• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI SYNERGETIC TEACHING PADA SISWA KELAS IV MI TEGALWATON KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI SYNERGETIC TEACHING PADA SISWA KELAS IV MI TEGALWATON KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN "

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

TEACHING PADA SISWA KELAS IV MI TEGALWATON

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

ATHI’ LUTFIA

115-12-106

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)

DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)

DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI SYNERGETIC

TEACHING PADA SISWA KELAS IV MI TEGALWATON

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

ATHI’ LUTFIA

115-12-106

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

Motto dan Persembahan

Motto

We are complex. Life is simple and the simple thing is the right thing (Oscar

Wilde)

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Al-Qamar –

49)

Persembahan

Dalam persembahan ini saya mengucapkan banyak terimakasih. Skripsi ini saya

persembahkan kepada:

1. Orang tua saya Pa‟e (Muhtashor) dan Ma‟e (Alm. Muthola’ah) yang

selama ini telah sabar mendidik dan membimbing penulis sampai besar

seperti ini. Semoga Ma‟e mendapatkan tempat di sisi Allah SWT yang

paling mulia. Ma‟e Pa‟e selalu ada dalam do‟a ku.

2. Kakak-kakak saya Mbak Isrojiyati, Mas Nur Kholis, Mbak Naela

Sholhiyati, Mas Anang Daris Muhammad, Mas Nurul Huluq,M.T, dan

Mbak Novia Ujianti,Amd.RO beserta ponakan-ponakanku Kanza

Fatiha Ramadhani, Lakhiq Khafada Muhammad, Urfi Khasan

Muhammad, Aimar Faiz Al Arkhan, dan Aurid Haudha Muhammad.

Terimaksih sudah memberikan dukungan semangat untuk tetap menjalani

(8)

3. Keluarga besar Bani Tirtowongso Kecamatan Pabelan kabupaten

Semarang.

4. Keluarga besar Bani Maryam Tingkir Lor, Salatiga.

5. MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang sudah

membantu saya melaksanakan penelitian skripsi ini.

6. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Kusuma Dilaga – Woro

Srikandhi Gudep 02.237 – 02.238 dan Brigade Khusus (Brigsus) Naga

Sandhi yang berpangkalan di IAIN Salatiga yang telah memberikan

banyak pengalaman, ilmu, teman, dan keluarga baru.

7. Teman-teman PGMI 2012 IAIN Salatiga.

8. Keluarga besar KKN kelompok 3 Desa Pulutan, Kecamatan Sidorejo,

Salatiga.

9. Teman-teman sekelompok PPL di MI Kumpulrejo 02 Salatiga.

10.Teman-teman yang dari semester awal sampai akhir masih bersamaku

mpok Uswarun Khasanah, Arum Pangestu, Isnadziya, Maria Nurul

Qoyyimah, Maria Evi Kiswah, Umi Saidah, Asih Rahayu, Laili

Safa’ah, Amik Mayasari, Putri Parameswari, Ismi Dwi Hastuti, Illa

Purwika Mahdiyyani, Indah Kurnia, Iin Puji Artini, Puji Astuti, dan

Masruroh (Nimas).

11.Teman-teman yang ada di Sanggar Racana Kusuma Dilaga – Woro

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

karunia dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada nabi agung

Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang

mukmin yang mengikutinya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak

akan selesai tanpa adanya dukungan dari semua pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

4. Bapak Wahidin, S.Pd.I., M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela

menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kesabaran,

kebijaksanaan, dan memberi petunjuk serta dorongan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

(10)

7. Karyawan kampus IAIN Salatiga yang sudah melancarkan kegiatan

pembelajaran dan sudah membantu penulis untuk melancarkan kegiatan yang

sedang organisasi penulis laksanakan.

8. Satuan Keamanan (Satpam) IAIN Salatiga sudah mengamankan kampus

dengan baik.

9. Kepala MI Tegalwaton Ibu Titin Jamalis Sururiyah, S.PdI beserta guru dan

karyawan yang sudah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian di MI Tegalwaton.

10.Siswa-siswi kelas IV MI Tegalwaton yang sudah berkenan menjadi subjek

penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan baik.

11.Kedua orang tua dan saudara-saudara yang selalu mendorong untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman yang yang sudah membantu penulis untk menyelesaikan skripsi

ini.

Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, semoga

mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin. Serta proses

yang selama ini penulis alami semoga dapat bermanfaat dikemudian hari.

Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis

sangat mengaharapkan kritik dan saran guna memajukan penulis dalam penulisan

tugas-tugas selanjutnya.

Salatiga, 13 Desember 2016

(11)

ABSTRAK

Lutfia, Athi‟. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)dengan Menggunakan Strategi Synergetic Teaching pada Siswa Kelas IV MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Wahidin, S.Pd.I., M.Pd.

Kata Kunci: Synergetic Teaching, Hasil Belajar, serta KPK dan FPB

Materi KPK dan FPB sulit diterima oleh siswa kelas IV MI Tegalwaton, karena kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal itu menyebabkan nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Oleh karena itu perlu dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan PTK ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi KPK dan FPB dengan menggunakan strategi Synergetic Teaching pada kelas IV MI Tegalwaton Kecamatann Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.

Rancangan penulisan ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan tes.

(12)

DAFTAR ISI

Sampul ... i

Logo ... ii

Judul ... iii

Halaman Persetujuan Pembimbing... iv

Halaman Pengesahan Kelulusan ... v

Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi

Halaman Motto dan Persembahan ... vii

Kata Pengantar... ix

Abstrak ... xi

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I Pendahuan ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan... 6

E.Manfaat Penelitian ... 7

F.Definisi Operasional ... 8

G.Metode Penelitian ... 10

(13)

BAB II Landasan Teori ... 18

A.Hasil Belajar ... 18

B.Matematika ... 24

C.KPK dan FPB... 27

D.Strategi Synergetic Teaching ... 33

BAB III Pelaksanaan Penelitian ... 36

A.Tempat dan Waktu Penelitian... 36

B.Data Siswa Kelas IV MI Tegalwaton ... 41

C.Deskripsi Pelaksanaan Siklus ... 43

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 55

A.Hasil Penelitian ... 55

B.Pembahasan ... 65

BAB V Penutup ... 68

A.Keseimpulan ... 68

B.Saran ... 69

Daftar Pustaka ... 70

Lampiran-Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Guru dan Pembagian Tugas Mengajar di MI Tegalwaton ... 39

Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Tegalwaton ... 40

Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana MI Tegalwaton ... 41

Tabel 3.4 Data Siswa Kelas IV MI Tegalwaton ... 42

Tabel 4.1 Data Hasil Pre Tes dan Hasil Belajar Siklus I ... 55

Tabel 4.2 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus I... 57

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 57

Tabel 4.4 Data Hasil Pre Tes dan Hasil Belajar Siklus II ... 60

Tabel 4.5 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus II ... 62

Tabel 4.6 Hasil Pengamatam Guru Siklus II ... 62

Tabel 4.7 Data Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 65

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus ... 12

Gambar 2. Siswa mengerjakan pre tes ... 71

Gambar 3. Siswa berdiskusi ... 71

Gambar 4. Siswa Mengerjakan Tes ... 71

Gambar 5. Siswa berdiskusi. ... 72

Gambar 6. Perwakilan siswa mengerjakan di depan. ... 72

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I

Lampiran 2 RPP Siklus II

Lampiran 3 Soal-Soal

Lampiran 4 Daftar Nilai

Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Sikklus I

Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Sikklus II

Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II

Lampiran 9 Dokumentasi

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 12 Surat Pembimbing

Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 14 Lembar Konsultasi

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin maju matematika menjadi salah satu ilmu yang sangat penting.

Matematika sendiri merupakan salah satu ilmu dasar yang dapat diterapkan dalam

berbagai bidang kehidupan. Pembelajaran matematika yang berkualitas tidak lepas

dari peran guru dan peserta didik. Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara

melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik

juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru maupun

bahan ajar dengan segala alat bantunya, sehingga pada akhirnya hasil

pembelajaran dapat meningkat (Daryanto dan Tasrial,2012: 111-112).

Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan

siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu juga dapat dilihat dari keaktifan

siswa dalam mengikuti kegiatan kelas dan hasil belajar matematika. Semakin

banyak aktifitas dan semakin bagus hasil belajar matematika, semakin tinggi pula

tingkat keberhasilan pembelajaran matematika.

Pembelajaran matematika akan mudah dipahami dan diingat oleh siswa

bila guru dapat menyajikan konsep dengan prosedur dan langkah-langkah yang

tepat, jelas, dan menarik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan

(18)

Sebagian besar siswa khususnya ditingkat SD/MI menganggap pelajaran

matematika adalah pelajaran yang sulit, menakutkan, dan membosankan bagi

anak. Pelajaran ini dianggap rumit dan sulit terlebih lagi ditambah dengan cara

guru yang monoton. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang

memuaskan dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Rendahnya nilai matematika

disebabkan karena aktifitas dalam pembelajaran masih rendah.

Perlu kita pahami bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang

diikuti oleh siswa baik tingkat SD, SMP, bahkan SMA. Pelajaran ini dinilai juga

sangat penting dan sering menjadi perhatian pihak sekolah. Hal itu dikarenakan

matematika banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seiring dengan perkembangan pendidikan banyak model-model strategi

dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pelajaran

dikelas. Menghadapi hal tersebut guru harus bisa mengemas pelajaran matematika

menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami sehingga siswa

semakin antusias dalam menerima pelajaran matematika.

Didalam kelas guru di harapkan bisa membangkitkan aktifitas belajar

siswa serta membuat siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Oleh

karena itu, guru dituntut lebih bisa menciptakan dan membangkitkan minat belajar

matematika sehingga dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang pasif menjadi

aktif dan membuat siswa menjadi tertarik bahkan tertantang untuk mempelajari

(19)

Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena

untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang

optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah

sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal,

dengan kata lain pembelajaran tidak akan dapat berlangsung secara efektif dan

efisien. Strategi pembelajaran sangat berguna, baik bagi guru maupun siswa. Bagi

guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam

pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa pengguna strategi pembelajaran dapat

mempermudah proses belajar (mempermudah dan mempercepat memahami isi

pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk

mempermudah proses pembelajaran (Wena,2011: 2-3).

Tindakan yang dapat dilakukan guru untuk lebih mengoptimalkan

efektifitas pembelajaran klasikal adalah penggunaan strategi pembelajaran yang

mana diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya

pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan

strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar

yang dilakukan peserta didik (Majid,2014: 6).

Di dalam buku Abdul Majid (2014: 3) Hardy, Langley, dan Rose dalam

Sudjana (1986) mengemukakan strategy is perceived as a plan or a set of explicit

intention preceeding and controlling actions (strategi dipahami sebagai rencana

(20)

Salah satu faktor yang menyebabkan materi pelajaran yang cepat

dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar disekolah

biasanya hanya mengandalkan indra pendengaran karena banyak guru

menggunakan metode ceramah, sehingga hasil belajarpun rendah. Menurut

filosofis Cina mengatakan bahwa :Apa yang saya dengar, saya lupa ; Apa yang

saya lihat, saya ingat ; Apa yang saya lakukan, saya paham (Hisyam

Zaini,2008:XIV-XV). Untuk itu guru perlu melakukan pembelajaran yang

menuntut siswa untuk melakukan atau mengalami sehingga siswa paham.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru yang mengajar mata

pelajaran matematika di kelas IV MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran pada

tanggal 20 Juli 2016 bahwa, telah ditemukan permasalahan yang terjadi, sulitnya

peserta didik dalam menerima materi KPK dan FPB, kurangnya antusias siswa

dalam mengikuti pelajaran matematika yang mana sudah di cap sebagai mata

pelajaran yang menakutkan, dan masih banyaknya peserta didik yang nilainya di

bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).

Selain dari peserta didik muncul permasalahan dari pendidik yang masih

menerangkan materi KPK dan FPB hanya melalui metode ceramah tanpa

menggunakan strategi pembelajaran. Sebaiknya dalam penyampaian materi KPK

dan FPB bukan melalui ceramah saja tetapi harus ada strategi pembelajarannya.

Sebagai contoh strategi Synergetic Teaching, cara penyampaiannya peserta didik

yang telah mempunyai pengalaman-pengalaman berbeda mempelajari materi yang

(21)

Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas, peneliti menawarkan sebuah

solusi untuk suatu pembelajaran yang dilakukan menggunakan strategi

pembelajaran. Peneliti menganggap bahwa strategi pembelajaran memiliki

kekuatan-kekuatan positif dan bersinergi sehingga mampu mengubah tingkah laku

siswa kearah kreatif dan dinamis. Pada mata pelajaran matematika kelas IV untuk

materi KPK dan FPB peneliti mencoba menggunakan strategi Synergetic

Teaching guna meningkatkan hasil belajar siswa.

MI Tegalwaton terletak di Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang memiliki 6 kelas. Pada kelas IV terdapat 13 siswa yang

terdiri dari 6 laki-laki dan 7 perempuan. Pada mata pelajaran matematika sekolah

tersebut menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75.

Untuk menyelesaikan permasalahan diatas peneliti terinspirasi melakukan

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar

(FPB) dengan Menggunakan Strategi Synergetic Teaching pada Siswa Kelas IV

MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2016/2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

akan dibahas yaitu: Apakah strategi Synergetic Teaching dapat meningkatkan

hasil belajar matematika materi KPK dan FPB pada siswa kelas IV MI

(22)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan tujuan

penelitan ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi KPK

dan FPB dengan menggunakan strategi Synergetic Teaching pada kelas IV MI

Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Penelitian Dan Indikator Keberhasilan

1. Hipoesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Penggunaan strategi Synergetic

Teaching dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi KPK dan FPB pada

kelas IV MI Tegalwaton Kecamatann Tengaran Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan strtategi Synergetic Teaching dalam kegiatan belajar mengajar

dikatakan berhasil apabila indicator yang diharapkan tercapai. Indikator yang

dipakai peneliti dalam hal ini adalah KKM mata pelajaran Matematika di MI

Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Peneliti sangat berharap

siswa mampu mencapai indikator atau standar yang telah ditentukan, sehingga

penelitian yang dilakukan dapat berhasil dilaksanakan. Indikator tersebut adalah

(23)

a. Secara Individu

Siswa diharapkan dapat mencapai nilai ≥ 75 dalam materi

pembelajaran KPK dan FPB.

b. Secara Klasikal

Secara klasikal siswa siswa dinyatakan berhasil apabila dalam satu

kelas tersebut siswa yang mendapat nilai ≥ 75 mencapai persentase

yang telah ditentukan yaitu sebesar 85% atau dengan kata lain, 85%

dari siswa yang ada di dalam kelas tersebut tuntasa mencapai KKM

kelas.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan teori strategi

Synergetic Teaching.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran

yang disampaikan oleh guru.

b. Guru

Dapat dijadikan pedoman penggunaan strategi Synergetic Teaching

(24)

c. Sekolah

Memberikan sumbangan bagi sekolah yang berguna dalam

kegiatan pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan khususnya

mata pelajaran matematika.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah persepsi dalam penafsiran judul penelitian ini, berikut

dijelaskan tentang maksud yang terkandung dalam judul penelitian tindakan kelas

sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap.

Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru

menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang

berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional

(Susanto,2013:5).

Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh peserta didik berupa

(25)

2. Matematika

Matematika menurut Russefendi dalam (Heruman, 2007:1) adalah

bahasa symbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

induktif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai

dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma

poshlat dan akhirnya ke dalil.

Matematika berasal dari bahasa Latin, Manthanein adalah mathemo

yang berarti “belajar adalah hal yang dipelajari”, sedangkan dalam bahasa

Belanda matematika disebut Wiskunde adalah ilmu pasti yang kesemuanya

berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001: 7) dalam Susanto ( 2013 : 184).

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di dalam

satuan pendidikan yang berisi tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian,

dan pembagian.

3. KPK dan FPB

KPK adalah singkatan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil. Atau KPK

dapat dijabarkan sebagai kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan yaitu

bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi habis oleh kedua bilangan

tersebut.

FPB adalah singkatan dari Faktor Persekutuan Terbesar. FPB atau

faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan yaitu bilangan bulat positif

terbesar yang dapat membagi habis kedua bilangan tersebut (Abdussakir,2009:

(26)

KPK dan FPB adalah materi pelajaran matematika yang diajarkan di

kelas IV pada semester I setelah materi sifat operasi hitung.

4. Strategi

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang

dilakukaan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Peranan

strategi pembelajaran lebih penting apabila guru mengajar siswa yang

berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan, serta minat. Hal

tersebut karena guru harus memikirkan strategi pengajaran yang mampu

memenuhhi keperluan semua siswa. Di sini, guru tidak saja harus menguasai

berbagai kaidah mengajar, tetapi yang lebih penting adalah mengintegrasikan

serta menyusun kaidah-kaidah itu untuk membentuk strategi pengajaran yang

paling berkesan dalam pengajarannya (Hamdani,2011: 18-19).

Strategi yaitu suatu cara yang dilakukan dengan menggunakan

pendekatan, metode, dan atau media pembelajaran bahkan

mengkolaborasikannya sehingga sampai pada tujuan yang hendak dicapai.

5. Synergetic Teaching

Strategi Synergetic Teaching atau dalam bahasa Indonesia Pengajaran

Bersinergi. Pengertian dari strategi ini yaitu strategi yang memungkinkan para

peserta didik yang telah mempunyai pengalaman-pengalaman berbeda

mempelajari materi yang sama untuk membandingkan catatan-catatan.

Cara penyampaian materinya yaitu : berilah separuh dari kelas itu

contoh-contoh konkret tentang suatu konsep atau teori yang Anda ingin agar

(27)

atau teori yang mereka gambarkan. Sampaikan kepada separuh lain dari kelas

itu konsep atau teori. Pasangkan peserta didik dari dua kelompok tersebut dan

suruhlah mereka mengulas pelajaran bersama-sama (Silberman,2009: 114).

Synergetic teaching merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

dapat digunakan dalam kegiatan belajar yang menerapkan system kerja

kelompok dan di akhir pebelajaaran kedua kelompok saling bertukar

informasi.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau dalam Bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan perencanaan dalam bentuk

tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi.2010: 18).

Pada hakekatnya tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan

pengetahuan. Hasil dan penggunaan pengetahuan ini berpangkal dan

dikondisikan oleh tujuan utama tersebut. Peningkatan kualitas pembelajaran

mencakup penyadaran akan nilai-nilai yang akhirnya dapat dilembagakan,

misalnya peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam

(28)

pembelajaran bukan merupakan jaminan proses awal yang benar (H.E.

Mulyasa,2011: 37).

Sehingga alasan penggunaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) itu

sendiri karena PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu,

proses, dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap

PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul dikelasnya

sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan

teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

2. Subjek Penelitian

a. Pada subjek penelitian kali ini, tempat penelitiannya dilaksanakan di MI

Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

b. Subjek penelitian yaitu semua siswa siswi kelas IV MI Tegalwaton

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang terdapat 13 siswa yang terdiri

dari 6 siswa dan 7 siswi. Subjek penelitian selanjutnya yaitu guru yang

mengampu mata pelajaran matematika di kelas IV atas nama Aries

Wibowo, S.PdI.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari empat langkah siklus, yaitu:

perencanaan tindakan; pelaksanaan tindakan; observasi; dan refleksi. Adapun

(29)

Siklus I Siklus II

(H.E.Mulyasa,2011:73)

(Gambar 1.)

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang disiapkan dalam pelaksanaan tindakan kelas ini adalah:

1) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Mempersiapkan soal yang akan diujikan di lembar kegiatan siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti menyusun pembelajaran dengan tiga tahap

penelitian, yaitu pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan

pembuka terdiri dari doa, absensi, memberikan motivasi belajar,

menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai, dan bercerita mengenai kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan materi. Kegiatan inti meliputi penyampaian materi dengan

menggunakan media bahan manipulatif dan test akhir. Kegiatan penutup

meliputi pengulangan materi yang telah diuraikan dan berdoa untuk

1. Rencana

2. Tindakan

1. Rencana 4. Refleksi

4. Refleksi 2. Tindakan

3. Observasi

(30)

mengakhiri pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung peneliti

menggunakan RPP yang telah disusun sebagai panduan. Kemudian

berkonsultasi kepada guru kelas untuk mendapatkan informasi.

c. Obeservasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disiapkan oleh peneliti. Lembar observasi tersebut digunakan untuk

mengetahui jalannya penggunaan strategi Synergetic Teaching.

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kegiatan ini

bertujuan untuk memperoleh data yang akurat bagi perbaikan siklus

berikutnya. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa. Pengamatan

guru dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan

strategi Synergetic Teaching, penggunaan sedangkan pengamatan terhadap

siswa dilakukan untuk mengetahui siswa dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar observasi yang

diisi oleh pengamat. Hasil refleksi inilah yang menjadi landasan untuk

menentukan perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Dengan demikian pelaksanaan tindakan siklus II merupakan perbaikan

dari siklus I.

4. Instrumen Penelitian

(31)

a. Lembar Observasi

1) Bagi guru, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan

guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika di kelas

IV.

2) Bagi siswa, digunakan untuk mengamati secara langsung minat

belajar dalam proses pembelajaran matematika di kelas.

b. Pedoman Dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran umum

sekolah dan keadaan proses pembelajaran.

c. Lembar Tes, digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran matematika.

5. Tehnik Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Hasil

yang diperoleh digunakan untuk menjawab masalah dan mengkaji hipotesis.

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

a. Tes

Tes merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hasil

belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

b. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui

pengamatan pencatatan dengan sistematis. Metode ini digunakan untuk

mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran

berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa

(32)

c. Dokumentasi

Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh foto

kegiatan siswa kelas IV dalam proses kegiatan pembelajaran matematika

berlangsung.

6. Analisis Data Penelitian

Analisis data yang digunakan pada prinsipnya menggunakan analisis

deskriptif. Analisis ini diperoleh setelah mendapatkan hasil pembelajaran dan

kemudian dapat membandingkan antar siklus. Pengertian dari analisis

deskriptif itu sendiri yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2004: 169).

Hasil penelitian ini akan dilakukan untuk membuktikan hipotesis

dengan cara:

a. Dalam kegiatan tes tertulis, pengambilan nilai dapat dilakukan

dengan cara menghitung jumlah jawaban yang benar dari soal yang

tersedia. Rumus yang bisa digunakan adalah

N =

x 100

Keterangan:

1) Jumlah skor yang diperoleh siswa adalah jumlah skor jawaban

benar yang diperoleh siswa.

2) Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor

(33)

b. Untuk mengjitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut:

P = ∑

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis

penelitian dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi

operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Berisi tentang pengertian hasil belajar, matematika, KPK dan FPB, dan

strategi Synergetic Teaching beserta kelebihan dan kelemahannya.

BAB III : Pelaksanaan Penelitian

Berisi tentang gambaran umum subjek penelitian pelaksanaan penelitian

yang meliputi deskripsi pelaksanaan siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, refleksi, dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi

per siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan, refleksi

keberhasilan dan kegagalan.

BAB V : Penutup

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka

atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir

pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat

penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Apabila tujuan

utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya

dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan (Dimyati dan

Mudjiono,2006: 200).

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh), application (menerapkan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan,membentuk bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respon), valuing (menilai), organization

(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor

meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga

mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan

intelektual. Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi

(35)

Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar

pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris

atau terpisah, melainkan komprehensif (Agus Suprijono,2012:6-7).

Untuk mengerti suatu hal, dalam diri seseorang, terjadi suatu

proses, yang disebut sebagai proses belajar. Seorang pengajar

mempunyai tugas merangsang serta meningkatkan jalannya proses

belajar. Untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan baik, pengajar harus

mengetahui proses tersebut mulai dan berlangsung

(Rooijakkers,2010:13).

Di dalam Al-Qur‟an Surah Al Mujadalah ayat 11. Allah SWT

berfirman:

ىَلاَعَت َلاَقَو{ ٍتاَجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذَّلَاَو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذَّلا ُهَّللا ْعَفْزَي}

Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang-orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dari sambungan ayat ini pun mengandung dua tafsir. Pertama jika

seseorang disuruh melapangkan majlis, yang berarti melapangkan hati,

bahkan jika dia disuruh berdiri sekalipun lalu memberikan tempatnya

kepada orang yang patut didudukkan di muka, janganlah dia berkecil

hati. Melainkan hendaknya dia berlapang dada. Karena orang yang

(36)

sudi memberikan tempat kepada orang lain itulah yang akan bertambah

ilmunya.

Kedua memang ada orang yang diangkat Allah derajatnya lebih

tinggi dari pada orang kebanyakan, pertama karena imannya, kedua

karena ilmunya. Setiap hari pun dapat kita melihat pada raut muka, pada

wajah, pada sinar mata orang yang beriman dan berilmu. Iman member

cahaya pada jiwa, disebut juga pada moral. Sedang ilmu pengetahuan

member sinar pada mata. Iman dan ilmu membuat orang jadi mantap.

Membuat orang jadi agung, walaupun tidak ada pangkat jabatan yang

disandangnya.

Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang

telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah

dicapai dari proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar dalam

bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh

faktor dari dalam diri individu dan di luar individu. Proses di sini tidak

dapat dilihat karena bersifat psikologis. Kecuali bila seseorang telah

berhasil dalam belajar, maka seseorang itu telah mengalami proses

tertentu dalam belajar. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam

diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktivitas

belajar yang telah dilakukan. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu,

dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak berilmu menjadi

(37)

Noehi Nasution, dan kawan-kawan mengemukakan berbagai faktor

yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut secara lebih luas

seperti terlihat pada bagian berikut ini:

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.

Selama hidup anak didik tidak bias menghindarkan diri dari

lingkungan alami dan lingkungan social budaya. Interaksi dari kedua

lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan

anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan

terhadap belajar anak didik di sekolah.

b. Faktor Instrumental

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan

tentu saja pada tingkat kelembagaan. Dalam rangka melicinkan

kearah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai

bentuk dan jenisnya. Semuanya dapat diberdayagunakan menurut

fungsi masing-masing kelengkapan sekolah. Kurikulum dapat

dipakai oleh guru dalam merencanakan program pengajaran.

Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas

belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus

dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna

(38)

c. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar

jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam

keadaan kelelahan. Selain itu, menurut Noehi, hal yang tidak kalah

pentingnya adalah kondisi panca indra (mata, hidung, pengecap,

telinga, dan tubuh), terutama mata sebagai alat untuk melihat dan

sebagai alat untuk mendengar. Sebagian besar yang dipelajari

manusia (anak) yang belajar berlangsung dengan membaca, melihat

contoh, atau model melakukan observasi, mengamati hasil-hasil

eksperimen, mendengarkan keterangan guru, mendengarkan

ceramah, mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi dan

sebagainya.

Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas.

Pengajaran dengan pola klasikal perlu memperhatikan tinggi

rendahnya postur tubuh anak didik. Postur tubuh anak didik yang

tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang anak didik yang bertubuh

pendek. Hal ini dimaksudkan agar pandangan anak didik ke papan

tulis tidak terhalang oleh anak didik yang bertubuh tinggi. Anak

didik yang berjenis kelamin sama ditempatkan pada kelompok anak

didik sejenis. Demikian juga anak didik perempuan, dikelompokkan

pada kelompok sejenis. Pola pengelompokan yang demikian sangat

(39)

Tinjauan fisiologis adalah kebijakan yang pasti tak bias

diabaikan dalam penentuan besar kecilnya, tinggi rendahnya kursi

dan meja sebagai perangkat tempat duduk anak didik dalam

menerima pelajaran dari guru di kelas. Perangkat tempat duduk ini

mempengaruhi kenyamanan dan kemudahan anak didik ketika

sedang menerima pelajaran di kelas. Dan berdampak langsung

terhadap tingkat konsentrasi anak didik dala m rentangan tertentu.

d. Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena

itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi

belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri,

terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari

dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja

merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar

seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor

psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan kurang

signifikan. Oleh karena itu, minat, kecerdasn, bakat, motivasi, dan

kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor pikologis

yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik

(Djamarah,2011: 175-191).

Kegiatan guru seteah melakukan proses belajar mengajar adalah

melakukan penilaian hasil beajar. Penilaian hasil belajar secara esensial

(40)

oleh guru dan sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam

penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Dengan demikian,

penilaian hasil belajar itu sesuatu yang sangat penting. Denga penilaian

guru bisa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kualitas

pembelajaran yang telah dilakukan. Apakah metode, strategi, media,

model pembelajaran dan hal lain yang dilakukan dalam proses belajar

mengajar itu tepat dan efektif atau sebaliknya bisa dilihat dari hasil

belajar yang diperoleh peserta didik. Jika hasil belajar peserta didik

dalam ulangan harian atau formatif masih di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang

dilakukan guru gagal. Dan jika hasil belajar peserta didik diatas KKM,

maka bisa dikatakan proses pembelajaran yag dilakukan gru berhasil

(Kunandar,2014: 10-11).

B. Matematika

1. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari kata lati Manthanein atau mathema yang

berarti belajar adalah hal yang dipelajari. Matematika dalam bahas

Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan

dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu

kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis

dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan

(41)

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya piker manusia. Perkembangan

pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi

oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,

teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta

teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat

sejak dini (BSNP,2006).

Mata pelajaran matematikka perlu diberikan kepada semua peserta

didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, seta

kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta

didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya

dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi

(contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta

didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika

(Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari,2012: 159-160).

2. Fungsi dan Tujuan Matematika

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,

(42)

yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan,

pengukuran, geometri, dan pengelolaan data.

Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, dan tepat, dalam pemecahan masalah

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, me nyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau

media lain untuk memperoleh keadaan atau masalah

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah (Isriani Hardini dan Dewi

(43)

C. KPK dan FPB

1. Pengertian KPK

KPK adalah singkatan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil. Atau

KPK dapat dijabarkan sebagai kelipatan persekutuan terkecil dari dua

bilangan yaitu bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi habis oleh

kedua bilangan tersebut.

a. Cara mencari KPK

1) Menentukan KPK dengan Kelipatan Persekutuan

Contoh mencari KPK dari 16 dan 40

a) Tulis kelipatan dari 16 dan 40

Kelipatan 16 adalah 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 144, 160,

176,…

Kelipatan 40 adalah 40, 80, 120, 160, 200,. . .

b) Tentukan kelipatan persekutuan dari 16 dan 40. Kelipatan

persekutuan dari 16 dan 40 adalah 80 dan 160.

c) Tentukan kelipatan persekutuan terkecil dari 16 dan 40. Jadi,

KPK dari 16 dan 40 adalah 80.

2) Menentukan KPK dengan Faktorisasi Prima

Contoh mencari KPK dari 16 dan 40

(44)

8 20

4 10

Keterangan:

Bilangan yang dilingkari adalah bilangan prima.

Faktorisasi prima dari 16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24 Faktorisasi prima dari 40 = 2 x 2 x 2 x 5 = 23 x 5

Untuk mencari KPK tulislah semua factor dari faktorisasi

prima, dengan ketentuan factor yang sama hanya ditulis

factor yang pangkatnya paling tinggi atau paling besar.

KPK dari 16 dan 40 adalah 24 x 5 = 16 x 5 = 80 3) Menentukan KPK dengan Pembagian

Contoh menentukan KPK 18 dan 28

(45)

a) Bagilah kedua bilangan tersebut dengan bilangan prima

terkecil yaitu 2.

b) Hasilnya tuliskan di bawahnya kemudian bagilah kedua

bilangan tersebut dengan bilangan prima terkecil lagi

yaitu 2.

c) Bagilah kedua bilangan tersebut dengan bilangan prima

terkecil, karena tidak habis dibagi 2 maka kita bagi 3.

d) Karena hasilnya sudah bilangan prima semua,

selanjutnya kita kalikan bilangan pembagi dengan

bilangan hasil yaitu 2 x 2 x 3 x 3 x 7 = 252

b. Menyelesaikan masalah dengan KPK

Ema dan menik sama-sama ikut les matematika. Ema masuk setiap

4 hari seklai, sedangkan Menik masuk setiap 6 hari sekali. Jika hari

ini mereka masuk les bersama-sama, berapa hari lagi mereka masuk

les bersam-sama dalam waktu terdekat?

Bagaimana cara mnyelesaikan permasalahan diatas? Mari kita

selesaikan bersama-sama. Berikut adalah urutan jadwal Ema dan

Menik masuk les hari ini.

Ema 4 hari lagi 8 hari lagi 12 hari lagi 16 hari lagi ….

Menik 6 hari lagi 12 hari lagi 18 hari lagi 24 hari lagi …

Jadi mereka akan kembali masuk les bersam-sama dalam 12 hari

(46)

Apa yang dapat kalian simpulkandari penyelesaian maslah di atas?

Betul, 12 adalah KPK dari 4 dan 6. Jadi, penyelesaian permasalhan diatas

menggunakan KPK.

2. Pengertian FPB

FPB adalah singkatan dari Faktor Persekutuan Terbesar. FPB atau

factor persekutuan terbesar dari dua bilangan yaitu bilangan bulat positif

terbesar yang dapat membagi habis kedua bilangan tersebut

(Abdussakir,2009:119).

a. Cara mencari FPB

1) Menentukan FPB dengan Faktor Prima

Contoh mencari FPB dari 16 dan 40

a) Tuliskan semua faktor dari 16 dan 40

Faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8, 16

Faktor dari 40 adalah 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40

b) Tuliskan factor persekutuan dari 16 dan 40. Faktor

persekutuan dari 16 dan 40 adalah 1, 2, 4, dan 8.

c) Tuliskan bilangan terbesar dari faktor persekutuan 16

dan 40. Jadi, FPB dari 16 dan 40 adalah 8.

2) Menentukan FPB dengan Faktorisasi Prima dan Perkalian

Faktor-faktor Prima

Contoh mencari FPB dari 30 dan 36

(47)

15 18

9

Dari pohon factor di atas telah dapat diketahui faktorisasi

prima atau perkalian faktor prima dari 30 dan 36

sebagaimana hasil dari cara yang pertama di atas yaitu:

30 = 2 x 3 x 5

36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32.

Setelah diketahui faktorisasi prima dari 30 dan 36 maka

untuk mencari FPB, kita tuliskan semua factor yang sama

dengan pangkat yang paling kecil.

30 dan 36 faktor yang sama adalah 2 dan 3.

Factor 2 ada yang pangkat 2 (22) ada yang 2 pangkat 1, yang ditulis adalah pangkat terkecilyaitu pangkat 1.

Factor 3 demikian pula kita ambil pangkat yang terkecil

yaitu 3 pangkat 1.

Jadi, FPB dari 30 dan 36 adalah 2 x 3 = 6

3) Menentukan FPB dengan Pembagian

Contoh menentukan FPB 24 dan 18

(48)

24 18 :

12 9 :

4 3

a) Bagilah kedua bilangan tersebut dengan bilangan prima

terkecil yaitu 2.

b) Bagilah hasil pembagian kedua bilangan tersebut

dengan bilangan prima terkecil, karena tidak habis

dibagi 2 maka kita bagi 3.

c) Karena tidak semua bilangan hasil dapat dibagi dengan

bilangan yang sama maka pembagian dihentikan.

Berbeda dengan mencari KPK.

d) Untu mencari FPB kalikan bilangan-bilangan pembagi

tersebut! 2 x 3 = 6. Jadi, FPB dari 24 dan 18 adalah 6.

b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB

Dalam rangka merayakan hari ulang tahunnnya, Ema membagikan

75 buku tulis dan 50 pensil kepada anak-anak yatim piatu. Setiap buku

tulis dan pensil akan dibagikan kepada anak-anak dengan jumlah yang

sama banyak.

1. Berapa anak yatim yang bisa mendapatkan buku tulis dan

pensil?

2. Berapa buku tulis dan pensil untuk masing-masing anak?

Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan kali ini? Mari kita

selesaikan bersam-sama.

(49)

Ada 75 buku tulis. Agar setiap anak mendapat bagian yang sama

banyak, maka buku tulis tersebut dapat dibagikan kepada:

1 anak, 3 anak, 5 anak, 15 anak, 25 anak, atau 75 anak

Ada 50 pensil. Agar setiap anak mendapat bagian yang sama banyak,

maka pensil tersebut dapat dibagikan kepada:

1 anak, 2 anak, 5 anak, 10 anak, 25 anak, atau 50 anak.

Jika setiap buku tulis dan pensil dibagikan kepada anak-anak dengan

jumlah yang sama banyak, maka buku tulis dan pensil tersebut dapat

dibagikan kepada 1 anak, 5 anak, atau 25 anak.

Jadi penyelesaian masalah di atas adalah sebagai berikut.

1. Banyak anak yatim yang mendapatkan buku tulis dan pensil

dengan bagian yang sama, paling banyak 25 anak.

2. Setiap anak mendapatkan 75 : 25 = 3 buku tulis dan 50 : 25 = 2

pensil.

Jika kamu perhatikan dengan seksama, 25 adalah FPB dari 75 dan

50. Jadi, penyelesaian permasalahan di atas dilakukan dengan

menggunakan FPB.

D. Strategi Synergetic Teaching

1. Pengertian Strategi

Strategi bagi guru, strategi adalah pendekatan umum mengajar

(50)

memenuhi berbagai tujuan pembelajaran (Buku terjemahan dari Paul

Eggen and Don Kauchak oleh Satrioo Wahono,2012: 6).

2. Pengertian Strategi Synergetic Teaching

Strategi ini memungkinkan para peserta didik yang telah

mempunyai pengalaman-pengalaman berbeda mempelajari materi yang

sama untuk membandingkan catatan-catatan.

a. Langkah-langkah Strategi Synergetic Teaching

1) Bagilah kelas menjadi dua bagian.

2) Kirimkan satu kelompok ke ruangan lain untuk membaca

tentang topik yang anda ajarkan. Pastikan materi bacaan itu

terformat dengan baik dan mudah di baca.

3) Selama masa ini, berikan sebuah pelajaran yang disampaikan

dengan lisan, ceramah, tentang materi yang sama kepada

separuh lainnya darii kelas itu.

4) Kemudian, ganti pengalaman belajar. Berikan materi bacaan

tentang topik Anda bagi kelompok yang telah mendengarkan

pelajaran yang disampaikan dengan ceramah dan berikan suatu

pelajaran yang didasarkan dengan kuliah bagi bagi kelompok

yang membaca tersebut.

5) Pasangkan anggota-anggota utuk masing-masing kelompok

dan suruhlah mereka menyimpulkan /meringkas apa yang telah

(51)

b. Kelebihan startegi Synergetic Teaching

1) Strategi inii relative digunakan untuk semua mata pelajaran.

2) Cocok dikombinasikan dengan strategi lainnya yang relevan.

3) Strategi ini baik digunakan untuk mengukur tingkat

pemahaman membaca dan mendengar siswa.

4) Dapat diterapkan untuk kelas besar.

c. Kelemahan strategi Synergetic Teaching

1) Guru perlu mengetahui peta tipe belajar siswa agar

pengelompokannya tepat.

2) Cenderung tidak ada diskusi saat penggabungan kelompok.

3) Kelompok yang diluar tidak menutup kemungkinan hanya

bermain-main saja.

4) Guru harus fokus untuk mengawasi peserta didik baik yang

(52)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Gambaran Umum MI Tegalwaton

a. Lokasi Penelitian

Pada bab III ini penulis akan memaparkan kondisi dan

keadaan lokasi madrasah yang di jadikan sebagai tempat

penelitian skripsi. MI Tegalwaton berada di lokasi yang

strategis karena berada di tengah lingkungan masyarakat dusun

Tegalwaton dan berdekatan dengan Kantor Kelurahan

Tegalwaton yang hanya berseberangan jalan saja. Selain itu,

madrasah ini juga berada di tepi jalan alternatif ke lapangan

pacuan kuda. Berikut garis besar dari lokasi penelitian yang

dapat penulis sampaikan:

Tempat Penelitian : MI Tegalwaton

Alamat Penelitian :Jl. Keluarga Sakinah, Tegalwaton,

Kec. Tengaran, Kab. Semarang,

Jawa Tengah.

b. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : MI Tegalwaton

b. NSM : 1112332200014

(53)

d. Desa : Tegalwaton

e. Kecamatan : Tengaran

f. Kabupaten : Semarang

g. Provinsi : Jawa Tengah

h. Status : Terakreditasi B

i. Berdiri Tahun : 1962

j. Penyelenggara : Yayasan

k. Kepala Sekolah : Titin Jamaalis Sururiyah, S.PdI

l. Masuk Jam Madrasah : Pagi

c. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah

1) Visi Madrasah

Mewujudkan generasi yang cerdas, terampil dan

berakhlakul karimah.

2) Misi Madrasah

a) Mewujudkan kegiatan pembelajaran dan bimbingan

secara aktif, kreatif, dan menyenangkan.

b) Membekali siswa dengan keterampilan yang berguna

agar siswa dapat berkembang secara optimal.

c) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.

d) Mewujudkan pembentukan karakter Islami dengan

pembiasaan yang Islami.

e) Membimbing siswa mengenal lingkungan sehingga

(54)

3) Tujuan Madrasah

a) Meningkatkan kualitas. Proses pembelajaran agar siswa

dapat mengembangkan kemampuan dirinya secara

optimal.

b) Menyiapkan pelajaran pengembangan diri meliputi :

Pramuka, Drumband, Rebana, Olahraga, UKS, dan

Ketrampilan.

c) Memiliki guru professional yang kompeten dengan

tugasnya.

d) Meningkatkan kegiatan keagamaan di lingkungan

Madrasah sebagai pembiasaan meliputi: Hafalan surat

pendek, hadis, dan doa sehari-hari, jamaah sholat

Dluhur, dan Infaq.

e) Meningkatkan kegiatan sosial di lingkungan Madrasah

seperti : Jum‟at bersih, kerja bakti lingkungan,

menengok orang sakit, dan takziyah.

4) Guru dan Tenaga Kependidikan

MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran, memiliki tenaga pendidik

sebanyak delapan orang yang terdiri dari satu kepala madrasah, enam

(55)

Tabel 3.1

Data Guru dan Pembagian Tugas Mengajar di MI Tegalwaton

Tahun Pelajaran 2016/2017

No. Nama Jabatan

Pendidikan

Terakhir

1. Titin Jamaalis Sururiyah,

S.PdI

NIP: 197001092000032001

Kepala Madrasah S1

2. Romzatun, S.PdI Guru Kelas I S1

3. Sri Lestari, S.PdI Guru Kelas II S1

4. Ratna Setyawati, S.Pd Guru Kelas III S1

5 Najizah Risma Dewi, S.PdI

NIP: 197904102005012003

Guru Kelas IV S1

6. Asroni, S.PdI Guru Kelas V S1

7. Aries Wibowo, S.PdI Guru Kelas VI S1

8. Amin Solihah, S.PdI Guru Mata

Pelajaran Agama S1

(56)

Jumlah keseluruhan siswa yang ada di MI Tegalwaton Kecamatan

Tengaran berjumalah 118 siswa yang terdiri dari 66 siswa laki-laki dan

52 siswa perempuan. Berikut rincian dari masing-masing kelas:

Tabel 3.2

Data Jumlah Siswa MI Tegalwaton Tahun Pelajaran

2016/2017

Kelas

Jumlah Siswa

2016/2017

L P JML

I 15 15 30

II 13 10 23

III 10 6 16

IV 6 7 13

V 8 6 14

VI 14 8 22

Jumlah 66 52 118

(57)

Kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar karena

dilancarkan dengan adanya sarana prasarana dan fasilitas yang ada di

madarsah tersebut. Berikut rincinan daftar sarana prasarana dan

fasilitas yang ada di MI Tegalwaton:

Tabel 3.3

Data Sarana dan Prasarana MI Tegalwaton Tahun Pelajaran

2016/2017

No. Nama Barang Jumlah

1. Bangunan 1

2. Ruang kelas 6

3. Ruang guru 1

4. Ruang Kepala Madrasah 1

5. Kamar mandi siswa 2

6. Halaman 1

(58)

8. Gudang 1

9. Kantin 1

10. Kamar mandi guru 1

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama satu bulan dengan

masing-masing siklus satu kali pertemuan. Siklus I berlangsung pada hari

Selasa tanggal 6 September 2016 dan siklus II pada hari Kamis tanggal

8 September 2016.

B. Data Siswa Kelas IV MI Tegalwaton

Adapun subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Tegalwaton

Kecamatan Tengaran dengan jumlah 13 siswa terdiri dari enam laki-laki

dan tujuh perempuan, salah satu dari siswa kelas IV tersebut ada yang

belum memiliki Nomor Induk Siswa (NIS) dikarenakan siswa tersebut

merupakan siswa baru di MI Tegalwaton. Berikut ini data siswa kelas IV

pada tahun pelajaran 2016/2017 tercatat sebagai siswa di MI Tegalwaton.

Tabel 3.4

Data Siswa Kelas IV MI Tegalwaton Tahun Pelajaran 2016/2017

No.

Nomor

Induk Siswa

Nama

Jenis

Kelamin

(59)

2. 1285 Aileen Khairania P. Perempuan

3. 1286 Dwi Maya Kartikasari Perempuan

4. 1287 Dinda Restu Ramadani Perempuan

5. 1273 Dwi Sugiono Laki-laki

6. 1288 Faticatul Mauludati S. Perempuan

7. 1289 Isnaeni Risaul Rahmania Perempuan

8. 1290 Hafidh Shauqi Laki-laki

9. 1294 Mei Shofi Astuti Perempuan

10. 1274 Dhiya Fatum Malsa Perempuan

11. 1295 Rafli Nur Ikhlas Laki-laki

12. 1297 Sofyan Ramadhan Laki-laki

13. Basuki Hanip Albana Bawi Laki-laki

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus

Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 2 siklus.

Siklus I berjalan selama satu kali pertemuan dengan 2 jam pelajaran (2 x

(60)

1. Siklus I

Pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 6 September 2016. Pelaksanaan ini sesuai dengan program

semester mata pelajaran Matematika kelas IV semester I, dengan

kompetensi memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam

pemecahan masalah. Hari selasa adalah hari yang tepat sesuai dengan

jadwal mata pelajaran Matematika, sehingga tidak mengganggu

program-program guru kelas maupun guru mata pelajaran yang lain.

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Secara garis besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Dalam perencanaan tindakan ini peneliti mempersiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan

panduan oleh guru mata pelajaran matematika. Selain itu, peneliti

juga mempersiapkan soal yang akan diujikan di lembar pre tes dan

lembar latihan siswa.

Hal yang di persiapkan adalah lembar pengamatan untuk

guru dan siswa guna mengetahui perubahan dan perkembangannya.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan RPP yang sudah di desain, antara lai:

(61)

a) Guru mengucapkan salam.

b) Guru menanyakan kabar siswa.

c) Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin do‟a

bersama.

d) Guru mengecek kehadiran siswa.

e) Guru menyampaikan kepada siswa pokok bahasan dan t

ujuan pembelajaran yang akan dicapai.

f) Guru memberikan lembar Pre Tes.

2) Kegiatan Inti I (50 menit), antara lain:

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a) Menjelaskan mengenai materi KPK.

b) Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang kelipatan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a) Bagilah kelas menjadi dua bagian.

b) Kirimkan satu kelompok ke ruangan lain untuk

membaca tentang topik yang anda ajarkan. Pastikan

materi bacaan itu terformat dengan baik dan mudah di

(62)

c) Selama masa ini, berikan sebuah pelajaran yang

disampaikan dengan lisan, ceramah, tentang materi yang

sama kepada separuh lainnya dari kelas itu.

d) Kemudian, ganti pengalaman belajar. Berikan materi

bacaan tentang topik Anda bagi kelompok yang telah

mendengarkan pelajaran yang disampaikan dengan

ceramah dan berikan suatu pelajaran yang didasarkan

dengan kuliah bagi bagi kelompok yang membaca

tersebut.

e) Pasangkan anggota-anggota untuk masing-masing

kelompok dan suruhlah mereka menyimpulkan

/meringkas apa yang telah mereka pelajari

f) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan

yang diberikan di papan tulis.

Kegitan Inti II, antara lain:

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a) Memberikan sebuah cerita mengenai masalah dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK.

b) Tanya jawab tentang permasahan yang berkaitan

dalam kehidupan sehari-hari.

(63)

b) Kirimkan satu kelompok ke ruangan lain untuk

membaca tentang topik yang anda ajarkan. Pastikan

materi bacaan itu terformat dengan baik dan mudah

di baca.

c) Selama masa ini, berikan sebuah pelajaran yang

disampaikan dengan lisan, ceramah, tentang materi

yang sama kepada separuh lainnya darii kelas itu.

d) Kemudian, ganti pengalaman belajar. Berikan materi

bacaan tentang topik Anda bagi kelompok yang

telah mendengarkan pelajaran yang disampaikan

dengan ceramah dan berikan suatu pelajaran yang

didasarkan dengan kuliah bagi bagi kelompok yang

membaca tersebut.

e) Pasangkan anggota-anggota untuk masing-masing

kelompok dan suruhlah mereka menyimpulkan

/meringkas apa yang telah mereka pelajari

f) Membagikan soal latihan (Post Test) mengenai

penentuan KPK dan permasalahan dalam sehari-hari

menggunakan penyelesaian KPK.

Konfirmasi

a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

(64)

b) Guru bersama siswa meluruskan kesalah pahaman,

dan memberikan penguatan.

3) Penutup (10 menit), antara lain:

Dalam kegiatan penutupan, guru:

a) Mengumpulkan tugas dari siswa

b) Membimbing siswa untuk menyimpulakan materi

yang telah dipelajar.

c) Memberikan kesempatan untuk bertanya.

d) Memeberikan arahan untuk lebih giat belajar di

rumah.

e) Menyampaikan materi yang akan datang.

f) Menutup pelajaran dengan do‟a dan hafalan surat

-surat pendek dalam Al-Quran.

g) Mengucap salam.

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilakukan dengan mengambil data dari

lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dan hasil belajar.

Dari hasil pengamatan menunjukkan beberapa kendala dalam

pelaksanaan pembelajaran matematika materi KPK dan FPB

dengan menggunakan stategi Synergetic Teaching. Kendala

tersebut adalah:

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

hidup dalam masyarakat. Dari penggambaran tersebut bisa dikatakan bahwa proses interaksi dalam masyarakat kampung Potorono hampir tidak menemui hambatan meskipun ada

Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebijakan Publik sebagai Pemoderating Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dan Pengawas Keuangan Daerah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembentukan manajemen untuk merencanakan sasaran, mengatur pekerjaan dan kerjasama industri; (2) standar kompetensi sesuai

Sequence diagram ini menjelaskan apabila pegawai telah selesai melakukan input data kebutuhan produksi, maka admin melihat data bahan produksi tersebut. Klik

Pada PT Kayu Lima Sentosa dalam meningkatkan sumber daya manusiannya agar mengetahui kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kierja

Sesuai dengan tujuan dari studi ini yaitu untuk menganalisa pengaruh variabel makro ekonomi Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) dan Pertumbuhan Ekonomi (SBI) terhadap Return

Citra merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada MY Salon di Kota Gresik, sehingga MY Salon Gresik harus merubah desain brosurnya karena brosur MY

untuk mengupayakan adanya dialog antara pemerintahan China dengan Dalai lama dan wakil-wakilnya yang menyangkut perbaikan hubungan antara kedua