• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN TAHUN 2011"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI

KECAMATAN MAGETAN

TAHUN 2011

Skripsi

Oleh :

Galih Nurmandito

NIM : K5407022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Galih Nurmandito

NIM : K5407022

Jurusan / Program Studi : P.IPS / Pendidikan Geografi

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN TAHUN 2011” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 27 April 2012

Yang membuat pernyataan,

Galih Nurmandito

(3)

commit to user

STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI

KECAMATAN MAGETAN

TAHUN 2011

Oleh :

Galih Nurmandito

NIM K5407022

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(4)
(5)
(6)

commit to user MOTTO

Bersujud dan memohonlah, Dia kan memberikan yang terbaik untukmu melalui caraNYA

(penulis)

Tidak akan pernah ada sesuatu yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh pengorbanan itu sia-sia, semua pasti terbalaskan dengan adil

(penulis)

Semua cobaan dan halangan itu akan mendewasakan dan menjadikan kita jauh lebih baik, layaknya pedang yang ditempa sehingga tajam kedua sisinya

(7)

commit to user PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Yang tercinta Bapak dan Ibu yang telah

memberikan segalanya

2. Yang tersayang Adikku Rahadian dan Pungkas

3. Yang tersayang Tri Suraningsih

4. Teman-teman seperjuangan Geografi angkatan

2007

5. Teman-teman kost : Fuardhi, Taufik, Hendro,

Eko-Sandris, Hutma, Andik-Nita, Solehan.

(8)

commit to user ABSTRAK

Galih Nurmandito. STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN TAHUN 2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Proses spasial munculnya

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011.

(2) Faktor produksi dan faktor spasial yang mendukung keberadaan sentra

industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011. (3)

dampak dari meningkatnya pendapatan di sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian

adalah pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Populasi pengusaha

kerajinan kulit adalah 34 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang

digunakan berupa tabel frekuensi untuk mengetahui besar prosentase data.

Hasil penelitian menunjukan : (1) Sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari tidak muncul begitu saja, namun memerlukan waktu dan proses yang

cukup lama. Tahun 1995 – 2000 telah ada 15 unit industri di Desa Selosari yang menjadi inti atau pusat perkembangan sentra tersebut, tahun 2001 – 2005 mengalami perkembangan dan penambahan unit industri sebanyak 15 unit.

Sekarang sentra di Desa Selosari terus berkembang dan telah ada 34 unit industri

kerajinan kulit. (2) Dilihat dari faktor produksi yang mendukung keberadaan

industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011 adalah ketersediaan

bahan baku untuk kelancaran dalam usaha industri kerajinan kulit, pengambilan

bahan baku dekat dengan lokasi industri, tersedianya tenaga kerja yang cukup,

kemudahan dalam transportasi guna pemasaran hasil produksi ke pihak konsumen

dan jangkauan pemasaran sampai ke luar daerah Kecamatan Magetan. Faktor

yang sangat dominan mendukung keberadaan industri kerajinan kulit di

(9)

commit to user

paling mempengaruhi keberadaan sentra industry kerajinan kulit di Desa Selosari

adalah Pola Keruangan (Spatial Patern) dan struktur keruangan (Spatial

Structure). Dengan memiliki pola mengelompok dan struktur keruangan yang

memanjang searah jalan, maka akan memberi keuntungan dalam pemasaran dan

menarik perhatian masyarakat. (3) Dampak meningkatnya pendapatan sentra

industri kerajinan kulit di Desa Selosari adalah : (a) Pendapatan tenaga kerja per

bulan mayoritas Rp 300.000,00 – Rp 400.000,00. (b) tenaga kerja yang diserap sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari sebanyak 427 tenaga kerja yang

(10)

commit to user ABSTRACT

Galih Nurmandito. A STUDY INDUSTRIAL SENTRA CRAFTING HUSK IN COUNTRYSIDE SELOSARI OF MAGETAN SUBDISTRICT IN 2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, 2012.

This research aim to find out: ( 1) Process of industrial spasial appearance sentra crafting husk in Countryside of Selosari of Subdistrict of Magetan Year 2011. ( 2) Factors of production and factor spasial supporting industrial existence sentra of crafting husk in Countryside of Selosari of Subdistrict of Magetan Year 2011. ( 3) impact from the increasing of earnings in industrial sentra crafting husk in Countryside of Selosari of Subdistrict of Magetan Year 2011.

This study employed a descriptive qualitative method. The subject of research was the leather handicraft entrepreneur in Magetan Subdistrict. The population of research consisted of 34 leather handicraft entrepreneurs. Techniques of collecting data used were observation, interview, questionnaire, and documentation. Technique of collecting data used was frequency table to find out the percentage data.

(11)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmad dan hidayah-Nya,

karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu kelengkapan yang harus diselesaikan

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini

banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak, berbagai hambatan tersebut dapat diatasi. Untuk itu dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

ijin penelitian untuk menyusun skripsi.

3. Bapak Dr. Moh Gamal Rindarjono, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi ; sekaligus

sebagai Pembimbing I, dengan penuh kesabaran dan ketulusan dalam

memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dari awal sampai akhir.

4. Bapak Danang Endarto, S.T, M.Si, selaku Pembimbing II, yang telah

memberikan dorongan, bimbingan, pengarahan, dari awal sampai selesai.

5. Bapak Camat Kecamatan Magetan yang telah memberikan ijin penelitian,

petugas bagian kependudukan, perindustrian dan perdagangan, serta

(12)

commit to user

6. Keluarga besar pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan yang

telah membantu dalam proses pengambilan data yang diperlukan demi

kelancaran penelitian ini.

7. Saudara-saudaraku Geografi khususnya angkatan 2007 yang begitu

kompak dan solid. Dan teman-teman geografi yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu.

8. Semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyusun dan

menyelesaikan skripsi yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu

Semoga semua bantuan, dorongan bimbingan dan segala kebaikan yang

telah diberikan akan mendapat imbalan dari Alla SWT. Akhirnya penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Surakarta, April 2012

Penulis,

Galih Nurmandito

(13)

commit to user A. Latar Belakang Masalah……….. 1

(14)

commit to user

8. Sejarah Perkembangan Industri Kulit di Desaa Selosari………. 25

9. Karakteristik Sosial Ekonomi Pengusaha Kerajinan Kulit…….. 34

10.Kerusakan Lingkungan……… 34

11.Dampak negatif industri kerajinan kulit……….. 35

12.Batasan operasional……… 45

B. Penelitian Yang Relevan………... 47

C. Kerangka Berpikir………. 50

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 51

B. Bentuk dan Strategi Penelitian……….. 51

C. Sumber Data……… 53

1. Proses Spasial Munculnya Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari Tahun 2011………... 73

2. Karakteristik Sosial Ekonomi Pengusaha dan Tenaga Kerja Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011………….. 87

3. Faktor Produksi dan Faktor Spasial Yang Paling Mendukung Keberadaan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011……….. 95

(15)

commit to user BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 116

B. Implikasi……… 117

C. Saran………... 117

(16)

commit to user DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian………. 51

Tabel 2. Penggunaan lahan di Kecamatan Magetan Tahun 2011………….. 62

Tabel 3. Banyaknya penduduk menurut jenis kelamin Tahun 2011………. 64

Tabel 4. Luas dan kepadatan penduduk Tahun 2011……… 65

Tabel 5. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin Tahun 2011… 66 Tabel 6. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian Tahun 2011…... 69

Tabel 7. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin …………. 70

Tabel 8. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan Tahun 2011….. 72

Tabel 9. Penggunaan lahan di Desa Selosari Tahun 2000………. 73

Tabel 10. Penggunaan lahan di Desa Selosari Tahun 2011………. 74

Tabel 11. Munculnya Unit Industri di Desa Selosari……… 76

Tabel 12. Jarak antar unit industri Kerajinan Kulit………... 81

Tabel 13. Komposisi pengusaha menurut umur Tahun 2011……… 87

Tabel 14. Komposisi tenaga kerja menurut umur Tahun 2011………. 88

Tabel 15. Komposisi pengusaha menurut jenis kelamin Tahun 2011……... 88

Tabel 16. Komposisi tenaga kerja menurut jenis kelamin Tahun 2011…… 89

Tabel 17. Komposisi pengusaha menurut tingkat pendidikan Tahun 2011.. 90

Tabel 18. Komposisi tenaga kerja menurut tingkat pendidikan Tahun 2011 91 Tabel 19. Status penikahan pengusaha Tahun 2011……….. 92

Tabel 20. Status pernikahan tenaga kerja Tahun 2011……….. 92

Tabel 21. Tanggungan keluarga pengusaha kerajinan kulit Tahun 2011….. 93

Tabel 22. Tanggungan keluarga tenaga kerja Tahun 2011 ………... 94

Tabel 23. Lama Usaha Kerajinan Kulit Tahun 2011……… 95

Tabel 24. Komposisi pengusaha menurut modal Tahun 2011……….. 96

Tabel 25. Komposisi pengusaha menurut jam kerja ………. 98

Tabel 26. Besar Biaya Tenaga Kerja Upahan Per Hari………. 99

Tabel 27. Alat angkut yang digunakan memasarkan produk……… 101

(17)

commit to user

Tabel 29. Besarnya modal awal………. 104

Tabel 30. Lokasi usaha industri kerajinan kulit………. 105

Tabel 31. Fakktor produksi yang mempengaruhi eksistensi sentra industri kerajinan kulit………... 106

Tabel 32. Pendapatan bersih pengusaha kerajinan kulit……… 111

Tabel 33. Besar Pendapatan Tenaga Kerja Per Bulan………... 113

(18)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bahan kulit yang akan diproses………... 27

Gambar 2. Penjemuran bahan kulit……… 27

Gambar 3. Proses penggambaran pola……….. 29

Gambar 4. Pemotongan pola………. 30

Gambar 5. Proses penjahitan pola………. 31

Gambar 6. Proses pengeleman……… 31

Gambar 7. Mesin press……… 32

Gambar 8. Produk yang siap dipasarkan……….. 33

Gambar 9. Gerai / toko produk kerajinan kulit……… 33

Gambar 10. IPAL LIK magetan……… 43

Gambar 11. Kerangka Berpikir………. 50

(19)

commit to user DAFTAR PETA

Halaman

Peta 1. Penggunaan Lahan Desa Selosari Tahun 2000……….. 75

(20)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Koordinat Unit Industri Kerajinan Kulit……… 1

Lampiran 2. Lembar Kuesioner………. 2

Lampiran 3. Lembar Hasil Kuesioner………. 7

Lampiran 4. Lembar Penyusunan Skripsi……….. 15

(21)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting

dalam pembangunan wilayah. Hampir semua negara memandang bahwa

industrialisasi adalah suatu keharusan karena menjamin kelangsungan proses

pembangunan ekonomi jangka panjang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang

tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan peningkatan pendapatan perkapita

setiap tahun. Pembangunan ekonomi di suatu negara dalam periode jangka

panjang akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi negara

tersebut, yaitu dari ekonomi tradisional yang dititikberatkan pada sektor pertanian

ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor industri (Tambunan, 2001: 15).

Untuk lebih memaksimalkan pembangunan di sektor industri, diharuskan

adanya kondisi ekonomi yang kondusif. Adanya keseimbangan dan kestabilan

antara industri besar, industri sedang dan industri kecil. Dalam perkembangannya,

industri besar dan industri menengah akan secara langsung dapat memicu

pertumbuhan dan perkembangan industri kecil.

Penelitian empiris yang dilakukan oleh Chenery dan Syrquin tentang

transformasi struktur ekonomi menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan

pendapatan perkapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang semula

mengandalkan sektor pertanian (atau sektor pertambangan) menuju ke sektor

industri, yang hal ini dapat dilihat indikasinya pada nilai tambah dari setiap sektor

di dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional

Bruto (PNB) atau pendapatan nasional (Tambunan, 2001: 15).

Pertumbuhan ekonomi cenderung terkonsentrasi pada daerah tertentu yang

di dorong oleh adanya keuntungan Aglomerasi (Aglomeration Economies) yang

timbul karena adanya konsentrasi kegiatan ekonomi tersebut (Sjafrizal, 2008:

(22)

commit to user

Perbedaan antara aglomerasi dengan sentra adalah sebuah aglomerasi merupakan

pengelompokan kegiatan ekonomi, baik direncana atau tidak. Seperti

bergerombolnya percetakan, warung-warung, industri (otomotif, tekstil,

elektronik, dll) karena ada keuntungan lokasi yang dimanfaatkan bersama.

Sedangkan sentra adalah pengembangan kegiatan ekonomi dan lebih menekankan

pada menguatkan kerjasama antar kegiatan ekonomi dari hulu sampai dengan hilir

serta fasilitas pendukungnya (pemasaran, aksesibilitas, jaringan komunikasi dan

listrik)

Sentra Industri Kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan mengalami

pengelompokan di daerah pinggiran kota Magetan. Hal ini timbul karena adanya

proses dan interaksi yang menguntungkan di dalam pengelompokan tersebut.

Dengan berbagai keuntungan yang timbul maka akan menjadi sebuah daya tarik

untuk aglomerasi kegiatan penduduk, guna mendapatkan taraf hidup yang lebih

baik.

Secara umum bahwa karakteristik industri kulit dan produk kulit di

Magetan (Magetan Dalam Angka 2011) sebagai berikut :

1. Padat Karya, bahwa industri kulit dan produk kulit memerlukan

tenaga kerja trampil dan ahli perkulitan.

2. Padat modal, artnya bahwa dalam pendiriannya industri kulit dan

produk kulit memerlukan modal yang cukup besar untuk

pembelian mesin-tenaga , tanah dan SDM yang ahli dalam

perkulitam.

3. Padat Teknologi, artinya bahwa dalam proses produksinya kulit

dan produk kulit memerlukan beberapa tahapan seperti dalam

proses penyamakan, proses pewarnaan, proses penghalusan, dan

proses dalam finising yang kesemuanya merupakan tahapan yang

menggunakan teknologi.

4. Industri kulit dan produk kulit termasuk industri yang tidak ramah

lingkungan, terutama dampak lingkungan yang disebabkan dalam

proses penyamakan menjadi kulit jadi. Dimana prosesnya

(23)

commit to user

Proses pengembangan dan pembangunan industri tidak dapat dilakukan

dengan menanamkan modal besar begitu saja, tetapi suatu industri tumbuh pada

suatu daerah disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya faktor lokasi. Selain

lokasi industri, tumbuh berkembangnya suatu industri dapat dipengaruhi oleh

faktor produksi.

Semakin berkembangnya sektor industri di Indonesia telah menyebabkan

terjadinya percepatan munculnya bangunan industri. Keberadaan bangunan

industri disamping memberikan dampak positif juga akan mempengaruhi potensi,

kondisi, dan mutu sumber daya alam dan lingkungan yang dalam kurun waktu

yang cukup lama dapat mengakibatkan potensi dan mutu lingkungan menurun bila

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya untuk industri tidak bijaksana, maka

kebijaksanaan yang harus diupayakan adalah dengan mempertahankan dan

meningkatkan perkembangan industri yang dapat memperhatikan potensi dan

mutu lingkungan sehingga upaya pengendalian dan pencegahan terhadap

kerusakan lingkungan dapat dilokalisir.

Keberadaan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari Kecamatan

Magetan cukup dominan mempengaruhi kondisi sosial-ekonomi masyarakat

setempat. Karena sifatnya padat karya, industri kerajinan kulit mampu

mengurangi jumlah pengangguran dan memberi tambahan pendapatan.

Kemajuan industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan

tidak lepas dari faktor-faktor produksi, diantaranya adalah bahan baku, modal,

tenaga kerja, transportasi, dan pemasaran. Penentuan lokasi industri juga sangat

penting untuk industri itu agar suatu daerah dapat dikembangkan sesuai dengan

potensinya.

Berdasarakan latar belakang masalah diatas maka peneliti mengambil

judul penelitian Studi Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari

(24)

commit to user B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses spasial munculnya sentra industri kerajinan kulit di

Desa Selosari Kecamatan Magetan tahun 2011?

2. Faktor spasial dan faktor produksi apa saja yang mendukung keberadaan

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan tahun

2011?

3. Bagaimana dampak dari meningkatnya pendapatan di sentra industri kerajinan

kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui proses spasial munculnya sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari Kecamatan Magetan tahun 2011.

2. Mengetahui faktor produksi dan faktor spasial yang mendukung keberadaan

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan tahun

2011.

3. Mengetahui dampak dari meningkatnya pendapatan di sentra industri

kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

Merupakan manfaat yang akan diperoleh dari penyusunan laporan hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, meliputi :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan

ilmu pengetahuan Geografi khususnya dalam aplikasi analisis Tetangga

Terdekat (nearest-neighbour statistic) dan dinamika Sentra Industri.

(25)

commit to user 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pengusaha :

1) Sebagai gambaran tentang keadaan industri yang dijalankannya

sehingga menjadi pertimbangan dalam setiap mengambil keputusan

terkait usaha kerajinan kulit yang ditekuninya.

2) Sebagai informasi untuk memudahkan pengusaha kerajinan kulit agar

usaha yang ditekuninya selalu eksis dan dapat memasarkan hasil

produksinya dengan baik.

b. Bagi Pemerintah Kabupaten Magetan :

1) Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan kebijakan

terkait industri kerajinan kulit.

2) Sebagai pertimbangan dalam memaksimalkan perencanaan

pembangunan industri kecil di Desa Selosari Kecamatan Magetan.

c. Bagi Penulis :

1) Dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang ilmu

pengetahuan geografi khususnya materi persebaran dan pola industri.

2) Sebagai tolok ukur kemampuan penulis agar selalu termotivasi guna

(26)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Industri

Industri merupakan suatu bentuk kegiatan masyarakat sebagai bagian

dari sistem perekonomian atau sistem mata pencaharian dan merupakan suatu

usaha manusia dalam menggabungkan atau mengolah bahan-bahan dari

sumber daya lingkungan menjadi barang yang bermanfaat bagi manusia.

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) Tahun 2011 mendefinisikan

industri pengolahan (termasuk jasa industri) adalah suatu kegiatan pengubahan

barang jadi/setengah jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang

lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual. Perusahaan/usaha industri

adalah suatu unit (kesatuan) produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu

yang melakukan kegiatan untuk mengubah barang-barang (bahan baku)

dengan mesin atau kimia atau dengan tangan menjadi produk baru, atau

mengubah barang-barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih

tinggi nilainya, dengan maksud untuk mendekatkan produk tersebut dengan

konsumen akhir.

Sektor industri di anggap sebagai jalan yang terbaik untuk mengatasi

permasalahan ekonomi di Negara-negara berkembang. Peraturan dan

kebijakan yang di tempuh seringkali tidak mempertimbangkan keadaan dan

kondisi lingkungan yang ada. Dalam arti beberapa aspek kurang digunakan

sebagai bahan pertimbangan, seperti ketersediaan bahan mentah, kemajuan

teknologi, kualitas tenaga kerja, ketersediaan modal, keadaan sosial-ekonomi

dan sebagainya.

Industri sebagai suatu sistem terdiri dari unsur fisik dan unsur perilaku

manusia. Unsur fisik yang mendukung proses produksi adalah komponen

(27)

commit to user

Sedangkan unsur perilaku manusia meliputi komponen tenaga kerja,

keterampilan, tradisi, transportasi dan komunikasi, keadaan pasar dan politik.

Perpaduan antara unsur fisik dan manusia tersebut akan mengakibatkan

terjadinya aktivitas industri yang melibatkan berbagai faktor.

2. Klasifikasi Industri.

a. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah

sebagai berikut :

1) Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan

modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi

maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai

berikut :

a) Industri kimia organik, misalnya : industri bahan peledak dan

industri bahan kimia tekstil.

b) Industri kimia anorganik, misalnya : industri semen, industri asam

sulfat, dan industri kaca.

c) Industri agrokimia, misalnya : industri pupuk kimia dan industri

pestisida.

d) Industri selulosa dan karet, misalnya : industri kertas, industri pulp,

dan industri ban.

2) Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah

logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan.

Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut :

a) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya : mesin

(28)

commit to user

b) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya : mesin pemecah batu,

buldozer, excavator, dan motor grader.

c) Industri mesin perkakas, misalnya : mesin bubut, mesin bor, mesin

gergaji, dan mesin pres.

d) Industri elektronika, misalnya : radio, televisi, dan komputer.

e) Industri mesin listrik, misalnya : transformator tenaga dan

generator.

f) Industri kereta api, misalnya : lokomotif dan gerbong.

g) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya : mobil, motor,

dan suku cadang kendaraan bermotor.

h) Industri pesawat, misalnya : pesawat terbang dan helikopter.

i) Industri logam dan produk dasar, misalnya : industri besi baja,

industri alumunium, dan industri tembaga.

j) Industri perkapalan, misalnya : pembuatan kapal dan reparasi

kapal.

k) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya : mesin produksi,

peralatan pabrik, dan peralatan kontruksi.

3) Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan

bermacam-macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang

termasuk industri ini adalah sebagai berikut :

a) Industri tekstil, misalnya : benang, kain, dan pakaian jadi.

b) Industri alat listrik dan logam, misalnya : kipas angin, lemari es,

dan mesin jahit, televisi, dan radio.

c) Industri kimia, misalnya : sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik,

obat obatan, dan pipa.

d) Industri pangan, misalnya : minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi,

garam dan makanan kemasan.

e) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya : kayu gergajian,

(29)

commit to user 4) Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah

pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri

rumah tangga, misalnya : industri kerajinan, industri alat-alat rumah

tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

5) Industri Pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai

ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa wisata seni dan

budaya (misalnya : pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan

(misalnya : peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan

museum geologi), wisata alam (misalnya : pemandangan alam di

pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota

(misalnya : melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah

pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

b. Berdasarkan Lokasi Usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan

kegiatan industri. Berdasarkan lokasi unit usahanya, industri dapat

dibedakan menjadi :

1) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry),

yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk,

terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang

pendidikannya.

3) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu

industri yang didirikan dekat atau di tempat pengolahan. Misalnya:

industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping),

industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan

amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan

(30)

commit to user

4) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di

tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi

berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan

berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan

tebu.

5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose

industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat

di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku,

tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana

saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri

transportasi.

c. Berdasarkan Proses Produksi

1) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah

menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanyamenyediakan

bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu

lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

2) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi

menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung

dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat

terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri mebel.

d. Berdasarkan Pembangunan Industri Kecil Dan Rumah Tangga 1) Industri Lokal

Adalah kelompok jenis industri yang menggantungkan

kelangsungan hidupnya pada pasar setempat yang terbatas, sehingga

dalam pemasaran yang sangat terbatas telah menyebabkan kelompok

ini hanya menggunakan sarana transportasi yang sederhana seperti

gerobak, sepeda dan pikulan. Karena pemasaran hasil produksinya

ditangani diri sendiri maka pada kelompok ini jasa pedagang perantara

kurang menonjol.

1) Industri Sentra

Adalah kelompok jenis industri yang dari segi satuan usaha

(31)

commit to user

kawasan produksinya yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang

menghasilkan barang sejenis. Ditinjau dari segi pemasarannya kategori

kedua ini pada umumnya menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga

peran pedagang perantara sangat menonjol.

Sedangkan sentra industri kecil adalah suatu pengelompokan

industri sejenis yang berdekatan satu sama lain dengan tujuan untuk

mempermudah dalam usaha pengembangan yang tidak dibatasi unit

administrasi.

2) Industri Mandiri

Adalah kelompok jenis industri yang masih mempunyai

sifat-sifat industri kecil, namun telah berkemampuan mengadaptasi

teknologi produksi yang cukup canggih. Pemasarannya tidak

tergantung pada pedagang perantara saja.

3. Lokasi Industri

a. Teori Lokasi Industri Oleh Alfred Weber.

Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri

dengan mempertimbangkan resiko biaya atau ongkos yang paling

minimum. Dengan asumsi sebagai berikut :

1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki : topografi, iklim

dan penduduknya relatif homogen.

2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.

3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu seperti upah

minimum regional (UMR)

4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.

5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.

6) Terdapat persaingan antar kegiatan industri.

7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.

b. Teori Lokasi Industri Optimal Oleh Losch.

Teori ini didasarkan pada permintaan (demand) sehingga dalam

(32)

commit to user

adalah apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga

dapat dihasilkan pendapatan paling besar.

Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi bahwa pada

suatu tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai oleh

pusat (industry) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh

dari pusat industri semakin berkurang volume penjualan barang karena

harganya semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi.

Berdasarkan teori ini setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat

menguasai wilayah pasar seluas-luasnya. Di samping itu, teori ini tidak

menghendaki pendirian pabrik-pabrik secara merata dan saling

bersambung sehingga berbentuk heksagonal, hal ini akan menyebabkan

harganya semakin turun/murah.

c. Theory Of Central Place (Teori Tempat Sentral) Oleh Walter

Christaller.

Teori ini dasarkan pada konsep range (jangkauan) dan Threshold

(ambang). Range adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk

mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan Threshold

adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang di perlukan untuk

menjaga keseimbangan suplai barang.

Teori ini akan lebih tepat jika digunakan untuk daerah dataran

dimana tiap lokasi memiliki peluang yang sama untuk berkembang.

Contoh : sebuah daerah dataran yang luas yang dihuni oleh penduduk

secara merata. Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tentu

memerlukan berbagai barang dan jasa, seperti : sandang, pangan, papan,

pendidikan dan kesehatan. Lokasi yang menyediakan barang dan jasa

tersebut hanya ada pada tempat tertentu saja. Sehingga ada jarak antara

tempat tinggal dengan lokasi penyedia barang dan jasa. Jarak tempuh dari

tempat tinggal menuju pusat penyediaan barang atau jasa disebut range.

Persaingan dalam penyediaan barang dan jasa tidak akan cukup

(33)

commit to user

melainkan lokasi yang dapat dan mudah dijangkau oleh konsumen

(masyarakat) harus menjadi perhatian.

Untuk menerapkan teori ini diperlukan beberapa syarat diantaranya

adalah sebagai berikut :

1) Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatu wilayah

relatif seragam sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh

lereng atau pengaruh alam lain dalam hubungannya dengan jalur

angkutan.

2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen.

4. Perkembangan Lokasi.

Faktor-faktor penyebab Aglomerasi menurut Hadi Sabari Yunus

(1999) yaitu:

a. Fasilitas – Fasilitas Yang Khusus Tertentu (specialized facilities)

Kegiatan-kegiatan tertentu membutuhkan fasilitas-fasilitas tertentu,

sebagai contoh “daerah-daerah pengecer/retail districts” dalam kegiatannya sangat membutuhkan aksesibilitas yang maksimal (Hadi

Sabari Yunus, 1999: 45).

Dalam suatu Aglomerasi akan dijumpai beberapa hal yang sangat

menonjol yang mencirikan jenis aglomerasi tersebut. Adanya

fasilitas-fasilitas tertentu yang befungsi sebagai pendukung adanya aglomerasi di

daerah tertentu. Seperti daerah industri padat karya akan sangat

menguntungkan apabila berada di sekitar permukiman yang padat

penduduk, sehingga akan mudah dalam mencari tenaga kerja dalam

jumlah yang banyak. Daerah konsentrasi industri tersebut sangat

membutuhkan aksesibilitas yang bagus, sehingga dapat ditemui pada

daerah-daerah aglomerasi industri saat ini memiliki tata ruang dan

aksesibilitas yang teratur.

b. Faktor Ekonomi Eksternal (external economies)

Seperti terjadi di kota-kota besar, adanya pengelompokan

(34)

commit to user

akan berarti peningkatan konsentrasi pelanggan-pelanggan potensial dan

memudahkan dalam membandingkan satu sama lain (Hadi Sabari Yunus,

1999: 46).

Aglomerasi industri adalah pengelompokan industri-industri yang

memiliki karakteristik yang sama. Dengan adanya pengelompokan akan

sangat menguntukan karena akan menjadi konsentrasi dari pelanggan.

Pelanggan akan lebih mudah dan mengetahui tempat untuk mencari dan

membeli barang dalam suatu wilayah. Keuntungan lainnya adalah

pelanggan dapat membandingkan baik kualitas dan harga yang

ditawarkan, karena di dalam suatu aglomerasi akan memiliki karakteristik

barang yang sama atau hampir sama. Dengan keadaan seperti ini

pelanggan dapat memilih dan membandingkan antara produk yang satu

dengan produk yang lain. Akan timbul persaingan harga dan persaingan

untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan agar menjadi lebih baik

secara kuantitas dan kualitas.

c. Faktor Saling Merugikan Antar Fungsi Yang Tidak Serupa

Antagonisme antara pengembangan pabrik-pabrik dan

pengembangan permukiman klas tinggi merupakan contoh yang sangat

nyata (Hadi Sabari Yunus, 1999: 46).

Suatu aglomerasi tidak muncul begitu saja, namun ada beberapa

proses yang cukup lama untuk membentuk suatu kawasan aglomerasi

tertentu. Tidak akan ada wilayah yang sejak awal terbentuk memiliki satu

fungsi yang sama. Suatu wilayah pastilah akan memiliki beberapa fungsi

di dalamnnya, seperti permukiman, lahan potensial, area pemakaman, dan

fungsi lainnya.

Hal inilah yang akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

membentuk suatu aglomerasi. Salah satu fungsi akan mendesak fungsi lain

untuk bergerak menjauh atau pindah dari fungsi yang lebih dominan.

Dalam suatu kawasan industri, mulanya akan ada fungsi lain di

dalamnya, seperti permukiman atau lahan potensial. Namun fungsi industri

(35)

commit to user

dari kawasan tersebut. Dengan membeli lahan dari permukiman dan lahan

potensial yang ada, lahan tersebut akan digunakan sebagai bagian dari

industri yang ada. Proses seperti ini membutuhkan waktu yang cukup

lama. Fungsi yang lebih dominan akan menetap di kawasan tersebut dan

fungsi yang lain akan bergerak menjauh dan biasanya akan membentuk

suatu aglomerasi yang baru.

d. Faktor Ekonomi Fungsi Yang Berbeda

Sering sekali terjadi bahwa fungsi tertentu justru tidak menempati

lokasi yang sebenarnya ideal karena ketidakmampuan ekonomi (Hadi

Sabari Yunus, 1999: 46).

Suatu fungsi tertentu akan membutuhkan lahan atau lokasi yang

memiliki karakteristik tertentu pula. Sebuah permukiman membutuhkan

lokasi atau wilayah yang datar, memiliki kondisi lingkungan yang baik,

dan dapat mendukung kehidupan yang lebih baik. Namun lokasi atau

wilayah yang seperti ini pasti memiliki harga yang tinggi. Bagi yang

memiliki kemampuan ekonomi tinggi akan mampu menempati tempat

tersebut, dan bagi kelas menengah kebawah akan tersingkir dan

menempati wilayah lain yang lebih murah meskipun wilayah tersebut

tidak memberikan kenyamanan untuk tempat tinggal serta kondisi

lingkungan yang tidak bagus. Contohnya perumahan elit akan ditempati

oleh kaum ekonomi menengah keatas dengan berbagai fasilitas yang

mewah dan kondisi lingkungan yang bagus, namun karena

ketidakmampuan secara ekonomi, kaum menengah kebawah akan

menempati wilayah yang buruk, bahkan mereka yang tidak berpenghasilan

tetap akan menempati tempat seadanya, seperti pinggiran kota bahkan

bantaran sungai dapat menjadi area permukiman.

Akibat adanya keterbatasan dalam pemilihan lokasi ideal, maka

sangat dimungkinkan akan munculnya pengelompokan atau pemusatan

atau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu yang disebut

(36)

commit to user

industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang berdekatan dengan pesat

pemukiman penduduk..

Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat

terkonsentrasinya beberapa faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan

industri misalnya : bahan mentah, energi, tenaga kerja, pasar, kemudahan

dalam perizinan, pajak yang relatif murah, dan penanggulangan limbah

merupakan pendukung sentra industri.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka penyebab terjadinya

sentra industri antara lain :

1) Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada

suatu lokasi.

2) Kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor

produksi tertentu.

3) Adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan

tata ruang dan fungsi wilayah.

4) Adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan

industri lainnya yang lengkap.

5) Adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan

suatu produk.

Sentra industri yang muncul di suatu kawasan, dapat diakibatkan

oleh faktor alamiah dan dapat juga diakibatkan secara disengaja dengan

perencanaan yang matang. Sentra industri yang terbentuk secara alamiah

apabila pemusatannya diakibatkan oleh secara kebetulan karena lokasi

tersebut memiliki beberapa faktor yang menunjang dan dibutuhkan dalam

proses perkembangan industri.

Model sentra industri yang berkembang akhir-akhir ini dapat

dikategorikan menguntungkan, diantaranya adalah :

1) Mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi

pemusatan kegiatan sehingga memudahkan dalam penanganannya.

2) Mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan

(37)

commit to user

3) Memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang

tidak mengikuti ketentuan yang telah disepakati.

4) Tidak mengganggu rencana tata ruang.

5) Dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah

mungkin.

Model sentra industri yang berkembang akhir-akhir ini dapat

dikategorikan merugikan, diantaranya adalah :

1) Terjadi kerusakan lingkungan karena beban lingkungan yang terlalu

tinggi.

2) Terjadi pengurasan sumberdaya alam tertentu akibat pemanfaatan oleh

semua industri yang ada di lokasi tersebut, misalnya : air tanah, air

bersih, dan kebutuhan udara bersih.

3) Penataan lingkungan yang kurang ideal bagi sebagian tenaga kerja

yang tinggal di daerah sekitarnya.

4) Muncul berbagai penyakit akibat limbah yang dibuang, misalnya ;

sesak napas, gatal, ISPA, dan penyakit lainnya.

Dalam sentra industri dikenal istilah kawasan industri atau sering

disebut industrial estate, yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan

kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana, misalnya : lahan dan lokasi yang strategis. Selain itu, terdapat

pula fasilitas penunjang lain, misalnya : listrik, air, telepon, jalan, dan

tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh perusahaan

pengelola kawasan industri.

5. Industri Kecil

a. Pengertian Industri Kecil

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil,

definisi industri kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil

penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih,

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp

(38)

commit to user b. Klasifikasi Industri Kecil

Industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Indonesia,

berdasarkan eksistensi dinamisnya dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

1) Industri lokal, yaitu kelompok industri yang menggantungkan

kelangsungan hidupnya pada pasar setempat yang terbatas serta relatif

tersebar dari segi lokasinya. Pada umumnya skala usaha kelompok ini

sangat mencerminkan suatu pola perusahaan yang sistematis.

Pemasaran yang sangat terbatas telah menyebabkan kelompok ini pada

umumnya menggunakan transportasi yang sangat sederhana dan jasa

pelayanan perantara bisa dikatakan kurang menonjol.

2) Industri sentra, yaitu kelompok industri yang dari segi satuan usaha

mempunyai skala kecil tetapi membentuk suatu pengelompokan atau

kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan usaha yang sejenis. Dari

segi pemasarannya kelompok ini umumnya menjangkau pasar yang

lebih luas dan peran pedagang perantara/ pedagang pengumpul

menjadi cukup menonjol.

3) Industri mandiri, yaitu kelompok industri yang masih mempunyai

sifat-sifat industri kecil, namun telah berkemampuan mengadaptasi

teknologi produksi yang cukup canggih. Pemasaran hasil produksi

tidak tergantung pada pedagang perantara dan tenaga kerja yang

diserap hanya sedikit. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik,

klasifikasi industri dibedakan menjadi (BPS, 1999: 250):

a) Industri rumah tangga, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja

antara 1-4 orang.

b) Industri kecil, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja antara

5-19 orang.

c) Industri sedang, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja antara

20-99 orang.

d) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari

(39)

commit to user c. Karakteristik Industri Kecil

Sebagai salah satu bentuk industri, maka industri kecil memiliki

beberapa karakteristik, diantaranya :

1) Mempunyai skala yang kecil, baik modal, tenaga kerja atau orientasi

pasarnya.

2) Banyak berlokasi di wilayah perdesaan dan kota-kota kecil atau daerah

pinggiran kota besar.

3) Status usaha milik pribadi atau keluarga.

4) Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan sosial budaya (etnis

geografis) yang direkrut pola pemagangan (apprenticeship) atau

melalui pihak ketiga.

5) Pola kerja sering kali part time atau sebagai sampingan kegiatan

ekonomi lain.

6) Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi,

pengelolaan usaha, dan admistrasinya sederhana.

7) Struktur permodalan sangat tergantung pada fixed assets, yang berarti

kekurangan modal kerja sangat tergantung pada modal sendiri atau

lingkungan.

8) Izin usaha sering kali tidak dimiliki dan persyaratan resmi tidak di

penuhi.

9) Strategi perusahaan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sering

berubah.

Selain itu ada beberapa ciri lainnya yang sering digunakan sebagai

kelemahan industri kecil (Liedholm dalam Fatmawati, 2008: 26), yaitu:

1) Intensitas perubahan usaha sering terjadi sehingga sulit untuk

membangun spesialisasi atau profesionalisme usaha.

2) Ketidakstabilan mutu produk dan adanya sifat untuk cenderung

mencari keuntungan jangka pendek sehingga spekulatif, tiru meniru,

situasi persaingan mengarah pada persaingan tidak sehat.

3) Menajemen keuangan sering kali kurang baik, belum ada pembedaan

(40)

commit to user

4) Adanya keterkaitan kekerabatan yang tinggi sehingga akumulasi

modal tidak tercipta melainkan tersebar diantara sanak saudara.

5) Memiliki rasa kebersamaan yang menyebabkan persaingan menjadi

terbatas.

6) Kebanyakan merupakan usaha untuk mempertahankan hidup, bukan

usaha yang produktif.

Industri kecil yang berkembang di Indonesia sebagian besar

termasuk sektor informal, karena sektor industri kecil dilihat dari kapasitas

dan pola produksinya merupakan kegiatan dari kelompok masyarakat dan

tidak teratur, berkembang sesuai dengan pola ketenagakerjaan yang ada di

masyarakat.

Hal tidak dilihat dari ciri industri kecil yang berkembang di

Indonesia yaitu:

1) Tujuh puluh lima persen populasi industri kecil dan kerajinan rumah

tangga berlokasi di daerah perkotaan, sehingga jika dikaitkan dengan

kenyataan bahwa tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas

tanah garapan pertanian yang relatif makin berkurang, industri kecil

dapat dipakai sebagai alternatif untuk mencari jalan keluar bagi

berkurangnya lapangan kerja.

2) Beberapa jenis kegiatan industri kecil dan kerajinan rumah tangga

banyak menggunakan bahan baku dari sumber-sumber di

lingkungaannya yang terdekat, disamping tingkat upah yang murah.

Keadaan tersebut dapat menekan biaya produksi serta memanfaatkan

sumber daya secara optimal

3) Harga jual yang relatif murah serta tingkat pendapatan kelompok

petani yang rendah, memungkinkan tetap adanya permintaan terhadap

komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal, seperti

(41)

commit to user 6. Sentra Industri Kecil

a. Pengertian Sentra Industri Kecil

Sentra industri kecil adalah kelompok jenis industri yang dari segi

satuan usaha mempunyai skala kecil yang membentuk suatu

pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit

usaha yang menghasilkan barang sejenis dan ditinjau dari tempat

pemasaran, menjangkau pasar yang lebih luas (Saleh, 1989 dalam

Fatmawati 2008: 29).

Berdasarkan definisi terdapat 2 kata kunci yang perlu dipahami

yaitu tindakan bersama dan ekonomi eksternal, yaitu :

1) Tindakan bersama diwujudkan melalui hubungan antara industri agar

memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mengatasi persoalan

yang timbul di lapangan. Tindakan bersama dapat berwujud pelatihan

bersama, tukar menukar informasi, pemanfaatan fasilitas bersama,

seperti sarana transportasi maupun berbagai bentuk tindakan bersama

lainnya yang terjalin baik secara individu antar perusahaan maupun

secara kelompok dalam suatu wadah organisasi.

2) Keuntungan-keuntungan yang timbul dari keuntungan yang terjalin

akibat terkonsentrasinya beberapa unit industri kecil dalam satu lokasi

kemudian dipahami sebagai efisensi dari apa yang disebut dengan

ekonomi eksternal dalam sebuah sentra industri kecil.

b. Karakteristik Sentra Industri Kecil

Menurut Handayani dan Softhani, 2001 dalam Fatmawati (2008:

29) karakteristik pokok dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Tersedianya organisasi yang berjalan fungsional Organisasi meliputi

seluruh elemen dalam suatu proses produksi mulai dari bahan baku,

pemasaran, teknologi dan inovasi, informasi, keuangan, maupun

fasilitas pendukung lainnya. Selain organisasi yang terkait dengan

proses produksi, pemerintah juga memiliki peranan yang tidak kalah

(42)

commit to user

kebijakan publik yang harus mampu mengakomodir kebutuhan

industri kecil.

2) Jaringan kerja yang kuat (Networking) Membangun sebuah jaringan

kerja, terutama di daerah pedesaan, membutuhkan proses yang panjang

dan didalamnya terkandung nilai-nilai sosial budaya yang harus dijaga

untuk memperkuat jaringan kerja yang terbentuk. Sedikitnya terdapat

tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengembangan jaringan

kerja, yaitu:

a) Diperlukan antisipasi untuk mengeliminir persaingan yang timbul.

Dengan adanya persaingan, akan sangat sulit untuk membentuk

suatu jaringan kerja yang kuat. Cara yang paling efektif dalam

mengantisipasinya adalah spesialisasi jenis produksi. Hal itu sudah

dibuktikan oleh banyak Negara terutama Italia, yang dianggap

sebagai pelopor berkembangnya fenomena flexibel specialization.

b) Selain spesialisasi, adanya standarisasi mutlak dibutuhkan. Dengan

adanya standarisasi, permainan harga yang umumnya dilakukan

pihak-pihak dengan kemampuan modal yang lebih memadai dapat

diminimalkan. Persoalan timbul pada sentra industri kecil yang

komoditinya mengandung nilai seni/ketrampilan tinggi. Komoditi

dengan karakteristik seperti itu tidak dapat distandartkan kualitas

produksinya. Pada beberapa kasus, hal tersebut cukup

menimbulkan persoalan, terutama untuk mempertahankan kondisi

persaingan yang sehat.

c) Memelihara rasa saling percaya. Rasa saling percaya adalah modal

dasar terbangunnya suatu jaringan kerja. Hal itu juga disebut

sebagai modal sosial yang perlu dikembangkan. Menumbuhkan

rasa saling percaya membutuhkan proses yang panjang, namun jika

sudah dapat terbentuk merupakan modal yang sangat besar bagi

(43)

commit to user 3) Ketersediaan Pasar

Jaminan ketersediaan pasar dapat menjadi optimal apabila para

pelaku industri memiliki kesadaran untuk mengembangkan strategi

pemasaran (promosi secara kolektif). Menembus pasar terutama untuk

skala internasional lebih mudah jika dilakukan secara bersama (antara

lain dengan melibatkan pihak pemerintah), dibandingkan jika

dilakukan secara individual.

4) Kewirausahaan

Kewirausahaan harus dimiliki oleh setiap pengusaha yang ada

di sentra industri kecil. Kewirausahaan terwujud melalui

pengembangan inovasi-inovasi produksi dan kemauan mengambil

resiko demi kepentingan pengembangan usaha. Karakteristik pokok

sentra industri kecil merupakan karakteristik yang nantinya harus ada

pada sentra industri kecil kerajinan kulit Kecamatan Magetan agar

dapat mendorong perkembangan industri kecil kerajinan kulit

Kecamatan Magetan.

7. Kerajinan Kulit

Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan. Kerajinan

terbuat dari berbagai macam bahan. Kerajinan kulit adalah hal yang berkaitan

dengan buatan tangan yang berasal dari bahan kulit

Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

yaitu proses, cara, perbuatan mengembangkan kegiatan ekonomi pada wilayah

tertentu untuk menghasilkan barang-barang kerajinan yang berasal dari kulit

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat khususnya para

pengusaha kerajinan kulit serta dapat menjadi sumber alternatif pendapatan

asli daerah di Kecamatan Magetan.

a. Faktor Produksi

Tidak ada industri yang sepenuhnya mampu untuk berdiri sendiri

atau dapat mencukupi segala kebutuhannya sendiri. Suatu industri

mempunyai keterkaitan dengan industri lain yang mungkin juga dengan

(44)

commit to user

dengan masukan dan pengeluaran. Suatu industri cenderung berlokasi

pada tempat yang menyediakan akses yang paling optimum terhadap

faktor-faktor produksi. Faktor produksi menjadi pertimbangan penting

dalam berdirinya suatu industri dan akan menentukan keeksistensiannya.

Faktor-faktor produksi tersebut sangat mempermudah atau

mendukung keberadaan suatu industri . faktor tersebut meliputi :

1) Faktor Modal

Faktor utama dalam mendirikan suatu industri adalah modal.

Karena modal sangat diperlukan untuk pembelian bahan baku, alat

atau mesin produksi, dan ongkos tenaga kerja. Tanpa modal yang

cukup suatu industri tidak akan mampu berjalan sebagaimana

mestinya.

2) Transportasi

Salah satu faktor pendukung bagi persebaran dan keberadaan

suatu industri adalah fasilitas transportasi yang sangat

dipertimbangkan oleh para investor. Transportasi merupakan sarana

untuk memindahkan sesuatu, baik benda maupun manusia dari satu

tempat ke tepat lain, dengan atau tanpa alat bantu. Alat bantu tersebut

dapat berupa tenaga manusia, mesin ataupun tenaga binatang.

Dengan keberadaan prasarana transportasi yang memadai tentu

saja akan memudahkan, baik pengusaha maupun tenaga kerja. Sarana

transportasi sangatlah penting untuk memberikan layanan bagi para

tenaga kerja industri. Pengertian dari prasarana transportasi itu sendiri

adalah bangunan-bangunan yang diperlukan untuk memberikan

pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan dasar penduduk yang terdiri

atas jalan, terminal, jembatan, pelabuhan, dan bandara. Manfaat

transportasi adalah sebagai arus keluar-masuk bahan baku, barang jadi

dan manusia.

3) Bahan Baku

Dengan tersedianya bahan baku pada suatu tempat, menjadi

(45)

commit to user

mengolahnya. Ketesrediaan bahan baku yang memadai sering menjadi

suatu pertimbangan untuk pendirian suatu industri. Dengan demikian

suatu wilayah yang memiliki cukup bahan baku bisa dipastikan

merupakan wilayah terdapatnya industri.

4) Pemasaran

Pemasaran hasil produk hasil industri haruslah dikelola oleh

orang-orang yang tepat agar hasil produksi dapat terjual untuk

mendapatkan keuntungan yang diharapkan sebagai pemasukan untuk

pembiayaan kegiatan produksi berikutnya, memperluas pangsa pasar,

membayar karyawan, buruh dan lain-lain. Pemasaran meliputi

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan

pembeli.

5) Tenaga Kerja

Tersedianya tenaga kerja yang melimpah sering dijadikan

pertimbangan bagi pengusaha untuk mendirikan industri, terlebih

industri padat karya. Dengan melimpahnya tenaga kerja, asumsinya

tenaga kerja menjadi murah. Keberadaan tenaga kerja tentunya dapat

memperlancar jalanya suatu usaha yang dijalankan oleh seseorang atau

perusahaan. Perkembangan industri sangat ditentukan oleh bebrapa

faktor salah satunya adalah tenaga kerja, keberadaan tenaga kerja

tentunya dapat memperlancar suatu industri yang dijalankan oleh

sesorang atau perusahaan.

8. Sejarah Perkembangan Industri Kulit di Desa Selosari Kecamatan

Magetan

Sebagian besar industri kulit yang ada di Kecamatan Magetan

merupakan industri rumah tangga dan industri kecil yang berkembang di

wilayah-wilayah tertentu, sehingga membentuk sentra-sentra industri. Industri

yang mempunyai ciri-ciri yang hampir sama, yaitu berkembang dengan modal

usaha yang kecil, tehnik produksi sederhana, belum mengutamakan faktor

(46)

commit to user

sampai baku mutu yang berlaku, keselamatan dan kesehatan kerja belum

mendapatkan perhatian, kegiatan riset dan pengembangan usaha masih minim.

Dengan kondisi demikian, maka sebagian besar industri masih sangat

memerlukan adanya uluran tangan dari pemerintah untuk pengembangan

usaha, peningkatan teknik produksi untuk meningkatkan kualitas produk,

penggunaan teknik produksi yang ramah lingkungan dan usaha pengolahan

limbah guna melestarikan lingkungan.

a. Proses Penyamakan Kulit

Proses penyamakan kulit adalah proses pengawetan terhadap kulit

binatang dengan menggunakan berbagai bahan kimia pembantu proses.

Bahan baku yang digunakan adalah kulit binatang (sapi, kerbau, kambing,

dll) terutama hasil dari rumah potong hewan (RPH). Secara garis besar

proses penyamakan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pra-Penyamakan

Proses yang ada pada pra - penyamakan adalah sebagai

berikut :

a) Pencelupan kulit dalam air selama satu malam untuk

menghilangkan darah, kotoran, larutan garam dan protein.

b) Menghilangkan bulu dengan perendaman dalam kapur dan sodium

sulfide

c) Pengolahan menggunakan larutan kapur kembali

d) Pencukuran dan penghilangan mekanis jaringan ekstra dari sisi

daging kulit, selanjutnya pemisahan menggunakan kapur 2/3 lapisan

atas dari bagian bawah.

e) Penghilangan kapur dengan menggunakan asam lemah (latic acid)

dan pemukulan/bating dengan menggunakan bahan kimia

pembantu untuk menghilangkan sisa-sisa bulu dan protein yang

hancur.

f) Pengawetan menggunakan larutan garam dan asam sulfur untuk

pengasaman sampai pH tertentu untuk mencegah pengendapan

(47)

commit to user

Gambar 1. Bahan Kulit Yang Akan Diproses

Sumber : Dokumentasi Penulis

2) Penyamakan

Penyamakan dilakukan dengan menggunakan krom sulfat.

Proses ini untuk menstabilkan jaringan protein (collagen) dari kulit.

Gambar 2. Penjemuran Bahan Kulit

(48)

commit to user 3) Pasca Penyamakan

Proses yang ada pada pasca penyamakan adalah sebagai

berikut :

a) Pressing untuk menghilangkan kelembaban kulit segar

b) Pencukuran

c) Pewarnaan dan pelembutan kulit yang sudah disamak

menggunakan minyak-minyak emulsi (fatliquoring), didahului

dengan sekali-sekali penyamakan sekunder menggunakan tannin

sintesis dan ekstrak penyamakan.

d) Pengeringan dan pencukuran akhir.

e) Pelapisan permukaan dan buffing (finishing)

b. Alat Produksi dan Proses Produksi Kerajinan Kulit

1) Alat Produksi

Didalam proses produksi kerajinan kulit dan untuk

memperlancar kegiatan produksi maka alat-alat produksi sangat

diperlukan, antara lain :

a) Pensil dan Penggaris

Pensil digunakan sebagai alat untuk menggambar dan

membuat pola produk kerajinan dan penggaris digunakan untuk

mengukur besar kecilnya pola disesuaikan dengan ukuran produk

yang akan di buat.

b) Gunting

Gunting digunakan untuk memotong bahan kulit menjadi

lembaran-lembaran kecil disesuaikan dengan pola yang digambar

pada bahan kulit tersebut.

c) Mesin Jahit

Mesin jahit digunakan untuk menjahit lembaran-lembaran

bahan kulit yang telah terlebih dahulu di gunting sesuai pola dan

(49)

commit to user d) Kuas dan Sikat

Kuas digunakan untuk mengolesi bahan kulit lainnya

dengan lem khusus guna direkatkan dengan hasil jahitan yang telah

berbentuk hasil kerajinan setengah jadi serta sikat digunakan untuk

membersihkan produk kulit sebelum ke tahap selanjutnya.

e) Mesin Press

Mesin press digunakan untuk mempatenkan bentuk dan

rekatan lem pada produk yang dibuat. Merupakan finishing dari

serangkaian proses pembuatan produk kerajinan.

2) Proses Produksi

Proses pembuatan kerajinan kulit yang umum dilakukan di

sentra industri kerajinan kulit di Kecamtan Magetan adalah sebagai

berikut :

a) Pembuatan Pola

Bahan baku kulit jadi yang diperoleh mulai digambar pola

dengan menggunakan pensil sesuai ukuran dan bentuk yang

diinginkan. Bahan inilah yang akan menjadi produk kerajinan kulit.

Gambar 3. Pembuatan/Penggambaran Pola

(50)

commit to user b) Pemotongan Pola

Pola-pola yang telah dibuat pada bahan kulit kemudian di

potong menjadi lembaran-lembaran yang lebih kecil guna

mempermudah proses penjahitan berikutnya.

Gambar 4. Pemotongan Pola

Sumber : Dokumentasi Penulis

c) Menjahit Pola Menjadi Bentuk Kerajinan

Bahan kulit yang telah berbentuk pola yang diinginkan

kemudian dijahit menggunakan mesin. Dalam proses ini

dibutuhkan skill yang cukup ahli karena apabila bahan mengalami

(51)

commit to user

Gambar 5. Proses Penjahitan Pola

Sumber : Dokumentasi Penulis

d) Pengeleman

Pada proses ini produk kulit yang setelah di jahit atau

produk setengah jadi diberi alas dan direkatkan menggunakan lem

khusus guna menghasilkan produk yang awet dan bermutu.

Gambar 6. Proses Pengeleman

Sumber : Dokumentasi Penulis

e) Pressing dan Finishing

Setelah mengalami proses yang cukup panjang bahan kulit

yang telah berbentuk kemudian di press menggunakan mesin. Hal

ini selain sebagai finishing juga dimaksudkan untuk mempatenkan

(52)

commit to user

Gambar 7. Mesin Press

Sumber : Dokumentasi Penulis

3) Proses Pemasaran Produk Kerajinan Kulit

Produk hasil produksi para pengusaha yang telah jadi

kemudian di pasarkan melalui gerai/toko. Sebagian besar pengusaha

kerajinan kulit memasarkan produknya di dekat rumahnya dengan

mendirikan gerai/toko didepan atau disekitar rumah produksi. Hal ini

dilakukan pengusaha untuk mensiasati proses distribusi produk serta

meminimalisir kerusakan produk dalam proses distribusi ke toko/gerai

setiap pengusaha. Bahkan tidak sedikit juga pengusaha yang toko/gerai

miliknya merangkap menjadi rumah produksi kerajinan kulit. Menurut

para pengusaha ini sebagai salah satu strategi pemasaran yang bagus,

karena konsumen dapat langsung memesan produk kerajinan kulit

dengan ukuran dan model serta bahan yang akan digunakan untuk

produk yang diinginkannya sehingga konsumen merasa puas akan

(53)

commit to user

Gambar 8. Produk Kerajinan Kulit Yang Siap Dipasarkan

Sumber : Dokumentasi Penulis

Menurut pengakuan para pengusaha bahwa konsumen tidak

keberatan dengan harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan

membeli produk yang langsung jadi yang penting konsumen merasa

puas dengan produk yang dibelinya. Kualitas yang bagus dan nyaman

untuk dipakai menjadi alasan utama.

Gambar 9. Gerai/Toko Produk Kerajinan Kulit

Gambar

Gambar 8. Produk Kerajinan Kulit Yang Siap Dipasarkan
Gambar 10. IPAL LIK Kecamatan Magetan
Tabel 1. Waktu Penelitian
Gambar 12. Diagram Alir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

margaritifer sebelum dan selama sterilisasi; (4) Aktivitas harian di kandang pemeliharaan setelah sterilisasi; (5) Ketersediaan dan frekuensi pemberian pakan; (6)

Induk : Ubah “tanpa induk” menjadi Bahan Ajar dan Isi Urutan ke-1, sehingga nanti sub halaman 1) Modul akan berada di bawah halaman Bahan Ajar pada nomor 1..  Untuk

Kemudian menghitung proyeksi tahun mendatang (tahun 2007). Terakhir, setelah melakukan proyeksi tahun berikutnya adalah membandingkan data keuangan berupa neraca dan laporan

Pangodian Harapan, Analisis Pengaruh Citra Lembaga, Kualitas Pelayanan Dan Kedekatan Emosional Terhadap Loyalitas Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Moderating” (Studi Kasus

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini ingin menguji faktor- faktor eksternal (time pressure) dan faktor internal (need for achievement, self esteem in relation

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana Peran Publik Perempuan Wahdah Islamiyah ditinjau dari Hukum Islam dan Gender (Studi Kasus Wahdah Islamiyah Makassar)?

Tujuan dilakukannya npeneelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fungsi sertifikat Hak Milik Atas Tanah Sebagi Tanda Bukti Hak dan bagaimana kepastian hukum

Buku ini membahas tentang pengenalan proyek konstruksi, jenis-jenis proyek konstruksi, manajemen rantai pasok secara umum, konsep rantai pasok konstruksi, konsep mikro