TEACHING PADA SISWA KELAS IV MI TEGALWATON
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
ATHI’ LUTFIA
115-12-106
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)
DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)
DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI SYNERGETIC
TEACHING PADA SISWA KELAS IV MI TEGALWATON
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
ATHI’ LUTFIA
115-12-106
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
Motto dan Persembahan
Motto
We are complex. Life is simple and the simple thing is the right thing (Oscar
Wilde)
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Al-Qamar –
49)
Persembahan
Dalam persembahan ini saya mengucapkan banyak terimakasih. Skripsi ini saya
persembahkan kepada:
1. Orang tua saya Pa‟e (Muhtashor) dan Ma‟e (Alm. Muthola’ah) yang
selama ini telah sabar mendidik dan membimbing penulis sampai besar
seperti ini. Semoga Ma‟e mendapatkan tempat di sisi Allah SWT yang
paling mulia. Ma‟e Pa‟e selalu ada dalam do‟a ku.
2. Kakak-kakak saya Mbak Isrojiyati, Mas Nur Kholis, Mbak Naela
Sholhiyati, Mas Anang Daris Muhammad, Mas Nurul Huluq,M.T, dan
Mbak Novia Ujianti,Amd.RO beserta ponakan-ponakanku Kanza
Fatiha Ramadhani, Lakhiq Khafada Muhammad, Urfi Khasan
Muhammad, Aimar Faiz Al Arkhan, dan Aurid Haudha Muhammad.
Terimaksih sudah memberikan dukungan semangat untuk tetap menjalani
3. Keluarga besar Bani Tirtowongso Kecamatan Pabelan kabupaten
Semarang.
4. Keluarga besar Bani Maryam Tingkir Lor, Salatiga.
5. MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang sudah
membantu saya melaksanakan penelitian skripsi ini.
6. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Kusuma Dilaga – Woro
Srikandhi Gudep 02.237 – 02.238 dan Brigade Khusus (Brigsus) Naga
Sandhi yang berpangkalan di IAIN Salatiga yang telah memberikan
banyak pengalaman, ilmu, teman, dan keluarga baru.
7. Teman-teman PGMI 2012 IAIN Salatiga.
8. Keluarga besar KKN kelompok 3 Desa Pulutan, Kecamatan Sidorejo,
Salatiga.
9. Teman-teman sekelompok PPL di MI Kumpulrejo 02 Salatiga.
10.Teman-teman yang dari semester awal sampai akhir masih bersamaku
mpok Uswarun Khasanah, Arum Pangestu, Isnadziya, Maria Nurul
Qoyyimah, Maria Evi Kiswah, Umi Saidah, Asih Rahayu, Laili
Safa’ah, Amik Mayasari, Putri Parameswari, Ismi Dwi Hastuti, Illa
Purwika Mahdiyyani, Indah Kurnia, Iin Puji Artini, Puji Astuti, dan
Masruroh (Nimas).
11.Teman-teman yang ada di Sanggar Racana Kusuma Dilaga – Woro
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada nabi agung
Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang
mukmin yang mengikutinya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak
akan selesai tanpa adanya dukungan dari semua pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Wahidin, S.Pd.I., M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela
menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kesabaran,
kebijaksanaan, dan memberi petunjuk serta dorongan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Karyawan kampus IAIN Salatiga yang sudah melancarkan kegiatan
pembelajaran dan sudah membantu penulis untuk melancarkan kegiatan yang
sedang organisasi penulis laksanakan.
8. Satuan Keamanan (Satpam) IAIN Salatiga sudah mengamankan kampus
dengan baik.
9. Kepala MI Tegalwaton Ibu Titin Jamalis Sururiyah, S.PdI beserta guru dan
karyawan yang sudah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di MI Tegalwaton.
10.Siswa-siswi kelas IV MI Tegalwaton yang sudah berkenan menjadi subjek
penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan baik.
11.Kedua orang tua dan saudara-saudara yang selalu mendorong untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12.Teman-teman yang yang sudah membantu penulis untk menyelesaikan skripsi
ini.
Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, semoga
mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin. Serta proses
yang selama ini penulis alami semoga dapat bermanfaat dikemudian hari.
Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
sangat mengaharapkan kritik dan saran guna memajukan penulis dalam penulisan
tugas-tugas selanjutnya.
Salatiga, 13 Desember 2016
ABSTRAK
Lutfia, Athi‟. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)dengan Menggunakan Strategi Synergetic Teaching pada Siswa Kelas IV MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Wahidin, S.Pd.I., M.Pd.
Kata Kunci: Synergetic Teaching, Hasil Belajar, serta KPK dan FPB
Materi KPK dan FPB sulit diterima oleh siswa kelas IV MI Tegalwaton, karena kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal itu menyebabkan nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Oleh karena itu perlu dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan PTK ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi KPK dan FPB dengan menggunakan strategi Synergetic Teaching pada kelas IV MI Tegalwaton Kecamatann Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.
Rancangan penulisan ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan tes.
DAFTAR ISI
Sampul ... i
Logo ... ii
Judul ... iii
Halaman Persetujuan Pembimbing... iv
Halaman Pengesahan Kelulusan ... v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi
Halaman Motto dan Persembahan ... vii
Kata Pengantar... ix
Abstrak ... xi
Daftar Isi ... xii
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Gambar ... xv
Daftar Lampiran ... xvi
BAB I Pendahuan ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan... 6
E.Manfaat Penelitian ... 7
F.Definisi Operasional ... 8
G.Metode Penelitian ... 10
BAB II Landasan Teori ... 18
A.Hasil Belajar ... 18
B.Matematika ... 24
C.KPK dan FPB... 27
D.Strategi Synergetic Teaching ... 33
BAB III Pelaksanaan Penelitian ... 36
A.Tempat dan Waktu Penelitian... 36
B.Data Siswa Kelas IV MI Tegalwaton ... 41
C.Deskripsi Pelaksanaan Siklus ... 43
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 55
A.Hasil Penelitian ... 55
B.Pembahasan ... 65
BAB V Penutup ... 68
A.Keseimpulan ... 68
B.Saran ... 69
Daftar Pustaka ... 70
Lampiran-Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru dan Pembagian Tugas Mengajar di MI Tegalwaton ... 39
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Tegalwaton ... 40
Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana MI Tegalwaton ... 41
Tabel 3.4 Data Siswa Kelas IV MI Tegalwaton ... 42
Tabel 4.1 Data Hasil Pre Tes dan Hasil Belajar Siklus I ... 55
Tabel 4.2 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus I... 57
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 57
Tabel 4.4 Data Hasil Pre Tes dan Hasil Belajar Siklus II ... 60
Tabel 4.5 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus II ... 62
Tabel 4.6 Hasil Pengamatam Guru Siklus II ... 62
Tabel 4.7 Data Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 65
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus ... 12
Gambar 2. Siswa mengerjakan pre tes ... 71
Gambar 3. Siswa berdiskusi ... 71
Gambar 4. Siswa Mengerjakan Tes ... 71
Gambar 5. Siswa berdiskusi. ... 72
Gambar 6. Perwakilan siswa mengerjakan di depan. ... 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I
Lampiran 2 RPP Siklus II
Lampiran 3 Soal-Soal
Lampiran 4 Daftar Nilai
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Sikklus I
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Sikklus II
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 9 Dokumentasi
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12 Surat Pembimbing
Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 14 Lembar Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin maju matematika menjadi salah satu ilmu yang sangat penting.
Matematika sendiri merupakan salah satu ilmu dasar yang dapat diterapkan dalam
berbagai bidang kehidupan. Pembelajaran matematika yang berkualitas tidak lepas
dari peran guru dan peserta didik. Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara
melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik
juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru maupun
bahan ajar dengan segala alat bantunya, sehingga pada akhirnya hasil
pembelajaran dapat meningkat (Daryanto dan Tasrial,2012: 111-112).
Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan
siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu juga dapat dilihat dari keaktifan
siswa dalam mengikuti kegiatan kelas dan hasil belajar matematika. Semakin
banyak aktifitas dan semakin bagus hasil belajar matematika, semakin tinggi pula
tingkat keberhasilan pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika akan mudah dipahami dan diingat oleh siswa
bila guru dapat menyajikan konsep dengan prosedur dan langkah-langkah yang
tepat, jelas, dan menarik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan
Sebagian besar siswa khususnya ditingkat SD/MI menganggap pelajaran
matematika adalah pelajaran yang sulit, menakutkan, dan membosankan bagi
anak. Pelajaran ini dianggap rumit dan sulit terlebih lagi ditambah dengan cara
guru yang monoton. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang
memuaskan dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Rendahnya nilai matematika
disebabkan karena aktifitas dalam pembelajaran masih rendah.
Perlu kita pahami bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang
diikuti oleh siswa baik tingkat SD, SMP, bahkan SMA. Pelajaran ini dinilai juga
sangat penting dan sering menjadi perhatian pihak sekolah. Hal itu dikarenakan
matematika banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring dengan perkembangan pendidikan banyak model-model strategi
dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pelajaran
dikelas. Menghadapi hal tersebut guru harus bisa mengemas pelajaran matematika
menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami sehingga siswa
semakin antusias dalam menerima pelajaran matematika.
Didalam kelas guru di harapkan bisa membangkitkan aktifitas belajar
siswa serta membuat siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Oleh
karena itu, guru dituntut lebih bisa menciptakan dan membangkitkan minat belajar
matematika sehingga dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang pasif menjadi
aktif dan membuat siswa menjadi tertarik bahkan tertantang untuk mempelajari
Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena
untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah
sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal,
dengan kata lain pembelajaran tidak akan dapat berlangsung secara efektif dan
efisien. Strategi pembelajaran sangat berguna, baik bagi guru maupun siswa. Bagi
guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam
pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa pengguna strategi pembelajaran dapat
mempermudah proses belajar (mempermudah dan mempercepat memahami isi
pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk
mempermudah proses pembelajaran (Wena,2011: 2-3).
Tindakan yang dapat dilakukan guru untuk lebih mengoptimalkan
efektifitas pembelajaran klasikal adalah penggunaan strategi pembelajaran yang
mana diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya
pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan
strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar
yang dilakukan peserta didik (Majid,2014: 6).
Di dalam buku Abdul Majid (2014: 3) Hardy, Langley, dan Rose dalam
Sudjana (1986) mengemukakan strategy is perceived as a plan or a set of explicit
intention preceeding and controlling actions (strategi dipahami sebagai rencana
Salah satu faktor yang menyebabkan materi pelajaran yang cepat
dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar disekolah
biasanya hanya mengandalkan indra pendengaran karena banyak guru
menggunakan metode ceramah, sehingga hasil belajarpun rendah. Menurut
filosofis Cina mengatakan bahwa :Apa yang saya dengar, saya lupa ; Apa yang
saya lihat, saya ingat ; Apa yang saya lakukan, saya paham (Hisyam
Zaini,2008:XIV-XV). Untuk itu guru perlu melakukan pembelajaran yang
menuntut siswa untuk melakukan atau mengalami sehingga siswa paham.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru yang mengajar mata
pelajaran matematika di kelas IV MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran pada
tanggal 20 Juli 2016 bahwa, telah ditemukan permasalahan yang terjadi, sulitnya
peserta didik dalam menerima materi KPK dan FPB, kurangnya antusias siswa
dalam mengikuti pelajaran matematika yang mana sudah di cap sebagai mata
pelajaran yang menakutkan, dan masih banyaknya peserta didik yang nilainya di
bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).
Selain dari peserta didik muncul permasalahan dari pendidik yang masih
menerangkan materi KPK dan FPB hanya melalui metode ceramah tanpa
menggunakan strategi pembelajaran. Sebaiknya dalam penyampaian materi KPK
dan FPB bukan melalui ceramah saja tetapi harus ada strategi pembelajarannya.
Sebagai contoh strategi Synergetic Teaching, cara penyampaiannya peserta didik
yang telah mempunyai pengalaman-pengalaman berbeda mempelajari materi yang
Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas, peneliti menawarkan sebuah
solusi untuk suatu pembelajaran yang dilakukan menggunakan strategi
pembelajaran. Peneliti menganggap bahwa strategi pembelajaran memiliki
kekuatan-kekuatan positif dan bersinergi sehingga mampu mengubah tingkah laku
siswa kearah kreatif dan dinamis. Pada mata pelajaran matematika kelas IV untuk
materi KPK dan FPB peneliti mencoba menggunakan strategi Synergetic
Teaching guna meningkatkan hasil belajar siswa.
MI Tegalwaton terletak di Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang memiliki 6 kelas. Pada kelas IV terdapat 13 siswa yang
terdiri dari 6 laki-laki dan 7 perempuan. Pada mata pelajaran matematika sekolah
tersebut menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75.
Untuk menyelesaikan permasalahan diatas peneliti terinspirasi melakukan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar
(FPB) dengan Menggunakan Strategi Synergetic Teaching pada Siswa Kelas IV
MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas yaitu: Apakah strategi Synergetic Teaching dapat meningkatkan
hasil belajar matematika materi KPK dan FPB pada siswa kelas IV MI
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan tujuan
penelitan ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi KPK
dan FPB dengan menggunakan strategi Synergetic Teaching pada kelas IV MI
Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Penelitian Dan Indikator Keberhasilan
1. Hipoesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Penggunaan strategi Synergetic
Teaching dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi KPK dan FPB pada
kelas IV MI Tegalwaton Kecamatann Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Ajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan strtategi Synergetic Teaching dalam kegiatan belajar mengajar
dikatakan berhasil apabila indicator yang diharapkan tercapai. Indikator yang
dipakai peneliti dalam hal ini adalah KKM mata pelajaran Matematika di MI
Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Peneliti sangat berharap
siswa mampu mencapai indikator atau standar yang telah ditentukan, sehingga
penelitian yang dilakukan dapat berhasil dilaksanakan. Indikator tersebut adalah
a. Secara Individu
Siswa diharapkan dapat mencapai nilai ≥ 75 dalam materi
pembelajaran KPK dan FPB.
b. Secara Klasikal
Secara klasikal siswa siswa dinyatakan berhasil apabila dalam satu
kelas tersebut siswa yang mendapat nilai ≥ 75 mencapai persentase
yang telah ditentukan yaitu sebesar 85% atau dengan kata lain, 85%
dari siswa yang ada di dalam kelas tersebut tuntasa mencapai KKM
kelas.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan teori strategi
Synergetic Teaching.
2. Manfaat Praktis
a. Siswa
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru.
b. Guru
Dapat dijadikan pedoman penggunaan strategi Synergetic Teaching
c. Sekolah
Memberikan sumbangan bagi sekolah yang berguna dalam
kegiatan pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan khususnya
mata pelajaran matematika.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi dalam penafsiran judul penelitian ini, berikut
dijelaskan tentang maksud yang terkandung dalam judul penelitian tindakan kelas
sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap.
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional
(Susanto,2013:5).
Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh peserta didik berupa
2. Matematika
Matematika menurut Russefendi dalam (Heruman, 2007:1) adalah
bahasa symbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai
dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma
poshlat dan akhirnya ke dalil.
Matematika berasal dari bahasa Latin, Manthanein adalah mathemo
yang berarti “belajar adalah hal yang dipelajari”, sedangkan dalam bahasa
Belanda matematika disebut Wiskunde adalah ilmu pasti yang kesemuanya
berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001: 7) dalam Susanto ( 2013 : 184).
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di dalam
satuan pendidikan yang berisi tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian.
3. KPK dan FPB
KPK adalah singkatan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil. Atau KPK
dapat dijabarkan sebagai kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan yaitu
bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi habis oleh kedua bilangan
tersebut.
FPB adalah singkatan dari Faktor Persekutuan Terbesar. FPB atau
faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan yaitu bilangan bulat positif
terbesar yang dapat membagi habis kedua bilangan tersebut (Abdussakir,2009:
KPK dan FPB adalah materi pelajaran matematika yang diajarkan di
kelas IV pada semester I setelah materi sifat operasi hitung.
4. Strategi
Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang
dilakukaan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Peranan
strategi pembelajaran lebih penting apabila guru mengajar siswa yang
berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan, serta minat. Hal
tersebut karena guru harus memikirkan strategi pengajaran yang mampu
memenuhhi keperluan semua siswa. Di sini, guru tidak saja harus menguasai
berbagai kaidah mengajar, tetapi yang lebih penting adalah mengintegrasikan
serta menyusun kaidah-kaidah itu untuk membentuk strategi pengajaran yang
paling berkesan dalam pengajarannya (Hamdani,2011: 18-19).
Strategi yaitu suatu cara yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan, metode, dan atau media pembelajaran bahkan
mengkolaborasikannya sehingga sampai pada tujuan yang hendak dicapai.
5. Synergetic Teaching
Strategi Synergetic Teaching atau dalam bahasa Indonesia Pengajaran
Bersinergi. Pengertian dari strategi ini yaitu strategi yang memungkinkan para
peserta didik yang telah mempunyai pengalaman-pengalaman berbeda
mempelajari materi yang sama untuk membandingkan catatan-catatan.
Cara penyampaian materinya yaitu : berilah separuh dari kelas itu
contoh-contoh konkret tentang suatu konsep atau teori yang Anda ingin agar
atau teori yang mereka gambarkan. Sampaikan kepada separuh lain dari kelas
itu konsep atau teori. Pasangkan peserta didik dari dua kelompok tersebut dan
suruhlah mereka mengulas pelajaran bersama-sama (Silberman,2009: 114).
Synergetic teaching merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
dapat digunakan dalam kegiatan belajar yang menerapkan system kerja
kelompok dan di akhir pebelajaaran kedua kelompok saling bertukar
informasi.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau dalam Bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan perencanaan dalam bentuk
tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi.2010: 18).
Pada hakekatnya tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan
pengetahuan. Hasil dan penggunaan pengetahuan ini berpangkal dan
dikondisikan oleh tujuan utama tersebut. Peningkatan kualitas pembelajaran
mencakup penyadaran akan nilai-nilai yang akhirnya dapat dilembagakan,
misalnya peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam
pembelajaran bukan merupakan jaminan proses awal yang benar (H.E.
Mulyasa,2011: 37).
Sehingga alasan penggunaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) itu
sendiri karena PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu,
proses, dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap
PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul dikelasnya
sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan
teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.
2. Subjek Penelitian
a. Pada subjek penelitian kali ini, tempat penelitiannya dilaksanakan di MI
Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
b. Subjek penelitian yaitu semua siswa siswi kelas IV MI Tegalwaton
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang terdapat 13 siswa yang terdiri
dari 6 siswa dan 7 siswi. Subjek penelitian selanjutnya yaitu guru yang
mengampu mata pelajaran matematika di kelas IV atas nama Aries
Wibowo, S.PdI.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari empat langkah siklus, yaitu:
perencanaan tindakan; pelaksanaan tindakan; observasi; dan refleksi. Adapun
Siklus I Siklus II
(H.E.Mulyasa,2011:73)
(Gambar 1.)
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang disiapkan dalam pelaksanaan tindakan kelas ini adalah:
1) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Mempersiapkan soal yang akan diujikan di lembar kegiatan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti menyusun pembelajaran dengan tiga tahap
penelitian, yaitu pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan
pembuka terdiri dari doa, absensi, memberikan motivasi belajar,
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai, dan bercerita mengenai kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi. Kegiatan inti meliputi penyampaian materi dengan
menggunakan media bahan manipulatif dan test akhir. Kegiatan penutup
meliputi pengulangan materi yang telah diuraikan dan berdoa untuk
1. Rencana
2. Tindakan
1. Rencana 4. Refleksi
4. Refleksi 2. Tindakan
3. Observasi
mengakhiri pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung peneliti
menggunakan RPP yang telah disusun sebagai panduan. Kemudian
berkonsultasi kepada guru kelas untuk mendapatkan informasi.
c. Obeservasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disiapkan oleh peneliti. Lembar observasi tersebut digunakan untuk
mengetahui jalannya penggunaan strategi Synergetic Teaching.
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kegiatan ini
bertujuan untuk memperoleh data yang akurat bagi perbaikan siklus
berikutnya. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa. Pengamatan
guru dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan
strategi Synergetic Teaching, penggunaan sedangkan pengamatan terhadap
siswa dilakukan untuk mengetahui siswa dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi
Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar observasi yang
diisi oleh pengamat. Hasil refleksi inilah yang menjadi landasan untuk
menentukan perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Dengan demikian pelaksanaan tindakan siklus II merupakan perbaikan
dari siklus I.
4. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
1) Bagi guru, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan
guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika di kelas
IV.
2) Bagi siswa, digunakan untuk mengamati secara langsung minat
belajar dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
b. Pedoman Dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
sekolah dan keadaan proses pembelajaran.
c. Lembar Tes, digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran matematika.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Hasil
yang diperoleh digunakan untuk menjawab masalah dan mengkaji hipotesis.
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
a. Tes
Tes merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan pencatatan dengan sistematis. Metode ini digunakan untuk
mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran
berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa
c. Dokumentasi
Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh foto
kegiatan siswa kelas IV dalam proses kegiatan pembelajaran matematika
berlangsung.
6. Analisis Data Penelitian
Analisis data yang digunakan pada prinsipnya menggunakan analisis
deskriptif. Analisis ini diperoleh setelah mendapatkan hasil pembelajaran dan
kemudian dapat membandingkan antar siklus. Pengertian dari analisis
deskriptif itu sendiri yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2004: 169).
Hasil penelitian ini akan dilakukan untuk membuktikan hipotesis
dengan cara:
a. Dalam kegiatan tes tertulis, pengambilan nilai dapat dilakukan
dengan cara menghitung jumlah jawaban yang benar dari soal yang
tersedia. Rumus yang bisa digunakan adalah
N =
x 100
Keterangan:
1) Jumlah skor yang diperoleh siswa adalah jumlah skor jawaban
benar yang diperoleh siswa.
2) Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor
b. Untuk mengjitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
P = ∑
∑
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis
penelitian dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Berisi tentang pengertian hasil belajar, matematika, KPK dan FPB, dan
strategi Synergetic Teaching beserta kelebihan dan kelemahannya.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian
Berisi tentang gambaran umum subjek penelitian pelaksanaan penelitian
yang meliputi deskripsi pelaksanaan siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, refleksi, dan deskripsi pelaksanaan siklus II.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi
per siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan, refleksi
keberhasilan dan kegagalan.
BAB V : Penutup
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka
atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir
pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Apabila tujuan
utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya
dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan (Dimyati dan
Mudjiono,2006: 200).
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge
(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerapkan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan,membentuk bangunan baru), dan
evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respon), valuing (menilai), organization
(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor
meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan
intelektual. Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi
Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar
pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris
atau terpisah, melainkan komprehensif (Agus Suprijono,2012:6-7).
Untuk mengerti suatu hal, dalam diri seseorang, terjadi suatu
proses, yang disebut sebagai proses belajar. Seorang pengajar
mempunyai tugas merangsang serta meningkatkan jalannya proses
belajar. Untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan baik, pengajar harus
mengetahui proses tersebut mulai dan berlangsung
(Rooijakkers,2010:13).
Di dalam Al-Qur‟an Surah Al Mujadalah ayat 11. Allah SWT
berfirman:
ىَلاَعَت َلاَقَو{ ٍتاَجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذَّلَاَو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذَّلا ُهَّللا ْعَفْزَي}
Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang-orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dari sambungan ayat ini pun mengandung dua tafsir. Pertama jika
seseorang disuruh melapangkan majlis, yang berarti melapangkan hati,
bahkan jika dia disuruh berdiri sekalipun lalu memberikan tempatnya
kepada orang yang patut didudukkan di muka, janganlah dia berkecil
hati. Melainkan hendaknya dia berlapang dada. Karena orang yang
sudi memberikan tempat kepada orang lain itulah yang akan bertambah
ilmunya.
Kedua memang ada orang yang diangkat Allah derajatnya lebih
tinggi dari pada orang kebanyakan, pertama karena imannya, kedua
karena ilmunya. Setiap hari pun dapat kita melihat pada raut muka, pada
wajah, pada sinar mata orang yang beriman dan berilmu. Iman member
cahaya pada jiwa, disebut juga pada moral. Sedang ilmu pengetahuan
member sinar pada mata. Iman dan ilmu membuat orang jadi mantap.
Membuat orang jadi agung, walaupun tidak ada pangkat jabatan yang
disandangnya.
Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah
dicapai dari proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar dalam
bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh
faktor dari dalam diri individu dan di luar individu. Proses di sini tidak
dapat dilihat karena bersifat psikologis. Kecuali bila seseorang telah
berhasil dalam belajar, maka seseorang itu telah mengalami proses
tertentu dalam belajar. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam
diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktivitas
belajar yang telah dilakukan. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak berilmu menjadi
Noehi Nasution, dan kawan-kawan mengemukakan berbagai faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut secara lebih luas
seperti terlihat pada bagian berikut ini:
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.
Selama hidup anak didik tidak bias menghindarkan diri dari
lingkungan alami dan lingkungan social budaya. Interaksi dari kedua
lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan
anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan
terhadap belajar anak didik di sekolah.
b. Faktor Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan
tentu saja pada tingkat kelembagaan. Dalam rangka melicinkan
kearah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai
bentuk dan jenisnya. Semuanya dapat diberdayagunakan menurut
fungsi masing-masing kelengkapan sekolah. Kurikulum dapat
dipakai oleh guru dalam merencanakan program pengajaran.
Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas
belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna
c. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar
jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam
keadaan kelelahan. Selain itu, menurut Noehi, hal yang tidak kalah
pentingnya adalah kondisi panca indra (mata, hidung, pengecap,
telinga, dan tubuh), terutama mata sebagai alat untuk melihat dan
sebagai alat untuk mendengar. Sebagian besar yang dipelajari
manusia (anak) yang belajar berlangsung dengan membaca, melihat
contoh, atau model melakukan observasi, mengamati hasil-hasil
eksperimen, mendengarkan keterangan guru, mendengarkan
ceramah, mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi dan
sebagainya.
Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas.
Pengajaran dengan pola klasikal perlu memperhatikan tinggi
rendahnya postur tubuh anak didik. Postur tubuh anak didik yang
tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang anak didik yang bertubuh
pendek. Hal ini dimaksudkan agar pandangan anak didik ke papan
tulis tidak terhalang oleh anak didik yang bertubuh tinggi. Anak
didik yang berjenis kelamin sama ditempatkan pada kelompok anak
didik sejenis. Demikian juga anak didik perempuan, dikelompokkan
pada kelompok sejenis. Pola pengelompokan yang demikian sangat
Tinjauan fisiologis adalah kebijakan yang pasti tak bias
diabaikan dalam penentuan besar kecilnya, tinggi rendahnya kursi
dan meja sebagai perangkat tempat duduk anak didik dalam
menerima pelajaran dari guru di kelas. Perangkat tempat duduk ini
mempengaruhi kenyamanan dan kemudahan anak didik ketika
sedang menerima pelajaran di kelas. Dan berdampak langsung
terhadap tingkat konsentrasi anak didik dala m rentangan tertentu.
d. Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena
itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi
belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri,
terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari
dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja
merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar
seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor
psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan kurang
signifikan. Oleh karena itu, minat, kecerdasn, bakat, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor pikologis
yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik
(Djamarah,2011: 175-191).
Kegiatan guru seteah melakukan proses belajar mengajar adalah
melakukan penilaian hasil beajar. Penilaian hasil belajar secara esensial
oleh guru dan sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam
penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Dengan demikian,
penilaian hasil belajar itu sesuatu yang sangat penting. Denga penilaian
guru bisa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kualitas
pembelajaran yang telah dilakukan. Apakah metode, strategi, media,
model pembelajaran dan hal lain yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar itu tepat dan efektif atau sebaliknya bisa dilihat dari hasil
belajar yang diperoleh peserta didik. Jika hasil belajar peserta didik
dalam ulangan harian atau formatif masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang
dilakukan guru gagal. Dan jika hasil belajar peserta didik diatas KKM,
maka bisa dikatakan proses pembelajaran yag dilakukan gru berhasil
(Kunandar,2014: 10-11).
B. Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari kata lati Manthanein atau mathema yang
berarti belajar adalah hal yang dipelajari. Matematika dalam bahas
Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan
dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis
dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya piker manusia. Perkembangan
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi
oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,
teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat
sejak dini (BSNP,2006).
Mata pelajaran matematikka perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, seta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta
didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi
(contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta
didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika
(Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari,2012: 159-160).
2. Fungsi dan Tujuan Matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan,
pengukuran, geometri, dan pengelolaan data.
Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, dan tepat, dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, me nyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau
media lain untuk memperoleh keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah (Isriani Hardini dan Dewi
C. KPK dan FPB
1. Pengertian KPK
KPK adalah singkatan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil. Atau
KPK dapat dijabarkan sebagai kelipatan persekutuan terkecil dari dua
bilangan yaitu bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi habis oleh
kedua bilangan tersebut.
a. Cara mencari KPK
1) Menentukan KPK dengan Kelipatan Persekutuan
Contoh mencari KPK dari 16 dan 40
a) Tulis kelipatan dari 16 dan 40
Kelipatan 16 adalah 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 144, 160,
176,…
Kelipatan 40 adalah 40, 80, 120, 160, 200,. . .
b) Tentukan kelipatan persekutuan dari 16 dan 40. Kelipatan
persekutuan dari 16 dan 40 adalah 80 dan 160.
c) Tentukan kelipatan persekutuan terkecil dari 16 dan 40. Jadi,
KPK dari 16 dan 40 adalah 80.
2) Menentukan KPK dengan Faktorisasi Prima
Contoh mencari KPK dari 16 dan 40
8 20
4 10
Keterangan:
Bilangan yang dilingkari adalah bilangan prima.
Faktorisasi prima dari 16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24 Faktorisasi prima dari 40 = 2 x 2 x 2 x 5 = 23 x 5
Untuk mencari KPK tulislah semua factor dari faktorisasi
prima, dengan ketentuan factor yang sama hanya ditulis
factor yang pangkatnya paling tinggi atau paling besar.
KPK dari 16 dan 40 adalah 24 x 5 = 16 x 5 = 80 3) Menentukan KPK dengan Pembagian
Contoh menentukan KPK 18 dan 28
a) Bagilah kedua bilangan tersebut dengan bilangan prima
terkecil yaitu 2.
b) Hasilnya tuliskan di bawahnya kemudian bagilah kedua
bilangan tersebut dengan bilangan prima terkecil lagi
yaitu 2.
c) Bagilah kedua bilangan tersebut dengan bilangan prima
terkecil, karena tidak habis dibagi 2 maka kita bagi 3.
d) Karena hasilnya sudah bilangan prima semua,
selanjutnya kita kalikan bilangan pembagi dengan
bilangan hasil yaitu 2 x 2 x 3 x 3 x 7 = 252
b. Menyelesaikan masalah dengan KPK
Ema dan menik sama-sama ikut les matematika. Ema masuk setiap
4 hari seklai, sedangkan Menik masuk setiap 6 hari sekali. Jika hari
ini mereka masuk les bersama-sama, berapa hari lagi mereka masuk
les bersam-sama dalam waktu terdekat?
Bagaimana cara mnyelesaikan permasalahan diatas? Mari kita
selesaikan bersama-sama. Berikut adalah urutan jadwal Ema dan
Menik masuk les hari ini.
Ema 4 hari lagi 8 hari lagi 12 hari lagi 16 hari lagi ….
Menik 6 hari lagi 12 hari lagi 18 hari lagi 24 hari lagi …
Jadi mereka akan kembali masuk les bersam-sama dalam 12 hari
Apa yang dapat kalian simpulkandari penyelesaian maslah di atas?
Betul, 12 adalah KPK dari 4 dan 6. Jadi, penyelesaian permasalhan diatas
menggunakan KPK.
2. Pengertian FPB
FPB adalah singkatan dari Faktor Persekutuan Terbesar. FPB atau
factor persekutuan terbesar dari dua bilangan yaitu bilangan bulat positif
terbesar yang dapat membagi habis kedua bilangan tersebut
(Abdussakir,2009:119).
a. Cara mencari FPB
1) Menentukan FPB dengan Faktor Prima
Contoh mencari FPB dari 16 dan 40
a) Tuliskan semua faktor dari 16 dan 40
Faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8, 16
Faktor dari 40 adalah 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40
b) Tuliskan factor persekutuan dari 16 dan 40. Faktor
persekutuan dari 16 dan 40 adalah 1, 2, 4, dan 8.
c) Tuliskan bilangan terbesar dari faktor persekutuan 16
dan 40. Jadi, FPB dari 16 dan 40 adalah 8.
2) Menentukan FPB dengan Faktorisasi Prima dan Perkalian
Faktor-faktor Prima
Contoh mencari FPB dari 30 dan 36
15 18
9
Dari pohon factor di atas telah dapat diketahui faktorisasi
prima atau perkalian faktor prima dari 30 dan 36
sebagaimana hasil dari cara yang pertama di atas yaitu:
30 = 2 x 3 x 5
36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32.
Setelah diketahui faktorisasi prima dari 30 dan 36 maka
untuk mencari FPB, kita tuliskan semua factor yang sama
dengan pangkat yang paling kecil.
30 dan 36 faktor yang sama adalah 2 dan 3.
Factor 2 ada yang pangkat 2 (22) ada yang 2 pangkat 1, yang ditulis adalah pangkat terkecilyaitu pangkat 1.
Factor 3 demikian pula kita ambil pangkat yang terkecil
yaitu 3 pangkat 1.
Jadi, FPB dari 30 dan 36 adalah 2 x 3 = 6
3) Menentukan FPB dengan Pembagian
Contoh menentukan FPB 24 dan 18
24 18 :
12 9 :
4 3
a) Bagilah kedua bilangan tersebut dengan bilangan prima
terkecil yaitu 2.
b) Bagilah hasil pembagian kedua bilangan tersebut
dengan bilangan prima terkecil, karena tidak habis
dibagi 2 maka kita bagi 3.
c) Karena tidak semua bilangan hasil dapat dibagi dengan
bilangan yang sama maka pembagian dihentikan.
Berbeda dengan mencari KPK.
d) Untu mencari FPB kalikan bilangan-bilangan pembagi
tersebut! 2 x 3 = 6. Jadi, FPB dari 24 dan 18 adalah 6.
b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB
Dalam rangka merayakan hari ulang tahunnnya, Ema membagikan
75 buku tulis dan 50 pensil kepada anak-anak yatim piatu. Setiap buku
tulis dan pensil akan dibagikan kepada anak-anak dengan jumlah yang
sama banyak.
1. Berapa anak yatim yang bisa mendapatkan buku tulis dan
pensil?
2. Berapa buku tulis dan pensil untuk masing-masing anak?
Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan kali ini? Mari kita
selesaikan bersam-sama.
Ada 75 buku tulis. Agar setiap anak mendapat bagian yang sama
banyak, maka buku tulis tersebut dapat dibagikan kepada:
1 anak, 3 anak, 5 anak, 15 anak, 25 anak, atau 75 anak
Ada 50 pensil. Agar setiap anak mendapat bagian yang sama banyak,
maka pensil tersebut dapat dibagikan kepada:
1 anak, 2 anak, 5 anak, 10 anak, 25 anak, atau 50 anak.
Jika setiap buku tulis dan pensil dibagikan kepada anak-anak dengan
jumlah yang sama banyak, maka buku tulis dan pensil tersebut dapat
dibagikan kepada 1 anak, 5 anak, atau 25 anak.
Jadi penyelesaian masalah di atas adalah sebagai berikut.
1. Banyak anak yatim yang mendapatkan buku tulis dan pensil
dengan bagian yang sama, paling banyak 25 anak.
2. Setiap anak mendapatkan 75 : 25 = 3 buku tulis dan 50 : 25 = 2
pensil.
Jika kamu perhatikan dengan seksama, 25 adalah FPB dari 75 dan
50. Jadi, penyelesaian permasalahan di atas dilakukan dengan
menggunakan FPB.
D. Strategi Synergetic Teaching
1. Pengertian Strategi
Strategi bagi guru, strategi adalah pendekatan umum mengajar
memenuhi berbagai tujuan pembelajaran (Buku terjemahan dari Paul
Eggen and Don Kauchak oleh Satrioo Wahono,2012: 6).
2. Pengertian Strategi Synergetic Teaching
Strategi ini memungkinkan para peserta didik yang telah
mempunyai pengalaman-pengalaman berbeda mempelajari materi yang
sama untuk membandingkan catatan-catatan.
a. Langkah-langkah Strategi Synergetic Teaching
1) Bagilah kelas menjadi dua bagian.
2) Kirimkan satu kelompok ke ruangan lain untuk membaca
tentang topik yang anda ajarkan. Pastikan materi bacaan itu
terformat dengan baik dan mudah di baca.
3) Selama masa ini, berikan sebuah pelajaran yang disampaikan
dengan lisan, ceramah, tentang materi yang sama kepada
separuh lainnya darii kelas itu.
4) Kemudian, ganti pengalaman belajar. Berikan materi bacaan
tentang topik Anda bagi kelompok yang telah mendengarkan
pelajaran yang disampaikan dengan ceramah dan berikan suatu
pelajaran yang didasarkan dengan kuliah bagi bagi kelompok
yang membaca tersebut.
5) Pasangkan anggota-anggota utuk masing-masing kelompok
dan suruhlah mereka menyimpulkan /meringkas apa yang telah
b. Kelebihan startegi Synergetic Teaching
1) Strategi inii relative digunakan untuk semua mata pelajaran.
2) Cocok dikombinasikan dengan strategi lainnya yang relevan.
3) Strategi ini baik digunakan untuk mengukur tingkat
pemahaman membaca dan mendengar siswa.
4) Dapat diterapkan untuk kelas besar.
c. Kelemahan strategi Synergetic Teaching
1) Guru perlu mengetahui peta tipe belajar siswa agar
pengelompokannya tepat.
2) Cenderung tidak ada diskusi saat penggabungan kelompok.
3) Kelompok yang diluar tidak menutup kemungkinan hanya
bermain-main saja.
4) Guru harus fokus untuk mengawasi peserta didik baik yang
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Gambaran Umum MI Tegalwaton
a. Lokasi Penelitian
Pada bab III ini penulis akan memaparkan kondisi dan
keadaan lokasi madrasah yang di jadikan sebagai tempat
penelitian skripsi. MI Tegalwaton berada di lokasi yang
strategis karena berada di tengah lingkungan masyarakat dusun
Tegalwaton dan berdekatan dengan Kantor Kelurahan
Tegalwaton yang hanya berseberangan jalan saja. Selain itu,
madrasah ini juga berada di tepi jalan alternatif ke lapangan
pacuan kuda. Berikut garis besar dari lokasi penelitian yang
dapat penulis sampaikan:
Tempat Penelitian : MI Tegalwaton
Alamat Penelitian :Jl. Keluarga Sakinah, Tegalwaton,
Kec. Tengaran, Kab. Semarang,
Jawa Tengah.
b. Identitas Madrasah
a. Nama Madrasah : MI Tegalwaton
b. NSM : 1112332200014
d. Desa : Tegalwaton
e. Kecamatan : Tengaran
f. Kabupaten : Semarang
g. Provinsi : Jawa Tengah
h. Status : Terakreditasi B
i. Berdiri Tahun : 1962
j. Penyelenggara : Yayasan
k. Kepala Sekolah : Titin Jamaalis Sururiyah, S.PdI
l. Masuk Jam Madrasah : Pagi
c. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
1) Visi Madrasah
Mewujudkan generasi yang cerdas, terampil dan
berakhlakul karimah.
2) Misi Madrasah
a) Mewujudkan kegiatan pembelajaran dan bimbingan
secara aktif, kreatif, dan menyenangkan.
b) Membekali siswa dengan keterampilan yang berguna
agar siswa dapat berkembang secara optimal.
c) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.
d) Mewujudkan pembentukan karakter Islami dengan
pembiasaan yang Islami.
e) Membimbing siswa mengenal lingkungan sehingga
3) Tujuan Madrasah
a) Meningkatkan kualitas. Proses pembelajaran agar siswa
dapat mengembangkan kemampuan dirinya secara
optimal.
b) Menyiapkan pelajaran pengembangan diri meliputi :
Pramuka, Drumband, Rebana, Olahraga, UKS, dan
Ketrampilan.
c) Memiliki guru professional yang kompeten dengan
tugasnya.
d) Meningkatkan kegiatan keagamaan di lingkungan
Madrasah sebagai pembiasaan meliputi: Hafalan surat
pendek, hadis, dan doa sehari-hari, jamaah sholat
Dluhur, dan Infaq.
e) Meningkatkan kegiatan sosial di lingkungan Madrasah
seperti : Jum‟at bersih, kerja bakti lingkungan,
menengok orang sakit, dan takziyah.
4) Guru dan Tenaga Kependidikan
MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran, memiliki tenaga pendidik
sebanyak delapan orang yang terdiri dari satu kepala madrasah, enam
Tabel 3.1
Data Guru dan Pembagian Tugas Mengajar di MI Tegalwaton
Tahun Pelajaran 2016/2017
No. Nama Jabatan
Pendidikan
Terakhir
1. Titin Jamaalis Sururiyah,
S.PdI
NIP: 197001092000032001
Kepala Madrasah S1
2. Romzatun, S.PdI Guru Kelas I S1
3. Sri Lestari, S.PdI Guru Kelas II S1
4. Ratna Setyawati, S.Pd Guru Kelas III S1
5 Najizah Risma Dewi, S.PdI
NIP: 197904102005012003
Guru Kelas IV S1
6. Asroni, S.PdI Guru Kelas V S1
7. Aries Wibowo, S.PdI Guru Kelas VI S1
8. Amin Solihah, S.PdI Guru Mata
Pelajaran Agama S1
Jumlah keseluruhan siswa yang ada di MI Tegalwaton Kecamatan
Tengaran berjumalah 118 siswa yang terdiri dari 66 siswa laki-laki dan
52 siswa perempuan. Berikut rincian dari masing-masing kelas:
Tabel 3.2
Data Jumlah Siswa MI Tegalwaton Tahun Pelajaran
2016/2017
Kelas
Jumlah Siswa
2016/2017
L P JML
I 15 15 30
II 13 10 23
III 10 6 16
IV 6 7 13
V 8 6 14
VI 14 8 22
Jumlah 66 52 118
Kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar karena
dilancarkan dengan adanya sarana prasarana dan fasilitas yang ada di
madarsah tersebut. Berikut rincinan daftar sarana prasarana dan
fasilitas yang ada di MI Tegalwaton:
Tabel 3.3
Data Sarana dan Prasarana MI Tegalwaton Tahun Pelajaran
2016/2017
No. Nama Barang Jumlah
1. Bangunan 1
2. Ruang kelas 6
3. Ruang guru 1
4. Ruang Kepala Madrasah 1
5. Kamar mandi siswa 2
6. Halaman 1
8. Gudang 1
9. Kantin 1
10. Kamar mandi guru 1
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama satu bulan dengan
masing-masing siklus satu kali pertemuan. Siklus I berlangsung pada hari
Selasa tanggal 6 September 2016 dan siklus II pada hari Kamis tanggal
8 September 2016.
B. Data Siswa Kelas IV MI Tegalwaton
Adapun subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Tegalwaton
Kecamatan Tengaran dengan jumlah 13 siswa terdiri dari enam laki-laki
dan tujuh perempuan, salah satu dari siswa kelas IV tersebut ada yang
belum memiliki Nomor Induk Siswa (NIS) dikarenakan siswa tersebut
merupakan siswa baru di MI Tegalwaton. Berikut ini data siswa kelas IV
pada tahun pelajaran 2016/2017 tercatat sebagai siswa di MI Tegalwaton.
Tabel 3.4
Data Siswa Kelas IV MI Tegalwaton Tahun Pelajaran 2016/2017
No.
Nomor
Induk Siswa
Nama
Jenis
Kelamin
2. 1285 Aileen Khairania P. Perempuan
3. 1286 Dwi Maya Kartikasari Perempuan
4. 1287 Dinda Restu Ramadani Perempuan
5. 1273 Dwi Sugiono Laki-laki
6. 1288 Faticatul Mauludati S. Perempuan
7. 1289 Isnaeni Risaul Rahmania Perempuan
8. 1290 Hafidh Shauqi Laki-laki
9. 1294 Mei Shofi Astuti Perempuan
10. 1274 Dhiya Fatum Malsa Perempuan
11. 1295 Rafli Nur Ikhlas Laki-laki
12. 1297 Sofyan Ramadhan Laki-laki
13. Basuki Hanip Albana Bawi Laki-laki
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 2 siklus.
Siklus I berjalan selama satu kali pertemuan dengan 2 jam pelajaran (2 x
1. Siklus I
Pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 6 September 2016. Pelaksanaan ini sesuai dengan program
semester mata pelajaran Matematika kelas IV semester I, dengan
kompetensi memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam
pemecahan masalah. Hari selasa adalah hari yang tepat sesuai dengan
jadwal mata pelajaran Matematika, sehingga tidak mengganggu
program-program guru kelas maupun guru mata pelajaran yang lain.
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Secara garis besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam perencanaan tindakan ini peneliti mempersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan
panduan oleh guru mata pelajaran matematika. Selain itu, peneliti
juga mempersiapkan soal yang akan diujikan di lembar pre tes dan
lembar latihan siswa.
Hal yang di persiapkan adalah lembar pengamatan untuk
guru dan siswa guna mengetahui perubahan dan perkembangannya.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang sudah di desain, antara lai:
a) Guru mengucapkan salam.
b) Guru menanyakan kabar siswa.
c) Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin do‟a
bersama.
d) Guru mengecek kehadiran siswa.
e) Guru menyampaikan kepada siswa pokok bahasan dan t
ujuan pembelajaran yang akan dicapai.
f) Guru memberikan lembar Pre Tes.
2) Kegiatan Inti I (50 menit), antara lain:
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) Menjelaskan mengenai materi KPK.
b) Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang kelipatan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) Bagilah kelas menjadi dua bagian.
b) Kirimkan satu kelompok ke ruangan lain untuk
membaca tentang topik yang anda ajarkan. Pastikan
materi bacaan itu terformat dengan baik dan mudah di
c) Selama masa ini, berikan sebuah pelajaran yang
disampaikan dengan lisan, ceramah, tentang materi yang
sama kepada separuh lainnya dari kelas itu.
d) Kemudian, ganti pengalaman belajar. Berikan materi
bacaan tentang topik Anda bagi kelompok yang telah
mendengarkan pelajaran yang disampaikan dengan
ceramah dan berikan suatu pelajaran yang didasarkan
dengan kuliah bagi bagi kelompok yang membaca
tersebut.
e) Pasangkan anggota-anggota untuk masing-masing
kelompok dan suruhlah mereka menyimpulkan
/meringkas apa yang telah mereka pelajari
f) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan
yang diberikan di papan tulis.
Kegitan Inti II, antara lain:
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a) Memberikan sebuah cerita mengenai masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK.
b) Tanya jawab tentang permasahan yang berkaitan
dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kirimkan satu kelompok ke ruangan lain untuk
membaca tentang topik yang anda ajarkan. Pastikan
materi bacaan itu terformat dengan baik dan mudah
di baca.
c) Selama masa ini, berikan sebuah pelajaran yang
disampaikan dengan lisan, ceramah, tentang materi
yang sama kepada separuh lainnya darii kelas itu.
d) Kemudian, ganti pengalaman belajar. Berikan materi
bacaan tentang topik Anda bagi kelompok yang
telah mendengarkan pelajaran yang disampaikan
dengan ceramah dan berikan suatu pelajaran yang
didasarkan dengan kuliah bagi bagi kelompok yang
membaca tersebut.
e) Pasangkan anggota-anggota untuk masing-masing
kelompok dan suruhlah mereka menyimpulkan
/meringkas apa yang telah mereka pelajari
f) Membagikan soal latihan (Post Test) mengenai
penentuan KPK dan permasalahan dalam sehari-hari
menggunakan penyelesaian KPK.
Konfirmasi
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
b) Guru bersama siswa meluruskan kesalah pahaman,
dan memberikan penguatan.
3) Penutup (10 menit), antara lain:
Dalam kegiatan penutupan, guru:
a) Mengumpulkan tugas dari siswa
b) Membimbing siswa untuk menyimpulakan materi
yang telah dipelajar.
c) Memberikan kesempatan untuk bertanya.
d) Memeberikan arahan untuk lebih giat belajar di
rumah.
e) Menyampaikan materi yang akan datang.
f) Menutup pelajaran dengan do‟a dan hafalan surat
-surat pendek dalam Al-Quran.
g) Mengucap salam.
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilakukan dengan mengambil data dari
lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dan hasil belajar.
Dari hasil pengamatan menunjukkan beberapa kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika materi KPK dan FPB
dengan menggunakan stategi Synergetic Teaching. Kendala
tersebut adalah: