BEDAH JANTUNG
OLEH
. Sejarah bedah jantung :
1.
1896 ahli bedah jerman,
Ludwig
Rehn,
menolong
korban luka tusuk jantung
dan dilakukan jaitan jantung.
(Sjamsuhidayat 1987).
2.
1925 Amerika serikat
. Sejarah bedah jantung :
3.
1953 mesin jantung paru
sebagai pengganti kerja jantung
paru selama pembedahan.
4.
1967 Indonesia penanganan
BEDAH JANTUNG
Iptek timbulkan dampak +/- kes
Negatif: penyakit akibat kurang gerak.
Positif membantu pengobatan
Jantung bekerja seumur hidup dan
berhenti berarti mati : jaga dan dipelihara.
Jantung tak sehat, aktivitas turun dan
berhenti.
Sakit janttung dibedakan bawaan dan
b.
Indikasi bedah jantung.
Jenis jantung bawaan
:
a.
Ductus arteriosus batolli (Pattren ductus
arteriosus) PDA.
b.
Obstruksi (Stenosis katup paru & aorta)
c.
Atrium septal defek.
d.
Ventrikel septal defek
e.
Tetralogi fallot.
Penyebab PJB.
Sering tak dapat diterangkan penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhi PJB: infeksi
virus campak (rubela) pada ibunya,
konsumsi obat, jamu penghambat
pertumbuhan, alkohol.
Keturunan (kelainan genetik).
Sindroma Down (mongolism).
Penyakit jantung bawaan dan
penanganan medis.
Berdasarkan penampilan fisik pjb dibedakan
menjadi:
1.
PJB tidak sianosis (tidak biru).
2.PJB sianosis (biru).
Berdasarkan anatomi dapat dibedakan
Stenosis atau penutupn total di katup atau
diluar jantung. Penyempitan ini
menimbulkan gangguan aliran darah
bahkan sampai berhenti total dan
1. Stenosis (penyempitan) katup
pulmonal.
Terjadi pembebanan jantung kanan dan
dapat menimbulkan kegagalan jantung
kanan. Makana ini bukan jantung gagal
berdenyut, tetapi jantung tak mampu
memompa darah sesuai kebutuhan tubuh
atau darah balik tak sesuai.
Tanda-tanda:
1.
Pembengkaan kelopak mata, tungkai, hati
dan penimbunan cairan di rongga perut.
2.
Penanganan medis dilakukan pelebaran
Stenosis katup aorta.
Terjadi pembebanan jantung kiri yang
pada akhirnya dapat mengakibatkan
kegagalan jantung kiri yang ditandai
dengan:
Tindakan medis pada penyakit
jantung bawaan.
Pendahuluan.
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan
penyakit jantung yang dibawa sejak lahir,
terjadi ketika bayi masih dalam kandungan.
Pada kehamilan akhir minggu ke 7
Lanjutan.
Penyakit jantung bawaan:
1. Atrium septal defek
2. Ventrikel septal defek
3. Stenosis
4. Tetralogo fallot
Lanjutan.
Penyakit jantung dapatan :
1. Jantung koroner,
2. Demam rematik,
3. MCI (myocardic infark).
4. Cardiopulmonal
Salah satu tindakannya: bedah
Jenis jantung dapatan
a.
Kelainan katup (indokarditis),
katup mitralis atau katup aorta.
b.
Arterioskerosis (a. koronaria).
c.
Tumor.
PDA.
1.
Hubungan antara aorta dan arteria
pulmonalis yang hanya ada pada janin, hilang
saat lahir, bila hubungan masih ada saat
anak, akibatnya darah kaya O2 di aorta
masuk lagi ke arteria pulmonalis kaya CO2
menuju paru.
Darah aorta ke tubuh berkurang baik volume
maupun O2 nya.
Akibatnya Pasien cyanosis berat atau ringan
Obstruksi (Stenosis katup
pulmonaris dan aorta).
Katup pulmonalis/aorta menyempit saat darah
dipompakan ventrikel ke paru/tubuh darah sulit ngalir akibatnya Stroke volume / COP turun baik ke paru/ tubuh .
Tubuh kurang darah(O2) Cyanosis atau paru
kurang darah ke atrium kiri (turun) sehingga kemampuan tubuh menurun.
Akibatnya ventrikel kiri membesar untuk
kompensasi kekurangan darah(O2) dengan menambah frekuensi denyut
akibatnya myocardium kekurangan O2 dan
Atrium septal defek
Ada hub atrium d dan s
akibat gagal pembentukan sekat
Jenisnya:
1. Defek sinus venopsus dekat vena kava sup
2. Defek foramen ovale harusnya nutup stl lahir 3. Defek septum sekundum.
4. Defek septum Premum dekat sekat antar ventrikel pada bantalan endocard
Akibatnya darah mengalir sebagian dari kiri ke kanan, tapi
Ventrikel septal defek
Hubungan antara ventrikel D/S pada sekat
ventrikel Jenisnya :
Defek diatas atau dibawah krista supra
Tetralogi fallot
Gejala klinis bayi biru .
Ada empat kelainan yaitu:
(1)
Defek sekat ventrikel.
(2)Stenosis pulmonal.
(3)
Muara aorta tergeserr kekanan.
(4)Hypertropi ventrikel kanan.
(5)
Insiden 12% dari kelainan jantung
lanjutan
(1)
Tindakan pembedahan terbuka dengan
koreksi total dapat dilakukan bila
umur penderita dan berat badannya
sudah dianggap cukup untuk dapat
menerima tindakan bedah besar.
Tranpormasi pembuluh
darah besar
Menyebabkansyanosis berat & gagal jantung
Tertukarnya aorta dan a. pulmonalis.
Darah dari ventrikel kanan ke aorta dan
sebaliknya darah dari ventrikel kiri ke paru.
Anak no oksigen kecuali duktus arterisus
terbuka (defek atrioventri kularis).
Tindakan sementara Septostomi buat
lobang di sekat atrium dengan balon seharus
nya menukar tempat aorta dengan
Jenis kelainan jantung
dapatan.
1.
Katup (indokarditis), katup mitralis atau
katup aorta terganggu
Kelainan pembuluuh koroner.
(Arterioskerosis a. koronaria).
1.
Penyakit jantung koroner merupakan
sindrom
yang
melanda
kehidupan
modern yang penuh stres dan rokok
dengan pola makan kaya kolesterol.
Penyempitan arteria koronaria akan
menimbulkan iskemia atau Myocard
infark (MCI).
Tanda dan gejalanya : Nyeri angina
Kelainan pembuluuh koroner.
(Arterioskerosis a. koronaria).
Diagnosa yang baik dibantuan angiografi
untuk menentukan penyumbatan dan
penyempitan serta fungsi ventrikel kiri
untuk menentukan tindakan bedah.
Pembedahan umumnya berupa bedah
Ttrauma jantung
Trauma jantung dapat berupa taruma
Perikarditis infeksi
Akibat
perikarditis
akan
meninggalkan jaringan ikat pada
myocad
sehingga
kelenturan
ventrikel terganggu atau stroke
volume dan COP rendah. Tidakan
pembedahan
perlu
dilakukan
Aneurisma
1.
Aneurisma
Robeknya
pembuluh darah aorta sehingga
dapat menyumbat aliran darah.
Sistem sirkulasi aorta dengan
adanya gelembung darah pada
lapisan pembuluh darah, Sehingga
perlu
pembedahan
untuk
–
Fisioterapi
Sebelum operasi (Prae ops)
A . Problem yang mungkin terjadi
1. Tanda-tanda vital: HR > 80/min, RR> 20/min BP:
<80/60 >120/90 mmHg
2. Gangguan jalan nafas Seperti adanya sputum.
3. Ventilasi rendah
a. Bentuk thorak (barel chest, dada burung).
b. Gerakan nafas (ritmis cepat, tidak ritmis antara
cepat dan dalam)
Fisioterapi
Sebelum operasi (Prae ops)
4. Gangguan sirkulasi: Cyanosis saat aktivitas ringan
sampai sedang.
5. Sesak nafas (ventilasi rendah )
6.Pengetahuan tentang penyakitnya dan kesehatan kurang.
a. Tidak tahu tentang penyakitnya.
b. Tidak tahu rencana operasinya.
c. Tidak tahu apa yang harus dipersiapkan.
LANJUTAN.
7.
Ketidak tahuannya timbulkan
gangguan psikis.
a.
C
emas/ kawatir operasi
berbahaya dan berat.
b.
Tidak nyaman fisik/psikis,
gangguan tidur
LANJUTAN.
8.
Gangguan gerak dan fungsi :
a.Kemampuannya rendah/ cepat
lelah/ tidak mampu kerja .
b. Perkembangan anak lamban.
c. Vital sign banyak menyimpang.
d.
Ketidak mampuan penyedian
Assesment.
Anamnesa.
Jam: Tanggal, bulan th pemeriksaan.
Identitas Pasien.
Riwayat keluhan.
Provokator dan yang mengurangi keluan.
Lingkungan.
Sosial
axamination
1.
Tanda-tanda vital.
a.
HR
1). Palpasi nadi radialis 30 detik X2 atau 60
detik.
2). Auskultasi jantung dengan stetoskop 30
detik x2 (60 detik).
3). Membaca monitor EKG, Puls meter.
4). Membaca kertas EKG Bila kecepatan
kertas 25 mm/detik
a). Bila EKG ritmis Hitung jarak R ke R
untuk membagi 1500 mm.
axamination
b). Bila tidak ritmis Hitung jumlah R
sepanjang kertas 150 mm X 10
Yang perlu diperhatikan Rimis atau tidak.
Atau bentuk pernafasan.
a.
BP lebih rendah dari 80/60 mmHg atau
lebih tinggi 120/90 mmHg.
b. RR > 20/min atau < 10.
Lanjutan.
2. Gangguan jalan nafas Seperti adanya sputum.
Dengarkan dengan setoskope daerah mana (segmen) yang
ada wizeing.
Perhatikan sputum (lihat makalah PPOM). 3. Ventilasi rendah
a. Bentuk thorak (barel chest, dada burung).
b. Gerakan nafas (ritmis cepat, tidak ritmis antara cepat
dan dalam)
lanjutan
4.
Gangguan sirkulasi.
Cyanosis saat aktivitas ringan
sampai sedang.
a.
Inspeksi warna kulit pucat .
b. Periksa hasil Lab : Hb kurang
dari 10, Lihat Analisa gas
lanjutan
5.
Sesak nafas.
a.
Tanda vital
b.
Gangguan jalan nafas.
c.
Ventilasi rendah.
d.
Gangguan sirkulasi
Lanjutan.
6.
Pengetahuan penyakit kurang.
a.
Tidak tahu penyakitnya.
minta pasien cerita penyakitnya untuk
diukur pengetahuannya
b.
R
encana operasinya.
c.
Apa yg harus dilakukan untuk persiapan
operasi.
Lanjutan.
7.
Karena
ketidak
tahuannya
tersebut menimbulkan gangguan
psikis.
a.
Cemas/
kawatir
operasinya
berbahaya dan operasi berat.
b.
Tidak nyaman baik fisik atau
Lanjutan.
c.
Tidak aman karena tidak tahu di poin 4
merasa deserang penyakit dan akan
segera mati .
Perhatikan foktor-faktor yang mendukung
kecemasan, tidak nyaman dan tidak
aman seperti: Gelisah, tidak bisa tidur,
mengeluh takut dsb.
lanjutan
8. Kemampuannya rendah/ cepat lelah/ tidak
mampu kerja sedang / berat.
a. Perkembangan anak lamban.
Periksa tumbuh kembang anak BB/TB sesuai umur. b. Vital sign tidak normal.
Cukup jelas.
c. Ketidak mampuan penyedian oksigen sesuai kebutuhan.
Evaluasi (menilai dengan
standart normal).
A.
Analisa masalah.
lihat hasil kajian anda dan
bandingkan dengan standart
normal dimana ada
penyimpangan kumpulkan
penyimpangan-penyimpangan itu.
Susun secara sistematis mulai
List of problem.
Susun masalah dan pilih penyebab
vital.
Misal problem sesak nafas:
Cari penyebab sesak nafas :
List of problem.
2. Ventilasi rendah:
a. Pengembangan thorak ( otot, ROM
atau nyeri)
Lanjutan.
3. SIRKULASI.
a. Kadar Hb, darah Astrup (PaO2) dan
saturasi Kemampuan ikatan darah
terhadap oksigen 100% ?.
b. Fe
c. SGPT, SGOT.
Diagnosa fisioterapi
Contoh
1.
HR> 80/min, RR> 32 /min karena
kompensasi jaringan kekuranga O2.
2.
Sesak nafas , pucat, HR,RR tinggi potensial
gagal nafas.
3.
P
engetahuan penyakitnya rendah karena
belum pernah tahu dan mendengar,.
4.
Cemas karena takut operasinya gagal.
5.
Kemampuan
fisiknya
rendah
karena
TUJUAN.
1.Persiapkan operasi.
a.Meningkatkan kemampuan paru.
Tingkatkan ventilasi, kebersihan jalan nafas, cara batuk efektif, cara nafas dalam, cara menahan
daerah operasi saat bernafas atau batuk agar tidak sakit.dan manfaat latihan.
b. Peningkatan pengetahuan tentang penyakitnya,
TUJUAN.
c.
Kurangi rasa takut, cemas ,
gelisah , tidak nyaman & aman.
d.
Tahu cara = suplai dan diman
e.
Pasien tahu sikap yang baik
Rencana pelaksanaan.
a.
Meningkatkan kemampuan paru
dengan melatih/ mengajarkan:
1). Pengaturan posisi yang
menguntungkan dan efisien.
2). Deep , Pursed lips , lokal ,
diaprahgmatik breathing.
3). Latihan batuk efektif.
Rencana pelaksanaan.
Dosis.
1. Frekuensi tiap hari.
2. Intensitas HR naik 10-20 dari rest.
3. Time ((Waktu) 5- 15 menit.
4. Tipe : Posisioning, bantuan nafas,
latihan aerobik dll.
Educatie.
b.
Edukasi : Tentang penyakit, tehnik
operasi, yang harus dilakukan sebelum
/sesudah ops serta yang tidak boleh
c.
Mobilisasi torak : Frekuensi, durasi,
intensitas lihat (a). Ripitasi20-30/min
d.
Suport mental cukup jelas.
e.
Jelaskan cara suplai dan dimanO2
f.
Jelaskan sikap yang baik untuk
Macam bedah jantung.
Pada dasarnya bedah jantung dibedakan dua macam :
A. Bedah jantung tertutup bila jantung tidak dibuka atau
tanpa menghentikan fungsi jantung dan paru misalnya pada kondisi: PDA, stenosis aorta..
B. Bedah jantung terbuka bila perlu menghentikan fungsi
jantung dan paru
A.
Problem Post bedah.
1. Tanda-tanda vital ada perubahan dari normal.
a. HR > 90/min ( tachicardia, fibrilasi bahkan kardiak arest).
HR< 50 ( bradicardia, kardiak arest).
b. RR kurang dari 12 atau lebih dari 24 /min.
c. BP kurang dari 120/90 mmHg bahkan sintole dibawah 60
mm Hg.
d. Suhu lebih tinggi dari 36,5 derajat C ( demam atau panas).
2. Luka insisi yang tidak enak ( sakit diam saat bernafas,
bergarak).
3. Adanya alat batu yang membuat tidak nyamam sepert:
Lanjutan.
1. Sputum yang bertambah.
2. Penurunan fungsi paru dan jantung.
3. Gerakan nafas dan fungsi nafas.terganggu.
4. Ventilasi thorak menurun.
5. Gerakan sendi thorak menurun.
6. Gelisah,cemas, takut bergerak atau bernafas bebas bahkan merasa tidak aman.
7. Pengetahuan latihan yang menurun, yang memperberat dan
memperingan keluan.
8. Kemampuan aktivitas : Self care, self dreesing, ADL menurun.
9. Komplikasi : a). Gagal nafas, insulfisiensi b). cardiac arest ,
A.
Pengkajian:
1. Vital sign Cukup jelas.
2. Inspeksi : apakah ada perdarahan atau bersih
pada penutup luka.
3. Perhatikan alat-alat : Draenage,
Osigenasi( respirator), Monitor EKG berfung dengan baik.
4. Timbulnya koomplikasi Infeksi, deep vena
thrombosis, udem tungkai, cardiac arest, gagal nafas (demam, bengkak tungkai, Vital sign).
5. Dahak : Lakukan auskultasi.
Lanjutan.
1. Penurunan kemamuan berfikir.
2. Gerakan nafas dan fungsi nafas (lihat di
PPOM dan Prae ops).
Terutama lihat hasil analisa gas darah bila ada.
3. Ventilasi Cukup jelas).
4. Gerakan sendi thorak sudah jelas.
5. Psikis cukup jelas.
6. Kemampuan fungsional Lihat PPOM atau
A.
Perencanaan:
Ft direncanakan untuk empat tahap:
Tahap I. Masa akut hari ke dua sampai
5.
Tahap II. Masa penyembuhan 5 s/d 14
hari.
Tahap III. Masa dirumah 15 – 2 bulan).
Tahap IV. Masa pemeliharaan dan
Pinsip latihan.
1. Tahap I.(masa akute) ICCU (ICU).
a.
Latihan daya tahan jantung paru.
b.
Prinsip latihan progresif.
c.
Buat
dosis lat & monitor selama latihan.
d.Cukup tidur dan Cermati obat yang
menurunkan frekuensi nadi (Beta blok, obat
analgetik.
A.
Pelaksanaan fisioterapi.
A. Pase I ICCU (ICU). Lihat perencanaan.
1.
Bebaskan jalan nafas.
A.
Pelaksanaan fisioterapi.
2.
Lakukan pasif movemen dari
sedi proksimal baru distal dan
usahakan banyak sendi bergerak.
3.
Sedangkan latihan aktif dimulai
dari distal baru sendi proksimal.
Bila latihan nafas dari
Tujuan :
a.
Bebaskan jalan nafas.
b.
Mencegah komplikasi: infeksi, Deep vena
trombosis, cardiac arest, atau gagal nafas
c.
M
enyesuaikan aktivitas dengan kemampuan
fungsi paru dan jantung.
d.
Mengingatkan cara yang telah diajarkan
sebelum operasi.
e.
Melatih mobilisasi dan ambulasi sampai
Pelaksanaan fisioterapi.
A. Pase I ICCU (ICU). Lihat perencanaan.
1.Bebaskan jalan nafas.
Bersihkan dari sputum dengan suction
atau posisikan semi ektensi dan rotasi
leher, bila mungkin pengasatan dan
latihan batuk dengan menahan daerah
sakit. Dilakukan pada hari kedua
Pelaksanaan fisioterapi.
2.Lakukan pasif movemen dari sedi
proksimal baru distal dan usahakan
banyak sendi bergerak.
3.Sedangkan latihan aktif dimulai dari
distal baru sendi proksimal. Bila
Lanjutan.
4. Menyesuaikan aktivitas dengan kemampuan fungsi paru dan jantung.
Bila diberikan latihan breathing nadi naik tidak lebih 20 dari nadi awal pada hari ke dua sudah boleh duduk, lakukan gerak dinamik dan mulai dari distal menuju pproksimal dengan metode 10 macam gerakan masing-masing lima gerakan.
Lanjutan.
5. Melatih mobilisasi : Pada hari ke 3 sudah boleh
dudu bahkan bila target belum ada gangguan sudah boleh berdiri dengan bantuan.
6.Berikan bantuan suport agar pasien perjaya diri, tampa mengabaikan keluan sakit.
7. Edukasi tentang yang yang memperingan dan
memperberat kondisinya.
Phase II.
1.
Bentuk pada
Phase I dapat dipakai,
perhatikan.
2.
Tingkatkan ke phase II secara
progresif dengan dosis phase II.
3.
Modivikasi bentuk latihan misalnya
Phase II.
4. Jumlah gerakan sendi ditingkatkan dan perhatikan prinsif
bernafas jangan menimbulkan latihan dengan menahan nafas. Pada prinsipnya semua gerakan yang menimbulkan kompresi thorak disertai ekspirasi dan gerakan yang mingkatkan ventilasi disertai inspirasi. Contoh:
a. Pasien tidur terlentang gerak pasif abd bahu disertai inspirasi
dan saat ADD disertai ekspirasi.
b. Saat fleksi sendi bahu inspirasi dan saat ektensi ekspirasi.
c. Saat hip fleksi, knee fleksi ekspirasi dan saat ektensi
Lanjutan
5. Hindarkan kontraksi isometrik dan tahan nafas.
6. Pasien boleh pulang bila dengan latihan 5-10
menit mampu menaikna nadi sampai 110-120 / min tampa menimbulkan keluhan.
7. Pasien boleh hubungan suami istri bila pasien
Lanjutan
8. Anjuran dalam melakukan hubungan sedapat
mungkin hemat energi atau dilarang melawan gerak gravitasi {gerak dibidang hori zontal (nilai otot 2).atau diam}.
9. Anjurkan datang ke fisioterap 3-5 kali seminggu
selama istirahat dirumah.
10. Hubungi fisioterapi atau bagian bedah
sewaktu-waktu ada keluan yang tidak lazim.
Phase III.
1. Latihan di klinik 3 x seminggu untuk latihan
bersama, sesama kundisi bedah jantung untuk lebih percaya diri.
2. Didik untuk dapat memahami latihan dengan
benar dan dilakukan dengan baik.
3. Latihan disesuaikan dengan aktivitas kerjanya
dan dosis latihan lihat kolom diatas serta.
Hindarkan faktor pemberat dan lakukan yang memperbaiki kondisi fisik dengan teratur
Phase III.
4.
Atur jadwal latian dan anjurkan
masuk kelompok senam
jantung.datang.
5.
Didik latihan aerobik yang benar,
teratur, terukur.
6.
Hindarkan emosional pengin cepat
Phase IV.
1. Phse setelah dua bulan dirumah atau masa
pemeliharaan.
2. Dalam kelompok ini dibedakan tiga tahap
terutama bedah jantung koroner, karena untuk
3. bedah jantung bawaan biasanya anak
berkembang sesuai pertumbuhanya.
4. Kelompok I. Kelompok kemampuannya baik dan
memeng sudah terlatih..
5. Kelompok II. Kelompok kemapuan sedang karena
Phase IV.
6. Kelompok III. Kelompok kurang baik , karena
kemappuannya menurun oleh usia atau
7. faktor lain.
8. Latihan senam aerobik, permainan, renang,
atau rekreasi.
9. Dosis latihan lihat kolom diatas.
10. Latihan harus memegang prinsip latihan : ada
Rumus test 6 menit wolk test.
(0,06Xjarak tempuh(meter)-(0,104 X Usia(th)
+(0,052X Berat Badan(kg) + 2,9 : 3,5 =
0,06 jarak tempuh – 0,104 usia +0,052 BB +2,9 : 3,5 = mets.
Contoh: Tuan A.
Umur :61 th, B B :71,5 Kg, TB: 170 Cm
Jarak tempuh selama 6 menit= 523 m
(0,06x523)-(0,104x61)+(0,052X71,5)+2,9 = 9,04 Mets.