PENGARUH RELIGIUSITAS DAN KEPERCAYAAN
TERHADAP PREFERENSI MASYARAKAT
MENABUNG PADA BANK SYARIAH KABUPATEN
BOYOLALI DENGAN PELAYANAN SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
MUHAMMAD HAMIM
NIM 21312082
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
MOTTO
BERJUANGANLAH SAMPAI YANG KAMU CITA – CITAKAN DAPAT KAMU CAPAI DAN
JANGAN TAKUT UNTUK GAGAL KARENA KEGAGALAN ADALAH KEBERHASILAN
YANG TERTUNDA DAN SERTAILAH DOA DALAM PERJUANGANMU KARENA SEMUA
PERSEMBAHAN
Sekripsi ini selesai atas Ridho dari Sang Maha Pencipta ALLAH SWT, dan Saya
persembahkan kepada :
1. Ibu saya Prehyanti dan Bapak saya Samin , trimakasih atas semua yang
telah kalian berikan. Semoga saya bisa selalu membuat kalian menjadi
orang tua yang paling bahagia.
2. Kakak dan Adik – Adik saya yang menemani saya berjuang untuk
membahagiakan kedua orang tua kita.
3. Bapak, Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang
selalu membimbing dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Sahabat – sahabat saya yang bejuang besama saya yang tidak bisa saya
sebutkan
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Religiusitas Dan Kepercayaan Terhadap Preferensi Masyarakat Menabung Pada
Bank Syariah Kabupaten Boyolali Pelayanan Sebagai Moderasi” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala – kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan trimakasih
kepada:
1. Bapak Dr.H Rahmat Hariyadi, M.Pd., Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, S.E.,M.Si., Selaku Ketua Prodi Perbankan Syariah
S1.
4. Bapak Abdul Aziz NP.S.Ag.M.M., Selaku dosen pembimbing yang
senantiasa membimbing mengajari, dan mengarahkan sehingga sekripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh Dosen FEBI yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga
6. Kedua orang tua yang saya sayangi Bapak Samin dan Ibu Prehyanti, yang
senantiasa menyayangi, mengayomi, menjaga, dan melindungi saya dari
kecil hingga tumbuh dewasa.
7. Semua sahabat dan teman – teman Perbankan Syariah yang telah memberi
semangat dan motivasi.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan , sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 19 september 2018 Penulis
ABSTRAK
Hamim, Muhammad. 2018. Pengaruh Religiusitas dan Kepercayaan terhadap
Preferensi Masyarakat Menabung di Bank Syariah Kabupaten Boyolali dengan Pelayanan sebagai variabel moderasi Skripsi. Jurusan Syariah. Program studi S-1 perbankan Syariah (PS). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: H. Abdul Aziz NP. S Ag ,M.M
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Religiusitas dan Kepercayaan terhadap Preferensi masyarakat menabung dibank syariah dengan Pelayanan sebagai variabel moderasi . Dengan menggunakan metode kuantitatif dan menyebar quesionare kepada Masyarakat Kabupaten Boyolali. Sampel berjumlah 100 responden dari jumlah keseluruhan penduduk 974.579 jiwa Kabupaten Boyolali dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisis dalam penelitian ini adalah Uji statistik yang berupa uji T test, F test dan uji R2. Sebelum uji statistik dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji instrument penelitian yang berupa uji reliabilitas, uji validitas, dan uji asumsi klasik berupa uji multikolinieritas, uji heteroskendastisitas, dan uji normalitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari tiga variabel yaitul Pelayanan sebagai moderasi variabel Religiusitas dan Kepercayaan, masing-masing variabel memiliki hasil yang berbeda-beda. Variabel Religiusitas berpengaruh posotif signifikan terhadap
Preferensi masyarakat menabung di bank syariah. Variabel Kepercayaan berpengaruh posotif signifikan terhadap Preferensi Masyarakat menabung. variabel Religiusitas dengan Pelayanan sebagai moderasi tadak menguatkan atau melemahkan terhadap Preferensi masyarakat. variabel Kepercayaan dengan Pelayanan sebagai moderasi terhadap Preferensi Masyarakat dan variabel
Religiusitas, Kepercayaan dan Pelayanan bersama – sama mempengaruhi
Preferensi menabung Masyarakat..
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK... ix
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Rumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Kegunaan Penelitian ... 9
E. Sistematika Penulisan... 10
BAB II LANDASAN TEORI... .. 12
A. Telaah Pustaka ...12
B. Kerangka Teori... 18
a. Preferensi... 18
c. Preferensi Menabung Menurut Ekonomi Islam... 23
d. Fakor – faktor preferensi... 24
b. Religiusitas... 26
a. Pengertian Religiusitas... 26
b. Dimensi Religiusitas... 28
c. Kepercayaan ... 31
a. Pengertian Kepercayaan ... 33
b. Indikator Kepercayaan ... 35
d. Pelayanan ... 37
a. Pengertian Kualitas Pelayanan ... 39
b. Faktor – faktor Kualitas Pelayanan ... 39
c. Ciri-ciri Pelayanan yang baik ... 42
C. Kerangka Penelitain... 43
D. Hipotesis... 45
BAB III METODE PENELITIAN... 50
A. Jenis Penelitian ... 50
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50
C. Populasi dan Sampel ... 50
1. Populasi ... 50
2. Sampel ... 51
D. Teknik Pengumpulan Data ... 53
1. Pengertian Data... 53
3. Pengumpulan Data ... 54
E. Skala Pengukuran... 55
F. Desinisi Konsep dan Operasional ... 56
1. Variabel Bebas Religiusitas (X1)... 56
2. Variabel Bebas Kepercayaan (X2) ... 57
3. Variabel Bebas pelayanan(X3)... 57
4. Variabel Terikat preferensi (Y) ... 57
G. Metode Analisis... 59
1. Uji Instrumen...59
2. Uji Statistik ... 61
3. Uji Asumsi Klasik... 64
4. Uji Normalitas ... 66
5. Uji linearitas ... 67
H. Alat Analisis ... 67
BAB IV ANALISIS DATA ... 69
A Deskripsi Objek Penelitian ... 69
1. Profil Kabupaten Boyolali... 69
2. Visi Dan Misi Kabupaten Boyolali... 70
B. Diskripsi Data Responden... 71
1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin... 72
2. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ... 72
3. Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ... 73
1. Hasil Uji Instrumen ... 74
a. Uji Reabilitas ... 74
b. Uji Validitas ... 75
2. Hasil Uji Statistik...76
a. Uji ttest ...76
b. Uji Ftest... 80
c. Uji R2... 81
3. Hasil Uji Asumsi Klasik... 82
a. Hasil Uji Multicollinearity ... 82
b. Hasil Uji Heteroscendasticity ... 84
c. Hasil Uji Normalitas ... 85
d. Hasil Uji Linearitas ... 87
4. Anilis Regresi Linier ... ... 88
5. Pengujian Hipotesis... 93
E. Pembahasan ... 95
BAB V PENUTUP ... 107
A. Kesimpulan... 101
B. Saran... 102
C. Keterbatasan penelitian ... 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 .1 Tabel Research Gap... 5
Tabel 3.1 Variabel Dan Indikator Penelitian ... 58
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 72
Tabel 4.2 Pekerjaan Responden ... 72
Tabel 4.3 Pendapatan Responden... 73
Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas Data... 74
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Data ... 75
Tabel 4.7 Hasil Uji Ttest... 76
Tabel 4.8 Hasil Uji Moderasi 1... 78
Tabel 4.9 Hasil Uji Moderasi 2... 79
Tabel 4.10 Hasil Uji Ftest ... 80
Tabel 4.11 Hasil Uji R2 ... 81
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikololinieritas ... 82
Tabel 4.13Hasil Uji Korelasi Antar Variabel ... 83
Tabel 4.14 Hasil Uji Linieritas ... 87
Tabel 4.15 Hasil Analisi Moderasi Persamaan 1 ... 89
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 51
Gambar 2.1 Diagram Uji Moderasi... 92
Grafik 4.1 Heteroskedastisitas ... 84
Grafik 4.2 Histogram... 85
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Hasil Pengumpulan Data Kuesioner
Lampiran 3 Deskriptif Statistik
Lampiran 4 Data Validitas Dan Reabilitas
Lampiran 5 Uji Statistik (Uji t, Uji f, R2)
Lampiran 6 Uji Normalitas
Lampiran 7 Uji Linearitas
Lampiran 8 Hasil Uji Heteroscendasticity
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bank merupakan salah satu lembaga perusahaan yang bergerak di
bidang keuangan. Menurut Yudiana (2014: 1) bank syariah merupakan
lembaga keuangan yang berfungsi untuk memperlancar mekanisme
perekonomian terutama disektor riil. Pada umumnya lembaga keuangan di
Indonesia sendiri terbagi menjadi dua, yaitu perbankan konvensional dan
perbankan syariah bank syariah merupakan suatu lembaga intermediasi
antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak lain yang membutuhkan
dana. Peran bank syariah menjadi sangat sentral karena disini
penghimpunan dana haruslah seimbang dengan dana yang disalurkan.
Sebagai bank yang berbasis syariah tentunya berhubungan dengan
tuntutan syariah, dimana bukan hanya profit dunia saja yang
diperhitungkan melainkan tanggung jawab kepada Allah juga menjadi
perhitungan utama bagi perbankan syariah.
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah,
yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak
lain dalam penyimpanan dana dan dan atau pembiayaan kegiatan usaha.
Di Indonesia sendiri bank syariah sudah mulai beroperasi sejak tahun
1992, yang dimulai dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia.
1992 dengan UU No.10 tahun 1998 dan UU N.23 tahun 1999 (Mangani,
2009:34).
Dengan presentase penduduk muslim sebanyak 85% dan terbesar
di dunia (rebublika, 2016) maka memang sudah seharusnya seharusnya
lembaga perbankan syariah dapat berkembang pesat di indonesia.
Kesadaran akan perkembangan perekonomian Islam saat ini sedang
tuumbuh di masyarakat, terlihat dari banyaknya dana pihak ketika yang
terus mengalami kenaikan yang dihimpun oleh perbankan syariah. Jika
dilihat dari sudut pandang agama hal ini memang sangat masuk akal,
seseorang yang beragama dan patuh cenderung akan mengikuti peraturan
apa-apa saja yang diperintah dan dilarang agamanya. Muslim yang patuh
tentu akan memilih perbankan syariah yang tidak mengandung unsur riba
yang dilarang agama dari pada perbankan konvensional yang notabene
berunsur riba.
Pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Maski (2010)
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan menabung pada
perbankan syariah, diantaranya pelayanan dan kepercayaan, pengetahuan
dan obyek fisik. Pada penelitian tersebut menunjukan bahwa pilihan
menabung pada perbankan syariah dipengaruhi oleh adanya Pelayanan
dan Kepercayaan.
Penelitian lain dilakukan oleh Atik Masruroh (2015) dengan
judul “Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas dan Disposible Income
Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga)”. Hasil penelitian menyebutkan
adanya pengaruh signifikan dari disposible income terhadap minat
menabung di bank syariah jika dimoderasi dengan variabel religiusitas.
Dari kedua hasil penelitian di atas ditemukan sedikit perbedaan.
Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa penghasilan mempunyai
pengaruh yang signifikan, sedangkan religiusitas tidak berpengaruh
signifikan. Sementara hasil penelitian kedua menyebutkan disposible
income (penghasilan) tidak berpengaruh signifikan jika tidak
dimoderasi dengan variabel religiusitas. Namun semua factor-faktor
tersebut dipercaya berpengaruh terhadap intensi atau niat menabung
di bank syariah.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2010)
dan Efendi (2010) yang menyimpulkan bahwa pelayanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah. Kemudian Hasanah
(2011) menyimpulkan bahwa pelayanan berpengaruh positif terhadap
minat menabung nasabah.
Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dari
kualitas pelayanan menurut John Svioka adalah disiplin perusahaan dalam
memberikan pelayanan (Rambat Lupiyoadi – A.Hamdani, 2006). Dengan
disiplin yang tinggi, para karyawan akan berusaha keras untuk mengatasi
hambatan dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaannya. Sebaliknya
karyawan yang mempunyai disiplin kerja rendah akan sukar mencapai
saling terkait dikemukakan Oliver dalam Aryani dkk. (2010) yang
menyatakan kepuasan pelanggan merupakan konstruk yang berdiri sendiri
dan dipengaruhi oleh kualitas layanan. Artinya jika kualitas pelayanan
semakin baik maka kepuasan pelanggan semakin meningkat. Dari
beberapa hasil penelitian diatas, maka dapat memperkuat argumentasi
bahwa ketanggapan (responsiveness) dan disiplin kerja memberikan
kontribusisignifikan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap tinggi rendahnya kepuasan konsumen. Melihat pentingnya faktor
religiusitas dan kepercayaan masyarakat terhadap preferensi menabung
pada bank syariah dimana kualitas pelayanan dapat memoderasi
keduanya
Tantangan yang dihadapi perbankan syariah tidak hanya
pengenalan produk namun juga belum adanya inisiatif nasabah untuk
menggeser preferensinya dari produk perbankan konvensional. Disamping
itu, perbankan syariah juga masih menghadapi presepsi masyarakat terkait
kerumitan akad, istilah-istilah dalam perbankan syariah, dan adanya
persepsi bahwa tidak adanya perbedaan antara produk bank konvensional
dengan produk bank syariah (Roadmap Perbankan Syariah 2015-2019).
Menurut Kotler dalam Nasution (2006) peranan preferensi
pelanggan adalah pemrakarsa (initiator), pemberi pengaruh (influencer),
pengambilan keputusan (decider), pembeli (purchaser) dan
Tabel 1.2
Research gap
Dari hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa sekelompok
peneliti menyatakan religiusitas terhadap preferensi berpengaruh (+) dan
signifikan (Firmansyah, 2008), (Efendi, 2009). Sementara itu penelitian
yang dilakukan (Fauzi,2010), Ratnawati (2000), Hamidi (2000),
Religiusitas terhadap preferensi berpengaruh (-) tidak signifikan.
Penelitian tentang pelayanan yang dilakukan oleh (Ariani, 2007),
(Ramli, 2010), (Hasanah, 2011). Menyatakan bahwa pelayanan terhadap
preferensi berpengaruh (+) dan signifikan, sedangkan penelitian yang No Penelitian dan tahun Variabel Kesimpulan
Independen Dependen
dilakukan (Pulungan, 2011) pelayanan terhadap preferensi berpengaruh
(-) tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan (Muklis, 2010), (Maski, 2010), tentang
kepercayaan terhadap preferensi berpengaruh (+) dan signifikan
sementara itu penelitian yang dilakukan (Yayan, 2010) kepercayaan
terhadap preferensi berpengaruh (-) tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2010) tentang faktor
yang mempengaruhi minat menabung di bank syariah yang dimana di
dalam pnelitian ditemukan perbedaan pendapat yang menjadikan salah
satu variabelnya menjadi moderasi.
Karena di temukan perbedaan hasil penelitian ( researcsh gap )
maka penelitian ini memposisikan variabel pelayanan sebagai moderasi
untuk memecahkan perbedaan research gapnya
Berdasarkan permasalahan yang mendasari penelitian ini karena di
temukan perbedaan pendapat ( research gap ) antara penelitian terdahulu
dan adanya research problem mengenai keputusan menjadi nasabah maka
berdasarkan uraian diatas saya berusaha fokus untuk melakukan penelitian
dengan judul PENGARUH RELIGIUSITAS DAN KEPERCAYAAN
TERHADAP PREFERENSI MASYARAKAT MENABUNG PADA
BANK SYARIAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah (research problem) dalam penelitian ini adalah
adanya perbedaan hasil penelitian terkait dengan faktor-faktor pengaruh
keputusan menjadi nasabah dan ada fenomena yang menarik untuk diteliti
karena fenomena tersebut berbeda dengan kondisi biasanya. Maka perlu
dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat
boyolali untuk menjadi nasabah di perbankan syariah agar jumlah
nasabahnya terus meningkat. Dari pemaparan kesenjangan penelitian
(research gap) dan research problem tersebut, maka penulis membuat
pertanyaan penelitian (research question), sebagai berikut :
1. Apakah variabel Religiusitas mempengaruhi Preferensi Masyarakat
menabung pada Bank Syariah Kabupaten Boyolali?
2. Apakah variabel Kepercayaan mempengaruhi Preferensi Masyarakat
menabung pada Bank Syariah Kabupaten Boyolali?
3. Apakah variabel Religiusitas mempengaruhi Preferensi Masyarakat
menabung pada Bank Syariah Kabupaten Boyolali dengan Pelayanan
sebagai variabel moderasi ?
4. Apakah variabel Kepercayaan mempengaruhi Preferensi Masyarakat
menabung pada Bank Syariah Kabupaten Boyolali dengan Pelayanan
5. Apakah variabel Religiusitas, Kepercayaan dan Pelayanan bersama –
sama mempengaruhi Preferensi Masyarakat menabung pada Bank
Syariah Kabupaten Boyolali dengan Pelayanan sebagai moderasi.
C.Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka penelitian ini
mempunyai tujuan yang diharapkan. Tujuan yang ingin dicapai penulis
dari penelitian ini, dengan berdasarkan masalah-masalah yang tercantum
dalam identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel Religiusitas terhadap Preferensi
Masyarakat menabung di Bank Syariah Kabupaten Boyolali.
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel Kepercayaan terhadap Preferensi
Masyarakat menabung di Bank Syariah Kabupaten Boyolali.
3. Untuk mengetahui pengaruh variabel Religiusitas terhadap Preferensi
masyarakat menabung di Bank Syariah Kabupaten Boyolali dengan
Pelayanan sebagai variabel moderasi ?
4. Untuk mengetahui pengaruh variabel Kepercayaan terhadap Preferensi
menabung di Bank Syariah Kabupaten Boyolali dengan Pelayanan
sebagai variabel mediator.
5. Untuk mengetahui pengaruh variabel Religiusitas, Kepercayaan dan
Pelayanan bersama – sama mempengaruhi terhadap Preferensi
D.Kegunaan penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan khasanah keilmuaan dan
dapat memperdalam pengetahuan bagi peneliti.
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi sebagai
sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut berkaitan tentang
Preferensi perbankan.
3. Bagi bank syari’ah
Penelitian ini di harapkan bisa menjadi kontribusi terhadap
pengembangkan produk dan layanan jasa bank syariah sesuai dengan
karakteristik masyarakat. semoga dapat berguna bagi pihak Perbankan
Syariah untuk mengetahui faktor-faktor masyarakat dalam menabung di
perbankan syariah, agar dapat lebih menerapkan prinsip-prinsip syariah
dan lebih meningkatkan implementasi prinsip-prinsip syariah tersebut
dalam menjalankan perusahaannya agar berhasil menjadi perbankan
syariah yag diimpikan oleh masyarakat dan bisa lebih berkembang.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
informasi ketika menabung dibank syariah. Sehingga masyarakat
memiliki gambaran tentang bagaimana kondisi perbankan syariah yang
dapat memberikan keamanan penitipan dana dan menguntungkan bagi
E.Sistematika penulisan
Sistematika ini bertujuan untuk menggambarkan alur pemikiran
penulis dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun rencana sistematika
dari awal hingga akhir kesimpulan adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, penegasan istilah, dan metodologi penelitian
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan
pengaruh Religiusitas, kepercayaan, dan pelayanan terhadap preferensi
menabung di bank syariah
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan tentang metode – metode yang di gunakan
dalam penelitian. Bab ini berisi penjelasan mengenai model penelitian,
populasi dan sampel penelitian, teknik pengukuran data, sumber data,
definisi oprasional variabel instrument penelitian dan teknis analisis.
BAB IV : ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang hasil analisis dari pengolahan data, baik analisis
data secara deskriptif maupun analisi hasil pengujian hipotesis yang
dilakukan. Analisis tersebut diinterprestasikan terhadap hasil
BAB V : PENUTUP
Bab ini memaparkan kesimpulan, dan saran dari hasil analisis data
yang berkaitan dengan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Maski (2010)
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan menabung pada
perbankan syariah,diantaranya , pelayanan dan kepercayaan, pengetahuan
dan obyek fisik.Pada penelitian tersebut menunjukan bahwa pilihan
menabung pada perbankan syariah dipengaruhi oleh adanya pelayanan
dan Kepercayaan yang berpengaruh positif.
Menurut Abdullah dan Majid (2003) dalam Jurnal Ekonomi
Islam The influence of religiosity, income and consumption on saving
behavior mengatakan bahwa hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan pengaruh religiusitas, pendapatan dan konsumsi
mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku menabung.
Penelitian yang dilakukan Fauzi (2010) juga menunjukan bahwa
faktor pelayanan, religiusitas, kualitas produk, dan bagi hasil memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap pilihan menabung pada perbankan
syariah. Namun berbeda dengan penelitian Utomo (2014) yang
menunjukan diantara faktor pelayanan, harga/biaya, pengetahuan, bank
syariah, lokasi, dan promosi yang mempengaruhi pilihan nasabah
menabung pada perbankan syariah adalah faktor pengetahuan yang
Penelitian Yayak Kusdariyati (2013) yang berjudul Pengaruh
Pengetahuan Santri Tentang Perbankan Syariah Terhadap Minat
Memilih Produk Bank Syariah Mandiri Yogyakarta (Studi Kasus Santri
PP. Nurul Ummah Putri Kotagede Yogyakarta). Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa pengetahuan terhadap definisi perbankan syariah,
pengetahuan terhadap prinsip - prinsip perbankan syariah, pengetahuan
terhadap lokasi perbankan syariah, dan pengetahuan terhadap
produk-produk perbankan syariah secara parsial maupun bersama-sama
berpengaruh positif terhadap minat memilih produk Bank Syariah
Mandiri Yogyakarta.
Penelitian Hamidi (2010) yang berjudul “Persepsi dan Sikap
Masyarakat santri jawa timur terhadap Bank Syariah" memberikan suatu
bukti nyata. Penelitian tersebut dil1akukan pada masyarakat Jawa
Timur yang mayoritas dikenal dengan masyarakat santri (daerah tapal
kuda pesantren). Hasil penelitan menunjukkan bahwa masyarakat Jawa
Timur belum mengoptimalkan keberadaan jasa dan layanan bank
syariah yang telah ada. Padahal jika dilihat dari kesehariannya,
mereka adalah penganut agama Islam yang kental. Idealnya
masyarakat santri lebih banyak yang berminat menggunakan bank
syariah daripada konvensional. Fenomena serupa bahkan terlihat pula
di kalangan pondok pesantren. salah satunya adalah Pondok Pesantren
(PP) Wahid Hasyim, Sleman. PP. Wahid Hasyim memiliki 667 santri
para santri mempunyai rekening di bank untuk keperluan
administrasi keuangan pribadi maupun untuk keperluan administrasi
pembayaran amiyah maupun kampus. Dari total 667 santri, jumlah
santri yang tercatat memiliki rekening bank syariah ada sebanyak 45
santri atau 6,7%. Sedangkan sejumlah 622 santri atau 93,25%
memiliki rekening bank konvensional (pendataan pada bulan Februari,
2015). Kondisi ini diketahui dari pra survey yang telah dilakukan.
Dilihat dari besar persentasenya, dapat dilihat bahwa bank syariah
belum banyak digunakan oleh kalangan santri PP. Wahid Hasyim.
Sebagian besar santri PP. Wahid Hasyim menggunakan jasa bank
konvensional untuk membantu mengurus keuangan mereka.
Penelitian lain dilakukan oleh Masruroh (2015) dengan judul
“Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas dan Disposible Income
terhadap Minat Menabung Mahasiswa di Perbankan Syariah (Studi
Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga)”. Hasil penelitian menyebutkan
adanya pengaruh signifikan dari disposible income terhadap minat
menabung di bank syariah jika dimoderasi dengan variabel religiusitas.
Dari kedua hasil penelitian di atas ditemukan sedikit perbedaan.
Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa penghasilan
mempunyai pengaruh yang signifikan, sedangkan religiusitas tidak
berpengaruh signifikan. Sementara hasil penelitian kedua menyebutkan
disposible income (penghasilan) tidak berpengaruh signifikan jika
faktor tersebut dipercaya berpengaruh terhadap intensi atau niat
menabung di bank syariah. Bank syariah mempunyai karakteristik
nasabah yang beragam. Meskipun bank syariah mempunyai latar
belakang Islam, ternyata tidak semua nasabah bank syariah adalah
seorang muslim. Jumlah nasabah nonmuslim perbankan syariah
terbanyak pada tahun 2011 berasal dari kawasan timur Indonesia. Pada
tahun 2013, minat warga non muslim semakin besar. Umumnya nasabah
non muslim menggemari bank syariah karena didasarkan benefit
yang diperoleh (sumber: www.republika.co.id, Edisi 21 Februari 2013).
penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2009) yang manyatakan
bahwa faktor syariah sangat berpengaruh positif terhadap keputusan
nasabah untuk menabung. Variabel produk, penelitian yang dilakukan
oleh Ramli (2010), hasil penelitiannya menyatakan bahwa produk-poduk
bank syariah yang sesuai dengan kebutuhan merupakan salah satu faktor
yang melatar belakangi sikap yang positif terhadap bank syariah.
Sedangkan penelitian oleh Firmansyah (2008) menyatakan bahwa produk
berpengaruh positif terhadap keputusan untuk menabung. Begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2010) dan Anisa Pulungan
(2009) yang menyimpulkan bahwa produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan nasabah.Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Muasyaroh (2013) mengatakan bahwa variabel produk
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah. Dari beberapa
produk mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keputusan
menjadi nasabah. Jenis penelitian ini adalah kausalitas dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel Non-probability sampling.
penelitian yang dilakukan oleh Pulungan (2011) menyimpulkan
bahwa promosi tidak berpengaruh sinifikan terhadap keputusan nasabah.
Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa variabel promosi mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap
keputusan menjadi nasabah.
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ariani (2007)
menyimpulkan bahwa variabel pelayanan merupakan variabel utama yang
memberikan kontribusi paling besar dalam hubungannya dengan persepsi
masyarakat umum terhadap bank syariah.
Begitu juga dengan Ramli (2010), dalam penelitiannya
menyatakan pelayanan yang baik merupakan salah satu faktor yang
melatar belakangi sikap yang positif terhadap bank syariah.Begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2010) dan Efendi (2010)
yang menyimpulkan bahwa pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan nasabah. Kemudian Hasanah (2011) menyimpulkan
bahwa pelayanan berpengaruh positif terhadap minat menabung nasabah.
Secara umum, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
keputusan menjadi nasabah pada penelitian-penelitian terdahulu tersebut
mewakili karakteristik personal, karakteristik jasa, dan karakteristik sikap.
keluarga, tingkat pendidikan, serta kemudahan dalam menjangkau bank.
Karakter jasa meliputi profit, service, promosi, pelayanan, serta kualitas
produk. Sedangkan karakter sikap meliputi trust, persepsi dan preferensi.
Masing-masing penelitian tidak menggunakan seluruh faktor, melainkan
hanya faktor-faktor yang dianggap peneliti relevan terhadap objek
penelitian.
Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dari
kualitas pelayanan menurut John Svioka adalah disiplin perusahaan dalam
memberikan pelayanan (Rambat Lupiyoadi–A.Hamdani, 2006). Dengan
disiplin yang tinggi, para karyawan akan berusaha keras untuk mengatasi
hambatan dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaannya. Sebaliknya
karyawan yang mempunyai disiplin kerja rendah akan sukar mencapai
kualitas pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Hubungan yang
saling terkait dikemukakan Oliver dalam Aryani dkk. (2010) yang
menyatakan kepuasan pelanggan merupakan konstruk yang berdiri sendiri
dan dipengaruhi oleh kualitas layanan. Artinya jika kualitas pelayanan
semakin baik maka kepuasan pelanggan semakin meningkat.
Dari beberapa hasil penelitian diatas, maka dapat memperkuat
argumentasi bahwa ketanggapan (responsiveness) dan disiplin kerja
memberikan kontribusi signifikan baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap tinggi rendahnya kepuasan konsumen.Melihat
preferensi menabung pada bank syariah dimana kualitas pelayanan dapat
memediasi keduanya
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah penelitian ini meneliti tentang keputusan menjadi nasabah bagi
masyarakat boyolali , selain itu obyek penelitiannya yaitu di kabupaten
Boyolali yang obyeknya baru dan belum pernah ada yang meneliti.
B. Kerangka Teori
1. Preferensi
Menurut Marwan (2013) preferensi pelanggan adalah sikap
pelanggan yang menginginkan suatu barang atau jasa berdasarkan
kemampuan yang dimiliki untuk memberikan nilai kepuasan terhadap apa
yang dibeli atau yang ditawarkan, sehingga orang yang menginginkan
barang atau jasa telah mempunyai sikap perilaku pembelian.
Preferensi pelanggan sebagai interaksi dinamis antara pengaruh
dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia
melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut
dapat diketahui tiga ide penting yaitu: (1) preferensi pelanggan adalah
dinamis, (2) hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan
kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar dan (3) hal tersebut melibatkan
pertukaran.
Pengertian preferensi pelanggan (consumer behavior) perlu
dibedakan dengan “Buyer Behavior” ataupun “Customer Behavior”.
manusia yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
menggunakan barang-barang ataupun jasa, termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan penentuan dari kegiatan tersebut,
mengandung maksud bahwa aktivitas tersebut meliputi kegiatan mencari,
membeli, menggunakan, menhgevaluasi dan lain sebagainya. Di pihak
lain, perilaku pembeli (buyer behavior) mempunyai pengertian yang lebih
sempit, karena mengandung arti pada aktivitas individu yang secara
langsung terlibat pada proses transaksi dan pertukaran uang, tanpa
memperhatikan proses secara keseluruhan maupun gejala dari penyebab
perilaku tersebut.
Untuk itu, pengertian preferensi pelanggan mengandung dua
elemen penting, yakni: (1) proses pengambilan keputusan (dalam
pembelian) dan (2) kegiatan fisik yang menyangkut kegiatan individu
(pelanggan dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan ataupun
mengevaluasi barang dan jasa tersebut.
Pemprosesan informasi yang mempengaruhi sikap seseorang ini
digambarkan dalam empat tahapan yaitu asal masukan yang berupa
rangsangan (stimuli), proses penyaringan dan pembentukan persepsi,
pembentukan sikap dan hasil bentukan sikap dan tindakan yang mungkin
terjadi. Mempelajari preferensi pelanggan adalah sangat kompleks, yang
dikarenakan banyaknya karakteristik yang mempengaruhi dan
kecenderungan untuk saling berinteraksi. Preferensi pelanggan terdiri atas
(susunan persepsi melalui proses belajar), hasil tanggapan atau keputusan
membeli dan karakteristik-karakteristik eksogen.
Masukan merupakan stimuli atau dorongan yang dirasakan oleh
pelanggan, dan dorongan dapat bersifat komersial dan sosial. Dorongan
komersial berasal dari rumah tangga produksi (perusahaan) yang terdiri
dari: (1) dorongan signifikatif yang bersumber dari paduan komponen
produk, penjualan dan distribusi, (2) dorongan simbolik yang bersumber
dari paduan komponen promosi, dan (3) dorongan sosial berasal dari
rumah tangga konsumsi yang timbul atas dasar komunikasi antar anggota
dalam satu kelompok dan dengan kelompok yang berbeda. Selanjutnya
keputusan membeli merupakan suatu hasil, kecenderungan pelanggan
untuk membeli produk atau jasa yang paling disukai adalah sesuai dengan
tujuan, yakni memperoleh kepuasan dalam pembelian. Dasar
pertimbangan adalah bahwa keseimbangan pada pelanggan tidak akan
berlangsung secara terus menerus sebagaiamana penelitian Alawi Reza
Nasution (2006) 5 dan Wasilatul Allah (2010) 6 yang menjadikan
preferensi nasabah menjadi variabel dependent.
Uraian-uraian tersebut di atas merupakan konsep dan teori yang
digunakan sebagai landasan untuk memahami mengenai preferensi
pelanggan terhadap pelayanan yang sangat menentukan pengambilan
keputusan tersebut secara rasional atau emosional dalam memutuskannya.
Preferensi berasal dari kata prefer yang berarti kesukaan atau
Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan
atau nilai penting pada setiap produk atau jasa.Penilaian terhadap produk
atau jasa menggambarkan sikap konsumen terhadap produk atau jasa
tersebut, sehingga dapat mencerminkan preferensi konsumen dalam
menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Menurut
Simamora (2003 : 88), ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai
konsumen membentuk preferensi, yaitu :
Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai
sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi
yangberbeda tentang atribut apa yang relevan.Kedua, tingkat kepentingan
atribut berbeda-beda sesuai denga kebutuhan dan keinginan
masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam atribut
apa yang paling penting.Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah
kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut.Keempat, tingkat
kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan
perbedaan atribut. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap
merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.
Preferensi konsumen jelas berhubungan erat dengan permasalahan
penetapan pilihan,sikap dasar yang digunakan untuk menerangkan pilihan
menentukan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan.
Menurut Karim (2014 : 52 - 53), terdapat tiga sifat dasar yang
atau menyusun semua rangking, kondisi atau situasi mulai dari yang
paling disukai hingga yang paling tidak disukai, yaitu :
a. Kelengkapan ( completeness )
Jika A dan B adalah dua kondisi, maka tiap orang harus bisa
menspesifikasikan : A lebih disukai dari pada B, atau sebaliknya, atau
sama-sama disukai.
b. Transitivitas ( transivity )
Jika seseorang mengatakan bahwa dia lebih suka A dari pada B, dan lebih
disukai dari pada C, maka dia harus lebih menyukai A dari pada C.
c. Kontinuitas ( continuity )
Jika seseorang mengatakan A lebih disukai daripada B, maka situasi yang
mirip dengan A harus lebih disukai dari pada B.
1. Preferensi Menabung Menurut Ekonomi Konvensional
Dalam ekonomi konvensional, kosumen diasumsikan selalu
bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility) dalam kegiatan
konsumsinya. Dalam konteks ekonomi, utilitas memiliki kecenderungan
dalam preferensi konsumen untuk mencukupi kebutuhan hidup dalam
jangka panjang maupun jangka pendek. Dugaan Keynes mengenai fungsi
konsumsi yang berkaitan dengan kegiatan menabung adalah Keynes
menduga bahwa ada kecenderungan mengkonsumsi marginal, terdapat
rasio konsumsi terhadap pendapatan, dan pendapatan merupakan
determinasi sehingga tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari
demikian dugaan Keynes yang menghubungkan konsumsi dan
pendapatan saat ini memiliki hubungan yang tidak utuh dikarenakan
ketika seseorang memutuskan berapa banyak mengkonsumsi dan berapa
banyak yang ditabung, mereka mempertimbangkan masa kini dan masa
depan. Sehingga seseorang perlu membuat tradeoff agar dapat
memperkirakan pendapatan yang akan diterima di masa depan (Mankiw,
2007 : 450). Model Irving Fisher mampu menghilangkan hambatan –
hambatan yang dihadapi konsumen tentang preferensi yang mereka miliki
dan dapat menentukan preferensi mereka terhadap pilihan konsumsi dan
menabung. Dimana pertimbangan mengenai berapa banyak yang
dikonsumsi dan berapa banyak yang ditabung dapat dirasakan pada masa
kini dan masa depan.
2. Preferensi Menabung Menurut Ekonomi Islam
Dalam menjelaskan pilihan konsumen pada ekonomi
konvensional, konsumen cenderung memilih untuk memperoleh
kepuasaan (utility) dalam kegiatan konsumsinya. Sedangkan berbeda
dengan ekonomi islam, dimana yang menjadi tujuan dari kegiatan
konsumsinya adalah kecenderung untuk mendapatkan kemaslahatan.
Kandungan maslahah tersebut terdiri dari manfaat dan berkah, dimana
yang berarti manfaat terdiri dari (Al-Arif, 2011 :156 - 157) :
a. Manfaat material, adalah berupa diperolehnya tambahan harta atau
jasa.Manfaat fisik dan psikis, adalah berupa terpenuhinya kebutuhan
fisik atau psikis manusia.
b. Manfaat intelektual, adalah berupa terpenuhinya kebutuhan akal
manusia ketia ia mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
c. Manfaat terhadap lingkungan, adalah berupa eksternalisasi positif dari
konsumsi suatu barang atau jasa yang dapat dirasakan oleh sekitarnya
d. Manfaat jangka panjang, adalah dengan terpenuhinya kebutuhan
duniawi jangka panjang. Sedangkan berkah akan hadir jika seluruh hal
berikut dilakukan dalam aktivitas konsumsinya (Al – Arif, 2011 : 157)
:
1. Barang atau jasa yang dikonsumsi bukan merupakan barang
haram.
2. Tidak melakukan konsumsi yang berlebihan di luar ke
mampuan dan kebutuhan dirinya.
3. Aktivitas konsumsi yang dilakukan diniatkan untuk
mendapatkan ridha Allah SWT.
3. Penelitian tentang Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah
(Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia dan BNI Syariah) dalam
Simposium Nasional I : Sistem Ekonomi Islam Khairunnisa (2001: 127)
mengemukakan bahwa preferensi masyarakat terhadap bank syariah
dikarenakan beberapa faktor, yaitu :
Metawa dan Almossawi (1998) menemukan bukti bahwa
keputusan nasabah dalam memilih bank adalah karena lebih
didorong faktor agama, dimana nasabah menekankan pada
hakekatnya terhadap prinsip – prinsip Islam, juga didorong oleh
faktor keuntungan, dorongan keluarga dan teman juga lokasi.
Berdasarkan beberapa faktor tersebut selanjutnya dihubungkan
dengan karakteristik responden, misal pendapatan dan pendidikan
yang menunjukkan hasil signifikan untuk menanti prinsip Islam
mempengaruhi keputusan responden untuk memilih bank syariah.
b. Faktor Ekonomi
Menurut Gerrad dan Cunningham (1997) melalui studi
empirisnya menunjukkan bahwa sikap muslim dan non – muslim
dalam memilih bank syariah secara signifikan tidak berbeda,
dimana mereka memilih bank syariah karena pelayanan yang
cepat dan efisien, kerahasian bank, reputasi dan image bank,
ringannya biaya cek dan tersedianya tempat parkir. Ada perbedaan
preferensi agamis dan pihak luar bagi nasabah di Bank Muamalat
Indonesia dan Bank BNI Syariah dalam menabung. Tidak adanya
perbedaan preferensi ekonomis bagi nasabah di Bank Mumalat
Indonesia dan Bank BNI Syariah dalam menabung. Ada hubungan
antara faktor selera ekonomis dan faktor agamis dalam menabung
di bank syariah. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah
kepuasan dalam menabung di bank syariah, yaitu duniawi dan
ukhrawi (akhirat). Karena setiap muslim dituntut untuk mencapai
kebahagian dunia dan akhirat, yaitu melalui pemenuhan
kebutuhan yang menunjang hidup di dunia dan di akhirat. Hal ini
merupakan konsep berfikir seorang muslim yang mengandung
time horizon yang luas, yaitu sekarang dan nanti.
2. Religiusitas
Pengertian Religiusitas merupakan bentuk aspek religi
yang telah dihayati oleh individu di dalam hati. Makna religiusitas
digambarkan dalam beberapa aspek-aspek yang harus dipenuhi
sebagai petunjuk mengenai bagaimana cara menjalankan hidup
dengan benar agar manusia dapat mencapai kebahagiaan, baik di
dunia dan ahirat. Islam adalah suatu cara hidup yang dapat
membimbing seluruh aspek kehidupan manusia dengan aqidah,
syariah, dan akhlaq (Karim,2011 : 1 - 2). Pada aspek akidah yaitu
berhubungan dengan masalah – masalah keimanan dan dasar –
dasar agama. Akidah memberikan dasar bagi seseorang mengenai
hakikat apa yang harus dilakukan dalam hidupnya. Sehingga apa
yang dilakukan seseorang dalam hidupnya akan selalu berpegang
teguh pada akidahnya. Selanjutnya terdapat aspek syariah yang
berisi aturan atau hukum-hukum yang berkaitan dengan perintah
dan larangan sebagai penuntun hidup.Perkembangan kehidupan
aspek syariah mengalami banyak perubahan.Perubahan tersebut
terutama terjadi dalam konsep bermuamalah sehingga
mengharuskan perubahan pula pada syariat. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan dalam Al –Qur’an (Depag RI, 2005 : 116) :
menjadi tolak ukur kualitas keberagamaan seseorang (Karim,
2011 : 3-13). Oleh karena itu kepatuhan agama dalam melakukan
segala sesuatu merupakan wujud adanya aspek aqidah, syariah,
dan akhlaq.
Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan
termasuk aspek ekonomi. Pada zaman modern ini kegiatan
perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga
perbankan. Lembaga perbankan tersebut termasuk ke dalam aspek
syariat yang berhubungan dengan kegiatan muamalah. Dalam
kegiatan bermuamalah, perlu diperhatikan bahwa semua transaksi
dibolehkan kecuali yang diharamkan oleh syariat. Dan penyebab
terlarangnya sebuah transaksi menurut syariat dikarenakan adanya
faktor haram zatnya, haram selain zatnya, dan tidak sah. Haram
selain zatnya didasarkan bahwa setiap transaksi haruslah memiliki
prinsip kerelaan atau kedua belah pihak yang sama-sama ridho
terhadap terjadinya suatu transaksi sehingga tidak akan terjadi
tadlis yaitu penipuan. Haram selain zatnya dalam praktek kegiatan
perekonomian karena melanggar beberapa hal berikut, yaitu
:gharar, ihtikar, bai’najasy, riba, maysir, risywah. Selain itu
adanya dukungan dari Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2003 bahwa bunga tidak
sesuai dengan syariat islam. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan dalam Al –Qur’an (Depag RI, 2005 : 66)
memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu
kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”(Ali Imran
ayat 130).
Dan yang terahir harus memperhatikan lengkap atau
tidaknya akad yang dilakukan.Suatu transaksi dapat dikatakan
tidak sah atau sah karena adanya rukun dan syarat suatu transaksi
(Karim, 2011 : 30 – 49). Hal tersebut dikarenakan agar bisnis yang
dijalankan di perbankan syariah akan jelas sehingga
keberlangsungan bisnis tersebut termasuk kedalam bisnis halal
faktor religiusitas karena adanya kepatuhan agama, bisnis halal,
dan larangan riba.
A. Dimensi Religiusitas
Pada penelitian ini, variabel religiusitas diukur berdasarkan
pengembangan teori dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh
Glock (Paloutzian, 1996) yang kemudian dihubungkan dengan
teori dimensi religiusitas Agama Islam yang dikemukakan oleh
Ancok dan Suroso ( 2008) kelima dimensi religiusitas tersebut
mencakup hal – hal dibawah ini, yaitu:
a. Dimensi keyakinan atau Ideologis
Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana
seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya,
misalnya kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, surga dan neraka.
Setiap agama memiliki seperangkat kepercayaan yang secara
doktriner berbeda dengan agama lainnya. Dalam agama yang
dianut oleh eseorang, makna yang terpenting adalah kemauan
untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang
dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih bersifat doktriner yang
harus ditaati oleh penganut agama. Dimensi keyakinan dalam
agama Islam diwujudkan dalam pengakuan (syahadat) dengan
membaca dua kalimat syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain
dimensi keyakinan ini menuntut dilakukannya praktek-praktek
peribadatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
b. Dimensi praktik agama atau ritualistik
Dimensi praktik agama yaitu tingkatan sejauh mana
seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam
agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup
pemujaan, ketaatan, serta hal-hal yang lebih menunjukkan
komitmen seseorang dalam agama yang dianutnya. Wujud dari
dimensi ini adalah perilaku masyarakat pengikut agama tertentu
dalam menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan agama.
Dimensi praktek dalam agama Islam dapat dilakukan dengan
menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat, haji ataupun praktek
muamalah lainnya.
c. Dimensi pengalaman atau eksperiensial
Dimensi pengalaman adalah perasaan-perasaan atau
pengalaman yang pernah dialami dan dirasakan. Misalnya merasa
dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa, merasa doanya
dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan, dan sebagainya. Dalam
Islam dimensi ini dapat terwujud dalam perasaan dekat dengan
Allah, perasaan bertawakal kepada Allah (pasrah diri dalam hal
yang positif). Perasaan khusyuk ketika melaksanakan shalat atau
Al-Qur‟an, perasaan bersyukur kepada Allah, perasaan mendapat
peringatan atau pertolongan dari Allah.
d. Dimensi pengetahuan agama atau intelektual
Dimensi pengetahuan agama yaitu dimensi yang
menerangkan seberapa jauh seseorang mengetahui ajaran-ajaran
agamanya, terutama yang terdapat dalam kitab sucinya. Seseorang
yang beragama harus mengetahui hal-hal pokok mengenai
dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi. Dimensi
praktek dalam Islam berupa pengetahuan tentang isi Al-Quran,
pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan.
Pengetahuan agama dapat dicapai melalui aktivitas rasional
empiris maupun tekstual normatif seperti membaca buku-buku
Islami, mendatangi majlis ta‟lim atau pengajian, mendengarkan
acara keagamaan di radio, melihat tayangan keagamaan di TV dan
sebagainya.
e. Dimensi konsekuensi
Dimensi konsekuensi adalah dimensi yang mengukur
sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran
agamanya dalam kehidupan sosial, misalnya apakah seseorang
mengunjungi tetangganya yang sakit, menolong orang yang
3. Kepercayaan
Kepercayaan menabung pada perbankan syariah merupakan
keyakinan nasabah untuk mempertahankan hubungan jangka panjang
dengan bank syariah. Pada penelitian Mukhlis (2011 :145) memaparkan
bahwa tingkat kepercayaan berpengaruh positif (+) dan signifikan
terhadap tabungan bank syariah. Secara matematis Mukhlis
menjabarkannya sebagai berikut : S = f (T) , dimana S adalah tabungan
dan T adalah tingkat kepercayaan. Sehingga kepercayaan mampu menjadi
ukuran dalam mengetahui preferensi menabung pada perbankan syariah.
Al Quran juga menekankan adanya kepercayaan ketika bertransaksi, yaitu
(Depag RI,2005 : 23) :
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan (atau
ambil) harta orang lain secara batil (tidak sah) melainkan melalui
perniagaan (yang dilakukan secara redha-meredhai antara kamu..”(An
-Nisa’:29).
Pada penelitian Maski (2010 : 49) tentang analisis keputusan
nasabah menabung menunjukan preferensi responden terhadap
adanya rasa aman menabung dan kepercayaan kemudahan bertransaksi.
Sehingga kepercayaan dapat diukur dengan menggunakan indikator
adanya rasa aman yang dirasakan nasabah ketika menabung pada
perbankan syariah serta kemudahan dalam melakukan transaksi.Selain itu
faktor lain yang dapat mendukung timbulnya kepercayaan adalah reputasi
atau citra bank yang merupakan suatu keunggulan atau atribut yang dapat
menjadi daya tarik bagi nasabah. Reputasi atau citra yang dimiliki oleh
perbankan syariah menjadi penting untuk membangun kepercayaan
karena dengan label syariah akan menimbulkan sikap percaya
profesionalitas perbankan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
A. Pengertian Kepercayaan
Menurut Kusmayadi: 2007 kepercayaan adalah keyakinan bahwa
seseorang akan menemukan apa yang diinginkan pada mitra pertukaran.
Kesediaan seseorang yang dilibatkan dalam kepercayaan untuk
bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan
memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya
dimiliki seseorang bahwa kata janji atau pernyataan orang lain dapat
dipercaya.
Menurut Sunarto (2003: 153). Kepercayaan merupakan suatu hal
yang penting bagi sebuah komitmen atau jjanji, dan komitmen hanya
dapat direliasisasikan jika suatu saat berarti. Keperccayaan ada jika para
pelanggan percaya bahwa penyedia layanan jasa tersebut dapat
Kepercayaan pelanggan adalah semua pengetahuan yang dimiliki
pelanggan dan semua kesimpulan yang dibuat pelanggan tentang objek,
matribut dan manfaatnya.
Darwin & Sondang (2014: 2). Mengemukakan definisi tentang
kepercayaan yaitu adanya pernyataan antara kedua belah pihak yang
terlibat dalam suatu hubungan. Salah satu pihak dianggap berperan
sebagai controlling assets (memiliki sumber-sumber, pengetahuan)
sementara pihak lainnya menilai bahwa berbagai penggunaan
sumber-sumber tersebut dalam suatu ikatan akan memberikan manfaat.
Keyakinan pihak yang satu terhadap pihak yang lain akan menimbulkan
perilaku interaktif yang akan memperkuat hubungan dan membantu
mempertahankan hubungan tersebut. Perilaku tersebut akan
meningkatkan lamanya hubungan dengan memperkuat komitmen di
dalam hubungan. Pada akhirnya, kepercayaan akan menjadi komponen
yang bernilai untuk menciptakan hubungan yang sukses. Kepercayaan
tersebut juga mengurangsi risiko dalam bermitra dan membangun
hubungan jangka panjang serta meningkatkan komitmen dalam
berhubungan.
Iskandar, (2012: 4). Mendefinisikan trust adalah kemauan
seseorang untuk peka terhadap tindakan orang lain berdasarkan pada
harapan bahwa orang lain akan melakukan tindakan tertentu pada orang
yang mempercayainya, tanpa tergantung pada kemampuannya untuk
trust adalah kemauan untuk membuat dirinya peka pada tindakan yang
diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa
kepercayaan dan tanggung jawab. Menurut Kusmayadi ( 2007)
kepercayaan adalah keyakinan satu pihak pada reabilitas, durabilitas, dan
integritas pihak lain dalam relationship dan keyakinan bahwa tindakannya
merupakan kepentingan yang paling baik dan akan menghasilkan hasil
yang positif bagi pihak yang dipercaya. Berdasarkan definisi di atas,
maka dapat dinyatakan bahwa trust adalah kepercayaan pihak tertentu
terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan
suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan
memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan.
Kepercayaan merupakan hal penting bagi kesuksesan relationship.
Benefit relationship yang didasarkan pada kepercayaan adalah signifikan
dan menggambarkan hal-hal berikut:
a. Coorporation. Kepercayaan dapat meredakan perasaan
ketidakpastian dan risiko, jadi bertindak untuk
menghasilkan peningkatan kerjasama antara anggota
relationship. Dengan meningkatnya tingkat kepercayaan,
anggota belajar bahwa kerjasama memberikan hasil yang
melebihi hasil yang lebih banyak dibandingkan apabila
dikerjakan sendiri.
b. Komitmen. Komitmen merupakan komponen yang dapat
akan dibentuk hanya dengan pihak-pihak yang saling
percaya.
c. Relationship duration. Kepercayaan mendorong anggota
relation bekerja untuk menghasilkan relationship dan untuk
menahan godaan untuk tidak mengutamakan hasil jangka
pendek dan bertindak secara oportunis. Kepercayaan dari
penjual secara positif dihubungkan dengan kemungkinan
bahwa pembeli akan terlibat dalam bisnis pada masa yang
akan datang, oleh karena itu memberikan kontribusi untuk
meningkatkan durasi relationship.
d. Kualitas. Pihak yang percaya lebih mungkin untuk
menerima dan menggunakan informasi dari pihak yang
diperccaya dan pada gilirannya mengahsilkan benefit yang
lebih besar dari informasi tersebut. Akhirnya adanya
kepercayaan memungkinkan perselisihan atau konflik dapat
dipecahkan secara efisien dan damai. Dalam kondisi tidak
ada kepercayaan, perselisihan merupakan tanda akan
adanya kesulitan pada masa yang akan datang dan biasanya
menyebabkan berakhirnya relationship. Kepercayaan secara
jelas sangat bermanfaat dan penting untuk membangun
relationship meskipun menjadi pihak yang dipercaya
tidaklah mudah dan memerlukan usaha bersama. Dari
kepercayaan adalah kepercayaan merupakan suatu dasar
menjalin hubungan dalam kecenderungan nasabah untuk
mempercayai kehandalan suatu produk atau jasa bank.
Kepercayaan haruslah dibangun dari awal agar
menimbulkan rasa kepercayaan terhadap pihak bank dan
tentunya membutuhkan proses dalam menimbulkan rasa
percaya tersebut.
Kusmayadi ( 2007) terdapat empat indikator dalam
variabel kepercayaan yaitu:
1. Kehandalan
Kehandalan artinya kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan kepada para nasabah
dengan segera, akurat dan memuaskan.
2. Kejujuran
Kejujuran merupakan sifat jujur yang dimiliki oleh
karyawan bank, sehingga nasabah tidak meragukan
informasi yang bersumber dari bank terkait.
3. Kepedulian
Kepedulian merupakan sikap empati yang tinggi
yang dapat dirasakan pihak bank mampu
memberikan solusi atau menyelesaikan
permasalahan yang dialami oleh nasabah.
Kredibilitas artinya karyawan jujur dan
kata-katanya dapat dipercaya. Sehingga dapat
membangun kepercayaan yang tinggi pada
nasabah.
4. Pelayanan
Menurut Ruslan (2005 : 275) dalam konsep service of excellent
ada empat pokok unsur pelayanan yaitu kecepatan, ketepatan, keramahan
dan kenyamanan. Keempat unsur tersebut merupakan suatu kesatuan
pelayanan jasa yang terintegrasi, sehingga apabila salah satu tidak
terpenuhi maka pelayanan atau jasa yang diberikan dinilai tidak baik.
Agar ketika menabung nasabah mendapat pelayanan dengan baik maka
perbankan syariah harus memiliki konsep tersebut,sehingga diupayakan
pegawai perbankan syariah harus memenuhi beberapa faktor, yaitu
tingkah laku yang sopan, santun, ramah dan waktu menyampaikan
sesuatu informasi pada nasabah haruslah secara jelas dan tepat. Dalam
bermuamalah pelayanan merupakan faktor yang sangat penting, dimana
seperti yang diungkapkan dalam Al –Qur’an (Depag RI, 2005 : 106) :
ِدىُقُعْلاِب
اىُفْوَأ
اىُنَمآ
َنيِذَّلا
اَهُّيَأ
اَي
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu..”Ayat ini menjelaskan, bahwa setiap mu’min berkewajiban
menunaikan apa yang telah dia janjikan dan aqadkan baik berupa
perkataan maupun perbuatan. Dan pelayanan merupakan salah satu wujud
(Badri, 2008 : 44). Selain itu, menurut Mussry, Wirtz, dan Lovelock
(2010 : 154) terdapat dimensi –dimensi kualitas layanan yang digunakan
oleh konsumen dalam mengevaluasi kualitas jasa, diantaranya tangibles
(penampilan unsur fisik), reliability (kinerja yang dapat diandalkan dan
akurat), responsiveness (kecepatan dan kegunaan), assurance (kredibiliti,
keamanan, kompetensi, dan kesopanan), dan empathy (akses mudah,
komunikasi yang baik, dan pemahaman pelanggan).
Hal - hal yang berkaitan dengan kualitas layanan tersebut memang
perlu diperhatikan oleh perbankan syariah agar nasabah perbankan
syariah tetap setia menggunakan layanan perbankan syariah.Sehingga
pelayanan dengan penggunaan fasilitas yang mudah serta lokasi
perbankan syariah yang strategis tentunya dapat menjadi pertimbangan
nasabah menabung pada perbankan syariah.Oleh karena itu, pada faktor
karakteristik pelayanan yang dapat dijadikan indikator untuk melihat
pengaruh pelayanan terhadap preferensi menabung pada perbankan
syariah adalah pelayanan yang sopan, santun, dan ramah selain itu lokasi
yang strategis serta penggunaan fasilitas yang mudah
1. Kualitas Pelayanan
Menurut Kotler (2006) jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan
atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain
yang pada dasarnya bersifat intangible (tak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan
bahwa service quality adalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan
pelanggan.
Darwin & Sondang, (2014: 2) mengungkapkan ada 22 faktor
penentu service quality yang dirangkum ke dalam lima faktor dominan
atau lebih dikenal dengan istilah SERVQUAL, yaitu reliability,
responsiveness, assurance, empathy, dan tangible.
a.Reliability
Kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan
dengan handal dan akurat. Dalam arti luas, keandalan
berarti bahwa perusahaan memberikan janji-janjinya
tentang penyediaan, penyelesaian masalah, dan harga.
Jika dilihat dalam bidang usaha jasa asuransi, maka
sebuah layanan yang handal adalah ketika seorang agent
asuransi mampu memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan dan membantu penyelesaian masalah yang
dihadapi oleh nasabah dengan cepat.
b.Responsiveness
Kemampuan untuk membantu pelanggan dan
memberikan jasa dengan cepat. Dimensi ini menekankan
pada perhatian dan ketepatan ketika berurusan dengan
permintaan, pertanyaan, dan keluhan pelanggan.
cepat tanggap di sebuah asuransi, bisa dilihat dari
kemampuan agent asuransi yang cepat memberikan
pelayanan kepada nasabah dan cepat menangani keluhan
mereka.
c. Assurance
Pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan
karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan. Dimensi ini mungkin akan sangat penting
pada jasa layanan yang memerlukan tingkat kepercayaan
cukup tinggi. Contohnya seperti di bank, asuransi, dan
dokter. Oleh karena itu dalam sebuah jasa asuransi,
kepastian menjadi hal yang sangat penting untuk dapat
diberikan kepada nasabahnya seperti jaminan keamanan
dan kemudahan di dalam mengikuti program asuransi.
d. Emphaty
Kepedulian dan perhatian secara pribadi yang
diberikan kepada pelanggan. Inti dari dimensi empati
adalah menunjukkan kepada pelanggan melalui layanan
yang diberikan bahwa pelanggan itu spesial, dan
kebutuhan mereka dapat dimengerti dan dipenuhi. Dalam
menjaga hubungan baik, tentu saja layanan yang
diberikan oleh para agent harus dapat menunjukkan
e. Tangible
Berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, staff dan
bangunannya. Dimensi ini menggambarkan wujud secara
fisik dan layanan yang akan diterima oleh konsumen.
Contohnya seperti fasilitas kantor, kebersihan dan
kenyamanan ruang yang digunakan untuk transaksi serta
kerapian penampilan agent.
2. Ciri-ciri Pelayanan yang baik
Menurut Kasmir (2004: 209-211) dalam melayani nasabah hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah kepuasan nasabah terhadap pelayanan
yang diberikan. Puas artinya nasabah akan merasa semua keinginan dan
kebutuhannya dapat dilakukan secara tepat waktu. Ciri-ciri pelayanan
yang baik adalah:
(a) Tersedia sarana dan prasarana yang baik
Kelengkapan dan kenyamanan sarana dan prasarana akan
mengakibatkan nasabah betah untuk berurusan dengan baik.
(b) Tersedia personil yang baik
Kenyamanan nasabah juga sangat tergantung dari petugas CS
(costomer service) yang melayaninya. Petugas bank harus
ramah, sopan dan menarik.
(c) Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga