• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJARPADA PELAJARAN IPS EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJARPADA PELAJARAN IPS EKONOMI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

TERHADAP HASIL BELAJARPADA PELAJARAN

IPS EKONOMI

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:

KARNINGSIH NIM F2191141011

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)

PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

TERHADAP HASIL BELAJARPADA PELAJARAN

IPS EKONOMI

ARTIKEL PENELITIAN

KARNINGSIH NIM F2191141011

Disetujui,

(3)

1

PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

TERHADAP HASIL BELAJARPADA PELAJARAN

IPS EKONOMI

Karningsih, Yohanes Bahari dan Husni Syahrudin Program Magister Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak

Email: karningsih_ekonomi@yahoo.com

Abstrak: Bentuk penelitian ini penelitian kuantitatif jenis survey. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pemeriksaan dokumen, sedangkan instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar dokumen dan angket. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah Regresi Linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel sikap siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Berdasarkan hasil hitung didapat hasil estimasi variabel Sikap siswa dengan probabilitas sebesar 0,024 lebih kecil dari 0,05 (0,024 < 0,05); variabel Motivasi Beajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Berdasarkan hasil hitung didapat hasil estimasi variabel motivasi belajar dengan probabilitas sebesar 0,001 atau lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05); variabel sikap siswa dan motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar, model persamaan ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana signifikansi < 0,05 atau 0,000 < 0,05 Koefisien determinasi Adjusted R-square adalah sebesar 0,63 atau 63%, sedangkan sisanya sebesar 37% dijelaskan oleh variabel dan sebab-sebab lainnya diluar model.

Kata Kunci: Sikap, Motivasi Belajar Siswa, Hasil Belajar

Abstract: This research forms the type of quantitative research survey. Data collection techniques used in this study was a questionnaire and examination of documents, while the research instrument used is a sheet document and questionnaire. Data-processing technique used is multiple linear regression. The results showed that the students' attitude variables significantly influence learning outcomes. Based on the results obtained arithmetic variable estimation attitude of students with a probability of 0.024 smaller than 0.05 (0.024 <0.05); Motivation variable beajar significant effect on learning outcomes. Based on the results obtained arithmetic learning motivation variable estimated with a probability of 0.001 or less than 0.05 (0.001 <0.05); variable students' attitudes and motivation to learn has a significant influence on learning outcomes, the model equations has a significance value of 0.000 where significance <0.05 or 0.000 <0.05 coefficient of determination adjusted R-square is equal to 0,63, or 63%, while the balance of 37% is explained by variables and other causes outside the model.

(4)

2 erubahan besar yang terjadi pada masyarakat dan bangsa Indonesia khususnya serta masyarakat dan bangsa-bangsa di dunia pada umumnya menuntut adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu pada dasarnya pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang komplek. Peristiwa tersebut meliputi berbagai komponen antara yang satu dengan yang lainnya yang mengarah pada suatu tujuan pendidikan. Menurut Driyarkara (dalam Nanang Fattah, 20I3:4) pendidikan adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ketarap mendidik. Menurut Nanang Fattah (2013:4) Dictionary of Education dinyatakan bahwa pendidikan adalah : a) Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup. b) Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain pendidikan di pengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ketingkat kedewasaannya. Tujuan pendidikan nasional kita yang berasal dari berbagai akar budaya bangsa Indonesia yang terdapat dalan UU Sistem Pendidian Nasional, Yaitu UU No. 20 Tahun 2003, Bab II pasal 3. Dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, dikatakan: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.”Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang berada dalam pendidikan untuk melakukan proses pembelajaran kepada peserta didik atau siswa agar peserta didik mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya guna meningkatkan kualitas hidupnya.

(5)

3 peserta belajar (siswa), baik dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan maupun kecakapan.

Akan tetapi dalam hal ini untuk mengadakan perubahan pada peserta didik tidak terlepas dari motivasi yang diberikan oleh guru, baik yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang ingin berubah maupun motivasi dari dari luar sehingga perubahan itu tampak berpengaruh pada hasil belajarnya. Oleh karena itu menurut Djaali (2008:98) belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat mengatasi atau memperoleh sesuatu. Sehingga kemampuan belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar.Disadari atau tidak pendidikan merupakan sarana yang efektif bagi seorang anak untuk mencapai kedewasaan, sebab dengan pendidikan segala potensi yang dimiliki anak akan dapat dikembangkan secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Jadi, belajar merupakan kebutuhan semua orang.

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar terjadi interaksi antara subjek belajar dengan sumber belajar, baik sumber belajar yang berupa manusia yang berfungsi sebagai fasilitator (guru) maupun berupa non manusia. Interaksi ini akan menghasilkan perubahan tingkah laku pada subjek yang melakukan kegiatan belajar, baik berupa pengetahuan,keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif, tetapi harus di barengi dengan pemberian motivasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu, sehingga akan memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil yang diinginkan siswa berupa hasil belajarnya. Dalam hal ini terjadi proses timbal balik antara belajar dan mengajar yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku peserta didik. Perubahan zaman akan membawa perubahan dalam hal-hal yang dibutuhkan dan diinginkan oleh orang-orang pada saat tertentu, juga akan terjadi perubahan dalam sikap mereka terhadap berbagai objek. Berdasarkan teori fungsional (Functional Theory) Katz mengatakan bahwa “untuk memahami bagaiamana sikap menerima dan menolak perubahan haruslah berangkat dari dasar motivasi yang merupakan fungsi dari sikap bagi manusia yang menginginkan perubahan berupa hasil belajarnya”, (Kusaeri Suprananto, 2012:190). Ini menunjukkan bahwa usaha mengubah sikap perlu dikaitkan pula dengan kebutuhan dan keinginan dari orang-orang yang akan diusahakan perubahan sikapnya. Hal ini sesuai dengan teori Gagne (1990:284) menyatakan bahwa sikap adalah respon evaluatif yang dapat di bentuk positif atau negatif terhadap objek psikologi.

Dalam hal ini perlu ditelaah arah dari perubahan yang diinginkan terhadap objek baik yang berasal dari faktor-faktor dari dalam dirinya maupun faktor-faktor dari luar dirinya yang merangsangnya. Individu bisa menerima atau menolak rangsangan, pendapat, ide, keyakinan dan pemikiran biasanya ini terjadi atas pembentukan yang di pengaruhi oleh faktor-faktor dari luar termasuk pendidikan. Disinilah proses pendidikan mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan sikap. Pada jenjang tingkat SMP/MTs, sikap yang dimiliki pada suatu bidang studi merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar disekolah. Oleh karena itu sikap memberikan peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.

(6)

4 sikap yang dimilikinya. Dalam hal ini sikap perlu diberikan penguatan, menurut teori Skiner (dalam Aunurrahman, 2012:41) penguatan terdiri atas: (1) penguatan positif, yaitu setiap stimulus yang keberadaanya dapat memantapkan respons yang diberikan, (2) penguatan Negatif, yaitu semua stimulus yang dihilangkan untuk memantafkan respon yang diberikan. Dalam kegiatan belajar, motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu yang sedang belajar,(Hamzah B.Uno, 2007:27). Dalam hal pemberian motivasi disesuaikan pada kondisi-kondisi tertentu, sehingga bila seseorang melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat kita berikan ransangan oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam yang tumbuh di dalam diri seseorang.

Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, tetapi harus di barengi dengan minatnya terhadap pelajaran yang di berikan guru kepadanya. Dan ada juga siswa yang memiliki inteligensi cukup tinggi, mentak (boleh jadi) gagal karena kekurangan motivasi. Prestasi belajar akan optimal jika diberikan motivasi yang tepat.Menurut dari teori David McClelland et al (dalam Hamzah B.Uno 2007:9) berpendapat bahwa : A motives is the redintegration by acue of a change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber motif adalah ransangan (stimulasi), sehingga terjadi perubahan tersebut pada perbedaan afektif saat munculnya motif dalam pencapaian yang diharapkan. Berdasarkan teori motivasi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan, motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya ransangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan sikap maupun tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.

(7)

5 kerjasama yang baik dan saling mendukung antara murid dengan guru, dan tidak lupa selalu diberikan motivasi terhadap siswa tersebut.

Suatu sekolah atau Madrasah di katakan baik apa bila memiliki fasilitas baik, sarana maupun prasarana yang lengkap, guru-guru terampil dan cerdas serta siswa yang berprestasi. Untuk mencapai prestasi belajar terlebih dahulu ditingkatkan hasil belajarnya agar dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa aspek, baik internal maupun eksternal. Aspek eksternal adalah bagaimana lingkungan belajar dan fasilitas yang di berdayakan, sedangkan aspek internal meliputi aspek perkembangan anak. Dalam ha ini termasuk sikap siswa pada pelajaran IPS-Ekonomi nampak dari kesungguhan siswa mengikuti pelajaran, atau sebaliknya bersikap acuh terhadap aktivitas belajar.

Namun demikian sikap mencerminkan perbuatan dan karakter seseorang yang perlu di bina dan diawasi. Sikap yang negatif dalam belajar ini semakin nampak ketika tidak ada orang lain (guru,orang tua) yang mengawasinya .Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini memberikan dampak bagi hasil belajar siswa. Penelitian Wika Maifandar (2011), “Pengaruh Sikap, Motivasi Dan Metode Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi SMA Nurul Falah Pekanbaru”. bahwa adanya pengaruh antara Sikap, Motivasi dan Metode Mengajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi SMA Nurul Falah Pekanbaru. Besar pengaruh sikap belajar terhadap hasil belajar adalah 34%, motivasi belajar terhadap hasil belajar adalah 31%, dan metode mengajar terhadap hasil belajar adalah 5%. Sisanya yaitu sebesar 30% dipengaruhi oleh variabel lainnya seperti dari faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan pokok pemikiran diatas, penulis berusaha memecahkan masalah melalui penelitian ini. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana “Pengaruh Sikap dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Pontianak”.

(8)

6 lingkup subjek peneliti yaitu siswa kelas VIII MTs negeri 2 Pontianak. 2) Ruang lingkup substansi variabel penelitian yaitu kebenaran variabel penelitian yang di landasi oleh hasil penelitian terdahulu dan kajian teori. Substasi dalam variabel penelitian mencakup variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Mikha Agus Widiyanto (2013:5) variabel dalam penelitian ditentukan oleh landasan teori dan ditegasakan dalam hipotesisnya. Setiap peneliti harus mendefinisikan secara konseptual dan operasional. sehingga dapat mempertegas dari hasil penelitiannya. Dengan menggunakan variabel, akan memperoleh lebih mudah memahami permasalahan.

Menurut Sugioyono (2011:38) Variabel penelitian adalah, “segala sesuatuyang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh penulis untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya.” Variabel penelitian disini diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri adalah : 1) Variabel bebas atau variabel indevenden Sugiyono (2011:39) variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel devenden (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri atas 2 variabel yaitu : 1) Sikap, yang di lambangkan sebagai X1. Merupakan kesiapan reaksi keputusan sikap yang ditunjukkan oleh

siswa tersebut pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi sehingga muncul sikap senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, positif atau negatif, yang akan mempengaruhi hasil belajarnya. 20 Motivasi Belajar, yang di lambangkan sebagaiX2. Merupakan upaya yang dilakukan oleh siswa secara intrinsik dan

ekstrinsik untuk mencapai hasil belajar yang optimal, pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi.Variabel Terikat atau Variabel Dependen: Sugiyono (2011:39) menyatakan variabel terikat merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat ini sering di sebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini yaitu “Hasil Belajar” yang di lambangkan dengan Y. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai atau skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari nilai ulangan.

Asumsi dalam kontek penelitian kuantitatif diartikan sebagai anggapan dasar, yaitu suatu pernyataan atau sesuatu yang diakui kebenarannya atau dianggap benar tanpa harus dibuktikan terlebih dahulu.Asumsi dalam penelitian ini merupakan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian berdasarkan pada gejala-gejala yang tampak dikelas VIII MTs Negeri 2 Pontianak rata-rata masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 79. Tidak tercapainya KKM karena dipengaruhi oleh sikap dan motivasi belajar siswa sehingga dapat berdampak pada hasil belajarnya, terutama pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi.

(9)

7 dikemukakan tersebut, maka berikut ini penulis kemukakan penjelasan defenisi konseptual dan defenisi operasional terhadap variabel yang telah di rumuskan.Defenisi Konseftual: a) Sikap, dalam hal ini adalah merupakan kecendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek (Kusaeri Suprananto, 2012:188). b) Motivasi belajar adalah “ keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan darikegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.(Sardiman2014:75). c) Hasil belajar menurut Hamzah B. Uno (2007:17) adalah merupakan pengalaman pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.

Kemampuan yang dimiliki siswa disini dalam bentuk hasil yang diperoleh dalam bentuk hasil belajarnya, berdasarkan ranah kognitifnya. Defenisi Operasional: Sikap siswa merupakan kondisi siswa dimana sebagai hasil evaluasi yang terdapat pada dirinya pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi yang menjadi objek psikologisnya. Sehingga muncul sikap bermula dari suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, positif atau negatif ketika dihadapkan pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi. Sikap siswa pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner atau angket dengan menggunakan skala model likert. Kisi-kisi sikap yang ditunjukkan siswa pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi Menurut Rusgiyanto (dalam Sudaryono 2012:78) Sikap terdiri atas tiga komponen yaitu: a) Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorangmengenai objek.b) Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penialaianya terhadap suatu objek. c) Komponen konatif adalah kecendrungan untuk berprilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Adapun indikator yang di gunakan untuk mengukur Sikap siswa, yaitu: Kognitif (penilaian) kepercayaan, gagasan, penguasaan dan pemahaman konsep, Afektif (perasaan) senang beraktivitas dalam kegiatan pembelajaran, Kognatif (kecendrungan untuk berprilaku) prilaku siswa mengerjakan tugas, rekasi/respon bertanya, menanggapi pertanyaan.

Motivasi belajar adalah dorongan atau keinginan siswa untuk menentukan aktivitas apa yang hendak dilakukan untuk mencapai suatu tujuan berupa perubahan sikap dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, penerapan yang dipelajari, serta dapat menguasai keterampilan yang diharapakan. Dorongan tersebut bisa di pengaruhi oleh faktor ekstrinsik yang berupa sikap dan harapan dari orang lain pada dirinya dan faktor intrinsik berupa kebutuhan dan ketertarikan.

(10)

8 dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif. Hasil belajar adalah penguasaan siswa pada ranah kognitif seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan penilaian setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Data hasil belajar adalah dokumentasi nilai yang dipeoleh dari nilai ulangan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi.

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1)Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap hasil belajar pada pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial Ekonomi kelas VIII MTs Negeri 2 Pontianak. 2) Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas VIII MTs Negeri 2 Pontianak. 3) Untuk mengetahui pengaruh sikap dan motivasi belajar siswa terhadap. hasil belajar pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi kelas VIII MTs Negeri 2 Pontianak.Manfaat teoritis : a. Dapat menambah khasanah keilmuanbagi bagi para pembaca mengenai peningkatan hasil belajar siswa pada umumnya dan prestasi belajar ilmuPengetahuansosial ekonomi pada khususnya.Memberikan peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama dengan menggunakan teori-teori lain yang belum digunakan dalam penelitian ini.Manfaat Praktis; a) Penulis, merupakan pengalaman yang berharga dalam rangka dapatmengembangkan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama studi.b) Sekolah, dapat dijadikan sebagai salah suatu informasi untuk mengembangkan konsep Ilmu Pengerahuan Sosial umumnya dan Ekonomi khususnya untuk memperkaya materi dan memberikan Informasi tentang upaya meningkatkan sikap positif dan motivasi belajar siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar terutaman pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi kepada guru, siswa, orang tua dan pihak lain yang berkepentingan. c) Peneliti, dapat dijadikan bahan referensi bagi para peneliti lainnya yang ada relevansinya dengan penelitian ini d. Perguruan Tinggi, sebagai umpan balik bagi perguruan tinggi khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang mencetak tenaga pendidik.

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas, yang terdiri dari sikap siswa dan motivasi belajar, variabel terikat penelitian ini yaitu, hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tingkat ekplanasinya berbentuk penelitian diskriptif dengan metode survey. Menurut Sugiyono (2011:8) mengemukakan:Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang Berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuatitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

(11)

9 penelitian ini adalah jenis kuantitatif yang menganalisis pengaruh antara variabel dalam penelitian ini, yaitu pengaruh variabel X1 terhadap Y, pengaruh variabel X2

terhadap Y, dan pengaruh X1 dan X2 terhadap Y. Sehingga penelitian ini dapat

mendiskripsikan serta mengungkapkan masalah atau keadaan.Menurut (Sugiyono 2012:7) Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.Metode penelitian survey dalam penelitian ini bermaksud mengambil sampel dari populasi yaitu siswa kelas VIII di MTs Negeri 2 Pontianak dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama, serta adanya pengujian hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang akan di buktikan kebenarannya secara empiris berdasarkan data di lapangan.

Penelitian ini di lakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Pontianak. Berdasarkan permasalahan yang di kemukakan, maka bentuk yang diangkat dalam penelitian ini dengan metode survey dalam bentuk diskriftif kuantitatif, karena penelitian ini menggambarkan sikap siswa dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Pontianak yaitu dari kelas A sampai kelas F. Subjek atau populasi dari penelitian ini dapat terlihat pada tabel dibawah ini. Jadi populasi dalam arti karakteristik berjumlah 150 orang siswa.Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek penelitian yang diteliti dianggap telah mewakili seluruh populasi dan diambil dengan cara tertentu yang dinamakan dengan tehnik sampling. Sampel penelitian merupakan suatu faktor yang penting yang perlu diperhatikan dalam suatu penelitian yang kita lakukan dan ini benar-benar menjadi perhatian yang serius karena sampel penelitian mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan hasil penelitian . Dengan tingkat kesalahan 5%, maka berdasarkan tabel penentuan jumlah dari populasi 150 di dapat jumlah sampel sebesar 31 orang siswa.Jadi dalam penelitian ini dengan populasi 150 siswa dengan tehnik pengambilan sampel secara sampling sistematis maka di dapatkanlah jumlah sampelnya adalah 31 siswa.

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2013:71), “Dalam penelitian survei teknik pengumpulan data yang digunakan adalah test, questioner, wawancara, dan observasi tertutup”. Sedangkan menurut Sugiyono (2013:77) yaitu, “Observasi (Observation), Wawancara (Interview), Angket (Questionnaire), Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis). Berdasarkan masalah penelitian agar data yang diperoleh secara objektif, maka teknik yang akan digunakan adalah Angket (Questionnaire) dan Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis).

(12)

10 IPS kelas VIII MTs Negeri 2 Pontianak dan dokumentasi langsung yang peneliti peroleh dari lapangan selama penelitian berlangsung.

Pengujian alat ukur meliputi Uji Validitas dan uji Reliabilitas terhadap angket yang akan digunakan dalam penelitian. Dengan uji validitas dan uji reliabilitas dapat diketahui butir-butir yang valid dan butir-butir yang gugur. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan realibel penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil penelitian valid dan reliabel.Pengujian instrumen penelitian dilakukan terhadap kesahihan/validitas butir instrumen dan reliabilitas/konsistensi instrumen secara keseluruhan. Sebuah instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tersebut tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Alat ukur mempunyai nilai validitas yang tinggi apabila dapat menjalankan fungsinya dengan tepat dan memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Uji validitas untuk mengukur tingkat kevalidan instrumen dalam peneitian ini menggunakan teknik Product Moment karena data pengkuran yang digunakan adalah skala likert. Adapun rumusnya yaitu:

𝑟1(𝑥−𝑖)= (𝑟𝑖𝑥𝑠𝑥− 𝑠𝑖)/ √𝑠𝑥2+ 𝑠𝑖2− 2𝑟𝑖𝑥𝑠𝑖𝑠𝑥

Uji Validitas Variabel Sikap Siswa (X1), Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

(X2), Uji Reliabilitas Instrumen, Uji Reliabilitas Variabel Sikap Siswa (X1)Uji

Reliabilitas Variabel Motivasi (X2)Uji Reliabilitas Variabel Hasil Belajar

(Y).Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas residual terhadap kelayakan data apakah berasal dari populasi yang bersifat normal dan uji linieritas sebagai prasyarat klasik dalam pengujian analisis regresi linier berganda serta uji multikolinearitas (multicollinearity) untuk mengetahui adanya korelasi dua atau lebih antar variabel-variabel independen yang masuk ke dalam model regresi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil perhitungan data dengan menggunakan uji Linieritas persamaan regresi Motivasi Belajar (X2) terhadap Hasil Belajar(Y) diperoleh persamaan

regresi Ŷ = 21,076 + 0,696X2. Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program

SPSS versi 22, diperoleh koefisien Flinierity 0,997 <Ftabel (7;22) 2,46 dan signifikansi

deviation from linierity 0,459 >0,05. Maka dapat dikemukakan bahwa persamaan regresi tersebut bersifat linier. Selanjutnya taraf signifikansi linieritas terlihat dari hasil perhitungan bahwa nilai p-value< alpha yaitu 0,000 < 0,05. Dengan demikian persamaan regresi Ŷ = 21,076 + 0,696X2 signifikan, sehingga setiap

kenaikan motivasi belajar (X2) sebesar satu satuan satuan akan menyebabkan

naiknya hasil belajar (Y) sebesar 0,696. Artinya setiap terjadinya peningkatan dan penurunan satu skor pada variabel X2 menyebabkan terjadi kenaikan atau

(13)

11 Berdasarkan pengujian yang telah, maka hasil pengujian terhadap linieritas regresi secara keseluruhan menunjukkan bahwa persamaan regresi yang digunakan bersifat linier. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rangkuman pada tabel 2 berikut:

Tabel 2:

Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas Secara Keseluruhan

Uji Linieritas

Pengujian Linieritas (deviation from

linierity)

Pengujian Signifikansi

Lhitung Ltabel HasilSig Alpha (α) Hasil Hasil Belajar (Y)

Atas sikap siswa0,499ns2,46

(X1)

Linier0,000** 0,05 Signifikan

Hasil belajar (Y)

Atas Motivasi 0,997ns2,46

Belajar (X2)

Linier 0,000** 0,05 Signifikan

Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier antara masing-masing variabel independen dalam model regresi. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi dua atau lebih antar variabel-variabel independen yang masuk ke dalam model regresi. Menurut Ghozali (2011:105), “Jika VIF lebih besar dari sepuluh (>10), maka antar variabel bebas (independent variabel) terjadi persoalan multikolinearitas”.Berikut hasil perhitungan Uji Multikolinieritas dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.

Tabel 3 :

CoefficientsaMultikolinieritas Variabel Penelitian

Model Collinearity Statistics

ToleranceVIF 1 Sikap 0,4632,162

Motivasi Belajar0,4632,162 a. Dependent Variable: Hasil Belajar

Sikap siswa pada tabel 3 dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) kedua variabel yaitu Sikap (X1) dan Motivasi Belajar (X2) adalah 2,162 atau lebih

kecil dari 10 (2,162 < 10), Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.Pengujian Ha bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama

perubahan Sikap (X1) dan Motivasi Belajar (X2) terhadap Hasil Belajar

(Y).Sebelum dilakukan pengujian terhadap setiap hipotesis yang telah dikemukakan, maka akan dikemukakan hasil perhitungan matrik korelasi yang dapat kita lihat antar variabel pada tabel 4 sebagai berikut:

(14)

12 Matrik Korelasi Antar Variabel

Sikap Motivasi Hasil

Belajar Belajar

Sikap Pearson Correlation1,733**,755** Sig. (2-tailed),000,000

N313131

Motivasi Belajar Pearson Correlation,733**1 ,801** Sig. (2-tailed),000,000

N313131

Hasil Belajar Pearson Correlation,755**,801**1 Sig. (2-tailed),000,000

N313131

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4. di atas terlihat bahwa seluruh koefisien korelasi antar variabel bertanda positif serta signifikan pada α = 0,01. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan (korelasi) bersifat positif antar seluruh variabel penelitian.Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 22, diperoleh nilai konstanta sebesar 14,314, selanjutnya nilai koefisien py1 = 0,340, py2 =

0,466. Sehingga menghasilkan Persamaan regresiY = 14,314 + 0,340X1+0,466X2.

Berdasarkan persamaan tersebut, Konstanta sebesar 14,314 ini menunjukkan apabila semua variabel independen bernilai nol, maka Hasil Belajar (Y) nilainya akan sebesar 14,314.

Selanjutnya jika diasumsikan pengaruh variabel lain adalah tetap, maka dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan satu unit Sikap Siswa (X1) akan menaikkan

0,340 unit Hasil Belajar (Y), ditambah dengan setiap kenaikan satu unit Motivasi Belajar (X2) akan menaikkan 0,466 unit Hasil Belajar (Y).Uji T pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individu (parsial) dalam menjelaskan variabel dependen Hasil Belajar. Apabila nilai signifikansi >0,05 maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap Hasil Belajar akan tetapi apabila nilai signifikansi <0,05 maka dapat diartikan variabel bebas secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Hasil Belajar.

Pembahasan

(15)

13 bahwa Sikap siswa cenderung akan menaikkan Hasil Belajar siswa. Begitu pula dengan peningkatan motivasi belajar akan cenderung meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini menjawab tantangan hasil penelitian Wika Maifandar (2011), “Pengaruh Sikap, Motivasi Dan Metode Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi SMA Nurul Falah Pekanbaru”. Demikian pula dengan pendapat Suryani (2015), “ Pengaruh sikap belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi” (survey pada siswa kelas IX SMA Negeri di Kota Bandung Wilayah Barat). Adapun pembahasan untuk masing-masing hipotesis yaitu sebagai berikut:a.Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Pertama: Hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa Sikap berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Hasil penelitian ini memiliki probabilitas sebesar 0,024 lebih kecil dari 0,05 atau 0,024 < 0,05.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yakni Suryani (2015), “ Pengaruh sikap belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi” (survey pada siswa kelas IX SMA Negeri di Kota Bandung Wilayag Barat). Sikap belajar berpengaruh positif terhadap motivasi belajar, sikap belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar. Demikian halnya penelitian Wika Maifandar (2011), “Pengaruh Sikap, Motivasi Dan Metode Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi SMA Nurul Falah Pekanbaru”. bahwa adanya pengaruh antara Sikap, Motivasi dan Metode Mengajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi SMA Nurul Falah Pekanbaru. Besar pengaruh sikap belajar terhadap hasil belajar adalah 34%, motivasi belajar terhadap hasil belajar adalah 31%, dan metode mengajar terhadap hasil belajar adalah 5%. Sisanya yaitu sebesar 30% dipengaruhi oleh variabel lainnya seperti dari faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(16)

14 “Pengaruh Sikap, Motivasi Dan Metode Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi SMA Nurul Falah Pekanbaru”. bahwa adanya pengaruh antara Sikap, Motivasi dan Metode Mengajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi SMA Nurul Falah Pekanbaru. Besar pengaruh sikap belajar terhadap hasil belajar adalah 34%, motivasi belajar terhadap hasil belajar adalah 31%, dan metode mengajar terhadap hasil belajar adalah 5%. Sisanya yaitu sebesar 30% dipengaruhi oleh variabel lainnya seperti dari faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Penelitian ini berkaitan erat dengan teori Menurut dari teori David McClelland et al (dalam Hamzah B.Uno 2007:9) berpendapat bahwa : A motives is the redintegration by a cue of a change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber motif adalah ransangan (stimulasi), sehingga terjadi perubahan tersebut pada perbedaan afektif saat munculnya motif dalam pencapaian yang diharapkan. Dengan demikian, penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu. Dapat disimpulkan dengan motivasi belajar yang dimiliki siswa akan menumbuhkan atau meningkatkan hasil belajar siswa. c.Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga: Hasil pengujian hipotesis ketiga didapat bahwa variabel sikap dan motivasi belajar siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Karena memiliki signifikansi nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana signifikansi <0,05 atau 0,000 <0,05 hal ini menunjukkan bahwa Sikap dan Motivasi Belajar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Hasil Belajar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi.

Berdasarkan hasil hitung, secara simultan yaitu memiliki nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000 menunjukkan bahwa dapat dijelaskan oleh variabel sikap dan variabel motivasi belajar siswa. Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan penjelasan dimana sikap siswa dan Motivasi Belajar siswa akan menyebabkan peningkatan pada Hasil Belajar Siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang sama, meneliti tentang Sikap dan Motivasi Belajar siswa Terhadap Hasil Belajar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi . Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti, penelitian 3 variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Kelebihan lain dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini merupakan penelitian pengaruh.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

(17)

15 belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar, terbukti. 3) Berdasarkan hasil hitung didapat bahwa model persamaan ini memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa sikap siswa dan motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar, terbukti.

Saran

Sejalan dengan kesimpulan yang telah dikemukakan tersebut di atas, berikut saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut : 1) Dengan melihat sikap dan motivasi belajar siswa termasuk dalam kategori taraf yang tinggi terhadap hasil belajar, maka diharapkan pihak sekolah, guru dapat selalu memberikan dan selalu memperhatikan keadaan sikap dan motivasi belajar siswa agar hasil belajar siswa Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomidi masa mendatang lebih baik lagi. 2) Dengan memperhatikan sikap siswa yang sebagian besar cukup baik, pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ekonomi maka guru dan pihak sekolah, dan pihak terkait dapat mengupayakan dengan berbagai cara dan perkembangan teknologi untuk dapat selalu mengupayakan hal-hal yang sifatnya membangun. 3) Upaya lain yang dapat diperhatikan oleh guru adalah dapat selalu menumbuhkan sikap dan motivasi siswa dengan cara-cara selalu memperdalam dan melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan sering berkomunikasi dengan kepala sekolah dan sesama teman guru siswa agar dapat mengetahui apa permasalahan guru jika hasil belajar siswa nya tidak maksimal.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.

Djamarah, Bahri, Syaiful, (2002), Psikologi Belajar, Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Djamarah, Bahri, Syaiful, (2012), Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya : Usaha Nasional

Djaali, (2008), Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Fattah, Nanang, (2013), Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Ghufron, M.Nur, dan Risnawati, Rini (2014), Gaya Belajar, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Gagne, Robert M, (1990), Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran, Jakarta: Depdikbud. Bank Dunia XVII.

(18)

16 Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, (2013), Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013 SMP IPS, Jakarta : Badan PengembanganSDM Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, (2013), Pendekatan dan Strategi Pembelajaran, Pedoman Penilaian SMP, dan ImplementasiKurikulum, Jakarta : Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan SDM.

Sudjana, Nana, (2005), Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana, (2013), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Administrasi Metode R & D, Bandung : Alfabeta.

Sudaryono, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suprananto, Kusaeri, (2012), Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sagala, Syaiful, (2013), Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.

Sardiman, (2014), Interaksi & MotivasiBelajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Uno, Hamzah B, (2007), Teori Motivasi Dan Pengukurannya, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 2:

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Kualitas Pelayanan dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Loyalitas Akseptor IUD dengan Kepuasan sebagai Variabel Intervening.. Azan Putra., Sefnedi,

Hasil histokimia pada jaringan daun P.crocatum menunjukkan bahwa trikoma biseluler dan sel idioblas epidermis mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid (Tabel 9),

Sehubungan dengan itu bahwa dalam teknik budidaya pembesaran harus disesuaikan untuk memperoleh abalon dengan kesehatan dan pertumbuhan yang maksimal (Huchette et

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis..

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tek mira Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Ketika sedang wawancara dengan sinden datanglah warga desa yang protes kepada pak lurah, ada yang protes karena salah satu keluarganya sinting karena tergila-gila kepada sinden dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kepemilikan assets terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar adalah lahan (X1), modal (X2), modal

[r]