• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fisioterapi Muskuloskeletal dan Bedah 1 Pertemuan 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Fisioterapi Muskuloskeletal dan Bedah 1 Pertemuan 7"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

BEDAH JANTUNG

OLEH

(2)

. Sejarah bedah jantung :

1.

 

1896 ahli bedah jerman,

Ludwig

Rehn,

menolong

korban luka tusuk jantung

dan dilakukan jaitan jantung.

(Sjamsuhidayat 1987).

2.

 

1925 Amerika serikat

(3)

. Sejarah bedah jantung :

3.

   

1953 mesin jantung paru

sebagai pengganti kerja jantung

paru selama pembedahan.

4.

   

1967 Indonesia penanganan

(4)

BEDAH JANTUNG

Iptek timbulkan dampak +/- kes

Negatif: penyakit akibat kurang gerak.

Positif membantu pengobatan

Jantung bekerja seumur hidup dan

berhenti berarti mati : jaga dan dipelihara.

Jantung tak sehat, aktivitas turun dan

berhenti.

Sakit janttung dibedakan bawaan dan

(5)

b.

 

Indikasi bedah jantung.

Jenis jantung bawaan

 

:

a.

 

Ductus arteriosus batolli (Pattren ductus

arteriosus) PDA.

b.

      

Obstruksi (Stenosis katup paru & aorta)

c.

       

Atrium septal defek.

d.

       

Ventrikel septal defek

e.

       

Tetralogi fallot.

(6)

Penyebab PJB.

Sering tak dapat diterangkan penyebabnya.

Faktor yang mempengaruhi PJB: infeksi

virus campak (rubela) pada ibunya,

konsumsi obat, jamu penghambat

pertumbuhan, alkohol.

Keturunan (kelainan genetik).

Sindroma Down (mongolism).

(7)

Penyakit jantung bawaan dan

penanganan medis.

Berdasarkan penampilan fisik pjb dibedakan

menjadi:

1.

PJB tidak sianosis (tidak biru).

2.

PJB sianosis (biru).

Berdasarkan anatomi dapat dibedakan

Stenosis atau penutupn total di katup atau

diluar jantung. Penyempitan ini

menimbulkan gangguan aliran darah

bahkan sampai berhenti total dan

(8)

1. Stenosis (penyempitan) katup

pulmonal.

Terjadi pembebanan jantung kanan dan

dapat menimbulkan kegagalan jantung

kanan. Makana ini bukan jantung gagal

berdenyut, tetapi jantung tak mampu

memompa darah sesuai kebutuhan tubuh

atau darah balik tak sesuai.

Tanda-tanda:

1.

Pembengkaan kelopak mata, tungkai, hati

dan penimbunan cairan di rongga perut.

2.

Penanganan medis dilakukan pelebaran

(9)

Stenosis katup aorta.

Terjadi pembebanan jantung kiri yang

pada akhirnya dapat mengakibatkan

kegagalan jantung kiri yang ditandai

dengan:

(10)

Tindakan medis pada penyakit

jantung bawaan.

Pendahuluan.

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan

penyakit jantung yang dibawa sejak lahir,

terjadi ketika bayi masih dalam kandungan.

Pada kehamilan akhir minggu ke 7

(11)

Lanjutan.

Penyakit jantung bawaan:

1. Atrium septal defek

2. Ventrikel septal defek

3. Stenosis

4. Tetralogo fallot

(12)

Lanjutan.

Penyakit jantung dapatan :

1. Jantung koroner,

2. Demam rematik,

3. MCI (myocardic infark).

4. Cardiopulmonal

Salah satu tindakannya: bedah

(13)

Jenis jantung dapatan

a.

      

Kelainan katup (indokarditis),

katup mitralis atau katup aorta.

b.

      

Arterioskerosis (a. koronaria).

c.

       

Tumor.

(14)

PDA.

1.

      

Hubungan antara aorta dan arteria

pulmonalis yang hanya ada pada janin, hilang

saat lahir, bila hubungan masih ada saat

anak, akibatnya darah kaya O2 di aorta

masuk lagi ke arteria pulmonalis kaya CO2

menuju paru.

Darah aorta ke tubuh berkurang baik volume

maupun O2 nya.

Akibatnya Pasien cyanosis berat atau ringan

(15)

Obstruksi (Stenosis katup

pulmonaris dan aorta).

Katup pulmonalis/aorta menyempit saat darah

dipompakan ventrikel ke paru/tubuh darah sulit ngalir akibatnya Stroke volume / COP turun baik ke paru/ tubuh .

Tubuh kurang darah(O2) Cyanosis atau paru

kurang darah ke atrium kiri (turun) sehingga kemampuan tubuh menurun.

Akibatnya ventrikel kiri membesar untuk

kompensasi kekurangan darah(O2) dengan menambah frekuensi denyut

akibatnya myocardium kekurangan O2 dan

(16)

Atrium septal defek

Ada hub atrium d dan s

akibat gagal pembentukan sekat

Jenisnya:

1. Defek sinus venopsus dekat vena kava sup

2. Defek foramen ovale harusnya nutup stl lahir 3. Defek septum sekundum.

4. Defek septum Premum dekat sekat antar ventrikel pada bantalan endocard

Akibatnya darah mengalir sebagian dari kiri ke kanan, tapi

(17)

Ventrikel septal defek

Hubungan antara ventrikel D/S pada sekat

ventrikel Jenisnya :

Defek diatas atau dibawah krista supra

(18)

Tetralogi fallot

Gejala klinis bayi biru .

Ada empat kelainan yaitu:

(1)

Defek sekat ventrikel.

(2)

Stenosis pulmonal.

(3)

Muara aorta tergeserr kekanan.

(4)

Hypertropi ventrikel kanan.

(5)

Insiden 12% dari kelainan jantung

(19)

lanjutan

(1)

Tindakan pembedahan terbuka dengan

koreksi total dapat dilakukan bila

umur penderita dan berat badannya

sudah dianggap cukup untuk dapat

menerima tindakan bedah besar.

(20)

Tranpormasi pembuluh

darah besar

Menyebabkansyanosis berat & gagal jantung

Tertukarnya aorta dan a. pulmonalis.

Darah dari ventrikel kanan ke aorta dan

sebaliknya darah dari ventrikel kiri ke paru.

Anak no oksigen kecuali duktus arterisus

terbuka (defek atrioventri kularis).

Tindakan sementara Septostomi buat

lobang di sekat atrium dengan balon seharus

nya menukar tempat aorta dengan

(21)

Jenis kelainan jantung

dapatan.

1.

      

Katup (indokarditis), katup mitralis atau

katup aorta terganggu

(22)

Kelainan pembuluuh koroner.

(Arterioskerosis a. koronaria).

1.     

Penyakit jantung koroner merupakan

sindrom

yang

melanda

kehidupan

modern yang penuh stres dan rokok

dengan pola makan kaya kolesterol.

Penyempitan arteria koronaria akan

menimbulkan iskemia atau Myocard

infark (MCI).

Tanda dan gejalanya : Nyeri angina

(23)

Kelainan pembuluuh koroner.

(Arterioskerosis a. koronaria).

Diagnosa yang baik dibantuan angiografi

untuk menentukan penyumbatan dan

penyempitan serta fungsi ventrikel kiri

untuk menentukan tindakan bedah.

Pembedahan umumnya berupa bedah

(24)

Ttrauma jantung

Trauma jantung dapat berupa taruma

(25)

Perikarditis infeksi

Akibat

perikarditis

akan

meninggalkan jaringan ikat pada

myocad

sehingga

kelenturan

ventrikel terganggu atau stroke

volume dan COP rendah. Tidakan

pembedahan

perlu

dilakukan

(26)

Aneurisma

1.

      

Aneurisma

Robeknya

pembuluh darah aorta sehingga

dapat menyumbat aliran darah.

Sistem sirkulasi aorta dengan

adanya gelembung darah pada

lapisan pembuluh darah, Sehingga

perlu

pembedahan

untuk

(27)

Fisioterapi

Sebelum operasi (Prae ops)

A . Problem yang mungkin terjadi

1.  Tanda-tanda vital: HR > 80/min, RR> 20/min BP:

<80/60 >120/90 mmHg

2.   Gangguan jalan nafas Seperti adanya sputum.

3.   Ventilasi rendah

a.   Bentuk thorak (barel chest, dada burung).

b. Gerakan nafas (ritmis cepat, tidak ritmis antara

cepat dan dalam)

(28)

Fisioterapi

Sebelum operasi (Prae ops)

4. Gangguan sirkulasi: Cyanosis saat aktivitas ringan

sampai sedang.

5. Sesak nafas (ventilasi rendah )

6.Pengetahuan tentang penyakitnya dan kesehatan kurang.

a. Tidak tahu tentang penyakitnya.

b. Tidak tahu rencana operasinya.

c. Tidak tahu apa yang harus dipersiapkan.

(29)

LANJUTAN.

7.

Ketidak tahuannya timbulkan

gangguan psikis.

a.

  C

emas/ kawatir operasi

berbahaya dan berat.

b.

  

Tidak nyaman fisik/psikis,

gangguan tidur

(30)

LANJUTAN.

8.

 Gangguan gerak dan fungsi : 

a.Kemampuannya rendah/ cepat

lelah/ tidak mampu kerja .

b. Perkembangan anak lamban.

c. Vital sign banyak menyimpang.

d.

Ketidak mampuan penyedian

(31)

Assesment.

Anamnesa.

Jam: Tanggal, bulan th pemeriksaan.

Identitas Pasien.

Riwayat keluhan.

Provokator dan yang mengurangi keluan.

Lingkungan.

Sosial

(32)

axamination

1.      

Tanda-tanda vital.

a.

   

HR

1). Palpasi nadi radialis 30 detik X2 atau 60

detik.

2). Auskultasi jantung dengan stetoskop 30

detik x2 (60 detik).

3). Membaca monitor EKG, Puls meter.

4). Membaca kertas EKG Bila kecepatan

kertas 25 mm/detik

a). Bila EKG ritmis Hitung jarak R ke R

untuk membagi 1500 mm.

(33)

axamination

b). Bila tidak ritmis Hitung jumlah R

sepanjang kertas 150 mm X 10

Yang perlu diperhatikan Rimis atau tidak.

Atau bentuk pernafasan.

a.

 

BP lebih rendah dari 80/60 mmHg atau

lebih tinggi 120/90 mmHg.

b. RR > 20/min atau < 10.

(34)

Lanjutan.

2.      Gangguan jalan nafas Seperti adanya sputum.

Dengarkan dengan setoskope daerah mana (segmen) yang

ada wizeing.

Perhatikan sputum (lihat makalah PPOM).3.      Ventilasi rendah

a.      Bentuk thorak (barel chest, dada burung).

b.    Gerakan nafas (ritmis cepat, tidak ritmis antara cepat

dan dalam)

(35)

lanjutan

4.

  

Gangguan sirkulasi.

Cyanosis saat aktivitas ringan

sampai sedang.

a.

 

Inspeksi warna kulit pucat .

b. Periksa hasil Lab : Hb kurang

dari 10, Lihat Analisa gas

(36)

lanjutan

5.

      

Sesak nafas.

a.

      

Tanda vital

b.

      

Gangguan jalan nafas.

c.

       

Ventilasi rendah.

d.

      

Gangguan sirkulasi

(37)

Lanjutan.

6.   

Pengetahuan penyakit kurang.

a.

 

Tidak tahu penyakitnya.

minta pasien cerita penyakitnya untuk

diukur pengetahuannya

b.

  R

encana operasinya.

c.

  

Apa yg harus dilakukan untuk persiapan

operasi.

(38)

Lanjutan.

7.

 

Karena

ketidak

tahuannya

tersebut menimbulkan gangguan

psikis.

a.

  

Cemas/

kawatir

operasinya

berbahaya dan operasi berat.

b.

 

Tidak nyaman baik fisik atau

(39)

Lanjutan.

c.

  

Tidak aman karena tidak tahu di poin 4

merasa deserang penyakit dan akan

segera mati .

Perhatikan foktor-faktor yang mendukung

kecemasan, tidak nyaman dan tidak

aman seperti: Gelisah, tidak bisa tidur,

mengeluh takut dsb.

(40)

lanjutan

8.       Kemampuannya rendah/ cepat lelah/ tidak

mampu kerja sedang / berat.

a.      Perkembangan anak lamban.

Periksa tumbuh kembang anak BB/TB sesuai umur. b. Vital sign tidak normal.

Cukup jelas.

c. Ketidak mampuan penyedian oksigen sesuai kebutuhan.

(41)

Evaluasi (menilai dengan

standart normal).

A.

     

Analisa masalah.

lihat hasil kajian anda dan

bandingkan dengan standart

normal dimana ada

penyimpangan kumpulkan

penyimpangan-penyimpangan itu.

Susun secara sistematis mulai

(42)

List of problem.

Susun masalah dan pilih penyebab

vital.

Misal problem sesak nafas:

Cari penyebab sesak nafas :

(43)

List of problem.

2. Ventilasi rendah:

a. Pengembangan thorak ( otot, ROM

atau nyeri)

(44)

Lanjutan.

3. SIRKULASI.

a. Kadar Hb, darah Astrup (PaO2) dan

saturasi Kemampuan ikatan darah

terhadap oksigen 100% ?.

b. Fe

c. SGPT, SGOT.

(45)

Diagnosa fisioterapi

Contoh

1.

 

HR> 80/min, RR> 32 /min karena

kompensasi jaringan kekuranga O2.

2.

 

Sesak nafas , pucat, HR,RR tinggi potensial

gagal nafas.

3.

  P

engetahuan penyakitnya rendah karena

belum pernah tahu dan mendengar,.

4.

  

Cemas karena takut operasinya gagal.

5.

 

Kemampuan

fisiknya

rendah

karena

(46)

TUJUAN.

1.Persiapkan operasi.

a.Meningkatkan kemampuan paru.

Tingkatkan ventilasi, kebersihan jalan nafas, cara batuk efektif, cara nafas dalam, cara menahan

daerah operasi saat bernafas atau batuk agar tidak sakit.dan manfaat latihan.

b. Peningkatan pengetahuan tentang penyakitnya,

(47)

TUJUAN.

c.

   

Kurangi rasa takut, cemas ,

gelisah , tidak nyaman & aman.

d.

   

Tahu cara = suplai dan diman

e.

    

Pasien tahu sikap yang baik

(48)

Rencana pelaksanaan.

a.

 

Meningkatkan kemampuan paru

dengan melatih/ mengajarkan:

1). Pengaturan posisi yang

menguntungkan dan efisien.

2). Deep , Pursed lips , lokal ,

diaprahgmatik breathing.

3). Latihan batuk efektif.

(49)

Rencana pelaksanaan.

Dosis.

1. Frekuensi tiap hari.

2. Intensitas HR naik 10-20 dari rest.

3. Time ((Waktu) 5- 15 menit.

4. Tipe : Posisioning, bantuan nafas,

latihan aerobik dll.

(50)

Educatie.

b.

      

Edukasi : Tentang penyakit, tehnik

operasi, yang harus dilakukan sebelum

/sesudah ops serta yang tidak boleh

c.

       

Mobilisasi torak : Frekuensi, durasi,

intensitas lihat (a). Ripitasi20-30/min

d.

      

Suport mental cukup jelas.

e.

      

Jelaskan cara suplai dan dimanO2

f.

      

Jelaskan sikap yang baik untuk

(51)

Macam bedah jantung.

Pada dasarnya bedah jantung dibedakan dua macam :

A.     Bedah jantung tertutup bila jantung tidak dibuka atau

tanpa menghentikan fungsi jantung dan paru misalnya pada kondisi: PDA, stenosis aorta..

B.     Bedah jantung terbuka bila perlu menghentikan fungsi

jantung dan paru

(52)

A.

     

Problem Post bedah.

1.      Tanda-tanda vital ada perubahan dari normal.

a.      HR > 90/min ( tachicardia, fibrilasi bahkan kardiak arest).

HR< 50 ( bradicardia, kardiak arest).

b.      RR kurang dari 12 atau lebih dari 24 /min.

c.       BP kurang dari 120/90 mmHg bahkan sintole dibawah 60

mm Hg.

d.      Suhu lebih tinggi dari 36,5 derajat C ( demam atau panas).

2.       Luka insisi yang tidak enak ( sakit diam saat bernafas,

bergarak).

3.       Adanya alat batu yang membuat tidak nyamam sepert:

(53)

Lanjutan.

1.      Sputum yang bertambah.

2.      Penurunan fungsi paru dan jantung.

3.      Gerakan nafas dan fungsi nafas.terganggu.

4.      Ventilasi thorak menurun.

5.      Gerakan sendi thorak menurun.

6.       Gelisah,cemas, takut bergerak atau bernafas bebas bahkan merasa tidak aman.

7.      Pengetahuan latihan yang menurun, yang memperberat dan

memperingan keluan.

8.      Kemampuan aktivitas : Self care, self dreesing, ADL menurun.

9.      Komplikasi : a). Gagal nafas, insulfisiensi b). cardiac arest ,

(54)

A.

 

    

Pengkajian:

1.      Vital sign Cukup jelas.

2.       Inspeksi : apakah ada perdarahan atau bersih

pada penutup luka.

3.       Perhatikan alat-alat : Draenage,

Osigenasi( respirator), Monitor EKG berfung dengan baik.

4.       Timbulnya koomplikasi Infeksi, deep vena

thrombosis, udem tungkai, cardiac arest, gagal nafas (demam, bengkak tungkai, Vital sign).

5.      Dahak : Lakukan auskultasi.

(55)

Lanjutan.

1.      Penurunan kemamuan berfikir.

2.       Gerakan nafas dan fungsi nafas (lihat di

PPOM dan Prae ops).

Terutama lihat hasil analisa gas darah bila ada.

3.      Ventilasi Cukup jelas).

4.      Gerakan sendi thorak sudah jelas.

5.      Psikis cukup jelas.

6.       Kemampuan fungsional Lihat PPOM atau

(56)

A.

     

Perencanaan:

Ft direncanakan untuk empat tahap:

Tahap I. Masa akut hari ke dua sampai

5.

Tahap II. Masa penyembuhan 5 s/d 14

hari.

Tahap III. Masa dirumah 15 – 2 bulan).

Tahap IV. Masa pemeliharaan dan

(57)
(58)

Pinsip latihan.

1. Tahap I.(masa akute) ICCU (ICU).

a.

  

Latihan daya tahan jantung paru.

b.

  

Prinsip latihan progresif.

c.

 Buat 

dosis lat & monitor selama latihan.

d.Cukup tidur dan Cermati obat yang

menurunkan frekuensi nadi (Beta blok, obat

analgetik.

(59)

A.

 

Pelaksanaan fisioterapi.

A. Pase I ICCU (ICU). Lihat perencanaan.

1.

      

Bebaskan jalan nafas.

(60)

A.

 

Pelaksanaan fisioterapi.

2.

      

Lakukan pasif movemen dari

sedi proksimal baru distal dan

usahakan banyak sendi bergerak.

3.

      

Sedangkan latihan aktif dimulai

dari distal baru sendi proksimal.

Bila latihan nafas dari

(61)

Tujuan :

a.

 

Bebaskan jalan nafas.

b.

 

Mencegah komplikasi: infeksi, Deep vena

trombosis, cardiac arest, atau gagal nafas

c.

M

enyesuaikan aktivitas dengan kemampuan

fungsi paru dan jantung.

d.

 

Mengingatkan cara yang telah diajarkan

sebelum operasi.

e.

  

Melatih mobilisasi dan ambulasi sampai

(62)

Pelaksanaan fisioterapi.

A. Pase I ICCU (ICU). Lihat perencanaan.

1.Bebaskan jalan nafas.

Bersihkan dari sputum dengan suction

atau posisikan semi ektensi dan rotasi

leher, bila mungkin pengasatan dan

latihan batuk dengan menahan daerah

sakit. Dilakukan pada hari kedua

(63)

Pelaksanaan fisioterapi.

2.Lakukan pasif movemen dari sedi

proksimal baru distal dan usahakan

banyak sendi bergerak.

3.Sedangkan latihan aktif dimulai dari

distal baru sendi proksimal. Bila

(64)

Lanjutan.

4. Menyesuaikan aktivitas dengan kemampuan fungsi paru dan jantung.

Bila diberikan latihan breathing nadi naik tidak lebih 20 dari nadi awal pada hari ke dua sudah boleh duduk, lakukan gerak dinamik dan mulai dari distal menuju pproksimal dengan metode 10 macam gerakan masing-masing lima gerakan.

(65)

Lanjutan.

5. Melatih mobilisasi : Pada hari ke 3 sudah boleh

dudu bahkan bila target belum ada gangguan sudah boleh berdiri dengan bantuan.

6.Berikan bantuan suport agar pasien perjaya diri, tampa mengabaikan keluan sakit.

7. Edukasi tentang yang yang memperingan dan

memperberat kondisinya.

(66)

Phase II.

1.

  Bentuk  pada   

Phase I dapat dipakai,

perhatikan.

2.

  

Tingkatkan ke phase II secara

progresif dengan dosis phase II.

3.

   

Modivikasi bentuk latihan misalnya

(67)

Phase II.

4.    Jumlah gerakan sendi ditingkatkan dan perhatikan prinsif

bernafas jangan menimbulkan latihan dengan menahan nafas. Pada prinsipnya semua gerakan yang menimbulkan kompresi thorak disertai ekspirasi dan gerakan yang mingkatkan ventilasi disertai inspirasi. Contoh:

a.   Pasien tidur terlentang gerak pasif abd bahu disertai inspirasi

dan saat ADD disertai ekspirasi.

b.  Saat fleksi sendi bahu inspirasi dan saat ektensi ekspirasi.

c.     Saat hip fleksi, knee fleksi ekspirasi dan saat ektensi

(68)

Lanjutan

5.      Hindarkan kontraksi isometrik dan tahan nafas.

6.       Pasien boleh pulang bila dengan latihan 5-10

menit mampu menaikna nadi sampai 110-120 / min tampa menimbulkan keluhan.

7.       Pasien boleh hubungan suami istri bila pasien

(69)

Lanjutan

8.       Anjuran dalam melakukan hubungan sedapat

mungkin hemat energi atau dilarang melawan gerak gravitasi {gerak dibidang hori zontal (nilai otot 2).atau diam}.

9.      Anjurkan datang ke fisioterap 3-5 kali seminggu

selama istirahat dirumah.

10.       Hubungi fisioterapi atau bagian bedah

sewaktu-waktu ada keluan yang tidak lazim.

(70)

Phase III.

1.      Latihan di klinik 3 x seminggu untuk latihan

bersama, sesama kundisi bedah jantung untuk lebih percaya diri.

2.      Didik untuk dapat memahami latihan dengan

benar dan dilakukan dengan baik.

3.      Latihan disesuaikan dengan aktivitas kerjanya

dan dosis latihan lihat kolom diatas serta.

Hindarkan faktor pemberat dan lakukan yang memperbaiki kondisi fisik dengan teratur

(71)

Phase III.

4.

      

Atur jadwal latian dan anjurkan

masuk kelompok senam

jantung.datang.

5.

      

Didik latihan aerobik yang benar,

teratur, terukur.

6.

      

Hindarkan emosional pengin cepat

(72)

Phase IV.

1. Phse setelah dua bulan dirumah atau masa

pemeliharaan.

2. Dalam kelompok ini dibedakan tiga tahap

terutama bedah jantung koroner, karena untuk

3. bedah jantung bawaan biasanya anak

berkembang sesuai pertumbuhanya.

4. Kelompok I. Kelompok kemampuannya baik dan

memeng sudah terlatih..

5. Kelompok II. Kelompok kemapuan sedang karena

(73)

Phase IV.

6. Kelompok III. Kelompok kurang baik , karena

kemappuannya menurun oleh usia atau

7. faktor lain.

8. Latihan senam aerobik, permainan, renang,

atau rekreasi.

9. Dosis latihan lihat kolom diatas.

10. Latihan harus memegang prinsip latihan : ada

(74)

Rumus test 6 menit wolk test.

(0,06Xjarak tempuh(meter)-(0,104 X Usia(th)

+(0,052X Berat Badan(kg) + 2,9 : 3,5 =

0,06 jarak tempuh – 0,104 usia +0,052 BB +2,9 : 3,5 = mets.

Contoh: Tuan A.

Umur :61 th, B B :71,5 Kg, TB: 170 Cm

Jarak tempuh selama 6 menit= 523 m

(0,06x523)-(0,104x61)+(0,052X71,5)+2,9 = 9,04 Mets.

(75)

Sekian dan trimakasih

(76)
(77)
(78)
(79)

Referensi

Dokumen terkait

• Jumlah K/L terkait dan Pemda yang difasilitasi untuk memiliki profil gender bidang politik dan pengambilan keputusan. • Jumlah dokumen profil gender bidang politik dan

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Perbandingan Kadar Karbon Monoksida (CO)

Teknik Dorsumsisi adalah teknik sirkumsisi dengan cara memotong preputium pada bagian dorsal pada jam 12 sejajar sumbu panjang penis ke arah proksimal, kemudian dilakukan

Japfa Comfeed Indonesia sebagai perusahaan multinasional yang memproduksi berbagai jenis produk olahan makanan maupun pakan ternak yang di butuhkan konsumen perlu

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat dari 25 data yang di ujikan hanya ada 1 data yang tidak cocok dengan identifikasi program yaitu, pada data ke-17 yang seharusnya adalah kelainan

Sediaan transdermal atau sediaan yang digunakan perkutan yang diperuntukkan untuk memberikan efek sistemik, dalam formulasinya sering ditambahkan enhancer

[r]