• Tidak ada hasil yang ditemukan

AAS DAN TEORI DAN DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AAS DAN TEORI DAN DASAR"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Collected By : Martua H.Saragih, S.Si

TEORI TENTANG AAS

Untuk blog ku yang pertama aku ingin share tentang yang namanya analisis menggunakan AAS

TEORI DASAR

1.1 Pendahuluan

Bila suatu sinar yang berasal dari sumber cahaya dikenakan pada atom, maka atom itu akan menyerap energi cahaya itu. Akibatnya elektron pada atom itu akan berpindah dari keadaan awal (sebelum mengabsorp cahaya) kekeadaan eksitasi, dan kembalinya elektron dari keadaan eksitasi kekeadaan awal disebut emisi.

Jadi pada absorpsi cahaya oleh atom akan menghasilkan dua peristiwa, yaitu peristiwa

absorpsi atom dan proses emisi atom.

Absorpsi atom adalah proses absorpsi dari cahaya pada panjang gelombang spesifik oleh

atom-atom dari suatu unsur.

Proses ini terjadi bila larutan sampel dibakar didalam nyala (flame) atau dipanaskan didalam

tabung.

1.2 Pengertian ground state dan excited state

Tiap atom terdiri dari nuklida yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh electron-elektron

yang bergerak bebas mengelilingi nuklida itu. Jumlah muatan positif sama dengan muatan

negatifnya.

--- E O

Energi ---

--- -

--- E 3

--- E 2

(2)

Tingkat keadaan dasar

--- E 0

( Ground state level )

Gambar : Diagram tingkat energi atom

Tiap elektron dalam tiap atom menempati tingkat energi (energi level) tertentu. Tingkat energi

dari tiap elektron dalam atom berbeda-beda. Pada umunya tingkat energi ini diberi simbol E.

Elektron dalam keadaan diam menempati tingkat energi E0, disebut tingkat keadaan dasar.

Apabila elektron mempunyai tingkat energi E, ini berarti bahwa elektron itu mempunyai energi

yang cukup untuk memecah atom-atom sehingga terjadi ionisasi.

Elektron dapat berpindah dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi, misalnya

dari E0 ke E1, peristiwa ini disebut elektron tereksitasi atau atom tereksitasi. Elektron pada

keadaan tereksitasi menempati tingkat energi E1, disebut tingkat keadaan tereksitasi.

--- E1 ---0--- E1

---0--- E0 --- E0

Ground state Excited state

Gambar : Eksitasi electron dari E0 ke E1

Untuk atom yang tak tereksitasi, tiap elektron tetap berada pada tingkat energi dasar. Sedang

atom yang tereksitasi, satu elektron atau lebih dapat berpindah ketingkat energi pertama ( E1 )

atau ketingkat energi yang lebih tinggi lagi. Hal ini dapat terjadi bila atom itu mengabsorp

energi. Energi itu dapat berupa foton atau panas.

Dengan menyerap energi sebesar E dimana E = E1 – E0 maka terjadi loncatan elektron dari

keadaan dasar kekeadaan eksitasi. Dengan kata lain bahwa energi yang diperlukan untuk eksitasi

dari E0 ke E1 sebesar E0 atau E1, sehingga panjang gelombang cahaya dapat ditentukan dengan

rumus :

(3)

Dimana :

E = Energi, Joule (J)

h = Konstanta Planck, 6.62 x 10 –34 J/detik

c = Kecepatan cahaya, 3.0 x 1010 cm/detik

 = Panjang gelombang, cm

Unsur-unsur logam dan semi logam agar dapat mengadakan eksitasi diperlukan enrgi cahaya

dengan panjang gelombang 190 ~ 900 nm

1.3 Absorpsi dan Emisi

1.3.1 Absorpsi Atom

Proses absorpsi atom dapat digambarkan sebagai berikut :

--- ---0---

 + --->

---0--- Eksitasi ---

Energi cahaya Tingkat dasar atom Tingkat eksitasi atom

Atom dalam keadaan tingkat dasar menyerap energi cahaya pada panjang gelombang spesifik, mengadakan eksitasi masuk keadaan tingkat eksitasi. Makin banyak atom yang dilalui energi cahaya yang diserap, secara kuantitatif dapat diukur pula kandungan suatu unsur yang hendak ditetapkan, tiap-tiap unsur mempunyai sumber cahaya dan panjang gelombang yang spesifik artinya satu terhadap yang lain tidak sama.

1.3.2 Emisi Atom

Elektron menempati tingkat keadaan eksitasi dalam waktu yang singkat sekali, yaitu

kira-kira 10-9 detik, kemudian kembali kekeadaan dasar. Kembalinya elektron dari keaadaan eksitasi

kekeadaan dasar disebut “Emisi atom”

Proses emisi atom dapat digambarkan sebagai berikut :

(4)

Tingkat eksitasi atom Tingkat dasar atom Energi cahaya

Atom menyerap energi panas untuk mengadakan eksitasi. Energi panas dapat berupa nyala (flame) atau plasma. Keaadaan tingkat eksitasi merupakan keadaan yang paling tidak stabil, sehingga secara spontan atom-atom kembali kekeadaan dasar dan melepaskan cahaya, dinyatakan sebagai spektrum emisi.

Spektrum emisi suatu atom terdiri dari kumpulan panjang gelombang emisi disebut garis emisi. Panjang gelombang yang dipancarkan oleh tiap unsur adalah spesifik dan dapat diukur

intensitasnya.

1.3.3 Perbedaan Absorpsi atom dan emisi atom

Perbedaan dasar antara absorpsi atom dan emisi atom adalah terletak pada : a. Fungsi flame

b. Garis spektrum c. Sumber energi

Fungsi Flame

- Pada absorpsi atom, fungsi dari flame hanya untuk mengubah aerosol larutan sampel menjadi uap atomik kemudian atom-atom ini menyerap cahaya dari sumber cahaya (Hallow Cathode Lamp)

- Pada emisi atom, flame mempunyai dua fungsi kegunaan yaitu : (1) Mengubah dari bentuk aerosol menjadi uap atomik dan (2) Panas digunakan oleh atom untuk eksitasi. Bila atom-atom kembali kekeadaan tingkat dasar, atom-atom itu melepaskan cahaya, yang kemudian dideteksi oleh alat. Intensitas cahaya yang dilepaskan sebanding dengan konsentrasi unsur dalam larutan. Garis Spektrum

- Pada absorpsi atom, garis spectrum yang terdeteksi berasal dari absorpsi energi yang dilakukan oleh atom-atom yang tak tereksitasi

Sumber energi --- flame --- monokromator ---- Detektor ---- Amplifier ---- Rekorder

Sample

b) Peralatan Emisi atom

Flame --- Monokromator --- Detektor ---- Amplifier ---- Rekorder

Sample

(5)

Pada prinsipnya secara teoritis, semua unsur dapat dianalisis dengan cara spektrofotometri

serapan atom.

Hal ini bergantung pada :

a) Ada/tidaknya lampu HCl (Hollow Cathode Lamp) yang dapat menghasilkan cahaya dengan

gelombang sesuai dengan garis spectrum dari unsur yang dianalisis.

b) Unsur yang dianalisis yang terikat pada molekul dapat/tidak diubah menjadi atom-atom bebas

dengan nyala (flame) yang digunakan.

Dengan metode analisis ini, sampai saat sekarang terdapat 60 ~ 70 jenis atom unsur yang dapat

dianalisis. Untuk unsur yang mempunyai garis spectrum diluar range 190 – 900 nm belum dapat

dianalisis dengan metode AAS. Termasuk unsur-unsur gas mulia, halogen serta C, H, O, N, S

unsur-unsur tanah jarang (kecuali Ce & Th). Dari unsur-unsur ini yang paling pendek panjang

gelombangnya yaitu As 193,7 nm sedang cs adalah unsur yang paling tinggi panjang

gelombangnya yaitu 852,1 nm. Molekul-molekul yang sukar diuraikan atau yang dengan cepat

berubah menjadi oksida, maka senyawa tersebut sangant sulit ditetapkan dengan AAS.

Senyawa-senyawa itu adalah unsur-unsur peralihan.

1.5 Hubungan antara absorpsi atom dan konsentrasi

Hubungan diantara nilai serapan atom (Abs) dengan kepekatan (kosentrasi) dapat dilihat dari

(6)

I1 = Intensitas akhir

‘a = Intensitas molar]

‘b = Tinggi tungku pembakar

‘c = Konsentrasi atom

dari hokum Beer-lambert dapat dibuat grafik kalibrasi antara nilai serapan atom melawan

konsentrasi sample. Kepekatan sample yang terlalu tinggi atau rendah akan menyebabkan

penyimpangan terhadap hokum beer-lambert tersebut.

PERALATAN ABSORPSI ATOM

2.1 Pendahuluan.

Konfigurasi dasar terdiri dari 5 (lima) system, yaitu system emisi, system absorpsi, system

seleksi, system deteksi, dan system pencatat hasil, yang masing-masing system mempunyai

fungsi yang berbeda.

Antara sistem yang satu dengan yang lainnya terdapat hubungan, sehingga kelima sistem itu

merupakan satu kesatuan sebagai komponen peralatan.

2.2 Spektrophotometer Serapan Atom

Peralatan terdiri dari 5 (lima) komponen dasar :

a) Sumber cahaya

Berupa lampu yang memencarkan spektrum dari unsur yang akan dianalisis.

b) Atomizer Unit

Berfungsi sebagai penghasil atom-atom bebas dari unsur yang dianalisis (berasal dari sampel)

c) Monokromator

Berfungsi untuk memisahkan sinar hingga diperoleh panjang gelombang yang monokromatis

d) Detektor

Berfungsi untuk mengubah sinyal cahaya menjadi sinyal listrik dan seterusnya sinyal listrik ini

oleh sinyal processing system diubah menjadi suatu bentuk yang mudah dibaca rekorder

e) Rekorder

(7)

2.2.1. Sumber Cahaya

Sumber cahaya ini memancarkan garis-garis spectra dari unsur yang hendak dianalisis.

Karena sumber cahaya mempunyai intensitas yang tinggi, maka dari itu absorpsi atom

merupakan teknik analisis yang specific :

Sumber cahaya pada absorpsi atom berupa :

a) Hollow cathode Lamp (HCL)

b) Electrodeless Discharge Lamp (EDL)

a) Hollow cathode Lamp (HCL)

Berupa tabung, yang didalamnya terdapat katoda dan anoda. Katoda dari lampu HCl

berbentuk silinder berongga, dibuat dari unsur yang sesuai dengan unsur yang dianalisis, atau

logam lain yang permukaannya dilapisi dengan unsur yang sama dengan unsur yang akan

dianalisis, Anodanya terbuat dari Tungsten atau Nikel, Tabung lampu HCL berisi gas neon atau

Argon.

b) Electrodeless Discharge Lamp (EDL)

Bila dibandingkan dengan HCL, EDL mempunyai energi cahaya keluar yang lebih tinggi dan

mempunyai umur yang lebih panjang. Untuk unsur-unsur tertentu, penggunaan EDL akan

menaikan sensitifitas dan limit deteksi yang rendah.

2.2.2 Atomizer Unit

Unit ini terdiri dari :

a. Burner

b. Nyala (Flame), dihasilkan dari gas baker (fuel), gas oksidan dan penyulut api (igniter)

c. Nebulizer, untuk mengkabutkan larutan sampel atau larutan standar hingga diperoleh bentuk

aerosol

d. Pipa Kapiler, untuk menyedot larutan sampel / larutan standar

Prosedure dimana atom-atom logam gas dihasilkan dalam nyala (atom-atom tereksitasi), dapatlah diringkas sebagai berikut. Bila suatu larutan yang mengandung senyawa yang cocok dari logam yang akan diselidiki itu dihembus kedalam nyala, terjadilah peristiwa berikut secara cepat :

1) Pengisatan pelarut yang meninggalkan residu padat

2) Penguapan zat padat dengan disosiasi menjadi atom-atom penyusunnya yang mula-mula akan berada dalam keadaan dasar

(8)

Proses- proses ini dipaparkan secara diagram sbb :

M+X- M+X- MX MX

Larut an Kabut Padat an Gas

Disosiasi

M. ( gas) M ( gas) + X ( gas) ( em isi nyala)

2.2.2.1 Burner

(a) Macam-macam burner

Ada 2 macam burner, yaitu :

1). Pre-mix type laminar flow burner

2) Total consumption burner

(1) Pre-mix Type laminar Flow Burner

Burner ini digunakan untuk flame dari udara-asetilene, Nitrous-asetilen, udara-hidrogen,

Burner ini dibedakan atas burner headnya yaitu panjang slot 5 cm (digunakan untuk flame

Nitrous-asetilen) dan slot 10 cm (digunakan untuk flame udara-asetilene, Udara-Hidrogen dan

argon-hidrogen) dengan lebar yang sama yaitu 0.5 mm.

Tinggi burner, posisi burner, serta rotation burner memberikan kontribusi dalam membetuk

kondisi optimum burner.

(2) Total Consumption Burner

Burner ini digunakan untuk flame hydrogen-udara, tidak mempunyai atomizer chamber dan

semua larutan sample habis dipompakan dari nebulizer kedalam flame. Disebut total

consumption karena semua larutan sampel habis terkomsumsikan.

Jenis sampel yang sering dianalisis dengan metode ini adalah :

(9)

b) Analisis logam dalam senyawaan organic mempunyai volatilitas tinggi

2.2.2.2 Nyala (flame)

Nyala flame dihasilkan dari campuran bahan bakar dan gas oksidan yang disulut dengan

korek api (igniter). Umumnya campuran gas bakar dan gas oksidan yang digunakan pada AAS

adalah :

a) Udara-Asetilen

Flame ini dapat digunakan untuk analisis sebanyak kira-kira 35 unsur, dengan temperature 2300

0 C

b) Nitrous-Asetilen

Flame ini mempunyai temperature maksimum kira-kira 2900 0C dan digunakan untuk penetapan

unsur-unsur yang dapat membentuk oksida refraktori.

c) Udara-Hidrogen

Flame ini digunakan untuk analisis logam-logam alkali yaitu Cs, Rb, K dan Na yang temperature

rendah dapat menurunkan/mengurang terjadinya gangguan ionisasi.

d) Argon-Hydrogen

Flame ini digunakan untuk penetapan As dan Se, karena temperature flamenya sangat rendah,

maka dapat meniadakn gangguan kimia dan gangguan matrik

2.2.2.3 Nebulizer Dan Spray Chamber

Gas bakar dan gas oksidan dialirkan menuju burner dan tempat masuk inlet yang berbeda.

Gas bakar masuk lewat spray chamber dan gas oksidan masuk lewat nebulizer. Gas oksidan yang

bertekanan mengalir melalui venture dengan kecepatan alir tinggi (4,5 – 5,5 Liter/menit)

(a) Proses pengkabutan larutan sampel / standar

Yang dimaksud dengan proses pengkabutan adalah proses pengubahan dari bentuk larutan

menjadi bentuk aerosol (kabut). Karena kecepatan alir gas oksidan tinggi, menyebabkan tekanan

turun, sehingga larutan sampel/standar terhisap mengalir melalui pipa kapiler dengan kecepatan

4 – 6 liter/menit. Karena bercampur dengan gas oksidan yang bergerak sangat cepat, maka

larutan ini berubah bentuknya menjadi butiran-butiran cairan. Butiran-butiran cairan ini akan

menumbuk disperser yang dipasang pada ujung spray chamber, sehingga butiran-butiran itu

pecah menghasilkan butiran-butiran yang sangat halus yaitu berpua kabut, sedang butiran-butiran

(10)

bawah sparay chamber. Butiran-butiran halus sampel/standar yang homogen masuk kedalam

nyala dan diubah menjadi atom-atom bebas.

2.2.3 Monokhromator

Monokhromator adalah suatu alat optic, digunakan untuk memisahkan panjang gelombang yang

diinginkan yang berasal dari sumber cahaya. Dengan monokromator akan dihasilkan satu

spectrum cahaya lampu HCL.

Monokromator terdiri dari :

a. Celah (Slit)

b. Lensa / Cermin

c. Elemen pendispersi, yang berupa prisma atau kisi difraksi.

2.2.4 Detektor

Detektor adalah suatu sistem yang fungsinya untuk mengukur intensitas cahaya yang

ditransmisikan oleh atom-atom sampel Detektor mengubah sinyal cahaya yang ditransmisikan

menjadi sinyal listrik, yang selanjutnya diperbesar oleh amplifier dan kemudian dikirim ke

rekorder untuk dicatat hasilnya

2.2.5 Rekorder

Rekorder adalah alat pencatat hasil. Alat ini dapat berupa manual atau digital. Umumnya AAS

sekarang yang banyak digunakan dilengkapi dengan integrator yaitu alat penghitung dan juga

printer yaitu alat perekam hasil.

2.3 Prosedur Kerja Peralatan AAS

Sebelum analisis logam dengan AAS dilakukan, terlebih dahulu pengaturan kondisi operasi alat

sehingga diperoleh kondisi analisis yang optimum.

Secara garis besar langkah-langkah kerka berikut dibawah ini

A. Pemeriksaan Instrumen dan perlengkapannya

(11)

2) Periksa dan pastikan koneksi antara tiap-tiap unit instrumen ( Unit utama AAS, PC dan Printer )

terhubung dengan benar .

3) Periksa apakah pembakar ( burner ) sudah terpasang sesuai dengan Standar Pemakaian Burner

untuk Analisis dengan AAS Hitachi Z-5000. Bila burner belum terpasang, lakukan pemasangan

salah satu burner tersebut sesuai dengan Prosedur pemasangan burner pada Manual Maintenance

of AAS Hitachi Z-5000.

4) Pastikan pipa gas, pipa air pendingin yang terhubung ke unit utama AAS terhubung dalam

keadaan baik dan aman.

5) Periksa dan pastikan banyaknya gas di tabung gas ( terukur sebagai tekanan ) yang akan

digunakan sudah mencukupi .

6) Periksa dan pastikan kertas pencetak sudah tersedia pada Printer.

B.

Persiapan Operasi

1. Pemasangan Lampu Katoda:

Buka pintu penutup ( Cover ) ruang lampu katoda dan pasang lampu pada dudukan (

Socket ) sesuai dengan pemakaian yang diinginkan.

2. Penyiapan Gas:

1) Siapkan gas bahan bakar ( fuel ) dan gas pembakar ( oxydant ) yang akan digunakan sesuai

dengan Standard Pemakaian Gas Bahan Bakar dan Oksidan terhadap Elemen Analisis dengan

AAS Hitachi Z-5000.

2) Alirkan gas bahan bakar dan gas pembakar dengan membuka kran regulator primer di ruang

tabung gas . Jika gas pembakar yang digunakan adalah udara dari Kompresor, hidupkan Power

Compressor-nya.

3. Set tekanan gas pada regulator sekunder sebagai berikut :

Jenis Gas Tekanan Regulator sekunder

Asetilen ( C2H2 ) 90 kPa ( ± 0.9 kgf / cm2 )

Hidrogen ( H2 ) 100 kPa ( ± 1.0 kgf / cm2 )

Dinitrogen Oksida ( N2O ) 400 kPa ( ± 4.1 kgf / cm2 )

(12)

Udara 500 kPa ( ± 5.1 kPa / cm2)

4. Hidupkan sistem pengisap gas buangan ( Exhausting Duct )

C.

Mengaktifkan Instrumen

Power Instrumen diaktifkan dengan langkah kerja sebagai berikut :

1) Hidupkan Power Switch dari unit utama AAS dan biarkan selama 25 detik.

2) Pastikan aplikasi AAS sudah dimulai dengan munculnya tampilan monitor aplikasi AAS

Spectrophotometer .

2. Pastikan Status Aplikasi AAS sudah On-line ke unit utama AAS dengan melihat apakah layar

monitor memperlihatkan tombol toolbox On-line pada bagian kiri bawah monitor. Apabila

tombol toolbox tersebut masih ada, klik tombol tersebut untuk meng-Online-kan .

3. Perangkat lunak siap digunakan untuk mengontrol proses pengukuran ( analisis ).

TEKNIK ANALISIS

3.1 Teknik Pembentukan Uap

Teknik pembentukan uap (vapor generation) merupakan salah satu teknik didalam AAS, yaitu untuk unsur-unsur yang kurang memberikan sensitivitas, yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan flame atomisasi,

Jadi teknik ini bertujuan untuk memperbesar sensitivitas. Ada 2 macam teknik pembentukan uap, yaitu :

a. Pembentukan uap Hidrida b. Pembentukan uap Merkuri

3.1.1 Pembentukan uap hidrida

Teknik analisis dengan sistem pembentukan uap hidrida, digunakan untuk analisis unsur-unsur : As, Se, Bi, Ge, Sb, Te dan Hg.

Sejumlah unsur-unsur seperti disebutkan itu, diubah menjadi uap hydrida (senyawa hidrida yang

volatile) yaitu dengan menambahkan larutan Natrium Borohydrat (NaBH4) dalam suasana asam.

(13)

Sampel akan bereaksi dengan hydrogen membentuk gas Hydrida pada Reaction Coil, gas hydrida yang terbentuk akan dibawa oleh gas argon ke AAS untuk atomisasi atom-atom oleh

energi panas dengan temperatur 1000 0C, setelah atomisasi element tersebut akan diukur nilainya

secara kuantitatif dengan metode spectrofotometer. Uap hydrida ini sangat volatil (mudah menguap), mudah terbakar dan beracun.

Diagram alir unt uk alat t ersebut adalah sebagai berikut :

At om ic Absorpt ion

Alat instrument ini berfungsi khusus untuk menganalisa Raksa (Hg) Baik sampel yang berupa padatan, cairan, serta gas yang terkandung pada material.

Prinsip kerja dari alat ini yaitu adanya penambahan pereaksi seperti H2SO4 dan HNO3 untuk

menghilangkan adanya ion-ion penganggu lalu sampel direduksi dengan pengoksidasi KmnO4

(14)

dalam suasana asam, setelah sampel mengalami reduksi ion-ion permanganat yang tinggal dihilangkan dengan menambahkan ammonium peroksodisulfat lalu sampel ditambah dengan

SnCl2 untuk melepaskan gas Hg, gas Hg yang lepas dari sampel didorong oleh pompa ke alat

AAS Z-5000 untuk diukur secara kuantitatif nilai logam Hg yang terkandung didalam sampel. Dikenal ada 2 sistem sel gas, yaitu sistem terbuka (ujung terbuka) dan sistem tertutup (sirkulasi). Pada sistem ujung terbuka, setelah pengukuran selesai, uap merkuri dibuang ke udara bebas.

Sedang pada sistem sirkulasi, pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang kali sampai diperoleh pengukuran maksimum, baru kemudian uap dibuang.

Pada sistem terbuka umumnya kurang sensitif dan akurasinya dipengaruhi oleh aliran udara dan faktor pengenceran udara.

3.1.3 Interferensi-interferensi pada photometry serapan atom disebabkan oleh : 1. Tumpang tindih resonansi garis penyerapan dari objek unsur dan unsur yang ada

2. penyerapan molekular 3. pemendaran cahaya 4. sinar emisi dari atomizer

5. tidak tercukupinya resolusi di monokromator

Pengaruh b dan c dihasilkan dari asap atau uap molekuler dari keberadaan zat yang terbentuk bersama dengan penguapan atom dari objek unsur. Yang disebut background absorption. Gangguan ini terjadi etika analisa secara langsung larutan sampel yang mengandung zat-zat organik, seperti garam dan asam.

Untuk item d terjadi secara nyata dengan pembakar nitous oxide-asetilen.

Untuk item a terjadi karna adanya garis resonansi yang bertumpang tindih antara unsur yang dianalisa dengan unsur lain pada larutan tersebut atau tidak dapat dipisahkannya dengan monokromator garis resonansi tersebut.

PREPARASI SAMPEL

4.1 Persiapan sampel

Analisis dengan AAS dapat dilakukan terhadap sampel-sampel yang berupa padatan, cairan

(15)

Sebelum melakukan pengukuran, diperlukan terhadap larutan sampel maupun larutan standar,

disebut : Penyiapan/Preparasi sampel, misalnya absorpsi, palarutan, dekomposisi (peleburan,

pengabuan, ekstraksi), pemekatan, pengenceran

a) Sampel yang berupa gas

Pada umumnya sampel yang berupa gas, diperlukan dengan cara diabsorp dengan

menggunakan absorbents. Absorbents yang digunakan tergantung dari macam gas yang hendak

dianalisis, sehingga logam yang terkandung didalamnya terabsorpsi.

b) Sampel yang berupa padatan

Sampel yang berupa padatan diperlakukan dengan cara dekomposisi (peleburan, pengabuan,

ekstraksi), baru kemudian dilarutkan dengan aquades untuk diubah menjadi larutan. Bila larutan

yang didapat mempunyai konsentrasi diatas daerah working range, maka perlu pengenceran dan

bila sangat encer maka perlu pemekatan sehingga diperoleh larutan yang siap diaspirasikan pada

AAS.

Didalam melarutkan, pelarut yang digunakan dapat berupa pelarut air (disebut larutan non

aquatik) dan pelarut bukan air (disebut larutan non aquatik) yaitu berupa pelarut organik.

c) Sampel yang berupa cairan

Sampel yang berupa cairan dapat langsung diaspirasikan. Bila viskus diencerkan, sedang

yang encer dilakukan pemekatan.

Khusus untuk sampel produk minyak bumi, sampel dilarutkan dengan pelarut organik (yaitu

white spirit atau MIBK) sehingga diperoleh larutan non viskus, yang mempunyai kecepatan alir

(16)

GAMBAR : Sistem teknik preparasi sampel

4.2 Perlakuan terhadap sampel

Untuk memperoleh hasil pengukuran yang akurat, hendaknya harus diperhatikan hal-hal

tersebut dibawah ini :

(17)

a. Logam-logam alkali dilarutkan dalam asam, membentuk larutan logam alkali yang aquatik,

larutan ini dapat diperiksa dengan AAS selama kandungan total dissolved solid tidak lebih dari 2

%

b. Bila logam-logam dalam sampel mempunyai konsentrasi tinggi, harus dilakukan pengenceran,

sampai kira-kira konsentrasinya berada dalam daerah kerja dari peralatan. Pengenceran hanya

diperbolehkan sampai 20 kali

2. Untuk unsur-unsur kelumit (trace elements), sampel tidak boleh diencerkan. Disamping itu

peralatan harus benar-benar bersih, demikian pula dalam pembuatan kurva kalibrasi.

3. Unsur-unsur As, Se dan Hg yang mempunyai sifat mudah menguap pada pengabuan (ashing),

maka perlakuan terhadap sampel tidak boleh diabukan.

4. Untuk memperoleh pengenceran larutan sampel atau larutan standar kalibrasi yang akurat,

gunakan pipet gondok (bulb pipet) dan labu takar (Volumetric flask) yang terkalibrasi dengan

teliti, yaitu grade A (minimalnya dengan grade B)

5. Gunakan reagensia yang mempunyai tingkat kemurnian tinggi, yaitu grade Proanalysis (PA),

Analytical reagent (AR) atau analar.

6. Viskositas larutan sampel dan larutan standar kalibrasi seharusnya sama. Khususnya untuk

lubricating oils dan serum

7. Matriks dari sampel mempunyai efek terhadap absorbans, efek ini dapat dihilangkan dengan

menggunakan background correction, penyangga ionisasi dan reagen pembebas atau dengan

(18)

(a) Penguraian dengan asam nitrat

kompleks yang stabil bila direaksikan dengan ammonium pirolidina dithiokarbamat (APDC)

pada pH tertentu. Senyawa kompleks ini dapat larut dalam solven organic, misalnya MIBK.

Kedalam larutan sampel yang diperoleh ditambahkan sejumlah air dan larutan buffer, volumenya

dijadikan 100 mL, kemudian diekstrak. Untuk penetapan unsur-unsur kelumit (trace elements),

hasil ekstraksi dipekatkan dengan penguapan sehingga volumenya tinggal 20 mL

(8) Air Laut dan Air limbah

(10) Tumbuh-tumbuhan, Makanan ternak, Makanan manusia

(19)

Sampel diuapkan atau dioksidasikan pada 450 – 500 0C yang residunya berupa senyawa

anorganik dapat dilarutkan dengan HCl atau HNO3. Cara ini tidak dapat dipergunakan untuk

penetapan unsur-unsur nyang mudah menguap pada pengabuan, misalnya As, Se dan Hg

(b) Wet Ashing (Pengabuan basah)

Metoda ini digunakan untuk penetapan unsur-unsur yang mudah menguap yang hilang pada

pengabuan kering. Sampel didegasi pada tabung kjeldahl dengan dicampur HNO3/H2SO4 atau

H2SO4/HCl. Unsur-unsur yang mudah menguap akan tinggal dengan cara tersebut.

(11) Larutan liquid aquatik

(a) Untuk larutan akuatik yang mengandung total dissolved solid yang relatif rendah (yaitu kurang dari 2 %), biasanya diencerkan sehingga konsentrasi unsur yang ditetapkan terletak dalam daerah kerja peralatan

(b) Pengenceran sampel yang viskous dapat menyebabkan terjadinya penurunan viskositas dan juga dapat terjadi efek matriks sampel

(c) Untuk larutan yang mengandung banyak insoluble matter, sebelum dianalisis dilakukan penyaringan

(d) Kadang-kadang dilakukan penambahan reagen pembebas atau penyangga ionisasi, misalnya

untuk penetapan kalsium atau magnesium yang mengandung fospat. Penambahan La++ akan

menghilangkan interferensi Ca++

(e) Untuk penetapan kebanyakan unsur-unsur yang mempunyai konsentrasi rendah, perlu

ditambahkan ion K+ atau Na+untuk menahan jangan sampai unsur yang ditetapkan mengion.

Bila larutan encer ini hendak disimpan lebih dari satu hari, perlu ditambahkan 1 ml HCl pekat

atau HNO3 pekar per 100 mL, sehingga tidak terbentuk endapan hidroksida pada pH larutan

netral pH = 7

(12) Liquid non akuatik

Misalnya minyak pelumas dan minyak bakar yaitu liquid yang mempunyai viskositas tinggi. Bila hendak dianalisis dengan AAS, sample tersebut diencerkan dengan solven organic yang sesuai, missal white spirit atau MIBK (metal isobutyl keton)

(20)

BAB V.

PROSEDUR ANALISIS

5.1 Pendahuluan

Analisis dengan metode AAS digunakan untuk penetapan unsur-unsur logam dan semi logam. Jenis penetapan disesuaikan dengan maksud dan tujuannya. Misalnya penetapan Arsenikum dalam nafta, dimaksudkan untuk mengetahui besarnya konsentrasi As, karena As bersifat racun terhadap katalis.

Prosedur analisis AAS, tidak hanya satu prosedur yang dipakai dalam suatu penetapan, sehingga analis dapat memilihnya. Pemilihan disesuaikna dengan kemampuan peralatan, tersedianya bahan kimia, jenis sampel yang dianalisis serta jumlahnya, dan waktu/lamanya analisis. Hal itu perlu diperhatikan, karena menyangkut keakurasian dalam pengukuran.

5.2 Pelumas baru

Penggunaan aditif akan meningkatkan sifat pelumas. Aditif mengandung komponen-komponen logam, misalnya Barium (Ba), Kalsium (Ca), Seng (Zn) dan magnesium (Mg). Konsentrasi masing-masing itu umumnya berkisar antara :

Ba : 0.05 - 1.0 % wt Mg : 0.02 - 2.5 % wt Ca : 0.02 - 2.5 % wt Zn : 0.04 - 0.2 % wt

Beberapa kesulitan terdapat pada penetapan Ca, Mg dan Ba bila mengandung fosfat,

sehingga untuk menanggulanginya digunakan nyala api, N2O - Asetilen. Perlu diingat, bahwa

dengan menggunakan nyala api temperatur tinggi dapat menyebabkan terjadinya interferensi ionisasi dan untuk menanggulanginya ditambahkan bahan kimia sebagai pencegah ionization (ionization buffer) yaitu natrium, kalium atau lanthanum cyclohexsane atau larutan standar dengan konsentrasi 1000 – 2000 mg/Liter atau kira-kira 0.3% dari volume larutan yang diaspirasikan.

Solven yang paling cocok digunakan adalah white spirit, Xylene atau MIBK dan sebagai larutan standar seperti tertera sebelumnya. Salah satu yang penting adalah drain tube (tempat buangan cairan butiran kasar) harus diisi dengan solven yang sama dengan digunakan untuk pengencer/pelarut sampel,

Prosedur

Sampel dan standar diencerkan dengan white spirit, Xylene atau MIBK (pilih salah satu). Tambahkan K, Na atau La (sebagai cyclohexane butyrate)

Preparasi Sampel

(21)

2. Timbang sejumlah sampel, masukan kedalam labu takar ukuran 100 mL dan tambahkan sejumlah K, Na atau La (sebagai cyclohexane butyrate) sedemikian rupa sehingga dalam sejumlah volume sampel itu mengandung 3%

3. Encerkan dengan xylene, white spirit atau MIBK (pilih salah satu). Apabila sampel yang dianalisis hanya mengandung Zn dan kandungan Zn rendah, maka 0.1 g sampel diencerkan menjadi 25 mL

4. Aspirasikan ke AAS Catatan

1. Larutkan K, Na atau La (sebagai cyclohexane butyrate) 1% w/v dibuat dengan melarutkan 5,3 g K, Na atau La (cyclohexane butyrate) dan 10 mL 2-ethylhexanoic dalam 30 mL xylem, white spirit atau MIBK. Panaskan pelan-pelan dan encerkan sampai volumenya menjadi 100 mL 2. Standar dibuat dengan menggunakan organometralik. Standar dan blanko diencerkan dengan pelarut yang sama dengan pelarut yang digunakan untuk sampel.

3. Untuk penetapan Ca dan Ba, maka sampel, standar dan blanko dibuat mengandung 0.3 % K, Na atau La (Cyclohexane butyrate).

5.3 Pelumas bekas (Used Oil)

Analisis ausan logam dari pelumas bekas terdapat sedikit kesulitan karena mengandung partikel-partikel logam yang halus, suspensi koloida atau garam-garam logam.

Terdapat kesulitan sampling karena partikel-partikel itu mengendap. Untuk itu sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu dikocok/diaduk agar diperoleh sampel yang homogen. Disarankan agar menggunakan solven yang terdiri dari campuran 10% Isipropanol dan 90% white spirit dan pelarutan sebanyak 5 kali.

- Ausan logam berupa Pb, Sn, Sb, Fe, Cr, Cu, Al, Mg dan Ag

- Bila sampel pelumas bekas berwarna gelap, maka tidak diperbolehkan cara pelarutan langsung dengan pelarut organic, karena sebagian besar suspensi partikel-partikel logam dalam nyala api tidak teratomisasi, sehingga menyebabkan kesalahan deteksi.

Analisis dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : (a). Dry Ashing

(b). Wet Ashing

Pada dry ashing cenderung memakan waktu yang lama dan perlu dicegah jangan sampai terjadi penguapan awal (premature volatisation) dari unsure yang hendak ditetapkan.

Prosedur regia dan kemudian diencerkan dengan aquades sampai volume tertentu

2. Wet Ashing

(22)

- Tambahkan 40 mL HClO4, panaskan pelan-pelan pada temperature rendah kemudian dipanakan kuat-kuat dan dijaga jangan samapi terjadi percikan. Larutan akan menjadi tidak berwarna dan pemanasan diteruskan sampai didapatkan volume 5 mL

- Dinginkan dan kemudian diencerkan dengan akuades sampai volumenya tepat menjadi 50 mL

- Sampel diukur terhadap larutan akuatik yang mengandung HClO4 10 % w/v.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan jumlah lansia terlantar yang banyak seperti yang bisa dilihat pada tabel 1, panti jompo merupakan solusi yang sesuai sebagai tempat bagi para lansia yang

untuk pengadaan barang, jasa pemborong dan jasa lainnya yang bernilai sampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan dengan pemilhan langsung

Kaos Savana menawarkan produk kaos yang berbeda dari yang lain dengan bertemakan alam bertujuan untuk memberitahukan masyarakat bahwa pentingnya alam bagi kehidupan kita melalui

Kami optimis industri distribusi bahan bakar minyak di Indonesia mampu berkembang pesat di masa mendatang, mengingat persaingan yang masih belum terlalu ketat dan tingginya

Buku / Perpustakaan Barang Bercorak Kesenian / Kebudayaan Bahan Hewan/Ternak dan Tumbuhan Jumlah Kondisi Barang Asal usul. Tahun Cetak /

Banyak perlstlwa hukum yang terjadl tentang ianyaknya pelanggaran lzln kelmlgraslan, terutama lzln tlnggal, orang aslng yang tlnggal dl Indonesla

Salah satu Produk De Nature adalah Ambejoss yang terbuat dari ekstrak daun ungu, mahkota dewa, kunyit putih Sedangkan Salep salwa dibuat dengan campuran propolis murni,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul ” FAKTOR YANG MEMPENGARUHI