• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN TERPADU BEDAH DESA DI DAERAH TERTINGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN TERPADU BEDAH DESA DI DAERAH TERTINGGAL"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN TERPADU/

BEDAH DESA DI DAERAH TERTINGGAL

Sasli Rais (

sasli06@yahoo.co.id

)

Tim Teknis Sekretariat Kegiatan Bedah Desa Asdep Urusan Pengembangan Perdesaan Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus

Oasis Amir Hotel, 06 Juli 2013

KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

1

P

2

K

P

D

T

A

P

(2)

2

KERANGKA PAPARAN

Konsep Bedah Desa

1

Pengantar Kebijakan Kegiatan Bedah Desa

AGENDA ALUR PAPARAN

2

Jenis Kegiatan Bedah Desa

3

(3)

PENGANTAR KEBIJAKAN DAERAH

TERTINGGAL

KEGIATAN BEDAH DESA

1

(4)

KERANGKA ALUR PIKIR PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL DALAM RPJMN 2010-2014

PRIORITAS BIDANG

DAERAH TERTINGGAL

SASARAN :

1. Meningkatnya rata-rata

pertumbuhan ekonomi di daerah

tertinggal sebesar 7.1persen pada

tahun 2014

2. Berkurangnya % penduduk miskin di daerah tertinggal hingga

mencapai rata-rata sebesar 14.2 persen pada tahun 2014

3. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di daerah tertinggal yang ditunjukkan oleh IPM pada tahun 2014 menjadi 72.2

Pengembangan ekonomi lokal • Rata-rata PDRB Perkapita Non Migas

• Rata-rata % penduduk miskin Penguatan kelembagaan dalam

pengelolaan sumberdaya lokal

Rata-rata Laju peningkatan PAD di kabupaten daerah tertinggal

Peningkatan pelayanan Kesehatan yang berkualitas dan terjangkau di Daerah Tertinggal

• Rata-rata AHH yang berada di bawah rata-rata nasional (Tahun)

• AKB (per 1000 kelahiran hidup) % Penolong Persalinan Terakhir oleh Tenaga Kesehatan

Peningkatan pelayanan pendidikan di Daerah Tertinggal

• Angka Melek Huruf usia 15-24 tahun di kabupaten daerah tertinggal (%)

• Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun di kabupaten daerah tertinggal (Tahun)

• Rata-rata APS usia 7-12 tahun di kabupaten daerah tertinggal (%)

• Rata-rata APS usia 13-15 tahun di kabupaten daerah tertinggal (%)

Peningkatan aksesibilitas daerah

tertinggal dngan pusat pertumbuhan nilai dan volume perdagangan di daerah tertinggal Peningkatan sarpras energi listrik,

telekomunikasi, irigasi, dan air bersih Indeks infrastruktur

FOKUS PRIORITAS INDIKATOR KINERJA

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN

DAERAH TERTINGGAL

(5)

ALUR PIKIR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

DAERAH TERTINGGAL

Prioritas RPJMN

· Prioritas 10 (Buku I) Prioritas Nasional RPJMN : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik

· Prioritas 9 (Buku II) Prioritas Bidang RPJMN : Wilayah dan tata ruang, Prioritas Bidang : Pembangunan Daerah Tertinggal

· Prioritas 1, 2 dan 3 (Buku III) Prioritas Wilayah

Kriteria Daerah Tertinggal

· Perekonomian Masyarakat;

· Sumberdaya Manusia;

· Prasarana dan Sarana;

· Kemampuan Keuangan Daerah;

· Aksesibilitas;

· Karakteristik Daerah.

Prioritas Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

· Peningkatan kualitas

sumberdaya manusia di daerah tertinggal

· Pertumbuhan pendapatan regional daerah tertinggal

· Penguatan pembangunan infrastruktur daerah tertinggal

· Penguatan kelembagaan daerah tertinggal

· Pengembangan wilayah yang mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal

Strategi

· Meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia melalui program penguatan pendidikan dan kesehatan masyarakat

· Menata Pengelolaan Sumberdaya alam Daerah Tertinggal berbasis Produk dan Komoditas Unggulan

· Mendorong kebijakan afirnatif dalam pebiayaan dan pengembangan Fiskal Daerah Tertinggal

· Mengkoordinasikan seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah tertinggal secara proaktif

· Mensinergikan Arah kebijakan pembangunan pusat dan daerah

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJPN 2005-2025 KPDT menjalankan tupoksi utama:

· Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pembangunan daerah tertinggal;

· Koordinasi dan sinkronisasi

pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan daerah tertinggal;

· Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggungjawab KPDT; dan

· Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan KPDT.

TUPOKSI KEMENTERIAN

NEGARA PDT

· UU No. 39, 2008 tentang Kementerian Negara;

· Perpres No. 47, 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

· Perpres No. 24, 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

Misi Presiden RI 2009-2014 tentang Memperkuat Dimensi Keadilan Di Semua Bidang menyebutkan rencana kegiatan untuk :

· Mengembangkan wilayah tertinggal dalam satu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa

mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih pada keterkaitan matarantai proses industri dan distribusi;

· Melaksanakan keberpihakan pada wilayah tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau terluar

LOKASI DAERAH 183 TERTINGGAL T U P O K S I M A S IN G -M A S IN G D E P U T I P2KPDT P4DT P2IPDT P2WP P2SEDT P2DTK INSTRUMEN PPDT 2005 - 2010

BEDAH DESA

Instrumen Strategis PDT

Lokasi Pe n g u a ta n d a n Si n e rg i

Daftar 50 + 20 Lokasi Strategis yang akan Dientaskan Tahun 2014

Sasaran/ Target PPDT 2010-2014

· Berkurangnya status kabupaten tertinggal paling sedikit 50

· Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6 % tahun 2010, 7,1% tahun 2014.

· Berkurangnya persentase penduduk miskin tahun 2010 18,8% menjadi 14,2%

· IPM pada tahun 2010 sebesar 67,7 meningkat menjadi 72,2 pada tahun 2014

PRUKAB

INSTRUMEN PPDT 2011-2014

(6)

Konsolidasi Instrumen PPDT dalam Pengembangan

Bedah Desa dan Prukab

P2IPDT

P2SEDT

P2DTK

P2KPDT

P2WP

P4DT

BEDAH

DESA

PRUKAB

6

FASILITASI KEBIJAKAN INSTRUMEN PPDT

1. Terfasilitasinya integrasi Rencana Induk Pengembangan Kawasan Perdesaan Terpadu (Rencana Induk Bedah Desa) dengan perencanaan pembangunan daerah dan nasional. 2. Terfasilitasinya pembentukan forum multistakeholders untuk

percepatan pembangunan daerah tertinggal (Forum BedahDesa) dalam pembangunan kawasan perdesaan terpadu.

3. Meningkatnya kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam perencanaan pembangunan kawasan perdesaan terpadu.

4. Terfasilitasinya pembangunan sarana dan prasarana sosial dasar, ekonomi dan wilayah.

1. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan usaha kelompok masyarakat;

2. Menguatnya modal usaha;

3. Menguatnya kelembagaan usaha;

4. Berkembangnya aktivitas ekonomi pada berbagai rantai pasokan PRUKAB termasuk aktivitas pada berbagai produk turunannya;

5. Meningkatnya produksi, produktivitas usaha, serta nilai tambah dan mutu produk;

6. Meningkatnya pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja.

2005-2010

(7)

7

TUPOKSI ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN PERDESAAN

• Melaksanakan koordinasi, perumusan dan

pelaksanaan kebijakan dengan

Kementerian/Lembaga terkait, pengendalian, pemantauan, evaluasi, fasilitasi dan

penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di daerah perdesaan.

TUGAS

POKOK

• Melaksanakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan fasilitasi di wilayah perdesaan;

• Penyiapan dan pelaksanaan koordinasi kebijakan kegiatan pengembangan daerah perdesaan dengan Kementerian/Lembaga, Lembaga non-pemerintah;

• Pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan koordinasi kebijakan dan pengembangan di wilayah perdesaan

(8)

KONSEP KEGIATAN BEDAH DESA

2

(9)

9

TUJUAN UMUM

Mempercepat Pembangunan Daerah

Tertinggal Melalui Pembentukan Kawasan

Perdesaan Terpadu

TUJUAN KHUSUS

Terfasilitasinya Integrasi Rencana Induk Pengembangan Kawasan

Perdesaan Terpadu (Rencana Induk/Masterplan Bedah Desa) dengan Perencanaan Pembangunan Daerah - Nasional.

Terfasilitasinya Pembentukan Forum Multistakeholders untuk

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Forum Bedah Desa) dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan Terpadu.

Meningkatnya Kapasitas Pemerintah dan Masyarakat dalam

Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Terpadu.

Terfasilitasinya Pembangunan Sarana dan Prasarana Sosial Dasar,

Ekonomi dan Wilayah.

(10)

Kegiatan Bedah Desa Menciptakan Dan Memperkuat

“Enabling Enviroment” (Lingkungan Yang Kondusif) bagi

upaya percepatan pembangunan daerah tertinggal melalui Pengembangan Kawasan Perdesaan Terpadu.

Keterpaduanmembutuhkan sinergi dalam pengelolaan sumberdaya/input pembangunan (lahan, kelembagaan, pendanaan/investasi, infrastruktur, dan regulasi).

Pengembangan kawasan melalui Pendekatan Kewilayahan

memerlukan integrasi dan sinergi sektor terkait, untuk dapat lebih efektif dan efisien

ARAH PELAKSANAAN

KEGIATAN BEDAH DESA

(11)

LINGKUP KEGIATAN BEDAH DESA DAN PRUKAB

11

PROGRAM PRIORITAS

KPDT

PEMBANGUNAN PERDESAAN TERPADU

(BEDAH DESA)

PRODUK UNGGULAN KABUPATEN (PRUKAB)

LOKUS

FOKUS

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal melalui Pembangunan Kawasan Perdesaan Terpadu (Bedah Desa) berbasiskan Produk

(12)

12

PENDEKATAN DAN PRINSIP DASAR

Pemberdayaan

Penghargaan

Pengembangan berbasis

kawasan

PENDEKATAN

• Desentralisasi

• Terpadu dan Sinergi

• Partisipatif

• Keragaman

• Keseimbangan

• Keberpihakan

• TransparansidanAkuntabel

(13)

1. Lokasi Sasaran

Lokasi sasaran adalah kawasan perdesaan di

kabupaten tertinggal

2. Kriteria Lokasi Sasaran

• Kawasan perdesaan

yang terdiri dari desa-desa yang termasuk dalam kelompok desa potensial berkembang.

• Memiliki SDM yang

relatif maju, akan tetapi mengalami

perkembangan ekonomi yang relatif tertinggal atau belum maju.

• Kawasan perdesaan

yang terdiri dari 2-6 desa dalam satu

kecamatan atau lintas kecamatan.

3. Kelompok Sasaran

• Kelembagaan sosial dan ekonomi

masyarakat di

kawasan perdesaan.

• Masyarakat perdesaan di kawasan perdesaan.

• Dunia usaha,

Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat di

Kawasan Perdesaan.

4. Lokasi & Alokasi Kegiatan

Penetapannya melalui Peraturan Menteri PDT

5. Kawasan Perdesaan & Lokasi Kegiatan

Penetapannya melalui SK Bupati

13

(14)

1. Bener Meriah 2. Aceh Selatan

3. Pakpak Bharat 4. Nias Barat 5. Nias Selatan 6. Pasaman Barat 7. Solok 8. Pesisir Selatan 9. Kep. Mentawai

10.Kepahiang

11. Lahat

12. Kaur

13. Empat Lawang 14. Lampung Barat

15. Bangka Selatan 16. Way Kanan

17. Lampung Utara

18. Pandeglang 19. Lebak 20. Sukabumi 21. Garut 22. Pemekasan 23. Situbondo 24. Lombok Barat

25. Lombok Tengah

26. Lombok Timur

27. Sumbawa

28. Bima

29. Rote Ndao 30. Belu 31. TTU 32. Sambas 33. Bengkayang 34. Sanggau 35. Kutai Barat 36. Malinau

37. Boalemo 38. Pohuwato 39. Gorontalo Utara

40. Tojo Una-una

41. Banggai 42. Sigi 43. Poso 44. Morowali 45. Muna 46. Buru 47. Halmahera Utara 48. Halmahera Tengah 49. Kep. Aru

50. Sorong

51. Biak Numfor

Hijau : 2011

Hitam : 2012

Merah : 2013

51 KABUPATEN LOKASI

(15)

Kawasan Perdesaan

terdiri dari beberapa desa (1 s.d. 6) yang memiliki karakteristik dan potensi yang

sama.

 Intervensi Bedah Desa mendorong

keterkaitan antar desa dalam satu

kawasan atau antar kawasan perdesaan;

 Diperkuat dengan kelembagaan Forum Bedah Desa di Kabupaten, dan Balai

Bedah Desa di Kawasan Perdesaan.

Intervensi Bedah Desa berupa Koordinasi dan Fasilitasi dalam pengembangan sarana prasarana sosial dasar, ekonomi produksi/distribusi, dan pengembangan wilayah.

Peternakan

Pesisir

Persawahan

Perhutanan

Desa A

Desa C Desa D

Desa B

(16)

Penyediaan

Tim Fasilitator

di kabupaten

Penyediaan

Tim Fasilitator

Kawasan

Perdesaan

Bantuan Manajemen

Penyediaan

dana bantuan

langsung

masyarakat

sebagai dana

stimulan.

Bantuan Stimulasi

Dana

16

(17)

PUSAT :

Di Pusat dibentuk Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan Terpadu (Bedah Desa)

DAERAH :

1. Tingkat Kabupaten dibentuk:

a) Tim Koordinasi Bedah Desa Kabupaten didukung Sekretariat Bedah

Desa.

b) Forum Bedah Desa menjalankan fungsi konsultansi dan advokasi

terhadap kegiatan bedah desa, yang diintegrasikan dengan proses Musrenbang.

2. Pada Kawasan Perdesaan dibentuk kelembagaan untuk memperkuat

pengembangan kawasan perdesaan terpadu.

ORGANISASI PENGELOLAAN

KEGIATAN BEDAH DESA

(18)

Forum Bedah Desa (Kabupaten)

 Sebagai forum multistakeholder untuk pengembangan kawasan

perdesaan terpadu.

 Anggota : SKPD, DPRD, sektor swasta, masyarakat sipil, akademisi

Fungsi :

1) Advokasi upaya integrasi perencanaan kegiatan Bedah Desa dengan perencanaan reguler (Musrenbang);

2) Menfasilitasi pelaksanaan kajian kebijakan dan pengembangan kawasan sesuai kebutuhan kegiatan Bedah Desa;

3) Menfasilitasi penguatan partisipasi masyarakat dan swasta untuk pengembangan investasi dalam kegiatan Bedah Desa;

4) Menfasilitasi konsultasi untuk efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan Bedah Desa;

5) Melakukan pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan Bedah Desa.

KELEMBAGAAN KEGIATAN BEDAH DESA…1

(19)

Balai Bedah Desa (di Kawasan Perdesaan)

 Balai Bedah Desa dipilih, ditetapkan dan dikelola oleh masyarakat

di kawasan perdesaan. Minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara ditambah Pokja sesuai kebutuhan.

 Anggota: masyarakat kawasan perdesaan

Fungsinya:

1) Melakukan kegiatan perencanaan Bedah Desa; 2) Menjalankan pengelolaan informasi;

3) Pemberdayaan dan pengembangan daya inovasi; 4) Menfasilitasi kewirausahaan;

5) Penguatan kapasitas tata kelola pemerintahan desa;

6) Penguatan kapasitas kelembagaan desa untuk pengembangan kawasan perdesaan terpadu.

KELEMBAGAAN KEGIATAN BEDAH DESA….2

(20)

Inisiasi

Penguatan

Keberlanjutan

Penyiapan kelembagaan

Penetapan kawasan perdesaan terpadu

Penguatan kapasitas

kelembagaan, Penyusunan Masterplan

Fasilitasi koordinasi K/L. Swasta dan lembaga lain

Terbentuknya kelembagaan

kawasan perdesaan terpadu.

TAHAPAN PELAKSANAAN BEDAH DESA

(21)

Kebijakan Pembangunan Kawasan Perdesaan

Daerah Tertinggal

Koordinasi Perencanaan

Bedah Desa

Rencana Kegiatan Pengembangan Kawasan Perdesaan

Daerah Tertinggal

Rencana Induk Pembangunan Kawasan

Perdesaan Terpadu

K/L, PEMDAs

Dunia Usaha, LSM, Donor

KPDT

Fungsi koordinasi dan fasilitasi

Keterangan :

Rencana Aksi

Rencana Investasi

SKEMA PERENCANAAN BEDAH DESA

(22)

SINERGI PERENCANAAN BEDAH DESA

DALAM PERENCANAAN REGULER (MUSRENBANG)

Rencana Induk (Masterplan)

SKPD

Forum Bedah Desa

Balai Bedah Desa

Perencanaan Desa (RPJMDes/RKPDes) Perencanaan

Kawasan

Perdesaan Terpadu

Koordinasi, Sinkronisasi, & Integrasi Perencanaan

Perencanaan Kec. (SKPD)

RTRW/ RPJM / RKP Kabupaten

(23)

23

Observasi

Potensi

Perekonomian

Infrastruktur

Sosial

Kapasitas Fiskal

Karakteristik Daerah

Intervensi

Investasi

Sumber Daya Alam, SDM, Infrastruktur, Budaya, dsb

Regulasi , Program/Kegiatan, Pusat, Daerah, Dunia Usaha, Donor, dsb

Pemerintah

Dunia Usaha

Kawasan Perdesaan

4 SI - EMPAT SI BEDAH DESA

1

2

3

(24)

Regulasi

SK KAWASAN PERDESAAN

SK FORUM BEDAH DESA

Kelembagaan & Pengembangan

Kapasitas

FORUM

MULTISTAKEHOLDER

BALAI BEDAH DESA

Prasarana/ Sarana Sosial, Ekonomi &

Wilayah

Masterplan (RINDUK)

RENCANA

AKSI

RENCANA INVESTASI

Bantuan Sosial

Menu Kegiatan

KOMPONEN PEMBENTUKAN

KAWASAN PERDESAAN TERPADU

….1

(25)

25

1. Surat Permohonan Balai Bedah Desa kepada Bappeda atau SKPD terkait/ Bupati;

Surat Pengantar Proposal, permohonan Bansos dari Bupati; 2. SK Bupati tentang penetapan

 Kawasan Perdesaan Terpadu

 Forum Bedah Desa

 Balai Bedah Desa;

 Lokasi kegiatan di Kawasan Perdesaan Terpadu disertai peta lokasi dan titik koordinat;

 Hibah Lahan/Tanah tidak dalam sengketa;

 Usulan Kegiatan/ Proposal yang dilengkapi dengan:Informasi Pilihan Kegiatan;

 KAK; RAB; Desain gambardilegalisasi oleh SKPD teknis terkait; SHS jika usulan tersebut bersifat konstruksi, siteplan+detail, foto awal; HPS

berdasarkan SBU setempat/standar harga yang berlaku resmi; dan Kurva S

 Tim Koordinasi Pendampingan dan Pengendalian Daerah;

 Tim Pengadaan Daerah;

 Tim Panitia Penilai/ Penerima Daerah; 3. Surat Pernyataan Bupati tentang

 Pelaksanaan Lelang Daerah;

 Kesediaan Menerima Bansos;

 Sanggup mengelola dan memelihara Bansos yang telah diserahterimakan kepada pemerintah daerah/ masyarakat; dan

Regulasi lainnya, termasuk mengalokasikan dana pendamping untuk pelaksanaan kegiatan Bedah Desa.

Regulasi Kelembagaan

1. Forum Bedah Desa 2. Balai Bedah

Desa

Pendanaan

1. APBN 2. APBD Prov 3. APBD Kab 4. Sektor

Swasta 5. Masyarakat 6. Donor

KOMPONEN PEMBENTUK

(26)

SUMBER PENDANAAN KEGIATAN BEDAH DESA

1.

Dana APBN KPDT sebagai dana

stimulan dalam pengembangan

BedahDesa.

2.

Didukung pendanaan sektoral

pusat (APBN K/L lainnya)

3.

Didukung pendanaan APBD

Provinsi

4.

Didukung dan dilanjutkan

pendanaan APBD

KabupatenTertinggal

5.

Dikembangkan melalui

pendanaan/investasi

masyarakat dan swasta

26

Peran Daerah

Peran Pusat

Dana

Waktu T1 T2

Rp Peran Investasi

(27)

JENIS KEGIATAN BEDAH DESA

3

(28)

JENIS KEGIATAN BEDAH DESA (1)

28

Kegiatan Bedah Desa memberikan dorongan dan

menfasilitasi (stimulus) kepada masyarakat dalam

bentuk

bantuan sosial (Bansos)

. Upaya tsb

diarahkan pada pelaksanaan kegiatan pendukung

percepatan pembangunan daerah tertinggal

dalam bentuk 3 (tiga) jenis kegiatan, yaitu:

1. Sarana dan Prasarana Sosial Dasar,

2. Sarana dan Prasarana Ekonomi,

(29)

29 DIBIAYAI

BEDAH DESA

Sarana Prasarana Sosial Dasar (Sarana /Prasarana Air Bersih)

Sarana Prasarana Ekonomi (Irigasi;

Pasar Desa)

BOLEH DIFASILITASI, TETAPI TIDAK DIBIAYAI BEDAH DESA

Infrastrutur Sarana Prasarana Sosial (sekolah, kesehatan, keagamaan) Peningkatan Kapasitas (pelatihan pelaku usaha, pengelolaan keuangan OMS, dsb)

Sarana Prasarana Wilayah (Jalan Desa/

Antar Desa; Jaringan Listrik; Jembatan Desa/ Antar Desa; Jetty /

Tambatan Perahu)

Infrastruktur Penunjang Produk Unggulan (Ekonomi) Kegiatan Bedah Desa (Peralatan,

Perlengkapan

JENIS KEGIATAN BEDAH DESA (2)

Dibutuhkan dukungan kegiatan dari keasdepan lain

(30)

30

NO JENIS 2013 2012 2011 JML % JML % JML %

I Sarana & Prasarana Sosial Dasar 10 0.11 15 0.15 2 0.06

Sarana Air Bersih 10 15 2

II Sarana & Prasarana Wilayah 71 0.75 74 0.75 17 0.52 1 Pembangunan Jalan : 69 0.73 74 16

- Pengaspalan Jalan Desa 3

- Pembangunan Gorong-Gorong 1 2 3

- Pembuatan Talud 1

- Pembuatan Plat Deker 2

- Pembangunan Jalan Rabat Beton 1 2

- Pembangunan Tembok Tepi Jalan 1

- Pembangunan Jalan Sertu 3

- Pembangunan Jalan Desa 36 66 5

- Pembangunan Jalan dan Jembatan 2

- Pembangunan Jembatan 6 6 6

- Peningkatan Jalan Desa 13

2 Pembangkit Listrik Mikro Hidro 1

3 Dermaga Apung/Jety 2 0.02

III Sarana & Prasarana Ekonomi 14 0.15 11 0.11 14 0.42

1 Pembangunan Jalan Usaha Tani/Produksi 7 4

2 Pembangunan Irigasi 6 9 3

3 Pembangunan Pasar Desa/Hewan 1 2 3

4 Kandang Sapi 4

Total Kegiatan 95 100 33

(31)

Contoh:

Hasil Pelaksanaan Kegiatan Bedah

Desa TA 2011-2012

2

(32)

1. Bedah Desa Thn 2011 di Kab Lebak, di desa Cirompang dan Citorek antara lain digunakan untuk membuka jalan penghubung antar kedua desa yang terletak di punggung bukit.

2. Jalan dibuka sepanjang 2 Km dengan lebar 3 meter. Masyarakat menyerahkan tanah sebagai bentuk partisipasi.

3. Jalan penghubung mempersingkat waktu dan menurunkan biaya angkut, sehingga pergerakan orang dan barang meningkat.

Kabupaten Lebak: Pembukaan Jalan Penghubung Desa Cirompang dan Desa Citorek Tengah …. (1)

(33)

Kabupaten Lebak: Desa Citorek Dan Desa Cirompang

…. (2)

Pembangunan jembatan beton sepanjang +/-15 m menggantikan jalan kayu di desa Citorek Tengah.

Jembatan menghubungan antar dusun dan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat serta meningkatkan rasa aman bagi penduduk desa.

Kondisi Awal

(34)

Bedah Desa Tahun 2011 dilaksanakan di dua desa (Citorek dan Cirompang);

Keduanya adalah satu kawasan, meskipun beda Kecamatan

(Kec. Sobang dan Kec. Cibeber).

Tahun 2012 diusulkan dana Bansos untuk Desa Cicaringin Kec. Gunung Kencana. Lokasi tidak satu kawasan dengan lokasi Bedes 2011.

Diperlukan relokasi agar sesuai dengan tujuan bedah desa (Pembentukan Kawasan Perdesaan Terpadu )

Kabupaten Lebak

…. (3)

(35)

Kab. Lampung Barat

Lokasi Bedah Desa

• Jalan Poros Desa

• Pembangkit Listrik Mikro Hidro

Kabupaten

Lampung Barat…. (1)

(36)

Kegiatan Bedah Desa 2012 diusulkan melalui Bantuan Sosial untuk pembangunan

Jembatan Antar Desa dan

Air Bersih di Pekon Malaya dan Suka Mulya

Malaya

Suka Mulya

Thn 2011

Thn 2012

Kabupaten

Lampung Barat…. (2)

(37)

KENDALA PELAKSANAN KEGIATAN

BEDAH DESA

4

(38)

Tingkat Pusat :

1) Adanya keterlambatan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Bedah Desa sehingga kondisi ini juga akan mempengaruhi awal pelaksanaan kegiatan Bedah Desa.

2) Adanya perubahan bentuk bantuan dana yang disampaikan dari Tugas Perbantuan ke Bantuan Sosial yang secara substansi dan teknis tentu saja akan memberikan pengaruh terhadap proses perencanaan kegiatan, proses pelelangan, pengendalian kegiatan.

3) Keterlambatan daerah dalam menyampaikan persyaratan dokumen (usulan kegiatan) ke pusat.

4) Adanya daerah yang meminta proses pelelangan dari pusat maupun dari daerah sendiri sehingga hal ini membawa konsekuensi sendiri terhadap konsentrasi pihak KPDT.

5) Keterlambatan daerah dalam menyampaikan informasi atas pelaksanaan kegiatan Bedah Desa di daerah sehingga Satker pusat cukup kesulitan untuk melaksanakan update atas hasil implementasinya di lapangan.

6) Fungsi Tim Koordinasi Kabupaten yang diharapkan dapat menjembatani antara

kepentingan pusat (KPDT) dengan pihak III belum dapat optimal dalam pelaksanaannya.

Dalam pelaksanaan kegiatan Bedah Desa, kendala-kendala yang terjadi

tidak hanya di tingkat pusat tetapi di tingkat daerah pun juga masih terjadi

38

(39)

Tingkat Daerah :

1) Adanya keterlambatan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Bedah Desa sehingga

kondisi ini juga akan mempengaruhi keterlambatan proses pelelangan dan pelaksanaan kegiatan Bedah Desa di daerah.

2) Adanya perubahan bentuk bantuan dana dari Tugas Perbantuan ke Bantuan Sosial yang secara substansi berpengaruh pada Proses perencanaan kegiatan belum optimal

dilakukan;

3) Peran Forum Bedah Desa dan Balai Bedah Desa tidak cukup optimal karena kendala anggaran dan teknis kegiatan.

3) Proses pendampingan konsultan belum optimal dikarenakan keterlambatan mobilisasi dan kapasitas yang tidak sesuai dengan kebutuhan kegiatan Bedah Desa itu sendiri di daerah.

4) Keterlambatan daerah dalam menyampaikan persyaratan dokumen (usulan kegiatan) ke pusat.

5) Beberapa daerah tidak konsisten dalam melakukan usulan kegiatan (belum sinkron

antara SK Kawasan dan kegiatannya) sehingga secara substansi hal ini akan memberikan pengaruh pada perubahan konsep Bedah Desa.

39

(40)

40

Lokasi Kawasan Perdesaan terpadu terletak di kawasan perkotaan  Kab. Aceh Selatan

3 desa di Kec. Tapak Tuan ibukota kabupaten sebagai kawasan perkotaan

Peta Kab. Aceh Selatan

(41)

KESIMPULAN DAN KEBERLANJUTAN

4

(42)

1) Pelaksanaan kegiatan Bedah Desa belum optimal

dikarenakan belum sinkronnya kebijakan yang dibuat KPDT

dengan implementasi Bedah Desa.

2) Proses perencanaan kegiatan Bedah Desa masih belum

optimal dikarenakan belum berjalannya mekanisme kegiatan

di lapangan.

3) Perencanaan kegiatan Bedah Desa belum menyesuaikan

dengan Masterplan Bedah Desa/ RPJMD & RTRW Daerah/

RPJM Desa.

4) Pelaksanaan sinergi kegiatan Bedah Desa dengan kegiatan

lainya di internal KPDT belum secara terarah dari dirancang

dari awal.

5) Belum 100% kegiatan dapat terlaksana di semua daerah.

42

(43)

Jalan ke kiri > kantor kecamatan dibangun dari APBD Banggai.

Calon lokasi peningkatan jalan di Desa Toweer, Kec Balantak Utara, Kab Banggai yang mengarah ke Puskesmas Balantak.

43

Calon lokasi peningkatan di Desa Teku, Kec Balantak Utara, Kab Banggai menuju lapangan bola.

Pembangunan MCK oleh PNPM MP

Kegiatan KPDT (Prukab) berupa bantuan peralatan pengolahan biji Kopi di Desa Teku, Kec Balantak Utara, Kab Banggai tetapi dalam prosesnya belum ada sinergi perencanaan yang optimal di internal KPDT sendiri.

(44)

Bansos Pulau Terkecil dan Terluar, KPDT di Desa Moasi, Kec Towea, Kab Muna Tahun 2012.

44

Kegiatan Bedah Desa TA 2013 berupa

Pembangunan Jalan Desa, di Moasi, Kec

Towea Kab Muna. Pembangunan jalan ini

sepanjang 4,6 Km untuk membuka akses

perkebunan Jambu Mete yang memang

menjadi salah satu komiditas unggulan di kawasan perdesaan ini.

(45)

45

STRATEGI KEBERLANJUTAN KEGIATAN BEDAH DESA

DI DAERAH TERTINGGAL

KEBIJAKAN DAERAH TERTINGGAL

INTEGRASI-SINERGI PERENCANAAN

(LOKASI, ALOKASI, JENIS

KEGIATAN

INTEGRASI-SINERGI PENDAMPING

AN DI LOKASI KEGIATAN

INTEGRASI-SINERGI KOORDINASI

INTERN & EKSTERNAL

(46)

46

DIBIAYAI

BEDAH DESA

Sarana Prasarana Sosial Dasar (Sarana /Prasarana Air Bersih)

Sarana Prasarana Ekonomi (Irigasi;

Pasar Desa)

BOLEH DIFASILITASI, TETAPI TIDAK DIBIAYAI BEDAH DESA

Infrastrutur Sarana Prasarana Sosial (sekolah, kesehatan, keagamaan) Peningkatan Kapasitas (pelatihan pelaku usaha, pengelolaan keuangan OMS, dsb)

Sarana Prasarana Wilayah (Jalan Desa/

Antar Desa; Jaringan Listrik; Jembatan Desa/ Antar Desa; Jetty /

Tambatan Perahu)

Infrastruktur Penunjang Produk Unggulan (Ekonomi) Kegiatan Bedah Desa (Peralatan,

Perlengkapan

KEBUTUHAN DUKUNGAN P2SEDT UNTUK KEGIATAN BEDAH DESA

Dibutuhkan dukungan dari keasdepan lain

di KPDT dan K/L terutama

(47)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pendidikan seni di Indonesia diharapkan mampu beradaptasi terus menerus dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan peran aktif nilai-nilai luhur budaya bangsa yang

Saran yang dapat diberikan penulis yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan aktif dari daun asam jawa yang mempunyai daya antibakteri dan

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 September 2016, dengan kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut : a) Guru

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan pada bangunan gedung sangat diperlukan untuk

Kemiskinan merupakan faktor dominan yang menyebabkan  banyaknya gelandangan, pengemis dan anak jalanan. Kemiskinan dapat memaksa seseorang menjadi gelandangan karena

Kesimpulan: 1) Sebagian besar keluarga yang membawa anggota keluarga berkunjung berobat memiliki beban keluarga sebanyak 47 orang (58,8%). 2) Sebagian besar keluarga

Sama halnya dengan karakter tinggi tanaman, seluruh kombinasi persilangan dengan Lawit sebagai tetua jantan memiliki jumlah cabang yang lebih banyak dibandingkan dengan keturunan

(sepotong rotan), rabayang (tombak bersayap/sejenis tri sula). Jari telunjuk mereka menunjuk ke atas sebagai tanda bahwa mereka berdua bersaksi kepada Ranying Hatalla