HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU
DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR
PADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN
KAB. SEMARANG TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh :
ABDUL MAJID ASY’ARI
11508002
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU
DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR
PADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN,
KAB. SEMARANG TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh :
ABDUL MAJID ASY’ARI
11508002
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Al-adabu fauqol „ilmi : adab (perilaku) di atas ilmu
PERSEMBAHA N
Untuk orang tuaku,
para dosenku, saudara-saudaraku,
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Asma Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam, atas limpahan rahmat, hidayaah,
taufiq dan inayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, sanak keluarga dan para sahabat yang terlah
menunjukkan jalna yang benar dengan perantara agama Islam.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah.
Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN
2. Drs. Sumarno Widjadipa selaku ketua Progdi PGMI
3. Drs. Nur Hasanah, M.Pd selaku dosen pembimbing
4. Ibu Siti Khodijah, S.Ag selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyyah Semowo
Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun 2014
5. Kedua orang tuaku, terima kasih atas semua yang telah diperhatikan
kepadaku
6. Teman-teman seperjuangan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
ABSTRAK
Asy’ari, Abdul Majid. 2014. Hubungan Antara Profesionalisme Guru Dengan Keberhasilan Siswa Dalam Belajar Pada Kelas V MI Al Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : (1). Drs. Nur Hasanah, M.Pd
Kata kunci : Profesionalisme guru dan keberhasilan siswa dalam belajar
Penelitian ini untuk mengetahuihubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan siswa dalam belajar di MI Al Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2014. Pertanyaan pertama yang ingin dijawab melalui pertanyaan ini adalah (1) Bagaimana profesionalisme guru di MI Al Ittihad Semowo,?,(2) Bagaimana keberhasilan siswa dalam belajar di MI Al Ittihad Semowo, dan (3) Bagaimana hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan siswa MI Al Ittihad Semowo tahun 2014?
Untuk menjawab pertayaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penelitian lapangan (field research) dan subyek penelitian yaitu siswa anggota MI Al Ittihad Semowo sebanyak 30 siswa dari 30 siswa, artinya diambil 100% dari populasi. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Teknik pengumpulan data dengan observasi, angket, dan dokumentasi. Adapun analisis datanya menggunakan rumus koefisiensi produck moment.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara guru profesionalisme dengan keberhasilan belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil temuan yang menunjukkan bahwa nilai profesional guru diketahui bahwa kategori tinggi (A) sebanyak 1 siswa atau (60%), kategori sedang (B) sebanyak 11 siswa atau (36,66%), sedangkan kategori rendah (C) sebanyak 1 siswa atau (3,33%). Kemudian hasil angket keberhasilan siswa dalam belajar diketahui bahwa kategori tinggi (A) sebanyak 3 siswa atau (10%), kategori sedang (B) sebanyak 20 siswa atau (66,66%), sedangkan kategori rendah (C) sebanyak 7 siswa atau (23,33%). Kemudian untuk mengetahui hubungan atau pengaruh, dihitung menggunakan rumus koefisiensi produck moment yang diketahui dengan nilai rxy hitung = 0,236. Selanjutnya untuk membuktikan signifikan atau tidaknya
(0.236) lebih kecil dari r tabel 5% (0,361) < rxy (0.236) >1% (0,463)artinya hasil
DAFTAR ISI
SAMPUL... i
LEMBAR BERLOGO... ii
JUDUL... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv
PENGESAHAN KELULUSAN... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii
KATA PENGANTAR...viii
ABSTRAK...viiii
DAFTAR ISI...x
DAFTAR TABEL...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Hipotesis Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian... 5
F. Definisi Oprasional... 6
G. Metode Penelitian... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Profesionalisme Guru ……….……... 20
B. Syarat-syarat untuk menjadi guru dan guru professional…... 34
C. Fungsi dan peran guru ……… 36
D.Keberhasilan dalam belajar ……… 40
E. Hubungan profesional guru dengan keberhasilan belajar…. 41 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Al Ittihad Semowo 1. Profil sekolah MI Al Ittihad Semowo... 49
2. Visi, Misi, dan Tujuan... 50
3. Struktur organisah MI Al Ittihad Semowo... 50
4. Program Madrasah... 51
5. Guru dan tenaga kependidikan... 59
6. Sarana dan prasarana... 60
7. Keadaan siswa... 61
8. Kegiatan siswa... 61
B. Penyajian data Profesional Guru dengan keberhasilan siswa dalam belajar di MI Al Ittihad Semowo BAB VI ANALISIS DATA A. Analisa Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran Siswa 1. Analisa profesional guru dalam pembelajaran siswa... 64
2. Analisa keberhasilan siswa dalam belajar ... ………68
C. Analisa Lanjut
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN... 77
B. SARAN... 78
DAFTAR PUSTAKA... 81
DAFTAR TABEL
Tabel I Daftar nama guru dan pembagian tugas mengajar... 59
Tabel II Daftar sarana prasarana... 60
Tabel III Daftar jumlah siswa... 61
Tabel IV Hasil angket profesionalisisme guru... 62
Tabel VI Interval dan profesionalisme guru... 65
Tabel VII Nilai nominasi profesional guru dalam proses belajar... 66
Tabel VIII Interval dan prosentase nilai keberhasilan siswa dalam belajar...69
Tabel IX Pasangan variabel X (Profesional) dan variabel Y ... 70
Tabel X Tabel kerja hubungan antara profesionalisme guru dengan Keberhasilan siswa dalam belajar ... ... 73
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu aktual yang dibicarakan oleh pakar pendidikan terutama
ditingkatkan pejabat pemerintah adalah pembangunan sumber daya
manusia (SDM). Berkaitan dengan ini maka pendidikan memegang
posisi terpenting dalam pembangunan SDM tersebut. Karena kemajuan
dan kemunduran suatu bangsa tergantung pada mutu pendidikannya.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu syarat utamanya
adalah mengangkat kualitas tertinggi edukatifnya, yaitu guru. Dalam hal
ini juga termasuk pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (PGMI) yang
berperan untuk membentuk sumber daya manusia SDM yang islami.
Cita- cita kemerdekaan nasional indonesia salah satunya adalah
keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaiman yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Semangat tersebut seharusnya
memeberikan spirit dan komitmen semua elemen bangsa, khususnya, para
penyelenggara negara, untuk menyatukan visi dan tekad dalam
membangun mutu pendidikan Nasional.
Keberadaan guru bagi bangsa amatlah penting, karena guru
merupakan faktor sentral dalam proses belajar mengajar. Apalagi suatu
guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin, tercipta dan terbinanya
kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangun.
Dalam dunia pendidikan guru adalah sosok yang sangat diperlukan
untuk memacu keberhasilan peserta didiknya. Betapapun baiknya
kurikulum yang dirancang para ahli dengan ketersediaan peralatan dan
biaya yang cukup sesuai dengan pendidikan, namunpada akhirnya
keberhasilan pendidikan secara profesional terletak ditangan guru. Dengan
demikian maka berhasilnya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada
pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.
Guru merupakan salah satu term yang banyak dipakai untuk menyebut
seorang yang dijadikan panutan. Penggunaan term ini tidak hanya dipakai
dalam dunia pendidikan, tetapi hampir semua aktivitas yang memerlukan
seorang pelatih, pembimibing atau sejenisnya. Dari sosok guru
menyiratkan pengaruh yang luar biasa terhadap murid-muridnya. Sehingga
baik dan tidaknya ditentukan oleh guru.
Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan. Figur yang satu ini akan senantiasa
menjadi sorotan yang strategis ketika berbicara masalah pendidikan,
karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem
pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang profesional untuk
mewujudkan suatu keberhasilan belajar bagi dunia pendidikan
ةعاسلرظتنافهلهأريغل بصوارملأاذإ
“ Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan profesinnya
(ahlinya), maka tunggulah kehancurannya.” (H.R. Bukhari).
Berkaitan itu peneliti tertarik meneliti di Madrasah Ibtidaiyah
Semowo Pabelan, Kab. Semarang. Sehingga peneliti mengambil judul
tentang “HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU
DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJARPADA
KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN, KAB.
SEMARANG TAHUN2014
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dapat
dikemukakan rumusan masalah yang ada sebagi berikut:
1. Bagaimana antara profesionalisme guru kelas V di MI Al Ittihad
Semowo tahun2014?
2. Bagaimana keberhasilan belajar siswa kelas V kelas V di MI Al
Ittihad Semowo tahun 2014?
3. Bagaimana hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan
belajar siswa kelas kelas V di MI Al Ittihad Semowo tahun2014?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui profesionalisme guru kelas V di MI Al Ittihad
2. Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas V kelas V di MI
Al Ittihad Semowo 2014?
3. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme guru dengan
keberhasilan belajar siswa kelas V di MI Al Ittihad Semowo tahun
2014?
D. HIPOTESA PENELITIAN
Hipotetis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang berkumpul.
Dapat juga diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul(Arikunto, 2010:110). Menurut Sugiono, bahwa hipotesis di
artikan sebagai jawaban senentara terahadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara karena jawaban yang di berikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono, 2011:64). Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban empirik.
Berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan
penulis adalah diduga terdapat hubungan yang positif dan signifkan antara
hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa
kelas V di MI Al Ittihad Semowo 2014. Dengan kata lain semakin tinggi
profesionalguru maka semakin tinggi pula keberhasilan siswa dalam
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil pnelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas
tentang ada tidaknya hubungan antara profesionalisme guru dengan
keberhasilan siswa di MI AL Ittihad Semowo kelas V tahun 2014. Dari
informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis
maupun secara teoritik, yaitu :
1. Manfaat secara praktis
a. Bagi peneliti :
Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam
mengembangkan ide ilmiah.
b. Bagi siswa :
1) Sebagai bekal bagi siswa dalam proses pengembangan diri.
2) Siswa diharapkan dapat menerima pelajaran serta memahami
dengan baik, melalui materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru yang berkompeten secara profesional.
c. apabila ada pengaruh yang signifikan, bagi guru dapat
memperoleh pembelajaran tentang arti penting kompetensi
profesionalisme guru untuk meningkatkan keberhasilan siswa
dalam belajar.
d. Guru diharapkan dapat senantiasa mengembangkan
profesionalnyadalam memberikan bimbingan belajarnya kepada
2. Manfaat secara teoritis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan
dan peningakatan kualititas pendidikan pada umumnya. Khususnya
dapat memperkaya guru profesional dunia pendidikan yang diperoleh
dari hasil penelitian lapangan ini. Selain itu, juga dijadikan dasar bagi
para siswa dalam membentuk kepribadian dan perilaku baik di
lingkungan keluarga maupun masyarakat.
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Profesional guru
Profesional diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya. Dengan kata lain, profesional yaitu
serangkaian keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu
pekerjaan yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat
keahlian yang tinggi dalam rangka untuk mencapai tujuan yang
maksimal (Mujtahid, 2009:27).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami seseorang dikatakan
profesional, karena ia mempunyai standar kualitas dan ciri-ciri
tertentu. Adapun ciri-ciri dari suatu profesi itu adalah memiliki suatu
keahlian, merupakan panggilan hidup, memiliki teori-teori yang baku
secara universal, mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk
diri sendiri, dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetisi
yang aplikatif, memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya,
organisasi yang kuat, dan mempunyai hubungan dengan profesi pada
bidang-bidang yang lain (Tilaar, 2000:137-138)
Profesionalisme mempunyai makna sebagai mutu, kualitas, dan
tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional.
Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya
sebuah term yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah
dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya
atau profesinya (Mujtahid, 2009:31)
Penggunaan istilah profesionalisme menunjuk pada derajat
penampilan sesorang sebagai profesinal atau penampilan suatu
pekerjaan sebagai suatu profesi, ada yang profesionalismenya tinggi,
sedang dan rendah. Profesionalisme juga mengacu pada sikap dan
komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang
tinggi dan kode etiknya (Supriyadi, 1998:94-95)
Adapun Indikator profesionalisme guru adalah :
1. Mengerti dan menerapkan landasan kependidikan baik filosofis,
psikologis, maupun sosiologis siswa.
2. Mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
siswa.
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang
menjadi tanggung jawabnya.
4. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat media
5. Mengerti dan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pembelajaran.
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.
8. Mampu menumbuhkan kepribadian siswa.
(Mulyasa, 2011:188)
Disebutkan dalam firman Allah SWT yang mengingatkan kepada
kita semua seperti dalam surat Al-An‟am ayat 135 yang artinya
“Katakanlah (Muhammad), Wahai kaumku! Berbuatlah menurut
kedudukanmu, akupun berbuat (demikian). Kelak kamu akan
mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat
(nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung”.
2. Keberhasilan siswa dalam belajar
a) Keberhasilan siswa dalam belajar
Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar
peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah
dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar
tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berdasarkan
tujuan dan ruang lingkupnya.
b) Pembelajaran siswa
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip
dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang
berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai
sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses
pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak,
yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran
menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari
motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang
memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui
perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.
memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta
didik lebih mudah mencapai target belajar.
Adapun indikator keberhasilan siswa adalah :
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan
mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun
kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan
pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh
siswa, baik secara individual maupun kelompok.
(Djamarah, 2010:106)
G. METODE PENELITIAN
Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan
menganalisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan
sebagai berikut :
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Peneliti memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk
memeperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu
metode penelitian. Untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif
tentang permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada
hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti
pada saat dilakukan penelitian. Penelitian deskriptif berusaha
mendiskripsikan apa yang ada mengenai kondisi atau hubungan yang
ada, sedangkan data deskriptif dikumpulkan melalui angket dan
observasi.
Adapun rancangan penelitian, sebaga berikut:
a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian.
b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket.
c. Melaksanakan penelitian.
d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian.
2. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini akan difokuskan pada siswa MI Al Ittihad Semowo,
khususnya siswa kelas V tahun 2014. Peneliti ini akan dilaksanakan
pada tanggal 09 November 2013 sampai dengan 09 Januari 2014.
3. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi
(Arikunto, 2010:173)
Sedangkan menurut Sugiono, populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,
2001:80).Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah
siswa kelas V di MI Al Ittihad Semowo yang berjumlah 30 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila subyek yang diteliti kurang
dari 100 maka lebih baik diambil semua. Sedangkan jika jumlah
subyek lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-50%
atau lebih sesuai dengan kemampuan (Sugiono, 2001:82). Adapun
sampel yang diambil adalah 30 siswa dari 30 siswa,artinya adalah
100% dari populasinya.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode angket
MenurutSugiono, angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya
(Sugiono, 2011:142). Teknik ini digunakan dengan cara
mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk
diisi. Model angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup,
yaitu peneliti telah membatasi jawaban yang telah ditentukan
sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban
yang peling benar. Metode ini digunkan untuk mengumpulkan data
aspirasi dan sikap seseorang atau kelompok. Metode ini digunakan
untuk mendapatkan tanggapan dari siswa, melalui profesional guru
di MI Al Ittihad semowo. Adapaun untuk mengetahui keberhasilan
belajar siswa, diukur dari hasil nilai berupa raport siswa.
b. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk
mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan
prosedur yang terstandar (Arikunto,2010:265).
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data
tentang sejarah berdirinya sekolah, keadaan guru dan karyawan,
fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Selain itu
observasi ini dilakukan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap profesionalisme guru dan keberhasilan dalam
belajar yang diteliti, baik mengumpulkan historis, monografi, dan
sebaginya. Observasi yang penulis ambil adalah pengamatan dalam
kegiatan yang sedang berlangsung selama masa penelitian.
c. Metode dokumentasi
Untuk melengkapi penelitian dengan data-data tertulis,
maka perlu digunakan metode pengumpulan data dokumentasi,
yaitu pengumpulan data tertulis yang berkaitan dengan subyek
penelitian. Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui
penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen
untuk mencari informasi mengenai gambaran umum lokasi
penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaaanya lebih mudah
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian digunakan beberapa
instrumen, yaitu:
a. Angket, instrumen ini diberikan kepada siswa yang digunakan
sebagai alat penelitian untuk mengetahui profesional guru dari segi
akademik, metodologi pengajaran, keadministrasian, dan
pembinaan serta penyuluhan terhadap siswa.. Oleh karena itu untuk
memberikan penafsiran atau untuk mengetahui profesional guru
dari berbagai bidang maka penulis menggunakan instrumen
berupa angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Dari
masing-masing pertanyaan dalam angket tersedia 3 alternatifjawaban
dengan kekuatan sebagai berikut:
a). Siswa yang menjawab A diberi nilai 3 (tinggi)
b). Siswa yang menjawab B diberi nilai 2 (sedang)
c). Siswa yang menjawab C diberi nilai 1 (rendah)
b. Observasi, instrumen ini digunakan untuk melengkapi data-data
tentang profesional guru dari berbagai bidang yang meliputi bidang
keberhasilan belajar mengajar yang sedang berlangsung di MI Al
Ittihad Semowo tahun 2014.
c. Dokumentasi, instrumen ini digunakan untuk mengetahui keadaan
secara global di MI Al Ittihad semowo tahun 2014, diantaranya
keadaan gedung, siswa, guru dan sebagainya.
6. Analisis Data
Teknik yang penulis gunakan disesuaikan dengan tujuan yang
diteliti maupun sifat data. Untuk memperoleh hasil agar bisa
digeneralisasiakan, setiap data yang masuk harus dianalisis untuk
menganalisa data tersebut penulismenggunakan:
a. Pengecekan kelengkapan data
b. Tabulasi data keadaan tabel
c. Mencari prosentase dari distribusi data angka disetiap sel- sel tabel
dengan rumus:
P =
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah banyaknya sample(Arikunto, 1990:69).
d. Dalam pengujian hipotesis, atau untuk mencari hubungan antara
variabel digunakan koefisiensi, yakni rumus yakni yang digunakan
ordinal (Arikunto,1998.281). Data ordinal adalah data yang
menunjuk pada tingkatan sesuatu. Istilah “ordinal” sendiri sudah
menunujuk pada “tingkatan” karena serumpun dengan kata
“order”, yang artinya “urutan”, (Arikunto,2005:274).
Dari hasil pengumpulan data yang telahterkumpul selama
penelitian, penulis menggunakan analisis data statistik product moment. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel profesionalismeguru dalam pengelolaan kelas dengan
variabel keberhasilan belajar siswa. Analisis data statistik product moment ini menggunakan rumus:
rxy=
rxy = angka indeks korelasi “r” product poment
N = besarnya data
= jumlah hasil kali antara skor X dan skor Y
X = jumlah seluruh skor X
Y = jumlah seluruh skor Y
(Sugiyono, 2011:183).
H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Untuk memberikan gambaran awal dari skripsi ini perlu penulis
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah,
rumusan maslah,tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang :
A. Profesionalisme guru di MI Al Ittihad Semowo tahun 2014,
meliputi kompetensi akademik guru, kompetensi metodologi,
kompetensi keadministrasian, kompetensi pembinaan dan
penyuluhan. Faktor-faktor penunjang keberhasilan guru
profesional.
B. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, yang
meliputi pengertian dan dasar keberhasilan , kegiatan belajar
mengajar siswa, karakteristik belajar siwa, faktor- faktor yang
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini menyajikan data yang peneliti peroleh dari
A. Gambaran umum Lokasi Penelitian MI Al Ittihad
Semowo, diantaranya: sejarah dan perkembangannya, visi,
misi, dan tujuannya.
B. Penyajian Data Penelitian meliputi: data, jawaban dan skor
tentang “Hubungan antara profesionalisme guru dengan
keberhasilan belajar siswa pada kelas V MI Al Ittihad
semowo kec. Pabelan, kab. Semarang tahun 2014”.
BAB IV : ANALISIS DATA
Dalam bab ini membahas tentang:
A. Analisa Pertama
Untuk mengetahui tingkat profesionalisme guru di MI
AlIttihad Semowo tahun 2014.
B. Analisis kedua
Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas V di
MI Al Ittihad Semowo tahun 2014.
C. Analisis ketiga
Untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan
diterima atau ditolak. Hipotesis yang dibuktikan adalah
ada atau tidaknya hubungan antara Profesionalisme Guru
dengan keberhasilan belajar Siswa pada Kelas V MI Al
Ittihad Semowo Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun
BAB V : PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Profesional Guru
1. Pengertian Profesional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profesional diartikan
sebagai “sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya”. Dengan kata lain, profesional yaitu serangkaian
keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan sesuatu pekerjaan
yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat keahlian
yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan pekerjaan yang maksimal.
Istilah profesional berasal dari kata profesi, artinya jabatan yang
memrlukan suatu pendidikan tinggi dan latihan secara khusus. Suatu
jabatan akan menentukan aktivitas-aktivitas sebagai pelaksana tugas.
Berarti bukan jabatannya yang menjabat predikat profesional, tetapi
keahliannya dalam melaksanakan pekerjaan.
Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis yang intensif, (Kunandar, 2011:45). Jadi,
profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian
tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, memerlukan persiapan
melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Sehingga guru
sebagai jabatan profesional memerlukan pendidikan lanjutan dan
latihan kusus (advanced education and special training).
Didalam Undang-undang tentang Guru dan Dosen, Profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen). Dengan demikian profesionalisme
guru merupakan derajat atau tingkat penampilan guru sebagai orang
yang profesional dalam melaksanakan profesinya dan meningkatkan
kualitas dalam mendidik dan mengajar. Sebagaimana dalam hadits
Nabi Muhammad SAW :
ةعاسلرظتنافهلهأريغل بصوارملأاذإ
“ Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan profesinnya
(ahlinya), maka tunggulah kehancurannya.”
(H.R. Bukhari).
Syafruddin Nurdin dan Basyruddin Usman berpendapat, bahwa ada
delapan kriteria yang dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut
a. Panggilan hidup yang sepenuh waktu.
Profesi adalah pekerjaan yang menjadi panggilan hidup seseorang yang
dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu yang
lama, bahkan seumur hidup.
b. Pengetahuan dan kecakapan/keahlian.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan atas dasar pengetahuan dan
kecakapan/keahlian yang kusus dipelajari.
c. Kebakuan yang universal.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan menurut teori, prinsip,
prosedur dan anggapan dasar yang sudah baku secara umum
(universal) sehingga dapat dijadikan pegangan atau pedoman dalam
pemberian pelayanan terhadap mereka yang membutuhkan.
d. Pengabdian
Profesi adalah pekerjaan terutama sebagai pengabdian pada
masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material/finansial
bagi diri sendiri.
e. Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif
Profesi adalah pekerjaan yang mengandung unsur-unsur kecakapan
diagnostik dan kompetensi aplikatif terhadap orang atau lembaga yang
f. Otonomi
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan secara otonomi atas dasar
prinsip-prinsip atau norma-norma yang ditetapkannya hanya dapat
diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.
g. Kode etik
Profesi adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu
norma-norma tertentu sebagai pegangan atau pedoman yang diakui serta
dihargai oleh masyarakat dan ;
h. Klien
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang
membutuhkan pelayanan (klien) yang pasti dan jelas subyeknya
(Nurdin, 2002:16)
Profesi menunjukkan lapangan yang kusus dan mensyaratkan studi
dan penguasaan pengatahuan kusus yang mendalam, seperti bidang
hukum, militer, keperawatan, kependidikan, dan sebagainya.
Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan mereka kusus dipersiapkan
untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena
tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Profesi yang mendalami
hukum adalah ahli hukum, seperti jaksa, hakim, dan pengacara.
Profesi seseorang yang mendalami keperawatan adalah perawat.
Sementara itu, sesorang yang menggeluti dunia kependidikan
Berdasarkan definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi
adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentun yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) tertentu secara kusus yang diperoleh dari pendidikan
yang akademis dan intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata
pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan
kusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang
ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan
hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai
pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan)
dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.
Dalam UU RI No.14 th 2005, pasal 1 ayat 2 bahwa guru sebagai
tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya
dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan
persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Yang
dimaksud dengan guru sebagai agen pembelajaran (lerning agent) adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu,
perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta
Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
profesional meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak
mulia, dan berwibawa, sert menjadi teladan peserta didik. Kompetensi
sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan pesrta didik, sesama guru, orang tua,
wali peserta didik dan masyarat sekitar.
Kedua kompetensi tersebut haruslah dijalankan secara bersamaan,
karena untuk dapat memiliki kompetensi sosial yang baik diperlukan
kompetensi kepribadian yang baik pula.kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru merupakan modal dasar
bagi guru dalam menjalankan tugas keguruannya secara profesional.
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi profesional
berkaitan dengan tugas mengajar guru di kelas.
Menurut Syafrudin Nurdin dan Basyruddin Usman, kompetensi
atau kemampuan yang harus dimiliki seorang guru yaitu:
1. Menguasai bahan yang diajarkan.
Guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan dan
mengembangkan indikator, memahami kurikulum dan menguasai
bahan pelajaran yang akan di ajarkannya serta senantiasa
dimilikinya. Hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai
siswa.
2. Mengelola program belajar mengajar
Guru diharapkan menguasai secara mendalam prosedur dan metode
dalam program belajar mengajar. Guru harus mampu merancang
penggunaan fasilitas pengajaran, dengan kata lain guru harus
mampu menyusun satuan pelajaran. Dalam satuan pelajaran
disebutkan secara jelas indikatornya, kelengkapan penjabaran
bahan ajar (materi, metode, dan penggunaan alat bantu/media) dan
penyusunan alat evaluasi.
3. Mengelola kelas
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
Guru hendaknya dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif,
sehingga siswa akan merasa nyaman dan senang dalam menerima
pelajaran yng diberikan oleh guru.
4. Menggunakan media atau sumber belajar
Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran, baik yang
bersifat maupun tidak langsung. Pendayagunakan media atau
sumber belajar dapat berupa penggunaan alat(media) buatan guru,
pemanfaatan kekayaan alam untuk dijadikan untuk belajar,
memilih, menggunakan dan merawat dengan baik media belajar
tersebut.
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan
Dengan menguasai landasan kependidikan, guru memiliki bekala
untu dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
6. Mengelola interaksi belajar mengajar
Guru harus mampu mendayagunakan seluruh komponen
pendidikan yang ada demi kelancaran proses belajar mengajar.
Interaksi belajar mengajar dapat dilakukan dengan memberikan
kegiatan yang sifatnya individu atau kelompok sehingga setiap
siswa diharapkan mampu untuk bekerja sama dengan siswa yang
lain dan guru.
7. Menilai prestasi siswa
Penilaian prestasi siswa dimaksudkan untuk mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa dalam pelajaran,
ketepatan metode mengajar dan mengetahui kedudukan siswa
didalam kelas.
8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan
Pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang guru lakukan adalah
membantu siswa untuk mengenali potensi yang ada pada dirinya,
menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam hidupnya dan usaha
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Pengetahuan guru tidak hanya pengetahuan dalam mengajar tetapi
guru juga memebutuhkan pengetahuan lainnya. Dengan
melaksanakan tugas administrasi, guru mampu bekerjasama secara
terorganisasi dalam pengelolaan sekolah.
10.Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
Tuntunan kompetensi guru dibidang penelitian pendidikan
merupakan tantangga bagi guru untuk meningkatkan kualitas
keprofesionalnya.
Dengan menjalankan sepuluh kompetensi tersebut diharapkan guru
mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, untuk kemudian
tentunya guru dapat lebih meningkatkan profesionalismenya.
Dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
dijelasktan bahwa kompetensi seorang guru ada empat, yaitu, kompetensi
pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial. Selain kriteria diatas, guru profesional juga dituntut untuk
mengetahui, memahami, dan melaksanakan kode etik guru Indonesia.
Guru adalah profesi mulia. Dia memegang peranan signifikan
dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia.
Profesionalitas guru menjadi sebuah keharusan sejarah. Tanpa adanya
sebuah profesionalitas, guru terancam tidak mampu mencapai tujuan mulia
guru akan mengantarkannya menjadi guru profesional yang diidamkan
oleh anak didik. Secara sederhana, guru yang profesional adalah guru yang
mengajar pada mata pelajaran yang menjadi keahliaanya, mempunyai
semangat tinggi dalam mengembangkannya, dan mampu menjadi pioneer
perubahan ditengah masyarakat..
Salah satu aktor penting pendidikan adalah guru. Karena, guru
adalah orang yang langsung berinteraksi dengan anak didik, memberikan
keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam
belajar, berkarya, dan berprestasi.
Kosa kata „guru‟ dalam bahasa india artinya „orang yang
mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara‟, maksudnya seseorang yang
memiliki tugas membangun spiritualitas anak-anak bangsa india. Dalam
bahasa Arab, kosa kata „guru‟ dikenal dengan al mu’allim/al ustdz yang
berarti orang yang bertugas memberikan ilmu dalam majelista’lim( tempat
pemperolehan ilmu). Sebagaimana dalam firman Allah SWT:
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rosul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amant-amanat yang dioercaykan kepadamu, sedang kamu
mengetahui”.(Q.S Al-Anfal:27)
Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik
dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengetahuan yang kaya di
bidangnya.
Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya.
Yaitu, dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta
didik untuk/dalam belajar. Guru dituntut mencari tahu terus -menerus
bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Maka apabila ada
kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan penyebabnya
dan mencari jalan keluar bersama peserta didik bukan mendiamkannya
atau malahan menyalahkannya.
Profesi guru sangat berbeda dengan profesi yang lain, yang dapat
diketahui dengan ciri-ciri sebagai berkut :
1. Berbeda dengan pekerjaan lain, karena memiliki sejumlah pengetahuan
yang unik dikuasai dan dipraktikkan oleh anggotanya.
2. Memiliki suatu ikatan yang kuat terdiri dari para anggotannya dan aktif
mengatursyarat memasuki profesi.
3. Memiliki kode etik yang dapat memaksa.
4. Memiliki literatur sendiri, walaupun ia mungkun menimba dari banyak
disipin akademik untuk isinya.
5. Biasanya memberikan jasa-jasa kepada masyarakat dan digerakkan
oleh cita-cita yang mengatasi tujuan-tujuan yang mementingkan diri
sendiri semata-mata.
Guru harus benar-benar memahami profesinya. Profesi guru adalah
sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tidak mengharapkan
imbalah apapun,kecuali ridla dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah
hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah,
(Asmani, 2009:21).
Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu memiliki keahlian
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya proses belajar mengajar
sangat tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Agar guru dapat
melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru memiliki
kompetensi yang dapat menunjang tugasnya.Untuk menambahi
kompetensi yang sudah tertera diatas, maka (Asmani, 2009:43-45),
menambahkan kompetensi tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Kompetensi pedagogis
Kompetensi pedagogis merupakan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran, sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan;
b. Pemahaman terhadap peserta didik;
c. Pengembangan kurikulum/silabus;
d. Perancangan pembelajaran;
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
f. Pemanfatan teknologi pembelajaran;
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yg dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup:
a. Berakhlaq mulia:
b. Arif dan bijaksana;
c. Mantap;
d. Berwibawa;
e. Stabil;
f. Dewasa;
g. Jujur;
h. Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
i. Secara obyektif mengevaluasi kenirja sendiri;
j. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
3) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat, sekurang-kurangnya meliputi:
a. Berkomunikasi lisan, tulisan, dan atau isyarat;
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional;
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga pendidik, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku;
e. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat
kebersamaan.
4) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guu dalam
menguasai pengetahuan bidang ilmu teknologi dan seni yg
sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:
a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan kelompok mata
pelajaran yang diampunya;
b. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau
seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren
dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan
kelompok mata pelajaran yang diampu.
Guru yang perofesional juga harus mengembangkan
profesionalismenya. Adapun sebagian pengembangan yang harus
ditingkatkan, yaitu peningkatan kompetensi, peningkatan kerja
dan kesejahteraan. Guru sebagai profesional dituntut untuk
senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan
kreativitasnya (Asmani, 2009:191).
Guru profesional bukan lagi merupakan sosok yang
mengantar potensi-potensi peserta didik ke arah kreativitas,
(Isjoni, 2006:20).
B. Syarat- syarat untuk menjadi guru dan guru professional
Ada beberapa syarat untuk menjadi guru ideal dan profesional,
antara lain memiliki :
a. kemampuan intelektual yang memadahi.
b. Kemampuan memahami visi dan misi pendidikan.
c. Keahlian mentransfer ilmu pengetahuan dan metodologi pembelajaran.
d. Memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan.
e. Kemampuan mengorganisasi dan mecari problem solving (pemecahan masalah).
f. Kreatif dan memiliki seni mendidik.
(Asmani, 2009:32)
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak
menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat
terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari,
apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru
meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi
arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru
berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, dengan
teman-temannya, serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian
Guru dapat mempengaruhi pandangan masyarakat, jika semua guru
berusaha keras menunjukkan profesionalismenya dalam bekerja. Menjadi
guru yang profesional memerlukan:
a) Dedikasi dengan waktu dan usaha-usaha ekstra
Walaupun pada akhir pulang sekolah guru sudah merasa lelah, namun
harus tetap ingat bahwa pekerjaan guru belum selesai saat siswa
meninggalkan ruang kelas.
b) Menjaga sikap dan penampilan profesional
Cara berpakaian adalah salah atu hal yang harus dipertimbangkan guru,
jika ingin menunjukkan profesionlismenya. Berikan perhatian saat
berbicara dengan seseorang.
c) Keterampilan interpersonal
Interaksi kita dengan orang lain dapat positif atau negatif tergantung
dari keterampilan interpersonal yang kita miliki.
d) Kolaborasi/ kerjasama antar guru
Sebagai bagian dari komunitas sekolah, guru bekerja dengan para
profesional lainnya. Kolaborasi penting bukan hanya karena
e) Menghadiri acara-acara sekolah untuk menunnjukkan dukungan
terhadap sekolah, karena menjadi bagian dalam komunitas sekolah
berarti selalu terlibat pada setiap acara-acara sekolah.
f) Memiliki fleksibelitas dan dapat memanfaatkan sumber daya yang
tersedia. Sebagai contoh, jika guru seni rupa sepuluh menit terlambat
keluar dari ruangan yang akan kira pergunakan bersama siswa, maka
apa yang akan kita kerjakan bersama-sama siswa di luar ruangan.
g) Saling membimbing di antara sesama guru
h) Refleksi diri (memikirkan kembali apa yang telah, sedang, dan akan
dikerjakan)
i) Melanjutkan pendidikan profesi guru
(Emma S. Mcdonald, 2011:469-485)
C. Fungsi dan peran guru
Peletak dasar dari kemampuan dan perkembangan daya nalar anak
didik pada kondisi awal dimulai dari pendidikan tingkat dasar. Pada
tingkat ini, dalam diri anak didik mulai terjadi perubahan imajinasi,
inspirasi, daya cipta, karsa, dan rasa mulai terbentuk untuk menjadi dirinya
sebagai individu yang berbudaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu
komponen pendukung bagi keberhasilan menejemen peningkatan mutu
madrasah adalah profesionallisme guru. Artinya, implikasi menejemen
peningkatan mutu madrasah mempersyaratkan adanya guru yang
Guru merupakan sumber daya manusia yang keberadaanya sangat
menentukan keberhasilan program pendidikan di madrasah. Kemampuan
profesional guru di madrasah dasar mutlak dimiliki, karena pada tingkat
inilah kemampuan nalar, imajinasi dan persepsi terbentuk. Pada kondisi
ini, anak didik sangat tergantung kepada gurunya.Keberhasilan guru
profesional pada tingkat madrasah ditentukan oleh banyak hal.
Kemampuan dan keterampilan mengajar perlu dimiliki, pemahaman
kurikulum dan penguasaan materi menjadi prioritas utama, disamping
mampu dan terampil didalam metode mengajar dan mendayagunakan
media pembelajaran.
Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tak tidak dapat
dipisahkan antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan
melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif,
antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Sebagai
pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok penutan, yang memiliki nilai
moral dan agama yang petut ditiru dan diteladani oleh siswa. Sebagai
pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang
disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Dalam hal
ini, guru harus menguasai materi yang diajarkan, menguasai penggunaan
strategi dan metode mengajar, mampu menentukan alat evaluasi dengan
tepat dan memiliki pengetahuan dasar-dasar pendidikan.
Sebagai pelatih, guru perlu memberikan sebanyak mungkin
sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang
sebanyak-banyaknya. Untuk menjadi guru yang profesional, seorang guru harus
mengerti dan memahami fungsi dan perannya.
Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang
dicanangkan, ada beberapa fungsi seorang guru, anttara lain:
1. Educator (pendidik)
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai educator, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti
informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang
kualitas ilmu guru.
2. Leader ( pemimpin)
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa
menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang
pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-cara
kekerasan.
3.Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk
bakat anak didik bukan persoalan mudah, ia membutuhkan eksprentasi
maksimal, latihan terus menerus, dan evaluasi rutin.
4. Motivator
sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik
bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun
kelam masa lalunya, dan bagaimanpun berat tantangannya.
5. Administrator
sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam
dirinya, dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan
bukti surat keputusaan yayasan, surat intruksi kepala sekolah, dan
lain-lain. Urusan yang ada di lingkup pendidikan formal biasanya
memakai prosedur administrasi yang rapi dan tertib.
6. Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang
perlu di benahi dan disempurnakan. Di sinilah pentingnya evaluasi
seorang guru. Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara,
dengan merenungkan sundiri proses pembelajaran yang diterapkan,
meniti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih
obyektif, meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru
yang lain, dan murid-muridnya. Karena tidak ada orang yang
agama, di sinilah pentingnya tawaashau bil haqqi wa tawaashau bisshabri, saling menasehati dalam kebenaran dan menasehati dalam kesabaran(Asmani, 2009:39-54).
D. Keberhasilan Dalam Belajar
Kriteria utama untuk mengajar dengan sukses ialah : apakah belajar
itu berhasil atau tidak. Sukses tidaknya belajar ditrentukan oleh hasilnya
mengajar itu, berhasil bila anak-anak sungguh-sungguh belajar sesuatu..
Sukses dalam belajar hendaknya dinilai berdasarkan hasil-hasil yang
mentap atau tahan lama dan yang dapat dipergunakan oleh sang pelajar
dalam hidupnya (Mursell, 2008:1).
Belajar dikatakan berhasil itu jika pembelajar mengalami berbagai
pengalaman baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi
kompetensi yang dikehendaki. Akan tetapi idealitas terebut tidak akan
tercapai jika tidak melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses
pembelajaran. Mereka harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dan
tidak ada yang tertinggal, karena proses tersebut akan membuat perhatian
guru menjadi individual. Jika itu berjalan, maka semua siswa akan
mencapai kompetensi harapannya, kecintaan sekolah akan tumbuh, dan
mereka benar-benar menjadi anak terpelajar, beradap dan mentaati
berbagai aturan yang berlaku di masyarakat.
Berbagai strategi dapat dikembangkan untuk meningkatkan hasil
belajar yang berkualitas, antara lain:
2. Hargai latar belakang kultur mereka
3. Tingkatkan partisipasi keluarga
4. Bantu siswa-siswa dalam mengembangkan skill sosialnya
5. Gunakan strategi pembelajaran interaktif
6. Ajarlah mereka dengan adil dan penuh dengan perhatian
7. Buang sikap anti toleransi
8. Sampaikan pertanyaan-pertanyaan berkualitas tinggi untuk
mengembangkan kemampuan berpikir krittis siswa
9. Sediakan peluang akses yang sama bagi semua siswa
10.Kurangi sikap prejudice (prasangka) dan pahami hak-hak mereka
(Dede, 2004:130).
E. Hubungan Profesionalisme guru dengan Keberhasilan Belajar
Dari penjelasan diatas penulis memberikan kesimpulan bahwa yang
menjadi alasan adanya hubungan profesionalisme guru dengan
keberhasilan belajar siswa dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam dua hal
sebagai berikut :
1. Karena keberadaan guru dalam kelas adalah sebagai manager bidang
studi yaitu, orang yang merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasil belajar di Sekolah.
2. Karena guru di sekolah bertugas menentukan keberhasilan siswa. Oleh
karena itu, apabila siswa belum berhasil, maka guru perlu mengadakan
remidial. Jadi guru yang profesional sangat berpengaruh besar bagi
Dalam undang-undang republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa : “ Organisasi profesi guru
adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh
guru untuk mengembanglan profesionalitas guru”. Lebih lanjut dijelaskan
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 41
(1) Guru dapat membentuk organisasi profesi yang bersifat independen.
(2) Organisasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan
pendidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian
kepada mastarakat.
(3) Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi
(4) Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi
oraganisasi profesi guru dalam pelaksanaan pembinaan pengembangan
profesi
Pasal 42
Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan :
(2) Memberikan bantuan hkum kepada guru;
(3) Memberikan perlindungan profesi guru;
(4) Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru;dan
(5) Memajukan pendidikan nasional
(UU RI No.14 th 2005: 20)
Oleh sebab itu, Indonesia juga melahirkan undang-undang No.14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang mengatur tentang profesi guru
dan dosen, kualifikasi minimal seseorang bisa diangkat menjadi guru dan
dosen, hak dan kewajiban guru dan dosen, serta tugas-tugas teknis guru
dan dosen, yang semuanya itu merupakan perangkat sistem yang akan
memberikan jaminan, bahwa hasil pendidikan di Indonesia akan memiliki
kualitas yang baik dan outcome-nya yang mampu berkompetisi dengan
SDM dari bangsa lain di dunia.
BAB III
A. Gambaran Umum MI Al Ittihad Semowo 1. Profil sekolah MI Al Ittihad Semowo
a. Nama Madrasah : MI Al ittihad semowo
b. No Statistik Madrasah : 1112332063
c. Akreditas Madrasah : B
d. Alamat Lengkap Madrasah : Desa Semowo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Profinsi Jawa Tengah
e. NPWP Madrasah : 00.51.881-5-505-000
f. Nama Kepala Madrasah : Siti Khodijah, Spd.I
g. No telp/Hp : 087834599651
h. Nama Yayasan : L.P MA‟ARIF
i. No. Telp Yayasan : 024692224611
1. K. Masjkuri, tahun 1960 s/d tahun 1977
2. H. Kusnin, tahun 1977 s/d tahun 2007
3. Muslih, tahun 2007 s/d tahun 2009
4. Siti Khodijah, tahun 2009 s/d sekarang
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Terwujudnya Generasi Muslim Yang Beriman, Bertaqwa,
Berakhlaq Mulia Berkualitas, Peka Terhadap Lingkungannya,
Serta Mampu mengembangkan Potensi Yang Dimiliki.
b. Misi
1) Menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT
2) Membiasakan berperilaku mulia
3) Melaksanakan pembelajaran secara efektif
4) Mengadakan training penguasaan teknologi informasi
5) Menggali dan mengembangkan potensi peserta didik secara
maksimal
3. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyyah Al Ittihad Semowo
Komite Madrasah : H. Kusnin
Kepala Madrasah : Siti Khodijah S. Pd. I
Sekretaris : Widayati Kurnia U. S. Pd
Anggota : Siti Rochayati S. Pd. I
: Zulfatul Karimah A. Md
: M. Nasihul Ummah
: M. Robbani W. S. Pd. I
: Avif Nurarifah
: Farida Ibadah
: Arif Susanto
4. Program Madrasah
a. Prioritas Pengembangan
1) Pengembangan akademik
Indikator mutu pendidikan madrasah dapat dilihat dari
kelengkapan saran dan prasarana, KBM, Guru, Siswa serta
mutu lulusan. Untuk itu Madrasah Ibtidaiyyah Al Ittihad
Semowo berupaya untuk mempriorotaskan program dalam
peningkatan kualitas pendidikan tahunn 2014 sebagai berikut :
(a) Peningkatan kualitas proses belajar mengajar
(1) Intensifikasi pelaksanaan, pendekatan keterampilan,
proses ulangan harian, analisis hasil evaluasi, perbaikan
pengayaaan dan ketuntasan belajar.
(2) Melengkapi buku
(a) Pelajaran wajib/paket untuk siswa
(b) Resume untuk Mapel Agama
(d) Alat-alat peraga mata pelajaran
(3) Menyediakan perpustakaan
(a) Membuat ruang perpus menjadi satu dengan ruang
UKS dengan cara memberi sekat dengan pengaturan
administrasi perpustakaan
(b) Jadwal kunjungan peminjaman, dan konsekuensi
buku
(4) Peningkatan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar
(5) Peningkatan frekuensi superfisi, pembinaan guru dan
karyawan
(a) Jadwal supervisi
(b) Jadwal pembinaan
(c) Jadwal rapat bulanan
(6) Peningkatan Kesejahteraan Guru
(a) Menggiatkan infaq
(b) Berupaya menggalang donatur tetap/ tidak tetap dan
insidentil
(c) Meningkatkan koperasi sekolah
(d) Berupaya mencari dan lain yang halal
Dalam tahun 2014 ini pengembangan fisik diprioritaskan
pada penyediaan sarana prasarana yang menunjang KBM, di
antaranya :
a) Pengadaan tempat parkir
b) Pembuatan warung sekolah/ kantin
c) Pavingisasi halaman sekolah
d) Pengadaan Inventaris ruang guru
e) Pengadaan CCTV disetiap ruang kelas
f) Pengadaan multimedia lengkap diruangan guru
3) Peningkatan Mutu
(a) Program Jangka Pendek (1 tahun pelajaran)
(1) Meningkatkan Indeks prestasi dalam ujian Nasional
(2) Meningkatkan jumlah siswa yang di MTs/SMP
terkemuka minimal 10%
(3) Meningkatnya prestasi siswa dalam bidang non
akademis
(4) Menurunkan jumlah siswa dan seluruh warga sekolah
yang melanggar tata krama dan tata tertib menjadi
0,25%
(5) Terbentuknya sikap, perilaku dan budi pekerti siswa
(6) Tercapainya prestasi siswa di bidang olah raga ( volly
ball, sepak bola, lari ) untuk meraih juara I ditingkat
(7) Tercapainya prestasicerdas cermat siswa untuk meraih
juara I ditingkat kecamatan dan kabupaten
(8) Mempunyai kelompok seni (tari) yang handal dan
kreatif serta dapat dipertunjukkan dihadapan
masyarakat umum
(9) Mempunyai pramuka yang handal
(b) Program Jangka Menengah
(1) Perolehan NEM naik rata-rata 0,3%
(2) Meningkatnya jumlah siswa yang diterima di MTs/SMP
minimal 20%
(3) Meningkatnya sarana komputer hard ware minimal 5
buah
(4) Meningkatkan jumlah siswa yang mendapatkan prestasi
non akademis
(5) Mempunyai team olah raga yang handal
(6) Terbentuknya sikap perilaku warga masyarakat yang
berbudi pekerti luhur, toleran dan inklusif
(7) Meningkatkan Sumber daya manusia sehingga dapat
mendukung Kegiatan Belajar Mengajar dengan
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada guru unutk
(8) Meningkatkan kualitas dan kuantitas berbahasa jawa,
bahasa Inggris dan bahasa Arab bagi seluruh warga
Madrasah
(9) Mengadak kesenian Islam (rebana dan tari) yang
mampu berkiprah dalam kegatan-kegiatan sekitar
(c) Program Jangka Panjang
(1) Perolehan Indeks Prestasi tinggi dalam Ujian Nasional
(2) Jumlah siswa yang diterima di MTs/SMP naik menjadi
60%
(3) Meningkatkan kemampuan warga Madrasah dalam
menggunakan alat komunikasi modern (komputer dan
intrnet)
(4) Memiliki laboratorium komputer
(5) Memiliki sarana multimedia disetiap ruang kelas
(6) Mengadakan bulan berbahasa Jawa bagi seluruh warga
Madrasah
(7) Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya
manusia (guru dan karyawan) dalam bidang
pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai dan
diminati
(8) Meningkatkan kualitas dan kuatitas team olah raga dan
(9) Menjadikan MI Al Ittihad menjadi idola bagi seluruh
masyarakat luas
4) Program Pengajaran
a) Program Pengajaran Umum
Program pengajaran umum merupakan program
yang wajib diikuti bagi siswa kelas III, IV, V, VI yang
antara lain :
(1) Al- Qur‟an Hadits
(2) Aqidah Akhlaq
(3) Fiqh
(4) Bahasa Arab
(5) Sejarah Kebudayaaan Islam
(6) Pendidikan Kewarganegaraan
(7) Bahasa Indonesia
(8) Bahasa Inggris
(9) Ilmu Pengetahuan Alam
(10) Bahasa Indonesia
(11) Matematika
(12) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(13) Seni Budaya
(14) Muatan Lokal :
(a) Baca Tulis Al-Qur‟an ( BTA)