• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - ANALISIS USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L) VARIETAS GRANOLA DI KABUPATEN MAGELANG - UNS Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - ANALISIS USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L) VARIETAS GRANOLA DI KABUPATEN MAGELANG - UNS Institutional Repository"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Lokasi Budidaya

Lokasi budidaya kentang (Solanum tuberosum L.) varietas granola yang dijadikan sebagai tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah di Dusun Kragon, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, JawaTengah. Lokasi tersebut berada di ketinggian 1378 m dpl. Lahan yang digunakan adalah jenis tanah andosol cokelat yang memiliki struktur tanah yang gembur. Lokasi tersebut memiliki suhu udara pada waktu siang berkisar 24 – 30 °C dan pada waktu malam berkisar 16 - 22 °C. Tingkat kelembapan udara di lokasi tersebut cukup tinggi yaitu mencapai 85% dengan intensitas curah hujan mencapai 2589 mm/th.

Jenis tanah di tempat lokasi budidaya kentang varietas granola adalah tanah andosol. Menurut Rukmana (1995), karakteristik tanah andosol adalah tanah yang memiliki ketebalan solum tanah yaitu 100-225 cm. Tanah andosol memiliki warna cokelat tua hingga berwarna hitam gelap. Tekstur yang dimiliki tanah andosol mulai dari berdebu, lempung berdebu sampai lempung.

(2)

Lahan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah lahan yang seluas 500 m2. Lahan 500 m2 tersebut memiliki gambaran sebagai berikut:

10 meter

50 meter

Gambar 1. Kondisi umum lahan

Keterangan:

: Lahan Budidaya Kentang Granola (500 m2)

: Jalan pada Lahan (40 cm)

: Bedengan (9,6 meter × 1 meter)

(3)

B. Budidaya Kentang Varietas Granola

Budidaya kentang (Solanum tuberosum L.) varietas granola adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan Benih Kentang

Benih kentang yang digunakan dalam budidaya ini adalah benih kentang granola yang dibeli pada petani kentang sekitar yaitu daerah Ngablak, Magelang. Benih tersebut merupakan benih kentang varietas granola G-1 dengan harga benih per kilogram adalah Rp 2.500,00. Benih kentang granola G-1 yang digunakan pada lahan 500 m2 sebanyak 1056 buah atau sekitar 250 kg. Benih kentang yang dipilih adalah benih kentang yang sehat, tidak berpenyakit, tidak berjamur dan memiliki tubuh yang tidak berongga serta memiliki 4 tunas atau lebih yang memungkinkan berkembang baik saat nanti dibudidayakan.

Gambar 2. Benih kentang varietas granola 2. Pengolahan Lahan

Kegiatan pengolahan lahan merupakan kegiatan mempersiapkan lahan yang akan digunakan budidaya agar sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kegiatan pengolahan lahan yang dilakukan meliputi:

a. Penggemburan Tanah

(4)

mesin traktor serta pengisian bahan bakar bensin. Selanjutnya dilakukan pengamatan lahan guna menentukan pola pembajakan. Pola pembajakan yang digunakan adalah pola tengah. Pembajakan pola tengah dilakukan dengan membajak lahan dari bagian tengah lahan dan selanjutnya memutar membentuk lingkaran. Pembajakan lahan dengan pola tengah merupakan salah satu yang dipilih guna mengefisienkan waktu, tenaga dan bahan bakar yang digunakan.

Gambar 3. Pengolahan tanah dengan traktor

Penggemburan tanah dengan menggunakan traktor dipilih karena lebih efisien baik secara waktu dan biaya dibandingkan dengan penggemburan tanah dengan manual yaitu dengan mencangkul. Penggemburan tanah dengan traktor lebih efisien waktu karena hanya memerlukan waktu 2 jam, berbeda dengan penggemburan tanah dengan mencangkul manual dapat memakan waktu 1-2 hari, disamping itu penggunaan traktor lebih efisien biaya karena tenaga kerja yang digunakan sedikit, sehingga biaya upah yang dikeluarkan juga sedikit.

Traktor yang digunakan merupakan traktor yang disewa dari petani sekitar dengan harga sewa Rp 350.000,00. Harga tersebut sudah termasuk dengan operator traktor serta perlengkapan penunjang lainnya untuk menggunakan traktor. Tenaga kerja lainnya yang digunakan adalah 2 tenaga kerja pria yang bertugas untuk meratakan tanah yang telah digemburkan dengan traktor.

b. Pembuatan Bedengan

(5)

Bedengan yang dibuat memiliki ukuran panjang 9,6 meter, lebar 1 meter dan tinggi bedengan 30 cm. Pembuatan bedengan dilakukan dengan bantuan tali rafia agar bedengan yang dihasilkan menjadi rapi dan lurus. Jarak antara bedengan satu dengan yang lainnya yaitu 50 cm. Jarak antar bedengan yang terlampau dekat akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang, disamping itu jarak antar bedengan yang lebih luas berguna untuk membantu jalannya tenaga kerja dalam melakukan pemeliharaan tanaman kentang.

Gambar 4. Pembuatan bedengan c. Pemupukan Dasar

(6)

Gambar 5. Penaburan pupuk kotoran ayam

Gambar 6. Penaburan pupuk phonska

(7)

Gambar 7. Pupuk kotoran ayam

Pupuk phonska merupakan pupuk yang memiliki kandungan Nitrogen 15%, P2O5 16% dan K2O 15%. Menurut Hikmawati (2015),

setiap unsur hara yang terkandung dalam pupuk phonska memiliki fungsi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah tertentu. Nitrogen (N) yang berfungsi untuk membuat tanaman lebih hijau segar, mempercepat dan meningatkan pertumbuhan tanaman (tinggitanaman, jumlah cabang, dan jumlah anakan) dan meningkatkan kandungan protein hasil panen. Fosfat (P2O5) yang berfungsi untuk memacu

pertumbuhan akar dan pembentukan perakaran yang baik, mempercepat pembetukan bunga serta masaknya buah dan biji, serta meningkatkan mutu benih dan bibit. Kalium (K2O) yang berfungsi

untuk membantu tanaman lebih tegak dan kokoh, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama atau penyakit dan meningkatkan pembentukan gula dan pati. Dosis terbaik dalam

pengaplikasian pupuk phonska menurut Amin (2014) adalah 1128 kg/ton. Penggunaan pupuk phonska pada proses budidaya

(8)

Gambar 8. Pupuk phonska d. Pemasangan Mulsa

(9)

Gambar 9. Sujen Gambar 10. Pengikatan mulsa pada pojok mulsa

Gambar 11. Pengikatan mulsa bagian samping e. Pembuatan Lubang Mulsa

Pembuatan lubang mulsa dilakukan setelah bedengan didiamkan selama 5 hari. Pembuatan lubang mulsa dilakukan dengan menggunakan alat pelubang mulsa yang terbuat dari baja. Pembuatan lubang mulsa diawali dengan pengukuran jarak lubang mulsa. Lubang mulsa yang dibuat yaitu pada satu bedengan terdapat satu lubang mulsa yang berada di bagian tengah bedengan. Jarak antara lubang mulsa satu dengan yang lain adalah 30 cm. Pembuatan lubang mulsa dilakukan oleh 1 tenaga kerja wanita.

Gambar 12. Alat pelubang mulsa

(10)

Gambar 14. mulsa yang telah dilubangi 3. Penanaman

Kegiatan penanaman dilakukan pada pagi hari setelah seluruh lubang tanam dibuat. Kegiatan penanaman dilakukan oleh 2 tenaga kerja pria dan 1 tenaga kerja wanita. Kegiatan penanaman diawali dengan pemilihan benih kentang yang baik yaitu benih yang sehat, tidak terdapat bagian yang cacat atau berlubang, tidak berjamur serta memiliki 4 tunas atau lebih. Pemilihan benih kentang dengan 4 tunas atau lebih sangat berpengaruh pada banyaknya umbi kentang yang dihasilkan nantinya. Benih kentang yang baik selanjutnya siap untuk dilakukan penanaman, sedangkan benih kentang yang kurang baik disendirikan di suatu wadah yang terpisah.

Gambar 15. Penyiapan benih kentang

Gambar 16. Benih kentang baik

(11)

Proses selanjutnya adalah penanaman benih kentang varietas granola dengan cara memasukkan benih kentang dalam lubang tanam yang telah disediakan. Benih kentang dimasukkan dengan posisi bagian yang telah bertunas diletakkan di bagian atas, agar tanaman kentang dapat lebih cepat tumbuh. Kemudian dilakukan penutupan lubang tanam tersebut hingga benih kentang tidak terlihat. Penutupan tersebut menjadi sangat penting karena benih kentang tidak tahan apabila terkena sinar matahari langsung.

Gambar 18. Lubang tanam Gambar 19. Benih kentang granola siap tanam

Gambar 20. Penutupan lubang tanam 4. Pemeliharaan Tanaman

(12)

a. Penyiangan Gulma dan Pemangkasan Bunga Kentang

Penyiangan merupakan salah satu kegiatan dalam mencegah datangnya hama dan penyakit yang mana gulma menjadi sarang dan tempat berkembangnya hama dan penyakit. Penyiangan merupakan membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar unsur hara dapat diserap oleh tanaman budidaya secara optimal. Penyiangan gulma yang berada disekitar tanaman kentang seperti rumput teki, bandotan dan alang-alang dilakukan dengan cara manual yaitu mencabutnya langsung dengan tangan. Gulma-gulma tersebut selanjutnya dikumpulkan pada satu titik untuk selanjutnya dibuang di tempat yang jauh dari lahan budidaya. Penyiangan gulma pada budidaya kentang varietas granola ini dilakukan mulai tanaman kentang berumur 22 HST dan dilakukan secara kondisional yang artinya penyiangan gulma dapat dilakukan kapanpun apabila ada gulma yang mulai tumbuh. Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan proses pemeliharaan lainnya seperti pembumbunan dan penyemprotan untuk pengendalian hama dan penyakit

Gambar 21. Penyiangan

(13)

umbi tidak terganggu. Pemangkasan bunga juga bertujuan agar bunga satu dengan yang lain tidak melakukan persilangan. Pemangkasan dilakukan secara setiap saat apabila ada bunga kentang yang mulai tumbuh. Pemangkasan bunga kentang ini dilakukan bersamaan dengan proses pemeliharaan lainnya seperti penyiangan gulma, pembumbunan dan penyemprotan untuk pengendalian hama dan penyakit.

Gambar 22. Pemangkasan bunga kentang b. Pembumbunan

(14)

Gambar 23. Pembumbunan c. Pengajiran

Pengajiran merupakan kegiatan memberikan bilah bambu yang biasa disebut dengan ajir di dekat tanaman dengan maksud agar dapat membantu tanaman tumbuh tegak. Pengajiran dilakukan saat tanaman berumur 30 HST. Pemilihan waktu pengajiran tersebut karena tanaman kentang sudah mulai tumbuh tinggi yaitu sekitar 20-30 cm namun masih mudah dilakukan pengajiran. Pengajiran dilakukan dengan memasang bilah bambu atau ajir di bagian tengah bedengan. Ajir dipasang dengan cara dibenamkan ke dalam tanah dengan jarak ajir satu dengan lainnya yaitu 4 tanaman. Ajir yang telah terpasang selanjutnya dipasang tali rafia yang kemudian diikatkan pada masing-masing ajir dari satu bagian bedengan ke bagian lainnya. Pengikatan rafia dilakukan pada bagian ujung atas ajir dan bagian tengah ajir. Fungsi pemberian tali rafia ini adalah untuk membantu setiap tanaman kentang tumbuh tegak. Pemberian tali rafia yang dipilih juga mampu menghemat kebutuhan ajir. Ajir yang digunakan pada lahan kentang granola seluas 500m2 ini sebanyak 264 buah. Pengajiran dilakukan oleh 2 tenaga kerja laki-laki dan 1 tenaga kerja perempuan.

(15)

d. Penyemprotan Zat Pembesar Umbi

Umbi tersebut menjadi bagian yang paling diperhatikan karena semakin berat umbi yang dihasilkan, maka akan menghasilkan keuntungan yang semakin besar pula. Zat pembesar umbi sangat diperlukan agar kentang yang dihasilkan memiliki umbi yang besar. Pemberian zat pembesar umbi ini dilakukan 2 kali dalam satu musim tanam yaitu pada umur 55 HST dan 77 HST. Jenis zat pembesar buah yang digunakan adalah Higroot. Pengaplikasian zat pembesar umbi Higroot dengan cara melarutkan 10 gram Higroot dalam 20 liter air

yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam kemasan yaitu 0,5 gram Higroot dilarutkan dalam 1 liter air.

Gambar 26. Higroot zat pembesar buah

Gambar 27. Penyemprotan zat pembesar buah e. Pengendalian Hama dan Penyakit

1) Kutu Daun Persik ( Myzus persicae)

(16)

penyakit virus. Menurut Rukmana (2002), hama kutu daun persik berperan sebagai vektor penyakit virus yaitu Potato Leaf Roll Virus (PLRV) dan Potato Virus Y (PVY). Kedua penyakit tersebut merupakan penyakit yang berbahaya untuk tanaman kentang.

Pengendalian hama kutu daun persik dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif Imidakloprid yaitu Confidor 200 SL yang merupakan jenis insektisida sistemik yang bekerja secara racun kontak dan lambung, berbentuk pekatan cokelat jernih yang dapat larut dalam air. Pengaplikasian Confidor 200 SL adalah dengan melarutkan 20 ml Confidor 200 SL dalam 20 liter air yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan Confidor 200 SL yaitu setiap 1 ml Confidor 200 SL dilarutkan dalam 1 liter air. Penyemprotan dilakukan selama 7 kali bersamaan dengan penyemprotan untuk membasmi Thrips palmi mulai tanaman kentang berumur 25 HST sampai dengan 83 HST yaitu pada saat tanaman berumur 25, 37, 47, 57, 65, 73 dan 83 HST. Penyemprotan yang dilakukan ini terbukti mampu mematikan hama kutu daun persik yang mengganggu tanaman kentang granola.

(17)

Gambar 30. Penyemprotan Confidor 200 SL 2) Thrips palmi

Hama Thrips palmi merupakan hama yang memiliki tubuh menyerupai anai-anai berwarna cokelat sampai hitam yang mampu bergerak secara lincah. Hama Thrips palmi tumbuh dan berkembang di bawah daun kentang. Hama ini merupakan hama penghisap daun. Gejala kerusakan akibat serangannya adalah adanya goresan-goresan putih atau kecokelatan pada daun bekas hisapan serangga tersebut. Daun yang telah dihisap aka berubah menjadi keriput dan memiliki bercak-bercak pucat seperti mosaik. Serangan Thrips palmi yang cukup berat akan berakibat bagian bawah daun berwarna merah tembaga mengkilat dengan pucuk tanaman kentang mengering.

(18)

mulai tanaman kentang berumur 25 HST sampai dengan 83 HST yaitu pada saat tanaman berumur 25, 37, 47, 57, 65, 73 dan 83 HST. Pengendalian yang dilakukan ini terbukti mampu mematikan hama Thrips palmi yang masih dalam fase telur dan nimfa, sehingga hama tersebut tidak meluas dan tidak mengganggu tanaman kentang granola yang dibudidayakan.

Gambar 31. Thrips palmi Gambar 32. Confidor 200 SL

Gambar 33. Penyemprotan Confidor 200 SL 3) Penyakit Busuk Daun Fitofora

(19)

Pengendalian penyakit busuk daun fitofora dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Pengaplikasian penyemprotan fungsida dilakukan secara bergantian yaitu antara fungisida kontak dan sistemik. Penyemprotan dilakukan sangat intensif yaitu saat tanaman berumur 22 HST sampai 43 HST dengan jenjang waktu 3 hari sekali, dan selanjutnya saat tanaman berumur 44 HST sampai 87 HST dilakukan penyemprotan lebih intensif yaitu 2 hari sekali. Penyemprotan yang dilakukan sangat intensif karena kondisi lingkungan yang sangat lembab sehingga sangat menguntungkan untuk cendawan Phytophthora infentans tumbuh dan berkembang. Fungisida yang digunakan dalam membasmi penyakit busuk daun fitofora dalam budidaya kentang granola ini adalah Daconil 75 WP (fungisida kontak), Bion M 1/48 WP (fungisida kontak) dan Siodan 20 WP (fungisida sistemik).

Pengaplikasian fungisida ini dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan sprayer dan dilakukan bergiliran yaitu antara penyemprotan insektisida Confidor 200 SL (pengendalian hama kutu daun persik dan Thrips palmi), fungisida sistemik dan fungisida kontak. Pengaplikasian Daconil 75 WP yaitu pada saat tanaman berumur 22, 34, 45, 53, 63, 71, dan 81 HST. Pengaplikasian Bion M 1/48 WP yaitu pada saat tanaman berumur 28, 40, 49, 59, 75, dan 85 HST. Pengaplikasian Siodan 20 WP yaitu pada saat tanaman berumur 31, 43, 51, 61, 69, 79 dan 87 HST.

(20)

Pengaplikasian Bion M 1/48 WP adalah dengan melarutkan 40 gr Bion M 1/48 WP dalam 20 liter air yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan Bion M 1/48 WP yaitu setiap 2 gr Bion M 1/48 WP dilarutkan dalam 1 liter air.

Pengaplikasian Siodan 20 WP adalah dengan melarutkan 50 gr Siodan 20 WP dalam 20 liter air yang selanjutnya dicampur merata dalam tangki penyemprotan atau sprayer. Dosis yang digunakan sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan Siodan 20 WP yaitu setiap 2,5 gr Siodan 20 WP dilarutkan dalam 1 liter air.

Gambar 34. Busuk daun fitofora Gambar 35. Daconil 75 WP

Gambar 36. Siodan 20 WP Gambar 37. Bion M 1/48 WP

(21)

5. Panen

Panen kentang varietas granola dilakukan setelah tanaman kentang berumur 90 HST. Tanaman kentang yang sudah siap panen memiliki ciri-ciri yaitu bagian daun yang mulai layu. Pemanenan dilakukan pada pagi hari agar umbi kentang tidak mengalami penguapan yang berlebih. Pemanenan juga dilakukan saat cuaca cerah dan tidak hujan agar kondisi umbi kentang yang dipanen tetap dalam kondisi kering sehingga tidak mudah ditumbuhi oleh jamur.

Pemanenan dilakukan dengan melakukan pemangkasan tanaman kentang yang tumbuh di atas permukaan tanah dengan menggunakan pisau. Lahan yang telah bersih selanjutnya dapat dilakukan pemanenan umbi kentang dengan cara menggali bedengan tempat umbi tersebut hidup. Umbi kentang yang telah didapat selanjutnya ditempatkan pada keranjang-keranjang yang telah disediakan. Kegiatan selanjutnya adalah mengangkut hasil panen kentang tersebut dan selanjutnya ditempatkan di gudang penyimpanan. Sebelum dilakukan penyimpanan dilakukan penimbangan seluruh hasil kentang dengan timbangan. Hasil yang didapatkan pada panen kentang granola pada lahan seluas 500 m2 ini adalah 1,5 ton. Proses pemanenan dilakukan oleh tenaga kerja borongan yang dibayar sesuai dengan hasil panennya. Upah tenaga kerja borongan yaitu sebesar Rp 200.000,00 per 1 ton hasil panen kentang, sehingga total biaya upah tenaga kerja yang dikeluarkan untuk panen kentang dalam lahan 500 m2 ini adalah Rp 300.000,00.

(22)

Gambar 41. Penempatan kentang Gambar 42. Pengangkutan hasil panen

6. Pemasaran

Pemasaran hasil panen kentang varietas granola melalui tengkulak kentang yang datang langsung pada petani. Pemasaran dilakukan pada satu hari setelah panen dilakukan. Tengkulak yang datang melakukan penimbangan dan dilakukannya tawar menawar harga. Hasil panen kentang granola tersebut dibeli tengkulak dengan harga Rp 10.500,00 per kilogramnya, sehingga hasil yang didapatkan untuk 1,5 ton kentang granola adalah Rp 15.750.000,00.

(23)

Gambar 43. Alur pemasaran Petani Kentang

Tengkulak

Pedagang Eceran

Pedagang Pengepul maupun Pedagang Besar

(24)

C.Analisis Usahatani Kentang Varietas Granola

Analisa usahatani yang digunakan untuk budidaya kentang varietas granola dengan perhitungan setiap 500 m2 dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut:

1. Biaya Tetap

Biaya penyusutan peralatan dalam budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m2 dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Biaya Penyusutan Peralatan dalam 1 Musim Tanam

Peralatan Jumlah Harga Satuan

Total Biaya Penyusutan 71.991

Sumber: Data Primer

Biaya tetap dalam budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m2 dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Biaya Tetap Budidaya Kentang Granola per 500 m2 dalam 1 Musim Tanam

No Keterangan Biaya

1 Biaya Sewa Lahan 750.000

2 Biaya Penyusutan 71.991

3 Biaya Sewa Traktor 350.000

4 Biaya Sewa Gudang 25.000

Total Biaya Tetap 1.196.991

(25)

2. Biaya Variabel

Biaya variabel dalam budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m2 dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Biaya Variabel Budidaya Kentang Granola per 500 m2 dalam 1 Musim Tanam

No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) 9 Biaya Akomodasi 150.000 10 Tenaga Kerja

Total Biaya Variabel 4.671.733

Sumber : Data Primer Keterangan : P = Pria

W= Wanita

(26)

3. Total Biaya Produksi

Total Biaya yang dikeluarkan untuk budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m2 dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Total Biaya Budidaya Kentang Granola per 500 m2 dalam 1 Musim Tanam

No Keterangan Jumlah (Rp)

1 Total Biaya Tetap 1.196.991

2 Total Biaya Variabel 4.671.733

Total Biaya Produksi 5.868.724

Sumber: Data Primer 5. Penerimaan

Penerimaan yang didapatkan dari hasil budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m2 dalam 1 musim tanam adalah sebagai berikut: Tabel 5. Penerimaan Budidaya Kentang Granola per 500 m2 dalam 1 Musim

Tanam

No Keterangan Hasil Panen

(Kg) R/C Rasio > 1, artinya bahwa usahatani tersebut layak untuk diusahakan

karena memberikan keuntungan. Hasil R/C rasio yang didapatkan yaitu 2,68 yang berarti usaha tersebut layak diusahakan lebih lanjut karena

(27)

R/C rasio > 1. Hasil tersebut membuktikan bahwa usahatani kentang granola masih mendapatkan keuntungan yang besar karena hasil R/C rasio > 1 yang berarti hasil pendapatan yang didapat melebihi dari titik impas.

b. BEP Produksi =

=

= 558,93 kg

Artinya pengusaha kentang granola akan mengalami Break Event Point atau mencapai titik impas apabila jumlah produksi kentang granola

adalah 558,93 kg. Berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah produksi minimal kentang granola adalah 558,93 kg karena pada jumlah produksi tersebut pengusaha mencapai titik dimana tidak mengalami untung maupun rugi. Budidaya kentang varietas granola ini memberikan keuntungan yang besar karena hasil yang diproduksi melebihi dari BEP produksi yaitu sebanyak 1500 kg.

c. BEP Harga =

=

= Rp 3.913,00

Artinya pengusaha kentang granola akan mengalami Break Event Point atau mencapai titik impas apabila harga penjualan kentang granola

setiap kilogramnya adalah Rp 3.913,00. Berdasarkan perhitungan tersebut, harga minimal kentang granola adalah Rp 3.913,00 karena pada harga tersebut pengusaha mencapai titik dimana tidak mengalami untung maupun rugi. Penjualan kentang varietas granola hasil budidaya ini memberikan keuntungan yang besar karena kentang varietas granola ini

(28)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tugas akhir, Analisis Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L) Varietas Granola di Kabupaten Magelang yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:

1. Budidaya kentang varietas granola yang dilakukan di Dusun Kragon, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang diawali dari proses pengadaan benih kentang, pengolahan lahan (penggemburan tanah, pembuatan bedengan, pemupukan dasar dan pemasangan mulsa), penanaman, pemeliharaan tanaman (penyiangan gulma, pemangkasan bunga kentang, pembumbunan, pengajiran,penyemprotan zat pembesar umbi dan pengendalian hama penyakit), panen dan pemasaran.

2. Pemasaran kentang varietas granola dilakukan secara langsung melalui tengkulak dengan harga Rp 10.500,00 per kilogramnya.

3. Total biaya yang dikeluarkan untuk budidaya kentang varietas granola pada lahan 500 m2 dalam 1 musim tanam sebesar Rp 5.868.724,00, penerimaan yang didapatkan sebesar Rp 15.750.000,00 sehingga total pendapatan sebesar Rp 9.881.276,00.

4. Usahatani kentang varietas granola ini layak untuk diusahakan karena R/C rasio yang didapat yaitu 2,68 (R/C rasio > 1 = layak untuk diusahakan) serta hasil kentang yang diproduksi (1500 kg) melebihi BEP produksi sebanyak 558,93 kg dan harga jual kentang (Rp 10.500,00) melebihi BEP harga sebesar Rp 3.913,00.

(29)

B. Saran

Berdasarkan kegiatan Tugas Akhir tentang Analisis Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L) Varietas Granola di Kabupaten Magelang, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Takaran dalam penyemprotan perlu diperhatikan dengan cermat agar tepat dosis sesuai yang dianjurkan serta tidak mengalami boros biaya penyemprotan.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M N. 2014. Sukses bertani buncis. Jakarta: Garudhawaca

Blocher, E C. 2000. Manajemen Biaya 1 (edisi 3). Jakarta: Salemba Empat

Canon, J P, William D P dan Jerome M. 2008. Pemasaran dasar. Jakarta: Salemba Empat

Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Sayuran, Tanaman Hias dan Aneka Tanaman. 2003. Budidaya kentang. Jakarta: Departemen Republik Indonesia

Hadisapoetro. 1973. Biaya dan pendapatan dalam usahatani. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada

Hikmawati, M. 2015. Pengaruh dosis pupuk dan penyiangan terhadap produksi kedelai (Glycine max L. Merill). Jurnal Media Soerjo Vol 16 (1): 176-198

Kusuma, N P, Edison dan Ernawati. 2015. Analisis pendapatan usahatani kentang di kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin. Jurnal Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18 (1): 93-99

Maulia, S. 2012. Analisi pendapatan usahatani dan factor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kentang di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Skripsi. Program studi agribisnis. Institut Pertanian Bogor.

Rukmana, R. 1995. Budidaya bawang putih. Jakarta: Penebar Swadaya _________ 2002. Usahatani kentang system mulsa plastik. Jakarta: Kanisius _________ 2003. Aneka olahan kentang. Jakarta: Kanisius

Samadi, B. 2007. Kentang dan analisis usahatani. Yogyakarta: Kanisius

Setiadi dan S F Nurulhuda. 1998. Kentang varietas dan pembudidayaan. Jakarta: Penebar Swadaya

Setiadi. 2009. Budidaya kentang. Jakarta: Penebar Swadaya. Soekartawi. 1995. Analisis usahatani. Jakarta: UI Press.

Sunarjono H. 2016. Bertanam 36 jenis sayur. Jakarta: Penebar Swadaya. Suratiyah, K. 2006. Ilmu usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya

(31)

Tjakrawiralaksana, A. 1983. Usahatani. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB

Tufail, M, Dewi Darma Laksana dan Syamsu Alam. 2014. Aplikasi kotoran ayam untuk meningkatkan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L) di tanah masam. Jurnal Agroteknologi Vol 4 (2): 119-126

(32)
(33)

Lampiran 1. Jurnal Kegiatan Praktek Tugas Akhir

Tanggal Kegiatan Praktek Tugas Akhir

6 Januari 2017 Pengolahan Lahan (Penggemburan tanah dan pembuatan bedengan)

7 Januari 2017 Pengolahan Lahan (Pemupukan dasar dan pemasangan mulsa) 8-12 Januari 2017 Mendiamkan Lahan

13 Januari 2017 Pelubangan Mulsa dan Penanaman

4 Februari 2017 Penyemprotan Daconil 75 WP, pembumbunan 7 Februari 2017 Penyemprotan Confidor 200 SL

10 Februari 2017 Penyemprotan Bion M 1/48 WP, penyiangan gulma, pembumbunan

12 Februari 2017 Pengajiran, penyiangan gulma 13 Februari 2017 Penyemprotan Siodan 20 WP 16 Februari 2017 Penyemprotan Daconil 75 WP

19 Februari 2017 Penyemprotan Confidor 200 SL, Penyiangan gulma, pembumbunan

22 Februari 2017 Penyemprotan Bion M 1/48 WP 25 Februari 2017 Penyemprotan Siodan 20 WP

27 Februari 2017 Penyemprotan Daconil 75 WP, Penyiangan gulma, pembumbunan

1 Maret 2017 Penyemprotan Confidor 200 SL 3 Maret 2017 Penyemprotan Bion M 1/48 WP

5 Maret 2017 Penyemprotan Siodan 20 WP, pemangkasan bunga kentang, Penyiangan gulma

7 Maret 2017 Penyemprotan Daconil 75 WP, pembumbunan 9 Maret 2017 Penyemprotan Zat Pembesar Umbi (Higroot)

11 Maret 2017 Penyemprotan Confidor 200 SL, pemangkasan bunga kentang, Penyiangan gulma, pembumbunan

13 Maret 2017 Penyemprotan Bion M 1/48 WP 15 Maret 2017 Penyemprotan Siodan 20 WP

17 Maret 2017 Penyemprotan Daconil 75 WP, pemangkasan bunga kentang, Penyiangan gulma, pembumbunan

19 Maret 2017 Penyemprotan Confidor 200 SL

21 Maret 2017 Penyemprotan Bion M 1/48 WP, pembumbunan

23 Maret 2017 Penyemprotan Siodan 20 WP, pemangkasan bunga kentang, Penyiangan gulma

25 Maret 2017 Penyemprotan Daconil 75 WP, pembumbunan 27 Maret 2017 Penyemprotan Confidor 200 SL

29 Maret 2017 Penyemprotan Bion M 1/48 WP, pemangkasan bunga kentang, Penyiangan gulma, pembumbunan

31 Maret 2017 Penyemprotan Zat Pembesar Umbi (Higroot) 2 April 2017 Penyemprotan Siodan 20 WP, pembumbunan

(34)

6 April 2017 Penyemprotan Confidor 200 SL, pembumbunan 8 April 2017 Penyemprotan Bion M 1/48 WP

10 April 2017 Penyemprotan Siodan 20 WP, pemangkasan bunga kentang, Penyiangan gulma, pembumbunan

(35)

Lampiran 2. Penghitungan Biaya Penyusutan Peralatan

Biaya Penyusutan =

1. Cangkul =

= 1.333 (1 bulan)

2. Pisau =

= 1.333 (1 bulan)

3. Ember =

= 666 (1 bulan)

4. Keranjang =

=3.733 (1 bulan)

5. Pelubang mulsa =

= 266 (1 bulan)

6. Sprayer =

= 10.000 (1 bulan)

7. Timbangan =

Gambar

Gambar 1. Kondisi umum lahan
Gambar 2. Benih kentang varietas granola
Gambar 3. Pengolahan tanah dengan traktor
Gambar 4. Pembuatan bedengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Jumlah Daun Bibit Tanaman Kentang (helai) dengan Kerapatan Tabur Benih (cm) pada beberapa Dosis Pupuk Kandang (kg/kg tanah) pada Umur 33 hss ..... Hubungan Jumlah Daun

pada planlet kentang, hal ini dapat dilihat dari respon eksplan terhadap perlakuan. A1 sampai

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan ketebalan media tanam dan pupuk daun tidak berpengaruh nyata pada bobot segar umbi panen berdasarkan klasifikasi

Penerapan teknik kultur jaringan didasarkan pada prinsip bahwa tanaman dapat ditumbuhkan dan diperbanyak secara in vitro dari sekelompok sel atau sebagian kecil

Pengaruh frekuensi dan jumlah tanaman per lubang terhadap berat umbi benih berukuran (5-9,99 g) per tanaman... Pengaruh frekuensi dan jumlah tanaman per lubang terhadap berat

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan ketebalan media tanam dan pupuk daun tidak berpengaruh nyata pada bobot segar umbi panen.. Rerata bobot segar umbi

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,