• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK SYARIAH DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi Kasus Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Yogyakarta) SKRIPSI Diajuka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK SYARIAH DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi Kasus Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Yogyakarta) SKRIPSI Diajuka"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i

DENGAN

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP

BEHAVIOR

(OCB) SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

(Studi Kasus Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

CHOIRUL ANJELINA

NIM 21314150

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali

kamu termasuk orang-

orang yang ragu.” (QS

. Al-Baqarah: 147)

(7)

vii

Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-

Nya.

Kedua orang tuaku tercinta yang telah membimbing, mendidik,

mencurahkan segala usaha dan doanya dengan ikhlas serta kasih

sayang tanpa mengenal lelah dan bosan demi masa depan penulis.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi in.

Untuk keluarga yang selalu mendukungku dalam keadaan apapun dan

memberi semangat.

Kepada teman-teman mahasiswa Perbankan Syariah S1 angkatan

(8)

viii

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Perilaku Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus Bank Tabungan Negara

(BTN) Syariah Yogyakarta)” ini dengan baik. Skripsi ini disusun dan diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi Perbankan Syariah S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Dalan penulisan skripsi ini, banyak pihak

yang telah membantu dan memberikan bimbingan, maka dalam kesempatan ini,

dengan ketulusan hati penulis akan menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

(9)

ix

membimbing dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Terima kasih akan kasih sayang, doa, nasehat, kesabaran dan semangat

yang luar biasa.

8. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan, semangat, dan

motivasi.

9. Teman-temanku Marsen, Patricia, Zalfa, Wildan, Roikhan, Vena, Riri, Feri,

Karisna, Yuni, Haris, Soni, Dayat, Galih, Akbar, yang telah memberikan

semangat untuk tidak menyerah dalam penelitian skripsi.

10. UKM KSEI yang telah memberikan pelajaran dalam berorganisasi.

11. Teman-teman mahasiswa angkatatan 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Perbankan Syariah S1

12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat yang selalu kalian berikan.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum

sempurna, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.

Salatiga, 18 September 2018 Penulis

(10)

x

Behavior (OCB) sebagai Variabel Mediasi (Studi pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Yogyakarta). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi Perbankan Syariah S1, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hikmah Endraswati, M.Si.

Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Perilaku Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2), Lingkungan Kerja (X3), terhadap Kinerja Karyawan (Y) dengan Organizational Citizenship Behavior

(OCB) (Z) sebagai variabel mediasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan bank BTN Syariah Yogyakarta. Sampel yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini 35 karyawan. Teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pengumpulan data melalui kuesioner atau angket. Teknik analisis yang digunakan adalah uji Path Analysis. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan alat bantuSPSS Statistics 15.

Berdasarkan hasil uji t test menunjukkan bahwa variabel perilaku kepemimpinan, dan lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap OCB, hanya variabel motivasi yang berpengaruh terhadap OCB. Sedangkan variabel perilaku kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, hanya variabel OCB saja yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil dari uji Path Analysis menunjukkan bahwa variabel OCB dapat memediasi antara motivasi terhadap kinerja karyawan. Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,563 ini berarti kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Kinerja Karyawan) sebesar 56,3% sedangkan sisanya sebesar 43,7% dipengaruhi variabel lain di luar model.

Kata Kunci: Perilaku Kepemimpina, Motivasi, Lingkungan Kerja,

(11)

xi

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ...vi

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Telaah Pustaka ... 9

B. Kerangka Teori ... 12

1. Perilaku Kepemimpinan ... 12

2. Motivasi ... 17

3. Lingkungan Kerja ... 21

4. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ... 24

5. Kinerja... 28

C. Kerangka Penelitian ... 32

D. Hipotesis ... 33

(12)

xii

1. Populasi ... 40

2. Sampel... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Skala Pengukuran ... 41

F. Definisi Konsep dan Operasional ... 42

G. Instrumen Penelitian ... 45

H. Metode Analisis ... 45

1. Uji Instrumen Penelitian ... 45

2. Uji Asumsi Klasik ... 46

3. Uji Statistik ... 48

4. Path Analysis (Analisis Jalur) ... 50

5. Alat Analisis ... 51

BAB IV ANALISIS DATA ... 53

A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 53

1. Profil BTN Syariah Yogyakarta ... 53

2. Sejarah Bank BTN Syariah ... 53

3. Visi dan Misi BTN Syariah ... 54

4. Struktur Organisasi Bank BTN Syariah Yogyakarta ... 55

B. Deskripsi Data Responden ... 56

C. Analisis Data ... 57

1. Uji Instrumen Penelitian ... 57

2. Uji Asumsi Klasik ... 60

3. Uji Statistik ... 64

4. Path Analysis (Analisis Jalur) ... 70

5. Hasil Hipotesis ... 73

D. Pembahasan Hasil Hipotesis ... 76

BAB VPENUTUP... 82

(13)
(14)

xiv

Tabel 4. 2 Usia Responden ... 57

Tabel 4. 3 Hasil Uji Reliabilitas ... 58

Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas... 59

Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolinieritas Metode Kolerasi ... 61

Tabel 4. 6 Hasil Uji Autokolerasi Menggunakan Uji ... 62

Tabel 4. 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Uji White ... 63

Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirno Test ... 64

Tabel 4. 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 ... 65

Tabel 4. 10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 65

Tabel 4. 11 Hasil Uji Ttest 1 ... 66

Tabel 4. 12 Hasil Uji Ttest 2 ... 68

Tabel 4. 13 Hasil Signifikansi Uji Ttest 1 ... 71

Tabel 4. 14 Hasil Uji Signifikansi Uji Ttest 2 ... 71

(15)

xv

Gambar 2. 1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 20

Gambar 2. 2 Kerangka Penelitian ... 33

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi BTN Syariah Yogyakarta ……….55

(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bank syariah di Indonesia cukup berkembang pesat.

Menurut OJK bagian Departemen Perbankan Syariah, Ahmad Soekro

Tratmono menjelaskan hingga Oktober 2017, pangsa pasar perbankan

syariah baru sebesar 5,5% dari total industri perbankan nasional Indonesia

(katadata.co.id). Dalam hal ini agar bank syariah dapat meningkatkan

pangsa pasar dan bersaing dengan bank konvensional maka kualitas

sumber daya manusianya harus ditingkatkan.

Karyawan merupakan unsur terpenting dalam menentukan maju

mundurnya suatu bank syariah. Untuk mencapai tujuan dari bank syariah

diperlukan karyawan yang sesuai dengan persyaratan, dan mampu

menjalankan tugas-tugas yang telah ditentukan. Setiap bank syariah

ataupun unit usaha syariah akan selalu berusaha untuk meningkatkan

kinerja karyawan. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya untuk mencapai

target kerja dan mencapai tujuan dari perusahaan. Agar dapat mencapai

tujuan tersebut diperlukan karyawan yang memiliki kedisiplinan yang

tinggi, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.

Kinerja karyawan sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan, faktor internal dan

(17)

Faktor-faktor ini yang nantinya akan mempengaruhi dari kinerja karyawan

tersebut (Wirawan, 2009).

Faktor internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja dan OCB. Kepemimpinan

adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok

untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu (Tahir, 2014). Penelitian

yang dilakukan oleh Patras (2017), menunjukkan terdapat pengaruh positif

perilaku kepemimpinan, keadilan organisasi, dan keterlibatan kerja

terhadap OCB.

Motivasi merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi

kinerja seorang karyawan (Mangkunegara, 2001). Ketika seorang

pemimpin memberikan motivasi terus menerus terhadap bawahannya

maka kinerja dari seorang karyawan itu semakin baik. Robbins (2003:

208) memberikan pengertian motivasi sebagai suatu proses yang

menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha

untuk mencapai tujuan. Penelitian yang dilakukan oleh Alif (2015),

menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja tidak berpengaruh dan

berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB), dan variabel lingkungan kerja juga tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).

Penelitian lain dari oleh Nazmah, Marianti, Supriyantini (2014) yang

menyatakan bahwa adanya perngaruh positif yang signifikan antara

(18)

Citizenship Behavior (OCB). Penelitian dari Murti dan Srimulyani (2013), menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif signifikan pada

kepuasan kerja, tetapi motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan yaitu

lingkungan kerja. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan perlu

diperhatikan, hal ini disebabkan karena lingkungan kerja mempunyai

pengaruh langsung terhadap para karyawan. Lingkungan kerja yang

kondusif dapat meningkatkan kinerja karyawan dan sebaliknya,

lingkungan kerja yang kurang memadai dapat menurunkan kinerja

karyawan. Menurut Sedarmayati (2009: 21) lingkungan kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya

dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya

baik sebagai perseorangan maupun kelompok. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Potu (2013), menunjukkan bahwa kepemimpinan,

motivasi, dan lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja karyawan. Penelitian yang lain dari Agung (2013), menunjukkan

bahwa kedisiplinan dan lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap

kinerja, dan budaya kerja berpengaruh positif terhadap kinerja tenaga

pengajar.

Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi kinerja adalah

(19)

kebebasan perilaku individu, secara tidak langsung atau eksplisit diakui

oleh sistem reward, dan memberi kontribusi pada keefektifian dan keefisienan fungsi organisasi. OCB juga sebagai perilaku dan sikap yang

menguntungkan organisasi yang tidak bisa ditumbuhkan dengan basis

kewajiban peran formal maupun dengan bentuk kontrak atau kompensasi.

Penelitian dari Ticoalu (2013), menunjukkan bahwa organizational citizenship behavior (OCB) dan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Dari perbedaan-perbedaan hasil penelitian tersebut, ada

inkonsistensi dalam penelitian-penelitian yang terdahulu, maka dari itu

menarik untuk diteliti. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain

yaitu, dalam penelitian ini peneliti menggabungkan beberapa variabel

yang ada dalam research gap yaitu: Perilaku Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan Kerja, Organizational Citizenship Behavior (OCB), dan Kinerja, dan peneliti menjadikan salah satu variabel menjadi variabel

mediasi/intervening yaitu variabel Organizational Citizenship Behavior

(OCB).

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu kinerja

dan daya saing bank syariah, maka peneliti melakukan penelitian tentang

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja

(20)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) ?

2. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB) ?

3. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB) ?

4. Bagaimana pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan ?

5. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan ?

6. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan ?

7. Bagaimana pengaruh organizational citizenship behavior (OCB) terhadap kinerja karyawan ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap

organizational citizenship behavior (OCB).

2. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB).

(21)

4. Menganalisis pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan.

5. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan.

6. Menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

7. Menganalisis pengaruh organizational citizenship behavior (OCB) terhadap kinerja karyawan.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah

1. Bagi peneliti: Menambah wawasan, syarat kelulusan, dan dapat

membuktikan adanya pengaruh perilaku kepemimpinan, motivasi, dan

lingkungan kerja terhadap perilaku kinerja karyawan dengan

organizational citizenship behavior (OCB) sebagai variabel mediasi. 2. Bagi karyawan: Sebagai evaluasi bagian manajemen sumber daya

manusia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

3. Bagi akademisi: Sebagai tambahan referensi bagi penelitian-penelitian

berikutnya, serta memotivasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya,

memperkaya literature penelitian tentang kinerja karyawan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini berisi tentang penjelasan yang

terkandung dari masing-masing bab secara singkat dan keseluruhan skripsi

ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang

(22)

maupun fakta yang ada, yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini.

Rumusan masalah berisi tentang keadaan, fenomena, atau konsep yang

memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan kegunaan penelitian

adalah merupakan hal yang diharapkan agar dapat mencapai dan mengacu

pada latar belakang masalah. Pada bagian akhir dari bab ini adalah

sitematika penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan

dibahas pada setiap bab yang ada pada skripsi ini.

BAB II ini berisi tentang landasan teori yang diuraikan dan

dijabarkan teori-teori dan menjadi dasar dari perumusan hipotesis, serta

membantu dalam menganalisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu

adalah penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian-penelitian

sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Hipotesis adalah

penyataan yang disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan

jawaban sementara dari masalah penelitian.

BAB III berisi tentang penguraian tentang jenis penelitian yang

digunakan, waktu dan lokasi penelitian yang akan diteliti. Penetuan

sampel berisi masalah yang berkaitan dengan populasi, jumlah sampel

yang diambil dan teknik pengumpulan data. Skala pengukuran yang

digunakan. Jenis dan sumber data, gambaran tentang data yang digunakan

untuk variabel penelitian. Metode analisis data menguraikan bagaimana

(23)

BAB IV menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian,

menjelaskan objek penelitian yang hendak diteliti. Analisis data, pengujian

hipotesis dan pembahasan hasil.

BAB V Penutup, yang berisi kesimpulan yang menjelaskan hasil

(24)

9

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan ada hubungannya

dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang terkait

tentang perilaku kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, OCB, dan

kinerja karyawan yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu dijelaskan

dibawah ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Agusta, Susanto, Eddy (2013)

tentang Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV Haragon Surabaya, menyatakan bahwa pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Sementara itu variabel pelatihan dan motivasi kerja

berpengaruh bersama-sama terhadap kinerja karyawan operator alat berat

CV Haragon Surabaya.

Penelitian dari Ismiyanto dan Riyadi (2014) tentang Pengaruh Perilaku Pimpinan, Kepuasan Kerja, Lingkungan Kerja dan Kemampuan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. BPR Central Artha Tegal, membuktikan bahwa perilaku pimpinan, kepuasan kerja, lingkungan kerja,

dan kemampuan kerja berpengaruh positif secara signifikan terhadap

(25)

Penelitian dari Novelia, Bambang, dan Ika (2016) tentang

Pengaruh Komitmen dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap Kinerja, didapatkan variabel komitmen organisasional memiliki pengaruh positif terhadap kinerja tenaga keperawatan, sedangkan variabel

organisational citizenship behavior tenaga keperawatan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja tenaga keperawatan.

Penelitian dari Anggriawan, Djamhur, dan Djudi (2015) tentang

Pengaruh Insentif dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan, menunjukkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh positif

signifikan terhadap kinerja karyawan secara bersamaan dan parsial.

Penelitian dari Rusminingsih (2017) tentang Pengaruh Motivasi, Perilaku pemimpin, Kesempatan Pengembangan Karir terhadap Kinerja Karyawan, menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang

mempunyai motivasi tinggi, akan mempunyai kinerja yang lebih baik dan

sebaliknya. Perilaku pemimpin berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja karyawan. Hal ini mengidentifikasikan bahwa perilaku pemimpin

semakin bagus, maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.

Sedangkan kesempatan pengembangan karir juga berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini mengidentifikasikan bahwa

adanya kesempatan pengembangan karir yang jelas dan transparan maka

(26)

Dalam penelitian Maduningtias (2017) tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB), menunjukkan kepemimpinan transformasi, komitmen organisasi, dan motivasi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB.

Penelitian dari Nurhayati, Maria, dan Heru (2016) dengan judul

“Pengaruh Kepuasan Kerja, Lingkungan Kerja dan Loyalitas Kerja terhadap Organizational Ctizenship Behavior (OCB)”, menunjukkan variabel kepuasan kerja, lingkungan kerja dan loyalitas berpengaruh

positif signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah variabel kepuasan kerja.

Penelitian dari Alif (2015) tentang Pengaruh Motivasi Kerja, Pengembangan Karir dan Lingkungan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening, menunjukkan bahwa variabel motivasi dan lingkungan kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).

Dari perbedaan-perbedaan hasil penelitian yang ada maka ada

inkonsistensi hasil dalam penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang lain yaitu, dalam penelitian ini

peneliti menggabungkan beberapa variabel yang ada dalam research gap

(27)

Organizational Citizenship Behavior (OCB), dan Kinerja. Peneliti menggunakan variabel mediasi/intervening yaitu variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB). Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur.

B. Kerangka Teori

1. Perilaku Kepemimpinan a. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting

dalam mempengaruhi prestasi organisasi karena kepemimpinan

merupakan aktivitas yang utama dengan mana tujuan organisasi

dapat dicapai. Pada umumnya kepemimpinan didefinisikan sebagai

suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok

untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu (Tahir, 2014: 66).

Nawawi (2006:11) dalam bukunya Kepemimpinan yang

Efektif mengemukakan pendapatnya tentang pengertian

kepemimpinan dilihat dari kepemimpinan dalam konteks structural

dan non structural. Menurutnya bahwa kepemimpinan dalam konteks structural diartikan sebagai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengarahkan semua fasilitas untuk

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan tanpa

keikutsertaan anggota kelompoknya merumuskannya. Sedangkan

(28)

mengarahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan bersama yang

telah ditetapkan secara bersama-sama pula (Tahir, 2014: 66).

b. Tipe-tipe Kepemimpinan

Menurut Hasibuan (2009:172-173) ada tiga tipe kepemimpinan

masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu :

1) Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau

wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada

pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem

setralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan

kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin,

bawahanya tidak diikutsertakan untuk memberikan saran,

ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan

keputusan.

2) Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam

kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasive, menciptakan kerja sama yang serasi, membutuhkan

loyalitas, dan partisipasi para bawahannya. Pemimpin

memotivasi bawahannya agar partisipatif yang selanjutnya

mendorong kemampuan bawahannya mengambil

(29)

membina bawahannya untuk menerima tanggung jawab

yang lebih bear.

3) Kepemimpinan Delegatif

Kepemimpinan Delegatif apabila seorang pemimpin

mendelegasikan wewenang kepada bawahan, agar bawahan

dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan

bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya.

Pemimpin tidak peduli cara bawahannya mengambil

keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya

diserahkan kepada bawahan.

c. Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional

1) Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan Transaksional adalah hubungan antara

pemimpin dan bawahanya yang berlandaskan pada adanya

pertukaran atau adanya tawar menawar antara pemimpin dan

bawahanya, serta ditetapkan dengan jelas peran dan tugasnya

(Priyono 2010: 158).

2) Kepemimpinan Transformasional

Teori ini mengacu pada kemampuan seseorang pemimpin

untuk memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual

yang diindividulkan, dan yang memiliki karisma. Dengan kata

lain pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu

(30)

pengikut, menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami

pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra untuk tujuan

kelompok (Priyono 2010: 160).

d. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan menggunakan teori kepemimpinan

Jalan-Tujuan (Path Goal) yang dikemukakan oleh House and Dessler (dalam Priyono 2010) mengatakan bahwa teori

kepemimpinan path goal dibangun secara kuat pada model motivasi kerja harapan/valensi dan menekankan pada cara

pemimpin dapat memfasilitasi kinerja pelaksanaan tugas dengan

menunjukkan kepada bawahannya bagaimana kinerja dapat

digunakan sebagai instrumen dalam mencapai penghargaan yang

diinginkan (reward). Secara lebih spesifik, teori House berpendapat bahwa kepuasan dan kinerja bawahannya tergantung

pada harapan dan valensinya yang ditentukan oleh perilaku atau

gaya pemimpinnya. Selanjutnya, harapan dan valensi bawahan

juga dipengaruhi oleh dua variabel situasi dasar yaitu :

karakteristik bawahannya dan karakteristik lingkungan yang

dihadapi oleh bawahan. Kedua variabel situasi ini memoderatkan

hubungan antara perilaku pimpinan dan kepuasan serta kinerja

bawahan.

(31)

pemimpin membantu bawahan memahami tipe perilaku yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan menghasilkan reward, (2) meningkatkan ketersediaan reward untuk bawahan melalui dukungan dan perhatian pada kesejahteraan bawahannya.

Didalam teori versi yang baru (House and Dessler dalam

Priyono 2010), model path-goal mengidentifikasikan secara jelas empat tipe perilaku pemimpin :

1) Supportive Leadership

Pemimpin dengan gaya ini menunjukkan

perhatiannya pada kesejahteraan dan kebutuhan pribadi

bawahannya. Pemimpin ini berusaha untuk

mengembangkan kepuasaan hubungan interpersonal di

antara anggota kelompok dan menciptakan iklim

keakraban di dalam kelompok kerja. Perilaku kategori

ini adalah sama dengan dimensi consideration dalam program penelitian Ohio State.

2) Directive Leadership

Pemimpin dengan gaya ini menyediakan pedoman

spesifik untuk bawahannya melalui penentuan standar

kinerja, penjadwalan dan koordinasi pelaksanaan

pekerjaan, dan mengatakan kepada bawahannya untuk

mengikuti prinsip-prinsip dan peraturan, yang telah

(32)

bawahannya mengetahui tentang apa yang diharapkan

darinya. Perilaku kategori ini sama dengan dimensi

initiating structure dalam program penelitian Ohio State.

3) Achievement-oriented Leadership

Gaya kepemimpinan ini melibatkan penetapan

tujuan yang menantang, mencari perbaikan kinerja,

menekankan pada kinerja yang baik, dan menunjukkan

kepercayaan bawahan akan dapat mencapai kinerja

pada tingkat yang tinggi.

4) Participative Leadership

Pemimpin dengan gaya ini mencari pendapat dan

saran bawahanya serta mengambil informasi ini sebagai

salah satu pertimbangan saat mengambil keputusan.

2. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Robbins (2003) mendefinisikan motivasi sebagai suatu

proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan

individual dalam usaha untuk mencapai tujuan. Sukarno (dalam

Tahir, 2014: 92) mendefinisikan motivasi adalah hasrat/kemauan

untuk melakukan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan

(33)

dalam upaya mengoptimalkan pengendalian manajemen suatu

organisasi.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Kast dan James (dalam Tahir, 2014: 93-94),

mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi

yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti

sasaran dan nilai-nilai organisasi, teknologi, struktur dan proses

manajerial. Faktor-faktor ini, secara individual dan kolektif,

mempengaruhi motivasi individu dan kelompok dalam organisasi.

Sasaran dan nilai-nilai (implisit atau eksplisit) suatu organisasi

mempengaruhi motivasi, dengan mengidentifikasi hal yang

dikehendaki dan menunjukkan perilaku yang sesuai yang dapat

dipakai untuk mencapai hasil tesebut. Tipe teknologi yang dipakai

dalam organisasi juga mempengaruhi motivasi. Dalam beberapa

hal, kegiatan manusia dipacu oleh kecepatan mesin. Proses

manajemen dalam organisasi dapat pula mempengaruhi motivasi,

seperti gaya kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.

c. Teori Motivasi

Dalam penelitian ini teori motivasi yang digunakan adalah

Teori Kebutuhan dari Maslow (dalam Suparyadi, 2015) teori

kebutuhan di artikan sebagai kekuatan/tenaga (energi) yang

menghasilkan dorongan bagi individu untuk melakukan kegiatan,

(34)

kebutuhan manusia itu tersusun seperti anak tangga, mulai dari

kebutuhan yang paling bawah, (Suparyadi, 2015: 419-420) yaitu :

1) Fisiologi

Adalah kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan, dan

bebas dari sakit. Guna memenuhi kebutuhan ini individu perlu

memperoleh penghasilan yang cukup, memiliki makanan dan

minuman sehat yang cukup, bekerja di lingkungan yang

menyenangkan, dan selalu ingin sehat.

2) Keamanan

Kebutuhan bebas dari ancaman, yaitu keamanan dari

kegiatan-kegiatan yang membahayakan secara fisik dan non fisik. Untuk

memenuhi kebutuhan ini individu memerlukan penghasilan

yang terus meningkat, memiliki asuransi kesehatan, dan

bekerja di lingkungan yang bebas dari bahaya, ancaman dan

kehilangan.

3) Sosial

Kebutuhan untuk bersahabat, berafiliasi, berinteraksi, dan cinta.

Untuk memenuhi kebutuhan ini individu memerlukan diterima

oleh teman secara personal atau profesional, bekerja di dalam

kelompok, dan memiliki supervisor yang mendukung.

4) Penghargaan

Kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang lain. Untuk

(35)

penghargaan kinerja, memperoleh promosi yang lebih tinggi,

dan mendapat penghormatan atas prestasinya.

5) Aktualisasi Diri

Kebutuhan diri sepenuhnya menggunakan kemampuan,

ketrampilan, dan potensinya. Untuk memenuhi kebutuhan ini

individu antara lain memulai suatu bisnis baru,

mengembangkan dan membimbing orang lain, mewujudkan

potensi diri, dan pengembangan potensi diri.

Sumber: Perilaku Organisasi (Arifin, 2014: 94)

Gambar 2. 1 Hierarki Kebutuhan Maslow

Secara ringkas kebutuhan Maslow ialah, 1) tidak ada

kebutuhan yang terjadi bersamaan diantara kategori-kategori

kebutuhan, 2) kebutuhan dipuaskan terlebih dahulu dari yang

paling bawah, 3) kebutuhan di tingkat atas dipenuhi, jika

kebutuhan yang ada ditingkat bawah sudah terpuaskan, 4)

(36)

menerus untuk dipenuhi tiada henti-hentinya, 5) kebutuhan yang

belum terpuaskan menjadi pendorong atau motivasi

perbuatan/perilaku (Tahir, 2014: 95).

3. Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Robbins (2010) lingkungan adalah

lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar yang berpotensi

mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan dirumuskan

menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan khusus.

Lingkungan umum adalah segala sesuatu di luar organisasi yang

memiliki potensi untuk mempengaruhi organisasi. Lingkungan ini

berupa kondisi sosial dan teknologi. Sedangkan lingkungan khusus

adalah bagian lingkungan yang secara langsung berkaitan dengan

pencapaian sasaran-sasaran sebuah organisasi. Sofyandi (2008: 38)

mendefinisikan lingkungan kerja sebagai serangkaian faktor yang

mempengaruhi kinerja dari fungsi-fungsi/aktivitas-aktivitas

manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari faktor-faktor

internal yang bersumber dari dalam organisasi. Menurut

Sedarmayanti (2009: 21) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat

perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana

seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pemgaturan kerjanya

(37)

Lingkungan kerja terdiri dari lingkungan fisik dan nonfisik

yang melekat pada karyawan sehingga tidak dapat dipisahkan

untuk mendapatkan kinerja karyawan yang baik. Menurut

Sedarmayanti (2009:31) lingkungan kerja fisik adalah semua

keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang

dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Sedangkan lingkungan kerja non fisik adalah semua

keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik

hubungan dengan atasan maupun dengan rekan kerja, ataupun

hubungan dengan bawahan.

b. Indikator Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2009: 28) indikator-indikator

lingkungan kerja yaitu sebagai berikut :

1) Penerangan/pencahayaan

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi

pegawai guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja,

oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya)

yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang

jelas kurang cukup, mengakibatkan penglihatan menjadi

kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak

mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang

efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan

(38)

2) Sirkulasi Udara

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk

hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses

metabolisme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar

oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah

bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi

kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah

adanya tanaman disekitar tempat kerja. Tanaman merupakan

penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia.

3) Kebisingan

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar

untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak

dikehendaki oleh telinga, karena dalam jangka panjang bunyi

tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak

pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan

menurut penelitian, kebisingan yang serius dapat menyebabkan

kematian.

4) Bau Tidak Sedap

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap

sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi

bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat

(39)

satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan

bau-bauan yang mengganggu disekitar tempat kerja.

5) Keamanan

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap

dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya

keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu faktor keamanan

perlu diwujudkan keberadaannya. Salah satu upaya untuk

menjaga keamanan ditempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga

Satuan Petugas Pengaman (SATPAM).

6) Hubungan Karyawan

Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan dengan

rekan kerja harmonis dan tanpa ada saling intrik diantara

sesama rekan kerja. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu organisasi

adalah adanya hubungan yang harmonis diantara rekan kerja.

Hubungan yang harmonis dan kekeluargaan merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

4. Organizational Citizenship Behavior (OCB) a. Pengertian OCB

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan suatu perilaku kerja yang melebihi kebutuhan dasar dari seseorang

pekerja (Jahangir, Akbar & Hag, 2004 dalam Organ, Podsakoff,

(40)

mengatakan Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah kebebasan perilaku individu, yang secara tidak langsung atau

eksplisit diakui oleh sistem reward, dan memberi kontribusi pada keefektifan dan keefisienan fungsi organisasi. OCB juga sebagai

perilaku dan sikap yang menguntungkan organisasi yang tidak bisa

ditumbuhkan dengan basis kewajiban peran formal maupun dengan

bentuk kontrak atau rekompensasi. Contohnya meliputi bantuan

pada teman kerja untuk meringankan beban kerja mereka, tidak

banyak istirahat, melaksanakan tugas yang tidak diminta, dan

membantu orang lain untuk menyelesaikan masalah.

b. Dimensi Organizational Citizenship Behavior

Dimensi organizational citizenship behavior menurut Organ, Podsakof, dan MacKenzie (2006) adalah:

1) Altruism

Merupakan perilaku karyawan dalam menolong rekan kerjanya

yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi

baik mengenai tugas dalam organisasi mauoun masalah pribadi

orang lain. Dimensi ini mengarah kepada memberi pertolongan

yang bukan merupakan kewajiban yang ditanggungnya.

Bukhari, ali, Shahzad, dan Bashir (2009) mengatakan jika

karyawan dalam suatu orgaanisasi memiliki antusiasme untuk

(41)

dalam mencapai tujuan organisasi, secara alami akan

meningkatkan OCB organisasi.

2) Conscientiousness

Conscientiousness adalah perilaku yang ditunjukkan dengan berusaha melebihi yang diharapkan perusahaan, misalnya

efisiensi penggunaan waktu dan melampaui harapan, perilaku

sukarela yang bukan merupakan kewajiban atau tugas

karyawan. Dimensi ini menjangkau jauh diatas dan jauh

kedepan dari panggilan tugas. Seseorang yang sadar akan

tanggung jawabnya secara sukarela mengambil tanggung jawab

ekstra, tepat waktu, menempatkan kepentingan pada

keterperincian dan kualitas tugas, dan secara umum

mengerjakan di atas dan jauh melebihi panggilan tugas.

3) Sportsmanship

Sportsmanship adalah perilaku yang memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa

mengajukan keberatan-keberatan. Seseorang yang mempunyai

tingkatan yang tinggi dalam sportsmanship akan meningkatkan iklim yang positif di antara karyawan. Karyawan akan lebih

sopan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga akan

menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.

Contoh perilakunya antara lain kemauan untuk bertoleransi

(42)

dan mengumpat, tidak mencari-cari kesalahan dalam

organisasi, dan tidak mengeluh tentang segala sesuatu, serta

tidak membesar-besarkan permasalahan di luar proporsinya.

4) Courtesy

Courtesy adalah menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari masalah interpersonal. Seseorang

yang memiliki dimensi ini adalah orang yang menghargai dan

memperhatikan orang lain. Contohnya perilaku dalam kategori

ini adalah secara berkala “menyentuh dasar” rekan kerja untuk

mencari tahu bagaimana pekerjaan akan berjalan, atau

membiarkan orang lain tahu bagaimana mencapainya.

5) Civic Virtue

Civic Virtue merupakan perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan organisasi (mengikuti

perubahan dalam organisasi, mengambil inisiatif untuk

merekomendasikan bagaimana operasi atau prosedur dapat

diperbaiki dan melindungi sumber-sumber yang dimiliki oleh

organisasi). Dimensi ini mengarah pada tanggung jawab yang

diberikan organisasi kepada seorang untuk meningkatkan

kualitas bidang pekerjaan yang ditekuni. Civic virtue dapat dijelaskan sebagai kesediaan karyawan untuk terlibat dalam

hal-hal yang rutin maupun tidak rutin pada organisasi untuk

(43)

Contoh perilaku adalah menghadapi pertemuan, membaca dan

menjawab email yang berhubungan dengan pekerjaan, dan

berpartisipasi dalam kegiatan organisasi (Organ et al, 2006)

5. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Menurut Stoner (1986), defisini kinerja adalah sebagai

kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh individu,

kelompok atau organisasi. Menurut Mangkunegara (2001: 67)

kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tinggi rendahnya

kinerja pekerjaan berkaitan erat dengan sistem pemberian

penghargaan yang diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat

mereka bekerja. Pemberian penghargaan yang tidak tepat dapat

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Tinggi rendahnya kinerja pegawai tergantung kepada

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini Jones (2002:

92) mengatakan bahwa banyak hal yang menyebabkan terjadinya

kinerja yang buruk, antara lain: (1) kemampuan pribadi, (2)

kemampuan manajer, (3) kesenjangan proses, (4) masalah

(44)

Mangkunegara (2001: 67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang ialah :

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge and skill). Misalnya seorang dosen seharusnya memiliki kedua kemampuan tersebut agar dapat menyelesaikan jenjang

pendididkan formal minimal S2 dan memiliki kemampuan

mengajar dalam mata kuliah yang diampu.

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi

situasi kerja. Motivasi bagi dosen sangat penting untuk

mencapai visi dan misis institute pendidikan. Menjadi dosen

hendaknya merupakan motivasi yang terbentuk dari awal (by plan), bukan keterpaksaan atau kebetulan (by accident).

Menurut Wirawan (2009), kinerja dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor lingkungan internal

organisasi, faktor lingkungan eksternal, dan faktor internal

karyawan.

1) Faktor Internal Pegawai

Yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan

(45)

berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya pengetahuan,

ketrampilan, etos kerja, dan pengalaman kerja.

2) Faktor-faktor Lingkungan Internal Organisasi

Dalam melakukan tugasnya, pegawai memerlukan dukungan

organisasi. Dukungan tersebut sangat mempengaruhi tinggi

rendahnya kinerja pegawai. Sebaliknya, jika sistem kompensasi

dan iklim kerja organisasi buruk, kinerja karyawan akan

menurun. Faktor internal organisasi lainnya misalnya

kepemimpinan, strategi organisasi, dukungan sumber daya

yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem

manajemen dan kompensasi.

3) Faktor Lingkungan Eksternal Organisasi

Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan,

kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal

organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan. Budaya

masyarakat juga merupakan faktor ekstenal yang

mempengaruhi kinerja karyawan.

b. Teori Kinerja

Teori tentang kinerja dalam hal ini adalah teori psikologi

tentang proses tingkah laku kerja seseorang sehingga menghasilkan

sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaannya. As’ad (dalam

Riniwati 2011) mengatakan bahwa perbedaan kinerja antara orang

(46)

perbedaan karakteristik dari individu. Disamping itu, orang yang

sama dapat menghasilkan kinerja yang berbeda di dalam situasi

yang berbeda pula. Hal ini berarti bahwa kinerja itu dipengaruhi

oleh faktor individu dan faktor situasi.

Teori atribusi (Atribution Theory) menurut Robbins (1996), menyatakan bahwa bila individu-individu mengamati perilaku

seseorang, mereka mencoba untuk menentukan apakah itu

ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang

disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada

dibawah kendali pribadi individu itu sendiri atau berasal dari faktor

internal ciri kepribadian, kesadaran, dan kemampuan. Sedangkan,

perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku

dipengaruhi dari luar atau dari faktor eksternal. Pada dasarnya teori

ini mengungkapkan bahwa bila individu mengamati perilaku,

mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal

atau eksternal.

c. Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Robbins (2006) indikator untuk mengukur kinerja

karyawan secara individu ada lima indikator, yaitu:

1) Kualitas

Kualitas kerja diukur dari presepsi pegawai terhadap kualitas

(47)

2) Kuantitas

Merupakan jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah

seperti jumlah unit dan jumlah siklus aktivitas yang

diselesaikan.

3) Ketetapan Waktu

Merupakan aktivitas yang diselesaikan pada awal waktu yang

telah ditetapkan, dan dapat memaksimalkan waktu yang

tersedia untuk aktivitas lain.

4) Efektivitas

Penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi,

listrik, bahan baku) yang harus dimaksimalkan dengan maksud

agar menghemat dan dapat digunakan dengan baik.

5) Kemandirian

Merupakan suatu tingkat dimana pegawai mempunyai

komitmen kerja dengan instasi dan tanggung jawab pegawai

terhadap kantor.

C. Kerangka Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang permasalahan

kinerja karyawan pada bank syariah. Penelitian ini menggunakan variabel

independen (X) yaitu : Perilaku Kepemimpinan , Motivasi , dan

Lingkungan Kerja , sedangkan variabel dependen (Y) yaitu : Kinerja,

dan variabel intervening (Z) yaitu : Organizational Citizenship Behavior

(48)

dilakukan oleh: Patras (2017), Maduningtias (2017), Warsito (2008), yang

meneliti tentang pengaruh perilaku kepemimpinan, motivasi dan

lingkungan kerja terhadap OCB dan penelitian tentang pengaruh OCB

terhadap kinerja yang dilakukan oleh: Novelia, Bambang, dan Ika (2016),

Penelitian dari Ticoalu (2013), Aini (2016), Devi dan Desak (2016).

Gambar 2. 2 Kerangka Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari persoalan yang di

teliti (Jonathan, 2006 : 26). Berdasarkan kerangka penelitian dan hasil

penemuan beberapa penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai

berikut:

(49)

Penelitian yang diteliti tentang pengaruh kepemimpinan

terhadap Organizational Citizenship Behavior yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Patras (2017), menyimpulkan bahwa

perilaku kepemimpinan berpengaruh langsung positif terhadap

Organizational Citizenship Behavior. Penelitian menurut Slamet (2011), menyimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Organizational Citizenship Behavior. Tampi (2013), menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Penelitian dari Cahyono, Raden, dan Sumani

(2016), menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap OCB.

Perilaku kepemimpinan mempengaruhi organizational citizenship behavior karena apabila pemimpin itu tidak memiliki sifat kepemimpinan maka pemimpin tidak akan tahu bahwa karyawan

memiliki perilaku yang melebihi dari apa yang diharapkan perusahaan.

Hipotesis penelitian ini adalah :

H1 = Perilaku Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).

2. Pengaruh Motivasi terhadap Organizational Citizenship Behavior

Penelitian tentang pengaruh motivasi terhadap Organizational Citizenship Behavior telah dilakukan oleh Maduningtias (2017), menyimpulkan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan

(50)

Penelitian dari Nazmah, Emmy, dan Sri, (2014), menyimpulkan bahwa

variabel motivasi pengaruh positif dan signifikan terhadap

Organizational Citizenship Behavior.

Motivasi mempengaruhi OCB karena seseorang itu butuh

dukungan motivasi dari atasan maupun rekan kerja agar bekerja sesuai

dengan target kerja dan tanggung jawab. Hipotesis penelitian ini

adalah :

H2 = Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB).

3. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

Berdasarkan penelitian dari Nurhayati, Maria dan Heru, (2016),

menyatakan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior. Penelitian lain dari Warsito (2008), menyatakan bahwa lingkungan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB.

Lingkungan kerja mempengaruhi OCB karena seseorang yang

bekerja di lingkungan kerja yang nyaman dan aman akan

mempengaruhi target pekerjaan dan kualitas dari pekerjaan itu sendiri.

Hipotesis penelitian ini adalah :

(51)

4. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan penelitian dari Hariri (2011), menyatakan bahwa ada pengaruh positif signifikan antara perilaku kepemimpinan dan

kinerja pegawai. Penelitian lain dari Edward (2016), menyatakan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Penelitian dari Brahmasari dan Agus

(2008), menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian dari Sari, Muis,

Hamid (2012), menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian dari Lina (2014) yang

menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja pegawai.

Perilaku kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan

karena karena pemimpin yang suportif, dapat menerima pendapat

bawahannya, partisipatif, mengarahkan, dan berorientasi prestasi,

maka kinerja karyawan akan meningkat. Hipotesis penelitian ini :

H4 = Perilaku Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

5. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan penelitian dari Agusta, Susanto dan Madiono

(2013), menyatakan bahwa ada pengaruh positif signifikan antara

motivasi terhadap kinerja. Penelitian yang lain dari Anggriawan,

(52)

mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

Pada penelitian dari Kasenda (2013), menyatakan bahwa variabel

motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian dari Safwan, Nadirsyah, dan Syukriy (2014), menyatakan

bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pengelola keuangan.

Motivasi mempengaruhi kinerja karyawan karena kinerja itu

diukung oleh adanya faktor pendorong agar kinerja seorang karyawan

itu baik, motivasi dari seorang atasan itu sangatlah dibutuhkan untuk

meningkatkan kinerja karyawan. Hipotesis penelitian ini :

H5 = Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

6. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.

Berdasarkan penelitian dari Ismiyanto dan Riyadi (2014),

mengatakan bahwa variabel lingkungan kerja bepengaruh positif dan

sigifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian lain dari Untari (2014),

menyatakan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian dari Budianto dan

Amelia, (2015), menyatakan bahwa ada pengaruh positif signifikan

antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian dari

Rahmawanti, Bambang, dan Arik (2014), menyatakan bahwa

lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

(53)

Lingkungan kerja mempengaruhi kinerja karyawan karena jika

lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan tentram akan meningkatkan

kinerja karyawan itu sendiri. Hipotesis penelitian ini :

H6 = Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

7. Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap Kinerja Karyawan.

Berdasarkan penelitian dari Novelia, Bambang, dan Ika (2016),

menyatakan bahwa Organizational Citizenship Behavior secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja. Penelitian dari Ticoalu

(2013), menyatakan bahwa Organizational Citizenship Behavior

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian

dari Aini (2016), menyatakan bahwa variabel OCB mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian lain

dari Devi dan Desak (2016), menyatakan bahwa Organizational Citizenship Behavior berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Organizational Citizenship Behavior mempengaruhi kinerja karyawan karena jika seorang karyawan memiliki sifat OCB, seperti

tolong menolong dan tanggung jawab atas pekerjaan, maka kinerja

karyawan itu juga baik. Hipotesis penelitian ini :

(54)

39 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian survey. Penelitian survey ini

dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan cara

menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden (Wiratna,

2017: 47) yaitu karyawan mengenai tentang perilaku kepemimpinan,

motivasi, lingkungan kerja yang berpengaruh kepada Organizational Citizenship Behavior dan Organizational Citizenship Behavior

berpengaruh kepada kinerja karyawan.

Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif,

yaitu suatu pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial

dan ekonomi. Pendekatan ini berangkat dari data yang bersifat angka. Data

ini bisa berupa angka seperti satu, dua, tiga, dan empat, dan seterusnya dan

dapat pula berasal dari kualitatif yang ditranformasikan menjadi

angka-angka atau dengan kata lain memberikan kode (skor) data kualitatif

tersebut sesuai dengan jenjangnya kemudian diproses menjadi informasi

yang berharga bagi pengambil keputusan (Tika, 2006: 57).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah

Kantor Cabang Yogyakarta dan Kantor Cabang Pembantu Condong Catur

(55)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Wirawan, 2016: 148). Dalam penelitian ini populasi

karyawan di BTN Syariah KC Yogyakarta sebesar 40 orang dan BTN

Syariah KCPS Condong Catur Yogyakarta sebesar 8 orang. Total

populasinya adalah 48 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini

menggunakan metode samplingpurposive. Samplingpurposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam

penelitian ini pertimbangan dalam menentukan sampel adalah semua

umur, perempuan/laki-laki, bekerja dibagian sistem perbankannya,

pendidikan minimal SMA/SMK, dalam penelitian ini sampel yang

digunakan 35 orang karyawan dari 48 orang karyawan. Ketiga belas

karyawan yang tidak masuk ke dalam sampel merupakan karyawan

yang tidak bekerja di bagian perbankannya, sehingga itu penelitian ini

(56)

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer karena

variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja maka harus

menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber data

utama, data yang bersumber dari pertanyaan-pertanyaan (kuesioner)

(Radjab, 2017: 110). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah kuesioner atau angket. Kuesioner merupakan cara yang

dilakukan peneliti untuk mengungkapkan atau menjaring informasi

kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para

responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan instrument

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan para responden

(Sugiono, 2016: 230).

E. Skala Pengukuran

Untuk data penelitian yang berjenis kuantitatif, maka diperlukan

skala pengukuran kuesioner. Skala pengukuran merupakan kesepakatan

yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan seberapa panjang

interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila

digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (angka

(57)

menggunakan skala interval, banyak juga yang menyebut dengan skala

Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak

ukur untuk menyususn butir-butir pernyataan.

Pemberian Skoring

Sangat Setuju = 5

Setuju = 4

Ragu-ragu = 3

Tidak Setuju = 2

Sangat Tidak Setuju = 1

F. Definisi Konsep dan Operasional

Definisi Konsep

Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi

aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi

tertentu (Tahir, 2014: 66).

Robbins (2003) memberikan pengertian motivasi sebagai suatu

proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual

dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Herman (2008: 38) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai

(58)

fungsi-fungsi/aktivitas-aktivitas manajemen sumber daya manusisa yang terdiri

dari faktor-faktor internal yang bersumber dari dalam organisasi.

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan suatu perilaku kerja yang melebihi kebutuhan dasar dari seseorang pekerja

(Jahangir, Akbar & Hag, 2004 dalam Organ, Podsakoff, dan MacKenzie

2006).

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001: 67).

Definisi Operasional

Perilaku kepemimpinan dapat diukur dengan indikator sebagai

berikut (House and Dessler, 1974 dalam Priyono 2010):

a. Suportif

b. Directif

c. Partisipatif

d. Berorientasi prestasi

Menurut Maslow kebutuhan manusia itu tersusun seperti anak

tangga, mulai dari kebutuhan yang paling bawah, indikator-indikator untuk

mengukur variabel motivasi (Suparyadi, 2015: 419-420) yaitu :

a. Fisiologi

b. Rasa Aman

c. Sosial

(59)

e. Aktualisasi Diri

Lingkungan kerja diukur menggunakan indikator-indikator

(Sedarmayanti, 2009: 21) yaitu:

a. Penerangan/pencahayaan

b. Sirkulasi Udara

c. Kebisingan

d. Bau Tidak Sedap

e. Keamanan

f. Hubungan Karyawan

Organizational citizenship behavior dapat diukur dengan indikator-indikator (Organ, Podsakof, dan MacKenzie 2006) yaitu :

a. Altruism

b. Conscientiousness

c. Sportsmanship

d. Courtesy

e. Civic virtue

Kinerja karyawan dapat diukur menggunakan indikator (Robbins,

2006: 260) yaitu:

a. Kuantitas

b. Kualitas

c. Ketepatan Waktu

d. Efektifitas

(60)

G. Instrumen Penelitian

Instrument atau alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner yang memuat pertanyaan/pernyataan yang berhubungan dengan

masalah dan tujuan penelitian.

H. Metode Analisis

Metode analisis data yang dilakukan adalah analisis data

kuantitatif, dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

1. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang

dinyatakan valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

kuesioner stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001 dalam

Wirawan, 2017: 158). Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994) dalam Ghozali (2013: 47-48).

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah atau valid

jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu mengungkapkan

(61)

Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara

melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor

konstruksi atau variabel dengan uji signifikansi, dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel (Ghozali, 2013: 52-53).

2. Uji Asumsi Klasik a. Multikolinieritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :

1) Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup rendah

(umumnya di bawah 0,90), maka hal ini merupakan indikasi

tidak adanya multikolinieritas.

2) Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan tidak adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan VIF ≤ 10 (Ghozali, 2013: 105-106).

b. Autokolerasi

Uji autokolerasi adalah untuk melihat apakah terjadi

korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1).

(62)

melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat,

jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data

observasi sebelumnya. Auto kolerasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal

ini sering ditemukan pada runtut waktu (time series) karena

“gangguan” pada seseorang individu kelompok cenderung

mempengaruhi “gangguan” pada seseorang individu/kelompok

yang sama pada periode berikutnya. Salah satu cara untuk menguji

autokolerasi dengan cara Uji Durbin – Watson (DW test) (Ghozali, 2013: 110-111).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah uji white. Uji ini dapat dilakukan dengan meregres residual kuadrat dengan

variabel independen, variabel independen kuadrat dan perkalian

(interaksi) variabel independen. Maka persamaan regresi dalam

penelitian ini adalah :

U2t = X1 + X2 + X3 + Z + X12 + X22 + X32 +Z2+ X1X2+X1X3+

X1Z+ X2X3 + X2Z+ X3Z

Dari persamaan regresi ini dapat nilai R2 untuk mengitung

Gambar

Gambar 2. 1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Gambar 2. 2 Kerangka Penelitian
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi BTN Syariah Yogyakarta
Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sangat mengganggu pihak PT.BEK, sehingga tanggal 6 Juli 2014 mengirimkan surat mengenai pencapain produksi yang tidak tercapai di Semester 1 tahun 2014,

Dalam pemberitaan pada Media Online Siwalimanews.com cenderung lebih judul yang ekstrim menceritakan kejadian dengan terbuka tanpa bahasa yang diperhalus, di bandingkan

Faktor ini hanya berlaku untuk pendekat tipe P, tanpa median, tipe jalan dua arah; dan lebar efektif ditentukan oleh lebar masuk, untuk Pada jalan dua arah

Dari hasil pengamatan penulis terhadap latihan yang dilakukan tiga kali seminggu oleh Taekwondoin winner club maka masih perlu dilakukan evaluasi

Dimana Pra-notifikasi sebagai suatu sistem pengawasan preventif oleh KPPU agar tercipta suasana anti monopoli dan persaingan usaha, sementara Post- notifikasi sebagai

“Pengaruh komitmen organisasi dan kepemimpinan transformasional terhadap Kepuasan Kerja melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB) sebagai variabel intervening

Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman shalat,( Semarang : Pustaka Rizki Putra ,t.. Imam Hambali berpendapat tidak mewajibkan shalat jumat bila bertepatan dengan hari raya namun tetap

Run of mine adalah tempat penumpukan sementara batubara hasil dari penambangan yang berada dekat dengan lokasi hopper, jika pada saat ini unit pengolahan sedang