• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE RELATIONSHIP BETWEEN HABITUAL USE OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (GLOVES) AND CONTAMINATED WORM EGGS (SOIL TRANSMITTED HELMINTH) ON GARBAGE COLLECTORS IN BANJARBARU CITY MARET 2017 Sari Milawati(1), Lisa Setia(2), Muhammad Arsyad(1) Health Analyst A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "THE RELATIONSHIP BETWEEN HABITUAL USE OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (GLOVES) AND CONTAMINATED WORM EGGS (SOIL TRANSMITTED HELMINTH) ON GARBAGE COLLECTORS IN BANJARBARU CITY MARET 2017 Sari Milawati(1), Lisa Setia(2), Muhammad Arsyad(1) Health Analyst A"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

THE RELATIONSHIP BETWEEN HABITUAL USE OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (GLOVES) AND CONTAMINATED WORM EGGS

(SOIL TRANSMITTED HELMINTH) ON GARBAGE COLLECTORS IN BANJARBARU CITY MARET 2017

Sari Milawati(1), Lisa Setia(2), Muhammad Arsyad(1) Health Analyst Academy of Borneo Lestari Banjarbaru

JL. Kelapa Sawit 8 Bui Berkat No.1

Phone. (0511) 7672224 Banjarbaru, South Borneo 70714 Email : sarimilawatii@gmail.com

ABSTRACT

Improper waste management can have negative effect on health such as infections. One of the people risk for helminth infection is a garbage collector. Use of qualified Personal Protective Equipment (PPE) can prevent contamination from worm eggs or larvae into the garbage worker’s body, especially worms transmitted through Soil Transmitted Helminth (STH). This study aimed to find out the relationship between habitual use of PPE (gloves) and contaminated worm eggs STH class on garbage collector in Banjarbaru city. This study was analytic survey with cross sectional approach. The population used was 200 garbage collectors in Banjarbaru City, then they was taken 100 people as sample with random sampling technique systematically. The data were collected by questionnaire and examination of worm eggs with sedimentation method. This study results, 46 people (46%) had habitual not wearing PPE or as the bad criteria, while 54 people (54%) had habitual wearing PPE or as the the good criteria. From 46% as bad criteria only 4% were positively contaminated STH-type, worm eggs was found Ascaris lumbricoides eggs. From the statistical test results using Chi Square test, obtained the value meaning (Exact.Significance) of 0.042. This value showed smaller than α value (error rate) 0.05 which means there was relationship between the habitual use of PPE and contaminated worm eggs STH class. Suggestion for researchers further should do study such as checking helminth infection on garbage collectors related personal hygiene, knowledge and attitude officer to worm infection.

Keywords: Personal Protective Equipment, Soil Transmitted Helminth, Waste Disposal Officer

1) Health Analyst Academy of Borneo Lestari Banjarbaru

(2)

Helminth) PADA PETUGAS PENGANGKUT SAMPAH KOTA BANJARBARU MARET 2017

Sari Milawati(1), Lisa Setia(2), Muhammad Arsyad(1) Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

JL. Kelapa Sawit 8 Bui Berkat No.1

Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714 Email : sarimilawatii@gmail.com

ABSTRAK

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan seperti infeksi kecacingan. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang memenuhi syarat dapat mencegah masuknya telur atau larva cacing kedalam tubuh pekerja pengangkut sampah terutama cacing yang ditularkan melalu tanah Soil Transmitted Helminth (STH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan APD (sarung tangan) terhadap kontaminasi telur cacing golongan STH pada petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru. Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah dari 200 orang petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru diambil 100 orang sebagai sampel dengan teknik Random sampling secara acak sistematis. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan pemeriksaan telur cacing golongan STH melalui potongan kuku tangan dengan metode sedimentasi. Hasil penelitian didapatkan 46 orang (46%) yang mempunyai kebiasaan tidak menggunakan APD atau masuk kriteria buruk, sedangkan yang masuk kriteria baik dalam penggunaan APD sebanyak 54 (54%). Dari 46% yang masuk kriteria buruk hanya 4% yang positif terkontaminasi telur cacing golongan STH ditemukan telur cacing jenis

Ascaris lumbricoides. Dari hasil pengujian statistik menggunakan uji Chi Square, didapatkan nilai kemaknaan (Exact.Significance) sebesar 0.042. Nilai ini menunjukan lebih kecil dari nilai α (taraf kesalahan) 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara kebiasaan penggunaan APD terhadap kontaminasi telur cacing golongan STH.

Kata kunci : Alat Pelindung Diri, Soil Transmitted Helminth, Petugas Pengangkut Sampah

(1) Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

PENDAHULUAN Sampah adalah suatu bahan

(3)

dipakai lagi oleh manusia dan dibuang. Sampah masih merupakan permasalahan yang cukup serius di negara indonesia. Permasalahan sampah dapat ditangani dengan kecacingan. Salah satu orang yang berisiko terkena infeksi kecacingan adalah petugas pengangkut sampah (Butarbutar, 2014).

Menurut Chandra, 2006 dalam penelitian Ardiansyah 2009. Petugas pengangkut sampah merupakan suatu pekerjaan yang meliputi kegiatan pengangkutan sampah. Kedekatan para petugas tersebut dengan sampah menyebabkan mereka berisiko terhadap infeksi cacing. Kejadian kecacingan pada petugas pengangkut sampah dapat

menjadi sumber penular

dilingkungan tempat tinggalnya dan bila muncul gejala berat akibat infeksi kecacingan dapat mengganggu produktivitas petugas dalam bekerja.

Penyakit akibat kerja baik fisik, kimia maupun biologi dipengaruhi Transmitted Helminth) (Mulasari 2014).

Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminths sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di indonesia. Beberapa spesies nematoda usus tergolong dalam Soil Transmitted Helminths

yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris

trichiura, Necator americanus, dan

Ancylostoma duodenale (Widianto & Setyowatiningsih, 2016). pengangkut sampah mempunyai peluang yang lebih besar untuk terinfeksi kecacingan.

Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan) terhadap kontaminasi telur cacing Soil Trasmitted Helminth pada potongan kuku Petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru Maret 2017. 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kebiasaan pengggunaan alat pelindung diri (sarung tangan) terhadap kontaminasi telur cacing golongan Soil Transmitted Helminth pada potongan kuku tangan petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru. b. Mengetahui presentasi

petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru yang terkontaminasi telur cacing golongan Soil Transmitted Helminth.

c. Mengetahui hubungan antara kebiasaan penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan) terhadap kontaminasi telur cacing golongan Soil Transmitted Helminth pada potongan kuku tangan petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru Maret 2017.

Rumusan Masalah

(4)

Alat Pelindung Diri (sarung tangan) Terhadap Kontaminasi Telur Cacing

Soil Trasmitted Helminth Pada tujuan untuk mengetahui Hubungan Kebiasaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (Sarung tangan) Terhadap Kontaminasi Telur Cacing (Soil Transmitted Helminth) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Banjarbaru Maret 2017. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional

yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara variabel sebab dan akibat dengan cara pengamatan atau pengumpulan data dilakukan sekaligus pada saat yang bersamaan.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru yang menggunakan mobil truk sebagai alat angkut

Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pool Armada dan Workshop Kota Banjarbaru dan tempat melakukan

pemeriksaan adalah Laboratorium Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru.

Instrumen

1. Alat : Plastik klip, kertas label identitas sampel, gunting kuku, sentifuge, tabung sentrifuge,

objek glass, cover glass, beaker glass dan mikroskop.

2. Bahan : Potongan kuku tangan, dan NaOH 0,25%.

Cara Pengumpulan Sampel 1. Persiapan

Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut yaitu melakukan observasi untuk menentukan pengambilan sampel, pencarian literatur, penyusunan proposal, mempersiapkan alat dan bahan, membuat kuisioner dan meminta izin kepada institusi tempat penelitian.

pengangkut sampah dipotong menggunakan gunting kuku. 3) Kuku tangan dipotong dengan

hati-hati sehingga tidak

mencederai petugas

pengangkut sampah.

4) Pemotongan dilakukan di atas selembar kertas dan potongan kuku dikumpulkan dikertas tersebut dan dimasukan kedalam plastik klip.

3. Pemeriksaan Laboratorium

1) Diambil potongan kuku dan dimasukan kedalam beaker glass

(5)

potongan kuku sebanyak 10 ml.

3) Diamkan selama 5 menit. 4) Pisahkan potongan kuku dari

NaOH 0,25% pada beaker glass.

5) NaOH 0,25% di dalam beaker glass yang telah digunakan untuk merendam potongan kuku dimasukan kedalam tabung sentrifuge.

6) Disentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 3 menit. 7) Dibuang cairan supernatant,

ambil sedimen dengan pipet kemudian diletakan pada objek glass, ditutup dengan cover

Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Editing Data

Memasukan data hasil pemeriksaan dan data yang diperoleh dari kuisioner, kemudian dilakukan pengecekan, pengisian setelah penelitian selesai, yang bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya pengisian yang kurang. Setelah itu data yang diedit diberi skor. Kuisioner dibuat untuk mengetahui hubungan kebiasaan penggunaan alat pelindung diri.

b. Koding Data

Dari data kuisioner dan hasil pemeriksaan laboraturium yang diperoleh diberi kode masing-masing untuk sampel yang diperiksa.

c. Tabulating Data

Untuk menilai hubungan kebiasaan penggunaan alat pelindung diri pada pengangkut sampah, caranya dengan memberi skor pada item kuisioner yang

digunakan dan hasil pemeriksaan mikroskopis terhadap sampel potongan kuku tangan, selanjutnya Chi kuadrat digunakan untuk mengetahui hubungan kebiasann penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan) terhadap kontaminasi telur cacing golongan

Soil Transmitted Helminth.

HASIL DAN PEBAHASAN

5.9. Tabel silang kebiasaan penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan) petugas

pengangkut sampah

dengan kontaminasi telur cacing golongan Soil Transmitted Helminth

Positif % Negatif %

Baik 0 0 54 54

Buruk 4 4 42 42

Jumlah 4 4 96 96

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kontaminasi telur cacing Soil Transmitted Helminth

terhadap kebiasaan penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan) dapat dilakukan dengan uji statistik

(6)

terhadap kontaminasi telur cacing

Soil Transmitted Helminth pada petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dari 100 orang petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru yang dijadikan sebagai sampel, didapatkan 96 orang petugas atau 96% yang negatife terkontaminasi telur cacing Soil Trasmitted Helminth

(STH) 4 orang petugas atau 4% yang positif terkontaminasi telur cacing Soil Trasmitted Helminth cacing Ascaris lumbricuides. Tingginya infeksi Ascaris lumbricoides didukung karena iklim tropis, udara lembab, keadaan

hygiene dan sanitasi, (Natadisastra dan Agoes, 2009). Hal ini sejalan dengan keadaan yang ada di tempat pembuangan sementara yang lembab.

Berdasarkan hasil kuisioner dapat diketahui kebiasaan penggunaan alat pelindung diri, dari 100 orang petugas pengangkut mempunyai kebiasaan tidak menggunakan alat pelindung diri yang terkontaminasi telur cacing

pada potongan kuku petugas pengangkut sampah yaitu sebanyak 4% positif dan 42% negatif.

Sedangkan pada petugas

pengangkut sampah yang meiliki kebiasaan menggunakan alat pelindung diri tidak ada terkontaminasi telur, larva maupun cacing dewasa golongan Soil Transmitted Helminth. kesehatan. Berdasarkan tingkat pengetahuan dan latar belakang pendidikan petugas pengangkut sampah dari 42 orang petugas (4%) yang tidak mengetahui resiko penggunaan alat pelindung diri terhadap kesehatan didapatkan 4 orang petugas (4%) yang positif terkontaminasi telur cacing golongan

Soil Transmitted Helminth, dengan latar belakang pendidikan SD dan SMP, sehingga dapat meningkatkan infeksi kecacingan.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan telur cacing dari sampel potongan kuku terhadap kontaminasi telur cacing yang termasuk dalam golongan Soil Transmitted Helminth

dan hasil kuisioner tentang hubungan kebiasaan penggunaan alat pelindung diri pada petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru yang dilakukan pada bulan Maret 2017, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Presentasi petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru yang

mempunyai kebiasaan

(7)

kategori buruk yaitu sebayak 46% dan petugas yang

mempunyai kebiasaan

pengunaan alat pelindung diri kategori baik sebesar 54%.

2. Presentasi petugas pengangkut sampah kota Banjarbaru yang terkontaminasi telur cacing golongan Soil Transmitted Helminth sebesar 4% yaitu ditemukan telur cacing Ascaris lumbricoides.

3. Secara statistik terdapat hubungan anatara kebiasaan penggunaan alat pelindung diri terhadap kontaminasi telur cacing golongan Soil Transmitted Helminth yang

terjadi pada petugas

Untuk mencegah terjadinya infeksi kecacingan maka disarankan kepada petugas pengangkut sampah untuk mebiasakan diri dalam bekerja, selalu menggunakan alat pelindung diri agar terhindar dari penyakit akibat kerja khususnya infeksi kecacingan.

2. Bagi Dinas Kebersihan

Memberikan penyuluhan tentang penyakit akibat kerja yang ditimbulkan pada saat bekerja serta pentingnya penggunaan alat pelindung diri. Memberikan peraturan yang tegas agar para petugas lebih disiplin dalam hal penggunaan alat pelindung diri.

3. Bagi peneliti lain

Disarankan kepada peniliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yaitu memeriksa infeksi kecacingan pada petugas pengangkut sampah

dengan menghubungkan

personal higien, pengetahuan dan sikap para petugas tersebut terthadap infeksi kecacingan.

Ucapan Terima Kasih

Kepada ibu Putri Kartika Sari, M.Si selaku Direktur Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru.

Kepada Ibu Lisa, SP., M.Pd selaku pembimbing utama dan Bapak Muhammad Arsyad, S.ST selaku pembimbing pendamping dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan saran, bimbingan dan masukan.

Kepada Ibu Rifqoh, S.Pd., M.Sc selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan arahan dalam melakukan penelitian maupun penulisan Karya Tulis Ilmiah.

REFERENSI

Ardiansyah, R. 2009. Hubungan Kebiasaan Penggunaan Alat Pelindung diri

Terhadap Kontaminasi

Telur Cacing (Soil

Transmitted Helminthes) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Banjarbaru. Tidak diterbitkan (KTI). Politeknik Kesehatan Banjarmasin : Banjarbaru.

Butarbutar, M., R., J., Ashar, T.,dan Santi, D., N. 2014.

Hubungan Hygiene

Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan Pada

Petugas Pengankut

(8)

Pematangsiantar tahun

Irianto, K. 2013. Parasitologi Berbagai Penyakit yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia. Bandung : Yrama Widya.

Islami, N., R., Sulastrianah, dan Udo, W., O., S., A. 2014.

Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Infeksi Cacing Pada Pekerja Sampah. Medula Vol. 2 (2014).

KESMAS, 2010. Perilaku Petugas Pengumpul Sampah Untuk Melindungi Dirinya Dari Penyakit Bawaan Sampah Di Wilayah Petangpuluhan Yogyakarta Tahun 2009. Stikes Surya Global Yogyakarta.

Kieswari, A,. P., D. 2009. Hubungan

Antara Kebersihan

Perorangan dan Sanitasi Tempat Kerja Dengan Kejadian Infeksi ”Soil Tranmitted Helmith” Pada Pengrajin Genteng di

Singorojo Kecamatan

Mayong Kabupaten Jepara. Tidak diterbitkan (KTI). Universitas Negeri Semarang : Semarang.

Lamara, O., R. 2013. Hubungan Personal Higiene Dengan Kandungan Telur Cacing Pada Kotoran Kuku Pekerja Biogas Di Desa Tanjung

transmitted helinth) Pada

Petugas Pengangkut

Sampah Kota Banjarbaru Juni 2010. Tidak diterbitkan (KTI). Politeknik Kesehatan Banjarmasin : Banjarbaru.

Mulasari, S., A, dan Maani, D. 2013.

Hubungan Antara

Kebiasaan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dan Personal Hygiene Dengan

Kejadian Infeksi

Kecacingan Pada Petugas

Sampah Di Kota

Yogyakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 12 (2013) Hal. 161 – 170.

Muslim, M. 2009. Parasitolgi Untuk Keperawatan. Jakarta : Serang. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo., S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Onggowaluyo, J. S. 2002.

Parasitologi Medik 1 Helmintologi. Jakarta : EGC.

(9)

Polaku, N. 2013. Identifikasi Telur Cacing Pada Kuku dan Higiene Pada Pekerja Pengangkut Sampah di Kota Gorontalo. Tidak diterbitkan (KTI). Universitas Negeri Gorontalo : Gorontalo.

Rismawati. 2016. Gambaran Telur Cacing Soil Transmitted Helminths (STH) Pada

Petugas Pengangkut

Sampah Di Kota Martapura Mei 2016. Tidak diterbitkan (KTI). Akademi Analis Kesehatan Boeneo Lestari Banjarbaru : Banjarbaru.

Ruhimat, U. 2014. Gambaran Telur Nematoda Usus Pada Kuku Petugas Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ciangir Kelurahan Kota Baru

Kecamatan Cibeureum

Kota Tasikmalaya. Jurnal

Kesehatan Bakti Tunas Husada Vol. 11 (2014).

Safar, R. 2010. Parasitologi Kedokteran Protozoologi, Entologi, dan Helmintologi. Bandung : Yrama Widya.

Sugriarta, S., Mahaza., Zainir, M.

2014. Hubungan

Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Keluhan Kesehatan Pada Petugas Pengumpul Sampah Di Kota Padang. Jurnal Sehat Mandiri. Jilid 9. Nomor 1 (2014).

Widiyanto SY Didik,

Setyowatiningsih Lilik. 2016.

Hubungan Higiene

Referensi

Dokumen terkait

terlibat dalam saluran ini adalah pedagang pengumpul desa (PPD) yang menjual nenas terhadap pedagang pengolah (processors and manufactures) dengan sistem penjualan biaya

ü Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG

Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan informasi yang ada penelusuran kepustakaan di lingkungan Universitas Sumatera Utara, penelitian dengan

Pembahasan analisis fikih toleransi internal di pesantren yang merupakan deskripsi Bab IV pada buku ini, menekankan pada variable- variabel yang secara signifikan

Dengan adanya peningkatan detak jantung pada subjek 1 dapat dilihat bahwa subjek 1 mulai dapat mencerna musik tersebut dengan menyelaraskan dan menerima gelombang-gelombang

Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration ) , Personal Safety Equipment atau alat pelindung diri didefinisikan sebagai alat yang digunakan

Hubungan Personal Higiene dengan Penyakit Cacing (Soil Transmitted Helminth) pada Pekerja Petugas Pengangkut Sampah.. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas