• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR PADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN 2014 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR PADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN 2014 - Test Repository"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU

DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR

PADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN

KAB. SEMARANG TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh :

ABDUL MAJID ASY’ARI

11508002

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU

DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR

PADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN,

KAB. SEMARANG TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh :

ABDUL MAJID ASY’ARI

11508002

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Al-adabu fauqol „ilmi : adab (perilaku) di atas ilmu

PERSEMBAHA N

Untuk orang tuaku,

para dosenku, saudara-saudaraku,

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Asma Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang.

Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam, atas limpahan rahmat, hidayaah,

taufiq dan inayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi

Agung Muhammad SAW, sanak keluarga dan para sahabat yang terlah

menunjukkan jalna yang benar dengan perantara agama Islam.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai

syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN

2. Drs. Sumarno Widjadipa selaku ketua Progdi PGMI

3. Drs. Nur Hasanah, M.Pd selaku dosen pembimbing

4. Ibu Siti Khodijah, S.Ag selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyyah Semowo

Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun 2014

5. Kedua orang tuaku, terima kasih atas semua yang telah diperhatikan

kepadaku

6. Teman-teman seperjuangan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu

(9)
(10)

ABSTRAK

Asy’ari, Abdul Majid. 2014. Hubungan Antara Profesionalisme Guru Dengan Keberhasilan Siswa Dalam Belajar Pada Kelas V MI Al Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : (1). Drs. Nur Hasanah, M.Pd

Kata kunci : Profesionalisme guru dan keberhasilan siswa dalam belajar

Penelitian ini untuk mengetahuihubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan siswa dalam belajar di MI Al Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2014. Pertanyaan pertama yang ingin dijawab melalui pertanyaan ini adalah (1) Bagaimana profesionalisme guru di MI Al Ittihad Semowo,?,(2) Bagaimana keberhasilan siswa dalam belajar di MI Al Ittihad Semowo, dan (3) Bagaimana hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan siswa MI Al Ittihad Semowo tahun 2014?

Untuk menjawab pertayaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penelitian lapangan (field research) dan subyek penelitian yaitu siswa anggota MI Al Ittihad Semowo sebanyak 30 siswa dari 30 siswa, artinya diambil 100% dari populasi. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Teknik pengumpulan data dengan observasi, angket, dan dokumentasi. Adapun analisis datanya menggunakan rumus koefisiensi produck moment.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara guru profesionalisme dengan keberhasilan belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil temuan yang menunjukkan bahwa nilai profesional guru diketahui bahwa kategori tinggi (A) sebanyak 1 siswa atau (60%), kategori sedang (B) sebanyak 11 siswa atau (36,66%), sedangkan kategori rendah (C) sebanyak 1 siswa atau (3,33%). Kemudian hasil angket keberhasilan siswa dalam belajar diketahui bahwa kategori tinggi (A) sebanyak 3 siswa atau (10%), kategori sedang (B) sebanyak 20 siswa atau (66,66%), sedangkan kategori rendah (C) sebanyak 7 siswa atau (23,33%). Kemudian untuk mengetahui hubungan atau pengaruh, dihitung menggunakan rumus koefisiensi produck moment yang diketahui dengan nilai rxy hitung = 0,236. Selanjutnya untuk membuktikan signifikan atau tidaknya

(11)

(0.236) lebih kecil dari r tabel 5% (0,361) < rxy (0.236) >1% (0,463)artinya hasil

(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO... ii

JUDUL... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

PENGESAHAN KELULUSAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR...viii

ABSTRAK...viiii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Hipotesis Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Definisi Oprasional... 6

G. Metode Penelitian... 10

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Profesionalisme Guru ……….……... 20

B. Syarat-syarat untuk menjadi guru dan guru professional…... 34

C. Fungsi dan peran guru ……… 36

D.Keberhasilan dalam belajar ……… 40

E. Hubungan profesional guru dengan keberhasilan belajar…. 41 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Al Ittihad Semowo 1. Profil sekolah MI Al Ittihad Semowo... 49

2. Visi, Misi, dan Tujuan... 50

3. Struktur organisah MI Al Ittihad Semowo... 50

4. Program Madrasah... 51

5. Guru dan tenaga kependidikan... 59

6. Sarana dan prasarana... 60

7. Keadaan siswa... 61

8. Kegiatan siswa... 61

B. Penyajian data Profesional Guru dengan keberhasilan siswa dalam belajar di MI Al Ittihad Semowo BAB VI ANALISIS DATA A. Analisa Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran Siswa 1. Analisa profesional guru dalam pembelajaran siswa... 64

2. Analisa keberhasilan siswa dalam belajar ... ………68

(14)

C. Analisa Lanjut

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN... 77

B. SARAN... 78

DAFTAR PUSTAKA... 81

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel I Daftar nama guru dan pembagian tugas mengajar... 59

Tabel II Daftar sarana prasarana... 60

Tabel III Daftar jumlah siswa... 61

Tabel IV Hasil angket profesionalisisme guru... 62

Tabel VI Interval dan profesionalisme guru... 65

Tabel VII Nilai nominasi profesional guru dalam proses belajar... 66

Tabel VIII Interval dan prosentase nilai keberhasilan siswa dalam belajar...69

Tabel IX Pasangan variabel X (Profesional) dan variabel Y ... 70

Tabel X Tabel kerja hubungan antara profesionalisme guru dengan Keberhasilan siswa dalam belajar ... ... 73

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu aktual yang dibicarakan oleh pakar pendidikan terutama

ditingkatkan pejabat pemerintah adalah pembangunan sumber daya

manusia (SDM). Berkaitan dengan ini maka pendidikan memegang

posisi terpenting dalam pembangunan SDM tersebut. Karena kemajuan

dan kemunduran suatu bangsa tergantung pada mutu pendidikannya.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu syarat utamanya

adalah mengangkat kualitas tertinggi edukatifnya, yaitu guru. Dalam hal

ini juga termasuk pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (PGMI) yang

berperan untuk membentuk sumber daya manusia SDM yang islami.

Cita- cita kemerdekaan nasional indonesia salah satunya adalah

keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaiman yang

tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Semangat tersebut seharusnya

memeberikan spirit dan komitmen semua elemen bangsa, khususnya, para

penyelenggara negara, untuk menyatukan visi dan tekad dalam

membangun mutu pendidikan Nasional.

Keberadaan guru bagi bangsa amatlah penting, karena guru

merupakan faktor sentral dalam proses belajar mengajar. Apalagi suatu

(17)

guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin, tercipta dan terbinanya

kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangun.

Dalam dunia pendidikan guru adalah sosok yang sangat diperlukan

untuk memacu keberhasilan peserta didiknya. Betapapun baiknya

kurikulum yang dirancang para ahli dengan ketersediaan peralatan dan

biaya yang cukup sesuai dengan pendidikan, namunpada akhirnya

keberhasilan pendidikan secara profesional terletak ditangan guru. Dengan

demikian maka berhasilnya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada

pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

Guru merupakan salah satu term yang banyak dipakai untuk menyebut

seorang yang dijadikan panutan. Penggunaan term ini tidak hanya dipakai

dalam dunia pendidikan, tetapi hampir semua aktivitas yang memerlukan

seorang pelatih, pembimibing atau sejenisnya. Dari sosok guru

menyiratkan pengaruh yang luar biasa terhadap murid-muridnya. Sehingga

baik dan tidaknya ditentukan oleh guru.

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem

pendidikan secara keseluruhan. Figur yang satu ini akan senantiasa

menjadi sorotan yang strategis ketika berbicara masalah pendidikan,

karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem

pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang profesional untuk

mewujudkan suatu keberhasilan belajar bagi dunia pendidikan

(18)

ةعاسلرظتنافهلهأريغل بصوارملأاذإ

“ Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan profesinnya

(ahlinya), maka tunggulah kehancurannya.” (H.R. Bukhari).

Berkaitan itu peneliti tertarik meneliti di Madrasah Ibtidaiyah

Semowo Pabelan, Kab. Semarang. Sehingga peneliti mengambil judul

tentang “HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU

DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJARPADA

KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN, KAB.

SEMARANG TAHUN2014

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dapat

dikemukakan rumusan masalah yang ada sebagi berikut:

1. Bagaimana antara profesionalisme guru kelas V di MI Al Ittihad

Semowo tahun2014?

2. Bagaimana keberhasilan belajar siswa kelas V kelas V di MI Al

Ittihad Semowo tahun 2014?

3. Bagaimana hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan

belajar siswa kelas kelas V di MI Al Ittihad Semowo tahun2014?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui profesionalisme guru kelas V di MI Al Ittihad

(19)

2. Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas V kelas V di MI

Al Ittihad Semowo 2014?

3. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme guru dengan

keberhasilan belajar siswa kelas V di MI Al Ittihad Semowo tahun

2014?

D. HIPOTESA PENELITIAN

Hipotetis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang berkumpul.

Dapat juga diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul(Arikunto, 2010:110). Menurut Sugiono, bahwa hipotesis di

artikan sebagai jawaban senentara terahadap rumusan masalah penelitian.

Dikatakan sementara karena jawaban yang di berikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono, 2011:64). Jadi hipotesis

juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban empirik.

Berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan

penulis adalah diduga terdapat hubungan yang positif dan signifkan antara

hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa

kelas V di MI Al Ittihad Semowo 2014. Dengan kata lain semakin tinggi

profesionalguru maka semakin tinggi pula keberhasilan siswa dalam

(20)

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil pnelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas

tentang ada tidaknya hubungan antara profesionalisme guru dengan

keberhasilan siswa di MI AL Ittihad Semowo kelas V tahun 2014. Dari

informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis

maupun secara teoritik, yaitu :

1. Manfaat secara praktis

a. Bagi peneliti :

Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam

mengembangkan ide ilmiah.

b. Bagi siswa :

1) Sebagai bekal bagi siswa dalam proses pengembangan diri.

2) Siswa diharapkan dapat menerima pelajaran serta memahami

dengan baik, melalui materi pelajaran yang disampaikan oleh

guru yang berkompeten secara profesional.

c. apabila ada pengaruh yang signifikan, bagi guru dapat

memperoleh pembelajaran tentang arti penting kompetensi

profesionalisme guru untuk meningkatkan keberhasilan siswa

dalam belajar.

d. Guru diharapkan dapat senantiasa mengembangkan

profesionalnyadalam memberikan bimbingan belajarnya kepada

(21)

2. Manfaat secara teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan

dan peningakatan kualititas pendidikan pada umumnya. Khususnya

dapat memperkaya guru profesional dunia pendidikan yang diperoleh

dari hasil penelitian lapangan ini. Selain itu, juga dijadikan dasar bagi

para siswa dalam membentuk kepribadian dan perilaku baik di

lingkungan keluarga maupun masyarakat.

F. DEFINISI OPERASIONAL

1. Profesional guru

Profesional diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian

khusus untuk menjalankannya. Dengan kata lain, profesional yaitu

serangkaian keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu

pekerjaan yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat

keahlian yang tinggi dalam rangka untuk mencapai tujuan yang

maksimal (Mujtahid, 2009:27).

Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami seseorang dikatakan

profesional, karena ia mempunyai standar kualitas dan ciri-ciri

tertentu. Adapun ciri-ciri dari suatu profesi itu adalah memiliki suatu

keahlian, merupakan panggilan hidup, memiliki teori-teori yang baku

secara universal, mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk

diri sendiri, dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetisi

yang aplikatif, memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya,

(22)

organisasi yang kuat, dan mempunyai hubungan dengan profesi pada

bidang-bidang yang lain (Tilaar, 2000:137-138)

Profesionalisme mempunyai makna sebagai mutu, kualitas, dan

tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional.

Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya

sebuah term yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah

dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya

atau profesinya (Mujtahid, 2009:31)

Penggunaan istilah profesionalisme menunjuk pada derajat

penampilan sesorang sebagai profesinal atau penampilan suatu

pekerjaan sebagai suatu profesi, ada yang profesionalismenya tinggi,

sedang dan rendah. Profesionalisme juga mengacu pada sikap dan

komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang

tinggi dan kode etiknya (Supriyadi, 1998:94-95)

Adapun Indikator profesionalisme guru adalah :

1. Mengerti dan menerapkan landasan kependidikan baik filosofis,

psikologis, maupun sosiologis siswa.

2. Mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan

siswa.

3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang

menjadi tanggung jawabnya.

4. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat media

(23)

5. Mengerti dan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program

pembelajaran.

7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.

8. Mampu menumbuhkan kepribadian siswa.

(Mulyasa, 2011:188)

Disebutkan dalam firman Allah SWT yang mengingatkan kepada

kita semua seperti dalam surat Al-An‟am ayat 135 yang artinya

“Katakanlah (Muhammad), Wahai kaumku! Berbuatlah menurut

kedudukanmu, akupun berbuat (demikian). Kelak kamu akan

mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat

(nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung”.

2. Keberhasilan siswa dalam belajar

a) Keberhasilan siswa dalam belajar

Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar

peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah

dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar

tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berdasarkan

tujuan dan ruang lingkupnya.

b) Pembelajaran siswa

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

(24)

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar

dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan

pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip

dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang

berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta

didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai

sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat

memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan

(aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses

pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak,

yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran

menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari

motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang

memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu

memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan

pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui

perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.

(25)

memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta

didik lebih mudah mencapai target belajar.

Adapun indikator keberhasilan siswa adalah :

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan

mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun

kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan

pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh

siswa, baik secara individual maupun kelompok.

(Djamarah, 2010:106)

G. METODE PENELITIAN

Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan

menganalisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan

sebagai berikut :

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Peneliti memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk

memeperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu

metode penelitian. Untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif

tentang permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada

(26)

hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti

pada saat dilakukan penelitian. Penelitian deskriptif berusaha

mendiskripsikan apa yang ada mengenai kondisi atau hubungan yang

ada, sedangkan data deskriptif dikumpulkan melalui angket dan

observasi.

Adapun rancangan penelitian, sebaga berikut:

a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian.

b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket.

c. Melaksanakan penelitian.

d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian.

2. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini akan difokuskan pada siswa MI Al Ittihad Semowo,

khususnya siswa kelas V tahun 2014. Peneliti ini akan dilaksanakan

pada tanggal 09 November 2013 sampai dengan 09 Januari 2014.

3. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi

(Arikunto, 2010:173)

Sedangkan menurut Sugiono, populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

(27)

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,

2001:80).Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah

siswa kelas V di MI Al Ittihad Semowo yang berjumlah 30 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila subyek yang diteliti kurang

dari 100 maka lebih baik diambil semua. Sedangkan jika jumlah

subyek lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-50%

atau lebih sesuai dengan kemampuan (Sugiono, 2001:82). Adapun

sampel yang diambil adalah 30 siswa dari 30 siswa,artinya adalah

100% dari populasinya.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Metode angket

MenurutSugiono, angket merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya

(Sugiono, 2011:142). Teknik ini digunakan dengan cara

mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk

diisi. Model angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup,

yaitu peneliti telah membatasi jawaban yang telah ditentukan

sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban

yang peling benar. Metode ini digunkan untuk mengumpulkan data

(28)

aspirasi dan sikap seseorang atau kelompok. Metode ini digunakan

untuk mendapatkan tanggapan dari siswa, melalui profesional guru

di MI Al Ittihad semowo. Adapaun untuk mengetahui keberhasilan

belajar siswa, diukur dari hasil nilai berupa raport siswa.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk

mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan

prosedur yang terstandar (Arikunto,2010:265).

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data

tentang sejarah berdirinya sekolah, keadaan guru dan karyawan,

fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Selain itu

observasi ini dilakukan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap profesionalisme guru dan keberhasilan dalam

belajar yang diteliti, baik mengumpulkan historis, monografi, dan

sebaginya. Observasi yang penulis ambil adalah pengamatan dalam

kegiatan yang sedang berlangsung selama masa penelitian.

c. Metode dokumentasi

Untuk melengkapi penelitian dengan data-data tertulis,

maka perlu digunakan metode pengumpulan data dokumentasi,

yaitu pengumpulan data tertulis yang berkaitan dengan subyek

penelitian. Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui

penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen

(29)

untuk mencari informasi mengenai gambaran umum lokasi

penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaaanya lebih mudah

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian digunakan beberapa

instrumen, yaitu:

a. Angket, instrumen ini diberikan kepada siswa yang digunakan

sebagai alat penelitian untuk mengetahui profesional guru dari segi

akademik, metodologi pengajaran, keadministrasian, dan

pembinaan serta penyuluhan terhadap siswa.. Oleh karena itu untuk

memberikan penafsiran atau untuk mengetahui profesional guru

dari berbagai bidang maka penulis menggunakan instrumen

berupa angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Dari

masing-masing pertanyaan dalam angket tersedia 3 alternatifjawaban

dengan kekuatan sebagai berikut:

a). Siswa yang menjawab A diberi nilai 3 (tinggi)

b). Siswa yang menjawab B diberi nilai 2 (sedang)

c). Siswa yang menjawab C diberi nilai 1 (rendah)

b. Observasi, instrumen ini digunakan untuk melengkapi data-data

tentang profesional guru dari berbagai bidang yang meliputi bidang

(30)

keberhasilan belajar mengajar yang sedang berlangsung di MI Al

Ittihad Semowo tahun 2014.

c. Dokumentasi, instrumen ini digunakan untuk mengetahui keadaan

secara global di MI Al Ittihad semowo tahun 2014, diantaranya

keadaan gedung, siswa, guru dan sebagainya.

6. Analisis Data

Teknik yang penulis gunakan disesuaikan dengan tujuan yang

diteliti maupun sifat data. Untuk memperoleh hasil agar bisa

digeneralisasiakan, setiap data yang masuk harus dianalisis untuk

menganalisa data tersebut penulismenggunakan:

a. Pengecekan kelengkapan data

b. Tabulasi data keadaan tabel

c. Mencari prosentase dari distribusi data angka disetiap sel- sel tabel

dengan rumus:

P =

Keterangan :

P = Prosentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah banyaknya sample(Arikunto, 1990:69).

d. Dalam pengujian hipotesis, atau untuk mencari hubungan antara

variabel digunakan koefisiensi, yakni rumus yakni yang digunakan

(31)

ordinal (Arikunto,1998.281). Data ordinal adalah data yang

menunjuk pada tingkatan sesuatu. Istilah “ordinal” sendiri sudah

menunujuk pada “tingkatan” karena serumpun dengan kata

“order”, yang artinya “urutan”, (Arikunto,2005:274).

Dari hasil pengumpulan data yang telahterkumpul selama

penelitian, penulis menggunakan analisis data statistik product moment. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel profesionalismeguru dalam pengelolaan kelas dengan

variabel keberhasilan belajar siswa. Analisis data statistik product moment ini menggunakan rumus:

rxy=

rxy = angka indeks korelasi “r” product poment

N = besarnya data

 = jumlah hasil kali antara skor X dan skor Y

 X = jumlah seluruh skor X

 Y = jumlah seluruh skor Y

(Sugiyono, 2011:183).

H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Untuk memberikan gambaran awal dari skripsi ini perlu penulis

(32)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah,

rumusan maslah,tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat

penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang :

A. Profesionalisme guru di MI Al Ittihad Semowo tahun 2014,

meliputi kompetensi akademik guru, kompetensi metodologi,

kompetensi keadministrasian, kompetensi pembinaan dan

penyuluhan. Faktor-faktor penunjang keberhasilan guru

profesional.

B. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, yang

meliputi pengertian dan dasar keberhasilan , kegiatan belajar

mengajar siswa, karakteristik belajar siwa, faktor- faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini menyajikan data yang peneliti peroleh dari

(33)

A. Gambaran umum Lokasi Penelitian MI Al Ittihad

Semowo, diantaranya: sejarah dan perkembangannya, visi,

misi, dan tujuannya.

B. Penyajian Data Penelitian meliputi: data, jawaban dan skor

tentang “Hubungan antara profesionalisme guru dengan

keberhasilan belajar siswa pada kelas V MI Al Ittihad

semowo kec. Pabelan, kab. Semarang tahun 2014”.

BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini membahas tentang:

A. Analisa Pertama

Untuk mengetahui tingkat profesionalisme guru di MI

AlIttihad Semowo tahun 2014.

B. Analisis kedua

Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas V di

MI Al Ittihad Semowo tahun 2014.

C. Analisis ketiga

Untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan

diterima atau ditolak. Hipotesis yang dibuktikan adalah

ada atau tidaknya hubungan antara Profesionalisme Guru

dengan keberhasilan belajar Siswa pada Kelas V MI Al

Ittihad Semowo Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun

(34)

BAB V : PENUTUP

(35)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Profesional Guru

1. Pengertian Profesional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profesional diartikan

sebagai “sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk

menjalankannya”. Dengan kata lain, profesional yaitu serangkaian

keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan sesuatu pekerjaan

yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat keahlian

yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan pekerjaan yang maksimal.

Istilah profesional berasal dari kata profesi, artinya jabatan yang

memrlukan suatu pendidikan tinggi dan latihan secara khusus. Suatu

jabatan akan menentukan aktivitas-aktivitas sebagai pelaksana tugas.

Berarti bukan jabatannya yang menjabat predikat profesional, tetapi

keahliannya dalam melaksanakan pekerjaan.

Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang

pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga

diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang

mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh

dari pendidikan akademis yang intensif, (Kunandar, 2011:45). Jadi,

profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian

(36)

tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, memerlukan persiapan

melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Sehingga guru

sebagai jabatan profesional memerlukan pendidikan lanjutan dan

latihan kusus (advanced education and special training).

Didalam Undang-undang tentang Guru dan Dosen, Profesional

adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi

sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma

tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen). Dengan demikian profesionalisme

guru merupakan derajat atau tingkat penampilan guru sebagai orang

yang profesional dalam melaksanakan profesinya dan meningkatkan

kualitas dalam mendidik dan mengajar. Sebagaimana dalam hadits

Nabi Muhammad SAW :

ةعاسلرظتنافهلهأريغل بصوارملأاذإ

“ Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan profesinnya

(ahlinya), maka tunggulah kehancurannya.”

(H.R. Bukhari).

Syafruddin Nurdin dan Basyruddin Usman berpendapat, bahwa ada

delapan kriteria yang dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut

(37)

a. Panggilan hidup yang sepenuh waktu.

Profesi adalah pekerjaan yang menjadi panggilan hidup seseorang yang

dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu yang

lama, bahkan seumur hidup.

b. Pengetahuan dan kecakapan/keahlian.

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan atas dasar pengetahuan dan

kecakapan/keahlian yang kusus dipelajari.

c. Kebakuan yang universal.

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan menurut teori, prinsip,

prosedur dan anggapan dasar yang sudah baku secara umum

(universal) sehingga dapat dijadikan pegangan atau pedoman dalam

pemberian pelayanan terhadap mereka yang membutuhkan.

d. Pengabdian

Profesi adalah pekerjaan terutama sebagai pengabdian pada

masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material/finansial

bagi diri sendiri.

e. Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif

Profesi adalah pekerjaan yang mengandung unsur-unsur kecakapan

diagnostik dan kompetensi aplikatif terhadap orang atau lembaga yang

(38)

f. Otonomi

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan secara otonomi atas dasar

prinsip-prinsip atau norma-norma yang ditetapkannya hanya dapat

diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.

g. Kode etik

Profesi adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu

norma-norma tertentu sebagai pegangan atau pedoman yang diakui serta

dihargai oleh masyarakat dan ;

h. Klien

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang

membutuhkan pelayanan (klien) yang pasti dan jelas subyeknya

(Nurdin, 2002:16)

Profesi menunjukkan lapangan yang kusus dan mensyaratkan studi

dan penguasaan pengatahuan kusus yang mendalam, seperti bidang

hukum, militer, keperawatan, kependidikan, dan sebagainya.

Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan mereka kusus dipersiapkan

untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena

tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Profesi yang mendalami

hukum adalah ahli hukum, seperti jaksa, hakim, dan pengacara.

Profesi seseorang yang mendalami keperawatan adalah perawat.

Sementara itu, sesorang yang menggeluti dunia kependidikan

(39)

Berdasarkan definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi

adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentun yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan

keterampilan) tertentu secara kusus yang diperoleh dari pendidikan

yang akademis dan intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata

pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan

kusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang

ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan

hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai

pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan)

dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan

pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.

Dalam UU RI No.14 th 2005, pasal 1 ayat 2 bahwa guru sebagai

tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya

dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi

akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan

persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Yang

dimaksud dengan guru sebagai agen pembelajaran (lerning agent) adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu,

perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta

(40)

Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru

profesional meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik. Kompetensi

kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak

mulia, dan berwibawa, sert menjadi teladan peserta didik. Kompetensi

sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif dan efisien dengan pesrta didik, sesama guru, orang tua,

wali peserta didik dan masyarat sekitar.

Kedua kompetensi tersebut haruslah dijalankan secara bersamaan,

karena untuk dapat memiliki kompetensi sosial yang baik diperlukan

kompetensi kepribadian yang baik pula.kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru merupakan modal dasar

bagi guru dalam menjalankan tugas keguruannya secara profesional.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi profesional

berkaitan dengan tugas mengajar guru di kelas.

Menurut Syafrudin Nurdin dan Basyruddin Usman, kompetensi

atau kemampuan yang harus dimiliki seorang guru yaitu:

1. Menguasai bahan yang diajarkan.

Guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan dan

mengembangkan indikator, memahami kurikulum dan menguasai

bahan pelajaran yang akan di ajarkannya serta senantiasa

(41)

dimilikinya. Hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai

siswa.

2. Mengelola program belajar mengajar

Guru diharapkan menguasai secara mendalam prosedur dan metode

dalam program belajar mengajar. Guru harus mampu merancang

penggunaan fasilitas pengajaran, dengan kata lain guru harus

mampu menyusun satuan pelajaran. Dalam satuan pelajaran

disebutkan secara jelas indikatornya, kelengkapan penjabaran

bahan ajar (materi, metode, dan penggunaan alat bantu/media) dan

penyusunan alat evaluasi.

3. Mengelola kelas

Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan

menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan

belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.

Guru hendaknya dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif,

sehingga siswa akan merasa nyaman dan senang dalam menerima

pelajaran yng diberikan oleh guru.

4. Menggunakan media atau sumber belajar

Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran, baik yang

bersifat maupun tidak langsung. Pendayagunakan media atau

sumber belajar dapat berupa penggunaan alat(media) buatan guru,

pemanfaatan kekayaan alam untuk dijadikan untuk belajar,

(42)

memilih, menggunakan dan merawat dengan baik media belajar

tersebut.

5. Menguasai landasan-landasan kependidikan

Dengan menguasai landasan kependidikan, guru memiliki bekala

untu dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

6. Mengelola interaksi belajar mengajar

Guru harus mampu mendayagunakan seluruh komponen

pendidikan yang ada demi kelancaran proses belajar mengajar.

Interaksi belajar mengajar dapat dilakukan dengan memberikan

kegiatan yang sifatnya individu atau kelompok sehingga setiap

siswa diharapkan mampu untuk bekerja sama dengan siswa yang

lain dan guru.

7. Menilai prestasi siswa

Penilaian prestasi siswa dimaksudkan untuk mengetahui

keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa dalam pelajaran,

ketepatan metode mengajar dan mengetahui kedudukan siswa

didalam kelas.

8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan

Pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang guru lakukan adalah

membantu siswa untuk mengenali potensi yang ada pada dirinya,

menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam hidupnya dan usaha

(43)

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

Pengetahuan guru tidak hanya pengetahuan dalam mengajar tetapi

guru juga memebutuhkan pengetahuan lainnya. Dengan

melaksanakan tugas administrasi, guru mampu bekerjasama secara

terorganisasi dalam pengelolaan sekolah.

10.Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

Tuntunan kompetensi guru dibidang penelitian pendidikan

merupakan tantangga bagi guru untuk meningkatkan kualitas

keprofesionalnya.

Dengan menjalankan sepuluh kompetensi tersebut diharapkan guru

mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, untuk kemudian

tentunya guru dapat lebih meningkatkan profesionalismenya.

Dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

dijelasktan bahwa kompetensi seorang guru ada empat, yaitu, kompetensi

pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi

sosial. Selain kriteria diatas, guru profesional juga dituntut untuk

mengetahui, memahami, dan melaksanakan kode etik guru Indonesia.

Guru adalah profesi mulia. Dia memegang peranan signifikan

dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia.

Profesionalitas guru menjadi sebuah keharusan sejarah. Tanpa adanya

sebuah profesionalitas, guru terancam tidak mampu mencapai tujuan mulia

(44)

guru akan mengantarkannya menjadi guru profesional yang diidamkan

oleh anak didik. Secara sederhana, guru yang profesional adalah guru yang

mengajar pada mata pelajaran yang menjadi keahliaanya, mempunyai

semangat tinggi dalam mengembangkannya, dan mampu menjadi pioneer

perubahan ditengah masyarakat..

Salah satu aktor penting pendidikan adalah guru. Karena, guru

adalah orang yang langsung berinteraksi dengan anak didik, memberikan

keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam

belajar, berkarya, dan berprestasi.

Kosa kata „guru‟ dalam bahasa india artinya „orang yang

mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara‟, maksudnya seseorang yang

memiliki tugas membangun spiritualitas anak-anak bangsa india. Dalam

bahasa Arab, kosa kata „guru‟ dikenal dengan al mu’allim/al ustdz yang

berarti orang yang bertugas memberikan ilmu dalam majelista’lim( tempat

pemperolehan ilmu). Sebagaimana dalam firman Allah SWT:

Artinya: “hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rosul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amant-amanat yang dioercaykan kepadamu, sedang kamu

mengetahui”.(Q.S Al-Anfal:27)

Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan

(45)

kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik

dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengetahuan yang kaya di

bidangnya.

Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya.

Yaitu, dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta

didik untuk/dalam belajar. Guru dituntut mencari tahu terus -menerus

bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Maka apabila ada

kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan penyebabnya

dan mencari jalan keluar bersama peserta didik bukan mendiamkannya

atau malahan menyalahkannya.

Profesi guru sangat berbeda dengan profesi yang lain, yang dapat

diketahui dengan ciri-ciri sebagai berkut :

1. Berbeda dengan pekerjaan lain, karena memiliki sejumlah pengetahuan

yang unik dikuasai dan dipraktikkan oleh anggotanya.

2. Memiliki suatu ikatan yang kuat terdiri dari para anggotannya dan aktif

mengatursyarat memasuki profesi.

3. Memiliki kode etik yang dapat memaksa.

4. Memiliki literatur sendiri, walaupun ia mungkun menimba dari banyak

disipin akademik untuk isinya.

5. Biasanya memberikan jasa-jasa kepada masyarakat dan digerakkan

oleh cita-cita yang mengatasi tujuan-tujuan yang mementingkan diri

sendiri semata-mata.

(46)

Guru harus benar-benar memahami profesinya. Profesi guru adalah

sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tidak mengharapkan

imbalah apapun,kecuali ridla dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah

hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah,

(Asmani, 2009:21).

Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu memiliki keahlian

dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya proses belajar mengajar

sangat tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Agar guru dapat

melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru memiliki

kompetensi yang dapat menunjang tugasnya.Untuk menambahi

kompetensi yang sudah tertera diatas, maka (Asmani, 2009:43-45),

menambahkan kompetensi tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Kompetensi pedagogis

Kompetensi pedagogis merupakan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran, sekurang-kurangnya meliputi:

a. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan;

b. Pemahaman terhadap peserta didik;

c. Pengembangan kurikulum/silabus;

d. Perancangan pembelajaran;

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

f. Pemanfatan teknologi pembelajaran;

(47)

h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yg dimilikinya.

2) Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup:

a. Berakhlaq mulia:

b. Arif dan bijaksana;

c. Mantap;

d. Berwibawa;

e. Stabil;

f. Dewasa;

g. Jujur;

h. Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

i. Secara obyektif mengevaluasi kenirja sendiri;

j. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3) Kompetensi sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat, sekurang-kurangnya meliputi:

a. Berkomunikasi lisan, tulisan, dan atau isyarat;

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional;

c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga pendidik, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali

(48)

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku;

e. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat

kebersamaan.

4) Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guu dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu teknologi dan seni yg

sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan kelompok mata

pelajaran yang diampunya;

b. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau

seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren

dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan

kelompok mata pelajaran yang diampu.

Guru yang perofesional juga harus mengembangkan

profesionalismenya. Adapun sebagian pengembangan yang harus

ditingkatkan, yaitu peningkatan kompetensi, peningkatan kerja

dan kesejahteraan. Guru sebagai profesional dituntut untuk

senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan

kreativitasnya (Asmani, 2009:191).

Guru profesional bukan lagi merupakan sosok yang

(49)

mengantar potensi-potensi peserta didik ke arah kreativitas,

(Isjoni, 2006:20).

B. Syarat- syarat untuk menjadi guru dan guru professional

Ada beberapa syarat untuk menjadi guru ideal dan profesional,

antara lain memiliki :

a. kemampuan intelektual yang memadahi.

b. Kemampuan memahami visi dan misi pendidikan.

c. Keahlian mentransfer ilmu pengetahuan dan metodologi pembelajaran.

d. Memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan.

e. Kemampuan mengorganisasi dan mecari problem solving (pemecahan masalah).

f. Kreatif dan memiliki seni mendidik.

(Asmani, 2009:32)

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di

masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak

menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat

terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari,

apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru

meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi

arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru

berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, dengan

teman-temannya, serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian

(50)

Guru dapat mempengaruhi pandangan masyarakat, jika semua guru

berusaha keras menunjukkan profesionalismenya dalam bekerja. Menjadi

guru yang profesional memerlukan:

a) Dedikasi dengan waktu dan usaha-usaha ekstra

Walaupun pada akhir pulang sekolah guru sudah merasa lelah, namun

harus tetap ingat bahwa pekerjaan guru belum selesai saat siswa

meninggalkan ruang kelas.

b) Menjaga sikap dan penampilan profesional

Cara berpakaian adalah salah atu hal yang harus dipertimbangkan guru,

jika ingin menunjukkan profesionlismenya. Berikan perhatian saat

berbicara dengan seseorang.

c) Keterampilan interpersonal

Interaksi kita dengan orang lain dapat positif atau negatif tergantung

dari keterampilan interpersonal yang kita miliki.

d) Kolaborasi/ kerjasama antar guru

Sebagai bagian dari komunitas sekolah, guru bekerja dengan para

profesional lainnya. Kolaborasi penting bukan hanya karena

(51)

e) Menghadiri acara-acara sekolah untuk menunnjukkan dukungan

terhadap sekolah, karena menjadi bagian dalam komunitas sekolah

berarti selalu terlibat pada setiap acara-acara sekolah.

f) Memiliki fleksibelitas dan dapat memanfaatkan sumber daya yang

tersedia. Sebagai contoh, jika guru seni rupa sepuluh menit terlambat

keluar dari ruangan yang akan kira pergunakan bersama siswa, maka

apa yang akan kita kerjakan bersama-sama siswa di luar ruangan.

g) Saling membimbing di antara sesama guru

h) Refleksi diri (memikirkan kembali apa yang telah, sedang, dan akan

dikerjakan)

i) Melanjutkan pendidikan profesi guru

(Emma S. Mcdonald, 2011:469-485)

C. Fungsi dan peran guru

Peletak dasar dari kemampuan dan perkembangan daya nalar anak

didik pada kondisi awal dimulai dari pendidikan tingkat dasar. Pada

tingkat ini, dalam diri anak didik mulai terjadi perubahan imajinasi,

inspirasi, daya cipta, karsa, dan rasa mulai terbentuk untuk menjadi dirinya

sebagai individu yang berbudaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu

komponen pendukung bagi keberhasilan menejemen peningkatan mutu

madrasah adalah profesionallisme guru. Artinya, implikasi menejemen

peningkatan mutu madrasah mempersyaratkan adanya guru yang

(52)

Guru merupakan sumber daya manusia yang keberadaanya sangat

menentukan keberhasilan program pendidikan di madrasah. Kemampuan

profesional guru di madrasah dasar mutlak dimiliki, karena pada tingkat

inilah kemampuan nalar, imajinasi dan persepsi terbentuk. Pada kondisi

ini, anak didik sangat tergantung kepada gurunya.Keberhasilan guru

profesional pada tingkat madrasah ditentukan oleh banyak hal.

Kemampuan dan keterampilan mengajar perlu dimiliki, pemahaman

kurikulum dan penguasaan materi menjadi prioritas utama, disamping

mampu dan terampil didalam metode mengajar dan mendayagunakan

media pembelajaran.

Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tak tidak dapat

dipisahkan antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan

melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif,

antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Sebagai

pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok penutan, yang memiliki nilai

moral dan agama yang petut ditiru dan diteladani oleh siswa. Sebagai

pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang

disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Dalam hal

ini, guru harus menguasai materi yang diajarkan, menguasai penggunaan

strategi dan metode mengajar, mampu menentukan alat evaluasi dengan

tepat dan memiliki pengetahuan dasar-dasar pendidikan.

Sebagai pelatih, guru perlu memberikan sebanyak mungkin

(53)

sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang

sebanyak-banyaknya. Untuk menjadi guru yang profesional, seorang guru harus

mengerti dan memahami fungsi dan perannya.

Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang

dicanangkan, ada beberapa fungsi seorang guru, anttara lain:

1. Educator (pendidik)

Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan

materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai educator, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti

informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang

kualitas ilmu guru.

2. Leader ( pemimpin)

Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa

menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju

tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang

pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-cara

kekerasan.

3.Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk

(54)

bakat anak didik bukan persoalan mudah, ia membutuhkan eksprentasi

maksimal, latihan terus menerus, dan evaluasi rutin.

4. Motivator

sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu

membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik

bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun

kelam masa lalunya, dan bagaimanpun berat tantangannya.

5. Administrator

sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam

dirinya, dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan

bukti surat keputusaan yayasan, surat intruksi kepala sekolah, dan

lain-lain. Urusan yang ada di lingkup pendidikan formal biasanya

memakai prosedur administrasi yang rapi dan tertib.

6. Evaluator

Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang

perlu di benahi dan disempurnakan. Di sinilah pentingnya evaluasi

seorang guru. Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara,

dengan merenungkan sundiri proses pembelajaran yang diterapkan,

meniti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih

obyektif, meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru

yang lain, dan murid-muridnya. Karena tidak ada orang yang

(55)

agama, di sinilah pentingnya tawaashau bil haqqi wa tawaashau bisshabri, saling menasehati dalam kebenaran dan menasehati dalam kesabaran(Asmani, 2009:39-54).

D. Keberhasilan Dalam Belajar

Kriteria utama untuk mengajar dengan sukses ialah : apakah belajar

itu berhasil atau tidak. Sukses tidaknya belajar ditrentukan oleh hasilnya

mengajar itu, berhasil bila anak-anak sungguh-sungguh belajar sesuatu..

Sukses dalam belajar hendaknya dinilai berdasarkan hasil-hasil yang

mentap atau tahan lama dan yang dapat dipergunakan oleh sang pelajar

dalam hidupnya (Mursell, 2008:1).

Belajar dikatakan berhasil itu jika pembelajar mengalami berbagai

pengalaman baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi

kompetensi yang dikehendaki. Akan tetapi idealitas terebut tidak akan

tercapai jika tidak melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses

pembelajaran. Mereka harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dan

tidak ada yang tertinggal, karena proses tersebut akan membuat perhatian

guru menjadi individual. Jika itu berjalan, maka semua siswa akan

mencapai kompetensi harapannya, kecintaan sekolah akan tumbuh, dan

mereka benar-benar menjadi anak terpelajar, beradap dan mentaati

berbagai aturan yang berlaku di masyarakat.

Berbagai strategi dapat dikembangkan untuk meningkatkan hasil

belajar yang berkualitas, antara lain:

(56)

2. Hargai latar belakang kultur mereka

3. Tingkatkan partisipasi keluarga

4. Bantu siswa-siswa dalam mengembangkan skill sosialnya

5. Gunakan strategi pembelajaran interaktif

6. Ajarlah mereka dengan adil dan penuh dengan perhatian

7. Buang sikap anti toleransi

8. Sampaikan pertanyaan-pertanyaan berkualitas tinggi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir krittis siswa

9. Sediakan peluang akses yang sama bagi semua siswa

10.Kurangi sikap prejudice (prasangka) dan pahami hak-hak mereka

(Dede, 2004:130).

E. Hubungan Profesionalisme guru dengan Keberhasilan Belajar

Dari penjelasan diatas penulis memberikan kesimpulan bahwa yang

menjadi alasan adanya hubungan profesionalisme guru dengan

keberhasilan belajar siswa dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam dua hal

sebagai berikut :

1. Karena keberadaan guru dalam kelas adalah sebagai manager bidang

studi yaitu, orang yang merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi hasil belajar di Sekolah.

2. Karena guru di sekolah bertugas menentukan keberhasilan siswa. Oleh

karena itu, apabila siswa belum berhasil, maka guru perlu mengadakan

remidial. Jadi guru yang profesional sangat berpengaruh besar bagi

(57)

Dalam undang-undang republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa : “ Organisasi profesi guru

adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh

guru untuk mengembanglan profesionalitas guru”. Lebih lanjut dijelaskan

hal-hal sebagai berikut :

Pasal 41

(1) Guru dapat membentuk organisasi profesi yang bersifat independen.

(2) Organisasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 berfungsi untuk

memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan

pendidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian

kepada mastarakat.

(3) Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi

(4) Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat 1

dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi

oraganisasi profesi guru dalam pelaksanaan pembinaan pengembangan

profesi

Pasal 42

Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan :

(58)

(2) Memberikan bantuan hkum kepada guru;

(3) Memberikan perlindungan profesi guru;

(4) Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru;dan

(5) Memajukan pendidikan nasional

(UU RI No.14 th 2005: 20)

Oleh sebab itu, Indonesia juga melahirkan undang-undang No.14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang mengatur tentang profesi guru

dan dosen, kualifikasi minimal seseorang bisa diangkat menjadi guru dan

dosen, hak dan kewajiban guru dan dosen, serta tugas-tugas teknis guru

dan dosen, yang semuanya itu merupakan perangkat sistem yang akan

memberikan jaminan, bahwa hasil pendidikan di Indonesia akan memiliki

kualitas yang baik dan outcome-nya yang mampu berkompetisi dengan

SDM dari bangsa lain di dunia.

BAB III

(59)

A. Gambaran Umum MI Al Ittihad Semowo 1. Profil sekolah MI Al Ittihad Semowo

a. Nama Madrasah : MI Al ittihad semowo

b. No Statistik Madrasah : 1112332063

c. Akreditas Madrasah : B

d. Alamat Lengkap Madrasah : Desa Semowo

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Profinsi Jawa Tengah

e. NPWP Madrasah : 00.51.881-5-505-000

f. Nama Kepala Madrasah : Siti Khodijah, Spd.I

g. No telp/Hp : 087834599651

h. Nama Yayasan : L.P MA‟ARIF

i. No. Telp Yayasan : 024692224611

(60)

1. K. Masjkuri, tahun 1960 s/d tahun 1977

2. H. Kusnin, tahun 1977 s/d tahun 2007

3. Muslih, tahun 2007 s/d tahun 2009

4. Siti Khodijah, tahun 2009 s/d sekarang

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Terwujudnya Generasi Muslim Yang Beriman, Bertaqwa,

Berakhlaq Mulia Berkualitas, Peka Terhadap Lingkungannya,

Serta Mampu mengembangkan Potensi Yang Dimiliki.

b. Misi

1) Menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada

Allah SWT

2) Membiasakan berperilaku mulia

3) Melaksanakan pembelajaran secara efektif

4) Mengadakan training penguasaan teknologi informasi

5) Menggali dan mengembangkan potensi peserta didik secara

maksimal

3. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyyah Al Ittihad Semowo

Komite Madrasah : H. Kusnin

Kepala Madrasah : Siti Khodijah S. Pd. I

Sekretaris : Widayati Kurnia U. S. Pd

(61)

Anggota : Siti Rochayati S. Pd. I

: Zulfatul Karimah A. Md

: M. Nasihul Ummah

: M. Robbani W. S. Pd. I

: Avif Nurarifah

: Farida Ibadah

: Arif Susanto

4. Program Madrasah

a. Prioritas Pengembangan

1) Pengembangan akademik

Indikator mutu pendidikan madrasah dapat dilihat dari

kelengkapan saran dan prasarana, KBM, Guru, Siswa serta

mutu lulusan. Untuk itu Madrasah Ibtidaiyyah Al Ittihad

Semowo berupaya untuk mempriorotaskan program dalam

peningkatan kualitas pendidikan tahunn 2014 sebagai berikut :

(a) Peningkatan kualitas proses belajar mengajar

(1) Intensifikasi pelaksanaan, pendekatan keterampilan,

proses ulangan harian, analisis hasil evaluasi, perbaikan

pengayaaan dan ketuntasan belajar.

(2) Melengkapi buku

(a) Pelajaran wajib/paket untuk siswa

(b) Resume untuk Mapel Agama

(62)

(d) Alat-alat peraga mata pelajaran

(3) Menyediakan perpustakaan

(a) Membuat ruang perpus menjadi satu dengan ruang

UKS dengan cara memberi sekat dengan pengaturan

administrasi perpustakaan

(b) Jadwal kunjungan peminjaman, dan konsekuensi

buku

(4) Peningkatan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar

(5) Peningkatan frekuensi superfisi, pembinaan guru dan

karyawan

(a) Jadwal supervisi

(b) Jadwal pembinaan

(c) Jadwal rapat bulanan

(6) Peningkatan Kesejahteraan Guru

(a) Menggiatkan infaq

(b) Berupaya menggalang donatur tetap/ tidak tetap dan

insidentil

(c) Meningkatkan koperasi sekolah

(d) Berupaya mencari dan lain yang halal

(63)

Dalam tahun 2014 ini pengembangan fisik diprioritaskan

pada penyediaan sarana prasarana yang menunjang KBM, di

antaranya :

a) Pengadaan tempat parkir

b) Pembuatan warung sekolah/ kantin

c) Pavingisasi halaman sekolah

d) Pengadaan Inventaris ruang guru

e) Pengadaan CCTV disetiap ruang kelas

f) Pengadaan multimedia lengkap diruangan guru

3) Peningkatan Mutu

(a) Program Jangka Pendek (1 tahun pelajaran)

(1) Meningkatkan Indeks prestasi dalam ujian Nasional

(2) Meningkatkan jumlah siswa yang di MTs/SMP

terkemuka minimal 10%

(3) Meningkatnya prestasi siswa dalam bidang non

akademis

(4) Menurunkan jumlah siswa dan seluruh warga sekolah

yang melanggar tata krama dan tata tertib menjadi

0,25%

(5) Terbentuknya sikap, perilaku dan budi pekerti siswa

(6) Tercapainya prestasi siswa di bidang olah raga ( volly

ball, sepak bola, lari ) untuk meraih juara I ditingkat

(64)

(7) Tercapainya prestasicerdas cermat siswa untuk meraih

juara I ditingkat kecamatan dan kabupaten

(8) Mempunyai kelompok seni (tari) yang handal dan

kreatif serta dapat dipertunjukkan dihadapan

masyarakat umum

(9) Mempunyai pramuka yang handal

(b) Program Jangka Menengah

(1) Perolehan NEM naik rata-rata 0,3%

(2) Meningkatnya jumlah siswa yang diterima di MTs/SMP

minimal 20%

(3) Meningkatnya sarana komputer hard ware minimal 5

buah

(4) Meningkatkan jumlah siswa yang mendapatkan prestasi

non akademis

(5) Mempunyai team olah raga yang handal

(6) Terbentuknya sikap perilaku warga masyarakat yang

berbudi pekerti luhur, toleran dan inklusif

(7) Meningkatkan Sumber daya manusia sehingga dapat

mendukung Kegiatan Belajar Mengajar dengan

memberi kesempatan seluas-luasnya kepada guru unutk

(65)

(8) Meningkatkan kualitas dan kuantitas berbahasa jawa,

bahasa Inggris dan bahasa Arab bagi seluruh warga

Madrasah

(9) Mengadak kesenian Islam (rebana dan tari) yang

mampu berkiprah dalam kegatan-kegiatan sekitar

(c) Program Jangka Panjang

(1) Perolehan Indeks Prestasi tinggi dalam Ujian Nasional

(2) Jumlah siswa yang diterima di MTs/SMP naik menjadi

60%

(3) Meningkatkan kemampuan warga Madrasah dalam

menggunakan alat komunikasi modern (komputer dan

intrnet)

(4) Memiliki laboratorium komputer

(5) Memiliki sarana multimedia disetiap ruang kelas

(6) Mengadakan bulan berbahasa Jawa bagi seluruh warga

Madrasah

(7) Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya

manusia (guru dan karyawan) dalam bidang

pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai dan

diminati

(8) Meningkatkan kualitas dan kuatitas team olah raga dan

(66)

(9) Menjadikan MI Al Ittihad menjadi idola bagi seluruh

masyarakat luas

4) Program Pengajaran

a) Program Pengajaran Umum

Program pengajaran umum merupakan program

yang wajib diikuti bagi siswa kelas III, IV, V, VI yang

antara lain :

(1) Al- Qur‟an Hadits

(2) Aqidah Akhlaq

(3) Fiqh

(4) Bahasa Arab

(5) Sejarah Kebudayaaan Islam

(6) Pendidikan Kewarganegaraan

(7) Bahasa Indonesia

(8) Bahasa Inggris

(9) Ilmu Pengetahuan Alam

(10) Bahasa Indonesia

(11) Matematika

(12) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(13) Seni Budaya

(14) Muatan Lokal :

(a) Baca Tulis Al-Qur‟an ( BTA)

Gambar

TABEL I
TABEL II
TABEL III
TABEL V
+5

Referensi

Dokumen terkait

Timba Artha Raya dalam menyajikan laporan keuangan belum mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku. Dengan kata lain, PT. Timba Artha Raya dalam menyajikan

Untuk menentukan ukuran kapasitor yang akan digunakan, dapat menggunakan power factor improvement table yang merupakan metode yang paling mudah, cepat dan

Data ini (lintang dan bujur) dapat kita peroleh dari beberapa cara yaitu Pertama, melihat buku-buku falak, cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk mencari

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bentuk penduga parameter dari model Bivariate Generalized Poisson Regression , bentuk

Rambat, dan satu instrumen Tingklik tujuh nada dalam dua oktaf yang terdiri dari lima belas bilah, mempergunakan alat pemukul Tingklik .Karya ini disajikan dalam

Sebuah LKPD di dalamnya terdapat materi pelajaran yang akan dipelajari. Materi dalam LKPD harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Ketika menyusun materi

siswa sehingga peneliti ingin mengetahui motivasi berprestasi siswa tersebut. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh.. populasi 57. Teknik

Sejalan dengan hasil penelitian menurut Kuswardi (2012), yang menyatakan bahwa solvabilitas perusahaan memiliki arah positif dan berpengaruh signifikan terhadap opini audit