• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Kurikulum 2013 S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Kurikulum 2013 S"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam kegiatan prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Pada kegiatan prasiklus, peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui kebutuhan kelas yang sedang di teliti. Kemudian pada kegiatan 2 siklus, setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan dengan memanfaatkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013, dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi dan tahap refleksi.

4.1.1 Pra Siklus

Penelitian ini dilakukan di SDN Kutowinangun 11 Salatiga dengan subjek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 20 anak pada mata pelajaran matematika materi luas dan keliling bangun datar menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013. Data pra siklus atau kondisi awal dalam penelitian ini didapat dari hasil nilai ulangan harian matematika semester genap pada mata pelajaran matematika siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 11. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 67. Berikut ini nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dan distribusi ketuntasan hasil belajar matematika pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Matematika

Pra Siklus

Nilai Frekuensi Prosentase (%)

20 1 5

30 1 5

40 1 5

50 3 15

60 2 10

65 2 10

(2)

Terlihat pada tabel di atas perbandingan siswa yang mencapai KKM (67) adalah sebanyak 10 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa. Terlihat pula kesenjangan nilai yang begitu juah antara nilai terendah dan nilai tertinggi. Selanjutnya, berdasarkan tabel diatas maka dapat disajikan prosentase ketuntasan belajar pada mata pelajaran matematika pra siklus pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

No. Nilai Ketuntasan Belajar

Jumlah siswa

Jumlah Prosentase (%)

1. 67 Tuntas 10 50

2. <67 Belum tuntas 10 50

Jumlah 20 100

Dari tabel 4.2. di atas, ketuntasan belajar siswa pra siklus masih dikatakan rendah yaitu dengan prosentase 50%. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013, siswa yang belum tuntas dapat diperbaiki karena sejatinya model pembelajaran akan berpengaruh pada hasil belajar. Serupa dengan pernyataan bahwa penggunaan model pembelajaran akan memiliki peran penting pada hasil belajar siswa (Pratiwi, 2014: 3).

4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1

a. Perencanaan

Hasil evaluasi yang diadakan pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Dalam perencanaan siklus 1 guru: 1) menyusun rencana

75 4 20

85 1 5

90 1 5

Jumlah 20 100

Rata – rata 62,25

Nilai Tertinggi 90

(3)

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013. 2) menyiapkan media pembalajaran berupa kertas persegi besar dan persegi satuan untuk memudahkan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. 3) menyiapkan tugas kelompok. 4) menyiapkan tes akhir tiap siklus dengan materi luas dan keliling bangun persegi dan persegi panjang. 5) menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1 dilakukan selama 3 kali pertemuan, yang dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Salatiga. Pertemuan pertama membahas materi tentang menemukan rumus luas persegi menggunakan benda konkrit. Selanjutnya pertemuan kedua membahas materi tentang menemukan rumus keliling persegi menggunakan benda konkrit. Pertemuan ketiga membahas materi yang telah diajarkan dan tes akhir siklus. Dalam pembelajaran yang dilakukan dinilai oleh observer atau teman sejawat.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2018. Kegiatan awal pembelajaran memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar siswa mengerti pembelajaran yang akan dilakukan, karena siswa kelas 4 belum pernah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013.

Pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1) kegiatan awal melakukan stimulations pada apersepsi untuk membangun rasa keingintahuan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan contoh bangun persegi yang ada di kelas; 2) memberikan motivasi belajar pada siswa agar tidak jenuh saat pembelajaran berlangsung; 3) mengajukan permasalahan (problem statement) yaitu dengan bertanya “bagaimana cara menghitung luas bangun persegi?”; 4) siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan membuat hypothesis; 5) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(4)

membagikan pada masing-masing kelompok lembar kerja dan 4 persegi dengan ukuran yang berbeda; 3) siswa dalam kelompok diminta untuk mengamati persegi dan mengukur sisi persegi menggunkan penggaris serta menuliskan hasil pengukurannya pada lembar kerja; 4) siswa diminta untuk membuat persegi satuan (panjang sisi 1 cm) untuk dilakukan percobaan; 5) siswa diminta untuk melakukan percobaan yaitu menutupi sisi persegi dengan persegi satuan dan menutupi seluruh permukaan persegi dengan persegi satuan, dilakukan bergantian untuk keempat persegi yang disediakan guru; 6) siswa mencatat hasil percobaannya pada lembar kerja; 7) guru menyediakan beberapa pertanyaan untuk membangun critical thinking (4C) pada siswa dalam menemukan rumus luas persegi (disini siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan guru); 8) guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan dan meminta kelompok lain menanggapi apakah ada hasil yang berbeda. Kegiatan selanjutnya merupakan 9) data processing 1 yaitu siswa dibantu guru untuk menarik kesimpulan “banyaknya

persegi satuan yang menutupi seluruh permukaan persegi menyatakan luas persegi”. Selanjutnya kegiatan data collections 2 diantaranya yaitu 10) siswa diminta untuk mengamati rumus luas persegi yang telah dipelajari; 11) guru meminta siswa mencari rumus mencari sisi menggunakan rumus luas persegi; 12) Siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan dalam tabel. 13) kegiatan data processing 2 yaitu siswa dengan dibantu guru menarik kesimpulan: “rumus sisi persegi didapat dari rumus luas persegi.” 14) kegiatan verification yaitu siswa diajak kembali melihat jawaban atas permasalahan rumus luas persegi, siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesisnya dan menjawab ulang permasalahan berdasarkan konsep baru yang telah didapat melalui percobaan sebelumnya. 15) kegiatan generalization (penarikan kesimpulan) yaitu guru membimbing siswa untuk menemukan rumus luas persegi dan menarik kesimpulan secara umum tentang rumus luas persegi.

(5)

menampilkan gambar kebun yang berbentuk perssegi dengan pohon disekelilingnya; 2) memberikan motivasi belajar pada siswa agar tidak jenuh saat pembelajaran berlangsung; 3) mengajukan permasalahan (problem statement) yaitu dengan bertanya “bagaimana cara menghitung keliling bangun persegi?”; 4) siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan membuat hypothesis; 5) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(6)

menjawab ulang permasalahan berdasarkan konsep baru yang telah didapat melalui percobaan sebelumnya; 3) kegiatan generalization (penarikan kesimpulan) yaitu guru membimbing siswa untuk menemukan rumus keliling persegi dan menarik kesimpulan secara umum tentang rumus keliling persegi.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2018. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanya mengulang kembali materi “luas dan keliling persegi” dan penilaian hasil akhir siklus, kegiatan pertemuan ketiga ini antara lain: 1) mendiskusikan bersama tentang materi yang telah diajarkan dan berfungsi menggali kembali yang telah diajarkan. 2) memberikan evaluasi siklus 1 sebagai penilaian hasil. 3) menyampaikan rencana remidial dan pengayaan.

c. Observasi

(7)

menanggapi yang telah presentasi, mengamati rumus luas persegi, mencari rumus sisi persegi, melihat kembali jawaban atas permaslahan, dan melakukan refleksi kegiatan. Selama pembelajaran masih ditemui siswa ramai dan sebagian siswa bingung karena kurang mengerti tentang pembelajaran yang dilakukan, tetapi siswa tidak takut bertanya dengan guru, kebanyakan siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pada pertemuan kedua siklus 1 aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 setelah diamati observer aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang. Aspek yang belum dilakukan yaitu melakukan reflesi kegiatan. Walaupun masih ada siswa yang masih ramai tetapi sebagian besar siswa sudah mengerti alur pembelajaran yang dilakukan. Dilihat dari hasil tersebut bahwa aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pada siklus 1 pertemuan pertama dan pertemuan kedua meningkat dari 69,56% menjadi 78,26%. Sejalan dengan pernyataan bahwa aktivitas belajar siswa merupakan hal cukup penting dalam suatu proses pembelajaran (Istiana, dkk, 2015).

Hasil aktivitas guru dalam pelajaran matematika selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. di bawah ini:

Tabel 4.4.

(8)

menyebutkan tujuan pembelajaran. Selain itu, guru belum mengajak siswa melihat kembali jawaban atas permasalahan dan melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.

Pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 setelah diamati oleh observer dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik. Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang. Kegiatan yang belum terpenuhi yaitu melakukan presensi dan melakukan refleksi kegiatan pembelajaran. Dilihat dari hasil di atas, aktivitas guru meningkat dari presentase 70,00% menjadi 80,00%.

Selain hasil aktivitas siswa dan guru, siklus 1 mendapatkan hasil belajar dari siswa selama 3 kali pertemuan. Hasil belajar didapat dari evaluasi siklus 1 yang dilaksanakan pada pertemuan 3. Berikut ini merupakan tabel Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus 1.

Tabel 4.5.

Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Matematika Siklus 1

Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan frekuensi nilai yang diperoleh pada evaluasi siklus 1. Dapat dilihat antara nilai terendah dan nilai tertinggi memiliki kesenjangan yang tidak begitu jauh dibandingkan pada pra siklus. Perolehan nilai terbanyak terdapat pada nilai 70, 80 dan 90. Dari tabel distribusi perolehan nilai

Nilai Frekuensi Prosentase (%)

40 1 5

50 2 10

60 2 10

70 4 20

80 4 15

90 5 25

100 2 20

Jumlah 20 100

Rata – rata 75,5

Nilai Tertinggi 100

(9)

tersebut maka dapat dilihat presentase ketuntasan hasil belajar matematika pada tabel 4.6. dibawah ini.

Tabel 4.6.

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1

No. Nilai Ketuntasan Belajar

Jumlah siswa

Jumlah Presentase (%)

1. 67 Tuntas 15 75

2. <67 Belum tuntas 5 25

Jumlah 20 100

Dari tabel 4.6. di atas, ketuntasan belajar siswa siklus 1 mengalami peningkatan yaitu 15 siswa dengan prosentase 75%. Selain itu, perlu adanya sorotan bagi 5 siswa yang belum tuntas. Artinya bahwa guru dalam menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 belum maksimal. Guru harus mengoptimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mengoptimalkan pula aktivitas siswa yang akan berdampak pada hasil belajarnya. d. Refleksi

Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1. Refleksi diadakan dengan melibatkan teman sejawat dan guru kelas. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat dan guru kelas selaku observer, agar pada siklus 2 hasil evaluasi pembelajaran mencapai target yang telah ditentukan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:

(10)

guru supaya dilaksanakan pada proses pembelajaran selanjutnya. Sehingga pada pertemuan kedua siklus 1 guru harus berusaha melakukan semua kegiatan.

2) Berdasarkan hasil observasi, penggunaan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pada siklus 1 dari pertemuan pertama dibandingkan yang kedua sudah mengalami peningkatan dari segi aktivitas siswa maupun aktivitas guru. Pada pertemuan kedua, hampir semua kegiatan yang direncanakan dilakukan akan tetapi belum maksimal sehingga untuk memperoleh hasil yang maksimal pada pertemuan siklus 2 guru harus seoptimal mungkin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Sejalan dengan pernyataan “keberhasilan suatu pembelajaran akan sangat ditentukan oleh bagaimana seorang guru dapat mengelola pembelajaran tersebut (Aini, 2013: 121)”.

3) Hasil belajar siswa pada evaluasi hasil tes yang diperoleh dari pra siklus dibandingkan dengan siklus 1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari prosentase jumlah siswa yang tuntas meningkat dari pra siklus sebesar 50% (10 siswa) menjadi 75% (15 siswa) dan rata-rata kelas meningkat dari 62,25 menjadi 75,5. Dalam hal ketuntasan masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai batas ketuntasan minimal yaitu 67. Target yang ditentukan untuk ketuntasan pada siswa yaitu sebesar 80% dari seluruh siswa.

4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2

a. Perencanaan

(11)

observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013. b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 2 dilakukan selama 3 kali pertemuan, yang dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Salatiga. Pertemuan pertama membahas materi tentang menemukan rumus luas persegi panjang menggunakan benda konkrit. Selanjutnya pertemuan kedua membahas materi tentang menemukan rumus keliling persegi panjang menggunakan benda konkrit. Pertemuan ketiga membahas materi yang telah diajarkan dan tes akhir siklus.. Dalam pembelajaran yang dilakukan dinilai oleh observer atau teman sejawat.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2018. Kegiatan awal pembelajaran memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar siswa mengerti pembelajaran yang akan dilakukan, karena siswa kelas 4 belum pernah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013.

Pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1) kegiatan awal melakukan stimulations pada apersepsi untuk membangun rasa keingintahuan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan contoh bangun persegi panjang yang ada di kelas; 2) memberikan motivasi belajar pada siswa agar tidak jenuh saat pembelajaran berlangsung; 3) mengajukan permasalahan (problem statement) yaitu dengan bertanya “bagaimana cara menghitung luas bangun

persegi panjang?”; 4) siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan membuat hypothesis; 5) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(12)

diminta untuk melakukan percobaan yaitu menutupi sisi persegi panjang dengan persegi satuan dan menutupi seluruh permukaan persegi panjang dengan persegi satuan, dilakukan bergantian untuk keempat persegi panjang yang disediakan guru; 6) siswa mencatat hasil percobaannya pada lembar kerja; 7) guru menyediakan beberapa pertanyaan untuk membangun critical thinking (4C) pada siswa dalam menemukan rumus luas persegi (disini siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan guru); 8) guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan dan meminta kelompok lain menanggapi apakah ada hasil yang berbeda. Kegiatan selanjutnya merupakan 9) data processing 1 yaitu siswa dibantu guru untuk menarik kesimpulan “banyaknya persegi satuan yang menutupi seluruh permukaan persegi panjang menyatakan luas persegi”. Selanjutnya kegiatan data collections 2 diantaranya yaitu 10) siswa diminta untuk mengamati rumus luas persegi panjang yang telah dipelajari; 11) guru meminta siswa mencari rumus mencari panjang dan lebar menggunakan rumus luas persegi panjang; 12) Siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan dalam tabel. 13) kegiatan data processing 2 yaitu siswa dengan dibantu guru menarik kesimpulan: “rumus panjang dan lebar persegi panjang didapat dari rumus luas persegi panjang.” 14) kegiatan verification yaitu siswa diajak kembali melihat jawaban atas permasalahan rumus luas persegi panjang, siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesisnya dan menjawab ulang permasalahan berdasarkan konsep baru yang telah didapat melalui percobaan sebelumnya. 15) kegiatan generalization (penarikan kesimpulan) yaitu guru membimbing siswa untuk menemukan rumus luas persegi panjang dan menarik kesimpulan secara umum tentang rumus luas persegi panjang.

(13)

menghitung keliling bangun persegi panjang?”; 4) siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan membuat hypothesis; 5) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Kegiatan inti, kegiatan data collections 1 antara lain: 1) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. 2) Guru membagikan pada masing-masing kelompok lembar kerja dan 4 persegi panjang dengan ukuran yang berbeda. 3) siswa dalam kelompok diminta untuk mengamati persegi panjang dan mengukur panjang dan lebarnya menggunkan penggaris serta menuliskan hasil pengukurannya pada lembar kerja. 4) siswa diminta untuk membuat persegi satuan (panjang sisi 1 cm) untuk dilakukan percobaan. 5) siswa diminta untuk melakukan percobaan yaitu menutupi salah satu sisi persegi panjang dengan persegi satuan, dilakukan bergantian untuk keempat persegi panjang yang disediakan guru. 6) siswa mencatat hasil percobaannya pada lembar kerja. 7) guru menyediakan beberapa pertanyaan untuk membangun critical thinking (4C) pada siswa dalam menemukan rumus keliling persegi panjang (disini siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan guru). 8) guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan dan meminta kelompok lain menanggapi apakah ada hasil yang berbeda. Kegiatan selanjutnya merupakan: 9) kegitan data processing 1 yaitu siswa dibantu guru untuk menarik kesimpulan “banyaknya

(14)

(penarikan kesimpulan) yaitu guru membimbing siswa untuk menemukan rumus keliling persegi panjang dan menarik kesimpulan secara umum tentang rumus keliling persegi panjang.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2018. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanya mengulang kembali materi “luas dan keliling persegi” dan penilaian hasil akhir siklus, kegiatan pertemuan ketiga ini antara lain: 1) mendiskusikan bersama tentang materi yang telah diajarkan dan berfungsi menggali kembali yang telah diajarkan. 2) memberikan evaluasi siklus 2 sebagai penilaian hasil. 3) menyampaikan rencana remidial dan pengayaan.

c. Observasi

(15)

berkurang dibandingkan dengan pelaksanaan siklus 1. Selama pembelajaran masih ditemui sedikit yang siswa ramai. Namun, kebanyakan siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung seperti tidak malu bertanya, aktif menanggapi yang telah presentasi, menjawab jika ditanya oleh guru.

Pada pertemuan kedua siklus 2 aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 setelah diamati observer aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang. Kegitatan sepenuhnya dilakukan dengan baik sekali. Sebagian besar aspek kegiatan sudah terlaksana. Siswa semakin mengerti dengan alur pembelajaran menggukana model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013. Dilihat dari hasil tersebut bahwa aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pada siklus 2 pertemuan pertama dan pertemuan kedua meningkat dari 86,95% menjadi 95,65%.

Hasil aktivitas guru dalam pelajaran matematika selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8. di bawah ini:

Tabel 4.8.

Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pertemuan Materi

Nilai

aktivitas Kriteria Siklus 2

Pertemuan

1 Luas dan

keliling persegi panjang

85,00% Baik

Siklus 2 Pertemuan

2

95,00% Baik Sekali

(16)

Pada pertemuan kedua siklus 2 kegiatan guru dalam pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 setelah diamati oleh observer dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik sekali. Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang. Sebagian besar aspeknya telah dilaksanakan. Dilihat dari hasil di atas, aktivitas guru meningkat dari presentase 85,00% menjadi 95,00%. Dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika siswa kelas 4 SDN 11 Kutowinangun 11 Salatiga dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari nilai persentase kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus 2 berhasil. Selain hasil aktivitas siswa dan guru, siklus 2 mendapatkan hasil belajar dari siswa selama 3 kali pertemuan. Hasil belajar didapat dari evaluasi siklus 2 yang dilaksanakan pada pertemuan 3. Berikut ini merupakan tabel Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus 2.

Tabel 4.9.

Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Matematika Siklus 2

Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan frekuensi nilai yang diperoleh pada evaluasi siklus 1. Dapat dilihat antara nilai terendah dan nilai tertinggi memiliki kesenjangan yang tidak begitu jauh dibandingkan pada pra siklus. Perolehan nilai terbanyak terdapat pada nilai 100. Dari tabel distribusi perolehan nilai tersebut

Nilai Frekuensi Prosentase (%)

50 1 5

60 1 5

70 4 20

80 5 25

90 3 15

100 6 30

Jumlah 20 100

Rata – rata 83,0

Nilai Tertinggi 100

(17)

maka dapat dilihat prosentase ketuntasan hasil belajar matematika pada tabel 4.6. dibawah ini.

Tabel 4.10.

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2

No. Nilai Ketuntasan Belajar

Jumlah siswa

Jumlah Prosentase (%)

1. 67 Tuntas 18 90

2. <67 Belum tuntas 2 10

Jumlah 20 100

Dari tabel 4.10. di atas, ketuntasan belajar siswa siklus 2 mempunyai jumlah yang banyak yaitu 18 siswa dengan prosentase 90%. Selain itu, perlu adanya sorotan bagi 2 siswa yang belum tuntas. Artinya bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan dibuktikannya data di atas. Seirama dengan hasil penelitian Fitrianingtyas dan Radia (2017: 719) bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar. Walaupun masih ada siswa yang belum memenuhi KKM yang ditetapkan, karena berbagai faktor dari dalam maupun dari luar siswa itu sendiri.

d. Refleksi

(18)

pembelajaran yang dilakukan kelihatan aktif dan siswa tidak seramai pembelajaran pada siklus 1.

Penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 yang dilakukan sudah bisa dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukkan dari meningkatnya hasil belajar siswa. Sejalan dengan penelitian Fitri dan Derlina (2015: 95) bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Peningkatan hasil belajar siswa juga nampak pada pra siklus, siklus 1 hingga siklus 2. Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar dari pra siklus 62,25 menjadi 75,50 pada siklus 1 kemudian mengalami peningkatan pada siklus 2 yaitu menjadi 83,00. Selain itu prosentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan. Hal tersebut juga dibuktikan dengan jumlah siswa yang tuntas pada pra siklus yaitu sebanyak 10 dari 20 siswa jika dipresentasikan 50% meningkat pada siklus 1 yaitu sebanyak 15 dari 20 siswa jika diprosentasikan 75% yang kemudian meningkat lagi menjadi 18 siswa dari 20 siswa jika diprosentasekan 90% pada siklus 2.

Meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa memang sudah dikatakan memuaskan. Namun demikian, masih ada 2 siswa yang belum tuntas. Untuk mengatasi hal ini dilakukan acara pengayaan dan remidial. Pengayaan ditujukan untuk siswa yang sudah tuntas, sedangkan remidial untuk siswa yang belum tuntas. Pengayaan dan remidial dilakukan setelah evaluasi siklus 2 untuk meningkatkan pengetahuan bagi siswa yang telah tuntas dan untuk menolong siswa yang belum tuntas.

4.2 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

(19)

Tabel 4.11

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Nilai

Rata-rata, Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Siswa Kelas 4

Hasil Belajar Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Nilai Rata-rata 62,25 75,50 83,00

Nilai Terendah 20 40 50

Nilai Tertinggi 90 100 100

Berdasarkan perbandingan hasil belajar yang berkaitan dengan nilai prosentase dan jumlah siswa dalam tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika SDN Kutowinangun 11 meningkat. Dibuktikan dari nilai rata-rata pra siklus sebesar 62,25 pada siklus 1 meningkat menjadi 75,50 dan kemudian pada siklus 2 terjadi peningkatan lagi menjadi 83,00.

Selain dari sisi nilai rata-rata, nilai minimal dan nilai maksimal siswa juga mengalami peningkatan. Skor minimal pada pra siklus sebesar 20, meningkat pada siklus I sebesar 40, dan kembali meningkat menjadi 50. Skor maksimal pada pra siklus 90, meningkat pada siklus 1 dan 2 menjadi 100.

Jumlah siswa yang tuntas dari KKM yang telah ditentukan yaitu ≥67 semakin meningkat. Pada pra siklus ada 10 siswa yang tuntas, siklus 1 ada 15 siswa dan siklus 2 ada 18 siswa tuntas. Perbandingan distribusi hasil belajar matematika berdasarkan ketuntasan lebih jelas dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12

Perbandingan Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus,

Siklus 1 dan Siklus 2 Siswa Kelas 4

No.

Ketuntasan Hasil Belajar

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

(f) (%) (f) (%) (f) (%)

1. Tuntas 10 50% 15 75% 18 90%

2. Tidak

Tuntas 10 50% 5 25% 2 10%

(20)

Tabel 4.12 merupakan tabel hasil belajar dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 pada mata pelajaran matematika kelas 4 SDN Kutowinangun 11. Pada pra siklus yang didapatkan dari nilai ulangan terdapat 10 siswa atau 50% dari keseluruhan jumlah siswa yang telah mencapai KKM yang ditentukan yaitu ≥67. Sebanyak 10 siswa atau 50% dari keseluruhan jumlah siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM.

Pada siklus 1 setelah diberi tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 15 siswa atau 75% dari keseluruhan jumlah siswa yang belum tuntas dan akan diberikan perbaikan pembelajaran di siklus 2.

Pada siklus 2 setelah diperbaiki kembali proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 jumlah siswa yang tuntas meningkat kembali menjadi 18 siswa atau 90% dari keseluruhan jumlah siswa. Sepaham dengan pernyataan peningkatan hasil belajar tentunya didahului dengan perbaikan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan memperhatikan hasil evaluasi dan refleksi di tiap-tiap pertemuan dan tiap siklus (Rismayani, 2013: 10).

(21)

4.3 Pembahasan

Pemberian tindakan dalam penelitian ini berlangsung selama 2 siklus setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada siklus 1 pertemuan pertama dengan materi mencari rumus luas bangun persegi menggunakan benda konkrit. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain siswa kurang mengerti tentang model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013, dalam proses pembelajaran masih banyak siswa sibuk sendiri dan membuat keramaian kelas. Selain itu karena terbiasa dengan proses pembelajaran yang lalu dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu guru menjadi sumber utama dalam pembelajaran. Pada pertemuan kedua siklus 1 masih ditemukan permasalahan seperti pertemuan pertama, sehingga guru terus menerus untuk memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun kegiatan-kegiatan yang direncanakan sudah banyak dilakukan tetapi kurang optimal yang ditujukan hasil penilaian observer terhadap pembelajaran yang dilakukan masih di bawah kriteria baik sekali.

Pada pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang ditunjukkan antara lain: siswa sudah terbiasa menempatkan diri sesuai tanggung jawab kelompok masing-masing berdasarkan perintah guru sehingga kondisi kelas tidak ramai dan siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013. Aktivitas siswa meningkat karena pembelajaran tersebut menuntut siswa untuk berpikir kritis (4C) dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat menemukan pengetahuannya sendiri. Serupa dengan pernyataan Discovery learning adalah metode yang mendorong siswa untuk sampai pada suatu kesimpulan berdasarkan pada aktivitas siswa itu sendiri dan observasinya oleh Balım (2009: 2).

(22)

mengembangkan sikap ilmiah, rasa ingin tahu, pemahaman konsep, dan sikap kritis siswa yang berpengaruh pada meningkatkan hasil belajar (Widiadnyana, 2014: 8).

Ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus sampai siklus 2. Nilai siswa yang diatas KKM dari pra siklus 10 siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 15 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 18 siswa dari 20 siswa. Nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 62,25 dengan ketuntasan klasikal 50% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pembelajaran nilai rata-rata siklus 1 menjadi 75,50 dengan ketuntasan belajar mencapai 75% siswa tuntas, sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83,00 dengan ketuntasan klasikal mencapai 90% siswa tuntas hasil belajarnya.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Matematika
Tabel 4.2
Tabel 4.3. di bawah ini:
Tabel 4.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dalam suatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berlebihan, sehingga berada dalam suatu keadaan di mana sebagian tenaga kerjanya dipindahkan ke sektor lain tetapi

berupa kilap logam dan memiliki belahan yang sempurna pecahan konkoidal cerat dari. mineral tersebut abu-abu tingkat kekerasan 2,5 skala

Temuan penelitian ini menunjukan bahwa :(1) Proses peminjaman di Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” dilakukan dengan cara bergilir yang bertujuan supaya para

Fx S!nmrja, Undrng.Undrtrg l'lak HrltArdT EhYriB lderl, Trng!.pi i. dan MNukan rrds RUU Hok'Hak Abs-lm.h , Makalah Uil

Adalah suatu kegiatan ijtihad yang dilakukan seorang ulama mengenai hukum syara', dengan menggunakan metode istinbath hukum yang telah dirumuskan oleh imam mazhab, baik yang

Penelitian ini dilakukan di Desa KepatihanKecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Kepatihanmerupakan pemerintahan desa yang terletak di pusat kota Kabupaten Jombang, posisi

Pada era transisi yang dialami masyarakat Indonesia saat ini dari masyarakat agraris menuju modern.Keindahan sebuah pernikahan sering kali ternodai dengan kekerasan

External heat gain merupakan : pertambahan panas yang disebabkan adanya panas radiasi matahari secara langsung dan perbedaan temperature dari udara luar bangunan