yang benar lalu memahami arti serta kandungan ayat didalamnya kemudian diharapkan anak asuh dapat

mempunyai akhlak yang sesuai dalam Al-Qur’an. 10. Mengajarkan anak asuh membaca dan menulis

Disamping mengajarkan anak asuh membaca Al-Qur’an, orang lua asuh juga harus mengajarkan anak asuh untuk membaca dan menulis huruf abjad sebagai bekal hidup di dunia juga dengan menyekolahkan anak asuh di sekolah formal, agar nantinya di masa depan dapat memperoleh

pckcrjaan yang bail'.

(39)

11. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan kepada anak asuh Kesehatan sangat penting bagi setiap orang, agar dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kesehatan anak asuh menjadi tanggung jawab orang tua asuh, dengan mengajarkan caia hidup bersih nantinya

diharapkan anak asuh dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Membuang sampah pada tempatnya, menyapu lantai, membersihkan kamar mandi adalah beberapa cara mengajarkan poia hidup beisih pada anak asuh.

12. Memberikan pengajaian ketrampilan anak asuh

Memberikan pengajaran ketrampilan dapat melatih kemandirian anak asuh dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, sep erti: membersihkan rumah, merapikan lempat tidur, mencuci piring dan sebagainya yang dimulai dari hal-hal yang sederhana terlebih dahulu. Di masa depan, dengan mempunyai ketrampilan, anak asuh diharapkan dapat sukses meraih cita-cita.

13. Memberikan kasih sayang kepada anak asuh

(40)

1. Dita’ati dan dipatuhi perintahnya oleh anak asuh selama itu tidak mendurhakai Allah SWT

2. Mendapat perlakuan yang baik dari anak asuh 3. Menerima tutur kata yang baik dari anak asuh 4. Di do’akan oleh anak asuh

3. PolaA suh

Orang tua asuh merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak asuh dapat berinteraksi. Pengaruh orang tua asuh dalam dalam perkembangan kepribadian sangatlah besar artinya.

Salah satu faktor orai.g tua asuh yang mempunyai peranan penting dalam kepribadian anak asuh adalah praktik pengasuhan anak. Orang tua asuh adalah lingkungan yang pertama kali menerima kehadiran anak asuh setelah orang tua kandung meninggal. Orang tua asuh mempunyai berbagai macam fungsi yang salah satu di antaranya ialah mengasuh anak asuh. Dalam mengasuh anak asuh, orang tua asuh dipengaruhi oleh budaya yang ada di lingkungannya. Di samping itu, orang tua asuh juga diwamai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan anak asuhnya. Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anak asuh yang berbeda-beda, karena orang tua asuh mempunyai pola pengasuhan tertentu layaknya orang tua kandung.

Asuhan itu tcrdiri dari dua kecenderungan pola asuh orang tua asuh yaitu:2 a. Pola asuh otoriter

b. Hak orang tua asuh

(41)

b. Pola asuh demokartis

Sebagai pengasuh dan pembimbing, orang tua asuh sangat berperan dalam meletakan dasar-dasar perilaku bagi anak-anak asuhnya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua asuh selalu dilihat dinilai, dan ditiru oleh anak asuhnya yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anak asuhnya. Hal demikian disebabkan karena anak asuh mengidentifikasikan diri pada orang tua asuhnya dan menganggapnya seperti orang tuanya sendiri, sebelum mengadakan identifikasi dengan orang lain.

Faktor lingkungan sosial memiliki sumbangannya terhadap perkembangan tingkah laku anak asuh khususnya orang tua asuh terutama pada masa awal (kanak-kanak) sampai masa kepribadian. Dalam mengasuh anak asuh, orang tua asuh cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mcwarnai perkembangan terhadap bentuk-bentuk perilaku sosial tertentu pada anak asuhnya. Pola asuh orang tua asuh merupakan interaksi antara anak asuh dan orang tua asuh selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua asuh mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak asuh untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan nomia-norma yang ada dalam masyarakat.

(42)

asuh menunjukkan otoritasnya, dan cara orang taa asuh memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anak asuhnya. Dalam meiakukan tugas- tugas perkembangannya, anak asuh banyak dipengaruhi oleh peranan orang tua asuh tersebut. Peranan orang tua asuh itu memberikan lingkungan yang memungkinkan anak asuh dapat menyelesaikan tugas- tugas perkembangannya.

Melly Budiman mengatakan bahwa orang tua asuh yang dilandasi kasih sayang sangat penting bagi anak asuh supaya anak asuh dapat mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Bila kasih sayang tersebut tidak ada, maka seringkali anak asuh akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, dan kesulitan ini akan mengakibatkan berbagai macam kelainan tingkah laku sebagai upaya komptnsasi dari anak asuh. Sebenamya, setiap orang tua asuh harusnya menyayangi anak asuhnya seperti anak kandungnya sendiri, akan tetapi dari rasa sayang itu berbeda- beda dalam penerapannya, perbedaan itu akan nair.pak dalam pola asuh yang diterapkan. Adapun ciri-ciri yang dapat membedakan kedua pola asuh di atas adalah :

1. Pola asuh otoriter :

a. Menurut Stewart dan Koch, orang tua asuh yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri sebagai berikut:

1) Kaku. 2) Tegas.

3) Suka menghukum.

(43)

4) Kurang ada kasih sayang serta simpatik.

5) Orang tua asuh memaksa anak-anak asuh untuk patuh pada nilai- nilai mereka, serta mencoba membentuk lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak asuh. 6) Orang tua asuh tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada

anak asuh untuk mandiri dan jarang memberi pujian.

7) Hak anak asuh dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa.

b. Dalam penelitian Walters ditemukan bahwa orang yang otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik.3

c. Sementara itu dikatakan bahwa orang tua asuh yang otoriter tidak memberikan hak anak asuhnya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarakan perasaan-perasaannya.

d. Sedangkan menurut Sri Mulyani Martaniah orang tua asuh yang otoriter adalah :

1) Orang tua asuh amat berkuasa terhadap anak.

2) Memegang kekuasaaan tertinggi serta mengharuskan anak asuh patuh pada perintah-perintah orang tua asuh.

3) Dengan berbagai cara, segala tingkah laku anak asuh dikontrol dengan ketat.

2. Pola Asuh Demoktaris :

(44)

Orang tua asuh yang demokratis akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab. Ciri-cirinya adalah:

1) Bahwa orang tua asuh yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua asuh dan anak asuh.

2) Secara bertahap orang tua asuh memberikan tanggung jawab bagi anak-anak asuhnya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa.

3) Mereka selalu berdialog dengan anak-anak asuhnya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan pendapat anak-anaknya.4

B. Kepribadian Anak Asuh 1. Pengertian Kepribadian

Kepribadian secara umum personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasamya definisi dari kepribadian secara minim ini mlulnli Iciniili kitrciui Imnyii nicniliii perilnku yang diipitl diiunali

saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitamya selain itu definisi ini disebut lemah

(45)
(46)

tersebut. Dari sebagian besar teori kepribadian diatas, dapat kita ambil kesamaan sebagai berikut:5

a. Sebagian besar batasan melukiskan kepribadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai “organisasi” yang meniadi penentu atau pengarah tingkah laku kita.

b. Sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah “kepribadian”, keunikan dari setiap individu. Dan melalui study tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Kepribadian dipandang sebagai sesuatu yang unik dan khas pada diri setiap orang, sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat dari sudut “sejarah hidup”, perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan subyek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan ekstemal, pcngalaman- pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan. Atau dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh faktor- faktor bawaan dan lingkungan.

2. Faktor pendukung pembentukan kepribadian6

5 Http://Www.Acehinstitute.Org/Opini_Kusmawati_Soal_Sigmund_Freud.Htm.

6 Ibid, Artikel Tentang Teori Kepribadian Sigmund Freud Dan Aplikasinya Dalam Proses Bimbingan

(47)

Orang tua asuh dan peranannya dalam pembentukan kepribadian anak asuh mempunyai tanggung jawab sebagai orang tua kandung serta mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Dalam mencapai tujuan, orang tua asuh tergantung dari kesediaannya mencapai tujuan bersama dan bila tercapai maka semua anggota mengenyam "apakah peranan masing- masing" para orang tua asuh, ada yang berperan sebagai ayah dan ibu kandung bagi anak-anak asuhnya.

Peranan ayah asuh:

1. Sumber kekuasaan, dasar identifikasi. 2. Penghubung dengan dunia luar. 3. Pelindung terhadap ancaman dari luar. 4. Pendidik segi rasional.

Peianan Ibu asuh:

1. Pemberi aman dan sumber kasih sayang. 2. Tern pat mencurahkan isi hati.

3. Pengatur kehidupan rumah tangga. 4. Pembimbing kehidupan rumah tangga. 5. Pendidik segi emosional.

6. Penyimpan tradisi.7

Sebagaimana telah diuraikan diatas tugas orang tua asuh terutama dalam pembentukan kepribadian anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tua asuh yang disini berperan layaknya

(48)

orang tua kandung. Dasar pemikiran dan pertimbangannya adalah sebagai berikut : Orang tua asuh adalah tempat perkembangan awal seorang anak asuh setelah tidak niempunyai orang tua kandung.

Bagi seorang anak asuh, orang tua asuh memiliki arti dan fungsi yang vital bagi kelangsungan hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidupnya.8

1. Untuk mencapai perkembangannya seorang anak asuh mcmbutuhkan kasih sayang, perhatian dan rasa aman untuk berlindung dari orang tua asuhnya. Tanpa sentuhan manusiawi itu anak asuh akan merasa terancam dan penuh rasa takut.

2. Orang tua asuh merupakan dunia keakraban seorang anak asuh setelah anak tidak mempunyai orang tua kandung. Sebab dalam orang tua asuhlah dia pertama kali mengalami hubungan dengan manusia dan memperoleh hasil dari dunia sekelilingnya. Pengalaman hubungan dengan orang tua asuh semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga melalui pengalaman makin mengakrabkan seorang anak asuh dengan iingkungan orang tua asuh. Orang tua asuh menjadi dunia dalam batin anak asuh dan orang tua asuh bukan menjadi suatu realitas diluar seorang anak akan tetapi menjadi bagian kehidupan pribadinya sendiri. Anak akan menemukan arti dan fungsinya.

3. Orang tua asuh dibutuhkan seorang anak asuh untuk mendorong,

mniggnli, mcmpdnjmi dim mcnghnyali mini-mini kcmnimsinnn,

8 Perkembangan Kepribadian, Http://Www.Geocities.Com/Sebaya01/f.Htm

(49)

religiusitas, norma-norma dan sebagainya. Nilai-nilai luhur tersebut dibutuhkan sesuai dengan martabat kemanusiaannya dalam penyempumaan diri.

4. Pengenalan di dalam orang tua asuh memungkinkan seorang anak asuh untuk mengenal dunia sekelilingnya jauh lebih baik. Hubungan diluar orang tua asuh dimungkinkan efektifitasnya karena pengalamannya dalam orang tua asuh.

5. Orang tua asuh merupakan tempat pemupukan dan pendidikan untuk hidup bermasyarakat dan bemegara agar mampu berdedikasi dalam tugas dan kewajiban dan tanggung jawabnya sehingga orang tua asuh menjadi tempat pembentukan diri yang memiliki prinsip-prinsip kehidupan tanpa mudah dibelokkan oleh arus godaan.

6. Orang tua asuh menjadi fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban masalah, mendiskusikan pokok-pokok masalah, mematangkan segi emosional, mendapatkan dukungan spritual dan sebagainya.

7. Dalam crang tua asuh dapat terealisasi makna kebersamaan, soiidaritas, cinta kasih, pengertian, rasa hormat menghormati clan rasa memiliki.

8. Orang tua asuh menjadi pengayoman dalam beristirahat, berekreasi, menyalurkan kreatifitas dan sebagainya. Pengalaman dalam interaksi sosial pada orang tua asuh akan turut menentukan pola tingkah lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan diluar orang tua asuhnya. 9Bila

(50)

interksi sosial didalam kelompok karena beberapa sebab tidak lancar kemungkinan besar interaksi sosialnya dengan masyarakat pada umumnya juga akan berlangsung dengan tidak wajar.

3. Faktor penghambat pembentukan kepribadian

Penghambat pembentukan kepribadian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya anak-anak, anak muda, ciri karaktenstik pada masa muda, sifat-sifat khas pada kepribadian. Sedangkan mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, duijana dan lain sebagainya. Penghambat pembentukan kepribadian adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan kepribadian yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah penghambat pembentukan kepribadian mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal.

(51)

tindakan tersebut dapat membuat seseorang individu yang melakukannya masuk penjara.10

Penghambat pembentukan kepribadian sebagai suatu tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang individu yang berumur di bawah 16 dan 18 tahun. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penghambat pembentukan kepribadian adalah seperti yang dijelaskan di

bawah ini. Faktor-faktor penghambat pembentukan kepribadian menurut Santrock, (1996) lebih rinci dijelaskan sebagai b erik u t:

1. Identitas perkembangan dalam masa kepribadian ada pada tahap di mana krisis identitas harus di atasi. Perubahan biologis dan sosial memungkinkan teijadinya dua bentuk integrasi terjadi pada perilaku kepribadian: (1) terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya dan (2) tercapainya identitas peran, kurang lebih dengan cara menggabungkan motivasi, rilai-nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki kepribadian dengan peran yang dituntut dari kepribadian. Kepribadian yang memiliki masa balita, masa kanak-kanak atau masa kepribadian yang membatasi mereka dari berbagai peranan sosial yang dapat diterima atau yang membuat mereka merasa tidak mampu memenuhi tuntutan yang dibebankan pada mereka, mungkin akan memiliki perkembangan identitas yang negatif. Beberapa dari kepribadian ini mungkin akan mengambil bagian dalam tindak kenakalan dan kebaikan, oleh karena itu, kepribadian adalah suatu

(52)

upaya untuk membentuk suatu identitas, walaupun identitas tersebut negatif.11

2. Kontrol diri penghambat pembentukan kepribadian juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. Beberapa anak gagal dalam mengembangkan kontrol diri yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses pertumbuhan. Kebanyakan kepribadian telah mempelajari perbedaan antara tingkah laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak dapat diterima, namun kepribadian yang melakukan kenakalan tidak mengenali hal ini. Mereka mungkin gagal membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, atau mungkin mereka sebenamya sudah mengetahui perbedaan antara keduanya namun gagal mengembangkan kontrol yang memadai dalam menggunakan perbedaan itu untuk membimbing tingkah laku mereka. Kontrol diri mempunyai peranan penting dalam penghambat pembentukan kepribadian. Pola asuh orang tua yang efektif di masa kanak-kanak (penerapan strategi yang konsisten, berpusat pada anak dan tidak aversif) berhubungan dengan dicapainya pengaturan diri oleh anak. Selanjutnya, dengan memiliki ketrampilan ini sebagai atribut internal akan berpengaruh pada menurunnya tingkat penghambat pembentukan kepribadian.

(53)

3. Usia munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan serius nantinya dalam kepribadian, namnn demikian tidak semua anak yang bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan ataupun dalam kebaikan, bahwa pada usia dewasa, mayoritas kepribadian nakal lebih banyak ketimbang kepribadian yang baik. Paling sedikit 60 % dari mereka menghentikan perbuatannya pada usia 21 tahun keatas.12

4. Jenis kelamin remaja laki- laki lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial dari pada perempuan. Pada umumnya jumlah kepribadian laki- laki yang melakukan kejahatan dalam kelompok geng diperkirakan 50 kali lipat dari pada geng perempuan.

5. Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rcndah terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidak begitu bermanfaat untuk kehidupannya sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap sekolah cenderung rendah. Mereka tidak mempunyai motivasi untuk sekolah. Mengenai pengaruh orang tua, bahwa faktor yang berkenaan dengan orang tua secara umum tidak mendukung banyak, sedangkan sikap sekolah temyata dapat menjembatani hubungan antara kenakalan dan prestasi akademik.13

(54)

6. Faktor orang tua asuh sangat berpengaruh terhadap timbulnya penghambat pembentukan kepribadian. Kurangnya dukungan orang tua asuh seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya penghambat pembentukan kepribadian. Pengawasan orang tua asuhyang tidak memadai terhadap keberadaan kepribadian dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesuai merupakan faktor orang tua asuh yang penting dalam menentukan munculnya penghambat pembentukan kepribadian. Perselisihan dalam orang tua asuh atau stress yang dialami orang tua asuh juga berhubungan dengan kenakalan. Penghambat pembentukan kepribadian, meskipun persentasenya tidak begitu besar.

7. Pengaruh teman sebaya memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko kepribadian untuk menjadi nakal. Kenakalan yang lebih tinggi pada kepribadian yang memiliki hubungan dengan teman sebaya yang melakukan kenakalan.

8. Kelas sosial ekonomi ada kecenderungan bahwa pelaku kenakalan lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah dengan perbandingan jumlah kepribadian nnkal di antara daerah perkampungan miskin yang rawan. Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan kepribadian dari kelas sosial rendah untuk mengembangkan ketrampilan yang diterima oleh masyarakat. Mereka mungkin saja merasa bahwa mereka akan mendapatkan perhatian dan

(55)

status dengan cara melakukan tindakan anti sosial. Menjadi “tangguh” dan “maskulin” adalah contoh status yang tinggi bagi kepribadian dari kelas sosial yang lebih rendah, dan status seperti ini sering ditentukan oleh keberhasilan kepribadian dalam melakukan kenakalan dan berhasil meloloskan diri setelah melakukan kenakalan.

9. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan penghambat pembentukan kepribadian. Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan kepribadian mengamati berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas menengah. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan yang terorganisir adalah faktor- faktor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan penghambat pembentukan kepribadian.

(56)

kepribadian dibandingkan dengan norma, nilai yang ad a dalam orang tua asuh dan masyarakat,

C. Pangaruh peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak dipanti asuhan ULYA Kalibening.

Orang tua asuh merupakan buaian tempat anak asuh melihat cahaya kehidupan pertama, sehingga apapun yang dicurahkan orang tua asuh akan meninggalkan kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta sikap dan perilaku anak asuh. Sebab tujuan dalam membina kehidupan orang tua asuh adalah agar dapat melahirkan generasi barn sebagai penerus perjuangan hidup orang tua kandung dan orang tua asuh. Untuk itulah orang tua asuh mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dalam pendidikan anak-anak asuhnya layaknya orang tua kandung. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT. dalam surat At-Tahrim ayat 6 :

^ • U J I I 3 L S £ - J a 1 j I a 11

(57)

Setiap orang tua asuh pasti menginginkan keberhasilan dalam pendidikan anak-anak asulmya. Keberhasilan tersebut tentunya tidak akan dapat terwujud tanpa adanya usaha dan peran dari orang tua asuh itu sendiri. Salah satu dari peranan orang tua asuh terhadap keberhasilan pendidikan anak asuhnya adalah14 dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah. Perhatian orang tua asuh memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua asuh, anak asuh akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena la tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tua asuhnya pun demikian. Sebab baik buruknya prestasi yang dicapai anak asuh akan memberikan pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikan selanjutnya.15

Totalitas sikap orang tua asuh dalam memperhatikan segala akti vitas anak selama menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar si anak mudah dalam mentransfer ilmu selama menjalani proses belajar, di samping itu juga agar ia dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Perhatian orang tua asuh dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pernenuhan fasilitas belajar.

Pemberian bimbingan dan nasihat menjadikan anak asuh memiliki idealisme, pemberian pengawasan terhadap belajamya adalah untuk melatih

(58)
(59)

SKRIPSI

P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A S U H T E R H A D A P K E P R IB ADLAN A N A K

D I P A N T IA S U H A N ' ULYA

D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A T A N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A

BAB III

LAPORAN HASH PENELITIAN

(60)

BAB III

LAPORAN HASH, PENELITIAN

A. Gambaran Umum Panti Asuban ULYA Desa Kalibening Kec. Tingkir Kota Salatiga

1. Sejarah singkat dan lokasi

Kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi merupakan hak-hak anak secara universal yang dijamin melalui konvensi hak-hak anak pada pasal 2,3 dan 5. Di Indonesia pengaturan hak anak tersurat juga ditegaskan melalui U.U no.4 th 1979 tentang kesejahteraan anak. U. U ini menekankan bahwa orang tua merupakan lingkungan pertama dan utama yang bertanggung jawab kesejahteraan anak baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Persoalannya tidak semua orang tua mampu memberikan jaminan kepada anak untuk mewujudkan hak-haknya.

Menyadari akan kondisi permasalahan tersebut maka Panti Asuhan ULYA Desa. Kalibening Kec. Tingkir Kota Salatiga dengan landasan provesi pekeijaan sosial melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi anak-anak yatim, piatu / yatim piatu dan terlantar agar mereka dapat hidup mandiri menatap masa depan serta dapat menjalankan fungsi sosialnya secara fajar dan menjadi anggota masyarakat secara normatif. Di masyarakat saat ini menunjukkan banyaknya kaum mi skin, baik di desa maupun di kota. Hal ini semakin diperparah dengan adanya gempa bumi dimana-mana, jadi kesempatan kaum miskin untuk berusaha sangat

(61)

tcrbatas. Di satu sisi kaum miskin ingin bangkit dari keterpurukan, namun di sisi lain kesempatan mendapatkan pendidikan dan peluang berusaha semakin dipersernpit.

Saat ini banyak saudara-saudara kita yang tengah bergelut dengan kesulitan-kesulitan ekonomi, sehingga anak-anak mereka pun ikut menanggungnya dengan terpaksa putus sekolah karena kesulitan biaya. Banyak anak yang akhimya membuang cita-citanya karena tidak memiliki jaminan masa depan. Mereka saat ini sedang menggantungkan harapan

menanti datangnya uluran tangan kita.

Maka dari itu mulai tanggal 21 Maret 1987 lewat Panti Asuhan ULYA Desa. Kalibening Kec. Tingkir Kota Salatatiga yang berlokasi di desa Kali bening selatan Kota Salatiga yang berbatasan dengan Kab. Semarang yang siap untuk menyantuni anak-anak yatim piatu dan terlantar untuk menatap masa depan yang lebih cerah dan layak demi kelangsungan mereka mewujudkan cita-citanya.

2. Landasan Hukum

Pelayanan di Panti Asuhan ULYA dilandasi oleh : U.U.D 1945 pasal 34. * U.U no 6 th 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesosialan. * U.U no 4 th 1979 tentang kesejahteraan anak.

* U.U no 2 th 1990 tentang sistem pendidikan nasional.

(62)

* Keputusan Presiden R.I no 36 th 1990 tentang pengesahan konversi hak anak.

3. Pengertian Panti Asuhan ULYA

Panti Asuhan ULYA Desa. Kalibening Kec. Tingkir Kota Salatatiga yang berlokasi di desa Kalibening selatan kota Salatiga yang berbatasan dengan Kab.Semarang adalah suatu lembaga usaha kesosialan yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesosialan kepada anak tcrlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar memberikan pelayanan pengganti orang tua / wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang iuas tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional.

4. Sasaran Garapan

Anak yatim, piatu, yatim piatu yang dalam keadaan terlantar, dari keluarga retak, pecah, diutamakan usia 5 s/d 17 tahun atau yang masih dalam usia sekolah.

5. Pelayanan Kegiatan di Panti Asuhan ULYA 1. Formal

> Sekolah Dasar

>

Sekolah Menegah Pertama > Sekolah Menengah Atas

(63)

>

Taman Pendidikan Al-Qur’an 2. Nonformal

> Komputer > Bahasa Inggris > Kesenian

> Bimbingan Ketrampilan Dan Jiwa Kewiraswastaan Pada Anak > Olahraga

3. Kegialan-kegiatan

Kcgiatan-kegiatan yang dilakukan pengrus panti adalah mengadakan pengajian akbar untuk memperoleh dana guna pembangunan g)dung, mencari donatur tetap untuk mendapatkan dana guna keperluan hidup sehaii-hari anak-anak asuh.

Pada bulan Ramadhan, pengurus dan anak-anak asuh melaksanakan tadarus Al-Qur’an bersama sesdah tarawih dan sesudah sahur. Selain itu juga mereka diundang untuk buka bersama dan tarawih bersama oleh

DPRD Kota Salatiga dan Walikota Salatiga beserta stafnya.

(64)

menyaingi atau mematikan usaha orang lain. Dan yang jelas barang yang dijual benar-benar yang menunjang kebutuhan anak-anak kita.

Usaha ini semula dari untuk dan oleh ibu-ibu, dari mulai kelanja, menjaga dan yang membeli ibu-ibu sendiri, namun sekarang sudah lebih dikenal, sehingga diluar pengurus sudah banyak yang ikut belanja sambil berinfak di Panti.

• Dari kegiatan-kegiatan tersebut, pengurus berharap ladang amal yang telah dibuka ini dapat lebih memudahkan para muslimin dan muslimat bercocok tanam amal yang menjadi kewajibannya, disamping dapat lebih meningkatkan iman dan taqwa kita semua tentunya. Amin.

4. Bimbingan Lanjutan

1. ) Bimbingan peningkatan kehidupan di masyarakat dan peran serta dalam pembangunan.

2. ) Bimbingan pengembangan usaha / kerja. 3. ) Bimbingan pemantapan peningkatan usaha

6. Visi dan Misi

>

Visi : Menjadikan Panti Asuhan sebagai Lembaga Sosial, Pendidikan dan Dakwah yang mampu menghasilkan Kader Islam & Bangsa yang berkualitas dan mandiri. Misi : Meningkatkan Kualitas dan kuantitas pelayanan sosial anak asuh dan keluarganya, Meningkatkan Kualitas pelayanan pendidikan ( IPTEK dan IMTAQ ) anak asuh., meningkatkan

(65)

Pembinaan keimananan dan ketaqwaan anak asuh & pengurus dan Meningkatkan Kemampuan kelembagaan dan SDM Pengurus Panti Asuhan.

> M isi: Menciptakan pola pendidikann yang Islami

> Menciptakan pendidikan ketrampilan dengan minat dan potensi anak

>

Terselenggaranya Amal Usaha di bidang Kesejahteraan Sosial yang berkualitas, profesional dan Islami sebagai perwujudan Rahmatan lil’alamin.

(66)

NISA' ULINNUHA NOOR

NIM. I ll 05033

2009

; m m h i

SICRIPSI

P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K

D I P A N T IA S U H A N ’ ULYA

D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A

mm%

B A B I V

(67)

BAB IV ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis tempuh selanjutnya adalah menganalisis data. Menganalisis data adalah suatu langkah yang dominan dalam suatu penelitian ilmiah. Hal ini jelas karena dalam menganalisis data akan dapat diketahui hasil akhir, hasil penelitian yang dilakukan juga dengan menganalisis data akan dapat menguji hipotesis yang dilakukan. Dalam hal ini* apakah hipotesis yang digunakan dapat diterima kebenarannya ataupun ditolak.

Adapun dalam menganalisis data tersebut penulis menggunakan analisis statistik dengan teknik korelasi product moment yang rumusnya adalah sebagai berikut:

xy

I x -

(S Q g » )

N

K eterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara x dan y xy : Perkalian antara x dan y

x : Variabel Peran Orang Tua Asuh y : Variabel Kepribadian Anak Asuh N : Jumlah responden

(68)

Analisis data mengenai Peran Orang Tua Asuh diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari sepuluh (10) pertanyaan atau soal. Masing-masing pertanyaan disediakan tiga (3) altem atif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:

- Altematif jawaban A memiliki nilai 3 - Altematif jawaban B memiliki nilai 2

«

- Altematif jawaban C memiliki nilai 1

(69)

label 4.1

Interval Tentang Peran Orang Tua Asuh

No Interval Jumlah Anak Nilai Nominasi

1 2 5 - 3 0 16 A

2 1 9 -2 4 12 B

3 1 3 - 1 8 8 C

Dengan demikian dapat diketahui:

1. Untuk peran orang tua asuh yang termasuk dalam kategori tinggi mendapat nilai antara 25 - 30 sebanyak 16 anak.

2. Untuk peran orang tua asuh yang termasuk dalam kategori mendapat nilai antara 1 9 - 2 4 sebanyak 12 anak.

3. Untuk peran orang tua asuh yang termasuk dalam kategori rendah mendapat nilai antara 1 3 - 1 8 sebanyak 8 anak.

Jadi, dijelaskan di sini 16 anak asuh berpendapat bahwa peran orang tua asuh di Panti Asuhan ULYA Kalibening tinggi, mereka berperan layaknya orang tua kandung dengan mengajarkan anak asuh tentang agama, mendidik anak asuh, mengajarkan tata krama dan sopan santun, memberikan perhatian, kasih sayang, serta memenuhi kebutuhan anak asuh.

(70)

pcran orang tua asuh di Panti Asuhan ULYA rend ah, karena para orang tua asuh lidak maksimal dalam mendidik anak asuh, mengajarkan anak asuh tentang agama, memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak asuh, menienuhi kebutuhan anak asuh. Para orang tua asuh cenderung memperlakukan anak asuh bukan seperi anak kandung mereka, tapi seperti orang lain.

' Setelah diketahui beberapa orang tua asuh yang berperan dalam membentuk kepribadian anak tinggi, sedang, rendah, k.emudian dipersenkan dengan rumus sebagai berikut:

P= — x

100%

N

K eterangan: P : Persentase F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

a. Untuk peran orang tua asuh yang dalam kategori tinggi mendapatkan nilai A, dengan jumlah anak sebanyak 16.

— x l 0 0 % = 4 4 ,4 4 % 36

b. Untuk peran orang tua asuh yang dalam kategori sedang mendapatkan nilai B, dengan jumlah anak sebanyak 12.

— x l 0 0 % = 3 3 ,3 3 % 36

(71)

c. Untuk peran orang tua asuh yang dalam kategori rendah mendapatkan nilai C, dengan jumlah anak sebanyak 8.

100

% —

22,22

%

36

Tabel 4.2

Persentase Peran Orang Tua Asuh

No Nilai Peran Orang Tua

Asuh Interval

B. Analisis Data Tentang Kepribadian Anak Asuh

Adapun analisis data tentang pembentukan kepribadian anak diperoleh dari pcnycbaran angket yang tordiri dari sepuluh (10) item pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan tiga (3) altematif jawaban dengan bobot sebagai berikut:

- A ltem atif jawaban A memiliki nilai 3 Altematif jawaban B memiliki nilai 2 - Altematif jawaban C memiliki nilai 1

(72)

1 (3 0 -1 3 ) + ! 3

Tabel 4.3

Interval Tentang Kepribadian Anak Asuh

No Interval Junilah Anak Nilai Nominasi

1 2 5 - 3 0 20 A

2 1 9 - 2 4 10 B

3 1 3 - 1 8 6 C

Dengan demikian dapat diketahui:

1. Untuk kepribadian anak asuh yang termasuk dalam kategori tinggi mendapat nilai antara 25 - 30 sebanyak 20 anak.

2. Untuk kepribadian anak asuh yang termasuk dalam kategori sedang mendapat nilai antara 1 9 - 2 4 sebanyak 10 anak.

3. Untuk kepribadian anak asuh yang termasuk dalam kategori rendah meiulnpat nilai nnlarn 13 - 18 sebanyak 6 anak.

Judi dapat diketahui bahwa anak asuh yang mempunyai kepribadian yang baik sebanyak 20 anak, mereka kebanyakan bersifal penurut, rajin ibadah, ramah, menghormati orang tua asuh, tidak membantah jika diperintah orang tua asuh. Kcmudian anak asuh yang mempunyai kepribadian sedang sebanyak 10 anak, mereka kebanyakan bersifat menghormati orang tua

(73)

asuh, ramah tapi tidak raj in beribadah seperti sbalat dan mengaji. Dan anak asuh yang mempunyai kepribadian rendah sebanyak 6 anak, mereka kebanyakan bersifat kurang percaya diri, pembangkang, tidak menghormati orang tua asuh.

Setelah dikctahui beberapa banyak kepribadian anak asuh tinggi, sedang, rendah, kemudian dipersenkan dengan rumus sebagai berikut:

P = — x

100%

b. Untuk kepribadian anak yang dalam kategori sedang mendapatkan nilai B, dengan jumlah anak sebanyak 10.

— x l 0 0 % = 2 7 ,7 7 % 36

c. Untuk kepribadian anak yang dalam kategori rendah mendapatkan nilai C, dengan jumlah anak sebanyak 6.

(74)

Tabel 4.4

Persentase Tentang Kepribadian Anak Asuh

No

Nilai Kepribadian

Anak Interval Jumlah

Anak Perse itase

1 Kategori Tinggi (A) 25 - 3 0 20 55,55 %

2 Kategori Sedang (B) 2 4 - 1 9 10 27,77 %

3

Kategori

Rendah (C)

18- 13

« ,

16,66%

Jumlah 36 100 %

C. Analisis Data Tentang Pengaruh Peran Orang Tua Asun Terhadap Kepribadian Anak Asuh

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Peran Chang Tua Asuh Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak.

Adapun teknik yang digunakan dalam analisis data ini adalah menggunakan teknik product momen.

(75)

D iketahui:

Urnuk menghitung korelasi product moment, penulis menggunakan rumus sebagai berikui: Xy V{41225 - 40425,246}{37804 - 37152,553}

= 389,631

Xy V{799,754}{651,447} 389,631

Gambar

Tabel 4.1 : Interval Tentang Peran Orang Tua Asuh.................................  57
Tabel 4.2Persentase Peran Orang Tua Asuh
Tabel 4.3Interval Tentang Kepribadian Anak Asuh
Tabel 4.4Persentase Tentang Kepribadian Anak Asuh

Referensi

Dokumen terkait

Tentunya dalam perjalanan tersebut bukan berarti tidak ada konflik maupun pertentangan dan perbedaan dari perjalanan pemikirannnya yang kesemuannya pada dasarnya juga

[r]

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil

Litbang Jurusan Sistem Komputer Universitas Bina Nusantara, yang telah bersedia meluangkan waktu serta memberikan informasi yang diperlukan penulis untuk meyelesaikan Tugas

Karya sederhana ini, ku persembahkan sebagai ungkapan syukur kepada: Allah SWT dan sebagai wujud ungkapan terimakasihku kepada: (Alm ) bapak Sumarno tercinta terimakasih

Nilai tercatat utang pajak, aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas Anak sesuai dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian

ASI -Panduan Pemberian MP- ASI -Jenis MP-ASI -Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MP- ASI -Komposisi susu formula -Kerugian susu formula -Jenis susu formula Usia ibu

Berdasarkan uraian diatas, wilayah kerja Puskesmas Mranggen I Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak sebagai daerah endemik DBD dan anak usia sekolah berisiko